Top Banner
SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.sos) Oleh: Firdaus Nuzula 1113113000081 PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019
82

SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

May 12, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM

RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.sos)

Oleh:

Firdaus Nuzula

1113113000081

PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

Page 2: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi
Page 3: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi
Page 4: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi
Page 5: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

v

ABSTRAK

Skripsi ini menganalisis perubahan sikap India terhadap Palestina dalam

resolusi UNHRC pada tahun 2015. Tujuan penelitian ini adalah untuk

menganalisis alasan serta faktor apa yang memengaruhi perubahan sikap tersebut.

Penelitian ini dilakukan melalui studi pustaka sebagai sumber data primer dan

sekunder. Peneliti menemukan bahwa India melakukan perubahan sikap terhadap

Palestina tersebut akibat adanya national interest dengan Negara Israel sehingga

langkah kebijakan yang di ambil mengharuskan untuk bersikap abstain. Argumen

ini dirumuskan melalui tahapan analisis dan selanjutnya menganalisis dengan

menggunakan kerangka teoritis. Kerangka teoretis yang digunakan dalam skripsi

ini adalah Neorealism Kenneltz Waltz. Dari hasil analisis dengan menggunakan

teori tersebut ditemukan bahwa India merasa bahwa kebijakan yang tepat pada

saat itu terhadap resolusi UNHRC adalah memilih abstain untuk melancarkan

kepentingan nasional India. Sebagai aktor yang memiliki ketergantungan dengan

Israel, India takut mengganggu kepentingan nasionalnya karena biar

bagaimanapun India tetap harus bisa mengamannkan negaranya.

Kata kunci : India, Palestina. Israel, National Interest, Neorealisme

Page 6: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur selalu penulis ucapkan kepada Allah

swt atas segala rakhmat dan nikmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini. Sholawat serta salam tak lupa dihaturkan kepada Nabi Muhammad

saw.

Dalam pengerjaan skripsi ini, penulis telah melibatkan beberapa pihak yang

sangat membantu dalam banyak hal. Oleh sebab itu, disini penulis sampaikan rasa

terima kasih sedalam-dalamnya kepada :

1. Keluarga penulis, almarhum Bapak Matori Abdul Syahid dan Ibu

Suaedah, adik penulis Nurul Maghfiroh, Naufal Afif dan Fitya Amanah

yang selalu memberikan semangat, doa, dukungan, nasehat kepada

penulis, hingga skripsi ini dapat terselesaikan,

2. Bapak Ahmad Al Fajri selaku Ketua Program Studi Hubungan

Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah menyetujui permohonan penyusunan

skripsi,

3. Bapak Irfan R. Hutagalung, LL.M selaku Dosen Pembimbing yang

telah membimbing dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai,

4. Dosen-dosen Hubungan Internasional UIN Jakarta. Terima kasih atas

segala ilmu yang telah diberikan selama masa perkuliahan,

Page 7: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

vii

5. Teman-teman Icipers, Komplek dan Antabur Alip, Dai, Zafir, Repi, Faris,

Ojan, Affan, Adam, Faizal, Fikri, Repi, Omi, Ghalib, Vita, Yusi, Cello,

Dewo yang selalu memberikan semangat dan masukan kepada penulis,

6. Teman-teman HI 2013 Dayang, Etika, Hamzah, Tami, Fadel, Tris, Bimo

dan teman-teman lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Terima kasih telah menemani masa-masa kuliah.

Penulis berharap segala dukungan dan bantuan ini mendapatkan balasan dari

Allah swt. Terakhir, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak

kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis

harapkan untuk perbaikan di masa mendatang. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat dan menambah wawasan bagi setiap pembacanya dan bagi

perkembangan studi Hubungan Internasional

Jakarta, 21 Oktober 2019

Firdaus Nuzula

Page 8: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

viii

DAFTAR ISI

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ............................................................ ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI .......................................................... iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ........................................................ iv

ABSTRAK .............................................................................................................. ii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi

DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii

DAFTAR TABEL DAN GRAFIK ......................................................................... x

DAFTAR SINGKATAN ....................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Pernyataan Masalah ................................................................................................ 1

B. Pertanyaan Penelitian ...................................................................................... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian : ........................................................................... 4

D. Tinjauan Pustaka ............................................................................................ 5

E. Kerangka Teoritis ............................................................................................ 7

F. Metode Penelitian ............................................................................................ 9

G. Sistematika Penulisan ..................................................................................... 9

BAB II Peran UNHRC terkait konflik Palestina-Israel 2014 ......................... 12

A. United Nation Human Rights Council………….. …….................................12

B. Konflik Palestina-Israel tahun 2014 ............................................................. 14

C. Peran Dewan HAM terkait konflik Palestina-Israel 2014 ............................ 19

BAB III Hubungan India dengan Palestina dan Israel ................................... 26

A. Hubungan India dengan Palestina....................................……….................26

B. Hubungan India dengan Israel ...................................................................... 35

Page 9: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

ix

C. Posisi India terhadap konflik Palestina-Israel 2014 .......................................... 41

BAB IV ANALISIS SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA

DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015..................................................45

A. Sikap abstain India dalam resolusi UNHRC tahun 2015. ................................ 45

B. Kebijakan Make in India ............................................................................. 51

BAB V KESIMPULAN ...................................................................................... 59

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... xii

Lampiran – Lampiran .......................................................................................... xvii

Page 10: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

x

DAFTAR TABEL DAN GRAFIK

Tabel II.C Hasil Pemungutan Suara Resolusi A/HRC/29/L.35

……………………………………………..................23-24

Tabel IV.B Importir terbesar senjata utama 2010-2014

...........................................................................................49

Grafik IV.A Nilai ekspor senjata Israel ke India 2013-

2016……………………………………………..………..51

Page 11: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

xi

DAFTAR SINGKATAN

AS : Amerika Serikat

BJP : Bhayaritia Jahanata Party

HAM : Hak Asasi Manusia

HHI : Hukum Humaniter Internasional

ICC : International Criminal Court

ICRC : International Committee of the Red Cross

PBB : Perserikatan Bangsa-Bangsa

PLO : Palestinian Liberation Organization

SIPRI : Stockholm International Peace Research Institute

UNESCO : United Nations Educational, Scientific, Cultural Organization

UPA : United Progressive Alliance

UNHRC : United Nations Human Rights Coucil

UNSCOP : United Nations Special Committee on Palestine

Page 12: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah

Skripsi ini berfokus kepada isu Israel dan Palestina yang terjadi pada 2014.

Pada tahun tersebut, Israel dilaporkan dengan tuduhan telah melakukan

pelanggaran HAM (Hak Asasi Manusia) dan HHI (Hukum Humaniter

Internasional). Serangan yang dilakukan Israel mengakibatkan lebih dari 2.100

warga Palestina tewas, selain itu juga sebanyak 17.200 rumah hancur.1 Kejadian

ini merupakan peristiwa terparah antara konflik Israel dengan Palestina jika

dibandingkan dengan isu sebelumnya seperti yang terjadi pada 2013, di mana

hanya mengorbankan 39 warga Palestina.2

Israel telah melanggar International Humanitarian Law yang sudah

tercantum dalam Geneva Convention 1949. Dari data tersebut dapat disimpulkan

bahwa Israel menyerang penduduk sipil yang tentunya dilarang dalam konvensi

keempat yaitu tentang Relative to the Protection of Civilian Persons in Time of

War.3 Hal ini pun berlaku untuk wilayah Palestina termasuk Yerusalem Timur.

1”Gaza crisis: Toll of operations in Gaza.” 2014. BBC. https://www.bbc.com/news/world-middle-

east-28439404 diakses pada 27 Maret 2018 2Mairav Zonzein, “Israel Killed more Palestinians in 2014, than in any other year since 1967,” The

Guardian, 27 Maret 2015 https://www.theguardian.com/world/2015/mar/27/israel-kills-more-

palestinians-2014-than-any-other-year-since-1967 diakses pada 27 Maret 2018. 3“Geneva Convention Relative to Protection of Civilian Persons in Time of War,” International

Committee of the Red Cross, 12 Agustus 1949.

Page 13: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

2

Pada tanggal 1 Juli 2015, United Nation Human Rights Council (UNHRC)

menerbitkan draft resolusi untuk menangani kasus pelanggaran HAM dan HHI

yang terjadi di Palestina yaitu “Ensuring accountability and justice for all

violaton of internasional in the Occupied Palestinian Territory, including East

Jerusalem”. Dari 47 anggota UNHRC, 41 negara mendukung, 1 menolak, dan 5

abstain. Salah satu negara yang memilih abstain adalah negara India.

Sikap abstain India terhadap resolusi tersebut menimbulkan pertanyaan.

Sebelumnya, India selalu mendukung Palestina dalam setiap resolusi yang ada,

Salah satunya dalam resolusi Partition of Palestine. Resolusi Patition of Palestine

merupakan pembagian wilayah Palestina dan cikal bakal berdirinya Israel.

Tercatat bahwa India secara berturut turut menggunakan hak votingnya untuk

Palestina. Selain Partition of Palestine, India banyak mendukung Palestina dalam

berbagai resolusi, di antaranya adalah mendukung the right Palestinian to self

Determination, mendukung untuk menolak construction of separatism wall by

Israel, mendukung untuk menerima Palestina sebagai member penuh dari United

Nations Educational, Scientific, Cultural Organization (UNESCO) dan

mendukung untuk meng-upgrade Palestina sebagai non member state United

Nations General Assembly pada tahun 2012.4

Salah satu faktor kebijakan India yang selalu mendukung Palestina yakni

sikap India terherhadap anti imperialisme. India memandang Israel melakukan

4Ian Black, “UN human rights body to investigate claims of violations in Gaza.” The Guardian, 23

Juli 2014 https://www.theguardian.com/global/2014/jul/23/un-high-commissioner-navi-pillay-war-

crimes-israel diakses pada 23 Juli 2018

Page 14: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

3

tindakan imperialisme kepada Palestina.5

Presiden India kala itu, Jawaharlal

Nehru sempat merespon dukungan kepada Palestina melalui bukunya yang

berjudul Eighteen Months in India 1936-1937, yakni

In the Palestine the problem seems to be one of Arab and Jews. That is wrong and

misleading outlook. It is a problem of a growing nationalism desiring freedom and

being suppressed by imperialism. In this process, British imperialism, as in India,

has tried to plat off one community againt another and set the Jews againts the

Arabs. Like our communal problem, they have sought to produce a communal

problem in Palestine. It is true that present there is ill will and conflict beetwen

Arabs Jews in Palestine. Their (the Jew’s) future in Palestine lies in cooperation

with the Arab and in recognition of the fact that Palestine is and must continue to

be essentially an Arab country.6

Pembelaan India terhadap Palestina terus diperjuangkan dengan India

sebagai negara non Arab pertama yang mengakui negara Palestinian Liberation

Organization (PLO) sebagai satu-satunya legitiasi representatif di Palestina pada

1974. Selain itu, India juga merupakan negara non Arab pertama yang mengakui

Palestina pada 1988. Semenjak itu, kedua negara menjalin hubungan bilateral

seperti hubungan dagang dan juga bilateral visit. Tercatat bahwa pendiri PLO dan

Presiden Palestina, yakni Yasser Arafat dan Mahmoud Abbas beberapa kali

mengunjungi India dan begitu juga sebaliknya.7

Signifikansi dari permasalah ini adalah mengenai perubahan kebijakan luar

negeri India terkait dukungannya terhadap Palestina. India tidak seperti biasanya,

5Leonard A. Gordon, Nationalist Ideas about Palestine and Israel, Vol. 37 No ¾, Indiana

University, 1975, hlm. 225 6Jawaharlal Nehru, “spain and Palestine”, Eighteen Months in India 1936-1937 (Allahabad, 1938)

hlm.137. 7India –Palestine Relation, https://mea.gov.in/Palestine_July_2016

Page 15: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

4

kali ini India lebih memilih untuk abstain dalam resolusi UNHRC pada tahun

2015 yang tentunya akan merugikan Palestina. Dengan terjadinya peristiwa ini,

apakah Palestina sudah tidak menjadi prioritas dalam kebijakan India dalam

memberikan dukungannya dalam kancah internasional? Lantas, mengapa India

melakukan perubahan sikap dalam resolusi UNHRC terkait Pelanggaran HAM

dan HHI di Palestina oleh Israel pada tahun 2015?

B. Pertanyaan Penelitian

Mengapa India memilih abstain dalam Resolusi UNHRC terkait

Pelanggaran HAM oleh Israel di Palestina tahun 2015?

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui latar belakang hubungan India dengan Palestina dan Israel

2. Menganalisis alasan India memilih abstain dalam Resolusi UNHRC

terkait Pelanggaran HAM di Palestina oleh Israel pada tahun 2015

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian yaitu :

1. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi bagi penelitian

selanjutnya terkait dengan perubahan kebijakan India terhadap konflik

Palestina dengan Israel dalam resolusi UNHRC pada tahun 2015

Page 16: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

5

2. Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi terhadap

pengetahuan tentang dinamika hubungan India dengan Palestina dan

Israel

D. Tinjauan Pustaka

Dalam penelitian ini terdapat beberapa pembanding melalui literature

review dari berbagai sumber. Permasalahan mengenai India dengan konflik

Palestina dan Israel telah di tulis dalam berbagai jurnal dan jenis penelitian

lainnya. Skripsi ini meninjau penelitian dari 3 jurnal, yakni jurnal karya Shamir

Hasan yang berjudul The Evolution of India’s Palestine Policy : A Fall from the

Height, lalu jurnal karya Leonard A Gordon yang berjudul Indian Nationalist Idea

about Palestine and Israel, dan terakhir jurnal karya Rami Ginat yang berjudul

India and the Palestine Question : The Emergence of the Asio- Arab Bloc and

India’s Quest for Hegemony in the Post-Colonial Third World.

Pertama, jurnal karya Shamir Hasan yang berjudul The Evolution of India’s

Palestine Policy : A Fall from the Height menjelaskan mengenai evolusi

kebijakan India terhadap Palestina. Penelitian ini mencakup peran India dalam

mendukung Palestina di pentas internasional. Akan tetapi, India pada 1992 juga

membuka hubungan diplomatik dengan Israel.

Persamaan jurnal karya Shamir Hasan dengan skripsi ini adalah sama-sama

membahas hubungan antara India dengan konflik Israel Palestina. Perbedaannya

terletak kepada kasusnya. Jika jurnal Shamir Hasan fokus kepada tahun 1992

Page 17: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

6

ketika India membuka hubungan diplomatik dengan Israel, sedangkan skripsi ini

fokus kepada kebijakan India abstain dalam resolusi UNHRC, yakni Ensuring

accountability and justice for all violations of International law in the Occupied

Palestinian territory, including East Jerusalem.

Jurnal kedua adalah karya Leonard A Gordon yang berjudul Indian

Nationalist Idea about Palestine and Israel. Jurnal tersebut berisi tentang faktor

penentu kebijakan luar negeri India terhadap konflik Israel Palestina dari segi

ideologi negara dan idiosinkretik. Leonard A Gordon menjelaskan satu per satu

karakter dari pemimpin-pemimpin India, seperti Mathama Gandhi, Jawarhal

Nehru, dan lain-lain. Pada intinya, jurnal ini menerangkan idiosinkretik menjadi

faktor utama arah kebijakan luar negeri India.

Persamaan jurnal karya Leonard A Gordon yang berjudul Indian Nationalist

Idea about Palestine and Israel dengan skripsi ini adalah sama –sama membahas

mengenai kenapa India mengeluarkan kebijakan luar negeri perihal konflik Israel

dan Palestina. Perbedaannya, jika jurnal karya Leonard A Gordon menjelaskan

hanya dari segi faktor ideosinkretik. Skripsi ini menerangkan secara lebih

komprehensif mengenai kenapa India mengeluarkan kebijakan tersebut.

Terakhir adalah jurnal karya Rami Ginat yang berjudul India and the

Palestine Question : The Emergence of the Asio- Arab Bloc and India’s Quest for

Hegemony in the Post-Colonial Third World. Jurnal ini menjelaskan faktor-faktor

sejarah India menolak resolusi PBB 181 terkait Partition of Palestine pada 1947.

Page 18: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

7

Jurnal ini menitikberatkan kepada sejarah India yang juga menyebabkan negara

tersebut menolak hadirnya Israel di tanah Palestina.

Persamaan jurnal karya Rami Ginat yang berjudul India and the Palestine

Question : The Emergence of the Asio- Arab Bloc and India’s Quest for

Hegemony in the Post-Colonial Third World dengan skripsi ini adalah sama-sama

membahas pentingnya negara marjinal seperti India dalam resolusi PBB terkait

konflik Israel dan Palestina. Selain itu, persamaannya adalah sama-sama

membahas faktor sejarah India dalam menentukan arah kebijakan luar negerinya.

Perbedaannya terletak pada kasusnya, jika jurna karya Rami Ginat menganalis

kebijakan India menolak resolusi PBB 181, Skripsi ini mempertanyakan

sebaliknya, kenapa India pada tahun 2014 lebih memihak kepada Israel?

E. Kerangka Teoritis

Studi ini menggunakan teori Neorealisme untuk menjawab pertanyaan

penelitian dari perubahan sikap India terhadap Palestina dalam resolusi UNHRC

pada tahun 2015. Teori ini merupakan modifikasi dari grand theory realisme.

