Tuesday, April 5, 2011ALUR PELAYANAN RESEP DI APOTEK8:12
PM|Posted by andy wibowo|Bagan alur ada di bawah.andy tampilkan di
awal tulisan, agar nanti setelah membaca bagan bisa lebih paham.1.
RESEP DATANG ketika di apotek, ada pasien membawa resep datang,
maka pihak apotek (biasanya front office) menyambut pasien dan
mempersilahkan pasien untuk menunggu sebentar.2. SKRINING RESEP
selanjutnya pihak front office memberikan resep kepada petugas
penyekrening resep (harus apoteker) segera melakukan skrining
resep. Skrining resep ini antara lain skrining administratif,
skrining farmasetis, dan skrining klinis. a. Skrining
administratif. Berguna untuk menghindari kesalahan penulisan resep
maupun pemalsuan resep. Yang dianalisis dalam skrining ini antara
lain ada tidaknya maupun keaslian dari :ada tidaknya Nama,SIP dan
alamat dokter.ada tidaknya dan logis tidaknya Tanggal penulisan
resep.ada tidaknya Tanda tangan/paraf dokter penulis resep.ada
tidaknya Nama, alamat, umur, jenis kelamin, dan berat badan pasien
(jika perlu).benar salahnya Nama obat , sesuai tidaknya potensi
obat , dosis, jumlah yang minta.jelas tidaknya Cara pemakaian untuk
pasien b. skrining farmasetis. Yakni menyesuaian dengan kondisi
pasien tentang :bentuk sediaan,apakah cocok digunakan pasien?dosis
apakah sesuai dengan usia, umur, atau berat badan pasien. Sesuai
disini maksudnya dapat menyelesaikan problema terapi pasien. Disini
akan dihitung dosis dan apakah dosis over dosis atau tidak.potensi
obat, cocok tidak khasiatnya dengan penyakit yang diderita
pasien,stabilitas, apakah apabila obat ini digunakan dalam bentuk
sediaan tertentu (misal cair), apakah stabil atau
tidakinkompatibilitas,apakah obat satu berinteraksi dengan obat
yang lainnya ketika dicampur/ketika dibuat, apkah rusak atau
tidakcara dan lama pemberian apakah dapat menyebabkan kenyamana
pada pasien atau tidak. c. skrining klinisadanya alergi, efek
samping, interaksi,obat .kesesuaian (dosis, durasi, jumlah obat dan
lain-lain).disini juga harus benar benar dicatat adalahcara
pemakaian obat, cara penyimpanan obat, jangka waktu pengobatan,
aktivitas serta makanan dan minuman yang harus dihindari selama
terapi, sehingga nanti bisa disampaikan pada saat konseling.apabila
tahap skrining ini bermasalah, maka kita harus dapat mencari solusi
nya lalu memberikan solusi itu kepada dokter.3. PEMBERIAN HARGA
untuk pemberian harga, maka caranya bisa di lihat disini.apabila
pasien dengan harga yang kita berikan, maka akan segera dilakukan
penyiapan/peracikan obat. Namun, permasalahan terjadi apabila
pasien sensitif terhadap harga,sehingga pasien tidak setuju dengan
harga yagn diajukan.maka penanganannya adalah mengajukan obat
alternative dengan jenis, jumlah, jumlah item dan harga sesuai
kemampuan pasien. Disinilah terkadang akan muncul kopi resep.
Karena dengan kopi resep ini pasien bisa menebus setengah obatnya
terlebih dahulu, baru setelah itu, bisa ditebus waktu berikutnya.
