Top Banner
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembukaan undang-undang dasar negara republik Indonesia tahun 1945 dinyatakan bahwa tujuan negara republik Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan untuk itu setiap warga negara Indonesia berhak memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai minat dan bakat yang dimiliki tanpa memandang status sosial, ras, etnis, agama, dan gender. Untuk mewujudkan tersebut pemerintah mengeluarkan kebijakan undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 5 ayat (4) yang berbunyi: “warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus”. Perlunya perhatian khusus kepada anak CIBI (Cerdas Istimewa Berbakat Istimewa) itu dengan sebuah pemikiran 1
100

Save ulang

Jul 23, 2015

Download

Documents

amriani
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

59

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangDalam pembukaan undang-undang dasar negara republik Indonesia tahun 1945 dinyatakan bahwa tujuan negara republik Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan untuk itu setiap warga negara Indonesia berhak memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai minat dan bakat yang dimiliki tanpa memandang status sosial, ras, etnis, agama, dan gender.Untuk mewujudkan tersebut pemerintah mengeluarkan kebijakan undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 5 ayat (4) yang berbunyi: warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus. Perlunya perhatian khusus kepada anak CIBI (Cerdas Istimewa Berbakat Istimewa) itu dengan sebuah pemikiran penyelenggaraan program akselerasi pembelajaran menjadi kebutuhan yang mendesak untuk memproduksi generasi emas yang otonom, mandiri, kreatif, inovatif, produktif, bermoral dan bertanggung jawab. Dengan penyelenggaraan program akselerasi mewadahi bakat dan minat peserta didik agar dapat dikelola secara berimbang dan selaras, untuk itu peserta didik yang memiliki bakat dan kecerdasan luar biasa jauh di atas normal (yang memiliki skor IQ 125 ke atas) harus mendapat perhatian khusus artinya peserta didik kelompok ini dapat menyelesaikan pendidikan di SD / MI dalam jangka waktu 5 tahun, di SMP / MTs atau SMA / MA dalam jangka waktu 2 tahun. Pada aplikasi riilnya, pelaksanaan program akselerasi selalu dibarengkan dengan program eskalasi atau pengayaan / pemberian waktu belajar tambahan untuk memperluas dan memperdalam materi pelajaran (Direktorat Pembinaan Pendidikan Luar Biasa, Dirjenmandikdasmen, Depdiknas RI, 2007: 33).Dalam mengelola pembelajaran program akselerasi disinilah administrasi pendidikan mempunyai peranan penting dalam membuat konsep design model pembelajaran yang bisa mengembangkan potensi peserta didik, menciptakan kedepannya output peserta didik bisa diinput keberbagai instansi serta dapat menciptakan generasi emas untuk itu dibutuhkan pelayanan pendidikan berbasis bakat & minat untuk memberikan pelayanan pendidikan efektif dan efesien. Adapun pada kenyataannya bakat & minat peserta didik sangat ditentukan oleh berbagai faktor. Secara garis besar faktor tersebut terbagi dalam faktor internal peserta didik dan faktor eksternal peserta didik. Faktor internal meliputi motivasi, kedisiplinan, bakat, minat, persepsi, intelelengensi dan kemandirian. Sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan alam, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan budaya dan lingkungan sosial masyarakat.Muncul persoalan lebih lanjut dari peran kedua faktor tersebut, mana yang lebih dominan dari dua faktor tersebut didalam diri peserta didik terhadap perkembangan personality peserta didik. Apakah faktor internal yang berasal dari dalam diri peserta didik, ataukah faktor eksternal yang berasal dari luar diri peserta didik. Untuk menjawab persoalan ini menyebabkan munculnya dua aliran pemikiran dalam ilmu jiwa, dalam hal ini ilmu jiwa pembelajaran atau pendidikan.Aliran yang pertama (behaviorisme) berpendapat lingkungan dalam arti faktor eksternal lebih mendominasi daripada faktor internal. Sedangkan aliran kedua (kognitif) berpendapat sebaliknya, bahwa peran peserta didik dalam bentuk ilmu pengetahuan atau pengalaman masa lalu lebih mendominasi dari pada faktor eksternal.Diperjelas dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. bab iv pasal 5 ayat (2) yang berbunyi: warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan / atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus. Untuk itu perluhnya pengelolaan pembelajaran penyelenggaraan program akselerasi.Adapun sekolah yang menyelenggarakan program percepatan belajar atau akselerasi salah satu sekolah menengah atas negeri yang ada di provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia telah diselenggarakan yaitu di Sekolah Menengah Atas Negeri 17 Makassar.Gambaran hasil pengamatan pembelajaran pada kelas akselerasi di SMA Negeri 17 Makassar yaitu suasana pada kelas akselerasi yang beriklim positif peserta didik didalamnya senantiasa merasa cakap, diikutsertakan, dan aman. Keseimbangan antara arahan guru dengan pilihan siswa terus dijaga, peserta didik mendapat kebebasan dengan batasan-batasan yang jelas, dan tanggung jawab siswa ditekankan di atas kepatuhan mereka yang kaku pada aturan-aturan. Pada kelas akselerasi siswa lebih banyak menghabiskan waktunya untuk belajar dan mengurangi waktu siswa yang tidak diorientasikan pada tujuan.Gaya penataan tempat duduk dalam kelas akselerasi berganti-ganti penggunaannya sesuai dengan guru bidang studi lain atau sering beralih fungsi, pembangunan fisik ruang belajar kelas akseleresi dengan bentuk/model yang berbeda sehingga membuat manajemen kelas yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.Untuk kelas khusus dimana program belajar mengajarnya dibuat sedemikian rupa dari 6 (enam) semester menjadi 4 (empat) semester, memiliki program pendidikan khusus atau kurikulum khusus yang intinya disesuaikan dengan kebutuhan anak berbakat, sistem pembelajarannya yang berbasis multimedia sehingga bisa membuat anak-anak berbakat bisa mencapai prestasi maksimal sesuai dengan potensinya.Maka, untuk mengetahui gambaran perencanaan pembelajaran akselerasi, pelaksanaan pembelajaran akselerasi, dan evaluasi pembelajaran akselerasi di SMA Negeri 17 Makassar, dirasa perlu dilakukan kajian empirik untuk menjawab persoalan yang difokuskan pada perencanaan pembelajaran akselerasi, pelaksanaan pembelajaran akselerasi, dan evaluasi pembelajaran akselerasi.Untuk itu penulis mengangkat sebuah judul: Studi Tentang Pengelolaan Pembelajaran Kelas Akselerasi di SMA Negeri 17 Makassar.

B. Fokus MasalahBerdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah : Bagaimana pengelolaan pembelajaran kelas akselerasi di SMA Negeri 17 Makassar. Dalam hal perencanaan pembelajaran akselerasi : perekrutan peserta didik dan guru akselerasi, merumuskan tujuan pembelajaran akselerasi, modifikasi alokasi waktu, modifikasi sarana prasarana, modifikasi lingkungan belajar (pengelolaan kelas), menyusun kurikulum pembelajaran, menyusun dan memodifikasi bahan/materi pembelajaran akselerasi, menentukan metode pembelajaran akselerasi, menentukan media pembelajaran akselerasi, merencanakan evaluasi akselerasi. pelaksanaaan pembelajaran akselerasi : menyampaikan bahan/materi pelajaran, penggunaan metode pelajaran, penggunaan media/alat pembelajaran, pengelolaan kelas, menutup pelajaran. Evaluasi Pembelajaran Akselerasi : penggunaan alat evaluasi, laporan hasil evaluasi, perbaikan/pengayaan

C. Tujuan PenelitianBerdasarkan fokus masalah di atas, maka tujuan penelitian secara umum adalah untuk mengetahui bagaimana pengelolaan pembelajaran kelas akselerasi pada SMA Negeri 17 Makassar. Studi tentang pengelolaan ini secara khusus dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil pembelajaran akselerasi.

D. Manfaat PenelitianBerdasarkan penelitian yang akan dilakukan ini, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:1. Manfaat Teoritisa. Bagi lembaga pendidikan merupakan bahan informasi khususnya bidang administrasi pendidikan.b. Bagi peneliti untuk meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.c. Sebagai bahan informasi dan masukan bagi Dinas Pendidikan Kota Makassar untuk mengambil kebijakan dalam pemilihan dan pengelolaan pembelajaran program akselerasi d. Bagi peserta didik untuk bertindak obyektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran.e. Bagi guru untuk menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika.f. Bagi masyarakat untuk memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.

2. Manfaat Praktisa. Bagi sekolah, agar langkah-langkah dan prosedur pengelolaan pembelajaran program akselerasi dapat ditindaklanjuti dengan penyediaan sarana dan prasarana.b. Bagi guru, menjadi bahan masukan dalam proses pelaksanaan pembelajaran program akselerasi, dengan mengikuti berbagai pelatihan.

BAB IIKAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Kajian Pustaka1. Pengelolaan PembelajaranDalam kamus besar bahasa Indonesia (2002:534) kata dasar pengelolaan adalah kelola yang berarti mengendalikan, menyelenggarakan, dan mengurus. Kemudian ditambah awalan pe dan akhiran an sehingga menjadi pengelolaan yang berarti :(a) proses, cara, perbuatan mengelola, (b) proses melakukan kegiatan tertentu dengan mengerahkan tenaga orang lain, (c) proses yang membantu merumuskan kebijaksanaan dan tujuan organisasi, (d) proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan

Istilah lain dari kata pengelolaan adalah manajemen. Kata manajemen sendiri berasal dari bahasa Inggris, yaitu management yang berarti ketatalaksanaan, tata pimpinan, pengelolaan. Dengan demikian secara umum manajemen atau pengelolaan menurut Suharsimi Arikunto (1990:2) adalah pengadministrasian, pengaturan atau penataan suatu kegiatan.Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa pengelolaan berhubungan dengan proses atau cara melakukan kegiatan tertentu dalam rangka pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan. Proses atau cara tersebut tertata dan tercatat atau ada pengadministrasian di dalamnya. Dengan demikian pengelolaan sangat berkaitan dengan istilah manajemen. Dalam hal ini sistem pengelolaan berhubungan dengan rangkaian proses melakukan suatu pekerjaan. Selanjutnya dikemukakan mengenai pengertian pembelajaran itu sendiri. Corey (1986:195) merumuskan beberapa pengertian pembelajaran yang dikemukakan para ahli bahwa :Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu.

Menurut Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menyatakan pembelajaran adalah sebuah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dari pengertian pembelajaran diatas dapat dikatakan bahwa pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan nilai yang baru.Proses pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa meliputi kemampuan dasarnya, motivasinya, latar belakang akademisnya, latar belakang ekonominya, dan lain sebagainya.kesiapan guru untuk mengenal karakteristik siswa dalam pembelajaran merupakan modal utama penyampaian bahan belajar dan menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran.

a. PerencanaanDalam setiap kegiatan yang akan dilakukan, maka sekadang-kadangnya dibuat perencanaan agar kegiatan yang dilakukan terarah dengan kadang-kadang. Kegiatan ini dimaksud untuk mengatur berbagai sumber daya agar hasil yang dicapai sesuai dengan apa yang diharapkan.Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (2001 : 946) perencanaan adalah proses, cara, perbuatan menerencanakan perencanaan. Syafaruddin dan Nasution (2005:91) mengatakan bahwa perencanaan adalah salah satu fungsi awal dari aktivitas manajemen dalam mencapai tujuan secara efektif dan efisien.Menurut Newman (2004:8) mengatakan bahwa perencanaan adalah penentu terlebih dahulu apa yang akan dikerjakan.Sedangkan Terry (Sukarna 1992:10) mengemukakan perencanaan adalah : Pemilihan dan penghubungan fakta-fakta serta pembuatan dan penggunaan perkiraan-perkiraan/asumsi-asumsi untuk masa yang akan datang dengan jalan menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diperlukan.

