SiMBeR SEBAGAI ALAT PENGATUR BEBAN PERALATAN LISTRIK RUMAH TANGGA SECARA OTOMATIS BERBASIS ATMEGA16 PROYEK AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya DISUSUN OLEH: BAMBANG PURWANTO NIM: 08506131023 PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2011
186
Embed
SiMBeR SEBAGAI ALAT PENGATUR BEBAN …eprints.uny.ac.id/789/1/SiMBeR_SEBAGAI_ALAT... · manajemen beban rumah tangga secara otomatis berbasis mikrokontroller ... Rangkaian saklar
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
SiMBeR SEBAGAI ALAT PENGATUR BEBAN
PERALATAN LISTRIK RUMAH TANGGA SECARA OTOMATIS
BERBASIS ATMEGA16
PROYEK AKHIR
Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri YogyakartaUntuk Memenuhi Sebagian PersyaratanGuna Memperoleh Gelar Ahli Madya
DISUSUN OLEH:
BAMBANG PURWANTO
NIM: 08506131023
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2011
iv
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa proyek akhir ini benar-benar karya saya
sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang
ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan
mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang telah lazim.
Yogyakarta, 5 April 2011
Yang menyatakan,
Bambang Purwanto
NIM. 08506131023
v
SiMBeR SEBAGAI ALAT PENGATUR BEBAN PERALATAN LISTRIK RUMAH TANGGA SECARA OTOMATIS BERBASIS ATMEGA16
Oleh: Bambang Purwanto NIM. 08506131023
ABSTRAK
Tujuan pembuatan proyek akhir yang berjudul “SiMBeR Sebagai Alat Pengatur Beban Peralatan Listrik Rumah Tangga Secara Otomatis Berbasis ATmega16” adalah untuk memudahkan masyarakat dalam melakukan optimalisasi penggunaan energi listrik. Dengan adanya alat pengatur beban peralatan listrik rumah tangga, diharapkan dapat mengurangi besarnya penggunaan energi listrik pada waktu beban puncak dan menghemat penggunaan energi listrik.
Metode yang digunakan dalam proyek akhir ini adalah pembuatan sistem manajemen beban rumah tangga secara otomatis berbasis mikrokontroller ATmega16. Adapun langkah-langkah pembuatannya adalah membuat konsep rancangan perangkat keras, membuat konsep rancangan perangkat lunak, analisis kebutuhan, identifikasi alat dan bahan, perancangan perangkat keras, perancangan perangkat lunak, serta pengoperasian dan pengujian. Perancangan perangkat keras terdiri dari: catu daya, perangkat kontrol dan pengolah data yang berupa sistem minimum mikrokontroller ATmega16, LCD monitor, tombol seting, sensor level air dan sensor cahaya, serta saklar relay. Tombol seting digunakan untuk memasukkan nilai seting yang berupa waktu beban puncak, waktu penggunaan dispenser, mode operasi pompa air, dan mode operasi dispenser. LCD digunakan untuk menampilkan data yang ada didalam mikrokontroller. Sensor level air yang berfungsi untuk mendeteksi level air didalam tanki penampungan air. Sensor cahaya berfungsi untuk mendeteksi tingkat pencahayaan lingkungan. Mikrokontroller ATmega16 akan mengolah semua data berdasarkan seting yang telah dilakukan. Dari pengolahan data tersebut, akan ditampilkan ke LCD yang berupa level air didalam tanki penampungan air dan waktu. Hasil pengolahan data juga dikirimkan ke saklar relay untuk mengendalikan pompa air, dispenser dan lampu.
Berdasarkan Hasil pengujian dan unjuk kerja dari “SiMBeR Sebagai Alat Pengatur Beban Peralatan Listrik Rumah Tangga Secara Otomatis Berbasis ATmega16” telah menunjukkan hasil yang sesuai dengan perencanaan. SiMBeR dapat digunakan untuk mengendalikan pompa air, dispenser, dan lampu.
Kata kunci: SiMBeR, Rumah tangga, Mikrokontroller ATmega16, LCD, Otomatis.
vi
MOTTO
“Manjadda wa jada,
Siapa yang bersungguh-sungguh pasti sukses”
vii
PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT,
Karya ini kupersembahkan kepada:
Kedua orangtuaku yang telah memberikan banyak dukungan.
Kakakku yang telah banyak memberikan saran.
Keponakanku yang banyak memberikan keceriaan.
Sahabat-sahabatku kelas B angkatan 2008 yang telah memberikan
bantuan dan semangat.
Jazakumullah khairan katshhiran, semoga Allah memberikan kalian semua
kebaikan yang banyak.
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi robbil ‘alamin, segala puji dan syukur ke pada Allah SWT
yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir ini. Sholawat serta salam kepada Nabi Muhammad
saw., keluarga, sahabat, dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Dengan penuh rasa syukur, akhirnya laporan Proyek Akhir dengan judul
“SiMBeR Sebagai Alat Pengatur Beban Peralatan Listrik Rumah Tangga
Secara Otomatis Berbasis Atmega16” dapat diselesaikan. Semoga dapat
memberikan manfaat bagi semua pihak. Pada kesempatan ini penulis hendak
menyampaikan teima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Rochmat Wahab, M. A. selaku Rektor Universitas Negeri
Yogyakarta.
2. Bapak Wardan Suyanto, Ed. D. selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Negeri Yogyakarta.
3. Bapak Mutaqin, M. Pd., M. T. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik
Elektro Universitas Negeri Yogyakarta.
4. Bapak Drs. Nur Kholis, M. Pd. selaku Ketua Program Studi Teknik
Elektro Universitas Negeri Yogyakarta.
5. Bapak Drs. Giri Wiyono, M. T. selaku Dosen Pembimbing Proyek Akhir.
6. Bapak dan ibu dosen, serta teknisi di Jurusan Pendidikan Teknik Elektro.
ix
7. Bapak , ibu, kakak, dan keponakanku, terima kasih atas semua do’a,
dukungan dan saran yang selalu diberikan.
8. Teman-teman Kelas B angkatan 2008 yang telah memberikan banyak
masukan, bantuan dan motivasi.
