Top Banner
TEKNOLOGI PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN SAMPAH ORGANIK MAKALAH ILMU ALAMIAH DASAR Oleh Deby Aprilia Sihombing 131402109 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN GANJIL, 2013/2014
46

Sampah Organik dan Teknologi Pengelolaannya

Nov 26, 2015

Download

Documents

Makalah ini berisi cara-cara mengolah sampah organik
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

DAFTAR ISI

Isi......................................................................................................................Hal.Daftar Isi...................................................................................................................................1Daftar Tabel..............................................................................................................................2Daftar Gambar..........................................................................................................................2Kata Pengantar..........................................................................................................................3Bab I Pendahuluan.................................................................................................................4 - 5A. Latar Belakang................................................................................................................4B. Rumusan Masalah...........................................................................................................5C. Batasan Masalah.............................................................................................................5D. Tujuan Penulisan............................................................................................................5E. Manfaat Penulisan..........................................................................................................5Bab II Kajian Pustaka...........................................................................................................6 - 16A. Teknologi Pengelolaan dan Pemanfaatan Sampah Organik...........................................61. Pengertian Teknologi..........................................................................................6 - 7B. Pengelolaan danPemanfaatan Sampah............................................................................81. Pengertian Pengelolaan.............................................................................................82. Pengertian Pemanfaatan...........................................................................................8C. Sampah Organik............................................................................................................91. Pengertian Sampah..................................................................................................91.1. Jenis dan Karakteristik Sampah...................................................................9 - 111.1.1. Jenis Sampah......................................................................................9 - 101.1.2. Karakteristik Sampah........................................................................10 - 111.2. Sumber-Sumber Sampah...........................................................................11 - 121.3. Pengelolaan Sampah Padat........................................................................12 - 16

Bab III Pembahasan..................................................................................................................17A. Jumlah Sampah Organik di Indonesia....................................................................17 - 18B. Pengomposan Sampah Organik.............................................................................18 - 19C. Sampah Organik Menjadi Pakan Ternak...............................................................19 20D. Teknologi Anaerobik.............................................................................................22 - 23Bab IV Penutup.........................................................................................................................24A. Kesimpulan...................................................................................................................24B. Saran.............................................................................................................................24Daftar Pustaka...........................................................................................................................25

DAFTAR TABEL Tabel.................................................................................................................Hal.Tabel 1.1. Statistik Sampah di Indonesia.................................................................................17Tabel 1.2. Zat Hara pada Tumbuhan........................................................................................18

DAFTAR GAMBARGambar.............................................................................................................Hal.Gambar 1.1. Sampah Organik..................................................................................................17Gambar 1.2. Kompos...............................................................................................................19Gambar 1.3. Sampah menjadi Pakan Ternak...........................................................................20Gambar 1.4. Desain Sederhana Digester..................................................................................22

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah yang berjudul Teknologi Pengelolaan dan Pemanfaatan Sampah Organik ini penulis susun sebagai salah satu syarat kelulusan mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar di semester satu (ganjil) yang dibimbing oleh Bapak Riyanto Sinaga S. Si., M.Si. pada program studi Teknologi Informasi, Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi, Universitas Sumatera Utara.Penulis juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah memberi dukungan sehingga penyusunan makalah ini dapat berjalan dengan baik dan lancar. Makalah ini berisi pembahasan mengenai cara mengelola dan memanfaatkan sampah organik menggunakan teknologi sehingga sampah tidak lagi menjadi pencemar lingkungan tetapi juga menjadi berguna untuk kehidupan manusia.Dengan adanya makalah ini penulis berharap semakin banyak masyarakat yang peduli lingkungan karena utuk mengolah sampah khususnya sampah organik sangatlah mudah sehingga lingkungan kita semakin asri, indah, nyaman, dan sehat. Penulis mohon maaf jika ada kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk penyusunan makalah di kesempatan lainnya.Demikian makalah ini penulis sampaikan. Atas perhatian bapak penulis ucapkan terima kasih.

Medan, Januari 2014

Penyusun

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangLingkungan yang bersih adalah salah satu syarat untuk hidup nyaman dan sehat. Lingkungan yang bersih hanya dapat tercipta oleh kesadaran masyarakat yang tinggal di sekitar lingkungan tersebut. Kebersihan bukanlah hal baru di dalam kehidupan kita, namun merupakan hal yang sering terabaikan. sering kita merasa kebersihan adalah tanggung jawab petugas kebersihan saja. Padahal kebersihan adalah tanggung jawab bersama di lingkungan mana pun kita berada.Perkotaan menjadi sorotan khusus ketika disinggung mengenai kebersihan lingkungan. Sampah seperti plastik, botol minuman, pembungkus makanan, dan sisa makanan merupakan sampah yang dominan ditemui di perkotaan. Tidak hanya sampah anorganik, sampah organik pun juga dapat membuat polusi lingkungan. Makanan yang membusuk di tempat sampah akan menimbulkan bau tidak sedap. Kulit buah-buahan dapat mengundang lalat yang bisa menjadi sumber penyakit jika hinggap di makanan atau minuman. Sampah tampaknya benar-benar merugikan kita dan juga lingkungan. Namun demikian, sampah tidak bisa ditumpuk dan dibakar terus menerus karena dapat meningkatkan pemanasan global. Oleh karena itu, manusia sebagai ciptaan yang dikaruniakan pikiran bertanggung jawab menemukan solusi untuk mengurangi jumlah sampah di lingkungannya. Sampah di Indonesia sudah dibagi menjadi dua jenis yaitu organik dan anorganik. Namun tampaknya tidak di semua tempat pemilahan itu dijalankan dengan baik oleh masyarakatnya. Mungkin memang harus ada cara lain agar masyarakat peduli terhadap pengelolaan sampah. Apalagi sekarang ktia hidup di zaman teknologi, tentunya perpaduan dengan teknologi dapat membuat pengelolaan sampah menjadi lebih efisien dan efektif.Berdasarkan latar belakang tersebut penulis memilih judul Teknologi Pengelolaan dan Pemanfaatan Sampah Organik untuk makalah ini sehingga semakin terbuka wawasan terhadap tindakan yang tepat dilakukan untuk banyaknya jumlah sampah di Indonesia.

