Top Banner
CERPEN Wong akeh
31

SEKILAS TENTANG CERPEN

Jan 09, 2017

Download

Education

Phaphy Wahyudhi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: SEKILAS TENTANG CERPEN

CERPENWong akeh

Page 2: SEKILAS TENTANG CERPEN

Simak bagian awal cerpen di bawah ini!

Langit jadi merah. Seekor naga menukik, menyapu bintang-bintang dan matahari. Pucuk-pucuk sayapnya memercik bara. Api bertebaran. Angin berputing. Ketakutan disemprotkan ke udara seperti tinta gurita. Para satria berbaju zirah itu bergelimpangan. Jerit putus asa menyesaki ruang. Makhluk itu marah luar biasa. Rumah-rumah, pohon-pohon, pucuk gunung di kejauhan, jadi remuk tak jelas bentuk. Rata tanah. Semua. Kecuali satu anak yang berdiri tegak tak bergerak. Tangannya menggenggam busur yang selesai teregang. Waiahnya segelap batu, namun matanya seterang kilat. Dari busurnyalah panah besar yang menghunjam di dada sang naga.

(“Pada Suatu Hari, Ada Ibu dan Radian” karya Avianti Armand)

Kutipan cerpen 1:

Page 3: SEKILAS TENTANG CERPEN

Kutipan cerpen 2:

Dengan tidak diduga pada suatu siang kritikus Adinan menerima seorang tamu. Tidak ada yang menarik pada tamu itu –dari ujung rambut sampai sandalnya biasa—kecuali caranya bertamu membuat kritikus Adinan bertanya-tanya dalam hati. Sebelum masuk pekarangan tamu itu membunyikan bel sepedanya terus-menerus, dan setelah masuk pekarangan tamu itu tidak mau turun dari sepeda. Kedua kaki tamu itu memacak tanah, lalu tangannya melepas kancing baju lalu mengambil surat yang disimpan di belakang baju bagian dada.“Apakah ini rumah kritikus Adinan?” kritikus Adinan mengangguk.“Saya membawa surat perintah dari pengadilan.”Tamu itu menyampaikan surat tanpa turun dari sepeda. Kriikus Adinan menerima surat lalu matanya membelalak memandang cap di atas sampul.

(“Kritikus Adinan” karya Budi Darma)

Page 4: SEKILAS TENTANG CERPEN

Kutipan cerpen 3:

Pada sebuah telepon umum, seorang wanita berbicara dengan wajah gelisah.“Katakanlah sekali lagi, kamu cinta padaku.”Mendengar kalimat itu, orang yang mengantre di belakangnya memberengut, sambil melihat arlojinya. Pengalaman menunjukkan, orang tidak bisa berbicara tentang cinta kurang dari 15 menit. Namun, sungguh terlalu kalau wanita itu masih juga bertanya tentang cinta setelah 30 menit. Apalagi sudah ada beberapa orang berdatangan ke telepon umum itu, sambil sengaja mengecrek-ngecrekkan koin di tangannya.“Kamu benar-benar cinta padaku? Sampai kapan?”

( “Sebuah Pertanyaan untuk Cinta” karya Seno Gumira Ajidarma)

Page 5: SEKILAS TENTANG CERPEN

Kutipan cerpen 4:

Akulah Jibril, malaikat yang suka membagi-bagikan wahyu. Aku suka berjalan di antara pepohonan, jika angin mendesir: itulah aku; jika pohon bergoyang: itulah aku; yang sarat beban wahyu, yang dipercayakan Tuhan ke pundakku. Sering wahyu itu aku naikkan seperti layang-layang, sampai jauh tinggi di awan, dengan seutas benang yang menghubungkannya; sementara itu langkahku melentur-lentur melayang di antara batang pisang dan mangga.Akulah Jibril, malaikat yang telah membagi-bagikan wahyu kepada Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Muhammad, Nabi Isa, Nabi-nabi lain, yang kedatanganku senantiasa ditandai dengan gemerisiknya angin di antara pepohonan atau padang pasir.

(“Mereka Toh Tidak Mungkin Menjaring Malaikat” karya Danarto)

Page 6: SEKILAS TENTANG CERPEN

Cerpen adalah ... Secara umum cerpen adalah cerita atau

narasi, bukan analisis argumentatif, yang fiktif, tidak benar-benar telah terjadi tetapi dapat terjadi di mana saja dan kapan saja, serta relatif pendek. Ciri utama cerpen adalah (1) cerita yang disampaikan relatif pendek, (2) fiction ‘sifatnya rekaan’, dan (3) bersifat naratif/penceritaan.

