Top Banner
SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13/POJK.03 /2019 TENTANG PELAPORAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH MELALUI SISTEM PELAPORAN OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa untuk pengawasan Otoritas Jasa Keuangan terhadap bank perkreditan rakyat dan bank pembiayaan rakyat syariah, diperlukan data dan informasi bank perkreditan rakyat dan bank pembiayaan rakyat syariah secara lengkap, akurat, kini, utuh, dan dapat diperbandingkan; b. bahwa untuk memperoleh data dan informasi bank perkreditan rakyat dan bank pembiayaan rakyat syariah secara efektif dan efisien, laporan bank perkreditan rakyat dan bank pembiayaan rakyat syariah disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan melalui sistem pelaporan Otoritas Jasa Keuangan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Pelaporan Bank Perkreditan Rakyat dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah melalui Sistem Pelaporan Otoritas Jasa Keuangan;
27

SALINAN PELAPORAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN … · Laporan Bulanan BPRS paling lambat tanggal 10 pada bulan berikutnya setelah bulan laporan yang bersangkutan. (2) Apabila tanggal

Jun 15, 2019

Download

Documents

dinhminh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: SALINAN PELAPORAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN … · Laporan Bulanan BPRS paling lambat tanggal 10 pada bulan berikutnya setelah bulan laporan yang bersangkutan. (2) Apabila tanggal

SALINAN

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 13/POJK.03 /2019

TENTANG

PELAPORAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN

BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH MELALUI

SISTEM PELAPORAN OTORITAS JASA KEUANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

Menimbang : a. bahwa untuk pengawasan Otoritas Jasa Keuangan

terhadap bank perkreditan rakyat dan bank pembiayaan

rakyat syariah, diperlukan data dan informasi bank

perkreditan rakyat dan bank pembiayaan rakyat syariah

secara lengkap, akurat, kini, utuh, dan dapat

diperbandingkan;

b. bahwa untuk memperoleh data dan informasi bank

perkreditan rakyat dan bank pembiayaan rakyat syariah

secara efektif dan efisien, laporan bank perkreditan rakyat

dan bank pembiayaan rakyat syariah disampaikan kepada

Otoritas Jasa Keuangan melalui sistem pelaporan Otoritas

Jasa Keuangan;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan

Otoritas Jasa Keuangan tentang Pelaporan Bank

Perkreditan Rakyat dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

melalui Sistem Pelaporan Otoritas Jasa Keuangan;

Page 2: SALINAN PELAPORAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN … · Laporan Bulanan BPRS paling lambat tanggal 10 pada bulan berikutnya setelah bulan laporan yang bersangkutan. (2) Apabila tanggal

-2-

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor

31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 3472) sebagaimana telah diubah dengan Undang-

Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor

182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 3790);

2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang

Perbankan Syariah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2008 Nomor 94, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4867);

3. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas

Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5253);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG

PELAPORAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK

PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH MELALUI SISTEM

PELAPORAN OTORITAS JASA KEUANGAN.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini, yang dimaksud dengan:

1. Bank Perkreditan Rakyat yang selanjutnya disingkat BPR adalah

bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional

yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas

pembayaran.

Page 3: SALINAN PELAPORAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN … · Laporan Bulanan BPRS paling lambat tanggal 10 pada bulan berikutnya setelah bulan laporan yang bersangkutan. (2) Apabila tanggal

-3-

2. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah yang selanjutnya disingkat

BPRS adalah bank syariah yang dalam kegiatannya tidak

memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

3. Sistem Pelaporan Otoritas Jasa Keuangan adalah sistem

informasi yang digunakan sebagai sarana penyampaian laporan

secara daring oleh BPR dan BPRS kepada Otoritas Jasa

Keuangan.

4. Laporan Bulanan BPR adalah laporan keuangan dan informasi

lain yang disusun oleh BPR untuk kepentingan Otoritas Jasa

Keuangan, yang disajikan menurut sistematika yang ditentukan

oleh Otoritas Jasa Keuangan dalam format dan definisi yang

seragam.

5. Laporan Bulanan BPRS adalah laporan keuangan dan informasi

lain yang disusun oleh BPRS untuk kepentingan Otoritas Jasa

Keuangan, yang disajikan menurut sistematika yang ditentukan

oleh Otoritas Jasa Keuangan dalam format dan definisi yang

seragam.

BAB II

LAPORAN BPR DAN BPRS MELALUI

SISTEM PELAPORAN OTORITAS JASA KEUANGAN

Pasal 2

(1) Laporan BPR dan BPRS melalui Sistem Pelaporan Otoritas Jasa

Keuangan meliputi:

a. Laporan Bulanan BPR;

b. Laporan Bulanan BPRS;

c. rencana bisnis serta laporan realisasi rencana bisnis BPR

dan BPRS berdasarkan ketentuan Peraturan Otoritas Jasa

Keuangan; dan

d. laporan lain yang disampaikan oleh BPR dan BPRS secara

daring berdasarkan ketentuan Peraturan Otoritas Jasa

Keuangan.

(2) BPR dan BPRS wajib menyusun dan menyampaikan laporan BPR

dan BPRS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Otoritas

Page 4: SALINAN PELAPORAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN … · Laporan Bulanan BPRS paling lambat tanggal 10 pada bulan berikutnya setelah bulan laporan yang bersangkutan. (2) Apabila tanggal

-4-

Jasa Keuangan melalui Sistem Pelaporan Otoritas Jasa Keuangan

secara lengkap, akurat, kini, utuh, dan tepat waktu.