Disinilah juga terkadang ada pergantian obat paten satu dengan obat
paten satunya yang lebih murah atau pergantian obat paten menjadi
obat generiknya. Setelah pasien setuju dengan harga obat, maka
tahap selanjutnya adalah penyiapan /peracikan obat. Namun apabila
memang benar-benar pasien tidak mampu untuk menebus obat dan dapat
dibuktikan dengan rasa dan etika, maka itu kebijakan dari
apotekernya, apakah akan memberikannya secara gratis atau
menghutanginya.4. PENYIAPAN/PERACIKAN OBAT tahap yang dilakukan
pada penyiapan /peracikan obat antara lain penyiapan/peracikan, dan
penyerahan obat ke pasien. Yang melakukan tahpa ini tidak harus
apoteker, bisa tenaga ahli kesehatan seperti AA,ataupun tenaga
terlatih lainnya.1. Peracikan. dalam peracikan, dilakukan kegiatan
penimbangan obat , pencampuran obat apabila obat perlu dicampur
(dijadikan serbuk, cairan, dll), kemudian pengemasan setelah obat
berhasil dibuat. Dan tahap selanjutnya adalah pemberian etiket.
Yang harus diperhatikan adalahtahap ini harus jelas prosedurnya,
ada protab/sopnya dengan memperhatikan tahap tahap kritikal seperti
dosis yang harus tepat, pencampuran yang harus tepat. Etiket pun
harus jelas dan dapat dibaca serta mudah dipahami. Pengemasan pun
harus rapi dan dapat menjaga kualitas dari obat tersebut.2.
Penyerahan obat ke pasien. sebelum obat di serahkan kepasien, maka
harus dilakukan pengecekan kembali terhadap kesesuaian antara obat
dengan etiket, obat dengan resep. Di sini yang mengecek kembali
biasanya adalah orang lain. Penyerahan obat dilakukan oleh apoteker
dan dilakukan konseling serta pemberian informasi, dan edukasi agar
pasien dapat complience maupun adherence.5. PEMBERIAN INFORMASI,
EDUKASI, DAN KONSELINGApoteker harus memberikan informasi
yangbenar,jelasdanmudah dimengerti, akurat, tidak bias, etis,
bijaksana, dan terkini.Informasi obat pada pasien
sekurang-kurangnya meliputi:cara pemakaian obat, cara penyimpanan
obat, jangka waktu pengobatan, aktivitas serta makanan dan minuman
yang harus dihindari selama terapiApoteker harus memberikan
konseling, mengenai sediaan farmasi, pengobatan dan perbekalan
kesehatan lainnya, sehingga dapat memperbaiki kualitas hidup pasien
atau yang bersangkutan terhindar dari bahaya penyalahgunaan atau
penggunaan salah sediaan farmasi atau perbekalan kesehatan
lainnya.Untuk penderita penyakit tertentu seperti cardiovascular,
diabetes, TBC, asthma, dan penyakit kronis lainnya, apoteker harus
memberikan konseling secara berkelanjutan agar bisa menghasilkan
outpun maksimal dimana pasien dapat complience dan addherence 6.
Monitoring penggunaan Obatini lebih dikhususkan oleh pasien pasien
yang mempunyai penyakit kronis, seperti DM, antihipertehnsi,
dll.
Labels:profesi
ANALISIS RESEP (2/3)
LEMBAR KERJA TUGAS RESEP
RESEP 2(No resep JR-0014):
dr.RJl. Cocak Rawa No. 1Telp. (0274)7021499 YogyakartaHP:
08193178xxxx
Yogyakarta,11 Oktober 2012
R/Glimepirid I mg No. XXXS1 0 - 0
R/Metformin mg 500 No. LXS2ddtab1
R/Nerva plus 5000 No.XXXS1 dd tab I
Pro:Bp. SUmur: -Alamat:-ttd
1.ASSESMENTa.Menggali Riwayat Pasien
No.KriteriaKeterangan
1Data PasienNama : Bp. SUmur :-Jenis Kelamin : L/PAlamat : -No.
