1 SEJARAH LEMBAGA PENDIDIKAN PESANTREN MIFTAHUL ULUM AL-MUSRI’ 1 Hafiizh Muhammad Ramadhan Guru PAI Al-Basyariyah 2 Bandung Al-Basyariyah 2 Cigondewah Rahayu Bandung 40215 Email: [email protected]A. Latar Belakang Masalah Hakikat pendidikan adalah memanusiakan manusia sehingga menjadi manusia juara, yakni manusia muttaqin atau insan kamil. Usaha ini sudah berjalan sangat lama berlangsung di Indonesia. Sejarah sudah mencatat dengan tinta emas, manusia-manusia Indonesia yang luar biasa di masa lalu. Karya terbaik mereka adalah dengan membawa bangsa Indonesia pada gerbang kemerdekaan dari kungkungan dan cengkraman bangsa penjajah. Atas perjuangan para pendiri bangsa, manusia Indonesia mendapatkan kembali harga diri sebagai manusia yang merdeka dan berdaulat atas bangsanya sendiri. Diantara peran perjuangan bangsa Indonesia hingga sampai pada pintu gerbang kemerdekaan bangsa Indonesia adalah peran dari pendidikan Islam di Indonesia. Kemerdekaan bangsa Indenesia tidak bisa dilepaskan kiprah para pejuang dan pahlawan pendidikan, terutama pendidikan Islam, yakni pendidikan pesantren. Pendidikan Islam di pondok-pondok pesantren yang tersebar di berbagai wilayah Nusantara telah berperan aktif dalam membangun kesadaran kemerdekaan bangsa, baik masa merebut kemerdekaan ataupun masa mempertahankan kemerdekaan. Diantara peristiwa yang fenomenal adalah peristiwa lahirnya resolusi jihad dari tokoh pesantren; K.H. Hasyim Asy‟ari, dalam rangkan mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia. Peran pesantren dalam mencerdaskan kehidupan bangsa terus berlanjut hingga saat ini. Walaupun tantangan eksistensi pesantren mulai terancam dengan berkembangnya dunia pendidikan, terutama pendidikan yang memenuhi kebutuhan industri dan globalisasi, namun pesantren mampu bersikap adaktif terhadap kemajuan dan
32
Embed
SEJARAH LEMBAGA PENDIDIKAN PESANTREN MIFTAHUL ULUM …€¦ · Indonesia yang luar biasa di masa lalu. Karya terbaik mereka adalah dengan membawa ... globalisasi, namun pesantren
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
SEJARAH LEMBAGA PENDIDIKAN PESANTREN MIFTAHUL ULUM AL-MUSRI’ 1
Hafiizh Muhammad Ramadhan Guru PAI Al-Basyariyah 2 Bandung
Al-Basyariyah 2 Cigondewah Rahayu Bandung 40215 Email: [email protected]
A. Latar Belakang Masalah
Hakikat pendidikan adalah memanusiakan manusia sehingga menjadi manusia
juara, yakni manusia muttaqin atau insan kamil. Usaha ini sudah berjalan sangat lama
berlangsung di Indonesia. Sejarah sudah mencatat dengan tinta emas, manusia-manusia
Indonesia yang luar biasa di masa lalu. Karya terbaik mereka adalah dengan membawa
bangsa Indonesia pada gerbang kemerdekaan dari kungkungan dan cengkraman bangsa
penjajah. Atas perjuangan para pendiri bangsa, manusia Indonesia mendapatkan kembali
harga diri sebagai manusia yang merdeka dan berdaulat atas bangsanya sendiri.
Diantara peran perjuangan bangsa Indonesia hingga sampai pada pintu gerbang
kemerdekaan bangsa Indonesia adalah peran dari pendidikan Islam di Indonesia.
Kemerdekaan bangsa Indenesia tidak bisa dilepaskan kiprah para pejuang dan pahlawan
pendidikan, terutama pendidikan Islam, yakni pendidikan pesantren.