Page 7: SEKILAS TENTANG CERPEN

Penceritaan (narasi), hemat dan ekonomis, hanya ada dua/tiga tokoh, satu peristiwa, satu efek bagi pembaca. Satu kesatuan yang utuh dan lengkap dapat dilihat dari unsur yang membentuknya.

Unsur-unsur Yang Membentuk Cerpen(1) peristiwa cerita (alur/plot)

(2) tokoh cerita (karakter)(3) tema cerita

(4) suasana cerita (mood dan atmosfir)(5) sudut pandang pencerita (point of view)

(6) gaya (style) pengarang

Page 8: SEKILAS TENTANG CERPEN

(1) Plot Plot dengan jalan cerita tidak bisa dipisahkan.

Misal, Raja mati = jalan cerita. Raja mati karena sakit hati = plot. Plot bersembunyi di balik jalan cerita.

Jalan cerita memuat kejadian. Suatu kejadian ada karena ada sebabnya, ada alasannya. Yang menggerakkan kejadian cerita tersebut adalah plot, yaitu segi rohaniah dari kejadian. Kejadian akan berkembang = konflik.

Plot terdiri atas: a) pengenalan, b) timbulnya konflik, c) konflik memuncak, d) klimaks, e) pemecahan soal. Kelimanya berpusat pada konflik.

Page 9: SEKILAS TENTANG CERPEN

(1) Plot Plot terdiri atas: a) pengenalan, b) timbulnya

konflik, c) konflik memuncak, d) klimaks, e) pemecahan soal. Kelimanya berpusat pada konflik.

Timbulnya konflik/terbitnya plot sering berhubungan dengan unsur watak atau tema, bahkan setting. Segi yang paling menarik dari cerpen adalah plot ini.

Sebagai bahan pengayaan Anda, silakan baca:1. “Laki-laki dan Mesiu” karya Trisnoyuwono2. “Matahari dalam Kelam” karya Motinggo Busye3. “Hujan Kepagian” dan “Rasa Sayange” karya Nugroho Notosusasnto4. “Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi” karya Seno Gumira Adjidarma

Page 10: SEKILAS TENTANG CERPEN

(2) Tokoh Cerpen modern memiliki kecenderungan, dalam

penggarapannya, menekankan pada unsur perwatakan tokohnya. Hal itu dapat dilihat pada cerpen-cerpen Budi Darma yang dimuat pada Horison.

Beberapa ciri utama tentang karakter tersaji di bawah ini.a. kejadian-kejadian cerita berpusat pada konflik watak

tokoh utamanyab. mutu cerpen bergantung pada kepandaian penulis

(cerpenis) dalam menghidupkan watak tokohc. pribadi dalam cerita tidak sama dalam pribadi

keseharian

Page 11: SEKILAS TENTANG CERPEN

(2) Tokoh Bagaimana mengenali karakter? Untuk mengenali

karakter, ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan seperti di bawah ini.a. melalui apa yang diperbuatnyab. melalui ucapan-ucapannyac. melalui penggambaran fisik tokohd. melalui pikiran-pikirannyae. melalui penerangan langsung

Sebagai bahan pengayaan, silakan Anda baca cerpen:

1. “Mendiang” karya S.N. Ratmana,2. “Seribu Kunang-kunang di Manhattan” karya Umar Kayam.

Page 12: SEKILAS TENTANG CERPEN

(3) Tema Ide sebuah cerita. Beberapa kata kunci

tentang tema adalah sebagai berikut.a. bukan sekedar mau berceritab. bisa masalah kehidupan, pandangan hidupc. komentar tentang hidupd. tidak perlu selalu berwujud moral, atau ajaran morale. bisa merupakan pengamatan pengarang terhadap kehidupanf. pesan tidak selalu definitif

Page 13: SEKILAS TENTANG CERPEN

(3) Tema Cerpen yang berhasil menyajikan tema secara

tersamar dalam seluruh elemen-elemen. Mencari arti sebuah cerpen, pada dasarnya adalah mencari tema yang terkandung dalam cerpen tersebut. Tema disampaikan secara tersembunyi. Tema cerpen besar --- universal dan berlaku segala zaman.

