Top Banner
Laporan Kegiatan Kesehatan Lingkungan SANITASI LINGKUNGAN SEKOLAH DASAR Disusun Oleh : dr. Hermanu Adi Pembimbing: dr. Rahmi Asfiyatul Jannah
51

Sanitasi Sd

Nov 26, 2015

Download

Documents

Agung Nugroho
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

Laporan Kegiatan Kesehatan Lingkungan

SANITASI LINGKUNGAN SEKOLAH DASAR

Disusun Oleh :dr. Hermanu Adi

Pembimbing:dr. Rahmi Asfiyatul Jannah

Pusat Kesehatan Masyarakat Kebumen IKebumen

BAB IPENDAHULUAN

Penyakit lingkungan masih merupakan masalah kesehatan yang terbesar di masyarakat, tercermin dari tingginya angka kesakitan penyakit berbasis lingkungan dalam kunjungan ke sarana pelayanan kesehatan. Tingginya angka kesakitan tersebut disebabkan oleh masih buruknya kondisi sanitasi dasar teruma air`bersih dan sanitas, rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), kurang hygienisnya cara pengolahan makanan serta buruknya penatalaksanaan aspek kesehatan dan keselamatan kerja.Kesehatan lingkungan merupakan ilmu kesehatan masyarakat yang menitik beratkan usaha preventif dengan usaha perbaikan semua faktor lingkungan agar manusia terhindar dari penyakit dan gangguan kesehatan. Kesehatan lingkungan adalah karakteristik dari kondisi lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan. Untuk itu kesehatan lingkungan merupakan salah satu dari enam usaha dasar kesehatan masyarakat. Istilah kesehatan lingkungan seringkali dikaitkan dengan istilah sanitasi/sanitasi lingkungan yang oleh Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO), menyebutkan pengertian sanitasi lingkungan/kesehatan lingkungan adalah suatu usaha untuk mengawasi beberapa faktor lingkungan fisik yang berpengaruh kepada manusia, terutama terhadap hal- hal yang mempunyai efek merusak perkembangan fisik, kesehatan dan daya tahan hidup manusia (Kusnoputranto, 1986).Keadaan sanitasi lingkungan suatu masyarakat, dapat menjadi gambaran tingkat kehidupannya. Bila sanitasinya baik, masyarakat itu dalam keadaan sejahtera. Demikian pula sebaiknya, bila keadaan sanitasinya buruk, dapat menjadi gambaran bahwasannya masyarakat tersebut berada dalam yang kekurangan hal materil ataupun pendidikannya. Anak usia sekolah ( 16-18 ) merupakan bagian terbesar dari penduduk Indonesia ( kurang lebih 29%), diperkirakan 50% dari jumlahnya terbesar adalah anak anak sekolah dasar. Karena itu, sanitasi lingkungan sekolah haruslah memenuhi syarat jika ingin menciptakan masyarakat Indonesia sehat. Sanitasi lingkungan sekolah lebih menekankan pada upaya pengawasan pengendalian pada faktor lingkungan fisik manusia seperti keberadaan sekolah, penyediaan air bersih yang memenuhi syarat kesehatan, tempat pembuangan kotoran dan limbah atau air buangan dan kondisi halaman. Lingkungan sekolah yang aman, nyaman dan sehat sangat diperlukan untuk mendukung proses belajar mengajar. Hal ini membutuhkan peran serta seluruh warga sekolah untuk menjaga sanitasi lingkungan sekolah.

BAB IIPERMASALAHAN

Terdapat 39 institusi pendidikan di wilayah Puskesmas Kebumen I, dari hasil inspeksi sanitasi di Tahun 2011 didapatkan 38 institusi pendidikan memenuhi syarat, sedang 1 lainnya tidak memenuhi syarat. Sedangkan di tahun 2013 ini baru 2 institusi pendidikan yang telah dilakukan inspeksi sanitasi, yaitu SDN Muktisari (memenuhi syarat) dan MI Muktisari (tidak memenuhi syarat).Hasil inspeksi sanitasi tahun 2013:NomerNama SekolahVariabelPermasalahanSaran

1SDN MurtirejoAtapMasih terdapat serangga dan tikus, terkadang bocor saat hujan besarAtap yang bocor segera diperbaiki agar tidak menjadi sarang serangga dan tikus

Saluran air limbahSaluran air limbah tidak tertutupSaluran limbah sebaiknya dibuatkan aliran sendiri yang tertutup dan lancar

Kamar mandi dan jambanKamar mandi untuk pria dan wanita tidak dipisah, rasio kamar mandi belum memenuhi syarat, kebersihan perlu ditingkatkanSebaiknya kamar mandi untuk pria dan wanita terpisah, lubang penghawaan berhubungan langsung dengan udara luar, bersih, ratio 1 kamar mandi: 1 jamban untuk 20 orang.