9. Semua pihak yang telah banyak memberikan bantuan atas terselesaikannya
proyek akhir ini.
Dalam penyususna tuga akhir ini, penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dam isi maupun penyusunannya, untuk itu masukan berupa kritik dan
saran yang membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan proyek akhir ini.
Penulis berarap semoga proyek akhir ini bermanfaat bagi penulis dan semua
pihak.
Yogyakarta, 10 April 2011
Penulis,
Bambang Purwanto
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ................................................. iv
ABSTRAK .................................................................................................... v
HALAMAN MOTTO ................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................. viii
DAFTAR ISI ................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xix
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................... 6
C. Batasan Masalah ......................................................................... 8
D. Rumusan Masalah ...................................................................... 9
E. Tujuan ......................................................................................... 10
F. Manfaat ....................................................................................... 10
G. Keaslian Gagasan ....................................................................... 11
xi
BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH ............................. 13
A. Energi Listrik .............................................................................. 13
B. Pola Beban Listrik....................................................................... 14
C. Demand Side Management ......................................................... 18
D. Saklar Otomatis Pada Pompa Air ............................................... 22
E. Saklar Otomatis Pada Lampu ..................................................... 24
F. Mikrokontroller ATmega16 ....................................................... 25
e. Port C (PC0 sampai PC7) merupakan pin input/ output dua arah
dan pin fungsi khusus, seperti dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2. Fungsi Khusus masing-masing pin pada PORT C.
Pin Fungsi KhususPC7 TOSC2 (Timer Oscillator Pin2)PC6 TOSC1 (Timer Oscillator Pin )PC5 TDI (JTAG Test Data In)PC4 TDO (JTAG Test Data Out)PC3 TMS (JTAG Test Mode Select)PC2 TCK (JTAG Test Clock)PC1 SDA (Two-wire Serial Bus Data Input/ Output Line)PC0 SCL (Two-wire Serial Bus Clock Line)
f. Port D (PD0 sampai PD7) merupakan pin input/ output dua arah
dan pin fungsi khusus, seperti dapat dilihat pada tabel 3.
31
Tabel 3. Fungsi Khusus masing-masing pin pada PORT D.
Pin Fungsi KhususPD7 OC2 (Timer/ Counter2 Output Compare Match Output)PD6 ICP (Timer/ Counter1 Input Capture Pin)PD5 OC1A (Timer/ Counter1 Output Compare A Match
Output)PD4 OC1B (Timer/ Counter1 Output Compare B Match
Timer 16 bit AVR ATmega16 dapat menghasilkan waktu
tunda maksimum sebesar 6,068055555 detik pada frekuensi
11,0592 MHz. Dengan nilai maksimum FFFFh maka akan
dihasilkan waktu timer selama:
ℎ = × 11059200102465535 = ( × 10800)
= 6,06805555
7. EEPROM (Electrically Eraseable Programmable Read Only Memory)
EEPROM (Electrically Eraseable Programmable Read Only
Memory) adalah salah satu dari tiga tipe memori pada AVR (dua lainnya
adalah SRAM dan flash). Sifat EEPROM, tetap dapat menyimpan data
saat tidak ada suplai dan juga dapat diubah saat program sedang berjalan.
Oleh karena itu EEPROM sangat berguna jika sistem yang dibangun
memerlukan penyimpanan data meskipun suplai dimatikan. Untuk
menulis ke EEPROM tentu saja kita harus menyeting register yang
bersangkutan.
41
8. Interupsi
Interupsi adalah kondisi dimana pada saat program utama
dieksekusi/ dikerjakan oleh CPU kemudian tiba-tiba berhenti untuk
sementara waktu karena ada rutin lain yang harus ditangani terlebih
dahulu oleh CPU, dan setelah selesai mengerjakan rutin tersebut CPU
kembali mengerjakan instruksi pada program utama. ATmega16
memiliki 21 sumber interupsi.
Tabel 5. Sumber interupsi pada AVR ATmega16.
42
Interupsi eksternal
Pada ATmega16 terdapat 3 pin untuk interupsi eksternal, yaitu
INT0, INT1, dan INT2. Interupsi eksternal dapat dibangkitkan apabila
terdapat perubahan logika 1 atau logika 0 pada pin INT0, INT1, dan
INT2. pengaturan kondisi keadaan menyebabkan terjadinya interupsi
eksternal diatur oleh register MCUCR (MCU Control Register).
Tabel 6. Konfigurasi register MCUCR.
a. Bit ISC01 dan ISC00 menentukan kondisi yang dapat
menyebabkan interupsi eksternal pada pin INT0. Konfiguragi bit
ISC01 dan ISC00 dapat dilihat pada tabel dibawah.
Tabel 7. Konfigurasi bit ISC01 dan ISC00.
ISC01 ISC00 Keterangan0 0 Logika 0 pada INT0 menyebabkan interupsi0 1 Perubahan logika pada pin INT0 meyebabkan
interupsi1 0 Perubahan logika dari 1 ke 0 pada pin INT0
menyebabkan interupsi1 1 Perubahan logika dari 0 ke 1 pada pin INT0
menyebabkan interupsi
b. Bit ISC11 dan ISC10 memetukan kondisi yang dapat
menyebabkan interupsi eksternal pada pin INT1. Konfigurasi
ISC11 Dan ISC10 dapat dilihat pada tabel dibawah.
43
Tabel 8. Konfigurasi bit ISC11 dan ISC10.ISC11 ISC10 Keterangan0 0 Logika 0 pada INT1 menyebabkan interupsi0 1 Perubahan logika pada pin INT1 meyebabkan
interupsi1 0 Perubahan logika dari 1 ke 0 pada pin INT1
menyebabkan interupsi1 1 Perubahan logika dari 0 ke 1 pada pin INT1
menyebabkan interupsi
Pemilihan pengaktifan inetrupsi eksternal diatur oleh register
GICR (General Interupt Control Register), seperti dapat dilihat pada
gambar dibawah ini.
Tabel 9. Konfigurasi register GICR.