(3) BPR dan BPRS bertanggung jawab atas kebenaran dan

kelengkapan isi serta ketepatan waktu penyampaian laporan BPR

dan BPRS melalui Sistem Pelaporan Otoritas Jasa Keuangan

sebagaimana dimaksud pada ayat (2).

Pasal 3

(1) Kewajiban penyampaian laporan BPR dan BPRS melalui Sistem

Pelaporan Otoritas Jasa Keuangan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 2 ayat (2) dapat dikecualikan untuk:

a. BPR dan BPRS yang baru beroperasi paling lama 3 (tiga)

bulan sejak pertama kali memulai kegiatan operasional;

dan/atau

b. BPR dan BPRS yang mengalami gangguan teknis.

(2) BPR dan BPRS memperoleh pengecualian sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dengan menyampaikan surat pemberitahuan kepada

Otoritas Jasa Keuangan disertai alasan.

(3) BPR dan BPRS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a

menyampaikan laporan BPR dan BPRS secara luring.

(4) Penyampaian laporan BPR dan BPRS sebagaimana dimaksud

pada ayat (3) wajib dilakukan paling lambat pada hari kerja

berikutnya apabila batas waktu periode penyampaian laporan

jatuh pada hari Sabtu, hari Minggu, atau hari libur.

(5) BPR dan BPRS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b

menyampaikan laporan BPR dan BPRS secara luring.

(6) Penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) wajib

dilakukan paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah batas waktu

penyampaian laporan BPR dan BPRS dengan surat

pemberitahuan kepada Otoritas Jasa Keuangan disertai dokumen

pendukung.

(7) Apabila gangguan teknis dapat diatasi sebelum 3 (tiga) hari kerja

sebagaimana dimaksud pada ayat (6) serta BPR dan BPRS tidak

menyampaikan laporan secara luring, BPR dan BPRS

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b wajib

Page 5: SALINAN PELAPORAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN … · Laporan Bulanan BPRS paling lambat tanggal 10 pada bulan berikutnya setelah bulan laporan yang bersangkutan. (2) Apabila tanggal

-5-

menyampaikan laporan BPR dan BPRS melalui Sistem Pelaporan

Otoritas Jasa Keuangan.

(8) Penyampaian laporan BPR dan BPRS sebagaimana dimaksud

pada ayat (7) paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah batas waktu

penyampaian laporan, dengan surat pemberitahuan kepada

Otoritas Jasa Keuangan disertai dokumen pendukung.

(9) BPR dan BPRS tetap bertanggung jawab terhadap laporan BPR

dan BPRS yang disampaikan secara luring sebagaimana

dimaksud pada ayat (3) dan ayat (5).

Pasal 4

Otoritas Jasa Keuangan dapat menetapkan tanggal batas waktu

penyampaian laporan BPR dan BPRS melalui Sistem Pelaporan

Otoritas Jasa Keuangan yang berbeda dengan batas waktu

penyampaian laporan apabila terjadi kondisi tertentu.

Pasal 5

BPR dan BPRS yang mengalami keadaan kahar sehingga tidak dapat

menyampaikan laporan BPR dan BPRS melalui Sistem Pelaporan

Otoritas Jasa Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2)

dan secara luring sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) dan

ayat (5) sampai dengan batas waktu penyampaian laporan,

memberitahukan secara tertulis kepada Otoritas Jasa Keuangan

untuk memperoleh perpanjangan batas waktu penyampaian laporan

BPR dan BPRS.

Pasal 6

BPR dan BPRS dinyatakan menyampaikan laporan BPR dan BPRS

pada tanggal diterimanya laporan BPR dan BPRS oleh Otoritas Jasa

Keuangan.

Pasal 7

(1) BPR dan BPRS wajib menunjuk dan menyampaikan nama

penanggung jawab laporan BPR dan BPRS kepada Otoritas Jasa

Keuangan.

Page 6: SALINAN PELAPORAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN … · Laporan Bulanan BPRS paling lambat tanggal 10 pada bulan berikutnya setelah bulan laporan yang bersangkutan. (2) Apabila tanggal

-6-

(2) Nama penanggung jawab laporan BPR dan BPRS sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) untuk pertama kali wajib disampaikan

melalui surat paling lambat pada:

a. tanggal 30 April 2019 bagi BPR; dan

b. tanggal 30 September 2019 bagi BPRS,

yang dihitung berdasarkan tanggal diterimanya surat oleh

Otoritas Jasa Keuangan.

(3) BPR dan BPRS wajib melaporkan setiap perubahan nama

penanggung jawab laporan BPR dan BPRS kepada Otoritas Jasa

Keuangan paling lambat 10 (sepuluh) hari sebelum perubahan

nama penanggung jawab laporan BPR dan BPRS.

(4) Dalam hal terjadi kekosongan penanggung jawab laporan BPR

dan BPRS, BPR dan BPRS wajib menunjuk pengganti penanggung

jawab laporan BPR dan BPRS.

(5) BPR dan BPRS wajib melaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan

terkait penggantian penanggung jawab laporan BPR dan BPRS

sebagaimana dimaksud pada ayat (4) paling lambat 1 (satu) hari

kerja setelah penggantian penanggung jawab laporan BPR dan

BPRS.

BAB III

LAPORAN BULANAN BPR DAN LAPORAN BULANAN BPRS

Pasal 8

(1) Laporan Bulanan BPR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat

(1) huruf a meliputi:

a. data pokok;

b. laporan posisi keuangan;

c. rekening administratif;

d. laba rugi;

e. daftar rincian dari pos tertentu laporan posisi keuangan;

f. informasi terkait pelanggaran dan pelampauan batas

maksimum pemberian kredit; dan

g. rasio keuangan triwulanan.

