BAB I
PENDAHULUAN1.1. Latar BelakangPenyakit kardiovaskuler merupakan
sosok penyakit yang sangat menakutkan. Angka kematian di seluruh
dunia akibat penyakit kardiovaskuler adalah 30%, dari semua
penyebab kematian (laporan WHO tahun 2004). Terjadi satu kematian
akibat penyakit kardiovaskular setiap dua detik, serangan jantung
setiap lima detik dan akibat stroke setiap enam detik. Bisa
dibayangkan berapa banyak orang yang meninggal saat kita sedang
menghabiskan waktu kita selama 10 menit menyantap makan siang.
Setiap tahunnya diperkirakan 17 juta orang meninggal akibat
penyakit kardiovaskular dengan angka yang terus menaik. Pada tahun
2005, angka kematian akibat penyakit kardiovaskular mencapai 17,5
juta. Sekitar 7,6 juta diantaranya terjadi karena penyakit jantung
koroner dan 5,7 juta karena stroke. Diperkirakan kematian global
akibat penyakit kardiovaskular mencapai sekitar 25 juta pada tahun
2020. Ini merupakan angka yang cukup menghebohkan, meskipun di
tahun-tahun berikutnya bisa lebih menghebohkan lagi.
Sementara dari sekitar 10 juta orang di dunia yang selamat dari
stroke setiap tahunnya, lebih dari 5 juta diantaranya mengalami
cacat permanen. Hal ini disebabkan penyakit stroke membuat darah
muncrat keluar dari pembuluh darah yang pecah di sekitar otak dan
menghancurkan sel-sel otak yang seharusnya terlindungi dari
gangguan apapun. Mereka yang mengalami kecacatan akibat penyakit
stroke cenderung tidak bisa bekerja dan produktif lagi seperti
orang dewasa yang sehat sehingga menjadi beban tersendiri bagi
keluarga dan masyarakat. Pada tahun 2020, penyakit kardiovaskular
diperkirakan menempati posisi yang lebih tinggi di atas penyakit
menular sebagai penyebab kecacatan terbesar di seluruh dunia.
Penyakit kardiovaskuler adalah penyebab kematian yang utama di
seluruh dunia. Penyakit ini menyerang penduduk di negara-negara
maju maupun negara berkembang di dunia. Penyakit ini merupakan
penyakit yang umumnya terbatas pada orang dewasa dan orang tua
terutama yang berusia 60 tahun ke atas, karena usia juga merupakan
salah satu faktor risiko terkena penyakit kardiovaskuler, namun hal
yang mengkhawatirkan adalah kecenderungan terdapat semakin
banyaknya orang-orang usia muda yang menderita penyakit ini di
seluruh dunia. Hal ini bisa terjadi karena adanya perubahan gaya
hidup, terutama pada orang muda perkotaan modern. Kemajuan di
bidang pariwisata, komunikasi, informasi, dan cara berpikir justru
menjadi pedang bermata dua yang dapat digunakan oleh manusia untuk
memajukan kepentingannya atau justru menghancurkan diri
sendiri.
Ketika era globalisasi menyebabkan informasi semakin mudah
diperoleh, negara berkembang dapat segera meniru kebiasaan negara
barat yang dianggap cermin pola hidup modern. Sejumlah perilaku
seperti mengkonsumsi makanan siap saji (fast food), makanan
berkadar lemak jenuh tinggi, kebiasaan merokok, minuman beralkohol,
kerja berlebihan, kurang berolah raga, dan stress, telah menjadi
gaya hidup manusia terutama di perkotaan. Padahal kesemua perilaku
tersebut merupakan faktor-faktor penyebab penyakit kardiovaskuler.
Masyarakat hanya ingin menikmati pemuasan perutnya saja, tanpa
berpikir bahwa apa yang dia makan dan kerjakan saat ini mungkin
saja merupakan faktor penentu kelangsungan hidupnya kelak. Orang
tidak akan berpikir untuk berhenti ketika menikmati makanan cepat
saji karena rasa yang dihidangkan. Akan tetapi jika saja mereka
memahami dengan baik bahwa makanan cepat saji yang beredar adalah
makanan yang tidak memiliki gizi dan merupakan salah satu faktor
pembunuh jantung, mereka mungkin akan langsung berhenti makan dan
membuangnya. Hal ini berlaku juga untuk kebiasaan merokok, minum
minuman beralkohol, kurang berolahraga, dan lain-lain.
