Top Banner
Keperawatan Komprehensif Program Studi Ilmu Keperawatan A Tahun 2015 SATUAN ACARA PENYULUHAN REMATIK PADA KELUARGA NENEK S DI RT 11/ RW 03 KEL. TUGU KEC. CIMANGGIS Oleh : SGD 1 I Putu Rama Candra 1102105001 I Dewa Ayu Agung Inten Damayanti 1102105007 Ni Luh Anik Utami 1102105018 Ni Kadek Dwi Mas Pujastuti 1102105020 Asrini Widya Tri Lestari 1102105036 I Made Agus Alam Sugiri 1102105047 Putu Citta Wicakyani 1102105049 Ni Wayan Agustini 1102105060 Anak Agung Istri Dwi Mayuni 1102105060 Anak Agung Tri Wulandari Putra 1102105063 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
39

SAP Rematik

Dec 04, 2015

Download

Documents

Anick Utami

rematik
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: SAP Rematik

Keperawatan Komprehensif

Program Studi Ilmu Keperawatan A Tahun 2015

SATUAN ACARA PENYULUHAN

REMATIK PADA KELUARGA NENEK S

DI RT 11/ RW 03 KEL. TUGU KEC. CIMANGGIS

Oleh :

SGD 1

I Putu Rama Candra 1102105001

I Dewa Ayu Agung Inten Damayanti 1102105007

Ni Luh Anik Utami 1102105018

Ni Kadek Dwi Mas Pujastuti 1102105020

Asrini Widya Tri Lestari 1102105036

I Made Agus Alam Sugiri 1102105047

Putu Citta Wicakyani 1102105049

Ni Wayan Agustini 1102105060

Anak Agung Istri Dwi Mayuni 1102105060

Anak Agung Tri Wulandari Putra 1102105063

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

2015

Page 2: SAP Rematik

Keperawatan Komprehensif

Program Studi Ilmu Keperawatan A Tahun 2015

SATUAN ACARA PENYULUHAN

REMATIK PADA KELUARGA NENEK S

DI RT 11/ RW 03 KEL. TUGU KEC. CIMANGGIS

Satuan Acara Pendidikan Kesehatan

Hari/Tanggal : Rabu/ 8 April 2015

Waktu : 20 menit

Tempat Pelaksanaan : Di Rumah Nenek S RT 11/ RW 03 Kel. Tugu Kec.

Cimanggis

Sasaran : Keluarga Nenek S

Topik Kegiatan : Penyakit Rematik

Sub Topik : 1. Pengertian dan jenis Rematik.

2. Penyebab Rematik

3. Tanda dan gejala serta komplikasi Rematik

4. Penanganan Rematik.

Penyuluh : Mahasiswa Semester VIII PSIK FK Universitas Udayana

A. LATAR BELAKANG

Tujuan pembangunan kesehatan yang telah tercantum pada Sistem

Kesehatan Nasional adalah suatu upaya penyelenggaraan kesehatan yang

dilaksanakan oleh bangsa Indonesia guna mendapatkan kemampuan hidup

sehat bagi setiap masyarakat agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang

optimal dimana peningkatan derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh

beberapa faktor yaitu lingkungan, pelayanan kesehatan, tindakan serta

bawaan (congenital). Hidup sehat merupakan hak yang dimiliki oleh setiap

manusia yang ada di dunia ini, akan tetapi diperlukan berbagai cara untuk

mendapatkannya (Anonim, 2007).

2

Page 3: SAP Rematik

Keperawatan Komprehensif

Program Studi Ilmu Keperawatan A Tahun 2015

Berdasarkan pusat data BPS provinsi Jawa Timur, rematik merupakan

salah satu penyakit terbanyak yang di derita lansia, yaitu pada tahun 2007

sebanyak 4.209.817 lansia 28% menderita rematik. Hal ini merupakan suatu

problem yang harus bisa di tangani oleh pemerintah, karena dengan kondisi

lansia yang semakin banyak menderita rematik hal tersebut akan mampu

menjadikan lansia menjadi pasif, maka di perlukan dorongan agar lansia

tersebut tetap aktif dalam segala hal.

Melihat kurangnya pengetahuan keluarga akan hal tersebut, maka

usaha pengendalian penyakit berupa pencegahan dan pengobatan perlu

dilaksanakan seintensif mungkin, salah satunya dengan melaksanakan

penyuluhan tentang rematik kepada masyarakat. Melalui penyuluhan ini

diharapkan dapat memberi pengetahuan kepada keluarga sehingga keluarga

bisa melakukan tindakan preventif agar tidak terjadi komplikasi yang lebih

lanjut dan dapat membuat keluarga dengan rematik menjadi tetap aktiv.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum :

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 20 menit diharapakan

peserta dapat mengerti dan memahami mengenai Penyakit rematik.

2. Tujuan Khusus :

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan peserta dapat:

1) Mengetahui dan mampu menyebutkan pengertian dan jenis rematik

2) Mengetahui dan mampu menyebutkan penyebab rematik

3) Mengetahui dan mampu menyebutkan tanda dan gejala serta

komplikasi rematik.

4) Mengetahui dan mampu menyebutkan penanganan rematik.

