Top Banner
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Keluarga 1. Pengertian keluarga Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional serta social dari tiap anggota keluarga (Duvall dan Logan dalam Setyowati, 2008). Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dengan anaknya (UU No. 10 tahun 1992 dalam Suprajitno, 2004). Dari kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah : a. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan perkawinan atau adopsi. b. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jiaka terpisah mereka tetap memperhatikan satu sama lain. c. Anggota keluarga berintaeraksi satu sama lain dan masing- masing mempunyai peran sosial suami, istri, anak, kakak, adik. d. Mempunyai tujuan ; 1) menciptakan dan mempertahankan budaya, 2) meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota. Dari uraian di atas menunjukkan bahwa keluarga juga merupakan suatu sistem. Sebagai sistem keluarga mempunyai anggota yaitu : Ayah, ibu, dan anak atau semua individu yang tinggal di dalam satu rumah tangga tersebut. Anggota keluarga tersebut saling berinteraksi dan
41

sindrom metabolik 1

Aug 06, 2015

Download

Documents

Ahmad Fauzi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: sindrom metabolik 1

1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Keluarga

1. Pengertian keluarga

Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan,

kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan

budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional serta

social dari tiap anggota keluarga (Duvall dan Logan dalam Setyowati,

2008).

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari

suami istri, atau suami istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu

dengan anaknya (UU No. 10 tahun 1992 dalam Suprajitno, 2004).

Dari kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa karakteristik

keluarga adalah :

a. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan

perkawinan atau adopsi.

b. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jiaka terpisah mereka

tetap memperhatikan satu sama lain.

c. Anggota keluarga berintaeraksi satu sama lain dan masing- masing

mempunyai peran sosial suami, istri, anak, kakak, adik.

d. Mempunyai tujuan ;

1) menciptakan dan mempertahankan budaya,

2) meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.

Dari uraian di atas menunjukkan bahwa keluarga juga merupakan

suatu sistem. Sebagai sistem keluarga mempunyai anggota yaitu : Ayah,

ibu, dan anak atau semua individu yang tinggal di dalam satu rumah

tangga tersebut. Anggota keluarga tersebut saling berinteraksi dan

Page 2: sindrom metabolik 1

2

interdependensi (saling ketergantungan) untuk mencapai tujuan bersama.

Keluarga merupakan system terbuka sehingga dapat dipengaruhi oleh

supra sistemnya, yaitu lingkungan (masyarakat) dapat mempengaruhi

masyarakat ( Supra Sistem ).

Oleh karena itu betapa pentingnya peran dan fungsi keluarga dalam

membentuk keluarga sebagai titik sentral pelayanan keperawatan. Diyakini

bahwa keluarga yang sehat akan mempunyai anggota yang sehat dan

mewujudkan masyarakat yang sehat.

Dapat dicontohkan apabila satu anggota keluarga menderita sakit,

maka semua anggota keluarga akan merasakannya, dan ini akan

mempengaruhi juga di dalam masyarakat.

2. Tipe Keluarga

Keluarga yang memperlukan pelayanan kesehatan berasal dari

berbagai macam pola kehidupan. Sesuai dengan perkembangan sosial

maka tipe keluarga berkembang mengikutinya. Agar dapat mengupayakan

peran serta keluarga dalam meningkatkan derajat kesehatan maka perawat

perlu mengetahui bebagai tipe keluarga.

Berikut ini tipe keluarga menurut Murwani (2007) :

a. Tipe Keluarga Tradisional

1) Keluarga inti, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami

istri,dan anak ( kandung atau angkat ).

2) Keluarga besar, yaitu keluarga inti ditambah dengan keluarga yang

lain Keluarga inti, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami,

istri, yang mempunyai hubungan darah, misalnya : kakek,nenek,

keponakan, paman bibi.

3) Keluarga “Dyad”, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami

dan istri tanpa anak.

Page 3: sindrom metabolik 1

3

4) “Single Parent”, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu

orang tua (ayah/ibu) dengan anak (kandun g/angkat). Kondisi ini

dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian.

5) “Single Adult”, yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri

seorang dewasa (misalnya seorang yang telah dewasa kemudian

tinggal kost untuk bekerja atau kuliah).

b. Tipe Keluarga Non Tradisional

1) “Commue Family”, yaitu lebih satu keluarga tanpa pertalian darah

hidup serumah.

2) Orang tua (suami – istri) yang tidak ada ikatan perkawinan dan

anak hidup dalam satu rumah tangga.

3) “Homoseksual”, yaitu dua individu yang sejenis (laki – laki) hidup

atau rumah tangga.

3. Fungsi keluarga

Friedmann (1986) mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga,

sebagai berikut :

a. Fungsi afektif

Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga, yang

merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk

pemenuhan kebutuhan psiko sosial. Keberhasilan melaksanakan fungsi

afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh

anggota keluarga. Tiap anggota keluarga saling mempertahankan iklim

yang positif. Hal tersebut dapat dipelajari dan dikembangkan melalui

interaksi dan hubungan dalam keluarga. Dengan demikian, keluarga

yang berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh anggota keluarga

dapat mengembangkan konsep diri positif.

Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam melaksanakan

fungsi afektif adalah :

Page 4: sindrom metabolik 1

4

1) Saling mengasuh ; cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling

mendukung antar anggota keluarga, mendapatkan kasih sayang dan

dukungan dari anggota yang lain. Maka, kemampuan untuk

memberikan kasih sayang akan meningkat, yang pada akhirnya

tercipta hubungan yang hangat dan saling mendukung. Hubungan

intim didalam keluarga merupakan modal besar dalam memberikan

hubungan dengan orang lain diluar keluarga / masyarakat

2) Saling menghargai. Bila anggota saling menghargai dan mengakui

keberadaan dan setiap hak anggota keluarga serta selalu

mempertahankan iklim yang positif, maka fungsi afektif akan

tercapai.

3) Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga dimulai sejak pasangan

sepakat memulai hidup baru. Ikatan anggota keluarga

dikembangkan melalui proses identifikasi dan penyesuaian pada

berbagai aspek kehidupan anggota keluarga. Orang tua harus

mengembangkan proses identifikasi yang positif sehingga anak-

anak dapat meniru tingkah laku yang positif dari kedua orang

tuanya.

b. Fungsi sosialisasi.

Sosialisasi adalah proses pengembangan dan perubahan yang dilalui

individu, yang menghasilkan interaksi sosial (Friedmann 1986).

Sosialisasi dimulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan tempat

individu untuk belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia

akan menatap ayah, ibu, dan orang – orang yang disekitarnya.

Kemudian beranjak balita dia mulai belajar bersosialisasi dengan

lingkungan sekitar meskipun demikian keluarga tetap berperan penting

dalam bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu dan

keluarga dicapai dalam interaksi atau hibungan antar anggota keluarga

yang diwujudkan dalam sosialisasi. Anggota keluarga belajar disiplin,

belajar norma-norma, budaya, dan prilaku melalui hubungan dan

interaksi keluarga.

Page 5: sindrom metabolik 1

5

c. Fungsi reproduksi

Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah

sumber daya manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang

sah, selain untuk memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan tujuan

untuk membentuk keluarga adalah untuk meneruskan keturunan.

Dalam hal ini keluarga juga berfungsi untuk memelihara dan

membesarkan anak.

d. Fungsi ekonomi

Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi

kebutuhan seluruh anggota keluarga seperti memenuhi kebutuhan

seluruh anggota keluarga seperti memenuhi kebutuhan akan makanan,

pakaian, dan tempat tinggal. Banyak pasangan sekarang kita lihat

dengan penghasilan yang tidak seimbang antara suami dan istri hal ini

menjadikan permasalahan yang berujung pada perceraian.

e. Fungsi perawatan kesehatan

Keluarga juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan praktek

asuhan kesehatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan

kesehatan, dan atu merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan

keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi status

kesehatan keluarga. Kesanggupan keluarga melaksanakan

pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga

yang dilaksanakan. Keluarga yang dapat melaksanakan tugas

kesehatan berarti sanggup menyeleseikan masalah kesehatan.