Lebih lanjut Sagala (2005:141) menyatakan bahwa perencanaan adalah proses penetapan dan pemanfaatan sumber daya secara terpadu yang diharapkan dapat menunjang kegiatan-kegiatan dan upaya-upaya yang akan dilaksanakan secara efisien dan efektif dalam mencapai tujuan.Berdasarkan beberapa defenisi yang dikemukakan di atas maka dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah langkah awal suatu kegiatan bagaimana cara mencapai suatu tujuan dengan sekadang-kadang-kadang-kadangnya dengan sumber-sumber yang ada dengan lebih efektif dan efesien.

b. PelaksanaanDari setiap kegiatan yang telah direncanakan harus dilaksanakan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.Untuk dapat memahami pengertian pelaksanaan, dalam kamus besar Bahasa Indonesia (2001: 627) pelaksanaan adalah prosedur, cara, perbuatan melaksanakan (rancangan keputusan).Berdasarkan dari makna kata di atas, maka dapat diartikan bahwa pelaksanaan adalah suatu kegiatan melaksanakan atau tindak lanjut dari rancangan kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

c. EvaluasiEvaluasi merupakan salah satu fungsi manajemen yang juga mempunyai hubungan erat dengan fungsi-fungsi manajemen lainnya, terutama dengan fungsi perencanaan. Ini berarti bahwa evaluasi tidak akan mungkin dapat dilaksanakan tanpa kegiatan perencanaan dan rencana tidak akan tercapai secara optimal jika tidak disertai dengan pelaksanaan fungsi evaluasi. Dengan kata lain fungsi kegiatan perencanaan mendahului evaluasi dalam hal perencanaan mewarnai dan mempengaruhi kegiatan evaluasi.Istilah evaluasi mempunyai arti yang berbeda, masing-masing menunjuk pada aplikasi beberapa skala nilai terhadap hasil kebijakan dan program. Secara umum istilah evaluasi dapat disamakan dengan penapsiran (apprissal), pemberian angka (rating), dan penilaian (assessment) ( Arikunto, 2002: 1).Evaluasi sendiri mempunyai tujuan untuk pengambilan keputusan. Adapun pengertian evaluasi menurut Arikunto (2002: 1 ) evaluasi adalah:Kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan.Menurut Tayibnapis (2000: 18-19) evaluasi dibedakan atas dua macam yaitu: Evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif adalah evaluasi yang digunakan untuk memperoleh informasi yang dapat membantu memperefektifi suatu program jarangkan evaluasi sumatif adalah evalasi yang digunakan untuk menilai kegunaan suatu objek.Dari berbagai defenisi diatas dipahami bahwa evaluasi merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk mengetahui suatu manfaat serta kegunaan dengan mendeskripsikan atau mengetahui keefektifan suatu program dengan cara membandingkan kriteria yang telah ditentukan atau tujuan yang ingin dicapai dengan yang diharapkan.

2. Akselerasia. Pengertian AkselerasiProgram percepatan belajar (akselerasi) adalah program layanan pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa dengan penyelesaian waktu belajar lebih cepat/ lebih awal dari waktu yang telah ditentukan, pada setiap jenjang pendidikan.Sejarah munculnya program akselerasi pada tahun 70-an Lynn Schroeder dan Sheila Ostrander menerbitkan sebuah buku berjudul Super Learning yang mengemukakan karya psikiater Bulgaria George Lozanov. Dalam buku tersebut Lozanov berpendapat bahwa dengan menenangkan pasien dengan psikiatri dengan musik barok dan memberi mereka sugesti positif mengenai kesembuhan mereka banyak pasien tersebut mengalami kemajuan besar.Lozanov merasa bahwa metode ini juga dapat diterapkan pada pendidikan. Dengan bantuan pemerintah Bulgaria, dia mulai melakukan penelitian mengenai pengaruh musik dan sugesti positif pada pembelajaran dengan menggunakan bahasa asing sebagai bahasa subyek. Dia mendapati bahwa kombinasi musik, sugesti dan permainan kanak-kanak memungkinkan pelajar untuk belajar jauh lebih cepat dan efektif.Pada tahun 70-an Don Schuster dari Lowa State University, dan pendidik Ray Bordon dan Charles Gritton mulai menerapkan metode tersebut dalam pembelajaran di SMU dan universitas dengan hasil positif. Pada tahun 1975, mereka bersama tokoh-tokoh lain mendirikan SALT (The Society For Accelerative Learning And Teaching) setelah berdiri selama 25 tahun namanya diganti dengan IAL (The International Alliance For Learning) yang menseponsori konferensi-konferensi tahunan di Amerika Serikat yang menarik minat para profesor perguruan tinggi, pendidik sekolah umum dan pelatih perusahaan dari seluruh dunia.Inggris mempunyai satu kelompok serupa bernama SEAL (Society For Effective Affective Learning), dan para praktisi di Jerman telah membentuk DSGL (The Germany Society For Suggestopedic And Learning).Selanjutnya dikemukakan mengenai pengertian akselerasi itu sendiri. Mimin Haryati (2006:95) merumuskan beberapa pengertian akselerasi yang dikemukakan para ahli bahwa :Akselerasi berarti percepatan belajar sebagai implikasi dari system belajar tuntas (master learning) juga menunjukkan adanya siswa yang memiliki kecerdasan luar biasa dan mampu mencapai kompetensi yang telah ditetapkan jauh lebih cepat dan mempunyai nilai yang amat baik (>95) siswa yang memiliki kecerdasan luar biasa ini memiliki karakteristik khusus yaitu tidak banyak memerlukan waktu dan bantuan dalam menyelesaikan percepatan kompetensi yang telah ditetapkan.

Jadi program akselerasi adalah program layanan pendidikan yang diberikan kepada siswa yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa, dengan penyelesaian waktu belajar lebih cepat dari waktu yang ditentukan dari setiap satuan pendidikan. Sehingga dapat memenuhi kebutuhan layanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

b. Tujuan dan Manfaat AkselerasiProgram pendidikan akselerasi sebagaimana dituangkan dalam Pedoman Penyelenggaraan Program Percepatan Belajar SD, SLTP dan SMU (Depdiknas, 2001) memiliki tujuan umum dan khusus antara lain:1) Tujuan Program AkselerasiSecara umum, penyelenggaraan program percepatan belajar akselerasi bertujuan :a) Memenuhi kebutuhan peserta didik yang memiliki karakteristik spesifik dari segi perkembangan kognitif dan afektifnya.b) Memenuhi hak asasi peserta didik sesuai dengan kebutuhan pendidikan bagi dirinya sendiri.c) Memenuhi minat intelektual dan perspektif masa depan peserta didik.d) Menimbang peran peserta didik sebagai asset masyarakat dan kebutuhan masyarakat utnuk pengisian peran.e) Menyiapkan peserta didik sebagai pemimpin masa depan.

Secara khusus, penyelenggaraan program percepatan belajar akselerasi bertujuan :a) Memberi penghargaan untuk dapat menyelesaikan program pendidikan secara lebih cepat sesuai dengan potensinya.b) Meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses pembelajaran peserta didik.c) Mencegah rasa bosan terhadap iklim kelas yang kurang mendukung berkembanganya potensi keunggulan peserta didik secara optimal.d) Memacu mutu siswa untuk peningkatan kecerdasan spiritual, intelektual, dan emosionalnya secara berimbang.

2) Manfaat AkselerasiSelain banyak sekali tujuan diselenggarakan program akselerasi ada banyak juga manfaat dari terselenggaranya program akselerasi.Menurut Southern dan Jones (1991) menyebutkan beberapa keuntungan dari pelaksanaan program akselerasi bagi anak berbakat adalah :a) Meningkatkan efisiensiSiswa yang telah siap dengan bahan-bahan pelajaran dan menguasai kurikulum pada tingkat sebelumnya akan lebih baik dan lebih efisien.b) Meningkatkan efektifitasSiswa yang belajar pada tingkat kelas yang dipersiapkan dan menguasai ketrampilan-ketrampilan sebelumnya merupakan siswa yang paling efektif.c) Membuka siswa pada kelompok barunya.Dengan program akselerasi, siswa dimungkinkan untuk bergabung dengan siswa lain yang memiliki kemampuan intelektual dan akademis yang sama. Sehingga mereka tidak merasa bahwa mereka paling super.d) EkonomisKeuntungan bagi sekolah ialah tidak perlu mengeluarkan banyak biaya untuk mendidik guru khusus anak berbakat.

c. Prinsip-Prinsip AkselerasiMenurut Iif dan Hendro (2011) menyebutkan beberapa prinsip-prinsip dari pelaksanaan program akselerasi bagi anak berbakat adalah :1) Belajar melibatkan seluruh pikiran dan tubuh, belajar tidak hanya menggunakan otak (sadar, rasional, memakai otak kiri dan verbal), tetapi juga melibatkan seluruh tubuh/Pikiran dengan segala emosi, indra, dan sarafnya.2) Belajar adalah berkreasi bukan mengkonsumsi, pengetahuan bukanlah sesuatu yang diserap oleh pembelajar, melainkan sesuatu yang diciptakan pembelajar.3) Pembelajaran berlangsung pada banyak tingkatan secara simultan, belajar bukan hanya menyerap satu hal kecil pada satu waktu secara linear, melainkan menyerap banyak hal sekaligus.4) Belajar berasal dari mengerjakan pekerjaan itu sendiri (dengan umpan balik). Belajar paling baik adalah belajar dalam konteks. Kita belajar berenang dengan berenang, cara bernyanyi dengan bernyanyi.5) Emosi positif sangat membantu pembelajaran. Perasaan menentukan kualitas dan juga kuantitatif belajar seseorang. Perasaan positif mempercepat pembelajaran.

d. Langkah-Langkah AkselerasiSemua langkah tersebut dimaksudkan dalam program CBS yang struktur metodenya dibagi menjadi enam langkah dasar, yang oleh Jayne Nicholl, penulis Open Sesame disingkat dengan kata MASTER, yaitu :1) Motivating Your MindAnda harus berada dalam keadaan pikiran yang kaya akal. Itu berarti anda harus relaks, percaya diri dan termotivasi. Jika anda stres atau kurang percaya diri atau tidak melihat manfaat dari yang anda pelajari, anda tidak dapat belajar dengan baik.2) Acquiring The Information (memperoleh informasi)Anda perlu mengambil dan mengecap fakta-fakta dalam subyek pelajaran yang anda pelajari melalui cara yang sesuai dengan pembelajaran indrawi yang anda sukai.3) Searching Out Meaning (menyelidiki makna)Agar informasi yang diperoleh dapat tertanam dan melekat pada memori, maka penting untuk menyelidiki implikasi dan signifikansi makna seutuhnya dengan secara seksama mengeksplorasi bahan subyek yang bersangkutan. Ada perbedaan besar antara mengetahui dan memahami benar-benar sesuatu. Mengubah fakta ke dalam makna adalah unsur pokok dalam proses belajar mengajar. Dan merubah fakta menjadi makna adalah golongan dimana kedelapan kecerdasan kita berperan aktif. Setiap jenis kecerdasan adalah sumber daya yang bisa anda terapkan ketiak anda mengeksplorasi dan menginterpretasikan fakta-fakta dari subyek pelajaran.4) Triggering The Memory (memicu memori)Ada banyak sekali teknik pengingatan, seperti jenis strategi yang dipakai secara sangat efektif oleh para ahli memori profesional yang mencengangkan khalayak pemirsa di seluruh dunia di layar televisi atau di atas panggung. Teknik-teknik tersebut meliputi pemakaian asosiasi, kategorisasi, mendongeng, akronim, kartu pengingat, peta konsep, musik dan peninjauan.5) Exhibizing What You Know (memamerkan apa yang anda ketahui) Bagaimana anda menganugerahi bahwa anda telah paham apa yang dipelajari? Pertama-tama anda bisa menguji diri sendiri bahwa anda betul-betul mengetahui suatu subyek, mempunyai pengetahuan yang mendalam dan bukan hanya kulitnya saja. Alangkah baiknya jika anda mencoba berbagai informasi dengan seseorang atau beberapa orang mitra belajar. Coba siapkan dan latihkan suatu presentasi dari pikiran anda, kemudian ajarkanlah. Sangat mudah mengira telah memahami sesuatu tetapi ternyata mendapati bahwa anda tidak dapat menjelaskannya kepada orang lain. Jika anda bisa mengajarkan-nya kepada orang lain, berarti anda betul-betul menunjukkan bahwa anda juga memahaminya.6) Reflecting How Youve Learned (merefleksikan bagaimana anda belajar)Anda harus merefleksikan pengalaman belajar anda. Bukan hanya pada apa yang telah anda pelajari, melainkan bagaimana anda mempelajari.

