LABORATORIUM PILOT PLANT SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2015/2016 MODUL : Shell & Tube Heat Exchangers PEMBIMBING : Ir. Emma Hermawati Oleh : Kelompok : VI Nama : 1. Muhammad A. Furqon 131411016 2. Nenden K. Anggraeni 131411017 Kelas : 3 A PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA Tanggal Praktikum : 28 September 2015
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LABORATORIUM PILOT PLANTSEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2015/2016
MODUL : Shell & Tube Heat Exchangers
PEMBIMBING : Ir. Emma Hermawati
Oleh :
Kelompok : VI
Nama : 1. Muhammad A. Furqon 131411016
2. Nenden K. Anggraeni 131411017
Kelas : 3 A
PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIAJURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2015
Tanggal Praktikum : 28 September 2015
Tanggal Penyerahan : 05 Oktober 2015
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Didalam industri proses, perpindahan panas diantara dua fluida sebagian besar dilakukan
pada heat exchangers. Shell and Tube Heat Exchanger salah satu tipe yang paling umum
dimana fluida panas dan dingin tidak berkontak secara langsung satu sama lain, tetapi dipisahkan
oleh dinding pipa atau permukaan yang datar atau lonjong.
Penukar panas jenis Shell and Tube Heat Exchanger (STHE) merupakan penukar panas
paling umum dan sangat luas digunakan di industri proses. STHE terdiri dari satu bundel pipa
(tube) yang dipasang paralel dan ditempatkan dalam sebuah cangkang yang dinamakan shell.
Untuk meningkatkan efisiensi dari penukar panas ini dipasang sekat (buffle). Pemasangan sekat
bertujuan membuat aliran didalam cangkang bergolak (turbulen) yang berakibat juga
bertambahnya waktu tinggal (residence time) fluida. Namun, kerugian pemasangan sekat ini
adalah naiknya beban kerja karena bertambahnya beban pompa. Bahan penukar panas ini dipilih
berdasarkan fluida yang digunakan, biasanya terbuat dari logam dan paduannya. Selain itu
kondisi operasi dengan tekanan tinggi, sifat fluida yang korosif, dan juga suhu dalam alat yang
tidak seragam juga menjadi pertimbangan pemilihan bahan penukar panas ini.
Bentuk dan rancangan STHE sangat beragam, pemakaiannya pun dapat berupa penukar
panas biasa, kondensor, reboiler, evaporator, boiler dan lainnya.
I.2 Tujuan
1) Memahami cara kerja peralatan shell and tube.
2) Menghitung efisiensi pindah panas dari kalor yang dilepas dan kalor yang diterima fluida.
3) Menghitung koefisien pindah panas keseluruhan (U) dengan cara neraca energi dan
menggunakan persamaan empiris.
4) Mengetahui pengaruh laju alir fluida terhadap koefisien pindah panas keseluruhan (U).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Alat penukar panas atau Heat Exchanger (HE) adalah alat yang digunakan untuk
memindahkan panas dari suatu sistem ke sistem lain tanpa perpindahan massa dan bisa berfungsi
sebagai pemanas maupun sebagai pendingin. Biasanya, medium pemanas dipakai adalah air yang
dipanaskan sebagai fluida panas dan air biasa sebagai air pendingin (cooling water). Penukar
panas dirancang sebisa mungkin agar perpindahan panas antar fluida dapat berlangsung secara
efisien. Pertukaran panas terjadi karena adanya kontak, baik antara fluida terdapat dinding yang
memisahkannya maupun keduanya bercampur langsung (direct contact). Penukar panas sangat
luas dipakai dalam industri seperti kilang minyak, pabrik kimia maupun petrokimia, industri gas
alam, refrigerasi, pembangkit listrik. Salah satu contoh sederhana dari alat penukar panas adalah
radiator mobil di mana cairan pendingin memindahkan panas mesin ke udara sekitar.
