Top Banner

of 43

Semi Batch Reaktor

Jan 09, 2016

Download

Documents

Teknik Kimia
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • BATCH AND SEMIBATCH REACTOR

  • Pengantar

    Jenis reaktor ini memiliki tingkat fleksibilitas tertentu dalam hal

    pengaturan jadwal operasi (schedulling), pengaturan suhu, dan

    pengaturan waktu reaksi.

    Sesuai untuk proses-proses yang melibatkan spesifikasi produk yang

    beragam, produk dengan jangka waktu penggunaan yang singkat, dan

    produk yang memerlukan spesifikasi khusus serta memerlukan tes

    subjektif untuk memastikan kualitas produk (seperti misalnya produk-

    produk makanan). Jenis reaktor ini juga sesuai untuk kapasitas kecil.

  • Design Procedures

    Reaktor batch dan semibatch umumnya digunakan untuk reaksi yang

    melibatkan fasa cair (gas-cair, cair-cair, atau gas-cair-padat) dan

    dijalankan pada suatu tangki berpengaduk.

    Sebelum suatu reaksi akan dibawa ke skala industri menggunakan jenis

    reaktor ini, percobaan pendahuluan di laboratorium perlu dilakukan

    untuk mendapatkan data kinetika. Waktu reaksi dapat ditentukan dari

    data kinetika atau dengan pengukuran langsung pada skala kecil.

    Setelah data diperoleh, maka selanjutnya dilakukan scale-up dengan

    mempertimbangkan over-design. Saat perancangan dilakukan, standar

    ukuran reaktor perlu diperhatikan.

  • Design Procedures

    Berikut adalah beberapa hal yang harus dipertimbangkan saat

    perancangan:

    Kemungkinan terjadinya korosi pada reaktor karena sistem reaksi

    yang korosif

    Perpindahan panas di dalam reaktor, perlu atau tidaknya tambahan

    luas permukaan di dalam reaktor

    Kemungkinan laju transfer massa menjadi pengendali laju

    keseluruhan (untuk reaksi heterogen yang melibatkan dua fasa atau

    lebih)

  • Stoikiometri: Sistem Batch

    NAo; NBo; NCo; NDo; NIo

    Reaksi kimia:

    Misal reaktan A digunakan sebagai basis perhitungan (limiting reactant)

    batch

    Da

    dC

    a

    cB

    a

    bA

    dDcCbBaA

  • Senyawa Mula-mula

    (mol)

    Bereaksi

    (mol)

    Sisa

    (mol)

    A NAo NAo.X NA=NAo- NAo.X

    B NBo (b/a).NAo.X NB=NBo- (b/a).NAo.X

    C NCo (c/a).NAo.X NC=NCo+ (c/a).NAo.X

    D NDo (d/a).NAo.X ND=NDo+ (d/a).NAo.X

    I (Inert) NIo NI=NIo

    TOTALs NTo NT=NTo+[d/a+c/a-b/a-1]NAoX

    BATCH System

  • Koefisien stoikiometri [d/a+c/a-b/a-1] menunjukkankenaikan jumlah total mol A yang bereaksi. Karena termtersebut sering muncul dalam perhitungan, maka untukmempermudah dibuat simbol baru yaitu :

    = [d/a+c/a-b/a-1]

    Sehingga dari tabel stoikiometri, jumlah mol total dapatditulis:

    NT=NTo+ NAoX

  • Dari tabel stoikiometri, konsentrasi masing-masing komponen dapat ditulis dalam persamaan yang melibatkan konversi (X):

    0

    1AAA

    N XNC

    V V

    0 0

    /B ABB

    N b a N XNC

    V V

    0 0

    /C ACC

    N c a N XNC

    V V

    0 0

    /D ADD

    N d a N XNC

    V V

  • 0 0

    0

    0

    0

    0

    0

    0

    /

    /

    /

    /

    B A

    B

    B

    A

    A

    B

    A B

    B

    A C

    C

    A D

    D

    N b a N XC

    V

    N bN X

    N aC

    V

    N b a XC

    V

    N c a XC

    V

    N d a XC

    V

    0

    0

    0

    0

    0

    0

    B

    B

    A

    C

    C

    A

    D

    D

    A

    N

    N

    N

    N

    N

    N

  • Soal:

    Reaksi penyabunan antara soda kaustik dengan tristearinberlangsung secara batch dan volume konstan:

    3NaOH(aq) + (C17H35COO)3C3H5 3C17H35COONa + C3H5(OH)3

    a. Jika konversi NaOH dinyatakan dalam X, buatlah tabelstoikiometri untuk menyatakan perubahan mol selama reaksidan konsentrasi masing-masing komponen setelah reaksi.

    b. Diketahui konsentrasi NaOH mula-mula 10 mol/L dankonsentrasi tristearin 2 mol/L. Berapakah konsentrasi gliserinsetelah reaksi jika konversi NaOH 90%?

  • Design Equation Reaktor Batch

    Design equation atau persamaan perancangan adalah persamaan yang

    digunakan untuk mendapatkan spesifikasi reaktor. Persamaan

    perancangan diperoleh dari neraca massa.

    Untuk reaktor batch, semakin lama waktu reaksi, maka semakin banyak

    reaktan yang terkonversi menjadi produk sampai keseimbangan

    tercapai atau sampai seluruh reaktan habis bereaksi. Dengan demikian

    dapat dipahami bahwa pada reaktor bacth, konversi adalah fungsi dari

    waktu tinggal reaktan di dalam reaktor.

  • Misal reaksi:

    A B

    Konversi dinyatakan dalam mol A yang bereaksi dibandingkan dengan

    mol A mula-mula.

    Neraca massa A di dalam reaktor batch:

    onaccumulati

    of rate

    reaction

    of rate

    output

    A mass of rate

    input

    A mass of rate

    dt

    dNV-r AA 00

    dt

    dNV-r AA

  • Jika V tetap , sehingga

    Jika konversi dinyatakan dalam XA, maka

    dt

    dNV-r AA

    AAA

    AA

    VdCdVCdN

    VCN

    0dV

    AA VdCdN

    dt

    dCVV-r AA

    dt

    dC-r AA

    AAA XCC 10

    AAA dXCdC 0

    dt

    dXC-r AAA 0

  • Jadi, design equation untuk reaktor bacth dapat dituliskan dalam

    beberapa kemungkinan:

    atau atau

    Persamaan inilah yang disebut bentuk diferensial dari persamaan

    perancangan.

    dt

    dXNV-r AAA 0

    V

    NC AA

    00

    dt

    dXC-r AAA 0

    dt

    dC-r AA

    dt

    dXC-r AAA 0

    dt

    dXNV-r AAA 0

  • Untuk keperluan perancangan, bentuk diferensial tersebut perlu

    diintegralkan sehingga parameter perancangan bisa dihitung:

    Diferensial Integral

    dt

    dC-r AA

    dt

    dXC-r AAA 0

    dt

    dXNV-r AAA 0

    A

    A

    C

    C A

    A

    -r

    dCt

    0

    AX

    A

    AA

    -r

    dXCt

    0

    0

    AX

    A

    AA

    V-r

    dXNt

    0

    0

  • Perancangan Reaktor Batch Isothermal

    Jika reaksi dijalankan pada kondisi isotermal, maka waktu reaksi (t)dapat diperoleh dengan mengintegralkan persamaan perancangan.Untuk dapat mengintegralkan, persamaan laju reaksi (rate law) harustersedia. Hasil integrasi akan sangat tergantung dari bentukpersamaan laju reaksi.Misal untuk reaksi

    A BPersamaan laju reaksi order 1

    Kombinasi antara design equation dengan rate law:

    0

    ln11

    0

    0A

    AC

    CA

    C

    C A

    A

    C

    C

    knCl

    kkC

    dCt

    A

    A

    A

    A

    AA kCr

  • Jika dibuat dalam term konversi

    Bagaimana jika reaksi order dua?

    0

    ln1

    A

    A

    C

    C

    kt

    AAA XCC 10

    0

    0 1ln1

    A

    AA

    C

    XC

    kt

    AXkt

    1

    1ln

    1

    Persamaan untuk menghitungwaktu reaksi pada reaktor batchjika reaksi order satu

  • Untuk reaksi order dua

    Persamaan untuk menghitung waktu reaksi pada reaktor batch jikareaksi order dua

    Data konstanta laju reaksi (k) tidak selalu tersedia, kadang datayang diberikan adalah dalam bentuk persamaan Arrhenius.