Pendekatan yang digunakan dalam accelerated learning selain MASTER yang dikembangkan oleh Collin Rose dan kawan-kawannya juga ada pendekatan yang dikembangkan oleh Dave Meier yaitu pendekatan SAVI, yaitu belajar berdasarkan aktivitas, belajar dengan seluruh kepribadian. Belajar dengan aktivitas berarti bergerak aktif secara fisik ketika belajar, dengan memanfaatkan indera sebanyak mungkin, dan membuat seluruh tubuh / pikiran terlibat dalam

proses belajar. Unsur-unsur dalam pendekatan SAVI, antara lain :a) SomatisSomatic berasal dari bahasa Yunani yang berarti tubuh soma (seperti psikomatis). Jadi, belajar somatic berarti belajar dengan indera peraba, kinetis, praktis melibatkan tubuh dan menggerakkan tubuh sewaktu belajar.b) AuditoriPikiran auditori kita lebih kuat daripada yang kita sadari. Telinga kita terus menerus menangkap dan menyimpan informasi, bahkan tanpa kita sendiri. Dan ketika kita membuat suara sendiri dengan berbicara, beberapa area penting di otak kita menjadi aktif.c) VisualKetajaman visual, meskipun menonjol pada sebagian orang, sangat kuat dalam diri setiap orang. Alasannya adalah bahwa di dalam otak terdapat lebih banyak perangkat untuk memproses informasi visual daripada semua indera yang lain. adapun teknik yang dikembangkan dalam melaksanakan strategi visual adalah peta konsep.d) IntelektualKata intelektual menunjukkan apa yang dilakukan pembelajar dalam pikiran mereka secara internal ketika mereka menggunakan kecerdasan untuk merenungkan suatu pengalaman dan menciptakan hubungan, makna, rencana dan nilai dari pengalaman tersebut. Intelektual adalah bagian dari diri yang merenungkan, menciptakan, memecahkan masalah dan membangun makna.

3. Pengelolaan Pembelajaran Kelas AkselerasiPembelajaran akselerasi adalah salah satu cara alamiah yang menggugah sepenuhnya kemampuan belajar para pembelajar, membuat belajar lebih menyenangkan dan memuasakan serta memberikan sumbangan sepenuhnya pada kebahagiaan, kecerdasan, kompetensi, dan keberhasilan. Upaya peningkatan mutu pendidikan dipengaruhi oleh pendayagunaan unsur- unsur peserta didik, kurikulum, guru, dan fasilitas dengan tujuan membantu siswa atau peserta didik agar dapat belajar dengan mudah sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Unsur-unsur tersebut meliputi :

a. Peserta Didik1) Perekrutan Peserta DidikPeserta didik yang diterima sebagai peserta program percepatan belajar atau program akselerasi harus sesuai dengan persyaratan persyaratan.Program akselerasi diperuntukkan hanya pada peserta didik yang mampu dan mau, guru dan orang tua mendukung peserta didik program akselerasi memiliki emosi stabil dan memahami partisipasinya, dan mampu mengikutinya, yaitu untuk anakanak berIQ tinggi, sangat cerdas, berkemampuan tinggi, berbakat (Widodo, Suara Merdeka).Berdasarkan pada persyaratanpersyaratan tersebut di dalam program akselerasi harus memenuhi standar kualifikasi peserta didik adalah siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa sesuai dengan kriteria yang ditetapkan berdasarkan informasi data obyektif yang diperoleh dari sekolah berupa nilai skor akademik dan pihak psikolog berupa hasil pemeriksaan psikologis, peserta didik harus sehat jasmani dan rohani yang ditunjukkan oleh surat keterangan dokter.Kesediaan kemampuan akademik bagi peserta program akselerasi pada satuan pendidikan sekolah dasar (SD) tidak dipersyaratkan seperti halnya peserta program pada tingkat SMP maupun SMA yang mensyaratkan peserta didik program akselerasi nilai ujian nasional, tes kemampuan akademik, dan rapor nilai masing-masning sekurang-kurangnya harus 8,0 pada semua mata pelajaran (Depdiknas 2003 : 19).Sedangkan secara psikologis peserta didik program akselerasi adalah mereka yang memiliki kemampuan intelektual umum dengan kategori jenis (IQ > 140) atau mereka yang memiliki kemampuan inteletual umum dengan kategori cerdas (IQ > 125) yang ditunjang oleh kreatifitas dan keterikatan terhadap tugas.

2) Teknik Menurut Iif dan Hendro (2011) menyebutkan beberapa teknik yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi kemampuan berlebih peserta didik dapat dilakukan antara lain :a) Tes IQ (Intelligence Quotient)Tes IQ digunakan untuk mengehatahui tingkat kecerdasan peserta didik. Dari tes ini dapat diketahui tingkat kemampuan spasial, interpersonal, musical, intrapersonal, verbal, logic/matematik, kinestetik, naturalistic, dan sebagainya.b) Tes InventoriTes inventori digunakan untuk menemukan dan mengumpulkan data mengenai bakat, minat, hobi, kebiasaan belajar, dan sebagainya. c) WawancaraWawancara dilakukan dengan mengadakan tes interaksi lisan dengan peserta didik untuk menggali lebih dalam mengenai program pengayaan yang diminati peserta didik.d) Pengamatan (observasi)Pengamatan dilakukan dengan jalan melihat secara cermat perilaku belajar peserta didik. Dari pengamatan tersebut diharapkan dapat diketahui jenis maupun tingkat pengayaan yang perlu diprogramkan untuk peserta didik.

3) Karakteristik Peserta DidikKarakteristik anak yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa memiliki ciri-ciri :Percepatan tersebut didasarkan pada kemampuan siswa dalam memahami isi kurikulum dan mengaktifkan sistem pembelajaran dengan mengurangi pembahasam materi-materi yang tidak asensial hal ini mengacu kepada ciri-ciri keberbakatran Martison (1974) bahwa anak memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa sebagai berikut : (a) membaca pada usia kecil muda, (b) membaca lebih cepat dan banyak, (c) memiliki perbendaharaan kata yang lebih luas, (d) mempunyai rasa ingintahu yang kuat, (e) mempunyai minat yang luas, juga terhadap masalah orang dewasa, (f) mempunyai inisiatif, dapat bekerja sendiri, (g) menunjukan keaslian (orisinalitas) dalam ungkapan verbal, (h) memberi jawaban yang baik, (i) dapat memberikan banyak gagasan, (j) luwes dalam berpikir, (k) terbuka terhadap rangsangan-rangsangan dari lingkungan, (l) mempunyai pengamatan yang tajam, (m) dapat berkonsentrasi dalam jangka waktu yang panjang, terutama terhadap tugas atau bidang yang diminati, (n) berpikir kritis, juga terhadap diri sendiri, (o) senang mencoba hal-hal baru, (p) mempunyai daya abstraksi, konseptualitas dan sintesis yang tinggi, (q) senang terhadap kegiatan intelektual dan pemecahan-pemecahan masalah, (r) cepat menangkap hubungan sebab akibat, (s) berperilaku terarah pada tujuan, (t) mempunyai daya imajinasi yang kuat, (u) mempunyai banyak kegemaran (hobi), (v) mempunyai daya ingat yang kuat, (w) tidak cepat puas dengan prestasinya, (x) peka (sensitif) dan menggunakan firasat (untuisi) dan (y) menginginkan kebebasan dalam gerakan dan tindakan.

Melihat ciri-ciri tersebut, terkesan seakan-akan siswa memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa hanya memiliki sifat-sifat yang positif. Sebetulnya tidak demikian. Sebagaimana anak pada umumnya, anak yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa mempunyai kebutuhan.

4) Sistem Seleksi Siswa AkselerasiMenurut Iif dan Hendro (2011) untuk dapat memasuki kelas akselerasi, maka siswa harus memenuhi beberapa kriteria diantaranya yaitu:(a) prestasi belajar dengan indikator : angka raport, NEM (Nilai Ebtanas Murni), dan/atau hasil tes prestasi akademik berada 2 standar deviasi (SD) di atas Mean populasi siswa; (b) skor psikotes yang meliputi Intelegensi Quotient minimal 125, dan (c) sehat jasmani dan rohani (Widyastomo, 1996).

Dengan demikian peserta didik yang memiliki kecerdasan dan bakat istimewa sangat diperlukan layanan pendidikan khusus salah satu bentuk program pendidikan bagi anak berbakat adalah program percepatan (acceleration). Program akselerasi merupakan pemberian pelayanan pendidikan sesuai potensi kecerdasan dan bakat istimewa yang dimiliki oleh siswa, dengan memberi kesempatan kepada mereka untuk dapat menyelesaikan program reguler dalam jangka waktu yang lebih singkat disbanding teman-temannya (Widyastono, 2006 : 16).

