Top Banner
AYOMI AMINDONI T IAP kali mendengar kata ‘pegadaian’ yang terpatri dalam pikiran orang awam adalah tempat terakhir ketika terpepet dalam hal nansial. Orang da- tang ke Pegadaian untuk meng- gadaikan barang mereka se- perti elektronik dan kendaraan bermotor guna mendapatkan dana segar. Dengan persepsi tersebut, sering kali masyarakat merasa malu untuk datang ke Pega- daian. Hal itu ingin diubah Suwhono, Direktur Utama Perusahaan Umum (Perum) Pegadaian yang baru dilantik 24 Februari lalu. Image masyarakat tentang Pegadaian selama ini hanyalah ada satu produk yang namanya gadai. Karena image-nya ada- lah tukang gadai, sering kali masyarakat itu ada perasaan yang datang ke pegadaian hanya orang kepepet. Mereka jadi malu karena statusnya,” tutur Suwhono dalam perbin- cangan dengan Media Indonesia, belum lama ini. Pria kelahiran Sragen, Jawa Tengah, 4 Maret 56 tahun yang lalu ini mengungkapkan seiring dengan 110 tahun keberadaan Pegadaian, perusahaan pelat merah itu semakin mening- katkan kinerja. Salah satunya dengan memperbanyak produk dan layanannya. Dengan latar belakang se- bagai seorang lulusan seko- lah menengah ekonomi atas (SMEA), Suwhono mengaku di bangku kuliah, yakni di Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, ia sering diremeh- kan teman-teman satu fakul- tasnya. Saat itu, lulusan SMEA dianggap sebagai warga nomor dua di bawah paspal (ilmu pasti dan pengetahuan alam, sekarang IPA). “Saya dari SMEA, dari dulu zaman mahasiswa nyek-nyekan (diejek), SMEA kok masuk perguruan tinggi. Karena di- anggap remeh, saya coba untuk tekun, bahkan sering kali yang berasal dari paspal, kalau tidak diimbangi dengan ketekunan, bisa lewat juga,” ujarnya. Filosofi ketekunan itu pun diterapkan di perusahaan- nya. Meski industri pegadaian masih jauh di bawah industri perbankan, multifinance, dan lainnya di bidang pembiayaan, Pegadaian terus ber upaya membangun bisnis. Salah sa- tunya dengan memperluas jangkauan nasabah melalui perluasan jaringan dan variasi produk. Tidak hanya melayani go- longan ekonomi menengah ke bawah melalui pembiayaan dengan cara gadai dan non- gadai (dusia), sejak 2008 Pe- gadaian berinovasi dengan menyediakan layanan bagi masyarakat golongan ekonomi menengah berupa investasi logam mulia atau emas. Nilai investasi itu bervariasi, dari 5 gram hingga 10 kilogram. “Pegadaian harus benar- benar berperan aktif untuk me- realisasi visi misi kita menjadi champion dalam bidang kredit dan dusia. Kalau dibanding- kan dengan perbankan, kita sulit mengejar karena mereka sudah duluan berkecimpung di fidusia. Kalau di sistem gadai, kita selalu jadi leader,” terangnya. Ubah paradigma Bapak tiga putra putri ini mengetahui benar arti penting keamanan berinvestasi. Dia ingin mengubah paradigma investasi bahwa low risk low in- come, high risk high income, atau keuntungan hanya bisa diper- oleh dengan risiko. Menurut- nya, meski emas dikategorikan sebagai berisiko rendah, bisa memiliki pendapatan besar. “Emas kan termasuk low risk karena harganya relatif stabil dan cenderung meningkat. Dalam kurun waktu tertentu ada yang turun, tapi jika kita tarik secara empiris, 3-4 tahun atau satu tahun saja, pasti ujung graknya naik,” terangnya. Dengan dasar tersebut, Pe- rum Pegadaian menempatkan investasi emas itu untuk me- lengkapi produk-produk yang telah dikeluarkan sebelumnya. Hal itu termasuk produk seperti pembiayaan gadai dan nonga- dai, baik konvensional mau- pun syariah. Produk-produk Pegadaian tersebut adalah KCA (Kredit Cepat dan Aman), Krista (Kredit Tepercaya untuk Wanita Wirausaha), Kreasi (pembiayaan usaha mikro dan kecil dengan jaminan BPKP) dan Ar Rahn (gadai syariah). Dengan produk tersebut, Suwhono yakin perusahaan yang baru dua bulan dipimpin- nya itu dapat bersaing dengan perusahaan di sektor keuangan lain seperti perbankan dan multinance. “Statusnya adalah sama untuk solusi keuangan. Bentuk solusi keuangannya itu kita sesuaikan dengan visi dan misi Pegadaian,” tuturnya. Untuk