Top Banner
++ Minggu, 19 Agustus 2018 No. 45 Tahun XIII SARANA KOMUNIKASI ANTAR UMAT REDAKSI : F.X. Soer; Simon S; F. Sugeng M; L.A. Sarwono; Y. S@pt Diterbitkan oleh Dewan Pastoral Paroki St. Teresia Jambi Jln. Raden Mattaher No. 19 Telepon (0741) 23310 Rubrik Minggu ini: Gembala Menyapa ….. 1 Warta Umat ......... 2 Info Kategorial …….. 3 Bacaan dalam Pekan ini ... 4 Daftar Usulan Lagu …….. 4 Wejangan Paus Fransiskus …. 5 Dekrit Pencantuman Santa Perawan Maria Bunda Gereja ….. 6 Santo -Santa …. 8 MISA HARIAN GEREJA ST. TERESIA : Misa Kudus Harian: Hari Senin Pkl. 06.00. Selasa, Rabu, Kamis dan Jumat tidak ada misa baik di Gereja St. Teresia maupun Gereja St. Maria Ratu Rosari. Gembala Menyapa : Minggu Biasa XX /B Ams 9:1-6 Ef 5:15-20 Yoh 6:51-58 PENGANTAR Beberapa Minggu terakhir kita diajak mendengarkan Injil menurut Yohanes Bab 6, yang berturut-turut berbicara tentang roti yang diperlukan manusia untuk perjalanan hidupnya. Hari ini menurut Yohanes, Yesus menegaskan, bahwa Ia bukan hanya dapat mengadakan mukjizat roti biasa untuk limaribu orang, melainkan Ia memberikan tubuh dan darah-Nya sendiri sebagai makanan luarbiasa, yang dapat memperkuat mereka dalam perjalanan di dunia ini menuju hidup kekal. Kita diajak memperdalam makna tubuh dan darah Kristus sebagai santapan rohani yang memberi kekuatan dalam hidup kita. HOMILI Meskipun dengan cara dan gambaran yang berbeda, dalam setiap agama selalu terungkap kerinduan manusia untuk bersatu dengan Allah. Kita sendiri merasa lebih tenang, aman, pasti, apabila merasa bersatu dengan Allah. Tetapi tak jarang dalam perjalanan hidup kita, kita merasakan Tuhan begitu jauh, hidup kita terasa kering, hampa, penuh susah payah. Inilah yang dalam Perjanjian Lama dialami Israel, bangsa terpilih Allah, pada waktu harus mengadakan perjalanan lewat padang pasir. Mereka merasa lapar dan haus, tetapi Yahwe memenuhi kebutuhan itu, memberikan “manna” roti untuk memperkuat perjalanan mereka. Inilah pula dalam Perjanjian Baru yang dihadapi Yesus,
8

SARANA KOMUNIKASI ANTAR UMAT · GEREJA ST. TERESIA : Misa Kudus Harian: Hari Pkl. 06.00. Selasa, Rabu, Kamis dan Gereja St. Maria Ratu Rosari. Gembala Menyapa : Minggu Biasa XX /B

Aug 26, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: SARANA KOMUNIKASI ANTAR UMAT · GEREJA ST. TERESIA : Misa Kudus Harian: Hari Pkl. 06.00. Selasa, Rabu, Kamis dan Gereja St. Maria Ratu Rosari. Gembala Menyapa : Minggu Biasa XX /B

++

Minggu, 19 Agustus 2018 No. 45 Tahun XIII

SARANA KOMUNIKASI ANTAR UMAT

REDAKSI :

F.X. Soer; Simon S; F. Sugeng M; L.A.

Sarwono; Y. S@pt

Diterbitkan oleh

Dewan Pastoral Paroki

St. Teresia Jambi

Jln. Raden Mattaher No. 19

Telepon (0741) 23310

Rubrik Minggu ini: Gembala Menyapa ….. 1

Warta Umat ......... 2 Info Kategorial …….. 3

Bacaan dalam Pekan ini ... 4 Daftar Usulan Lagu …….. 4

Wejangan Paus Fransiskus …. 5 Dekrit Pencantuman Santa Perawan Maria

Bunda Gereja ….. 6 Santo -Santa …. 8

MISA HARIAN

GEREJA ST. TERESIA : Misa Kudus Harian: Hari

Senin Pkl. 06.00.

Selasa, Rabu, Kamis dan

Jumat tidak ada misa baik di

Gereja St. Teresia maupun

Gereja St. Maria Ratu

Rosari.