Pendidikan Islam di pondok-pondok pesantren yang tersebar di berbagai wilayah
Nusantara telah berperan aktif dalam membangun kesadaran kemerdekaan bangsa, baik
masa merebut kemerdekaan ataupun masa mempertahankan kemerdekaan. Diantara
peristiwa yang fenomenal adalah peristiwa lahirnya resolusi jihad dari tokoh pesantren;
K.H. Hasyim Asy‟ari, dalam rangkan mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Peran pesantren dalam mencerdaskan kehidupan bangsa terus berlanjut hingga saat
ini. Walaupun tantangan eksistensi pesantren mulai terancam dengan berkembangnya
dunia pendidikan, terutama pendidikan yang memenuhi kebutuhan industri dan
globalisasi, namun pesantren mampu bersikap adaktif terhadap kemajuan dan
Nurcholis Madjid berpendapat, produk pondok pesantren menyangkut keahlian
dalam hadits jauh relatif kecil bila dibandingkan dengan tafsir. Padahal
penguasaan hadits jauh lebih penting, mengingat hadits merupakan sumber
hukum agama (Islam) kedua setelah al-qur‟an. Keahlian dibidang ini tentu saja
amat diperlukan untuk pengembangan pengetahuan agama itu sendiri. Kitab
hadis dainatarnya : Al-Muawatha, Musnad Ahmad, Musnad Asy-Syafi‟i,
Kutubbusittah, dan lain-lain.
18
PEMBAHASAN DAMPAK PENGEMBANGAN LEMBAGA PENDIDIKAN
ISLAM PONDOK PESANTREN MIFTAHUL ULUM AL-MUSRI’ 1
A. Profil Pondok Pesantren Miftahul Ulum Al-Musri’ 1
Pondok pesantren Miftahul Ulum Al-Musri‟1 merupakan pondok pesantren yang
berada di Kampung Babakan Simpang, Ds. Dukuh Rt/Rw 02/04 Kec. Ibun Kabupaten
Bandung. Terletak di kaki gunung Beber, menjadikan pesantren ini nampak eksostis
dengan pemandangannya yang indah. Daerah Majalaya, Ciparay, Sapan, Kabupaten
Bandung, bahkan kota Bandung nampak indah bila dilihat dari posisi pesantren ini,
terlebih pada malam hari. Udaranya yang sejuk dan air yang jernih, langsung dari mata
air pegunungan menjadi daya tarik alami yang membuat para santri kerasan atau betah.
Pondok pesantren Miftahul Ulum Al-Musri 1 didirikan pada tanggal 9 Agustus 1996.
Pesantren ini didirikan oleh (Alm) KH. Khaer Afandi dan menantunya KH. Mahmudin
Efendi di atas tanah wakap keluarga (Alm) KH. Tamami.
Menurut nara sumber; bahwa asal mulanya di tempat itu telah berdiri pesantren
Bahrul Ulum, yang didirikan oleh (Alm) KH. Tamami. Setelah Kiyai sepuh (sebutan
kepada KH. Tamami) meninggal, kepemimpinan pesantren berlajut kepada mantunya
(Alm) KH. Khaer Efendi. Hingga tahun 1996, pada saat putrinya menikah dengan salah
seorang santri lulusan Pesantren Miftahul Huda Al-Musri Cianjur pimpinan (Alm) K.H.
Faqih (mama Ciranjang, Cianjur), yakni Mahmudin Efendi. Dalam acara “pemukiman”1
pesantren Bahrul Ulum berubah nama menjadi pesantren Miftahul Ulum Al-Musri‟ 1.
Pada awal berdirinya, pesantren ini hanya memiliki bangunan mesjid sederhana dan
pondok yang berukuran kecil, hanya mampu menampung 20 sampai 30 santri putra saja.
Baru pada tahun 2001 bangunan pesantren di renovasi, meliputi bangunan mesjid dan
pondok putra, kemudian dilanjutkan dengan pembangunan pondok putri dan madrasah
yang berfungsi sebagai tempat mengaji santri putri. Pada tahun 2005 dibangun kelas
untuk menampung kegiatan TPA dan Majelis Ta‟lim Al-Musri 1. Bangunan ini juga pada
1 Pemukiman adalah prosesi formal dari pimpinan pesantren Al-Musri Ciranjang Cianjur kepada lulusannya untuk mendapatkan mandat dan ijazah mengajarkan ilmu kepada masyarakat di tempat yang sudah ditentukan.
19
tahun 2015 digunakan untuk ruang belajar siswa-siswa Madrasah Tsanawiyah Al-Musri
1, seiring dengan berdiri pendidikan formal MTs Al-Musri‟.
Jangkauan para santri yang modok di pesantren juga semakin berkembang. Para santri
tersebar dari daerah Ibun, Paseh, Majalaya, Bandung, Garut, Bogor, Cianjur, Subang, dan
Lampung. Sedangkan pengajian umum meliputi wilayah kecamatan Paseh dan Majalaya.
