Top Banner
SHIPYARD LAYOUT Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Teknik Galangan dan Reparasi Kapal Ibnu Saifani Hakim 21090113130087 Program Studi S1 Teknik Perkapalan Fakultas Teknik
17

Shipyard Layout

Dec 28, 2015

Download

Documents

Yosafat Nugraha

tentang layout galangan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Shipyard Layout

SHIPYARD LAYOUT

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Teknik Galangan dan Reparasi Kapal

Ibnu Saifani Hakim

21090113130087

Program Studi S1 Teknik PerkapalanFakultas Teknik

Universitas DiponegoroSemarang

2014

Page 2: Shipyard Layout

1. Galangan Kapal (Shipyard)Galangan kapal adalah sebuah tempat yang dirancang untuk memperbaiki dan

membuat kapal. Kapal-kapal ini dapat berupa kapal pesiar/yacht, armada militer, cruise line, pesawat barang atau penumpang. Sebuah galangan kapal terdiri atas dok kering, slipway, crane, gudang bebas-debu, fasilitas pengecatan, dan fasilitas-fasilitas lain untuk fabrikasi kapal-kapal tersebut. Intinya, galangan kapal adalah suatu tempat untuk segala aktifitas yang berhubungan dengan perkapalan baik berupa pembuatan kapal baru maupun perbaikan kapal.

2. Jenis-Jenis Galangan Kapal (Shipyard).1. Building dock shipyard.

Building dock shipyard adalah tempat yang digunakan hanya dalam ruang lingkup pembangunan kapal baru (New Building)

2. Repair dock shipyardRepair dock shipyard adalah tempat yang digunakan hanya ruang lingkup perbaikan kapal (Repair) dan Pemeliharaan kapal (Maintenance).

3. Building and repair shipyardTempat yang dapat digunakan dalam ruang lingkup baik pembangunan kapal baru dan repair atau maintenance. Contohnya pada galangan PT. SAMUDRA MARINE INDONESIA – CILEGON

3. Docking KapalDocking Kapal adalah suatu peristiwa pemindahan kapal dari air/laut ke atas dock dengan bantuan fasilitas docking/pengedockan. Untuk melakukan pengedokan kapal ini, harus dilakukan persiapan yang matang dan berhati-hati mengingat spesifikasi kapal yang berbeda-beda.Jenis-jenis pekerjaan reparasi kapal di atas dock/galangan :1. Penerimaan kapal di dermaga2. Persiapan pengedokan/dudukan kapal3. Pengedokan kapal (Docking)4. Pembersihan badan kapal5. Pemeriksaan kerusakan lambung/konstruksi lainnya6. Pelaksanaan pekerjaan (konstruksi badan, mesin, listrik dan lainnya)7. Pemeriksaan hasil pekerjaan8. Pengecatan lambung kapal9. Penurunan kapal dari dalam dock (Undocking)10. Penyelesaian pekerjaan diatas air/sandar di jetty11. Percobaan/Trial12. Penyerahan kapal kepada pemilik kapal

2

Page 3: Shipyard Layout

4. Type Dock yang Umum1. DOCK KOLAM (GRAVING DOCK/DRY DOCK

Graving Dock yaitu suatu fasilitas docking kapal berupa kolam besar di pinggir laut, dimana konstruksi sipilnya terdiri dari dinding beton dan lantai beton dengan menumpu kepada tiang pancang dibawah lantai. Dan pintu/gate pada umumnya terbuat dari elemen baja dan kontak langsung dengan laut/samudera.

2. DOCK APUNG (FLOATING DOCK)

Floating Dock adalah suatu bangunan konstruksi dilaut yang digunakan untuk pengedokan kapal dengan cara menenggelamkan dan mengapungkan dalam arah vertikal. Konstruksi floating dock ini umumnya terbuat dari baja dan plat.

3

Page 4: Shipyard Layout

3. DOCK TARIK (SLIPWAY)

Slipway adalah suatu fasilitas pengedokan kapal dengan cara menarik kapal dari permukaan air laut, kemudian mendudukkan kapal pada (gerobak/craddle). Dengan bantuan mesin derek/tarik, wire rope/tali baja dan sebagai jalan dari kereta dengan sudut kemiringan tertentu yaitu 1:12 s/d 1:16.

