17 BAB 2 PENDAHULUAN Bab 2 Pemahaman terhadap “Bangunan Multifungsi ( Mixed-Use Building)” akan dijabarkan pengertian, pemahaman proyek sejenis, dan spesifikasi umum. Pengertian membahas tentang pemahaman terhadap Bangunan Multifungsi ( Mixed-Use Building)”, dan jenis fungsi berupa hotel dan mall. Pemahaman proyek sejenis akan menguraikan tentang contoh proyek sejenis (Mixed-Use Building) yang telah berkembang di dunia Internasional, Indonesia, dan Bali. Spesifikasi umum merupakan sintesa dari pengertian, dan hasil dari pemahaman proyek sejenis berisikan fungsi, wadah, isi dari usulan perancangan proyek. 2.1 PENGERTIAN 2.1.1 Terminologi judul “ Gedung Multifungsi ( Mixed-use Building) fungsi Hotel dan Mall di Kawasan Pariwisata Lovina, Kabupaten Buleleng”. A. Gedung: Bangunan yang berukuran besar sebagai tempat kegiatan seperti hotel, pertemuan, pertunjukan, olahraga, shoping. B. Multi fungsi (mixed-use): Wadah yang menampung berbagai macam fungsi seperti pencampuran hotel, mall, perkantoran, dan apertement. C. Fungsi: suatu wadah yang menampung berbagai kegiatan civitas yang terdapat di dalamnya. D. Hotel: Usaha komersial yang menyediakan tempat menginap, makan, dan pelayanan-pelayanan lain untuk umum. (Grolier electronic publishing inc, 1995). E. Mall: Sebagai tempat pelayanan perbelanjaan yang menjual berbagai macam barang atau kebutuhan masyarakat. F. Kawasan: Suatu area yang di fungsikan untuk suatu kepentingan (indinesia;mintakat:ingris:zoning)
45
Embed
Seminar tugas akhir - wisuda.unud.ac.id II.pdf · Mixed-use building adalah salah satu upaya pendekatan perancangan yang ... integrasi sistem-sistem ... Penjelasan hotel dan mall
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
17
BAB
2
PENDAHULUAN
Bab 2 Pemahaman terhadap “Bangunan Multifungsi (Mixed-Use Building)” akan
dijabarkan pengertian, pemahaman proyek sejenis, dan spesifikasi umum. Pengertian
membahas tentang pemahaman terhadap Bangunan Multifungsi (Mixed-Use Building)”,
dan jenis fungsi berupa hotel dan mall. Pemahaman proyek sejenis akan menguraikan
tentang contoh proyek sejenis (Mixed-Use Building) yang telah berkembang di dunia
Internasional, Indonesia, dan Bali. Spesifikasi umum merupakan sintesa dari pengertian,
dan hasil dari pemahaman proyek sejenis berisikan fungsi, wadah, isi dari usulan
perancangan proyek.
2.1 PENGERTIAN
2.1.1 Terminologi judul “ Gedung Multifungsi ( Mixed-use Building) fungsi Hotel
dan Mall di Kawasan Pariwisata Lovina, Kabupaten Buleleng”.
A. Gedung: Bangunan yang berukuran besar sebagai tempat kegiatan seperti hotel,
pertemuan, pertunjukan, olahraga, shoping.
B. Multi fungsi (mixed-use): Wadah yang menampung berbagai macam fungsi
seperti pencampuran hotel, mall, perkantoran, dan apertement.
C. Fungsi: suatu wadah yang menampung berbagai kegiatan civitas yang terdapat di
dalamnya.
D. Hotel: Usaha komersial yang menyediakan tempat menginap, makan, dan
pelayanan-pelayanan lain untuk umum. (Grolier electronic publishing inc, 1995).
E. Mall: Sebagai tempat pelayanan perbelanjaan yang menjual berbagai macam
barang atau kebutuhan masyarakat.
F. Kawasan: Suatu area yang di fungsikan untuk suatu kepentingan
(indinesia;mintakat:ingris:zoning)
18
G. Pariwisata: Sebagai suatu proses yang dapat menciptakan nilai tambah terhadap
barang dan jasa sebagai satu kesatuan produk, baik yang Nampak/nyata (tangible
product) dan yang tidak tampak (intangible product). (sulastiyono, 2011).
H. Lovina: Sebuah kawasan di Kabupaten Buleleng yang merupakan daerah
setrategis pariwisata provensi.
