+ All Categories
Home > Documents > sediaan galenik

sediaan galenik

Date post: 17-Jan-2016
Category:
Author: nonna-girlzzy-irma
View: 79 times
Download: 13 times
Share this document with a friend
Description:
ini sediaan galenik info
Embed Size (px)
of 40 /40
TEKNOLOGI FITOFARMASETIK (PROSES PRODUKSI EKSTRAK UNTUK SEDIAAN OBAT ALAM) Suwijiyo Pramono Fakultas Farmasi UGM Yogyakarta
Transcript
  • TEKNOLOGI FITOFARMASETIK (PROSES PRODUKSI EKSTRAK UNTUK SEDIAAN OBAT

    ALAM)

    Suwijiyo Pramono

    Fakultas Farmasi UGM

    Yogyakarta

  • DEFINISI

    Teknologi fitofarmasetik: Cabang ilmu kefarmasian yang mempelajari proses produksi ekstrak sebagai bahan baku sediaan obat bahan alam

    Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan melakukan penyarian kandungan kimia bahan nabati, hewani atau mineral dengan pelarut dan metode yang sesuai, dilanjutkan dengan penguapan sebagian atau seluruh pelarut sehingga diperoleh konsistensi yang diinginkan (Ekstrak cair, ekstrak kental, ekstrak kering)

    Sari adalah cairan hasil penyarian bahan obat alami yangbelum mengalami penguapan ataupun perlakuan lain. Sari atau menstrum dapat berupa maserat, perkolat, digestat ataupun perasan

  • DEFINISI (lanjutan)

    Ekstrak terpurifikasi (purified/enriched extract) adalah ekstrak bahan alami yang diperoleh dengan menghilangkan kandungan kimia banal seperti lemak, karbohidrat, protein, klorofil atau resin (zat ballast) sehingga diperoleh kadar kandungan kimia aktif yang lebih tinggi dibanding ekstrak kasarnya.

    Isolat adalah kandungan kimia murni dari suatu bahan obat alam

  • PENYIAPAN BAHAN BAKU

    Budidaya Kuliah semester sebelumnya

    Teknologi pascapanen Kuliah Budidaya dan TPP pada semester sebelumnya

    Faktor penting yang sangat berpengaruh pada kualitas bahan baku pada TPP adalah pengeringan bahan dan pengecilan atau penyerbukan bahan

  • PROSES PRODUKSI

    PENGERINGAN BAHAN

    TUJUAN: - mengurangi kadar air hingga < 10% guna mencegah tumbuhnya mikroba dan terjadinya reaksi enzimatis tetapi juga efek sinar UV thd bahan

    Persyaratan batas cemaran mikroba

    Persyaratan kadar kandungan kimia, profil kromatografi dan makroskopis bahan

  • PENGERINGAN DENGAN OVEN

    Jika terlalu cepat Face hardening, bagian luar kering, bagian dalam basah Reaksi enzimatis

    Jika temperatur terlalu tinggi Merusak kandungan kimia termolabil seperti alkaloid tertentu, senyawa lakton

  • PENGERING-ANGINAN Pengeringan lambatReaksi enzimatis

    Hidrolisis Ester : Metil salisilat Daun gondopura Gaultheria fragrantissima Wall Komponen balsam Bensil asetat Bunga melati Jasminum officinale L. Parfum dan Aromaterapi

    OC

    OH3C

    C

    O

    OCH3

    OH

  • Etil p-metoksi sinamat

    Kaempferia galanga L.

    Ekspektoran and Analgesik

    Hidrolisis : Etanol dan

    Asam p -Metoksi sinamat

    Linalil asetat

    Ocimum basilicum L.

    Aromaterapi

    Hidrolisis : Linalil alcohol and

    Asam asetat

    O

    C CH3

    O

    OCH3

    C CH

    CO

    OC2H5

    H

  • HIDROLISIS GLIKOSIDA

    SELEDRI (Apium graveolens L.)