DapurTidak terdapat cerobong asap, masih terdapat serangga dan tikusTerdapat cerobong asap atau pintu harus dibuka saat memasak, bebas serangga dan tikus, bersih dan rapi

AirAir terlihat keruh dan berbau, sumber sangat dekat dengan jambanAir sebaiknya diendapkan dahulu sebelum dipakai, diberikan kaporit. Sebaiknya jamban dipindah ke tempat yang jauh dari sumber air, min. 10 m dari sumber air

Penanganan sampahTempat sampah terbuka, tidak kedap air, tidak dilapisi kantong plastikTempat sampah sebaiknya diberikan penutup agar tidak dihinggapi serangga, tempat sampah sebaiknya kedap air dan dilapisi kantong plastik agar mudah membersihkannya

2MI MurtirejoLantaiKebersihan kurang dan sedikit licin Sebaiknya lantai sering dibersihkan

AtapMasih terdapat serangga dan tikus, terkadang bocor saat hujan besarAtap yang bocor segera diperbaiki agar tidak menjadi sarang serangga dan tikus

PagarTidak dibatasi pagarSebaiknya dibuat pagar untuk keamanan sekolah, pagar dari bahan yang kuat dan juga aman.

Halaman taman dan tempat parkirHalaman terkesan kotor, berdebu, dan tempat sampah belum memadahiJika musim kemarau sebaiknya sering disiram agar tidak berdebu. Halaman dibersihkan dari sampah-sampah

Saluran air limbahTidak tertutupSebaiknya dibikin saluran limbah yang tertutup dan alirannya lancar untuk mengalirkan air kotor

Kamar mandiKamar mandi untuk pria dan wanita tidak dipisah, kebersihan sangat kurang, rasio kamar mandi kurang, banyak jentik nyamuk dan nyamuk yang bersarang di kamar mandiSebaiknya kamar mandi untuk pria dan wanita terpisah, lubang penghawaan berhubungan langsung dengan udara luar, bersih, ratio 1 kamar mandi: 1 jamban untuk 20 orang.

AirKesan keruh, penampungan kotor, banyak jentik nyamuk dan nyamuk dewasaKamar mandi agar sering dibersihkan, sering dikuras, dan pemberian abate di kamar mandi

Penanganan sampahTempat sampah terbuka, tidak kedap air, tidak dilapisi kantong plastik, jarang diangkut ke TPS dan TPATempat sampah sebaiknya diberi penutup, kedap air, dan dilapisi dengan plastik agar mudah mengangkutnya

