Top Banner
Oleh Andi Nur Aminah “K omodo itu sudah dikenal sejak lama. Kita minta untuk memilih dia seka- rang, Komodo juga tidak akan tahu,” begitulah seloroh Jusuf Kalla, Duta Komodo, saat menyam- paikan hasil perolehan polling SMS untuk meng- ikutkan Komodo sebagai New 7 Wonders of Nature atau tujuh keajaiban dunia untuk kategori alam. 11-11-2011 lalu, di penanggalan yang disebut- sebut sebagai nomor cantik itu, diumumkanlah hasil perhitungan suara untuk pemilihan tujuh keajaiban dunia kategori alam. Dan komodo pun berhasil masuk. “Ini kemenangan bagi kita semua untuk memenangkan Komodo. Dan yang terpen- ting adalah Komodo menang dia tidak merasakan apa-apa. Yang akan merasakan adalah masyarakat Pulau Komodo, masyarakat NTT, dan wilayah-wilayah di sekitar, seperti Bali, Surabaya, Jakarta, dan sebagainya,” ujar JK panjang lebar. Ya, komodo memang tak peduli dengan na- manya yang diketik berkali-kali oleh pengguna telepon seluler dan mengirimkannya ke nomor 9818. Tapi dengan satu tujuan untuk vote komodo, setidaknya ada satu bukti nyata jika masyarakat bisa bergerak dan bersatu jika digerakkan dan tu- juannya jelas. JK sebagai ketua Duta Komodo, berkali-kali menyampaikan terima kasih kepada masyarakat yang telah mengirimkan ratusan juta SMS. Menu- rutnya, masa kampanye yang hanya 26 hari saja menjadi sangat luar biasa. “Kita bangsa yang mu- dah bersatu asal memiliki tujuan yang jelas. Tu- juan yang bermanfaat bagi semua dan tak ada yang mengambil manfaat secara pribadi,” ujar JK. Menurutnya, Komodo akan menjadi ikon baru Indonesia yang cukup membanggakan. Masuknya komodo dalam New 7 Wonders of Nature pun di- sambut langsung dengan menjadikannya maskot SEA Games XXIV dengan nama Modo dan Modi. Tentu, ini adalah langkah awal promosi yang cukup tepat untuk sebuah event berskala internasional. Sebagai ikon baru Indonesia, JK mengatakan, hal terbaik yang bisa dilakukan oleh masyarakat, khususnya di NTT, adalah bersiap-siap menyam- but kedatangan tamu yang akan banyak berkun- jung ke sana. Selain itu, upaya perlindungan ter- hadap binatang itu juga harus selalu diperhatikan seiring dengan banyaknya turis yang datang. Gubernur NTT, Frans Leburaya, dengan opti- mis menyatakan arus kunjungan wisatawan lokal dan mancanegara ke Taman Nasional Komodo tahun ini dipastikan meningkat. Apalagi, setelah binatang peninggalan zaman dinosaurus itu ma- suk dalam tujuh keajabaian dunia baru versi Yayasan New 7 Wonder. Menurut Frans, pada 2010 kunjungan wisa- tawan ke wilayah tersebut khususnya ke Pulau Komodo mencapai 40 ribu orang. “Saya optimistis tahun ini jumlahnya akan bertambah. Target awal 50 ribu wisatawan, tetapi kemungkinan angka itu akan terlampaui karena akan banyak wisatawan yang ingin melihat langsung salah satu keajaiban dunia tersebut,” ujar Frans. Lantas, apa kesiapan yang dilakukan Pemprov NTT menyambut tamu-tamu yang akan melihat si Komodo yang ajaib itu? Salah satu pekerjaan terbesar pemerintah, menurutnya, mempersiapkan fasilitas pelayanan umum serta membangun infra- struktur yang memadai. Akses jalan dan jembatan, fasilitas listrik, air bersih, tata kota yang sejuk, serta jaringan internet akan segera dibangun. Selain itu, menurut Gubernur, pemerintah akan membangun rumah sakit di dalam kawasan Taman Nasional komodo. Fasilitas ini cukup dibu- tuhkan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya serangan binatang purba ini terhadap pengunjung. Dan yang tak kalah penting adalah memperpanjang landasan pacu Bandar Udara Labuanbajo untuk bisa didarati pesawat berbadan besar. Optimisme Gubernur NTT dengan terpilihnya Komodo menjadi salah satu dari tujuh keajaiban dunia juga akan membawa dampak positif pada masyarakat sekitar. Pemerintah, kata Frans, terus mendorong masyarakat untuk mengasah kreativi- tas dan menangkap peluang bisnis dari keberhasi- lan hasil vote Komodo yang dilakukan seluruh masyarakat Indonesia. “Silakan membuat be- ragam suvenir khas Komodo, makanan khas NTT, dan kerajinan tangan lainnya. Pelaku bisnis lain yang ingin berinvestasi pun silakan datang ke sini,” ujar Frans. Begitu Komodo dinyatakan menang dan sejajar dengan enam keajaiban dunia lainnya versi Yayasan New 7 Wonders, berbagai pihak memang langsung melirik Pulau Komodo. Sekjen Him- punan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Harry Warganegara meminta anggotanya untuk berin- vestasi di pulau tersebut. “Mumpung komodo lagi naik daun,” ujar Harry. Harry mengatakan, beberapa bidang investasi yang memungkinkan bagi pengusaha di Pulau Ko- modo adalah hotel, restoran, pelabuhan, trans- portasi, sampai hiburan. Pola investasi yang memungkinkan adalah kemitraan dengan investor asing dan lokal. Namun, semangat investasi di Pulau Komodo oleh sejumlah pengusaha menyambut hasil vote Komodo itu justru disambut negatif oleh aktivis Pro Fauna. Koordinator Pro Fauna Indonesia, Rosek Nursahid, mengungkapkan kekhawatiran- nya, semangat untuk mengomersialkan komodo akan berdampak negatif terhadap habitat hewan purba itu. Menurutnya, pengalaman buruk dengan per- lakuan komersialisasi terhadap binatang