Sebagai bahan pengayaan Anda, simak cerpen:1. “Nasihat Untuk Anakku” karya Motinggo Busye2. “Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi” karya Seno Gumira Adjidarma3. “Pelajaran Mengarang” karya Seno Gumira Adjidarma4. “Kado Istimewa” karya Jujur Prananto.

Page 14: SEKILAS TENTANG CERPEN

(4) Setting Setting menyaran pada pengertian tempat, hubungan

waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan (Abrams, 1981: 175).

Beberapa hal yang terkait dengan setting adalah a. bukan hanya sekedar background,b. bukan hanya tempat kejadian/kapan terjadinya,c. dalam cerpen modern: menjadi sangat penting, erat dengan karakter,

tema, suasana cerita,d. setting harus mutlak untuk menggarap tema dan karakter cerita,e. setting terintegrasi dengan tema, watak, gaya, implikasi (kaitan)

filosofis,f. setting dapat membentuk tema tertentu dan plot tertentu.

Page 15: SEKILAS TENTANG CERPEN

(4) Setting Untuk menilai apakah suatu setting integral dalam cerpen, dapat

diajukan pertanyaan-pertanyaan berikut:a. dapatkah setting diganti dengan tempat lain tanpa mengubah

karakter dan isi cerpen?b. sampai sejauh mana setting menentukan tema dan plot cerpen?c. sampai sejauh mana setting membentuk watak dan mengapa daerah

lain tidak menghasilkan watak-watak demikian? d. apakah setting akan tetap efektif pada keseluruhan cerpen

kalau dihilangkan atau diabaikan?

Sebagai bahan pengayaan, silakan Anda baca cerpen:1. “Pawai di Bawah Bulan” karya S.N. Ardan2. “Seribu Kunang-kunang di Manhattan” karya Umar Kayam3. “Lampor” karya Joni Ariadinata

Page 16: SEKILAS TENTANG CERPEN

(5) Point of view

Point of view menjawab pertanyaan siapakah yang menceritakan kisah ini. Beberapa hal yang menyangkut masalah point of view adalah:a. bagaimana kisah tersebut diceritakan?b. dalam kesastraan, masalah siapa tidak begitu penting,

yang terpenting adalah bagaimana?c. pada dasarnya adalah visi pengarang, artinya sudut

pandangan yang diambil pengarang untuk melihat suatu

kejadian ceritad. berbeda dengan pandangan pengarang sebagai pribadi

karena dalam cerpen sebenarnya adalah pandangan pengarang terhadap kehidupan

e. pribadi pengarang yang masuk disebut gaya pengarang.

Page 17: SEKILAS TENTANG CERPEN

(5) Point of viewAda 4 (empat) macam point of view:1. Omniscient point of view ‘sudut penglihatan

yang berkuasa’ sebagai pencipta, serba tahu, dan bisa menceritakan apa saja: perasaan, kelakuan, pikiran, termasuk komentar kelakuan pelakunya). Ciri: sejarah, edukatif, humor.

2. Objective point of view, sama dengan a hanya tanpa komentar; pembaca disuguhi pandangan mata; pembaca bebas menafsirkan.

3. Point of view orang pertama, pembaca diajak ke pusat kejadian; seolah membaca otobiografi; bahayanya pribadi masuk dalam tokoh.

4. Point of view pemimpin, salah satu tokohnya bercerita; atau teknik orang ketiga.

Page 18: SEKILAS TENTANG CERPEN

(5) Point of view Bgm cara pengarang menempatkan atau memperlakukan

dirinya dalam cerita yang ditulisnya. (sebagai tokoh utama, pengamat, penonton yang melaporkan peristiwa yg diamati kpd pembaca?)

Pola orang pertamaumumnya memakai kata ganti aku, saya, kami.a. pengarang sebagai tokoh utamab. pengarang sebagai pengamat tidak langsungc. pengarang sebagai pengamat langsung

Pola orang ketigascr eksplisit memakai kata ganti dia, ia, atau nama orang.a. sudut pandang serbatahub. titik padangan terarah