b. KurikulumKurikulum berdiferensiasi adalah kurikulum nasional dan kurikulum lokal dengan penekanan pada materi yang esensial dan dikembangkan melalui sistem pembelajaran yang dapat memacu dan mewadahi integrasi antara pengembangan spiritual, logika, etika dan estetika serta dapat mengembangkan kemampuan berpikir holistik, kreatif, sistemik dan sistematik, linier untuk memenuhi tuntutan masa kini dan masa datang (Semiawan,1996; Munandar,1999).Karakteristik program akselerasi pendidikan sebagaimana dituangkan dalam Pedoman Penyelenggaraan Program Percepatan Belajar SD, SMP dan SMA (Depdiknas, 2003).Kurikulum program akselerasi terdapat beberapa karakteristik:1) Kurikulum percepatan belajar adalah kurikulum nasional dan muatan lokal, yang dimodifikasi dengan penekanan pada materi esensial dan dikembangkan melalui sistem pembelajaran yang dapat memacu dan mewadahi intergrasi antara pengembangan spiritual, logika, estetika, serta dapat mengembangkan kemampuan berfikir holistik, kreatif, sistemik, dan sistematis, linier, dan konvergen, untuk memenuhi tuntutan masa kini dan masa mendatang.2) Kurikulum program percepatan belajar dikembangkan secara berdeferensisi, mencakup empat dimensi yang satu bagian dengan bagian lainya tidak dapat dilihat terlepas seperti tersebut diatas berikut ini:a) Dimensi UmumBagian kurikulum yang merupakan kurikulum inti yang memberikan ketrampilan dasar, pengetahuan, pemahaman, nilai dan sikap yang memungkinkan peserta didik berfungsi sesuai dengan tuntutana masyarakat atau tuntutan jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Kurikulum inti merupakan kurikulum dasar yang diberikan pula kepada peserta didik lain dalam pendidikan tersebut.b) Dimensi DiferendiasiBagian kurikulum yang berkaitan erat dengan ciri khas perkembangan peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa, yang merupakan program khusus dan pilihan terhadap bidang studi tertentu. Peserta didik memilih bidang studi yang diminatinya untuk diketahui lebih meluas dan mendalam.c) Dimensi Non-AkademisBagian kurikulum yang memberi kesempatan pada peserta didik untuk belajar di luar kegiatan sekolah formal dengan cara melalui media lain seperti belajar melalui radio, televisi, internet, CD-ROM, wawancara pakar, kunjungan ke musium dan sebagainya.d) Dimensi Suasana BelajarPengalaman belajar yang dijabarkan dari lingkungan keluarga dan sekolah. Iklim akademis, sistem pemberian ganjaran dan hukuman, hubungan antar peserta didik, antara guru dan peserta didik, antara guru dan orang tua-peserta didik, merupakan unsur-unsur yang menentukan dalam lingkungan belajar.e) Kurikulum berdefensiasi yang yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa dengan cara memberikan pengalaman belajar yang berbeda dalam arti kedalaman, keluasan, percepatan, maupun dalam jenisnya. Jadi perubahan kurikulum itu dapat terwujud dalam berbagai bentuk berikut ini :(1) Perubahan bersifat vertikal, di mana peserta didik diperkenalkan pada isi kurikulum tertentu yang diperoleh teman-temannya di kelas reguler. (2) Perubahan bersifat horisontal, berupa penyajian materi dengan keluasan, kedalaman, dan intensitas yang lebih ditingkatkan dari biasanya. Di sini kurikulum disesuaikan dengan tingkat berpikir abstrak yang lebih tinggi, konseptualisasi lebih meluas, dan peningkatan kreativitas. (3) Pengalaman belajar yang baru, yang tidak ada dalam kurikulum umum. Keempat, pengalaman belajar berdsarkan keterlibatan masyarakat sekelilingnya.f) Dalam pelaksanaannya program kegiatan belajar dapat dilakukan secara tatap muka dengan guru pembina, pakar lain atau belajar sendiri berdasarkan bahan yang diberikan guru pembina atau yang dipilih sendiri, atau berdsarkan modul pemerkayaan.g) Struktur program sama dengan kelas reguler, hanya perbedaanya terletak pada waktu penyelasaian kurikulum tersebut lebih dipercepat daripada kelas reguler. Percepatan tersebut didasarkan pada kemampuan siswa dalam memahami isi dan mengefektifkan sistem pembelajaran dengan mengurangi pembahasan materi-materi yang tidak esensial.h) Pada progrsam percepatan pendekatan kegiatan pembelajaran diarahkan kepada terwujudnya proses belajar tuntas (mastery learning). Selain itu strategi pembelajaran program percepatan belajar diarahkan untuk dapat memacu siswa aktif dan kreatif sesuai dengan potensi kecerdasan dan bakat masing-masing dengan memperhatikan keselarasan dan keseimbangan antara dimensi tujuan pembelajaran, dimensi pengembangan kreativitas dan disiplin, dimensi pengembangan persaingan, dan kerjasama, dimensi pengembangan kemampuan holistik dan kemampuan berfikir elaborasi, dimensi pelatihan berfikir induktif dan deduktif, serta pengembangan intek dan imtak secara terpadu.(1) Dimensi Tujuan PembelajaranMenghasilkan sosok pribadi siswa yang berkualitas seimbang baik fisik-jasmaniahnya maupun mental rohaniyahnya, baik jiwa dan raganya maupun akal dan semangatnya, maka tujuan tersebut darus dapat diterjemahkan dalam kegiatan pembelajaran yang menyelaraskan aspek-aspek tersebut dalam suatu keterkaitan holistik.(2) Dimensi Pengembangan Kretivitas dan DisiplinKreativitas perlu dikembangkan mealui penciptaan situasi pembelajaran yang kondusif dimana guru mendorong vitalitas keingingintahuan siswa untuk mencipta dan memberi fungsi baru terhadap sesuatu yang ada, siswa dilatih untuk untuk menguasai teknik-teknik bertanya sendiri dan diberi kesempatan untuk melakukan berbagai eksperimen. Rangsangan-rangsangan diberikan kepada siswa melalui pertanyaan maupun penugasan sehingga mereka dapat melihat suatu hal dari berbagai sudut pandang dan dapat menemukan berbagai alternatif pemecahan masalah yang dihadapi.

(3) Dimensi Pengembangan Persaingan dan KerjasamaDalam kegiatan pembelajaran siswa diberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas secara kompetitif, penghargaan diberikan kepada siswa yang berprestasi. Sedangkan untuk melatih kerja sama siswa diberikan tugas diskusi kelompok, praktikum sosial, latihan berorganisasi dan kepemimpinan.(4) Dimensi Pengembangan Kemampuan Holistik dan Kemampuan Berfikir ElaborasiKemampuan holistik, sistemik, dan imajinatif dapat dibentuk melalui kegiatan pembelajaranyang mengarahkan kepada pemecahan masalah atau problem solving, sedangkan untuk kemampuan elaborasi dapat dibentuk melalui kegiatan pembelajaran yang diarahkan kepada pemecahan masalah dengan satu jawaban benar.(5) Dimensi Pelatihan Induktif dan DeduktifPembelajaran diarahkan pada perolehan pengalaman nyata seperi membuat ringkasan, mencari informasi melalui bacaan, pengamatan, wawancara, menerapkan konsep dalam bentuk latihan, praktikum, eksperimen, berdiskusi, praktikum sosial, latihan berorganisasi dan kepemimpinan. Dari semua itu dihrapkan siswa dapat menarik kesimpulan secara induktif, sedangkan secara deduktif, kegiatan pembelajrana diarahkan untuk menjabarkan konsep-konsep yang telah dipelajari ke dalam berbagai alternatif pemecahan masalah yang dihadapi.(6) Pengembangan IPTEK Dan IMTAQ Secara TerpaduKegiatan pembelajaran diarahkan kepada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang didasari oleh jiwa keagamaan (ketaqwaan). Dari proses ini siswa diharapkan akan memiliki keseimbangan dan keterpaduan antara ilmu pengetahuan dan teknologi dengan iman dan taqwa.

Berkenaan dengan hal-hal tersebut, pengembangan kurikulum berdiferensiasi untuk program percepatan belajar dapat dilakukan dengan

modifikasi kurikulum nasional dan muatan lokal, yang dapat dilakukan dengan cara berikut:1) Modifikasi alokasi waktu, yang disesuaikan dengan kecepatan belajar bagi siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa2) Modifikasi isi/ materi, dipilih yang essensial3) Modifikasi proses pembelajaran, yang menekankan pengembangan proses berfikir tingkat tinggi (analisis, sintesis, evaluasi, dan pemecahan masalah.4) Modifikasi sarana-prasarana, yang disesuaikan dengan karakteristik siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa yakni senang menemukan sendiri pengetahuan baru.5) Modifikasi lingkungan belajar, yang memungkinkan siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa dapat memenuhi kehausan akan pengetahuan.6) Memodifikasi pengelolaan kelas, yang memungkinkan siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa dapat bekeja di kelas, baik secara mandiri, berpasangan maupun kelompok.

c. Tenaga Pendidik (Guru)Guru sebagai salah seorang unsur tenaga kependidikan dan sumber daya pendidikan serta salah satu sumber belajar yang utama yang mempunyai tugas, fungsi, peranan, dan tanggung jawab untuk mendidik, mengajar, dan melatih siswa atau warga belajar. Tugas profesional guru adalah melakukan kegiatan mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa. Selanjutnya murid memberikan respon-respon yang disebut belajar. Interaksi kedua kegiatan ini yaitu belajar dan mengajar di dalam kelas disebut proses pengajaran.Adams & Dicky (Hamalik, 2006 : 48) menyatakan paling tidak terdapat 13 peranan guru di dalam kelas (dalam situasi belajar mengajar) yang tiap peranan menuntut berbagai kompetensi atau keterampilan mengajar, yaitu:1) Guru sebagai pengajar, menyampaikan ilmu pengetahuan, perlu memiliki keterampilan memberikan informasi kepada kelas.2) Guru sebagai pemimpin kelas, perlu memiliki keterampilan cara memimpin kelompok-kelompok murid.3) Guru sebagai pembimbing, perlu memiliki keterampilan cara mengarahkan dan mendorong kegiatan belajar siswa.4) Guru sebagai pengatur lingkungan, perlu memiliki keterampilan mempersiapkan dan menyediakan alat dan bahan pelajaran.5) Guru sebagai partisipan, perlu memiliki keterampilan cara memberikan saran, mengarahkan pemikiran kelas, dan memberikan penjelasan.6) Guru sebagai ekspeditur, perlu memiliki keterampilan menyelidiki sumber-sumber masyarakat yang akan digunakan.7) Guru sebagai perencana, perlu memiliki keterampilan cara memilih, dan meramu bahan pelajaran secara profesional.8) Guru sebagai supervisor, perlu memiliki keterampilan mengawasi kegiatan anak dan ketertiban kelas.9) Guru sebagai motivator, perlu memiliki keterampilan mendorong motivasi belajar kelas.10) Guru sebagai penanya, perlu memiliki keterampilan bertanya yang merangsang kelas berpikir dan cara memecahkan masalah.11) Guru sebagai pengajar, perlu memiliki keterampilan cara memberikan penghargaan terhadap anak-anak yang berprestasi.12) Guru sebagai evaluator, perlu memiliki keterampilan cara menilai anak-anak secara objektif, kontinu, dan komperehensif.13) Guru sebagai konselor, perlu memiliki keterampilan cara membantu anak-anak yang mengalami kesulitan tertentu.

d. Sarana Prasarana (Fasilitas)Salah satu faktor yang amat mendukung tercapainya tujuan penyelenggaraan program akselerasi adalah tersedianya sarana dan prasarana yang memadai baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Sarana dan prasarana yang perlu dikembangkan pada program akselerasi seyogyanya diperhatikan aspek efisiensi, yakni sarana dan prasarana tersebut dapat memberikan kemudahan tercapainya proses belajar mengajar secara efektif dan dapat mengembangkan potensi siswa. Selain itu, juga sesuai dengan kondisi lingkungan, kebutuhan setempat, karakteristik program dan taraf perkembangan psikologis siswa. Sarana dan prasarana yang dimaksud, mencakup: ruang kelas, ruang kantor, laboratorium, perpustakaan, ruang pengembangan bimbingan bakat, minat, tempat peribadatan, kamar mandi, kantin, pusat sumber belajar, tempat olah raga dan seni, layanan masyarakat dan tempat parkir, tempat penelitian dan pengembangan, pusatpusat pengembangan keunggulan, pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Menurut Iif dan Hendro (2011) menyebutkan adapun teknologi yang digunakan yaitu :a. Teknologi CetakTeknologi cetak adalah cara untuk memproduksi atau menyampaikan bahan.b. Teknologi Audio-VisualTeknologi audio visual merupakan cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan menggunakan peralatan dan elektronik utnuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual.c. Teknologi Berbasis ComputerTeknologi berbasis kmputer merupakan cara-cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan menggunakan perangkat yang bersumber pada mikroprosesor.d. Teknologi TerpaduTeknologi terpadu merupakan cara untuk memproduksi dan menyampaikan bahan dengan memadukan beberapa jenis media yang dikendalikan komputer.