Perbedaannya neorealisme lebih menitik beratkan kepada struktur internasional.

Kenneth Waltz selaku pencetus neorealisme berasumsi bahwa struktur

internasional adalah faktor yang membuat negara tersebut bertindak dan

mengeluarkan kebijakannya.8 Dalam bukunya Sedikit berbeda dengan realisme

8Robert Jackson, georg Sorensen, Introduction to international Relation : Theories and Approach,

(New York: Oxford University Inc, 2013), 82

Page 19: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

8

yang lebih menitik beratkan kepada sifat sifat negara yang pesimis terhadap

sistem internasional yang anarki.

Neorealis beranggapan bahwa semua negara bersifat atomistic, profit

seeking dan strategis. Setiap negara dalam hubungan internasional selalu

mengutamakan national interest yang berupa power. Dalam hal ini, power tidak

hanya diartikan sebagai militer saja namun kekuatan untuk menghegemoni pun

dikatakan sebagai power terlebih dalam urusan yang bersifat high politics.

Walaupun atribut negara berbeda, power yang dimiliki negara memiliki tujuan

yang sama yaitu survival. Maka negara akan melakukan apapun untuk mencapai

hal tersebut.

Fakta yang terjadi pada kasus abstainnya India terhadap resolusi UNHRC

terkait pelanggaran HAM di Gaza oleh Israel pada tahun 2014. merupakan

pertama kalinya India bersikap abstain dalam mendukung Palestina terhadap

konfliknya dengan Israel. Padahal, selama ini India selalu konsisten dengan

kebijakan luar negerinya dalam membela Palestina sesuai dengan sikap India yang

anti terhadap imperialisme.

Dalam menentukan kebijakan untuk bersikap abstain tentunya pemerintah

India telah memperhitungkan secara matang yang tentunya menguntungkan

negara. Teori neorealisme beserta konsepnya sangatlah cocok dalam menjelaskan

fenomena yang terjadi antara India dan Israel. Struktur internasional adalah faktor

utama yang menggerakan India untuk abstain dalam resolusi tersebut.

Page 20: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

9

F. Metodologi Penelitian

Dalam menjawab penelitian diatas, penulis akan menggunakan metode

kualitatif sebagai teknik analisa masalah yang akan dibahas. Menurut Strauss dan

Corbin, yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang

menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan

menggunakan prosedur-prosedur statistik atau cara-cara lain dari pengukuran

kuantitatif.9

Dalam teknik pengumpulan data maupun referensi, penulis menggunakan

teknik pengumpulan data sekunder. Di mana pengumpulan data sekunder melalui

studi kepustakaan dari buku, jurnal ilmiah, surat kabar baik cetak maupun

elektronik.

G. Sistematika Penulisan

Penelitian ini akan ditulis dalam lima bab dengan sistematika sebagai

berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab I ini, akan diisi dengan pernyataan masalah, guna menjelaskan

latarbelakang permasalahan penelitian ini dan menjadikannya sebagai isu yang

menarik untuk diteliti yang dilanjutkan dengan manfaat serta tujuan penelitian. Di

9Anselm Strauss dan Juliet Corbin, “Basic of Qualitative Research: Technic and Procedures for

Developing Grounded Theory, second edition”, (London: SAGE Publication, 1998), hlm. 11-13.

Page 21: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

10

bagian ini dipaparkan juga tinjauan pustaka, kerangka pemikiran yang dalam hal

ini penulis menjelaskan grand theory neorealisme guna menjawab pertanyaan

penelitian, di akhir akan dijelaskan pula metode penelitian dan sistematika

penulisan.

BAB II PERAN UNHRC TERKAIT KONFLIK PALESTINA-

ISRAEL TAHUN 2014

Pada BAB II akan membahas mengenai pelanggaran HAM di Palestina

yang diawali dengan pemarapan konflik antara Israel dan Palestina guna

mendapatkan penjelasan yang jelas mengenai sentimen-sentimen yang terjadi di

antara kedua negara yang bertikai. Kemudian, penulisan akan memasuki hal yang

lebih spesifik, yakni pelanggran HAM yang dilakukan Israel di Gaza pada 2014.

Lalu respon dan peran UNHRC dalam konflik Palestina-Israel pada tahun 2014-

2015. Langkah-langkah yang dilakukan UNHRC untuk menghadapi konflik

tersebut hingga akhirnya mengeluarkan draf resolusi untuk mengadili bagi para

pelaku pelanggar HAM.

BAB III HUBUNGAN INDIA DENGAN PALESTINA DAN ISRAEL

Pada BAB III akan membahas tentang dinamika hubungan India dengan

kedua negara yang bertikai. Pemaparan pertama akan menjelaskan hubungan

India dengan Palestina yang dilanjutkan dengan hubungan India dengan Israel.

Terakhir akan dibahas posisi India terhadap konflik Palestina-Israel tahun 2014.

Page 22: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

11

BAB IV ANALISIS SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP

PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015

Pada BAB IV akan memaparkan analisis alasan India bersikap abstain

dalam resolusi UNHRC terkait pelanggaran HAM oleh Israel di Palestina tahun

2015. Pada bab ini akan menjawab pertanyaan penelitian, yakni mengapa India

abstain dalam resolusi UNHRC terkait pelanggaran HAM di Pel oleh Israel tahun

2014? Pertanyaan ini akan dijawab dengan menggunakan kerangka teori yang

sudah dibuat, yakni neorealisme.

BAB V PENUTUP

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan yang dapat

dikerucutkan sesuai dengan analisa yang dilakukan pada bagian sebelumnya.

Page 23: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

12

BAB II

Peran UNHRC terkait konflik Palestina-Israel 2014

Bab II ini terdiri dari tiga sub bab, sub bab pertama akan membahas mengenai

UNHRC. Lalu konflik yang terjadi antara Palestina dengan Israel pada tahun

2014 beserta pelanggaran HAM dan HHI yang dilakukan oleh Israel.

Pembahasan tersebut dianggap penting karena menjadi landasan

terbitnya resolusi UNHRC. Selanjutnya, sub bab ketiga akan membahas

mengenai respon, peran dan resolusi UNHRC terkait kasus pelanggaran HAM

dan HHI yang terjadi di Palestina 2014.

A. United Nations Human Rights Council

UNHRC atau Dewan HAM PBB merupakan badan PBB yang baru

dibentuk. Badan ini dibentuk oleh United Nations General Assembly atau

Majelis Umum PBB pada tahun 2006 berdasarkan resolusi 60/251 dengan

tujuan untuk membahas masalah-masalah pelanggaran HAM. Dalam hal ini

UNHRC bertanggung jawab untuk meningkatkan perlindungan HAM

diseluruh dunia.10

Keanggotaan anggota UNHRC terdiri dari 47 Negara. Anggota yang

dipilih secara langsung berdasarkan pemungutan suara mayoritas anggota

Majelis Umum PBB. Keanggotaan dewan dipilih berdasarkan pertimbangan

geografis menggunakan sistem pengelompokan yang terdiri dari 13 negara

10

“About HRC”. 2019. United Nations Human Rights Council https://www.ohchr.org/EN/HRBodies/HRC/Pages/AboutCouncil.aspx di akses 1 Maret 2019

Page 24: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

13

anggota dari Afrika, 13 dari Negara Asia, 6 dari Eropa Timur, 8 dari Amerika

Latin dan Karabian, dan 7 dari Eropa Barat dan Negara-negara lainnya.11

Anggota Dewan bertugas dalam jangka waktu tiga tahun dan tidak berhak

untuk dipilih kembali setelah menjalani dua masa jabatan berturut-turut.

Peran utama UNHRC sebagai forum PBB untuk bekerjasama

antarnegara dan memfasilitasi dialog-dialog antarnegara mengenai kewajiban

terhadap HAM. UNHRC dapat membuat rekomendasi-rekomendasi kepada

Majelis Umum PBB untuk melakukan pembangunan hukum internasional

yang berkaitan langsung dengan pelanggaran HAM.

Dalam hal keanggotaan, Negara yang ingin masuk ke dalam UNHRC

yang menjadi pertimbangan untuk dipilih adalah komitmen dan kontribusi

kandidat Negara untuk memajukan dan melindungi HAM, karena dengan

menjadi anggota UNHRC akan muncul rasa tanggung jawab untuk

menegakkan standar HAM yang tinggi berdasarkan dari tujuan dibentuknya

badan UNHRC. Majelis Umum PBB berhak untuk mencabut keanggotaan

dari Negara anggota UNHRC apabila Negara tersebut melakukan

pelanggaran HAM dan prosesnya dilakukan lewat pengambilan suara dua

pertiga mayoritas suara terbanyak.12

Dalam hal ini UNHRC banyak menagani

kasus pelanggaran HAM, termasuk konflik Palestina-Israel pada tahun 2014,

dimana terjadi pelanggaran HAM yang cukup serius.

11

“Membership of the Human Rights Council”. 2019. United Human Rights Council. https://www.ohchr.org/EN/HRBodies/HRC/Pages/Membership.aspx di akses 2 Maret 2019 12

UN News Centre, FAQ’s on the Human Rights Council https://www.un.org/News/dh/infocus/hrcouncil/hrqanda.html di akses 2 Maret 2019

Page 25: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

14

B. Konflik Israel-Palestina 2014

Konflik antara Israel dan Palestina yang terjadi pada tahun 2014 tidak

dapat dilepaskan dari sejarah permusuhan antara kedua negara terkait wilayah

yang berada di kawasan Palestina. Berawal dari kaum yahudi yang menyebar

dari berbagai negara bermigrasi ke wilayah Palestina dan akhirya mendirikan

negara yaitu Israel.13

Sejak berdirinya negara Israel, wilayah Palestina terus

bergolak akibat dari ulah Israel yang berusaha untuk merebut wilayah Palestina

seperti di Semenanjung Sinai, Yerussalem Timur, Tepi Barat, termasuk jalur

Gaza. Warga Palestina seolah merasa seperti di penjara di dalam wilayah

sendiri. Wilayah tersebut merupakan teritori negara Palestina yang diduduki dan

dikendalikan oleh Israel. Sejak tahun 2007 Israel memberlakukan blokade

terhadap wilayah Jalur Gaza. Tindakan Israel tesebut dikecam oleh Sekretaris

Jenderal PBB dengan menyebutnya sebagai pelanggaran berkelanjutan kolektif

terhadap populasi penduduk di Gaza.14

Blokade tersebut secara efektif berhasil mempersulit perekonomian warga

Gaza, Palestina. Pada akhirnya, memicu konflik yang berujung dengan kontak

senjata. Faktanya, konflik tersebut menimbulkan banyak korban jiwa dan

menghancurkan beberapa infrastruktur milik Palestina. Adapun kegiatan

pembangunan pemukiman ilegal oleh Israel di wilayah Tepi Barat termasuk

Yerusalem Utara, menjadi inti dari pelanggaran terhadap hak asasi manusia

13

Beinin, Joel dan Lisa Hajjar. “Palestine, Israel and The Arab-Israeli Conflict A Prime”. Middle East Research & Information Project. T.t. Hlm 1 14

United Nation General Assembly. Report of the independent commission of inqury established pursuant to Human Rights Council resolution S-21/1. 2015. Hlm 5

Page 26: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

15

warga Palestina. Banyak warga Palestina yang di usir dari tempat tinggalnya,

puncaknya jumlah pengungsi mencapai 500.000 atau 28 persen dari populasi.15

Pada tanggal 12 Juni 2014, konflik antara Israel dan Palestina semakin

memanas ketika terjadi aksi penculikan terhadap tiga warga Israel di wilayah

Tepi Barat. Korbannya adalah Naftalie Frankiel, Gilad Shaer dan Eyal Yifrah.

Israel menduga bahwa yang melakukan aksi tersebut merupakan anggota

Hamas.16

Namun tidak ada bukti keterlibatan Hamas yang diberikan oleh

pemerintah Israel. Para petinggi Hamas membantah kelompoknya terlibat dalam

insiden ini.17

Otoritas Palestina di Tepi Barat menyalahkan penculikan ini

kepada Suku Qawasameh yang dikenal suka melawan kebijakan Hamas dengan

melakukan upaya apapun untuk mencapai kepentingannya.18

Klan Qawasameh

ini mendominasi Hamas di Hebron yang merupakan faksi oposisi radikal

Hamas yang sering menyabotase Hamas dalam serangan menembak maupun

pemboman yang memicu pembalasan Israel. 19

Menanggapi penculikan tersebut, Israel membentuk Operation Brother

Keeper bertujuan untuk melakukan pencarian terhadap warga Israel yang

diculik. Israel awalnya bertujuan membebaskan remaja yang diculik namun

15

UNGA. Report of the Independent commission of inqury established pursuant to HumanRights Council resolution S-21/1. Hlm 7 16

“Israel IDs 2 main suspects in teens 'disappearance.” 2014. CBS News. https://www.cbsnews.com/news/israel-ids-2-main-suspects-in-teens-disappearance/ di akses pada 3 Maret 2019 17 “Israel rounds up senior hamas men in the wes bank.” 2014. Times of Israel http://www.timesofisrael.com/israel-rounds-up-senior-hamas-men-in-the-west-bank di akses pada 3 Maret 2019 18

Sholmi Eidar, “Accused kidnappers are rogue Hamas branch,” 2014. Al-Monitor’s Israel Pulse,

29 Juni 2014. http://www.al-monitor.com/pulse/originals/2014/06/qawasmeh-clan-hebron-hamas-leadership-mahmoud-abbas.html di akses pada 4 Maret 2019 19

J.J. Goldberg. ”Unruly hebron clan pushes hamas and brink,” Forward, 2 Juli 2014. https://forward.com/opinion/201172/unruly-hebron-clan-pushes-hamas-and-israel-to/ di akses 4 Maret 2019

Page 27: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

16

merambah menjadi serangan dalam skala besar yang berakibat bukan hanya

menhancurkan markas personal Hamas, melainkan juga menghancurkan

infrastruktur yang lain. Operasi militer tersebut menimbulkan 10 warga

Palestina tewas juga banyak warga Palestina termasuk hampir seluruh pimpinan

Hamas di Tepi Barat yang ditangkap. Di antara mereka yang ditangkap adalah

orang-orang yang baru saja dibebaskan melalui proses pertukaran tahanan Gilad

Shalit.20

Pada tanggal 30 Juni 2014, tim pencarian menemukan ketiga jasad warga

Israel.21

Pemerintah israel pun tampaknya sudah mengetahui bahwa ketiga

remaja ini ditembak saat penculikan. Selanjutnya, pada 2 Juli 2014, seorang

pemuda Palestina yang berasal dari Yerussalem Utara dibakar hidup-hidup dan

jasadnya ditemukan diwilayah Yerussalem Barat. Aksi pembakaran terhadap

pemuda Palestina tersebut dianggap sebagai aksi balasan terhadap pembunuhan

tiga warga Israel yang sebulumnya terjadi.22

Sejak kejadian itu, hubungan kedua negara tersebut semakin memburuk

dengan berkembangnya retorika anti-Palestina di wilayah Israel. Disisi lain,

protes secara masif dilakukan oleh warga Palestina terhadap Israel yang kerap

kali berujung pada kontak fisik maupun senjata dengan tentara Israel.

Selanjutnya, pada 7 Juli 2014, tentara Israel memulai Operation Protective Edge

20

“Palestian freed in 2011 Gilad Shalit prisoner-swap back in custody.” 2014. The Guardian. http://www.theguardian.com/world/2014/jun/18/palestinians-freed-2001-gilad-shalit-custody di akses pada 4 Maret 2019 21

"Bodies of three kidnapped Israeli teens found in West Bank". 2014. The Jerusalem Post. https://www.jpost.com/Operation-Brothers-Keeper/Large-number-of-IDF-forces-gather-north-of-Hebron-in-search-for-kidnapped-teens-361048 di akses pada 4 Maret 2019 22

UNGA,”Report of the independent commission of inqury established pursuant to Human Rights Council resolution S-21/1”, United Nation General Assembly. 2015. Hlm 6

Page 28: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

17

di wilayah Jalur Gaza.