I. Kabupaten Buleleng: Sebuah kabupaten di Bali yang dapat dijadikan tolak ukur
social budaya, desain, infrasturktur yang terdapat di Bali.
2.1.2 Tinjauan Bangunan Multifungsi (Mixed-Use Building)
A. Pengertian bangunan multi fungsi (Mixed-Use Building)
Bangunan multifungsi menampung fungsi yang komplek dan bersekala besar.
Bangunan multifungsi diciptakan saling bersinergi antar fungsi yang satu dengan
fungsi yang lainnya. Dengan demikian perlu dijelaskan beberapa pengertian yang
berkaitan dengan mixed-use, sebagai berikut:
a. Multi fungsi ( Mixed-use) merupakan penggabungan berbagai tata guna lahan
atau fungsi dalam bangunan.( procos, 1976).
b. Mixed-use centre adalah suatu komplek yang menyediakan berbagai fungsi
kegiatan termasuk hotel, pusat konveksi, aperteman dan perumahan,
perkantoran, pusat pembelanjaan dan pusat kebudayaan. (William, 1976)
c. Mixed-use development adalah seperangkat bangunan, atau beberapa
perangakat bangunan yang tergabung dalam satu area tertentu yang mememiliki
beberapa fungsi. (Wikipedia, 2011).
d. Mixed-use building adalah salah satu upaya pendekatan perancangan yang
berusaha menyatukan berbagai aktivitas dan fungsi yang berada di bagian area
suatu kota (luas area terbatas, harga tanah mahal, letak strategis, dan ekonomi
tinggi) sehingga terjadi satu struktur yang komplek. Kegunaan dan fasilitas
saling berkait dalam kerangka integrasi yang kuat. (mayer, 1983).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian bangunan multifungsi
(Mixed-use building) adalah sebuah bangunan yang bersifat komersial, yang di
dalamnya menampung berbagai macam kegiatan seperti tidur, shoping, berekreasi.
Sehingga dalam sebuah bangunan terdapat beberapa fungsi yang berbeda jenisnya,
19
saling bersinergi antar fungsi yang satu dengan fungsi-fungsi yang lainnya atau dalam
satu tapak/site terdiri dari dua fungsi yang berbeda jenisnya. Bangunan berkonsep
mixed-use building perlu adanya organisasi ruang yang baik dan berpengaruh pada
struktur bangunan tersebut. Berdasarkan latar belakang, ciri dari mixed-use building
yaitu a). Mewadahi lebih dari satu fungsi berbeda seperti penggabungan fungsi wisma,
karya, dan suka b). Terjadi integrasi dan sinergi fungsional c). Terdapat
ketergantungan kebutuhan antara masing-masing fungsi bangunan yang memperkuat
sinergi dan integrasi antar fungsi tersebut.
Perkembangannya bangunan multi fungsi umumnya mewadahi fungsi berupa a)
Hotel, Apertement, Mall. b) Hotel, Kantor, Dan Pertokoan atau Pusat Perbelanjaan. c)
Hotel, Apertement, Kantor, dan Mall. d) Apertement, Condotel, Pertokoan atau Pusat
Perbelanjaan. e) Hotel, Apertement, Kantor, dan Kondominium. f) Kantor,
Apertement dan Pertokoan. g) Hotel dan Mall. Mendirkan bangunan multifungsi dapat
meraih keuntungan yaitu integrasi berbagai fungsi dalam bangunan, memberikan
kemudahan, mempercepat aksesibilitas dan efisien wakti, meningkatkan kualitas fisik
lingkungan, optimalisasi pemanfaaatan lahan kota yang mahal, mengurangi kendala
yang ditimbulkan akibat single land use, efisiensi penggunaan energi, membentuk
pertambanhan komersil baru, vitalitas dan generator pertumbuhan kawasan di
sekitarnya sebagai respon terhadap kebutuhan pengguna. Dampak yang ditimbulkan
dari pengadaan proyek multi fungsi yaitu terjadi densitas populasi yang tinggi dan
terkonsentrasi di satu area, sekala bangunan yang menyebabkan ketidakseimbangan
dengan skala bangunan lain dalam kota, dampak masalah social berkaitan dengan
kebiasaan, perilaku dan gaya hidup masyarakat penghuninya, menghilangkan sense of
identity, pembebanan infrastruktur kota.