Tugas kesehatan keluaraga adalah sebagai berikut : (Friedmann 1998)

Page 6: sindrom metabolik 1

6

1) Mengenal masalah kesehatan

Ketidaksanggupan keluarga dalam mengenal masalah pada

diabetes mellitus salah satu faktor penyebabnya adalah karena

kurang pengetahuan tentang diabetes mellitus. Apabila keluarga

tidak mampu mengenal masalah diabetes mellitus,ppenyakit

tersebut akan mengakibatkan komplikasi.

2) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat.

Ketidaksanggupan keluarga dalam mengambil keputusan yang

tepat dalam melakukan tindakan disebabkan karena tidak

memahami tentang sifat,berat,dan luasnya masalah yang dihadapi

dan masalah tidak begitu menonjol. Penyakit diabetes mellitus

yang tanpa penanganan akan mengakibatkan komplikasi.

3) Memberikan perawatan pada anggota yang sakit.

Ketidakmampuan dalam merawat anggota keluarga disebabkan

karena tidak mengethui keadaan penyakit,misalnya keluarga tidak

mengetahui tentang pengertian, tanda dan gejala,penyebabnya dan

pengelolaan pada diabetes mellitus.

4) Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat.

Ketidaksanggupan keluarga dalam memelihara lingkungan yang

dapat berpengaruh terhadap kesehatan.

Ketidakmampuan ini disebabkan karena sumber-sumber dalam

keluarga tidak mencukupi,diantaranya adalah biaya.

5) Mempertahankan hubungan dengan (menggunakan) fasilitas

kesehatan masyarakat.

Hal ini sangat penting sekali untuk keluarga yang mempunyai

masalah diabetes mellitus. Agar penderita dapat memeriksakan

kesehatannya secara rutin.

Page 7: sindrom metabolik 1

7

4. Dimensi dasar struktur keluarga

Menurut Friedmann struktur keluarga terdiri atas :

a. Pola dan proses komunikasi

Pola interaksi keluarga yang bersifat terbuka dan jujur, Selalu

menyeleseikan konflik keluarga berpikiran positif, dan tidak

mengulang – ulang isu dan pendapat sendiri.

Karakteristik komunikasi keluarga berfungsi untuk :

1) Karakteristik pengirim :

a) Yakin dalam mengemukakan sesuatu atau pendapat.

b) Apa yang disampaikan jelas dan berkualitas.

c) Selalu meminta dan menerima umpan balik.

2) Karakteristik penerima :

a) Siap mendengarkan masukan dan pendapat dari anggota

keluarga

b) Memberikan umpan balik dari setiap pendapat yang di

kemukakan angota keluarga.

c) Melakukan validasi

b. Struktur Peran

Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan

posisi social yang di berikan. Yang dimasksud dengan posisi atau

status adalah posisi individu dalam masyarakat misalnya sebagai

suami, istrri, anak dan sebagainya. Tetapi terkadang pera ini tidak

dapat di jalankan oleh masing-masing individu dengan baik. Ada

beberapa anak yang terpaksa memenuhi kebutuhan anggota keluarga

yang lain sedang orang tua kereka entah kemana atau malah berdiam

diri di rumah.

c. Strukur Kekuatan

Kekuatan merupaka kemampuan (potensial dan aktual) dari

individu untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk mengubah

periklaku oranglain ke arah positif

Ada beberpa macam tipe kekuatan struktur kekuatan :

Page 8: sindrom metabolik 1

8

1) Legitimate power/kekuasaan/hak untuk mengontrol

Wewenang primer yang merujuk pada kepercayaan bersam bahwa

dalam suatu keluarga satu orang mempunyai hak untuk mengontrol

tingkah laku anggota keluarga yang lain.

2) Referent power/seseorang yang ditiru

Kekuasan yang dimilikiorang-orang tertentu gterhadap orang lain

karena identifikasi positif terhadap mereka,seperti identifikasi

positif seorang anak dengan orang tua (role mode).

3) Reward power/kekuasaan penghargaan

Pengaruh kekuasaan karena adanya harapan yang akan diterima

oleh seseorang dari orang yang mempunyai pengaruh karena

kepatuhan seseorang. Seperti ketaatan anak terhadap orang tua.

4) Coercive power/kekuasan paksaan/dominasi

Sumber kekuasaan mempunyai kemampuan untuk menghukum

dengan paksaan,ancaman, atau kekerasan bila mereka tidak mau

taat.

5) Affective power/kekuasaan afektif kekuasaan yang diberikan

melalui manipulasi dengan memberikan atau tidak memberikan

afeksi atau kehangatan, cinta kasih misalnya hubungan seksual

pasangan suami istri.

d. Nilai-Nilai Keluarga

Nilai merupakan suatu system sikap dan kepercayaan yangt secara

sadar atau tidak mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya.

nilai keluarga juga merupakan suatu perkembangan norma dan

peraturan.

Norma adalah pola perilaku yang baik, menurut masyarakat

berdasarkan system dala keluarga.

Budaya adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari,

dibagi, dan di tularkan ditularkan debggan tujuan untuk menylesaikan

masalah.

Page 9: sindrom metabolik 1

9

5. Peran perawat keluarga

Dari 5 fungsi keluarga diantaranya adalah fungsi perawat

kesehatan dimana perawat kesehatan bersama perawat menylesaikan

masalah kesehatan.

Perawat kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang

ditujukan keluarga sebagai unit pelayanan untuk mewujudkan keluarga

yang sehat. Fungsi perawat adalah membantu keluarga untuk

menylesaikan masalah keluarga dengan cara meningkatkan kesanggupan

keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan kesehatan keluarga.

Ada banyak peran perawat dalam membantu keluarga dalam

menylesaikan masalah atau melakukan perawatan kesehata keluarga,

diantaranya sebagai berikut :

a. Pendidik

Perawat perlu memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga

dengan tujuan sebagai berikut : (a) keluarga dapat melakukan program

asuhan kesehatan keluarga secara mandiri dan (b) bertanggung jawab

terhadap masalah kesehatan keluarga. Dengan diberikan pendidikan/

penyuluhan diharapkan keluarga mampu mengatasi dan bertanggung

jawab terhadap masalah kesehatannya.

b. Koordinator

Koordinasi diperlukan pada perawatan berkelanjutan agar pelayanan

yang komperhensif dapat tercapai. Koordinasi juga diperlukan untuk

mengatur program kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin ilmu agar

tidak terjadi tumpang tindih dan pengulangan.

c. Pelaksana

Perawawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik di rumah,

klinik, maupun di rumah sakit bertanggung jawab dalam memberikan

perawatan langsung. Kontak pertama perawat kepada keluarga melalui

anggota keluarga yang sakit. Perawat dapat mendemonstrasikan

kepada keluarga asuhan keperawatan yang diberikan dengan harapan

Page 10: sindrom metabolik 1

10

keluarga nanti dapat memberikan asuhan langsung kepada anggota

keluarga yang sakit.

d. Pengawas Kesehatan

Sebagai pengawas kesehatan perawat harus melakukan home visit atau

kunjungan rumah yang teratur untuk mengidentifikasi atau melakukan

pengkajian tentang kesehatan keluarga. Perawat tidak hanya

melakukan kunjungan tetapi diharapkan ada tindak lanjut dari

kunjungan ini.

e. Konsultan

Perawat sebagai nara sumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah

kesehatan. Agar keluarga mau memint nasehat pada perawat maka

hubungan antara keluarga dan perarawat harus dibuina dengan baik,

perawatn harus terbuka dan dapat dipercaya. Maka dengan demikian,

harus ada Bina Hubungan Saling Percaya (BHSP) antara perawat dan

keluarga.

f. Kolaborasi

Sebagai perawat di komunitas juga harus bekerja sama dengan

pelayanan rumah sakit, puskesmas dan anggota tim kesehatan yang

lain untuk mencapai tahap kesehatan keluarga yang optimal.