mendukung layanan- nya, sekarang ini Perum Pe- gadaian membangun 54 gerai penjualan logam emas di selu- ruh Indonesia. Saat ini Pegadaian telah memiliki 4.913 gerai layanan gadai di seluruh Tanah Air. Ke depannya, jika regulasi memungkinkan, gerai itu juga akan digunakan sebagai area sentra emas. Pemisahan gerai penjualan emas dengan pega- daian adalah salah satu misi pegadaian untuk melakukan spesialisasi. “Penanganan bisnisnya ini kita lakukan spesialisasi. Jadi, logam mulia bisa dijual di ca- bang-cabang selain layanan yang lain, tapi di galeri 24 hanya untuk penjualan logam mulia,” ujar mantan bankir ini. Tidak berhenti sampai di situ, Pegadaian juga akan menye- diakan layanan jasa transaksi pembayaran untuk listrik, air, telepon, pulsa, dan cicilan kendaraan bermotor. Suwhono menjelaskan layanan transaksi payment itu akan direalisasikan pada 2012 setelah jaringan teknologi informasinya selesai dibangun. “Rencana jangka pendek, kita akan perluas jaringan infrastruk- tur dan reorganisasi spesialisasi tiap sektor. Reorganisasi kedua berdasarkan rencana kendali sehingga akan ada area manager di bawah pemimpin wilayah yang membawahkan kantor cabang,” ujarnya. Ganti status setelah lama berkecimpung di PT Bank Mandiri Tbk, salah satu perusahaan blue chip di Bursa Efek Indonesia, Suwhono menyadari pentingnya sumber dana dari pasar permodalan. Untuk itu, perusahaan yang dipimpinnya sekarang juga diarahkan untuk menjadi pe- rusahaan publik. Guna mencapai target terse- but, ia mendorong peralihan status Pegadaian dari perum menjadi perseroan terbatas (PT) pada tahun ini. Usaha pergan- tian bentuk perusahaan itu sebe- narnya sudah dilakukan sejak tahun kemarin, tetapi hingga sekarang belum juga selesai. “Kita mohon ke Kemente- rian BUMN supaya dipercepat perubahan bentuk perum ke persero agar kita lebih leluasa melakukan fund rising dengan IPO (initial public offering) atau dengan cara lain. Proses ini saya harapkan di 2011 ini,” tambahnya. Tahun lalu, Pegadaian men- catatkan pertumbuhan omzet sebesar Rp63,7 triliun atau meningkat 30% ketimbang 2009 yang mencapai Rp48,3 triliun. Laba bersih naik 47,8% menjadi Rp1,17 triliun dari 2009 yang hanya Rp798,19 miliar. De- ngan kinerja mengilap tersebut, sebagai pejabat baru Suwhono dihadapkan pada tantangan berat untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja Pegadaian. Meski begitu, hal tersebut tidak akan menjadi beban bagi pria yang sudah 30 tahun berkarier di sektor keuangan ini. Mantan direktur keuangan di Pelindo I ini tetap berpegang teguh pada prinsip kerja ikhlas, kerja tuntas. Dia berharap selu- ruh manajemen dan karyawan di Perum Pegadaian menerap- kannya juga. “Ayo semuanya kerja keras, kerja ikhlas. Kalau ada masalah, kita atasi bersama. Saya ada- lah bagian dari bagianmu se- hingga kalau ada masalah, (itu) masalahku juga. Kalau kerja, bagus. Misalnya ada yang kurang, kita selalu ada diskusi,” tuturnya. (E-5) amindoni @mediaindonesia.com Mengatasi Masalah dengan Banyak Solusi C EO TALKS 16 SENIN, 25 APRIL 2011 Tidak berhenti di gadai dan investasi, Pegadaian juga didorong untuk menyediakan layanan jasa transaksi pembayaran (payment). BIODATA Nama: Suwhono Tempat, Tanggal Lahir : Sragen, 4 Maret 1955 Pendidikan : SMEP Sragen 1967-1970 SMEA Sragen 1970-1973 Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang, 1974-1979 Karier : 1981-1999: Bank Bumi Daya, jabatan terakhir professional staff (selevel kepala cabang). 1999-2009: Bank Mandiri, jabatan terakhir executive vice president. Juga menjabat Komisaris Mandiri Sekuritas. 2009-Februari 2011: Pelindo I Medan, jabatan direktur keuangan. 24 Februari 2011-sekarang: Pegadaian, jabatan direktur utama. MI/ROMMY P Pegadaian harus benar-benar berperan aktif untuk merealisasi visi misi kita menjadi champion dalam bidang kredit dan fidusia. Kalau dibandingkan dengan perbankan, kita sulit mengejar karena mereka sudah duluan berkecimpung di fidusia. Kalau di sistem gadai, kita selalu jadi leader.”
1