(2) Laporan Bulanan BPRS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2

ayat (1) huruf b meliputi:

Page 7: SALINAN PELAPORAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN … · Laporan Bulanan BPRS paling lambat tanggal 10 pada bulan berikutnya setelah bulan laporan yang bersangkutan. (2) Apabila tanggal

-7-

a. data pokok;

b. laporan posisi keuangan;

c. rekening administratif;

d. laba rugi;

e. daftar rincian dari pos tertentu laporan posisi keuangan;

f. laporan mingguan cash ratio;

g. informasi terkait pelanggaran dan pelampauan batas

maksimum penyaluran dana;

h. rasio keuangan triwulanan;

i. daftar rincian restrukturisasi pembiayaan;

j. daftar rincian sumber dan penyaluran dana zakat dan wakaf;

k. daftar rincian sumber dan penggunaan dana kebajikan; dan

l. daftar rincian distribusi bagi hasil.

(3) Laporan Bulanan BPR dan Laporan Bulanan BPRS sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) wajib mencakup informasi

gabungan seluruh kantor dan informasi masing-masing kantor

BPR dan BPRS.

(4) Laporan Bulanan BPR dan Laporan Bulanan BPRS sebagaimana

dimaksud pada ayat (3) wajib disusun sesuai dengan pedoman

penyusunan Laporan Bulanan BPR dan Laporan Bulanan BPRS.

(5) Dalam hal terdapat kesalahan atas Laporan Bulanan BPR dan

Laporan Bulanan BPRS yang disampaikan, BPR dan BPRS wajib

menyampaikan koreksi atas Laporan Bulanan BPR dan Laporan

Bulanan BPRS melalui Sistem Pelaporan Otoritas Jasa Keuangan

dengan memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) sampai dengan ayat (4).

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman penyusunan Laporan

Bulanan BPR dan Laporan Bulanan BPRS sebagaimana dimaksud

pada ayat (4) dimuat dalam Surat Edaran Otoritas Jasa

Keuangan.

Pasal 9

Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 sampai dengan

Pasal 6 berlaku secara mutatis mutandis dalam hal terdapat koreksi

atas Laporan Bulanan BPR dan Laporan Bulanan BPRS.

Page 8: SALINAN PELAPORAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN … · Laporan Bulanan BPRS paling lambat tanggal 10 pada bulan berikutnya setelah bulan laporan yang bersangkutan. (2) Apabila tanggal

-8-

Pasal 10

BPR dan BPRS wajib memiliki sistem dan prosedur konversi yang

dituangkan dalam suatu pedoman tertulis.

Pasal 11

Jika izin usaha BPR dan BPRS dicabut akibat dari penggabungan atau

peleburan, BPR dan BPRS tetap wajib menyampaikan Laporan

Bulanan BPR dan Laporan Bulanan BPRS untuk data akhir bulan

laporan sebelum berlakunya izin penggabungan atau peleburan dari

Otoritas Jasa Keuangan dan instansi yang berwenang berdasarkan

Undang-Undang.

BAB IV

PERIODE PENYAMPAIAN LAPORAN BULANAN BPR DAN

LAPORAN BULANAN BPRS

Pasal 12

(1) BPR dan BPRS wajib menyampaikan Laporan Bulanan BPR dan

Laporan Bulanan BPRS paling lambat tanggal 10 pada bulan

berikutnya setelah bulan laporan yang bersangkutan.

(2) Apabila tanggal 10 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) jatuh

pada hari Sabtu, hari Minggu, atau hari libur, batas waktu

penyampaian Laporan Bulanan BPR dan Laporan Bulanan BPRS

melalui Sistem Pelaporan Otoritas Jasa Keuangan tetap jatuh

pada tanggal 10.

Pasal 13

(1) BPR dan BPRS wajib menyampaikan koreksi atas Laporan

Bulanan BPR dan Laporan Bulanan BPRS sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 8 ayat (5) paling lambat tanggal 15 pada bulan

berikutnya setelah bulan laporan yang bersangkutan.

(2) Apabila tanggal 15 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) jatuh

pada hari Sabtu, hari Minggu, atau hari libur, batas waktu

penyampaian koreksi atas Laporan Bulanan BPR dan Laporan

Bulanan BPRS melalui Sistem Pelaporan Otoritas Jasa Keuangan

tetap jatuh pada tanggal 15.

Page 9: SALINAN PELAPORAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN … · Laporan Bulanan BPRS paling lambat tanggal 10 pada bulan berikutnya setelah bulan laporan yang bersangkutan. (2) Apabila tanggal

-9-

(3) BPR dan BPRS dapat menyampaikan koreksi atas Laporan

Bulanan BPR dan Laporan Bulanan BPRS setelah batas waktu

penyampaian koreksi atas Laporan Bulanan BPR dan Laporan

Bulanan BPRS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai

dengan akhir bulan berikutnya setelah bulan laporan yang

bersangkutan.

(4) BPR dan BPRS dinyatakan menyampaikan koreksi atas Laporan

Bulanan BPR dan Laporan Bulanan BPRS pada tanggal

diterimanya koreksi atas Laporan Bulanan BPR dan Laporan

Bulanan BPRS oleh Otoritas Jasa Keuangan.