    Apigenin-7-O-apiosil-glukosida

    Apiin Apigenin

    Polar Semipolar

    larut dalam air larut dalam alkohol

    Apiosil-glukosil-O O

    O

    OH

    OH

    O

    O

    OH

    OH

    HO

  • HIDROLISIS POLISAKHARIDA

    Biji Sangkobak (Plantago major L.)

    Daun Jati blanda (Guazuma ulmifolia Lamk.)

    POLISAKHARIDA MONO/DISAKHARIDA

    - Water soluble fiber - Glukosa, galaktosa

    - Musilago - Sakharosa, laktosa

    - Molekul besar - Molekul kecil

    - Sulit diabsorpsi - Mudah diabsorpsi

    - Memperlancar defekasi - Sumber kalori

    - Menekan nafsu makan - Menambah berat

    - Pelangsing badan

  • ENZIM OKSIDASE & POLIMERASE

    Mono dan seskuiterpen

    (penyusun minyak atsiri)

    oksidasi

    Menjadi lebih gelap

    polimerisasi

    Resin

    Tidak larut, toksik

  • PENGERINGAN DG SINAR MATAHARI Resiko terkena pancaran sinar UV

    Azulen - Temuhitam (Curcuma aeruginosa)

    Chamazulen Bunga kamomila (Matricaria chamomilla)

    Sesquiterpen dg banyak ikatan rangkap

    Berwarna biru kehitaman

    Memucat oleh sinar matahari langsung

    Kurkuminoid Memucat oleh sinar UV

    Klorofil daun Menjadi abu-abu

    Pengeringan dg ditutup kain hitam

  • PENGECILAN BAHAN / PEMBUATAN SERBUK

    (TEBAL LAPISAN BATAS) Jarak yang harus ditempuh oleh cairan penyari untuk penetrasi bahan guna

    mencapai kandungan kimia aktif di dalam sel bahan

    SEMAKIN LEMBUT SERBUK

    SEMAKIN PENDEK TEBAL LAPISAN BATAS

    SEMAKIN CEPAT PENETRASI PENYARI

    UNTUK MENCAPAI KANDUNGAN KIMIA AKTIF DALAM BAHAN

    PROSES PENYARIAN LEBIH EFEKTIF

    PADA KENYATAANNYA TIDAK SELALU DEMIKIAN

  • BEBERAPA KERUGIAN JIKA SERBUK TERLALU LEMBUT

    1. MENGUAPNYA MINYAK ATSIRI KARENA BANYAK SEL YANG PECAH

    2. SENYAWA BALLAST YANG TIDAK LARUT AKAN KELUAR DARI SEL DAN MENGOTORI SARI

    ZAT BALLAST YANG TIDAK LARUT DALAM AIR : LIPIDA, KLOROFIL, RESIN

    ZAT BALLAST YANG TIDAK LARUT DALAM ETANOL : KARBOHIDRAT, PROTEINS

    3. SANGAT KECILNYA RUANG INTER DAN ANTAR SEL MENYEBABKAN SEL MEMADAT SAAT KENA CAIRAN DAN DAPAT MENYUMBAT PERKOLATOR

    4. RIMPANG DAN BIJI YANG BANYAK MENGANDUNG AMILUM AKAN MEMBENTUK BUBUR JIKA DIEKSTRAKSI DENGAN PENYARI YANG ADA AIRNYA DAN DIIKUTI PEMANASAN

  • TAHAPAN EKSTRAKSI

    PENETRASI CAIRAN PENYARI KEDALAM SEL BAHAN

    UKURAN PARTIKEL SERBUK TEBAL LAPISAN BATAS

    KERAS LUNAKNYA SEL Daun, bunga, rimpang Lunak

    - Kayu, kulit buah keras

    JENIS PELARUT Semakin besar persentase gugus OH

    semakin kuat kemampuan penetrasi nya

    Air > Gliserol > Metanol > Etanol > Eter

    2. MENGEMBANGNYA INTRA DAN INTER SELULER

    3. KONTAK ANTARA CAIRAN PENYARI DAN KANDUNGAN KIMIA DIDALAM SEL

  • TAHAPAN EKSTRAKSI (Lanjutan)