C. SASARAN

Keluarga Nenek S yang berjumlah 5 orang

3

Page 4: SAP Rematik

Keperawatan Komprehensif

Program Studi Ilmu Keperawatan A Tahun 2015

D. GARIS BESAR MATERI

1. Pengertian dan jenis Rematik.

2. Penyebab Rematik

3. Tanda dan gejala serta komplikasi Rematik

4. Penanganan Rematik.

E. METODE

- Leaflet

- Lembar balik

F. METODE PELAKSANAAN

1. Ceramah, Diskusi

2. Tanya jawab

G. STRATEGI PELAKSANAAN

Tahap Kegiatan Waktu

Pembukaan Mengucapkan salam

Melakukan perkenalan diri

Menyampaikan maksud dan tujuan

Mengadakan kontrak waktu

3 menit

Kerja Penyuluh menjelaskan mengenai:

1. Pengertian dan jenis rematik

2. Penyebab rematik.

3. Tanda dan gejala serta komplikasi rematik.

4. Penanganan rematik.

10 menit

Tanya jawab 5 menit

Penutup Menyimpulkan seluruh materi yang

diberikan dan mengevaluasi jalannya

ceramah.

2 menit

4

Page 5: SAP Rematik

Keperawatan Komprehensif

Program Studi Ilmu Keperawatan A Tahun 2015

Mengakhiri kontrak

Melakukan evaluasi kegiatan

Salam penutup

Jumlah 20 menit

H. SETTING TEMPAT

I. Di ruang tamu rumah keluarga Nenek S

J.

Keterangan gambar:

Keterangan :

1 : Penyaji

2 : Moderator

3 : Observer

4 : Notulen

: Fasilitator

Struktur Pengorganisasian

a. Moderator : Ni Luh Anik Utami

Tugas : Memandu jalannya acara hingga acara berakhir

b. Penyaji : Ni Kadek Dwi Mas Pujastuti

Tugas : Menyampaikan materi yang telah dipersiapkan ke

pada peserta penyuluhan

5

21

3

Tn.J Nn. M

Nenek S Ibu R

Page 6: SAP Rematik

Keperawatan Komprehensif

Program Studi Ilmu Keperawatan A Tahun 2015

c. Fasilitator : Anak Agung Istri Dwi Mayuni

: Putu Citta Wicakyani

Tugas : Mendampingi dan memfasilitasi peserta selama

kegiatan

penyuluhan berlangsung.

d. Observer : Anak Agung Tri Wulandari Putra

Tugas :Mengamati dan mengevaluasi jalannya acara hingga

acara berakhir

I. KRITERIA EVALUASI

a. Evaluasi Struktur

Rencana kegiatan dipersiapkan 2 hari sebelum kegiatan dan informasi

kepengurusan 1 hari sebelum kegiatan.

b. Evaluasi Proses

Kegiatan berlangsung tepat waktu

Peserta yang hadir 60% dari jumlah

total peserta

Tempat berlangsungnya kegiatan

kondusif

Tidak ada peserta yang

meninggalkan tempat saat penyuluhan berlangsung

Peserta yang aktif bertanya 50%

dari total peserta yang hadir.

c. Evaluasi Hasil

a) Peserta mengerti dan dapat menjelaskan kembali 80% dari materi

pengertian dan jenis rematik.

b) Peserta mengerti dan dapat menjelaskan kembali 70% dari materi

penyebab rematik

c) Peserta mengerti dan dapat menjelaskan kembali 70% dari materi

tanda dan gejala serta komplikasi rematik.

6

Page 7: SAP Rematik

Keperawatan Komprehensif

Program Studi Ilmu Keperawatan A Tahun 2015

d) Peserta mengerti dan dapat menjelaskan kembali 75% dari materi

penanganan rematik.

J.DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC

Hendrata, Irene. 2007. Osteoarthritis: Cegah Sebelum Anda Menderita!.

http://www.tanyadokteranda.com/artikel/2007/10/osteoarthritis-cegah-

sebelum-anda-menderita. [Akses: 6 September 2010]

Khafidha, Nur. 2008. Osteoarthritis Lutut.

http://www.fisioska.co.cc/2008/07/oteoarthritis-oa-lutut.html. [Akses:

6 September 2010]

McCloskey&Bulechek. 2004. Nursing Interventions Classification, Fourth

Edition. USA: Mosby Elsevier

NANDA. 2005-2006. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda: Definisi dan

Klasifikasi. Jakarta: Prima Medika

Nurbaeti, Umi. 2008. Penatalaksanaan Fisioterapi pada Kondisi

Osteoarthritis Genu Sinistra dengan Modalitas Micro Wave

Diathermi dan Terapi Latihan di RSO Prof Dr. R. Soeharso

Surakarta. Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas Muhammadiyah

Surakarta. Pdf [Akses: 6 September 2010]

Paskah, Leonardo. 2009. Osteoarthritis (pengapuran) Atau Osteoporosis

(tulang keropos?). http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?

id=13707. [Akses: 6 September 2010]

University IOWA. 2008. Nursing Outcomess Classification, Fourth Edition.

USA: Mosby Elsevier

Hartono, A. 2006. Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit. Edisi 2. Jakarta:EGC

Hembing, W. 2006. Atasi Rematik Asam Urat Ala Hembing. Jakarta:Pus[a

Swara.

7

Page 8: SAP Rematik

Keperawatan Komprehensif

Program Studi Ilmu Keperawatan A Tahun 2015

Isnayadi. 2004. Asuhan Keperawatan Dengan Rematik (athritis rheumatoid)

pada lansia http://library.usu.ac.id/download/fk/keperawatan-

isnayadi2.pdf. Diakses tanggal 20 Agustus 2012

Depses RI. 2002. Pedoman praktis Pemantauaan status Gizi Orang Dewasa.

