Page 1
i-Jenius Learning Center
Jl. Teratai no. 21 Sooko, Kab. Mojokerto – Jawa Timur.
Telp: (0321) 5885377, HP/WA: 081320693704
Website: www.i-jenius.com, Email: [email protected]
1
School Upgrading
Program peningkatan kualitas sekolah melalui penjeniusan siswa
Latar Belakang Saat ini Indonesia telah memasuki era Masyarakat Ekonomi Asia Tenggara (MEA)
dimana semua perekonomian negara-negara yang menandatangani perjanjian MEA
telah berbaur menjadi tanpa batasan wilayah. Bagi Indonesia hal ini berdampak pada
kebebasan masuknya tenaga kerja asing dan juga kebebasan bagi warga negara
Indonesia untuk bekerja di negara-negara asing yang tergabung dalam MEA.
Konsekuensi yang jelas menjadi tantangan untuk dihadapi oleh SDM Indonesia sudah
tentu selain persaingan bebas juga adanya tuntutan untuk memenuhi standar
internasional kebutuhan negara-negara peserta MEA yang lain jika SDM Indonesia ingin
turut mampu bekerja di negara-negara lain.
Setelah MEA berlangsung lebih dari 2 tahun, kenyataan yang dihadapi bangsa Indonesia
ternyata kurang mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lainnya. Dari sisi kompetensi
akademik, pelajar Indonesia berada pada peringkat terbawah dibanding negara-negara
ASEAN lainnya. Realita ini dapat dilihat dari data PISA (Programme for Internasional
Student Assessment), yaitu program penilaian pelajar sedunia yang diadakan setiap tiga
tahunan untuk menguji kompetensi anak-anak sekolah usia 15 tahun yang
diselenggarakan oleh OECD. Kurangnya kemampuan akademik ini berakibat pada
kurangnya kompetensi pelajar Indonesia baik dalam bidang keahlian maupun ilmu
pengetahuan. Hal ini perlu disikapi secara serius dan dengan solusi yang akurat untuk
menjadikan SDM Indonesia menjadi mumpuni dalam berbagai kompetensi yang
dibutuhkan untuk perekonomian regional MEA.
Keadaan ini jika diteliti dengan seksama, kita akan tahu bahwa sebenarnya kurikulum
maupun metode pendidikan yang diterapkan di Indonesia sudah tergolong baik, namun
Page 2
i-Jenius Learning Center
Jl. Teratai no. 21 Sooko, Kab. Mojokerto – Jawa Timur.
Telp: (0321) 5885377, HP/WA: 081320693704
Website: www.i-jenius.com, Email: [email protected]
2
kemampuan para pelajar Indonesia untuk mencapai standar kompetensi yang ditentukan
oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan nampaknya masih sedikit yang mampu
memenuhi standar. Hal ini menjadikan munculnya budaya katrol nilai di berbagai sekolah
di Indonesia. Hasilnya, secara angka banyak siswa yang nilai rapornya tinggi, namun
ketika diuji dengan kompetensi yang standar, mayoritas kurang menguasai.
Permasalahan ini kami teliti sejak lama dan hingga pada akhirnya menghasilkan
kesimpulan bahwa yang dibutuhkan oleh para pelajar Indonesia adalah peningkatan
kecerdasan pikirannya agar dapat melakukan pembelajaran dengan lebih baik. Dengan
peningkatan kemampuan berpikir yang meliputi kemampuan menganalisa, kemampuan
mengingat, kemampuan berbahasa, kemampuan berkonsentrasi, dan kemampuan-
kemampuan kognitif lainnya, maka secara nyata dampak terhadap kompetensi individu
akan langsung mengalami peningkatan. Atas dasar inilah, kami menawarkan program
School Upgrading ini.
Tujuan Sesuai namanya, tujuan dari program School Upgrading yaitu melakukan peningkatan
kualitas sekolah dengan meningkatkan kemampuan berpikir para siswanya, melatih para
guru di sekolah, serta mem-branding sekolah menjadi sekolah yang unggul dan bertaraf
internasional.
Manfaat Manfaat dari program School Upgrading yaitu:
Meningkatkan kecerdasan seluruh siswa di sekolah
Memperbanyak jumlah siswa yang jenius
Meningkatkan pemahaman para guru dalam mengembangkan mental siswa
Mencetak sekolah menjadi sekolah unggulan yang bertaraf internasional
Page 3
i-Jenius Learning Center
Jl. Teratai no. 21 Sooko, Kab. Mojokerto – Jawa Timur.