sudah terjadi pada orang utan di Bohorok. Rosek me- ngatakan, komersialisasi terhadap orang utan berdampak negatif karena orang utan kini harus menjalani rehabilitasi akibat ketergantungan dari pemberian makanan dari pengunjung. “Kami dari Pro Fauna, khawatir hal yang sama terhadap orang utan bisa saja terjadi pada komodo nanti- nya,” ujar Rosek. Masuknya komodo dalam New 7 Wonder of Na- ture, menurut Rosek, sebetulnya tidak memberi dampak yang signifikan. Karena terpilih atau tidak, dari dulu komodo sudah dikenal di dunia ada di Pulau Komodo. Kekhawatiran tersebut didasari oleh lemahnya manajemen konservasi yang terjadi di Indonesia. Saat ini, terpilihnya Komodo dalam New 7 Won- ders sudah terlihat lebih kepada semangat untuk meningkatkan devisa, turis, dan sebagainya. “Belum ada terdengar disinggung masalah konser- vasinya. Dikhawatirkan yang terjadi nanti New 7 Wonders itu adalah komodo yang punah,” ujarnya. Pro Fauna mengisyaratkan agar Kementerian Kehutanan dalam hal ini pengelola Taman Na- sional Komodo agar lebih mempersiapkan peren- canaan yang lebih baik. Tentu saja jika tak ingin si ajaib komodo tetap bisa bertahan di wilayah konservasi yang hanya ada satu-satunya di di dunia itu. JUMAT, 18 NOVEMBER 2011 23 Tera j u REPUBLIKA KEAJAIBAN DUNIA K ata ‘modo’ artinya orang Modo. Begitulah sebutan bagi penghuni Pulau Komodo, selain reptil rak- sasa serta sejumlah spesies unik lainnya. Tak ada sumber pasti yang menye- butkan sejak kapan orang Modo mendiami pulau tersebut. Namun diketahui pada 1930, jumlah orang Modo di Pulau Komo- do berjumlah 140-an jiwa. Orang Modo hidup berdampingan de- ngan kadal buas ini. Menetap dan bermukim di satu pulau dengan binatang yang setiap saat bisa saja menyerang dan memangsa mereka, tentu sebuah pilihan yang sulit. Tapi bagi orang Modo, hal itu bukan masalah. Terbukti, dari tahun ke tahun jumlah populasi orang Modo pun semakin mening- kat. Selain orang Modo, pembauran etnis yang berdatangan di Pulau ini juga membu- at populasi penduduk terus bertambah. Kini, di pulau tersebut cukup banyak pen- datang dari Bima (Manggarai) dan suku Bugis (Bajo). Pulau ini dikenal dengan sebutan Ko- modo setelah di pulau tersebut pernah mendarat seorang ahli Biologi asal Belan- da yang kapalnya terdampar di pulau terse- but. Owens menemukan kadal raksasa dan kemudian menyebutnya Komodo Drag- on, yang dianggapnya sebagai ‘cucu naga’. Kadal raksasa tersebut kemudian tenar dengan nama Komodo dan diberi nama latin Varanus komodoensis. Bersa- maan dengan penemuan komodo tersebut, pulau ini pun kemudian mendapat sebutan yang sama, yakni Pulau Komodo. Bagi masyarakat Kampung Komodo, se- jarah pulau ini lekat dengan legenda Genong dan Orah. Cerita rakyat ini mengisahkan tentang persaudaraan antara komodo dan manusia karena lahir dari se- orang ibu yang sama. Sebelum dikenal dengan nama Komo- do, kampung itu disebut Kampung Najo. Dikisahkan, Najo memiliki anak perem- puan yang hendak melahirkan. Persalinan- nya dibantu seorang dukun yang membedah perut dengan menggunakan kulit bambu. Dari persalinan itu, lahirlah dua mahluk hidup, seorang bayi laki-laki dan seekor bayi kadal. Bayi laki-laki diberi nama Gerong dan bayi kadal diberi nama Orah. Kedua anak kembar ini tumbuh semakin besar. Namun, si kadal Orah makin besar semakin ganas. Semua hewan peliharaan dimakannya. Akibatnya, warga kampung marah dan mengusir Orah hingga ke hutan. Sesekali, Orah datang ke kampung mengunjungi saudara dan orang tuanya. Masyarakat dengan binatang komodo, menurut Amir, salah seorang warga Pulau Komodo, dahulu memang sangat dekat dengan penduduk asli. Amir mengatakan, memang orang luar sulit merasakannya. Bahkan, menurutnya, halaman kampung warga kerap didatangi binatang tersebut namun belum pernah ada kasus binatang tersebut menyerang warga. Sebagai penghormatan terhadap komo- do yang dianggap sebagai leluhur, masyarakat keturunan Najo sesekali masih menggelar ritual adat yang disebut Aru Gele. Dalam ritual ini, warga secara bersama-sama akan menumbuk buah po- hon yang tumbuh di kawasan tersebut un- tuk dijadikan persembahan makanan. Tapi sejak ditetapkannya Pulau Komodo sebagai kawasan taman nasional pada 1980 lalu, pelan-pelan kehidupan pen- duduk asli pun mulai terusik. Pulau yang luasnya 1.817 kilometer persegi ini terus meningkat populasinya. Namun dengan penetapan Pulau Komodo sebagai taman nasional, hal itu membuat pemerintah setempat menyerukan mereka untuk pin- dah ke lokasi lain di luar kawasan Taman Nasional Pulau Komodo. Namun, orang Modo tak bersikukuh. Mereka enggan meninggalkan tanah ke- lahiran mereka. Mereka tetap memilih ting- gal di pulau itu, hidup berdampingan den- gan sang kadal raksasa, komodo. Antisi- pasi menghadapi kemungkinan binatang tersebut menyerang pun sudah dilakukan. Salah satunya, membangun rumah pang- gung yang berlokasi di pinggir pantai. andi nur aminah Hidup Berdampingan dengan Sang Pemangsa Pascakemenangan Komodo, target wisatawan ke Pulau Komodo bakal melampaui angka 50 ribu wisatawan. FOTO-FOTO YOGI ARDHI/REPUBLIKA SI AJAIB KOMODO KIAN MENDUNIA
3

