BAB I PENDAHULUAN Asma merupakan penyakit respiratorik kronik yang paling sering dijumpai pada anak. Asma dikelompokkan menjadi dua aspek yaitu aspek akut (biasa dikenal sebagai serangan asma) dan aspek kronik (dikenal sebagai asma di luar serangan). Serangan asma adalah episode perburukan progresif gejala – gejala asma seperti batuk, sesak napas, mengi, rasa dada tertekan, atau berbagai kombinasi gejala tersebut. Serangan asma dapat dipicu oleh berbagai macam faktor pencetus seperti alergen, infeksi, polusi udara, makanan serta paparan asap rokok. 1 Kejadian asma meningkat dari tahun ke tahun baik di negara maju maupun negara berkembang. Di Indonesia, diperkirakan 10% anak usia 6-12 tahun menderita asma yang kemudian menurun menjadi 6,5 % pada usia 13-14 tahun. Berdasarkan laporan National Center for Health Statistics (NCHS), prevalensi serangan asma pada anak usia 0-17 tahun adalah 57 per 1000 anak (jumlah anak 4,2 juta) dan pada dewasa > 18 tahun adalah 38 per 1000 (jumlah dewasa 7,8 juta). 1,3 Serangan asma merupakan kegawatdaruratan medis yang lazim dijumpai di ruang gawat darurat. Kejadian utama pada serangan asma akut adalah obstruksi jalan napas secara luas yang ditimbulkan oleh kombinasi spasme otot polos bronkus, edema mukosa, akibat inflamasi saluran napas, dan sumbatan mukus.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
Asma merupakan penyakit respiratorik kronik yang paling sering dijumpai pada anak.
Asma dikelompokkan menjadi dua aspek yaitu aspek akut (biasa dikenal sebagai serangan asma)
dan aspek kronik (dikenal sebagai asma di luar serangan). Serangan asma adalah episode
perburukan progresif gejala – gejala asma seperti batuk, sesak napas, mengi, rasa dada tertekan,
atau berbagai kombinasi gejala tersebut. Serangan asma dapat dipicu oleh berbagai macam faktor
pencetus seperti alergen, infeksi, polusi udara, makanan serta paparan asap rokok.1
Kejadian asma meningkat dari tahun ke tahun baik di negara maju maupun negara
berkembang. Di Indonesia, diperkirakan 10% anak usia 6-12 tahun menderita asma yang
kemudian menurun menjadi 6,5 % pada usia 13-14 tahun. Berdasarkan laporan National Center
for Health Statistics (NCHS), prevalensi serangan asma pada anak usia 0-17 tahun adalah 57 per
1000 anak (jumlah anak 4,2 juta) dan pada dewasa > 18 tahun adalah 38 per 1000 (jumlah
dewasa 7,8 juta). 1,3
Serangan asma merupakan kegawatdaruratan medis yang lazim dijumpai di ruang gawat
darurat. Kejadian utama pada serangan asma akut adalah obstruksi jalan napas secara luas yang
ditimbulkan oleh kombinasi spasme otot polos bronkus, edema mukosa, akibat inflamasi saluran
napas, dan sumbatan mukus. Tujuan tatalaksana serangan asma adalah meredakan penyempitan
saluran respiratorik secepat mungkin, mengurangi hipoksemia, mengembalikan fungsi paru ke
keadaan normal secepatnya. Intervensi yang cepat dan tepat untuk pasien eksaserbasi asma
secara signifikan dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas.1
Terlambatnya penanganan terhadap penderita asma dapat menimbulkan dampak yang
cukup fatal, bahkan bisa berujung pada kematian. Oleh karena itu dalam laporan ini penulis
membahas definsi, epidemiologi, klasifikasi, diagnosis serta penatalaksanaan asam akut dalam
serangan yang diharapkan bisa membantu penatalaksanaan serangan asma akut pada anak.
BAB II
ILUSTRASI KASUS
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. N
Umur : 7 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Gunung Selan, Kecamatan Arga Makmur, Kabupaten Bengkulu Utara
Agama : Islam
Tanggal Masuk RS : 1. 12 Desember 2014, pukul 11.00 WIB
2. 12 Desember 2014, pukul 19.00 WIB
2. ANAMNESIS (Autoanamnesis dan Alloanamnesis)
Keluhan Utama :
Sesak napas sejak 9 jam yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang :
- Anak batuk sejak 4 hari yang lalu. Batuk berdahak berwarna bening. Frekuensi
bertambah jika malam hari dan udara dingin serta setelah beraktivitas. Batuk tidak
disertai demam.
