Top Banner

of 34

Salman Munthe_Universitas Tjut Nyak Dhien Medan_ PDP

Oct 15, 2015

Download

Documents

Salman Munthe
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • USULAN

    PENELITIAN DOSEN PEMULA

    JUDUL PENELITIAN

    ANALISIS PERILAKU KESEIMBANGAN

    NILAI TUKAR RIIL DI INDONESIA

    TIM PENGUSUL;

    Ketua Peneliti

    Salman Munthe, S.Pd.M.Si

    NIDN: 0120047801

    Anggota Peneliti

    Ahmadi Sarip, SE.M.Si

    NIDN: 0119068801

    UNIVERSITAS TJUT NYAK DHIEN MEDAN

    Nopember, 2013

    Kode/Nama Rumpun Ilmu: 561/Ekonomi Pembangunan

  • HALAMAN PENGESAHAN

    PENELITIAN DOSEN PEMULA

    Judul Penelitian : Analisis Perilaku Keseimbangan Nilai Tukar Riil di Indonesia

    Kode/Nama Rumpun Ilmu: 561/ Ekonomi Pembangunan

    Ketua Peneliti

    a. Nama Lengkap : Salman Munthe, S.Pd.M.Si b. NIDN : 0120047801 c. Jabatan Fungsional : Lektor d. Program Studi : Ekonomi Pembangunan e. Nomor HP : 085213907500 f. Email : [email protected]

    Anggota Peneliti : 1 orang

    a. Nama Lengkap : Ahmadi Sarip, SE.M.Si b. NIDN : 0119068801

    Biaya Penelitian :- diusulkan ke DIKTI Rp. 15.000.000

    :- dana internal PT Rp. 10.000.000

    :- dana institusi lain Rp. :- inkind (sebutkan) Rp. dua puluh lima juta rupiah

    Medan, 2 Nopember 2013

    Mengetahui, Ketua Peneliti,

    Salman Munthe, S.Pd.M.Si

    Menyetujui,

    Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

  • i

    DAFTAR ISI

    HALAMAN SAMPUL

    HALAMAN PENGESAHAN

    DAFTAR ISI i

    RINGKASAN ii

    BAB I PENDAHULUAN 1

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3

    BAB III METODE PENELITIAN 16

    BAB IV BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN 20

    DAFTAR PUSTAKA 21

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

    Lampiran 1 Justifikasi Anggaran Penelitian

    Lmpiran 2 Susunan Organisasi Tim Peneliti dan pembagian tugas

    Lampiran 3 Biodata ketua dan Anggota Peneliti

    Lampiran 4 Surat Pernyataan Ketua Peneliti

  • ii

    RINGKASAN

    Penelitian ini berjudul Analisis Perilaku Keseimbangan Nilai Tukar Riil di Indonesia. Tujuan

    Penelitian ini adalah untuk membuktikan keterkaitan variabel fundamental ekonomi baik sektor riil

    maupun sektor moneter terhadap Perilaku Keseimbangan Nilai Tukar Riil di Indonesia.

    Untuk keperluan analisis data yang digunakan adalah data sekunder (time series) , yang

    diestimasi adalah data bulanan dimulai Januari 2008 sampai dengan Januari 2013 yaitu tentang nilai

    tukar riil. Sampel yang diambil adalah 60 sampel dan model analisis yang digunakan adalah model

    (Behavior Equilibrium Exchange Rate - BEER).

    Hasil penelitian mengungkap bahwa Perilaku Keseimbangan Nilai Tukar Riil di Indonesia

    dipengaruhi oleh variabel sektor riil ( terms of trade, produktivitas dan risiko) dengan nilai sangat

    tidak signifikan sebesar (1.17%) dan variabel sektor moneter (aktiva luar negeri bersih dan perbedaan

    suku bunga dalam negeri dan luar negeri) sangat signifikan pengaruhnya terhadap perilaku

    keseimbangan nilai tukar riil di Indonesia sebesar (90.49%).

    Rencana penelitian ini dilakukan selama 2 semester / 1 tahun yang melibatkan dua orang

    peneliti yang telah menekuni masalah moneter.

    Selanjutnya, kajian ini menyarankan agar pemegang kebijakan moneter yaitu Bank Indonesia

    (BI) lebih menekankan perhatian pada sektor moneter untuk dapat menjaga kestabilan nilai tukar riil

    rupiah terhadap mata uang khususnya dolar AS.

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang Penelitian

    Sejalan dengan kondisi moneter yang kurang kondusif, stabilitas sistim moneter saat

    ini begitu lemah dengan bukti terpuruknya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mencapai

    Rp.11.600. 1 $ US yang tentunya ini menjadikan gejolak harga-harga terutama harga barang

    impor yang senantiasa hadir di Negara kita, jika ini terus terjadi dihawatirkan kita akan seperti

    masa 1997 kerisis moneter yang semakin mengantarkan bangsa ini ke titik nadir, olehnya

    peneliti akan melihat perilaku keseimbnagan nilai tukar riil yang terjadi di negara berkembang

    yang hampir dipastikan setiap 10 tahun terjadi pukulan keras terhadap mata uang kita,

    olehnya dalam proposal ini saya mengambil judul : Analisis Perilaku Keseimbangan Nilai

    Tukar Riil di Indonesia

    1.2. Perumusan Masalah

    Berdasarkan uraian di atas, bahwa faktor-faktor fundamental yaitu (terms of trade,

    produktivitas, risiko aktiva luar negeri bersih dan perbedaan suku bunga dalam negeri dan

    luar negeri), merupakan variabel yang berpengaruh terhadap perubahan perilaku nilai tukar

    riil. Dengan demikian yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah Seberapa besar

    pengaruh variabel fundamental ekonomi yaitu (terms of trade, produktivitas, risiko,

    aktiva luar negeri bersih dan perbedaan suku bunga dalam negeri dan luar negeri)

    terhadap perilaku nilai tukar riil di Indonesia.

    1.3. Tujuan Penelitian

    Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah dikemukakan maka tujuan penelitian

    ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

  • 2

    1. untuk membuktikan keterkaitan antara variabel fundamental ekonomi baik sektor riil

    maupun sektor moneter terhadap perilaku nilai tukar riil di Indonesia.

    2. untuk mengetahui secara nyata faktor fundamental manakah (sektor riil maupun sektor

    moneter) yang paling dominan mempengaruhi perilaku nilai tukar riil di Indonesia.

    3. untuk dapat memproyeksikan kisaran nilai tukar yang wajar untuk beberapa bulan ke

    depan.

    1.4. Kegunaan Penelitian

    1. penelitian ini akan berguna bagi pemegang kebijakan moneter tentunya bagi Bank

    Indonesia (BI) dalam mengambil keputusan yang terkait dengan kisaran nilai tukar yang

    wajar untuk beberapa tahun kedepan

    2. penelitian ini dapat menambah kajian bagi pengembangan ilmu pengetahuan tentang

    perilaku nilai tukar riil di Indonesia.

