Top Banner
71 Jurnal At-Tajdid PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QURAN DENGAN METODE COOPERATIF LEARNING MENCARI PASANGAN Sarikin * Abstract: e low quality of education is classic problem that is often discussed by the expert of education. Improving quality of education is integration process with improvement human resource. Student is one of main component of education and learning system. Student with low ability tend to be passive in learning, less spirit and less ap- preciation to learn. Moreover learn Islamic education especially read- ing Al-Quran. It has been proven when evaluation held to get chil- dren’s score in reading Al-Quran, ey are still under the minimum standard of KKM (minimum mastery criteria) of Islamic education. One of alternatives to answer the problem of mastery in reading Al- Quran is to use cooperative learning method (to find partner). is method has easy leaning system, simple and practice. Learning with cooperative learning method (finding partner) will help student to be fluent and skillful in reading Al-Quran. Keywords: Education, Reading Al-Quran, Learning, cooperative le- arning, find partner method. * Dosen Fakultas Tarbiyah STIT Muhammadiyah Pacitan
17

Sarikin peningkatan kemampuan membaca al quran dengan metode cooperatif learning mencari pasangan

Jul 24, 2016

Download

Documents

at-Tajdid

 
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Sarikin peningkatan kemampuan membaca al quran dengan metode cooperatif learning mencari pasangan

71

Jurnal At-Tajdid

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QURAN

DENGAN METODE COOPERATIF LEARNING MENCARI PASANGAN

Sarikin *

Abstract: The low quality of education is classic problem that is often discussed by the expert of education. Improving quality of education is integration process with improvement human resource. Student is one of main component of education and learning system. Student with low ability tend to be passive in learning, less spirit and less ap-preciation to learn. Moreover learn Islamic education especially read-ing Al-Quran. It has been proven when evaluation held to get chil-dren’s score in reading Al-Quran, They are still under the minimum standard of KKM (minimum mastery criteria) of Islamic education. One of alternatives to answer the problem of mastery in reading Al-Quran is to use cooperative learning method (to find partner). This method has easy leaning system, simple and practice. Learning with cooperative learning method (finding partner) will help student to be fluent and skillful in reading Al-Quran.

Keywords: Education, Reading Al-Quran, Learning, cooperative le-arni ng, find partner method.

* Dosen Fakultas Tarbiyah STIT Muhammadiyah Pacitan

Page 2: Sarikin peningkatan kemampuan membaca al quran dengan metode cooperatif learning mencari pasangan

Jurnal Ilmu Tarbiyah "At-Tajdid", Vol. 1, No. 1, Januari 201272

Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Quran ...

Pendahuluan

Masalah klasik tetap aktual dan sering diperbincangkan oleh pa ra pa-kar pendidikan adalah masalah rendahnya mutu Pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia Peserta didik merupakan salah satu komponen penting dari sistem pendidikan dan pengajaran. Mujawir menyebutkan bahwa peserta didik sebagai subjek pendidikan dan pengaja-ran yang paling nenentukan di samping faktor kurikulum dan lingkungan.1 Kemampuan membaca al-Quran di kala ngan siswa merupakan ketrampil-an yang harus dimiliki sebagai hasil dari usaha yang dipelajarinya pada saat mereka usia muda. Kemampuan itu merupakan merupakan gabungan dari usaha yang dilakukan oleh anak dengan bimbingan dengan guru ngaji dan dorongan dari orang tua murid, karena mempelajari al-Quran sangatlah penting bagi anak kaum muslimin baik membaca maupun menulisnya. Yunus mengatakan umat Islam harus pandai membaca al-Quran, karena itu mereka harus mempelajarinya.2

Siswa yang memiliki kemampuan rendah mereka cenderung ku-rang aktif belajar, kurang semangat belajar dan kurang apresiasi terhadap pembelajaran apalagi belajar Pendidikan Agama Islam terutama mem-baca al-Quran. Hal ini terbukti pada waktu diadakan evaluasi untuk mendapatkan nilai anak-anak dalam membaca al-Quran, mereka masih di bawah standar minimal KKM Pendidikan Agama Islam.

Salah satu alternatif pemecahan masalah mengatasi memperlan-car membaca al-Quran adalah dengan menggunakan metode Cooperatif Learning (Mencari Pasangan). Metode ini memiliki sistem pembela-jaran yang mudah, simple dan praktis. Pembelajaran dengan metode Cooperatif Learning (mencari pasangan) akan mempercepat anak untuk lancar membaca al-Quran.

