1 SERAP ASPIRASI: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG CIPTA KERJA KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA disampaikan oleh: Susiwijono Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 1 www.ekon.go.id perekonomianRI perekonomianRI Kemenko Perekonomian RI WELCOMING REMARKS : MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN Kamis, 19 November 2020 Moderator: Kepala Editor KumparanBisnis, Wendiyanto Saputro MC Presenter TVOne, Brigita Manohara
30
Embed
SERAP ASPIRASI: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG CIPTA KERJA · 2020. 11. 19. · w w w . e k o n . g o . i d perekonomianRI Kemenko Perekonomian RI 2 Latar Belakang dan Tujuan “Serap
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
SERAP ASPIRASI: IMPLEMENTASIUNDANG-UNDANGCIPTA KERJA
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA
disampaikan oleh:
Susiwijono
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
1www.ekon.go.id perekonomianRI perekonomianRI Kemenko Perekonomian RI
WELCOMING REMARKS : MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
Kamis, 19 November 2020
Moderator: Kepala Editor KumparanBisnis, Wendiyanto Saputro
MC Presenter TVOne, Brigita Manohara
perekonomianRI perekonomianRI Kemenko Perekonomian RIw w w . e k o n . g o . i d 2
Latar Belakang dan Tujuan“Serap Aspirasi: Implementasi UU Cipta Kerja”
2
1. Latar Belakang
▪ Sesuai dengan UU Nomor 12 Tahun 2011, perlu dilakukan komunikasi dan konsultasi kepada publik
atas substansi dan materi UU Cipta Kerja dan Peraturan Pelaksanaan UU Cipta Kerja.
▪ Komunikasi dilakukan melalui kegiatan “Serap Aspirasi: Implementasi UU Cipta Kerja” ke
beberapa daerah.
2. Tujuan
▪ Mensosialisasikan UU Cipta Kerja (latar belakang,
tujuan, proses);
▪ Menjelaskan implementasi UU Cipta Kerja melalui
penyusunan peraturan pelaksanaan;
▪ Mendorong partisipasi publik untuk memberikan
masukan dan tanggapan atas rancangan peraturan
pelaksanaan.
3perekonomianRI perekonomianRI Kemenko Perekonomian RIw w w . e k o n . g o . i d
COVID-19: GLOBAL CHIEF TRANSFORMATION OFFICER
Global
Kasus Sembuh Meninggal
69,67% 2,40%
Kasus Sembuh Meninggal
84,02% 3,23%
Indonesia
Sumber: covid19.go.id, worldometers.info
3
4perekonomianRI perekonomianRI Kemenko Perekonomian RIw w w . e k o n . g o . i d
"Saatnya kita bajak momentum krisis untuk
melakukan lompatan-lompatan besar.
Inilah saatnya kita membenahi diri secara
fundamental, melakukan transformasi besar,
menjalankan strategi besar, mulai dari
ekonomi, hukum, pemerintahan, sosial,
kebudayaan, termasuk kesehatan dan
pendidikan”
4
Sumber:
Pidato Kenegaraan Presiden Joko Widodo dalam sidang tahunan MPR di Gedung Nusantara
Komplek Senayan, Jakarta Jumat, 14 Agustus 2020 (foto: https://prfmnews.pikiran-rakyat.com)
5perekonomianRI perekonomianRI Kemenko Perekonomian RIw w w . e k o n . g o . i d
Pandemi covid-19 berdampak terhadap 29,12 juta orang (14,28 persen) penduduk usia kerja. Selain itu, mayoritas masyarakat berpendapatan
rendah (<=1,8jt) mengalami penurunan pendapatan sehingga berpotensi meningkatkan kemiskinan
KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN MENINGKAT AKIBAT PANDEMI
5
35,6%Memilih untuk
mengurangi pegawai
62,3%Memilih untuk tidak
mengurangi/menambah
pegawai
2,1% Memilih untuk
menambah pegawai
Sebagian Perusahaan telah mengurangi pegawai
Sumber: Survei Dampak COVID-19 Terhadap Pelaku Usaha, BPS
Mayoritas Masyarakat Berpendapatan Rendah (<=1,8jt) Mengalami
Penurunan Pendapatan
70,53%
<= 1,8 jt
46,77%
1,8-3,0 jt
37,19%
3,0-4,8 jt
31,67%
4,8-7,2 jt
30,34%
>7,2 jt
Sumber: Survei Sosial Demografi Dampak COVID-19, BPS
7,07 Juta Orang
7,10 Juta Orang
9,77 Juta Orang
5,30% 5,23%7,07%
Agustus 2018 Agustus 2019 Agustus 2020
Pengangguran
TPT
2,56 Juta orang
0,76Juta orang
1,77Juta orang
24,03Juta orang
29,12Juta orang
Bukan
Angkatan Kerja
(BAK) karena
Covid-19
Bekerja dengan
pengurangan jam
kerja (shorter hours)
karena Covid-19
Pengangguran
karena Covid-
19
Sementara tidak
bekerja karena
Covid-19
Dampak Covid-
19 Terhadap
Penduduk Usia
Kerja
Dari total penduduk usia kerja sebanyak 203,97 juta orang, persentase
penduduk usia kerja yang terdampak Covid-19 sebesar 14,28 persen
perekonomianRI perekonomianRI Kemenko Perekonomian RIw w w . e k o n . g o . i d
UU Cipta Kerja Mendorong Penciptaan Lapangan Kerja dan MemudahkanPembukaan Usaha Baru Sekaligus Memulihkan Perekonomian Pasca Pandemi
S U B S T A N S I
DA
TA
&
FA
KT
A
Tenaga Kerja UMKM REGULASI
MANFAAT
UU CIPTA KERJA
Mendorong Penciptaan Lapangan
Kerja
UMKM
7. PENGADAAN TANAH
1. PENINGKATAN EKOSISTEM INVESTASI
Dari 64,19 juta UMK-
M, 64,13 juta adalah
UMK yang sebagian
besar berada di sektor
informal, sehingga
perlu didorong untuk
bertranformasi
menjadi formal.
Permasalahan Perizinan
yang Rumit dengan
banyaknya regulasi pusat
& daerah (hiper-regulasi)
yang mengatur sektor,
menyebabkan
disharmoni, tumpang
tindih, tidak operasional,
dan sektoral.
Memudahkan Pembukaan Usaha
Baru
Mendukung Pemberantasan
Korupsi
13
DI-PHK/DIRUMAHKAN
2. PERIZINAN BERUSAHA 3. KETENAGAKERJAAN 4. DUKUNGAN UMKM 5. KEMUDAHAN BERUSAHA 6. RISET & INOVASI
8. KAWASAN EKONOMI 9. INVESTASI PEMERINTAH PUSAT & PERCEPATAN PSN 10. ADMINISTRASI PEMERINTAHAN 11. PENGENAAN SANKSI
6
perekonomianRI perekonomianRI Kemenko Perekonomian RIw w w . e k o n . g o . i d
Alur Pikir UU Cipta Kerja
UU CiptaKerja
77
perekonomianRI perekonomianRI Kemenko Perekonomian RIw w w . e k o n . g o . i d
World Bank:UU Cipta Kerja merupakan Reformasi yang Paling Positif di Indonesia dalam 40 Tahun Terakhir, di bidangInvestasi dan PerdaganganMerevisi UU terkait Investasi, dan menghapus diskriminasi terhadap FDI dalam UU Sektoral, akanmendorong Investasi, sehingga dapat menciptakan lapangan kerja dan memerangi kemiskinan.
World Bank:UU Cipta Kerja akan mampu meningkatkan perdagangan
dengan membuat Impor-Ekspor lebih mudah :
▪ Menghapus lisensi (perijinan) impor/ ekspor dan
Registrasi Importir/ Eksportir, akan mengurangi biaya
dan ketidakpastian perdagangan
▪ Contoh: untuk mendapatkan Surat Rekomendasi saja
untuk setiap lisensi impor, memerlukan biaya sekitar 6
sen untuk setiap dolar impor.