Dengan adanya program akselerasi dalam program pendidikan tidak mengubah esensi tujuan pendidikan nasional. Hal ini berarti bahwa, tujuan pendidikan nasional dan tujuan tujuan kelembagaan pendidikan atau tujuan institusional tetap menjadi kerangka acuan bagi pelaksanaan program akselerasi.Dalam hal pengelolaan pembelajaran program akselerasi, paling tidak ada tigal hal yang harus dilakukan oleh setiap sekolah, yaitu perencanaan pembelajaran akselerasi, pelaksanaan pembelajaran akselerasi, dan evaluasi pembelajaran akselerasi. 1) Perencanaan Pembelajaran AkselerasiDalam hal kegiatan perencanaan, Syafruddin Nurdin (2005:85), mengemukakan bahwa :Perencanaan adalah pemetaan ke arah tujuan. Perencanaan sangat diperlukan guru karena alokasi sumber, terutama jatah waktu yang terbatas. Adapun perencanaan oleh guru, meskipun tidak tertulis lengkap, seyogyanya meliputi : (a) penentuan tujuan mengajar, (b) pemilihan materi sesuai dengan waktu, (c) strategi optimum, (d) alat dan sumber, (e) kegiatan belajar siswa, dan (f) evaluasi.

Berdasarkan pengertian perencanaan di atas dalam kaitannya dengan pengelolaan pembelajaran akselerasi dalam peningkatan mutu pendidikan dipengaruhi oleh pendayagunaan unsur- unsur peserta didik, kurikulum, guru, dan fasilitas dengan tujuan membantu siswa atau peserta didik agar dapat belajar dengan mudah sehingga tujuan pembelajaran tercapai.Peraturan Pemerintah No. 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan Pasal 135 Ayat 3 Program akselerasi dimasukkan dalam program nasional sebagaimana dilakukan dengan persyaratan:(1) peserta didik memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa yang diukur dengan tes psikologi;(2) peserta didik memiliki prestasi akademik tinggi dan/atau bakat istimewa di bidang seni dan/atau olahraga; dan(3) satuan pendidikan penyelenggara telah atau hampir memenuhi Standar Nasional Pendidikan.(4) Program percepatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat dilakukan dengan menerapkan sistem kredit semester sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.(5) Penyelenggaraan program pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dilakukan dalam bentuk:(a) kelas biasa;(b) kelas khusus; atau(c) satuan pendidikan khusus.

2) Pelaksanaan Pembelajaran AkselerasiDalam hal pelaksnaan strategi belajar akselerasi, Gagne (Winkel, 2003 : 72) mengemukakan bahwa :Strategi pelaksanaan pembelajaran dalam program akselerasi dapat dilakukan dalam beberapa cara, antara lain :(a) Belajar informasi verbal, artinya pengetahuan yang dimiliki seseorang dan dapat diungkapkan dalam bentuk bahasa, lisan, dan tertulis. Pengetahuan itu diperoleh dari sumber yang menggunakan bahasa juga, lisan atau tertulis. (b) Belajar kemahiran intelektual, artinya kemampuan untuk berhubungan dengan lingkungan hidup dan dirinya sendiri dalam bentuk suatu representasi, khususnya konsep dan berbagai lambang/simbol (huruf, angka, kata, gambar).(c) Belajar kegiatan kognitif, artinya suatu cara seseorang untuk menangani aktivitas belajar dan berpikirnya sendiri, sehingga ia menggunakan cara yang sama apabila menemukan kesulitan yang sama.(d) Belajar keterampilan motorik, artinya kemampuan seseorang dalam melakukan suatu rangkaian gerak-gerik jasmani dalam urutan tertentu, dengan mengadakan koordinasi antara gerak-gerik berbagai anggota badan secara terpadu.(e) Belajar sikap, artinya kemampuan seseorang yang sangat berperan sekali dalam mengambil tindakan, apakah baik atau buruk bagi dirinya sendiri.

3) Evaluasi Pembelajaran AkselerasiDalam hal kegiatan evaluasi, fungsi yang terakhir dalam manajemen adalah evaluasi, (Suryobroto, 2004 : 26) maksud evaluasi adalah untuk : (a) memperoleh dasar bagi pertimbangan apakah pada akhir suatu periode kerja pekerjaan tersbeut berhasil, (b) menjamin cara kerja yang efektif dan efisien, (c) memperoleh fakta-fakta tentang kesukaran-kesukaran dan untuk menghindarkan situasi yang dapat merusak, serta (d) memajukan kesanggupan para guru dan orang tua murid dalam mengembangkan organisasi sekolah

Setiap pelaksanaan program pendidikan seperti halnya program akselerasi memerlukan adanya evaluasi, evaluasi pada sistem pendidikan di Indonesia yaitupengawasan atau disebut supervisi. Pada jenjang pendidikan menengah atas kegiatan supervisi dilakukan oleh pengawas dan kepala sekolah.

Dalam hal kegiatan supervisi, Oteng Sutisna dalam Arikunto (2004 : 11), mengemukakan bahwa :Supervisi sebagai segala sesuatu dari para pejabat sekolah yang diangkat yang diarahkan kepada penyediaan kepemimpinan bagi para guru dan tenaga pendidikan lain dalam perbaikan pengajaran, melihat stimulasi pertumbuhan profesional dan perkembangan dari para guru, seleksi dan revisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan pengajaran, dan metode-metode mengajar, dan evaluasi pengajaran

Kegiatan atau usaha yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah sesuai dengan fungsinya sebagai supervisor, Ngalim ( 2005 : 75) antara lain adalah : (1) Membangkitkan dan merangsang guru-guru dan pegawai sekolah di dalam menjalankan tugasnya masing-masing dengan sebaik-baiknya. (2) Berusaha mengadakan dan melengkapi alat-alat perlengkapan sekolah termasuk media instruksional yang diperlukan bagi kelancaran dan keberhasilan proses belajar-mengajar. (3) Bersama guru-guru berusaha mengembangkan, mencari, dan menggunakan metode-metode mengajar yang lebih sesuai dengan tuntutan kurikulum yang sedang berlaku. (4) Membina kerja sama yang baik dan harmonis di antara guru-guru dan pegawai sekolah lainnya. (5) Berusaha mempertinggi mutu dan pengetahuan guru-guru dan pegawai sekolah, antara lain dengan mengadakan diskusi-diskusi kelompok, menyediakan perpustakaan sekolah, dan atau mengirim mereka untuk mengikuti penataran-penataran, seminar, sesuai dengan bidangnya masing-masing. (6) Membina hubungan kerja sama antara sekolah dengan masyarakat dan instansi-instansi lain dalam rangka peningkatan mutu pendidikan para siswa.

Evaluasi yang dilakukan untuk siswa pada program percepatan belajar pada dasarnya sama dengan yang dilakukan pada program reguler, yaitu untuk mengukur ketercapaian materi (daya serap) materi dalam program percepatan belajar ini sebaiknya sejalan dengan prinsip belajar tuntas Adapun sistem evaluasi yang ada di kelas percepatan meliputi:a) Ulangan HarianDalam satu semester setiap guru minimal memberikan ulangan harian sebanyak 3 kali. Bentuk soal yang disarankan adalah soal uraian.

b) Ulangan UmumUlangan Umum diberikan lebih cepat dibandingkan siswa reguler, sesuai dengan kalender pendidikan percepatan belajar. Soal ulangan dibuat oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan dengan menyusun kisi-kisi serta materi-materi yang esensial. Meskipun demikian, untuk membandingkan keberhasilan dan kemampuan siswa program percepatan belajar dengan program reguler bisa dilakukan antara lain dengan menyertakan siswa percepatan dalam ulangan umum bersama dengan siswa program reguler. Bila ini tidak memungkingkan, maka dapat ditempuh cara lain yaitu menggunakan alat-alat evaluasi untuk program reguler kepada siswa program percepatan belajar.c) Ujian NasionalUjian Nasional akan diikuti oleh siswa pada tahun kelima untuk SD, dan tahun kedua untuk SMP SMA siswa reguler.

Hal-hal yang diuraikan di atas, tentunya baik dijadikan bahan bagi kepala sekolah dan guru dalam hubungannya dengan pengelolaan pembelajaran kelas akselerasi. Adapun teknis evaluasi pembelajaran kelas akeselerasi dalam kurikulum sekolah tidak akan dihadapi, sebab merupakan suatu program biasa sebagaimana program pendidikan lainnya.

.

B. Kerangka PikirMengembangkan pendidikan juga dapat ditingkatkan melalui aplikasi pendekatan sistematis dalam pembelajaran. Langkah-langkah dasar dalam pendekatan pembelajaran tiga tahap ini adalah : Perencanaan, Pelaksanaan, dan Evaluasi. Tiga tahap ini berurutan dan saling berhubungan. Dengan kata lain, seorang guru dalam mengembangkan aktivitas pembelajaran apapun, yang pertama kali harus dilakukan adalah merencanakan, kemudian melaksanakan proses pembelajaran yang telah direncanakan, dan yang terakhir setelah proses dilaksanakan adalah melakukan evaluasi terhadap materi pembelajaran yang telah disampaikan.

PengelolaanPembelajaran Kelas Akselerasi

EvaluasiPembelajaran Kelas AkselerasiPelaksanaanPembelajaran Kelas AkselerasiPerencanaanPembelajaran Kelas Akselerasi

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Disain PenelitianPenelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode disain deskriptif. Metode deskriptif adalah metode pencarian fakta dengan menginterpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, tata cara yang berlaku tentang hubungan, kegiatan, sikap, pandangan serta proses yang sedang berlangsung. Data yang dikumpulkan dari penelitian deskriptif yang berupa pernyataan dari responden dan informan digambarkan dalam bentuk narasi, baik tertulis dalam bentuk catatan maupun pernyataan lisan. Begitu pula dengan data yang diperoleh dari hasil pengamatan dan dokumen yang berhubungan dengan tujuan penelitian yang ditemukan di lokasi penelitian. Semua data-data yang diperoleh ini selanjutnya dipaparkan berdasarkan uraian informasi yang diperoleh dari informan yang mengetahui persis pokok persoalan yang akan diteliti.Untuk mengetahui model pengelolaan pembelajaran akselerasi diperlukan satu lokasi yang bisa menampilkan data yang diperlukan. Pemilihan lokasi SMA Negeri 17 Makassar bisa mewakili latar belakang kebijakan yang diambil suatu sekolah untuk mengelola pembelajaran kelas akselerasi.

B. Fokus PenelitianDalam penelitian ini fokus penelitiannya hanya satu yaitu pengelolaan pembelajaran akselerasi yang di dalamnya mencakup proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran akselerasi.Untuk memberikan gambaran pemahaman yang sama terhadap apa yang dilaksanakan dalam penelitian ini, maka diuraikan definisi operasionalnya yaitu :Pengelolaan pembelajaran kelas akselerasi berhubungan dengan proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran kelas akselerasi (program kelas akselerasi yang sudah ada/ditetapkan di sekolah) dalam situasi pembelajaran di sekolah. Aspek yang mendukung pengelolaan pembelajaran kelas akselerasi meliputi : (1) peserta didik, (2) kurikulum, (3) tenaga pengajar (guru), dan (4) sarana prasarana, yang merupakan pendukung utama, sedangkan pendukung tambahannya yaitu potensi daerah. SMA Negeri 17 Makassar adalah salah satu lembaga pendidikan formal yang berada langsung di bawah koordinasi Dinas Pendidikan kota Makassar.