2.1. Shell and Tube Heat Exchanger
Shell and tube heat exchanger merupakan jenis alat penukar panas yang banyak digunakan
pada suatu proses seperti petroleum, industri kimia, dan industri HVAC. Shell and tube heat
exchanger mengandung beberapa tube sejajar di dalam shell. Shell and tube heat exchanger
digunakan saat suatu proses membutuhkan fluida untuk dipanaskan atau didinginkan dalam
jumlah besar. Berdasarkan desainnya, shell and tube heat exchanger menawarkan area
penukaran panas yang besar dan menyediakan efisiensi perpindahan panas yang tinggi. Untuk
membuat perpindahan panas yang lebih baik dan untuk menyangga tube yang ada di dalam shell,
maka sering dipasang baffle. Efektifitas perpindahan panas meningkat dengan dipasangnya
baffle. Efektifitas meningkat seiring dangan mengecilnya jarak antar baffle hingga suatu jarak
tertentu kemudian menurun. Shell and tube heat exchanger merupakan bejana tekanan dengan
banyak tube didalamnya. Pada suatu proses, fluida mengalir melalui tube pada exchanger saat
fluida lainnya mengalir keluar tube yang berada di antara shell. Fluida pada sisi tube dan pada
sisi shell terpisah oleh tube sheet.
2.2. Prinsip Kerja Shell and Tube Heat Exchangers
Penukar panas jenis ini terdiri dari satu bundel pipa (tube) yang dipasang paralel dan
ditempatkan dalam sebuah cangkang yang dinamakan (shell). Untuk meningkatkan efisiensi dari
penukar panas ini dipasang sekat (buffle). Pemasangan sekat bertujuan membuat aliran didalam
cangkang bergolak (turbulen) yang berakibat juga bertambahnya waktu tinggal (residence time).
Namun sisi lain dari kerugian pemasangan sekat ini adalah naiknya beban kerja karena
bertambahnya beban pompa. Bahan penukar panas ini dipilih berdasarkan fluida yang
digunakan, biasanya terbuat dari logam dan paduannya. Selain itu kondisi operasi dengan
tekanan tinggi, sifat fluida yang korosif dan juga suhu dalam alat yang tidak seragam juga
menjadi pertimbangan pemilihan bahan penukar panas ini.
Jenis penukar panas shell and tube yang digunakan adalah 1 shell pass dan 2 tube pass (1-2
Exchanger) seperti gambar 1. dibawah ini.
Gambar 2.1 (1-2 Exchanger)
Alat yang digunakan dalam praktikum mempunyai ukuran :
Panjang pipa dan shell 1200 mm
Diameter shell 375 mm
Diameter pipa luar 32 mm
Diameter pipa dalam 27,8 mm
Jumlah sekat 13
Susunan tube dalam shell dapat berbentuk in-line (a) dan staggered (b)
Gambar 2.2 Susunan tube
Susunan tube yang ada didalam alat yang digunakan adalah staggered (a) dan ratio antara
Sn/D = Sp/D = 1,25.
Gambar profil temperatur dari penukar panas Shell and Tube adalah :
Gambar 2.3 Profil temperature co-current
Menghitung Koefisien Pindah Panas Keseluruhan (U)
a. Menggunakan Neraca Energi
Q=U . A .△T m
U = QA .△T m△Tm = FT . △Tlm
Harga Q dapat dihitung dari :
Q = (M.Cp.△T)1 .. Kalor yang diberikan fluida panas
= (M.Cp.△T)2 .. Kalor yang diterima fluida dingin
Efisiensi kalor yang dipertukarkan :
η=( M .Cp .△T )2( M .Cp .△T )1
x100 %
Q = Laju Alir Kalor (Watt)
A = Luas Permukaan (m2)
U = Koefisien Pindah panas Keseluruhan (W/m2.K)△Tlm = Perbedaan Suhu Logaritmik (K)
△T lm=△ T 1−△T 2
ln△ T1
△ T2
Untuk Aliran Counter-current△T1 = Thi – Tco△T2 = Tho – Tci
Untuk Aliran Co-current△T1 = Thi – Tci△T2 = Tho – Tco
Harga FT dapat diperoleh dari kurva dibawah :
Gambar 2.4
Kurva untuk menentukan harga Ft
b. Menghitung (U) Menggunakan Persamaan Empiris
Untuk pipa sepanjang L
U = 11
hi . Ai+ △ X
K . Ar+ 1
hoAo
U= 1
1hi .2 π .ri . L
+ln ( ro
ri)
K .2 π .L+ 1
ho.2 π .ro . L
hi,ho = Koefisien pindah panas konveksi inside dan outside (W/m2.K)
K = Koefisien Konduksi (W/m.K)
ri, ro = Diameter (m) inside dan outside pipa yang kecil
L = panjang pipa yang diameternya kecil (m).