Gembala Menyapa : Minggu Biasa XX /B Ams 9:1-6 Ef 5:15-20 Yoh 6:51-58

PENGANTAR Beberapa Minggu terakhir kita diajak

mendengarkan Injil menurut Yohanes Bab 6, yang

berturut-turut berbicara tentang roti yang diperlukan

manusia untuk perjalanan hidupnya. Hari ini

menurut Yohanes, Yesus menegaskan, bahwa Ia

bukan hanya dapat mengadakan mukjizat roti biasa

untuk limaribu orang, melainkan Ia memberikan

tubuh dan darah-Nya sendiri sebagai makanan

luarbiasa, yang dapat memperkuat mereka dalam

perjalanan di dunia ini menuju hidup kekal. Kita

diajak memperdalam makna tubuh dan darah

Kristus sebagai santapan rohani yang memberi

kekuatan dalam hidup kita.

HOMILI Meskipun dengan cara dan gambaran yang

berbeda, dalam setiap agama selalu terungkap

kerinduan manusia untuk bersatu dengan

Allah. Kita sendiri merasa lebih tenang, aman,

pasti, apabila merasa bersatu dengan Allah. Tetapi

tak jarang dalam perjalanan hidup kita, kita

merasakan Tuhan begitu jauh, hidup kita terasa

kering, hampa, penuh susah payah.

Inilah yang dalam Perjanjian Lama dialami

Israel, bangsa terpilih Allah, pada waktu harus

mengadakan perjalanan lewat padang pasir. Mereka

merasa lapar dan haus, tetapi Yahwe memenuhi

kebutuhan itu, memberikan “manna” roti untuk

memperkuat perjalanan mereka. Inilah pula dalam

Perjanjian Baru yang dihadapi Yesus,

Page 2: SARANA KOMUNIKASI ANTAR UMAT · GEREJA ST. TERESIA : Misa Kudus Harian: Hari Pkl. 06.00. Selasa, Rabu, Kamis dan Gereja St. Maria Ratu Rosari. Gembala Menyapa : Minggu Biasa XX /B

2

seperti digambarkan oleh Yohanes dalam Injilnya. Mereka sudah ditolong diberi makan guna

memenuhi kebutuhan dalam perjalanan mereka yang mengikuti Yesus. Tetapi Yesus mau

menunjukkan kepada mereka, bahwa bukan hanya makanan dan minuman biasa yang

mereka perlukan, melainkan juga makanan dan minuman khusus sebagai sumber

hidup yang tak akan pernah kering. Untuk memenuhi kehausan dan kelaparan abadi yang ada di dalam diri manusia itulah

Yesus menampilkan diri sebagai “roti dari surga”. Ia diutus Bapa untuk tinggal di antara

kita dalam hidup sekarang ini, tetapi bukan hanya untuk memberi kekuatan jasmani dengan

makanan sementara, melainkan juga makanan untuk memperoleh sumber hidup yang

tak pernah kering. Bagi kita itu terwujud dalam penerimaan ekaristi. Sakramen ekaristi adalah

intisari penghayatan iman kita yang sebenarnya. Ekaristi adalah lambang kenyataan diri

Yesus sebagai sumber hidup sejati kita. Yesus mengundang kita dalam perayaan ekaristi

untuk menerima diri-Nya sendiri sebagai tubuh dan darah-Nya. Artinya kita sungguh

menerima pribadi-Nya, yang pernah hidup di dunia ini dengan tubuh dan darah manusiawi

seperti kita. Ia memberikan diri-Nya, mencurahkan darah-Nya demi keselamatan kita.Yesus

hadir bagi dan di tengah kita dalam perjamuan ekaristi, sebagai sumber hidup kita

yang tak akan kering. Dalam misa kudus lewat perantaraan imam, Yesus sendirilah yang

hadir untuk mempersembah korban kepada Allah Bapa. Tetapi sekaligus korban yang

dipersembahkan kepada Allah, untuk dibagikan kepada umat-Nya ialah diri-Nya sendiri:

tubuh dan darah-Nya. Kristus yang satu dan utuh itu diberikan kepada kita semua. Kita yang

banyak disatukan, menjadi satu dengan Kristus dan dengan kita semua.

Apa konsekuensi penerimaan ekaristi bagi kita? Bila kita sungguh percaya bahwa menerima ekaristi berarti menerima pribadi Yesus

sendiri, maka kita juga bersatu, menjadi satu dengan Dia. Yesus sungguh menjadi sumber

hidupku. Artinya: hidupku harus merupakan hidup Yesus Kristus sendiri. Segenap sikap,

hidup, kata dan perbuatanku harus kuusahakan sebagai ungkapan atau perwujudan

sikap, hidup, kata dan perbuatan Yesus sendiri. Bersatu dengan Kristus berarti

bersatu pula dengan sesama kita siapapun, yang juga menerimanya. Betapa mendalam dan tak terperikan makna penerimaan ekaristi bagi kita, yang

masih harus menempuhkan perjalanan hidup yang masih jauh, namun dibekali dengan

makanan dan minuman rohani yang tak kunjung habis! Bukan hanya memperkuat diri kita

sendiri, tetapi sekaligus saling membantu dengan sesama kita. Bukankah permusuhan antar

kita, yang bersama-sama menerima Kristus yang sama, sungguh bertentangan dengan kasih

Kristus sendiri? Mgr. F.X. Hadisumarta O.Carm.