Penggunaan metode Cooperatif Learning (mencari pasangan) dikembangkan oleh Lorna Curran tahun 1994 yang salah satu keung-gulan teknik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan baik di da-lam kelas maupun diluar kelas.

Page 3: Sarikin peningkatan kemampuan membaca al quran dengan metode cooperatif learning mencari pasangan

Jurnal Ilmu Tarbiyah "At-Tajdid", Vol. 1, No. 1, Januari 2012 73

Sarikin

Seperti yang disampaikan oleh Ustad As’ad Humam, dalam metode Iqro’ sasarannya adalah menghantarkan anak-anak untuk dapat memba-ca al-Quran dan mengerti, memahami dan mengamalkannya dalam ke-hidupan sehari-hari. Sasaran ini sebenarnya tidak mudah dicapai, akan tetapi harus diupayakan dengan sungguh-sungguh melalui beberapa bentuk antara lain: Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA), modul, variatif, dan komunikatif.3

Dengan belajar membaca al-Quran menggunakan metode Co­operatif Learning (mencari pasangan) diharapkan secara teoretik anak-anak nanti mampu membaca al-Quran dengan tartil, hafal doa-doa se-hari-hari, hafal ayat-ayat pilihan, hafal surat-surat pendek, hafal bacaan sholat dan mengerti dasar-dasar ke-Islaman. Di samping itu mengenal ilmu tajwid dan dasar-dasar menulis huruf-huruf al-Quran.

definiSi Pendidikan agaMa iSlaM

Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama, sekolah, keluarga dan masyarakat, apalagi dengan Pendidikan Agama Islam yang merupa-kan penanaman mental, moral, karakter yang semua itu bersumber pada al-Quran.

Menurut Zuhairini, Pendidikan Agama Islam adalah usaha-usaha secara sistematis dan pragmatis dalam membantu anak didik agar me-reka hidup sesuai dengan ajaran Islam.4 Begitu pula A Marimba, men-definisikan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum Islam menuju kepada terben-tuknya kepribadian yang utama menurut ukuran Islam.5 Rahman Shaleh mendefinisikan tentang Pendidikan Agama adalah sebagai usaha yang diarahkan kepada pembentukan kepribadian anak yang sesuai de-ngan ajaran Islam. Yang lain memberikan rumusan tentang Pendidikan Agama Islam adalah sebagai bimbingan pertumbuhan jasmani dan ro-hani menurut ajaran Islam dengan hikmah mengarah, melatih meng-ajarkan, mengasuh dan mengawasi berlakunya semua ajaran Islam.6

Dari beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Agama Islam merupakan penanaman pemahaman, keiman-an, pengamalan agama Islam baik jasmani dan rohani secara total yang

Page 4: Sarikin peningkatan kemampuan membaca al quran dengan metode cooperatif learning mencari pasangan

Jurnal Ilmu Tarbiyah "At-Tajdid", Vol. 1, No. 1, Januari 201274

Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Quran ...

berpedoman kepada kitab Allah (al-Quran) untuk membentuk karakter, akhlaq, mental dan moral anak. Oleh karena itu, sebagai umat Islam wa-jib hukumnya untuk bisa atau mampu membaca al-Quran dengan lancar dan benar secara tartil dilandasi dengan ilmu tajwid yang benar.

Belajar MeMBaca al-Quran: Suatu keharuSan

Al-Quran sebagai kitab suci Umat Islam, merupakan kumpulan wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk disampaikan kepada umat manusia, sebagai pedoman dan pandangan hidup dalam mencapai kebahagiaan dan keridhaan Allah SWT di du-nia maupun di akhirat. Al-Quran secara harfiah berarti “bacaan sem-purna”, karena itu satu nama pilihan Allah swt sungguh tepat, karena tidak satu bacaanpun manusia dapat mengenal baca tulis sejak lima ribu tahun yang lalu yang dapat menandingi al-Quranul Karim, bacaan sempurna lagi mulia. Tidak ada bacaan yang semulia dan sesempurna al-Quran yang melebihinya, karena itu tidak hanya bacaan yang tertu-lis, yang dipelajari redaksi dan susunan kata kalimatnya akan tetapi apa yang tersirat dan tersurat didalamnya sekaligus memahami makna dan isi kan dungan al-Quran.