B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang, maka rumusan masalahnya adalah : Apa saja jenis-jenis sampah ? Mengapa masyarakat tidak terlalu peduli terhadap sampah ? Bagaimana solusi pengelolaan dan pemanfaatan sampah organik?

C. Batasan MasalahBatasan masalah teknologi pengelolaan dan pemanfaatan sampah nantinya akan dibahas hanya pada sampah organik saja. Penulis memberi batasan hanya sampah organik saja karena sampah organik sebenarnya sampah yang paling banyak dihasilkan di Indonesia.

D. Tujuan PenulisanSetelah mempelajari makalah ini pembaca diharapkan mampu membedakan jenis sampah serta mengelola dan memanfaatkan khususnya sampah organik menggunakan teknologi menjadi sesuatu yang berguna bagi kehidupan masyarakat.

E. Manfaat PenulisanPenulisan makalah ini bermanfaat untuk mengetahui teknologi yang tepat digunakan untuk mengelola dan memanfaatkan sampah organik.

BAB IIKAJIAN PUSTAKA

A. Teknologi Pengelolaan dan Pemanfaatan Sampah Organik1. Pengertian TeknologiTeknologiadalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidupmanusia. Penggunaan teknologi oleh manusia diawali dengan pengubahan sumber daya alam menjadi alat-alat sederhana. Penemuanprasejarahtentang kemampuan mengendalikanapitelah meningkatkan ketersediaan sumber-sumber pangan, sedangkan penciptaanrodatelah membantu manusia dalam melakukan perjalanan dan mengendalikan lingkungan mereka. Perkembangan teknologi terbaru, termasuk di antaranyamesin cetak,telepon, daninternet telah memperkecil hambatan fisik terhadapkomunikasidan memungkinkan manusia untuk berinteraksi secara bebas dalam skala global. Pada tahun 1937, seorang sosiolog Amerika, Read Bain, menulis bahwatechnology includes all tools, machines, utensils, weapons, instruments, housing, clothing, communicating and transporting devices and the skills by which we produce and use them(teknologi meliputi semua alat, mesin, aparat, perkakas, senjata, perumahan, pakaian, peranti pengangkut atau pemindah dan pengomunikasi, dan keterampilan yang memungkinkan kita menghasilkan semua itu). Definisi yang diajukan Bain masih lazim dipakai oleh kaum terpelajar hingga saat ini, terkhusus ilmuwan sosial. Tetapi ada juga definisi yang sama menonjolnya, yakni definisi teknologi sebagai sains terapan, khususnya di kalangan para ilmuwan dan insinyur, meskipun sebagian besar ilmuwan sosial yang mempelajari teknologi menolak definisi ini. KamusMerriam-Webstermemberikan definisi "technology" sebagaithe practical application of knowledge especially in a particular area(terapan praktis pengetahuan, khususnya dalam ruang lingkup tertentu) dana capability given by the practical application of knowledge(kemampuan yang diberikan oleh terapan praktis pengetahuan) (http://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi, 17 Januari 2014).Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia teknologi adalah metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis, ilmu pengetahuan terapan, dan keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yg diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia (http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php, 16 Januari 2014).Teknologi, menurut Djoyohadikusumo (1994:222) berkaitan erat dengan sains (science) dan perekayasaan (engineering). Dengan kata lain, teknologi mengandung dua dimensi, yaitusciencedanengineeringyang saling berkaitan satu sama lainnya. Sains mengacu pada pemahaman kita tentang dunia nyata sekitar kita, artinya mengenai ciri-ciri dasar pada dimensi ruang, tentang materi dan energi dalam interaksinya satu terhadap lainnya.Makna Teknologi, menurut Capra (2004:106) seperti makna sains, telah mengalami perubahan sepanjang sejarah. Teknologi, berasal dari literatur Yunani, yaitu technologia, yang diperoleh dari asal kata techne, bermakna wacana seni. Ketika istilah itu pertama kali digunakan dalam bahasa Inggris di abad ketujuh belas, maknanya adalah pembahasan sistematis atas seni terapan atau pertukangan, dan berangsur-angsur artinya merujuk pada pertukangan itu sendiri. Pada abad ke-20, maknanya diperluas untuk mencakup tidak hanya alat-alat dan mesin-mesin, tetapi juga metode dan teknik non-material. Yang berarti suatu aplikasi sistematis pada teknik maupun metode. Sekarang sebagian besar definisi teknologi, lanjut Capra (2004:107) menekankan hubungannya dengan sains. Ahli sosiologi Manuel Castells seperti dikutip Capra, mendefinisikan teknologi sebagai kumpulan alat, aturan dan prosedur yang merupakan penerapan pengetahuan ilmiah terhadap suatu pekerjaan tertentu dalam cara yang memungkinkan pengulangan. Akan tetapi, dijelaskan oleh Capra, teknologi jauh lebih tua daripada sains. Asal-usulnya pada pembuatan alat berada jauh di awal spesies manusia, yaitu ketika bahasa, kesadaran reflektif dan kemampuan membuat alat berevolusi bersamaan. Sesuai dengannya, spesies manusia pertama diberi namaHomo habilis(manusia terampil) untuk menunjukkan kemampuannya membuat alat-alat canggih.Dari beberapa pengertian teknologi di atas, dapat disimpulkan bahwa teknologi merupakan susunan pengetahuan untuk mencapai tujuan praktis atau sebagai sesuatu yang dibuat atau diimplementasikan serta metode untuk membuat atau mengimplementasikannya.