B. Pengembangan Lembaga Pendidikan Islam Pondok Pesantren Miftahul Ulum
Al-Musri’ 1
Pengembangan pondok pesantren Miftahul Huda Al-Musri‟ 1 sudah dimulai dari
tahun 1996, yakni saat berdirinya pesantren ini dan merubah namanya dari pondok
pesantren Bahrul Ulum. Pada saat ini dikembangkan beberapa hal, yaitu :
1) Visi misi pesantren : melahirkan lulusan yang siap menjadi kiyai dengan
menguasai 12 fan ilmu dan mengembangkan kepesantrenan dii daerahnya
masing-masing
2) Merekrut santri mondok dengan metode dikirim santri bibit dari Al-musri‟
pusat (Cinajur), dalam hal ini peneliti merupakan bagian dari santri bibit yang
dikirim, semuanya berjumlah 7 orang. Selain melanjutkan ngaji mereka
bertugas membantu mengembangkan pesantren juga, setelah 3 tahun dan
tujuan tercapai maka santri-santri ini kembali ke Al-Musri‟ pusat.
3) Mengembangkan kurikulum pesantren. Kurikulum pesantren yang semula
hanya pengajian ba‟ada Magrib dan Subuh saja dirubah menjadi :
No Waktu Kegiatan Tujuan Keterangan
1 04:00 – 05:00 Bangun, solat Subuh
berjamaah, dzikir
Riyadhah
ubudiyah
2 05:00 – 06:00 Sorogan Menguasai
kitab kuning
Individual
3 06:00 – 08:00 Aktivitas pribadi Kemandirian
4 08:00 – 11:00 Bandungan Menguasai
kitab kuning
Kelas
Ibtida,
Tsanwi,
dan Aliyah
5 11:00 – 12:30 Istirahat Istirahat
6 12:30 – 13:00 Salat, dzikir Riyadhah
ubudiyah
7 13:00 – 15:00 Bandungan Menguasai
kitab
Idem
8 15:00 – 16:30 Salat, tasrifan, setoran Menguasai
20
kitab
9 16:30 – 18:00 Kegiatan kesantrian Kemandirian
10 18:00 – 19:30 Salat, tadarus Qur‟an Ubudiyah
11 19:30 – 22:00 Majelis ta‟lim sesuai
kelas
Keterampilan
4) Berdiri Taman Pendidikan Al-Qur‟an (TPA) yang dikelola oleh santri-santri
senior, sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat.
5) Renovasi bangunan dan pembebasan tanah. Di tahun itu juga dimulai renovasi
bangunan pondok putra dan putri serta pembebasan tanah. Karena, bangunan
yang ada sudah rapuh dan lokasi yang terbatas.
Hingga tahun 2000 bisa disebutkan sebagai tahap pertama pengembangan pondok
pesantren Miftahul Ulum Al-Musri‟ 1. Pada tahap ini yang paling menonjol dan
terasa pengaruh dari pengembangan adalah jumlah santri yang naik dengan sangat
signifikan. Dari 0 santri yang mondok menjadi 60 hingga 75 santri putra-putri yang
modok.
Kegiatan-kegiatan yang padat sepanjang hari dan sepanjang tahun, menjadikan
kampung Babakan Simpang terkenal di wilayah Ibun, Paseh, dan Majalaya. Kegiatan-
kegiatan bukan hanya kegiatan pesantren, tetapi juga kegiatan organisasi NU dan GP
Anshar.
Pada tahap berikutnya, pengembangan pondok pesantren Miftahul Ulum Al-
Musri‟ 1 lebih terstruktur lagi secara organisasi. Terutama setelah KH. Khaer Afandi
meninggal dunia (semoga Beliau mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT-
Allohummagfirlahu warhamhu) Visi pondok pesantren Miftahul Ulum Al-Musri‟ 1
mengalami revisi, yaitu menjadi lembaga pendidikan pesantren yang mewujudkan
masyarakat Islam di Indonesia yang berlandaskan kepada akidah ahlu sunnah
waljama’ah.
Adapun misi dari pondok pesantren Miftahul Ulum Al-Musri‟ 1 adalah :
1. Mencetak alim ulama yang memiliki keilmuan agama dengan menguasai
kitab-kitab kuning ahlu sunnah wal jamaah;
2. Melahirkan Alim ulama/kiyai/ajengan yang menguasai 12 fan ilmu.
21
3. Mengembangkan dakwah Islam yang memegang teguh pada Ulama dan
akidah ahlu sunnah wal jamaah.
Kurikulum semakin dikembangkan, tidak hanya kajian kulikuler tetapi juga sudah
ditambahkan dengan ektra kulikuler.