World Bank memberikan apresiasi atas Undang Undang
Cipta Kerja sebagai upaya reformasi besar untuk
menjadikan Indonesia semakin kompetitif dengan
menghapus pembatasan besar pada investasi dan
memberi sinyal bahwa Indonesia terbuka untuk investasi
sehingga dapat menciptakan lapangan kerja dan
memerangi kemiskinan.
[ World Bank, Juni 2020 ]
[ World Bank, Okt 2020 ]
8
perekonomianRI perekonomianRI Kemenko Perekonomian RIw w w . e k o n . g o . i d
a) Dukungan untuk UMKM: Perizinan berusaha untuk pelaku UMKM cukup hanya melalui pendaftaran.
b) Dukungan untuk Koperasi: kemudahan dalam pendirian koperasi dengan menetapkan minimal jumlah 9 orang, dan koperasi dapat
menerapkan prinsip usaha Syariah, serta dapat memanfaatkan teknologi.
c) Untuk Sertifikasi Halal : Pemerintah menanggung biaya sertifikasi untuk UMK, dilakukan percepatan dan kepastian dalam proses
sertifikasi halal, serta memperluas Lembaga Pemeriksa Halal, yang dapat dilakukan oleh Ormas Islam dan Perguruan Tinggi Negeri.
d) Terhadap keterlanjuran perkebunan masyarakat di kawasan hutan, masyarakat diberikan izin (legalitas) untuk pemanfaatan atas
keterlanjuran lahan dalam kawasan hutan, di mana untuk lahan masyarakat yang berada di kawasan konservasi, masyarakat tetap dapat
memanfaatkan hasil perkebunan dengan pengawasan dari pemerintah.
e) Untuk Nelayan: yang sebelumnya proses perijinan kapal ikan harus melalui beberapa instansi dengan UU Cipta Kerja cukup hanya
diproses di Kementerian Kelautan dan Perikanan.
f) Untuk penyediaan perumahan: backlog perumahan masyarakat akan dipercepat dan diperbanyak pembangunan rumah untuk
Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang dikelola oleh Badan Percepatan Penyelenggaraan Perumahan (BP3).
g) Bank Tanah akan melakukan reforma agraria dan redistribusi tanah kepada masyarakat
h) Bagi Pelaku Usaha dan UMKM akan mendapat manfaat yang mencakup:
• Kemudahan & kepastian dalam mendapatkan perizinan berusaha, dengan penerapan perizinan berbasis risiko & penerapan standar.
• Pemberian hak dan perlindungan pekerja/ buruh yang dapat dilakukan dengan baik, akan meningkatkan daya saing dan produktivitas.
• Mendapatkan insentif dan kemudahan, baik insentif fiskal maupun kemudahan dan kepastian pelayanan dalam rangka investasi.
• Adanya ruang kegiatan usaha yang lebih luas, untuk dapat dimasuki investasi dgn mengacu bidang usaha yang diprioritaskan
Pemerintah.
• Berkaitan dengan pengenaan sanksi, pelanggaran administrasi hanya dikenakan sanksi administrasi, sedangkan pelanggaran yang
menimbulkan akibat K3L (Keselamatan, Keselamatan, Keamanan, dan Lingkungan) dikenakan sanksi pidana.