Jakarta: Dirgen Bina Gizi Masyarakat

Lampiran Materi

MATERI PENYULUHAN REMATIK

A. DEFINISI dan JENIS

Gambar 1 : anatomi Sendi normal (kiri), Osteoarthritis (tengah),

Rheumatoid Arthtritis (kanan) ( William. 2010 )

Istilah rheumatism berasal dari bahasa Yunani, rheumatismos yang berarti

mucus, suatu cairan yang dianggap jahat mengalir dari otak ke sendi dan

struktur klain tubuh sehingga menimbulkan rasa nyeri atau dengan kata

lain, setiap kondisi yang disertai kondisi nyeri dan kaku pada sistem

muskuloskeletal disebut reumatik termasuk penyakit jaringan ikat

(Ismayadi, 2004)

8

Page 9: SAP Rematik

Keperawatan Komprehensif

Program Studi Ilmu Keperawatan A Tahun 2015

Rematik merupakan suatu kondisi nyeri dan kaku yang menyerang

anggota gerak atau system musculoskeletal, yaitu sendi otot, tulang,

maupun jaringan disekitar sendi (Hembing, 2006).

Rematik adalah suatu bentuk arthritis ( peradangan sendi yang biasanya

menyerang jari-jari kak, terutama ibu jari kaki). Bisa juga menyerang

lutut, tumit, pergelangan kaki, pergelangan tangan, jari jari tangan dan

siku.

Jenis-Jenis Rematik (Hembing, 2006)

1. Rematik Artikuler : gangguan rematik yang berlokasi pada persendian

( arthritis rheumatoid, osteoarthritis, dan gout)

Osteoarthritis

Penyakit yang merupakan penyakit kerusakan tulang rawan sendi

yang berkembang lambat dan berhubungan dengan usia lanjut.

Secara klinis ditandai dengan nyeri, deformitas, pembesaran sendi,

dan hambatan gerak pada sendi-sendi tangan dan sendi besar yang

menanggung beban. Osteoarthritis adalah penyakit peradangan

sendi yang sering muncul pada usia lanjut. Jarang dijumpai pada

usia dibawah 40 tahun dan lebih sering dijumpai pada usia diatas

60 tahun.

Artthritis Reumatoid

Arthritis rheumatoid merupakan radang yang umumnya menyerang

pada sendi sendi tangan dan kaki yang semakin lama semakin

bertambah berat sakitnya.

Gout arthritis

Adalah suatu bentuk arthritis (peradangan sendi yang biasanya

menyerang jari jari kaki, terutama ibu jari kaki). Bisa juga

menyerang lutut, tumit, pergelangan kaki, pergelangan tangan, jari-

jari tangan dan siku. Gout biasanya diturunkan dalam keluarga.

Hanya saja pada pria sering timbul tanpa gejala awal sekitar 45

tahun. Bila dicetuskan oleh cedera ringan seperti memakai sepatu

yang tidak sesuai ukuranny, terlalu banyak makanan yang

9

Page 10: SAP Rematik

Keperawatan Komprehensif

Program Studi Ilmu Keperawatan A Tahun 2015

mengandung asam urat seperti jeroan, alcohol, stress, infeksi dan

obat-obatan tertentu.

2. Rematik nonartikuler : gangguan rematik yang disebabkan oleh proses

luar persendian ( bursitis, fibrositis, dan sciatica)

Bursitis

Merupakan peradangan bursa yang menimbulkan rasa sakit pada

satu atau lebih kantong yang berisi cairan penutup dan pelingdung

ujung tulang. Bursa berfungsi sebagai bantalan antara tulang, otot,

dan tali otot. Daerah yang biasanya terserang bursitis meliputi

bagian bawah otot bahu, siku, sendi pinggul, tempurung lututm,

dan tumit. Bursitis terjadi pada usia menengah dan mungkin

serangannya tidak berlangsung lama.

Fibrositis

Merupakan suatu kondisi yang disebabkan inflamasi atau

peradangan jaringan ikat fibrous, terutama pada daerah leher, bahu,

dan punggung bagian atsa. Hal ini terjadi karena berbagai hal,

umumnya fibrositis disebabkan rasa sakit pada leher tulang

belakang akibat salah urat atau cedera ringan, serta adanya

degenerasi pada tulang rawan. Selain itu, dapat juga disebabkan

karena kelelahan, kecemasan, dan faktor kejiawaan maupun psikis.

Gangguan ini ditandai dengan rasa sakit, sensitive, dan otot kaku.

Fibrositis sering dijumpai pada usia lanjut terutama wanita.

Sciatica

Merupakan suatu keadaan yang ditandai oleh rasa sakit yang

menjalar kebawah dari punggung bagian bawah atau bokong

hingga tungkai bawah sepanjang daerah saraf sciatic, yaitu saraf

terbesar tubuh yang terletak sepanjang kaki. Umumnya, penyakit

ini disebbakan tekanan pada saraf oleh diskus intervertebralis yang

robek dan menonjol keluar dari sumsum tulang belakang atau ruas

tulang punggung yang bergeser.

10

Page 11: SAP Rematik

Keperawatan Komprehensif

Program Studi Ilmu Keperawatan A Tahun 2015

B. ETIOLOGI

Faktor yang mempengaruhi munculnya rematik tergantung pada jenis

rematiknya. Serangan pada jenis rematik yang satu dipengaruhi oleh faktor

yang berbeda dengan rematik yang lainnya.

Berikut beberapa jal yang mempengaruhi timbulnya serangan rematik :

1. Faktor Usia

Rematik juga dipicu ileh faktor pertambahan usia. Setiap persendian

tulang memiliki lapisan pelindung sendi yang menghalangi terjadinya

gesekan antara tulang. Dan didalam sendi terdapat cairan yang

berfungsi sebagai pelumas sehingga tulang dapat digerakkan dengan

leluasa. Pada mereka yang sudah berusia lanjut, lapisan pelingdung

persendian mulai menipis dan cairan tulnag meulai mengental,

menyebabkan tubuh menjadi kaku dan sakit saat digerakkan. Biasanya

lebih banyak menyerang usia diatas 60 tahun. Tidak semua jenis

rematik dipengaruhi oleh proses menua (proses degenerative). Ada

juga rematik yang menyerang anak-anak dan usia muda seperti

juvenile rheumatoid arthritis yang menyerang anak usia 4-15 tahun.