Manfaat dari penciptaan bangunan multifungsi (mixed-use building) bagi
Negara-negara maju yang terus dilaksanakan hingga saat ini, yaitu a) kelengkapan
fasilitas yang tinggi, memberikan kemudahan bagi pengunjungnya, b) peningkatan
kualitas fisik lingkungan. Kelengkapan fasilitas yang dirancang dengan matang dapat
memperbaiki kualitas lingkungan, c) efesiensi pergerakan karena adanya
pengelompokan berbagai fungsi dan aktivitas dalam satu wadah, d) vitalitas dan
generator pertumbuhan. Kehadirannya berpotensi meningkatkan pertumbuhan
20
kawasan sekitarnya sebagai respon terhadap kebutuhan layanan bagi para pengguna
bangunan/gedung, e) Penghematan pendanaan pembangunan. Pembangunan berbagai
fasilitas dalam satu komplek atau kawasan dapat mengifesiensikan dana
pembangunan, misalnya dengan efesiensi dana pembangunan insfrastruktur, f)
menghambat perluasan kota karena perkembangannya kea rah vertical sehingga
meminimalkan perluasan kota secara horizontal, g) integrasi sistem-sistem merupakan
salah satu syarat pembangunan bangunan multi fungsi ( mixed-use building).
Pembangunan fungsi-fungsinya harus dirancang secara integrasi, saling
menguntungkan antar fungsi.
Pada sisi lain, bangunan multifungsi (mixed-use building) memiliki dampak
negatif yang harus diantisipasi, yaitu a) terjadinya sekala usaha, dominasi kegiatan.
Pemusatan berbagai fungsi dalam satu kawasan berpotensi menimbulkan dominasi
kegiatan dalam bangunan skala besar bagi investor yang mempunyai dana besar, b)
pembangunan bangunan multifungsi (mixed-use building) dapat menumbuhkan
banguna sekala besar, yang pada akhirnya dapat menimbulkan ketidakseimbangan
dengan skala bangunan yang lainnya di dalam kota, c) dapat mengakibatkan ruang-
ruang mati. Berkembangnya bangunan multi fungsi (mixed-use building) dapat
mengakibatkan matinya ruang-ruang di bagian kota yang lain karena kelengkapan
berbagai fungsi, aktivitas, dan fasilitas, d) penggusuran beberapa permukiman secara
paksa untuk mendapatkan luasan lahan yang luas, tujuannya adalah cukup untuk
banguna multi fungsi (mixed-use building) yang bersekala besar.
B. Klasifikasi Bangunan Multi Fungsi (Mixed-Use Building) berdasarkan fungsi
Bangunan multifungsi (mixed-use building), memiliki fungsi besar arsitektur
yang memiliki ciri, yaitu a) mewadahi dua atau lebih fungsi arsitektur,misalnya terdiri
dari fungsi hotel, retail, apertemant, perkantoran dan lain-lain dalam suatu bangunan,
b) terjadi integrasi dan sinergi fungsional, c) terdapat ketergantungan kebutuhan antara
masing-masing fungsi bangunan yang memperkuat sinergi dan integrasi antar
beberapa fungsi tersebut.
Bangunan multi fungsi (mixed-use building) dirancang memiliki dua fungsi
arsitektur, yaitu wisma yang berupa hotel dan suka yang berupa mall. Diciptakan hotel
dan mall pada satu bangunan yang berkonsep mixed-use building, bertujuan untuk
21
meningkatkan produktivitas kawasan pariwisata dan menciptakan konsep bangunan
pendukung pariwisata di masa depan yang akan menjadi trend dan dapat mengoptimalkan
penggunaan lahan pada kawasan tertentu. Penjelasan hotel dan mall di jelaskan pada sub
bab berikutnya.
2.1.3 Tinjauan Hotel
A. Pengertian Hotel
Dalam perkembangannya hotel diartikan dengan banyak pengertian baik dari
pakar dibidangnya maupun peraturan mentri republik indonesia, diantaranya sebagai
berikut:
a. Pengertian hotel menurut hotel proprietor Act, 1956 adalah Suatu perusahan
yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan layanan makanan, minuman
dan fasilitas kamar untuk tidur kepada orang-orang yang sedang melakukan
perjalanan dan mampu membayar dengan jumlah yang wajar sesuai dengan
pelayanan yang diterima tampa adanya perjanjian khusus.
b. Berdasarkan Keputusan Menteri Parpostel no KM 37/PW.340/MPPT 1986
tantang peraturan usaha dan pengelolaan hotel, Bab I, pasal 1, ayat (b). Hotel
adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh
bangunannya untuk menyediakan jasa pelayanan, penginapan, makan dan
minum serta jasa lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial serta
memenuhi ketentuan persyaratan yang ditetapkan didalam keputusan
pemerintah.
c. Pengertian hotel berdasarkan Peraturan Mentri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Republic Indinesia nomor PM.53/HM.001/MPEK/2013 tentang standar usaha
hotel. Hotel adalah fasilitas akomodasi berupa kamar-kamar yang dapat
dilengkapi dengan jasa pelayanan makan dan minum, dan/atau fasilitas lainnya
secara harian dengan tujuan memperoleh keuntungan.