KEMUDAHAN DALAM UNDANG-UNDANG CIPTA KERJA
9
perekonomianRI perekonomianRI Kemenko Perekonomian RIw w w . e k o n . g o . i d
Penyusunan Peraturan PelaksanaanUndang-Undang Cipta Kerja
10
KONSULTASI PUBLIK
Peraturan Pelaksanaan
UU Cipta Kerja(40 RPP & 4 RPerpres)
Draft RPP dan Rperpres
dapat diunduh dan diberikan
masukan melalui:
www.uu-ciptakerja.go.id/category/draft-rpp/
Posko Cipta Kerja:
Kemenko Perekonomian
Lt. 6 Kantor Pos Besar
Jl. Lapangan Banteng Utara no 1
Jakarta Pusat
NO KEMENTERIAN/LEMBAGA RPPRPERPRE
SJUMLAH
1 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 6 2 8
2 Kementerian Ketenagakerjaan 4 4
3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 3 3
4 Kementerian Keuangan 5 5
5 Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN 5 5
6 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 1 2 3
7 Kementerian Pertanian 1 1
8 Kementerian Kelautan dan Perikanan 1 1
9 Kementerian ESDM 1 1
10 Kementerian Perindustrian 1 1
11 Kementerian Perdagangan 1 1
12 Kementerian Perhubungan 1 1
13 Kementerian Kesehatan 1 1
14 Kementerian Koperasi dan UMKM 1 1
15 Kementerian Hukum dan HAM 3 3
16 Kementerian Dalam Negeri 1 1
17Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi1 1
18 Kementerian Agama 2 2
19 Kementerian Komunikasi dan Informatika 1 1
Jumlah 40 4 44
perekonomianRI perekonomianRI Kemenko Perekonomian RIw w w . e k o n . g o . i d
No BAB RPP Jumlah Pasal
1 BAB I
KETENTUAN UMUM2 Pasal
2 BAB II
KEMUDAHAN BERUSAHA DI BIDANG PAJAK PENGHASILAN2 Pasal
3 BAB III
KEMUDAHAN BERUSAHA DI BIDANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI1 Pasal
4 BAB IV
KEMUDAHAN BERUSAHA DI BIDANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA
PERPAJAKAN
1 Pasal
5 BAB V
KETENTUAN PERALIHAN1 Pasal
6 BAB VI
KETENTUAN PENUTUP1 Pasal
JUMLAH 8 Pasal
Rancangan Peraturan Pemerintah Kemudahan Berusaha Bidang Perpajakan
11
perekonomianRI perekonomianRI Kemenko Perekonomian RIw w w . e k o n . g o . i d
Rancangan Peraturan Pemerintah Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD)
1. Penyesuaian Tarif Pajak danRetribusi oleh PemerintahPusat
2. Pengawasan Pajak danRetribusi
3. Dukungan Pemerintah Pusatatas Kualitas PelayananPemerintah Daerah
4. Sanksi
Pokok Pengaturan Tujuan Pengaturan
Mendukung Ease of Doing Business
MemperkuatPenyelarasan
Kebijakan PajakAntara PemerintahPusat dan Daerah
MendukungPelaksanaan
Proyek-ProyekStrategis Nasional
MeningkatkanDaya Saing Daerah
MendorongCompliance PemdaDalam PenyusunanPajak dan Retribusi
Daerah
12
perekonomianRI perekonomianRI Kemenko Perekonomian RIw w w . e k o n . g o . i d 13
9 Mandat yang Diklusterkan menjadi 3 (Tiga) Peraturan Pemerintah
Peraturan Turunan Undang-Undang Cipta Kerja Terkait LPI
Draft RPP Tata Kelola LPI: 10 Bab dan 75 Pasal
perekonomianRI perekonomianRI Kemenko Perekonomian RIw w w . e k o n . g o . i d
▪ Materi:
o Penjelasan Umum tentang Pokok Kebijakan dalamUU Cipta Kerja
o Penjelasan Penyusunan Peraturan Pelaksanaan UU Cipta Kerja
Penjelasan Singkat: Jaminan Produk Halal pada RUU Cipta Kerja
1. Penetapan kehalalan Produk oleh MUI (MUI termasuk MUI di
provinsi dan MPU (Majelis Permusyawaratan Ulama di Aceh)
• dilakukan dalam Sidang Fatwa Halal.
• Keputusan kehalalan produk paling lama 3 hari kerja (sejak
MUI menerima hasil pemeriksaan dari LPH/Lembaga Pemeriksa
Halal).
• Disampaikan oleh MUI kepada BPJPH sebagai dasar
penerbitan Sertifikat Halal.
• Sertifikat Halal diterbitkan oleh BPJPH paling lama 1 hari
kerja (sejak fatwa kehalalan Produk).
2. Memperluas Lembaga Pemeriksa Halal (dapat dilakukan oleh
Ormas Islam, PTN, dan PTS di bawah lembaga keagamaan atau
Yayasan Islam).