    4. PELARUTAN KANDUNGAN KIMIA AKTIF Kesesuaian polaritas antara pelarut dan kandungan kimia aktif Like

    and Dislike Kejenuhan cairan penyari Perkolasi (pembaharuan pelarut) >

    Maserasi Faktor pemanasan Viskositas pelarut menurun, menjadi lebih encer

    meningjkatkan kemampuan daya larut penyari Pengadukan dan pemanasan - Meningkatkan kemampuan cairan

    penyari untuk melarutkan kandungan kimia aktif 5. DIFUSI KANDUNGAN KIMIA AKTIF KELUAR SEL Perbedaan konsentrasi kandungan kimia terlarut dalam cairan penyari

    di dalam dan di luar sel Keseimbangan konsentrasi Perkolasi > Maserasi

    Tekanan Perkolasi (mengalirnya cairan penyari dari atas ke bawah atau bisa dibuat pengurangan tekanan atau vacum) > Maserasi

  • FAKTOR KEMUNGKINAN PENYEBAB KERUSAKAN KANDUNGAN KIMIA SAAT EKSTRAKSI

    Reaksi gugus hidroksi karbonil dan orto dihidroksi dg logam berat dari peralatan ekstraksi (kurkumin, flavonoid, fenol)

    Reaksi hidrolisis oleh asam (ester, glikosida)

    Reaksi pembentukan fenolat oleh basa (kurkumin, asam fenolat)

    Kerusakan oleh pemanasan terhadap kandungan kimia dengan banyak ikatan rangkap (kurkumin, karotenoid, PUFA, terpenoid hidrokarbon)

  • METODE EKSTRAKSI

    Peras/press: dari bahan segar Infundasi: penyarian dengan air pada 90C Digesti: penyarian reflux dg air pada suhu relatif

    rendah Maserasi: perendaman serbuk bahan dg cairan

    penyari, bisa dg pengadukan dan pemanasan Perkolasi: pengaliran cairan penyari kepada

    serbuk yang telah dibasahi Distilasi: pengambilan minyak atsiri dg uap air Gas superkritis: penyarian dg gas CO2 cair

  • PERAS ATAU PRESS

    PRESS PRESS SPINNER PRESS DG

    MEKANIK HIDROLIK (SENTRIFUGASI) PENGURANGAN

    TEKANAN

  • INFUNDASI

    Terdapat dua panci : A. Panci sebelah dalam berisi bahan dan air B. Panci sebelah luar berisi air sebagai penangas A Pemanasan 15 menit (Infusa) B atau 30 menit (Dekokta) dihitung penangas mulai mendidih

  • DIGESTI

    Tempatkan 1 bagian bahan yang telah dikecilkan (rimpang dan biji tidak boleh diserbuk)

    Tambahkan 20 bagian air atau cairan penyari lain yang dikehendaki

    Panaskan digestor pada suhu antara 40-50C selama 6 jam

    Pisahkan digestat dengan cara penyaringan atau pengepressan

    Uapkan digestat dengan penangas air pada wajan stainless steel jika penyarinya air atau dengan penguap vakum jika menggunakan pelarut organik, hingga konsistensi yang dikehendaki

  • MASERASI

    Campur 1 bagian serbuk dengan 7,5 bagian cairan penyari

    Rendam selama 18 jam sambil setiap jam diaduk hingga 6 jam pertama.

    Pisahkan sari, maserasi kembali sisa serbuk dengan 4 bagian cairan penyari.