Bit-bit INT0, INT1, INT2 pada register GICR digunakan untuk
mengaktifkan masing-masing interupsi eksternal. Ketika bit-bit tersebut
di set 1 (aktif) maka Interupsi eksternal akan aktif jika bit I (Interupt)
pada SREG (Status Register) di set 1 juga (enable Interupt), instruksi
untuk mengaktifkan global interupt yaitu “sei”. Program interupsi dari
masing-masing interupsi akan dimulai dari vektor interupsi pada masing-
masing jenis interupsi eksternal.
9. Tunda
Tunda atau delay adalah suatu instruksi untuk menunda eksekusi
suatu alur program selama waktu yang telah ditentukan. Dalam
44
menggunakan fungsi tunda, dapat menggunakan pustaka tunda yang
ditambahkan pada bagian header:
#include<delay.h>
Instruksi-instruksi di pustaka tunda:
a. delay_us(unsigned int n)
Menghasilkan tundaan selama n mikrosekon, n harus
merupakan konstanta.
b. delay_ms(unsigned int n)
Menghasilkan tundaan selama n milisekon, n harus
merupakan konstanta.
G. Catu Daya
Perangkat elektronika mestinya dicatu oleh suplai arus searah DC
(Direct Current) yang stabil agar dapat bekerja dengan baik. Baterai atau
accu adalah sumber catu daya DC yang paling baik. Namun untuk aplikasi
yang membutuhkan catu daya lebih besar, sumber dari baterai tidak cukup.
Sumber catu daya yang besar adalah sumber bolak-balik atau AC (Alternating
Current) dari pembangkit tenaga listrik. Untuk itu diperlukan suatu perangkat
catu daya yang dapat mengubah arus AC menjadi DC.
Suplai daya atau tegangan catu suatu rangkaian elektronik yang
berubah-ubah besarnya dapat menyebabkan pengaruh yang sifatnya merusak
45
fungsi kerja rangkaian elektronik yang dicatunya. Oleh sebab itu, jika dari
suatu rangkaian elektronik diharapkan suatu kinerja yang prima dan tahan
lama, salah satu syaratnya adalah menggunakan catu daya yang stabil dan
mampu menekan riak (ripple) semaksimal mungkin. Catu daya yang stabil
dan dapat diatur sering disebut dengan regulated power supply. Catu daya ini
menggunakan komponen aktif sehingga harganya cukup mahal. Maka dari itu
saat ini banyak digunakan catu daya dalam bentuk IC yaitu IC regulator
tegangan. IC regulator tegangan secara garis besar dapat dibagi menjadi dua,
yakni regulator tegangan tetap (3 kaki) dan tegulator tegangan yang dapat
diatur (3 kaki atau lebih).
IC regulator tegangan tetap yang sekarang populer adalah keluarga
78xx untuk tegangan positif dan seri 79xx untuk tegangan negatif. Bentuk IC
dan susunan kakinya adalah seperti terlihat pada Gambar 4. Besarnya
tegangan keluaran IC seri 78xx dan 79xx ini dinyatakan dengan dua angka
terakhir pada serinya. Contoh IC 7812 adalah regulator tegangan positif
dengan tegangan keluaran 12 volt, IC 7912 adalah regulator tegangan negatif
dengan tegang keluaran -12 volt.
Gambar 8. Regulator tegangan positif (7812) dan negatif (7912).
46
Besarnya tegangan masukan (Vin dalam nilai DC) pada regular seri
78xx dalam beberapa variasi tegangan keluaran dapat dilihat dalam tabel
berikut:
Tabel 10. Berbagai tipe regulator beserta batasan tegangan masukan.
Tipe Rugulator
Vo Vin min Vin maks
7805 5 V 7 V 20 V7806 6 V 8 V 21 V7808 8 V 10,5 V 25 V7810 10 V 12,5 V 25 V7812 12 V 14,5 V 27 V7815 15 V 17,5 V 30 V7818 18 V 21 V 33 V7824 24 V 27 V 38 V
Batasan nilai tegangan masukan IC regulator yang terdapat dalam
tabel adalah nilai DC, dalam arti bukan tegangan sekunder trafo, sedangkan
tegangan trafo dinyatakan dalam harga RMS, maka:
= √2Dengan demikian dapat dapat ditarik kesimpulan bahwa catu daya
teregulasi adalah catu daya yang dapat menghasilkan tegangan keluaran yang
nilai/ harga tegangannya senantiasa selalu tetap setiap saat sesuai dengan
yang diharapkan. (Sunomo, 1996: 82)
Pemakaian
komponen ini dipakai untuk menc
kompenen IC regulator tegangan maksimal bisa dilewati arus mencapai 1
Ampere. Kemampuan memberikan ca
dapat ditingkatkan kap
eksternal, baik transistor NPN maupun
luar, maka sebagian besar dari arus akan dilewatkan pada transistor luar i
sehingga IC regulator tegan
saja. Transistor yang sering digunakan adalah transistor 2N 3055.
Gambar 10. Prinsip pemasangan transistor eksternal NPN pada regulator
Gambar 9. Catu daya teregulasi tegangan positif.
Pemakaian heatshink (alumunium pendingin) dianjurkan jika
komponen ini dipakai untuk mencatu arus yang besar. Di dalam
kompenen IC regulator tegangan maksimal bisa dilewati arus mencapai 1
Ampere. Kemampuan memberikan catu daya dari IC regulator tegan
dapat ditingkatkan kapasitasnya dengan menambahkan transistor luar atau
ternal, baik transistor NPN maupun PNP. Dengan penambahan transistor
luar, maka sebagian besar dari arus akan dilewatkan pada transistor luar i
sehingga IC regulator tegangan hanya berfungsi sebagai pengontrol tegangan
Transistor yang sering digunakan adalah transistor 2N 3055.
Gambar 10. Prinsip pemasangan transistor eksternal NPN pada regulator tegangan tetap.
47
. Catu daya teregulasi tegangan positif.
(alumunium pendingin) dianjurkan jika
tu arus yang besar. Di dalam datasheet,
kompenen IC regulator tegangan maksimal bisa dilewati arus mencapai 1
tu daya dari IC regulator tegangan
sitasnya dengan menambahkan transistor luar atau
n penambahan transistor
luar, maka sebagian besar dari arus akan dilewatkan pada transistor luar ini,
n hanya berfungsi sebagai pengontrol tegangan
Transistor yang sering digunakan adalah transistor 2N 3055.
