Top Banner
Megapolitan | 5 SENIN, 29 NOVEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA P OLISI harus mening- katkan pengawasan terhadap aktivitas yang terjadi di ka- wasan pergudangan. Pasal- nya, kawasan itu bisa menja- di tempat yang aman untuk menyimpan atau menimbun barang ilegal. Apalagi kawasan pergudang- an itu umumnya jauh dari pemukiman warga. Masyara- kat yang melintas di wilayah tersebut adalah mereka yang memang beraktivitas di sana. Sehingga, aktivitas melanggar hukum cenderung aman di- lakukan di kawasan itu. Seperti di kompleks Pergu- dangan Taman Tekno Bumi Serpong Damai (BSD) City, Serpong, Kota Tangerang Se- latan, Banten. Dua gudang di wilayah tersebut, tepatnya di Blok 0-8 dan Blok M-25, dijadi- kan tempat penimbunan mi- numan keras impor, dan setelah 1 tahun lebih baru diketahui petugas Kantor Wilayah Bea dan Cukai Banten pada 24/11 2010. Berdasarkan catatan, bebe- rapa waktu lalu, di areal per- gudangan Kompleks Taman Tekno juga ditemukan lokasi untuk menimbun jamu tra- disional palsu. Saat itu yang membongkar adalah aparat Polsek Metro Tangerang. Dari hasil pemantauan di lokasi, deretan pergudangan di Blok 0 dan Blok M yang ak- tivitasnya terlihat dari luar ha- nya bisa dihitung dengan jari. Sebagian besar tertutup rapat. “Selama satu tahun lebih kami bertugas di sini, tidak tahu barang apa yang di sim- pan di dalam gudang di Blok M-25 itu,” kata salah seorang karyawan gudang yang ha- nya selisih beberapa gudang dengan tempat penimbunan miras tersebut. Meski demikian, lanjut dia, bila malam hari, gudang yang dijadikan tempat untuk me- nimbun minuman keras itu sering didatangi mobil mewah dan jenis Suzuki APV. “Selain mobil boks, yang sering datang ke gudang itu adalah sedan me- wah dan APV,” katanya. Oleh karena itu, ia mengaku kaget begitu mengetahui isi gudang itu adalah minuman keras ilegal. Sebanyak 108 ribu botol miras impor senilai Rp106 miliar ditemukan di gudang berlantai 2 yang berdiri di atas lahan 480 m 2 tersebut. Petugas Bea dan Cukai juga menemu- kan 428 lembar pita cukai dan hologram PHRI palsu. Pengawasan dipertanyakan Seorang penjaga gudang lain- nya mengatakan semua mobil aparat yang berada di tempat kejadian perkara (TKP) pada saat proses penggerebekan berpelat nomor BK. Itu artinya kendaraan yang digunakan dalam operasi itu berasal dari daerah Medan. Sehingga, ia mempertanya- kan kinerja aparat sekitar dae- rah gudang penimbunan itu. Proses pengangkutan mi- numan keras tersebut mema- kan waktu dua hari dengan melibatkan sekitar 50 mobil boks berukuran besar dan satu truk kontainer 40 feet. Karyawan-karyawan yang bekerja di sekeliling gudang dan juga warga sekitar dikerah- kan dalam proses pemindahan botol-botol minuman keras ke Kantor Pengawasan dan Pe- layanan Bea dan Cukai, Alam Sutra, Tangerang Selatan. Saat dimintai konrmasi, Ka- polsek Cisauk Ajun Komisaris Wempi tidak mengangkat tele- pon selulernya. (*/J-2) sumantri@ mediaindonesia.com Gudang Rawan Disalahgunakan Butuh dua hari untuk memindahkan minuman keras dari gudang di kawasan BSD ke gudang milik Bea dan Cukai di Alam Sutra. Sumantri Handoyo Bila malam hari, gudang minuman keras itu sering didatangi mobil mewah.”
1

SENIN, 29 NOVEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA Gudang … · numan keras impor, dan setelah ... nimbun minuman keras itu sering didatangi mobil mewah ... daerah Medan. Sehingga, ia mempertanya-

Apr 04, 2019

Download

Documents

buinhu
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: SENIN, 29 NOVEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA Gudang … · numan keras impor, dan setelah ... nimbun minuman keras itu sering didatangi mobil mewah ... daerah Medan. Sehingga, ia mempertanya-

Megapolitan | 5SENIN, 29 NOVEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA

POLISI harus mening-katkan pengawasan terhadap aktivitas yang terjadi di ka-

wasan pergudangan. Pasal-nya, kawasan itu bisa menja-di tempat yang aman untuk menyimpan atau menimbun barang ilegal.