4. DOCK ANGKAT (SYNCRHOLIFT).

Dock angkat adalah salah satu jenis pengedokan yang jarang dijumpai, pada galangan harus ada dan memenuhi daya angkat yang telah ditentukan pada kapal

5. Tahap-Tahap Pembangunan Kapal

A. PERSIAPAN PRODUKSI

Tahap persiapan produksi merupakan tahap awal yang harus dilakukan sebelum

melakukan proses produksi. Tujuan dari tahap ini adalah untuk mengatur keadaan-

keadaan sehingga pada waktu yang ditentukan pekerjaan pembangunan kapal dapat

dilaksanakan dan ditetapkan. Ruang lingkup tahap ini yaitu :

4

Page 5: Shipyard Layout

Dokumen produksi (umum) yang meliputi gambar dan daftar material, perkiraan

kebutuhan tenaga kerja, dan perkiraan kebutuhan material.

Tenaga kerja yang kaitannya dengan kualifikasi dan jumlah tenaga kerja dan pekerjaan

lain.

Material yang perlu dipersiapkan dengan mempertimbangkan : keadaan atau stock

gudang, pemakaian material untuk pekerjaan, pemesanan/pembelian material dari luar

(jumlah dan waktu pembelian).

Fasilitas dan sarana produksi yang meliputi : kemampuan bengkel produksi, kapasitas

mesin-mesin, alat-alat angkat yang tersedia (jumlah , kapasitas, macam dan tempat ),

keadaan building berth.

Pada tahap ini, untuk pertama kalinya spesifikasi kapal yang ditentukan sesuai dengan

kontrak/pesanan diterjemahkan dalam bentuk:

a. Rancangan dasar, meliputi :

1. Rencana garis (Lines plan)

2. Rencana umum (General arrangement)

3. Penampang melintang dan konstruksi profil (Midship section)

4. Bukaan kulit (Shell expansion).

b. Rancangan rinci, meliputi :

1. Konstruksi block termasuk sambungan-sambungannya.

2. Gambar perintah kerja, seperti : eye plate position, welding procedure, welding table,

cathodic protection arrangement dan lain-lain.

3. Gambar detail untuk pekerjaan out fitting, seperti : konstruksimanhole/deksel, tangga

akomodasi, pondasi windlass, bollard, towing bracket, pondasi chain stopper dan

sebagainya.

4. Gambar detail untuk erection yaitu keel laying position.

5. Gambar detail peluncuran , seperti : situation building, standing &sliding way, plat pengikat

peluncuran dan sebagainya.

Pekerjaan selanjutnya adalah planning yang merupakan pembuatan rencana produksi

yang terdiri dari :

a. Pembuatan schedule, pembangunan ( penjadwalan tiap tahap dan keseluruhan).

b. Alokasi standar kerja ( kebutuhan dan kualitas tenaga kerja ).

c. Perkiraan peralatan yang dibutuhkan subkontraktor.

B. Mould Loft

Pada tahap ini yang dilakukan adalah pembuatan gambar produksi ke ukuran yang

sebenarnya. Namun karena perkembangan zaman penggambaran ini bisa diganti

dengan gambar produksi yang dibuat dengan menggunakan software dengan skala yang

diperlukan

C. FABRIKASI

Hal-hal yang harus dilakukan dalam tahapan ini diantaranya : Identifikasi material

5

Page 6: Shipyard Layout

Sebelum dilakukan identifikasi material ada beberapa syarat yang harus dipenuhi antara

lain :

 Kondisi permukaan pelat yang diidentifikasi harus sudah dishop primer.

 Rata, tidak berlubang-lubang atau laminasi bila ada masih masuk standar.

 Pelat tersebut akan digunakan sebagai komponen kapal

Hal yang dilakukan dalam identifikasi material adalah pengecekan material apakah

sudah sesuai standart atau belum. Material yang dipesan harus dicocokkan dengan

sertifikatnya mengenai ukurannya ( panjang, lebar, dan tebalnya) Apabila tidak

memenuhi standart atau ada cacat, material tersebut bisa dikembalikan atau ditukar.