Telp: (0321) 5885377, HP/WA: 081320693704
Website: www.i-jenius.com, Email: [email protected]
3
Meningkatkan prestasi para siswa menjadi standar nasional dan internasional
Bagi sekolah SMA, meningkatkan jumlah siswa yang mampu masuk Perguruan
Tinggi Negeri
Meningkatkan nama baik sekolah menjadi sekolah favorit melalui event-event
prestatif
Bagi sekolah yang masih tertinggal, mempercepat peningkatan akreditasi sekolah
Pelaksanaan School Upgrading Pelaksanaan program School Upgrading dilakukan dengan kontrak antara konsultan
dengan sekolah melalui mekanisme sebagai berikut:
Peserta
Peserta program School Upgrading adalah seluruh siswa dan guru dalam satu unit
sekolah. Pada Yayasan yang mempunyai beberapa tingkat atau jenis sekolah, dilakukan
kontrak rangkap sesuai dengan jumlah unit sekolah yang mengikuti program School
Upgrading.
Waktu
Pelaksanaan program School Upgrading dilakukan dalam durasi waktu paling lama 4
bulan dengan pengaturan jadwal penanganan setiap hari kerja berdasarkan kesepakatan
antara pihak sekolah dan konsultan.
Tempat Pelaksanaan program School Upgrading bertempat di sekolah masing-masing.
Program Kerja
Paket School Upgrading terdiri dari program-program sebagai berikut:
1. Program pelatihan penjeniusan siswa (pelatihan)
2. Program pelatihan guru (pelatihan)
3. Program pengadaan event-event prestatif (konsultasi)
4. Program publikasi sekolah (konsultasi)
Page 4
i-Jenius Learning Center
Jl. Teratai no. 21 Sooko, Kab. Mojokerto – Jawa Timur.
Telp: (0321) 5885377, HP/WA: 081320693704
Website: www.i-jenius.com, Email: [email protected]
4
Investasi Investasi program School Upgrading adalah sebesar jumlah siswa dikali Rp 900.000,-
untuk seluruh program konsultasi dan pelatihan yang terdaftar pada program kerja di
atas. Jumlah minimal siswa yang ditangani adalah 200 siswa.
Nilai investasi ini tidak termasuk biaya penyelenggaraan event-event prestatif yang akan
diadakan serta tidak termasuk biaya pelaksanaan publikasi sekolah yang akan dilakukan.
Page 5
i-Jenius Learning Center
Jl. Teratai no. 21 Sooko, Kab. Mojokerto – Jawa Timur.
Telp: (0321) 5885377, HP/WA: 081320693704
Website: www.i-jenius.com, Email: [email protected]
5
Profil Konsultan
Nama : Akhmad Junaidi, M.T
Email : [email protected]
Telepon/WA : 0813 2069 3704
Keahlian :
Cognitive Trainer
Consulting, training, coaching
Biomedical Engineering
Pengembangan mental SDM
Mind Programming
Hipnoterapi
Page 6
i-Jenius Learning Center
Jl. Teratai no. 21 Sooko, Kab. Mojokerto – Jawa Timur.
Telp: (0321) 5885377, HP/WA: 081320693704
Website: www.i-jenius.com, Email: [email protected]
6
Lampiran
Pentingnya IQ Nasional bagi Kemakmuran Bangsa
Saat ini konsep kecerdasan telah berkembang sedemikian pesat sehingga banyak
disosialisasikan konsep-konsep kecerdasan diri manusia yang lain seperti adanya
kecerdasan emosi (EQ), kecerdasan spiritual (SQ), ataupun kecerdasan majemuk
(Multiple Intelligence). Maraknya pembahasan tentang kecerdasan-kecerdasan ini tak
jarang terkesan berlebihan dengan dibumbui oleh bahasa-bahasa marketing sehingga
dengan sengaja ataupun tidak, telah menggeser pemahaman masyarakat akan
pentingnya peran IQ dalam kehidupan manusia dan pada pembangunan peradaban.