Berdasarkan beberapa pengertian mengenai hotel diatas terdapat beberapa unsur
pokok yang terkandung dalam pengertian hotel sebagai akomodasi komersial yaitu: a)
Hotel merupakan suatu bangunan, sebagai badan usaha yang menggunakan sebagian
atau keseluruhan bangunannya sebagai akomodasi, b) Sebuah hotel menyediakan
22
fasilitas pelayanan jasa penginapan, ditambah dengan tersedianya makan dan minum
serta jasa-jasa lainnya yang mendukung kegiatan pada hotel, c) Fasilitas dan
pelayanan tersebut diperuntukkan untuk semua orang yang menginap pada bangunan
hotel, d) Bangunan hotel berfungsi sebagai tempat tinggal sementara dan dikelola
secara komersial. Dari beberapa unsur-unsur pokok diatas, maka dapat disimpulkan
definisi tentang hotel yaitu: Hotel adalah suatu jenis badan usaha akomodasi yang
menyediakan fasilitas dan pelayanan penginapan, restoran serta jasa-jasa lainya untuk
umum yang tinggal untuk sementara waktu dan dikelola secara komersial.
B. Klasifikasi Hotel
Berdasarkan Peraturan Mentri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indinesia
nomor PM.53/HM.001/MPEK/2013 tentang standar usaha hotel, Bab II, pasal 4, ayat 2
menyatakan bahwa usaha hotel dibagi menjadi dua yaitu hotel non bintang dan hotel
berbintang. Hotel bintang yang dijelaskan berdasarkan mentri pariwisata dan ekonomi kreatif
dibagi menjadi lima golongan yaitu hotel bintang satu, hotel bintang dua, hotel bintang 4, dan
hotel bintang lima. Hotel non bintang yang dimaksud berdasarkan peraturan mentri
pariwisata dan ekonomi kreatif memiliki penggolongan kelas hotel yang dapat di sebut
hotel melati.Menurut Sulastiyono, 2011 Penggolongan tersebut didasarkan pada
unsur-unsur persyaratan Fisik, operasional/manajemen dan pelayanan.
a. Fisik. (a)Banyak atau sedikitnya jumlah kamar, (b) Kualitas, lokasi dan
lingkungan bangunan, (c) Fasilitas yang tersedia, (d) Perlengkapan yang tersedia
baik untuk tamu, karyawan dan bagi pengelola hotel, (e) Kualitas bangunan,
dimana yang dimagsud dalam hal ini berupa bahan-bahan material lantai dan
dinding serta kekedapan terhadap api dan suara baik dari dalam maupun luar
hotel, (f) Tata letak ruang dan ukuran ruang.
b. Operasional/Manajemen. (a) Pengaturan pembagian tugas kepada masing-
masing staf atau pegawai di atur dengan kedudukan jabatan di hotel, (b) Tenaga
kerja spesifikasi dan tingkat pendidikan karyawan di sesuaikan dengan
persyaratan peraturan penggolongan hotel.
c. Pelayanan. (a).Keramahan dan kesopanan serta menggunakan pakaian yang
seragam, (b).Pelayanan dilakukan dengan memenuhi kebutuhan-kebutuhan tamu,
(c) Untuk hotel bintang 4 dan 5, pelayanan yang dilakukan terhadap tamu selama
24 jam.
23
C. Klasifikasi Hotel Berdasarkan Lokasi Hotel
Berdasarkan lokasi, terdapat jenis-jenis hotel yang ideal untuk dibangun sebagai
berikut:a) City hotel, yaitu hotel yang berlokasi di daerah perkotaan; b) Resident hotel,
yaitu hotel yang berlokasi di pinggiran atau dekat dengan kota-kota besar, tetapi masih
mudah menjangkau tempat kegiatan usaha; c) Resort hotel, yaitu hotel yang berlokasi
di daerah pegunungan atau di tepi pantai, tepi danau, atau tepi sungal. Hotel jenis ini
diperuntukan bagi keluarga yang ingin beristirahat pada hari-hari libur, atau orang
yang datang untuk berekreasi; d) Beach hotel, yaitu hotel yang berlokasi di sekitar
pantai dan dilengkapi fasilitas renang; e) Mountain hotel, yaitu hotel yang berlokasi di
pegunungan yang hamper sama dengan hotel resort; f)Airport hotel, yaitu hotel yang
berlokasi disekitar Bandar udara, sebagai tempat persinggahan (Transit hotel).