Daftar kitab-kitab yang dikaji, baik sorogan ataupun bandungan yang menjadi
program kulikuler :
No Kelas Nama Kitab Katagori/Fan
1 Ibtida Safinatun Naja‟
Sulam taufiq
Tijan ad darury
Jurumiyah
Amstilah tasrif
Fiqh
Fiqh dan akhlak
Akidah/tauhid
Alat/nahwu
Sharaf
2 Tanawy Fathul qarib
Kifayatul awam
Hadis Arbaiin
Alfiyah
Fathul atfal
Fiqh
Aqoidul iman
Hadis
Nahwu dan soraf
Tajwid
3 Aliyah Fathul Muiin
Alfiyah
Risyadhu shalihin
Jauhar maknun
Fiqh
Nahwu sharaf
Hadis
Balaghah
4 Ma‟had Fathul wahab
Alfiyah
Tafsir Jalalain
Jam‟ul jawami‟
Hikam
Fiqh
Nahwu
Tafsir
Usul fiqh
Tasawuf
Program ektra kulikuler :
- Kursus mubalighin-mubalighoh (pablic speaking)
22
- Kursus Bahasa Inggris
- Kursus komputer
- Kursus wirausaha (peternakan, pertanian, dan konveksi lap pel)
Tenaga pengajar di Pondok Pesantren Miftahul Ulum Al-Musri‟ 1 terdiri diri
pengajar utama dan pengajar pembantu/asisten. Pengajar utama adalah :
- KH. Mahmudin Efendi
- KH. Mustafa
- Ajengan Eman
- Ajengan Husni
- Ustadzah Nyai Euis.
Pengajar pembantu/Asisten adalah santri-santri senior, baik dari santri putra
ataupun santri putri.
Jadwal kegiatan Pondok pesantren Miftahul Ulum Al-Musri‟ 1, meliputi program
belajar harian, mingguan, tengah semester, semesteran, dan tahunan.
Program Harian
No Waktu Kegiatan Tujuan Keterangan
1 04:00 – 05:00 Bangun, solat Subuh
berjamaah, dzikir
Riyadhah ubudiyah
2 05:00 – 06:00 Sorogan Menguasai kitab
kuning
Individual
3 06:00 – 08:00 Aktivitas pribadi Kemandirian
4 08:00 – 11:00 Bandungan Menguasai kitab
kuning
5 11:00 – 12:30 Istirahat Istirahat
6 12:30 – 13:00 Salat, dzikir Riyadhah ubudiyah
7 13:00 – 15:00 Bandungan Menguasai kitab
8 15:00 – 16:30 Salat, tasrifan, setoran Menguasai kitab
9 16:30 – 18:00 Kegiatan kesantrian Kemandirian
10 18:00 – 19:30 Salat, tadarus Qur‟an Ubudiyah
11 19:30 – 22:00 Majelis ta‟lim sesuai Keterampilan
23
kelas
Program Mingguan adalah kegiatan yang terjadwal di hari-hari tertentu
No Hari Kegiatan Tujuan Keterangan
1 Rabu Kursus Mubalighin Melatih
keterampilan
pidato/ceramah
Malam,
ba‟da isya
2 Jum‟at Riyadhohan solawatan Meningkatkan
kemapuan spiritual
dan mujahadah
3 Sabtu Kursus bahasa Inggris Melatih
kemampuan bahasa
asing aktif
4 Minggu Kursus wirausaha Menumbuhkan
kemampuan
interpreneur
Program tengah semester adalah kegiatan yang terjadwal setiap per tiga bulan.
Kegiatannya meliputi keorganisasian.
Program semesteran adalah kegiatan yang terjadwal per enam bulan sekali, bulan
ramadhan sebagai patokan akhir tahun ajaran dan bulan syawal sebagai patokan awal
tahun ajaran. Kegiatan semesteran meliputi Musabaqah Tahfizul Kutub (MTK) di
semester satu, selain juga Ulangan Semester Satu dan pembagian buku Rapor. Sedangkan
kegiatan di semester akhir adalah pasaran Ramadhan dan kenaikan kelas.
Berdasarkan penelitian yang saya lakukan, aspek yang mengalami pengembangan
juga adalah metode pembelajaran. Berikut ini merupakan metode-metode yang
digunakan oleh pondok pesantren Miftahul Ulum Al-Musri‟ 1 yaitu :
1. Metode Sorogan
Metode sorogan adalah metode individual. Setiap santri diajari langsung secara
individual oleh kiyai/santri senior. Di pondok pesantren Miftahul Ulum Al-Musri‟ 1
ini diterapkan metode sorogan dimana ketika pembelajaran, santri satu persatu di
dengarkan diperhatikan oleh kiyainya, cara membaca dan memahami materi. Seperti
24
santri membawa satu kitab, kemudian satu persatu setiap santri tersebut
mendengarkan dan mengucapkan kembali apa-apa yang telah diucapkan gurunya.
