Top Banner
MUNAWAR Toha, 63, WNI yang telah didakwa mem- bunuh istrinya, Surya Sari Prihatin, 41, di Kota Coral Springs, Florida, Amerika Serikat, sekarang dikenai tu- duhan baru yaitu mencoba membunuh para saksi de- ngan menyewa pembunuh bayaran sebesar US$5 ribu atau sekitar Rp45 juta. Seperti dilaporkan kon- tributor Media Indonesia dari Amerika Serikat, Munawar juga ditengarai mencoba mencari tiga saksi dengan bayaran masing-masing US$500 (Rp4,5 juta) untuk memberikan keterangan palsu bahwa dirinya bukan- lah pembunuh. “Padahal, dakwaan pem- bunuhan terhadap Munawar belum disidangkan dan dia masih ditahan di penjara,” kata hakim Pengadilan Ne- geri Broward County, John Hurley. “Dengan tuduh- an baru ini, jadwal sidang pembacaan dakwaan akan semakin molor karena polisi dan jaksa harus menam- bah berkas dengan tuduhan baru”. Di antara saksi yang di- duga akan dibunuh, tak lain ialah teman keluarga Munawar sendiri yakni Me- riana Tjong dan suaminya, Rahadian Putra. Padahal, suami istri itu telah ikut men- cari korban saat pertama kali dilaporkan hilang. Mereka menyusuri jalan yang biasa dilalui korban, mulai dari sekolah anak Surya Sari Pri- hatin di James Hunt Elemen- tary School sampai ke tempat kerja Munawar di Kantor Dinas Transportasi Florida. Suami istri Rahadian dan Meriana bahkan mengontak teman lainnya yang kira-kira mengenal korban. Usaha pencarian dilaku- kan sejak hilangnya korban pada 23 Maret 2010. Ternya- ta, Surya Sari Prihatin telah dibunuh dan mayatnya dibe- namkan ke Danau Crystal di Florida. Munawar kemudian ditangkap pada 6 April 2010 sebagai tersangka tunggal. Sampai saat ini, Munawar masih ditahan di penjara utama Broward ka- rena permohonan penangguhan pe- nahanannya dengan uang jaminan telah dua kali ditolak. Dari penjara, Mu- nawar akan bolak- balik menghadiri hearing maupun pembacaan tuduh- an di pengadilan. Berdasarkan hu- kum Florida, Mu- nawar dikenai tu- duhan pembunuhan tingkat pertama dan bisa terkena hukuman mati atau penjara seumur hidup. Sementara untuk upaya mencoba me- nyewa penembak profesio- nal untuk membunuh saksi, ia bisa dikenai hukuman maksimal penjara seumur hidup. Jeffrey Dwyer selaku peng- acara Munawar tidak mau menjawab saat ditanya soal tuntutan jaksa terhadap ka- sus pembunuhan maupun tuduhan baru. “Klien saya masih sangat prihatin dengan nasib kedua putranya yang baru berumur 8 dan 5 tahun,” kata Dwyer. (Tanza Erlambang/I-1) WWW.PALMBEACHPOST.COM Internasional | 19 SELASA, 27 JULI 2010 | MEDIA INDONESIA Duch Divonis 35 Tahun Duch hanya bakal menjalani masa tahanan 19 tahun penjara. Hukumannya dipotong masa tahanan 16 tahun. Heryadi Sarodji MENGIKUTI SIDANG: Wartawan memperhatikan sidang tokoh Khmer Merah, Kaing Guek Eav, melalui layar televisi di pengadilan Phnom Penh, Kamboja, kemarin. PARA menteri luar negeri nega- ra-negara Uni Eropa (UE) telah mengesahkan sanksi keras atas aktivitas nuklir Iran, kemarin. Namun, penerapan sanksi ini baru akan berjalan setelah di- publikasikan di jurnal UE hari ini, atau Rabu (28/7). Sanksi ini lebih keras dari- pada sanksi yang diberlakukan PBB dan AS beberapa minggu lalu atas pengayaan uranium Iran yang dituduh merupa- kan program pengembangan senjata nuklir. UE berencana memblokir investasi dan mem- batasi kemampuan pengilangan minyak dan gas alam Iran. Salah seorang diplomat UE menjelas- kan, “Sanksi ini sangat detail dan menyerang dengan tepat setiap entitas di Iran--bank, per- usahaan asuransi, perusahaan pengiriman, dan kargo--semua diblokir.” Selain larangan aktivitas - nansial, termasuk pembatasan transfer uang di Iran, sanksi ini juga melarang investasi baru dan bantuan teknis untuk Iran dalam memproduksi gas alam cair. “Ini akan meningkatkan te- kanan terhadap Iran untuk menegosiasikan program nuklir mereka,” ujar Menteri Luar Negeri Inggris William Hague di Brussels, Belgia. “Saya harap Iran membaca pesan bahwa negara-negara Eropa terbuka untuk negosiasi tentang pro- gram nuklir. Tapi jika mereka menolak, kami akan menekan lebih intensif.” Walaupun sanksi ini berat bagi Iran, diplomat UE sadar bahwa sanksi ini baru akan berhasil bila dipatuhi negara- negara UE. Salah seorang diplomat men- jelaskan, ketika