Pengobatan penyakit kardiovaskuler dimulai dari usaha mengubah
gaya hidup dalam hal jenis makanan, kebiasaan olah raga dan
mengurangi faktro resiko yang dikenal seperti minum alkohol dan
merokok. Hal-hal ini kemudian dipadukan dengan obat-obatan yang
dapat menjadi pilihan pengobatan jangka panjang bagi
pasien.1.2Rumusan Masalah
Bagaimana Pengertian Obat Kardiovaskuler ? Bagaimana Sintesa
Obat Bradiaritmia Atropin Sulfat dan Mekanisme Kerjanya ? Bagaimana
Identifikasi Atropin Sulfat ?
Apa saja contoh obat Atropin Sulfat ?
1.3Tujuan
Untuk Mengetahui Bagaimana Pengertian Obat Kardiovaskuler
Untuk Mengetahui Bagaimana Sintesa Obat Bradiaritmia Atropin
Sulfat Untuk Mengetahui Bagaimana Identifikasi Atropin Sulfat Untuk
Mengetahui Apa Saja Contoh Obat Atropin Sulfat 1.4Manfaat
Agar Mahasiswa Dapat Mengetahui Pengertian Obat
Kardiovaskuler
Agar Mahasiswa Dapat Mengetahui Sintesa Obat Bradiaritmia
Atropin Sulfat
Agar Mahasiswa Dapat Mengetahui Reaksi Identifikasi Atropin
Sulfat
Agar Mahasiswa Dapat Mengetahui Apa saja contoh obat Atropin
Sulfat BAB IIPEMBAHASAN1. Pengertian Obat Kardiovaskuler Obat
kardiovaskular adalah senyawa yang digunakan untuk mencegah atau
mengobati penyakit kardiovaskular (buluh jantung). Penyakit ini
menempati ururtan pertama sebagai penyebab kematian di banyak
Negara. Di Amerika sekitar 51% kematian disebabkan oleh penyakit
kardiovaskular. Untuk pengobatan penyakit buluh jantung dapat
digunakan kardiotonik, obat antiaritmia, obat antihipertensi atau
diuretika.Untuk pengobatan beberapa penyakit buluh darah dapat
dilakukan dengan cara pembedahan dan diberikan vasodilator, obat
antihipertensi, obat untuk aterosklerosis atau antilipemik, obat
antiangina dan antikoagulan.Berdasarkan efek farmakologisnya obat
kardiovaskular dibagi menjadi enam kelompok, yaitu kardiotonik,
obat antiaritmia, obat antihipertensi, obat antiangina, vasodilator
dan obat antilipemik.
Kardiotonik adalah obat yang dapat meningkatkan kekuatan
kontraksi jantung & menunjukanj efek penting pada eksitabilitas
(mudah dirangsang), automatisitas & kecepatan konduksi jantung
kardiotonik terutama di gunakan di gunakan untuk pengobatan payah
jantung kongestif, fibrilasi & denyut atrial serta pengobatan
takikardia atrial paroksismal. Pada pengobatan takiaritmia atau
kegagalan ventrikular akut, sebagai pilihan adalah Ouabain &
deslanatosid C karena mempunyai awal kerja cepat dan dapat
diberikan secara intravena untuk keadaan yang kurang akut atau
kronik diberikan daun digitalis atau digitoksin secara oral karena
mempunyai masa kerja yg panjang.
Digitoksin mempunyai awal kerja & masa kerja yang cukup
(moderat) Indeks terapetik obat kardiotonik relatif sama, mempunyai
batas keamanan yg sempit, dosis pengobatan 50-60% dosis toksik
penggunaan jangka panjang glkosida jantung menimbulkan intoksikasi
digitalis dgn gejala awal penurunan nafsu makan, salivasi, mual,
muntah & diare. Efek samping umum adalah timbulnya
hipokalemi.Mekanisme kerja glikosida jantung masih belum sepenuhnya
diketahui. Ada 3 hipotesis tentang mekanisme kerja glikosida
Jantung yaitu: Mempengaruhi pergerakan ion Na dan K dalam melewati
membrane miokardial sehingga sel kehilangan ion K
bekerja secara langsung pada protein kontraktil, yaitu pada
aktin & miosin dari miokardial meningkatkan kadar ion Ca dalam
sel dengan melepaskan kation tersebut dari tempat ikatannya dan
meningkatkan pemasukan ion melalui membran sel.