Si Ajaib Komodo Kian Mendunia

Mar 28, 2016

Download

Documents

Asmat

Teraju | Keajaiban Dunia | Republika | Jumat, 18 November 2011
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Si Ajaib Komodo Kian Mendunia

Oleh Andi Nur Aminah

“Komodo itu sudah dikenalsejak lama. Kita mintauntuk memilih dia seka -rang, Komodo juga tidakakan tahu,” begitulahseloroh Jusuf Kalla, DutaKomodo, saat menyam -

pai kan hasil perolehan polling SMS untuk meng -ikutkan Komodo sebagai New 7 Wonders of Natureatau tujuh keajaiban dunia untuk kategori alam.

11-11-2011 lalu, di penanggalan yang disebut-sebut sebagai nomor cantik itu, diumumkanlahhasil perhitungan suara untuk pemilihan tujuhkeajaiban dunia kategori alam. Dan komodo punberhasil masuk. “Ini kemenangan bagi kita semuauntuk memenangkan Komodo. Dan yang terpen-ting adalah Komodo menang dia tidak merasakanapa-apa. Yang akan merasakan adalahmasyarakat Pulau Komodo, masyarakat NTT, danwilayah-wilayah di sekitar, seperti Bali, Surabaya,Jakarta, dan sebagainya,” ujar JK panjang lebar.

Ya, komodo memang tak peduli dengan na-manya yang diketik berkali-kali oleh penggunatelepon seluler dan mengirimkannya ke nomor9818. Tapi dengan satu tujuan untuk vote komodo,setidaknya ada satu bukti nyata jika masyarakatbisa bergerak dan bersatu jika digerakkan dan tu-juannya jelas.

JK sebagai ketua Duta Komodo, berkali-kalimenyampaikan terima kasih kepada masyarakatyang telah mengirimkan ratusan juta SMS. Menu-rutnya, masa kampanye yang hanya 26 hari sajamenjadi sangat luar biasa. “Kita bangsa yang mu-dah bersatu asal memiliki tujuan yang jelas. Tu-juan yang bermanfaat bagi semua dan tak adayang mengambil manfaat secara pribadi,” ujar JK.

Menurutnya, Komodo akan menjadi ikon baruIndonesia yang cukup membanggakan. Masuknyakomodo dalam New 7 Wonders of Nature pun di -sambut langsung dengan menjadikannya maskotSEA Games XXIV dengan nama Modo dan Modi.Tentu, ini adalah langkah awal promosi yang cu kuptepat untuk sebuah event berskala internasional.

Sebagai ikon baru Indonesia, JK mengatakan,hal terbaik yang bisa dilakukan oleh masyarakat,khususnya di NTT, adalah bersiap-siap menyam-but kedatangan tamu yang akan banyak berkun-jung ke sana. Selain itu, upaya perlindungan ter-hadap binatang itu juga harus selalu diperhatikanseiring dengan banyaknya turis yang datang.

Gubernur NTT, Frans Leburaya, dengan opti-mis menyatakan arus kunjungan wisatawan lokaldan mancanegara ke Taman Nasional Komodotahun ini dipastikan meningkat. Apalagi, setelahbinatang peninggalan zaman dinosaurus itu ma-suk dalam tujuh keajabaian dunia baru versiYayasan New 7 Wonder.

Menurut Frans, pada 2010 kunjungan wisa-tawan ke wilayah tersebut khususnya ke PulauKomodo mencapai 40 ribu orang. “Saya optimististahun ini jumlahnya akan bertambah. Target awal50 ribu wisatawan, tetapi kemungkinan angka ituakan terlampaui karena akan banyak wisatawanyang ingin melihat langsung salah satu keajaibandunia tersebut,” ujar Frans.

Lantas, apa kesiapan yang dilakukan PemprovNTT menyambut tamu-tamu yang akan melihat siKomodo yang ajaib itu? Salah satu pekerjaanterbesar pemerintah, menurutnya, mempersiapkanfasilitas pelayanan umum serta membangun infra-struktur yang memadai. Akses jalan dan jembatan,fasilitas listrik, air bersih, tata kota yang sejuk,serta jaringan internet akan segeradibangun.

Selain itu, menurut Gubernur, pemerintah akanmembangun rumah sakit di dalam kawasanTaman Nasional komo do. Fasilitas ini cukup dibu-tuhkan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidakdiinginkan, misalnya serangan binatang purba initerhadap pengunjung. Dan yang tak kalah pentingadalah memperpanjang landasan pacu BandarUdara Labuanbajo untuk bisa didarati pesawatberbadan besar.

Optimisme Gubernur NTT dengan terpilihnyaKomodo menjadi salah satu dari tujuh keajaibandunia juga akan membawa dampak positif padamasyarakat sekitar. Pemerintah, kata Frans, terusmendorong masyarakat untuk mengasah kreativi-tas dan menangkap peluang bisnis dari keberhasi-lan hasil vote Komodo yang dilakukan seluruhmasyarakat Indonesia. “Silakan membuat be-ragam suvenir khas Komodo, makanan khas NTT,dan kerajinan tangan lainnya. Pelaku bisnis lainyang ingin berinvestasi pun silakan datang kesini,” ujar Frans.

Begitu Komodo dinyatakan menang dan sejajardengan enam keajaiban dunia lainnya versiYayasan New 7 Wonders, berbagai pihak memanglangsung melirik Pulau Komodo. Sekjen Him-punan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) HarryWarganegara meminta anggotanya untuk berin-vestasi di pulau tersebut. “Mumpung komodo laginaik daun,” ujar Harry.

Harry mengatakan, beberapa bidang investasiyang memungkinkan bagi pengusaha di Pulau Ko-modo adalah hotel, restoran, pelabuhan, trans-portasi, sampai hiburan. Pola investasi yangmemungkinkan adalah kemitraan dengan investorasing dan lokal.

Namun, semangat investasi di Pulau Komodooleh sejumlah pengusaha menyambut hasil voteKomodo itu justru disambut negatif oleh aktivisPro Fauna. Koordinator Pro Fauna Indonesia,Rosek Nursahid, mengungkapkan kekhawatiran-nya, semangat untuk mengomersialkan komodoakan ber dam pak negatif terhadap habitat hewanpurba itu.

Menurutnya, pengalaman buruk dengan per-lakuan komersialisasi terhadap binatang sudahterjadi pada orang utan di Bohorok. Rosek me -ngatakan, komersialisasi terhadap orang utanberdampak negatif karena orang utan kini harusmenjalani rehabilitasi akibat ketergantungan daripemberian makanan dari pengunjung. “Kami dariPro Fauna, khawatir hal yang sama terhadaporang utan bisa saja terjadi pada komodo nanti-nya,” ujar Rosek.

Masuknya komodo dalam New 7 Wonder of Na-ture, menurut Rosek, sebetulnya tidak memberidampak yang signifikan. Karena terpilih atautidak, dari dulu komodo sudah dikenal di duniaada di Pulau Komodo.