B. Pengelolaan dan Pemanfaatan Sampah1. Pengertian Pengelolaan Pengelolaan berasal dari kata kelola yang artinya mengendalikan atau mengurus. Pengelolaan artinya proses melakukan kegiatan tertentu dengan amenggerakkan tenaga orang lain dan proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yg terlibat dalam pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan (http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php, 16 Januari 2014).Menurut Bahri dan Zain (1996) pengelolaan adalah pengabministrasian, pengaturan atau penataan suatu kegiatan.Wardoyo (1980:41) memberikan definisi sebagai berikut pengelolaan adalah suatu rangkai kegiatan yang berintikan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.Menurut Harsoyo (1977:121) pengelolaan adalah suatu istilah yang berasal dari kata kelola mengandung arti serangkaian usaha yang bertujuan untuk mengali dan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan tertentu yang telah direncanakan sebelumnya.Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan pengelolaan adalah suatu rangkaian kegiatan yang berintikan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan yang bertujuan menggali dan memanfaatkan sumber daya alam yang dimiliki secara efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.Dalam hal ini kegiatan yang dilakukan adalah perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan yang bertujuan menggali dan memanfaatkan sampah organik.

2. Pengertian PemanfaatanPemanfaatan berasal dari kata manfaat yang berarti guna, faedah, laba, dan untung. Pemanfaatan adalah proses, cara, atau perbuatan memanfaatkan sesuatu (http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php, 16 Januari 2014).Dengan demikian berdasarkan pengertian di atas adalah guna, faedah, laba, untung yang didapat dari perihal mempraktikkan atau hasil kerja menerapkan. Dalam hal ini adalah membuat atau mengubah sampah menjadi suatu hal yang berguna seperti misalnya energi gas bagi masyarakat.C. Sampah Organik1. Pengertian SampahMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia samah adalah barang atau benda yangg dibuang karena tidak terpakai lagi dan sebagainya, kotoran seperti daun dan kertas tujuan (http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php, 16 Januari 2014).Sampahmerupakanmaterialsisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatuproses (http://id.wikipedia.org/wiki/Sampah, 16 Januari 2014).Menurut WHO, sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya (Chandra, 2007). Banyak sampah organik masih mungkin digunakan kembali/ pendaurulangan (re-using), walaupun akhirnya akan tetap merupakan bahan/ material yang tidak dapat digunakan kembali (Dainur, 1995). Sampah dalam ilmu kesehatan lingkungan sebenarnya hanya sebagian dari benda atau hal-hal yang dipandang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau harus dibuang, sedemikian rupa sehingga tidak sampai mengganggu kelangsungan hidup. Dari segi ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan sampah ialah sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai, disenangi atau sesuatu yang harus dibuang, yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia (termasuk kegiatan industri), tetapi yang bukan biologis (karena human waste tidak termasuk didalamnya) dan umumnya bersifat padat (karena air bekas tidak termasuk didalamnya).

1.1. Jenis dan Karakteristik Sampah1.1.1. Jenis SampahPada prinsipnya sampah dibagi menjadi sampah padat, sampah cair dan sampah dalam bentuk gas (fume, smoke). Sampah padat dapat dibagi menjadi beberapa jenis yaitu : 1. Berdasarkan zat kimia yang terkandung di dalamnya a. Sampah anorganik misalnya : logam-logam, pecahan gelas, dan plastik.b. Sampah organik misalnya : sisa makanan, sisa pembungkus dan sebagainya. 2. Berdasarkan dapat tidaknya dibakar a. Mudah terbakar misalnya : kertas, plastik, kain, kayu. b. Tidak mudah terbakar misalnya : kaleng, besi, gelas. 3. Berdasarkan dapat tidaknya membusuk a. Mudah membusuk misalnya : sisa makanan, potongan daging.b. Sukar membusuk misalnya : plastik, kaleng, kaca (Dainur, 1995).