C. Deskripsi Lokasi Penelitian1. Gambaran Umum Lokasi PenelitianSekolah menengah atas negeri yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia telah diselenggarakan yaitu di Sekolah Menengah Negeri 17 Makassar. SMA Negeri 17 Makassar mulai beroperasi pada bulan Januari 1992 atas prakarsa para tokoh pendidikan di Daerah Sulawesi Selatan, Kanwil Depdikbud yang mendapat dukungan sepenuhnya dari Pemda Tingkat I Sulawesi Selatan kerjasama dengan Pengurus Yayasan Latimojong berupaya untuk mendirikan sebuah sekolah unggulan di setiap daerah propinsi di seluruh Indonesia. Sekolah ini menempati areal yang luasnya kurang lebih 3 Hektar dengan fasilitas gedung-gedung peninggalan Fakultas Teknik UNHAS di Jalan Sunu Nomor 11 Makassar. Selama berdirinya banyak sekali mendapat perhatian, baik dari Pemerintah Daerah Tingkat I Propinsi Sulawesi Selatan maupun dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan sendiri. Ini terlihat adanya peningkatan dari berbagai hal, baik dari segi sarana prasarana maupun dari pengelolaan dan manajemennya.Pada tanggal 23 Agustus 1993, SMA Negeri 17 Makassar secara resmi disahkan keberadaannya oleh pemerintah dengan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor: 0313/O/1993 Tahun Ajaran 1992/1993.

2. Profila. Didirikan: 1993b. Akreditasi: Terakreditasi Ac. Nomor Statistik Sekolah: 301196002130d. Nomor Pokok Sekolah Nasional: 40311951e. KepalaSekolah: Drs. Mustari, M.Sif. JumlahKelas: 9 kelas setiap tingkat, dengan 2 kelas akselg. Program jurusan: IPA dan IPSh. Rentang kelas: XMIA1 Sampai Dengan XMIA7, dan XIIS XIMIA1 Sampai Dengan XIMIA8, dan XIIIS XIIMIA1 Sampai Dengan XIIMIA7, dan XIIIPSi. Kurikulum: KTSP dan Kurikulum 2013j. Jumlahsiswa: 810 siswa (30 siswa per kelas)k. Status: Sekolah Menengah Negeri Atasl. Alamat: Jl. Sunu No. 11, Kota Makassar, Sulawesi Selatanm. Telepon: +62 411 445825n. Situsweb: http://sman17makassar.sch.id/

3. Fasilitas PendukungFasilitas yang ada di SMA Negeri 17 Makassar sudah cukup memadai untuk menunjang kegiatan proses pembelajaran. Adapun fasilitas yang dimiliki adalah sebagai berikut :a. Reguler : 19 ruangb. Akselerasi: 2 ruangc. Perpustakaan: 1 ruangd. Laboratorium :1) Laboratorium Bahasa2) Laboratorium Biologi3) Laboratorium Fisika4) Laboratorium Kimia5) Laboratorium Komputer6) Laboratorium Multimedia

e. Lapangan1) Lapangan basket2) Lapangan futsal3) Lapangan takraw4) Lapangan upacara5) Lapangan volif. Layanan Umum1) Aula2) Asrama Siswa3) Kantin siswa4) Masjid

g. Ekstrakurikuler Disamping kegiatan akademik, siswa-siswi SMAN 17 Makassar juga aktif dalam berbagai kegiatan di luar jam sekolah, antara lain:1) Marching Band 17 (Gema Suara 17 Makassar)2) Paskibra 173) PMR 17 (Palang Merah Remaja)4) Chlorin 17 (Chemistry Lovers in 17)5) Taekon 17 (Taekwondo)6) Mata 17 (Madingta' 17)7) KURMA 17 (Kerukunan Remaja Masjid 17)8) KAISAR 17 (Karya Tulis Ilmiah Remaja)9) BADMINTON 1710) Pramuka 1711) SeEDS (Seventeen English Debating Society)12) HSPF (Himpunan Siswa Pencinta Fisika)13) Re-Sigma (Relasi Siswa Gemar Matematika)14) BONSAI (Biologi Organisation Seventeen)15) SBBC (Seventeen Basket Ball Club)16) SCASTRON (Seventeen Club of Amateur Astronomy)17) SCIFOR (Seventeen Club of Informatics)18) CHRISENT (Christian Family Of Seventeen)19) SFC (Seventeen Futsal Club)20) Juunana Ichizoku (Perkumpulan Siswa Pecinta Jepang)

D. Unit AnalisisSesuai dengan fokus penelitian yang diinginkan, maka penelitian ini diarahkan kepada pengelolaan pembelajaran akselerasi yang dilaksanakan di sekolah sebagai lembaga penyelenggara pendidikan formal yaitu SMA Negeri 17 Makassar. Dalam penelitian ini subjek penelitiannya adalah kepala sekolah, wakasek bidang kurikulum, guru-guru, dan peserta didik. Pemilihan subjek penelitian ini didasarkan pada kriteria bahwa mereka mengetahui betul bagaimana proses penerapan program akselerasi yang ditetapkan di sekolah tersebut.

E. Teknik Pengumpulan DataDalam penelitian ini instrumen penelitian yang utama adalah peneliti sendiri, namun setelah sasaran penelitian menjadi jelas maka dikembangkan instrumen penelitian yang menggunakan wawancara secara langsung dan sederhana, yang dapat mempertajam serta melengkapi data hasil pengamatan langsung atau observasi. Untuk kepentingan ini digunakan teknik pengumpulan data untuk mengumpulkan data yang ada dilokasi penelitian, digunakan teknik :1. Observasi; yaitu melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang ada dilokasi penelitian, seperti kondisi nara sumber yang dipilih, dan suasana kehidupan sekolah.2. Wawancara; yaitu pengambilan data dengan bertanya langsung ke informan. Teknik wawancara adalah langsung terhadap narasumber yang terpilih di lokasi penelitian, yaitu kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, dan guru yang mengajar di kelas akselerasi. Dalam wawancara terhadap informan digunakan instrumen pedoman wawancara.3. Dokumentasi; yaitu pengambilan data dengan mencatat dokumen serta uraian ketetapan yang berkenaan dengan petunjuk pelaksanaan pembelajaran akselerasi.

F. Analisis dan Validasi DataTeknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif, mengikuti konsep yang diberikan Miles dan Huberman.Menurut Miles dan Huberman (dalam Sugiyono,2005:91-99) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas, yaitu reduksi data, penyajian data, kesimpulan dan verifikasi. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data. Penyajian data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan teks yang bersifat naratif. Kemudian langkah ketiga adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan yang dibuat akan bersifat kredibel apabila setelah diverifikasi ternyata data-data tersebut yang disimpulkan didukung oleh bukti-bukti yang valid.

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil PenelitianSesuai tujuan yang ingin dicapai menunjukkan bahwa Pengelolaan Pembelajaran Kelas Akselerasi Pada Sekolah Menengah Negeri Atas 17 Makassar dilakukan dengan mengacu kepada peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional. Peraturan terakhir yang digunakan adalah Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dan Peraturan Pemerintah No. 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan Pasal 135.Untuk merealisasikan perluhnya pengelolaan pembelajaran penyelenggaraan program kelas akselerasi yang dimaksud, maka pihak sekolah melakukannya dengan melalui beberapa tahap, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran akselerasi. Gambaran dari masing-masing tahap ini diuraikan sebagai berikut :1. Tahap PerencanaanDalam tahap perencanaan pembelajaran kelas akselerasi mengenai dasar kebijakan yang diambil oleh pihak pemerintah untuk memilih SMA Negeri 17 Makassar sebagai penyelenggara program kelas akselerasi, dapat diketahui seperti apa yang dikemukakan oleh Wakasek kesiswaan (wawancara tanggal 18 Desember 2014) bahwa :Untuk menyelenggarakan program kelas akselerasi di SMA Negeri 17 Makassar, dasar kebijakan yang diambil dikondisikan dengan daerah, prestasi siswa, guru yang kompeten, serta fasilitas yang lengkap dimiliki sekolah untuk itu dipilihlah SMA Negeri 17 Makassar yang memenuhi syarat menyelenggarkan program kelas akselerasi. Dasar hukumnya mengacu pada peraturan pemerintah Republik Indonesia Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional bab iv pasal 5 ayat (2) yang berbunyi: warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan / atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus dan Peraturan Pemerintah No. 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan Pasal 135 yang berbunyi : pemerintah provinsi melakukan pembinaan berkelanjutan kepada peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk mencapai prestasi puncak di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan/atau olahraga pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, nasional, dan internasional.

Dari hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa salah satu alternatif ditempuh pemerintah yang dianggap paling efektif untuk meningkatkan kualitas pendidikan sekaligus kualitas SDM yaitu dengan menyelenggaran program kelas akselerasi. Dengan mengacu kepada Kepmendiknas No. 20 Tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah No. 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan Pasal 135. Dalam tahap perencanaan pertama dilakukan perekrutan peserta didik dimana wakasek kesiswaan diberikan wewenang untuk menyelenggarakannya dan adapun sistem seleksi siswa SMA Negeri 17 Makassar. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Wakasek Kesiswaan (wawancara, 18 Desember 2014) yaitu :Dalam proses penerimaan siswa baru pada SMA Negeri 17 Makassar dilakukan pendaftaran umum dan adapun patokan nilai standart prestasi yaitu hasil belajar UN (Ujian Nasional), angka raport, dan tes sehat jasmani dan rohani bagi siswa yang ingin melanjutkan di SMA Negeri 17 Makassar. Sebulan kemudian dari perekrutan umum untuk siswa yang berhasil lulus di SMA Negeri 17 Makassar dilakukan lagi pendaftaran khusus program kelas akselerasi bagi siswa yang ingin mengikuti program kelas akselerasi, banyak pun siswa yang ikut mendaftar dalam progam kelas akselerasi baik siswa yang mempunyai IQ tinggi dan IQ sedang sekadar mencoba-coba kemampuannya dan adapun siswa yang tidak ingin mendaftar walaupun dia memiliki IQ tinggi.

Dalam perekrutan siswa kelas akselerasi dilakukan tes oleh Lembaga Independent Perguruan Tinggi Universitas Negeri Makassar dari Fakultas Psikologi dengan memberikan tes psikotes bagi siswa yang yang mempunyai IQ 130 dinyatakan lulus adapun batasan maksimal untuk siswa yang ingin diterima di kelas akselerasi maksimal 25 orang setelah dilakukan tes untuk siswa yang memenuhi syarat menempati kelas akselerasi maka dilakukan kompromi dengan orang tua siswa adapun orang tua siswa mendukung anaknya dan adapun tergantung dari kemauan anaknya untuk tahun ajaran 2014-2015 ada siswa sebanyak 30 orang yang memenuhi syarat untuk lulus di kelas akelerasi tetapi hanya 23 orang yang ingin memasuki kelas akselerasi dan 3 orang diantaranya dari pertukaran siswa luar negeri.

Dalam tahap perencanaan dilakukan pula perekrutan guru yang mengajar di kelas akselerasi. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Wakasek Kesiswaan (wawancara, 18 Desember 2014) yaitu :Dalam perekrutan guru kelas akselerasi dikoordinasikan oleh wakasek kurikulum dan konsultasi dengan wakasek kesiswaaan sumber daya manusia (SDM) dalam penempatan guru yang memenuhi criteria untuk mengajar di kelas akselerasi, bila ada komplent dan masukan dari siswa maka akan dipertimbangkan untuk mengganti guru tersebut dengan guru lain dan siswa akselerasi berhak memberikan masukan untuk memilih dan mengganti guru.

Dari hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa dalam perekrutan peserta didik pada kelas akselerasi sudah sesuai dengan standart criteria sistem seleksi siswa bakat istimewa dan cerdas istimewa dan persyaratan khusus guru program akselerasi. Dalam tahap perencanaan ini pula dirumuskan penyususnan perangkat pembelajaran khusus kelas akselerasi dimana wakasek Kurikulum memberikan wewenang kepada guru yang bersangkutan untuk menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh wakasek Kurikulum (Wawancara, 18 Desember 2014) yaitu :Dalam setiap tahun ajaran baru, setiap guru diwajibkan menyusun RPP sesuai dengan petunjuk. Landasannya adalah PP No. 19 Tahun 2005 Pasal 20 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ini memuat didalamnya materi, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian dan sumber belajar pada silabus akselerasi sama dengan silabus regular. Guru tidak mengembangkan kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian dan sumber belajar sendiri meskipun guru dapat menerangkan cara pengembangannya, akan tetapi dalam pelaksanaannya guru tidak mengembangkan silabus sendiri. Kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian dan sumber belajar dalam silabus akselerasi sama dengan silabus reguler, karena penyusunan silabus akselerasi hanyalah memadatkan silabus regular bagian alokasi waktu.