Sumber: http://www.imankatolik.or.id/

WARTA UMAT

Jadwal Petugas Liturgi Hari Minggu Biasa XXI:

Hari, tanggal

dan waktu

Sabtu, 25 Agustus 2018

Minggu, 26 Agustus 2018

Page 3: SARANA KOMUNIKASI ANTAR UMAT · GEREJA ST. TERESIA : Misa Kudus Harian: Hari Pkl. 06.00. Selasa, Rabu, Kamis dan Gereja St. Maria Ratu Rosari. Gembala Menyapa : Minggu Biasa XX /B

3

pkl. 17.30 pkl. 06.30 pkl. 09.00 pkl. 17. 00

Koor dan

Persembahan Wilayah IV – St.

Vincentius A

Wilayah II – St.

Yosef SMP Xaerius 1

Kelompok Basis

Mahasiswa

Organis *) *) *) *)

Prodiakon

Suster FMM (2) Suster SJD (2) Ig. A. Sudin B. Wongsulinus

F.L. Simbolon G. Lie Langgeng Y. Anwar Kartono A. Yanto S

Antonius Sumadi P. Eddy Yanto A. P. Tambunan Yohanes Tamsir

A. Bambang S Y.B. Widodo Edm. Sarjono A. Harry Andoko

Abraham Desa Yosef Heng

Sonny A. Gulo

Lektor F.X. Suroto (St.

Vincentius A)

Rosalia Hartati (st.

Yosef) Pius Agung

Maria Natalia

(KBM)

Tata Laksana

& Parkir Kelompok Basis

Mahasiswa

Wilayah VII –

Bunda Maria

Wilayah V – St.

Fransiksus Asisi

Wilayah VIII – St.

Monica

Gereja St. Maria Ratu Rosari Pkl.

11.00

Keterangan : *) ditunjuk oleh wilayah atau kategorial yang sedang bertugas.

Renungan harian bulan September 2018 tersedia di warung paroki.

Setelah Misa Kudus siang: kegiatan Putra-Putri Altar dalam rangka Peringatan

Kemerdekaan RI di Gereja St. Maria Ratu Rosari pukul 11.00.

Latihan Kor Pesparani, hari Rabu dan Minggu pukul 19.30 di Gereja St. Gregorius

Agung Khusus dalam Minggu ini.

Latihan Kor Paroki, hari Senin pkl 19.30 di Gereja St. Teresia.

Latihan Mazmur Pesparani hari Sabtu, pukul 19.30 di Gereja St. Teresia.

Jadwal pelajaran bagi calon Penerima Sakramen Krisma ada di papanpengumuman.

Disampaikan kepada mahasiswa baru UNJA, kuliah Agama Katolik dimulai Jumat, 24

Agustus 2018 pkl 12.00 di ruang Ekonomi. Pengasuh Bpk LY. Tukijan.

Disampaikan kepada seluruh umat bahwa Paroki St. Teresia Jambi memiliki website

resmi yang dikelola oleh Dewan Pastoral Paroki melalui Seksi Komsos-Dokumentasi.

Silakan klik www.parokiteresiajambi.com untuk mendapatkan informasi tentang

paroki, termasuk Warta Paroki. Bagi kelompok-kelompok kategorial, wilayah/stasi

yang bermaksud memuat berita/informasi tentang kegiatan dan sebagainya, silakan

kirim ke redaksi melalui sekretariat paroki atau email: [email protected].

Pengumuman Perkawinan:

Pengumuman Kedua: 1. Saudari Maria Fransisca Sinaga dari Wilayah VII Bunda Maria dengan Saudara

Yohanes Todo Soritua Pardede dari Paroki Santo Andreas, Sukaraja – Bogor.

2. Saudara Marius Manik dari Wilayah II St. Yosef dangan Saudari Leni Nova

Sinurat dari Paroki Santo Damian Bengkong – Batam.

Saudara/saudari yang mengetahui adanya halangan demi sahnya perkawinan

tersebut wajib memberitahukan kepada Pastor Paroki, dan mohon doa bagi

kesejahteraan mereka.