2. Jenis Kelamin

Wanita lebih sering terkena osteoarthritis lutut dan sendi, dan laki-laki

lebih sering terkena osteoarthritis paha, pergelangan tangan dan leher.

Secara keseluruhan dibawah 45 tahun frekuensi osteoarthritis kurang

lebih sama pada laki dan wanita tetapi diatas 50 tahun frekuensi

osteoarthritis lebih banyak pada wanita dar pada pria hal ini

menunjukan adanya peran hormonal pada pathogenesis osteoarthritis.

3. Infeksi

Rematik pada persendian dapat disebabkan karena adanya infeksi virus

atau bakteri. Hal ini dapat mengakibatkan rasa sakit yang mendadakn.

Tanda-tandanya berupa demam, nyeri pada persendian tulang dan otot,

11

Page 12: SAP Rematik

Keperawatan Komprehensif

Program Studi Ilmu Keperawatan A Tahun 2015

disertai dengan peradangan (seperti bengkak, panas, dan bercak-bercak

pada kulit)

4. Pekerjaan

Sikap badan yang salah dalam melakukan pekerjaan sehari-hari

memudahkan timbulnya rematik non artikuler. Mengangkat beban

berat dari lantai dengan badan membungkung dapat mengakibatkan

sakit pinggang. Pada pemain tenis, karena seringnya melakukan

pukulan back hand yang keras atau cedera lain, dapat menimbulkan

rasa nyeri dan peradangan pada jaringan otot siku lengan yang disebut

dengan tennis elbow.

5. Jenis Makanan

Tidak senua jenis rematik dipengaruhi oleh faktor makanan. Rematik

gout atau asam urat merupakan satu-satunya jenis rematik yang

serangannya sangat dipengaruhi oleh pola makan. Mengkonsumsi

makanan yang banyak mengandung purin dapat meningkatkan kadar

asam urat, yang menyebabkan terjadinya pengkristalisasian dalam

sendi. Agar terhindar dari penyakit gout, salah satu caranya adalah

menjaga kadar asam urat dalam darah di posisi normal, yaitu 5-7mg%.

batasan tertinggi untuk pria dalah 6,5mg% sedangkan untuk wanita

5,5mg%, di atas batas ini biasanya akan terjadi pengkristalan. Diet

normal biasanya mengandung 600-1000 mg purin per hari. Namun

bagi penderita gout, asupan purin harus dibatasi sekitar 100-150 mg

purin per hari (Sutantu, 2008)

Makanan untuk diet asam urat menjadi tiga jenis, yaitu bahan makanan

yang tinggi purin, kandungan purin sedang dan rendah :

Tinggi Purin (150-1000mg/100g bahan pangan)

Ikan teri, otak, jeroan, daging angsa, burung dara, telur ikan, kaldu,

sarden, alcohol, ragi, melinjo (emping) dan makanan yang

diawetkan.

Sedang (50-100/100 g bahan pangan)

12

Page 13: SAP Rematik

Keperawatan Komprehensif

Program Studi Ilmu Keperawatan A Tahun 2015

Bahan pangan ini sebaiknya dibatasi 50 g/hari, ikan tongkol,

tenggiri, bawal, bandeng, daging sapi, daging ayam, kerang,

asparagus, kacang-kacangan, jamur, bayam, kembang kol, buncis,

kapri, tahu, tempe.

Rendah purin (0-100 mg/100 g bahan makanan)

Nasi, roti, macaroni, mie, crackers, susu, keju, telur, sayuran dan

buah buahan kecuali durian dan alpukat.

Akan tetapi pada osteoarthritis salah satunya dipengaruhi oleh

defisiensi kalsium akibat makanan rendah kalsium dan vitamin D

dalam waktu yang lama.

6. Faktor genetic atau keturunan

Faktor genetic atau keturunan hanya berpengaruh pada beberapa jenis

rematik tertentu, faktor keturunan mempunyai peran terhadap

terjadinya osteoarthritis. Sinovitis yang terjadi seringkali dihubungkan

dengan mutasi genetic yaitu gen Ank. Gen tersebut berkaitan dengan

peningkatan pirofosfat intraseluler dua kali lipat, dimana deposit

pirofosfat diyakini dapat menyebabkan sinovitis. Pengaruh faktor

genetic mempunyai kontribusi sekitar 50% terhadap risiko terjadinya

osteoarthritis tangan dan panggul dan sebagian kecil osteoarthritis

lutut.

7. Patologis

Depresi, stress, dan beban kecemasan yang disertai dengan kelelahan

dan ketidakmampuan menangani tuntutan fisik dapat mempengaruhi

timbulnya penyakit rematik. Sikap mental yang salah tersebut

merupakan sumber ketegangan otot yang memacu timbulnya rematik.

Rasa nyeri yang merupakan gejala komplek rematik dapat bertambah

buruk dalam keadaan stress, depresi dan gelisah.

8. Latihan Fisik

Penelitian menunjukkan bahwa latihan fisik adalah penyembuhan yang

paling baik untuk osteoarthritis. Olahraga dapat meningkatkan suasana

hati (mood) dan harapan (outlook, mengurangi rasa sakit,

meningkatkan fleksibilitas, memperbaiki jantung dan aliran darah,

13

Page 14: SAP Rematik

Keperawatan Komprehensif

Program Studi Ilmu Keperawatan A Tahun 2015

menjaga berat badan dan memperbaiki kebugaran secara umum.