1.1.2. Karakteristik Sampah1. Garbage yaitu jenis sampah yang terdiri dari sisa-sisa potongan hewan atau sayuran dari hasil pengolahan yang sebagian besar terdiri dari zat-zat yang mudah membusuk, lembab, dan mengandung sejumlah air bebas. 2. Rubbish terdiri dari sampah yang dapat terbakar atau yang tidak dapat terbakar yang berasal dari rumah-rumah, pusat-pusat perdagangan, kantor-kantor, tapi yang tidak termasuk garbage. 3. Ashes (Abu) yaitu sisa-sisa pembakaran dari zat-zat yang mudah terbakar baik dirumah, dikantor, industri. 4. Street Sweeping (Sampah Jalanan) berasal dari pembersihan jalan dan trotoar baik dengan tenaga manusia maupun dengan tenaga mesin yang terdiri dari kertas-kertas, daun-daunan. 5. Dead Animal (Bangkai Binatang) yaitu bangkai-bangkai yang mati karena alam, penyakit atau kecelakaan.6. Household Refuse yaitu sampah yang terdiri dari rubbish, garbage, ashes, yang berasal dari perumahan. 7. Abandonded Vehicles (Bangkai Kendaraan) yaitu bangkai- bangkai mobil, truk, kereta api. 8. Sampah Industri terdiri dari sampah padat yang berasal dari industri-industri, pengolahan hasil bumi. 9. Demolition Wastes yaitu sampah yang berasal dari pembongkaran gedung. 10. Construction Wastes yaitu sampah yang berasal dari sisa pembangunan, perbaikan dan pembaharuan gedung-gedung. 11. Sewage Solid terdiri dari benda-benda kasar yang umumnya zat organik hasil saringan pada pintu masuk suatu pusat pengelolahan air buangan. 12. Sampah khusus yaitu sampah yang memerlukan penanganan khusus misalnya kaleng-kaleng cat, zat radiokatif. (Mukono, 2006)

1.2.Sumber-Sumber SampahSampah yang ada di permukaan bumi ini dapat berasal dari beberapa sumber berikut : 1. Pemukiman penduduk Sampah di suatu pemukiman biasanya dihasilkan oleh satu atau beberapa keluarga yang tinggal dalam suatu bangunan atau asrama yang terdapat di desa atau di kota. Jenis sampah yang dihasilkan biasanya sisa makanan dan bahan sisa proses pengolahan makanan atau sampah basah (garbage), sampah kering (rubbish), perabotan rumah tangga, abu atau sisa tumbuhan kebun. (Dainur, 1995) 2. Tempat umum dan tempat perdaganganTempat umum adalah tempat yang memungkinkan banyak orang berkumpul dan melakukan kegiatan termasuk juga tempat perdagangan. Jenis sampah yang dihasilkan dari tempat semacam itu dapat berupa sisa-sisa makanan (garbage), sampah kering, abu, sisa bangunan, sampah khusus, dan terkadang sampah berbahaya.3. Sarana layanan masyarakat milik pemerintah Sarana layanan masyarakat yang dimaksud disini, antara lain, tempat hiburan dan umum, jalan umum, tempat parkir, tempat layanan kesehatan (misalnya rumah sakit dan puskesmas), kompleks militer, gedung pertemuan, pantai tempat berlibur, dan sarana pemerintah lain. Tempat tersebut biasanya menghasilkan sampah khusus dan sampah kering. 4. Industri berat dan ringan Dalam pengertian ini termasuk industri makanan dan minuman, industri kayu, industri kimia, industri logam dan tempat pengolahan air kotor dan air minum,dan kegiatan industri lainnya, baik yang sifatnya distributif atau memproses bahan mentah saja. Sampah yang dihasilkan dari tempat ini biasanya sampah basah, sampah kering, sisa-sisa bangunan, sampah khusus dan sampah berbahaya. 5. Pertanian Sampah dihasilkan dari tanaman dan binatang. Lokasi pertanian seperti kebun, ladang ataupun sawah menghasilkan sampah berupa bahan-bahan makanan yang telah membusuk, sampah pertanian, pupuk, maupun bahan pembasmi serangga tanaman (Chandra, 2007).