Pasal 14

(1) Jika berdasarkan penelitian dan/atau pemeriksaan Otoritas Jasa

Keuangan atas Laporan Bulanan BPR dan Laporan Bulanan BPRS

ditemukan adanya kesalahan, BPR dan BPRS wajib

menyampaikan koreksi atas Laporan Bulanan BPR dan Laporan

Bulanan BPRS untuk posisi Laporan Bulanan BPR dan Laporan

Bulanan BPRS sejak ditemukannya kesalahan.

(2) Koreksi atas Laporan Bulanan BPR dan Laporan Bulanan BPRS

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan paling lambat

10 (sepuluh) hari sejak tanggal pemberitahuan oleh Otoritas Jasa

Keuangan atau sejak tanggal pertemuan akhir antara anggota

direksi dan/atau anggota dewan komisaris BPR dan BPRS dengan

Otoritas Jasa Keuangan untuk membahas hasil pemeriksaan (exit

meeting).

(3) BPR dan BPRS wajib menggunakan hasil penelitian dan/atau

hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk

menyusun Laporan Bulanan BPR dan Laporan Bulanan BPRS.

Pasal 15

(1) Apabila BPR dan BPRS tidak menyampaikan Laporan Bulanan

BPR dan Laporan Bulanan BPRS sampai dengan batas waktu

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (4), ayat (6), ayat (8),

Pasal 4, atau Pasal 12 ayat (1), BPR dan BPRS dinyatakan

terlambat menyampaikan Laporan Bulanan BPR dan Laporan

Bulanan BPRS.

Page 10: SALINAN PELAPORAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN … · Laporan Bulanan BPRS paling lambat tanggal 10 pada bulan berikutnya setelah bulan laporan yang bersangkutan. (2) Apabila tanggal

-10-

(2) Apabila BPR dan BPRS tidak menyampaikan koreksi atas Laporan

Bulanan BPR dan Laporan Bulanan BPRS sampai dengan batas

waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, Pasal 13 ayat (1),

atau Pasal 14 ayat (2), BPR dan BPRS dinyatakan terlambat

menyampaikan koreksi atas Laporan Bulanan BPR dan Laporan

Bulanan BPRS.

(3) BPR dan BPRS yang tidak menyampaikan Laporan Bulanan BPR

dan Laporan Bulanan BPRS setelah batas waktu sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), serta koreksi atas Laporan Bulanan BPR

dan Laporan Bulanan BPRS setelah batas waktu sebagaimana

dimaksud pada ayat (2), tetap wajib menyampaikan Laporan

Bulanan BPR dan Laporan Bulanan BPRS serta koreksi atas

Laporan Bulanan BPR dan Laporan Bulanan BPRS.

BAB V

PENCATATAN LAPORAN BULANAN BPR DAN

LAPORAN BULANAN BPRS

Pasal 16

BPR dan BPRS wajib melakukan pencatatan atas kegiatan usaha

berdasarkan standar akuntansi keuangan bagi BPR dan BPRS.

BAB VI

SANKSI ADMINISTRATIF

Pasal 17

(1) BPR dan BPRS yang dinyatakan terlambat menyampaikan

Laporan Bulanan BPR dan Laporan Bulanan BPRS sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1), dikenakan sanksi administratif

berupa denda sebesar:

a. Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) per hari keterlambatan

dan paling banyak Rp3.000.0000,00 (tiga juta rupiah) bagi

BPR dan BPRS yang memiliki modal inti kurang dari

Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah); atau

b. Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah) per hari

keterlambatan dan paling banyak Rp7.500.000,00 (tujuh

Page 11: SALINAN PELAPORAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN … · Laporan Bulanan BPRS paling lambat tanggal 10 pada bulan berikutnya setelah bulan laporan yang bersangkutan. (2) Apabila tanggal

-11-

juta lima ratus ribu rupiah) bagi BPR dan BPRS yang

memiliki modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima

puluh miliar rupiah).

(2) BPR dan BPRS yang dinyatakan terlambat menyampaikan koreksi

atas Laporan Bulanan BPR dan Laporan Bulanan BPRS

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (2), dikenakan sanksi

administratif berupa denda sebesar:

a. Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) per hari keterlambatan

bagi BPR dan BPRS yang memiliki modal inti kurang dari

Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah); atau

b. Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah) per hari

keterlambatan bagi BPR dan BPRS yang memiliki modal inti

paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar

rupiah).

(3) Perhitungan denda per hari keterlambatan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) mengacu pada ketentuan

mengenai batas waktu keterlambatan penyampaian Laporan

Bulanan BPR dan Laporan Bulanan BPRS sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 3 ayat (4), ayat (6), ayat (8), Pasal 4, dan Pasal 12 ayat

(1) serta ketentuan mengenai batas waktu keterlambatan

penyampaian koreksi atas Laporan Bulanan BPR dan Laporan

Bulanan BPRS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, Pasal 13

ayat (1), dan Pasal 14 ayat (2).

(4) Terhadap setiap kesalahan Laporan Bulanan BPR dan Laporan

Bulanan BPRS yang ditemukan berdasarkan penelitian dan/atau

pemeriksaan Otoritas Jasa Keuangan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 14 ayat (1), dikenakan sanksi denda sebesar

Rp20.000,00 (dua puluh ribu rupiah) per item dan paling banyak

sebesar:

a. Rp2.000.000,00 (dua juta rupiah) bagi BPR dan BPRS yang

memiliki modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima

puluh miliar rupiah); atau

b. Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) bagi BPR dan BPRS yang

memiliki modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima

puluh miliar rupiah).