Olahraga juga tidak mahal, bila dilakukan dengan benar, tidak ada efek

samping. Jumlah dan bentuk olahraga tergantung dari persendian yang

terlibat, kestabilan dan apakah sudah pernah dilakukan pembedahan.

Dengan latihan fisik secara teratur (penguatan, rentang gerakan,

isometric, isotinik, isokinetik, postural), kartilago dapt dipertahankan

tetap sehat, mendorong gerakan dan membantu pengembangan otot

dan tendon untuk meredam tekanan dan mencegah kerusakan

selanjutnya akibat osteoarthritis. Sebaliknya inaktivitas dan imobilisasi

walau dalam periode pendek akan memperburuk atau mempercepat

berkembangnya osteoarthritis.

Latihan fisik dan penguatan otot akan meningkatkan fungsi fisik dan

mengurangi kecacatan rasa sakit, pemakaian analgesic. Ada panduan

dari American Geriatrics Society untuk latihan fisik bagi pasien

osteoarthritis. Lebih dianjurkan latihan fisik isometric dinadingkan

dengan isotonic karena isotonic akan memperburuk sendi yang

terkena. Latihan fisik harus diajarkan kepada pasien sebelum pasien

mempraktikkan di rumah. Latihan fisik sebaiknya dilakukan tiga

sampai empat klai sehari. Bila terasa sakit, kurangi latihan (Depkes RI,

2006)

9. Kelebihan berat badan (ebesitas)

Osteoarthritis panggul, lutut, dan tangan sering dihubungkan dengan

peningkatan berat badan. Obesitas merupakan penyebab yang

mengawali osteoarthritis, bukan sebaliknya bahwa obesitas disebabkan

immobilitas akibat rasa sakit karena osteoarthritis. Pembebanan lutut

dan panggul dapat menyebabkan karusakan kartilago, kegagalan

ligament dan dukungan structural lain. Setiap penambahan berat + ½

kg, tekanan total pada satu lutut meningkat sebesar + 1-11/2 kg. Setiap

penambahan 1 kg meningkatkan resiko terjadinya osteoarthritis

sebesar 10%. Bagi orang yang berat badan lebih, setiap penurunan

berat walau hanya 5 kg akan mengurangi risiko di kemudian hari

sebesar 50% (Depkes RI, 2006)

14

Page 15: SAP Rematik

Keperawatan Komprehensif

Program Studi Ilmu Keperawatan A Tahun 2015

Tabel 1 ndeks Massa Tubuh

Keadaan Kategori IMT (kg/m2)

Kurus Kekurangan BB tingkat beratKekurangan BB tingkat ringan

< 1717,0 – 18,4

Normal 18,5 - 25

Gemuk Kelebihan BB tingkat ringanKelebihan BB tingkat berat

25,1 – 27> 27

Sumber : Depkes RI, 2002

Faktor Pemicu Munculnya Rematik:

(Marisa, 2012)

1. Kopi

Meskipun hubungan antara kopi dengan reumatik masih diperdebatkan,

tapi studi menunjukkan kopi tanpa kafein bisa meningkatkan risiko

terkena reumatik sedangkan kopi berkafein tidak memiliki dampak.

Selain itu kopi mungkin bisa membuat obat reumatik seperti

methotrexate tidka bekerja dengan baik.

2. Cuaca

Perubahan tekanan udara dan suhu bisa memiliki dampak yang besar

terhadap gejala reumatik. Dr Goodman menuturkan perubahan iklim

cenderung bisa memperburuk gejala-gejala dari reumatik, karena itu

pasien biasanya lebih mengharapkan cuaca atau iklim yang konsisten.

3. Alkohol

Dalam studi terbaru di jurnal Rheumatology, peneliti meminta sekitar

1.000 orang yang memiliki kebiasaan konsumsi alkohol dan kondisi

reumatik. Peneliti menemukan orang yang mengonsumsi alkohol 3-4

hari dalam seminggu lebih memungkinkan untuk memiliki reumatik.

15

Page 16: SAP Rematik

Keperawatan Komprehensif

Program Studi Ilmu Keperawatan A Tahun 2015

4. Kurang Vitamin D

Hubungan antara vitamin D dan reumatik tergolong rumit. Namun studi

menunjukkan perempuan yang jarang terkena sinar matahari berisiko

lebih besar terkena reumatik. Hal ini mungkin karena kekurangan sinar

matahari bisa menyebabkan kekurangan vitamin D yang telah dikaitkan

dengan penyakit autoimun lainnya.

5. Merokok

Susan Goodman, MD seorang rheumatologist dari Hospital for Special

Surgery di New York City menuturkan rokok bisa membuat reumatik

bertambah buruk dan juga meningkatkan risiko seseorang terkena

reumatik. Studi menunjukkan orang dengan reumatik yang tidak

merokok memiliki lebih sedikit bengkak dan sendi yang sakit dibanding

perokok. Selain itu perokok memiliki dua kali kemungkinan mengalami

kerusakan sendi.

C. MANIFESTASI KLINIS REMATIK

Gejala rematik bermacam-macam tergantung jenisnya. Namun secara

umum rematik ditandai dengan rasa nyeri dan kaku pada persendian, otot,

dan tulang, selain itu rematik juga disertai dengan gejala lain seperti rasa

lelah dan lemah, demam, sulit tidur, depresi, berat badan menurun, serta

gerak tubuh terhambat/lamban.

Berikut gejala yang sering terjadi pada penyakit rematik

1. Nyeri pada anggota gerak

Rasa nyeri pada anggita gerak merupakan keluhan utama para

penderita rematik. Biasanya, rasa nyeri timbul ketika melakukan

gerakan tertentu atau setelah melakukan aktivitas. Nyeri juga dapat

timbul ketika istirahat yang tidak ada hubungan dengan masa gerakan

sebelumnya, atau pada pagi hari ketika bangun tidur. Rasa nyeri

tersebut tidak hanya di persendian, tetapi juga menyebar hingga

seluruh tubuh. Nyeri yang menjalar secara tajam keseluruh tubuh

menandakan nyeri saraf.