Gambar 10. Prinsip pemasangan transistor eksternal NPN pada regulator
48
H. LCD (Liquid Crystal Display)
LCD adalah suatu display dari bahan cairan kristal yang
pengoperasiannya menggunakan sistem matriks. LCD banyak digunakan
sebagai display dari alat-alat elektronika seperti kalkulator, multimeter
digital, jam digital, dan sebagainya. LCD dapat dengan mudah dihubungkan
dengan mikrokontroller AVR ATmega16. Modul LCD LMB162AFC yang
merupakan LCD dengan display dua baris dengan masing-masing baris
sebanyak 16 kolom. Modul LCD LMB162AFC dapat diakses 4 bit maupun 8
bit interface. Namun rutin-rutin pada mikrokontroller yang digunakan sudah
dirancang untuk mengakses madul LCD ini secara 4 bit interface. LCD
LM162AFC yang secara fisik adalah sebagai berikut:
Gambar 11. Bentuk fisik LCD LMB162AFC.
Rancangan interface LCD tidak memerlukan banyak komponen
pendukung. Hanya diperlukan sebuah resistor dan sebuah variabel resistor
untuk memberi tegangan kontras pada matriks LCD.
49
Tabel 11. Konfigurasi pin LCD LMB162AFC.
I. Push Button
Push button merupakan saklar yang di operasikan secara manual.
Push button ini berfungsi untuk memutuskan atau menghubungkan aliran
listrik. Ada dua macam push button, yaitu push button NO (Normaly Open)
dan push button NC (Normaly Close).
Push button NO menghubungkan rangkaian ketika ditekan dan
kembali keposisi terbuka ketika dilepas. Sebaliknya push button NC
membuka rangkaian ketika push button ditekan dan kembali pada posisi
menutup ketika push button dilepas.
Gambar 12. Push Button.
50
J. IC LM393
LM393 adalah sebuah IC yang berfungsi sebagai pembanding
tegangan (Voltage Comparator). IC ini dapat diaplikasikan pada berbagai
perangkat elektronik, diantaranya digunakan dalam rangkaian pengisi baterai
(Batteray Charger), Switching Power Suplay, PC motherboard, Cordless
Telephone, dan perangkat komunikasi. LM393 berupa IC DIP (Dual In-line
Package) 8 pin. Adapun konfigurasi pin pada IC LM393 adalah sebgai
berikut:
Gambar 13. Konfigurasi pin LM393.
Gambar 14. Bentuk fisik IC LM393.
51
Terminal-terminal yang terdapat pada op-amp mempunyai fungsi atau
arti sebagai berikut: (Sunomo, 1996: 47)
1. Terminal masukan
Seperti yang terlihat pada gambar 8, op-amp mempunyai dua
terminal masukan yang masing-masing bertanda (-) dan (+). Kedua
masukan ini disebut masukan diferensial, karena tegangan keluaran
Vo bergantung pada perbedaan tegangan antara kedua terminal
masukan tersebut. Jika terminal (-) mendapat tegangan lebih positif
dari pada terminal masukan (+), maka keluaran Vo negatif. Jika
terminal masukan (-) lebih negatif daripada terminal masukan (+),
maka Vo positif. Jadi singkatnya, polaritas tegangan keluaran Vo
akan selalu berlawanan dengan polaritas tegangan pada terminal
masukan (-).
2. Terminal keluaran
Meskipun op-amp mempunyai dua buah terrminal masukan,
op-amp hanya memilki satu terminal keluaran. Ujung terminal ini
dihubungkan ke beban.
3. Terminal suplai daya
Terminal-terminal op-amp yang harus dihubungkan ke catu
daya agar op-amp dapat bekerja ditandai dengan +V dan –V.
Terminal +V dihubungkan ke sumber tegangan positif sedangkan
52
terminal –V dihubungkan ke sumber negatif. Ini berlaku jika op-amp
memang dimaksudkan untuk digunakan dengan sistem suplai tiga
polaritas (+), (0), dan (-). Jika op-amp hendak digunakan dengan
sistem catu daya yang mempunyai dua polaritas (+) dan (0) atau
GND, maka terminal +V dihubungkan ke VCC dan –V dihubungkan
ke GND.
K. LDR (Light Dependent Resistance)
LDR (Light Dependent Resistance) merupakan salah satu contoh
sensor cahaya yang terbuat dari bahan cadmium sulfoselenoid (CDS) yang
sangat peka terhadap perubahan intensitas cahaya yang mengenai
permukaannya. LDR akan sangat resisten jika tidak terkena cahaya,
sebaliknya nilai resistansi LDR akan sangat rendah bila terkena cahaya yang
sangat terang. Kemampuannya menyerap cahaya memudahkan LDR
mengatur letak sumber cahaya agar bisa mengenai permukaan sensor dengan
optimal.
Tetapi penggunaan LDR harus dirangkai seri dengan resistor variabel
(trimmer) yang terhubung ke sumber dan salah satu kaki LDR terhubung ke
ground, sesuai dengan persamaan pembagi tegangan, maka persamaan
pembagi tegangan yang akan digunakan sebagai berikut.
= × +
53
Dimana:
VOUT : Tegangan keluaran LDR
VS : Tegangan sumber DC
RLDR : Hambatan LDR terukur
RS : Hambatan Resitor Variabel (Trimmer)
L. Relay
Relay adalah sebuah piranti elektro mekanik yang dioparasikan
berdasarkan variasi masukan, untuk mengontrol piranti-piranti lain yang
dihubungkan pada keluaran relay. Relay berfungsi untuk memutuskan atau
mengalirkan arus listrik yang dikontrol dengan memberikan tegangan suplai
pada koilnya. Ada dua jenis relay berdasarkan tegangan untuk menggerakkan
koilnya, yaitu relay DC dan relay AC. Pada rangkaian ini menggunakan relay
DC dengan tegangan 6 volt.
Gambar 15. Simbol diagram relay.