Faktor lingkungan sekolah dapatmempengaruhiproses belajar mengajar, jugakesehatan warga sekolah.Kondisi dari komponen lingkungan sekolah tertentu dapat menyebabkan timbulnya masalah kesehatan. Faktor resiko lingkungan sekolah tersebutantara lain kondisi atap, dinding, lantai, dan aspek lainnya sebagai berikut :1. Kondisi atap dan talang:Atap dan talang yang tidak memenuhi syarat kesehatan dapatmenjadi tempat perindukan nyamuk dan tikus. Kondisi ini mendukungterjadinya penyebaran dan penularan penyakit demam berdarah danleptospirosis.2. Kondisi dinding:Dinding yang tidak bersih dan berdebu selain mengurangi estetikajuga berpotensi merangsang timbulnya gangguan pernafasan sepertiasthma atau penyakit saluran pernafasan.3. Kondisi lantai:Dinding yang tidak rata, licin dapat menyebabkan terjadinyakecelakaan, sedangkan lantai yang kotor dapat mengurangi kenyamanandan estetika. Lantai yang tidak kedap air dapat menyebabkankelembaban. Kondisi ini mengakibatkan dapat berkembang biaknyabakteri dan jamur yang dapat meningkatkan resiko penularan penyakitseperti TBC, ISPA dan lainnya.4. Kondisi tangga:Tangga yang tidak memenuhi syarat kesehatan seperti kemiringan,lebar anak tangga, pegangan tangga berpotensi menimbulkankecelakaan bagi peserta didik. Tangga yang memenuhi syarat adalahlebar injakan > 30 cm, tinggi anak tangga maksimal 20 cm, lebar tangga >150 cm serta mempunyai pegangan tangan.5. Pencahayaan:Pencahayaan alami di ruangan yang tidak memenuhi syaratkesehatan mendukung berkembang biaknya organisme seperti bakteridan jamur. Kondisi ini berpotensi menimbulkan gangguan terhadapkesehatan. Selain itu pencahayaan yang kurang menyebabkan ruangmenjadi gelap sehingga disenangi oleh nyamuk untuk beristirahat (rastinghabit).6. Ventilasi:Ventilasi di ruangan yang tidak memenuhi persyaratan kesehatanmenyebabkan proses pertukaran udara tidak lancar, sehingga menjadipengap dan lembab, Kondisi ini mengakibatkan berkembang biaknyabakteri, virus dan jamur yang berpotensi menimbulkan gangguan penyakitseperti TBC, ISPA, cacar dan lainnya.7. Kepadatan Kelas:Perbandingan jumlah peserta didik dengan luas ruang kelas yangtidak memenuhi syarat kesehatan menyebabkan menurunnya prosentaseketersediaan oksigen yang dibutuhkan oleh peserta didik. Hal ini akan menimbulkan rasa kantuk, menurunkan konsentrasi belajar dan resikopenularan penyakit. Perbandingan ideal adalah 1 orang menempati luasruangan 1,75 M2.8. Jarak Papan tulis:Jarak papan tulis dengan murid terdepan< 2,5 meter akanmengakibatkan debu kapur atau spidol beterbangan dan terhirup ketikamenghapus papan tulis, sehingga untuk jangka waktu lama akanberpengaruh terhadap fungsi paru-paru. Bila jarak papan tulis denganmurid paling belakang > 9 meter akan menyebabkan gangguankonsentrasi belajar.9. Ketersediaan tempat cuci tangan:Tangan yang kotor berpotensi menularkan penyakit. Kebiasaancuci tangan dengan sabun mampu menurunkan kejadian penyakit diare30%. Tersedianya tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabunbertujuan untuk menjaga diri dan melatih kebiasaan cuci tangan dengansabun sebelum makan atau sesudah buang air besar merupakan salahsatu Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Berdasarkan ketentuan Departemen Kesehatan maka setiap 2 (dua) ruang kelas harus terdapatsatu wastafel yang terletak di luar ruangan.10. Kebisingan:Kebisingan adalah suara yang tidak disukai, bisa berasal dari luarsekolah maupun dari dalam lingkungan sekolah itu sendiri, suara bisingdapat menimbulkan gangguan komunikasi sehingga mengurangikonsentrasi belajar dan dapat menimbulkan stress.11. Air bersih:Ketersediaan air bersih baik secara kualitas maupun kuantitasmuklak diperlukan untuk menjaga hygiene dan sanitasi peroranganmaupun lingkungan. Beberapa penyakit yang dapat ditularkan melalui airantara lain diare, kholera, hepatitis, penyakit kulit, mata dan lainnya.Idealnya ketersediaan air adalah 15 liter/orang/hari.12. Toilet: (kamar mandi WC dan urinoir):Kamar mandi: bak penampungan air dapat menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk demikian juga kamar mandi yang pencahayaannya kurang memenuhi syarat kesehatan akan menjadi tempat bersarang dan beristirahatnya nyamuk.WC dan urinoir: Tinja dan urine merupakan sumber penularan penyakit perut (diare, cacingan, dan hepatitis). Penyakit6 ini ditularkan melalui air, tangan, makanan, dan lalat. Untuk itu perlu diperhatikan ketersediaan WC dalam hal jumlahnya, perbandingannya adalah 1 WC untuk 25 siswi dan 1 WC untuk 40 siswa.13. Pengelolaan sampah: Penanganan samaph yang tidak memenuhi syarat kesehatan dapat menjadi tempat berkembangbiaknya vektor penyakit seperti lalat, tikus, dan kecoak. Selain itu dapat juga menyebabkan pencemaran tanah dan menimbulkan gangguan kenyamanan dan estetika. Untuk itu disetiap ruang kelas harus terdapat 1 buah tempat sampah dan di sekolah tersebut harus tersedia tempat pembuangan sampah sementara (TPS).14. Sarana pembuangan air limbah:Sarana pembuangan air limbah yang tidak memenuhi syaratkesehatan ataupun tidak dipelihara akan menimbulkan bau, menggangguestetika dan menjadi tempat perindukan dan bersarangnya tikus. Kondisiini berpotensi menyebabkan dan menularkan penyakit sepertileptospirosis dan filariasis (kaki gajah).15. Pengendalian vector: Termasuk dalam pengertian vektor ini, terutama adalah tikus dan nyamuk :Tikus:Tikus merupakan vektor penyakit pes, leptospirosis, selain sebagaivektor penyakit, tikus juga dapat merusak bangunan dan instalasi listrik.Hal ini meningkatkan resiko penularan penyakit dan juga menimbulkanterjadinya arus pendek pada aliran listrik.Nyamuk:Nyamuk merupakan vektor penyakit, jenis nyamuk tertentumenularkan jenis penyakit yang berbeda. Nyamuk Aedes Aegypti dapatmenyebabkan demam berdarah. Anak-anak usia sekolah merupakan kelompok resiko tinggi terjangkit penyakit demam berdarah. Nyamukdemam berdarah senang berkembang biak pada tempat-tempatpenampungan air maupun non penampungan air. Beberapa tempatperindukan yang harus diwaspadai antara lain bak air, saluran air, talang,barang-barang bekas dan lainnya.16. Kantin/warung sekolah :Kantin/warung sekolah sangat dibutuhkan oleh peserta didik untuktempat memenuhi kebutuhan makanan jajanan pada saat istirahat.Makanan jajanan yang disajikan tersebut harus memenuhi syaratkesehatan, karena pengelolaan makanan jajanan yang tidak memenuhi syarat akan menimbulkan penyakit bawaan makanan dan berpengaruhterhadap kesehatan sehingga akan mempengaruhi proses belajarmengajar.17. Kondisi halaman sekolah:Halaman sekolah pada musim kemarau akan berdebu, sehingga menyebabkan penyakit ISPA dan pada musim hujan akan menimbulkanbecek sehingga berpotensi menimbulkan kecelakaan. Halaman sekolahyang kotor dapat mengganggu estetika dan menjadi tempat berkembangbiaknya bibit penyakit.18. Perilaku: Kebiasaan yang dilakukan sehari hari dapat mempengaruhiterjadinya penularan dan penyebaran penyakit. Sekolah merupakantempat pembelajaran bagi peserta didik untuk membiasakan diriberperilaku hidup bersih dan sehat, untuk menurunkan resiko terkenapenyakit tertentu. Beberapa perilaku hidup bersih dan sehat itu antara lain: tidak merokok, buang sampah pada tempatnya, menjaga kebersihan diri,cuci tangan pakai sabun, menjaga kebersihan lingkungan dan lainnya.