HP : -BB/TB :-kg /-cmPekerjaaan : -Kondisi:Diabetes Melitus
2Riwayat PenyakitPenyakit yang pernah diderita :Diabetes
MelitusKeluhan sekarang:Kadar gula darah tinggi.Data Laboratorium
:-Diagnosis dokter: DM tipe II
3Riwayat Pengobatan-
4Keadaan Khusus Pasien-
b.Skrining Resep1)Administratif (Kelengkapan Resep)
No.URAIANPADA RESEP
ADATIDAK
Inscription
123Identitas dokter:Nama dokterSIP dokterAlamat dokter
4Nomor telepon
5Tempat dan tanggal penulisan resep
Invocatio
6Tanda resep diawal penulisan resep (R/)
Prescriptio/Ordonatio
7Nama Obat
8Kekuatan obat
9Jumlah obat
Signatura
10Nama pasien
11Jenis kelamin
12Umur pasien
13Barat badan
14Alamat pasien
15Aturan pakai obat
16Iter/tanda lain
Subscriptio
17Tanda tangan/paraf dokter
Kesimpulan:Resep tersebutlengkap/tidak lengkap.Resep tidak
lengkap karenatidak mencantumkan informasi mengenaiSIP dokter,
umur, berat badan, danalamat pasien.Cara pengatasanSIP dokter dapat
dikonfirmasi kepada dokter untuk memastikan keabsahan resep, SIP
boleh tidak dicantumkan jika dokter bekerja diinstansi. Sementara
data pasien seperti umur, berat badandan alamat pasiendapat
ditanyakan langsung kepada pasien/keluarga pasien.
2)Kesesuaian FarmasetisNoKriteriaPermasalahanPengatasan
1Bentuk sediaan-Sesuai
2Stabilitas obat-Sesuai
3Inkompatibiltas-Sesuai
4Cara pemberian-Sesuai
5Jumlah dan aturan pakai-Sesuai
3)DosisNo.Nama ObatDosis ResepDosis
LiteraturKesimpulanRekomendasi
1Glimepirid1 x sehari 1 tablet pagi hari(sediaan 1
mg)DewasaDosis awal 1-2 mg sekali sehari, diberikan bersama sarapan
pagi, dosis pemeliharaan 1-4 mg sekali sehari, maksumum 8 mg sekali
sehari. Jika respon tidak adekuat pada dosis maksimum maka terapi
dapat dipertimbangkan kombinasi dengan metformin(DIH, 2010:
697).Sesuai-
2Metformin 500 mg2x sehari1 tablet(sediaan 500 mg)250-500 mg
tiap 8 jam,maksimal 3g/hariatau850 mg tiap 12 jam.Anak > 17
tahun dan dewasa, dosis awal 500 mg 2 kali sehari atau 850 mg
sekali sehari.(DIH, 2010: 955).Sesuai-
3Nerva plus 50001 x sehari 1 tablet1 kaplet/hari.(MIMS, 2012:
291).Sesuai-
4)Pertimbangan KlinisNo.KriteriaPermasalahanPengatasan
1IndikasiTerapi dengan glimepirid tunggal tidak adekuatDiberikan
tambahan terapi kombinasi glimepirid dan metformin.
2Kontraindikasi--
3Interaksi-Glimepirid + metforminBila dikombinasikan keduanya
memiliki efek potensiasi penurunan kadar gula darah sampai
hipoglikemia dapat terjadi.-Metformin dan vitamin B12Terapi
metformin jangka panjang, dapat menyebabkan gangguan absorpsi
vitamin B12 dan asam folat di saluran cerna.-Metformin dan
antikoagulanKemungkinan terjadinya interaksi antara metformin dan
antikoagulan tertentu, Perlu hati-hati untuk orang-orang lanjut
usia, infeksi serius dan dalam keadaan trauma.Pasien diinformasikan
bagaimana mengatasi kondisi gejala hipoglikemi dengan mengemut
permen, makan roti dll untuk mengembalikan glukosa tubuh.Perlu
diperiksa kadar vitamin B12 dalam serumnya tiap tahun.Mungkin
diperlukan penyesuaian dosis antikoagulan.
4Dupikasi/polifarmasi--
5Alergi--.