diberlakukan, akan ada kewajiban hukum bagi semua negara UE untuk mematuhi sanksi ini. Kepala urusan luar negeri UE Catherine Ashton menjad- walkan akan memanggil Iran untuk kembali membicarakan aktivitas nuklir Iran. Ia dan pimpinan negosiasi nuklir Saeed Jalili telah saling berkomunikasi dalam minggu- minggu ini. Menurut keterang- an seorang diplomat kepada Reuters, tampaknya UE dan Iran dapat bertemu September tahun ini. Namun, para ahli Iran tetap pesimistis negosiasi nuklir dengan cara ini tidak akan ber- langsung cepat. Pertemuan pertama Iran dengan Barat sejak Oktober 2009 dikhawatirkan justru akan memulai proses panjang di saat berusaha agar sanksinya dicabut dan Barat berusaha menahan program pengayaan uranium. Minggu (25/7), Menteri Luar Negeri Iran Manouchehr Motta- ki telah menyatakan negaranya bersedia bertemu dengan lima anggota tetap Dewan Keaman- an PBB terkait dengan sanksi PBB yang jatuh lebih awal. (*/Reuters/I-4) UE Tekan Iran lewat Sanksi P ENGADILAN keja- hatan perang PBB, kemarin, memvonis kepala penjara Khmer Merah hukuman 35 tahun penjara. Vonis itu merupakan yang pertama terhadap para pemimpin revolusi Ladang Pembantaian yang mene- waskan 1,7 juta rakyat Kamboja tiga dekade silam. Kaing Guek Eav, yang punya julukan Duch, dinyatakan ber- salah melakukan pembunuh- an, penyiksaan, pemerkosaan, tindakan-tindakan tidak manu- siawi, kejahatan terhadap kema- nusiaan, dan tuduhan-tuduhan lainnya yang dilakukannya se- masa menjadi komandan penjara Tuol Sleng. Sebelumnya, Tuol Sleng adalah gedung sekolah bernama S-21. Kini bangunan itu menjadi simbol horor rezim komunis yang berkuasa di Kam- boja pada 1975-1979. Mantan guru matematika ini tidak menunjukkan reaksi ketika hakim membacakan keputusan- nya. Ia bisa bebas lebih cepat lagi, yakni setelah 11 tahun, jika ia berkelakuan baik dan diberi remisi. Kendati demikian, Duch ha- nya bakal menjalani masa tahan- an 19 tahun penjara. Hukuman- nya dipotong masa tahanan 16 tahun. Keputusan tersebut jauh lebih ringan daripada tuntutan jaksa yang 40 tahun ataupun tun- tutan rakyat Kamboja yang ingin melihatnya terus mendekam di penjara seumur hidup. Dalam persidangannya yang berlangsung delapan bulan, Duch mengakui mengawasi langsung pembunuhan tersebut dan me- newaskan lebih dari 14 ribu orang. Namun, ia mengaku ha- nya menjalankan perintah. Duch mengaku ia tidak punya pilihan lain kecuali melakukan perintah tersebut karena pilihannya antara membunuh dan dibunuh. Namun, para jaksa penuntut menetapkan Duch secara ideolo- gi memiliki pikiran yang sama dengan para pemimpin Khmer Merah lainnya dan tidak men- coba menghentikan. Diperkira- kan, seperlima penduduk tewas selama Khmer Merah berkuasa sepanjang 1975-1979. Disambut kemarahan Banyak warga Kamboja yang menghadiri sidang menitikkan air mata mendengar keputus- an tersebut. Banyak lagi yang menunjukkan kemarahan atas pengadilan yang sudah menelan biaya US$78,4 juta dalam lima tahun terakhir untuk menyeret lima pejabat Khmer Merah per- tama ke meja hijau. “Kami harap pengadilan ini dapat memberikan keputusan. Namun, jika Anda membunuh 14 ribu orang dan hanya dihukum 19 tahun--11 jam untuk setiap nyawa yang dicabut--hukuman apa itu? Itu lelucon,” ujar Theary Seang, yang kini telah menjadi warga Amerika Serikat. Ia kehi- langan ayahnya di S-21. “Tidak ada keadilan. Saya menuntut hukuman seumur hidup untuk Duch,” ujar Hong Sovath, 47, di sela-sela sedu se- dannya. Ayahnya yang seorang diplomat tewas di penjara terse- but. Sementara itu, Khan Mony, yang ibunya dieksekusi setelah melalui S-21, mengaku kecewa. “Keputusan itu tidak adil. Duch telah membunuh banyak orang. Jika keputusan adil tentu orang-orang akan tenang dan menerimanya,” ujarnya. Sidang itu disiarkan langsung televisi dan ditonton jutaan war- ga Kamboja. Banyak yang ber- harap sidang ini akan menutup bab tergelap negeri itu dalam 20 abad terakhir ketika hampir se- perempat rakyat negeri itu tewas akibat, kelaparan, penyakit, penyekapan, atau penyiksaan dan eksekusi lainnya oleh Khmer Merah. (AP/Reuters/I-4) heryadi@ mediaindinonesia.com Tuduhan Baru untuk WNI Tersangka Pembunuh William Hague Menlu Inggris AP Munawar Toha Terdakwa REUTERS/CHOR SOKUNTHEA
1