Sendi yang dapat terserang : 

16

Page 17: SAP Rematik

Keperawatan Komprehensif

Program Studi Ilmu Keperawatan A Tahun 2015

Jari tangan : pembesaran tulang di ujung jari (pertama

bersama) adalah biasa. Ini disebut node Heberden.

Mereka biasanya tidak menyakitkan. Kadang-kadang

mereka dapat membesar tiba-tiba, terasa menyakitkan,

bengkak, dan merah. Hal ini dikenal sebagai osteoartritis

nodal dan terjadi pada wanita yang lebih tua dari 45

tahun. 

Pinggul : sendi pinggul berfungsi untuk menahan beban

yang berat. Keterlibatan pinggul dapat dilihat lebih

cenderung pada pria. Petani, pekerja konstruksi, dan

pemadam kebakaran telah ditemukan memiliki

peningkatan kejadian dari hip osteoarthritis. Para peneliti

berpikir bahwa beban kerja fisik yang berat memberikan

kontribusi untuk OA pada panggul dan lutut . 

Lutut: sendi lutut juga berfingsi menahan beban

tubuh. Berulang berjongkok dan berlutut dapat

meningkatkan risiko osteoarthritis. 

Spine  : Osteoartritis tulang belakang bisa menyebabkan

tulang taji atau osteophytes, yang dapat menekan saraf

perangsang nyeri menimbulkan rasa sakit dan kelemahan

di lengan atau kaki.

2. Kelemahan otot

Pada umumnya gejala yang meringankan nyeri adalah otot-otot terasa

capek dan lemah. Dalam waktu yang lama, kelemahan otot tersebut

dapat menimbulkan atrofi (pengecilan) otot yang bersangkutan. Dalam

hal ini disebabkan oleh proses rematismus yang berjalan cukup lama.

Jaringan yang tekena proses patologik, yaitu saraf pergerakan (saraf

motorik) atau otot.

3. Peradangan dan Bnegkak pada sendi

Jika sendi mengalami peradangan maka sendi akan membengkak,

warna kulit terlihat memerah, nyeri dan terasa panas setempat, dan

17

Page 18: SAP Rematik

Keperawatan Komprehensif

Program Studi Ilmu Keperawatan A Tahun 2015

sakit jika diraba. Terkadang pada kulit akan timbul bercak-bercak dan

jika ditekan agak nyeri.

4. Kekakuan Sendi

Persendian terasa kaku dan nyeri apabila digerakkan. Pada mulanya

hanya terjadi pada pagi hari, tetapi apabila dibiarkan akan bertambah

buruk dan menimbulkan rasa sakit setiap melakukan gerakan tertentu,

terutama pada waktu menopang berat badan, namun bisa membaik bila

diistirahatkan. Kekakuan juga dapat disebabkan otot yang tegang

secara berkesinambungan.

5. Kejang dan Kontraksi otot

Saat kejang otot-otot menggumpal dan terasa sebagai benjolan yang

keras. Dengan mengurutkan dan menggerakkan anggota tubuh, dapat

membantu meredakan kontraksi otot yang tegang dan keras.

6. Gangguan Fungsi

Lamban laun, rasa nyeri, kekakuan dan kelemahan otot akan

berpengaruh pada aktivitas keseharian. Gangguan fungsi tersebut dapat

mematahkan semangat kebanyakan penyakit rematik. Gangguan fungsi

tersebut sering menjadi keluhan utama penderita rematik seperti tidak

dapat berjalan karena lutut atau tumit sakit atau tidak bisa berbalik

karena tumit terasa sakit.

7. Sendi Berbunyi (krepitasi)

Sebgaian orang usia muda dapat menghasilkan bunyi-bunyian jika

menekuk persendian pada jari-jari tangan, kaki atau lainnya. Meskipun

demikian, bukan berarti mereka itu akan terkena rematik. Pada

penyakit rematik dapat dirasakan adanya bunyi berderak yang dapat

diraba dan didengar.

8. Sendi goyah

Sendi posisinya goyah dapat terjadi karena kerusakan rawan sendi atau

ligament yang robek. Selain itu dapat dsebabkan juga karena

peradangan atau trauma pada ligament dan kapsul sendi.

9. Timbulnya perubahan bentuk

18

Page 19: SAP Rematik

Keperawatan Komprehensif

Program Studi Ilmu Keperawatan A Tahun 2015

Rematik yang parah dapat menyebabkan perubahan bentuk organ

tubuh atau kecacatan. Kelainan ini hanya terjadi pada jenis rematik

tertentu terutama rematik sendi (artikuler), seperti rheumatoid arthritis,

gout, dan osteoarthritis. Biasanya, perubahan bentuk terjadi pada

sendi-sendi jari tangan dan sendi antar ruas jari yang terlihat bengkak

dan bentuknya berubah. Osteoaathritis yang menyerang sendi lutut

kadang dapat menyebabkan kaki berubah bentuk menjadi O. sendi-

sendi yang terserang rheumatoid arthritis dapat berubah menjadi

bengkok. Sendi yang terserang gout menimbulkan tonjolan yang

disebut dengan tofus.

10. Timbul benjolan/nodul

Umumnya benjolan timbul pada rematik gout kronis, disebut tofus.