Page 12: SALINAN PELAPORAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN … · Laporan Bulanan BPRS paling lambat tanggal 10 pada bulan berikutnya setelah bulan laporan yang bersangkutan. (2) Apabila tanggal

-12-

(5) Dalam hal terdapat kesalahan Laporan Bulanan BPR dan Laporan

Bulanan BPRS berdasarkan hasil penelitian dan/atau

pemeriksaan Otoritas Jasa Keuangan sebagaimana dimaksud

pada ayat (4), sanksi hanya dikenakan atas kesalahan untuk data

bulan laporan pada posisi penelitian dan/atau pemeriksaan.

Pasal 18

BPR dan BPRS yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2), Pasal 7, Pasal 8 ayat (3), ayat (4),

ayat (5), Pasal 10, Pasal 11, Pasal 14 ayat (1), Pasal 14 ayat (3), Pasal

15 ayat (3), dan Pasal 16 dikenakan sanksi administratif berupa:

a. teguran tertulis; dan/atau

b. penurunan tingkat kesehatan.

Pasal 19

BPR dan BPRS yang dinyatakan:

a. terlambat menyampaikan Laporan Bulanan BPR dan Laporan

Bulanan BPRS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1);

b. terlambat menyampaikan koreksi atas Laporan Bulanan BPR dan

Laporan Bulanan BPRS dimaksud dalam Pasal 15 ayat (2);

dan/atau

c. melakukan kesalahan dalam Laporan Bulanan BPR dan Laporan

Bulanan BPRS berdasarkan penelitian dan/atau pemeriksaan

Otoritas Jasa Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14

ayat (1),

selain dikenakan sanksi administratif berupa denda sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 17 dikenakan pula sanksi administratif berupa

teguran tertulis dan/atau penurunan tingkat kesehatan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 18.

Pasal 20

Anggota direksi, anggota dewan komisaris dan/atau pegawai BPR dan

BPRS yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal

16 dan/atau melakukan perbuatan rekayasa transaksi yang tidak

wajar dapat dikenakan sanksi sesuai dengan Undang-Undang

mengenai perbankan dan perbankan syariah.

Page 13: SALINAN PELAPORAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN … · Laporan Bulanan BPRS paling lambat tanggal 10 pada bulan berikutnya setelah bulan laporan yang bersangkutan. (2) Apabila tanggal

-13-

Pasal 21

Pengenaan sanksi denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat

(2) dan ayat (4) dikecualikan untuk penyampaian koreksi atas Laporan

Bulanan BPR dan Laporan Bulanan BPRS terkait:

a. pelaksanaan audit tahunan oleh akuntan publik;

b. pertanggungjawaban Laporan Keuangan Tahunan kepada rapat

umum pemegang saham atau rapat anggota; dan/atau

c. pemeriksaan oleh otoritas lain yang berwenang sesuai dengan

Undang-Undang.

Pasal 22

Dalam hal terjadi pelanggaran terhadap ketentuan Laporan Bulanan

BPR dan Laporan Bulanan BPRS serta koreksi atas Laporan Bulanan

BPR dan Laporan Bulanan BPRS sampai dengan posisi laporan bulan

November 2019 dikenakan sanksi berdasarkan Peraturan Bank

Indonesia Nomor 7/51/PBI/2005 tentang Laporan Bulanan Bank

Perkreditan Rakyat dan Peraturan Bank Indonesia Nomor

7/9/PBI/2005 tentang Laporan Bulanan Bank Perkreditan Rakyat

Syariah.

BAB VII

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 23

BPR dan BPRS yang diberikan izin usaha setelah Peraturan Otoritas

Jasa Keuangan ini berlaku harus mengajukan permohonan nomor

sandi BPR dan BPRS kepada Otoritas Jasa Keuangan.

BAB VIII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 24

(1) Penyampaian Laporan Bulanan BPR dan koreksi atas Laporan

Bulanan BPR melalui Sistem Pelaporan Otoritas Jasa Keuangan

dilakukan mulai posisi laporan bulan Mei 2019.

Page 14: SALINAN PELAPORAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN … · Laporan Bulanan BPRS paling lambat tanggal 10 pada bulan berikutnya setelah bulan laporan yang bersangkutan. (2) Apabila tanggal

-14-

(2) Penyampaian Laporan Bulanan BPRS dan koreksi atas Laporan

Bulanan BPRS melalui Sistem Pelaporan Otoritas Jasa Keuangan

dilakukan mulai posisi laporan bulan Oktober 2019.

(3) Ketentuan mengenai penyampaian Laporan Bulanan BPR dan

koreksi atas Laporan Bulanan BPR sebagaimana diatur dalam

Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/51/PBI/2005 tentang

Laporan Bulanan Bank Perkreditan Rakyat (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 145, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4580), tetap berlaku sampai

dengan posisi laporan bulan November 2019.

(4) Ketentuan mengenai penyampaian Laporan Bulanan BPRS dan

koreksi atas Laporan Bulanan BPRS sebagaimana diatur dalam

Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/9/PBI/2005 tentang Laporan

Bulanan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 19, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4478), tetap berlaku sampai

dengan posisi laporan bulan November 2019.

BAB IX

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 25

Ketentuan mengenai sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17

sampai dengan Pasal 19 dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini

berlaku sejak posisi laporan bulan Desember 2019.

Pasal 26

Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 tetap berlaku jika

pelanggaran ditemukan berdasarkan penelitian dan/atau pemeriksaan

Otoritas Jasa Keuangan sejak Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini

berlaku sampai dengan tanggal 31 Desember 2020.