6Efek samping-GlimepiridEfek samping utama yang harus diwaspadai
adalah hipoglikemia. Gambaran klinis hipoglikemik yang parah
menyerupai stroke. Disamping itu dapat juga terjadi efek samping
lain, berupa gangguan saluran cerna dan gangguan susunan syaraf
pusat seperti: sakit kepala, pusing, lapar, tubuh lemas, lelah,
mual, muntah, mengantuk, tidur terganggu, daya konsentrasi
dankewaspadaan menurun, depresi, bingung, gangguan bicara, gangguan
penglihatan, tremor, gangguan syaraf sensoris, dan lain-lain.
Kemungkinan dapat pula terjadi gejala-gejala kounter-regulasi
adrenergik, seperti berkeringat, kulit lembab, cemas, takhikardia,
hipertensi, palpitasi, dan lain-lain. Gejala hematologik termasuk
leukopenia, trombositopenia, agranulosistosis dan anemia aplastik
dapat terjadi walau jarang sekali. Golongan sulfonilurea cenderung
meningkatkan berat badan.-MetforminEfek samping bersifat reversible
pada saluran cerna termasuk anoreksia, gangguan perut, mual,
muntah, rasa logam pada mulut dan diare.Dapat menyebabkan asidosis
laktat tetapi kematian akibat insiden ini lebih rendah 10 - 15 kali
dari fenformin dan lebih rendah dari kasus hipoglikemia yang
disebabkan oleh glibenklamid/sulfonilurea. Kasus asidosis laktat
dapat dibati dengan natrium bikorbonat. Kasus individual dengan
metformin adalah anemia megaloblastik, pneumonitis,
vaskulitis.Diminumbersama atau segerasetelah makan, jangan
berkendaraan / menjalankan mesin selama minum obat, kontrol cek
gula darah rutin.
Reaksi obat yang merugikan (ADR/Adverse Drug Reaction)
-GlimepiridSelama pengobatan dengan glimepirid, kadar gula harus
diperiksa secara periodik, karena dapat terjadi hipoglikemia atau
hiperglikemia khususnya pada awal-awal pengobatan atau bila
penggunaan glimepirid yang tidak teratur, maka sebaiknya hindarilah
aktivitas-aktivitas yang memerlukan perhatian khusus. Khasiat dan
keamanan penggunaan pada anak-anak belum diketahui dengan pasti.
Bila terdapat sensitivitas berupa peningkatan insulin yang
berlebihan akibat glimepirid, sebaiknya pemberian glimepirid
dihentikan. Untuk menghindari terjadinya hipoglikemia harus
dipertimbangkan pengurangan dosis glimepirid yang dilakukan secara
bertahap, Pemberian dosis sebaiknya disertai dengan perbaikan berat
badan dan perbaikan pola makan. Lama pengobatan Pengobatan dengan
glimepirid merupakan pengobatan jangka panjang.
-MetforminHati-hati penggunaan pada penderita dengan gangguan
fungsi ginjal. Tidak dianjurkan penggunaan pada kondisi dimana
menyebabkan dehidrasi atau pada penderita yang baru sembuh dari
infeksi serius atau taruma. Dianjurkan pemeriksaan berkala kadar
B12 pada penggunaan jangka panjang. Oleh karena adanya kemungkinan
terjadinya hipoglikemia pada penggunaan kombinasi dengan
Sulfonilurea, kadar gula dalam darah harus dimonitor. Hati-hati
pemberian pada pasien usia lanjut yang mempunyai gangguan fungsi
ginjal.Dalam pengobatan kombinasi dengan sulfonilurea atau insulin,
kadar gula darah harus diperiksa, mengingat kemungkinan timbulnya
hipoglikimea. Keadaan yang memicu hipoksia dan akumulasi laktat
dapat menyebabkan terjadinya asidosis laktat yang berbahaya, maka
metformin tidak boleh diberikan pada penderita penyakin
kardiovaskuler, gagal ginjal, gagal hati, dehidrasi dan peminum
alkohol. Terapi metformin jangka panjang, dapat menyebabkan
gangguan absorpsi vitamin B12 dan asam folat di saluran cerna, oleh
karena itu perlu diperiksa kadar vitamin B12 dalam serumnya tiap
tahun. Kemungkinan terjadinya interaksi antara metformin dan
antikoagulan tertentu, dalam hal ini mungkin diperlukan penyesuaian
dosis antikoagulan. Perlu hati-hati untuk orang-orang lanjut usia,
infeksi serius dan dalam keadaan trauma.Cek atau control kadar gula
darah rutin.Selalu sedia permen atau roti untuk dikonsumsi ketika
terjadi gejala hipoglikemi seperti keringat atau
gemetar.Menghindari aktivitas-aktivitas berat yang memerlukan
perhatian khusus.Perlu diperiksa kadar vitamin B12 dalam serumnya
tiap tahun.