Kontak-kontak ini dapat digunakan mengontrol arus yang lebih besar
dalam rangkaian. Fungsi utama relay adalah untuk mengontrol arus yang
54
lebih besar dalam rangkaian dengan arus kecil yang melewati koil relay. Pada
simbol diatas terdiri atas sebuah kumparan dan dua set kontak, satu
diantaranya terbuka (Normally Open atau NO), dan lainnya tertutup
(Normally Close atau NC). Sewaktu ada tegangan suplai pada koil relay,
maka kontak NO akan terhubung dan kontak NC akan terbuka. Sebaliknya
saat tidak ada suplai pada koil relay maka kontak NO kembali terbuka dan
kontak NC kembali terhubung.
M. Transistor
Transistor merupakan komponen aktif dengan besar arus dan tegangan
atau daya keluaran dikendalikan oleh arus masukan. Transistor dibagi
menjadi dua tipe yaitu sambungan bipolar atau disebut Bipolar Junction
Transistor (BJT) dan transistor tipe efek medan atau Field Effect Transistor
(FET). Transistor dari tipe sambungan bipolar merupakan transistor yang
banyak digunakan dalam aplikasi elektronika.
Secara prinsip, transistor sambungan bipolar dapat dipahami sebagai
sebuah sambungan (junction) antara dua buah dioda PN yang saling bertolak
belakang. Dua buah dioda tersebut adalah dioda emitor-basis atau disebut
dioda emitor dan dioda kolektor-basis atau disebut dioda kolektor.
Susunan dari dua buah dioda PN ini menentukan jenis dari transistor.
Jenis transisitor tersebut dapat dikelompokkan dalam dua macam, yaitu jenis
NPN dan PNP. Transistor bipolar ini memiliki tiga buah elektroda yang
55
masing-masing disebut dengan emitor atau emitter (E), basis atau base (B),
dan kolektor atau collector (C).
Gambar 16. Jenis transistor (a). Transistor NPN, (b). Transistor PNP.
Transistor dapat bekerja jika ada bias maju (forward bias) yang
diberikan padanya. Bias maju merupakan proses pembuatan tegangan pada
bahan penyusun transistor sehingga jenis P lebih positif dari pada jenis bahan
N. Adanya bias maju ini memungkinkan adanya aliran elektron dari emitor ke
kolektor dan arus mengalir dari kolektor ke emitor.
Gambar 17. Pemberian bias maju (a) Transistor PNP, (b) Transistor NPN.
Transistor memiliki tiga kondisi kerja, yaitu kondisi jenuh (saturasi),
kondisi aktif dan kondisi sumbat (cut off). Penentuan tiga macam kondisi
kerja ini didasarkan pada grafik kurva kolektor dan garis beban transistor.
56
Gambar 18. Grafik kurva kolektor dengan garis beban transistor.
Gambar grafik kurva kolektor dan garis beban transistor diatas
mengisyaratkan adanya desain kerja transistor yang dapat dibuat. Salah satu
desain kerja transistor yang paling umum digunakan dalam dunia digital
adalah transistor saklar.
Transistor saklar merupakan salah satu jenis desain rangkaian
transistor yang didasarkan pada dua kondisi kerja transistor, yaitu kondisi
sumbat (cut off) dan kondisi jenuh (saturasi). Kondisi sumbat
menggambarkan sebuah saklar salam posisi terbuka. Kondisi jenuh
menggambarkan sebuah saklar dalam kondisi tertutup.
Gambar 19. Grafik kerja transistor.
57
Kondisi cut off terjadi ketika nilai arus kolektor (IC) sangat kecil.
Sangat kecilnya arus kolektor disebabkan oleh sangat kecilnya atau tidak ada
arus yang mengalir pada basis (IB). Saat demikian, nilai tegangan kolektor-
emitor (VCE) berada dalam kondisi maksimal mendekati tergangan sumbernya
(VCC).
= − ( × )Karena nilai IC sangat kecil dan dapat dianggap nol, maka persamaan
tersebut menjadi:
=Kondisi jenuh terjadi ketika arus kolektor (IC) berada pada posisi
maksimum dengan nilai tegangan kolektor-emitor (VCE) mendekati nol.
Besarnya nilai arus kolektor ini ditentukan oleh besarnya perbandingan antara
nilai tegangan catu pada kolektor dengan nilai hambatan kolektornya.
Persamaan yang ada yaitu:
= 0Maka:
=
Dalam aplikasinya, transistor sebagai saklar dapat digambarkan
seperti pada Gambar 14. Pada gambar tersebut, transistor berfungsi sebagai
saklar terbuka ketika arus basis sangat kecil atau bisa dikatakan tidak ada
58
(IB=0). Transistor akan berfungsi sebagai skalar tertutup ketika besarnya arus
basis minimal sama dengan besarnya arus basis saturasi (IB=IB saturasi).
Adapun besarnya arus basis tersebut dirumuskan dengan persamaan seperti
dibawah ini.
= −
Gambar 20. Rangkaian transistor sebagai saklar.
Kondisi jenuh (saturasi) dibagi dalam dua macam, yaitu soft saturasi
dan hard saturasi. Soft saturasi merupakan kondisi dimana transistor jenuh
secara terbatas atau hampir jenuh. Kondisi soft saturasi dimungkinkan karena
penggunaan arus (βDC) yang ada hanya sedikit lebih kecil dari pada
penguatan arus pada kondisi aktif transistor. Dengan kata lain, IB hanya
cukup untuk mengoperasikan transistor pada titik atas dari garis beban DC.
Kondisi hard saturasi merupakan kondisi dimana transistor berada dalam
keadaan jenuh penuh. Kondisi hard saturasi sangat tepat bila diaplikasikan
dalam sistem digital. Kondisi hard saturasi dimungkinkan karena nilai
59
penguatan arus (βDC) yang cukup besar, yaitu 10. Dengan kata lain, kondisi
hard saturasi dapat dicapai ketika besar arus kolektor (ICSAT) sepuluh kali dari
nilai arus basis (IB).
