Top Banner
Analisis Penggunaan Kartun Analisis Penggunaan Kartun Politik pada Media Cetak Politik pada Media Cetak Terhadap Pembentukan Terhadap Pembentukan Opini Publik Opini Publik (Studi Semiotika Kartun Opini “Dari Presiden ke Presiden: Tingkah-Polah Elit Politik” pada Harian Kontan 1998-2009)
20

Semiotika Komik Politik

Jul 03, 2015

Download

Education

payungfantasi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Semiotika Komik Politik

Analisis Penggunaan Kartun Analisis Penggunaan Kartun Politik pada Media Cetak Politik pada Media Cetak Terhadap Pembentukan Terhadap Pembentukan

Opini PublikOpini Publik(Studi Semiotika Kartun Opini “Dari Presiden ke Presiden: Tingkah-Polah Elit Politik” pada Harian

Kontan 1998-2009)

Page 2: Semiotika Komik Politik

Latar Belakang• Media sebagai upaya manusia dalam mempengaruhi

publik.• Kartun dan humor sebagai media yang menyegarkan

suasana dan tidak kaku, meski berisi kritikan.• Metoda yang disampaikan dalam kartun: distorsi/

deformasi, eksagerasi/ hiperbola, disorientasi.• Tingkat kelucuan dalam kartun: comical, satire,

cynical, sarcasm.

Page 3: Semiotika Komik Politik

KARTUN secara populer diartikan sebagai gambar garis sederhana yang menyajikan kejanggalan dan kekonyolan di sekitar kita melalui lelucon. Gambar lucu demikian sudah sejak dulu dilakukan orang untuk menertawakan diri sendiri dan kejanggalan tingkah-polah manusia. Seiring lahirnya mesin cetak, gambar lucu berkembang pesat baik dalam buku ataupun koran.

Page 4: Semiotika Komik Politik

Kartun digemari karena menyajikan berbagai kejutan yang menggoda pikiran. Ada berbagai cara kartun menyapa pelihat untuk menggelitik rasa lucu, antara lain:

2. distorsi, deformasi: gambar yang tak patuh pada realitas, hingga berbeda dari kenyataan sebenarnya, misal tangan seperti karet, kepala gede. Kelucuan gestural (olah tubuh) diharapkan menggoda impuls ketawa.

4. eksagerasi, hiperbola: yaitu melebih-lebihkan dalam menampilkan gambar. Misalnya kepala dibuat besar, tangan sangat panjang, hidung pinokio dll. Dalam karikatur wajah cara ini dipakai untuk memperkuat karakter.

6. disorientasi: dengan berbagai cara mengecoh tanggapan kita melalui situasi yang tidak semestinya / janggal, seperti berenang di padang pasir, dan berbagai tampilan situasi yang salah tempat…

Page 5: Semiotika Komik Politik

Kartun mengandalkan lelucon/humor untuk menyapa pelihatnya. Kadar kelucuan yang ditampilkan beragam:

omical, lelucon ringan membuat kita tertawa senang, biasanya lelucon gag lebih mengutamakan kejutan lucu tanpa niat menyinggung orang. Dalam wilayah ini kartun sering menggunakan cara disorientasi.

atire, lelucon yang menyampaikan sindiran, biasanya dilakukan dalam kartun yang mengungkap masalah sosial keseharian, ataupun kartun politik (editorial). Sindiran dibuat sedemikian rupa hingga tetap dapat dirasakan lucunya.

ynical, lelucon yang bersifat menghina/melecehkan, biasa ditampilkan pada kartun politik yang situasinya panas, perseteruan antar golongan, dsb.

arcasm, lelucon kasar menyerang, menteror, black humor, ‘sakit jiwa’. Lelucon demikian merupakan ekspresi marah dan frustrasi.

Page 6: Semiotika Komik Politik

GAG CARTOON adalah kartun yang mengungkap situasi keseharian dalam komedi untuk memancing tawa. Biasanya kartun ini menggunakan hanya satu bingkai/panel, mengangkat beragam topik secara imajinatif, aneh dan lucu. Kadang gag cartoon disebut COMIC CARTOON.

Page 7: Semiotika Komik Politik

EDITORIAL CARTOON adalah kartun di media massa cetak yang menyindir keadaan sosial-politik yang terjadi saat itu. Kartun seperti ini disukai masyarakat yang tidak puas dengan situasi di sekitarnya, menikmati kartun sebagai pelepas tekanan terhadap rasa tak puasnya. Karena kartun editorial seringkali mengungkap opini politik, maka sering juga disebut Political Cartoon atau Kartun Opini.