c.Karakteristik PenyakitDiabetes mellitus tipe
II.DefinisiDiabetes melitus merupakan kondisi dimana terjadi
penurunan kadar insulin dalam tubuh. Insulin adalah hormon yang
dibentuk oleh pankreas, berfungsi untuk memecahkan gula darah dan
mengubahnya menjadi energi. Bila tubuh tidak dapat memproduksi
cukup insulin, maka kadar gula dalam darah akan meningkat. Diabetes
mellitus adalah penyakit endokrin yang ditandai dengan tingginya
kadar gula darah diatas normal dan tingginya kadar gula dalam urin
akibat terganggunya produksi hormon insulin oleh pankreas. Diabetes
mellitus tipe II disebabkan kegagalan relatif sel beta dan
resistensi insulin sehingga turunnya kemampuan insulin untuk
merangsang glukosa dan untuk menghambat produksi glukosa dihati.Ada
dua tipe diabetes melitus, yaitu :-Tipe I, merupakan insulin
dependent DM atau diabetes juvenil. Kondisi ini biasanya timbul
pada usia muda dan membutuhkan injeksi insulin secara teratur.-Tipe
II, merupakan non insulin dependent DM atau timbul pada usia
dewasa.Biasanya terjadi pada usia diatas 40 tahun dan dapat diobati
dengan preparat lain, tidak tergantung pada injeksi insulin.
PenyebabnyaPenyebab DM yang pasti belum diketahui tetapi
sebagian besar disebabkan oleh faktor herediter, gaya hidup, diet,
infeksi pankreas dan gangguan yang bersifat autoimun.Gejala-Pasien
sering merasa haus atau lapar serta mempunyai nafsu makan yang
besar.-Biasanya terjadi peningkatan urin atau poliuri.-Penurunan
berat badan walaupun nafsu makan meningkat.-Pasien sering merasa
cepat lelah atau lemas yang mungkin disertai kesemutan atau mati
rasa pada tangan dan kaki.-Penglihatan menjadi kabur.-Disertai
infeksi kulit yang berulang, sering disertai dengan gatal pada
daerah tubuh yang sensitif.
KomplikasiDiabetes sangat meningkatkan resiko akan penyakit
jantung. Bila tidak atau kurang tepat diobati, lambat laun dapat
menjadi gangguan neurovaskular serius yang sangat ditakuti, seperti
retinopati, polineuropati, nefropati dan lain-lain (impotensi,
infeksi stafilokok pada kulit dan keluhan claudicatio (OOP, 2003:
695).
d.Karakteristik Obat
1)GlimepiridKomposisi:Glimepirid 1 mg.
Indikasi:DM tipe II (NIDDM) yang tidak dapat dikontrol secara
adekuat dengan diet, olahraga dan penurunan berat badan saja. Dapat
digunakan dalam kombinasi dengan metformin atau insulin.
Dosis:1-8 mg/hari. Dosis awal dan titrasi dosis 1 mg
sekali/hari. Dosis harian dapat ditingkatkan dengan interval 1-2
minggu dan dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: 1 mg-2
mg 3 mg 4 mg- 6 mg dan pada kasus tertentu, 8 mg.
Pemberian Obat:Dapat diberikan bersama makan agar diabsorbsi
lebih baik danuntuk mengurangi rasa tidak nyaman pada Gastro
Intestinal.
Kontra Indikasi:DM tipe I (IDDM) ketoasidosis diabetikum,
prekoma diabetes, gangguan ginjal berat dan gangguan fungsi hati.