Operation Protective Edge sendiri merupakan operasi militer Israel yang

bertujuan untuk menghentikan serangan rudal yang diluncurkan oleh kelompok

bersenjata Palestina, Hamas dan menghancurkan fasilitas militer mereka yang

mampu digunakan untuk meyerang wilayah Israel. Adapun Operation Protective

Edge dibagi kedalam tiga fase, fase pertama yang dimulai semenjak 7 Juli 2014

berfokus terhadap seragan udara. Selanjutnya, fase kedua dimulai pada 17 Juli

2014 ketika Israel melancarkan serangan darat. Menurut Israel, serangan

tersebut bertujuan untuk menghancurkan fasilitas organisasi teroris yang

mengancam Israel, termasuk terowongan bawah tanah milik Palestina yang

diduga digunakan sebagai fasilitas untuk menyelundupkan senjata. Fase terakhir

terjadi pada 5 Agustus 2014, pada fase ini kedua negara terlibat kegiatan saling

serang antara satu sama lain. Operation Protective Edge sendiri berakhir pada

26 Agustus 2014 ketika kedua negara sepakat untuk melakukan gencatan

senjata.23

Dalam operasi militer yang berlangsung selama 51 hari, Pertahanan Israel

melancarkan berbagai serangan dari udara maupun darat. Total Israel

melancarkan 6000 serangan udara dan sekitar 50.000 tank dan peluru artileri

ditembakan untuk serangan darat ke Gaza. Diantaranya menghantam tempat

tinggal dan banyak warga yang menjadi korban. Hal tersebut terjadi karena

target operasi serangan Israel berada di kawasan yang padat penduduk.24

23

UNGA. Report of the independent commission of inqury established pursuant to Human Rights Council resolution S21/1. Hlm 6 24

Israel Ministry of Foreign Affairs, “IDF Conduct of Operations during the 2014 Gaza Conflict.” http://mfa.gov.il/ProtectiveEdge/Documets/IDFConduct.pdf di akses pada 4 Maret 2019

Page 29: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

18

Akibat dari rangkaian serangan yang dilakukan Israel mengakibatkan

banyak memakan korban. Khususnya di Gaza mengalami skala kehancuran yang

cukup parah dibandingkan dengan tahun-yahun sebelumnya. Jumlah korban

yang tewas akibat dari peristiwa tersebut sebanyak 2.251 warga Palestina,

termasuk 1.462 warga sipil, diantaranya 299 perempuan dan 551 anak-anak dan

warga Palestina yang terluka sejumlah 11.231 warga, termasuk 3.540

perempuan dan 3.436 anak-anak, diantaranya ada yang mengalami cacat

permanen sekitar 10%. Dari data tersebut itu bukan angka yang kecil dari

jumlah korban yang terkena dampak dari serangan Israel.25

Adapun bersamaan dengan korban jiwa warga sipil, terdapat beberapa

kerusakan besar infrastruktur Sipil di Gaza seperti sebanyak 18.000 unit

perumahan hancur sebagian bahkan seluruhnya. Selain itu, Sejumlah jaringan

listrik, fasilitas medis, infrastruktur air termasuk sanitasi mengalami kerusakan.

Efek dari kerusakan tersebut berdampak besar pada hak fundamental Warga

Palestina untuk hidup.26

Dampak permusuhan di Gaza pun tidak lepas dari akibat Blokade yang

dilakukan oleh Israel. Pada akhirnya Blokade tersebut menimbulkan berbagai

permasalahan antara kedua negara. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya,

Israel kerap kali melakukan operasi militer guna mengatasi permasalahan antar

kedua negara. Seperti Operasi Brother Keeper dan Protective Edge. Adapun

kedua operasi militer tersebut menyebabkan terjadinya krisis perlindungan dan

25

UNGA, ”Report of the independent commission of inqury established pursuant to Human Rights Council resolution S-21/1.” Hlml 6 26

Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA). “Occupied Palestinian Territory : Gaza Emergency Situation Report.” 2014. Hlm1

Page 30: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

19

pelanggaran HAM dan HHI yang cukup kronis, maka dibutuhkan penyelidikan

dan penegakan keadilan yang jelas bagi siapapun yang teribat didalamnya.

Palestina pada akhirnya mengadukan Israel kepada UNHRC mengenai

pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh Israel. UNHRC merespon aduan

Palestina dengan mengadakan KTT (Konferensi Tingkat Tinggi) negara anggota

pada 23 Juli 2014 Sehingga muncul resolusi dari UNHRC untuk mengatasi

masalah tersebut.27

C. Peran UNHRC terkait konflik Paletina Israel tahun 2014

Pada tanggal 23 Juli 2014, UNHRC sebagai badan antar pemerintah dibawah

sistem PBB memiliki peranan penting dalam mempromosikan perlidungan HAM di

seluruh dunia, termasuk dalam kasus konflik Palestina dengan Israel. Dalam hal ini,

UNHRC memiliki wewenang untuk membentuk komisi penyelidikan internasional

yang independen. Komisi penyelidikan ini, berdasarkan mandat dari resolusi S21/1

yang menghasilkan kesepakatan “Independent, international commission of inquiry to

investigate all violations of international human rights law and international humanitarian

law in the occupied Palestinian territory, including East Jerusalem, particularly in the

occupied Gaza Strip”.

Untuk mempercepat penyelidikan, UNHRC meminta kepada Komisaris

Tinggi PBB untuk segera mengirim komisi penyelidikan, yang akan ditunjuk oleh

Presiden UNHRC, untuk menyelidiki semua pelanggaran hukum humaniter

internasional dan hukum hak asasi manusia internasional di Wilayah Pendudukan

27

Ian Black, “UN human rights body to investigate claims of violations in Gaza.” The Guardian, 23 Juli 2014. https://www.theguardian.com/global/2014/jul/23/un-high-commissioner-navi-pillay-war-crimes-israel diakses pada 23 Maret 2019

Page 31: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

20

Palestina, termasuk Yerusalem Timur, khususnya di Jalur Gaza dalam konteks

operasi militer yang terjadi sejak 13 Juni 2014.28

Kemudian Pada 16 September 2014, Presiden UNHRC menunjuk tiga ahli

komisi yaitu; William Schabas sebagai ketua, Mary McGowan Davis, dan Doudou

Diene. Awalnya, komisi tersebut diminta untuk melaporkan kembali hasil

penyelidikan kepada UNHRC pada Maret 2015, tetapi hal itu ditangguhkan hingga

29 Juni 2015 setelah pengunduran diri Profesor William Schabas pada 2 Februari

2015 dan digantikan oleh Mary McGowan Davis sebagai ketua.29

Adapun tujuan dari penyelidikan ini untuk mencari fakta dan bukti bahwa

adanya pelanggaran dalam konflik tersebut. Penyidik akan mengidenktifikasi pihak

yang terlibat untuk bertanggung jawab. UNHRC akan memberikan rekomendasi

langkah-langkah pertanggung jawaban untuk menghindari impunitas dan sarana

melindungi warga sipil dari serangan.

Selanjutnya dalam proses penyelidikan serta pencarian data dan fakta untuk

mengungkap kasus ini, tim penyelidik melakukan wawancara kepada para korban

dan para saksi untuk mendapatkan pengalaman dan informasi. Namun dalam

penyelidikan tersebut pihak Israel menolak untuk bekerjasama. Israel berulang kali

menolak permintaan tim penyelidik terkait akses masuk ke dalam wilayah Palestina,

sehingga hal tersebut mempersulit tim penyidik untuk melakukan wawancara.

28

“The United Nations Independent Commission of Inquiry on the 2014 Gaza Conflict.” 2015. UNHRC https://www.ohchr.org/EN/HRBodies/HRC/CoIGazaConflict/Pages/CommissionOfInquiry.aspx Di akses 28 Maret 2019 29

”Press Statement on appoint of new Chair of Commission of Inquiry on the 2014 Gaza conflict.” 2015. UNHRC http://www.ohchr.org/EN/NewEvent/Pages/DisplayNews.aspx?NewsID=15540&LangID=E] di akses 28 Maret 2019

Page 32: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

21

Selain itu, pihak Israel pun mencegah para korban dan saksi meninggalkan wilayah

Gaza. Pada akhirnya, tim penyelidik memilih untuk melakukan wawancara secara

rahasia dengan para korban dan saksi di Tepi Barat melalui skype, video dan

telepon. Tim penyelidik melakukan wawancara lebih dari 280 dengan para korban

dan saksi dan menerima lebih dari 500 pengajuan tertulis dan dokumentasi lain dari

berbagai sumber.30

Pada 22 Juni 2015, Komisi Penyelidikan Independen PBB tentang konflik

Gaza 2014 sudah mengumpulkan beberapa informasi penting yang menunjuk pada

kemungkinan terjadinya kejahatan perang baik oleh Israel maupun kelompok

bersenjata Palestina. Dalam konferensi pers ketua komisi, Mary McGowan

menyampaikan bahwa tingkat kehancuran dan penderitaan manusia di Gaza belum

pernah terjadi sebelumnya dan akan berdampak bagi generasi yang akan

mendatang.31

Eskalasi konflik yang terjadi pada tahun 2014 di Gaza, menimbulkan ratusan

warga sipil Palestina terbunuh di rumah mereka sendiri. Adapun korban utama dari

konflik tersebut adalah perempuan dan anak-anak. Data yang dihimpun

menunjukan setidaknya 142 keluarga kehilangan tiga anggota atau lebih dalam

serangan terhadap bangunan tempat tinggal selama musim panas 2014, yang

mengakibatkan 742 kematian.32

Fakta bahwa Israel tidak melakukan upaya untuk

30

UNGA,”Report of the independent commission of inqury established pursuant to Human Rights Council resolution S-21/1”. Hlm4 31

“UN Gaza Inquiry finds credible allegations of war crimes committed in 2014 by both Israel and Palestinian armed group.” 2015. UNHRC https://www.ochchr.org/EN/NewsEvent/Pages/DisplayNews.aspx?NewsID=16119 Di akses pada 25 Maret 2019 32

UNGA,”Report of the independent commission of inqury established pursuant to Human Rights Council resolution S-21/1”. Hlm9

Page 33: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

22

merevisi praktik serangan udara, bahkan setelah efek mengerikan yang mereka

lakukan terhadap warga sipil menjadi jelas, menimbulkan pertanyaan baru apakah

ini merupakan bagian dari kebijakan yang lebih luas yang setidaknya diam-diam

disetujui di tingkat tertinggi pemerintahan Israel.

Kekhawatiran komisi terhadap Israel yang terus menggunakan senjata dengan

radius yang luas ke kawasan pemukiman akan terus menimbulakan korban cedera

bahkan kematian, penggunaannya di daerah yang terdapat penduduk sangat mungkin

untuk membunuh kombatan dan warga sipil tanpa pandang bulu. Selain

itu nampaknya pasukan militer Israel kurang maksimal dalam menerapkan hukum

humaniter, seperti dalam melancarkan operasi militer, Pasukan Israel mengeluarkan

peringatan kepada orang-orang untuk meninggalkan lingkungan dan kemudian

langsung melancarkan serangan karena dianggap secara otomatis siapa pun yang

tersisa menjadi kombatan. Praktik ini yang membuat serangan terhadap warga sipil

sangat mungkin akan terkena dampak dalam operasi target serangan militer. Maka

dari itu pentingnya penerapan hukum humaniter dalam operasi militer, supaya para

warga sipil terlindungi dari serangan para kombatan. Komisioner menegaskan

penting penegakan hukum bagi siapapun pelaku kejahatan perang dalam konflik

tersebut.33

Pada 29 Juni 2015, Komisi penyelidik mengumumkan rilis laporan secara

formal kepada UNHRC. Hakim Davis dan Dr. Diene menguraikan sejumlah langkah

yang harus diambil oleh para pihak dan masyarakat internasional. Salah satunya

adalah bahwa negara-negara harus secara aktif mendukung pekerjaan Pengadilan 33

“UN Gaza Inquiry finds credible allegations of war crimes commited in 2014 by both Israel and Palestinian armed groups.” 2015. UNHRC www.ohchr.org/EN/HRBodies/HRC/Pages/NewsDetail.aspx di akses 28 Maret 2019

Page 34: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

23

Kriminal Internasional dalam kaitannya dengan Wilayah Palestina yang Diduduki.

Para komisioner berkesimpulan dengan adanya laporan dapat berkontribusi untuk

mengakhiri kekerasan.34

Menanggapi dari lanjutan dari laporan Misi Pencarian Fakta PBB untuk

konflik Gaza, UNHRC menerbitkan draf resolusi baru pada tanggal 1 Juli 2015 yaitu

“Ensuring accountability and justice for all violations of international law in the

Occupied Palestinian Territory, including East Jerusalem”. 35

UNHRC menyerukan kepada semua penanggung jawab dan badan PBB untuk

mengimplementasikan dari semua rekomendasi yang tergantung dalam laporan

komisi penyelidikan sesuai dengan mandatnya masing-masing juga menekankan

kebutuhan untuk memastikan bahwa pihak yang terlibat dalam pelanggaran HAM

dan hukum humaniter dimintai pertanggung jawababan melalui peradilan domestik

dan internasional yang adil dan memastikan hak semua korban untuk pemulihan

secara efektif. Berikut hasil pemungutan suara anggota UNHRC :

Tabel II.C HASIL PEMUNGUTAN SUARA RESOLUSI A/HRC/29/L.35

YES ALBANIA YES GERMANY YES PAKISTAN

YES ALGERIA YES GHANA ABST PARAGUAY

YES ARGENTINA ABST INDIA YES PORTUGAL

YES BANGLADESH YES INDONESIA YES QATAR

YES BOLIVIA (PLURINATIONAL OF) YES IRELAND ABST THE FORMER YUGOSLAV

REPUBLIC OF MACEDONIA

YES BOTSWANA YES JAPAN YES REPUBLIC OF

KOREA

34

“UN Gaza Inquiry finds credible allegations of war crimes commited in 2014 by both Israel and Palestinian armed groups.” 2015. UNHRC 35

UNGA, ”Ensuring accountability and justice for all violations of international law in the Occupied Palestinian Territory, including East Jerusalem”. 2015. Hal 1

Page 35: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

24

YES BRAZIL YES KAZAKHSTAN YES RUSSIAN FEDERATION

YES CHINA ABST KENYA YES SAUDI ARABIA

YES CONGO YES LATVIA YES SIERRA LEONE

YES COTE d’IVOIRE YES MALDIVES YES SOUTH AFRICA

YES CUBA YES MEXICO YES UNITED ARAB

EMIRATES

YES EL SAVADOR YES MONTENEGRO YES UNITED KINGDOM OF GREAT

BRITAIN AND NORTHERN

IRELAND

YES ESTONIA YES MOROCCO NO UNITED STATES OF

AMERICA

ABST ETHIOPIA YES NAMIBIA YES VENEZUELA (BOLIVARIAN

REPUBLIC OF)

YES FRANCE YES NETHERLANDS YES VIE TNAM

YES GABON YES NIGERIA

YES 41 ABST 5 NO 1

Sumber : OHCHR (Office of the United Nations High Commissioner for Human

Rights)

Dalam keputusan Resolusi UNHRC tersebut. Sebanyak 41 negara anggota

Dewan, termasuk negara-negara Eropa seperti Jerman, Prancis dan Inggris memberi

suara untuk mendukung laporan itu. Sementara cuma Amerika Serikat yang

memberi suara menentangnya dan ada 5 negara yang bersikap abstain dalam

keputusan resolusi tersebut Kenya, Paraguay, Ethiopia, Makedonia dan India.36

India dalam resolusi UNHRC pada tahun 2015 bersikap abstain. Padahal India

selalu mendukung Palestina di kancah International seperti forum PBB termasuk

dalam UNHRC dan itu sudah menjadi kebijakan tradisional dalam mendukung

36

Itamar Eichner, “UN Human Rights Council adopts UN Protective Edge report.” Ynet News, 7 Maret 2015. https://www.ynetnews.com/articles/0,7340,L-4675903,00.html di akses pada 29 Maret 2019

Page 36: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

25

Palestina karena menentang terhadap imprialisme. Maka bab selanjutnya akan

membahas mengenai hubungan awal mula India dengan kedua Negara yaitu dengan

Palestina dan Israel.

Page 37: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

26

BAB III

HUBUNGAN INDIA DENGAN PALESTINA DAN ISRAEL

Bab ini menjelaskan mengenai hubungan India dengan negara Palestina

juga dengan negara Israel. Bab ini terdiri dari tiga subbab, subbab pertama

membahas awal mula hubungan India dengan Palestina, lalu India mengerahkan

dukungan dalam membela hak warga Palestina. Selanjutnya pada bagian subbab

kedua membahas mulainya India membuka diplomatik hubungan dengan Israel dan

pada subbab ketiga membahas mengenai posisi India terhadap konflik Palestina-Israel

2014.

A. Hubungan India dengan Palestina

India sebelumnya merupakan negara yang di jajah oleh Inggris. Lalu

merdeka pada 15 Agustus 1947. Hubungan India dengan Palestina sudah

terjalin sejak masa kolonial Inggris. Dari awal masa penjajahan, India sudah

memberikan dukungan terhadap warga Palestina. Pada saat itu India National

Movement sebagai gerakan massa India telah memberikan pernyatakan untuk

memberi dukungan terhadap negara arab dalam melawan Israel.37

Konflik

Arab-Israel terjadi akibat dari keinginan orang Yahudi yang ingin mendirikan

negara di tanah Palestina.

Keinginan ini muncul akibat dari penderitaan orang Yahudi selama di

Eropa yang mengalami penganiayaan seperti kasus Holocoust dan anti

37

Hasan Shamir. “The Evolution of Indi’as Palestine Policy : A Fall from Heigts.” Social Scientist. 2008. Hlm79

Page 38: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

27

Simitisme. Menurut orang Yahudi solusi untuk mengatasi masalah tersebut

harus berpindah dari Eropa dan mencari tempat untuk menentukan nasib sendiri.