Harga (ri,ro) dan L dapat diukur dari alat, harga K bahan SS-204 dapat diperoleh dari buku
referensi dan hi dan ho dihitung dari persamaan empiris.
Untuk aliran transisi
Gambar 2.5 Grafik L/D
Persamaan untuk menghitung ho
Harga m dan C dapat diperoleh dari tabel dibawah:
Harga D untuk menghitung Nre diperoleh dengan pendekatan:
Ae adalah luas efektif yang dilewati fluida diantara pipa dalam anulus, yaitu luas permukaan
penampang shell dikurangi jumlah luas penampang semua pipa.
2.3. Tipe Shell and Tube Heat Exchanger
Gambar 2.7 Two Pass Tube-Side
2.4. Aplikasi dan Penggunaan
Desain sederhana dari Shell and Tube Heat Exchangers membuat solusi pendinginan yang
ideal untuk berbagai aplikasi. Salah satu aplikasi yang paling umum adalah pendinginan cairan
hidrolik dan minyak dalam mesin, transmisi, dan paket tenaga hidrolik. Salah satu keuntungan
menggunakan Shell and Tube Heat Exchangers adalah mudah dalam perawatannya.
Shell and Tube Heat Exchangers digunakan secara luas dalam industri kimia proses,
terutama di industri minyak, karena banyak keuntungan yang diberikan lebih dari jenis penukar
panas yang lain.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
Seperangkat alat shell and tube yang terdiri atas sistem perpipaan air dan steam,
termometer, rotameter, dan heat exchanger
Sumber steam
Fluida (air)
3.2 Langkah Kerja
3.2.1 PercobaanMengalirkan air dingin hingga HE terisiMengalirkan steamMengatur laju alir steam hingga suhu air panas tidak melebihi 60°CMengatur laju alir fluida dingin tetap pada 5 lpmMengalirkan fluida panas dengan variasi laju alir (6 laju alir)Mencatat suhu masuk dan keluar tiap aliran fluidaMengulangi langkah 1 - 6 pada laju alir fluida dingin tetap 8 lpm dengan variasi laju alir fluida panas (6 laju alir)Mengulangi langkah 1-7 pada laju alir fluida dingin tetap dengan variasi laju alir fluida dingin (6 laju alir)
3.2.2 Mematikan AlatMematikan aliran steamMembiarkan fluida dingin tetap mengalir untuk mendinginkan HEMengosongkan HE lalu merapikan kembali peralatan
BAB IV
PENGOLAHAN DATA
Alat yang digunakan dalam praktikum mempunyai ukuran :
Panjang pipa dan shell 1200 mm
Diameter shell 375 mm
Diameter pipa luar 32 mm
Diameter pipa dalam 27,88 mm
Jumlah sekat / buffle 13
Jumlah tube 24
Aliran Co-Current
Susunan pipa dalam shell dapat berbentuk staggered :
Gambar 4.1 Susunan Tube Jenis Staggered
Susunan pipa yang ada didalam alat yang digunakan adalah staggered dan ratio antara Sn/D =
Sp/D = 1,25.
4.1 Data Pengamatan
Tabel 4.1 Data Pengamatan Laju Alir Fluida Dingin Tetap 5 LPM
NoFluida Panas (Laju Berubah) Fluida Dingin (Laju Tetap)
Laju alir (LPM) Thi (oC) Tho (oC) Laju alir (LPM) Tci (oC) Tco (oC)