Hipersensitif terhadap sulfonylurea lain atau sulfonamide. Hamil,
laktasi.
Peringatan:Monitor kadar glukosa darah dan urin secara teratur.
Berkurang atau menghilangnya gejala hipoglikemiamisalnya pada
pasien dengan neuropati otonomik atau yang menggunakan obat
penyekat B, klonidin, reserpin, guanetidin, atau obat simpatolitik
lain. Penggantian sementara menjadi terapi insulin pada situasi
stress tertentu (misalnya trauma, pembedahan, dan demam yang
disebabkan infeksi).
Efek Samping:Hipoglikemia, gangguan sementara daya penglihatan,
gangguan GI, gangguan fungsi hati. Jarang: trombopenia, leucopenia,
dan anemia hemolitik; gatal, urtikaria, ruam kulit.
Interaksi Obat:Efek meningkat jika digunakan bersama dengan
insulin dan obat antidiabetes lain., ACE Inhibitor, alopurinol,
steroid anabolic dan hormone seks pria, kloramfenikol, derivate
kumarin, siklofosfamid, dst.Efek berkurang jika digunakan bersama
dengan asetazolamid, barbiturate, kortikosteroid, diuretic,
efinefrin, asam nikotinat (dosis tinggi), esterogen, progesterone,
rifamfisin, dst. Penyekat-B menurunkan toleransi terhadap
glukosa.
Kategori kehamilan:C
(MIMS, 2012: 280).
2)MetforminIndikasi:NIDDM yang gagaldikendalikan dengan diet dan
sulfonilurea, terutama pada pasien yang gemuk.
Kontraindikasi:Gangguan fungsi ginjal atau hati, predisposisi
asidosis laktat, gagal jantung, infeksi atau trauma berat,
dehidrasi, alkoholisme, wanita hamil dan wanita menyusui.
Efek samping:Mual, muntah, anoreksia dan diare yang selintas,
asidosis laktat, gangguan penyerapan vit. B. 12.
Dosis:250-500 mg tiap 8 jam atau 850 mg tiap 12 mg
bersama/sesudah makan, maksimal 3g/hari.
Mekanisme kerja:Bekerja menghambat glukoneogenesis dan
menigkatkan penggunaan glukosa di jaringan. Kelebihan dari golongan
sulfonilurea adalah tidak menaikkan berat badan dan dapat
menurunkan kadar insulin plasma(IONI : 269).
3)Nerva plus 5000Komposisi:Per Nerva Plus Vit B1100 mg, vit
B6200 mg, vit B12200 mcg, folic acid 400 mcg.Per Nerva 5000 Vit
B1100 mg, vit B6100 mg, vit B125000 mcg.
Indikasi:Nerva plus Pengobatan defisiensi vit B1, B6, B12, dan
asam folat.Nerva 5000 Pengobatan defisiensi vit B1, B6dan B12.
Dosis:1 kaplet/hari.
Pemberian Obat:Dapat diberikan bersama makanan jika timbul rasa
tidak nyaman pada GI.
Peringatan:Tidak dianjurkan untuk pasien yang sedang mendapat
terapi ledova.
Efek Samping:Penggunaan vit B6dosis tinggi dan jangka panjang
dapat menyebabkan sindrom neuropati.
(MIMS, 2012: 291).
Kesimpulan skrining resep dan hasil analisis DRP(Drug Related
Problem)sertaCare Plan:Resep tidak lengkap secara administrasi,
adanya efek sampingdapat diatasi dengan meminum obat bersama makan
agar diabsorbsi lebih baik danuntuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada Gastro Intestinal. Gejala hipoglikemi diatasi dengan mengemut
roti atau permen dan cek kadar gula darah rutin serta control kadar
B12dan asam folat tiap tahun untuk penggunaan metformin jangka
panjang.