BAB IIIPERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI

Penyakit seperti diare, demam berdarah, leptospirosis, ISPA, TBC, dan lain-lain sering terjadi karena masalah sanitasi. Untuk itu cara pencegahan dan pengendalian penyakit-penyakit tersebut harus melalui upaya perbaikan lingkungan/sanitasi dasar dan perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Klinik sanitasi merupakan suatu cara dalam mengatasi masalah kesehatan lingkungan untuk pencegahan dan pengendalian penyakit dengan bimbingan, penyuluhan dan bantuan teknis dari petugas puskesmas, tetapi bukan sebagai unit pelayanan yang berdiri sendiri tetapi sebagai bagian integral dari kegiatan puskesmas. Untuk menyasar langsung pada tempat yang dituju dilakukan inspeksi sanitasi. Dengan dilakukannya inspeksi sanitasi dapat dinilai kondisi kesehatan lingkungan di tempat tersebut sekaligus diberikan bimbingan teknis dan penyuluhan mengenai sanitasi yang sehat. Diantaranya adalah: 1. Lantai: harus kuat/utuh, bersih, kedap air, tidak licin, dan mudah dibersihkan2. Dinding: dinding rata, bersih, berwarna terang, dan mudah dibersihkan3. Ventilasi: ventilasi alam, lubang ventilasi minimum adalah 15% x luas lantai, terdapat ventilasi mekanis seperti Fan, AC, Exhauster4. Atap: atap bebas serangga dan tikus, tidak bocor, dan terbuat dari bahan yang kuat5. Langit-langit: tinggi langit-langit min. 2,5 m dari lantai, kuat, berwarna terang, dan mudah dibersihkan6. Pintu: pintu dapat mencegah masuknya serangga dan tikus, terbuat dari bahan yang kuat.7. Pagar: pagar aman dan kuat8. Halaman taman dan tempat parkir: bersih, tidak berdebu/becek, dan tersedia tempat sampah yang cukup9. Saluran air limbah: tertutup dan aliran air lancar10. Ruang kelas: bebas serangga/tikus, tidak berbau (terutama H2S dan NH3), pencahayaan 100-200 lux, suhu 26-27C (dengan AC) atau suhu kamar (tanpa AC), kebisingan 2x/hari dan ke TPA >1x/hari17. Penanganan limbah: disalurkan melalui saluran tertututp, kedap air, lancar.18. Pengendalian serangga: konstruksi bangunan tempat penampungan air, penampungan sampah tidak memungkinkan sebagai tempat berkembang biaknya serangga dan tikus, insektisida yang dipakai memiliki toksisitas rendah terhadap manusia dan tidak bersifat persisten.