Page 15: SALINAN PELAPORAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN … · Laporan Bulanan BPRS paling lambat tanggal 10 pada bulan berikutnya setelah bulan laporan yang bersangkutan. (2) Apabila tanggal

-15-

Pasal 27

Pada saat Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini mulai berlaku,

ketentuan:

a. Pasal 12 dan Pasal 13 Peraturan Bank Indonesia Nomor

7/51/PBI/2005 tentang Laporan Bulanan Bank Perkreditan

Rakyat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor

145, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4580); dan

b. Pasal 16, Pasal 17, Pasal 18, dan Pasal 20 Peraturan Bank

Indonesia Nomor 7/9/PBI/2005 tentang Laporan Bulanan Bank

Perkreditan Rakyat Syariah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2005 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4478),

dinyatakan tetap berlaku terhadap pelanggaran pada Laporan Bulanan

BPR dan Laporan Bulanan BPRS sampai dengan posisi laporan bulan

November 2019 yang ditemukan sampai dengan tanggal 31 Desember

2020.

Pasal 28

Ketentuan mengenai:

a. laporan batas maksimum pemberian kredit bank perkreditan

rakyat;

b. laporan batas maksimum penyaluran dana bank pembiayaan

rakyat syariah;

c. laporan keuangan publikasi bank perkreditan rakyat;

d. laporan keuangan publikasi triwulanan bank pembiayaan rakyat

syariah;

e. laporan restrukturisasi pembiayaan bank pembiayaan rakyat

syariah; dan

f. rencana bisnis dan laporan realisasi rencana bisnis bank

perkreditan rakyat dan bank pembiayaan rakyat syariah,

yang disampaikan secara daring sebagaimana dimaksud dalam

ketentuan peraturan perundang-undangan sebelum berlakunya

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini, dinyatakan tetap berlaku

sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dalam Peraturan

Otoritas Jasa Keuangan ini.

Page 16: SALINAN PELAPORAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN … · Laporan Bulanan BPRS paling lambat tanggal 10 pada bulan berikutnya setelah bulan laporan yang bersangkutan. (2) Apabila tanggal

-16-

Pasal 29

Pada saat Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini mulai berlaku:

a. Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/51/PBI/2005 tentang

Laporan Bulanan Bank Perkreditan Rakyat (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 145, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4580); dan

b. Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/9/PBI/2005 tentang Laporan

Bulanan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 19, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4478),

dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 30

Ketentuan Pasal 17 sampai dengan Pasal 19 mulai berlaku pada

tanggal 1 Januari 2020.

Pasal 31

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal

diundangkan.

Page 17: SALINAN PELAPORAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN … · Laporan Bulanan BPRS paling lambat tanggal 10 pada bulan berikutnya setelah bulan laporan yang bersangkutan. (2) Apabila tanggal

-17-

Salinan ini sesuai dengan aslinya Direktur Hukum 1 Departemen Hukum ttd Yuliana

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini dengan penempatannya dalam

Lembaran Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 29 April 2019

KETUA DEWAN KOMISIONER

OTORITAS JASA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA,

ttd

WIMBOH SANTOSO

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 2 Mei 2019

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA

ttd

YASONNA H. LAOLY

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2019 NOMOR 86

Page 18: SALINAN PELAPORAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN … · Laporan Bulanan BPRS paling lambat tanggal 10 pada bulan berikutnya setelah bulan laporan yang bersangkutan. (2) Apabila tanggal

-1-

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 13/POJK.03/2019

TENTANG

PELAPORAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN

BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH MELALUI

SISTEM PELAPORAN OTORITAS JASA KEUANGAN

I. UMUM

Berdasarkan Pasal 34 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992

tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang

Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7

Tahun 1992 tentang Perbankan dan Pasal 35 ayat (2) Undang-Undang

Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah diatur bahwa BPR dan

BPRS wajib menyampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan laporan posisi

keuangan dan perhitungan laba/rugi tahunan serta penjelasannya, serta

laporan berkala lainnya, dalam waktu dan bentuk yang ditetapkan oleh

Otoritas Jasa Keuangan.

Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi dan peningkatan

kebutuhan terhadap sistem informasi manajemen untuk pengawasan

terhadap BPR dan BPRS, penyampaian data dan informasi dari BPR dan

BPRS perlu dilakukan melalui Sistem Pelaporan Otoritas Jasa Keuangan.

Penyampaian laporan melalui Sistem Pelaporan Otoritas Jasa Keuangan

bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pengawasan

serta analisis data dan informasi terkait pengambilan kebijakan oleh

Otoritas Jasa Keuangan.

Page 19: SALINAN PELAPORAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN … · Laporan Bulanan BPRS paling lambat tanggal 10 pada bulan berikutnya setelah bulan laporan yang bersangkutan. (2) Apabila tanggal

-2-

Sehubungan dengan hal tersebut, perlu diatur ketentuan mengenai

Pelaporan Bank Perkreditan Rakyat dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

melalui Sistem Pelaporan Otoritas Jasa Keuangan.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup jelas.

Pasal 2

Ayat (1)

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Rencana bisnis termasuk juga penyesuaian dan perubahan

rencana bisnis.

Huruf d

Cukup jelas.

Ayat (2)

Penyampaian laporan BPR dan BPRS melalui Sistem Pelaporan

Otoritas Jasa Keuangan dilakukan sesuai dengan petunjuk teknis

aplikasi laporan BPR dan BPRS pada situs web Sistem Pelaporan

Otoritas Jasa Keuangan.

Ayat (3)

Yang dimaksud dengan “bertanggung jawab atas kebenaran dan

kelengkapan isi” adalah bertanggung jawab atas kelengkapan,

akurasi, kekinian, serta keutuhan data dan informasi.