Misalnya ketika membawa kitab safinatun naja, kemudian santri tersebut diajari
kata-perkata oleh kiyai, kemudian diucap kembali secara beulang-ulang sampai cukup
hapal, tidak berlebihan.
2. Metode Bandungan
Metode bandungan merupakan metode pembelajaran yang dimana guru
membacakan, menjelaskan, dan menerangkan suatu materi, sedangkan para santri
mendengarkan, memperhatikan dan mencatat hal-hal yang tidak dipahami untuk di
tanyakan kepada ustadznya, dan mencatat hal-hal yang sekiranya dianggap penting.
Di pondok pesantren Miftahul Ulum Al-Musri‟ 1 juga diterapkan metode ini, dimana
ketika pembelajaran kiai membaca arti dari kitab yang diajarkan, dan menjelaskan
menerangkan materi yang berkenaan dengan kitab tersebut, sedangkan para santri
mendengarkan dengan seksama materi yang diterangkan kemudian mencatat hal-hal
yang sekiranya penting dan mudah lupa.
3. Metode Ceramah
Metode ceramah ini bersifat teacher center, dimana dalam hal ini ustadz yang
berperan aktif, sedangkan santri mendengarkan. Di pondok pesantren miftahussalam
juga diterapkan metode ceramah, dimana metode ceramah dilakukan ketika
melakukan kegiatan pengajian dan penyampaina nasehat-nasehat dari kiai atau
ustadz kepada santri.
4. Metode setoran
Metode setoran adalah setiap santri menyampaikan kembali tentang materi yang
sudah dipelajari dalam kurun waktu satu hari. Bentuknya; dapat membacakan kitab
tertentu ataupun setor hapalan, seperti hapalan jurumiyah, alfiyah, dan yang lainnya.
5. Training dan work shop
Metode ini dipakai dalam materi ektra kulikuler, terutama pelatihan-pelatihan
kewirausahaan.
6. Praktek
25
Metode praktek langsung adalah metode pembelajaran yang tidak melalui paparan
teori, tetapi santri langsung otodidak mempraktekannya. Metode ini dipakai dalam
kegiatan kursus mubalighin-mubalighoh. Bahkan para santri disebar untuk mengisi
pengajian-pengajian umum di mesjid-mesjid dan madrasahh sekitar wilayah
kecamatan Ibun.
Pengembangan berikutnya adalah evaluasi pembelajaran. Bila di pondok-pondok
lain evaluasi pembelajaran tidak begitu dDi pondok pesantren Miftahul Ulum Al-
Musri‟1 juga terdapat bentuk evaluasi, baik itu evaluasi proses pembelajaran maupun
evaluasi terhadap pelanggaran-pelanggaran.
- Bentuk evaluasi pembelajaran adalah :
1. Evaluasi harian
Evaluasi ini berbetuk setoran hapalan jurumiyah, tasrifan, dan al-fiyah
2. Evaluasi mingguan
Evaluasi ini dalam bentuk setoran pembacaan kitab yang dikaji, yaitu safinahtun
naja‟, fathul qarib, fathul muin, dan tafsir jalalain, disesuaikan dengan kelas masing-
masing.
3. Evaluasi semesteran
Perlombaan hapalan dan pembacaan kitab dan cerdas cermat.
4. Evaluasi tahunan
Bentuk tahunan adalah dengan musabaqah yang melibatkan pesantren-pesantren
alumni.
Bentuk laporan hasil belajar telah dibuat buku lapor pesantren.
- Bentuk evaluasi terhadap pelanggaran
Evaluasi ini dilakukan guna memperbaiki sikap-sikap santri yang menyimpang dari
aturan-aturan dan tata tertib yang berlaku. Evaluasi ini dilakukan dengan bentuk kontrol
sosial agar santri jera dan tidak mengulangi pelanggaran-pelanggaran tersebut. Dalam hal
ini evaluasi cenderung lebih bersifat umum. Pelanggara berikut ini merupakan contoh
hukuman yang diberikan di pondok pesantren Miftahul Ulum Al-Musri‟ 1 yaitu:
pelanggaran telat salat berjamaah, bolos ngaji, pencurian, memakai narkoba dan
sejenisnya. Adapun ta‟jirnya dari mulai denda dengan sejumlah uang, dicepret telapak
26
kaki dengan kayu, membersihkan kolah atau wc, rambut dipotong habis dan bisa sampai
dikeluarkan dari pondok pesantren.