1.3.Pengelolaan Sampah PadatAda beberapa tahapan di dalam pengelolaan sampah padat yang baik, diantaranya : 1. Tahap pengumpulan dan penyimpanan di tempat sumber Sampah yang ada dilokasi sumber (kantor, rumah tangga, hotel dan sebagainya) ditempatkan dalam tempat penyimpanan sementara, dalam hal ini tempat sampah. Sampah basah dan sampah kering sebaiknya dikumpulkan dalam tempat yang terpisah untuk memudahkan pemusnahannya. Adapun tempat penyimpanan sementara (tempat sampah) yang digunakan harus memenuhi persyaratan berikut ini : a. Konstruksi harus kuat dan tidak mudah bocor b. Memiliki tutup dan mudah dibuka tanpa mengotori tangan c. Ukuran sesuai sehingga mudah diangkut oleh satu orang. Dari tempat penyimpanan ini, sampah dikumpulkan kemudian dimasukkan ke dalam dipo (rumah sampah). Dipo ini berbentuk bak besar yang digunakan untuk menampung sampah rumah tangga. Pengelolaanya dapat diserahkan pada pihak pemerintah. Untuk membangun suatu dipo, ada bebarapa persyaratan yang harus dipenuhi, diantaranya : 1. Dibangun di atas permukaan tanah dengan ketinggian bangunan setinggi kendaraan pengangkut sampah. 2. Memiliki dua pintu, pintu masuk dan pintu untuk mengambil sampah.3. Memiliki lubang ventilasi yang tertutup kawat halus untuk mencegah lalat dan binatang lain masuk ke dalam dipo. 4. Ada kran air untuk membersihkan 5. Tidak menjadi tempat tinggal atau sarang lalat atau tikus. 6. Mudah dijangkau masyarakat Pengumpulan sampah dapat dilakukan dengan dua metode : a. Sistem duet : tempat sampah kering dan tempat sampah basah b. Sistem trio : tempat sampah basah, sampah kering dan tidak mudah terbakar. 2. Tahap pengangkutan Dari dipo sampah diangkut ke tempat pembuangan akhir atau pemusnahan sampah dengan mempergunakan truk pengangkut sampah yang disediakan oleh Dinas Kebersihan Kota. (Chandra, 2007) 3. Tahap pemusnahan Di dalam tahap pemusnahan sampah ini, terdapat beberapa metode yang dapat digunakan, antara lain : a. Sanitary Landfill Sanitary landfill adalah sistem pemusnahan yang paling baik. Dalam metode ini, pemusnahan sampah dilakukan dengan cara menimbun sampah dengan cara menimbun sampah dengan tanah yang dilakukan selapis demi selapis. Dengan demikian, sampah tidak berada di ruang terbuka dan tentunya tidak menimbulkan bau atau menjadi sarang binatang pengerat. Sanitary landfill yang baik harus memenuhi persyatatan yaitu tersedia tempat yang luas, tersedia tanah untuk menimbunnya, tersedia alat-alat besar. Semua jenis sampah diangkut dan dibuang ke suatu tempat yang jauh dari lokasi pemukiman. Ada 3 metode yang dapat digunakan dalam menerapkan teknik sanitary landfill ini, yaitu:1. Metode galian parit (trench method) Sampah dibuang ke dalam galian parit yang memanjang. Tanah bekas galian digunakan untuk menutup parit tersebut. Sampah yang ditimbun dan tanah penutup dipadatkan dan diratakan kembali. Setelah satu parit terisi penuh, dibuat parit baru di sebelah parit terdahulu. 2. Metode area Sampah yang dibuang di atas tanah seperti pada tanah rendah, rawa-rawa, atau pada lereng bukit kemudian ditutup dengan lapisan tanah yang diperoleh dari tempat tersebut. 3. Metode ramp Metode ramp merupakan teknik gabungan dari kedua metode di atas. Prinsipnya adalah bahwa penaburan lapisan tanah dilakukan setiap hari dengan tebal lapisan sekitar 15 cm di atas tumpukan sampah. Setelah lokasi sanitary landfill yang terdahulu stabil, lokasi tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sarana jalur hijau (pertamanan), lapangan olahraga, tempat rekreasi, tempat parkir, dan sebagainya. (Kusnoputranto, 1986) b. Incenaration Incenaration atau insinerasi merupakan suatu metode pemusnahan sampah dengan cara membakar sampah secara besar-besaran dengn menggunakan fasilitas pabrik. Manfaat sistem ini, antara lain : 1. Volume sampah dapat diperkecil sampai sepertiganya.2. Tidak memerlukan ruang yang luas.3. Panas yang dihasilkan dapat dipakai sebagai sumber uap. 4. Pengelolaan dapat dilakukan secara terpusat dengan jadwal jam kerja yang dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. Adapun kerugian yang ditimbulkan akibat penerapan metode ini : biaya besar, lokalisasi pembuangan pabrik sukar didapat karena keberatan penduduk. Peralatan yang digunakan dalam insenarasi, antara lain : 1. Charging apparatus Charging apparatus adalah tempat penampungan sampah yang berasal dari kendaraan pengangkut sampah. Di tempat ini sampah yang terkumpul ditumpuk dan diaduk. 2. Furnace Furnace atau tungku merupakan alat pembakar yang dilengkapi dengan jeruji besi yang berguna untuk mengatur jumlah masuk sampah dan untuk memisahkan abu dengan sampah yang belum terbakar. Dengan demikian tungku tidak terlalu penuh. 3. Combustion Combustion atau tungku pembakar kedua, memiliki nyala api yang lebih panas dan berfungsi untuk membakar benda-benda yang tidak terbakar pada tungku pertama.4. Chimmey atau stalkChimmey atau stalk adalah cerobong asap untuk mengalirkan asap keluar dan mengalirkan udara ke dalam. 5. Miscellaneous features Miscellaneous features adalah tempat penampungan sementara dari debu yang terbentuk, yang kemudian diambil dan dibuang (Chandra, 2007). c. CompostingPemusnahan sampah dengan cara proses dekomposisi zat organik oleh kuman-kuman pembusuk pada kondisi tertentu. Proses ini menghasilkan bahan berupa kompos atau pupuk hijau (Dainur, 1995). Berikut tahap-tahap di dalam pembuatan kompos:1. Pemisahan benda-benda yang tidak dipakai sebagai pupuk seperti gelas, kaleng, besi dan sebagainya. 2. Penghancuran sampah menjadi partikel-partikel yang lebih kecil (minimal berukuran 5 cm). 3. Penyampuran sampah dengan memperhatikan kadar karbon dan nitrogen yang paling baik (C:N=1:30). 4. Penempatan sampah dalam galian tanah yang tidak begitu dalam. Sampah dibiarkan terbuka agar terjadi proses aerobik. 5. Pembolak-balikan sampah 4-5 kali selama 15-21 hari agar pupuk dapat terbentuk dengan baik. d. Hog FeedingPemberian sejenis garbage kepada hewan ternak (misalnya: babi). Perlu diingat bahwa sampah basah harus diolah lebih dahulu (dimasak atau direbus) untuk mencegah penularan penyakit cacing dan trichinosis. e. Discharge to sewers Sampah dihaluskan kemudian dimasukkan ke dalam sistem pembuangan air limbah. Metode ini dapat efektif asalkan sistem pembuangan air limbah memang baik. f. Dumping Sampah dibuang atau diletakkan begitu saja di tanah lapangan, jurang atau tempat sampah. g. Dumping in water Sampah dibuang ke dalam air sungai atau laut. Akibatnya, terjadi pencemaran pada air dan pendangkalan yang dapat menimbulkan bahaya banjir. (Mukono, 2006) h. Individual Incenaration Pembakaran sampah secara perorangan ini biasa dilakukan oleh penduduk terutama di daerah pedesaaan. i. Recycling Pengolahan kembali bagian-bagian dari sampah yang masih dapat dipakai atau di daur ulang. Contoh bagian sampah yang dapat di daur ulang, antara lain plastik, kaleng, gelas, besi, dan sebagainya.j. ReductionMetode ini digunakan dengan cara menghancurkan sampah (biasanya dari jenis garbage) sampai ke bentuk yang lebih kecil, kemudian di olah untuk menghasilkan lemak.k. Salvaging Pemanfaatan sampah yang dipakai kembali misalnya kertas bekas. Bahayanya adalah bahwa metode ini dapat menularkan penyakit (Chandra, 2007).