Info Wilayah / Kategorial

Page 4: SARANA KOMUNIKASI ANTAR UMAT · GEREJA ST. TERESIA : Misa Kudus Harian: Hari Pkl. 06.00. Selasa, Rabu, Kamis dan Gereja St. Maria Ratu Rosari. Gembala Menyapa : Minggu Biasa XX /B

4

No. Wilayah /

Kategorial Hari / Tanggal Waktu

Acara /

Kegiatam

Tempat /

Keterangan

1. Misdinar Minggu, 19

Agustus 2018 Pkl. 11.00 Pertemuan Rutin Gedung Paroki

2. PD Karismatik

Bunda Kudus

Senin, 20

Agustus 2018 Pkl. 14.00

Pujian dan

renungan Gedung paroki

3. Legio Bunda

Gereja

Senin, 20

Agustus 2018

Pkl. 18.00 Rapat Mingguan Aula Susteran

FMM

4. Legio Benteng

Gading

Rabu, 22 Agustus

2018

Pkl. 19.00 Rapat Mingguan Gedung paroki

5. Persekutuan

Doa Trinitas

Jumat, 24

Agustus 2018 Pkl. 19.30

Pujian dan

renungan Gedung paroki

6. Bunda Kudus

Kids

Sabtu, 25

Agustus 2018 Pkl. 17.30 Sekolah Minggu Gedung paroki

7. PD Corunnum Sabtu, 25

Agustus 2018 Pkl. 19.30

Pujian dan

renungan Gedung paroki

8. Umum Sabtu, 25

Agustus 2018 Pkl. 14.30

Ibadat Kerahiman

Ilahi gereja

Bacaan Dalam Pekan Ini :

Hari dan Tanggal Bacaan Hari dan Tanggal Bacaan

Senin,

20 Agustus 2018

Yeh. 24:15-24; MT Ul.

32:18-19,20,21; Mat.

19:16-22.

BcO Pkh. 2:1-26.

Kamis,

23 Agustus 2018

Yeh. 36:23-28; Mzm.

51:12-13,14-15,18-19;

Mat. 22:1-14.

BcO Pkh. 6:12-7:28.

Selasa,

21 Agustus 2018

Yeh. 28:1-10; MT Ul.

32:26-27ab,27cd-

28,30,35cd-36ab; Mat.

19:23-30.

BcO Pkh. 3:1-22.

Jumat,

24 Agustus 2018

Why. 21:9b-14; Mzm.

145:10-11,12-13ab,17-

18; Yoh. 1:45-51.

BcO Kis. 5:12-32 atau

1Kor. 1:17-2:5 atau

1Kor. 4:1-16.

Rabu,

22 Agustus 2018

Yeh. 34:1-11; Mzm.

23:1-3a,3b-4,5,6; Mat.

20:1-16a.

BcO Pkh. 5:10-6:8.

Sabtu,

25 Agustus 2018

Yeh. 43:1-7a; Mzm.

85:9ab-10,11-12,13-14;

Mat. 23:1-12.

BcO Pkh. 11:7-12:14.

Daftar Usulan lagu : 02 September 2018 – Hari Minggu Biasa XXII Tema: Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia. Lagu Pembuka: MB170 / MB 607 (Dayak Kenyah) Mzm. Tgp.: MTA 857 Alleluya / A.P.I: MTA 956 / MB 642 Persiapan Persembahan: MB 232 / MB 668 (Sumba)

Komuni: MB 513 / MB 694 (Dayak Benuaq)) Madah Pujian: MB 306 / MB 310 (Flores-Lio) 07 September 2018 – Hari Jumat Pertama Tema: Apabila mempelai diambil, barulah sahabat-sahabat mempelai akan berpuasa. Lagu Pembuka: MB499 / MB 507 (Flores-Nagekeo) Mzm. Tgp.: MTA 571 (Dayak Uud Danum)

Page 5: SARANA KOMUNIKASI ANTAR UMAT · GEREJA ST. TERESIA : Misa Kudus Harian: Hari Pkl. 06.00. Selasa, Rabu, Kamis dan Gereja St. Maria Ratu Rosari. Gembala Menyapa : Minggu Biasa XX /B

5

Alleluya / A.P.I: MTA 956 / MB 644 (Minahasa) Persiapan Persembahan: MB 516 / MB 744 (Maluku) Komuni: MB 293 (Flores Timur) / MB 284 (Taize)) Madah Pujian: MB 506 / MB 515 (Kei-Maluku) 09 September 2018 – Hari Minggu Biasa XXIII Tema: Yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berbicara. Lagu Pembuka: MB 210 (Papua-Melanesia) / MB 220 (Sunda) Mzm. Tgp.: MTA 832 Alleluya / A.P.I: MTA 953 / MB 646 Persiapan Persembahan: MB 247 / MB 246 (Tionghoa) Komuni: MB 296 / MB 690 (Batak Toba)