Obat Antiaritmia adalah senyawa yang digunakan untuk memperbaiki
atau memodifikasi irama jantung sehingga menjadi normal. Aritmia
jantung disebabkan oleh kelainan pembentukan rangsangan elektrik
dan gangguan konduksi rangsangan melalui miokardium. Kerja Obat
antiaritmia adalah dengan memodifikasi secara langsung atau tidak
langsung makromolekul yang mengontrol aliran ion transmembran
miokardial. Obat antiaritmia menurunkan otomatisitas pacu jantung
ektropik lebih daripada nodus sinoatrial. Hal ini terutama dicapai
dengan menghambat secara selektif saluran natrium atau saluran
kalsium daripada sel yang didepolarisasi.
Obat penghambat saluran yang berguna untuk pengobatan mempunyai
afinitas tinggi untuk saluran aktif (yaitu selama fase 0) atau
saluran inaktif (selama fase 2) tetapi afinitasnya sangat rendah
untuk saluran lainnya.Karena itu, obat ini menghambat aktifitas
listrik apabila ada takikardia yang cepat (banyak saluran aktif dan
tidak aktif per satuan waktu) atau ada potensial istirahat hilang
secara bermakna (banyak saluran tidak aktif selama istirahat).Kerja
tersebut sering digambarkan sebagai use dependent atau state
dependent yaitu saluran yang sering digunakan atau dalam status
inaktif,yang lebuh mudah dihambat. Saluran dalam sel normal yang
dihambat oleh obat selama siklus normal aktif atau tidak aktif akan
segera melepaskan obat dari reseptor selama bagian siklus
istirahat. Saluran dalam otot jantung yang didepolarisasi secara
kronis (yaitu mempunyai potensial istirahat lebih positif dari pada
-75mV ) akan pulih dari hambatan secara sangat lambat . Pada
aritmia reentry, yang tergantung pada hantaran yang tertekan secara
kritis, kebanyakan obat antiaritmia memperlambat hantaran lebih
lanjut melalui satu atu kedua mekanisme. Etiologi aritmia jantung
dalam garis besarnya dapat disebabkan oleh : Peradangan jantung,
misalnya demam rematik, peradangan miokard (miokarditis karena
infeksi).
Gangguan sirkulasi koroner (arterosklerosis koroner atau spasme
arteri koroner), misalnya iskemia miokard, infark miokard.
Karena obat (intoksikasi) antara lain oleh digitalis, quinidin
dan obat-obat anti aritmia lainnya.
Gangguan keseimbangan elektrolit (hiperkalemia,
hipokalemia).
Gangguan pada pengaturan susunan saraf otonom yang mempengaruhi
kerja dan irama jantung
Gangguan metabolik (asidosis, alkalosis).
Gangguan endokrin (hipertiroidisme, hipotiroidisme).
Gangguan irama jantung karena kardiomiopati atau tumor
jantung.
Gangguan irama jantung karena penyakit degenerasi (fibrosis
sistem konduksi jantung). Macam Macam Aritmia Sinus
TakikardiMeningkatnya aktifitas nodus sinus, gambaran yang penting
pada ECG adalah : laju gelombang lebih dari 100 X per menit, irama
teratur dan ada gelombang P tegak disandapan I,II dan aVF. Sinus
bradikardi
Penurunan laju depolarisasi atrim. Gambaran yang terpenting pada
ECG adalah laju kurang dari 60 permenit, irama teratur, gelombang p
tgak disandapan I,II dan aVF. Komplek atrium premature
Impul listrik yang berasal di atrium tetapi di luar nodus sinus
menyebabkan kompleks atrium prematur, timbulnya sebelu denyut sinus
berikutnya. Gambaran ECG menunjukan irama tidak teratur, terlihat
gelombang P yang berbeda bentuknya dengan gelombang P berikutnya.
Takikardi Atrium
Suatu episode takikardi atrium biasanya diawali oleh suatu
kompleks atrium prematur sehingga terjadi reentri pada tingkat
nodus AV. Fluter atrium.
Kelainan ini karena reentri pada tingkat atrium. Depolarisasi
atrium cept dan teratur, dan gambarannya terlihat terbalik
disandapan II,III dan atau aVF seperti gambaran gigi gergaji.