Dalam beberapa sudut pandang ilmiah pun, sosialisasi adanya kecerdasan-kecerdasan
lain tak jarang juga tanpa sadar telah menyisihkan kedudukan intelektual menjadi di
bawah kecerdasan-kecerdasan yang lain. Fenomena ini memang menimbulkan polemik
di antara para pakar psikologi, tak hanya pada konsep kecerdasannya tetapi juga pada
pengaruh dan kedudukan antar kecerdasan yang ada pada diri manusia tersebut. Di sisi
lain, tercetus juga kesepakatan tentang apa itu kecerdasan dimana kecerdasan itu hanya
ada satu pada diri manusia. American Psychological Association mendefinisikan
kecerdasan sebagai berikut.
Individu berbeda satu sama lain dalam hal kemampuan mereka untuk memahami
ide-ide yang kompleks, untuk beradaptasi secara efektif dengan lingkungan, untuk
belajar dari pengalaman, untuk terlibat dalam berbagai bentuk penalaran, untuk
mengatasi kendala dengan mengambil pemikiran. Meskipun perbedaan di antara
individu ini sangat nyata, namun hal ini tidak pernah benar-benar konsisten:
performa intelektual yang diberikan oleh tiap orang akan bervariasi pada
kesempatan yang berbeda, pada domain yang berbeda, sebagaimana dinilai oleh
kriteria yang berbeda. Konsep "kecerdasan" merupakan upaya untuk memperjelas
dan mengatur fenomena yang kompleks ini. Meskipun kejelasan telah dicapai di
beberapa area, tidak terdapat konsep yang telah mampu menjawab semua
Page 7
i-Jenius Learning Center
Jl. Teratai no. 21 Sooko, Kab. Mojokerto – Jawa Timur.
Telp: (0321) 5885377, HP/WA: 081320693704
Website: www.i-jenius.com, Email: [email protected]
7
pertanyaan penting serta mendapatkan persetujuan secara universal. Bahkan,
ketika dua lusin teoretisi terkemuka baru-baru ini diminta untuk mendefinisikan
kecerdasan, mereka memberikan dua lusin definisi yang nyaris berbeda.
Sementara, dengan banyaknya rumor mengenai kecerdasan dan juga kepalsuan-
kepalsuan konsep yang makin marak beredar ke tengah-tengah masyarakat, pada tahun
1994, para peneliti kecerdasan terkemuka berkumpul dan secara bersama-sama
menerbitkan pengetahuan faktual mengenai kecerdasan. Akhirnya dikeluarkanlah
"Mainstream Science on Intelligence", yang ditandatangani oleh 52 peneliti kecerdasan
dunia yang menyatakan kecerdasan sebagai:
Sebuah kemampuan mental yang sangat umum, antara lain mencakup
kemampuan untuk berpikir, merencanakan, memecahkan masalah, berpikir
secara abstrak, memahami ide-ide yang kompleks, belajar cepat dan belajar dari
pengalaman. Hal ini tidak hanya berupa kecerdasan yang didapat melalui
pembelajaran buku, keterampilan akademik yang seksama, atau mengikuti tes.
Sebaliknya, hal tersebut mencerminkan kemampuan yang lebih luas dan
menyeluruh dalam memahami lingkungan kita "menangkap maksud",
"memahami" sesuatu hal, atau "mencari tahu" apa yang harus dilakukan.
Kecerdasan dapat diukur, dan tes-tes kecerdasan dapat mengukurnya dengan
baik. Tes-tes tersebut termasuk di antara yang paling akurat (dalam hal teknis,
dapat diandalkan, dan valid) dari semua tes dan penilaian psikologi. Meskipun
terdapat berbagai jenis tes kecerdasan, semua tes tersebut mengukur
kecerdasan yang sama. Beberapa menggunakan kata-kata atau angka dan
memerlukan pengetahuan budaya khusus, yang mana tidak diperlukan pada tes
lain yang sebagai gantinya menggunakan bentuk atau desain yang hanya
memerlukan pengetahuan sederhana, serta konsep-konsep universal.
Dengan adanya penegasan ini, konsep IQ tetap menjadi parameter kecerdasan yang
utama dan paling valid dalam relevansinya terhadap realitas kehidupan di berbagai
bidang.
Page 8
i-Jenius Learning Center
Jl. Teratai no. 21 Sooko, Kab. Mojokerto – Jawa Timur.
Telp: (0321) 5885377, HP/WA: 081320693704
Website: www.i-jenius.com, Email: [email protected]
8
Plastisitas Kecerdasan
Penelitian tentang IQ yang cukup fenomenal dan tidak bersifat konvensional dipaparkan
oleh James Flynn, seorang peneliti ilmu sosial di Universitas Otago – Selandia Baru.