3. Biaya sertifikasi halal untuk UMK ditanggung oleh Pemerintah.
Dukungan bagi UMK
• Penyederhanaan dan
percepatan proses
perizinan
• Sertifikasi halal UMK
ditanggung Pemerintah
• Sertifikat halal berdasarkan
pernyataan pelaku UMK
sesuai standar halal BPJPH
Kemudahan Sertifikasi
produk halal:
• Memperluas Lembaga Pemeriksa
Halal:
a) Lembaga Keagamaan Islam
berbadan hukum,
b) Perguruan Tinggi Negeri, dan
c) Perguruan Tinggi Swasta di
bawah lembaga keagamaan
atau Yayasan Islam)
• Fatwa halal tetap dikeluarkan oleh
MUI
• Mempercepat proses penerbitan
sertifikat
1717
UU Cipta Kerja
18
Catatan: Untuk pekerjaan yang sifatnya tetap dan tidak mememuhi ketentuan sebagai PKWT maka menjadi
pekerjaan tetap. Pengaturan jangka waktu dan batas waktu perpanjangan diatur dalam PP. 18
Penjelasan Singkat : PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT)
1. PKWT hanya dapat dibuat untuk pekerjaan tertentu yang menurut
jenis dan sifat atau kegiatan pekerjaannya akan selesai dalam
waktu tertentu, yaitu:
a. pekerjaan yang sekali selesai atau yang sementara
sifatnya;
b. pekerjaaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam
waktu yang tidak terlalu lama;
c. pekerjaan yang bersifat musiman;
d. pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan
baru, atau produk tambahan yang masih dalam percobaan
atau penjajakan; atau
e. pekerjaan yang jenis dan sifat atau kegiatannya bersifat
tidak tetap
2. PKWT tidak dapat diadakan untuk pekerjaan yang bersifat tetap.
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis dan sifat atau kegiatan
pekerjaan, jangka waktu, dan batas waktu perpanjangan PKWT
diatur dalam PP.
1818
1919
KEBERPIHAKAN PADA UMK-M
Pasal 87 UU Cipta Kerja:
UMKM Penanaman Modal Asing (PMA) hanya dapat masuk
dalam Usaha Besar (Pasal 1 angka 4 UU Nomor 25 Tahun
2008 tentang UMKM) eksisting dan tidak diubah dalam RUU
Cipta Kerja.
Dalam Pasal 6 UU Nomor 25 Tahun 2008, kriteria
Usaha Besar yaitu memiliki kekayaan bersih lebih dari
Rp 10 milyar, sedangkan di RUU Cipta Kerja ketentuan
mengenai batasan dan kriteria untuk UMKM dan
Usaha Besar diatur dengan PP (dapat ditingkatkan
untuk disesuaikan dengan perkembangan).
• Kriteria UMKM dapat memuat modal usaha, omzet,
indikator kekayaan bersih, hasil penjualan
tahunan, atau nilai investasi, insentif dan
disinsentif, penerapan teknologi ramah lingkungan,
kandungan lokal, atau jumlah tenaga kerja sesuai
dengan kriteria setiap sektor usaha.
• Untuk itu ketentuan mengenai start up untuk UMK
akan diatur dengan PP.
1919
Mengubah pendekatan perizinan dari berbasis izin (license base) ke berbasis risiko (risk based), dimana untuk
Risiko tinggi → Izin; Risiko menengah→ Sertifikat Standar; Risiko rendah → pendaftaran/ NIB (Nomor Induk Berusaha).
20
1. Peningkatan Ekosistem Investasi dan Kegiatan Berusaha
Penerapan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko (RBA)
Penyederhanaan Perizinan Berusaha per Sektor, Kemudahan dan Persyaratan Investasi
• Sektor yang diatur: Kelautan dan Perikanan, Pertanian; Kehutanan; Energi dan Sumber Daya Mineral; Ketenaganukliran; Perindustrian;
Perdagangan, Jaminan Produk Halal, Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; Transportasi; Kesehatan; Obat dan Makanan;
Pendidikan dan Kebudayaan; Pariwisata; Keagamaan; Pos Telekomunikasi dan Penyiaran; Pertahanan dan Keamanan.