  • 3

    BAB II

    STUDI KEPUSTAKAAN

    2.1. Kerangka Teoritis

    2.1.1. Sejarah Perjalanan Kebijakan Sistim Nilai Tukar dan Devaluasi di Indonesia

    Pertama kali Indonesia mengkaitkan nilai rupiah terhadap $ di tahun 1949, dengan

    nilai tukar satu $ kira-kira sama dengan Rp. 0,0038 jika diukur dengan nilai rupiah kira-kira

    Rp. 10.000, belakangan ini. Sehingga nilai tukar rata-rata rupiah dari fluktuasi yang ada

    dibandingkan dengan sekarang, maka nilai rupiah telah mengalami kemerosotan cukup tajam

    saat awal pengkaitan terhadap $.

    Seperti dijelaskan di atas bahwa devaluasi diartikan sebagai suatu kebijakan

    pemerintah dalam menyesuaikan nilai tukar domestik (Rp) terhadap sekeranjang mata uang

    asing (basket of currencies), khususnya $ AS. Kebijakan ini bertujuan merangsang ekspor dan

    sebaliknya merupakan kontraksi atau menurunkan volume maupun nilai impor yang ada, pada

    gilirannya dapat memperbaiki posisi neraca transaksi berjalan (current account) yang

    langsung dapat memantapkan posisi cadangan devisa. Namun, sasaran kebijakan devaluasi

    tersebut memang tidak sesederhana seperti di atas, karena rangkaian persoalan baru

    bermunculan akibat diluncurkannya devaluasi tersebut. Rangkaian persoalan inilah yang

    cukup menakutkan masyarakat khususnya dunia usaha maupun pelaku bisnis.

    Nilai Tukar Riil ( Real Excange Rate )

    Dalam perdagangan internasional, pertukaran barang dan jasa antarnegara tidak lagi

    menggunakan mata uang negara yang bersangkutan, tetapi menggunakan mata uang yang

    dapat diterima semua negara. Harga mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain

    disebut kurs nilai tukar (excange rate). Hong (1998; 147), menyatakan bahwa perilaku nilai

    tukar riil adalah regimependent, yaitu tergantung pada sistim nilai tukar yang berlaku pada

  • 4

    negara-negara yang bersangkutan. Dengan demikian the non monetary hyphotesis of

    exchange rate arrangement semakin kuat terbukti bahwa volalitas nilai tukar riil akan

    menjadi kuat jika negara memakai sistim nilai tukar tetap yang di tetapkan pemerintah.

    Pendapat Hong bertolak belakang dengan apa yang pernah diteliti oleh Fridman dan

    Sohmen (dalam Kurniati & Hardiyanto, 1999; 45), yang menyatakan bahwa dalam rejim nilai

    tukar mengambang, nilai tukar riil akan lebih stabil karena nilai tukar nominal akan meng

    ofsed dampak dari laju inflasi terhadap daya saing internasional suatu negara. Pendapat ahli

    moneter yang lain seperti Flood dan Musa (dalam Sarwono & Warjiwo, 1998; 14),

    menegaskan secara umum bahwa dalam sistim nilai tukar fleksibel kebijakan moneter dapat

    lebih efisien dalam mempengaruhi gerakan ekonomi dan nilai tukar dalam jangka panjang.

    2.1.2. Teori-Teori Nilai Tukar (Kurs)

    1. Interest Rate Parity Theory (IRP Theori)

    IRP adalah salah satu teori yang paling dikenal dalam keuangan internasional yang

    menerangkan bagaimana hubungan antara bursa valas (forex market) dan pasar uang

    internasional (money market). Teori IRP menyatakan bahwa perbedaan tingkat bunga pada

    pasar uang internasional (internasional money market ) akan cenderung sama dengan

    forward rate premium.

    Sebagai catatan bahwa perpindahan modal antarnegara memerlukan biaya transaksi,

    sehingga terdapat suatu batas tertentu (plus atau minus) di antara tingkat paritas, tingkat

    bunga di mana tidak akan terjadi transfer modal. Dengan kata lain, jika keuntungan yang

    diperoleh, baik didasarkan atas perbedaan tingkat bunga atau risiko perubahan nilai tukar,

    masih lebih kecil atau sama dengan biaya transaksi, maka trasfer modal antarnegara tidak

    akan terjadi. Sehingga tingkat keseimbangan tidak terjadi pada suatu garis lurus OP, akan

    tetapi pada suatu daerah atau area di sekitar OP.

  • 5

    2. Purchasing Power Parity Theory (PPP Theory)

    Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi nilai tukar (kurs) adalah perbedaan tingkat

    inflasi antara beberapa negara. Pengaruh tingkat inflasi terhadap nilai tukar (kurs) dapat

    dijelaskan berdasarkan teori paritas daya beli (Purchasing Power Parity). Penjelasan teori ini

    didasarkan pada the law of one price yaitu hukum yang menyatakan bahwa harga produk

    yang sama di kedua negara yang berbeda akan sama pula bila dinilai dalam satu satuan mata

    uang yang sama. Teori ini dikenal sebagai teori paritas daya beli absolut ( purchasing power

    parity absolute). Pendapat Koranchelian, (2005; 7) menyatakan bahwa konsep PPP sering

    dikaitkan untuk menaksir analisis pasar dan juga menginmginkan penaksiran keseimbangan

    nilai tukar riil. Misalnya, harga 1 kg buah apel- USA pada dua tempat sebagai berikut.

    Jakarta New York

    Rp.8.000 $1

    Ini berarti bahwa harga 1 kg apel USA = Rp. 8.000,- = $1, dengan demikian kurs valas

    Rp./$ berdasarkan paritas daya beli dari masing-masing mata uang adalah sebesar Rp.8.000,-

    /$. Dalam kenyataan sering terbukti bahwa forex rate yang diperhitungkan berdasarkan

    PPP absolut tersebut tidak mencerminkan nilai tukar (kurs) sesungguhnya yang telah

    ditetapkan oleh pemerintah sebagai pemegang kekuasaan moneter. Dalam hal demikian,

    terjadi apa yang dikenal sebagai overvaluation atau undervaluation, seperti ditunjukkan

    oleh Grafik. 2.3.

    Akan tetapi teori paritas daya beli (Purchasing Power Parity) absolut ini tidak realistis

    karena tidak memperhitungkan biaya transpor, tarif dan kuota. Oleh karena itu muncul teori

    yang dikembangkan oleh Ronald Shon (dalam Halwani 2002; 193), menyatakan bahwa harga

    suatu produk yang sama akan tetap berbeda karena ketidaksempurnaan pasar, yang tentunya

    disebabkan oleh faktor biaya transpor, tarif dan kuota.

  • 6

    Grafik. 2.1

    Overvaluation atau Undervaluation

    Keterangan: Q$ = Kuantitas USD S$ = Supply USD D$ = Demand USD. Hady, (2004; 48).

    Pemakaian paritas daya beli absolut mengalami kesulitan, terutama menyangkut

    pemilihan periode waktu basis untuk negara yang menganut nilai tukar mengambang karena

    mata uang domestik bisa mengalami apresiasi terhadap mata uang asing, untuk mengatasi

    masalah ini di perkenalkan apa yang disebut dengan nilai tukar efektif (effective exhange rate)

    baik untuk nilai nominal maupun riilnya.