Al-Quran bacaannya terpadu, indah bahasanya, dalam makna nya, kekayaan dan kebenaranya dapat dipertanggungjawabkan dan tidak meragukan. Oleh karena itu, perlu difahamkan sesuai dengan ayat Allah yang turun pertama kali, yaitu QS. al-’Alaq (96): 1-5.7

Kata al-Quran ditinjau dari asal bahasanya terdapat beberapa pendapat:

Merurut al-Asya’ari dan beberapa golongan yang lain, kata al-Quran 1. berasal dari kata “Qarana” yang berarti menggabungkan.Menurut pendapat Qurro kata “2. Qur’an” berasal dari kata Qarain yang berarti Qarina, maksudnya bahwa ayat-ayat al-Quran yang satu dengan yang lainnya saling membenarkan.Menurut pendapat az-Zajjaj kata 3. Qur’an sejajar dengan kata Fu’lan yang berasal dari kata qori atau qoru yang berarti mengumpulkan atau menghimpun, maksudnya bahwa al-Quran mengumpulkan

Page 5: Sarikin peningkatan kemampuan membaca al quran dengan metode cooperatif learning mencari pasangan

Jurnal Ilmu Tarbiyah "At-Tajdid", Vol. 1, No. 1, Januari 2012 75

Sarikin

ayat-ayat dan surat-surat serta menghimpun intisari dari ajaran ra-sul-rasul yang diberikan kitab suci terdahulu. Menurut pendapat yang masyhur kata Qur’an berasal dari kata 4. qarra yang berarti bacaan. Pengertian ini sesuai dengan QS. al-Qiyaamah (75): 17-18 yang artinya: “Sesungguhnya Kami yang mengumpul-kan (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai membacanya, maka ikutilah bacaannya itu.”8

Al-Quran memerintahkan kepada umat Islam untuk belajar mem-baca, sejak Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama tentang perintah membaca, membaca apapun akan ciptaan Allah SWT termasuk mampu membaca Kitab Allah al-Quranul Karim.

Sesuai dengan arti di Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata kemam-puan berasal dari kata dasar mampu mendapat awalan ke dan akhiran an yang berarti kesungguhan, kecakapan, kekuatan. Adapun membaca adalah usaha mendapatkan sesuatu yang ingin kita ketahui, mempela-jari sesuatu yang ingin kita lakukan, atau mendapatkan kesenangan dan pe ngalaman. Jadi membaca merupakan suatu proses menangkap atau memperoleh konsep-konsep yang dimaksud oleh pengarangnya.

Didalam menilai siswa itu mampu atau belum terhadap bacaan al-Qurannya, maka perlu dikelompok-kelompokan menjadi beberapa kelompok disesuaikan dengan kemampuan siswa dalam membaca al-Quran.

Adapun macam-macamnya sebagai berikut :Kemampuan membaca lancar dan tartil 1.

Kata tartil terdapat dalam QS. al-Muzammil (73): 4 yang arti-nya: Dan bacalah al-Quran itu dengan perlahan-lahan.9 Menurut Mujawir, kata tartil berasal dari kata Rattala, Yuratilu, tartiilan yang berarti membaca perlahan-lahan dan memperhatikan tajwidnya.10 Dalam kitab Ro wai’ul Bayan tartil diartikan bacalah al-Quran de-ngan tenang perlahan-lahan, dan jelas huruf-hurufnya, dimana pendengarnya dapat mende ngar dengan baik, dan sekaligus me-renungkan maknanya.11 Menurut al-Maraghi, tartil adalah meng-hadirkan hati ketika membaca, tidak sekedar mengeluarkan huruf-

Page 6: Sarikin peningkatan kemampuan membaca al quran dengan metode cooperatif learning mencari pasangan

Jurnal Ilmu Tarbiyah "At-Tajdid", Vol. 1, No. 1, Januari 201276

Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Quran ...

huruf dari kerongkongan dengan mengerutkan wajah, mulut dan irama nyanyian.12

Jadi dari kedua pendapat di atas dapat ditarik kesimpul-an bahwa yang dimaksud tartil adalah kemampuan membaca al-Quran dengan cara perlahan-lahan dengan bacaan yang ba-gus (lagu dan tajwidnya) mengetahui sedikit-demi sedikit arti-nya, jelas sesuai dengan huruf-hurufnya, benar makhraj­nya dan orang yang mendengarkan dengan te nang dan tertarik dengan apa yang didengarnya.