SENIN, 25 APRIL 2011 Mengatasi Masalah dengan Banyak Solusi · 4/25/2011 · kita sesuaikan dengan visi dan misi Pegadaian,” tuturnya. Untuk mendukung layanan-nya, sekarang ini

Jun 04, 2019

Download

Documents

vunhu
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: SENIN, 25 APRIL 2011 Mengatasi Masalah dengan Banyak Solusi · 4/25/2011 · kita sesuaikan dengan visi dan misi Pegadaian,” tuturnya. Untuk mendukung layanan-nya, sekarang ini

AYOMI AMINDONI

TIAP kali mendengar kata ‘pegadaian’ yang terpatri dalam pikiran orang awam adalah

tempat terakhir ketika terpepet dalam hal fi nansial. Orang da-tang ke Pegadaian untuk meng-gadaikan barang mereka se-perti elektronik dan kendaraan bermotor guna mendapatkan dana segar.

Dengan persepsi tersebut, se ring kali masyarakat merasa malu untuk datang ke Pega-daian. Hal itu ingin diubah Suwhono, Direktur Utama Perusahaan Umum (Perum) Pegadaian yang baru dilantik 24 Februari lalu.

“Image masyarakat tentang Pegadaian selama ini hanyalah ada satu produk yang namanya gadai. Karena image-nya ada-lah tukang gadai, sering kali masyarakat itu ada perasaan yang datang ke pegadaian hanya orang kepepet. Mereka jadi malu karena statusnya,” tutur Suwhono dalam perbin-cangan dengan Media Indonesia, belum lama ini.

Pria kelahiran Sragen, Jawa Tengah, 4 Maret 56 tahun yang lalu ini mengungkapkan seiring dengan 110 tahun keberadaan Pegadaian, perusahaan pelat merah itu semakin mening-katkan kinerja. Salah satunya dengan memperbanyak produk dan layanannya.

Dengan latar belakang se-bagai seorang lulusan seko-lah menengah ekonomi atas (SMEA), Suwhono mengaku di bangku kuliah, yakni di Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, ia sering diremeh-kan teman-teman satu fakul-tasnya. Saat itu, lulusan SMEA dianggap sebagai warga nomor dua di bawah paspal (ilmu pasti dan pengetahuan alam, sekarang IPA).