N. Diagram Alir (Flowchart)
Dalam merancang sebuah program, pembuat menganggap sebuah
program rancangannya sudah selesai jika program tersebut telah berjalan
sesuai dengan yang diharapkan. Program yang dirancang perlu ditelusuri lagi
untuk keperluan pengembangan lebih lanjut dari cara kerja program
rancangan tersebut. Untuk itu, sebuah program yang baik tidak hanya berjalan
dengan baik saja, namun program tersebut harus dapat ditelusuri kembali
dengan mudah. Dengan struktur program yang teratur, maka bila terjadi
kesalahan fungsi program, programmer akan dengan mudah menemukan
kesalahan tersebut dan kemudian dapat segera memperbaikinya.
Teknik rancang sebuah program dengan struktur yang baik biasanya
diawali dengan pembuatan diagram alir (flowchart). Diagram alir digunakan
untuk menggambarkan terlebih dahulu mengenai apa yang harus dikerjakan
sebelum mulai merancang program. Simbol-simbol diagram alir ditunjukkan
pada tabel 12.
60
Tabel 12. Simbol-simbol dalam diagram alir.
61
BAB III
KONSEP PERANCANGAN ALAT
A. Konsep Rancangan Perangkat Keras (Hardware)
Adapun alat pengatur beban peralatan listrik rumah tangga terdiri atas:
1. Perangkat pengolah data dan kontrol yang digunakan adalah
mikrokontroler ATmega16.
2. Perangkat pendeteksi cahaya yang kemudian di-interface dengan
perangkat kontrol sebagai parameter kondisi pencahayaan alami.
3. Perangkat pendeteksi level air didalam tanki tandon air yang kemudian
di-interface dengan perangkat kontrol sebagai parameter cadangan air di
dalam tanki tandon air.
4. Saklar Relay yang di-interface dengan perangkat kontrol sebagai sarana
penyaklaran terhadap catu daya peralatan listrik dengan tegangan kerja
220 volt.
5. LCD Monitor yang berfungsi sebagai displai.
6. Tombol Seting untuk menentukan nilai seting parameter waktu beban
puncak, waktu pengisian tandon air dari kosong hingga penuh, waktu
penggunaan dispenser, mode operasi pompa air, dan mode operasi
dispenser.
62
Gambar 21. Skema alat pengatur beban peralatan listrik rumah tangga.
B. Konsep Rancangan Perangkat Lunak (Software)
Piranti pengolah data dan kontrol yang berupa mikrokontroler
ATmega16 akan ditanami (di-download) program. Program ditulis dengan
bahasa C, dimana nantinya program ini akan diterjemahkan oleh software
compiler menjadi bahasa mesin, sehingga mampu dikenali dan dijalankan
oleh perangkat elektronik (mikrokontroller). Program ini berisi alur berfikir
SiMBeR yang sudah disesuaikan dengan batasan-batasan tertentu. Sehingga
63
berdasarkan program yang telah dibuat, parameter nilai (batasan-batasan),
input sensor level air, input sensor cahaya dan waktu, akan didapatkan suatu
eksekusi proses yang nantinya dapat mengoptimalisasi penggunaan peralatan
listrik rumah tangga.
C. Analisis Kebutuhan
Untuk merealisasikan pembuatan alat “SiMBeR Sebagai Alat
Pengatur Beban Rumah Tangga Secara Otomatis Berbasis ATmega16”, maka
dibutuhkan:
1. Rangkaian Power Supply.
2. Rangkaian Mikrokontroller sebagai perangkat kontrol dan pengolah data
yang merupakan satu kesatuan dari prosesor, memori, timer/ counter,
unit detak dan bagian I/ O yang dibuat dalam satu chip tunggal.
3. Rangkaian LCD Monitor sebagai interface antara pengguna (user)
dengan SiMBeR.
4. Rangkaian Tombol Seting.
5. Rangkaian Sensor Level Air dan Sensor Cahaya.
6. Rangkaian Saklar Relay yang digunakan sebagai interface dengan
peralatan yang dikontrol oleh SiMBeR.
64
D. Identifikasi Alat dan Bahan yang Dibutuhkan
Rangkaian catu daya dibuat dengan dua sumber. Sumber PLN sebagai
catu daya utama dan baterai sebagai catu daya cadangan. Relay digunakan
sebagai rangkaian pemindah sumber catu daya. Berbagai bahan yang
dibutuhkan untuk pembuatan rangkaian catu daya adalah seperti yang
tercantum pada tabel 13.
Tabel 13. Bahan pembuatan rangkaian catu daya.
No. Bahan Spesifikasi1. Transformator Step Down Non CT, 2 A2. Dioda Bridge KBPC8083. Capasitor Elektrolit 2200 uF, 10 uF4. IC Regulator Tegangan 7806, 78085. Transistor 2N 30556. Heatshink Untuk Transistor 2N7. LED 3mm8. Resistor 0.25 W, 1 kΩ9. Relay 12 Volt, 8 pin, 1A 24VDC10. Saklar Power 6.5A 250V11. Fuse Housing dan Fuse 2A 250V12. Baterai 9 Volt
Rangkaian Mikrokontroller sebagai perangkat kontrol dan pengolah
data adalah semuah rangkaian sistem minimum mikrokontrller AVR
ATmega16. Berbagai bahan yang diperlukan untuk pembuatan rangkaian
sistem minimum adalah seperti yang tercantum pada tabel 14.
65
Tabel 14. Bahan pembuatan rangkaian sistem minimum.
Dalam pengujian mengenai kesesuian waktu anatara waktu yang
sesungguhnya dengan waktu pada SiMBeR didapatkan selisih waktu 2
detik dalam waktu 24 jam.
4. Tombol Seting
Dari pengujian tombol seting, didapatkan hasil yang memuaskan.
Hal ini dikarenakan semua tombol berfungsi sesuai dengan yang
diharapkan. Adapun uraikan fungsi masing-masing tombol adalah seperti
pada tabel 31.
106
Tabel 31. Hasil pengujian fungsi tombol.