2.PENYERAHAN DAN PEMBERIAN INFORMASI OBAT/PIO, KOMUNIKASI
INFORMASI EDUKASI/KIE, DAN KONSELINGa.Informasikan mengenai nama
obat, aturan pakai, kegunaan masing-masing obat, dan cara
penyimpanan yang benar.b.Obat yang diberikan harus diminum secara
teratur, agar terapi pengobatan yang diinginkan
tercapai.c.Konfirmasikan mengenai aturan pakai, kegunaan dari obat
yang diberikan dan cara penyimpanan yang benar.-Metformin sebagai
obat anti diabetes dengan aturan pakai 2x sehari 1 tablet dan
glimepirid 1 kali sehari sebagai terapi tambahan untuk DM yang
tidak dapat dikendalikan oleh obat dan diet dengan aturan pakai 2x
sehari 1 tablet. Semua obat diminum bersama makanan.-Penyimpanan
obat ditempat yang kering dan terhindar dari sinar matahari
langsung.
No.Kriteria InformasiIsi Informasi
1Nama ObatGlimepiridMetforminNerva plus 5000
2Kegunaan obat/outcome terapi yang diharapkanGlimepirid dan
metformin: Mengatasi diabetes/menurunkan kadar gula darah.Nerva
plus 5000:Mengatasi Neurotropik (pegal, capek), serta mengatasi
efek dari metformin yang mengganggu penyerapan vit B12.
3Aturan pakaiGlimepirid: 1x sehari 1 tabletpada pagi hari
bersama makanMetformin: 2x sehari 1tabletpagi dan sore bersama
makanNerva plus 5000: 1x sehari 1 tabletpada pagi hari bersama
makan
4Waktu minum obatBersama makanatau segera setelah makan untuk
meningkatkan absorpsi dan menghindari efek nyeri dilambung akibat
efek samping obat.
5Cara pakaiDiminum melalui mulut dengan segelas air putih. 3 x
sehari artinya tiap 8 jam, 2 x sehari artinya tiap 12 jam.
6Durasi penggunaan obat30hari
7Efek sampingNyeri lambung,hipoglikemi berupa gemetar dan
keringat berlebih. Bila gejala ini muncul maka dapat diatasi dengan
asupan glukosa, misalnya permen atau makanan yang mengandung
karbohidrat seperti nasi atau roti.
8PenyimpananSimpan tabletditempat yang keringpada suhu kamar
(25oC), terlindung dari cahaya matahari langsung.
9Aktivitas yang disarankan/dihindariAktivitas yang
disarankan:Kurangi berat badan yang berlebihan. Menjaga berat badan
ideal danberolahraga ringan secara teratur, misalnya dimulai dengan
jalan kaki atau lari pagi selama 30 menit sehari.
Perbanyak konsumsi makanan yang banyak mengandung serat, seperti
sayuran dan sereal.
Minum banyak air putih minimal 2 liter/hari.
Kontrol kesehatan secara teratur terutama jika terdapat luka
atau infeksi yang tidak sembuh-sembuh.
Kontrol gula darah atau urin secarfa rutin, periksa tekanan
darah secara berkala dan pertahankan tekanan darah dalam batas
normal.
Bila lupa minum; jika teringat kembali dalam waktu < 2 jam
maka langsung minum obat, tetapi jika sudah hampir waktu minum obat
selanjutnya maka tinggalkan saja obat yang tadi lupa diminum dan
jangan men-double.Beritahukan gejala hipoglikemia pada pasien dan
keluarga tentang tanda-tanda hipoglikemia dan cara mengatasinya.