Dengan waktu tempuh belajar dari 3 (tiga) tahun menjadi 2 (tahun) tentu mempunyai perbedaan mengenai pengaturan alokasi waktu dan pemadatan bahan/materi. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Wakasek Kesiswaan (wawancara, 18 Desember 2014) yaitu :Alokasi waktu untuk siswa regular dan akselerasi mempunyai waktu belajar yang sama dimulai dari pukul 07.00 14.00 mulai hari senin sampai dengan sabtu kecuali hari jumat sampai pukul 11.00, lama pelajaran selama 8 jam/hari dan hari jumat selama 6 jam/hari dan hitungan setiap jamnya selama 45 menit bisa sampai 3 (tiga) 4 (empat) mata pelajaran/hari kecuali hari jumat 2 (dua) 3 (tiga) mata pelajaran/hari. Kemudian alokasi waktu pembelajaran setiap kompetensi dasar dilakukan dengan memperhatikan jumlah minggu efektif, jumlah kompetensi dasar, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan suatu KD.

Dalam proses pembelajaran guru berperan aktif dan siswa pun terlibat langsung berperan aktif dalam proses pembelajaran dan tidak hanya dilakukan di kelas saja (tatap muka) tetapi dilakukan pula pembelajaran e-Learning lewat email dan situs resmi SMA Negeri 17 Makassar serta melakukan kunjungan ke beberapa daerah atau tempat sesuai dengan materi pembelajaran. Guru dalam menyampaikan bahan/materi pelajaran biasanya kalau di kelas regular sebanyak I (satu) bab setiap kali pertemuan di kelas regular kalau di kelas akselerasi sebanyak II (dua) bab setiap kali pertemuan yang membedakan dengan siswa regular dengan akselerasi yaitu mengenai penambahan tugas dan pemadatan materi pembelajaran yang diberikan.

Dari hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa berdasarkan dokumentasi dan wawancara dengan guru diperoleh kesimpulan bahwa guru tidak menyusun RPP akselerasi sendiri melainkan menggunakan RPP yang sudah ada yaitu RPP regular direvisi pada bagian alokasi waktu. Alasan guru tidak menyusun RPP tersendiri dan hanya merevisi RPP yang sudah ada karena banyaknya pekerjaan yang diemban oleh guru akselerasi. Hal ini tidak sejalan dengan peraturan Permendiknas RI Nomor 41 Tahun 2007 bahwa setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis. Tujuannya agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.Kelas akselerasi merupakan kelas efektif yang bisa dilihat dari lingkungan belajar (pengelolaan kelas), sarana prasarana. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Wakasek Kesiswaan (wawancara, 18 Desember 2014) yaitu :Untuk bangunan kelas akselerasi sengaja di lokasikan dibelakang sekolah dengan faktor pertimbangan dari suara bising kendaraan, pencahayaan, ketenangan, dan udara untuk itu pembangunan kelas akselerasi tersendiri dengan bantuan renovasi dari bantuan dana orangtua yang terdiri dari satu bangunan gedung terdiri dari dua lantai lantai dibawah untuk kelas 2 dan lantai atas kelas 1.

Pengelolaan kelas diambil alih oleh wali kelas masing-masing mengenai kebersihan lingkungan belajar sekolah dibersihkan oleh pembersih sekolah (Bujang Sekolah) sedangkan untuk ruangan kelas dibersihkan oleh siswa yang diambil alih langsung wali kelas masing-masing dan adapun sekolah menyediakan gorden selebihnya didesign oleh wali kelas, siswa, dan orang tua siswa dengan adanya pembayaran dan bantuan dari orang tua siswa akselerasi di dalam kelas akselerasi terdapat kamar kecil (WC), AC, lemari buku, karpet, air galon, Multimedia (LCD dan Komputer), WIFI sedangkan di kelas regular adapun tersedia di sekolah tetapi sarana-prasarana digunakan secara umum.

Untuk itu guru sebagai perencana, perlu memiliki keterampilan merumuskan tujuan pembelajaran akselerasi, menyusun kurikulum pembelajaran, menentukan metode pembelajaran akselerasi, menentukan media pembelajaran akselerasi, merencanakan evaluasi akselerasi. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Wakasek Kesiswaan, Wakasek Humas, Wakasek Kurikulum, dan Guru (wawancara, 19 Desember 2014) yaitu :Guru sudah melakukan perannya di dalam kelas terutama untuk siswa kelas akselerasi gurupun mempunyai inisiatif sendiri dalam mengembangkan dirinya sesuai dengan kebutuhan siswa dan terus melakukan inovasi dalam pembelajaran seperti adanya penambahan tugas yang dikerjakan melalui internet melalui website e-learning SMA Negeri 17 Makassar, email, ataupun forum social serta fasilitas sarana dan prasarana untuk kelas akselerasi sudah memadai.

Guru dan pegawai di SMA Negeri 17 Makassar mempunyai jenjang pendidikan di atas 50% magister serta dapat mengoperasikan teknologi informasi dan bercakap bahasa inggris dan sekolahpun membuat program tahunan untuk guru selalu berinisiatif mengembangkan diri melalui pelatihan IHT (In House Training) untuk melancarkan tugas pokok guru dan kepegawaian terutama dalam penggunaan tekonlogi, pengembangan bahan ajar, perangkat pembelajaran, penguasaan media pembelajaran serta membuat software untuk mengolah nilai.

Dengan penerapan kurikulum 2013 tahun ajaran 2013-2014 untuk silabus, RPP, buku siswa, buku panduan guru gampang diakses melalui internet, untuk di kelas akselerasi disusun secara khusus yang telah dirapatkan oleh semua pihak sekolah yang tetap berpedoman pada kurikulum 2013 untuk itu ada pertimbangan ke depan dengan penerapan kurikulum baru dan pertimbangan dari aturan menteri pendidikan yang baru program kelas akselerasi untuk sementara tahun ajaran 2015/2016 akan dihentikan inipun masih dalam perbincangan karena untuk kedepannya akan diterapkan untuk semua siswa system SKS (satuan kredit semester).

2. Tahap Pelaksanaan

Dalam tahap pelaksanaan setiap guru yang mengajar pada kelas akselerasi mempunyai kompetensi yang baik dalam menyampaikan bahan/materi pelajaran, penggunaan metode pelajaran, penggunaan media/alat pembelajaran, pengelolaan kelas, dan menutup pelajaran. Adapun karakteristik kurikulum program akselerasi pendidikan sebagaimana dituangkan dalam Pedoman Penyelenggaraan Program Percepatan Belajar SD, SMP dan SMA (Depdiknas, 2003). Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Wakasek Kurikulum (wawancara, 19 Desember 2014) yaitu :Penyelenggaraan layanan akselerasi untuk anak cerdas istimewa (CI) merupakan penerapan kurikulum diferensiasi kurikulum nasional dan lokal yang dimodifikasi dengan penekanan pada materi esensial dan dikembangkan melalui sistem eskalasi dam enrichment yang dapat memacu dan mewadahi secara integrasi pengembangan spiritual, logika, etika dan estetika, kreatif, sistematik, linier dan konvergen.

Kurikulum yang digunakan sekarang dua macam yaitu kurikulum 2013 untuk kelas X Akselerasi dan Kelas XII Akselerasi masih menggunakan KTSP 2006 begitupun untuk kelas regular kelas X dan XI menggunakan kurikulum 2013 untuk kelas XII menggunakan KTSP 2006. Dengan mengikuti kurikulum nasional dan muatan local untuk silabus, RPP, dan buku ajarnya bisa didownload sendiri oleh guru dan siswa diinternet. Dalam kelas akselerasi tidak ada jurusan IPS semua jurusan IPA dan ada 14 (empat belas) mata pelajaran untuk siswa kelas akselerasi Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan (Pkn), Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, Seni Budaya, Pendidikan Jasmani dan Rohani, Sejarah, IPA Biologi, IPA Fisika, IPA Kimia, Teknologi Informasi Komunikasi, Bahasa Jerman / Bahasa Jepang, dan Muatan Lokal sedangkan muloknya mendesign website tetapi hanya untuk kelas XII karena kurikulum 2013 muatan lokal sudah tidak ada.

Adapun pendekatan yang digunakan oleh guru dalam kegiatan pelaksanaan Pembelajaran di kelas akselerasi. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh guru Bahasa Inggris Akselerasi (wawancara, 19 Desember 2014) yaitu :

Guru dalam menyampaikan materi pembelajaran dilakukan secara terstruktur, dimulai dari menerangkan materi, kemudian memberikan contoh tiap poin materi yang disampaikan secara urut dan selanjutnya memberi latihan soal. Aktivitas guru tersebut dipilih dengan tujuan agar siswa lebih mudah memahami materi. Guru melibatkan siswa untuk ikut berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran. Tujuannya agar siswa lebih paham terhadap materi yang dipelajari pada waktu itu dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai berhasil. Selain itu guru memberikan penekanan latihan soal tiap poin materi yang diajarkan agar siswadapat mengingat materi dan memberikan umpan balik secara langsung kepada siswa, agar siswa dapat megetahui apakah hasil pekerjaan siswa telah benar atau belum. Setiap pemberian latihan guru memberikan umpan balik positif dan penguatan terhadap keberhasilan siswa guna memotivasi siswa dalam setiap kegiatan pembelajaran. Dari kegiatan yang dipilih guru dalam pembelajaran tersebut, guru menggunakan pendekatan tingkah laku (behavior).

Strategi pembelajaran atau prosedur kegiatan pembelajaran yang dikerjakan guru agar tujuan pembelajaran di kelas akselerasi dapat tercapai seperti yang diharapkan. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Wakasek kurikulum, wakasek kesiswaaan, SDM dan guru Bahasa Inggris Akselerasi (wawancara, 19 Desember 2014) yaitu :Strategi yang digunakan guru pada awalnya mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah ada dalam ingatan siswa agar tujuan pembelajaran lebih efektif. Kemudian guru menerangkan materi pembelajaran secara terstruktur, dimulai dengan menerangkan materi,yaitu definisi, kemudian karakteristik-karakteristiknya, memberikan contoh soal dan kemudian latihan soal. Dalam menerangkan materi pembelajaran guru melibatkan siswa secara aktif dengan tujuan agar siswa lebih paham terhadap materi yang dipelajari. Guru memberi contoh secara jelas dari masing-masing poin materi yang disampaikan. Dalam memberikan contoh guru memimpin siswa dalam menganalisis contoh soal dengan tujuan agar siswa mampu mengerjakan soal secara terstruktur. Selain itu guru juga memberikan kesempatan siswa untuk berpikir menyelesaikan masalah. Kesempatan tersebut guru berikan agar siswa mampu berpikir dalam menyelesaikan contoh soal. Guru memberikan konfirmasi terhadap hasil kerja siswa. Tujuannya agar siswa dapat mengoreksi hasil pekerjaannya sudah benar atau belum. Kegiatan selanjutnya yang dilakukan guru adalah memberi latihan soal, agar siswa lebih paham lagi tentang materi yang dipelajari. Guru memfasilitasi terjadinya interaksi antara siswa satu dengan siswa lain atau dengan guru.Tujuannya agar siswa bisa bekerja sama dengan temannya, bertukar pikiran dan saling membantu dalam memahami materi yang sedang dipelajari. Disaat siswa berinteraksi dengan temannya, guru berfungsi sebagai narasumber serta fasilitator, tujuannya membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi siswa. Setelah itu guru memberi kesempatan siswa untuk menyajikan hasil kerjanya. Tujuanya untuk melatih keberanian siswa dan mengecek analisis jawaban siswa apakah sudah benar atau belum. Diakhir pembelajaran guru selalu memberi acuan agar siswa dapat melakukan pengecekkan terhadap hasil yang sudah di kerjakan siswa.Tujuannya agar siswa mengetahui letah kesalahannya dan memperbaikinya.