Kolaborasi tidak hanya dilakukan sebagai perawat di rumah sakit

tetapi di keluarga dan komunitaspun juga dapat di laksanakan.

g. Fasilitator

Peran perawat komunitas disini adalah membantu keluarga dalam

menghadapi kendala untuk meningkatkan derajat kesehatan yang

optimal. Kendala yang sering di alami keluarga keraguan didalam

menggunakan pelayanan kesehatan, masalah ekonomi dan sosial

budaya. Agar dapat melaksanakan peran fasilitator dengan baik, maka

perawat komunitas harus mengetahui sistem pelayanan kesehatan,

misalnya system rujukan dan dana sehat.

Page 11: sindrom metabolik 1

11

h. Penemu Kasus

Peran perawat komunitas yang juga sangat penting adalah

mengidentifikasi kesehatan secara dini (Case Finding), sehingga tidak

terjadi ledakan atau kejadian luar biasa (KLB).

i. Modifikasi Lingkungan

Perawat komunitas juga harus dapat memodifikasi lingkungan, baik

lingkungan rumah, masyarakat, dan lingkungan sekitarnya agar dapat

tercipta lingkungan yang sehat. Lingkungan yang baik untuk diabetes

mellitus adalah dengan penataan perabot rumah yang rapi,pencahayaan

yang terang,lantai bersih dan tidak licin.

j. Alasan keluarga menjadi focus Asuhan Keperawatan keluarga

Menurut Friedman (1998)

1) Keluarga terdiri dari anggota yang saling ketergantungan satu sama

lainnya (interdependent) dan berpengaruh dengan yang lainnya.

Jika salah satu sakit maka anggota keluarga yang lain juga

merupakan bagian yang sakit.

2) Adanya hubungan yang kuat diantara keluarga dengan status

kesehatan anggotanya, maka anggota keluarga sangat penting

peranannya dalam setiap pelayanan keperawatan.

3) Tingkat kesehatan anggota keluarga sangat significant dengan

aktivitas didalam promosi kesehatan.

4) Keadaan sakit pada salah satu anggota keluarga dapat sebagai

indikasi problem yang sama didalam anggota keluarga yang lain.

Page 12: sindrom metabolik 1

12

B. Konsep Dasar Diabetes Mellitus

1. Pengertian

Diabetes mellitus adalah keadaan hipergklemi kronik yang disertai

dengan berbagai kelainan metabolic akibat gangguan hormonal, yang

menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf dan

pembuluh darah, desertai lesi pada membran besalis dalam pemeriksaan

dengan mikroskop electron ( Mansjoer, Arif, 1999 ).

Diabetes mellitus merupakan sekolompok kelainan heterogen yang

ditandai oleh kenaikan kadar glukosa alam darah atau hiperglikemi.

Glokusa secara normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam darah.

Glukosa dibentuk dihati dari makanan yang dikonsumsi (Brunner dan

Suddarth, 2002).

Diabetes mellitus pada lansia merupakan patofisiologis akibat

proses menua, sehingga gambaran klinisnya bervariasi dari kasus tanpa

gejala sampai kasus dengan komplikasi yang luas. Keluhan yang sering

muncul adalah adanya gangguan penglihatan karena katarak, rasa

kesemutan pada tungkai serta kelemahan otot (neuropati perifer) dan luka

pada tungkai yang sukar sembuh (http://www.IlmuKeperawatan.

Com/online 23 juli 2011)

Dari berbagai definisi diatas tentang DM diatas dapat diambil

kesimpulan bahwa DM adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh

gangguan hormonal (dalam hal ini adalah hormon insulin yang dihasilkan

oleh pancreas) dan melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat dimana

seseorang tidak dapat memproduksi cukup insulin atau tidak dapat

menggunakan insulin yang diproduksi dengan baik, karena proses

autoimmune, dipengaruhi secara genetik dengan gejala yang pada

akhirnya menuju tahap perusakan imunologi sel-sel yang memperoduksi

insulin.

Page 13: sindrom metabolik 1

13

2. Anatomi dan Fisiologi

Gambar 2.1

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/e/eb/Gray_1100_Pancreatic_duct.png.

pankreas merupakan sekumpulan kelenjar yang panjangnya kira-

kira 15 cm, lebar 5 cm, mulai dari duodenum sampai ke limpa dan

beratnya rata-rata 60-90 gram. Terbentang pada vertebrata lumbalis 1 dan

2 di belakang lumbung.

pankreas merupakan kelenjar endokrin terbesar yang terdapat di

dalam tubuh baik hewan maupun manusia. bagian depan (kepala) kelenjar

pankreas terletak pada lekukan yang dibentuk oleh duodenum dan bagian

pilorus dari lambung. bagian badan yang merupakan bagian utama dari

organ ini merntang kearah limpa dengan bagian ekornya menyentuh atau

terletak pada alat ini. dari segi perkembangan embriologis, kelenjar

pancreas terbentuk ari epitel yang berasal dari lapisan epitel yang

membentuk usus.

Pankreas terdiri dari dua jaringan utama, yaitu : (1). Asini sekresi

getah pencemaran kedalam duodenum. (2). pulau langerhans yang tidak

Page 14: sindrom metabolik 1

14

mengeluarkan skretnya keluar, tetapi menyekresi ninsulin dan glukagon

langsung ke darah.

Pulau-pulau langerhans yang menjadi system endokrinologis dari

pankreas terbesar dari seluruh pankreas dengan berat hanya 1-3 % dari

berat total pankreas. pulau langerhans berbentuk ovoid dengan besar

masing-masing pulau berbeda. besar plau langerhans yang terkecil aalah

50μ, sedangkan yang terbesar 300μ, terbanyak adalah yang besarnya 100-

225μ. jumlah semua pulau langerhans di pankreas diperkirakan antara 1-2

juta.

Pulau langerhans manusia, mengandung tiga jenis sel utama, yaitu:

(1). Sel-sel A (alpha), jumlahnya sekitar 20-40 % ; memproduksi glukagon

yang menjadi faktor hiperglikemik, suatu hormone yang mempunyai

“anti insulin like activity”.

(2). Sel-sel B (betha), jumlahnya sekitar 60-80 %, membuat insulin.

(3). Sel-sel D (delta), jumlanya sekitar 5-15 %, membuat samatostatin.

Masing-masing sel tersebut, dapat dibedakan berdasarkan struktur

dan sifat pewarnaan. di bawah mikroskop pulau-pulau langerhans ini

nampak berwarna pucat dan banyak mengandung pembuluh darah kapiler.

pada penderita DM, sel beha sering ada tetapi berbeda dengan sel beta

yang normal dimana sel beta tidak menunjukan reaksi pewarnaan untuk

insulin sehingga dianggap tidak berfungsi.

Insulin merupakan protein kecil dengan berat molekul 5808 untuk

insulin manusia. molekul insulin terdiri dari dua rantai polipeptida yang

tidak sama, yaitu rantai A dan B. kedua rantai ini dihubungkan oleh dua

jembatan (perangkai), yang terdiri dari disulfida. rantai A terdiri dari 21

asam amino dan rantai B terdiri dari 30 asam amino. insulin dapat larut

pada pH 4-7 dengan titik isoelektrik pada 5,3. sebelum insulin dapat

berfungsi, ia harus berikatan dengan protein reseptor yang besar didalam

membrane sel.

Insulin di sintesis sel beta pankreas dari proinsulin dan di simpan

dalam butiran berselaput yang berasal dari kompleks Golgi. Pengaturan

Page 15: sindrom metabolik 1

15

sekresi insulin dipengaruhi efek umpan balik kadar glukosa darah pada

pankreas. Bila kadar glukosa darah meningkat diatas 100mg/100ml darah,

sekresi insulin meningkat cepat. Bila kadar glukosa normal atau rendah,

produksi insulin akan menurun.