• Perizinan Berusaha pada sektor Pendidikan hanya berlaku atas Lembaga Pendidikan Formal di Kawasan Ekonomi Khusus.
• Memperluas Lembaga Pemeriksa Halal (dapat dilakukan oleh ormas islam dan perguruan tinggi negeri)
• Fatwa halal tetap dikeluarkan MUI
• Biaya sertifikasi halal untuk UMK ditanggung oleh Pemerintah.
Jaminan Produk Halal
• Bank Tanah menyediakan TORA minimal 30%
Kawasan Hutan
• Penyederhanaan perizinan pada 18 sektor melalui penerapan Risk Based Approach (RBA).
• Pengintegrasian persetujuan lingkungan ke dalam perizinan berusaha. AMDAL tetap ada untuk kegiatan usaha yang
berdampak penting (risiko tinggi) terhadap kesehatan (health), keselamatan (safety), dan lingkungan (environment) serta
kegiatan pengelolaan sumber daya alam
21
2. Perizinan Berusaha
Penyederhanaan Perizinan Berusaha di 18 Sektor
Perizinan Dasar (tata Ruang, Lingkungan, Bangunan)
• Kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang → Perizinan dasar untuk Tata Ruang dilakukan melalui Kesesuaian Tata Ruang terhadap
RDTR/RTRW
• Persetujuan Lingkungan → Amdal tetap ada dan diintegrasikan ke dalam perizinan berusaha.
• Persetujuan Bangunan Gedung dan Sertifikat Laik Fungsi → menggunakan standar teknis bangunan gedung (bangunan gedung
sederhana mengikuti prototipe)
22
3. Ketenagakerjaan
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT)
• Kompensasi PKWT sesuai dengan masa kerja
pekerja/buruh.
• PKWT hanya dapat dibuat untuk pekerjaan tertentu
dan tidak dapat diadakan untuk pekerjaan yang
bersifat tetap.
Alih Daya/Outsourcing
• Pekerja/buruh pada perusahaan alih daya tetap
mendapat perlindungan atas hak-haknya.
• Dalam hal terjadi pergantian perusahaan alih daya,
pekerja/buruh dijamin kelangsungan kerjanya dan hak-
haknya.
Upah Minimum (UM)
• UM wajib ditetapkan di tingkat Provinsi (UMP),
sedangkan UM Kab/Kota tetap ada.
• Formulasi perhitungan UM memuat variabel
pertumbuhan ekonomi atau inflasi.
• Upah di atas UM ditetapakan berdasarkan
kesepakatan.
• UM yang telah ditetapkan sebelum UU CK tidak boleh
diturunkan.
Tenaga Kerja Asing (TKA)
• TKA hanya untuk jabatan tertentu, waktu tertentu dan harus punya
kompetensi tertentu, diwajibkan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja
Asing (RPTKA).
Pesangon
• Pekerja/buruh yang mengalami PHK tetap mendapatkan uang
pesangon, uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian
hak sesuai peraturan perundang-undangan.
• Pekerja/buruh yang mengalami PHK akan mendapatkan
kompensasi PHK 25 kali upah, yang terdiri atas 19 kali
ditanggung pemberi kerja dan 6 kali ditanggung Pemerintah
melalui Program Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP).
Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP)
Diselenggarakan oleh BPJS Ketenagakerjaan dan Pemerintah, dan
tidak mengurangi manfaat JKK, JKm, JHT, dan JP.
Waktu Kerja
Ketentuan waktu kerja tetap sesuai dengan UU 13/2003, dan
terdapat penambahan pengaturan waktu kerja yang lebih fleksibel
untuk pekerjaan tertentu.
23
4. Kemudahan, Perlindungan, serta Pemberdayaan Koperasi dan UMK-M
• Perizinan Tunggal bagi UMK, cukup melalui pendaftaran.