Madah Pujian: MB 215 (Pentatonis) / MB 777 (Batak Toba) 16 September 2018 – Hari Minggu Biasa XXIV Tema: Engkau adalah Mesias....! Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan. Lagu Pembuka: MB 216 / MB 769 (Batak Karo) Mzm. Tgp.: MTA 810 Alleluya / A.P.I: MTA 952 / MB 649 Persiapan Persembahan: MB 233 (Flores) / MB 786 (Ngada-Flores) Komuni: MB 301 (Flores) / MB 705 (Dayak Uud Danum) Madah Pujian: MB 307 / MB 757 (Nias)

Katekese Katolik

KATEKESE KATOLIK: WEJANGAN PAUS FRANSISKUS TENTANG HARI RAYA SANTA PERAWAN MARIA DIANGKAT KE SURGA

Saudara-saudari terkasih, selamat pagi!

Dalam Hari Raya Santa Perawan Maria

Diangkat Ke Surga hari ini, umat Allah yang setia

dan kudus mengungkapkan dengan sukacita

penghormatan mereka terhadap Bunda Maria.

Mereka melakukannya dalam liturgi secara

bersama-sama dan juga dalam ribuan rupa cara

kesalehan; serta dengan demikian, nubuat Maria

sendiri menjadi kenyataan : “Segala keturunan akan

menyebut aku berbahagia” (Luk 1:48), karena

Tuhan telah memperhatikan hamba-Nya yang

rendah hati.

Diangkat ke surga, dengan jiwa dan raga, adalah keistimewaan ilahi yang diberikan kepada

Bunda Allah yang kudus oleh karena persatuannya yang khusus dengan Yesus. Ini adalah persatuan

jasmani dan rohani, yang dimulai dengan Kabar Sukacita dan dimatangkan sepanjang kehidupan

Maria, melalui keikutsertaannya dalam misteri Putranya. Maria selalu berjalan dengan Putranya : ia

berjalan di belakang Yesus, dan kita mengatakan dialah murid-Nya yang pertama.

Kehadiran Bunda Maria terhampar seperti kehadiran perempuan mana pun di zamannya : ia

berdoa, mengurus keluarga dan rumah, pergi ke Sinagoga ... Tetapi, sehari-hari ia melakukan setiap

tindakan dalam kesatuan penuh dengan Yesus. Dan persatuan ini mencapai puncaknya di Kalvari

dalam kasih, dalam kasih sayang dan dalam penderitaan hati. Oleh karena itu, Allah memberikan

kepadanya keikutsertaan penuh dalam kebangkitan Yesus. Raga Bunda Allah yang kudus, seperti raga

Sang Putra, dilindungi dari kerusakan.

Hari ini Gereja mengajak kita untuk merenungkan misteri ini : Gereja menunjukkan kepada

kita bahwa Allah berkeinginan untuk menyelamatkan seluruh manusia, yaitu, menyelamatkan jiwa

dan raganya. Yesus dibangkitkan dengan raga yang yang Ia terima dari Maria, dan Ia terangkat ke

Bapa dengan kemanusiaan-Nya yang berubah rupa. Dengan raga, raga seperti raga kita, tetapi raga

yang berubah rupa. Pengangkatan Maria, makhluk manusia, menegaskan kepada kita apa takdir mulia

Page 6: SARANA KOMUNIKASI ANTAR UMAT · GEREJA ST. TERESIA : Misa Kudus Harian: Hari Pkl. 06.00. Selasa, Rabu, Kamis dan Gereja St. Maria Ratu Rosari. Gembala Menyapa : Minggu Biasa XX /B

6

kita kelak. Para filsuf Yunani telah memahami bahwa jiwa manusia ditakdirkan untuk kebahagiaan

setelah kematian. Tetapi, mereka tidak menghargai raga - memikirkan penjara jiwa - dan mereka tidak

membayangkan bahwa Allah telah menentukan raga manusia dipersatukan dengan jiwa dalam

kebahagiaan surgawi. Tubuh kita, yang berubah rupa, akan ada di sana. Ini - “kebangkitan daging” -

adalah unsur yang tepat dari wahyu Kristiani, poros iman kita.