Flynn berhasil mengumpulkan data IQ dari sampel penduduk 30 negara di dunia, dan
menemukan pola kecenderungan yang tidak jauh berbeda. Ia melihat adanya fenomena
peningkatan IQ manusia sebesar 0,3 poin setiap tahunnya atau 3 poin setiap dekade,
yang kemudian dikenal sebagai Flynn-effect, yang di kemudian hari menuai banyak
tanggapan dan kontroversi. Namun kontroversi ini justru membuka pemahaman baru
akan kecerdasan yang dibuktikan kemudian oleh Flynn yang mematahkan pandangan
bahwa IQ terikat oleh faktor genetik dan ras sebagaimana yang dipahami oleh para
“fundamentalis IQ”.
Menurut Flynn, untuk memahami mengapa IQ bisa meningkat antar generasi adalah
dengan melihat salah satu alat uji IQ yang paling sering digunakan, yaitu WISC (Wechsler
Intelligence Scale for Children). WISC terdiri atas sepuluh jenis tes yang mengukur aspek
berbeda dari IQ. Flynn menunjukkan bahwa skor di beberapa kategori seperti
pengetahuan umum, aritmetika, atau perbendaharaan kata tidak terlihat meningkat
signifikan dalam kurun waktu tertentu. Penambahan skor secara signifikan dari waktu ke
waktu terlihat pada sebuah tes “similarities ,” dimana kita akan mendapatkan pertanyaan
seperti “dalam hal apa seekor kelinci mempunyai kesamaan dengan anjing?”. Saat ini,
dengan tujuan mendapatkan hasil tes IQ yang bagus, kita bisa menjawab : anjing dan
kelinci sama – sama tergolong binatang mamalia. Jawaban berbeda dari pertanyaan ini
kita dapatkan dari seseorang yang hidup di abad 19 : anjing digunakan untuk berburu
kelinci.
“Jika dunia sehari-hari adalah wilayah kognitif kita, maka akan menjadi tidak alami ketika
kita memisahkan konsep dan logika dari sebuah bentuk konkrit sebagai referensinya,”
tulis Flynn dalam bukunya. Nenek moyang kita bisa saja memiliki tingkat intelegensi yang
Page 9
i-Jenius Learning Center
Jl. Teratai no. 21 Sooko, Kab. Mojokerto – Jawa Timur.
Telp: (0321) 5885377, HP/WA: 081320693704
Website: www.i-jenius.com, Email: [email protected]
9
sangat bagus. Tetapi mereka akan mengalami kegagalan ketika mereka melakukan uji
IQ saat ini, karena mereka tidak merasakan evolusi pemahaman kognitif abad 20 seperti
kita saat ini, yang membuat kita memahami pengalaman kita berdasarkan sebuah
pengkategorian yang baru. Dengan kata lain, Flynn mengatakan bahwa kita saat ini telah
menggunakan “kacamata saintifik” yang berbeda dibandingkan dengan para nenek
moyang kita ketika kita menjawab tes IQ. Maka, ketika terjadi perbedaan hasil tes IQ yang
diterima Flynn dari seorang remaja usia 18 tahun di Belanda pada 1952 dan 1982, kita
dapat mengatakan bahwa Belanda pada tahun 1982 secara kognitif lebih demanding
dibandingkan Belanda pada tahun 1952. Dengan kata lain, menurut Flynn, IQ tidak hanya
mengukur seberapa cerdaskah kita, tetapi juga seberapa modernkah kita.
Pernyataan di atas adalah sebuah perbedaan yang sangat penting. Sebagai contoh,
ketika anak – anak dari para imigran Italia di Amerika di awal abad ini menerima uji IQ,
sebagian besar mempunyai skor 70 – 80, yang tentu saja jauh dibawah IQ rata-rata anak
Amerika dan Eropa. Hasil uji IQ rata-rata para imigran italia ketika itu setingkat dengan
hasil uji IQ afro-amerika dan hispanik. Dan bisa kita bayangkan saat itu terdapat sebuah
stigma yang cenderung merendahkan para imigran Italia, Afrika, dan Hispanik. Namun,
yang terjadi saat ini sangat berlainan. Stigma negatif telah hilang dari ras italo-amerika.