Kemampuan membaca al-Quran dengan tajwid dan 2. makhraj

Tajwid adalah bagaimana melafazkan huruf yang berdiri sen-diri, huruf yang dirangkaikan dengan huruf lain, melatih lidah mengeluarkan huruf dari makhraj-nya, mengucapkan bunyi yang panjang dan pendek, cara menghilangkan bunyi huruf dengan menggabungkan kepada huruf yang sesudahnya, berat atau ri ngan, desis atau tidak, dan mempelajari tanda-tanda berhenti dalam ba-caan.13 Menurut Tombak Alam, Tajwid adalah cara membaca al-Quran dengan baik dan tertib menurut makhraj -nya, panjang pendeknya, tebal tipisnya, berdengung atau tidaknya, irama dan nadanya serta titik komanya.

Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Tajwid adalah cara melafalkan huruf-huruf al-Quran yang sesuai dengan asalnya, mendengungkan bunyi-bunyinya, bacaan pendek pan-jangnya, jelas atau berdesis, irama dan nadanya serta tanda-tanda berhenti atau waqof.

Adapun yang dimaksud makhraj adalah tempat keluar huruf hija iyah. Jadi kemampuan makhraj adalah kemampuan menyebut huruf- huruf hijaiyah yang sesuai dengan tempat keluarnya.

Metode PeMBelajaran Cooperatif learning Mencari PaSangan

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, Pembelajaran adalah pro ses, cara, menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berubah tingkah

Page 7: Sarikin peningkatan kemampuan membaca al quran dengan metode cooperatif learning mencari pasangan

Jurnal Ilmu Tarbiyah "At-Tajdid", Vol. 1, No. 1, Januari 2012 77

Sarikin

laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Sependapat de-ngan pernyataan tersebut, Sutomo mengemukakan bahwa pembelajaran adalah proses pengelolaan lingkungan seseorang yang dengan sengaja dilakukan sehingga memungkinkan dia belajar untuk melakukan ting-kah laku tertentu pula.

Dari berbagai pendapat para ahli di atas, penulis menyimpulkan bahwa sasaran sebenarnya tidak mudah dicapai, akan tetapi harus di-upayakan dengan sungguh-sungguh melalui beberapa bentuk antara lain: cara belajar siswa aktif (CBSA), modul, variatif, dan komunikatif, sehingga membaca al-Quran akan lebih mudah difahami, dihafal dan maknanya dapat diamalkan.

Teknik belajar mengajar mencari pasangan (Make a Match) dikem-bangkan oleh Lorna Curran tahun 1994 yang salah satu keunggulan dari teknik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan baik di dalam kelas maupun diluar kelas.

Adapun cara melaksanakan model pembelajaran kooperatif men-cari pasangan ini dengan cara sebagai berikut :

Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau 1. topic untuk dicocokan dengan temannya; Setiap siswa mendapatkan satu buah kartu;2. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang co-3. cok dengan kartunya, misalnya mengurutkan kalimat dalam surat maun mulai ayat 1. Siswa lain yang memegang ayat 2 akan berdiri di sampingnya, siswa yang memegang ayat 3 akan berada di samping-nya dan seterusnya;Siswa juga akan bisa bergabung dengan dua atau tiga ayat sampai 4. ayat yang terakhir.

Dalam pembelajaran ini siswa saling mendorong untuk belajar, sa-ling memperkuat upaya-upaya akademik dan menerapkan norma yang menunjang pencapaian hasil belajar yang tinggi. Dalam pembelajaran mencari pasangan lebih mengutamakan sikap sosial untuk mencapai tujuan pembelajaran yaitu dengan cara kerjasama. Berdasarkan unsur-

Page 8: Sarikin peningkatan kemampuan membaca al quran dengan metode cooperatif learning mencari pasangan

Jurnal Ilmu Tarbiyah "At-Tajdid", Vol. 1, No. 1, Januari 201278

Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Quran ...

unsur dalam pembelajaran kooperatif, Johnson menyebutkan peranan guru dalam pembelajaran kooperatif sebagai berikut:

Menentukan objek pembelajaran;1. Membuat keputusan menempatkan siswa dalam kelompok-kelom-2. pok belajar sebelum pembelajaran dimulai;Menerangkan tugas dan tujuan akhir pada siswa;3. Menguasai kelompok belajar dan menyediakan keperluan tugas;4. Mengevaluasi prestasi siswa dan membantu siswa dengan cara men-5. diskusikan cara kerjasama.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas maka peran guru dalam pembelajaran membaca al-Quran dengan metode Coopetaif Learning (mencari pasangan) ini sangat penting dan dominan karena harus selalu mendampingi, memotivasi siswa, membetulkan ketika siswa salah da-lam mempraktekkan bacaanya, walaupun siswa sudah saling berpasang-an dengan teman yang lain.

contoh Penenelitian Peningkatan keMaMPuan MeMBaca al-

Quran dengan Metode Cooperatif learning Mencari PaSangan

Dalam penulisan ini menggunakan bentuk guru sebagai pelaku pembelajar, penanggung jawab penuh penulisan ini adalah guru. Tujuan utama dari penulisan ini adalah untuk mengetahui peningkatkan hasil pembelajar an di kelas dengan penerapan metode cooperatif learning (men-cari pasangan), guru secara penuh terlibat dalam penulisan ini sebagai pelaku pembelajaran di kelas dan penulis bekerjasama dengan guru seba-gai pelaku pembelajar, karena kehadiran penulis bukan sebagai guru akan tetapi sebagai penulis dan dilakukan seperti biasa, sehingga siswa tidak tahu kalau akan diambil nilainya. Dengan cara ini diharapkan didapatkan data yang seobjektif mungkin demi kevalidan data yang diperlukan.

Penelitian ini bertempat di SDN Tinatar II Kec. Punung Kabupaten Pacitan, yang dilaksanakan pada bulan Nopember 2011 semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012. Subyek penulisan adalah siswa-siswi kelas V Semester I Kompetensi Dasar Membaca al-Quran surat pilihan yaitu QS. al-Ma’un.

Page 9: Sarikin peningkatan kemampuan membaca al quran dengan metode cooperatif learning mencari pasangan

Jurnal Ilmu Tarbiyah "At-Tajdid", Vol. 1, No. 1, Januari 2012 79

Sarikin

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:Silabus, yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan 1. pembelajaran pengelolahan kelas, serta penilaian hasil belajar;Rencana Pelajaran (RP), yaitu perangkat pembelajaran yang digu-2. nakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap pembelajaran. Masing-masing RP berisi kompetensi dasar, in-dikator pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar mengajar;Lembar Kegiatan Siswa, yang dipergunakan siswa untuk membantu 3. proses pengumpulan data hasil eksperimen;Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar;4.

Lembar observasi pengolahan metode pembelajaran a. cooperatif learning (mencari pasangan), untuk mengamati kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran.Lembar observasi aktivitas siswa dan guru, untuk mengamati b. aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran.

Tes formatif, yang disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang 5. akan dicapai, digunakan untuk mengukur kemampuan pemaham-an konsep kemampuan membaca al-Quran Kompetensi Dasar menggunakan Tes formatif yang diberikan setiap akhir pembela-jaran.

Dalam pengumpulan datanya, data-data yang diperlukan dalam pe-nelitian ini diperoleh melalui observasi pengolahan metode pembelajar-an Cooperatif Learning (mencari pasangan), observasi aktivitas siswa dan guru, angket, motivasi siswa, dan tes formatif. Untuk mengetahui efektivitas suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk mem-peroleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Untuk menganalisis tingkat keber-hasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar meng-

Page 10: Sarikin peningkatan kemampuan membaca al quran dengan metode cooperatif learning mencari pasangan

Jurnal Ilmu Tarbiyah "At-Tajdid", Vol. 1, No. 1, Januari 201280

Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Quran ...

ajar setiap pembelajaran dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir pembelajaran.

Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu:

Untuk menilai ulangan atau tes formatif 1.

Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut se-hingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:

Dengan: = Nilai rata-rata Σ X = Jumlah semua nilai siswa Σ N = Jumlah siswa

Untuk ketuntasan belajar2.

Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan se-cara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kuri-kulum 1994 yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 70.5% atau nilai 70.5, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 70.5%. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:

Data penelitian yang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data observasi berupa pengamatan pengelolaan metode pembelajaran Cooperatif Learning (mencari pasangan) dan pengamatan aktivitas siswa dan guru pada akhir pembelajaran, dan data tes formatif siswa. Data ha-sil uji coba item butir soal digunakan untuk mendapatkan tes yang betul-betul mewakili apa yang diinginkan. Data lembar observasi diambil dari dua pengamatan yaitu data pengamatan pengelolaan metode pembe-lajaran cooperatif learning (mencari pasangan) yang digunakan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode pembelajaran cooperatif learn­

Page 11: Sarikin peningkatan kemampuan membaca al quran dengan metode cooperatif learning mencari pasangan

Jurnal Ilmu Tarbiyah "At-Tajdid", Vol. 1, No. 1, Januari 2012 81

Sarikin

ing (mencari pasangan) dalam meningkatkan kemampuan membaca al-Quran siswa dan data pengamatan aktivitas siswa dan guru.

Data tes formatif untuk mengetahui peningkatan kemampuan membaca al-Quran siswa setelah diterapkan metode pembelajaran coop­eratif learning (mencari pasangan) adalah sebagai berikut:

analisis data Penelitian

Untuk mengetahui sebesar skor yang diperoleh siswa dalam data tes formatif :

tabel 1nilai tes formatif

no. nama Siswa Skorketerangant tt

1 Edi Supriyanto 50 √2 Abdul Rahman Safi’i 60 √3 Danu Prasetiawan 55 √4 Dewi Nawangsari 78 √5 Heti Novita Sari 79 √6 Maya Kurniawati 80 √7 Maulana Muhamad Ilham 70 √8 Ninik Kurniawati 85 √9 Novika Ramdani 69 √10 Raffi Audi Yudistina 80 √11 Siti Nur Anisa 60 √12 Titik Lestari 80 √Jumlah 846 7 5Jumlah Skor 846Jumlah Skor Maksimal Ideal 1020Rata-Rata Skor Tercapai 70.5

Keterangan :T : Tuntas TT : Tidak TuntasJumlah siswa yang tuntas : 7Jumlah siswa yang belum tuntas : 5Klasikal : Belum tuntas

Page 12: Sarikin peningkatan kemampuan membaca al quran dengan metode cooperatif learning mencari pasangan

Jurnal Ilmu Tarbiyah "At-Tajdid", Vol. 1, No. 1, Januari 201282

Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Quran ...

tabel 2 rekapitulasi hasil tes

no uraian hasil

123

Nilai rata-rata tes formatifJumlah siswa yang tuntas belajarPersentase ketuntasan belajar

65758.33

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan me-tode pembelajaran cooperatif learning (mencari pasangan) diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 70.5 dan ketuntasan belajar mencapai 58.33% atau ada 7 siswa dari 12 siswa sudah tuntas belajar. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan guru dengan menerapkan metode pembelajaran cooperatif learning (mencari pasangan).

table 3 nilai tes formatif

No. Nama Siswa SkorKeteranganT TT

1 Edi Supriyanto 50 √2 Abdul Rahman Safi’i 70 √3 Danu Prasetiawan 70 √4 Dewi Nawangsari 78 √5 Heti Novita Sari 79 √6 Maya Kurniawati 80 √7 Maulana Muhamad

Ilham 75 √

8 Ninik Kurniawati 85 √9 Novika Ramdani 70 √10 Raffi Audi Yudistina 80 √11 Siti Nur Anisa 60 √12 Titik Lestari 80 √Jumlah 877 10 2Jumlah Skor 877Jumlah Skor Maksimal Ideal 1020Rata-Rata Skor Tercapai 70.5

Keterangan:T : Tuntas TT : Tidak Tuntas

Page 13: Sarikin peningkatan kemampuan membaca al quran dengan metode cooperatif learning mencari pasangan

Jurnal Ilmu Tarbiyah "At-Tajdid", Vol. 1, No. 1, Januari 2012 83

Sarikin

Jumlah siswa yang tuntas : 10Jumlah siswa yang belum tuntas : 2Klasikal : Belum tuntas

tabel 4rekapitulasi hasil tes formatif

no uraian hasil

123

Nilai rata-rata tes formatifJumlah siswa yang tuntas belajarPersentase ketuntasan belajar