D. Klasifikasi Hotel Sesuai Dengan Lama Tinggal
Sesuai dengan lama tinggal, hotel dibagi menjadi empat bagian, yaitu a) Hotel
resident, meruakan tamu hotel sebagian besar wisatawan yang menetap dalam jangka
waktu lama. Tarif kamar dihitung per hari; b) Hotel transit, merupakan hotel yang
terletak di kota yang tamunya kebanyakan para pedagang dan tinggalnya sementara
waktu; c) Hotel daerah, merupakan hotel yang menyediakan akomondasi selama masa
waktu tertentu. Biasanya terdapat di daerah pusat kegiatan pariwisata, yang cock untuk
beristirahat selama musim liburan oleh keluarga atau kelompok; d) Motel, merupakan
hotel yang dirancang khusus untuk mereka yang sedang melakukan perjalanan dengan
mengendarai alat teransportasi dan berlokasi di pinggir jalan.
E. Klasifikasi Hotel Sesuai Dengan Jumlah Kamar dan Tariff kamar
Klasifikasi hotel sesuai dengan jumlah kamar dibagi menjadi tiga bagian yaitu a)
small hotel, merupakan hotel yang terdiri dari kurang 50 kamar; b) medium hotel,
merupakan hotel dengan jumlah kamar 50 sampai dengan 100 kamar; c) large hotel
merupakan hotel yang terdiri dari 100 kamar keatas. Berdasarkan tarifnya hotel dibagi
menjadi tiga bagian, yaitu a) Economi hotel, merupakan hotel dengan tariff relatif
murah; b) ferst class hotel, merupakan hotel dengan tariff sedang; c) deluxe hotel,
yaitu hotel dengan tariff mahal.
24
F. Pengelompokan Hotel Menurut Standar Hotel
Pengelompokan hotel menurut standar hotel dapat di bagi manjadi tiga, yaitu a)
Hotel internasional, merupakan hotel dimana dalam menjalankan oprasional hotel
selalu mengutamakan pelayanan terhadap wisatawan dengan sebaik-baiknya dengan
anggapan wisatawan adalah raja; b) hotel semi internasional, merupakan hotel transisi
yang memiliki system pengelolaan nasional dengan lokasi hanya pada suatu Negara
dengan jangkuan dunia; c) hotel nasional, merupakan hotel yang jangkauan pelayanan
terbatas dalam suatu Negara dimana hotel tersebut berada. Penentu standar hotel
tersebut hanya didasarkan pada pengelolaan, kapasitas kamar, fasilitas, tenaga kerja,
administrasi.
G. Jenis Hotel
Berdasarkan jenisnya hotel dibagi menjadi tiga yaitu hotel menurut pelanggan,
hotel berdasarkan bentuknya, dan hotel berdasarkan lokasi.(Materi kuliah
housepitality design Universitas Udayana,2013). Hotel berdasarkan pelanggan di
jelaskan sebagai berikut:
a. hotel pariwisata, hotel pariwisata biasanya berlokasi dekat dengan fasilitas wisata,
pemakaiannya kebanyakan orang yang berwisata/ pengunjung yang menikmati
liburan untuk berwisata.
b. hotel business, hotel business berlokasi di dalam atau di dekat kota,pemakaiannya
kebanyakan orang yang berurusan dengan bisnis atau pengunjung yang
melakukan kegiatan bisnis
c. hotel transit, hotel transit berlokasi di dalam kota atau di luar kota, pemakaiannya
kebanyakan orang yang berpergian/treveler.
Hotel berdasarkan bentuknya dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu Hotel, Resort,
Bungalow. Hotel yang didirikan sangat erat hubungannya dengan pemilihan lokasi,
yang bertujuan dapat menarik minat wisatawan untuk menginap lokasi yang ideal
untuk hotel yaitu lokasi hotel dekat pantai, pegunungan, dekat obyek wisata.