Page 8: Semiotika Komik Politik

Benny Rachmadi/KONTAN

Page 9: Semiotika Komik Politik

KARIKATUR adalah gambar kartun yang secara menggelikan melebih-lebihkan wajah orang atau tokoh agar ciri khasnya menonjol. Melihat sebuah karikatur kita dapat segera mengenali wajah siapa yang dimaksud oleh si kartunis.

Page 10: Semiotika Komik Politik
Page 11: Semiotika Komik Politik

Kartun Strip/Sequential adalah kartun yang menggunakan beberapa bingkai/panel untuk mengungkap lelucon, melalui cerita yang dibangun lewat rangkaian panel.Kartun berangkai juga biasa disebut Komik Strip.

Page 12: Semiotika Komik Politik

Kartun single frame menyatakan secara total = statement

Kartun stripmembangun cerita = naratif/sequential

Page 13: Semiotika Komik Politik

Media and politics can be the best of friends or the worst of enemies.

~Jovito R. Salonga

Page 14: Semiotika Komik Politik

Permasalahan• Sebagai media ekonomi dan bisnis, Kontan lebih membidik

kelompok menengah atas sebagai target pembaca. Bagaimana nuansa kartun politik yang ditampilkan.

• Bagaimana pandangan-pandangan kartunis dalam mencermati peristiwa sosial politik, setajam apa kartunis melihat fenomena-fenomena perpolitikan yang terjadi pasca orde baru, serta mencoba mengungkap siapakah sebenarnya aktor-aktor yang menjadi obyek dalam kartun politik yang dibuatnya. Dan apa yang menjadi daya tarik kartun dalam pembentukan preferensi politik seseorang yang akhirnya melahirkan opini publik yang kemudian beredar dan berpengaruh bagi kondisi perpolitikan Indonesia

Page 15: Semiotika Komik Politik

Pertanyaan Penelitian•  Bagaimana corak dan gaya kartun politik

(Indonesia) pada masa pemerintahan setelah berakhirnya orde baru? (dilihat dr sisi Harian Kontan, dari sisi Kartunis, siapa saja yg dijadikan obyek dalam kartun politik tersebut)

• Bagaimana kartun politik dapat menjadi sebuah sarana bagi preferensi politik yang akan membentuk opini publik?

Page 16: Semiotika Komik Politik

Tujuan Penelitian• Memahami pandangan-pandangan kartunis dalam

mencermati peristiwa sosial politik, setajam apa kartunis melihat fenomena-fenomena perpolitikan yang terjadi pasca orde baru, serta mencoba mengungkap siapakah sebenarnya aktor-aktor yang menjadi obyek dalam kartun politik yang dibuatnya.

• Mengetahui apa yang menjadi daya tarik kartun dalam pembentukan preferensi politik seseorang yang akhirnya melahirkan opini publik yang kemudian beredar dan berpengaruh bagi kondisi perpolitikan Indonesia.

Page 17: Semiotika Komik Politik

Kerangka Konseptual

• Kartun, Karikatur, dan Politik

• Media dan Politik• Semiotika

• Interaksi Simbolik

• Agenda Setting dan Opini Publik

Page 18: Semiotika Komik Politik

Metodologi• Paradigma Penelitian : Konstruktivis

• Sifat /Pendekatan Penelitian: Kualitatif Eksploratif

• Strategi /Metodologi Penelitian: Analisis Wacana Kritis dengan metode Semiotika

Page 19: Semiotika Komik Politik

• Jenis Data: Primer, Sekunder, Tersier• Tehnik Pengumpulan Data: In depth Interview• Unit Analisis: Kartun opini yang menyoroti

tingkah polah elite politk pada harian Kontan (1998-2009) yang memiliki relevansi dengan pemilihan Umum

• Unit Respons: KONTAN dan Benny Rachmadi

• Kriteria Kualitas Data: keabsahan data (authenticity) dan keterpercayaan (trustworthiness)

Page 20: Semiotika Komik Politik

Dengan kartun kita berteriak dalam bisikan, yang menyampaikan bahwa kita

belum terlambat untuk memperbaiki .~Prof. Yasuo Yoshitomi,

Guru Besar Departemen Kartun, Universitas Seika, Kyoto.