    Pisahkan sari dan campurkan dengan sari pertama

    Uapkan kumpulan sari dengan pengurangan tekanan hingga konsistensi yang dikehendaki (ekstrak cair, kental atau kering)

  • PERKOLASI

    Campur 1 bagian serbuk bahan dengan 5 bagian cairan penyari

    Masukkan kedalam perkolator

    Tambahkan 5 bagian cairan penyari dan biarkan terendam selama 1 malam

    Buka kran perkolator dengan kecepatan 40-50 tetes per menit atau sesuai dengan optimasi yang pernah dilakukan untuk masing-masing bahan

    Tambahkan cairan penyari secukupnya hingga tetesan perkolat tidak pekat lagi

  • EKSTRAKSI DG GAS CO2 CAIR

    Gas karbon dioksida didingikan sehingga mencair

    Ekstraksi dilakukan terhadap serbuk bahan seperti prinsip maserasi biasa

    Cairan dipisahkan dan diuapkan tanpa harus menggunakan pemanasan berlebih

    Kandungan kimia termolabil tetap terjaga, tidak mengalami kerusakan

    Butuh peralatan khusus dan di Indonesia masih mahal untuk diterapkan di industri

  • PELARUT GOLONGAN KANDUNGAN KIMIA YANG TERLARUT

    HEKSAN , PE Terpenoid (minyakatsiri), Triterpen, Steroid, Kumarin, Benzen, Toluen Polimetoksi flavon, Lipida, Resin, Klorofil, Xantofil KLOROFORM Semua yang disebut diatas, Antrakinon, Alkaloid bebas, Diklorometan Kurkuminoid, Fenol DIETIL ETER Semua yang disebut diatas, Flavonoid aglikon, Asam fenolat ETIL ASETAT Semua yang disebut diatas, Flavonoid monoglikosida, Aseton Quasinoid, Glikosida lain ETANOL Semua yang disebut diatas, , Flavonoid diglikosida, Tanin, Dan Alkohol lain AIR PANAS Semua yang disebut diatas, mulai dari yang larut dalam dietil eter, Garam Alkaloid , Flavonoid poligliksida, Mono- and Disakharida, Asam amino,Protein dan Mineral. Polisakarida menggumpal

  • PRODUKSI EKSTRAK TERPURIFIKASI

    - DELIPIDASI DAN FRAKSINASI - SAPONIFIKASI - ELIMINASI RESIN - DISTILASI - PRESIPITASI: - Perbedaan polaritas pelarut - Penambahan logam berat Pemisahan polifenol - Penambahan serbuk kulit hewan: Reaksi Protein Tannin - PEMISAHAN ALKALOID

  • DELIPIDASI (DAN FRAKSINASI NON INDUSTRI)

    SERBUK BAHAN SERBUK BAHAN PETROLEUM ETANOL

    ETER

    RESIDUE EKSTRACT

    SENYAWA RESIDU ETANOL

    NON POLAR Chloroform Evaporasi;

    /Eter + Air panas

    SUSPENSI

    RESIDUE EKSTRAK CHCl3 Eter:

    Etanol /ETER Etil asetat:

    Butanol

    EKSTRAK BERBAGAI FRAKSI

    ETANOL

  • SAPONIFIKASI

    EKSTRAK NON POLAR (MENGANDUNG LEMAK)

    Larutan KOH

    SABUN FRAKSI AIR

    Eter

    FRAKSI AIR FRAKSI ETER

    (TRITERPEN

    STEROID

    KAROTENOID)

  • ELIMINASI RESIN

    EKSTRAK ETANOLIK EKSTRAK ETANOLIK

    Petroleum eter KOH etanolik

    /Heksan

    FRAKSI FRAKSI ENDAPAN LARUTAN

    PE/Heksan TAK LARUT

    (RESIN)

    KURKUMINOID PIPERIN

    PADA CURCUMA PADA PIPER SPP

  • DISTILASI

    EKSTRAK DENGAN LEMAK TINGGI

    DISTILLASI AIR

    MINYAK ATSIRI SUSPENSI LEMAK

  • TITIK KRITIS PROSES PRODUKSI EKSTRAK

    PELARUT/CAIRAN PENYARI

    PERALATAN PRODUKSI

    PENGGUNAAN BAHAN TAMBAHAN

    PENYIMPANAN

  • OPTIMASI KOMPOSISI PELARUT

    Simplex Lattice Design :