Di sisi lain orang Yahudi ingin menegaskan bahwa Yahudi bukan hanya sekedar

organisasi kecil tetapi sebuah kebangsaan yang besar.38

Israel mempunyai kepercayaan dan yakin bahwa tanah Palestina yang

dijanjikan oleh inggris bisa menjadi jalan keluar untuk masalah orang-orang

Yahudi. Inggris memegang mandat untuk Palestina. Pada saat itu kondisi orang

Yahudi di Eropa dibantai oleh Jerman Nazi sehingga timbul simpati terhadap

warga Yahudi, Disisi lain Inggris juga mendapatkan tekanan untuk mengizinkan

imigrasi Yahudi ke Palestina terutama dari AS (Amerika Serikat).39

Dalam kondisi seperti itu India pun tetap menaruh simpati terhadap orang

Yahudi di Eropa namun di sisi lain tetap menyesalkan atas perbuatan orang-

orang Yahudi di Palestina yang menggunakan angkatan bersenjata Inggris untuk

mengajukan klaim mereka. Mahatma Gandhi sebagai tokoh di India mengambil

sikap keras dan tegas menantang rencana Zionis atas rumah Yahudi di Palestina

sebagai tindakan religius sebagai kewajiban orang Yahudi. Dia berkata

“A religious act cannot be peformed with the aid of bayonet and bomb. They

(The Jews) can settle in Palestine only by the goodwill of the Arabs as it is, they co-

sharers with the British in despoiling a people who have done no wrong to them. It is

wrong and inhuman to impose the Jews on the Arabs”.40

Ketika pemerintahan sementara dibentuk di India pada tahun 1946, India

38

Schulze, K. E.“The Arab-Israeli Conflict”, Harlow: Pearson Education. 1999. hlm 2 39

Bell, P. M. H. “The World Since 1945 – An International History”, London: Bloomsbury Publishing. 2001. hlm 171 40

Hasan Shamir. “The Evolution of Indi’as Palestine Policy : A Fall from Heigts”. Hlm 79

Page 39: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

28

menginginkan masalah isu Palestina diselesaikan dengan jelas dan tidak

menginginka Inggris menyerahkan Palestina kepada kaum Yahudi dengan cara

mencabut paksa orang Arab dari tempat tinggal mereka. Walaupun kebijakan

luar negeri belum sepenuhnya dibawah kendali orang India, Jawaharlal Nehru

sebagai Vice President of the Excutive Council tetap membuat kebijakan luar

negeri yang independen. Pada tahun 1947, India salah satu negara yang

memprakarsai terbentuknya konferensi asia di New Delhi. Konferensi ini

terbentuk atas dasar solidaritas terhadap orang-orang Asia yang menentang

terhadap penjajahan.41

Situasi di Palestina makin parah, makin banyak terjadi konflik. Pemerintah

Inggris meminta ke Majelis Umum PBB untuk menangani hal ini. Terbentuklah

United Nations Special Committee on Palestine (UNSCOP) atau Komite PBB

khusus Palestina yang bertujuan mencari fakta untuk penyelidikan penyebab

konflik yang tejadi di Palestina dan membuat rekomendasi dari hasil

penulusuran tersebut.42

Komite PBB Khusus Palestina diberikan izin untuk

melakukan investigasi ke seluruh daerah Palestina yang dianggap perlu. Komite

PBB Khusus Palestina terdiri dari negara-negara netral yaitu Australia ,Belanda,

Czechoslovakia, Kanada, Guatemala, Peru, Swedia, Uruguay , Iran, India dan

Yugoslavia.43

Pada sesi diskusi dalam pleno pertama. India mengusulkan bahwa

rancangan resolusi harus mengingat prinsip keadilan sebagai tujuan utama dari

setiap langkah untuk dan mendesak agar kemerdekaan harus diterapkan di

41

Hasan Shamir. “The Evolution of Indi’as Palestine Policy : A Fall from Heigts”. Hlm 80 42

General Assembly Resolution 106 Constituting the UNSCOP. 15 Mei 1947 43

Rami Ginat, ” India and the Palestine Question : The Emergence of the Asio-Arab Bloc and India’s Quest for Hegemony in the Post-Colonial Third World.” Taylor & Francis, Ltd. 2004. Hlm 198

Page 40: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

29

Palestina. India memberikan saran kepada komite khusus untuk berhati-hati

dalam membuat keputusan.44

Dari Kesebelasan anggota komite khusus diantaranya ada dua perwakilan

dari benua asia yaitu India dan Iran. Dalam komite tersebut yang dilakukan

kedua negara membuka seluk beluk kekerasan yang terjadi di Palestina. Sudah

menjadi pengetahuan umum bahwa yang terjadi di Palestina merupakan

serangan yang terorganisir dilakukan oleh pihak Yahudi di bantu pasukan

Inggris untuk mengamankan penguasaan politik di Palestina menggunakan

kekuatan. Dalam pandangan India memiliki catatan khusus dalam

menyampaikan ke Komite PBB Khusus Palestina mengenai permasalahan di

Palestina dalam presefektif sejarah.45

Menurut India catatan Deklarasi Balfour merupakan tindakan yang illegal

karena bertentangan dengan piagam Liga Bangsa-Bangsa. Pemerintah Inggris

secara sepihak membuat penyataan tersebut tanpa memperhatikan hak-hak

warga Palestina sebagai penduduk asli untuk di ajak berkonsultasi dalam

pernyataan deklarasi tersebut. Akibat dari Mandat tersebut melancarkan para

imigran Yahudi berpindah ke wilayah Palestina untuk mendirikan sistem baru

menjadi suaru negara, khususnya untuk populasi imigran yahudi dengan

membuat sistem pendidikan, industry dan ekonomi sendiri. Terlebih yang

dilakukan para imigran yahudi dengan cara meneror dengan senjata militer.

India menyatakan bahwa satu-satunya solusi yang adil dan nyata adalah

menjadikannya Negara federal Palestina karena mendirikan Negara Yahudi bisa

44

Hasan Shamir, “The Evolution of Indi’as Palestine Policy : A Fall from Heigts.” Hlm 81 45

Hasan Shamir, “The Evolution of Indi’as Palestine Policy : A Fall from Heigts.” Hlm 81

Page 41: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

30

menimbulkan masalah.46

Pada 3 September 1947, Komite PBB Khusus Palestina melaporkan

kepada Majelis Umum beberapa rekomendasi usulan untuk menyelesaikan

permasalah konflik Israel-Palestina. Ada 11 rekomendasi yang diusulkan.

Bagian yang disetujui mayoritas merupakan rekomendasi yang berisi Plan of

Partition with Economic Union. Ada tujuh negara yang mendukung

rekomendasi tersebut . Sementara bagian rekomendasi untuk negara federal

Palestina di dukung oleh tiga negara yaitu India, Iran dan Yugoslavia.47

Berdasarkan hasil laporan komite Komite PBB Khusus Palestina yang

dipilih adalah suara mayoritas yang berisi rekomendasi usulan untuk pemisahan

menjadi tiga bagian, yaitu negara Arab, Israel dan Kota Yerussalem. Lalu

diadakan musyawarah Ad Hoc Committee on the Palestinian Question oleh

Majelis Umum untuk mempertimbangkan hasil rekomendasi Komite PBB

Khusus Palestina. Selama musyawarah berlangsung Inggris mendukung

diberhentikan mandat.48

Dalam hal ini komite tinggi Arab menolak usulan

rekomendasi Komite PBB Khusus Palestina, menurutnya bahwa klaim yang

dilakukan Yahudi merupakan tindakan yang tidak memiliki dasar hukum dan

tindakan tidak bermoral, terlebih pihak Yahudi meminta perluasan batas

wilayahnya. 49

Pada jelang pemungutan suara, Israel mulai meminta kepada AS untuk

46

Hasan Shamir, “The Evolution of Indi’as Palestine Policy : A Fall from Heigts.” Hlm 82 47

United Nations Special Committee on Palestine: Report to the General Assembly: Volume 1. 3 September 1947. 48

Anthony Best, “International History of the Twentieth Century.” Routledge. 2003. Hlm 9 49

Rami Ginat, ”India and the Palestine Question : The Emergence of the Asio-Arab Bloc and India’s Quest for Hegemony in the Post-Colonial Third World.” Taylor & Francis, Ltd. 2004. Hlm 201

Page 42: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

31

memberikan tekanan kepada negara-negara yang tidak mendukung resolusi

tersebut.50

India termasuk yang mendapatkan tekanan dari Israel salah satunya

perwakilan duta besar India untuk PBB Vijaya Laksjmi Pandhit mendapat

peringatan bahwa hidupnya dalam bahaya kecuali dia memilih hal yang benar

untuk Israel. Namun India tetap menegaskan akan tetap memilih pihak Arab.51

PBB akhirnya menyetujui pemberhentian mandat Inggris untuk Palestina.

Lalu hasil dari pemungutan suara Partition Plan of Palestine tercatat hasil suara

Majelis Umum PBB memberikan 33 mendukung, 13 menentang dan 10

Abstain52

. Selanjutnya pada 14 Mei 1948, Israel memproklamasikan

kemerdekaannya yang pada akhirnya menimbulkan konflik dengan negara-

negara arab yang menolak rencana pembagian ini.53

Akibat dari konflik ini

justru Israel dapat memperluas batas negara wilayah dari yang ditentukan dalam

rencana pembagian wilayah Palestina yang ditentukan dalam Partition Plan of

Palestine karena Israel memenangkan perang tersebut. 54

Pada 4 Mei 1949, Dewan Keamanan PBB menerima permintaan Israel

masuk ke dalam anggota PBB. Seminggu kemudian Majelis Umum PBB

meloloskan berdasarkan resolusi 15 dan memberikan keanggotan kepada Israel.

Nehru menegaskan bahwa delegasi India tetap menentang dan tidak mengakui

Israel sebagai negara, sebab Israel didirikan bukan berasas negosiasi tetapi

50

John J. Mearsheimer dan Stephen M. Walt, The Israel Lobby and US Foreign Policy (Penguin Books, 2007), Hlm 371 51

Benny Morris, 1948: a history of the first Arab-Israeli war (Yale University Press, 2008) Hlm 56 52

Hasan Shamir. “The Evolution of Indi’as Palestine Policy : A Fall from Heigts”. Hlm 82 53

Benny Morris. “1948: a history of the first Arab-Israeli war”. Hlm 73 54

Benny Morris. “1948: a history of the first Arab-Israeli war”. Hlm 74

Page 43: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

32

melalui kekuatan bersenjata.55

India dengan keras menentang adanya pemisahan Palestina karena tetap

ingin memiliki kepercayaan dan hubungan baik dengan negara-negara arab.

Walau sudah banyak negara yang mengakui akan bedirinya negara Israel. India

tetap menunda memberi pengakuan terhadap Israel pada saat itu. Dengan

berjalannya waktu, India sulit untuk menghindari bahwa Israel tetap sebuah

negara yang sudah diakui. Akhirnya India memutuskan untuk memberikan

pengakuan terhadap Israel. Namun itu hanya sebuah pernyataan secara de jure

yang tidak dapat di hindari.56

Sikap India terhadap Israel tetap akan dibatasi. Penolakan India untuk

lebih dekat dengan negara Zionis di kritik oleh Israel dan negara AS yang pro

Zionis. Mereka mengecam bahwa tindakan India itu merupakan pengecut,

munafik dan sinisme. India tetap bahwa dengan pendirian bahwa ini merupakan

prinsip. Perubahan kebijakan India terjadi pada tahun 1992, Perdana Menteri

Narasimha Rao memutuskan untuk membuka hubungan diplomatik dengan

Israel. Tanda pertama mulai bergesernya pemerintah India ke pro Israel dari

pertemuan yang di adakan oleh Narasmha Rao dengan pemimpin Zionis Joseph

Leibler di New Delhi pada bulan November 1991.57

Pertemuan yang dilakukan

untuk membahas hubungan diplomatik yang akan dijalin dan tahun depan

terealisasikan. Menurut Leibler, India saat ini lebih positif dan pragmatis

55

Rejendra Abhyankar, The Evolution and Future of India-Israel Relations (Abraham Center, 2012) Hlm 13 56

Rajendra Abhyankar, The Evolution and Future of India-Israel Relations, Hlm 14 57

Hasan Shamir, “The Evolution of Indi’as Palestine Policy : A Fall from Heigts.” Hlm 84

Page 44: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

33

dibandingkan pendahulunya.58

Pertemuan Leibler dengan Rio diikuti juga dengan gerakan pemerintah

India untuk memilih pencabutan resolusi 3379 yang menyamakan Zionisme

dengan Rasimsme. Dalam hal ini Israel ingin merubah penilaian publik terhadap

Israel yang selama ini dianggap negatif. Israel yang ingin berubah dan

memperbaiki diri terhadap kebijakan masa lalunya. Namun pada kenyataan tidak

benar dan justru Israel makin menguasai sepenuhnya Palestina dan semakin

arogan berperang untuk mencapai impian ekspasionisnya.59

India dalam mengambil keputusan tersebut tidak mempertimbangkan

opini yang sedang berlangsung dipublik untuk memutuskan mengenai perihal

merubah kebijakannya terhadap Israel. Dalam hal ini juga dalam parlemen tidak

ada yang protes maupun memperdebatkan terkait kebijakannya tersebut. Dengan

demikian secara tidak langsung politisi setuju akan langkah yang di ambil oleh

India sehingga prinsip India yang sudah sejak lama dipertahankan lenyap

seketika. Pada tanggal 16 Desember 1991, India membatalkan resolusi fakta

zionisme. Hal ini pun tidak lepas dari tekanan yang dilakukan oleh AS lewat

PBB untuk mendukung pencabutan resolusi 3379 oleh Majelis Umum. India

secara perlahan mulai berubah kebijakannya mengarah ke pro-Israel. Pemerintah

India menyatakan bahwa saat ini kebijakan luar negeri yang diterapkan adalah

dynamic intrumen untuk kepenting nasionalnya lebih lanjut. India

memprioritakan kebijakan luar negerinya untuk mencegah segala ancaman

58

Hasan Shamir, “The Evolution of Indi’as Palestine Policy : A Fall from Heigts.” Hlm 85 59

Hasan Shamir, “The Evolution of Indi’as Palestine Policy : A Fall from Heigts.” Hlm 85

Page 45: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

34

terhadap persatuan India.60

Palestina merespon akan langkah kebijakan yang sudah India lakukan.

Palestina tetep menghormati keputusan India karena merupakan tindakan

kedaulatan suatu negara dan mereka tidak dapat ikut campur. Namun dalam hal

tersebut Palestina berharap tidak memengaruhi dukungan India terhadap

Palestina. Palestina menilai bahwa yang dilakukan oleh India terlalu terburu-

buru ketika membuka hubungan diplomatik penuh dengan Israel. Terlebih jika

alasan India yang menyebutkan bahwa ini kesempatan baik untuk mejadi

mediasi dalam proses perdamaian antara Israel dengan Palestina karena banyak

negara seperti Jordan dan arab lainnya tetap melakukan dukungan kepada

Palestina dalam konferensi perdamaian namun tetap tidak memiliki hubungan

diplomatik. Hubungan diplomatik India dengan Israel tidak akan merubah ke

dalam situasi yang lebih baik untuk Palestina, seperti berubahnya sikap Israel

terhadap hak-hak warga Palestina.61

Walaupun India telah membuka hubungan diplomatik dengan Israel pada

tahun 1992, India tetap melanjutkan dukungannya terhadap Palestina. India tetap

memberikan bantuan dalam segi diplomatik, seperti memberi dukungan kuat

terhadap Palestina dalam perjuangan untuk menjadi negara yang berdaulat dan

mandiri. Kasus dukungan dalam segi diplomatik India selalu mendukung

Palestina dalam resolusi PBB. Tidak hanya dari segi diplomatik, India juga

memberikan bantuan dari segi ekonomi dengan memberikan bantuan secara

60

Hasan Shamir. “The Evolution of Indi’as Palestine Policy : A Fall from Heigts.” Hlm 85 61

Hasan Shamir. “The Evolution of Indi’as Palestine Policy : A Fall from Heigts.” Hlm 87

Page 46: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

35

materi dan teknis kepada pemerintah Palesitina untuk keperluan pembangunan.62

B. Hubungan India dengan Israel

India muncul sebagai Negara merdeka pada 15 Agustus 1947 dan diikuti

dengan Israel pada 14 Mei 1948. Partai Kongres yang berkuasa saat itu di India

tidak setuju dengan berdirinya Negara Yahudi. Komite PBB Khusus Palestina

sebagai sarana untuk menyelesaikan konflik Arab-Yahudi di Palestina pada saat

itu bertentangan dengan tujuan India. Rekomendasi usulan mayoritas dari

anggota Komite PBB Khusus Palestina memilih pemisahan wilayah Palestina.

India masuk ke dalam minoritas bersama Iran dan Yugoslavia untuk menolak

klausul tersebut. Ketika komite memilih suara mayoritas, India menentang keras

akan hal itu. Namun Seiring berjalannya waktu banyak pengakuan dari berbagai

negara terhadap negara Yahudi. India pun akhirnya mengakui Israel sebagai

nergara, namun tetap menahan diri untuk membangun hubungan diplomatik

dengan Israel. Hal itu dilakukan untuk menghindari potensi negara arab dalam

mendukung Pakistan dalam kasus sengketa Kashmir. Pakistan termasuk negara

yang di dominasi muslim, India ingin menetralisir pengaruh Pakistan di dunia

Arab. Di sisi lain India masih membutuhkan minyak dari negara-negara teluk.63

Kehadiran militansi Islam di Khasmir menjadi ancaman bagi India dan

menganggap bahwa untuk perang melawan Pakistan diperlukannya kerjasama

dengan negara lain yang di nilai cukup strategis untuk kepentingan keamananya.