    Kelemahan tersebut mendorong para pendukung teori PPP melakukan modifikasi

    untuk menghasilkan penyimpangan tingkat nilai tukar yang terjadi. Modifikasi terhadap

    paritas daya beli dilakukan melalui pendekatan moneter, dengan jalan mensubtitusikan harga

    pada fungsi permintaan uang. Pendekatan dilakukan sebagai berikut

    M = Pk (y, i) ..(2.1)

    M* = P

    *k (y, i

    *) ..(2.2)

    O $1 $ $2

    S$

    D$

    Qs

    Rp.9.000/$

    Rp.9.000/$

    Rp.9.000/$

    Kurs Rp./$

  • 7

    Dimana: M adalah jumlah permintaan mata uang dan P adalah tingkat

    harga,sedangkan Y adalah pendapatan nasional, dan I tingkat suku bunga, ( *

    ) adalah

    tanda untuk negara asing. maka dapat dijelaskan dengan rumus sebagai berikut

    iykP

    M, ..(2.3)

    **,*

    *iyk

    P

    M ..(2.4)

    Diperoleh

    iyk

    MP ,. ..(2.5)

    **,.*

    ** iy

    k

    MP ..(2.6)

    Dalam tulisan Cassel (dalam Halwani, 2002; 192) dengan sebutan Purchasing Power

    Parity (PPP Theory) merumuskan persamaan sebagai berikut.

    *P

    PE ..(2.7)

    dengan mensubtitusikan P dan P* diperoleh

    *)*,(*/),(

    *iy

    k

    MiyM

    P

    PE .(2.8)

    maka didapat persamaan baru sebagai berikut

  • 8

    i

    i

    y

    y

    M

    ME

    *.

    *.

    *(2.9)

    Berdasarkan persamaan di atas, maka nilai tukar suatu mata uang merupakan fungsi

    dari jumlah uang beredar, pendapatan nasional dan tingkat suku bunga domestik dan luar

    negeri.

    3. Internasional Fisher Effeck Theory

    Teori yang juga sangat penting untuk manajemen nilai tukar (kurs) adalah teori fisher

    effect . Ahli ekonomi ini menyatakan bahwa tingkat bunga nominal (i) di setiap negara akan

    sama dengan real rate of return (r) ditambah dengan tingkat inflasi (I) yang diharapkan

    atau dapat dirumuskan sebagai berikut i = r +i.

    Menurut teori IFE, tingkat bunga di dua negara yang berbeda, misalnya Amerika dan

    jepang, dapat terjadi karena adanya perbedaan tingkat inflasi yang diharapkan (expected

    inflation). Teori IFE pada dasarnya hampir sama dengan teori IRP yang menggunakan

    perbedaan tingkat bunga untuk menerangkan mengapa terjadi perubahan kurs valas. Akan

    tetapi, teori IFE ini erat kaitannya dengan teori PPP karena tingkat bunga sangat erat

    kaitannya dengan inflasi. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa perbedaan tingkat bunga

    yang terjadi antara beberapa negara disebabkan oleh tingkat inflasi.

    4. International Parity Condition

    Sejak berlakunya sistim nilai tukar mengambang (floting rate system), maka tidak ada

    satupun dari ketiga teori keuangan internasional di atas ( IRP, PPP, dan IFE) yang dapat

    digunakan untuk meramalkan kurs valas dalam setiap kondisi. Namun, masih tetap terdapat

    suatu dasar hubungan ekonomi tertentu (certain basic economic relation) yang disebut

    sebagai parity condition yang dapat membantu untuk menerangkan perubahan atau

    pergerakan kurs valas.

  • 9

    Dari analisa parity condition di atas dapat dikemukakan beberapa catatan penting

    yang perlu diperhatikan oleh para investor ataupun spekulator" yang ingin memperoleh

    keuntungan dari investasi jangka pendeknya, yaitu sebagai berikut.

    1. berusaha untuk melakukan investasi atau memiliki piutang dalam valas yang tingkat

    bungannya relatif tinggi dan cenderung akan apresiasi.

    2. sebaliknya menerima investasi atau meminjam dalam valas yang tingkat relatif

    bunganya rendah dan cenderung akan depresiasi.

    2.1.4. Nilai Tukar Perdagangan ( Terms of Trade )

    Pada dasarnya, nilai tukar perdagangan (terms of trade) dari suatu negara merupakan

    rasio harga komoditi ekspor terhadap harga komoditi impornya, secara sederhana

    perdagangan diasumsikan hanya terdiri dari dua negara, ekspor salah satu pihak merupakan

    impor bagi bagi pihak yang lain, maka nilai tukar perdagangan kedua belah pihak merupakan

    impor bagi pihak yang lain, maka nilai tukar perdagangan kedua belah pihak akan sama persis

    bersifat resiprokal. (Salvatore, 1997; 93). Namun dalam kenyataannya, dunia ini terdiri

    dari banyak negara dan berbagai jenis komoditi yang diperdagangkan, oleh sebab itu

    pengukuran nilai tukar perdagangan tidak semata-mata didasarkan pada perhitungan rasio

    harga antara dua komoditi saja melainkan harus merinci berdasarkan suatu indeks yang jauh

    lebih kompleks dan rumit. Di dalam indeks tersebut harus termuat harga dari berbagai

    komoditi yang di ekspor dan di impor oleh negara-negara yang bersangkutan. Angka rasio

    harus dikalikan dengan angka seratus agar hasil kalinya dapat muncul angka-angka persentase

    yang mudah dipahami. Untuk memudahkan analisis telah didefinisikan nilai tukar

    perdagangan berkenaan dengan komoditi (commodity terms of trade) atau barter neto (N)

    sebagai rasio indeks harga komoditi ekspor suatu negara (Px) terhadap indeks harga komoditi

    impornya (Pm) dikalikan dengan 100 (guna menyatakan nilai tukar perdagangan dalam

    persen).

  • 10

    2

    6

    4

    3

    1

    5

    2.1.5 . Produktivitas

    Negara-negara melakukan perdagangan internasional karena dua alasan utama

    masing-masing alasan menyumbangkan keuntungan perdagangan (gains from trade) bagi

    mereka. Pertama, negara-negara berdagang karena mereka berbeda satu sama lain, sebab

    bangsa-bangsa, sebagaimana individu-individu dapat memperoleh keuntungan dari

    perbedaan-perbedaan mereka melalui suatu pengaturan di mana setiap pihak melakukan

    sesuatu dengan relatif lebih baik. Kedua, negara-negara berdagang satu sama lain dengan

    tujuan mencapai skala ekonomis (economis of scale) dalam produksi. Maksudnya, jika setiap

    negara hanya menghasilkan sejumlah barang tertentu, mereka dapat menghasilkan barang-

    barang tersebut dengan skala yang lebih besar dan karenanya lebih efisien dibandingkan jika

    negara tersebut membuka untuk memperoduksi segala jenis barang dalam dunia nyata, pola-

    pola perdagangan internasional mencerminkan dari kedua motif tersebut .

    Grafik. 2.5

    Tradable Good dan Non Tradable Good

    1,0

    0,5

    10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

    Sumber: Krugman & Obstfeld, ( 2002 ; 140 141)

    Tetapi dalam perdagangan internasional terdapat produk atau jasa yang tidak bisa

    diperdagangkan secara internasional yang biasa disebut nontradable salah satu contoh

    untuk produk jasa non tradable adalah jasa potong rambut, seorang warga Negara

  • 11

    Indonesia yang ingin menikmati jasa potong rambut di Amerika harus mengorbankan

    sejumlah biaya untuk sampai ke Amerika atau sebaliknya untuk mencoba mendatangkan jasa

    potong rambut Amerika ke Indonesia, hal ini tentunya menjadikan jasa potong rambut

    tersebut menjadi lebih mahal diakibatkan transpot yang sangat besar lihat Grafik 2.5.