 Marking

Marking adalah pemberian tanda kerja pada material. Karena tepi-tepi material tidak siku

maka material tersebut harus disikukan terlebih dahulu dengan cara membuat garis siku

pada tepi material dengan bantuan rumus phytagoras. Dengan panjang dan lebar

berkelipatan 3 dan 4 sehingga sisi miringnya berkelipatan 5. Dengan kelipatan 3 untuk

bagian lebar pelat dan yang berkelipatan 4 untuk bagian panjang pelat. Setelah itu diukur

diagonal-diagonalnya, perbedaan maksimal antara diagonal kiri dan kanan maksimum 3

mm. Apabila telah memenuhi, maka pelat tersebut dianggap siku. Setelah itu material

diberi tanda sesuai dengan gambar pada nest drawing. Pada nest drawing hanya

menunjukkan gambar keseluruhan untuk suatu komponen konstruksi. Untuk bagian-

bagian dan ukuran-ukuran yang ada pada komponen tersebut bisa dilihat pada gambar

piece drawing. Untuk detail jumlah dari bagian-bagian yang akan dibuat bisa dilihat pada

marking list. Marking list adalah suatu tabel yang berisi tentang daftar gambar

komponen-komponen konstruksi. Dalam proses marking ada beberapa cara, yaitu :

1. Low – Ma

Artinya marking pada bagian bawah material

2. Up – Ma

Marking pada bagian atas

3. In – Ma

Marking pada bagian dalam

4. Out – Ma

Marking pada bagian luar

5. Fore – Ma

Marking pada bagian depan

6. After – Ma

Marking pada bagian belakang

Disini semua yang menjadi acuan

adalah posisi kapal sendiri. Seperti low-ma, itu berarti yang dimarking adalah bagian

bawah pelat, jika pelat itu dipakai seperti pelat geladak, berarti yang markingnya dibagian

bawahnya. Cara-cara tersebut dibedakan berdasarkan dimana bagian tersebut akan

ditempatkan.

6

Page 7: Shipyard Layout

 Cutting

Pemotongan pelat pada tahap fabrikasi merupakan tahap pengerjaan awal material yang

bisa menimbulkan variasi ukuran hasil produksi sehingga perlu dilakukan pemeriksaan.

Item yang perlu diperiksa :

 Ukuran panjang dan lebar

 Diagonal, bentuknya

 Tanda-tanda lambung/kode penempatan komponen

 Tepi komponen yang bebas, tidak boleh ada kerak pemotong

 Tepi dan sudut bevel

 Tepi bevel komponen tidak boleh ada takik

 Arah sudut bevel dan lain-lain

Proses cutting itu sendiri dikerjakan secara manual dan otomatis. Secara manual

dikerjakan dengan alat yang disebut brander potong, sedangkan secara otomatis

dikerjakan dengan menggunakan mesin yang cara kerjanya dengan sistem koordinat.

 Forming

Pada beberapa konstruksi kapal terdapat bagian yang berbentuk lengkungan. Untuk

mendapatkan konstruksi bagian yang melengkung tersebut dapat dilakukan dengan dua

cara yaitu dengan:

a. Cara dingin, yaitu dengan menggunakan mesin press untuk melakukan penekanan

b. Cara panas, yaitu dengan memakai panas api gas acetylen yang disemburkan secara

line heating, spot heating, atau keduanya.

Dalam melakukan pembendingan dibantu dengan menggunakan rambu bending. Rambu

bending ini berfungsi sebagai alat pemeriksa apakah hasil pembendingan atau bentukan

tadi sudah sesuai dengan yang diharapkan. Untuk pengerjaan ini juga harus dilakukan

sesuai dengan marking yang sudah diberikan.Pelat yang sudah dipotong sebagian ada

yang memerlukan proses pembentukan, di mana pelaksanaannya dapat dilakukan

dengan :

 Proses dingin (menggunakan mesin bending)

 Proses panas/fairing (pemanasan dengan blander, setelah pelat memerah karena

panas lalu ditekuk)

Pemeriksaan apakah hasil pembentukan sudah sesuai dengan informasi dari marking.

Material pelat diperiksa dengan rambu bending (kayu) dengan cara menempatkan rambu

kayu di atas pelat yang telah dibentuk, kemudian dicocokkan tanda marking pelat dengan

tanda marking rambu dan harus segaris yaitu $ dengan tanda $. Tanda marking sudut

dari tiap-tiap rambu harus diperhatikan, sudut kemiringannya berapa derajat ke arah

fore/after. WL denganWL, C dengan C. Pemasangan rambu pada tiap garis gading dapat

memakai bantuan jig penahan untuk menyangga rambu agar berdiri dengan tegak.