“Saya dari SMEA, dari dulu zaman mahasiswa nyek-nyekan (diejek), SMEA kok masuk perguruan tinggi. Karena di-anggap remeh, saya coba untuk tekun, bahkan sering kali yang berasal dari paspal, kalau tidak diimbangi dengan ketekunan, bisa lewat juga,” ujarnya.

Filosofi ketekunan itu pun diterapkan di perusahaan-nya. Meski industri pegadaian masih jauh di bawah industri perbankan, multifinance, dan lainnya di bidang pembiayaan,

Pegadaian terus ber upaya membangun bisnis. Salah sa-tunya dengan memperluas jangkauan nasabah melalui perluasan jaringan dan variasi produk.

Tidak hanya melayani go-longan ekonomi menengah ke bawah melalui pembiayaan dengan cara gadai dan non-gadai (fi dusia), sejak 2008 Pe-gadaian berinovasi dengan menyediakan layanan bagi masyarakat golongan ekonomi menengah berupa investasi logam mulia atau emas. Nilai

investasi itu bervariasi, dari 5 gram hingga 10 kilogram.

“Pegadaian harus benar-benar berperan aktif untuk me-realisasi visi misi kita menjadi champion dalam bidang kredit dan fi dusia. Kalau dibanding-kan dengan perbankan, kita sulit mengejar karena mereka sudah duluan berkecimpung di fidusia. Kalau di sistem gadai, kita selalu jadi leader,” terangnya.

Ubah paradigmaBapak tiga putra putri ini

mengetahui benar arti penting keamanan berinvestasi. Dia ingin mengubah paradigma investasi bahwa low risk low in-come, high risk high income, atau keuntungan hanya bisa diper-oleh dengan risiko. Menurut-nya, meski emas dikategorikan sebagai berisiko rendah, bisa memiliki pendapatan besar.

“Emas kan termasuk low risk karena harganya relatif stabil dan cenderung meningkat. Dalam kurun waktu tertentu ada yang turun, tapi jika kita tarik secara empiris, 3-4 tahun atau satu tahun saja, pasti ujung grafi knya naik,” terangnya.

Dengan dasar tersebut, Pe-

rum Pegadaian menempatkan investasi emas itu untuk me-lengkapi produk-produk yang telah dikeluarkan sebelumnya. Hal itu termasuk produk se perti pembiayaan gadai dan nonga-dai, baik konvensional mau-pun syariah. Produk-produk Pegadaian tersebut adalah KCA (Kredit Cepat dan Aman), Krista (Kredit Tepercaya untuk Wanita Wirausaha), Kreasi (pembiayaan usaha mikro dan kecil dengan jaminan BPKP) dan Ar Rahn (gadai syariah).

Dengan produk tersebut,

Suwhono yakin perusahaan yang baru dua bulan dipimpin-nya itu dapat bersaing dengan perusahaan di sektor keuangan lain seperti perbankan dan multifi nance. “Statusnya adalah sama untuk solusi keuangan. Bentuk solusi keuangannya itu kita sesuaikan dengan visi dan misi Pegadaian,” tuturnya.

Untuk mendukung layanan-nya, sekarang ini Perum Pe-gadaian membangun 54 gerai penjualan logam emas di selu-ruh Indonesia.

Saat ini Pegadaian telah memiliki 4.913 gerai layanan gadai di seluruh Tanah Air. Ke depannya, jika regulasi memungkinkan, gerai itu juga akan digunakan sebagai area sentra emas. Pemisahan gerai penjualan emas dengan pega-daian adalah salah satu misi pegadaian untuk melakukan spesialisasi.

“Penanganan bisnisnya ini kita lakukan spesialisasi. Jadi, logam mulia bisa dijual di ca-bang-cabang selain layanan yang lain, tapi di galeri 24 hanya untuk penjualan logam mulia,” ujar mantan bankir ini.