Selalu sedia asupan glukosa, misalnya permen atau makanan yang
mengandung karbohidrat seperti nasi atau roti.Tanda-tanda
hipoglikemia : lemas, berkeringat, pusing, gemetar. Segera atasi
denganminum segelas teh manis atau minuman yang manis. Hipoglikemia
ini sangat berbahaya karena pasien bisa shock dan meninggal maka
harus segera diatasi.Segeralah kedokter jika timbul radang pangkal
tenggorok, demam, ruam kulit, radang mulut, diare, air seni
berwarna kehitaman.Aktivitas yang dihindari:Konsumsi gula, garam,
tinggi lemak dan yang banyak mengandung kolesterol /LDL(seperti:
daging merah, produk susu, kuning telur, mentega, saus salad, dan
makanan pencuci mulut berlemak lainnya)dibatasi (kontrol pola
makan), olahraga, tidak berkendaraan/menjalankan mesin selama
meminum obat, cek kadar gula darah rutin, control kadar B12dalam
tubuh tiap tahun.Jangan mengurangi jadwal makan atau menunda waktu
makan karena hal ini akan menyebabkan fluktuasi (ketidakstabilan)
kadar gula darah.Makanan/minuman yang dihindari : makanan asupan
gula seperti ice cream, kue yang banyak mengandung gula,
alkohol.Informasi pasien:Jangan konsumsi obat lain tanpa seizin
dokter atau apoteker. Obat hanya berperan sebagai pengendali
diabetes, bukan penyembuh. Obat hanya faktor pendukung dalam
pengelolaan diabetes, faktor utamanya adalah pengendalian diet
(pola makan) dan olah raga. Konsumsi obat sesuai dosis dan aturan
pakai yang diberikan dokter. Monitor kadar glukosa darah
sebagaimana yang dianjurkan oleh dokter. Jika Anda merasakan
gejala-gejala hipoglikemia (pusing, lemas, gemetar, pandangan
berkunang-kunang, pitam (pandangan menjadi gelap), keluar keringat
dingin, detak jantung meningkat, segera hubungi dokter. Jika Anda
sudah pernah mengalami hipoglikemia, selalu bawa sekantung kecil
gula jika Anda bepergian. Segera makan gula begitu Anda mendapat
serangan hipoglikemia.Penderita diabetes harus menyeimbangkan
penggunaan insulin, pemasukan karbohidrat, dan perlu berolahraga
secukupnya. Pasien dengan minimal satu kali kejadian hipoglikemia
berat harus disarankan untuk menjaga kontrol glikemik agar kejadian
hipoglikemia dapat dicegah, setidaknya dalam beberapa minggu
berikutnya.Gejala hipoglikemia akan menghilang dalam beberapa menit
setelah penderita mengkonsumsi gula (dalam bentuk permen atau
tablet glukosa) maupun minum jus buah, air gula atau segelas
susu.
3.MONITORING
Hal-hal yang perlu monitoring:a.Kadar glukosa
darah/plasmamelalui tes gula darah di laboratorium(normal <
200mg/dL).b.Kadar HbA 1ctiap 3 bulan (normal< 7 %).c.Monitoring
kadar serum transaminase tiap 3 bulan dalam tahun pertama
terapi.d.Kontrol TD dan BB pasien.e.Evaluasi profilaksis kadar B12
serum tiap tahun pada penggunana metformin jangka panjang.f.Monitor
kadar gula darah pada terapi kombinasi Biguanida (Metformin) dengan
Sulfonil Urea (Glimepirid).g.Monitoring gangguan fungsi hati dan
ginjal karena penggunaan Sulfonilurea.h.Kepatuhan pasien minum
obat.i.Kontrol gangren/lukajika ada.j.Efek samping obat yang
mungkin timbul seperti mual, muntah, batuk kering (penggunaan
captopril), radang pangkal tenggorok, demam, ruam kulit, radang
mulut, diare, air seni berwarna kehitaman dan hipotensi.
4.EVALUASIa. Keberhasilan terapi: pasien sembuh atau tidak,
gejala atau keluhan berkurang, hilang/tidak,pasien dapat
beraktivitas seperti biasa.b.Ada/tidaknya gejala/keluhan dan
penyakit lain yang timbul setelah/selama pengobatan (keluhan
berkurang/tidak).c.Jika ada peningkatan transaminase, kurangi dosis
atau hentikan terapi, terutama jika peningkatan tetap
terjadi.d.Jika kadar gula darah tidak terkontrol sampai dosis
maksimal, pasien sebaiknya diberi insulin dengan dosis individual
(untuk DM tipe II : 0,7-2,5 unit/kg BB/hr).