Pasal 3

Ayat (1)

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Yang dimaksud dengan “gangguan teknis” adalah gangguan

yang disebabkan permasalahan teknis yang mengakibatkan

Page 20: SALINAN PELAPORAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN … · Laporan Bulanan BPRS paling lambat tanggal 10 pada bulan berikutnya setelah bulan laporan yang bersangkutan. (2) Apabila tanggal

-3-

BPR dan BPRS tidak dapat menyampaikan laporan secara

daring, antara lain gangguan pada jaringan komunikasi data,

pemadaman listrik, atau gangguan pada penyedia aplikasi

inti perbankan dan/atau penyedia jasa teknologi informasi

sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Otoritas Jasa

Keuangan mengenai standar penyelenggaraan teknologi

informasi bagi bank perkreditan rakyat dan bank

pembiayaan rakyat syariah.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Yang dimaksud dengan “menyampaikan laporan BPR dan BPRS

secara luring” adalah penyampaian laporan dalam bentuk

rekaman data, antara lain diska lepas (flashdisk), cakram digital,

atau sarana rekaman atau transfer data lainnya yang telah

divalidasi oleh sistem, kepada kantor Otoritas Jasa Keuangan

yang mewilayahi kantor pusat BPR dan BPRS.

Ayat (4)

Yang dimaksud dengan “hari libur” adalah hari libur nasional dan

cuti bersama.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6)

Surat pemberitahuan disertai dokumen pendukung disampaikan

kepada pengawas BPR dan BPRS terkait.

Dokumen pendukung antara lain surat atau pengumuman dari

penyedia jaringan komunikasi data dalam hal BPR atau BPRS

mengalami gangguan komunikasi data, surat dari penyedia

jaringan listrik dalam hal BPR atau BPRS mengalami pemadaman

listrik, dan/atau dokumen yang menyatakan telah dilakukan

upaya penyampaian laporan melalui Sistem Pelaporan Otoritas

Jasa Keuangan.

Ayat (7)

Cukup jelas.

Ayat (8)

Cukup jelas.

Page 21: SALINAN PELAPORAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN … · Laporan Bulanan BPRS paling lambat tanggal 10 pada bulan berikutnya setelah bulan laporan yang bersangkutan. (2) Apabila tanggal

-4-

Ayat (9)

Cukup jelas.

Pasal 4

Yang dimaksud dengan “kondisi tertentu”, yaitu:

a. kerusakan dan/atau gangguan pada pangkalan data (database)

atau jaringan komunikasi di Otoritas Jasa Keuangan;

b. libur dan cuti bersama hari raya Idul Fitri yang memiliki jangka

waktu relatif lama dan bertepatan dengan batas waktu

penyampaian laporan BPR dan BPRS; dan/atau

c. kondisi lain yang berdampak signifikan terjadi pada periode

penyampaian laporan BPR dan BPRS.

Pasal 5

Yang dimaksud dengan “keadaan kahar” (force majeure) antara lain

kebakaran, kerusuhan massa, perang, konflik bersenjata, sabotase,

serta bencana alam seperti gempa bumi dan banjir, yang dibenarkan

oleh pejabat instansi yang berwenang dari daerah setempat.

Pasal 6

Apabila disampaikan secara daring, tanggal diterimanya yaitu tanggal

pada softcopy yang dapat diunduh (download) dari situs web Sistem

Pelaporan Otoritas Jasa Keuangan. Apabila disampaikan secara luring,

tanggal diterimanya yaitu tanggal pada:

1. tanda terima Otoritas Jasa Keuangan jika disampaikan secara

langsung kepada Otoritas Jasa Keuangan;

2. stempel pos jika dikirim melalui kantor pos; atau

3. tanda terima jasa ekspedisi jika dikirim melalui jasa ekspedisi.

Pasal 7

Ayat (1)

Penanggung jawab laporan BPR dan BPRS merupakan pegawai

tetap BPR dan BPRS yang diberi tugas untuk melakukan verifikasi

dan menyampaikan laporan BPR dan BPRS melalui Sistem

Pelaporan Otoritas Jasa Keuangan.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Page 22: SALINAN PELAPORAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN … · Laporan Bulanan BPRS paling lambat tanggal 10 pada bulan berikutnya setelah bulan laporan yang bersangkutan. (2) Apabila tanggal

-5-

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Kekosongan penanggung jawab laporan BPR dan BPRS dapat

disebabkan antara lain penanggung jawab meninggal dunia,

mengundurkan diri tanpa pemberitahuan sebelumnya, dan

berhalangan tetap.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Pasal 8

Ayat (1)

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Cukup jelas.

Huruf e

Cukup jelas.

Huruf f

Informasi yang dilaporkan terkait pelanggaran dan

pelampauan batas maksimum pemberian kredit (BMPK)

sesuai dengan perhitungan sebagaimana dimaksud dalam

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan mengenai batas

maksimum pemberian kredit bank perkreditan rakyat.

Penyampaian informasi terkait pelanggaran dan pelampauan

BMPK merupakan pemenuhan kewajiban pelaporan BMPK

sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang mengenai

perbankan.

Huruf g

Rasio keuangan triwulanan yaitu rasio yang dimuat dalam

Laporan Keuangan Publikasi sebagaimana dimaksud dalam

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan mengenai transparansi

kondisi keuangan bank perkreditan rakyat.

Page 23: SALINAN PELAPORAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN … · Laporan Bulanan BPRS paling lambat tanggal 10 pada bulan berikutnya setelah bulan laporan yang bersangkutan. (2) Apabila tanggal

-6-

Ayat (2)

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Cukup jelas.