SELASA, 27 JULI 2010 | MEDIA INDONESIA Duch … telah menyatakan negaranya bersedia bertemu dengan lima anggota tetap Dewan Keaman-an PBB terkait dengan sanksi PBB yang jatuh lebih

May 26, 2018

Download

Documents

danghuong
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: SELASA, 27 JULI 2010 | MEDIA INDONESIA Duch … telah menyatakan negaranya bersedia bertemu dengan lima anggota tetap Dewan Keaman-an PBB terkait dengan sanksi PBB yang jatuh lebih

MUNAWAR Toha, 63, WNI yang telah didakwa mem-bunuh istrinya, Surya Sari Prihatin, 41, di Kota Coral Springs, Florida, Amerika Serikat, sekarang dikenai tu-duhan baru yaitu mencoba membunuh para saksi de-ngan menyewa pembunuh bayaran sebesar US$5 ribu atau sekitar Rp45 juta.

Seperti dilaporkan kon-tributor Media Indonesia dari Amerika Serikat, Munawar juga ditengarai mencoba mencari tiga saksi dengan bayaran masing-masing US$500 (Rp4,5 juta) untuk memberikan keterangan palsu bahwa dirinya bukan-lah pembunuh.

“Padahal, dakwaan pem-bunuhan terhadap Munawar belum disidangkan dan dia masih ditahan di penjara,” kata hakim Pengadilan Ne-geri Broward County, John Hurley. “Dengan tuduh-an baru ini, jadwal sidang pembacaan dakwaan akan semakin molor karena polisi dan jaksa harus menam-bah berkas dengan tuduhan baru”.

Di antara saksi yang di-duga akan dibunuh, tak lain ialah teman keluarga Munawar sendiri yakni Me-riana Tjong dan suaminya, Rahadian Putra. Padahal, suami istri itu telah ikut men-cari korban saat pertama kali

dilaporkan hilang. Mereka menyusuri jalan yang biasa dilalui korban, mulai dari sekolah anak Surya Sari Pri-hatin di James Hunt Elemen-tary School sampai ke tempat kerja Munawar di Kantor Dinas Transportasi Florida. Suami istri Rahadian dan Meriana bahkan mengontak teman lainnya yang kira-kira mengenal korban.

Usaha pencarian dilaku-kan sejak hilangnya korban pada 23 Maret 2010. Ternya-ta, Surya Sari Prihatin telah dibunuh dan mayatnya dibe-namkan ke Danau Crystal di Florida. Munawar kemudian ditangkap pada 6 April 2010 sebagai tersangka tunggal.