Kekhawatiran tersebut didasari oleh lemahnyamanajemen konservasi yang terjadi di Indonesia.Saat ini, terpilihnya Komodo dalam New 7 Won-ders sudah terlihat lebih kepada semangat untukmeningkatkan devisa, turis, dan sebagainya.“Belum ada terdengar disinggung masalah konser-vasinya. Dikhawatirkan yang terjadi nanti New 7Wonders itu adalah komodo yang punah,” ujarnya.

Pro Fauna mengisyaratkan agar KementerianKehutanan dalam hal ini pengelola Taman Na-sional Komodo agar lebih mempersiapkan peren-canaan yang lebih baik. Tentu saja jika tak inginsi ajaib komodo tetap bisa bertahan di wilayahkonservasi yang hanya ada satu-satunya di didunia itu. ■

JUMAT, 18 NOVEMBER 2011 23 TerajuREPUBLIKA

KEAJAIBAN

DUNIA

Kata ‘modo’ artinya orang Modo.Begitulah sebutan bagi penghuniPulau Komodo, selain reptil rak-sasa serta sejumlah spesies unik

lainnya. Tak ada sumber pasti yang menye-butkan sejak kapan orang Modo mendiamipulau tersebut. Namun diketahui pada1930, jumlah orang Modo di Pulau Komo-do berjumlah 140-an jiwa.

Orang Modo hidup berdampingan de -ngan kadal buas ini. Menetap danbermukim di satu pulau dengan binatangyang setiap saat bisa saja menyerang danmemangsa mereka, tentu sebuah pilihanyang sulit. Tapi bagi orang Modo, hal itubukan masalah.

Terbukti, dari tahun ke tahun jumlahpopulasi orang Modo pun semakin mening -kat. Selain orang Modo, pembauran etnisyang berdatangan di Pulau ini juga membu-at populasi penduduk terus bertambah.Kini, di pulau tersebut cukup banyak pen-datang dari Bima (Manggarai) dan sukuBugis (Bajo).

Pulau ini dikenal dengan sebutan Ko-modo setelah di pulau tersebut pernahmendarat seorang ahli Biologi asal Belan-da yang kapalnya terdampar di pulau terse-but. Owens menemukan kadal raksasadan kemudian menyebutnya Komodo Drag-on, yang dianggapnya sebagai ‘cucu naga’.

Kadal raksasa tersebut kemudiantenar dengan nama Komodo dan diberinama latin Varanus komodoensis. Bersa -maan dengan penemuan komodo tersebut,pulau ini pun kemudian mendapat sebutanyang sama, yakni Pulau Komodo.

Bagi masyarakat Kampung Komodo, se-jarah pulau ini lekat dengan legendaGenong dan Orah. Cerita rakyat inimengisahkan tentang persaudaraan antarakomodo dan manusia karena lahir dari se-orang ibu yang sama.

Sebelum dikenal dengan nama Komo-do, kampung itu disebut Kampung Najo.Dikisahkan, Najo memiliki anak perem-puan yang hendak melahirkan. Persalinan-nya

dibantu seorang dukun yang membedahperut dengan menggunakan kulit bambu.

Dari persalinan itu, lahirlah dua mahlukhidup, seorang bayi laki-laki dan seekorbayi kadal. Bayi laki-laki diberi namaGerong dan bayi kadal diberi nama Orah.Kedua anak kembar ini tumbuh semakinbesar. Namun, si kadal Orah makin besarsemakin ganas. Semua hewan peliharaandimakannya. Akibatnya, warga kampungmarah dan mengusir Orah hingga kehutan.

Sesekali, Orah datang ke kampungmengunjungi saudara dan orang tuanya.Masyarakat dengan binatang komodo,menurut Amir, salah seorang warga PulauKomodo, dahulu memang sangat dekatdengan penduduk asli. Amir mengatakan,memang orang luar sulit merasakannya.Bahkan, menurutnya, halaman kampungwarga kerap didatangi binatang tersebutnamun belum pernah ada kasus binatangtersebut menyerang warga.

Sebagai penghormatan terhadap komo-do yang dianggap sebagai leluhur,masyarakat keturunan Najo sesekalimasih menggelar ritual adat yang disebutAru Gele. Dalam ritual ini, warga secarabersama-sama akan menumbuk buah po-hon yang tumbuh di kawasan tersebut un-tuk dijadikan persembahan makanan.

Tapi sejak ditetapkannya Pulau Komodosebagai kawasan taman nasional pada1980 lalu, pelan-pelan kehidupan pen-duduk asli pun mulai terusik. Pulau yangluasnya 1.817 kilometer persegi ini terusmeningkat populasinya. Namun denganpenetapan Pulau Komodo sebagai tamannasional, hal itu membuat pemerintahsetempat menyerukan mereka untuk pin-dah ke lokasi lain di luar kawasan TamanNasional Pulau Komodo.

Namun, orang Modo tak bersikukuh.Mereka enggan meninggalkan tanah ke-lahiran mereka. Mereka tetap memilih ting-gal di pulau itu, hidup berdampingan den-gan sang kadal raksasa, komodo. Antisi-pasi menghadapi kemungkinan binatangtersebut menyerang pun sudah dilakukan.Salah satunya, membangun rumah pang-gung yang berlokasi di pinggir pantai.

■ andi nur aminah

Hidup Berdampingan denganSang Pemangsa

Pascakemenangan Komodo, target wisatawan kePulau Komodo bakal melampaui angka 50 ribu wisatawan.

FOTO-FOTO YOGI ARDHI/REPUBLIKA

SI AJAIB KOMODOKIAN MENDUNIA

Page 2: Si Ajaib Komodo Kian Mendunia

Oleh Andi Nur Aminah

Nama Komodo mulai menduniasetelah Peter Ouwens dari MuseumZoologi Bogor membuat paper ten-tang Komodo pada 1912.

Serombongan pengelana dariEropa merapat di Nusa Teng-gara Timur. Satu di an-taranya adalah Baron Rudolfvon Reding Biberegg. Lelakiasal Swiss itu sudah berusia78 tahun. Namun, usianya

yang sudah senja itu tak menghalangilangkahnya ke Pulau Komodo, tempatyang sudah lama diimpikannya.