Penempatan rambu pada tiap gading harus segaris dengan tanda marking pada pelat.

Tepi pelat harus lurus atau searah

Masalah-masalah yang sering timbul

7

Page 8: Shipyard Layout

Proses fairing yang dilakukan dengan blander pemanas tidak dilakukan dengan

pengecekan suhu material saat dipanaskan. Material yang dipanaskan dibiarkan sampai

memerah baru kemudian ditarik lagi. Saat memerah ini, kemungkinan besar material

telah mencapai temperatur AC1 yaitu temperatur di mana struktur material tersebut telah

mulai berubah dan biasanya berubah menjadi martensit (menjadi lebih brittle). Kondisi ini

diperparah, karena pada saat itu, material ditekuk. Hasil dari proses fairing ini beresiko

tinggi mengalami penurunanmechanical properties. Sangat berbahaya bila material

yang telah difairing ini digunakan untuk bagian konstruksi yang menerima beban

langsung dan berat seperti kantilever dan lain-lain.

 Fitting Fabrication

Adalah penyetelan material-material yang akan digabungkan, misalnya penyetelan

antara pembujur dengan pelat, dll

 Welding Fabrication

Penyambungan bagian-bagian yang telah dipasang dengan cara pengelasan. Sebelum

itu pada material yang akan digabung dipasang stoper yang berfungsi untuk mencegah

deformasi. Ada 3 pengelasan yang digunakan pada PT. Jasa Marina Indah yaitu :

1. SMAW ( Shield Metal Arc Welding )

Pengelasan ini menggunakan electroda batangan yang juga berfungsi sebagai shielding

( pelindung ). Shield ini berasal dari dekomposisi electode flux coating. Fungsi dari

pelindung ini adalah untuk mencegah Weld terkontaminasi dengan udara luar. Electrode

pada SMAW bisa dioperasikan pada arus AC, DCEP, dan DCEN. Pengelasan ini bisa

digunakan untuk semua posisi, dan bisa digunakan untuk ketebalan pelat yang

bermacam-macam. Namun tidak efektif apabila digunakan untuk penyambungan yang

relatif panjang, selain itu juga harus ada perlakuan khusus apabila elektrodenya

menggunakan low hidrogen. Elektrode low hidrogen harus di open terlebih dahulu

sebelum digunakan.

2. FCAW ( Flux Core Arc Welding )

Pengelasannya menggunakan electrode roll, electrodenya terdiri dari filler metal yang

dilapisi oleh flux. Flux ini nantinya akan membentuk slag yang berfungsi melindungi Weld

metal dari pengaruh udara luar. Dengan adanya slag ini coolling rate dari Weld metal

semakin tinggi sehingga sifat dari sambungan lasnya menjadi ductile. Pada alatnya

terdapat tabung yang berisi gas argón, karbondioksida atau campuran antara keduanya.

Gas ini berfungsi sebagai penyeimbang dari busur lasnya dan juga memberikan

mechanical properties yang bagus pada akhir pengelasan. Pengelasn ini bisa dilakukan

untuk semua posisi.

3. SAW ( Submerge Arc Welding )

Digunakan untuk penyambungan pelat yang panjang, karena pengelasan SAW bekerja

semi automatis. Electrodenya hampir sama dengan pengelasan FCAW, namun pada

pengelasan ini shielding atau pelindungnya menggunakan pasir. Fungsi dari pasir ini

adalah untuk melindungi Weld metal agar tidak terkontaminasi dengan udara luar dan

juga agar coolling rate dari sambungan lasnya tinggi sehingga menghasilkan sambungan

8

Page 9: Shipyard Layout

las yang bersifat ductile. Pasir yang digunakan adalah pasir kwarsa. Pelat yang akan

disambung tidak perlu di bevel.

Setiap proses pada akhir pengerjaan diperiksa oleh QC, dan apabil;a telah memenuhi

bisa dilanjutkan ke langkah berikutnya.