Sampai saat ini, Munawar masih ditahan di penjara utama Broward ka-rena permohonan penangguhan pe-nahanannya dengan uang jaminan telah dua kali ditolak. Dari penjara, Mu-nawar akan bolak-balik menghadiri hearing maupun pembacaan tuduh-an di pengadilan.

Berdasarkan hu-kum Florida, Mu-nawar dikenai tu-

duhan pembunuhan tingkat pertama dan bisa terkena hukuman mati atau penjara seumur hidup. Sementara untuk upaya mencoba me-nyewa penembak profesio-nal untuk membunuh saksi, ia bisa dikenai hukuman maksimal penjara seumur hidup.

Jeffrey Dwyer selaku peng-acara Munawar tidak mau menjawab saat ditanya soal tuntutan jaksa terhadap ka-sus pembunuhan maupun tuduhan baru.

“Klien saya masih sangat prihatin dengan nasib kedua putranya yang baru berumur 8 dan 5 tahun,” kata Dwyer. (Tanza Erlambang/I-1)

WWW.PALMBEACHPOST.COM

Internasional | 19SELASA, 27 JULI 2010 | MEDIA INDONESIA

Duch Divonis 35 TahunDuch hanya bakal menjalani masa tahanan 19 tahun penjara.

Hukumannya dipotong masa tahanan 16 tahun.

Heryadi Sarodji

MENGIKUTI SIDANG: Wartawan memperhatikan sidang tokoh Khmer Merah, Kaing Guek Eav, melalui layar televisi di pengadilan Phnom Penh, Kamboja, kemarin.

PARA menteri luar negeri nega-ra-negara Uni Eropa (UE) telah mengesahkan sanksi keras atas aktivitas nuklir Iran, kemarin. Namun, penerapan sanksi ini baru akan berjalan setelah di-publikasikan di jurnal UE hari ini, atau Rabu (28/7).

Sanksi ini lebih keras dari-pada sanksi yang diberlakukan PBB dan AS beberapa minggu lalu atas pengayaan uranium Iran yang dituduh merupa-kan program pengembangan senjata nuklir. UE berencana memblokir investasi dan mem-batasi kemampuan pengilangan minyak dan gas alam Iran. Salah seorang diplomat UE menjelas-kan, “Sanksi ini sangat detail dan menyerang dengan tepat setiap entitas di Iran--bank, per-usahaan asuransi, perusahaan pengiriman, dan kargo--semua diblokir.”

Selain larangan aktivitas fi -nansial, termasuk pembatasan transfer uang di Iran, sanksi ini juga melarang investasi baru dan bantuan teknis untuk Iran dalam memproduksi gas alam cair.

“Ini akan meningkatkan te-kanan terhadap Iran untuk menegosiasikan program nuklir mereka,” ujar Menteri Luar Negeri Inggris William Hague di Brussels, Belgia. “Saya harap Iran membaca pesan bahwa negara-negara Eropa terbuka untuk negosiasi tentang pro-gram nuklir. Tapi jika mereka menolak, kami akan menekan

lebih intensif.”Walaupun sanksi ini berat

bagi Iran, diplomat UE sadar bahwa sanksi ini baru akan berhasil bila dipatuhi negara-negara UE.

Salah seorang diplomat men-jelaskan, ketika diberlakukan, akan ada kewajiban hukum bagi semua negara UE untuk mematuhi sanksi ini.

Kepala urusan luar negeri UE Catherine Ashton menjad-walkan akan memanggil Iran untuk kembali membicarakan aktivitas nuklir Iran.

Ia dan pimpinan negosiasi nuklir Saeed Jalili telah saling berkomunikasi dalam minggu-minggu ini. Menurut keterang-an seorang diplomat kepada Reuters, tampaknya UE dan Iran dapat bertemu September tahun ini. Namun, para ahli Iran tetap pesimistis negosiasi nuklir dengan cara ini tidak akan ber-langsung cepat.

Pertemuan pertama Iran dengan Barat sejak Oktober 2009 dikhawatirkan justru akan memulai proses panjang di saat berusaha agar sanksinya dicabut dan Barat berusaha menahan program pengayaan uranium.