Selain kadar glukosa darah, faktor lain selain asam amino, asam

lemak, dan hormon gastrointestinal merangsang sekresi insulin dalam

derajat berbeda-beda. Fungsi metabolisme utama insulin untuk

meningkatkan kecepatan transport glukosa melalui membrane sel ke

jaringan terutama sel-sel otot, fiubroblas dan sel lemak.

3. Etiologi

Klasifikasi etiologis diabetes mellitus:

a. Diabetes mellitus tipe I

Ditandai oleh penghancuran sel-sel beta pankreas, umumnya

menjurus ke defisiensi insulin absolut. Melalui faktor genetik, faktor

imunologi, dan faktor lingkungan (misalnya infeksi virus) yang dapat

menimbulkan destruksi sel beta.

b. Diabetes mellitus tipe II

Bervariasi mulai yang predominan resistensi insulin disertai

defisiensi insulin relatif sampai yang predominan gangguan sekresi

insulin bersama resistensi insulin. Faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi:

1) Faktor Genetik (Keturunan)

Ada riwayat diabetes mellitus dalam keluarga terutama

orang tua dan saudara kandung. Anak laki-laki memiliki

kemungkinan menjadi penderita, sedangkan anak perempuan

Page 16: sindrom metabolik 1

16

merupakan pembawa gen dan memiliki kemungkinan mewariskan

ke anak-anaknya (Redaksi Agromedia,2009).

2) Usia

Pada usia menengah dan manula diakibatkan oleh resistensi

terhadap kerja insulin di jaringan perifer (Davey, Patrick, 2005).

Usia menjadi pencetus penyakit diabetes mellitus, hal ini terjadi

karena proses menua berjalan setelah berusia 30 tahun, secara fisik

memberikan akibat terhadap susunan komposisi tubuh. Saat

dibawah 30 tahun tubuh terdiri atas 61% air, 19% sel solid, 14%

lemak, 6% tulang dan mineral. Pada usia diatas 30 tahun komposisi

tubuh berubah menjadi air 53%, sel solid 12%, lemak 30%,

sedangkan tulang dan mineral menurun 1% sehingga tinggal 5%.

Perubahan fisik karena perubahan komposisi tubuh yang

menyertai pertambahan umur umumnya bersifat fisiologis seperti

kulit yang keriput, turunnya tinggi badan, berat badan, kekuatan

otot, daya lihat, daya dengar, kemampuan berbagai rasa, dan

penurunan fungsi berbagai organ termasuk fungsi homeostatis

glukosa. Proses menua yang berlangsung setelah umur 30 tahun

akan mengakibatkan perubahan anatomis, fisiologis dan

biokimiawi, salah satu contoh adalah kerusakan homeostatis

glukosa.

Timbulnya gangguan toleransi glukosa pada usia lanjut

diduga karena menurunnya sekresi insulin oleh sel beta pankreas,

Page 17: sindrom metabolik 1

17

ahli lain menemukan kenaikan glukosa darah disebabkan karena

resistensi insulin yang disebabkan oleh perubahan komposisi

tubuh, turunnya aktivitas fisik, perubahan pola makan, dan

perubahan neuro-hormonal, khususnya insulin-like growth factor-1

(IGF-1) dan dehidroepandrosteron (DHEAS) plasma ( Sudoyo, Aru

W., 2006)

3) Pola Makan Yang Salah

Makan secara berlebihan dalam jangka waktu lama dapat

memicu diabetes. Terutama jika asupan kalori berlebihan, karena

dapat mengganggu stimulasi sel-sel beta pankreas dalam

mengeluarkan insulin. Asupan lemak trans dan lemak jenuh juga

berperan. Beberapa sumber lemak trans antara lain margarin,

makanan cepat saji, cake, pie dan lain sebagainya (Redaksi

Agromedia, 2009).

4) Stress

Stress kronis cenderung membuat seseorang mencari

makanan yang manis-manis dan berlemak tinggi untuk

meningkatkan kadar seretonin otak. Seretonin ini memiliki efek

penenang sementara untuk meredakan stressnya. Tetapi gula dan

lemak itulah yang berbahaya sehingga beresiko terkena diabetes

mellitus (Sustrani, Lanny dkk, 2004).

Page 18: sindrom metabolik 1

18

5) Obesitas

Disebabkan jumlah konsumsi yang terlalu banyak,

sedangkan cadangan gula darah yang disimpan dalam tubuh sangat

berlebihan (Sustrani, Lanny dkk, 2004).

c. Diabetes mellitus tipe lain

1) Defek genetik fungsi sel beta

Sel beta yang merupakan penghasil insulin mengalami

kerusakan sehingga produksi insulin sedikit atau tidak ada

(Baradero, Mary dkk, 2009).

2) Defek genetik kerja insulin

Terjadi resistensi insulin yang dapat menghalangi absorbsi

glukosa ke dalam otot dan sel lemak sehingga glukosa dalam darah

meningkat (Baradero, Mary dkk, 2009).

3) Penyakit eksokrin pankreas

Merupakan kegagalan pankreas eksokrin antara lain

pankreatitis, pankreatektomi, kerusakan seperti karsinoma, fibrosis

kistik, hemokromatosis (Davey, Patrick, 2005).

4) Endokrinopati

Disebabkan karena penyakit endokrin seperti akromegali,

sindrom cushing, feokromositoma, hipertiroidisme, aldosteronoma

(Sudoyo, Aru W., 2006).

Page 19: sindrom metabolik 1

19

5) Obat atau zat kimia

Disebabkan oleh suatu golongan obat atau zat kimia seperti

vacor, pentamidin, asam nikotinat, glukokortikoid, hormon tiroid,

diazoxid, agonis beta adrenergic, tiazid, dilantin, interferon alfa

dan lainnya (Sudoyo, Aru W., 2006).

6) Infeksi

Faktor-faktor eksternal yang dapat memicu destruksi sel

beta adalah infeksi dari virus atau toksin yang dapat memicu proses

autoimun yang menimbulkan destruksi sel beta (Smeltzer, Suzanne

C., 2002).

7) Imunologi

Pada diabetes tipe I terdapat adanya suatu respon autoimun.

Merupakan respon abnormal dimana antibodi terarah pada jaringan

normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang

dianggap sebagai jaringan asing. Otoantibodi terhadap sel-sel pulau

Langerhans dan insulin endogen (internal) terjadi sebelum

timbulnya tanda-tanda klinis diabetes tipe I (Smeltzer, Suzanne C.,

2002).

8) Sindroma genetik lain

Seperti sindrom Down, sindrom Klinefelter, sindrom

Turner dan lainnya (Sudoyo, Aru W., 2006)

Page 20: sindrom metabolik 1

20

4. Patofisiologi

Menurut Price (2006)

Insulin dan glukagon diproduksi dalam pankreas, yang merupakan

kelenjar eksokrin yang lebih dari sejuta kumpulan pulau-pulau sel terletak

alpha yang memproduksi glukagon ; sel beta, yang mensekresi insulin, sel

delta yang mensekresi gastrin dan sumatostatin pankreas.

Mekanisme kerja insulin adalah hipoglikemik dan anabolitik.

Dalam keadaan normal jika terdapat insulin, asupan glukosa yang

melebihi kebutuhan kalori akan disimpan sebagai glikogen dalam sel-sel

hati dan otot yang disebut proses glikogenesis. Proses ini mencegah

terjadinya hiperglikemik. Jika terjadi kekurangan insulin maka

menyebabkan perubahan metabolisme yang menyebabkan hiperglikemi,

antara lain:

a. Transpor gula yang melewati membran sel berkurang

b. Glukogenesis berkurang, dan tetap terdapat kelebihan glukosa dalam

darah

c. Glikogenesis meningkat sehingga cadangan glikogen berkurang dan

glukosa hati akan dicurahkan secara terus-menerus

d. Glukogenesis meningkat sehingga glukosa dalam darah meningkat dari

hasil pemecahan asam amino dan lemak.