D. ASSEMBLY

Sebelum dilakukan proses assembly, hasil dari pekerjaan fabrikasi diperlukan untuk

pengecekan baik bentuk maupun ukuran serta tandanya yang berguna untuk

mengurangi kesalahan dalam pekerjaan assembly. Pada tahap ini, panel yang akan

dibentuk diletakkan diatas jig dan dikerjakan secara terbalik untuk mengurangi

pengelasan overhead yang dapat berakibat incomplete penetration.

Pekerjaan yang dilakukan pada tahap ini meliputi :

 Penyambungan pelat

 Pemasangan stiffeners

 Merakit floor

 Pemasangan face plates

 Merakit web frames

Pada tahap ini, komponen-komponen pelat yang sudah diselesaikan di fabrikasi dirakit

sesuai dengan letal dan urutannya, dari seksi menjadi bagian misalnya:

 Bottom terdiri dari portside, center dan starboard.

 Transverse bulkhead terdiri dari portside dan starboard

 Side shell terdiri dari portside dan starboard

 Deck terdiri dari portside,center dan starboard

Dalam pengerjaan menggunakan metode panel dengan urutan sebagai berikut:

 Penyambungan butt joint antara pelat dengan pelat dengan menggunakan SAW

 Pemasangan pembujur pada pelat dengan pengelasan tertutup

 Pemasangan pelintang dengan pengelasan menerus

 Pengelasan potongan pelat pada scallop dan pembujur.

Selanjutnya panel-panel ini dikerjakan dan disambung satu sama lain menjadi bagian

yang lebih besar, yang disebut seksi blok.

Untuk galangan yang menggunakan metode blok, maka pada tahap assembly sudah

dikerjakan penyambungan seksi-seksi blok menjadi blok. Karena pada galangan ini

menggunakan metode block, maka tiap-tiap seksi block digabung pada tahap ini.

 Fitting Assembly

Dimensi dan kelengkapan konstruksi sesuai dengan gambar kerja. Hal-hal yang harus

diperhatikan :

 Penyimpangan dimensi tidak boleh melebihi batas toleransi yang ada di class

 Apabila ada penyimpangan pemasangan dan jumlahnya banyak, maka harus dibuat NCR

sheet.

 Bila ada kejanggalan konstruksi meskipun sudah sesuai drawing agar dibuatkan CA sheet

ke design.

9

Page 10: Shipyard Layout

Data-data yang didapatkan dalam pemeriksaan dimasukkan dalam QC check sheet

struktural setelah diisi dulu oleh QC bengkel.

 Persiapan Pengelasan

Dalam persiapan ini yang dilakukan antara ain :

1. Memeriksa kampuh las apakah sudah sesuai dengan standar, WPS, welding detail dan

prosedur.

2. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada setiap kampuh las yaitu

 Metode pengelasan

 Besarnya gap

 Kekasaran dan takik pada alur las

 Kelurusan (alignment)

 Bentuk bevel sesuai sesuai WPS

 Bersih dari kotoran, air atau minyak

3. Beberapa standar sambungan yang perlu diperhatikan antara lain :

 Misalinement/ketidaklurusan

 Takik/kekasaran kampuh, roughness/kekasaran

Selanjutnya hasil pemeriksaan dicatat dalam QC check sheet.

 Welding Chek

Hal-hal yang harus diperiksa adalah :

1. Daerah las harus bersih dari kerak,kotoran dan air agar cacat las bisa

terlihat

2. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan las

o Besar leg length

o Tinggi reinforcement untuk las butt

o Under cut

o Ketinggalan las, retak, porosity, spatter, bekas stoper, dan round weld

3. Hasil pemeriksaan dicatat dalam QC check sheet.

 Deformasi

1. Pemeriksaan dengan cara membentangkan benang,kemudian ukur jarak antar pelat

terluar dengan benang terdalam dan didapat besarnya deformasi pelat.