H. Standarisasi Hotel
Berdasarkan standarisasi hotel dapat dibagi menjadi lima golongan, dijelaskan
sebagai berikut:
25
a. Hotel bintang satu, memiliki minimal jumlah kamar 15 kamar dengan luas 20
m2,
dilengkapi kamarmandi dalam, fasilitas yang tersedia adalah fasilitas olah raga
( kolam renang, fitness center, sauna, tenis), bar, restoran, lobby, telepon umum,
tata graham, food and beverage dan house keeping;
b. Hotel bintang dua, memiliki minimal jumlah kamar 20 kamar termasuk satu
kamar suite yang dilengkapi kamar mandi dalam, luas minimal kamar standar 22
m2, suite 42 m
2 fasilitas yang tersedia, yaitu kolam renang yang dilengkapi toilet
umum peria maupun wanita, shower, life saving equitment, menyediakan sarana
olah raga ( kolam renang, fitness center, sauna, tenis, squash, bowling), bar,
restoran, lobby, front office, telepon umum, tata graham, food and beverage dan
house keeping.
c. Hotel bintang tiga, memiliki minimal kamar setandar 30 kamar termasuk kamar
2 kamar suite yang dilengkai kamar mandi dalam, luas minaimal kamar standar
24 m2, luas kamar suite 48 m
2, fasilitas yang tersedia yaitu kolam renang dewasa
dan anak-anak yang terpisah dilengkapi dengan (pool deck, loker, toilet umum,
shower, life saving equitment), menyediakan sarana olah raga ( kolam renang,
fitness center, sauna, tenis, squash, bowling), untuk hotel pantai minimal
menyediakan sarana perahu, menyediakan diving, berselancar atau ski air.
d. Hotel bintang empat, jumlah minimum kamar 50 kamar termasuk 3 kamar suite,
luas minaimal kamar standar 24 m2, luas kamar suite 48 m
2, fasilitas yang tersedia
yaitu, kolam renang dewasa dan anak-anak yang terpisah, menyediakan dua dari
sarana olah raga (fitness centre, sauna, squash, game room, bowling, tenis),
menyediakan tiga yang berbeda yaitu drugstore, bank/money canger, travel agen
souvenir shop, perkantoran, butik, dan salon kecantikan, untuk hotel yang terletak
di pinggir pantai minimal menyediakanberperahu, diving, berselancar (surfing),
menyediakan fungtion room, tersedia night club, menyediakan minimal dua buah
restoran termasuk coffe shop, lobby.
e. Hotel bintang lima, jumlah minimum kamar 100 kamar termasuk 4 kamar suite,
luas minaimal kamar standar 26 m2, luas kamar suite 52 m
2, fasilitas yang tersedia
yaitu, kolam renang dewasa dan anak-anak yang terpisah yang dilengkapi dengan
pengamanan, menyediakan toilet umum pria dan wanita, menyediakan dua dari
26
sarana olah raga (fitness centre, sauna, squash, game room, bowling, tenis),
menyediakan tiga yang berbeda yaitu drugstore, bank/money canger, travel agen
souvenir shop, perkantoran, butik, dan salon kecantikan, untuk hotel yang terletak
di pinggir pantai minimal menyediakan berperahu, diving, berselancar (surfing),
menyediakan fungtion room, tersedia night club, menyediakan minimal 3(tiga)
buah restoran termasuk coffe shop, tersedia fasilitas umum front office, tata graha,
food and beverage, laundry dan dry cleaning, ruang perkantoran untuk usaha
hotel, bar yang menyediakan tamu selama delapan jam.