BAB IIIPEMBAHASAN

A. Jumlah Sampah Organik di Indonesia

Tabel 1.1. Statistik SampahDari tabel di atas dapat dilihat bahwa di Indonesia jumlah sampah dapur lebih dari setengah jumlah sampah seluruhnya bahkan meningkat tiap tahun. Seperti diketahui bahwa sampah dapur biasanya terdiri bahan-bahan organik seperti kulit buah, sayur-sayuran, sisa makanan, kulit telur, dan sebagainya.

Gambar 1.1. Sampah OrganikSampah tersebut dapat dibakar dan ditimbun dengan tanah agar menghasilkan tanah kompos, namun cara tersebut memerlukan waktu yang lama agar sampah tersebut benar-benar terurai sehingga kurang efisien dan efektif. Oleh karena itu sampah organik lebih baik dimanfaatkan dengan teknologi untuk hasil yang tepat guna dengan waktu yang relatif cepat.

B. Pengomposan Sampah OrganikPengomposan merupakan salah cara dalam mengolah bahan padatan organik untuk menjadi kompos yang secara nasional ketersediaan bahan organik dalam sampah kota cukup melimpah yaitu antara 70 80 %. Sayangnya, sebagian besar sampah kota belum dimanfaatkan secara maksimal sebagai kompos. Pada dasarnya pengomposan merupakan proses degradasi materi organik menjadi stabil melalui reaksi biologis mikroorganisme dalam kondisi yang terkendali. Teknologi pengomposan sampah yang dilakukan saat ini sangat beragam ditinjau dari segi teknologi maupun kapasitas produksinya antara lain : pengomposan dengan cara aerobik, pengomposan dengan cara semi aerobik, pengomposan dengan reaktor cacing, dan pengomposan dengan menggunakan additive.

Tabel 1.2. Zat Hara pada TumbuhanKompos sebenarnya mempunyai nilai pasar yang cukup tinggi, hanya saja belum banyak orang yang mengetahui pangsa pasar yang luas. Kompos yang dihasilkan dari pengomposan sampah ini dapat digunakan untuk menguatkan struktur lahan kritis, menggemburkan kembali tanah pertanian, menggemburkan kembali lahan pertamanan, sebagai bahan penutup sampah di TPA, reklamasi pantai, pasca penambangan, dan sebagai media tanaman, mengurangi pupuk kimia.Gambar 1.2. Kompos

C. Sampah Organik Menjadi Pakan Ternak Di kota-kota besar persoalan sampah terasa makin serius. Salah satu penyebabnya adalah pesatnya perkembangan penduduk dan makin sulitnya lahan tempat pembuangan sampah. Di kota Denpasar, misalnya, produksi sampah per hari mencapai rata-rata 2.150 m3, yang menurut ahli tata ruang diperlukan tempat pembuangan akhir (TPA) setidaknya seluas 40 ha. Di Jakarta dengan produksi sampah rata-rata 26.000 m3 per hari, luas lokasi TPA yang diperlukan tentu jauh lebih luas lagi. Padahal akhir-akhir ini pemerintah sering mendapat protes dari masyarakat dalam pengalokasian lahan untuk TPA. Sampah memiliki potensi yang dapat dikembangkan menjadi produk bernilai ekonomis. Dari setiap meter kubik sampah kota dengan bobot 120-170 kg, sekitar 70% merupakan sampah organik seperti daun-daunan, ranting dan sisa-sisa sayuran yang dapat diproses menjadi kompos. Sisanya 30% berupa sampah anorganik yang meliputi berbagai jenis logam, plastik, kertas, serta barang pecah belah yang dapat didaur ulang menjadi berbagai produk yang berharga.