BAB IVPELAKSANAAN

Pada hari Senin, 11 November 2013 diadakan kunjungan ke SDN Murtirejo dan SD MI Murtirejo dipandu tenaga medis dari puskesmas Kebumen I, mbak Dwi Ani Rahmawati, Amd.Keb.. Kunjungan tersebut diterima oleh perwakilan dari kepala sekolah masing-masing dan kemudian dilakukan penilaian, saran dan penyuluhan mengenai sanitasi yang ada di sekolah.Dari hasil penilaian inspeksi sanitasi SDN Murtirejo:NoVariabelBOBOTKomponen DinilaiNilaiSkor

KONSTRUKSI UMUM

1Lantai2a. Kuat/ utuhb. Bersihc. Kedapd. Ratae. Tidak licinf. Mudah dibersihkan252520101010504030201618

2Dinding1a. Ratab. Bersihc. Berwarna terangd. Mudah dibersihkan3030202030302020

3Ventilasi3.1 Ventilasi gabungan

3.2 Ventilasi alam3.3 Ventilasi mekanis1

1

1a. ventilasi alam, lubang ventilasi minimum 15% x luas lantaib. ventilasi mekanis (Fan, AC, exhauster)lubang ventilasi min. 15% x luas lantaifan, AC, exhauster50

50

100

10025

50

50

50

4Atap0,5a. Bebas serangga dan tikusb. Tidak bocorc. Terdiri dari bahan yang kuat50302015128

5Langit-langit0,5a. Tinggi langit-langit 2,5 m dari lantaib. kuatc. berwarna terangd. mudah dibersihkan50

30101025

1255

6Pintu0,5a. dapat mencegah masuknya serangga dan tikusb. kuat60

4025

20

7 Pagar0,5a. amanb. kuat60402020

8Halaman taman dan tempat parkir0,5a. bersihb. tidak berdebu/ becekc. tersedia tempat sampah yang cukup503020201010

9Saluran air limbah1a. tertutupb. aliran air lancar50504040

RUANG BANGUNAN

10Ruang Kelas2a. bebas serangga/ tikusb. tidak berbau (terutama H2S atau NH3)c. pencahayaan 100-200 luxd. suhu 26-27C (dengan AC) atau suhu kamar (tanpa AC)e. Kebisingan 2x/hr & ke TPA> 1x/hr25

15150

130

20Penanganan limbah9Disalurkan mll sal. Tertutup, kedap air, lancar20180

PENGENDALIAN SERANGGA DAN TIKUS4a. fisik: konstruksi bangunan tempat penampungan air, penampungan sampah tdk memungkinkan sbg tempat berkembang biaknya serangga dan tikusb. kimia: Insektisida yg dipakai memiliki toksisitas rendah thd manusia& tidak bersifat persisten80

20280

80

TOTAL34702799

PRESENTASE80,6%

KESIMPULANMEMENUHI SYARAT

Hasil penilaian inspeksi sanitasi MI Murtirejo:NoVariabelBOBOTKomponen DinilaiNilaiSkor

KONSTRUKSI UMUM

1Lantai2a. Kuat/ utuhb. Bersihc. Kedapd. Ratae. Tidak licinf. Mudah dibersihkan252520101010303030161816