    Semua negara mempunyai barang dan jasa yang tidak bisa diperdagangkan secara

    internasional. Maka kurva permintaan dan penawaran hanya ditentukan harga domestik, maka

    pergeseran- pergeseran pada kedua kurva permintaan dan penawaran dapat mengakibatkan

    perubahaan relatif harga domestik dari sejumlah komoditi antara harga luar negeri. Bila

    kondisi lain tidak berubah, kenaikan barang dan jasa non tradables di suatu negara akan

    menaikkan tingkat harga negara yang bersangkutan terhadap tingkat harga negara- negara

    lain. Semua tingkat harga ini dihitung atas dasar mata uang yang sama. Peranan barang dan

    jasa tidak bisa diperdagangkan (non tradables) dalam pembentukan tingkat harga nasional

    menunjukkan bahwa variasi internasional non tradable bisa memperlebar kesan jaringan

    tingkat harga antara negara kaya dan miskin.

    Grafik 2.5 memperlihatkan bahwa jika non tradables dianggap terbatas berupa

    sektor jasa-jasa dan kontruksi, harga non tradables (dinyatakan dalam tradables) benar-

    benar meningkat secara sistimatis seiring dengan kenaikan output per kapita. Jadi, harga non

    tradables di negara kaya yang lebih tinggi itu turun menyebabkan lebih tingginya tingkat

    harga secara keseluruhan di negara-negara kaya Balassa (dalam Salvatore, (1997; 130 ).

    Pendapat Miyajima, 2005; 5 menyatakan bahwa peroduktivitas sektor tradable bisa

    mempercepat pertumbuhan ekonomi dan

  • 12

    2.1.6. Risiko (Countri Risk)

    Menurut Hady (2004; 78-79) country risk dalam kancah perdagangan Internasional

    adalah risiko yang mungkin terjadi dalam bentuk peristiwa luar biasa yang terjadi, terutama

    di negara tuan rumah (host country), atau negara asal perusahaan (home country).

    Menurut Setiana (1998; 82-83). country risk merupakan sebuah fungsi risiko dari

    keadaan politik negara (Rpdn`) risiko keadaan keuangan sebuah negara (RK), dan risiko

    keadaan ekonomi sebuah negara (REi`) maka dapat dirumuskan.

    CR = Rp dn` + RK + RE i` .(2.10)

    Country risk dapat juga terjadi, baik secara langsung maupun tidak langsung.

    Country risk secara langsung ini misalnya pengambilan asset untuk kepentingan umum

    dengan memberikan ganti rugi (expropriation) atau (confiscation asset) perusahaan luar

    negeri. Sedangkan secara langsung, misalnya hambatan terhadap custumer dan supplier

    dapat mengganggu kelancaran operasional perusahaan. Untuk menentukan kemungkinan

    tinggi rendahnya country risk dalam bisnis internasional, maka perlu dilakukan identifikasi

    beberapa faktor yang dapat menentukannya, yaitu sebagai berikut:

    1. Risiko politik

    Risiko keadaan politik suatu negara diidentifikasikan sebagai fungsi dari stabilitas

    pemerintah (SP), kondisi sosial ekonomi (KSE), propil investasi (PI), konflik internal (KI),

    konflik eksternal (KE), korupsi kolusi nepotisme (KKN), keterlibatan militer dalam politik

    (MDP), status agama dalam politik (ADP), hukum (H), tekanan dari etnis tertentu (TET),

    penerapan demokrasi (PD), dan kualitas birokrasi (KBr). Setiana (1998; 82 - 83).

    RPdn = f (SP + KSE + PI + KI + KE + KKN + MDP + ADP + H + TET + PD

    + KBr .(2.11)

  • 13

    Semakin besar nilai risiko politik suatu negara berarti akan menimbulkan rasa tidak

    percaya dan ragu-ragu terhadap kebijakan-kebijakan yang akan diambil oleh pemerintah yang

    berwenang, sehingga akan mengurangi arus investasi asing ke negara tersebut bahkan akan

    menjadi capital flight, yaitu fenomena larinya para investor asing dari sebuah negara

    dengan membawa serta modal yang sebelumnya di investasikan ke negara tersebut. Akibatnya

    negara akan mengalami defisit anggaran dikarenakan terjadi defisit pada pos transaksi modal.

    2. Risiko Keuangan

    Risiko keadaan keuangan suatu negara merupakan sebuah fungsi dari lima variabel

    yaitu persentase hutang luar negeri terhadap GDP (persenLGDP), persentase hutang luar

    negeri terhadap total ekspor barang dan jasa (persenHX), transaksi berjalan sebagai persentase

    terhadap ekspor barang dan jasa (CAX), likuiditas bersih dalam bulan impor (LBM), dan

    stabilitas nilai tukar (SNT). Setiana (1998; 82 - 83).

    RK = f (persen LGDP + persenHX + persenCAX + persenLBM +

    persenSNT)..(2.12)

    Seperti halnya risiko politik maka semakin besar nilai risiko keuangan suatu negara

    akan menimbulkan keengganan investor untuk menanamkan modalnya di negara tersebut

    dikarenakan adanya kehawatiran akan mengalami kerugian atau tidak mendapatkan modalnya

    kembali.

    3. Risiko Ekonomi

    Nilai risiko ekonomi terdiri dari variabel sebagai berikut: GDP rata-rata per orang

    (GDPH) pertumbuhan rata-rata GDP (persenGDP), tingkat inflasi rata-rata (persenI), neraca

    pembelanjaan sebagai persentase dari GDP (persen BGDP), dan persentase neraca berjalan

    keseimbangan terhadap GDP (persen KGDP). Setiana (1998; 82 - 83)

  • 14

    RE = f (GDPH + persenGDP + persenI + persenBGDP + persenKGDP

    .(2.13)

    2.1.7. Perbedaan Suku Bunga

    Menurut Arifin (1998; 8), dalam perekonomian terbuka dengan arus lalu lintas

    moneter yang kuat, peningkatan suku bunga akan memperkuat nilai tukar karena terjadi

    pemasukan modal dari luar negeri. Sedangkan Batiz (1985; 6 ), memperkuat pandangan

    Arifin dalam perekonomian terbuka dengan rejim devisa bebas dan sistim nilai tukar

    mengambang, gejolak eskternal seharusnya diredam melalui penyesuaian nilai tukar sehingga

    suku bunga dalam negeri tidak perlu bergejolak. Sedangkan pendapat Doddy & Benny (1998;

    13 ), menyatakan bahwa nilai tukar rupiah mempunyai hubungan dengan inflasi artinya

    bahwa inflasi dalam negeri yang lebih besar dari pada luar negeri akan mengakibatkan

    melemahnya nilai tukar riil. Kenaikan suku bunga secara tiba-tiba seringkali tidak mengikuti

    perubahan dalam (i-if), yaitu perbedaan antara suku bunga di dalam negeri (i) dan di luar

    negeri (if). Tanggapannya seringkali kelihatan sangat segera dan sedemikian besarnya,

    sehingga liputan berita mengenai kenaikan atau penurunan nilai tukar dari hari ke hari

    biasanya menunjuk pada suku bunga penyebabnya. Apabila suku bunga dalam negeri (i)

    meningkat 1 persen sementara suku bunga di luar negeri (if) tetap maka para penanam modal

    akan melihat adanya tambahan alasan untuk membeli $ di pasar tunai.