Huruf e

Cukup jelas.

Huruf f

Cukup jelas.

Huruf g

Informasi yang dilaporkan terkait pelanggaran dan

pelampauan batas maksimum penyaluran dana (BMPD)

sesuai dengan perhitungan sebagaimana dimaksud dalam

ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai batas

maksimum penyaluran dana bank pembiayaan rakyat

syariah.

Penyampaian informasi terkait pelanggaran dan pelampauan

BMPD merupakan pemenuhan kewajiban pelaporan BMPD

sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang mengenai

perbankan syariah.

Huruf h

Rasio keuangan triwulanan yaitu rasio yang dimuat dalam

laporan keuangan publikasi triwulanan sebagaimana

dimaksud dalam ketentuan peraturan perundang-undangan

mengenai transparansi kondisi keuangan bank pembiayaan

rakyat syariah.

Huruf i

Informasi yang dilaporkan terkait rincian restrukturisasi

pembiayaan yang dilakukan sebagaimana dimaksud dalam

ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai

restrukturisasi pembiayaan bagi bank syariah dan unit

usaha syariah.

Page 24: SALINAN PELAPORAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN … · Laporan Bulanan BPRS paling lambat tanggal 10 pada bulan berikutnya setelah bulan laporan yang bersangkutan. (2) Apabila tanggal

-7-

Huruf j

Cukup jelas.

Huruf k

Cukup jelas.

Huruf l

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Kesalahan antara lain ketidaksesuaian antara Laporan Bulanan

BPR dan Laporan Bulanan BPRS yang disampaikan dengan

pedoman penyusunan Laporan Bulanan BPR dan Laporan

Bulanan BPRS.

Ayat (6)

Cukup jelas.

Pasal 9

Mutatis mutandis yaitu ketentuan mengenai pengecualian

penyampaian laporan BPR dan BPRS, berlaku juga untuk

pengecualian penyampaian koreksi atas Laporan Bulanan BPR dan

Laporan Bulanan BPRS.

Pasal 10

Prosedur konversi yaitu prosedur yang digunakan oleh BPR dan BPRS

untuk menyesuaikan penyajian data dari format pembukuan intern

BPR dan BPRS ke dalam format Laporan Bulanan BPR dan Laporan

Bulanan BPRS, dengan mengacu kepada pedoman penyusunan

Laporan Bulanan BPR dan Laporan Bulanan BPRS.

Pasal 11

Contoh:

Apabila Otoritas Jasa Keuangan memberikan persetujuan

penggabungan antara BPR X dan BPR Y pada tanggal 1 Februari 2020

yang berlaku sejak tanggal 1 Maret 2020, yaitu sejak memperoleh

persetujuan Otoritas Jasa Keuangan dan persetujuan perubahan

Page 25: SALINAN PELAPORAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN … · Laporan Bulanan BPRS paling lambat tanggal 10 pada bulan berikutnya setelah bulan laporan yang bersangkutan. (2) Apabila tanggal

-8-

Anggaran Dasar atau Akta Pendirian BPR dari instansi yang

berwenang atau tanggal pencatatan Akta Penggabungan Usaha dan

perubahan Anggaran Dasar dalam Daftar Perusahaan apabila

perubahan Anggaran Dasar tidak memerlukan persetujuan dari

instansi yang berwenang, maka masing-masing BPR X dan BPR Y tetap

menyampaikan Laporan Bulanan BPR posisi laporan bulan Februari

2020.

Pasal 12

Cukup jelas.

Pasal 13

Cukup jelas.

Pasal 14

Ayat (1)

Koreksi atas Laporan Bulanan BPR dan Laporan Bulanan BPRS

dilakukan berdasarkan hasil penelitian dan/atau hasil

pemeriksaan Otoritas Jasa Keuangan.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 15

Cukup jelas.

Pasal 16

Cukup jelas.

Pasal 17

Cukup jelas.

Pasal 18

Cukup jelas.

Page 26: SALINAN PELAPORAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN … · Laporan Bulanan BPRS paling lambat tanggal 10 pada bulan berikutnya setelah bulan laporan yang bersangkutan. (2) Apabila tanggal

-9-

Pasal 19

Cukup jelas.

Pasal 20

Cukup jelas.

Pasal 21

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Pertanggungjawaban Laporan Keuangan Tahunan kepada rapat

umum pemegang saham atau rapat anggota yaitu sebagaimana

dimaksud dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan mengenai

transparansi kondisi keuangan bank perkreditan rakyat dan

ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai

transparansi kondisi keuangan bank pembiayaan rakyat syariah.

Huruf c

Cukup jelas.

Pasal 22

Cukup jelas.

Pasal 23

Izin usaha termasuk izin usaha pendirian BPR dan BPRS baru atau

izin usaha BPR dan BPRS hasil peleburan.

Permintaan nomor sandi BPR dan BPRS diajukan kepada Departemen

Perizinan dan Informasi Perbankan.

Pasal 24

Cukup jelas.

Pasal 25

Cukup jelas.

Pasal 26

Cukup jelas.

Page 27: SALINAN PELAPORAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN … · Laporan Bulanan BPRS paling lambat tanggal 10 pada bulan berikutnya setelah bulan laporan yang bersangkutan. (2) Apabila tanggal

-10-

Pasal 27

Cukup jelas.

Pasal 28

Cukup jelas.

Pasal 29

Cukup jelas.

Pasal 30

Cukup jelas.

Pasal 31

Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6342