Menurut para psikolog hal ini disebabkan karena kemampuan para imigran Italia ini untuk
merubah haluan dan meninggalkan pergaulan mereka dengan imigran afrika serta
hispanik. Hal ini mungkin telah menyebabkan para italo-amerika ini bisa berasimilasi
secara masal kedalam masyarakat Amerika.
Seorang Psikolog bernama Michael Cole dan beberapa koleganya pernah mencoba
memberikan tes WISC bagian “similarities” pada suku kpelle, di Liberia. Cole dan timnya
membawa seperangkat benda yang termasuk dalam kategori makanan, pakaian, dan
perkakas. Cole menyuruh anggota suku tersebut untuk mengelompokkan benda-benda
tersebut dalam kelompok tertentu. Yang membuat frustasi Cole adalah mereka semua
mengelompokkan benda-benda tersebut berdasarkan hubungan fungsinya. Kentang
dikelompokkan dengan pisau, karena pisau digunakan untuk mengupas kentang. “ini
Page 10
i-Jenius Learning Center
Jl. Teratai no. 21 Sooko, Kab. Mojokerto – Jawa Timur.
Telp: (0321) 5885377, HP/WA: 081320693704
Website: www.i-jenius.com, Email: [email protected]
10
adalah cara orang cerdas di suku ini berkerja,” ujar seorang anggota suku Kpelle
terhadap hasil pengkategoriannya. “lalu, bagaimana cara seorang bodoh di suku ini
mengelompokkan benda-benda ini?,” tanya Cole. Maka seluruh anggota suku Kpelle
mengelompokkan kentang ke dalam kategori makanan, dan pisau kedalam kategori
perkakas. Dari kasus ini bisa dikatakan bahwa kemampuan pengkategorian benda
merupakan sebuah pengetahuan yang dikembangkan. Tetapi untuk memberi label pada
suku Kpelle bahwa mereka kurang cerdas dibandingkan barat, berdasarkan hasil tes ini,
hanya menunjukkan bahwa suku Kpelle mempunyai perbedaan dalam pemahaman
kognitif dan kebiasaan. Dan satu hal penting, kebiasaan dan pemahaman kognitif bisa
diadopsi dan berubah dari generasi ke generasi.
Kasus terakhir yang mematahkan keterkaitan IQ dengan faktor genetik dan ras adalah
kasus perkawinan antar ras. Menurut Flynn, jika IQ ditentukan oleh faktor genetik dan
ras, maka seharusnya tidak ada perbedaan IQ antara seorang yang terlahir dari
komposisi perbedaan ras dalam perkawinan. Tetapi fakta berbicara lain. Seorang anak
dengan Ibu kulit putih dan Ayah kulit hitam mempunyai IQ lebih tinggi delapan poin
dibandingkan dengan anak beribu kulit putih dan berayah kulit hitam. Tetapi sebuah fakta
kembali berbicara lain : anak yang terlahir dari ayah kulit hitam tentara Amerika, dan Ibu
berkebangsaan Jerman pasca PD II, dan dibawa ke Jerman ternyata mempunyai IQ
sama dengan anak yang terlahir dari tentara Amerika kulit putih dan berIbu Jerman pasca
PD II. Kesamaan IQ ini tidak dipengaruhi sama sekali oleh adanya kombinasi ras dalam
perkawina. Tapi ini semata-mata karena kedua anak ini sama-sama tinggal di Jerman,
sehingga mengalami sebuah dunia,budaya, dan kondisi yang sama. “Pikiran manusia
sangat mirip dengan otot,” ujar Flynn. “Ia membutuhkan latihan kognitif. Dia bukan seperti
seonggok lumpur yang tak bisa dibentuk sama sekali.”
Page 11
i-Jenius Learning Center
Jl. Teratai no. 21 Sooko, Kab. Mojokerto – Jawa Timur.