2. Pengukuran dilakukan sesuai aturan untuk tiap posisi sebagai berikut :

 Deformasi pelat antar gading-gading

 Deformasi gading antara gading besar

 Deformasi antara komponen-komponen lain

 Deformasi pada joint plate

3. Memberi tanda pada obyek pemeriksaan deformasi yang melebihi standar.

Setelah pemeriksaan data deformasi yang didapat dicatat pada QC check sheet

 Ketepatan ukuran

10

Page 11: Shipyard Layout

Sebelum melakukan pemeriksaan ketepatan ukuran perlu mempersiapkan alat-alat ukur

yang dipakai harus terkalibrasi. Selain itu juga menyiapkan inspection record yang dibuat

oleh desain bersama dengan drawing. Hasil pengukuran dibandingkan dengan block

sebelumnya yang sudah diukur. Pengukuran block dilakukan oleh tim accuracy control

dan bengkel sementara QC akan menyaksikan saat pengukuran. Tim accuracy juga

melakukan pengukuran saat erection yaitu keel deflection dan dimensi kapal.

Pengukuran block sebaiknya dilakukan sebelum dan sesudah pengelasan. Bila

menemukan bentuk block yang salah segera dilaporkan dan diusahakan perbaikannya

saat diassembly jangan saat di erection karena akan memakan material, jam orang dan

waktu yang lebih banyak disamping mutunya lebih jelek. Hasil pengukuran dicatat pada

QC check sheet.

 Block blasting dan pengecatan

Pemeriksaan pada tahap ini meliputi 3 tahap yaitu :

1. pemeriksaan tahap persiapan

 Temperatur pelat yang akan dicat disesuaikan dengan data teknis dari merk dan jenis

cat

 Pelat harus bebas dari debu, pasir dan kotoran

 Standar kekasaran permukaan harus sesuai dengan spesifikasi

2. pemeriksaan tahap pengecatan

 kelembaban udara sebelum dan saat pengecatan

 temperatur basah dan kering dari udara

 temperatur pelat/material

3. pemeriksaan hasil pengecatan

 ketebalan cat pada tiap lapisan baik kondisi basah/kering

 cacat yang ditemukan harus diberi tanda pada obyek

 perbaikan cacat cat harus sesuai dengan petunjuk teknis dari spesifikasi jenis cat

Masalah-masalah yang sering timbul :

1. Sering terjadi misalinement pada saat pengefittan.

Penanganan :

a. Perbaikan dengan cara pemutusan tack weld dengan blander pemotong atau

gouging

b. Setelah itu pengetackan diulang dan sebagian material yang akan disambungkan di

tanggem.

c. Lalu pengelasan dilakukan dengan tanggem dipasang untuk meluruskan bagian

yang tidak lurus.

2. Banyak terjadi slag inclusion

a. Weld metal digerinda

b. Dilakukan pengelasan ulang

3. Hasil pengelasan overhead dan vertikal kurang bagus karena ampere yang tidak

dikecilkan setelah melakukan pengelasan flat. Meskipun hal ini telah disiasati oleh welder

dengan melakukan las sentuh, hasil pengelasan tetap terlihat kurang bagus.

4. Perlengkapan keamanan yang dikenakan pekerja kurang memenuhi persyaratan K3.

11

Page 12: Shipyard Layout

5. Banyak terjadi round weld yang malah mengurangi logam induk.

a. weld metal digerinda

b. pengelasan ulang

6. Logam induk di sekitar weld joint, ada yang termakan oleh elektrode sehingga

mengalami pengurangan tebal. Cara penanganan dengan dilas.

7. Banyaknya slag yang belum dibersihkan padahal bagian tersebut telah mengalami proses

produksi selanjutnya seperti pengecatan. Hal ini malah pembuatan waktu produksi dan

material terbuang sia-sia, karena perbaikannya membutuhkan waktu yang cukup lama

dan adanya cat yang terbuang.

8. Pemasangan stopper banyak yang melintang sehingga alur berdeformasi hanya terdapat

dalam dua arah (mudah menimbulkan crack). Pemasangan stopper yang benar adalah

membentuk sudut 60 derajat terhadap edge joint (alur deformasi lebih luas).