Ketosis menyebabkan asidosis dan terjadi koma.Hiperglikemia

meningkatkan osmolaritas darah.jika konsentrasi kerja dalam darah

meningkat dan melebihi ambang ginjal, maka pada penyaringan di

glomerulus dan reabsorpsi glukosa pada tubulus pun berkurang sehingga

terjadi glukosurya.karena glukosa dalam larutan, maka pengeluaran

urinepun banyak sebanding dengan pengeluaran glukosa.hal ini

dinamakan poliuri.Banyak garam mineral tubuhpun ikut keluar bersama

urine sehingga menyebabkan kekurangan kadar garam dan terjadi

penarikan cairan dari intra seluler dan extra seluler dan merangsang rasa

haus berkepanjangan (polidipsi), starvasi seluler dan kehilangan kalori

akan merangsang rasa lapar yang berkepanjangan (polifagi)

Page 21: sindrom metabolik 1

21

5. Manifestasi Klinis

a. Gejala klasik pada DM adalah :

1) Poliuri (banyak buang air kecil), frekuensi buang air kecil

meningkat termasuk pada malam hari

2) Polidipsi (banyak minum), rasa haus meningkat

3) Polifagi(banyak makan), rasa makan meningkat

b. Gejala lain yang dirasakan penderita

1) Kelemahan atau rasa lemah sepanjang hari

2) Keletihan

3) Penglihatan/pandangan kabur

4) Pada keadaan ketoasidosis akan menyebabkan mual, muntah, dan

penurunan kesadaran

c. Tanda yang bisa diamati pada penderita DM adalah :

1) Kehilangan berat badan

2) Luka, goresan lama sembuh

3) Kaki kesemutan, mati rasa

4) Infeksi kulit

6. Komplikasi

Komplikasi diabetes mellitus terbagi menjadi 2 yaitu komplikasi

akut dan komplikasi kronik (Carpenito, 2001).

1). Komplikasi akut, ada 3 komplikasi akut pada diabetes mellitus yang

penting dan berhubungan dengan keseimbangan kadar glukosa dalam

darah jangka pendek, ketiga komlikasi tersebut adalah

(Smeltzer,2002:1285) :

a. Diabetic ketoasedosis (DKA)

Ketoasedosis diabetic merupakan defisiensi insulin berat dan

akut dari suatu perjalanan penyakit diabetes mellitus. Diabetic

ketoasidosis disebabkan oleh tidak adanya insulin atau tidak

cukupnya jumlah insulin yang nyata (Smeltzer,2002:1285)

Page 22: sindrom metabolik 1

22

b. Koma hiperosmolar nonketotik(KHHN).

Koma hiperosmolar nonketotik merupakan keadaan yang

didominasi oleh hiperosmolaritas dan hiperglikemia dan

disertai perubahan tingkat kesadaran.salah satu perbedaan

utama KHHN dengan DKA adalah tidak terdapatnya ketosis

dan asidosis pada KHHN (Smeltzer,2002:1285).

c. Hypoglikemia

Hypoglikemia (kadar gula darah abnormal yang rendah) terjadi

kalau kadar glukosa dalam darah turun dibawah 50 hingga 60

mg/DL keadaan ini dapat terjadi akibat pemberian preparat

insulin atau pereparat oral yang berlebihan, komnsumsi

makanan yang terlalu sedikit (Smeltzer,2002:1285)

2). Komplikasi kronik diabetes mellitus pada dasarnya terjadi pada semua

pembuluh darah diseluruh bagian tubuh(angiopati diabetic). angiopati

diabetic dibagi menjadi 2 yaitu (long 1996)

a. Mikrovaskuler

1). Penyakit ginjal

Salah satu akibat utama dari perubahan-perubahan

mikrovaskuler adalah perubahan struktural dan fungsi

ginjal.Bila kadar glukosa darah meningkat maka

mekanisme filtrasi ginjal akan mengalami stress yang

menyebabkan kebocoran protein darah dalam urine.

(Smeltzer,2002:1272)

2). Penyakit mata (katarak)

Penderita diabetes mellitus akan mengalami gejala

penglihatan sampai kebutaan, keluhan penglihatan kabur

tidak selalu disebabkan retinopati.

Katarak disebabkan karena hiperglikemia yang

berkepanjangan yang menyebabkan pembekakan lensa dan

kerusakan lensa (Long 1996:16)

Page 23: sindrom metabolik 1

23

3). Neuropati

Diabetes dapat mempengaruhi saraf-saraf perifer,sistem

saraf otonom,medulla spinalis, atau sistem saraf pusat.

Akumulasi sorbital dan perubahan-perubahan metabolik

lain dalam sintesa atau fungsi myelin yang dikaitkan

dengan hiperglikemia dapat menimbulkan perubahan

kondisi saraf (Long, 1996 : 17)

b. Makrovaskuler

1). Penyakit Jantung Koroner

Akibat kelainan fungsi pada jantung akibat diabetus

mellitus maka terjadi penurunan kerja jantung untuk

memompakan darahnya keseluruh tubuh sehingga tekanan

darah akan naik atau hipertensi. Lemak yang menumpuk

dalam pembuluh darah menyebabkan mengerasnya arteri

(arteriosclerosis) dengan resiko penderita penyakit jantung

koroner atau stroke.

2). Pembuluh darah kaki

Timbul karena adanya anesthesia fungsi saraf-saraf

sensorik, keadaan ini berperan dalam terjadinya trauma

minor dan tidak terdeteksinya infeksi yang menyebabkan

gangren. Infeksi dimulai dari celah-celah kulit yang

mengalami hipertropi, pada sel-sel kuku yang tertanam

pada bagian kaki, bagian kulit kaki yang menebal, dan

halus, demikian juga pada daerah-daerah yang terkena

trauma (Long, 1996 :17)

3). Pembuluh darah otak

Pada pembuluh darah otak dapat terjadi penyumbatan

sehingga suplai darah ke otak menurun (Long, 1996 : 17)

Page 24: sindrom metabolik 1

24

7. Penatalaksanaan

a. Penatalaksanaan Medis

1) Obat Hipoglikemik oral

a) Golongan sulfonilurea / sulfonyl Ureas

Obat ini paling banyak digunakan dan dapat dikombinasikan

obat golongan lain, yaitu biguanid, inhibitor alfa glukosidase

atau insulin.Obat golongan ini mempunyai efek utam

ameningkatkan produksi insulin oleh sel-sel betapankreas,

karena itu menjadi pilihan utama para penderita DM type 2

dengan berat badan yang berlebihan.

Obat-obat yang beredar dari kelompok ini adalah;

(1). Glibenklomida (5mg/tablet)

(2). Glibenklomida micronized (5mg/tablet)

(3). Glikasida (80mg/tablet)

(4). Glukoidon (30mg/tablet0

b) Golongan biguanet/Metformin

Obat ini mempunyai efek utama mengurangi glukosa hati,

memperbaiki ambilan glukosa dari jaringan (glukosa perifer.)

dianjurkan sebagai obat tunggal pada pasien dengan kelebihan

berat badan.

c) Golongan inhibitor Alfa Glukosidase

Mempunyai efek utama menghambat penyerapan gula di

saluran pencernaan sehingga dapat menurunkan kadar gula

sesudah makan. Bermanfaat untuk pasien kadar gula puasa

yang masih normal.

Page 25: sindrom metabolik 1

25

2) Insulin

a) Indikasi insulin

Pada DM tipe I yang tergantung pada insulin biasanya

digunakan humanm monocommonent insulin (40 UI dan

100UI/ml injeksi), yang beredar adalah actrapid.