    2.2. Penelitian Sebelumnya

    Akhir-akhir ini studi empiris banyak dikembangkan untuk mengestimasi nilai tukar

    ekuilibrium dengan metode single equation reduced form diataranya yang dilakukan oleh

    Baffes. et. al. (1997), mengestimasi nilai tukar riil efektif untuk memperoleh nilai tukar

    keseimbangan yang mencerminkan kondisi fundamental ekonomi yang sebenarnya

    (fundamental determinants) dari keseimbangan nilai tukar riil merupakan variabel-variabel

  • 15

    yang sangat berpengaruh terhadap keseimbangan eksternal dan internal suatu negara.

    Adapun faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi keseimbangan nilai tukar riil

    jangka panjang dalam penelitian Baffes antara lain mencakup faktor-faktor yang

    mempengaruhi posisi perdagangan antara home country dengan pasar dunia terms of

    trade memberikan kontribusi sebesar 0.03 persen, sedangkan proteksi kebijakan trade

    opensess memberikan kontribusi sebesar 0,23 persen, faktor produktivitas sektor tradable

    dan non tradable memberikan kontribusi sebesar 0.32 persen, faktor arus modal dan

    cadangan devisa memberikan kontribusi sebesar 0,08 persen yang mempengaruhi nilai tukar

    riil jangka panjang sedangkan R2 = 0,92 persen atau 92 persen varibel x mempengaruhi

    variabel y.

    2.3. Hipotesis Penelitian

    Berdasarkan latar belakang masalah penelitian dan kerangka teori dari hasil penelitian

    sebelumnya, maka hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

    1. diduga bahwa perilaku nilai tukar riil di Indonesia dipengaruhi oleh variabel sektor riil (terms of

    trade, produktivitas dan risiko).

    2. diduga bahwa perilaku nilai tukar riil di Indonesia dipengaruhi oleh variabel sektor moneter

    ( aktiva luar negeri bersih dan perbedaan suku bunga dalam negeri dengan luar negeri).

    3. perilaku nilai tukar riil di Indonesia signifikan di pengaruhi oleh faktor fundamental sektor riil

    dan sektor moneter (terms of trade, produktivitas, risiko aktiva luar negeri bersih dan perbedaan

    suku bunga dalam negeri dengan luar negeri).

  • 16

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Ruang Lingkup Penelitian Dan Sumber Data

    Dalam menganalisis perilaku keseimbangan nilai tukar riil di Indonesia meliputi faktor

    fundamental yaitu (sektor riil dan sektor moneter) di pengaruhi oleh terms of trade,

    produktivitas, risiko, aktiva luar negeri bersih dan perbedaan suku bunga dalam negeri dengan

    luar negeri. Sumber data yang digunakan adalah data sekunder (time series) yang bersifat

    makro dihimpun dari lembaga terkait seperti Bank Indonesia (BI) dan Badan Pusat Statistik

    (BPS) dengan metode estimasi bulanan dari Januari 2009 sampai Januari 2013. Dengan

    jumlah sampel yang diestimasi sebanyak 60 data bulanan.

    3.2. Metode Analisis Data

    Untuk menjawab hipotesis yang pertama, terkait dengan perilaku keseimbangan nilai

    tukar riil di Indonesia, spesifikasi model yang digunakan adalah pendekatan Behavior

    Equilibrium Excange Rate (BEER), untuk mengetahui peran sektor riil terhadap perilaku

    nilai tukar riil di Indonesia, secara matematis dapat dilihat sebagai berikut.

    q = f ( tot + tnt + risk ) . (3.1)

    Dimana:

    q = perilaku nilai tukar riil (BEER)

    tot = terms of trade

    tnt = produktivitas

    risk = risiko

  • 17

    Bila estimasi yang digunakan menggunakan metode Ordinary Least Squares (OLS)

    persamaan matematis di atas di rubah ke dalam persamaan model ekonometrika (Yu, et.al,

    2001; 88)

    Lnq = bo + b1lntot + b2lntnt + b3lnrisk+ e ..(3.2)

    Selanjutnya untuk menjawab hipotesis yang kedua, terkait dengan perilaku

    keseimbangan nilai tukar riil di Indonesia, spesifikasi model yang digunakan adalah

    pendekatan Behavior Equilibrium Excange Rate (BEER), untuk mengetahui peran sektor

    moneter terhadap perilaku nilai tukar riil rupiah secara matematis dapat di lihat sebagai

    berikut.

    q = f ( nfa + ridf) ..(3.3)

    Dimana:

    q = Perilaku nilai tukar riil (BEER)

    nfa = Aktiva luar negeri bersih

    ridf = Perbedaan suku bunga dalam negeri dengan luar negeri

    Bila estimasi yang digunakan menggunakan metode Ordinary Least Squares (OLS)

    persamaan matematis di atas di rubah kedalam persamaan model ekonometrika yang

    dikembangkan di Bank Indonesia . (Kurniyati & Hardiyanto, 1999; 54)

    Lnq = bo + b1lnnfa + b2lnridf + e ..(3.4)

    Selanjutnya untuk menjawab hipotesis yang ketiga, terkait dengan perilaku

    keseimbangan nilai tukar riil di Indonesia, spesifikasi model yang digunakan adalah

    pendekatan Behavior Equilibrium Excange Rate (BEER), dengan menggabungkan variabel

  • 18

    sektor riil dan variabel sektor moneter (fundamental) yang dapat menjelaskan lebih

    menyeluruh. Secara matematis dapat dilihat sebagai berikut

    q = f ( tot + tnt + risk + nfa + ridf) .(3.5)

    Bila estimasi yang digunakan menggunakan metode Ordinary Least Squares (OLS)

    persamaan matematis di atas di rubah kedalam persamaan model ekonometrika.

    Lnq = bo + b1lntot + b2lntnt + b3lnrisk+ b4lnnfa + b5lnridf + e ..(3.6)

    Dimana :

    q = nilai tukar riil (BEER)

    tot = terms of trade

    tnt = produktivitas

    nfa = aktiva luar negeri bersih

    ridf = perbedaan suku bunga dalam negeri dengan luar negeri

    risk = risiko

    b0-n = coefisien

    e = residual

    3.3 Defenisi Operesional Variabel

    a. q / Behavior Equilibrium Excange Rate (BEER).

    Variabel ini dihitung dengan menggunakan delapan (basket of currencies) indeks mata

    uang mitra dagang utama Indonesia yaitu USD, NLG, SGD, GBP, DEM, HKG, FRF dan

    EURO, dengan tahun dasar 1993 = 100. Variabel ini didefinisikan dalam terms mata uang

    luar negeri terhadap mata uang domestik (rupiah), dengan demikian peningkatan q berarti

    apresiasi nilai tukar riil efektif

    b. Terms of Trade (tot)

  • 19

    Terms of trade (tot) merupakan rasio harga relatif eskspor terhadap impor. Dalam

    hal ini digunakan data Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) ekspor dan impor.