Gambar 1.3. Sampah Menjadi Pakan TernakSampah organik yang telah digiling dan dicampur dengan bahan lain termasukenzim sampah pakan (a), pakan jadi siap diberikan kepada ternak (b), pemberianpakan sampah kepada ternak (c), dan keragaan sapi yang diberi pakan sampah(d).Melalui serangkaian penelitian, sampah organik dapat diproses menjadi produk yang lebih bernilai ekonomis, yakni pakan ternak. Hal ini tentu akan sangat bermanfaat bagi daerah-daerah padat penduduk seperti Jawa, Madura, Bali dan Lombok, yang juga merupakan daerah dengan populasi sapi relatif tinggi dan sering mengalami masalah keterbatasan lahan untuk penanaman hijauan makanan ternak (HMT). Bila sampah organik langsung dikomposkan maka produk yang diperoleh hanya pupuk organik. Namun bila diolah menjadi pakan, sampah tersebut dapat dilewatkan ke dalam perut ternak dan dapat menghasilkan daging dan pupuk organik dari kotoran ternak. Dengan demikian nilai tambah yang diperoleh lebih tinggi sekaligus dapat memecahkan pencemaran lingkungan dan mengatasi kekurangan pakan ternak.1. Pengolahan Sampah Organik untuk Pakan SapiMembuat pakan dari sampah dimulai dengan pemisahan sampah organik dan anorganik, dilanjutkan dengan pencacahan, fermentasi, pengeringan, penepungan, pencampuran, dan pembuatan pelet. Pemisahan sampah organik dari sampah anorganik dimaksudkan agar sampah yang diolah hanya yang dapat dicerna oleh ternak serta menghindarkan ternak dari mengonsumsi bahan-bahan beracun atau yang mengandung logam berat. Pemisahan sebaiknya dapat dilakukan di tingkat produsen sampah (pasar atau rumah tangga). Oleh karena itu, untuk program massal perlu disediakan tempat sampah organik dan anorganik di tingkat produsen sampah. Sampah dari rumah sakit dan pabrik yang banyak mengandung logam berat atau bahan beracun seyogianya dihindari. Sampah organik yang telah terpisah dari bahan lain selanjutnya dicacah dengan alat atau mesin pencacah agar bentuknya lebih kecil dan untuk memudahkan fermentasi. Fermentasi dimaksudkan untuk meningkatkan kandungan gizi dan nilai cerna sampah karena kandungan gizi sampah umumnya rendah tetapi serat kasarnya relatif tinggi. Fermentasi dilakukan dengan menggunakan inokulan bakteri dan cara yang tepat agar diperoleh produk yang bermutu tinggi. Setelah difermentasi, sampah dikeringkan dengan dijemur lalu digiling hingga menjadi tepung. Selanjutnya tepung sampah ditambah bahan lain termasuk enzim dan diaduk dalam mesin pencampur, sehingga diperoleh pakan komplit yang sesuai dengan kebutuhan ternak. Apabila diperlukan, semua bahan yang sudah tercampur dibentuk pelet. Pelet pakan ternak dapat disimpan hingga 6 bulan. Idealnya ransum komplit diberikan sekitar 3% dari bobot hidup ternak per hari. Dengan jumlah pakan tersebut, sapi tidak lagi memerlukan HMT atau rumput. Namun sebagian petani ternyata masih memberikan rumput. Sebagai contoh, jika ternak diberi pakan komplit 1,5% dari bobot hidup per hari, peternak tinggal memberi rumput 50% dari kebutuhan semestinya.2. Keuntungan EkonomiHasil penelitian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bali menunjukkan bahwa penggunaan pakan komplit berbahan baku sampah sebanyak 1,5% dari bobot badan pada sapi bali selama 5 bulan, memberikan pertambahan bobot badan rata-rata 650 g/hari. Secara ekonomis pemanfaatan sampah untuk pakan ini sangat prospektif mengingat bahan dan biaya produksinya relatif murah, sedangkan efeknya terhadap pertumbuhan sapi cukup baik. Berdasarkan analisis ekonomi, penggemukan sapi dengan ransum komplit berbahan baku sampah memberikan keuntungan sekitar 200% dibandingkan dengan cara tradisional.