62

India Palestine Relationship 1992-2002. Chapter Four. [jurnal online] shodhganga.inflibnet.ac.in/bitstream/10603/63602/12/12_chapter%204.pdf di unduh pada 9 Juni 2019 63

Sharma, A dan Bing, D, India–Israel relations: the evolving partnership (Israel Affairs, 2015) Hlm 620

Page 47: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

36

Di sisi lain runtuhnya Uni Soviet sebagai sekutu pemasok senjata membuat India

perlu untuk meninjau kembali dan mendesain ulang terkait kebijakan luar

negerinya karena terjadi perubahan tatanan struktur international yang secara

radikal bergerak ke arah unipolar yang di dominasi oleh AS. India mulai

membuka ekonominya dan memulai kunjungan diplomatik menuju ke berbagai

negara untuk menempatkan diri di lingkungan internasional yang baru. Uni

Soviet sebagai sekutu strategisnya pada saat mulai memudar pengaruh dan

kekuasaannya dalam tatanan internasional. India berusaha untuk mendekati

satu-satunya negara adidaya yaitu AS.64

Mayoritas Lembaga politik di India mengerti bahwa periode pasca

perang dingin sangat diperlukan bagi India untuk membangun hubungan sehat

dengan AS. India berasumsi bahwa membangun hubungan dengan Israel dapat

memfasilitasi pemulihan hubungan India dengan AS karena India yakin bahwa

lobi Yahudi memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap kebijakan luar

negeri Washington.65

India akhirnya memutuskan untuk berubah sikapnya terhadap Israel.

Pada tanggal 29 Januari 1992, India memberikan pengakuan penuh terhadap

Israel dan kedua negara mendirikan keduataan di masing-masing negara.

Hubungan India-Israel mencapai dinamika baru dengan kenaikan kerjasama

yang terus meningkat seperti ekonomi, budaya dan pertahan. Pada tahun 1994,

David Ivry sebagai Director General of Defence Ministry Major General dari

64

Sharma, A dan Bing, D, India–Israel relations: the evolving partnership (Israel Affairs, 2015) Hlm621-622 65

Ariell Kandel, "Indo Israeli relations in the post cold," Blitz, 21 Februari 2010. http://www.weeklyblitz.net/535/indo-israeli-relations-in-the-post-cold-war-perioddi akses pada 10 Juni 2019

Page 48: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

37

pihak Israel menandatangani perjanjian dengan Kementerian pertahanan India

untuk keamanan. Namun ada kendala, kerjasama tersebut belum terealisasikan

akibat terjadinya ketidakstabilan politik dalam internal negara India.

Penyebabnya akibat dari gabungan pemerintahan sosialis sayap kiri dari partai

kongres yang sedang berkuasa. Titik balik perubahan politik terjadi ketika

Partai Bhayaritia Jahanata Party (BJP) memimpin.66

Pemimpin termuka dari BJP, Perdana Menteri Atal Bihari Bajpayee dan

Menteri Urusan dalam Negeri LK Advani mengugumi Israel karena dapat

bertahan di lingkungan yang bermusuhan. Pandangan Israel mengenai ancaman

Islamis Global Terorisme pun sependapat dengan India yang akhirnya hubungan

kedua negara semakin medalam. BJP kagum dengan sifat militeristik Israel

yang tangguh dan totalitas dalam menghadapi serangan-serangan terror yang

mengancam negaranya. BJP mengusulkan untuk menbangun aliasi dengan Israel

dan AS untuk melawan terorisme. Fokus BJP ini membangun retorika anti

muslim dan mengarah kebepihakan kepada Israel.67

Pada saat India melakukan uji coba nuklir pada tahun 1998 Israel

mendukung dan bersimpati atas keprihatin ancaman keamanan. Namun disisi

lain banyak negara yang mengkritik karena memulai perlombaan senjata nuklir

dan dberikan sanksi berat oleh AS, Jepang, Inggris dan Cina. Hal tersebut

menunjukan bahwa Israel pun sudah menunjukan dukungannya terkait

66

Sharma, A dan Bing, D, India–Israel relations: the evolving partnership. Hlm 622 67

Joshua Falk, India Israel Policy: The Merits of Pragmatic Approach [jurnal online] (Stanford journal of international relations, 2009). tersedia https://web.stanford.edu/group/sjir/pdf/Israel.pdf di unduh pada 12 Juni 2019

Page 49: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

38

kepentingan keamanannya.68

Kunjungan penting pun secara berurutan terjadi. Para politisi India

melakukan kunjungan ke Israel untuk membahas masalah strategis dan

keamanan. Hal tersebut menunjukan bahwa posisi Israel penting bagi India,

terlebih lagi sejak pemerintahan di pimpin oleh BJP. Kunjungan pertama yang

dilakukan oleh Menteri LK Advani untuk membahas mengenai kerjasama di

dalam negeri tentang intelijen dan manajemen keamanan. Dalam kesepakatan

tersebut dengan Menteri Israel akhirnya Israel membuka badan Intelijen di New

Delhi. Israel sangat mendukung India dalam upaya menerapkan anti teroris.

Israel pun setuju untuk meningkatkan kerjasama teknologi pertahanan India.

Selanjutnya pada tahun 2000, kunjungan penting lainnya yang dilakukan oleh

Jaswant Signh dari pemerintah yang dipimpin BJP, Menteri luar negeri pertama

yang mengunjungi Israel. Kunjungan tersebut menjadikan dialog yang

bermakna, menghasilkan komisi anti terorisme. Signh dan mitranya dari Israel,

David Levy mencapai persetujuan untuk bertemu setiap enam bulan sekali untuk

membahas masalah strategis dan meningkatkan kerjasama dibidang melawan

terorisme, teknologi informasi dan sains.69

Sejak itu pejabat tinggi dan Menteri India sering berkunjung ke Israel

umtuk menandatangani banyak perjanjian bilateral yang berfokus kepada

hubungan diplomatik, ekonomi dan pertahanan berdasarkan visi Bersama.

Selama berlangsungnya kunjungan yang sering terjadi dari pihak India ke Israel.

Pada akhir november 2001, untuk pertama kalinya parlemen Israel mengunjungi

68

Sharma, A dan Bing, D, India–Israel relations: the evolving partnership. Hlm 622 69

Sharma, A dan Bing, D, India–Israel relations: the evolving partnership. Hlm 623

Page 50: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

39

parlmen India. Delegasi pertahanan yang dipimpin oleh Direktur Jendral

Departemen Pertahanan Amos Yaron untuk membahas strategic dialoge.

Selanjut pada Desember 2001, tiga delegasi resmi Israel melakukan dialog

politik bilateral semi tahunan di New Delhi.70

Pada Januari 2002, delegasi India mengunjungi Israel untuk membahas

perang melawan terorisme dan pada September 2003, Perdana Menteri Israel

Sharon mengunjungi India. Hal ini penting untuk menunjukan bahwa India

tidak malu kepada komunitas internasional menegenai kedeketannya dengan

Israel.71

Dalam hal ini, muncul kekhawatiran dalam internal India bahwa

kekuasaan United Progressive Alliance (UPA) yang berasal dari koalisi partai-

partai politik kiri akan merusak hubungan India dengan Israel, tetapi hal tersebut

tidak terjadi. UPA bukan hanya sekedar mempertahankan hubungan dengan

Israel, tetapi justru memperluas kerjasama dalam berbagai sektor yang berkaitan

dengan kehidupan.72

Dengan melakukan banyak kegiatan kunjungan Menteri ke Israel, seperti

Menteri sains dan teknologi Kapil Sibal mengunjungi Israel pada Juli 2005,

menandatangani perjanjian bilateral dalam bidang teknologi, yaitu mendirikan

industrial research dan development fund sedangkan Menteri negara untuk

pembangunan desa Kumari Selja berkunjung ke Israel pada bulan September

2005. Menteri Perdagangan dan Industri Kamal Kanth mengunjungi Israel pada

November 2005, dalam kunjungan ini menghasilkan JSP (Joint Study Group)

70

Amnon Barzilia,” Looking Out for Number One,” Hareetz, 27 Desember 2001. https://www.haaretz.com/1.5462712 di akses 15 Juni 2019 71

Rajendra Abhyankar, The Evolutionn and Future of India-Israel Relations (Tel Aviv University, 2014) 72

Sharma, A dan Bing, D, India–Israel relations: the evolving partnership. Hlm 624

Page 51: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

40

untuk meningkatkan perdagangan bilateral. Selanjutnya Union minister of

agriculture, consumen affairs, food and public distribution mengunjungi Israel,

dalam hal ini kedua pihak saling bertukar gagasan untuk perluasan kerjasama

dalam bidang pertanian termasuk irigasi makro dan sapi perah.73

Pada tanggal 25

Februari 2010, Menteri Perdagangan India Jyotiraditya Scindia mengunjungi

Israel perjanjian perdagangan bebas.74

Dalam hal ini mencermikan bahwa hubungan kerjasama India dengan

Israel makin erat dengan meluasnya kerjasama diberbagai bidang. Dengan

banyaknya para Menteri India yang mengunjungi Israel dan begitu pun

sebaliknya. Namun tetap yang menjadi tujuan utama tetap kerjasama dalam

bidang militer karena pada awalnya pun dari kepentingan keamanan India yang

membutuhkan patner militer. Salah satu yang menjadi masalah utama India

adalah memerangi terorisme. India merasa perlu belajar dari pengalaman Israel

dalam menagani terorisme yang wilayah mereka termasuk area lintas batas.

India ingin menangkal terorisme di lintas batas yang sudah cukup lama. India

melihat bahwa Israel bisa menjadi sumber pelatihan juga bantuan materi dalam

perjuangannya melawan terorisme. India akan mengikuti langkah Israel yang

menjadikan terorisme sebagai intrumen kebijakan luar negeri.75

India dari awal kemerdekaanya selalu mendukung Palestina dalam

memperjuangkan haknya sebagai Negara dalam PBB. India pada awalnya tidak

73

Sharma, A dan Bing, D, India–Israel relations: the evolving partnership. Hlm 624 74

Ora Coren, ”India-Israel to Hold Free Trade Talks.” Hareetz, 25 Februari 2010. Tersedia https://www.haaretz.com/1.5033411 di akses pada 15 Juni 2019 75

Mahwish Hafeez, ”India-Israel relations,” [jurnal online] (the Institute of Strategic Studies, Islamabad) tersedia http://issi.org.pk/wp-content/uploads/2014/06/1299649872_8179217.pdf di akses pada 18 Juni 2019

Page 52: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

41

ingin memiliki hubungan dengan Negara Israel akibat dari sikapnya yang

melakukan penjajahan terhadap Palestina. Namun pada tahun 1992, India

membuka hubungan diplomatik akibat dari runtuhnya Uni Soviet sebagai

pemasok senjata utama sehingga harus mencari patner baru untuk memenuhi

kebutuhan militer, terlebih lagi semenjak munculnya militansi Islam di Khasmir.

Walau demikian India tetap mendukung Palestina terutama dalam forum PBB.

C. Posisi India terhadap Konflik Palestina-Israel 2014

Pemerintah India telah memainkan peran diplomatik dalam masalah

Palestina sejak 1948. Dari awal mula mulai berdirinya Israel sebagai Negara,

India terus mendukung Palestina, namun dengan seiring berjalannya waktu India

secara perlahan membuka hubungan diplomatik dengan Israel karena pada saat

itu India membutuhkan pemasok senjata untuk menghadapi Pakistana dalam

perang Kargil, Israel siap untuk memberikan bantuan. India merasa bahwa

hubungannya dengan Israel membawa keuntungan karena Israel selalu siap

memberikan bantuan terhadap India jika dibutuhkan. India saja yang keras teguh

terhadap pendirian dalam kebijakan tradisional untuk mendukung Palestina

sebagai sikap anti imprealisme. Akhirnya India membuka penuh hubungan

diplomatik dengan Israel pada tahun 1992 namun tetap mendukung Palestina di

kancah Internasional.

India telah berusaha mengejar keseimbangan kebijakan luar negeri

nyaterhadap konflik Palestina-Israel. Pemerintah India mengalami banyak

tantangan dan hambatan untuk selalu mendukung terkait Palestina karena ingin

Page 53: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

42

menjaga hubungan baik dengan Israel. India ingin fokus kepada kepentingan

nasional namun disisi lain India secara tradisional mendukung perjuangan

Palestina sejak 1948. Hal ini membuat Negara India dilemma.

India sangat prihatin dengan ada meningkatnya kekerasan antara Israel

dan Palestina, khususnya di Gaza yang mengakibatkan kematian warga sipil

yang tragis dan kerusakan parah pada wilayah Gaza khususnya property

sehingga berdampak pada warga Palestina. India dalam hal ini meminta kepada

kedua belah pihak untuk menahan diri dan menghindari mengambil tindakan

yang memperburuk situasi dan mengancam keamanan wilayah. India yakin

bahwa lewat dialog merupakan satu-satunya pilihan yang bisa dilakukan secara

efektif untuk mengatasi masalah tersebut.76

India menyerukan kepada kedua belah pihak untuk melanjutkan

pembicaraan langsung dalam penyelesaian masalah ini untuk mematuhi

kewajiban yang mereka tanggung dibawah proses kedamaian untuk resolusi

konflik di Palestina, namun dalam hal ini konflik sudah terjadi dan dampak yang

dirasakan langsung adalah warga Palestina. Banyak korban jiwa dan properti

baik rumah maupun fasilitas umum seperti sekolah, rumah sakit dan sebagainya

hancur sehingga dibutuhkan pertanggung jawaban bagi para pelaku kejahatan

perang yang tidak mentaati aturan HHI. Dalam hal ini, berdasarkan hasil dari

komisi penyelidikan yang berkontribusi besar dalam terjadi krisis Gaza adalah

Negara Israel sehingga diperlukan untuk menegakkan keadilan untuk memenuhi

kebutuhan hak fundamental warga Palestina untuk hidup melalui resolusi

76

Ajay Kumar Upadhyay dan Subhash Singh, India’s response to the Israel’s operation protective edge in Gaza (Jawaharlal Nehru University, 2015) Hlm 99

Page 54: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

43

UNHRC pada tanggal 1 Juli 2015 yaitu A/HRC/29/L.35.

India telah menetapkan citranya sebagai kekuatan aktif internasional dan

memainkan peran penting dalam kawasan serta politik internasional. India juga

memiliki pendirian diplomatik terhadap setiap masalah seperti konflik Palestina-

Israel. Namun dalam konflik Palestina-Israel pada tahun 2014, menjadi titik balik

untuk kebijakan luar negeri India. India di lema karena harus menyatakan

sikapnya dalam UNHRC.

India akhirnya menyatakan sikap resolusi UNHRC pada tahun 2015 terkait

pelanggaran HAM oleh Israel di Palestina dengan memilih abstain. India dalam

wawancara membantah bahwa kebijakannya berubah dalam posisinya

mendukung Palestina. India melakukan abstain akibat resolusi tersebut mengacu

pada International Criminal Court (ICC). India merasa menjadi salah satu

Negara yang tidak menandatangani Statu Roma dalam pendirian ICC sehingga

abstain sudah menjadi hal yang lumrah. Namun pada kenyataannya itu telah

terbantahkan karena pada faktanya India pernah memilih resolusi yang secara

langsung merujuk kepada ICC di beberapa kesempatan dan bukan hanya sekali.

Pada bulan Februari 2011, India mendukung resolusi investigasi ICC di Libya.

Begitu pun dalam kasus Suriah dan Mali pada tahun 2012, India mendukung

resolusi tersebut yang mengacu pada ICC.77

Dengan demikian India abstain

akibat faktor ICC hanya sebuah alasan belaka. Dalam hal ini ada beberapa faktor

yang mempengaruhi India pada akhirnya berubah kebijakan sikapnya terhadap

77

Karitkeya Batra, ”India’s Abstention at the UNHRC: Implications for Indo-Israeli Relation,” INSS Insight, 6 September 2015. https://www.inss.org.il/publication/indias-abstention-at-the-UNHRC di akses pada 9 Agusutus 2019

Page 55: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

44

Palestina. Hingga pada tahun 2015, India untuk pertama kalinya tidak

mendukung Palestina dalam forum PBB khusunya resolusi UNHRC. Dengan

demikian bab selanjutnya akan membahas mengenai analisis perubahan sikap

India dalam resolusi UNHRC terkait pelanggaran HAM dan HHI oleh Israel di

Palestina pada tahun 2015.

Page 56: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

45

BAB IV

ANALISIS SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM

RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015

Pada Bab 4 ini, menjelaskan secara menyeluruh analisis data dan fakta yang

sudah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya. Pada bab-bab sebelumnya sudah

dijelaskan data-data yang dapat dijadikan dasar untuk dikaitkan satu sama lain.

Lalu teori hubungan internasional yang akan di gunakan untuk menganalis fakta

tersebut yaitu dengan teori neoralisme dalam kasus ini.

Dalam kasus sikap abstain India dalam resolusi UNHRC terkait pelanggaran

HAM oleh Israel di Palestina merupakan kebijakan pertama kalinya untuk tidak

mendukung Palestina dalam lembaga PBB. Sebelumnya India selalu mendukung

resolusi anti Israel, tetapi pada tahun 2015 India tidak demikian. Teori ini akan

menjelaskan alasan India memilih abstain dalam resolusi UNHRC pada tahun

2015. Ada faktor yang mempengaruhi India mengalami pergeseran dalam

kebijakan tradisonalnya.