E. Erection

Tahap ini merupakan penyambungan seksi/blok kapal yang telah selesai dikerjakan pada

tahap assembly, misalnya untuk pembangunan dengan metode seksi adalah, seksi blok

dasar, seksi blok lambung, seksi blok sekat melintang dan, seksi blok deck, sesuai

dengan letaknya sehingga terbentuk badan papal. Jenis pekerjaan yang dilakukan pada

tahap ini adalah :

a. Loading

Pekerjaan yang dilakukan yaitu pengangkatan atau pemindahan seksi blok yang sudah

ada di building berth dengan bantuan crane.

b. Adjusting

Meletakkan seksi blok pada keel blok dan side blok yang telah diatur sesuai dengan

marking dok serta mengatur paju pada keel blok dan side blok yang kurang tepat agar

seksi blok tersebut tidak bergerak dan untuk kelurusan antar seksi blok.

c. Fitting

Pekerjaan fitting yaitu meletakkan seksi blok sesuai pada tempatnya, kemudian

dilakukan las ikat atau memasang pelat setrip agar seksi tersebut tidak bergeser

sehingga benar-benar siap untuk dilakukan pengelasan.

d. Welding

Sebelum dilakukan pengelasan penuh, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan ketepatan

usuran dan bentuk serta kelurusan dan kedataran seksi blok oleh pihak Quality

Assurance dan class. Dan jira sudah tidak ada masalah, maka dilakukan pengelasan

denga metode dan urutan pengelasan yang sesuai. Setelah pengelasan selesai,

dilakukan pemeriksaan terhadap hasil pengelasan tersebut, agar produk kapal sesuai

dengan standar mutu yang telah disepakati.

e. Finishing

Pekerjaan finishing yaitu menghilangkan cacat-cacat baik karena deformasi sebelum

maupun akibat pengelasan pelat pengikat atau pengelasan pelat.

Pada tahap erection ini juga dilakukan pekerjaan outfitting mulai dari outfitting pada seksi

blok dasar sampai membentuk badan kapal.

12

Page 13: Shipyard Layout

PENGAWASAN PRODUKSI KAPAL

Pada setiap proses produksi kapal di suatu galangan, pelaksanaan

pengawasan produksi Sangat berpengaruh besar terhadap output yang dihasilkan

dalam pembangunan kapal tersebut. Dengan adanya pengawasan pada pada proses

produksi kapal, pemenuhan kualitas produk berdasarkan stándar kualitas yang telah

disepakati akan lebih terjamin. Pengawasan yang dilakukan merupakan tindakan

pencegahan untuk menghindari terjadinya kesalahan pada proses produksi yang pada

akhirnya akan menekan biaya produksi dan meningkatkan mutu produksi.

Pengawasan dilakukukan mulai dari perencanaan, proses produksi, sampaidengan

performance hasil produksi tersebut. Sehingga penyimpangan dari estándar kualitas

maupun spesifikasi kapal dapat dihindari lebih awal dan apabila terjadi kesalahan dapat

segera diperbaiki dengan prosedur yang diijinkan. Dengan demikian biaya dan waktu

produksi dapat ditekan serta kualitas produksi dapat lebih terjamin.

Dalam pelaksanaan pengawasan produksi, pengawasan dan pemeriksaanketepatan

dilakukan tiap hari menurut jadwal yang telah ditentukan oleh pihak yang terkait dalam

pemerikasaan tersebut yaitu jadwal pembangunan kapal dengan kegiatan pokok

mengadakan pemeriksaan, pengukuran dan pencatatan data hasil pengukuran.

Pemeriksaan secara langsung kualitas hasil pekerjaan pada setiap prosesdilakukan

secara insentif checker, QA/QC dan manager proyek. Peranan surveyor klasifikasi dan

owner surveyor dalam pengawasan dan kendali mutu adalah untuk mengadakan kualitas

hasil pekerjaan sehingga mutu kapal tersebut tidak menyimpang dari standar mutu dan

spesifikasi yang telah disepakati.

Tempat-tempat yang perlu diperiksa dapat langsung diketahui melalui lembarperiksa

(check sheet) yang diterima dari QA/QC.

13

Page 14: Shipyard Layout

14

Page 15: Shipyard Layout

Keunggulan

1. Tata letak tiap-tiap bangunan teratur sehingga efisien dalam pemanfaatan wilayah2. Terdapat dua tempat perakitan blok untuk mempercepat proses produksi3. Lokasi bangunan disesuaikan dan dikelompokan berdasarkan tahap-tahap produksi4. Dilengkapi dengan crane berkapasitas lebih dari 900ton

Kekurangan

1. Biaya pembangunan di perkirakan terlalu besar2. Lokasi perpipaan terlalu jauh dengan tempat perakitan

15