70.515

83.33

Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa ada-lah 70.5 dan ketuntasan belajar mencapai 83.33 % atau ada 10 siswa dari 12 siswa sudah tuntas belajar. Adanya peningkatan hasil belajar siswa ini karena setelah guru menginformasikan bahwa setiap akhir pelajaran akan selalu diadakan tes sehingga pada pertemuan berikutnya siswa le-bih termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa juga sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan diinginkan guru dengan menerapkan me-tode pembelajaran kooperatif.

tabel 5 nilai tes formatif

no. nama Siswa Skorketerangan

t tt

1 Edi Supriyanto 50 √

2 Abdul Rahman Safi’i 70 √

3 Danu Prasetiawan 70 √

4 Dewi Nawangsari 78 √

5 Heti Novita Sari 79 √

6 Maya Kurniawati 80 √

7 Maulana Muhamad Ilham 75 √

8 Ninik Kurniawati 85 √

9 Novika Ramdani 70 √

10 Raffi Audi Yudistina 80 √

11 Siti Nur Anisa 60 √

12 Titik Lestari 80 √

Page 14: Sarikin peningkatan kemampuan membaca al quran dengan metode cooperatif learning mencari pasangan

Jurnal Ilmu Tarbiyah "At-Tajdid", Vol. 1, No. 1, Januari 201284

Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Quran ...

Jumlah 877 10 2

Jumlah Skor 877Jumlah Skor Maksimal Ideal 1020Rata-Rata Skor Tercapai 70.5

Keterangan:T : Tuntas TT : Tidak TuntasJumlah siswa yang tuntas : 10Jumlah siswa yang belum tuntas : 2Klasikal : Belum tuntas

tabel 6 rekapitulasi hasil tes formatif Pada Siklus ii

No Uraian Hasil Siklus II

123

Nilai rata-rata tes formatifJumlah siswa yang tuntas belajarPersentase ketuntasan belajar

70.51583.33

Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa ada-lah 70.5 dan ketuntasan belajar mencapai 83.33 % atau ada 10 siswa dari 12 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada pem-belajaran pertama ini ketuntasan belajar secara klasikal telah menga lami peningkatan sedikit lebih baik dari pembelajaran berikutnya. Adanya peningkatan hasil belajar siswa ini karena setelah guru menginformasi-kan bahwa setiap akhir pelajaran akan selalu diadakan tes sehingga pada pertemuan berikutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa juga sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan diingin-kan guru dengan menerapkan metode pembelajaran cooperatif learning (mencari pasangan).

PenutuP

Dari hasil kegiatan pembelajaran, dan berdasarkan seluruh pem-bahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:

Page 15: Sarikin peningkatan kemampuan membaca al quran dengan metode cooperatif learning mencari pasangan

Jurnal Ilmu Tarbiyah "At-Tajdid", Vol. 1, No. 1, Januari 2012 85

Sarikin

Pembelajaran dengan 1. Cooperatif Learning (Mencari Pasangan) me-miliki dampak positif dalam meningkatkan membaca al-Quran yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap semester dari 58.33% menjadi 83.33 %.Penerapan metode pembelajaran 2. Cooperatif Learning (Mencari Pa-sangan) mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang ditunjukan dengan hasil wawancara dengan beberapa siswa, rata-rata jawaban menyatakan bahwa sis-wa tertarik dan berminat dengan metode pembelajaran Cooperatif Learning (Mencari Pasangan) sehingga mereka menjadi termotivasi untuk belajar membaca al-Quran. [ ]

endnoteS1 Muhammad Sholahudin Ali Mujawir, Tadris al-Luighoh al-Arabiayah Fi al-

Marhalah al- Tsanawiyah (Mesir: Dar al-Ma’arif, 1969), hlm. 55. 2 Mahmud Yunus, Metode khusus Bahasa Arab (Bahasa Al-Quran) ( Jakarta: al-

Hidayah, 1976), hlm. 5. 3 As’ad Humam, Cara Belajar Membaca Al-Quran ( Jakarta: tnp, 2000), hlm.

68.4 Zuhairini, Methode Khusus Pendidikan Agama Islam (Malang: Bina Ilmu,

1983), hlm. 27.5 Ahmad Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam (Bandung: PT al-

Ma’arif, 1989), hlm. 23.6 HM. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam ( Jakarta: PT Bina Aksara, 1987), hlm.