Tofus merupakan endapan seperti kapur dibawah kulit atau di dalam

sendi yang menandakan adanya pengendapan asam urat. Pada

rheumatoid arthritis juga dapat timbul benjolan yang disebut nodul

rheumatoid, yaitu masa berbentuk bundar atau oval yang tidak lunak

dibawah kulit, benjolan kecil yang timbul pada sendi antar ruas jari

tangan paling ujung disebut nodus herberden atau benjolan herbenden.

Perubahan Perilaku dan Pola Hidup pada Pasien dengan Osteoarthritis

Orang yang telah mengalami osteoarthritis biasanya akan mengalami

perubahan baik dalam perilaku maupun dalam pola hidup, beberapa

perubahan yang dapat terjadi diantaranya:

- Orang yang telah mengalami osteoarthritis akan mengalami penurunan

dalam melakukan aktivitas oleh karena hambatan dalam bergerak baik

karena kaku sendi, nyeri saat bergerak, ataupun karena pembengkakan

sendi.

- Penderita osteoarthritis akan lebih banyak beristirahat (bed rest)

daripada beraktivitas karena nyeri biasanya bertambah dengan gerakan

dan sedikit berkurang dengan beristirahat.

- Penderita osteoarthritis akan membutuhkan waktu lebih lama untuk

mulai melakukan aktivitas setelah bangun pagi atau duduk dalam

19

Page 20: SAP Rematik

Keperawatan Komprehensif

Program Studi Ilmu Keperawatan A Tahun 2015

waktu yang cukup lama karena mengalami kekakuan pada sendi

selama kurang lebih 30 menit setelah imobilitas atau yang sering

disebut dengan kaku pagi.

- Orang osteoarthritis akan mengalami perubahan gaya berjalan karena

deformitas sendi.

- Orang dengan osteoarthritis akan mengalami perubahan dalam pola

makan yaitu dengan lebih menurunkan konsumsi makanan yang

berkolesterol agar tidak terjadi obesitas karena obesitas akan lebih

memberatkan beban sendi.

D. KOMPLIKASI

Komplikasi Osteoarthritis

Osteoarthritis adalah jenis penyakit degeneratif yang akan semakin parah

seiring bertambahnya waktu. Rasa sakit dan kaku di persendian bisa saja

semakin parah sehingga dapat menganggu aktivitas sehari-hari. Bahkan

sejumlah penderitanya tak mampu lagi bekerja. Ketika sakit di persendian

makin parah, biasanya dokter akan menyarankan untuk menjalani bedah

pergantian sendi

Komplikasi GOUT

Pada gout yang menahun dapat terjadi pembentuk tofi. Tofi adalah

benjolan dari kristal monosodium urat yang menumpuk di jaringan lunak

tubuh. Tofi merupakan komplikasi lambat dari hiperurisemia (radang

sendi). Komplikasi dari tofi berupa nyeri, kerusakan dan kelainan bentuk

jaringan lunak, kerusakan sendi dan sindrom penekanan saraf. 

Tiga komplikasi gout pada ginjal berupa batu ginjal, gangguan ginjal akut

dan kronis akibat asam urat. Batu ginjal terjadi sekitar 10-25% pasien

dengan gout primer. Kelarutan kristal asam urat meningkat pada suasana

pH urin yang basa. Sebaliknya, pada suasana urin yang asam, kristal asam

urat akan mengendap dan terbentuk batu. 

Gout dapat merusak ginjal, sehingga pembuangan asam urat akan

bertambah buruk. Gangguan ginjal akut gout biasanya sebagai hasil dari

20

Page 21: SAP Rematik

Keperawatan Komprehensif

Program Studi Ilmu Keperawatan A Tahun 2015

penghancuran yang berlebihan dari sel ganas saat kemoterapi tumor.

Penghambatan aliran urin yang terjadi akibat pengendapan asam urat pada

duktus koledokus dan ureter dapat menyebabkan gagal gifnjal akut.

Penumpukan jangka panjang dari kristal pada ginjal dapat menyebabkan

gangguan ginjal kronik.

E. PENATALAKSANAAN

Secara umum penatalaksanaan rematik dapat dibagi dalam :

1. Terapi Modifikasi Prilaku

menurunkan berat badan bagi yang kelebihan berat badan

latihan menguatkan otot paha dan pinggul untuk menjaga 

kebugaran tubuh

memakai knee brance selama diperlukan

Olahraga dapat mengurangi rasa sakit dan dapat membantu

mengontrol barat badan. Olahraga untuk osteoarthritis misalnya

berenang dan jogging.

Menjaga sendi

Menggunakan sendi dengan hati-hati dapat menghindari kelebihan

stres padasendi

Pada gout perhatikan pola istirahat yang teratur. Paling tidak

istirahatkan sendi yang terkena. Bila ibu jari yang terkena lepaskan

sepatu, upayakan ibu jari sellau pada posisi terangkat.

Menggunakan sepatu yang nyaman, perhatikan sepatu agat tidak

terlalu ketat atau terlalu longgar. Upayakan agar ibu jari kaki dapat

digerakkan dengan mudah, trauma ringan pada ibu jari kaki dapat

memicu terjadinya nyeri.

2. Terapi Diet nutrisi

(Hartono, A. 2006)

Diet OA:

21

Page 22: SAP Rematik

Keperawatan Komprehensif

Program Studi Ilmu Keperawatan A Tahun 2015

Diet pada osteoathritis tidak khas kendati makanan yang banyak

mengandung kalsium seperti : susu, ikan-ikan kecil yang tulangnya

dapat dimakan (ikan teri, ebi) dan sayuran hujau serta biji-bijian,

buah boleh diberikan untuk mencegah osteoporosis, disamping itu

makanan yang mengandung omega 3 seperti ikan laut juga baik

dikonsumsi untuk perbaikan inflamasi

Diet yang paling penting untuk pasien osteoathritis yang obes

adalah diet rendah kalori karena kegemukan atau obesitas

merupakan salah satu faktor resiko timbulnya kelainan degeneratif

sendi.