Fibrilasi atrium
Fibrilasi atrium bisa tibul dari fokus ektopik ganda dan atau
daerah reentri multipel. Aktifitas atrium sangat cepat.sindrom
sinus sakit. Komplek jungsional premature Irama jungsional
Takikardi ventrikuler
2.2Sintesa Obat ATROPIN SULFAT dan Mekanisme KerjanyaRumus
Bangun
Atropin adalah salah satu jenis alkaloid yang banyak di temukan
pada famili solanaceae salah satunya adalah kecubung (datura metel
linn).Kecubung (Datura metel linn) merupakan tumbuhan C3. Pada
Datura metel, fiksasi karbon awal terjadi melalui rubisco, enzim
siklus Calvin yang menambahkan CO2 pada ribulosa bisfosfat. Disebut
tumbuhan C3 karena produk fiksasi karbon organik pertama adalah
senyawa berkarbon tiga, 3-fosfogliserat. Pada tanaman ini banyak
mengandung alkaloid salah satunya adalah atropin. Atropin yang di
peroleh pada tanaman kecubung (datura metel,linn) termasuk dalam
metabolit sekunder jenis alkaloid. Alkaloid adalah senyawa basa
nitrogen organik yang terdapat dalam tumbuhan. Kebanyakan alkaloid
menunjukkan aktivitas fisiologis tertentu sehingga metabolit
sekunder ini banyak di gunakan sebagai obat.
Pada umumnya alkaloid mengandung satu atom nitrogen, akan tetapi
beberapa alkaloid (misalnya ergometrin,fisostigmin,kafein)
mempunyai lebih dari satu nitrogen dalam molekulnya. Atom nitrogen
dapat sebagai amin primer (RNH),amin sekunder (RNH),amin tersier
(R3N),senyawa amonium kuartener (R4NX). Atropin merupakan senyawa
yang berbentuk kristal putih,rasa sangat pahit,titik lebur 115 dan
terdiri dari amine antimuscarinic tersier. Atropin merupakan
antagonis reseptor kolinergik yang diisolasi dari Atropa belladona
L, Datura stramonium L dan tanaman lain dari family Solanaceae.
Atropin merupakan agen preanestesi yang digolongkan sebagai
antikolinergik atau parasimpatolitik. Atropin sebagai prototip
antimuskarinik mempunyai kerja menghambat efek asetilkolin pada
syaraf postganglionik kolinergik dan otot polos. Hambatan ini
bersifat reversible dan dapat diatasi dengan pemberian asetilkolin
dalam jumlah berlebihan atau pemberian antikolinesterase.Atropin
dapat menimbulkan beberapa efek, misalnya pada susunan syaraf
pusat, merangsang medulla oblongata dan pusat lain di otak,
menghilangkan tremor, perangsang respirasi akibat dilatasi bronkus,
pada dosis yang besar menyebabkan depresi nafas, eksitasi,
halusinasi dan lebih lanjut dapat menimbulkan depresi dan paralisa
medulla oblongata. Efek atropin pada mata menyebabkan midriasis dan
siklopegia. Pada saluran nafas, atropin dapat mengurangi sekresi
hidung, mulut dan bronkus. Efek atropin pada sistem kardiovaskuler
(jantung) bersifat bifasik yaitu atropin tidak mempengaruhi
pembuluh darah maupun tekanan darah secara langsung dan menghambat
vasodilatasi oleh asetilkolin. Pada saluran pencernaan, atropin
sebagai antispasmodik yaitu menghambat peristaltik usus dan
lambung, sedangkan pada otot polos atropin mendilatasi pada saluran
perkencingan sehingga menyebabkan retensi urin.
Dari segi biogenetik, alkaloid diketahui berasal dari sejumlah
kecil asam amino yaitu ornitin dan lisin yang menurunkan alkaloid
alisiklik, fenilalanin dan tirosin yang menurunkan alkaloid jenis
isokuinolin, dan triftopan yang menurunkan alkaloid indol. Reaksi
utama yang mendasari biosintesis senyawa alkaloid adalah reaksi
mannich antara suatu aldehida dan suatu amina primer dan sekunder,
dan suatu senyawa enol atau fenol. Biosintesis alkaloid juga
melibatkan reaksi rangkap oksidatif fenol dan metilasi. Jalur
poliketida dan jalur mevalonat juga ditemukan dalam biosintesis
alkaloid. Sedangkan biosintesis dari atropin adalah ornithine
disatukan secara stereospesifik membentuk cincin pyrrolidine. Sisa
3 atom C diperoleh dr asetat menghasilkan separuh piperidine.