D. Teknologi AnaerobikPada prinsipnya teknologi anaerobik adalah proses dekomposisi (penguraian) biomassa (sampah) secara mikrobiologis dalam kondisi anaerobik (tanpa oksigen).Secara garis besar bahan baku yang diperlukan untuk teknologi anaerobik adalah berupa sampah pasar tradisional (berjenis sampah basah), mikroorganisme, dan air. Sedangkan perangkat yang diperlukan dalam teknologi anaerobik ini terdiri dari digester sebagai tempat berlangsungnya proses anaerobik, penampung biogas, dan perangkat pemanfaatan biogas yang dihasilkan, serta beberapa komponen pendukung seperti stop kran, pipa, dan perangkat pengaman. Hal ini dengan jelas mencerminkan bahwa teknologi anaerobik adalah teknologi yang murah, karena semua bahan baku tersebut dapat diperoleh dengan cara mudah dan dalam jumlah yang besar. Sedangkan untuk digester dan penampung gas dapat dibuat dari bahan-bahan bangunan seperti semen dan pasir, sehingga biaya pembuatannya relatif murah.Gambar 1.4. Desain Sederhana DigesterSecara ilmiah, biogas yang dihasilkan dari reaktor sampah pasar tradisional ini adalah gas yang bersifat mudah terbakar (flammable). Gas ini dihasilkan dari proses fermentasi bahan-bahan organik oleh bakteri anaerob (bakteri yang hidup dalam kondisi tanpa udara) sepertiPseudomonas, Flavobacterium, dan Methanobacterium. Bila sampah-sampah basah tersebut membusuk, akan dihasilkan gas metana (CH4).Gas metana terkenal luas sebagai bahan bakar ramah lingkungan, karena dapat terbakar dengan sempurna sehingga tidak menghasilkan asap yang berpengaruh buruk terhadap kualitas udara. Karena sifatnya tersebut, gas metana merupakan gas bernilai ekonomis tinggi. Dari 5 ton bahan baku sampah pasar tradisional yang diolah melalui teknologi anaerobik akan menghasilkan 0,9 sampai dengan 1,8 meter kubik biogas per hari. Dengan jumlah biogas yang sedemikian maka akan cukup digunakan untuk memasak bagi 20 warung di sekitar pasar. Apabila jumlah bahan baku yang digunakan lebih banyak lagi, maka biogas tersebut dapat dimanfaatkan untuk keperluan bahan bakar genset ataupun penggerak turbin pembangkit listrik tenaga uap.Selain gas metana, produk bermutu lainnya dari teknologi anaerobik adalah pupuk organik yang siap pakai dengan kandungan unsur hara yang jauh lebih tinggi dibanding bahan baku awalnya. Hal ini dikarenakan telah terjadi pemekatan berbagai unsur hara dalam residu proses anaerobik karena lepasnya senyawa kimia karbon dan hidrogen dalam proses pembentukan gas metana. Disamping dua produk diatas, teknologi anaerobik juga mempunyai nilai tambah yaitu :1. Biogas diharapkan dapat mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap penggunaan minyak yang jumlahnya terbatas dan harganya yang cukup mahal.2. Teknologi ini dapat mengurangi pencemaran lingkungan dan menciptakan kondisi pasar tradisional yang bersih, sehat, dan nyaman.3. Mengatasi kelangkaan pupuk.Jadi, dengan adanya sumber energi alternatif seperti biogas dan biomas memiliki banyak keuntungan diantaranya dapat mengurangi timbunan sampah yang semakin bertambah, dapat menghemat pemakaian sumber energi yang tidak dapat diperbaharui seperti minyak bumi, gas, dan batu bara, dan dapat mengurangi efek rumah kaca.

BAB IVPENUTUPA. KesimpulanSampah organik merupakan jenis sampah yang paling banyak dihasilkan masyarakat Indonesia terutama daerah perkotaan. Untuk mengurangi volume sampah organik maka beberapa teknologi yang dapat digunakan untuk mengolah sampah tersebut yaitu :1. Pengomposan sampah organik2. Pengolahan sampah menjadi pakan ternak3. Teknologi pengolahan sampah organik secara anaerob

B. SaranAdapun saran penulis mengenai pengelolaan dan pemanfaatan sampah organik yaitu :1. Pemerintah diharapkan lebih pro aktif melakukan sosialisasi kepada masyarakatnya tentang pemilahan sampah organik dan anorganik.2. Diharapkan pemerintah menunjuk lebih banyak daerah sebagai tempat membangun rumah-rumah berbasis teknologi untuk mengolah sampah.3. Masyarakat baik yang tinggal di perkotaan, pedesaan, ataupun pesisir sebaiknya tidak hanya menunggu tindakan pemerintah namun memiliki inisiatif sendiri untuk memulai pengolahan sampah organik secara sederhana di rumah masing-masing.

DAFTAR PUSTAKAhttp://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.phphttp://ciptakarya.pu.go.id/v3/?act=vin&nid=988http://hedisasrawan.blogspot.com/2012/12/statistik-sampah-indonesia.htmlhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sampahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sampah_organikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Teknologihttp://pkps.bappenas.go.id/attachments/article/954/NOVEMBER%20Reguler_SAMPAH_INDONESIA_L.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20777/4/Chapter%20II.pdfhttp://retnifitria.wordpress.com/2013/04/03/pemanfaatan-sampah-organik-menjadi-sumber-energi-3/tEKNOLOGI PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN SAMPAH ORGANIK

25