13.

اقرأ باسم ربك الذي خلق )١( خلق اإلنسان من علق )٢( اقرأ وربك األكرم )٣( الذي علم بالقلم )٤( علم 7

اإلنسان ما ل يعلم )٥(

إن علينا جعه وقرآنه 8

أو زد عليه ورتل القرآن ترتيال 9

10 Muhammad Sholahudin Ali Mujawir, Tadris al-Luighoh al-Arabiayah., hlm. 471.

Page 16: Sarikin peningkatan kemampuan membaca al quran dengan metode cooperatif learning mencari pasangan

Jurnal Ilmu Tarbiyah "At-Tajdid", Vol. 1, No. 1, Januari 201286

Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Quran ...

11 Moh. Ali ash-Shabuni, Rawai’ul Bayan (Terj.), Tafsir Ayat al-Ahkam al-Quran (Surabaya: Bina Islam, 1987), hlm. 275.

12 Ahmad Musthafa al-Maraghi, Tafsir al- Maraghi (Terj), Jilid X, Cet. 3 (ttp.: tnp., t.t), hlm. 111.

13 Departemen Agama, al-Quran dan Terjemahnya ( Jakarta: Proyek Pengadaan Kitab Suci al-Quran, 1980), hlm. 130

daftar PuStaka

al-Maraghi, Ahmad Musthafa, Tafsir al­ Maraghi (Terj), Jilid X, Cet. 3, ttp.: tnp., t.t.

Anita, Lie, Cooperative Learning: Mempraktekan Cooperative Learning di Ruang­Ruang Kelas, Jakarta: Gramedia Wiaswara Indonesia, 2002.

Arifin, HM., Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: PT Bina Aksara, 1987. ash-Shabuni, Moh. Ali, Rawai’ul Bayan (Terj.), Tafsir Ayat al-Ahkam al-

Quran, Surabaya: Bina Islam, 1987.Departemen Agama, al­Quran dan Terjemahnya, Jakarta: Proyek

Pengadaan Kitab Suci al-Quran, 1980.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Petunjuk Pelaksanaan Proses

Belajar Mengajar, Jakarta: Balai Pustaka, 1994.Djamarah, Syaiful Bahri, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta,

2000.Felder, Richard M., Cooperative Learning in Technical Corse, ttp. : tnp.,

1994Hadi, Sutrisno, Metodogi Research, Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM,

1981..Hasibuan.J.J. dan Moerdjiono, Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1998.Hudoyo, Strategi Belajar Mengajar Matematika, Malang: IKIP

Malang,1990.Humam, As’ad, Cara Belajar Membaca Al­Quran, Jakarta: tnp, 2000.Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, Jakarta: Balai Pustaka,

1996.

Page 17: Sarikin peningkatan kemampuan membaca al quran dengan metode cooperatif learning mencari pasangan

Jurnal Ilmu Tarbiyah "At-Tajdid", Vol. 1, No. 1, Januari 2012 87

Sarikin

Kemmis, S. dan Mc. Taggart, R., The Action Research Planner, Victoria Dearcin: University Press, 1988.

Marimba, Ahmad, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: PT al-Ma’arif, 1989.

Mujawir, Muhammad Sholahudin Ali, Tadris al­Luighoh al­Arabiayah Fi al­Marhalah al­ Tsanawiyah, Mesir : Dar al-Ma’arif, 1969.

Sholeh Abdulloh, Abd.Rohman, Educational Theory Qur’anic Outlook, ttp.: tnp., t.t.

Arifin dan Jaenudin, Teori­Teori Pendidikan Berdasarkan al­Quran, Jakarta: Rineka Cipta, 1990.

Suharjono, Pedoman Penyususnan Karya Tulis Ilmiah dalam bidang Pendidikan dan Angka Kridit Pengembangan Profesional Guru, Jakarta: Direktorat Pendidikan Guru dan Tenaga Tehnis Dirjen Dikdasmen Depdikbud RI, 1998.

Yunus, Mahmud, Metode khusus Bahasa Arab (Bahasa Al­Quran), Jakarta: al-Hidayah, 1976.

Zuhairini, Methode Khusus Pendidikan Agama Islam, Malang: Bina Ilmu, 1983.