No. TombolPenekanan
TombolKeterangan
1
U
1 Menu seting jam2 2 Menu seting menit3 3 Menu seting detik4 4 Keluar dari menu seting5
S
1 Menu seting jam beban puncak berawal6 2 Menu seting menit beban puncak berawal7 3 Menu seting jam beban puncak berakhir8 4 Menu seting menit beban puncak berakhir9 5 Menu seting waktu isi tandon air
10 6 Menu seting jam gunakan dispenser berawal11 7 Menu seting menit gunakan dispenser berawal12 8 Menu seting jam gunakan dispenser berakhir13 9 Menu seting menit gunakan dispenser berakhir14 10 Keluar dari menu seting15
+1 Melalui menu seting, menambah nilai
16 2 Melalui menu seting, menambah nilai17
+
1 Dari Menu Utama, Mode INT-AUTO pompa ON18 2 Dari Menu Utama, Mode INT-AUTO pompa OFF19 3 Dari Menu Utama, Mode INT-AUTO pompa ON20 4 Dari Menu Utama, Mode INT-AUTO pompa OFF21
-1 Melalui menu seting, mengurang nilai
22 2 Melalui menu seting, mengurang nilai23
-
1 Dari Menu Utama, Mode INT-AUTO dispenser ON24 2 Dari Menu Utama, Mode INT-AUTO dispenser OFF25 3 Dari Menu Utama, Mode INT-AUTO dispenser ON26 4 Dari Menu Utama, Mode INT-AUTO dispenser OFF
5. Sensor Level Air
Dari pengujian sensor level air, didapatkan hasil yang
memuaskan. Hal ini dikarenakan sensor level air berfungsi sesuai dengan
yang diharapkan. Adapun uraikan pengujian sensor level air adalah
mesin cuci, pompa air, kipas angin, setrika, dan radio. Penggunaan energi
listrik pada jam 17.00 sampai dengan 22.00 sangat besar bila
dibandingkan waktu-waktu lain. Alat yang digunakan untuk mengatur
penggunaan peralatan listrik rumah tangga telah dapat dibuat dengan
nama SiMBeR (Sistem Manajemen Beban Rumah Tangga). SiMBeR
adalah alat yang dibuat dengan perangkat pengolah data berupa
114
mikrokontroller AVR ATmega16. SiMBeR dilengkapi pula dengan LCD
monitor dan tombol seting. LCD monitor berfungsi untuk menampilkan
data seting. Tombol seting berfungsi untuk mengubah nilai data. SiMBeR
dapat digunakan untuk mengatur waktu operasional pompa air,
dispenser, dan lampu yang berada diluar ruangan (lampu teras dan lampu
taman).
SiMBeR dapat bekerja untuk mengatur waktu operasional pompa
air agar pompa air beroperasi diluar waktu beban puncak. Pompa air
yang beroperasi diluar waktu beban puncak akan mengurangi besarnya
penggunaan energi diwaktu beban puncak. SiMBeR mengatur
operasional pompa air berdasarkan sensor level air dan waktu beban
puncak. Sensor level air akan mengirimkan data level air didalam tanki
tandon air ke perangkat kontrol dan pengolah data. Perangkat kontrol
akan menghidupkan (ON) pompa air jika tanki tandon air kosong (level
1) dan berada diluar waktu beban puncak. Perangkat kontrol akan
menunda pengisian tanki tandon air bila tanki tandon air yang kosong
terjadi pada waktu beban puncak. Perangkat kontrol akan mematikan
(OFF) pompa air secara otomatis saat tanki tandon air telah penuh (level
4). SiMBeR dapat bekerja untuk mengatur waktu operasional dispenser
agar dispenser dihidupkan (ON) hanya saat digunakan. SiMBeR
mengatur operasional dispenser berdasarkan waktu seting penggunaan
dispenser. SiMBeR mematikan (OFF) dispenser secara otomatis saat
tidak digunakan. Pemilik rumah tidak menggunakan dispenser dalam
115
waktu yang relatif lama yaitu saat bekerja, bepergian, dan istirahat
malam (tidur). Dispenser yang dimatikan (OFF) pada waktu tidak
digunakan akan mengurangi beban penggunaan energi listrik, sehingga
biaya tagihan yang harus dibayar semakin berkurang. SiMBeR dapat
bekerja untuk mengatur waktu operasional lampu yang berada diluar
ruangan (lampu teras dan lampu taman) agar lampu dimatikan (OFF)
pada saat pencahayaan alami sudah cukup terang dan waktu sudah siang.
SiMBeR mengatur operasional lampu berdasarkan sensor cahaya dan
waktu. SiMBeR mematikan (OFF) lampu secara otomatis pada saat
pencahayaan alami sudah cukup terang atau waktu sudah lebih dari jam
06.00. SiMBeR mematikan lampu secara otomatis berdasarkan parameter
waktu digunakan sebagai sistem cadangan pada saat sensor cahaya
mengalami masalah. Operasional lampu dengan sistem sensor cahaya dan
parameter waktu akan lebih efektif dalam program penghematan
penggunaan energi listrik.
SiMBeR dapat digunakan untuk mengatur beban peralatan listrik
rumah tangga berupa pompa air dengan daya 250 watt, dispenser dengan
daya 300 watt dan lampu hemat energi dengan daya 5 watt. SiMBeR
yang digunakan untuk mengatur operasi beban peralatan listrik rumah
tangga dapat menghemat penggunaan energi listrik sebesar 1 kWh/hari.
Asumsi tarif per kWh menggunakan tarif listrik residensial dengan batas
daya 900 VA. Tarif pada blok III adalah sebesar Rp 495,-/kWh.
116
Penghematan energi listrik yang akan didapatkan untuk satu rumah
adalah sebesar Rp 178.200,- dalam satu tahun.
117
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah mengamati dan membahas “Sistem Manajemen Beban Rumah
Tangga (SiMBeR) Sebagai Alat Pengatur Beban Peralatan Listrik Rumah
Tangga Secara Otomatis Berbasis ATmega16”, maka didapatkan kesimpulan:
1. Alat yang digunakan untuk mengatur beban peralatan listrik rumah
tangga telah dapat dibuat dengan nama SiMBeR. SiMBeR dapat
mengatur beban peralatan listrik rumah tangga berupa pompa air,
dispenser, dan lampu.