Telp: (0321) 5885377, HP/WA: 081320693704
Website: www.i-jenius.com, Email: [email protected]
11
IQ dan Kemakmuran Negara
Hubungan antara IQ dan kemakmuran suatu negara diteliti oleh Richard Lynn, Professor
Emeritus of Psychology di University of Ulster – Irlandia Utara dan Tatu Vanhanen,
Professor Emeritus of Political Science di University of Tampere – Finlandia. Berdasarkan
penelitiannya terhadap 81 negara di dunia, mereka berhasil memetakan korelasi antara
IQ dengan GDP adalah sebesar 0,82 dan korelasi IQ dengan laju pertumbuhan ekonomi
adalah sebesar 0,64. Pemetaan secara grafis pun disajikan dalam buku mereka, “IQ and
the Wealth of Nations”, yang diterbitkan pada tahun 2002, menggambarkan sebaran
populasi penduduk dunia beserta analisanya terhadap tingkat kemakmurannya. Secara
ringkas, hasil tersebut seperti yang ada pada Gambar 1 dan Gambar 2 berikut.
Gambar 1 Peta sebaran IQ rata-rata penduduk dunia
Page 12
i-Jenius Learning Center
Jl. Teratai no. 21 Sooko, Kab. Mojokerto – Jawa Timur.
Telp: (0321) 5885377, HP/WA: 081320693704
Website: www.i-jenius.com, Email: [email protected]
12
Gambar 2 Peta sebaran tingkat kemakmuran negara-negara di dunia
Dari hasil penelitian ini tergambar suatu korelasi yang erat antara tingkat kecerdasan
dengan kesejahteraan suatu negara. Penyimpangan hasil terjadi hanya pada negara
RRC dan Mongol dimana keduanya mempunyai penduduk dengan IQ rata-rata yang
tinggi namun tingkat kesejahteraannya berada para taraf sedang, setara dengan
kesejahteraan bangsa Indonesia. Banyak analisa beredar seputar fenomena ini, di
antaranya karena RRC selama 50 tahun menganut sistem komunis sebagai negara tirai
bambu. Setelah membuka diri pada akhirnya perkembangan RRC di dekade belakangan
ini membuka mata dunia atas kebenaran penelitian Lynn dan Vanhanen bahwa RRC kini
tingkat kesejahteraannya telah menyamai negara-negara di Eropa dan Rusia, bahkan
kekuatan ekonomi dan politik RRC saat ini menjadi termasuk yang sangat
dipertimbangkan oleh negara-negara lain di dunia. Dalam sedikit kasus juga ditemukan
adanya negara yang GDPnya tidak berhubungan dengan IQ karena sumber daya
alamnya. Seperti Qatar, yang IQ rata-rata penduduknya 82 memiliki GDP 17.000 USD.
Meski demikian, akhir dari penelitian Lynn dan Vanhanen ini menyimpulkan bahwa
tingkat kecerdasan berkaitan dengan kesejahteraan suatu bangsa di mana
"kesejahteraan" termasuk GDP negara, literasi, harapan hidup, dan demokratisasi.
Page 13
i-Jenius Learning Center
Jl. Teratai no. 21 Sooko, Kab. Mojokerto – Jawa Timur.
Telp: (0321) 5885377, HP/WA: 081320693704
Website: www.i-jenius.com, Email: [email protected]
13
Dalam buku barunya yang berjudul “Intelligence – A Unifying Construct for The Social
Sciences”, tahun 2012, Lynn dan Vanhanen memaparkan korelasi yang lebih rinci lagi
antara IQ dengan berbagai parameter kehidupan berbangsa dan bernegara seperti
hubungan antara IQ dan capaian pendidikan, pengaruh kecerdasan pada pendapatan
per kapita, pertumbuhan ekonomi, dan variabel-variabel ekonomi lainnya. Pada aspek
sosial juga dikupas hubungan antara IQ dengan kesehatan, tingkat harapan hidup,
kesuburan, tingkat kriminal, agama dan kepercayaan, kebahagiaan, dan IHC (Indexes of
Human Conditions). Semua gambaran tentang tingkat kecerdasan manusia pada
berbagai negara ini akhirnya menunjukkan hubungan yang erat dan sedang pada
kehidupan umat manusia itu sendiri. Analisa ini mendukung argumen inti Lynn dan
Vanhanen tentang pentingnya IQ nasional sebagai faktor penjelas paling signifikans di
balik ketidaksamaan global pada kondisi manusia.