2Dinding1a. Ratab. Bersihc. Berwarna terangd. Mudah dibersihkan3030202030252020

3Ventilasi3.1 Ventilasi gabungan

3.2 Ventilasi alam3.3 Ventilasi mekanis1

1

1a. ventilasi alam, lubang ventilasi minimum 15% x luas lantaib. ventilasi mekanis (Fan, AC, exhauster)lubang ventilasi min. 15% x luas lantaifan, AC, exhauster50

50

100

100

80

4Atap0,5a. Bebas serangga dan tikusb. Tidak bocorc. Terdiri dari bahan yang kuat50302020109

5Langit-langit0,5a. Tinggi langit-langit 2,5 m dari lantaib. kuatc. berwarna terangd. mudah dibersihkan50

30101025

1255

6Pintu0,5a. dapat mencegah masuknya serangga dan tikusb. kuat60

4025

20

7 Pagar0,5a. amanb. kuat60402015

8Halaman taman dan tempat parkir0,5a. bersihb. tidak berdebu/ becekc. tersedia tempat sampah yang cukup5030201588

9Saluran air limbah1a. tertutupb. aliran air lancar50504040

RUANG BANGUNAN

10Ruang Kelas2a. bebas serangga/ tikusb. tidak berbau (terutama H2S atau NH3)c. pencahayaan 100-200 luxd. suhu 26-27C (dengan AC) atau suhu kamar (tanpa AC)e. Kebisingan 2x/hr & ke TPA> 1x/hr25

15170

100

20Penanganan limbah9Disalurkan mll sal. Tertutup, kedap air, lancar2090

PENGENDALIAN SERANGGA DAN TIKUS4a. fisik: konstruksi bangunan tempat penampungan air, penampungan sampah tdk memungkinkan sbg tempat berkembang biaknya serangga dan tikusb. kimia: Insektisida yg dipakai memiliki toksisitas rendah thd manusia& tidak bersifat persisten80

20200

86

TOTAL33082274

PRESENTASI68,7%

KESIMPULANTIDAK MEMENUHI SYARAT

Saran dan penyuluhan dilakukan dengan meilihat hasil inspeksi sanitasi di atas. Untuk SDN Panjer masalah utama sanitasinya adalah sumber air yang keruh dan dekat dengan septitank, sudah ada wacana untuk mencari sumber air baru yang dialirkan dari rumah warga ke sekolah. Sementara itu kami sarankan air untuk ditampung dan diberikan kaporit dahulu sebelum dipakai. Untuk SD MI Murtirejo masalah sanitasinya masih banyak yang harus diperbaiki, mulai dari kebersihan ruang kelas, halaman, sampai kamar mandi yang tidak terjaga. Problemnya adalah tidak ada petugas kebersihan yang digaji khusus untuk menjaga kebersihan sekolah, kebersihan sekolah dibebankan pada seluruh civitas akademika, kami sarankan agar lebih meningkatkan kesadaran kebersihan lingkungan. Penyuluhan secara umum dan holistik seperti pada BAB III di atas.

BAB VMONITORING, EVALUASI DAN KESIMPULAN

Pelaksanaan promosi PHBS di SD ini didapatkan Dukungan dari pihak sekolah sangat baik. Perwakilan kepala sekolah menerima dengan baik serta memberi alokasi tempat dan waktu yang cukup Secara keseluruhan penilaian sanitasi di SDN Murtirejo memenuhi syarat kesehatan lingkungan Secara keseluruhan penilaian sanitasi di SD MI Murtirejo tidak memenuhi syarat Untuk saran sanitasi dilakukan kepada kepala sekolah masing-masing, diharapkan kepala sekolah dapat menindaklanjuti dan mengajak semua komponen sekolah untuk ikut bertanggung jawab atas kebersihan lingkungan yang ada di sekolah masing-masing.

Kebumen, September 2013Pendamping dr. Rahmi Asfiyatul JannahPenyusundr. Hermanu Adi

LAPORAN PENYULUHAN

Nama Peserta: dr. Hermanu AdiTanda tangan:

Nama Pendamping: Tanda tangan:

Nama Wahana: Puskesmas Kebumen I Kebumen

Tema Penyuluhan: Kegiatan Kesehatan Lingkungan

Tujuan Penyuluhan: Sanitasi lingkungan sekolah dasar

Hari, Tanggal: Senin, 11 November 2013

Waktu: Pukul 09.00 selesai

Tempat: SDN Murtirejo dan SD MI Murtirejo

Jumlah Peserta: 4 orang

LampiranSDN Murtirejo

SD MI Murtirejo