    Variabel ini didefinisikan sebagai perbandingan harga ekspor (unit value of export) terhadap

    harga impor (unit value of import). Terms of trade berdampak positif terhadap perilaku nilai

    tukar riil. Perbaikan terms of trade akan mendorong perbaikan posisi transaksi berjalan

    yang selanjutnya akan cenderung berdampak pada menguatnya nilai tukar domestik.

    c. Produktivitas (tnt)

    Variabel ini dihitung atas harga relatif non traded terhadap traded goods, didefenisikan

    sebagai rasio harga non traded/ traded goods domestik terhadap Indeks Harga Konsumen

    (IHK) atau Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) luar negeri.

    d. Risiko (risk)

    e. Aktiva luar negeri bersih (nfa)

    Variabel ini merupakan stok Net Foreign Assets (NFA) neraca sistim noneter yang

    dinyatakan dalam US $. Jumlah aktiva luar negeri bersih mencerminkan ketersediaan devisa

    untuk memenuhi kewajiban-kewajiban dengan pihak luar negeri. Makin besar jumlah

    cadangan devisa yang dimiliki maka kepercayaan luar negeri atas kemampuan negara kita

    untuk mengatasi external shock akan meningkat, sehingga dapat menekan spekulasi

    terhadap mata uang domestik dan nilai tukar riil cenderung akan menguatkembali.

    f. Perbedaan suku bunga riil dalam negeri dan luar negeri (ridf)

    Variabel ini dihitung dengan menggunakan perbedaan antara suku bunga riil domestik

    dan suku bungan riil luar negeri yang digunakan bagi perhitungan domestik adalah suku

    bungan deposito 1 bulan lalu dikurangi dengan laju inflasi / bulanan. Sedangkan perhitungan

    suku bungan luar negeri digunakan London Inter Bank Offer Rate (LIBOR) US $ 1 bulan

    dikurangi laju inflasi perbulan di Amerika Serikat.

  • 20

    BAB IV

    BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN

    4.1. Anggaran Biaya

    No Jenis Pengeluaran Biaya yang

    diusulkan (Rp)

    Persentase

    1. Gaji dan Upah Rp.3.000.000 20%

    2. Bahan Habis Pakai dan Peralatan Rp.7.500.000 50%

    3. Perjalanan Rp.2.250.000 15%

    4. Publikasi, seminar, laporan dll Rp.2.250.000 15%

    Total Rp.15.000.000 100%

    Terbilang : Lima Belas Juta Rupiah

    4.1. Jadwal Penelitian

    No Jenis Kegiatan Tahun 1 dari 1 tahun

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

    1 Pemilihan judul Penelitian

    2 Pembuatan Proposal

    3 Pengiriman proposal

    simlitabmas

    4 Pengumpulan data

    5 Menganalisa data

    6 Mendapatkan hasil

    penelitian

    7 Membuat Catatan harian

    penelitian

    8 Menyusun laporan

    Kemajuan Penelitian

    9 Seminar hasil penelelitian

    10 Laporan akhir penelitian

    ke Simlitabmas

    12 Publikasi dan

    dokumentasi

  • 21

    DAFTAR PUSTAKA

    Arifin, Sjamsul. 1998. Efektivitas Kebijakan Suku Bunga Dalam Angka Stabilitas Rupiah di

    Masa Kritis. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Vol. 1 No.1 Bank Indonesia.

    Jakarta.

    Batiz, Fransisco. Rivera & Luis, R. Batiz. 1985. International Finance and Open Economy,

    Macroeconomics. McMillan, Publishing Co. New York.

    Baffes, John, Ibrahim A. Elbadawai, Stephen A. Oonnell. 1997. Single Equation Estimation

    of the Equilibrium Real Exchange Rate.

    Bank Indonesia. 2004. Kinerja Bank Indonesia Triwulan I-2004: Evaluasi Kebijakan

    Moneter, Perbankan, dan Sistim Pembayaran Serta Arah Kebijakan Mendatang.

    Bank Indonesia. 2004. Laporan Keuangan Ekonomi, Moneter dan perbankan, ( Januari 2004).

    Bank Indonesia. 2004. Laporan Keuangan Ekonomi Moneter dan Perbankan, (Pebruari 2004).

    Bank Indonesia. 2004. Evaluasi Prekonomian Tahun 2003, Prospek dan Arah Kebijkan Bank

    Indonesia Tahun 2004.

    Bank Indonesia. 2004. Evaluasi Perkembangan dan Kebijakan di Bidang Moneter,

    Perbankan, Sistim Pembayaran Tahun 2002, Serta Prospek Prekonomian dan Arah

    Kebijakan Bank Indonesia Tahun 2003.

    Doddy, Budi. Waluyo & Benny, Siswanto. (1998). Peran Kebijakan Nilai Tukar Dalam Era

    Deregulasi dan Globalisasi. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Vol 1 No.2

    Bank Indonesia. Jakarta.

    Dorbusch, Rudiger. 1994. Macroeconomics. Aeurovean Tex. Second Edition. Oxpord

    University Press.

    Faruqee, Hamid. 1995. Long Run Determinants of the Real Exchange Rate: A Stock Flow

    Persfective. IMF Staff Papers. Vol. 42. No. 1. (Washington: IMF).

    Faruqee, Hamid. 2004. Exchange Rate Pass thorough in The euro Area: the Role of Asymetric

    Princing Behaviour. IMF Working Paper/04/14 (Washington: International

    Monetary Fund).

    Hady, Hamidy. 2004. Ekonomi Internasional Teori dan Kebijakan Keuangan Internasional.

    Ghalia Indonesia. Jakarta.

    Halwani, Hendra. R. 2002. Ekonomi Internasional dan Globalisasi Ekonomi. Ghalia

    Indonesia. Jakarta.

    Herlambang, et. al. 2002. Ekonomi Makro Teori, Analisis dan Kebijakan. PT. Gramedia

    Pustaka Utama; Jakarta

  • 22

    Hong, Liang. 1998. Real Exchange Rate Volatility: Does the Nominal Exchange Rate Regime

    Matter?, IMF Working Paper/98/147 (Washington: International Monetary Fund).

    ICRG. International Country Risk Guide, Ed. Thomas S. Sealy, The PRS Group, East

    Syracuse, New York. Beberapa penerbitan.

    Junisseno, K. Rimsky. 2002. Sistim Moneter Dan Perbankan Di Indonesia. PT. Gramedia

    Pustaka Utama; Jakarta (hal. 71-74).

    Krugman, R. Paul & Obstpeld, Maurice. 2002. Ekonomi Internasional Teori dan Kebijakan.

    PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

    Kurniati, Yati & Hardianto, V. A. 1999. Perilaku Nilai Tukar Rupiah dan Alternatif

    Perhitungan Nilai Tukar Riil Keseimbangan. Buletin Ekonomi Moneter dan

    Perbankan, Vol 1 No.2 Bank Indonesia. Jakarta .

    Koranchelian, Taline. 2005. The Equlibrium real Excange Rate in A Comodity Exprinting

    Country: Algeriya`s Expreince. IMF Working Paper/05/135 (Washington:

    International Monetary Fund).

    Lindert, H. Peter & Kindlerberger, P. Charles. 1995. Ekonomi Internasional. Edisi ke

    delapan; Erlangga. Jakarta.