Yang paling mendasar dalam pengembangan evaluasi pembelajaran adalah
dipesantren Miftahul Ulum Al-Musri‟ 1 ini mengadopsi sistem evaluasi dari Al-Musri‟
pusat yang notabene sudah mapan. Kata Al-Musri‟ itu sendiri yang berarti cepat,
mengandung nilai filosofis mengembangkan proses pembelajaran pesantren yang cepat
dan singkat dengan target mencetak kualitas kiyai. Bila masa lalu untuk menjadi kiyai
diperlukan waktu berpuluh-puluh tahun dan pindah dari satu pesatren ke pesantren lain,
maka di Al-Musri‟ pusat, seluruh fan ilmu yang dua belas, sudah ada kiyai yang
mengajarkannya, sehingga cukup mesantren di Al-Musri‟ saja untuk mencapai kualitas
kiyai. Salah satu pengembangannya adalah dengan sistem ujian semesteran dan
dilaporkan dalam buku lapor. Diharapkan dengan metode ini para santri giat belajar
untuk mencapai berbagai kompetensi yang sudah ditetapkan.
Keadaan Santri Miftahul Ulum Al-Musri‟ 1 tahun 2018 :
No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah Keterangan
1 Ibtida 35 15 50
2 Tsanwy 21 10 31
3 Aliyah 9 2 11
4 Ma‟had 3 - 3
JUMLAH 68 27 95
C. Analisis Dampak Pengembangan Lembaga Pendidikan Islam Pondok Pesantren
Miftahul Ulum Al-Musri’ 1
Dari data-data yang dikumpulkan baik data fisik maupun data non fisik, yang paling
signifikan dari pengembangan LPI ponpes Miftahul Ulum Al-Musri‟ adalah dalam aspek
kurikulum. Pada awal peresmian dari ponpes Bahrul Ulum menjadi Miftahul Ulum Al-
Musri‟ 1, sudah mengadopsi kurikulum ponpes Al-Musri‟ pusat di Cianjur. Kelompok
belajar santri terklasifikikasi pada empat tingkta, yaitu : Ibtida, Tsanawi, Aliyah, dan
Ma‟had. Untuk tingkat Ibtida bertujuan melahirkan santri yang memiliki pemahaman
27
dasar akidah dan syariah yang mencukupi dia dalam menjalankan amal soleh (istilahnya
“sadirieun” artinya untuk bekal diri saja).
Tingkat Tsanawi bertujuan melahirkan santri yang memiliki bekal ilmu keagamaan
dan memiliki kemampuan untuk mencukupi kebutuhan sekeluarga. Untuk tingkat Aliyah
bertujuan melahirkan santri yang memiliki kemampuan dakwah keagamaan bagi
masyarakat. Sedangkan untuk tingkat Ma‟had diproyeksikan mampu membuka pesantren
cabang yang berkembang dan melahirkan lulusan-lulusan yang sama dengan pondok
pesantren Al-Musri‟ pusat.
Pengembangan aspek kurikulum ini meliputi juga standar metode pembelajaran,
standar kitab yang menjadi materi kajiannya, standar evaluasi, dan kegiatan-kegiatan
ektra kulikuler.
Kelemahannya terletak pada jumlah sumber daya kiyai yang menjadi tulang
punggung implementasi kurikulum sebagai konsekwensi mengadopsi kurikulum Al-
Musri‟ pusat. Bila di pesantren Al-Musri‟ pusat tersedia sejumlah kiyai yang memiliki
kompetensi khusus sesuai dengan bidangnya masing-masing. Tersedia sekitar 12 orang
kiyai, yakni putra putri serta mantu dari KH. Ahmad Faqih (Mama Ciranjang alm).
Sedangkan di pesantren Miftahul Ulum Al-Musri‟ 1 hanya tersedia seorang kiyai yang
memiliki kualitas sebanding dengan kiyai-kiyai Al-Musri‟ pusat, yaitu KH Mahmudin
Efendi, sehingga pengelolaan dan pengajaran tertumpu hanya pada satu orang saja.
Pengembangan berikutnya terletak pada pembangunan fisik, yakni dengan direnovasi
asrama santri putra dan dibangun madrasah serta asrama santri putri. Hal ini berpengaruh
pada berdatangan santri-santri putri baru, yang mana sebelumnya tidak menerima santri
putri untuk mondok di pesantren Miftahul Ulum Al-Musri‟ 1. Dengan demikian, secara
kuantitas terjadi kenaikan jumlah santri dengan cukup signifikan. Sayangnya saat dipinta
data statistik jumlah santri dari tahun ke tahun, pesantren tidak bisa menunjukannya. Ini
pula yang menjadi kekurangannya dalam sisi manejemen dan administrasi. Semua
berjalan masih sangat tradisional, saat santri baru datang, diantar oleh orang tua,
kemudian diserahkan kepada pihak pesantren, setelah itu santri tersebut bisa langsung
mengikuti kegiatan pesantren, tanpa ada penadministrasian.