Makanan lain yang dapat mengatasi inflamasi sekaligus megurangi

rasa nyeri adalah minuman seperti kunir/kunyit yang mnegandung

curcumin dan jahe yang mengandung gingerol.

Kurangi makanan yang mengandung daging serta lemak.

vitamin D (susu ),C (daun singkong, kelor, dan jeruk, kentang,

tomat, pepaya), E ( gandum, minyak jagung, sayuran hujai, beras

merah,jangung, ketan hitam, makanan laut), dan beta karotin

( bayam merah, brokoli, labu merah, mangga, semangka, tomat,

wortel, ubi) untuk mengurangi laju perkembangan osteoarthritis.

Teh hijau memiliki zat anti peradangan

Diet Gout:

Agar terhindar dari penyakit gout, salah satu caranya adalah menjaga

kadar asam urat dalam darah di posisi normal, yaitu 5-7mg%. batasan

tertinggi untuk pria dalah 6,5mg% sedangkan untuk wanita 5,5mg%,

di atas batas ini biasanya akan terjadi pengkristalan. Diet normal

biasanya mengandung 600-1000 mg purin per hari. Namun bagi

penderita gout, asupan purin harus dibatasi sekitar 100-150 mg purin

per hari (Sutantu, 2008)

Makanan untuk diet asam urat menjadi tiga jenis, yaitu bahan

makanan yang tinggi purin, kandungan purin sedang dan rendah :

Tinggi Purin (150-1000mg/100g bahan pangan)

22

Page 23: SAP Rematik

Keperawatan Komprehensif

Program Studi Ilmu Keperawatan A Tahun 2015

Ikan teri, otak, jeroan, daging angsa, burung dara, telur ikan,

kaldu, sarden, alcohol, ragi, melinjo (emping) dan makanan yang

diawetkan.

Sedang (50-100/100 g bahan pangan)

Bahan pangan ini sebaiknya dibatasi 50 g/hari, ikan tongkol,

tenggiri, bawal, bandeng, daging sapi, daging ayam, kerang,

asparagus, kacang-kacangan, jamur, bayam, kembang kol,

buncis, kapri, tahu, tempe.

Rendah purin (0-100 mg/100 g bahan makanan)

Nasi, roti, macaroni, mie, crackers, susu, keju, telur, sayuran dan

buah buahan kecuali durian dan alpukat.

Nutrisis kuratif

Monitor berat bdan : penurunan berat yang tidak dikehendaki dapat

menjadi indikator dini untuk menunjukkan malnutrisi

Asupan protein harus diperthankan pada 0,8g/kg BB/hari : asupan

protein yang berlebih tidak dianjurkan

Asupan buah dan sauran harus dievaluasi, asupan ini harus lebih

dari 5 kali sajian per hari

Asupan lemak dari makanan harus dievaluasi, diat rendah lemak

(<30% asupan total kalori) dengan <5% jumlah kalori dari lemak

tak jenuh ganda ( samam lemak omega-6) dan >10% dari lemak

tak jenuh tunggal (asam lemak omega 9) dapat dianjurkan untuk

mengurangi respon inflamasi

Mengevaluasi diet untuk menentukan kecukupan vitamin b6atau

asam askorbat

Memberikan suplemen multivitamin/mineral setiap hari jika

asupan dari makanan tampaknya tidak mencukupi (kurang dari

AKG)

Preskripsi diet

Makan makanan dalam porsi kecil tetapi sering

Cobalah diet tanpa daging 3-4 hari dalam seminggu

23

Page 24: SAP Rematik

Keperawatan Komprehensif

Program Studi Ilmu Keperawatan A Tahun 2015

Biasakan makan ikan minimal seminggu sekali dengan memilih

jenis ikan yang kaya akan asam lemak omega 3

Ikut sertakan buah buahan dan sayur dalam diet, tambahkan buah

pada bubur sereal.

3. Terapi Konvensional

Menggunakan kompres dingin saat sendi sedang bengkak

merah dan terasa panas, hindari menggunakan kompres panas.

Dingin dapat mngurangi pembengkakan pada sendi dan

mengurangi rasa sakit.Dapat didapat dengan mengompres

daerah yang sakit dengan air dingin.

Bila nyeri tanpa pembengkakan dan merah gunakan kompres

hangat. Panas didapat, misalnya dengan mandi air panas.

Panas dapat mengurangi rasasakit pada sendi dan melancarkan

peredaran darah.

Hindari memijat daerah yang bengkak

Temulawak dan sambiloto merupakan tanaman tanaman

antiradang, antinyeri dan antiracun.

Relaksasi , guided imageri untuk mengurangi rasa nyeri

dengan pengalihan perhatian.

ROM untuk meningkatkan elastisitas sendi dan mencegah

kontraktur.

F. PENCEGAHAN

Pencegahan rematik :

a) Hindari kegiatan tertentu apabila sendi sudah terasa nyeri, sebaiknya

berat badan diturunkan, sebab bila kegemukan mengakibatkan beban

pada sendi lutut atau tulang pinggul terlalu berat.

b) Istirahat yang cukup, pakailah kaos kaki atau sarung tangan sewaktu

tidur malam hari dan kurangi aktivitas yang berat secara perlahan lahan.

c) Hindari makan segala sesuatu berlebihan atau terutama yang bisa

mencetuskan serangan rematik. Kurangi makanan yang kaya akan purin

misalnya : daging jeroan (seperti kikil), babat, usus, ati, ampela dll.

24

Page 25: SAP Rematik

Keperawatan Komprehensif

Program Studi Ilmu Keperawatan A Tahun 2015

25