Minggu (25/7), Menteri Luar Negeri Iran Manouchehr Motta-ki telah menyatakan negaranya bersedia bertemu dengan lima anggota tetap Dewan Keaman-an PBB terkait dengan sanksi PBB yang jatuh lebih awal.(*/Reuters/I-4)

UE Tekan Iran lewat Sanksi

PENGADILAN keja-hatan perang PBB, kemarin, memvonis kepala penjara Khmer

Merah hukuman 35 tahun penjara. Vonis itu merupakan yang pertama terhadap para pemimpin revolusi Ladang Pembantaian yang mene-waskan 1,7 juta rakyat Kamboja tiga dekade silam.

Kaing Guek Eav, yang punya julukan Duch, dinyatakan ber-salah melakukan pembunuh-an, penyiksaan, pemerkosaan, tindakan-tindakan tidak manu-siawi, kejahatan terhadap kema-nusiaan, dan tuduhan-tuduhan lainnya yang dilakukannya se-masa menjadi komandan penjara Tuol Sleng. Sebelumnya, Tuol Sleng adalah gedung sekolah bernama S-21. Kini bangunan itu menjadi simbol horor rezim komunis yang berkuasa di Kam-boja pada 1975-1979.

Mantan guru matematika ini tidak menunjukkan reaksi ketika hakim membacakan keputusan-nya. Ia bisa bebas lebih cepat lagi, yakni setelah 11 tahun, jika ia berkelakuan baik dan diberi remisi.

Kendati demikian, Duch ha-nya bakal menjalani masa tahan-an 19 tahun penjara. Hukuman-nya dipotong masa tahanan 16 tahun. Keputusan tersebut jauh lebih ringan daripada tuntutan jaksa yang 40 tahun ataupun tun-tutan rakyat Kamboja yang ingin melihatnya terus mendekam di penjara seumur hidup.

Dalam persidangannya yang berlangsung delapan bulan, Duch mengakui mengawasi langsung pembunuhan tersebut dan me-

newaskan lebih dari 14 ribu orang. Namun, ia mengaku ha-nya menjalankan perintah. Duch mengaku ia tidak punya pilihan lain kecuali melakukan perintah tersebut karena pilihannya antara membunuh dan dibunuh.

Namun, para jaksa penuntut menetapkan Duch secara ideolo-gi memiliki pikiran yang sama dengan para pemimpin Khmer Merah lainnya dan tidak men-coba menghentikan. Diperkira-kan, seperlima penduduk tewas selama Khmer Merah berkuasa sepanjang 1975-1979.

Disambut kemarahanBanyak warga Kamboja yang

menghadiri sidang menitikkan air mata mendengar keputus-an tersebut. Banyak lagi yang

menunjukkan kemarahan atas pengadilan yang sudah menelan biaya US$78,4 juta dalam lima tahun terakhir untuk menyeret lima pejabat Khmer Merah per-tama ke meja hijau.

“Kami harap pengadilan ini dapat memberikan keputusan. Namun, jika Anda membunuh 14 ribu orang dan hanya dihukum 19 tahun--11 jam untuk setiap nyawa yang dicabut--hukuman apa itu? Itu lelucon,” ujar Theary Seang, yang kini telah menjadi warga Amerika Serikat. Ia kehi-langan ayahnya di S-21.

“Tidak ada keadilan. Saya menuntut hukuman seumur hidup untuk Duch,” ujar Hong Sovath, 47, di sela-sela sedu se-dannya. Ayahnya yang seorang diplomat tewas di penjara terse-

but. Sementara itu, Khan Mony, yang ibunya dieksekusi setelah melalui S-21, mengaku kecewa.

“Keputusan itu tidak adil. Duch telah membunuh banyak orang. Jika keputusan adil tentu orang-orang akan tenang dan menerimanya,” ujarnya.

Sidang itu disiarkan langsung televisi dan ditonton jutaan war-ga Kamboja. Banyak yang ber-harap sidang ini akan menutup bab tergelap negeri itu dalam 20 abad terakhir ketika hampir se-perempat rakyat negeri itu tewas akibat, kelaparan, penyakit, penyekapan, atau penyiksaan dan eksekusi lainnya oleh Khmer Merah. (AP/Reuters/I-4)

[email protected]

Tuduhan Baru untuk WNI

Tersangka Pembunuh

William HagueMenlu Inggris

AP

Munawar TohaTerdakwa

REUTERS/CHOR SOKUNTHEA