2. SiMBeR mengatur operasional pompa air berdasarkan sensor level air
didalam tanki tandon air dan waktu beban puuncak. SiMBeR akan
menghidupkan (ON) pompa air saat tanki tandon air kosong dan berada
diluar waktu beban puncak. SiMBeR akan mematikan (OFF) pompa air
saat tanki tandon air sudah penuh. SiMBeR akan menghidupkan (ON)
dispenser pada saat berada dalam waktu seting penggunaan dispenser.
SiMBeR akan mematikan (OFF) dispenser pada saat berada diluar waktu
seting penggunaan dispenser. SiMBeR mengatur operasional lampu
berdasarkan sensor cahaya dan waktu. SiMBeR akan menghidupkan
(ON) lampu saat keadaan disekitar rumah sudah gelap. SiMBeR akan
118
mematikan (OFF) lampu saat keadaan disekitar rumah sudah cukup
terang atau waktu sudah lebih dari jam 06.00.
3. SiMBeR yang digunakan untuk mengatur beban peralatan listrik rumah
tangga dapat menghemat penggunaan energi listrik.
B. Keterbatasan
1. Pengiriman data dari sensor level air ke sistem mikrokontroller masih
menggunakan lima kabel, sehingga bila pemasangan SiMBeR jauh dari
tanki tandon air maka biaya yang dibutuhkan untuk pembelian kabel
semakin mahal.
2. Pada sistem ini masih menggunakan sistem rangkaian terpusat, jadi semua
beban peralatan listrik rumah tangga diatur dari satu tempat.
3. Operasi pompa air hanya diluar beban puncak, sehingga pompa air
memungkinkan untuk ON pada tengah malam saat mode Intelegent-
Automatic.
4. Dalam mode Intelegent-Automatic ON, dispenser OFF mulai jam 00.00
sampai 03.59.
5. Pada sistem ini hanya dapat digunakan untuk mengatur sebuah pompa air,
sebuah dispenser, dan sebuah lampu.
C. Saran
1. Pengiriman data dari sensor level air ke sistem mikrokontroller masih
menggunakan lima kabel, sehingga bila pemasangan SiMBeR jauh dari
119
tanki tandon air maka biaya yang dibutuhkan untuk pembelian kabel
semakin mahal. Untuk pengembangan lebih lanjut dapat dibuat sensor
level air dengan metode pengiriman data yang lebih hemat dalam
pemakaian kabel.
2. Pada sistem ini masih menggunakan sistem rangkaian terpusat, jadi semua
beban peralatan listrik rumah tangga diatur dari satu tempat. Untuk
pengembangan lebih lanjut dapat dibuat sebuah sistem yang mandiri
untuk menangani satu jenis beban.
3. Operasi pompa air hanya diluar beban puncak, sehingga pompa air
memungkinkan untuk ON pada tengah malam saat mode Intelegent-
Automatic ON. Untuk pengembangan lebih lanjut dapat dibuat agar
operasi pompa air dilakukan diluar beban puncak dan waktu istirahat pada
malam hari.
4. Dalam mode Intelegent-Automatic ON, dispenser OFF mulai jam 00.00
sampai 03.59. Untuk pengembangan lebih lanjut dapat dibuat seting
waktu dispenser OFF. Hal ini agar penggunaan lebih sesuai dengan
kebutuhan.
5. Pada sistem ini hanya dapat digunakan untuk mengatur sebuah pompa air,
sebuah disperser, dan sebuah lampu. Untuk pengembangan lebih lanjut
dapat digunakan untuk mengendalikan sampai dengan 15 beban peralatan
listrik rumah tangga.
120
DAFTAR PUSTAKA
Abimanyu, Anggito. (2004). Kajian-Kajian Dampak Perubahan Trend Penggunaan Tenaga Listrik Pada Sektor Industri. Diakses pada tanggal 13 April 2011, 20:58 dari http://www.fiskal.depkeu.go.id/webbkf/kajian/kajian%20dampak%20perubahan%20trend%20penggunaan%20Tenaga%20Listrik%20pd%20sektor%20industri.pdf
Andrianto, Heri. (2008). Pemrograman Mikrokontroler AVR ATMEGA16 Menggunakan Bahasa C (CodeVision AVR). Bandung: Informatika.
Anonim. (2008). Energi dan daya Listrik 9.1. Diakses pada tanggal 15 Maret 2011, 07:24 dari http://www.crayonpedia.org/mw/Energi_Dan_Daya_Listrik_9.1
Ary, Heryanto, M., & Adi, P., Wisnu. (2008). Pemrograman Bahasa C Untuk Mikrokontroler ATMEGA8535. Yogyakarta: Andi.
Haryanto, Andri. (2008). Rice Cooker dan Dispenser Paling Boros Listrik.Diakses pada tanggal 11 April 2011, 22:52 dari http://bandung.detik.com/read/2008/08/03/140134/982066/486/rice-cooker-dan-dispenser-paling-boros-listrik
Husna. (2006). Pengendalian Beban Yang Efektif Terhadap Kepuasan Pelanggan. Yogyakarta: UGM.
Marsudi, Djiteng. (2005). Pembangkit Energi Listrik. Jakarta: Erlangga.
Prasodjo, Budi. (2006). Teori dan Aplikasi Fisika SMP Kelas IX. Jakarta: Yudistira.
Subekti, Muhammad. (2010). Stategi Menghadai Krisi Energi Naional. Diakses pada tanggal 12 April 2011, 01:24 dari http://www.mediaindonesia.com/read/2010/08/08/159646/68/11/Strategi-Menghadapi-Krisis-Energi-Nasional-
Sunomo. (1996). Elektronika II. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta.
Wardhana, Lingga. (2006). Belajar Sendiri Mikrokontroler AVR Seri ATMega8535 Simulasi, Hardware, dan Aplikasi. Yogyakarta: Andi.
Wahyono, Endro & Fahamsyah, Sandy. (2008). Super Referensi Rumus Fisika & Matematika SMP. Jakarta: Kawahmedia.
--------- www.alldatasheet.com Diakses pada tanggal 19 Februari 2010, 14:26.
122
123
LAMPIRAN
124
Lampiran 1. Gambar PCB dan Susunan Komponen
125
126
127
Lampiran 2. Program Mikrokontroller AVR ATmega16 Dengan Bahasa C