A. Sikap abstain India dalam resolusi UNHRC tahun 2015

Pada tanggal 3 Juli 2015, India memilih abstain dalam pemungutan suara

resolusi UNHRC. Hal ini menandakan perubahan signifikan dalam kebijakan luar

negerinya, karena untuk pertama kalinya India tidak mendukung Palestina di

Lembaga PBB dalam melawan Israel. Pada tahun 2014 India mendukung, ketika

Page 57: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

46

UNHRC mengeluar resolusi pembentukan komisi independen untuk menyelidiki

pelaku kejahatan perang di Gaza.78

Kemudian Komisi penyelidikan Independen

PBB menemukan bukti bahwa Israel dan Hamas telah melakukan kejahatan

perang yang menewaskan lebih dari 2.200 orang, termasuk 1.462 warga sipil

Palestina, termasuk wanita dan anak-anak.79

Ketika hasil laporan dari

penyelidikan sudah keluar, UNHRC menetapkan resolusi untuk mengadili bagi

pelaku kejahatan perang untuk dimintai pertanggung jawabannya, India justru

memilih abstain dalam pemungutan suara resolusi tersebut.

Komisi penyidikan menyerukan kepada pejabat tinggi Israel untuk

bertanggung jawab atas kebijakan yang mengarah pada beberapa kejahatan

perang.80

Kepala komisi penyelidikan menyampaikan pesan bahwa Israel tidak

bisa menjatuhkan satu ton bom dalam satu lingkungan di Gaza.81

Israel

menggunakan senjata dengan skala radius yang luas sehingga menimbulkan

korban jiwa yang cedera juga meninggal terutama warga sipil. Dalam peperangan

pun memiliki aturan. Tidak semua senjata diperbolehkan untuk digunakan dalam

peperangan, seperti senjata pemusnah massal yang tidak pandang bulu terhadap

orang disekitarnya. Warga sipil termasuk objek yang dilindungi dalam

78

Saif Khalid, ”The Beginning of an Israel-India romance?,” Aljazeera, 10 Juli 2015. https://www.aljazeera.com/indepth/features/2015/07/israel-india-gaza-150709005707545.html di akses pada 9 Agustus 2019 79

Denny Armandhanu, ”PBB: Israel dan Hamas Lakukan Kejahatan Perang,” CNN Indonesia, 23 Juni 2015. https://www.cnnindonesia.com/internasional/20150623134239-120-61835/pbb-israel-dan-hamas-lakukan-kejahatan-perang di akses pada 15 Agustus 2019 80

“Israel thanks India for abstaining,” NDTV, 4 Juli 2015 https://www.ndtv.com/india-news/israel-thanks-india-for-abstaining-on-UNHRC-vote-778223 di akses pada 7 Agustus 2019 81

Barak Ravid, ”Head of UN Gaza Probe Tells Hareetz: Main Message is Israel can’t drop one ton Bomb on a Neighborhood,” Hareetz, 23 Juni 2015 https://www.haaretz.com/.premium-head-of-un-s-gaza-report-in-interview-with-haaretz-1.5373798 di akses pada 9 Agusutus 2019

Page 58: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

47

peperangan.82

Hal ini yang tidak dilakukan oleh Israel, tidak menerapkann hukum

humaniter sehingga banyak mengakibatkan korban.

Israel mengkritik UNHRC karena ini merupakan bentuk dari manifesto anti

Israel. UNHRC dianggap selalu menyalahkan Israel yang bertindak membela diri

dari serangan organisasi teroris. Padahal dalam kasus lain seperti di Suriah,

pemimpinnya Bassad Assad membantai rakyat sendiri dengan sewenang-

wenagnnya dengan jumlah eksekusi yang terus meningkat dari tahun ke tahun.

Israel menganggap UNHRC lebih banyak mengadopsi resolusi kepadanya

dibandingkan terhadap Negara-negara lain. Israel bahkan mengganggap UNHRC

sebagai provokator yang member api bukan memadamkan sehingga tidak cocok

menjadi dewan hak asasi manusia.83

Menurut laporan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memdesak

India untuk tidak melakukan pemungutan suara di PBB. Netanyahu juga

dikatakan telah menghubungi presiden Kenya dan Perdana Menteri Ethiopia

untuk meminta bantuan serupa dan pada akhirnya ketiga nergara tersebut

termasuk India memilih abstain sesuai anjuran dari Israel.84

Israel telah memberi

apresiasi dan berterima kasih kepada anggota UNHRC yang tidak mendukung

resolusi tersebut termasuk India. Dalam hal ini mejadi sebuah kejutan dalam

82

Article 51.1 of Protocol I to Geneva Conventions explains that “ The Civilian population and individual civilians shall enjoy general protection against dangers arising from military operations. To give effect to this protection, the following rules, which are additional to other applicable rules of international law, shall be observed in all circumstances”. 83

Barak Ravid, ”UN Human Rigts Council Adopts Resolution Condemning Israel over Gaza War Report,” Hareetz, 3 Juli 2015. https://www.haaretz.com/.premium-UNHRC-condemns-israel-over-gaza-war-inquiry-1.5375179 di akses pada 9 Juli 2019 84

“India abstain from UNHRC vote against Israel,” India Today. 3 Juli 2015. https://www.indiatoday.in/world/story/india-abstains-from-UNHRC-vote-against-israel-280549-2015-07-03 di akses pada 11 Juli 2019

Page 59: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

48

sejarah hubungan India dengan Palestina karena telah bergesernya kebijakan India

dari posisi tradisional yang selalu mendukung resolusi anti Israel. Sikap abstain

India menjadi kemenangan simbolis yang signigfikan bagi Israel 85

Palestina sangat senang dengan adanya resolusi PBB mengenai pelanggaran

HAM pada tahun 2015, tetapi pemungutan suara India telah merusak kebahagian

Palestina. India merupakan salah satu negara yang istimewa karena dari awal

selalu mendukung Palestina. Namun abstainnya India dalam pemungutan suara

dapat disebut sebagai penyimpangan dari posisi tradisional India tentang

Palestina. Palestina awal mulanya yakin kepada India tidak akan terpengaruh

dalam pengaruh terhadap arus perkembang hubungan militer dengan Israel.

Namun kejadian di UNHRC telah menunujukan faktor ini dapat mempengaruhi

kebijakan suatu Negara. Duta Besar Palestina Adnan Abu Alhaija mengatakan

keputusan India telah dipengaruhi oleh hubungan militer yang berkembang

dengan Israel.86

Salah satu faktor yang membuat India dan Israel semakin dekat akibat faktor

ikatan pertahanan. India menjadi salah satu Negara asia yang membeli perthanan

terbesar Israel, menghabiskan $ 10 Miliar dalam satu dekade. India berkembang

kebutuhannya di sektor pertahanan untuk melawan organisasi terorisme.87

Pada

85

Miriam Smallman, ”India abstains as UNHRC adopts anti Israel resolution embracing biased Gaza report,” Australia/Israel & Jewish Affairs Council, 8 Juli 2015. https://aijac.org.au/update/india-abstains-as-UNHRC-adopts-anti-israel-resol/ diakses pada 11 Juli 2019 86

Suhasini Haidar, ”Palestine shocked at India abstain,” The Hindu Exclusive Interview, 6 Juli 2015. https://www.thehindu.com/opinion/interview/suhasini-haider-exclusive-interview-with-palestinian-ambassador-to-india-adnan-abu-alhaija/article7392435.ece di akses pada 11 Juli 2019 87

Saif Khalid, ”The beginning of an Israel-India romance,” Aljazeera, 10 Juli 2015 https://www.aljazeera.com/indepth/features/2015/07/israel-india-gaza-150709005707545.html di akses pada 10 Agustus 2019

Page 60: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

49

tahun 2014, India telah mengalami peningkatan kerjasama dengan Israel dalam

bidang militer yang cukup signifikan. Israel telah mengekspor senjata serta alat

pertahanan ke India senilai $622 juta. Jumlah ekspor ini lebih besar dari total

ekspor Israel ke India selama tiga tahun sebelumnya.88

Berikut berdasarkan data

SIPRI (Stockholm International Peace Research Institute) kerjasama India dengan

Israel mengalami peningkatan ;

Grafik IV.A Nilai ekspor senjata Israel ke India (2013-2016, in US$

millions)

Sumber : SIPRI Arms Transfer Database

India membeli Spike anti tank guided missile sebanyak 8000 spike missile

dan 300 peluncur dengan harga 32 milyar rupee ($525 juta). Spink anti tank

missile ini produksi dari Israel Rafael Advanced Defence System yang mampu

mengunci target sebelum di tembakan. India ingin meningkatkan sektor

88

Jagriti Kumari, ”India and Israel relations: All you need to know about it,” One India, 1 Juni 2015 https://www.oneindia.com/feature/india-israel-relations-you-need-know-about-it-1764083.html di akses pada 1 Agustus 2019

119 157

312

767

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

2013 2014 2015 2016

TIV Values of Arms Exported from Israel to India

Page 61: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

50

pertahanan India untuk mengatasi ketegangan perbatasan dengan Tiongkok juga

di perbatasan Khasmir dengan Pakistan. Keamanan nasional menjadi hal utama.

Semua hambatan dan rintangan dalam proses pengadaan harus cepat ditangani

sehingga kecepatan akuisisi tidak dapat dihalangi.89

Hal yang terpenting bagi india bahwa Israel memiliki ke unggulan dalam

kecepatan pengiriman dan fleksibilitas bisa menyesuaikan dengan kebutuhan

India. Hal ini yang menjadi aset penting bagi India dibandingkan dengan Negara

lainnya. Israel pun tidak memiliki hubungan pertahanan dengan Pakistan ini juga

bisa menjadi nilai tambahan buat India. Keuntungan lain India membeli senjata

di Israel mempunyai kualitas yang tinggi dengan harga yang kompetitif.90

India pada tahun 2015 telah mengalami perubahan kebijakan yang cukup

signifikan, akibat dari adanya peningkatan kerjasama dengan Negara Israel yang

membuat India berpindah dari posisi tradisionalnya yang selalu mendukung

Palestina menjadi abstain. Dalam kasus ini cocok menggunakan teori neorealisme

karena faktor India mengeluarkan kebijakannya akibat dari pengaruh sistem

Internasional dimana hubungan kerjasama India dengan Israel meningkat dalam

bidang militer. India tetap mementingkan power untuk kepentingan nasionalnya.

Di sisi lain India tidak ingin merusak hubungan dengan Negara Israel sebagai

patner militer akibat perihal pemungutan suara UNHRC karena biar

89

Nigam Prusty, ”India picks Israel’s Spike anti-tank missile over US Javelin source,” Reuter, 25 Oktober 2014. https://www.reuters.com/article/india-missile-idUSL3N0SK08820141025 di akses pada 5 Agustus 2019 90

Shalom S. Wald dan Ariell Kandel, ”India, Israel and The Jewish People,” The jewish People Policy Institute. [jurnal online] tersedia di http://jppi.org.il/new/en/article/english-india-israel-and-the-jewish-people/english-table-of-contents/english-part-3-chapters/english-chapter-3-the-development-of-indo-israeli-ties/english-the-military/#.XVAoV4gzaM8 di akses pada 11 Agustus 2019

Page 62: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

51

bagaimanapun India tetap membutuh kan Negara Israel untuk tetap bisa survival

dari Negara tetangga sebelah yaitu Pakistan. Israel merupakan patner militer yang

potensial karena dinilai oleh India memiliki beberapa keunggulan

B. India menerapkan Kebijakan Make in India

India pada tahun 2014 ingin menerapkan kebijakan ”Make in India’’.

Kebijakan ini bertujuan untuk mencapai kemandirian dan mengurangi

kebergantungan pada negara asing termasuk dalam bidang pertahanan untuk

mencapai kepentingan stategis dan ekonomi.91

Kebijakan ini diterapkan akibat

dari banyak biaya yang di keluarkan untuk pertahanan, terhitung hampir 15% dari

pengeluaran pemerintah pusat. Hal ini membuat India menempati urutan ke-8

secara global dalam pengeluaran militer.92

India termasuk sebagai importir

senjata terbesar di dunia

Tabel IV.B. Importir terbesar senjata utama 2010-2014

Importir Pangsa impor senjata internasional (%) 2010-14

India 15 Saudi Arabia 5 China 5 UAE 4 Pakistan 4 Australia 2 Turkey 3 Singapore 3

Sumber : Pieter D. Wezeman dan Siemon T.Wezeman, Trends in International Arms Tranfers 2014,

SIPRI Fact Sheet.2015

91

Manohar Parrikar, ”Make in India-Defence Sector,” Press Information Bureau Government of India; Special Feature Ministry of Defence, 28 Januari 2015. 92

Azhar Shaikh, Make in India Opportunities and Challenges in Defence Sector [jurnal online] ( Kartanak University, 2016). tersedia https://www.researchgate.net/publication/301594073 di unduh pada 18 Agustus 2019

Page 63: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

52

India merupakan importir terbesar senjata utama pada 2010-14, terhitung

India menyumbang 15 persen dari total impor senjata dunia. Pada 2010-14, India

impor tiga kali lebih besar dibandingkan dengan Negara saingannya yaitu China

dan Pakistan. India belum bisa mandiri dalam membuat senjata dan masih

bergantung pada impor.93

India telah mengambil inisiatif untuk mengurangi impor dengan menerapkan

kebijakan Make in India. Kebijakan ini mendorong pembuatan berbagai alat

dalam negeri. Terutama dalam manufaktur pertahanan karena selain India

membutuhkan senjata untuk mengatasi kemananan nasional, India juga bisa

mendapatkan keuntungan dengan melakukan bisnis ekspor ke luar negeri.94

India untuk pertama kalinya menjadikan strategi ekspor pertahanan sebagai

fokus utama. India nampaknya serius dalam mengembangkan manfaktur

pertahanannya dengan membuat Industri dalam negeri yang berkelanjutan untuk

jangka panjang karena tidak bisa selalu mengandalkan permintaan dalam negeri

atau domestik.95

India ingin mengubah pola pikir lama yang hanya mendapatkan

keuntungan sementara dengan selalu melakukan impor. Pemerintah India ingin

mengubah status negaranya sebagai importir terbesar di dunia dengan

meningkatkan kemandirian dalam memproduksi militer sehingga bisa memenuhi

kebutuhan dalam negeri dan juga bisa melakukan ekpor ke luar negeri.

Pemerintah India berambisi ingin menjadikan negaranya sebagai pusat

93

Pieter D. Wezeman dan Siemon T.Wezeman, ”Trends in International Arms Tranfers 2014,” SIPRI Fact Sheet, Maret 2015. Hlm 5-6 94

Azhar Shaikh, Make in India Opportunities and Challenges in Defence Sektor. 95

Manohar Parrikar, Make in India-Defence Sector (Ministry of Defence, 2015).

Page 64: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

53

manufaktur pertahanan, tidak hanya membangun skala ekonomi dalam negeri,

tetapi juga berusaha untuk bisa kompetitif secara global.96

India ingin menjadi menjadikan asia tengah, asia selatan, asia tenggara, Timur

Tengah dan amerika Latin sebagai target pasar Industri Militer. Walau akan

menghadapi banyak hambatan ekternal karena masing-masing wilayah pasarnya

sudah di dominasi Rusia, Tiongkok, Korea Selatan, AS dan beberapa Negara

Eropa. Namun India tetap berusaha dengan mengandalkan kelebihan sebagai

wilayah terdekat terutama dengan Asia Tengah dan Selatan. India akan berusaha

melakukan diplomasi ekonomi dan militer ke beberapa wilayah yang di anggap

potensial seperti Afrika, Timur Tengah dan Asia Tenggara. Menurut data SIPRI,

pada tahun 1992 dan 2012 menunjukan bahwa menunjukan bahwa tingkat

pembelajaan militer wilayah Asia tenggara cukup besar, bahkan melebihi Asia

Selatan dan Tengah.97

Selain sadarnya akan kebutuhan persenjataan yang tinggi. Dengan

meningkatkan kapasitas manufaktur juga dapat menciptakan lapangan kerja yang

lebih dalam sektor pertahanan. India ingin dilibatkan dalam peran pengembangan

sektor pertahanan supaya dapat meningkatkan SDM (Sumber Daya Manusia)

dalam bidang ini. SDM akan menjadi salah satu faktor penting untuk kesuksesan

India. 98

96

Dhiraj Marthur, Make in India : Archieving self-reliance in defence production (PWC India, 2016). Hlm 9 97

Ismayatun, Diplomasi Ekonomi dan Militer India di Asia Tenggara sebagai pemasok Pendukung Keberadaan Kluster Industri Militer [Jurnal Online] (Universitas Wahid Hasyim Semarang, 2015). http://journal.unpar.ac.id/index.php/JurnalIlmiahHubunganInternasiona/article/download/2646/2398 di unduh pada 17 Agustus 2019 98

Dhiraj Marthur, Make in India : Archieving self-reliance in defence production. Hlm 16

Page 65: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

54

Dalam hal ini India masih belum mampu untuk mewujudkan hal tersebut

sendiri karena pertahanan adalah sektor yang membutuhkan investasi dan

terknologi besar di dorong dengan inovasi. India perlu mencari patner yang ideal

dalam pengembangan manufakturnya yang memiliki pengalaman dalam

bidangnya karena India masih belum memiliki kemampuan yang memadai dalam

bidang teknologi sehingga perlu untuk mencari mitra strategis dengan perusahaan

asing untuk membentuk usaha kolektif dalam membangun industri militer.