Injeksi insulin juga diberikan kepada penderita DM tipe II yang

kehilangan berat badan secara drastis. Yang tidak berhasil

dengan penggunaan obat-obatan anti DM dengan dosis

maksimal, atau mengalami kontra indikasi dengan obat-obatan

tersebut, bila mengalami ketoasidosis, hiperosmolar, dana

sidosis laktet, stres berat karena infeksi sistemik, pasien operasi

berat, wanita hamil dengan gejala DM gestasional yang tidak

dapat dikontrol dengan pengendalian diet.

b) Jenis insulin

(1). Insulin kerja cepat

Jenis-jenisnya adalah reguler insulin, critalin zink, dan

semilente

(2). Insulin kerja sedang

Jenis-jenisnya adalah NPH (Netral Protamin Hagerdon).

(3). Insulin kerja lambat

Jenis-jenisnya adalah PZI (Protamin Zink Insulin)

b. Penatalaksanaan secara keperawatan

1) Diet

Salah satu pilar utama pengelolaan DM adalah perencanaan

makan. Walaupun telah mendapat tentang penyuluhan perencanaan

makanan, lebih dari 50% pasien tidak melaksanakannya.

Penderita DM sebaiknya mempertahankan menu diet seimbang,

dengan komposi idealnya sekitar 68% karbohidrat, 20 % lemak dan

12% protein,Diet disesuaikan dengan keadaan penderitaPrinsip

Page 26: sindrom metabolik 1

26

umum : diet dan pengendalian berat badan merupakan dasar dari

penatalaksanaan diabetes. Penatalaksanaan nutrisi pada penderita

diabetes diarahkan untuk mencapai tujuan berikut ini:

a). Memberikan semua unsur makanan esensial ( misal : vitamin

dan mineral)

b). Mencapai dan mempertahankan berat badan yang sesuai

c). Memenuhi kebutuhan energi

d). Mencegah fluktuasi kadar glukosa darah setiap harinya dengan

mengupanyakan kadar glukosa darah mendekati normal

melalui cara – cara yang aman dan praktis.

e). Menurunkan makan pada penderita DM

2) Pencernaan makan pada penderita DM

a) Kebutuhan kalori

Tujuan yang paling penting adalah pengendalian asupan kalori

total untuk mencapai atau mempertahankan berat badan yang

sesuai dan pengendalian kadar glukosa darah.

Rencana makan bagi penyandang diabetes juga memfokuskan

presentase kalori yang berasal dari karbohidrat, protein dan

lemak

Ada 2 tipe karbohidrat yang utama, yaitu :

(1). Karbohidrat kompleks (seperti : roti, sereal, nasi dan pasta)

(2). Karbohidrat sederhana (seperti : buah yang manis dan gula)

Page 27: sindrom metabolik 1

27

Jumlah kalori diperhitungkan sebagai berikut :

(1). BB ideal = (TB cm – 100) kg – 10 % . pada waktu istirahat,

diperlukan 25 kkal/kg BB ideal

(2). Kemudian diperhitungkan pula

Aktivitas, kerja ringan : ditambah 10 – 20 %, kerja sedang

ditambah 30 %, kerja berat ditambah 50 % dan kerja berat

sekali ditambah 20 – 30 %)

Stress : ditambah 20 – 30 %, hamil trimester 2 – 3 ditambah

400 kal dan laktasi ditambah 600 kal

2) Karbohidrat

Tujuan diet ini adalah meningkatkan konsumsi karbohidrat

kompleks (khususnya yang berserat tinggi) seperti roti, gandum

utuh, nasi beras tumbuk, sereal dan pasta / mie yang berasal

dari gandum yang masih mengandung bekatul.

Karbohidrat sederhana tetap harus dikonsumsi dalam jumlah

yang tidak berlebihan dan lebih baik jika dicampur ke dalam

sayuran atau makanan lain daripada dikonsumsi secara terpisah

3) Lemak

Pembatasan asupan total kolesterol dari makanan hingga < 300

mg / hr untuk membantu mengurangi faktor resiko, seperti

kenaikan kadar kolesterol serum yang berhubungan dengan

Page 28: sindrom metabolik 1

28

proses terjadinya penyakit koroner yang menyebabkan

kematian pada penderita diabetes

4) Protein

Makanan sumber protein nabati (misal : kacang-kacangan dan

biji-bijian yang utuh) dapat membantu mengurangi asupan

kolesterol serta lemak jenuh. (Brunner & Suddarth, 2002)

Macam Diit untuk penderita DM

Macam diet

I II III IV V VI VII VIII

Energi (kal)

1100 1300 1500 1700 1900 2100 2300 2500

Protein (gr)

50 55 60 65 70 80 85 90

Lemak (gr)

30 35 40 45 50 55 65 65

Hidrataran (gr)

160 195 225 260 300 325 350 390

Sumber : Persagi, 1999

Diet I s/d III : diberikan kepada penderita yang terlalu gemuk Diet IV s/d V : diberikan kepada penderita yang mempunyai berat badan normal Diet VI s/d VIII : diberikan kepada penderita yang kurus, diabetes remaja atau juvenille diabetes serta diabetes dengan komplikasi.

Contoh Menu diit

Pagi Nasi, telur dadar isi wortel, tahu goreng, tumis kol Pukul 10.00 Pepaya Siang Nasi, Balado ikan, pecel, cah sawi putih, Nanas Pukul 16.00 Kentang rebus Malam Nasi, daging ungkep, sup sayuran, lalap timun,

pisang ambon Pukul 21.00 Roti tawar

Page 29: sindrom metabolik 1

29

3). Olah raga

Olah raga selain dapat mengontrol kadar gula darah karena

membuat insulin bekerja lebih efektif juga dapat membantu

menurunkan berat badan, memperkuat jantung, dan mengurangi

stres. Bagi pasien DM melakukan olahraga dengan teratur akan

lebih baik, tetapi jangan melakukan olahraga yang berat-berat.

Olah raga yang dipilih sebaiknya olah raga yang disenangi dan

yang mungkin dilakukan untuk penderita diabetes. Penderita

diabetes sebaiknya berolahraga dengan berjalan,joging, berenang

dan bersepeda. Olah raga sebaiknya dilakukan secara teratur 3-5

kali perminggu dan dengan waktu sekitar 30-60 menit.

8. Pengkajian focus

Pengkajian keperawatan adalah metode ilmiah yang digunakan

secara sistematis untuk mengkaji dan menentukan masalah kesehatan

dan keperawatan keluarga, merencanakan asuhan keperawatan dan

melaksanakan intervensi keperawatan terhadap keluarga sesuai rencana

yang telah di susun dan mengevaluasi mutu hasil asuhan keperawatan

yang dilaksanakan terhadap keluaraga.proses keperawatan merupakan

kerangka kerja dalam melaksanakan tindakan yang di gunakan agar

proses asuhan keprawatan dan kesehatan terhadap keluarga menjadi

lebih sistematis ( Effendy, 1998:46 ).

1). Pengkajian Keluarga

Friedman ( 1998 ) membagi proses pengkajian keperawatan

keluarga kedalam taha tahap meliputi mengidetifikasi data, tahap

dan riwayat perkembangan , data linkungan, struktur keluarga,

fungsi keluarga dan koping keluarga.

Page 30: sindrom metabolik 1

30

a. Mengidentifikasi data

Data- data dasar yang digunakan oleh perawat untuk

mengukur keadaan pasien dengan memakai norma kesehatan

keluaraga maupun social yang merupakan system integritas dan

kesanggupan untuk mengatasinya ( Friedman, 1998 )

b. Data Identifikasi

1) Umur

Umumnya manusia mengalami perubahan fisiologis

yang secara drastic menurun dengan cepat setelah usia 40

tahun. Diabetes sering muncul setelah seseorang memasuki

usia rawan tersebut, terutama mereka yang berat badannya

berlebih karena tubuh tidak peka terhadap insulin, semakin

bertambah usia semakin tinggi resiko diabetes.