Pulau Komodo adalah tempat unik danganas ke sekian yang dikunjunginya. Ba -ron dan rekannya suka memacu adre na -lin nya dengan mendatangi berbagai lo kasidi sejumlah negara yang dinilainya ganas.

Mereka menuju Ponceng, sebuahkawasan puncak di Pulau Komodo. Takdiketahui mengapa tiba-tiba Baron ter-pisah dari rombongannya. Di tengah sa-vana yang luas, terlihat di kejauhan,Baron duduk di sebuah bukit. Ia melam-baikan tangan kepada rekannya dan sete-lah itu ia lenyap.

Hari itu, 18 Juli 1974, para pawangbersama rekan-rekan Baron melakukanpencarian. Namun, jejak Baron tak nam-pak. Yang ditemukan hanya tripot, ka -mera, dan sepatunya yang berlumurandarah tak jauh dari bukit tempat Baron

duduk dan kemudian menghilang. Dibukit tempat Baron menghilang, wargaPulau Komodo mendirikan salib. Di situditulis: “Untuk mengenang Baron Rudolfvon Reding Biberegg, lahir di Swiss 1895dan hilang di pulau ini, 18 Juli 1974.”

Kisah menghilangnya Baron Rudolf diPulau Komodo ini, 37 tahun silam, selaludikenang warga Pulau ini. Cerita ini punselalu menjadi bahan yang dikisahkanpara pawang kepada pawang-pawangmuda agar mereka lebih berhati-hati me-mandu turis ke hutan. “Jika melanggaraturan memang bisa fatal dan nyawataruhannya,” ujar Abdullah, salah satupawang senior di Pulau Komodo.

Salah satu larangan memasuki ka was anhutan tempat hidup Komodo adalahperempuan yang sedang menstruasi. Me -nurut Abdullah, Komodo akan sangat buasjika mencium bau darah. Sebuah pe ristiwapada 1986, saat ia membawa se ke lompokturis, juga asal Swiss, nyaris merenggut ji-wanya dan turis yang dipandunya.

Saat mereka memasuki hutan untukmelihat hewan langka itu, tiba-tiba munculseekor komodo. Mereka berlarian. Berun-tung, tak jauh dari situ terdapat pohon Bi -dara yang cukup banyak tumbuh di PulauKomodo. Mereka pun memanjat pohon itu.

Bertengger di atas pohon yang memili-ki buah kecil-kecil dan rasanya manis itu,tak menenangkan mereka. Pasalnya, sangkadal raksasa itu pun ikut memanjat. De -ngan tubuh bergetar dan wajah pias, iadan dua orang turis yang naik di pohonBi dara itu tak mampu berkutik. Merekamerasa kehidupannya akan segera be-rakhir dalam terkaman makhluk purba

bernama Komodo.Tapi, ternyata belum. Ajal mereka

belum ditentukan berakhir saat itu. Komo-do itu memang sudah merangkak naik kepohon Bidara. Namun, ranting yang di -pijaknya tak mampu menopang bobotnyayang cukup berat. Kraaaak....! Sisi rantingyang dinaiki Komodo itu patah. Kadalraksasa itu pun roboh ke tanah ber samaranting pohon. Beberapa pawang yangmengikuti mereka lantas menghalau Ko-modo tersebut dengan tongkat pawangnya.

Tongkat pawang adalah benda yangmen jadi tameng para pawang dan cukupbisa membuat Komodo ‘patuh’. Tapi, Ab-dullah merasa aneh, mengapa hewan be-sar itu tak lagi takluk dengan tongkatpawangnya.

Setelah peristiwa itu, turis perempuanyang dibawa Abdullah mengaku jikadirinya sedang datang bulan. Abdullahpun meradang. Sebelum masuk hutan, iasudah mengingatkan hal itu bahwaperempuan haid tak boleh ikut masukhutan. Abdullah menyebut peristiwa ituadalah pengalaman terburuknya menjadipawang dan membuatnya semakin hati-hati membawa turis ke dalam hutan.

Kisah-kisah yang menyeramkan se -putar hewan purba yang masih tersisa inimenjadi daya tarik tersendiri. Cukupbanyak turis-turis asing maupun lokal,peneliti, orang-orang penting dari berba-gai belahan dunia datang ke Pulau Komo-do untuk menyaksikan hewan langka ini.

Selain di Pulau Komodo, spesies kadalterbesar di dunia ini juga bisa ditemukandi Rinca, Flores, Gili Motang, Nusa Teng-gara Timur. Oleh penduduk setempat, ko-

modo dikenal nama lokal Ora.Komodo pertama kali didokumen-

tasikan oleh seorang Eropa pada 1910.Namanya meluas setelah 1912 ketika Pe-ter Ouwens, direktur Museum Zoologi Bo-gor, menerbitkan paper tentang komodosetelah menerima foto dan kulit reptil ini.

Nama komodo kemudian makin meluasdan membuat sejumlah peneliti dari Ero paterdorong melakukan ekspedisi ke pu lauKomodo. Ekspedisi pertama dila ku kan WDouglas Burden pada 1926. Douglas Bur-den adalah orang yang pertama memberi -kan nama ‘Komodo dragon’ ke pa da hewanini. Tiga dari spesimen komodo yang dite-mukan kini diawetkan dan menjadi pajan-gan yang sampai saat ini berada di Muse-um Sejarah Alam di Amerika.

Binatang buasKomodo adalah binatang buas. Seorang

peneliti dari Universitas Melbourne, Aus-tralia, menyebutkan, gaya membunuh bi-natang ini hampir sama dengan manuveryang dilakukan ikan hiu pada mang sa nya.Manuver yang dilakukan adalah men-cengkeram dan merobek saat menggigitkorban. Gigitan komodo sangat beracun.

Bryan Fry, peneliti dari Australia,menyebut, racun dari mulut komodo bisamenyebabkan shock dan menurunkan te -kanan darah. Racun tersebut bisa me nye - babkan keram yang hebat pada bagianperut dan mengakibatkan hypothermia.

Para ahli sebelumnya menduga, air liurkomodo memiliki berjuta bakteri. Sehing-ga, jika seorang digigit komodo dalamwaktu sekejap ribuan bakteri di air liuryang bercampur luka gigitan itu akan

sangat membinasakan. Air liur komodosering kali bewarna merah karenabercampur darah.

Gigi komodo hampir seluruhnya dila -pisi jaringan gingiva yang tercabik selamamakan. Hal ini membuat bakteri yangme matikan bisa tumbuh subur karename nemukan kondisi ideal di dalam mulutko modo. Bakteri-bakteri tersebut memba -wa dampak mematikan pada korbannya.