Metilasi via transmetilasi S-adenosilmetionin menyempurnakan inti
tropin. Fenilalanin merupakan prekursor tropic acid. Rantai samping
fenilalanin mengalami penataan ulang intramolekuler selama proses
konversi. Esterifikasi tropic acid dengan tropine menghasilkan
atropin dan hyoscyamine.Mekanisme kerja
Mekanisme kerja Atropine memblok aksi kolinomimetik pada
reseptor muskarinik secara reversible (tergantung jumlahnya) yaitu,
hambatan oleh atropine dalam dosis kecil dapat diatasi oleh
asetilkolin atau agonis muskarinik yang setara dalam dosis besar.
Hal ini menunjukan adanya kompetisi untuk memperebutkan tempat
ikatan. Hasil ikatan pada reseptor muskarinik adalah mencegah aksi
seperti pelepasan IP3 dan hambatan adenilil siklase yang di
akibatkan oleh asetilkolin atau antagonis muskarinik lainnya. Efek
atropin pada sistem kardiovaskuler (jantung) bersifat bifasik yaitu
atropin tidak mempengaruhi pembuluh darah maupun tekanan darah
secara langsung dan menghambat vasodilatasi oleh asetilkolin.
Taksonomi TumbuhanSenyawa atropin ini dihasilkan dari tanaman
kecubung (datura metel,linn.) yang mempunyai taksonomi tanaman
sebagai berikut :Kingdom
: PlantaeFilum
: MagnoliophytaKelas
: MagnoliopsidaOrdo
: SolanalesFamilia
: SolanaceaeGenus
: DaturaSpesies
: Datura metelSinonim: Datura fastuosa, Linn. D. alba, Ness. D.
fastuosa, Linn. Var alba C.B.Clarke. Daturae folium, Hindu datura,
Datura sauveolens, Datura stramonium, Hyoscyamus niger,Black
Henbane, Devil's Trumpet, Metel, Downy Thorn-Apple.Nama Lokal:
Kecubung (Jawa, Sunda), Kacobhung (Madura), Bemebe (Madura),
Bulutube (Gorontalo), Taruapalo (Seram), Tampong-tampong (Bugis),
Kecubu (Halmahera, Ternate), Padura (Tidore), Karontungan,
Tahuntungan (Minahasa).Nama Melayu: Kechubung, Terung pengar,
Terung pungak. Ciri ciri dari tanaman ini adalah sebagai berikut
:Cabang: Cabangnya banyak dan mengembang ke kanan dan ke kiri
sehingga membentuk ruang yang lebar. Tinggi dari tumbuhan kecubung
0,5-2 m. Daun : Berbentuk bulat telur, tunggal, tipis, dan pada
bagian tepinya berlekuk lekuk tajam dan letaknya berhadap-hadapan.
Serta ujung dan pangkal meruncing dan pertulangannya menyirip. Daun
Kecubung berwarna hijau.Bunga : Bunga Kecubung tunggal menyerupai
terompet dan berwarna putih atau lembayung. Mahkotanya berwarna
ungu. Panjang bunga lebih kurang 12-18 cm. Bunga bergerigi 5-6 dan
pendek. Tangkai bunga sekitar 1-3 cm. Kelopak bunga bertaju 5
dengan taju runcing. Tabung mahkota berbentuk corong, rusuk kuat,
dan tepian bertaju 5. Taju dimahkotai oleh suatu runcingan. Benang
sari tertancap pada ujung dari tabung mahkota dan sebagai bingkai
berambut mengecil ke bawah. Bunga mekar di malam hari. Bunga
membuka menjelang matahari tenggelam dan menutup sore
berikutnya.Buah : Buah Kecubung hampir bulat yang salah satu
ujungnya didukung oleh tangkai tandan yang pendek dan melekat kuat.