2) Jenis Kelamin

Wanita pada umumnya cenderung mudah terserang

Diabetes Mellitus bila dibandingkan dengan pria, hal ini

dikarenakan wanita lebih banyak mempunyai factor yang

mendorong terjadinya DM seperti obesitas saat kehamilan,

stress, kelelahan, serta makanan yaag tidak terkontrol.

3) Pekerjaan

Penghasilan yang tidak seimbang mempengaruhi

keluarga dalam melakukan perawatan dan pengobatan pada

anggota kluarga yang menderita Diabetes Mellitus. Salah

satu penyebab ketidakmampuan keluarga dalam

melaksanakan tugas kesehatan dan perawatan adalah tidak

seimbangnya sumber-sumber yang ada dalan keluarga,

misalnya keuangan(Effendy,1998).

Page 31: sindrom metabolik 1

31

4) Pendidikan

Tingkat pendidikan mempengaruhi fungsai kognitif

karena dengan pendidikan yang rendah, daya ingat klien,

afektif dan psikomotorik dalam pengelolaan penderita

Diabetes Mellitus dan akibatnya serta pentingnya fasilitas

pelayanan kesehatan,

5) Hubungan (genogram)

Resiko terkena diabetes meningkat apabila ada

anggota keluaraga yang menderita dabetes. Resiko juga

meningkat pada keadaan kembar monozigot dan autosomal

dminan.

6) Tipe atau Bentuk keluarga

Bentuk keluarga extendedfamily yang mempunyai

riwayat penyakit DM lebih cenderung menderita DM dari

pada keluarga yang ukurannya lebih kecil dan tidak

mempunayai riwayat DM.

7) Latar Belakang atau Kebiasaan Keluarga

a) Kebiasan Makan

Pola makan keluarga telah tergeser dari pola makan

tradisional yang mengandung banyak karbohidrat dan

serat dari sayuran ke pola makan dengan komposisi

makan yang terlalu banyak mengndung protein, gula,

lemak, garam, dan mengandung sedikit serat. Pola

makan seperti inilah yang beresiko terjadinya penyakit

diabetes mellitus(Noer, 1998).

b) Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan

Pemanfaatan fasilitas kesehatan merupakan factor

penting dalam pengelolaan pasien dengan Diabetes

Mellitus. Effendy (998) menyatakan bahwa fasilitas

kesehatan yang terjangkau memberikan pengaruh yang

besar terhadap perawatan dan pengobatan pada keluarga

Page 32: sindrom metabolik 1

32

yang anggota keluarganya menderita diabetes Mellitus.

Bila keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan,

maka dengan rajin mereka akn melakukan Kontrol dan

memeriksalkan dirinya secara teratr apabila ada keluhan

lemas-lemas ke tempat pelayanan kesehatan terdekat.

Pada keluarga yang kurang mampu memanfaatkan

pelayanan fasilitas kesehatan, maka keluarga hanya

memeriksakan kesehatan apabila sakit saja, termasuk

ketika merasakan adanya gejala-gejala yang terkait

dengan Diabetes Mellitus.

c) Pengobatan Tradisional

Cara-cara yang lazim digunakan adalah meminum

jamu tradisional. Namun perlu diperhatikan dalam

melakukan pengobatan tersebut harus kontrol teratur

agar pengobatannya berhasil. Namun mayoritas

penderita Diabetes Mellitus telah memanfaatkan

pengobatan modern untuk mengatasi gejala dn keluhan

Diabetes Milltus. Pengobatan tradisional dapat

dilakukan dengan menggunakan: buah mengkudu yang

telah masak 2 buah, dicuci diparut, lalu diberi air garam

1 sendok makan. Campuran ini diperas dan disaring.

Minumlah sesudah makan 2-3 kali sehari 2 sendok

makan. Cara yang kedua daun lidah buaya 2 pelepah,

durinya dibuang, dicuci bersih, dan dipotong-potong

seperlunya lalu direbus dalam air 3 gelas. Setelah

dingin, air rebusan disaring lalu diminum sehabis makan

2-3 kali sehari ½ gelas.

Page 33: sindrom metabolik 1

33

8) Status sosial Ekonomi

Diabetes Militus sering terjadi pada keluarga yang

mempunyai status ekonomi menengah keatas. Karena

factor lingkungan dan gaya hidup yang sehat, seperti

makan berlebihan, berlemak, kurang aktivitas fisik,dan

strees berperan penting sebagai pemicu diabetes.

c. Riwayat dan Tahapan Perkembangan Keluarga

1) Tahap Perkembangan Keluarga

Tahap perkembangan keluarga yang beresiko

mengalami masalah Diabetes Millitus adalah tahap

perkembngan keluarga dengan usia pertengahan dan lansia.

Karena pada tahap ini terjadi proses degenerative yaitu

suatu kemunduran fungsi system organ tubuh, termasuk

penurunan fungsi dari sel beta pancreas.

2) Riwayat Kesehatan Keluarga

Diabetes Millitus berkaitan erat dengan penyakit yang

lain misalnya riwayat keluarga dengan Diabetes

Millitus,Hipertensi, penyakit ginjal, Stroke dan lain-lain.

d. Data Lingkup

1) Karakteristik Rumah

Penataan perabot rumah yang tidak teratur,penerangan

atau pencahayaan yang kurang, keadaan lantai yang licin,

merupakan factor yang meningkatkan resiko injury karena

pada penderita Diabetes Millitus yang lanjut akan

mengalami gangguan pada system persepsi sensori terutama

visual seperti adanya keluhan pandangan kabur.

2) Karakteristik tetangga dan komunitasnya, menjelaskan

tentang karakteristik dari tetangga dan komunitas setempat

a) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga

untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada

Page 34: sindrom metabolik 1

34

dan sejauh mana keluarga berinteraksi dengan

masyarakat setempat.

b) Fasilitas pelayanan kesehatan

Adanya pelayanan kesehatan sangat menentukan

pemulihan kesehatan, pencegahan penyakit serta

pengobatan. Tapi jalan yang rusak,lokasi tempat

pelayanan kesehatan yang jauh dari rumah dan tidak

adanya alat transfortasi menuju tempat pelayanan

kesehatan akan menghambat keluarga menuju tempat

pelayanan kesehatan.

c) Fasilitas transportasi

Trasportasi yang memadai sangat berpengaruh terhadap

kemampuan keluarga untuk menjangkau fasilitas

pelayanan kesehatan.

d) System pendukung

Pengelolaan pasien yang menderita Diabetes Millitus di

keluarga sangat membutuhkan peran aktif seluruh

anggota keluarga, petugas dari pelayanan kesehatan

yang ada di masyarakat. Semuanya berperan dalam

pemberian edukasi, motivasi dan monitor atau

mengontrol perkembangan kesehatan anggota keluarga

yang menderita Diabetes Millitus.

e) Struktur keluarga

(1). Pola komunikasi

Interaksi antar anggota keluarga yang positif akan

menimbulkan saling pengertian satu sama lain

dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga

dan merupakan tugas anggota keluarga yang dapat

menurunkan tingkat stress yang menjadi pemicu

terjadinya suatu masalah kesehatan ( Effendy,1998 )

Page 35: sindrom metabolik 1

35

(2). Struktur kekuasaan

Pada masyarakat Indonesia kebanyakan pemegang

kekuasaan yang lebih dominant adalah patrikal yaitu

pemegang kekuasaan yang tertinggi di pihak ayah

(Effendy, 1998 )

(3). Struktur peran

Friedman ( 1986 ), menyatakan peran atau status

seseorang dalam keluarga dan masyarakat

mempengaruhi gaya hidupnya, peran dalam

keluarga terbagi dalam peran sebagai suami,

ayah,istri,ibu,anak,kaka,adik,cucu,dan lain-lain

(4). Nilai – nilai dalam keluarga

Kebiasaan dan nilai-nilai yang berlaku dalam

keluarga adalah yang bertentangan dengan masalah

DM seperti halnya pergi ke dukun dan bukan pada

petugas fasilitas kesehatan ( Effendy, 1998 )

f) Fungsi keluarga

(1). Fungsi Afektif

Bagaimana keluarga ,merasakan hal-hal yang

dibutuhkan oleh individu lain dalam keluarga

tersebut. Keluarga yang kurang memparhatikan

keluarga yang menderita DM akan menimbulkan

komplikasi lebih lanjut.