Kenyataan yang luar biasa dari Pengangkatan Maria mengejawantahkan dan menegaskan

kesatuan pribadi manusia, dan kenyataan tersebut mengingatkan kita bahwa kita dipanggil untuk

melayani dan memuliakan Allah dengan seluruh keberadaan kita, jiwa dan raga. Melayani Allah

hanya dengan raga akan menjadi tindakan para hamba; melayani Allah hanya dengan jiwa akan

bertentangan dengan kodrat manusiawi kita. Sekitar tahun 220, Santo Irenaeus, Bapa Gereja yang

agung, menegaskan bahwa “kemuliaan Allah adalah manusia yang sepenuhnya hidup, dan kehidupan

manusia mencakup daya lihat Allah” (Menentang Berbagai Bidaah, IV, 20,7). Jika kita telah hidup

demikian, dalam pelayanan Allah yang penuh sukacita, yang juga diungkapkan dalam pelayanan yang

murah hati kepada saudara-saudara kita, pada hari kebangkitan takdir kita akan serupa dengan Bunda

surgawi kita. Lalu nasihat Rasul Paulus : “muliakanlah Allah dengan tubuhmu!” (1 Kor 6:20)

sepenuhnya akan menjadi kenyataan, dan kita akan memuliakan Dia selama-lamanya di Surga.

Marilah kita berdoa kepada Maria agar, dengan pengantaraan keibuannya, ia sudi membantu

kita menghayati perjalanan kita sehari-hari dengan harapan yang aktif untuk suatu hari dapat sampai

kepadanya, bersama seluruh orang kudus dan orang-orang yang kita cintai - seluruhnya di Surga.

[Setelah pendarasan doa Malaikat Tuhan] Saudara-saudari terkasih,

Kepada Maria Sang Penghibur orang-orang yang menderita, yang kita renungkan hari ini

dalam kemuliaan Surgawi, saya ingin mempercayakan berbagai kecemasan dan kesengsaraan dari

orang-orang yang, di berbagai belahan dunia, menderita dalam jiwa dan raga. Semoga Bunda surgawi

kita mendapatkan bagi semua orang kenyamanan, keberanian, dan ketentraman.

Saya sedang memikirkan khususnya semua orang yang dicobai oleh tragedi yang terjadi

kemarin di Genoa, yang menyebabkan korban dan kehilangan penduduk. Seraya saya mempercayakan

kepada belas kasihan Allah orang-orang yang kehilangan nyawa mereka, saya mengungkapkan

kedekatan rohani saya dengan keluarga-keluarga mereka, kepada orang-orang yang terluka, kepada

orang-orang yang terlantar dan kepada semua orang yang menderita sebagai akibat dari peristiwa

tragis ini. Saya mengajak kalian untuk bergabung dengan saya dalam doa bagi para korban dan orang-

orang yang mereka cintai. Marilah kita mendaraskan Salam Maria bersama-sama.

Saya menyapa kalian semua, umat Roma dan para peziarah dari berbagai negara! Saya

berterima kasih atas kehadiran kalian dan saya mengucapkan selamat Hari Raya Santa Perawan Maria

Diangkat Ke Surga. Dan, tolong, jangan lupa untuk mendoakan saya. Selamat menikmati makan siang

dan selamat tinggal! Sumber: https://katekesekatolik.blogspot.co.id/2018/03/wejangan-paus-fransiskus-dalam-audiensi

DEKRIT PENCANTUMAN PERINGATAN SANTA PERAWAN MARIA

BUNDA GEREJA DALAM KALENDER LITURGI GEREJA ROMA

Paus Fransiskus telah menetapkan devosi kuno kepada Santa

Perawan Maria sebagai Bunda Gereja dicantumkan ke dalam kalender

liturgi Gereja Roma. Perayaan liturgi tersebut akan dirayakan setiap tahun

sebagai sebuah peringatan pada hari Senin setelah Hari Raya Pentakosta.

Berikut ini dekrit yang berkenaan dengan penetapan tersebut.

Page 7: SARANA KOMUNIKASI ANTAR UMAT · GEREJA ST. TERESIA : Misa Kudus Harian: Hari Pkl. 06.00. Selasa, Rabu, Kamis dan Gereja St. Maria Ratu Rosari. Gembala Menyapa : Minggu Biasa XX /B

7

Penghormatan penuh sukacita yang diberikan kepada Bunda Allah oleh Gereja masa kini,

dalam terang permenungan tentang misteri Kristus dan sifatnya, tidak dapat mengabaikan sosok

seorang perempuan (bdk. Gal 4:4), Perawan Maria, yang merupakan Bunda Kristus maupun Bunda

Gereja.