Negara yang bisa membantu mewujudkan hal tersebut adalah Israel. Israel

merupakan negara yang memiliki keunggulan dalam hal tersebut bahkan jika

disandingkan dengan AS pun masih unggul. Israel mampu melakukan

pengembangan senjata tertentu yang tidak tertandingi.99

Berdasarkan data SIPRI menunjukan bahwa Israel banyak melakukan ekspor

dalam bidang pertahanan seperti pesawat, sistem pertahanan udara, kendaraan

lapis baja, senjata laut, sensor, kapal, teknologi dan produk pertahanan lainnya.

Israel dalam hal ini melakukan dengan baik dalam ekspor pesawat terbang, sistem

pertahanan udara, rudal dan sensor.100

Dalam hal ini juga tercermin bahwa Isreal

menjadi pemasok utama dalam pengadaan pesawat tanpa awak untuk keamanan

India. Pesawat ini digunakan oleh India untuk melakukan pemantauan di wilayah

Khasmir ataupun di wilayah perbatasan dengan China. India telah memiliki 150

99

Shalom S. Wald dan Ariell Kandel,” India, Israel and The Jewish People”, The jewish People Policy Institute. [jurnal online] tersedia di http://jppi.org.il/new/en/article/english-india-israel-and-the-jewish-people/english-table-of-contents/english-part-3-chapters/english-chapter-3-the-development-of-indo-israeli-ties/english-the-military/#.XVAoV4gzaM8 di akses pada 11 Agustus 2019 100

Amit Cowish, India-Israel Defense Trade: Issues and Challenges (Strategic Anallysis, 2017). Hlm 403

Page 66: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

55

unit drone termasuk diantaranya jenis Heron dan Searcher yang dibuat oleh

Israel.101

Pemerintah India untuk saat ini yang menjadi ancaman terbesar merupakan

tindakan terorisme yang dilakukan oleh eksrimis Islam yang berasal dari

Pakistan.102

India juga akan banyak belajar dari pengalaman Israel dalam

menghadapi ancaman terorisme yang dimana sama seperti yang di alami oleh

negaranya.103

Jadi selain India bisa memenuhi kebutuhan keamanan dalam

negerinya, India juga bisa memanfaatkan keahlian Israel lainnya.

India untuk menerapkan kebijakan Make in India memerlukan Israel dalam

pengembangan produksi peralatan militer karena memiliki pengalaman dalam

riset pengembangan pertahanan. Kerjasama yang seperti ini yang dibutuhkan

India agar dapat menghasilkan keuntungan yang lebih daripada hanya sebatas

hubungan pemasok dengan pembeli yang membuat India banyak menghabiskan

biaya.104

Kerjasama India dengan Israel sangat cocok dengan skema kebijakan

Make in India dari Pemerintah India.

Pemerintah India perlu membuat perubahan kebijakan dalam negeri terkait

pengadaan, investasi, perizinan, ekspor, termasuk Foreign Direct Invesment

(FDI). India akan mempermudah masuknya investor asing untuk melakukan usaha

101

“Perlombaan Industri Teknologi Pesawat Nirawak di Asia.” 2013. Kompas tersedia di https://sains.kompas.com/read/2013/02/03/02545186/perlombaan.industri.teknologi.pesawat.nirawak.di.asia?page=all di akses pada 18 September 2019 102

Antara Desai, ”India Counterterrorism under the New Government,” Counter Terrorist Trends Analyses, Vol. 6, No. 5 (Juni 2014). Hlm 17 103

Mahwish Hafeez, India-Israel relations [jurnal online] (the Institute of Strategic Studies, Islamabad) tersedia http://issi.org.pk/wp-content/uploads/2014/06/1299649872_8179217.pdf di akses pada 18 September 2019 104

Amit Cowish, India-Israel Defense Trade: Issues and Challenges (Strategic Anallysis, 2017). Hlm 404

Page 67: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

56

dalam negerinya. India akan menghampus segala jenis hambatan dalam proses

keberlangsungannya bisnis. India akan mengubah Kebijakan pembatasan FDI

menjadi 49% bahkan lebih tergantung dari persutujuan dari komite kabinet

keamanan. India juga akan menghapus kepemilikan saham tunggal yang dimiliki

oleh India. Hal ini semua dilakukan untuk mendorong para investor untuk

mengembangkan usahanya di sektor pertahanan. 105

Dampak berkembangnya manufaktur secara langsung akan meningkatkan

kemakmuran ekonomi bagi India. Penempatan strategi yang tepat dapat

meningkatkan pertumbuhan ekonomi. India harus berfokus mengarahkan

kebijakannya untuk mendorong kontribusi manufaktur supaya bisa menghasilkan

keuntungan dalam sisi ekonomi juga keamanan nasional. Pemerintah India

memiliki peran penting untuk menyelaraskan industri, perusahaan swasta, sektor

publik dan pemangku kepentingan lainnya untuk mewujudkan visi ini. India telah

mengambil sejumlah langkah untuk mendorong investasi dengan melakuakan

reformasi kebijakan dalam negerinya seperti penghampusan penghambatan bisnis.

Kebijakan Make in India merupakan misi yang dilakukan oleh India untuk jangka

panjang untuk membantu mewujudkan India menjadi pusat produksi.106

Dengan menerapkan instrumen kebijakan Make in India banyak

keuntungan yang di didapat oleh India. Bukan hanya sekedar berkembangkan

Industri militer untuk memenuhi kebutuhan persenjataan dalam negeri dan

mengurangi impor, tetapi juga bisa terciptanya suatu tingkat kemandirian militer

untuk bisa memenuhi kebutuhan persenjataan untuk di ekspor ke luar negeri. 105

Manohar Parrikar, Make in India-Defence Sector (Ministry of Defence, 2015). 106

Mohan, Rahul Raja, dan G Karthick, Make in India: Challenges and Opportunities (Vista Business Fest, 2015). Hlm 18

Page 68: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

57

Selain itu juga bisa memberikan dampak penangkalan atas ancaman maupun

tekanan dari Negara lain karena India sudah bertambah kekuatan pertahanan

militernya. Namun dalam hal ini India tidak dapat melakukan sendiri, India

membutuhkan Israel untuk bisa mengembangkan industri militernya karena yang

sudah berpengalaman dalam bidang ini. India berupaya untuk bekerjasama dengan

Israel dengan melakukan pengembangan bersama melalui transfer teknologi

karena banyak keunggulan Israel yang belum India miliki.

Dalam kasus ini India ingin memanfaatkan Israel sebagai patner militer

untuk bisa mendapatkan keuntungan yang lebih. India ingin mempunyai

hubungan lebih dengan Israel, bukan hanya sebatas pembeli dengan penjual tetapi

ingin melakukan pengembangan dan penelitian bersama. India ingin negaranya

bisa produksi peralatan militer dengan bantuan Israel sehingga bisa mengurangi

Impor karena India salah satu Negara terbesar dalam impor senjata.

Dalam kasus ini cocok menggunakan teori neorealisme karena India

memiliki national Interest dengan Israel. India ingin mendapatkan keuntungan

dari aktor lain seperti Israel, walau pada akhirnya dapat menjatuhkan atau

merugikan aktor lain seperti Palestina dengan melakukan abstain dalam resolusi

UNHRC. India melakukan abstain demi uapaya mendekati Israel untuk

kelancaran kebijakan Make in India yang baru diterapkan pada tahun 2014. India

membutuhkan Israel untuk mengembangkan manfuktur pertahanan dalam

negerinya. Dalam teori neorealisme digunakan dalam hal yang berhubungan

Page 69: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

58

dengan masalah keamanan dan militer.107

India dalam hal ini ingin meningkatkan

kapabilitas pertahanan dalam negerinya demi keberlangsungan stabilitas

keamanannya.

107

David A. Balwin, Neoliberalism, Neorealism and World Politics (Columbia University Press, 1993). Hlm 6

Page 70: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

59

BAB V

KESIMPULAN

Sikap abstain India dalam resolusi UNHRC pada tahun 2015 diakibatkan

oleh faktor kedekatan India dengan Israel. Pada masa itu hubungan kedua negara

tersebut sedang mengalami peningkatan, khususnya dalam bidang kerjasama

militer. Terlebih India pada tahun 2014 memiliki kepentingan nasional yaitu

kebijakan Make in India yang dimana isi kebijakan tersebut ingin mendorong

pembuatan produk pertahanan dalam negeri.

Kebijakan tersebut diterapkan oleh India akibat dari besarnya impor

produk pertahanan dalam negeri yang menjadikannya sebagai negara terbesar

dalam impor produk militer di dunia. Dalam hal ini India ingin meningkatkan

kemandirian militer, namun India memiliki banyak kendala seperti kurangnya

infrastruktur manufaktur, kurangnya keahlian teknis dan pendanaan yang tidak

memadai. Dengan memanfaatkan kedekatannya dengan Israel, India berharap

dapat menjadi solusi atas kekurangan mereka dalam bidang militer karena Israel

sudah mempunyai pengalaman dalam bidang tersebut.

Pada tahun 2015, Israel tidak setuju dengan hasil Resolusi UNHRC

A/HRC/29/L.35 yang isinya ingin mengadili para pelaku kejahatan perang.

Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyu berpendapat bahwa ini merupakan

Page 71: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

60

bentuk dari manifesto anti Israel. Tindakan Israel dalam konflik tersebut adalah

bentuk upaya Israel dalam membela diri terhadap serangan organisasi teroris.

Israel tidak setuju dengan adanya resolusi tersebut

Israel pun mendesak India untuk melakukan abstain dalam resolusi

tersebut. India sebagai Negara yang memiliki kepentingan dan ketergantungan

terhadap Israel tidak bisa berbuat banyak sehingga anjuran dari Israel pun

dilakukan oleh India. Oleh sebab itu, India harus berkorban dengan

mengesampingkan kebijakan tradisional mereka yang selalu mendukung

Palestina. India untuk pertama kalinya tidak mendukung Palestina dalam resolusi

UNHRC.

Page 72: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

xii

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Abhyankar, Rajendra. The Evolution and Future of India-Israel Relations.

Abraham Center. 2012.

Bell, P. M. H. The World Since 1945 – An International History. London:

Bloomsbury Publishing. 2001.

Best, Anthony. International History of the Twentieth Century. Routledge. 2003.

Ginat, Rami. India and Paletine Question: The Emergence of the Asia-Arab Bloc

and India’s Quest for Hegemony in the Post-Colonial Third World. Taylor

dan Francis, Ltd. 2004.

Jackson, Robert, dan George Sorensen. Introduction to International Relations:

Theories and Approach. New York: Oxford University Inc, 2013.

Mearsheimer, John J and Stephen M. Walt. The Israel Lobby and US Foreign

Policy. Penguin Books. 2007.

Morris, Benny. 1948: a history of the first Arab-Israeli war. Yale University

Press. 2008.

Nehru, Jawaharlal. Spain and Palestine: Eighteen Months in India 1936-1937.

Allahabad, 1938.

Schulze, K. E. The Arab-Israeli Conflict. Harlow: Pearson Education, 1999.

Waltz, Kenneth N. Man, State and War: A Theoritical Analysis. New York:

Columbia University, 2001.

Artikel dan Jurnal

Beinin, Joel dan Lisa Hajjar. “Palestine, Israel and The Arab-Israeli Conflict A

Prime.” Middle East Research & Information Project.

Cowshish, Amit. “India-Israel Defence Trade: Issues and Challenges.” Strategic

Analysis Vol 41 Issue 4 (2017).

Page 73: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

xiii

Desai, Antara. “India: Counterterrorism under the New Government.” Counter

Terrorist Trends and Analyses Vol 6 No 5 (Juni 2014).

Falk, Joshua. “India’s Israel Policy: The Merits of a Pragmatic Approach.”

Stanford Journal of International Relations Vol. X No. 2 (Spring 2009).

Gordon, Leonard A. “Nationalist Ideas about Palestine and Israel.” Indiana

University (1975).

Hafeez, Mahwish. “Indo-Israel Relations and the Mumbai Attacks.” Institute of

Strategic Studies Islamabad No. 1 (2009).

India Palestine Relationship 1992-2002 Chapter Four.

shodhganga.inflibnet.ac.in/bitstream/10603/63602/12/12_chapter%204.pdf

Ismiyatun. “Diplomasi Ekonomi dan Militer India di Asia Tenggara Sebagai

Pendukung Keberadaan Kluster Industri Militer.” Jurnal Ilmiah Hubungan

Internasional UNPAR (2016).

Kandel, Arielle. “The Significant Warming of Indo-Israeli Relations in the Post-

Cold War Period.” Middle East Review of International Affairs Vol.13 Issue

4 (Desember 2009).

Mohan, Rahul Raja dan G. Karthick. “Make in India: Challenges and

Opportunities.” Vista Business Fest 2015.

Powell, Robert. “Anarchy in International Relations Theory : The Neorealist-

Neoliberal Debate.” The IO Foundation and Massachussets Institute of

Technology (1994).

Shaikh, Azhar, Uttam Kinange dan Arthur Fernandes. “Make in India:

Opportunities and Challenges in Defence Sector.” International Journal of

Research in Commerce and Management Vol. 7 No. 1 (January 2016).

Shamir, Hasan. “The Evolution of India’s Palestine Policy: A Fall from Heights.”

Social Scientist (2008).

Sharma, Ashok dan Dov Bing. “India-Israel relations: the evolving partnership.”

Israel Affairs Vol. 21 Issue 4 (2015).

Strauss, Anselm dan Juliet Corbin. “Basic of Qualitative Research: Technic and

Procedures for Developing Grounded Theory, second edition.” London:

SAGE Publication (1998).

Wald, Shalom Salomon dan Arielle Kandel. “India, Israel, and The Jewish

People: Looking Ahead, Looking Back 25 Years after Normalization.” The

Jewish People Policy Institution (2017).

Page 74: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

xiv

Upadhyay, Ajay Kumar dan Subhash Singh. “India’s response to the Israel’s

operation protective edge in Gaza.” Jawaharlal Nehru University (2015).

Dokumen Elektronik

Mathur, Dhiraj. “Make in India: Achieving self-reliance in defence production.”

ASSOCHAM India (2016). https://www.pwc.in/assets/pdfs/publications/2016/make-in-india-achieving-self-reliance-in-defence-production.pdf.

Parrikar, Manohar. “Make in India – Defence Sector.” Press Information Bureau

Government of India. 28 Januari 2015.

https://pib.gov.in/newsite/mbErel.aspx?relid=114990.

United Nation General Assembly. Report of the independent commission of

inqury established pursuant to Human Rights Council resolution S-21/1.

2015. https://www.ohchr.org/Documents/HRBodies/HRCouncil/CoIGaza/A-HRC-29-52_en.doc.

United Nation General Assembly. Ensuring accountability and justice for all

violations of international law in the Occupied Palestinian Territory,

including East Jerussalem. 2015. https://undocs.org/A/HRC/29/L.35.

Wezeman, Pieter D dan Siemon T. Wezeman. “Trends in International Arms

Transfers 2014. SIPRI. Maret 2015.

https://www.sipri.org/sites/default/files/files/FS/SIPRIFS1503.pdf.

Website Resmi

India Ministry of External Affairs. India–Palestine Relation.

https://mea.gov.in/Palestine_July_2016.

Israel Ministry of Foreign Affairs. Creation of a Special Committee on Palestine-

General Assembly Resolution. 03 September 1947.

https://mfa.gov.il/MFA/ForeignPolicy/MFADocuments/Yearbook1/Pages/C

reation%20of%20a%20Special%20Committee%20on%20Palestine-

%20Gene.aspx.

Israel Ministry of Foreign Affairs. IDF Conduct of Operations during the 2014

Gaza Conflict.

https://mfa.gov.il/MFA/ForeignPolicy/IsraelGaza2014/Pages/IDF-Conduct-

of-Operations-During-the-2014-Gaza-Conflict.aspx.

Page 75: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

xv

UNHRC. Membership of the Human Rights Council. 2019.

https://www.ohchr.org/EN/HRBodies/HRC/Pages/Membership.aspx di

akses 2 Maret 2019

UNHRC. About HRC. 2019.

https://www.ohchr.org/EN/HRBodies/HRC/Pages/AboutCouncil.aspx

UNHRC. Press Statement on appoint of new Chair of Commission of Inquiry on

the 2014 Gaza conflict. 2015.

http://www.ohchr.org/EN/NewEvent/Pages/DisplayNews.aspx?NewsID=15

540&LangID=E.

UNHRC. The United Nations Independent Commission of Inquiry on the 2014

Gaza Conflict. 2015.

https://www.ohchr.org/EN/HRBodies/HRC/CoIGazaConflict/Pages/Commi

ssionOfInquiry.aspx.

UNHRC. UN Gaza Inquiry finds credible allegations of war crimes committed in

2014 by both Israel and Palestinian armed group. 2015.

https://www.ochchr.org/EN/NewsEvent/Pages/DisplayNews.aspx?NewsID=

16119.