• Memberikan insentif dan kemudahan bagi Usaha Menengah dan Besar yang bermitra dengan UMK.
• Pengelolaan terpadu UMK melalui sinergi dengan pemangku kepentingan.
• Insentif Fiskal dan Pembiayaan untuk pengembangan dan pemberdayaan UMKM.
• Pemerintah memprioritaskan penggunaan DAK untuk mendanai kegiatan pengembangan dan pemberdayaan UMKM.
• Pemberian fasilitasi layanan bantuan dan perlindungan hukum bagi UMK.
• Prioritas produk/jasa UMK dalam pengadaan barang dan jasa Pemerintah.
• Kemitraan UMK melalui penyediaan tempat promosi, tempat usaha atau pengembangan UMK pada infrastruktur publik.
UMK-M
• Koperasi Primer dibentuk paling sedikit 9 orang anggota;
• Rapat Anggota Tahunan (RAT) dapat dilakukan secara virtual;
• Buku daftar anggota berbentuk tertulis atau elektronik;
• Dapat melaksanakan usaha berdasarkan prinsip Syariah.
Koperasi
5. Kemudahan Berusaha
• Kunjungan pra-investasi dapat
menggunakan Visa Kunjungan, dan jaminan
visa dapat berupa deposit.
• Perluasan cakupan Izin Tinggal Tetap yang
dapat diberikan juga untuk Rumah Kedua.
Imigrasi
• Percepatan proses paten.
• Pelaksanaan paten wajib, dapat dilakukan
melalui impor.
Paten
Merek
Penyederhanaan dan percepatan proses merek.
Perseroan Terbatas (PT)
Izin gangguan (HO) dihapuskan.
Penghapusan Izin Gangguan
• Pendirian PT Perseorangan untuk UMK dapat dilakukan oleh
satu orang.
• Penyederhanaan proses dan pengurangan biaya pendirian PT.
BUMDesa berbentuk Badan Hukum.
Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa)
SUBSTANSI UU CIPTA KERJA (5/5)
24
6. Dukungan Riset & Inovasi
Pemerintah Pusat dapat memberikan penugasan khusus
kepada BUMN untuk menyelenggarakan fungsi
kemanfaatan umum serta riset dan inovasi nasional.
Untuk menjalankan Penelitian, Pengembangan, Pengkajian,
dan Penerapan, serta Invensi dan Inovasi yang
terintegrasi di daerah, Pemerintah Daerah membentuk badan.
Penugasan BUMN Pembentukan Badan Riset dan Inovasi di Daerah
25
7. Pengadaan Tanah
Percepatan proses pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum.
Percepatan Proyek Strategis Nasional
Penguatan pelaksanaan Hak Pengelolaan Lahan (HPL) dan pemberian HGB diatas HPL dapat diperpanjang dan diperbaharui
setelah beroperasi/laik operasi.
Hak Pengelolaan Lahan (HPL) dan Hak Guna Bangunan (HGB)
Pembentukan Bank Tanah dalam rangka efisiensi pengeloaan tanah. Salah satu tugasnya melakukan reforma agraria
(resdistribusi tanah) paling kurang 30% dari tanah yang dikelola.
Pembentukan Bank Tanah
26
8. Kawasan Ekonomi
1. Perluasan kegiatan di KEK mencakup jasa Pendidikan dan Kesehatan.
2. Pengusulan KEK oleh badan usaha swasta harus sudah menguasai lahan min. 50%
3. Administrator KEK berwenang sebagai otoritas perizinan di KEK berdasarkan NSPK.
4. Kewajiban Pemda mendukung KEK.
5. Terdapat penambahan fasilitas untuk impor barang konsumsi di KEK non-industri.
6. Berlaku insentif ketenagakerjaan yang diatur dalam PP.
1. Kelembagaan KPBPB.
2. Badan Pengusahaan berwenang sebagai otoritas perizinan di KPBPB berdasarkan NSPK.
Kawasan Ekonomi Khusus
Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB)
27
9. Investasi Pemerintah Pusat & Percepatan Proyek Strategis Nasional
Membentuk lembaga pengelola investasi Pemerintah Pusat (Sovereign Wealth Fund) untuk mengelola dan menempatkan sejumlah
dana dan/atau aset negara. Lembaga SWF berbentuk badan hukum Indonesia yang sepenuhnya dimiliki Pemerintah. Lembaga SWF
dapat melaksanakan investasi secara langsung maupun tidak langsung, melakukan kerjasama dengan pihak ketiga, atau melalui
pembentukan entitas khusus.