    AAA

    XkC

    Xt

    10

    2AA kCr

    RT

    EAk r exp

  • Latihan 1:Reaksi A menjadi B

    A BDijalankan pada suatu reaktor batch pada suhu 50 C dan tekanan 1atm. Hitung waktu reaksi yang dibutuhkan untuk mencapaikonversi 90% jika1. Reaksi order satu dengan k = 10-4 s-1

    2. Reaksi order dua dengan kCA0 = 10-3 s-1

    3. Reaksi oder satu dengan k mengikuti persamaan Arrheniussebagai berikut

    E dalam joule/mol, dan T dalam K

    RTk

    45300exp9130

  • Latihan 2:It is desired to design a CSTR to produce 200 million pounds ofethylene glycol per year by hydrolyzing ethylene oxide. However,before the design can be carried out, it is necessary to perform andanalyze a batch reactor experiment to determine the specific reactionrate constant, k. Because reaction will be carried out isothermally, thespecific reaction rate will ned to be determined only at the reactiontemperature of the CSTR. At high temperatures, there is a significantby-product formation, while at temperatures below 40 C the reactiondoes not proceed at a significant rate, consequently, a temperature of55 C has been chosen. Because water is usually present in excess, itsconcentration may be considered constant during the course ofreaction. The reaction is first-order in ethylene oxide.

  • In the laboratory experiment, 500 mL of a 2M solution (2 kmol/m3)of ethylene oxide in water was mixed with 500 mL of water containing0,9 wt% sulfuric acid, which is is a catalyst. The temperature wasmantained at 55 C. The concentration of ethylene glycol was recordedas a function of time. Using the data in Table E4-1.1, determine thespecific reaction rate at 55C

  • Waktu yang terhitung tersebut adalah waktu reaksi. Dalam

    perancangan proses-proses batch, dikenal istilah cycle time atau

    waktu siklus. Waktu siklus adalah waktu keseluruhan yang

    dibutuhkan untuk sekali produksi (tt) pada reaktor batch meliputi

    waktu pengisian(tf), waktu reaksi (t), waktu pengosongan(te), dan

    waktu pembersihan (tc).

    Jika diinginkan untuk memproduksi suatu produk dengan kapasitas

    tertentu, maka perlu dilakukan penjadwalan proses batch.

    ceft ttttt

  • Reaktor Semibatch

    One of the best reasons to use semibatch reactors is to enhance selectivityin liquid-phase reactions.

    Untuk reaktor semibatch, design equation atau persamaan perancangansangat tergantung dari sistem semibatch yang digunakan. Pada prinsipnya,terdapat dua kemungkinan konfigurasi dari reaktor semibatch:1. Terdapat dua reaktan (A dan B), salah satu reaktan dijaga tetap berada

    di dalam reaktor (misal reaktan A), sementara reaktan yang laindiumpankan secara perlahan ke dalam reaktor (misal reaktan B). Jenisreaktor ini biasanya dipilih ketika terjadi reaksi samping yangdisebabkan oleh tingginya konsentrasi B atau jika reaksi sangateksotermis. Pada beberapa kasus, reaktan B berupa gas yangdigelembungkan ke dalam reaktan A yang cairan. Contoh reaksi yangbiasanya menggunakan jenis reaktor ini antara lain adalah reaksi-reaksiamonolisis, klorinasi, dan hidrolisis.

  • 2. Reaktan A dan B diumpankan bersamaan ke dalam reaktor hanya pada

    awal reaksi, dan salah satu komponen dari produk yang terbentuk

    (misalnya komponen C) diuapkan dan diambil secara kontinyu. Hal ini

    biasanya dilakukan untuk menggeser keseimbangan ke kanan. Jenis ini

    disebut reactive distillation.