28
Bila pimpinan pesantren dinya tentang data alumni, maka Beliau dapat menyebutkan
satu persatu alumni terutama yang sukses menjadi ustadz, ajengan, ataupun kiyai
mengelola pesantren atau lembaga pendidikan Islam yang lainnya. Namun lagi-lagi
Beliau tidak bisa menunjukan bukti fisiknya sebagai sebuah dokumen. Namun demikian,
hal ini sudah cukup menunjukan bahwa mukiman pondok pesantren Miftahul Ulum Al-
Musri‟ 1 sudah ada yang berhasil menjadi alim ulama, baik sebagai ustadz, ajengan
ataupun kiyai di sebuah pesantren. Walaupun, menurut Beliau prosesntasenya masih kecil
dibandingkan dengan jumlah mukimin secara keseluruhan. Berapa prosentase mukimin
pondok yang menjad kiyai? Sekali lagi Beliau tidak bisa menujukannya dalam bentuk
data dokumen, sayang sekali.
Disamping pengajian untuk santri yang mondok, pesantren Miftahul Huda Al-Musri‟
1 juga menyelengarakan kegiatan keagamaan lainya, yaitu :
- Pengajian majelis ta‟lim ibu-ibu, yang biasa dihadiri oleh sekitar 100 orang lebih
setiap hari Jum‟at, pagi sekitar jam 08:00 – 10:00.
- Pengajian majelis ta‟lim bapak-bapak, setiap malam kamis.
- Pengajian syahriyahan para alumni dan mukimin, setiap bulan.
- Pengajian bagi santri „ngalong‟ dari mulai anak-anak hingga remaja.
- Menyelenggrakan TPA dan TQA
Pengembangan Lembaga Pendidikan Formal. Pada tahun 2015 berdiri MTs Al-Musri‟
1, walaupun jumlah muridnya masih sedikit, dan masih menginduk ke MTs Negeri Ibun.
Namun hal itu sudah cukup untuk memperjelas misi pengembangan Lembaga Pendidikan
Islam Pondok Pesantren Miftahul Ulum Al-Musri‟ 1 ke depan. Bahwa Al-Musri‟1 mulai
keluar dari pakem Al-Musri‟ pusat yang hanya menyelenggarakan pesantren salafy
tradisional saja, tidak tergiur oleh berbagai dorongan untuk mendirikan lembaga
pendidikan formal, semacam madrasah tsanawiyah. Hal ini disebabkan, daerah Kp.
Babakan Simpang Ds. Dukuh, kesadaran masyarakat dalam pendidikan formal masih
rendah. Kebanyakan anak-anak usia wajib belajar di sana, hanya mengenyam pendidikan
sampai tingkat dasar saja. Itulah yang mendorong Lembaga Pendidikan Islam Pondok
Pesantren Miftahul Ulum Al-Musri‟ 1 mendirikan lembaga pendidikan formal, yaitu
Madrasah Tsanawiyah Al-Musri‟ 1.
29
Dampak dari berdirinya MTs hingga saat ini (Tahun Ajaran 2017-2018) belum terasa
signifikan terhadap peningkatan jumlah santri pesantren. Karena yang dijaring sebagai in-
put peserta didik MTs adalah warga sekitar. Itupun masih terkendala dengan kesadaran
masyarakat yang rendah, juga dana yang masih minim. Dampak positifnya baru terlihat
dari kepedulian yang besar dari pihak pesantren terhadap program wajib belajar 9 tahun
yang masih minim dirasakan oleh masyakarat Kp. Babakan simpang Ds. Dukuh dan
sekitarnya.
Hal lain disebutkan bahwa perkembangan pembangunan Pondok Pesantren Miftahul
Ulum Al-Musri‟ 1 mengalami perkembangan yang baik. Renovasi pondok putra dan putri
menjadi salah satu bukti pembangunan dengan swadaya masyarakat dan para donatur.
Pembangunan dan perluasan mesjid juga, yang menjadi icon DS Dukuh berdiri dengan
kokoh dan lebih besar dibandingkan sebelumnya.