    Y= a (A) + b (B) + ab (A) (B)

    Y= respon yang dituju

    A dan B = komposisi pelarut dimana pada percobaan dibuat (A) = 1, B = 0, dan (A) =0,5 (B) = 0,5

    a, b dan ab = koefisien yang dapat dihitung dari percobaan

  • FACTORIAL DESIGN

    Optimasi ekstraksi dengan menggunakan parameter komposisi pelarut, kecepatan pengadukan, suhu pemanasan, lama penyarian dengan harga rendah dan tinggi

    Misalnya pelarut: etanol 95% dan 50%, kecepatan pengadukan 100 dan 500 rpm, suhu penyarian 40 dan 60 C, lama perendaman12 dan 24 jam

    Dibuat counter plot untuk mengetahui daerah optimum berdasarkan kadar zat aktif dan melihat faktor yang dominan berpengaruh

  • PROSES PRODUKSI

    PELARUT/CAIRAN PENYARI

    AMAN TERHADAP PEKERJA

    MUDAH DIUAPKAN

    SISA YANG TERTINGGAL DALAM EKSTRAK TIDAK BERBAHAYA

    TIDAK KOROSIF TERHADAP PERALATAN

    DAPAT DIGUNAKAN KEMBALI UNTUK EKSTRAKSI

    SELEKTIF

    MURAH

  • PROSES PRODUKSI

    AIR

    - Aman, dapat diuapkan secara terbuka

    - Sisa yang tertinggal pada ekstrak juga aman

    - Perlu suhu relatif tinggi untuk menguapkan

    zat termolabil rusak

    Persyaratan kadar kandungan aktif

    - Resiko terkena cemaran mikroba selama proses

    Persyaratan kadar air dan batas cemaran

    mikroba

  • PROSES PRODUKSI

    ETANOL/CAMPURAN ETANOL-AIR

    Hampir semua golongan kandungan kimia tanaman dapat larut

    Titik didih lebih rendah dibanding air

    Dapat digunakan kembali setelah penguapan

    Tidak boleh diuapkan terbuka dapat terbakar dan berbahaya jika terhirup

    Sisa dalam ekstrak dapat bersifat toksik jika dikonsumsi Persyaratan sisa pelarut

  • PROSES PRODUKSI

    ETIL ASETAT

    Lebih selektif dibanding etanol

    Titik didih lebih rendah dibanding etanol

    Dapat digunakan kembali setelah penguapan jika tidak terhidrolisis menjadi etanol dan asam asetat

    Tidak boleh diuapkan terbuka dapat terbakar dan berbahaya jika terhirup

    Sisa dalam ekstrak dapat bersifat toksik jika dikonsumsi Persyaratan sisa pelarut

  • PROSES PRODUKSI

    HEKSAN DAN PETROLEUM ETER

    Bersifat lipofilik sehingga digunakan untuk delipidasi

    Titik didih rendah sehingga mudah diuapkan

    Dapat digunakan kembali setelah penguapan

    Tidak boleh diuapkan terbuka dapat terbakar dan berbahaya jika terhirup

    Sisa dalam ekstrak dapat bersifat toksik jika dikonsumsi Persyaratan sisa pelarut

  • PROSES PRODUKSI

    PELARUT LAIN

    METANOL: dilarang karena dapat merusak syaraf mata

    DIETIL ETER: sangat mudah terbakar

    KLOROFORM: sangat iritatif terhadap kulit dan mata

    ASETON: sisa dalam ekstrak bersifat sangat toksik

    BENZENA: karsinogenik

  • PROSES PRODUKSI

    PENGGUNAAN BAHAN TAMBAHAN AEROSIL sebagai bahan pengering ekstrak Persyaratan kadar abu tak larut asam

    BAHAN PENGAWET Persyaratan batas bahan pengawet yang diperbolehkan


Recommended