Buah Kecubung bagian luarnya dihiasi duri-duri pendek dan dalamnya
berisi biji-biji kecil warna kuning kecoklatan. Diameter buah ini
sekitar 4-5 cm. Buah yang masih muda berwarna hijau, sedangkan yang
sudah tua berwarna hijau tua. Bakal buah dalam paroan bawah beruang
4 dan pada puncak beruang 2. Buah duduk pada dasar bunga yang
menebal dan melebar ditambah sisa-sisa dari kelopak. Buah berbentuk
bola, dinding pada waktu masak terpecah kecil-kecil dan tidak
teratur.Biji: Berwarna kuning cokelat, gepeng berbentuk telinga,
berbintik atau bersaluran (tidak terang).Akar
: Akar Kecubung adalah sistem perakaran tunggang.Salah satu
genus dari famili solanaceae yaitu datura yang juga dikenal dengan
kecubung merupakan salah satu genus yang tersebar luas di
Indonesia, terutama di daerah yang beriklim kering, biasanya
sebagai tumbuhan liar di tempat terbuka pada tanah berpasir yang
tidak begitu lembab, dari dataran rendah sampai 800 m di atas
permukaan laut.Tumbuhan ini sangat berpotensi untuk dikembangkan,
karena tumbuhan ini menghasilkan berbagai jenis senyawa kimia yang
memiliki aktivitas biologi di antaranya adalah Mengandung 0,3-0,43%
alkaloid, 85% saopolamine, dan 15% hyosciamine dan atropin,
tergantung dari varietas, lokasi dan musim. Isolasi dari
alkaloidnya terdapat senyawa metil kristalin yang mempunyai efek
relaksan pada otot lurik (otot gerak). Perbanyakan tanaman ini
dengan melalui biji dan stek. 2.3Identifikasi ATROPINE SULFAT
Atropine sulfate mengandung tidak kurang dari 98,0 % C34H46N2O6.
H2SO4. Di hitung terhadap zat yang telah di keringkan.
Pemerian: Hablur tidak berwarna, atau serbuk putih, tidak
berbau, sangat pahit, sangat beracun.
Identifikasi A : campur 1 mg dengan 5 tetes Asam Nitrat
(HNO3(p)) uapkan di atas tangas air hingga kering. Pada sisa yang
telah dingin tambahkan 2 ml aseton, kemudian 3 atau 4 tetes larutan
kalium hidroksida 3 % dalam methanol ( warna violet tua
2.4Contoh Obat Atropin Sulfat
Nama Generik : Atropine Sulfat
Dosis :Pengobatan bradikardia, pulseless electrical activity
(PEA) dalam serangan jantung. Dosis untuk bradiasystolic adalah
0,5-1 mg IV push setiap tiga sampai lima menit, sampai dosis
maksimum 0,04 mg / kg. Untuk bradikardia gejala, dosis biasa adalah
0,5-1,0 mg IV push, dapat mengulang setiap 3 sampai 5 menit sampai
dosis maksimum 3,0 mg
Indikasi: - Meringankan gejala gangguan pada gastrointestinal
yang ditandai dengan spasme otot polos (antispasmodic).
Mydriasis dan cyclopedia pada mata
Premedikasi untuk mengeringkan sekret bronchus dan saliva yang
bertambah pada intubasi dan anestesia inhalasi
Mengembalikan bradikardi yang berlebihan Bersama dengan
neostigmin untuk mengembalikan penghambatan non-depolarising
neuromuscular Antidotum untuk keracunan organophosphor Resusitas
Kardio-Pumober (Cardiopulmonary resuscitation).
Kontra Indikasi : Antimuscarinic kontraindikasi pada
angle-closure glaucoma (glaukoma sudut sempit), myasthenia gravis (
tetapi dapat digunakan untuk menurunkan efek samping muskarinik
dari antikolinesterase), paralytic ileus, pyloric stenosis,
pembesaran prostatInteraksi Obat : - Meningkatkan efek/toksisitas :
Antihistamin, fenotiazin, TCAs dan obat lain dengan aktivitas
antikolinergik dapat meningkatkan efek antikolinergik dari atropin
jika digunakan secara bersamaan.
Amine sympathomimetic dapat menyebabkan tachyrrhytmias; hindari
penggunaan secara bersamaan.
Menurunkan efek: Efek antagonis terjadi dengan obat
phenothiazine.Efek levodopa dapat diturunkan(data klinik
tervalidasi terbatas).
Obat-obat dengan mekanisme cholinergic (metochlopramide,
cisapride, bethanecol) menurunkan efek antikolinergik atropin.