    Mankiw, N. Gregory. 2002. Teori Makro Ekonomi. Jakarta: Erlangga.

    Miyajima, Ken. 2005. Real Excange Rates in Browing Economic: How Strong is the Role of

    The Non Tradables Sector. IMF Working Paper/05/233 (Washington: International

    Monetary Fund).

    Nurkse. 1995. Conditions of International Monetary Equilibrium, Priceton Essay.

    Ritonga, et. al. (2002). Indikator Fundamental Ekonomi Indonesia. Badan Pusat Statistik,

    Jakarta. Indonesia.

    Rogoff, S. Kenneth. et. al. 2003. Evolution And Performance of Excange Rate Regimes IMF

    Working Paper/03/243, (Washington: International Monetary Fund).

    Rogers, J. H. 1995. Real Shocks and Real Exchange Rates in Really Long Term Data,

    International Finance Discussion Papers, Board of Governors of the Federal Reserve

    System, No. 493.

    Salvatore, Dominick. 1997. Ekonomi Internasional. Edisi kelima jilid 1. Erlangga. Jakarta.

    Salvatore, Dominick. 1997. Ekonomi Internasional. Edisi kelima jilid 2. Erlangga. Jakarta.

    Swasono, A. & Warjiyo, Perry. 1998. Wacana Pradigma Baru Manajemen Moneter Dalam

    Sistim Nilai Tukar Fleksibel. Suatu Penelitian Untuk Penerapan di Indonesia.

    Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Vol 1 No.1 Bank Indonesia, Jakarta.

    (hal.9-10)

  • 23

    Santoso, Wijoyo & Iskandar. 1999. Pengendalian Moneter Dalam Sistim Nilai Tukar Yang

    Fleksibel. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Vol. 1 No.1 Bank Indonesia,

    Jakarta , September. (hal. 2).

    Setiana, Daud. Danny. 1998. Pengambilan Model Nilai Tukar Valuta Asing dengan

    Menggunakan Pendekatan Uji Rentang Mekanika. Buletin Ekonomi, Moneter dan

    Perbankan, Vol. 1 No. 3 Bank Indonesia, Jakarta. (hal. 82-83).

    Srow, Gabriel. 2003. Economic Integration, Sectoral Diversivication and Excange Rate

    Policy In A Devoloving Economi IMF Working Paper 04/20 (Washington:

    International Monetary Fund).

    Stein, et. al. 1995. The Fundamental Determinants of the Real Exchange Rate of the US

    $ Relative to the Other G-7 Currencies, IMF Working Paper 95/81 (Washington:

    International Monetary Fund).

    Stockman, G. Alan. 1987. The Equlibrium Approach to Exchange Rates, Economic Reviu,

    March/april.

    Susiawati, Rohana. et. al. 2002. Laporan Perekonomian Indonesia. Badan Pusat Statistik,

    Jakarta. Indonesia.

    Wang, Tao. 2004. Negara Cina: Sumber Fluktuasi Nilai Tukar Riil, IMF Working Paper

    04/18 (Washington: International Monetary Fund).

    Yu, Ming. Cheng. et. al. 2001. An Introduction To Econometrics Using Shazam. Mc

    GrawHill. Malysia. Sdn. Bhd.

  • LAMPIRAN-LAMPIRAN

    Lampiran 1. Justifikasi Anggaran Penelitian

    1. Honor

    Honor Honor/Jam

    (Rp)

    Waktu

    (Jam/minggu)

    Minggu Honor per tahun (Rp)

    Tahun 2014 N1 N2 Ketua 20.837 2 48 Rp.2000.000 Anggota 10.417 2 48 Rp.1000.000 SUB TOTAL (Rp) Rp.3000.000

    2.Bahan Habis Pakai

    Material Justifikasi

    Pemakaian

    Kuantitas Harga

    Satuan

    (Rp)

    Harga peralatan penunjang Tahun 2014 N1 N2

    Laptop 1 tahun 1 buah 4000.000 Rp.4000.000

    Mesin printer 1 tahun 1 buah 1000.000 Rp. 1000.000 Hvs 1 tahun 5 rim 50.000 Rp. 250.000 A4 1 tahun 5 rim 40.000 Rp. 200.000 Tinta inpus 1 tahun 2 400.00 Rp. 800.000 Kamera 1 tahun 1 1000000 Rp. 1000000 Kalkulator 1 2 buah 125.000 Rp. 250.000 SUB TOTAL (Rp) Rp. 7500.000

    3.Perjalanan

    Material Justifikasi

    Pemakaian

    Kuantitas Harga

    Satuan

    (Rp)

    Harga peralatan penunjang

    Tahun 2014 N1 N2 Perjalanan Ke

    Kantor BI

    Medan

    Sampling 2 750.000 Rp.1500.000

    Perjalanan Ke

    BPPS Sumatera

    Utara

    Sampling 2 325000 Rp.750.000

    SUB TOTAL (Rp) Rp. 2.250.000

    4.Publikasi

    Kegiatan Justifikasi Kuantitas Harga

    Satuan

    (Rp)

    Biaya Pertahun (Rp)

    Tahun 2014 N1 N2

    Publikasi dll 2 Rp. 250.000 Seminar dll 1 Rp. 250.000 Laporan

    Kemajuan

    dll 1 Rp. 750.000

    Laporan Akhir dll 1 Rp. 1000.000 SUB TOTAL (Rp) Rp. 2.250.000 TOTAL ANGGARAN YANG DIPERLUKAN SETIAP TAHUN Rp.15.000.000

  • Lampiran 2. Susunan organisai tim peneliti dan pembagian tugas

    No Nama/NIDN Instansi

    Asal

    Bidang Ilmu Alokasi

    Waktu

    (jam/minggu)

    Uraian

    Tugas

    1 Salman Munthe,

    S.Pd.M.Si

    Uni. Tjut

    Nyak

    Dhien

    E.Pembangunan 2 Jam Minggu Membuat

    Proposal

    2 Ahmadi Sarip,

    SE.M.Si

    Uni. Tjut

    Nyak

    Dhien

    E.

    Pembangunan

    2 Jam

    /Minggu

    Mencari data

    dan Meran

    hasil

    Penelitian

  • Lampiran 3. Biodata Ketua dan Anggota

    A. Identitas diri

    1 Nama Lengkap Ketua Salman Munthe, S.Pd.M.Si

    2 Jenis Kelamin Laki-Laki

    3 Jabatan Fungsional Lektor

    4 NIK -

    5 NIDN 0120047801

    6 Tempat Tgl lahir TP. Dalam, 20 April 1978

    7 Email [email protected]

    8 Nomor Telp 085213907500

    9 Alamat kantor Jl. Rasmi No. 28 Medan 20123

    10 Nomor Tlf 061-8451508, 061-8441163

    11 Lulusan yang telah

    dihasilkan

    S1=100 org

    12 Mata Kuliah yang diampu 1. Seminar Ekonomi Regional

    2. Ekonomi Perdagangan Internasional

    3. Manajemen Operasional

    B. Riwayat Pendidikan

    S1 S2 S3

    Nama perguruan tinggi Unimed Unsyiah

    Bidang Ilmu Pend. Ekonomi Ekonomi Pembangunan

    Tahun Masuk-Lulus 1997-2002 2002-2006

    Judul Sripsi, tesis Hubungan Perencanaan

    dan Pengawasan produksi

    terhadap produktivitas

    Kerja Pada PT. Citra

    Medan

    Analisis Nilai Tukar

    Riil Di Indonesia di

    Indonesia

    Nama Pembimbing Drs. Sulaiman

    Simorangkir

    Drs. Baginda Halim, MS

    Prof. Dr. Jamaluddin

    Achmad, MA

    Dr. Syarifuddin Karimi,

    MA

    C. Pengalaman Penelitian dalam 5 tahun terakir

    No Tahun Judul Penelitian Pendanaan

    Sumber Jumlah (Rp)