Page 19: SEKILAS TENTANG CERPEN

(6) GayaSimak beberapa simpulan yang terkait dengan gaya di bawah ini. cara khas pengungkapan seseorang, cara bagaimana seorang pengarang memilih tema, persoalan,

meninjau persoalan dan menceritakannya dalam cerpen, gaya bisa berubah kalau pengarangnya berubah, dalam puisi, gaya Chairil Anwar banyak diepigoni penulis

muda, juga gaya bahasa: penggunaan kalimat, penggunaan dialog,

penguasaan detil, cara memandang persoalan, dll.. Ikranegara, Darmanto Djatman, Yulius, E. Subangun:

kalimatnya kompleks dan sulit (intelek), Mochtar Lubis, Pramudya Ananta Toer, Idrus: sederhana, enak

diikuti, tapi kaya dan padat dengan pengertian-pengertian, Penulis hiburan (Marga T., Ashadi Siregar, Remy Silado):

banyak dialog: encer, ringan, lincah, kontemporer, Umar Kayam dalam cerpen New York: dialog bahasa sehari-

hari, sederhana (Hemingway).

Page 20: SEKILAS TENTANG CERPEN

Suasana (tambahan)Beberapa kalimat kunci yang terkait dengan suasana adalah ... cerpen ditulis dengan maksud tertentu suasana dalam cerpen membantu menegaskan maksud pengarang suasana merupakan daya pesona suasana terbentuk jika pengarangnya mengarahkan ke sana,

misalnya kematian, misteri, ketakutan (lukisan letak rumah, keadaan sedemikan rupa, lalu karakter-karakter yang misterius)

Riyono Pratikto: menyajikan suasana seram --- misteri supranatural harus dibedakan antara gaya pengarang dengan suasana gaya berhubungan dengan tema, suasana tak terpisahkan dari tema suasana milik khas sebuah cerita, gaya selalu kembali pada cerita membaca cerpen terasa berbagai nuansa suasana suasana bisa memperkuat tema, ide, dan maksud cara membangun lewat: karakter, setting, simbol tertentu baca dengan cermat terkait dengan suasana yang dibangun dalam

cerpen “Seribu Kunang-kunang di Manhattan” karya Umar Kayam!  

Page 21: SEKILAS TENTANG CERPEN

Pola Pengembangan CerpenBeberapa macam pola pengembangan cerpen: Pengarang memulai cerpen dengan

mendeskripsikan tokoh, misalnya

Namanya Harjo. Usianya lima puluhan. Rambutnya sudah memutih, hampir semua. Tampak tua dibanding usianya. Ia menjalani hidup dengan kesabaran yang luar biasa. Karena sabar dalam hidupnya itulah ia oleh orang sekampung dijuluki Harjo Sabar. Sabar menjadi bagian dari namanya. Ya, Harjo Sabar, Harjo Sabar.

Page 22: SEKILAS TENTANG CERPEN

Pola Pengembangan Cerpen Pengarang memulai cerpen dengan

mendeskripsikan latar (setting), misalnya

Pagi itu desa Karangelo seperti masih tertidur. Angin mengelus perlahan menambah kelelapan desa. Tetumbuhan perlahan bergerak, nyaris tak kelihatan gerakannya. Jalanan belum menampakkan sesosok bayangan warga, satu pun. Pintu-pintu rumah warga seperti kehilangan kunci.

Page 23: SEKILAS TENTANG CERPEN

Pola Pengembangan Cerpen Pengarang memulai cerpen dengan

mendeskripsikan konflik, misalnya

Suara gebrakan meja terdengar keras. Kedua orang bersahabat itu saling menatap tajam. Tak ada suara lain. Kesenyapan membeku. Ruang tamu seolah menyetujui peristiwa itu, kedua orang bersahabat itu saling bersitegang.

Page 24: SEKILAS TENTANG CERPEN

Makna simbol dalam cerpen Makna merupakan suatu hal yang menjadi

pesan atau maksud Simbol merupakan lambang dari suatu hal

yang mempunyai makna atau artian.

Page 25: SEKILAS TENTANG CERPEN

Makna Simbol Sebuah kata adalah juga sebuah simbol, sebab kedua-

duanya sama-sama menghadirkan sesuatu yang lain. Setiap kata pada dasarnya bersifat konvensional dan tidak membawa maknanya sendiri secara langsung bagi pembaca atau pendengarnya. Lebih jauh lagi, orang yang berbicara membentuk pola-pola makna secara tidak sadar dalam kata-kata yang dikeluarkannya. Pola-pola makna ini secara luas memberikan gambaran tentang konteks hidup dan sejarah orang tersebut. Sebuah kata mengandung konotasi yang berbeda bergantung pada konteks pemakainya, misalnya kata “pohon” akan mempunyai makna yang bermacam-macam bergantung pada pembicaranya: apakah ia seorang penebang kayu, penyair, ekologist, petani dan sebagainya. Bahkan meskipun benar juga bahwa makna dapat diturunkan dari konteks yang terdapat dalam sebuah kalimat, namun konteks pun bermacam-macam menurut zamannya. Karena itu, istilah-istilah memiliki makna ganda. Dasarnya adalah tradisi dan kebudayaan setempat (Rafiek, 2010:9).