Adapun metode pembelajaran pembelajaran yang dilakukan guru agar menimbulkan gairah belajar siswa. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan guru Bahasa Inggris Akselerasi (wawancara, 19 Desember 2014) yaitu :Beberapa metode yang digunakan adalah metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi dan metode latihan. Guru menerangkan materi pembelajaran tersebut dengan bantuan media pembelajaran power point. Power point digunakan guru sebagai media pembelajaran dalam menyampaikan materi agar siswa dapat fokus memperhatikan guru dan selain itu juga mempersingkat waktu penyampaian materi. Selain itu cara lain yang digunakan guru dalam pembelajaran adalah metode yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yaitu guru bertanya siswa menjawab dan siswa bertanya guru menjawab atau metode tanya jawab. Metode tanya jawab merupakan cara yang digunakan guru agar siswa terlibat aktif dalam setiap pembelajaran yang bertujuan untuk mengontrol pemahan siswa tentang suatu materi.

Jadi kesimpulannya dalam pelaksanaan pembelajaran pada kelas akselerasi yaitu guru sebagai kunci keberhasilan siswa pada kelas akselerasi yang diberikan kewenangan dalam mengelola sendiri materi pelajaran yang akan diberikan kepada siswa sesuai dengan rencana yang dibuat dalam RPP. dalam merumuskan tujuan pembelajaran akselerasi, lingkungan belajar (pengelolaan kelas), bahan/materi pembelajaran akselerasi, penggunaan metode pelajaran, penggunaan media/alat pembelajaran, merencanakan evaluasi akselerasi, dan model pembelajarannya.

3. Tahap EvaluasiDalam tahap evaluasi pembelajaran untuk mengukur ketercapaian materi (daya serap) dalam program akselerasi belajar ini sebaiknya sejalan dengan prinsip belajar tuntas. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Wakasek Kurikulum (wawancara, 19 Desember 2014) yaitu :Ulangan harian dilakukan oleh setiap guru mata pelajaran dan tidak mempunyai jadwal serta tidak adanya kewajiban dalam bentuk ujian tergantung dari guru tersebut memberikan evaluasi dalam bentuk apa. Biasanya guru minimal memberikan ulangan harian sebanyak 3 kali dalam per semester. Ulangan Umum diselenggarakan oleh sekolah dengan mempunyai jadwal dari sekolah yang dimusyawarahkan sebelumnya untuk kelas akselerasi ulangan umum diberikan lebih cepat dibandingkan siswa reguler, sesuai dengan kalender pendidikan percepatan belajar yang sudah dijadwalkan oleh pihak sekolah. Ujian Nasional akan diikuti oleh semua siswa baik siswa kelas akselerasi maupun regular.

Adapula penggunaan alat evaluasi, laporan hasil evaluasi, perbaikan/pengayaan yang digunakan dalam evaluasi pembelajaran akselerasi. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Wakasek Kurikulum (wawancara, 18 Desember 2014) yaitu :Evaluasi dilakukan oleh guru mata pelajaran, wali kelas, dan pihak sekolah baik secara langsung dan tidak langsung adanya pengembangan diri yang ada di sekolah siswa bisa mengembangkan dirinya sesuai dengan bakat dan minatnya ini secara tidak langsung dan secara langsung melalui evaluasi ujian dilakukan melalui ulangan harian, mid semester, ulangan semester setiap selesai ujian semester siswa pun menerima laporan hasil belajar (rapor) siswa program percepatan belajar pada kelas reguler mempunyai format yang sama dengan rapor siswa program regular apalagi untuk sekarang dengan penerapan kurikulum 2013 yang mempunyai lembar penilaian yang berbeda dengan KTSP 2006. Namun untuk pembagian dan tanggal diberikannya rapor sesuai dengan kalender pendidikan program percepatan belajar yang telah disusun secara khusus. Bilamana berada di bawah SKBM, maka siswa tersebut diberikan kesempatan memperbaiki nilainya dalam bentuk remedial tetapi untuk siswa kelas akselerasi tidak pernah ada siswa yang melakukan remedial semua mempunyai hasil yang di atas standart.

Untuk mengetahui tingkat tercapainya program akselerasi pasti akan dilakukan evaluasi dan monitoring tidak hanya itu tetapi akan dilakukakn pula evaluasi kepada guru. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Wakasek Kurikulum (wawancara, 18 Desember 2014) yaitu :Evaluasi terhadap penyelenggaraan program percepatan belajar dilakukan oleh Ditjen Dikdasmen sekurang-kurangnya 1 (satu) kali setahun dalam bentuk supervisi atau monitoring dan evaluasi. Sedangkan untuk evaluasi kepada guru akan dilakukan secara internal dan eksternal lembar penilaian kinerja guru (PKG) Kurikulum 2013.

Jadi kesimuplannya dalam evaluasi pembelajaran akselerasi semua tingkah laku peserta didik dan hasil karyanya sudah menjadi evaluasi oleh guru yang bersangkutan. Evaluasi dilakukan oleh guru mata pelajaran, wali kelas, dan pihak sekolah baik secara langsung dan tidak langsung adanya pengembangan diri yang ada di sekolah siswa bisa mengembangkan dirinya sesuai dengan bakat dan minatnya ini secara tidak langsung dan secara langsung melalui evaluasi ujian dilakukan melalui ulangan harian, mid semester, ulangan semester setiap selesai ujian semester siswa pun menerima hasil ujian (nilai rapor).

B. PembahasanPengelolaan pembelajaran kelas akselerasi yang dilaksanakan pada SMA Negeri 17 Makassar mulai dari tahap perencanaan pembelajaran kelas akselerasi, pelaksanaan pembelajaran kelas akselerasi, dan evaluasi pembelajaran kelas akselerasi : Tahap perencanaan pembelajaran kelas akselerasi : perencanaan untuk peserta didik memenuhi standart system seleksi dan guru yang mengajar di kelas akselerasi. Perencanaan dilakukan ini dibicarakan dalam suatu rapat setiap tahun ajaran baru dengan para komite sekolah, kepala sekolah, para wakasek, dan guru-guru serta adapun rapat yang diadakan untuk para orangtua siswa, wali kelas, guru, dan komite sekolah.Dalam tahap perencanaan ini dibahas dasar-dasar hukum dan kebijakan dalam penyelenggaraan kelas akselerasi . Hal ini ditentukan dalam perencanaan pembelajaran akselerasi adalah perekrutan guru yang mengajar di kelas akselerasi dalam hal penempatan guru yang memenuhi criteria untuk mengajar di kelas akselerasi. Perencanaan penyusunan perangkat pembelajaran khusus kelas akselerasi dilakukan setiap tahun ajaran baru setiap guru diwajibkan menyusun RPP sesuai dengan petunjuk. Guru dalam penyusunan silabus akselerasi hanyalah memadatkan silabus regular bagian alokasi waktu. Pengaturan alokasi waktu dan pemadatan bahan/materi yaitu alokasi waktu untuk siswa regular dan akselerasi mempunyai waktu belajar yang sama yang membedakan dengan siswa regular dengan akselerasi yaitu mengenai penambahan tugas dan pemadatan materi pembelajaran yang diberikan. Pengelolaan kelas dan sarana prasarana sangat diperhatikan dari segala faktor agar kondisi lingkungan kelas kondusif serta difasilitasi berbagai sarana-prasarana yang khusus disediakan untuk kelas akselerasi sebagai faktor pendukung. Guru sebagai perencana perlu memiliki keterampilan merumuskan tujuan pembelajaran akselerasi, menyusun kurikulum pembelajaran, menentukan metode pembelajaran akselerasi, menentukan media pembelajaran akselerasi, merencanakan evaluasi akselerasi gurupun sudah melakukan perannya di dalam kelas akselerasi. Tahap pelaksanaan pembelajaran kelas akselerasi. Dalam tahap pelaksanaan ini, menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran kelas akselerasi sudah dapat dikatakan terlaksana dengan baik karena secara keseluruhan diorganisir oleh guru yang professional dengan latar pendidikan yang sesuai. Selain itu dalam pelaksanaannya guru-guru yang mengajar di kelas akselerasi telah mengikuti berbagai pelatihan dan mempunyai keinginan sendiri untuk mengembangkan keprofesional sebagai guru serta dapat menggunakan pendekatan dan metode pembelajaran yang bervariasi. Pelaksanaan pembelajaran akselerasi ini dikatakan terlaksana dengan baik karena teori berdasarkan konsep manajemen pengajaran, penggunaan metode yang tepat dan situasi anak sangat diperhatikan oleh guru, buktinya siswa begitu antusias dalam kegiatan pembelajaran utamanya dalam kegiatan praktik. Tahap evaluasi pembelajaran kelas akselerasi. Dalam tahap evaluasi ini menunjukkan bahwa mulai dari rangkaian perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran kelas akselerasi terdapat sinergi antara satu sama lain. Hal ini dapat dilihat dari evaluasi untuk mengukur ketercapaian materi (daya serap) dalam program akselerasi belajar ini sebaiknya sejalan dengan prinsip belajar tuntas. Adapun evaluasinya dapat diketahui dari hasil belajar siswa baik dalam bentuk teori dan praktik dan karya siswa ini sudah dilaksanakan setiap pokok bahasan dalam materi bahasan dalam materi yang diajarkan dan diadakan dalam bentuk ulangan harian, ujian semester. Hasil belajar siswa tidak pernah ada yang mengalami remedial. Hal lain yang mendukung evaluasi pembelajaran akselerasi yaitu adanya pertukaran siswa antarnegara yang diajak kerjasama, banyaknya siswa-siswi kelas akselerasi yang meraih piala diberbagai olimpiade baik secara nasional maupun internasional. Hal ini menunjukkan bahwa dalam tahap evaluasi pembelajaran akselerasi sudah mencapai SKBM.

penyususnan perangkat pembelajaran khusus kelas akselerasi pengaturan alokasi waktu dan pemadatan bahan/materi. Kelas akselerasi merupakan kelas efektif yang bisa dilihat dari lingkungan belajar (pengelolaan kelas), sarana prasarana.

Untuk itu guru sebagai perencana, perlu memiliki keterampilan merumuskan tujuan pembelajaran akselerasi, menyusun kurikulum pembelajaran, menentukan metode pembelajaran akselerasi, menentukan media pembelajaran akselerasi, merencanakan evaluasi akselerasi.

BAB VPENUTUP

A. KesimpulanBerdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada bab-bab terdahulu, maka penulis membuat beberapa kesimpulan, antara lain : 1. Tahap perencanaan pembelajaran kelas akselerasi dimulai sebelum tahun ajaran baru berlaku, yang dilakukan dalam suatu rapat antara komite sekolah, kepala sekolah, para wakasek dan guru-guru. Dalam tahap perencanaan ini dibahas dasar-dasar hukum dan kebijakan penyelenggaraan program kelas akselerasi. Dasar hukumnya mengacu kepada Kepmendiknas No. 20 Tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah No. 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan Pasal 135 kepmendiknas inilah yang dijadikan acuan terakhir oleh SMA Negeri 17 Makassar. Hal l