Apalagi kawasan pergudang-an itu umumnya jauh dari pemukiman warga. Masyara-kat yang melintas di wilayah tersebut adalah mereka yang memang beraktivitas di sana. Sehingga, aktivitas melanggar hukum cenderung aman di-

lakukan di kawasan itu.Seperti di kompleks Pergu-

dangan Taman Tekno Bumi Serpong Damai (BSD) City, Serpong, Kota Tangerang Se-latan, Banten. Dua gudang di wilayah tersebut, tepatnya di Blok 0-8 dan Blok M-25, dijadi-kan tempat penimbunan mi-numan keras impor, dan setelah 1 tahun lebih baru diketahui petugas Kantor Wilayah Bea dan Cukai Banten pada 24/11 2010.

Berdasarkan catatan, bebe-rapa waktu lalu, di areal per-gudangan Kompleks Taman Tekno juga ditemukan lokasi untuk menimbun jamu tra-disional palsu. Saat itu yang

membongkar adalah aparat Polsek Metro Tangerang.

Dari hasil pemantauan di lo kasi, deretan pergudangan di Blok 0 dan Blok M yang ak-tivitasnya terlihat dari luar ha-nya bisa dihitung dengan jari. Sebagian besar tertutup rapat.

“Selama satu tahun lebih kami bertugas di sini, tidak tahu barang apa yang di sim-pan di dalam gudang di Blok M-25 itu,” kata salah seorang karyawan gudang yang ha-nya selisih beberapa gudang dengan tempat penimbunan miras tersebut.

Meski demikian, lanjut dia, bila malam hari, gudang yang dijadikan tempat untuk me-nimbun minuman keras itu sering didatangi mobil mewah dan jenis Suzuki APV. “Selain mobil boks, yang sering datang ke gudang itu adalah sedan me-wah dan APV,” katanya.

Oleh karena itu, ia mengaku kaget begitu mengetahui isi

gudang itu adalah minuman keras ilegal.

Sebanyak 108 ribu botol miras impor senilai Rp106 miliar ditemukan di gudang berlantai 2 yang berdiri di atas lahan 480 m2 tersebut. Petugas Bea dan Cukai juga menemu-kan 428 lembar pita cukai dan hologram PHRI palsu.

Pengawasan dipertanyakanSeorang penjaga gudang lain-

nya mengatakan semua mobil aparat yang berada di tempat kejadian perkara (TKP) pada saat proses penggerebekan berpelat nomor BK. Itu artinya kendaraan yang digunakan dalam operasi itu berasal dari

daerah Medan. Sehingga, ia mempertanya-

kan kinerja aparat sekitar dae-rah gudang penimbunan itu.

Proses pengangkutan mi-numan keras tersebut mema-kan waktu dua hari dengan melibatkan sekitar 50 mobil boks berukuran besar dan satu truk kontainer 40 feet.

Kar yawan-karyawan yang bekerja di sekeliling gudang dan juga warga sekitar dikerah-kan dalam proses pemindahan botol-botol minuman keras ke Kantor Pengawasan dan Pe-layanan Bea dan Cukai, Alam Sutra, Tangerang Selatan.

Saat dimintai konfi rmasi, Ka-polsek Cisauk Ajun Komisaris Wempi tidak mengangkat tele-pon selulernya. (*/J-2)

[email protected]

Gudang Rawan DisalahgunakanButuh dua hari untuk

memindahkan minuman keras dari gudang di kawasan BSD

ke gudang milik Bea dan Cukai di

Alam Sutra.

Sumantri Handoyo

Bila malam hari, gudang minuman keras itu sering didatangi mobil mewah.”