United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs. Occupied

Palestinian Territory: Gaza Emergency Situation Report. 26 Agustus 2014.

https://www.ochaopt.org/content/occupied-palestinian-territory-gaza-

emergency-situation-report-26-august-2014-0800-hrs.

United Nations. General Assembly 106 (S-1) Special Committee on Palestina. 15

Mei 1947.

https://unispal.un.org/UNISPAL.NSF/0/F5A49E57095C35B685256BCF00

75D9C2.

Berita

Armandhanu, Denny. “PBB: Israel dan Hamas Lakukan Kejahatan Perang.” CNN

Indonesia. 23 Juni 2015.

https://www.cnnindonesia.com/internasional/20150623134239-120-

61835/pbb-israel-dan-hamas-lakukan-kejahatan-perang.

Barzilia, Amnon. “Looking Out for Number One.” Hareetz. 27 Desember 2001.

https://www.haaretz.com/1.5462712.

Batra, Karitkeva. “India’s abstention at the UNHRC: Impications for Indo-Israeli

Relations.” INSS Insight. 6 September 2015.

https://www.inss.org.il/publication/indias-abstention-at-the-unhrc-

implications-for-indo-israeli-relations/.

Page 76: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

xvi

BBC, ”Gaza crisis: Toll of operations in Gaza”, 1 September 2014.

https://www.bbc.com/news/world-middle-east-28439404

Black, Ian. “UN human rights body to investigate claims of violations in Gaza.”

The Guardian. 23 Juli 2014..

https://www.theguardian.com/global/2014/jul/23/un-high-commissioner-

navi-pillay-war-crimes-israel.

CBS News. “Israel IDs 2 main suspects in teens’ disappearance.” 26 Juni 2014.

https://www.cbsnews.com/news/israel-ids-2-main-suspects-in-teens-

disappearance/

Coren, Ora. “India-Israel to hold Free Trade Talks.” Hareetz. 25 Februari 2010.

https://www.haaretz.com/1.5033411.

Crowcroft, Orlando. “Palestian freed in 2011 Gilad Shalit prisoner-swap back in

custody.” The Guardian. 18 Juni 2014.

http://www.theguardian.com/world/2014/jun/18/palestinians-freed-2001-

gilad-shalit-custody.

Eichner, Itamar. “UN Human Rights Council adpts UN Protective Edge report.”

Y-net news. 7 Maret 2015. https://www.ynetnews.com/articles/0,7340,L-

4675903,00.html.

Eldar, Shlomi. “Accused kidnappers are rogue Hamas branch.” Al-monitor. 29

Juni 2014. https://www.al-monitor.com/pulse/originals/2014/06/qawasmeh-

clan-hebron-hamas-leadership-mahmoud-abbas.html.

Goldberg, JJ. “Unruly hebron clan pushes hamas and brink.” Forward. 2 Juli

2014. https://forward.com/opinion/201172/unruly-hebron-clan-pushes-

hamas-and-israel-to/.

Haidar, Suhasini. “Palestine shocked at India abstain.” The Hindu Exclusive

Interview. 6 Juli 2015.

https://www.thehindu.com/opinion/interview/suhasini-haider-exclusive-

interview-with-palestinian-ambassador-to-india-adnan-abu-

alhaija/article7392435.ece.

India Today. “India abstain from UNHRC vote against Israel.” 3 Juli 2015.

https://www.indiatoday.in/world/story/india-abstains-from-unhrc-vote-

against-israel-280549-2015-07-03.

Khalid, Saif. “The beginning of an Israel-India romance.” Aljazeera. 10 Juli 2015.

https://www.aljazeera.com/indepth/features/2015/07/israel-india-gaza-

150709005707545.html.

Kompas Staff. “Perlombaan Industri Teknologi Pesawat Nirawak di Asia.”

Kompas. 3 Februari 2013.

Page 77: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

xvii

https://sains.kompas.com/read/2013/02/03/02545186/perlombaan.industri.te

knologi.pesawat.nirawak.di.asia?page=all.

Kumari, Jagriti. “India and Israel relations: All you need to know about it.” One

India. 1 Juni 2015. https://www.oneindia.com/feature/india-israel-relations-

you-need-know-about-it-1764083.html.

Lappin, Yaakov. “Bodies of three kidnapped Israeli teens found in West Bank.”

The Jerussalem Post. 30 Juni 2014. https://www.jpost.com/Operation-

Brothers-Keeper/Large-number-of-IDF-forces-gather-north-of-Hebron-in-

search-for-kidnapped-teens-361048.

NDTV Staff. “Israel Thanks India for Abstaining.” NDTV News. 4Juli 2015.

https://www.ndtv.com/india-news/israel-thanks-india-for-abstaining-on-

unhrc-vote-778223.

Prusty, Nigam. “India picks Israel’s Spike anti-tank missile over US Javelin

source.” Reuters. 25 Oktober 2014. https://www.reuters.com/article/india-

missile-idUSL3N0SK08820141025.

Ravid, Barak. “Head of UN Gaza Probe Tells Hareetz: Main Message is Israel

can’t drop one ton Bomb on a neighbourhood.” Hareetz. 23 Juni 2015.

https://www.haaretz.com/.premium-head-of-un-s-gaza-report-in-interview-

with-haaretz-1.5373798.

Ravid, Barak. “UN Human Rights Council Adopts Resolution Condemning Israel

ove Gaza War Report.” Hareetz. 3 Juli 2015.

https://www.haaretz.com/.premium-unhrc-condemns-israel-over-gaza-war-

inquiry-1.5375179.

Smallman, Miriam. “India abstains as UNHRC adopts anti-Israel resolutions

embracing biased Gaza report.” 8 Juli 2015.

https://aijac.org.au/update/india-abstains-as-unhrc-adopts-anti-israel-resol/.

TOI Staff. “Israel rounds up senior hamas men in the wes bank.” The Times of

Israel. 15 Juni 2014. https://www.timesofisrael.com/israel-rounds-up-senior-

hamas-men-in-the-west-bank.

Zonzein, Mairav. “Israel Killed more Palestinians in 2014, than in any other year

since 1967.” The Guardian. 27 Maret 2015.

https://www.theguardian.com/world/2015/mar/27/israel-kills-more-

palestinians-2014-than-any-other-year-since-1967

Page 78: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

GE.15-10969 (E)

*1510969*

Human Rights Council Twenty-ninth session

Agenda item 7

Human rights situation in Palestine and other

occupied Arab territories

Bolivia (Plurinational State of), Cuba, Ecuador,* Namibia, Nicaragua,* Pakistan (on

behalf of the Organization of Islamic Cooperation), Tunisia* (on behalf of the Group

of Arab States), Venezuela (Bolivarian Republic of): draft resolution

29/… Ensuring accountability and justice for all violations of

international law in the Occupied Palestinian Territory,

including East Jerusalem

The Human Rights Council,

Guided by the purposes and principles of the Charter of the United Nations,

Recalling the relevant rules and principles of international law, including

international humanitarian law and human rights law, in particular the Geneva Convention

relative to the Protection of Civilian Persons in Time of War, of 12 August 1949, which is

applicable to the Occupied Palestinian Territory, including East Jerusalem,

Recalling also the Universal Declaration of Human Rights and the other human

rights covenants, including the International Covenant on Civil and Political Rights, the

International Covenant on Economic, Social and Cultural Rights and the Convention on the

Rights of the Child,

Recalling further its relevant resolutions, including resolutions S-9/1 of 12 January

2009 and S-21/1 of 23 July 2014, and the report of the United Nations Fact-Finding

Mission on the Gaza Conflict,1

Expressing its appreciation to the independent commission of inquiry on the 2014

Gaza conflict for its comprehensive report,2

Affirming the obligation of all parties to respect international humanitarian law and

international human rights law,

* Non-member State of the Human Rights Council.

1 A/HRC/12/48.

2 A/HRC/29/52.

United Nations A/HRC/29/L.35

General Assembly Distr.: Limited

1 July 2015

Original: English

Page 79: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

A/HRC/29/L.35

2

Emphasizing the importance of the safety and well-being of all civilians, reaffirming

the obligation to ensure the protection of civilians in armed conflict, and deploring the

civilian deaths that resulted from the conflict in and around the Gaza Strip in July and

August 2014, including the killing of 1,462 Palestinian civilians, including 551 children

and 299 women, and six Israeli civilians,

Gravely concerned by reports regarding serious human rights violations and grave

breaches of international humanitarian law, including possible war crimes, committed in the

context of the military operations conducted in the Occupied Palestinian Territory in 2008

and 2009 and in 2014, particularly in the Gaza Strip, including the findings of the United

Nations Fact-Finding Mission on the Gaza Conflict, of the independent commission of

inquiry on the 2014 Gaza conflict, and of the boards of inquiry convened by the Secretary-

General,

Condemning all violations of human rights and of international humanitarian law,

and appalled at the widespread and unprecedented levels of destruction, death and human

suffering caused,

Stressing the urgency of achieving without delay an end to the Israeli occupation

that began in 1967,

Deploring the non-cooperation by Israel with the independent commission of

inquiry on the 2014 Gaza conflict and the refusal to grant access to or to cooperate with

international human rights bodies seeking to investigate alleged violations of international

law in the Occupied Palestinian Territory, including East Jerusalem,

Regretting the lack of implementation of the recommendations contained in the

report of the United Nations Fact-Finding Mission on the Gaza Conflict, which follows a

pattern of lack of implementation of recommendations made by United Nations

mechanisms and bodies,

Alarmed that long-standing systemic impunity for international law violations has

allowed for the recurrence of grave violations without consequence, and stressing the need

to ensure accountability for all violations of international humanitarian law and

international human rights law in order to end impunity, ensure justice, deter further

violations, protect civilians and promote peace,

Emphasizing the need for States to investigate grave breaches of the Geneva

Conventions of 1949 to end impunity, uphold their obligations to ensure respect, and

promote international accountability,

Noting the accession by Palestine to the Rome Statute of the International Criminal

Court on 2 January 2015,

1. Welcomes the report of the independent commission of inquiry on the 2014

Gaza conflict;2

2. Calls upon all duty bearers and United Nations bodies to pursue the

implementation of all recommendations contained in the report of the commission of

inquiry, in accordance with their respective mandates;

3. Notes the importance of the work of the commission of inquiry and of the

United Nations Fact-Finding Mission on the Gaza Conflict of 2009 and the information

collected regarding grave violations in support of future accountability efforts, in particular,

information on alleged perpetrators of violations of international law;

4. Emphasizes the need to ensure that all those responsible for violations of

international humanitarian law and international human rights law are held to account

through appropriate fair and independent domestic or international criminal justice

Page 80: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

A/HRC/29/L.35

3

mechanisms, and to ensure the right of all victims to an effective remedy, including full

reparations, and stresses the need to pursue practical steps towards these goals;

5. Calls upon the parties concerned to cooperate fully with the preliminary

examination of the International Criminal Court and with any subsequent investigation that

may be opened;

6. Calls upon all States to promote compliance with human rights obligations

and all High Contracting Parties to the Fourth Geneva Convention to respect, and to ensure

respect for, international humanitarian law in the Occupied Palestinian Territory, including

East Jerusalem, in accordance with article 1 common to the Geneva Conventions, and to

fulfil their obligations under articles 146, 147 and 148 of the said Convention with regard to

penal sanctions, grave breaches and the responsibilities of the High Contracting Parties;

7. Recommends that the General Assembly remain apprised of the matter until it

is satisfied that appropriate action with regard to implementing the recommendations made

by the United Nations Fact-Finding Mission on the Gaza Conflict in its report has been or is

being taken appropriately at the domestic or international levels to ensure justice for victims

and accountability for perpetrators;

8. Requests the United Nations High Commissioner for Human Rights to

present, as part of the reporting requested by the Human Rights Council in its resolutions S-

9/1 and S-12/1, a report on the implementation of the present resolution, as well as on the

implementation of the recommendations contained in the reports of the independent

commission of inquiry on the 2014 Gaza conflict and of the United Nations Fact-Finding

Mission on the Gaza Conflict, to the Council at its thirty-first session;

9. Decides to remain seized of the matter.

Page 81: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

Make in India - Defence Sector

Special FeatureMinistry of Defence/Republic Day 2015

*Manohar Parrikar

Achieving self-reliance and reducing dependence on foreign countries in defence is anecessity today rather than a choice, both for strategic and economic reasons. TheGovernment in the past has created production capabilities in defence in form of OrdnanceFactories and Public Sector Undertakings to cater to the requirements of our Armed Forces.However, there is a need to enlarge the role of Indian private sector as well to developcapabilities and capacities for production of various defence equipments.

Our Prime Minister has taken a very important initiative in form of ‘Make in India’ topromote and encourage domestic manufacturing of various items. The requirement fordomestic production of defence equipment is more than for any other sector because it will notonly save precious foreign exchange but will also address the national security concerns.

Government being the only consumer, ‘Make in India’ in defence sector will be drivenby our procurement policy. The Government policy of promoting domestic defence industry isadequately reflected in the Defence Procurement Policy, wherein preferential treatment is givento ‘Buy (Indian)’ and ‘Buy and Make (Indian)’ categories of acquisition over ‘Buy (Global)’. In thedays to come, import is going to be the rarest of the rare option and first opportunity would begiven to the Indian Industry to develop and manufacture the required systems. As Indiancompanies presently may not have adequate capabilities in terms of technology, they areencouraged to partner with foreign companies for joint ventures, technology transferarrangements and tie-ups.

If we look at the profile of Acceptance of Necessity (AONs) granted by DefenceAcquisition Council (DAC) in the last couple of months after the new Government has come topower, proposals worth more than Rs.65,000 crores have been categorized under ‘Buy (Indian)’and ‘Buy and Make (Indian)’. The process of further orienting the Defence ProcurementProcedure towards procurement from domestic industry will continue in future as well. Theprocurement process would be made more efficient, time bound and predictable so that theindustry can plan its investment and R & D well in advance to meet the requirement of ourarmed forces.

Till now, there were many entry barriers for the domestic industry to enter intodefence sector in terms of licensing, FDI policy restrictions etc. In the last six months, theGovernment has taken several policy initiatives to ease the process of entry into defencemanufacturing. The most important is the liberalization of the FDI policy regime for Defencesector to encourage foreign investment in the sector. FDI up to 49% is allowed throughGovernment route (with FIPB approval). FDI above 49% is also allowed on a case-to-casebasis with the approval of Cabinet Committee on Security wherever the proposal is likely toresult in access to modern and state-of-the-art technology in the country. Restrictions in earlierpolicy related to Foreign Institutional Investment (FII) and majority shareholding to be held bysingle Indian shareholder have been removed.

Even though private sector industry was allowed to enter in defence manufacturingsince 2001, after obtaining industrial licence under IDR Act, the process of obtaining industrial

Page 82: SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49445...SIKAP ABSTAIN INDIA TERHADAP PALESTINA DALAM RESOLUSI UNHRC TAHUN 2015 Skripsi

licence was very cumbersome and used to act as a major road block for the industry,particularly small and medium industry, who were in the business of making part, components,sub systems and sub-assemblies. The Government liberalized the licensing policy and nowmost of the components, parts, raw materials, testing equipments, production machinery,castings, forgings etc. have been taken out from the purview of licensing. The companiesdesirous of manufacturing such items no longer require industrial licence and will also not besubjected to FDI ceiling of 49%. A comprehensive Security Manual indicating the securityarchitecture to be followed by various class of industries has been put in public domain, so thatcompanies could easily access the same and follow it accordingly. The initial validity ofindustrial licence has been increased from two to three years.

For the first time, a Defence Export Strategy has been formulated and has been putin public domain. The strategy outlines specific initiatives to be taken by the Government forencouraging the export of defence items. It is aimed at making the domestic industry moresustainable in the long run as the industry cannot sustain purely on domestic demand. AStandard Operating Procedure (SOP) for issue of NOC for export of military stores has beenfinalised and has also been put in public domain. Requirement of End User Certificate (EUC) tobe signed and stamped by Government authorities has been dispensed with for most of thedefence items, particularly parts, components, sub-systems and sub-assemblies. This willlargely ease out the export by the domestic industry. A web-based online system to receiveapplications for NOC for export of military stores has been developed and has been put inplace.

There is a big opportunity in the defence sector for both domestic and foreigninvestors. We have the third largest armed force in the world with an annual budget of aboutUS$ 38 billion and 40% of this is used for capital acquisition. In the next 7-8 years, we would beinvesting more than US$ 130 billion in modernization of our armed forces and with the presentpolicy of MAKE IN INDIA, the onus is now on the industry to make best use of this opportunityfor the benefit of both the business as well as the nation. Besides, under offset more than Rs.25000 crore obligations are to be discharged in next 7-8 years.

While on the one hand, Government is making necessary policy changes with regardto procurement, investment including FDI, licensing, export etc., the industry also needs tocome up and accept the challenge of up-gradation in terms of technology and requiredinvestments. Defence is the sector which requires huge investments and technology and isdriven by innovation. The industry, therefore, has also to change its mindset and think for longterm rather than temporary gains. We need to focus more on Research and Development andstate of the art manufacturing capabilities. The Government is fully committed to create an eco-system for the domestic industry to rise and to provide a level-playing field to all sectors ofindustry, both public and private.

*Shri Manohar Parrikar is the Union Minister for Defence (Raksha Mantri) Government ofIndia

(PIB Features)