- Sesak napas sejak pukul 11.00 WIB,saat pasien sedang beraktivitas di sekolah. Sesak
bertambah jika berbaring dan lebih ringan jika duduk. Sesak tidak disertai warna biru
pada bibir, dan tidak terdengar adanya bunyi menciut. Pada saat sesak pasien berbicara
dengan memenggal kalimat. Sesak tidak dipengaruhi oleh cuaca dan makanan.
- Sesak pukul 11.00 WIB pasien dibawa ke IGD dan didiagnosis serangan asma ringan
serta diberi pengobatan nebulisasi ventolin 1 x dan dipulangkan. Obat pulang : ambroxol
syrup 3 x 1cth
- Pada pukul 19.00 WIB pasien dibawa kembali ke IGD dengan keluhan yang sama.
Riwayat Penyakit Dahulu :
- Anak pernah dirawat di rumah sakit karena keluhan yang sama sejak usia 2 tahun dan
serangan terjadi lebih kurang 1 kali dalam sebulan.
- Riwayat bersin bersin dan mata berair jika terkena debu ada
- Riwayat bersin – bersin pagi hari disangkal
- Riwayat alergi makanan disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga :
Riwayat keluarga penderita asma ada yaitu nenek pasien penderita asma.
Riwayat atopi lainnya pada keluarga tidak diketahui
Riwayat Kehamilan Dan Persalinan
Riwayat Antenatal :
ANC ke bidan
Riwayat Persalinan :
Anak lahir ditolong oleh bidan,cukup bulan, lahir spontan, berat badan lahir dan
panjamg badan lahir tidak diketahui
Riwayat Perkembangan :
Riwayat perkembangan sesuai anak seusianya
Riwayat Imunisasi :
Jenis Vaksin
Usia Pemberian Vaksin
Bulan Tahun
0 1 2 4 6 9 12 15 18 24 3 5 6 7
Hepatitis B
Polio
BCG
DPT
HiB
PCV
Influenza
Campak
MMR
Tifoid Tidak ada informasi
Hepatitis A Tidak ada informasi
Varisela1x sampai umur 18 tahun,pada pasien tidak
ada informasi
Ket : : Sudah dilakukan: Booster, pada pasien tidak ada informasi
: Pemberian imunisasi awal, pada pasien tidak ada informasi
3. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Tampak sesak
Kesadaran : Komposmentis
Tanda vital : Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 110 x/menit, kualitas cukup, reguler
Suhu : 36,5 oC
Respirasi : 50 x/menit
Status gizi berdasrkan CDC 2000
Berat badan : 20 kg
Panjang/tinggi badan : 115 cm
BB/U : 20/22,5 x 100% = 88,8 % (gizi sedang)
BB/TB : 20/22 x 100% = 90,1 % (gizi baik)
TB/U : 115/122 = 94,26 % (gizi baik)
Kulit
Warna : Sawo matang
Sianosis : Tidak ada
Turgor : Cepat kembali
Kepala
Bentuk : Normosefal
Rambut :Warna hitam
Mata
Konjungtiva : Tidak anemis
Sklera : Tidak ikterik
Pupil : Diameter 3 mm/3 mm, isokor, reflek cahaya +/+
Telinga : Bentuk simetris, sekret tidak ada, membran timpani utuh
Hidung
Pernafasan cuping hidung: ada
Epistaksis : Tidak ada
Sekret : ada
Edema : edema konka ada
Polip : Tidak diperiksa
Mulut
Bentuk : Normal
Bibir : Mukosa bibir basah, sianosis tidak ada
Faring
Hiperemi : Tidak ada
Edema : Tidak ada
Membran/pseudomembran : Tidak ada
Tonsil :T1-T1 tidak hiperemis
Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-)
Thorak
Dinding dada/paru :
Inspeksi : Bentuk : Simetris
Retraksi : Ada
Palpasi : Fremitus kiri dan kanan normal
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Suara napas Vesikuler, rhonki (-/-), Wheezing (+/+)
Jantung :
Inspeksi : Iktus tidak terlihat
Palpasi : Apeks tidak teraba, thrill tidak ada
Perkusi : Batas kanan ICS IV LPS dextra
Batas kiri ICS V LMK sinistra
Batas atas ICS II LPS sinistra
Auskultasi : Irama reguler, S1 dan S2 tunggal, bising tidak ada
Abdomen
Inspeksi : Distensi tidak ada
Palpasi : Tidak teraba hati,lien
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Ekstremitas
Ekstremitas atas : Akral hangat, tidak ada oedem, tidak sianosis, CRT < 2s
Ekstremitas bawah : Akral hangat, tidak ada oedem, tidak sianosis, CRT < 2s