(2). Fungsi sosialisasi

Keluarga yang memberikan kebebasan kepada

anggota keluarga yang menderita DM untuk

berinteraksi dengan lingkungan akan mengurangi

tingkat stress keluarga. Biasanya penderita DM akan

kehilangan semangat oleh karena meras jenuh

dengan pengobatan yang berlaku seumur hidup.

Page 36: sindrom metabolik 1

36

(3). Fungsi perawatan kesehatan

Pengetahuan keluarga tentang penyakit dan

penanganan masalah Diabetes Millitus :

a) Mengenal masalah kesehatan keluarga

Ketidak sanggupan keluarga mengenal masalah

pada DM ( Effendy, 1998). Apabila keluarga

tidak mampu mengenal masalah Diabetes

Millitus, penyakit tersebut akan mengakibatkan

komplikasi.

b) Mengambil keputusan bagi anggota keluarga

yang sakit ketidak sanggupan keluarga dalam

mengambil keputusan yang tepat dalam

melakukan tindakan disebabkan karena tidak

memahami tentang sifat,berat, dan luasnya

masalah yang di hadapi dan masalah tidak begitu

menonjol. Penyakit Diabetes Millitus yang tanpa

pananganan akan mengakibatkan komplikasi.

c) Merawat anggota keluarga yang sakit

Ketidakmampuan ini disebabkan karena tidak

mengetahui keadaan penyakit, tanda dan gejala,

penyebab dan pengelolaan pada Diabetes

Millitus

( Effendy, 1998 ).

d) Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara

lingkungan yang dapat mempengaruhi terhadap

kesehatan. Ketidakmampuan ini disebabkan

karena sumber- sumber dalam keluarga tidak

mencukupi, diantaranya adalah biaya ( Effendy,

1998 )

Page 37: sindrom metabolik 1

37

e) Ketidakmampuan keluarga dalam menggunakan

fasilitas kesehatan.

Hal ini sangat penting sekali untuk keluarga

yang mempunyai masalah Diabetes Millitus.

Agar penderita dapat memeriksakan kesehatan

secara rutin dan sebagai tempat jika ada keluhan

( Effendy, 1998 )

g) Koping keluarga

Apabila terdapat stressor yang muncul dalam

anggota keluarga, sedangkan koping keluarga tidak

efektif, maka ini akan menjadi stress pada anggota

keluarga yang menderita diabetes, karena salah satu cara

mengatasi kekambuhan yaitu dengan menjaga diit yang

teratur, dan mengurangi stress

Page 38: sindrom metabolik 1

38

9. Pathways keperawatan

Bagan 2.1 pathways dabetes mellitus

Defisiensi insulin

Glukagon Penurunan pemakaian glukosa oleh sel

Gg. penglihatan

Makrovaskuler

Resiko injuri

Jantung

Gagal ginjal

Trombosis

Ginjal

Hiperglikemia

Osmotik diuresis

Devisit vol cairan

Hemokonsentrasi

Ekstremitas

Glukosuria

Glukoneogenesis

Ketogenesis

Ketonemia

Lemak

Ph serum

Asidosis metabolik

Koma Kematian

Mual muntah

Protein

BUN

Nitrogen urine

Dehidrasi

Gg. Integritas kulit

Kelelahan

Stroke Retinopati diabetik

Ganggren

Resiko terjadinya kompilikasi lebih lanjut

Miokard infark

Nefropati

Serebral

Aterosklerosis

Retina

Mikrovaskuler Resti gg. Nutrisi < kebutuhan

Produksi Energy metabolik

Starvasi sel

Sumber : Price, Sylvia A, 2006

Page 39: sindrom metabolik 1

39

10. Focus Intervensi

1) Kekurangan volume cairan

a) Afektif / pengetahuan

- Berikan informasi kepada keluarga dan klien tentang

manifestasi klinik kekurangan cairan sebagai tanda

memberatnya penyakit diabetes mellitus.

- Berikan pendidikan kesehatan kepada klien dan keluarga

tentang cara mengatasi kekurangan volume cairan.

b) Kognitif / sikap

- Anjurkan kepada klien untuk selalu memonitoring keluaran

urine.

- Motivasi klien untuk menimbang berat badannya ke

pelayanan kesehatan terdekat.

c) Psikomotor / ketrampilan

- Anjurkan kepada keluarga untuk membawa klien ke

pelayanan kesehatan

- Motivasi klien untuk patuh atau kooperktif dalam regimen

pengobatan.

2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

a) Afektif / pengetahuan

- Berikan pendidikan kesehatan kepada keluarga klien

tentang pengertian pentingnya gizi bagi penderita Diabetes

Mellitus.

- Berikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara

diit yang benar bagi penderita Diabetes Mellitus.

b) Kognitif / sikap

- Berikan informasi pada klien dan keluarga tentang adanya

resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada penderita

Diabetes Mellitus

Page 40: sindrom metabolik 1

40

c) Psikomotor / ketrampilan

- Motivasi keluarga untuk mendemonstrasikan kembali cara

diit yang benar bagi penderita Diabetes Mellitus.

- Motivasi klien untuk melakukan cara diit yang benar bagi

penderita Diabetes Mellitus.

3) Kelelahan, kelemahan.

a) Afektif / pengetahuan

- Berikan pendidikan kesehatan kepada keluarga klien

tentang pengertian pentingnya gizi bagi penderita Diabetes

Mellitus.

- Berikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara

diit yang benar bagi penderita Diabetes Mellitus.

b) Kognitif / sikap

- Motivasi keluarga untuk mendemonstrasikan kembali cara

diit yang benar bagi penderita Diabetes Melletus.

- Demonstrasikan cara diit yang benar bagi klien dan

keluarga.

c) Psikomotor / ketrampilan

- Anjurkan keluarga untuk membawa klien ke pelayanan

kesehatan agar lebih mengetahui perkembangan kondisi

klien

- Rujuk ke pelayanan kesehatan

4) Resiko gangguan persepsi sensori

a) Afektif / pengetahuan

- Berikan pendidikan kesehatan kepada klien dan keluarga

tentang ganguan persepsi sensori visual ( pandangan kabur )

sebagai manifestasi penyakit Diabetes Mellitus.

- Anjurkan klien untuk memeriksakan kesehatan matanya ke

pelayanan kesehatan terdekat

Page 41: sindrom metabolik 1

41

b) Kognitif / sikap

- Berikan informasi kepada klien dan keluarga tentang

adanya penurunan ketajaman penglihatan sebagai

manifestasi dari terjadinya komplikasi Diabetes Mellitus

yang lanjut.

- Anjurkan kepada klien untuk menggunakan alat bantu

penglihatan jika terjadi gangguaan penglihatan.

c) Psikomotor / ketrampilan

- Anjurkan keluarga untuk membawa klien ke pelayanan

kesehatan untuk pemriksaan lanjutan, pengguna kacamata

dan penggunaan obat.

- Motivasi klien untuk patuh dalam pengobatan.

5) Resiko injuri

a) Afektif / pengetahuan

- Jelaskan pada keluarga tentang pengertian, penyebab dan

akibat dari cedera.

- Ajarkan cara memelihara lingkungan untuk menghindari

cidera.

b) Kognitif / sikap

- motivasi pada keluarga untuk mengambil keputusan

mengatasi masalah cedera pada anggota keluarganya.

c) Psikomotor / ketrampilan

- Diskusikan dengan anggota keluarga tentang cara mencegah

cedera pada usia lanjut.

- Anjurkan klien untuk selalu memakai sandal.