Dalam beberapa cara hal ini sudah ada dalam benak Gereja sejak kata-kata yang memberi

pertanda dari Santo Agustinus dan Santo Leo Agung. Pada kenyataannya Santo Agustinus

mengatakan bahwa Maria adalah bunda dari seluruh anggota tubuh Kristus, karena dengan cinta kasih

ia bekerja sama dalam kelahiran kembali umat beriman ke dalam Gereja, sementara Santo Leo Agung

mengatakan bahwa kelahiran Kepala Gereja juga merupakan kelahiran tubuh Gereja, oleh karena itu

menunjukkan bahwa Maria sekaligus Bunda Kristus, Putra Allah, dan bunda seluruh anggota tubuh

mistik-Nya, yaitu Gereja. Pemikiran-pemikiran ini berasal dari keibuan ilahi Maria dan berasal dari

persatuannya yang intim dalam karya Sang Penebus, yang berpuncak pada saat salib.

Memang, Bunda Maria berdiri di bawah salib (bdk. Yoh 19:25), menerima kesaksian Putranya

tentang kasih dan menyambut semua orang dalam pribadi murid yang dikasihi sebagai putra dan putri

untuk dilahirkan kembali kepada kehidupan kekal. Dengan demikian ia menjadi Bunda Gereja yang

lembut yang diperanakkan Kristus di kayu salib dengan menyerahkan Roh-Nya. Kristus, pada

gilirannya, dalam diri murid yang dikasihi, memilih seluruh murid sebagai para pelayan kasih-Nya

terhadap Bunda-Nya, mempercayakannya kepada mereka sehingga mereka bisa menyambutnya

dengan kasih sayang penuh bakti.

Sebagai pembimbing yang peduli terhadap Gereja yang baru muncul Maria telah memulai

perutusannya di Ruang Atas, berdoa bersama para Rasul sambil menantikan kedatangan Roh Kudus

(bdk. Kis 1:14). Dalam pemahaman ini, selama berabad-abad, kesalehan kristiani telah menghormati

Maria dengan berbagai gelar, dalam berbagai cara yang setara, seperti Bunda Para Murid, Bunda

Orang Beriman, Bunda Orang Percaya, Bunda semua orang yang dilahirkan kembali di dalam Kristus;

dan juga sebagai "Bunda Gereja" seperti yang digunakan dalam teks-teks para penulis rohani dan juga

dalam kuasa mengajar Paus Benediktus XIV dan Paus Leo XIII.

Demikianlah landasan tersebut didirikan yang dengannya Beato Paulus VI, pada tanggal 21

November 1964, pada akhir Sidang Ketiga Konsili Vatikan II, menyatakan Santa Perawan Maria

sebagai "Bunda Gereja, dengan kata lain Bunda seluruh umat kristiani, umat beriman maupun para

gembala, yang menyebutnya sebagai Bunda yang paling penuh kasih sayang" dan menetapkan bahwa

"Bunda Allah selanjutnya harus dihormati dan dimohonkan oleh seluruh umat kristiani dengan gelar-

gelar yang paling lembut ini".

Oleh karena itu, Takhta Suci pada kesempatan Tahun Suci Rekonsiliasi (1975), mengusulkan

Misa votif untuk menghormati Maria Bunda Gereja, yang kemudian dimasukkan ke dalam Misale

Romawi. Takhta Suci juga memberikan hak untuk menambahkan seruan dari gelar ini dalam Litani

Loreto (1980) dan menerbitkan serangkaian rumusan lain dalam doa pembuka Misa Santa Perawan

Maria (1986). Beberapa negara, keuskupan dan keluarga religius yang mengajukan surat permohonan

kepada Takhta Suci diizinkan untuk menambahkan perayaan ini ke dalam kalender mereka masing-

masing.

Dengan penuh perhatian mempertimbangkan betapa agungnya peningkatan devosi ini dapat

mendorong pertumbuhan rasa keibuan Gereja dalam diri para gembala, kaum religius dan umat, serta

pertumbuhan kesalehan devosi Maria yang sejati, Paus Fransiskus telah menetapkan bahwa

Peringatan Santa Perawan Maria Bunda Gereja, harus dimasukkan dalam Kalender Gereja Roma pada

hari Senin setelah Hari Raya Pentakosta dan mulai sekarang dirayakan setiap tahun.

Perayaan ini akan membantu kita mengingat bahwa pertumbuhan dalam kehidupan kristiani

harus berlabuh pada Misteri Salib, pada persembahan Kristus dalam Perjamuan Ekaristi serta pada

Bunda Sang Penebus dan Bunda Gereja Yang Ditebus, Perawan yang mempersembahkan dirinya

kepada Allah.

Page 8: SARANA KOMUNIKASI ANTAR UMAT · GEREJA ST. TERESIA : Misa Kudus Harian: Hari Pkl. 06.00. Selasa, Rabu, Kamis dan Gereja St. Maria Ratu Rosari. Gembala Menyapa : Minggu Biasa XX /B

8

Oleh karena itu, peringatan tersebut akan muncul di dalam seluruh kalender dan buku-buku

liturgi untuk perayaan Misa dan Brevir. Teks-teks liturgi yang bertalian dilampirkan pada dekrit ini

dan terjemahannya, dipersiapkan dan disetujui oleh masing-masing Konferensi Waligereja, akan

dipublikasikan setelah disahkan oleh Kongregasi Ibadat Ilahi dan Tata Tertib Sakramen.