    1. 2013 Analisis Fakto-Faktor

    Kemiskinan di Kota Medan

    Dikti 12.500.000

    D. Pengalaman Pengabdian kepada Masyarakat dalam 5 tahun terakhir

    No Tahun Judul Penelitian Pendanaan

    Sumber Jumlah (Rp)

    2005 Penyuluhan Pada Bidang

    Pengentasan Buta Hurup

    LP2M UTND 2.000.000

    2009 Akuntansi untuk Koperasi dan

    UKM

    LP2M UTND 2.000.000

  • E. Publikasi Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 tahun terakhir

    No Judul Artikel ilmiah Nama Jurnal Volume/Nomor/Th

    n

    1 Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi

    Tabungan Nsional di Indonesia

    Verifikasi

    jurnal

    penelitian dan

    pengetahuan

    Volume 2. No. 2

    UTND Medan

    F. Pemakalah seminar Ilmiah dalam 5 tahun terakhir

    No Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar Judul Artikel

    Ilmiah

    Waktu dan Tempat

    1. Pelatihan Budidaya Rumput laut dan Usaha

    Mikro Kecil (UMK)

    Cara

    pencatatan

    Akuntansi bagi

    Koperasi

    Rumput Laut

    Balai latihan

    perikanan Belawan

    2009

    2. Seminar Nasional Sistem Penilaian Fortipolio Workshop Penelitian Tindakan

    Kelas pola 8 Jam dan Menjadi Guru

    Profesional di Era Sertifikasi

    Metode

    Penulisan

    Artikel Ilmiah

    Bazdasu, medan

    2008

    G. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir Penghargaan dalam 10 tahun terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)

    No Judul Buku Tahun Jumlah Penerbit

    H. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir(dari pemerintah, asosiasi atau institusi)

    No Jenis penghargaan Institusi pemberi

    penghargaan

    tahun

    Certifikat Zahir (The Best

    Accounting Sofware)

    2011

    Certifikat Universitas Sumatera

    Utara

    2009

    Certifikat Dikti 2009

    Medan, 2 Nopember 2013

    Ketua Peneliti

    Salman Munthe, S.Pd.M.Si

  • I. Identitas diri

    1 Nama Lengkap Anggota Ahmadi Sarip, SE.M.Si

    2 Jenis Kelamin Laki-Laki

    3 Jabatan Fungsional Asisten Ahli

    4 NIK -

    5 NIDN 0119068801

    6 Tempat Tgl lahir Napa halas, 19 Juni 1988

    7 Email [email protected]

    8 Nomor Telp 085296846500

    9 Alamat kantor Jl. Rasmi No. 28 Medan 20123

    10 Nomor Tlf 061-8451508, 061-8441163

    11 Lulusan yang telah

    dihasilkan

    S1=20 org

    12 Mata Kuliah yang diampu 1. Ekonometrika

    2. Metodologi Penelitian

    J. Riwayat Pendidikan

    S1 S2 S3

    Nama perguruan tinggi USU USU

    Bidang Ilmu Ekonomi pembangunan Ekonomi Pembangunan

    Tahun Masuk-Lulus 2006-2009 2009-2011

    Judul Sripsi, tesis Analisis Faktor-Faktor

    yang mempengaruhi

    Usaha Agribisnis di Kab.

    Tapsel

    Analisis Faktor-Faktor

    Yang Mempengaruhi

    Obligasi Pemerintah di

    Indonesia

    Nama Pembimbing Drs. HB. Tarmizi

    Prof. Sirojilam

    K. Pengalaman Penelitian dalam 5 tahun terakir

    No Tahun Judul Penelitian Pendanaan

    Sumber Jumlah (Rp)

    1. 2010 Analisis Faktor-Faktor

    Yang Mempengaruhi

    Obligasi Pemerintah di

    Indonesia

    Sendiri 5000.000

    L. Pengalaman Pengabdian kepada Masyarakat dalam 5 tahun terakhir

    No Tahun Judul Penelitian Pendanaan

    Sumber Jumlah (Rp)

    1. 2011 Pelatihan Manajemen

    Usaha bagi UKM di Labura

    UTND Medan Rp.2000.000

    2. 2011 Pengembangan Potensi

    rumput Laut di Selotong

    Kab. Langkat

    UTND Medan Rp.2000.000

  • M. Publikasi Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 tahun terakhir

    No Judul Artikel ilmiah Nama Jurnal Volume/Nomor/Thn

    1

    2

    N. Pemakalah seminar Ilmiah dalam 5 tahun terakhir

    No Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar Judul Artikel

    Ilmiah

    Waktu dan Tempat

    O. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir

    No Judul Buku Tahun Jumlah Penerbit

    P. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir ( dari pemerintah, asosiasi atau institusi)

    No Jenis penghargaan Institusi pemberi penghargaan tahun

    1. Sertifikat Kementrian Koperasi RI 2012

    2. Sertifikat Universitas Sumatera Utara 2011

    3. Sertifikat Fak. Eknomi USU 2011

    Medan, 2 Nopember 2013

    Anggota Peneliti

    Ahmadi Sarip, SE.M.Si

  • Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti

    SURAT PERNYATAAN KETUA PENELITI

    Yang bertanda tangan di bawah ini:

    Nama : Salman Munthe, S.Pd.M.Si

    NIDN : 0120047801

    Pangkat/Gol : IIIc

    Jabatan Fungsional : Lektor

    Dengan ini menyatakan bahwa proposal penelitian saya dengan judul: Analisis Perilaku

    Keseimbangan Nilai Tukar Riil di Indonesia yang diusulkan dalam skema Penelitian Dosen Pemula

    untuk tahun anggaran 2014 bersifat original dan belum pernah dibiayai oleh lembaga/sumber lain.

    Bila mana dikemudian hari ditemukan ketidak sesuaian dengan pernyataan ini, maka saya bersedia

    dituntut dan diperoses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mengembalikan seluruh biaya

    penelitian yang sudah diterima ke kas negara.

    Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenarnya-benarnya.

    Medan 2 Nopember 2013

    Mengetahui, Yang Menyatakan Ketua Lembaga Penelitian,

    Salman Munthe, S.Pd.M.Si

    NIDN: 0120047801

    LEMBAGA PENELITIAN dan PENGABDIAN kepada MASYARAKAT

    (LP2M)

    UNIVERSITAS TJUT NYAK DHIEN YAYASAN ABDI PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN SUMATERA

    UTARA Sekretariat : Jalan Gatsu/Rasmi No.28 Medan 20123 Telp. (061) 8451508 fax. (061) 8441163

    http : //lp2mutnd.wordpress.com e-mail : [email protected]