Seorang yang digigit komodo, jika tidaklangsung mati atau mangsa tersebut ber -hasil melarikan diri, umumnya akan mere-gang nyawa dalam waktu satu minggu aki-bat infeksi. Bakteri yang paling me matikanpada air liur komodo adalah bak teri Pas-teurella multocida yang sangat mematikan.Ini pernah diujicobakan pada tikus labora-torium.

Telah banyak penelitian yang dilaku -kan dan dikembangkan untuk mencarimo lekul antibakteri dari air liur komodo,dengan harapan kelak bisa digunakan un-tuk pengobatan manusia. Komodo memi-liki lidah yang panjang, berwarna kuningdan bercabang.

Untuk membedakan komodo jantandan betina bisa dilihat dari panjang tubuhdan warna kulitnya. Komodo jantan lebihbesar daripada komodo betina. Kulitnyapun berwarna lebih gelap, yakni abu-abugelap sampai merah batu bata. Sedan-gkan komodo betina lebih berwarna hijautua dan umumnya memiliki warna kuningdi sekitar leher dan tenggorokannya.

Sementara itu, komodo yang masih be-lia warna kulitnya lebih muda lagi. Pung-gungnya cenderung berwarna kuning, hi-jau, dan kelabu muda. ■

REPUBLIKA JUMAT, 18 NOVEMBER 2011 24Teraju

REPTIL RAKSASA yang Masih Tersisa

Tahukan Anda, jika binatang kadalraksasa atau komodo tidak memi-liki indera pendengaran meskipunmemiliki lubang telinga? Tapi, ko-

modo sangat sensitif dengan penciuman.Ketajaman penciumannya bisa men-jangkau radius hingga sembilan kilometer.Dia bisa mengendus bau bangkai sejauhitu dan memburunya.

Penglihatan biawak raksana ini punmampu melihat hingga sejauh 300 meter.Tapi, di saat malam tiba, penglihatannyasedikit kurang awas karena retinanyamemiliki sel kerucut. Komodo mampumembedakan warna, namun tidak cukupmampu membedakan objek yang tak berg-erak. Karena itu, jika berada di dekat ko-modo, biasanya gerakan dilakukan de -ngan perlahan dan jangan membuat ge -rakan tiba-tiba.

Bantuan angin di wilayah savana terbu-ka, tempat habitat binatang ini hidup,cukup membantu daya endus hewan ini.Kebiasaannya menelengkan kepala kekanan dan ke kiri ketika berjalan, membu-at komodo bisa mendeteksi di mana dag-ing bangkai atau makanannya berada.

Hewan karnivora ini, meskipun ke-banyakan makan daging bangkai, tapijuga kerap berburu mangsa hidup dengancara mengendap-endap. Setelah cukupdengan korbannya, ia bisa tiba-tiba me -nyerang korban dari sisi bawah tubuh atautenggorokan. Reptil purba ini makan den-gan cara mencabik potongan besar dag-ing, lalu menelannya bulat-bulat.

Mangsa berukuran kecil seperti kamb-ing bisa dihabiskan sekali telan. Isi perutmangsa yang berupa tumbuhan, biasanyadiabaikan. Meski demikian, proses mene -lan tetap memakan waktu yang panjang,yakni sekitar 15 hingga 20 menit. Hewanini memiliki lambung yang bisa melar luarbiasa. Karena itu, tidak mengheran kanjika binatang ini bisa menyantap mangsayang hingga 80 persen bobot tubuhnyasendiri.

Untuk mempercepat proses menelankorban, biasanya komodo menekankandaging bangkai mangsanya ke sebatangpohon. Saking kerasnya, tak jarang pohon

yang ditempati membenturkan korbannyaikut rubuh dibuatnya. Setelah makan, ko-modo menyeret tubuhnya yang kekenyan-gan mencari sinar matahari untuk berje-mur dan mempercepat proses pencer-naan. Jika tidak berjemur, makanan yangdimakannya bisa membusuk dalam perutdan meracuni tubuhnya sendiri.

Metabolisme dalam tubuh komodo ber -langsung cukup lamban. Karena itu, jikahabis menyantap makanan dalam porsicukup besar, komodo bisa tidak makandalam berminggu-minggu lama nya. Sete-lah daging mangsanya tercerna, komodoakan memuntahkan sisa-sisa tanduk,rambut, dan gigi mangsanya dalam ben-tuk gumpalan-gumpalan bercampur den-gan lendir berbau busuk.

Binatang ini adalah hewan penyendiri.Mereka baru berkumpul dan berkelompoksaat makan atau berkembang biak. Meskiberbobot cukup besar dan berat, namunreptil raksasa ini bisa bergerak cepat. Diabisa berlari hingga kecepatan 20 kilome-ter per jam. Binatang ini pun bisa bere-nang dengan sangat baik dan mampumenyelam sedalam empat meter.

Komodo juga piawai memanjat pohondengan bantuan cakarnya yang menceng -keram kuat. Jika mangsanya berada diluar jangkauannya, komodo bisa ber diridengan ditopang kaki belakang sertamemakai ekornya sebagai penunjang.

Aktifitas komodo kebanyakan dilaku -kan di siang hari. Umumnya mereka ber -buru pada siang hingga sore hari. Untukberlindung, biasanya komodo menggalilubang selebar satu hingga tiga meterdengan menggunakan tungkai depan dancakarnya yang besar. Tidur di dalamlubang membuat komodo dapat menjagapanas tubuhnya selama malam hari danmengurangi waktu berjemur pada pagi se-lanjutnya.

Lubang tempat persembunyian komo-do biasanya berada di daerah perbukitanyang terbuka. Di kawasan seperti ini,semilir angin laut cukup keras dan bi-asanya binatang-binatang seperti rusayang kerap menjadi mangsa komodobanyak berkeliaran. ■ andi nur aminah

Sensitif dengan Penciuman

FOTO-FOTO YOGI ARDHI/REPUBLIKA

Page 3: Si Ajaib Komodo Kian Mendunia

REPUBLIKA JUMAT, 18 NOVEMBER 2011 25Teraju

Oleh Andi Nur Aminah

Keajaiban dunia dan warisan bu-daya adalah dua hal yang memilikiprinsip penilaian berbeda.