Efek Samping : Efek samping antimuskarinik termasuk kontipasi,
transient (sementara) bradycardia (diikuti dengan takikardi,
palpitasi, dan aritmia), penurunan sekret bronkial, retensi urin,
dilatasi pupil dengan kehilangan akomodasi , fotophobia, mulut
kering; kulit kering dan kemerahan. Efek samping yang terjadi
kadang-kadang : kebingungan (biasanya pada usia lanjut) , mual,
muntah dan pusing.BAB IIIPENUTUP3.1KesimpulanObat kardiovaskular
adalah senyawa yang digunakan untuk mencegah atau mengobati
penyakit kardiovaskular (buluh jantung). Penyakit ini menempati
ururtan pertama sebagai penyebab kematian di banyak Negara. Di
Amerika sekitar 51% kematian disebabkan oleh penyakit
kardiovaskular. Untuk pengobatan penyakit buluh jantung dapat
digunakan kardiotonik, obat antiaritmia, obat antihipertensi atau
diuretika.Untuk pengobatan beberapa penyakit buluh darah dapat
dilakukan dengan cara pembedahan dan diberikan vasodilator, obat
antihipertensi, obat untuk aterosklerosis atau antilipemik, obat
antiangina dan antikoagulan.Berdasarkan efek farmakologisnya obat
kardiovaskular dibagi menjadi enam kelompok, yaitu kardiotonik,
obat antiaritmia, obat antihipertensi, obat antiangina, vasodilator
dan obat antilipemik.
Kardiotonik adalah obat yang dapat meningkatkan kekuatan
kontraksi jantung & menunjukanj efek penting pada eksitabilitas
(mudah dirangsang), automatisitas & kecepatan konduksi jantung
kardiotonik terutama di gunakan di gunakan untuk pengobatan payah
jantung kongestif, fibrilasi & denyut atrial serta pengobatan
takikardia atrial paroksismal. Pada pengobatan takiaritmia atau
kegagalan ventrikular akut, sebagai pilihan adalah Ouabain &
deslanatosid C karena mempunyai awal kerja cepat dan dapat
diberikan secara intravena untuk keadaan yang kurang akut atau
kronik diberikan daun digitalis atau digitoksin secara oral karena
mempunyai masa kerja yg panjang.
Obat Antiaritmia adalah senyawa yang digunakan untuk memperbaiki
atau memodifikasi irama jantung sehingga menjadi normal. Aritmia
jantung disebabkan oleh kelainan pembentukan rangsangan elektrik
dan gangguan konduksi rangsangan melalui miokardium. Kerja Obat
antiaritmia adalah dengan memodifikasi secara langsung atau tidak
langsung makromolekul yang mengontrol aliran ion transmembran
miokardial.
Efek atropin pada sistem kardiovaskuler (jantung) bersifat
bifasik yaitu atropin tidak mempengaruhi pembuluh darah maupun
tekanan darah secara langsung dan menghambat vasodilatasi oleh
asetilkolin3.2Saran
Penyakit kardiovaskuler adalah penyebab kematian yang utama di
seluruh dunia. Penyakit ini menyerang penduduk di negara-negara
maju maupun negara berkembang di dunia. Penyakit ini merupakan
penyakit yang umumnya terbatas pada orang dewasa dan orang tua
terutama yang berusia 60 tahun ke atas, karena usia juga merupakan
salah satu faktor risiko terkena penyakit kardiovaskuler, namun hal
yang mengkhawatirkan adalah kecenderungan terdapat semakin
banyaknya orang-orang usia muda yang menderita penyakit ini di
seluruh dunia. Hal ini bisa terjadi karena adanya perubahan gaya
hidup, terutama pada orang muda perkotaan modern. Kemajuan di
bidang pariwisata, komunikasi, informasi, dan cara berpikir justru
menjadi pedang bermata dua yang dapat digunakan oleh manusia untuk
memajukan kepentingannya atau justru menghancurkan diri
sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Depkes RI.
Jakarta
Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-dasar
Kimia Organik. Bina Aksara. Jakarta.
Vogel, 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semi Mikro, edisi ke 5. PT. Kalman Media Pustaka. JakartaRogers MF,
Wink M. (1998). Alkaloid: biokimia, ekologi, dan obat-obatan
aplikasi. Plenum Press. Plenum Press. pp. 23
Underwood, A. L, 2002. Analisis Kimia Kualitatif. Jakarta
:Erlangga
AKADEMI FARMASI JAMBI |KIMIA FARMASI II [OBAT
BRADIARITMIAATROPIN SULFAT]1