Di mana perayaan Santa Perawan Maria Bunda Gereja sudah dirayakan pada sebuah hari

dengan tingkatan liturgi yang lebih tinggi, disetujui sesuai dengan norma hukum tertentu, di masa

mendatang perayaan tersebut dapat terus dirayakan dengan cara yang sama.

Segala sesuatu yang bertentangan dengan dekrit ini menjadi tidak berlaku.

Dari Kongregasi Ibadat Ilahi dan Tata Tertib Sakramen, 11 Februari 2018, peringatan Santa

Perawan Maria dari Lourdes.

Santo-Santa : 19 Agustus

Santo Yohanes Eudes, Pengaku Iman

Pada awal abad ke-17 berkembanglah di Prancis sebuah gerakan pembaharuan hidup

rohani yang berpusat pada Kitab Suci. Gerakan mistik yang didirikan oleh Kardinal de Berulle

ini lazim disebut Oratorium sesuai dengan nama tempat kelahirannya, yaitu Oratorium di Paris.

Anggota-anggota ini berusaha menghayati persatuannya dengan Tuhan melalui bacaan dan

renungan Kitab Suci serta kegiatan pewartaan sabda. Oratorium menghasilkan banyak biarawan

dan imam yang saleh. Seorang dari antara mereka itu adalah Yohanes Eudes. Yohanes lahir di Ri,

dekat Argenta, Perancis pada tahun 1601.Semenjak usianya yang remajanya, ia sudah

menunjukkan tanda-tanda kesalehan hidup yang tinggi dan ketaatan pada kehendak Allah. Pada

umur 14 tahun, ia sudah berjanji hidup murni bagi Tuhan. Di sekolah, yaitu sebuah kolose Yesuit

di Caen, ia dikenal sebagai siswa yang cerdas, cekatan dan saleh. Pendidikan Yesuit yang

diterimanya berhasil menanamkan dalam dirinya panggilan hidup sebagai imam.

Pada tahun 1625, Yohanes ditabhiskan menjadi imam. Ia lalu menggabungkan diri dengan

imam-imam lain di dalam gerakan mistik Oratorium di Paris. Disana ia menjadi pencinta Kitab

Suci dan kegiatan pewartaan sabda. Khotbah-khotbahnya serta retret yang diberikannya

senantiasa menyenangkan umat. Pengajarannya diteguhkan Tuhan dengan banyak mukzijat

sehingga umat benar-benar yakin akan kebenaran kata-katanya.

Setelah 10 tahun giat sebagai anggota gerakan mistik Oratorium, Yohanes memisahkan

diri dan mengabdikan dirinya pada usaha pendidikan imam. Ia mendirikan seminari-seminari di

Coutances, Liseux, Rouen, Evreux dan Rennes. Bagi pemudi-pemudi ia mendirikan Serikat

Suster “Santa Perawan Maria dari Karitas”. Cabang yang terkenal dari tarekat ini adalah tarekat

“Suster-suster Gembala Baik”, yang juga bekerja di Jatinegara, Jakarta.

Di tengah kesibukannya, Yohanes yang saleh ini tetap memperhatikan kehidupan

rohaninya sendiri dengan berdoa, bermatiraga dan berpuasa. Jasanya yang terbesar adalah

kegiatannya menyebarkan kebaktian kepada Hati Kudus dan Hati Suci Maria. Ia dikenal sebagai

pemrakarsa dan promotor kebaktian itu. Buku-buku yang ditulisnya mengenai kedua kebaktian

itu, antara lain: “Devosi kepada Hati Kudus Yesus” diterbitkan lama sebelum peristiwa

Penampakan Yesus kepada Suster Margaretha Alocoque. Memang dalam Gereja, Yohanes Eudes

tidak dipandang sebagai penganjur devosi kepada Hati Kudus Yesus, namun kegiatan-

kegiatannya untuk memajukan devosi itu sangat besar. Yohanes Eudes meninggal dunia pada

tanggal 18 Agustus 1680. Penyerahannya seluruh dunia kepada Hati Tak Bernoda Maria oleh

Paus Pius XII merupakan penghormatan besar Gereja kepada Santo Yohanes Eudes. Ia

dinyatakan ‘santo’ pada tahun 1925 oleh Paus Pius XI (1922-1939).

Sumber: http://www.imankatolik.or.id/