Di tengah ramai-ramainyamasyarakat di Indonesiadiimbau untuk vote Ko-modo agar tercatat dalamNew 7Wonders of Naturebeberapa waktu lalu, ham-pir bersamaan mun cul

pula wacana yang mengemuka tentang di-coretnya Candi Borobudur dari daftarwarisan budaya dunia oleh UNESCO.

Suara-suara sumbang punbermunculan di tengah euforia vote ko-modo. “Ah, jangan-jangan nanti nasibko modo akan sama dengan Borobuduryang tidak berhasil masuk dalam tujuhkeajaiban dunia,” tulis sejumlah pemilikblog yang tergabung dalam bloger nu-santara.

Tapi, tampaknya ada salah kaprahyang perlu diluruskan. Candi Borobudurmemang tak pernah masuk dalam tujuhkeajaiban dunia versi Yayasan New 7Won der. Sementara, ajakan untuk mem-vote Komodo memang melalui Yayasantersebut. Namun, Candi Borobudur, Can-di Prambanan, situs prasejarah Sangiranmasuk dalam kategori World CulturalHeritage atau warisan budaya dunia.

Sementara itu, Taman Nasional Ko-modo, sama dengan Candi Borobudur,juga dinyatakan sebagai Situs WarisanDunia dan Manusia dan Biosphere Re-serve oleh UNESCO pada 1986. KepalaBalai Konservasi PeninggalanBorobudur Marsis Sutopo mengatakan,hanya di Indonesia yang menyatakanBorobudur adalah satu dari tujuh kea-jaiban dunia. “Ada perbedaan prinsip,di sini harus dibedakan,” ujar Marsis.

Ancaman bakal dicoretnyaBorobudur sebagai warisan budayadunia oleh UNESCO membuat pengelo-la Candi Borobudur membantah kabartersebut. Presiden Direktur PT TamanWisata Candi Borobudur, Prambanan,dan Ratu Boko, Purnamo, menyatakan,setelah kejadian erupsi Merapi, justru

UNESCO bersama dengan Bal-

ai Konservasi Candi Borobudur denganPT Taman Wisata terus melakukan kerjasama untuk penyelamatan Borobudur.“Justru kami bersama UNESCO inginmenyelamatkan salah satu warisan bu-daya dunia ini,” ujar Purnomo.

Setelah terjadi erupsi Merapi setahunyang lalu, lantai tiga hingga lantai tujuhkawasan Borobudur dipenuhi pasir. Aki-bat timbunan pasir tersebut, kawasanini membutuhkan penanganan khususuntuk pembersihan candinya. Sedang -kan, lantai satu dan dua tak perlupenanganan khusus karena areanyamerupakan saluran air.

Kini, kondisi pembersihan terakhirBorobudur sudah rampung seluruhnya.Bahkan, rencananya, Sabtu (19/11) be-sok, perwakilan UNESCO akanberkunjung dan menyaksikan langsungkondisi terakhir Borobudur setelahpembersihan abu erupsi Merapi.

Menurut Marsis, pihak UNESCOmemberikan apresiasi besar karenapembersihan Borobudur dilakukandalam waktu relatif singkat. Marsismengatakan, UNESCO pun ikut andilmencarikan dana dari donatur luarnegeri guna pembersihan Borobudurserta pemulihan kehidupan sosialekonomi masyarakat yang hidup dikawasan Candi Borobudur.

Pembersihan sisa abu material Mer-api yang berada di candi memangbukan hal mudah. Pembersihannya bu-tuh keahlian khusus serta peralatankhusus agar relief-relief candi yangbernilai sejarah tinggi itu tidak rusak.Menurut Marsis, sejumlah relawanyang membersihkan candi terlebihdahulu dibekali pengetahuan khusus.

Ada batu yang harus dibongkar un-tuk memastikan pori-pori batu tidaktersumbat abu sehingga air bisa men-galir. “Jika masih tersumbat, akanmerusak batu-batu candi, bahkan bisamerapuhkan batu candi,” ujarnya.

Sementara itu, ketua Keluarga Pub-lic Relation Kapurel, Yogyakarta, Ded-dy Pranowo Eryono mengaku, banyakwisatawan dari domestik dan luarnegeri memang sering mengeluhkanpelayanan yang diberikan oleh penge -lola Candi Borobudur. Pascaterpaparabu akibat erupsi Merapi, CandiBorobudur memang sempat ditutup un-tuk umum. Selang beberapa bulan ke-mudian baru dibuka kembali.

Namun, kondisi yang belumsepenuhnya bersih membuatBorobudur terlihat kumuh dan kotor.Banyak turis yang berkunjung, menu-rut Deddy, mengeluhkan candi kotor,

banyak sampah, debu, dan bau pesingdari MCK di lokasi Borobudur.

Warisan DuniaSitus warisan dunia UNESCO meru-

pakan tempat khusus, seperti hutan,pegunungan, danau, gurun pasir, ban-gunan, kompleks, atau kota yang telahdinominasikan untuk program WarisanDunia Internasional yang dikelola UN-ESCO World Heritage Committee.

Di dunia ini terdapat ratusan tempatyang tercatat sebagai warisandunia. Warisan dunia itu berupa 689warisan budaya, 176 warisan alam, dan25 campuran antara warisan budayadan warisan alam. Dari jumlah terse-

but, 11 di antaranya berada di Indone-sia, yakni empat ditetapkan sebagai si-tus alam, tiga situs budaya, dan empatkarya budaya nonbenda. CandiBorobudur, Candi Prambanan, situs pra -sejarah Sangiran adalah situs budaya.Se dangkan, situs alam meliputi TamanNasional Komodo (NTT), Taman Nasio -nal Ujung Kulon (Banten), Taman Na-sional Lorentz (Papua), dan WarisanHu tan Hujan Tropis Sumatra (TamanNa sional Gunung Leuser, Kerinci Se-blat, dan Bukit Barisan). Dan, karya bu-daya bukan benda yang diakui UN-ESCO adalah wayang (2003), keris(2005), batik (2009), dan angklung(2010).

Upaya penyelamatan warisan bu-

daya dunia telah dilakukan UNESCO.Pada 1954, misalnya, Pemerintah Mesirmemutuskan membangun BendunganBesar Aswan (Aswan Dam). Pembangu-nan tersebut akan menenggelamkan se-buah pegunungan yang berisi harta ben-da dari zaman mesir kuno, seperti kuilAbu Simbel. UNESCO kemudianmeluncurkan kampanye perlindungansecara besar-besaran di seluruh dunia.