I. Fasilitas-Fasilitas Hotel
Fasilitas hotel secara garis besarnya dibedakan menjadi 2(dua) yaitu fasilitas
pokok dan fasilitas penunjang, dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Fasilitas pokok dalam hotel yaitu (a) Kamar tidur. Kamar tidur dibedakan
menjadi beberapa bagian, yaitu 1) Single room, merupakan satu kamar terdapat
satu kamar tidur untuk satu orang wisatawan; 2) Double room, merupakan satu
kamar terdapat satu tempat tidur besar untuk dua orang wisatawan; 3) Twin
room, merupakan satu kamar dilengkapi dengan dua single bed terpisah,
masing-masing untuk dua orang wisatawan;4) Triple room, merupakan berupa
twin room atau double room yang dapat dihuni oleh tiga orang dengan
menambah satu extra tempat tidur; 5) Junior suite room, merupakan terdiri satu
kamar tidur, ruang tamu, ruang makan, dan dapur kecil; 6) Suite room,
merupakan terdiri dari dua kamar tidur, ruang tamu, ruang makan dan dapur
kecil; 7) Presiden suite room, merupakan terdiri dari tiga kamar tidur yang luas,
ruang tamu, ruang makan, dapur kecil (pantry); (b) Fasilitas tata hidang (food
and beverage), yaitu 1) food facilities, adalah bagian yang menyediakan fasilitas
pelayanan makanan, terdiri dari lestoran, yaitu sebagai tempat menjual makanan
dan miniman serta tempat untuk mengadakan buffet/lunch/diner, room service
yang melayani kegiatan reguest/order untuk wisatawan yang memerlukan
makanan/minuman di dalam kamarnya serta banguet/catrering outside untuk
wisatawan yang mengadakan jamuan khusus, 2) Coffe shop restaurant, yaitu
restoran yang diperluakan bagi wisatawan dan menejemen hotel yang dibuka
selama 24 jam. System pelayanan cepat dan mudah, 3) Speciality restorant,
27
yaitu restoran yang menyngguhkan hidangan special dari Negara tertentu
misalnya Japanese restaurant, Italian restaurant, dan lain-lain, 4) Dining room,
yaitu diperuntukan bagi wisatawan VIP yang dibuka dari sore hingga larut
malam, hidangannya tetunya istimewa dengan sepesial menu yang diiringi
dengan hiburan, 5) Super club restaurant, yaitu restoran dengan menu hidangan
dengan harga tinggi dan pelayanan sebaik mungkin. Wisatawan umumnya
menggunakan pakaian resmi dan dapat mengikuti acara dance pada saat
menikmati hidangan; (c) beverages facilities, merupakan bagian yang
menyediakan fasilitas pelayanan munuman, terdiru dari bar, lounge, dan
discotheque bagiannya sebagai berikut 1) public bar, merupaka bar yang
dilengkapi dengan fasilitas tempat duduk pada ruangan bar. Wisatawan
memesan minuman secara langsung yang dilayani oleh bar tender ataupun bar
waiter, 2) service bar, merupakan bar yang tidak dilengkapi dengan tempat
duduk dan ruangan bar, tetapi hanya tersedia bar counter; 3) Room service,
merupakan room yang menyediakan fasilitas dan pelayanan makan dan minum
kepada para wisatawan hotel di kamar tidur; 4) Special fungtion,merupakan
fasilitas yang diperuntukan dan sangat bermanfaat bagi para wisatawan yang
hendak melakukan pertemuan atau jamuan khusus.
b. Fasilita penunjang, merupakan fasilitas dalam satu hotel diperlikan untuk
mempermudah kegiatan didalamnya serta memberikan kenyamanan dan
kepuasan kepada para wisatawan, yaitu area parkir, fasilitas olah raga, dan
rekreasi (lapanga tenis, kolam renan, dan lain-lain jika dibutuhkan), arcade drug
(store, art shop, trevel agen, money changer, sarana telepon dan telekomunikasi,
laundry, dan cleaning, dan lain-lain).
J. Sistem Pengelolaan
System pengelolaan hotel dibedakan menjadi empat bagian yaitu mine general
host, sistem operasi gabungan, sistem pengelolaan federal, cahain operated sistem.
Penjelasannya, sebagai berikut:
a. Mine general host, merupakan cara pengolahan yang masih bersifat tradisional,
pada hotel pemiliknya berperan sebagai pengelola dibantu anggota keluarga.
28
Ukuran pelayanan dilakukan sesuai dengan kebiasaan, dan hubungan pengelola
wisatawan dengan wisatawan bersifat kekeluargaan.
b. Sistem operasi gabungan, merupakan beberapa pemilik perusahan perhotelan
menunjuk suatu badan untuk menjadi induk yang akan mengoprasikan hotel
secara terpusat.
c. Sistem pengelolaan federal, merupakan beberapa usaha hotel bekerja sama
dengan saling memberikan bantuan dan informasi.
d. Cahain operated sistem, hotel-hotel besar yang beroprasi di berbagai tempat
atau Negara yang dimiliki oleh suatu perusahan dan dikelola dengan system
pengelolaan yang sama. Hotel-hotel tersebut dioprasikan seperti mata rantai
yang saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya.