Fakta-Fakta tentang Kompetensi Generasi Muda Indonesia
Kompetensi generasi muda Indonesia saat ini dapat disebut masih sangat
memprihatinkan. Pada tingkat pelajar saja, 42% pelajar Indonesia tidak mempunyai
keahlian dalam bidang membaca, matematika, dan sains. Dalam data yang dirilis oleh
PISA (Programme for Internasional Student Assessment), yaitu program penilaian pelajar
sedunia yang diadakan setiap tiga tahunan untuk menguji kompetensi anak-anak sekolah
usia 15 tahun yang diselenggarakan oleh OECD, kompetensi pelajar Indonesia mendapat
peringkat terbawah di antara negara-negara ASEAN sebagaimana yang ditunjukkan
pada Gambar 3.
Page 14
i-Jenius Learning Center
Jl. Teratai no. 21 Sooko, Kab. Mojokerto – Jawa Timur.
Telp: (0321) 5885377, HP/WA: 081320693704
Website: www.i-jenius.com, Email: [email protected]
14
Gambar 3 Tingkat kemampuan membaca, matematika, dan sains pelajar negara-negara ASEAN
Dalam penguasaan permasalahan di bawah level 2 saja, 77% pelajar Indonesia
mengalami kesulitan. Ini berarti, untuk menggunakan pengetahuan sains dasar dan
mengambil kesimpulan yang benar dari permasalahan yang sederhana pun mengalami
kesulitan. Dalam matematika pun demikian, rata-rata pelajar Indonesia masih belum
mampu mengekstrak informasi yang relevan dari sebuah sumber tunggal dan membuat
pemaknaan literal dari yang didapat. Bahkan lebih dari separuh pelajar usia 15 tahun
Indonesia tidak mampu membaca dan memahami tulisan berbahasa Indonesia dalam
berbagai bidang pengetahuan. Dalam tes pertama ini berarti rata-rata pelajar Indonesia
usia 15 tahun bahkan tidak mampu mengenali ide pokok dari suatu teks, memahami
hubungannya, atau menafsirkan makna dari bagian tertentu dari teks ketika informasinya
tidak menonjol.
Page 15
i-Jenius Learning Center
Jl. Teratai no. 21 Sooko, Kab. Mojokerto – Jawa Timur.
Telp: (0321) 5885377, HP/WA: 081320693704
Website: www.i-jenius.com, Email: [email protected]
15
Dalam kompetensinya diukur dari tiap-tiap tingkatan kompetensi, Indonesia juga
menempati posisi terendah dibanding negara-negara ASEAN lainnya sebagaimana
dapat dilihat dari Gambar 4.
Gambar 4 Tingkat kompetensi pelajar di negara-negara ASEAN
Pada grafik di atas dapat dilihat bahwa lebih dari setengah pelajar Indonesia yang
disurvei hanya mampu menguasai kompetensi tingkat 1 atau yang di bawahnya.
Sementara pelajar yang mampu menguasai tingkat 4, 5 dan 6 hanya 2%. Padahal jika
dilihat dari pengajaran yang dilakukan oleh para guru di sekolah, pelajar Indonesia tidak
kalah dalam mendapatkan perlakuan yang komprehensif dari metode belajarnya. Hal ini
dapat diamati dari Gambar 5 dimana dalam banyak aspek pendidikan, Indonesia telah
menerapkannya dengan baik.
Page 16
i-Jenius Learning Center
Jl. Teratai no. 21 Sooko, Kab. Mojokerto – Jawa Timur.
Telp: (0321) 5885377, HP/WA: 081320693704
Website: www.i-jenius.com, Email: [email protected]
16
Gambar 5 Grafik perlakuan terhadap pelajar dalam proses belajar mengajar
Dari gambar 5 dapat dilihat bahwa dalam sebagian pelajaran sains, pelajar Indonesia
meski agak kurang dalam menghabiskan waktu di laboratorium untuk belajar, namun
mereka cukup banyak difasilitasi untuk merancang suatu eksperimen, menarik
kesimpulan dari eksperimen yang dikerjakan, berargumentasi tentang pertanyaan-
pertanyaan sains, mendapat kesempatan untuk menyampaikan ide-ide mereka, dan
mendengarkan guru ketika menjelaskan relevansi dari sains terhadap kehidupan sehari-
hari. Dengan melihat fenomena secara keseluruhan yang didapat, hal ini dapat dikaitkan
dengan rata-rata kecerdasan pelajar Indonesia yang sesungguhnya dapat ditingkatkan
sehingga mampu lebih efektif dalam berpikir memahami dan menguasai berbagai hal.
Juga fenomena ini dapat dikaji secara lebih komprehensif dalam ukuran kualitas mental
bangsa Indonesia.