Tak sedikit biaya yang dikeluarkanuntuk proyek tersebut. Tak kurang dari80 juta dolar AS berhasil dikumpulkanUNESCO dari 50 negara untuk proyektersebut. Proyek penyelamatan warisandunia lainnya yang dilakukan UNESCOterhadap Venesia dan danaunya diItalia, Kuil Mohenjo-daro di Pakistan,dan Candi Borobudur di Indonesia. ■

SALAH KAPRAH tentang Keajaiban Dunia

Candi BorobudurBorobudur adalah nama sebuah candi Buddha yang terletak

Magelang, Jawa Tengah. Lokasi candi adalah kurang lebih 100 km disebelah barat daya Semarang dan 40 km di sebelah barat laut Yo-gyakarta. Candi ini didirikan oleh para penganut agama Buddha Ma-hayana sekitar 800-an Masehi pada masa pemerintahan wangsaSyailendra.

Candi Borobudur Indonesia ditetapkan sebagai warisan dunia (situsbudaya) pada 1991. Candi ini tersusun dalam tiga tingkatan, yang me -liputi dasar piramida dengan lima teras persegi konsentris, batang ke -rucut dengan tiga platform sirkular, dan sebuah stupa besar di ba gianatas. Candi seluas 2.500 meter persegi ini dipugar pada masa HindiaBelanda dan pada 1970-an dipugar total dengan melibatkan UNESCO.

Candi Prambanan, di YogyakartaDitetapkan sebagai warisan budaya dunia pada 1991. Candi yang

dibangun pada abad ke-10 ini adalah candi Hindu terbesar di AsiaTenggara yang ditemukan pertama kali oleh CA Lons, seorang berke-bangsaan Belanda pada 1733. Candi ini terdiri atas delapan candiutama dan lebih dari 250 candi kecil. Tiga candi utamadisebut “Trisakti”, yang merupakan persembahan kepada tigadewa Hindu, yaitu Siwa (sang penghancur), Wisnu (sang pemeli-hara), dan Brahma (sang pencipta).

Situs Manusia Purba SangiranSangiran adalah sebuah situs arkeologi di Jawa dengan area

seluas 48 kilometer persegi. Letaknya di lembah Sungai Ben-gawan Solo dan terletak di kaki gunung Lawu. Secara adminis-tratif, Sangiran terletak di Kabupaten Sragen dan KabupatenKaranganyar di Jawa Tengah. Pada 1996, situs ini terdaftar dalamSitus Warisan Dunia UNESCO.

Pada1934, antropolog Gustav Heinrich Ralph von Koenigswaldmemulai penelitian di area tersebut. Hasil penggalian mene-mukan fosil dari nenek moyang manusia pertama, Pithecanthro-pus Erectus (“Manusia Jawa”). Ada sekitar 60 lebih fosil lainnyajuga ditemukan di kawasan ini.

Taman Nasional Komodo (NTT)Taman Nasional ini ditetapkan oleh UNESCO seba-

gai warisan dunia (situs alami) pada 1991. TamanNasional Komodo merupakan sebuah kawasanyang terdiri atas pulau-pulau vulkanis, yaitu

tiga pulau besar (Komodo, Rinca, dan Padar) seluas 603 kilometerpersegi (luas daratan). Di kawasan yang ditetapkan sebagai tamannasional pada 1980 ini dihuni oleh biawak terbesar, biawak komodo.

Terletak di Provinsi Banten, kawasan ini ditetapkan oleh UNESCOsebagai situs warisan dunia (situs alam) pada 1991. Taman NasionalUjung Kulon luasnya 1,203 km persegi, konon merupakan daerah per-tanian yang kemudian hancur lebur dan musnah penduduknya ketikaGunung Krakatau meletus pada 27 Agustus 1883. Letusan tersebutkemudian mengubah kawasan ini menjadi hutan. Taman nasional inimenjadi habitat berbagai satwa dan flora, termasuk badak jawa yangmerupakan mamalia terlangka di dunia.

Taman Nasional Lorentz  (Papua)Terletak di Papua dengan luas wilayah sebesar 25.000 km perse-

gi. Lorentz merupakan taman nasional terbesar di Asia Tenggara.Taman ini masih belum dipetakan, dijelajahi, dan banyak terdapattanaman asli, hewan, dan budaya. Pada 1999, taman nasional ini di-terima sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO. Di wilayahnya juga ter-dapat persediaan mineral. Operasi pertambangan berskala besar jugaaktif di sekitar taman nasional ini.

Taman nasional terbesar di Asia Tenggara ini terletak di titik perte-muan dua lempeng benua. Taman Nasional Lorentz menjadi daerahyang memiliki geologi kompleks dengan pembentukan gunung sertapatung besar dengan glasiasi dan akresi pantai yang telah memben-tuk sebagian besar daerah dataran rendah. Proses-proses ini membu-at kawasan ini memiliki tingkat endemisme dan keanekaragaman hay-ati tertinggi. Daerah ini juga mengandung situs fosil yang merekamevolusi kehidupan di Papua dan New Guinea.

Warisan Hutan Hujan Tropis Sumatra Warisan Hutan Hujan Tropis Sumatra adalah tempat pe-

lestarian bagi hutan hujan tropis di Sumatra. Di sana terda-pat habitat beberapa spesies yang hampir punah, sepertiharimau Sumatra, gajah Sumatra, dan badak Sumatrayang merupakan spesies badak terkecil dan memiliki duacula.

Luas dari Hutan Hujan Tropis Sumatra seluruhnyaadalah 2,5 juta hektare yang terdiri atas tiga tamannasional di Sumatra, yaitu Taman Nasional GunungLeuser, Taman Nasional Kerinci Seblat, dan TamanNasional Bukit Barisan Selatan. Tempat ini juga

tempat berbagai jenis tumbuhan endemis, sepertikantong semar, bunga terbesar di dunia Raffle-

sia Arnoldi, dan bunga tertinggi Amorphophal-lus. Di kawasan ini pula bermukim beberapa

suku asli di Sumatra, seperti sukuMentawai dan suku Anak

Dalam. ■

Situs Warisan DuniaUNESCO di Indonesia

YOGI ARDHI/REPUBLIKA

M. H

AR

I ATM

OK

O/AN

TAR

A