Sumber daya manusia terus mengalami peningkatan, dengan diberangkatkan putra-
putri Kiyai ke pesantren Al-Musri‟ pusat, di Cianjur, harapannya menjadi pelanjut yang
mengelola pondok pesantren dengan lebih baik. Bukan hanya pendidikan pesantren yang
dijalani, tetapi juga pendidikan formal. Menurut Pak Kiyai putra-putrinya akan didorong
untuk menempuh pendidikan formal yang tinggi (dikuliahkan) supaya kelak berdiri
sekolah umum yang terintegral dengan pesantren, pada masa sekarang baru
perintisannya.
Dukungan masyarakat setempat, kampung Babakan Simpang desa Dukuh sangat
baik. Kata beliau; “Dahulu pada masa (Alm) K.H. Tamami daerah ini merupakan daerah
yang kental dengan berbagai macam kemaksiatan, tahayul, dan syirik, namun dengan
perjuangan yang gigih dan terus istiqamah dilanjutkan oleh generasi berikutnya,
masyarakat memeprlihatkan perubahan yang signifikan. Masyarakat semakin religius dan
sedikit-demi sedikit sudah mengenal pokok-pokok dan dasar-dasar agama Islam.
Dampaknya adalah umat menjadi lebih perhatian kepada pesantren.”
Pernyataan di atas dibenarkan oleh alumni yang berasal dari daerah setempat.
Sehingga kiprah pesantren Miftahul Ulum Al-Musri‟ 1, sesuai dengan visi dan misinya,
tidak hanya mencetak dan mendidik santri supaya menjadi Kiayai atau ajengan, tetapi
juga membina masyarakat sekitar menjadi masyarakat yang agamis dan berakhlak mulia.
30
Kekurangan dari pondok pesantren Miftahul Ulum Al-Musri‟ 1 ini adalah letaknya
yang sangat jauh dari pusat kota Majalaya, dan berada di puncak gunung, dengan jalan
yang menanjak curam. Namun, bagi sebagian orang keadaan ini menjadi keuntungan
sendiri, karena para santri menjadi lebih fokus untuk belajar. Karena terletak di dataran
tinggi, maka suhunya pun dingin sekali, bagi mereka yang tak tahan dingin, berada dan
tinggal di pondok ini menjadi tantangan tersendiri.
31
PENUTUP
A. Simpulan
Lembaga Pendidikan Islam Pondok Pesantren Miftahul Ulum Al-Musri‟1 didirikan
pada tanggal 9 Agustus 1996. Pesantren ini didirikan oleh (Alm) KH. Khaer Afandi,
kemudian dilanjutkan oleh putranya KH. Mustafa dan menantunya KH. Mahmudin
Efendi di atas tanah wakap keluarga (Alm) KH. Tamami.
Selanjutnya, Lembaga Pendidikan Islam Pondok Pesantren Miftahul Ulum Al-Musri‟
1 tempatnya berada di kampung Babakan Simpang desa Dukuh Rt/Rw 02/04 Kecamatan
Ibun Kabupaten Bandung, melakukan pengembangan meliputi :
- Pengembangan fisik, yaitu : pengembangan banguna asrama/pondok, mesjid, dan
ruang belajar.
- Pengembangan non fisik, yaitu kurikulum dan
- Pengembangan lembaga pendidikan formal, yaitu mendirkan Madrasah Tsanawiyah
Swasta.
Pesantren ini belum dapat mengembangkan metode-metode baru, masih memegang
metode yang diajarkan dari pesantren Al-Musri‟ pusat, di Cianjur. Namun demikian
pendekatan sistem kurikulum dengan di kelas-kelas dan mengkaji kitab-kitab yang
pokok, menjadikan pesantren ini berani memberikan garansi, bila santri mondok selama 5
tahun, maka dia sudah cukup untuk menjadi ajengan dan mendirikan pesantren sendiri.
Ilmu-ilmu yang lain akan dapat mengembangkannya sendiri.
Dapat disebutkan bahwa pengembangan Lembaga Pendidikan Islam Pondok Pesatren
Miftahul Ulum Al-Musr‟1 berdampak positif dengan tingkat signifikansi yang sedang.
B. Saran
Sebagai sebuah saran kepada pesantren, tanpa mengurangi rasa hormat dan ta’zim
dari peniliti kepada para Kiyai di pondok pesantren Miftahul Ulum Al-Musri‟ 1 adalah
perlunya peningkatan SDM dalam aspek menejemen dan keorganisasian pesantren, serta
pengembangan dalam metode dan evaluasi pembelajaran.
32
DAFTAR PUSTAKA
Fatah, H Rohadi Abdul, Taufik, M Tata, Bisri, Abdul Mukti. ''Rekontruksi Pesantren
Masa Depan'', Jakarta Utara: PT. Listafariska Putra, 2005.