Keterangan :
Modal Awal Lembaga SWF ditetapkan paling sedikit Rp. 15 Triliun berupa dana tunai, dan sesuai hasil Ratas Investasi Pemerintah maka
diputuskan modal awal Lembaga ini sebesar USD 5 Milyar.
Pemerintah menyediakan lahan (tanah atau kawasan hutan) dan seluruh perizinan yang diperlukan dalam pelaksanaan Proyek
Strategis Nasional dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, BUMN, BUMD. Pengadaan lahan dapat dilakukan oleh swasta
(Pelaksana kegiatan apabila tidak tersedia anggaran pemerintah).
Investasi Pemerintah Pusat
Percepatan Proyek Strategis Nasional
28
10. Administrasi Pemerintah
Kewenangan K/L dan Pemerintah Daerah
Diskresi Presiden
Diskresi dapat dilakukan Presiden demi kepentingan nasional, dengan syarat: sesuai tujuan, sesuai Asas-Asas Pemerintahan Umum
Yang Baik (AUPB), berdasarkan alasan yang objektif, tidak menimbulkan konflik kepentingan, dan dilakukan dengan itikad baik.
Kewenangan Menteri, Kepala Lembaga, atau Pemerintah Daerah yang telah ditetapkan dalam UU untuk menjalankan atau membentuk
peraturan perundang-undangan harus dimaknai sebagai pelaksanaan kewenangan Presiden.
1. Permohonan perizinan dianggap disetujui bila batas waktu dalam Service Level Agreement (SLA) telah terlewati.
2. Pelaksanaan kewenangan perizinan tetap dilakukan Pemda dengan Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) yang
ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.
3. Penetapan NSPK dalam rangka penyelenggaraan Perizinan Berusaha (Pemerintah Pusat dan Pemda) dalam bentuk PP.
4. Penyederhanaan pelayanan perizinan dan dilakukan secara elektronik sesuai NSPK.
Service Level Agreement (SLA) & Penetapan NSPK
29
11. Pembinaan & Pengawasan (Pengenaan Sanksi)
a. Pelanggaran ketentuan administrasi, dikenakan sanksi administrasi.
b. Pelanggaran yang menimbulkan akibat K3L (Kesehatan, Keselamatan, Keamanan, dan Lingkungan),
dikenakan sanksi pidana
Pengaturan PPNS dikembalikan pada Undang-Undang eksisting dengan pertimbangan untuk menghindari duplikasi
kewenangan dengan Kepolisian
Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS)
Penataan Ulang Sanksi Dengan Penerapan Ultimum Remedium
30
▪ Untuk pelaksanaan UU Cipta Kerja, perlu ditetapkan:
❑ Peraturan Pemerintah (PP) dan Peraturan Presiden (Perpres) yang baru
❑ Menyesuaikan (revisi) PP dan Perpres yang masih berlaku (existing).
▪ Konsepsi penyusunan harus mengikuti konsepsi UU Cipta Kerja, yaitu pengintegrasianpengaturan serta penyederhaan jumlah dan bentuknya → betul-betul sederhana dan tidakmenimbulkan birokrasi dan beban administrasi dan biaya baru.
▪ Contoh: PP NSPK Perizinan Berusaha yang mencakup 18 K/L → hanya dijadikan 1 PP (sebelumnya K/L menyusun atau menetapkan masing-masing, parsial dan tidakterintegrasi).
▪ Meminimalkan delegasi pengaturan kepada Menteri/ Kepala atau Pemerintah Daerah, untukmenjaga standarisasi pengaturan (Peraturan Menteri/Kepala diupayakan hanya mengaturPetunjuk Teknis di internal K/L).