Page 26: SEKILAS TENTANG CERPEN

Makna Simbol Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia

karangan WJS Poerwadarminta disebut, simbol atau lambang adalah semacam tanda, lukisan, perkataan, lencana dan sebagainya, yang mengatakan sesuatu hal, atau mengandung maksud tertentu. Misalnya, warna putih merupakan lambang kesucian, lambang padi lambang kemakmuran, dan kopiah merupakan salah satu tanda pengenal bagi warga negara Republik Indonesia.

Page 27: SEKILAS TENTANG CERPEN

Makna Simbol Simbol adalah bentuk yang menandai sesuatu yang lain di luar

perwujudan bentuk simbolik itu sendiri. Simbol yang tertuliskan sebagai bunga, misalnya mengacu dan mengemban gambaran fakta yang disebut “bunga” sebagai sesuatu yang ada di luar bentuk simbolik itu sendiri. Dalam kaitan ini Peirce mengemukakan bahwa “A Symbol is a sign which refers to the object that is denotes by virtue of a law, usually an association of general ideas, which operates to causethe symbol to be interpreted as reffering to that object” (Derrida, 1992). Dengan demikian, dalam konsep Peirce simbol diartikan sebagai tanda yang mengacu pada objek tertentu di luar tanda itu sendiri. Hubungan antara simbol sebagai penanda dengan sesuatu yang ditandakan (petanda) sifatnya konvensional.

Berdasarkan konvensi itu pula masyarakat pemakainya menafsirkan ciri hubungan antara simbol dengan objek yang diacu dan menafsirkan maknanya. Dalam arti demikian, kata misalnya, merupakan salah satu bentuk simbol karena hubungan kata dengan dunia acuannya ditentukan berdasarkan kaidah kebahasaannya. Kaidah kebahasaan itu secara artifisial dinyatakan ditentukan berdasarkan konvensi masyarakat pemakainya (Alex Sobur: 2004:156).

Page 28: SEKILAS TENTANG CERPEN

Makna Simbol Simbol tidak dapat disikapi secara isolatif,

terpisah dari hubungan asosiatifnya dengan simbol lainnya. Walaupun demikian berbeda dengan bunyi, simbol telah memiliki kesatuan bentuk dan makna. Berbeda pula dengan tanda (sign), simbol merupakan kata atau sesuatu yang bisa dianalogikan sebagai kata yang telah terkait dengan penafsiran pemakai, kaidah pemakaian sesuatu dengan Jenis wacana dan kreasi pemberian makna sesuai dengan intensi pemakainya. Simbol yang ada dalam dan berkaitan dengan ketiga butir tersebut bentuk simbolik.

Page 29: SEKILAS TENTANG CERPEN

Makna Simbol Lain dari pada alegori-cerita yang dikisahkan

dalam lambang-lambang; merupakan metafora yang diperluas dan berkesinambungan, tempat atau wadah objek-objek atau gagasan-gagasan yang diperlambangkan-maka simbol terpengaruh oleh perasaan. Pada dasarnya simbol dapat dibedakan menjadi tiga yaitu : simbol-simbol universal, berkaitan dengan arketipos, misalnya tidur sebagai lambang kematian. Simbol kultural yang dilatarbelakangi oleh suatu kebudayaan tertentu (misalnya keris dalam kebudayaan Jawa). Simbol individual yang biasanya dapat ditafsirkan dalam konteks keseluruhan karya seorang pengarang.

 

Page 30: SEKILAS TENTANG CERPEN

Tentang makna simbol ... Makna simbol dipengaruhi pengarang,

masyarakat saat karya ditulis, dan pembaca

Makna simbol dapat dihadirkan oleh pengarang melalui latar, tokoh, maupun aspek kebahasaan lain

Makna simbol merupakan hasil penaafsiran, pengarang maupun pembaca

Page 31: SEKILAS TENTANG CERPEN

SeSekiankian,,Semoga bermanfaat!Semoga bermanfaat!