  • Design Equation Reaktor Semibatch Isotermal

    Untuk reaktor semibatch jenis pertama, misal reaksi

    A + B C

    Persamaan neraca massa A:

    onaccumulati

    of rate

    reaction

    of rate

    output

    rate

    input

    rate

    dt

    dNVr AtA 00

    dt

    dVC

    dt

    dCV

    dt

    VCdVr A

    AAA

  • Karena V berubah terhadap waktu (Bdiumpankan secara kontinyu ke dalamreaktor), maka diperlukan neraca massaoveral di dalam reaktor:

    Dengan adalah volumetric flowrate.Jika densitas konstan

    onaccumulati

    of rate

    reaction

    of rate

    output

    rate

    input

    rate

    dt

    Vd 0000

    0

    0dt

    dV

    0

    Dengan kondisi batas pada t=0; V=V0, sehingga

    tVV 00

  • Substitusi persamaan

    ke persamaan:

    dt

    dVC

    dt

    dCVVr A

    AA

    0AAA CVr

    dt

    dCV

    0dt

    dV

    0A

    AA C

    dt

    dCVVr

    AAA C

    Vr

    dt

    dC 0

  • Persamaan neraca massa B:

    onaccumulati

    of rate

    reaction

    of rate

    output

    rate

    input

    rate

    dt

    dNVrF BBB 00

    VrFdt

    dNBB

    B 0

    VrF

    dt

    VCdBB

    B 0

    VrFdt

    dVC

    dt

    dCV BBB

    B 0

    B

    BBB rV

    CC

    dt

    dC

    00

  • Persamaan neraca massa C:

    onaccumulati

    of rate

    reaction

    of rate

    output

    rate

    input

    rate

    dt

    dNVr CC 00

    Vrdt

    dNC

    C

    Vr

    dt

    VCdC

    C

    Vrdt

    dVC

    dt

    dCV CC

    C

    CCC C

    Vr

    dt

    dC 0

  • Konversi dapat dinyatakan:

    Misal asumsi reaksi elementer, sehingga

    rate law:

    Laju relatif

    0

    0

    A

    AAA

    N

    NNX

    00

    00

    VC

    VCVCX

    A

    AAA

    BAA CkCr

    CBA rrr

  • Ringkasan persamaan perancangan reaktor semibatch isotermal

    untuk reaksi A + B C

    Neraca massa A

    Neraca massa B

    Neraca massa C

    Perubahan volum terhadap waktu

    Konversi

    Rate law dengan

    CCC C

    Vr

    dt

    dC 0

    AAA C

    Vr

    dt

    dC 0

    B

    BBB rV

    CC

    dt

    dC

    00

    tVV 00

    00

    00

    VC

    VCVCX

    A

    AAA

    BAA CkCr CBA rrr

  • Kondisi batas (boundary conditions)

    Pada t=0 ; CA=CA0; CB=CC=0

    Persamaan-persamaan tersebut merupakan persamaan diferensial

    ordiner simultan yang dapat diselesaikan dengan metode numeris,

    misalnya dengan menggunakan metode Runge-Kutta

  • Mechanical Design Reaktor Batch dan Semibatch

    Mechanical design reaktor bacth dan semibatch meliputi:1. Spesifikasi tangki (vessel) meliputi ukuran, material konstruksi, tebal

    dinding, jenis head, isolasi, dsb.2. Spesifikasi impeller (tipe, jumlah, posisi, ukuran, kecepatan putaran)3. Power requirement untuk pengaduk.4. Baffle (tipe, jumlah, posisi)5. Prosedur pengumpanan (akan menentukan posisi dan ukuran

    nozel)6. Heat transfer equipment meliputi tipe (jaket, koil, atau eksternal),

    beban panas (heat load), jenis pendingin/pemanas, luas transferpanas, dsb.

    7. Untuk reaktor semibacth, jika terdiri dari dua fasa gas-cair, makaperlu spesifikasi sparger atau spesifikasi orifice tergantung daridesain.

  • Ru

    leo

    fTh

    um

    bs

  • Rule of Thumbs

  • Berikut adalah beberapa referensi untuk mechanical design reaktor

    batch dan semibatch:

    1. Rase, M.F., 1977, Chemical Reactor Design for Process Plant, Vol. 1.

    2. Couper J.R., Penney, W.R., Fair, J.R., and Walas, S.M., 2005, Chemical

    Process Equipment : Selection and Design , 2nd edition.

    3. Coulson&Richardsons Chemical Engineering vol.1, 6th edition.

    4. Brownel&Young, Process Equipment Design,

    dll...