Tidak berhenti sampai di situ, Pegadaian juga akan menye-

diakan layanan jasa transaksi pembayaran untuk listrik, air, telepon, pulsa, dan cicilan kendaraan bermotor. Suwhono menjelaskan layanan transaksi payment itu akan direalisasikan pada 2012 setelah jaringan teknologi informasinya selesai dibangun.

“Rencana jangka pendek, kita akan perluas jaringan infrastruk-tur dan reorganisasi spesialisasi tiap sektor. Reorgani sasi kedua berdasarkan rencana kendali sehingga akan ada area manager

di bawah pemimpin wilayah yang membawahkan kantor cabang,” ujarnya.

Ganti statussetelah lama berkecimpung

di PT Bank Mandiri Tbk, salah satu perusahaan blue chip di Bursa Efek Indonesia, Suwhono menyadari pentingnya sumber dana dari pasar permodalan. Untuk itu, perusahaan yang dipimpinnya sekarang juga diarahkan untuk menjadi pe-rusahaan publik.

Guna mencapai target terse-but, ia mendorong peralihan status Pegadaian dari perum menjadi perseroan terbatas (PT) pada tahun ini. Usaha pergan-tian bentuk perusahaan itu sebe-narnya sudah dilakukan sejak tahun kemarin, tetapi hingga sekarang belum juga selesai.

“Kita mohon ke Kemente-rian BUMN supaya dipercepat perubahan bentuk perum ke persero agar kita lebih leluasa melakukan fund rising dengan IPO (initial public offering) atau dengan cara lain. Proses ini saya harapkan di 2011 ini,” tambahnya.

Tahun lalu, Pegadaian men-catatkan pertumbuhan omzet

sebesar Rp63,7 triliun atau meningkat 30% ketimbang 2009 yang mencapai Rp48,3 triliun. Laba bersih naik 47,8% menjadi Rp1,17 triliun dari 2009 yang hanya Rp798,19 miliar. De-ngan kinerja mengilap tersebut, sebagai pejabat baru Suwhono dihadapkan pada tantangan berat untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja Pegadaian.

Meski begitu, hal tersebut tidak akan menjadi beban bagi pria yang sudah 30 tahun berkarier di sektor keuangan ini. Mantan direktur keuangan di Pelindo I ini tetap berpegang teguh pada prinsip kerja ikhlas, kerja tuntas. Dia berharap selu-ruh manajemen dan karyawan di Perum Pegadaian menerap-kannya juga.

“Ayo semuanya kerja keras, kerja ikhlas. Kalau ada masalah, kita atasi bersama. Saya ada-lah bagian dari bagianmu se-hingga kalau ada masalah, (itu) masalahku juga. Kalau kerja, bagus. Misalnya ada yang kurang, kita selalu ada diskusi,” tuturnya. (E-5)

[email protected]

Mengatasi Masalahdengan Banyak Solusi

CEO TALKS16 SENIN, 25 APRIL 2011

Tidak berhenti di gadai dan investasi, Pegadaian juga didorong untuk menyediakan layanan jasa transaksi pembayaran (payment).

BIODATANama: Suwhono

Tempat, Tanggal Lahir : Sragen, 4 Maret 1955

Pendidikan :SMEP Sragen 1967-1970SMEA Sragen 1970-1973Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang, 1974-1979

Karier : 1981-1999: Bank Bumi Daya, jabatan terakhir professional staff (selevel kepala cabang).1999-2009: Bank Mandiri, jabatan terakhir executive vice president. Juga menjabat Komisaris Mandiri Sekuritas.2009-Februari 2011: Pelindo I Medan, jabatan direktur keuangan. 24 Februari 2011-sekarang: Pegadaian, jabatan direktur utama.

MI/ROMMY P

Pegadaian harus benar-benar

berperan aktif untuk merealisasi visi misi kita menjadi champion dalam bidang kredit dan fidusia. Kalau dibandingkan dengan perbankan, kita sulit mengejar karena mereka sudah duluan berkecimpung di fidusia. Kalau di sistem gadai, kita selalu jadi leader.”