2.1.4 Tinjauan Mall
A. pengertian Mall
a. Mall adalah sekelompok penjualan eceran dan usahawan komersil lainnya yeng
merencanakan, mengembangkan, mendirikan, memiliki dan mengelola sebuah
property tunggal. (Wikipedia,2015).
b. Mall adalah komplek pertokoan yang dikunjungi untuk membeli atau melihat dan
membandingkan barang-barang dalam memenuhi kebutuhan ekonomi social
masyarakat serta memberikan kenyamanan dan keamanan berbelanja bagi
pengunjung.(http:/shopingmall.blogspot.com,2015).
c. Mall merupakan suatu kelompok perbelanjaan terencana yang dikelola oleh suatu
menejemen pusat, yang menyewakan unit-unit kepada pedagang dan mengenai
hal-hal tertentu pengawasannya dilakukan oleh menejer yang sepenuhnya
bertanggungjawab kepada mall.(Bednington, 1982).
d. Bloch, Ridgway dan Nelson 1991 mengatakan bahwa pusat perbelanjaan telah
menjadi pusat berkumpul, menawarkan daya tarik rekreasi pada pengunjung
seperti music, bioskop, permainan, aktivitas seperti makan di luar, menghadiri
pertemuan, dan bertemu dengan teman. (Ibid 1991). Pusat perbelanjaan juga dapat
diartikan sekumpulan took-toko yang dirancang dan direncanakan, kemudian
dikelola sebagai unit kesatuan yang biasanya dilengkapi dengan parkir untuk para
29
pengunjung dan sering dilokasikan di daerah perdagangan. (A Scoot Fetze
Company,1988).
e. Cyril M Haris menyatakan bahwa pusat perbelanjaan adalah suatu komplek dari
toko, pasar, dan lengkap dengan fasilitas penunjang, termasuk tempat parkir yang
dialokasikan di tempat sub urban. Sedangkan menurut morris ketchum, pusat
perbelanjaan merupakan salah satu bentuk fasilitas perbelanjaan yang lengkap.
Selain itu, direncanakan sedemikian rupa sehingga took-toko yang tersedia dapat
saling mendukung, biasanya dilengkapi dengan sarana rekreasi sebagai upaya
untuk menarik pengunjung, sehingga tidak hanya sebagai tempat jual beli tetapi
juga sebagai tempat pergaulan masyarakat, bertemu atau sekedar jalan-jalan
menikmati suasana ramai.(putra, 1994).
Dari pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Mall adalah sebagai tempat
komersil yang merencanakan, mengembangkan, mendirikan, memiliki, mengelola dan
menyewakan property berupa unit-unit pertokoan kepada pedagang, yang dikunjungi,
dilihat, membeli dan membandingkan barang-barang dalam memenuhi kebutuhan
social masyarakat yang memberikan kenyamanan serta dilengkapi fasilitas penunjang
seperti makan, minum, dan menawarkan daya tarik rekreasi kepada pengunjung
seperti adanya biskop, taman tematik, musik, dan permainan moderen. Dalam Mall
pengunjung dapat berekreasi, bersenang-senang, dan melapas stres.
B. Klasifikasi Mall
Klasifikasi mall dapat dibagi menjadi empat bagian yaitu mall dilihat dari jenis
barang yang dijual, mall menurut besarnya jangkauan pelayanan, mall menurut cara
pelayanan, dan berdasarkan cirri-ciri fisik mall. Berikut dejelaskan empat klasifikasi
mall, sebagai berikut:
a. Mall dilihat dari jenis barang yang dijual, dari jenis barang yang dijual dalam
sebuah mall, dikelompokan berdasarkan tipe yaitu (a) Demand (permintaan),
adalah tipe yang menjual kebutuhan sehari-hari yang juga merupakan kebutuhan
pokok,(b) Semi demand (setengah permintaan) adalah tipe yang menjual barang-
barang untuk kebutuhan tertentu dalam kehidupan sehari-hari, (c) Implus
(barang yang menarik) adalah type yang menjual barang-barang mewah yang
menggerakan hati konsumen pada waktu tertentu untuk membelinya,( d) Drigey
30
adalah type yang menjual barang-barang higinis seperti sabun, parfum, dal lain-
lain. (Bednington,1982).
b. Mall menurut besarnya jangkauan pelayanan, besarnya jangkauan pelayanan
terdapat tiga jenis kelompok Mall yaitu (a) Mall lingkungan, jankuan pelayanan
meliputi 3000-30.000 penduduk pertahun. Pada umumnya barang yang
diperdagangkan adalah barang-barang perimer( barang dalam kehidupan sehari-
hari). Radius pelayanan 15 menit berjalan kaki, lokasinya berada di lingkungan
permukiman, (b) Mall Wilayah, jangkuan pelayanan meliputi 30.000-200.000
penduduk/tahun. Pada umumnya barang-barang yang dijual adalah barang