Top Banner
Daftar Isi Bab 1 Pendahuluan : 1.1 Latar Belakang ....................................................... ! 1.2 Rumusan Masalah ....................................................... !! 1.3 Tujuan Pembuatan Makalah ........................................... !! 1.4 Manfaat Makalah ....................................................... !! 1.5 Metode .............................................................................. !!! Bab 2 Pembahasan 3.1 Asal usul rumah adat Aceh .......................................... 1 3.2 Adat istiadat Aceh ....................................................... 2 3.3 Filosofi dari rumah adat ........................................... 4 3.4 Arsitektur dalam rumah adat ............................... 6 3.5 Pengaruh status sosial terhadap bentuk rumah .............. 10 3.6 Bahan dan Teknik dalam Membangun Rumah Aceh ........................................... 10 3.7 Rumah adat gayo/ Pitu ruang ........................................... 11 Bab 3 Penutup 4.1 Kesimpulan ................................................................... 14 4.2 Saran ............................................................................... 14 Daftar Pustaka Lampiran ARSITEKTUR TRADISIONAL ACEH & GAYO nusantaraknowledge.blogspot.com
20

RUMAH TRADISIONAL ACEH & GAYO - PAPER.pdf

Apr 11, 2016

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: RUMAH TRADISIONAL ACEH & GAYO - PAPER.pdf

Daftar Isi

Bab 1 Pendahuluan :

1.1 Latar Belakang ....................................................... !

1.2 Rumusan Masalah ....................................................... !!

1.3 Tujuan Pembuatan Makalah ........................................... !!

1.4 Manfaat Makalah ....................................................... !!

1.5 Metode .............................................................................. !!!

Bab 2 Pembahasan

3.1 Asal usul rumah adat Aceh .......................................... 1

3.2 Adat istiadat Aceh ....................................................... 2

3.3 Filosofi dari rumah adat ........................................... 4

3.4 Arsitektur dalam rumah adat ............................... 6

3.5 Pengaruh status sosial terhadap bentuk rumah .............. 10

3.6 Bahan dan Teknik dalam

Membangun Rumah Aceh ........................................... 10

3.7 Rumah adat gayo/ Pitu ruang ........................................... 11

Bab 3 Penutup

4.1 Kesimpulan ................................................................... 14

4.2 Saran ............................................................................... 14

Daftar Pustaka

Lampiran

ARSITEKTUR TRADISIONAL ACEH & GAYO

nusa

ntar

akno

wle

dge.

blog

spot

.com

Page 2: RUMAH TRADISIONAL ACEH & GAYO - PAPER.pdf

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini sebagaimana yang kita ketahui bahwa zaman terus mengalami

perubahan dan perkembangan. Dampak perkembangan yang sangat pesat dapat

kita rasakan, yaitu pada ilmu pengetahuan dan teknologi, tanpa terkecuali ilmu

pengetahuan dan hal-hal yang lainnya. Namun, di kedua cabang ilmu inilah yang

mengalami aspek perkembangan yang sangat luar biasa pesatnya. Kita tahu,

bahwa zaman dari tahun ke tahunnya terus mengalami perubahan dan tuntutan,

tuntutan dan perubahan itulah yang mendorong manusia untuk mau dan mau terus

berpikir serta mengasah,mengembangkan, dan menciptakan sesuatu yang

memenuhi tuntutan yang di timbulkan oleh perubahan zaman. Perubahan inilah

yang mau tidak mau harus kita ikuti.

Tanpa terkecuali, semua aspek pun dituntut untuk dapat serta mampu

berpacu dan bersaing di dalam segala hal. Dari perubahan inilah, salah satu

cabang ilmu yang ikut mengalami perubahan adalah ilmu arsitektur. Ilmu arsitktur

adalah ilmu yang dimana selalu bergandengan dengan zaman dari satu masa ke

masa yang lainnya. Karena arsitektur memiliki kedekatan dan peranan yang lebih

bagi lingkungan serta keadaan yang ada di sekitarnya. Di zaman yang semakin

mutakhir, dengan segalanya yang serba canggih, ilmu arsitektur pun menjadi

mengalami perubahan yang cukup signifikan, karena tuntutan dan permintaan

tersebutlah yang akhirnya membuat, mau tidak mau juga, arsitektur

mengusahakan agar perubahan dan tuntutan tersebut dapat terlaksana dan

terpenuhi. Namun, sebelum melakukan segalanya perlunya pengenalan akan awal

perkembangan dari zaman ke zaman di miliki. Agar hubungan dan

kesinambungan yang di hasilkan dapat terus berjalin dan berlanjut. Serta yang

menjadi wawasan yang lebih bagi seorang arsitektur, tidak hanya sekedar bangun

membangun namun yang memahami segala aspek-aspek yang ada dan yang akan

di lakukan.

!

ARSITEKTUR TRADISIONAL ACEH & GAYO

nusa

ntar

akno

wle

dge.

blog

spot

.com

Page 3: RUMAH TRADISIONAL ACEH & GAYO - PAPER.pdf

1.2 Rumusan Masalah

1.Bagaimana Asal-Usul Rumah Adat Aceh?

2. Bagaimana Adat istiadat di Aceh?

3. Adakah filosofi yang melatarbelakangi pembangunan rumah tradisional Aceh ?

4. Bagaimana Arsitektur dalam Rumah adat Aceh?5. Apa Bahan dan Teknik yang digunakan dalam Membangun Rumah Aceh?

6. Bagaimana Arsitektur rumah adat gayo?

1.3 Tujuan pembuatan makalah

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah yang untuk membantu ikutberpartisipasi di dalam memberikan suatu bacaan bagi para calon arsitek. Dimanaisi di dalamnya akan menjadi suatu pengenalan dan yang akan menjadipengetahuan yang lebih bagi para arsitek, serta yang bisa menjadi suatu referensiserta cikal bakal di dalam pengembangan dan perancangan yang akan di buat.

1.4 Manfaat Makalah

Manfaat yang di harapkan adalah agar, bisa menjadi sesuatu yang berguna bagi

yang membaca, bahkan lebih lagi. Dan yang juga menjadi suatu pedoman yang

baik yang dapat membantu di dalam terciptanya suatu dunia arsitektur yang lebih

baik.

!!

ARSITEKTUR TRADISIONAL ACEH & GAYO

nusa

ntar

akno

wle

dge.

blog

spot

.com

Page 4: RUMAH TRADISIONAL ACEH & GAYO - PAPER.pdf

1.5 Metode Pembuatan

Pengumpulan Data

Perolehan atau pengumpulan data adalah dengan berdasarkan atas sumber-sumberpustaka. Adapun beberapa bahan yang di peroleh adalah berupa reverensi-reverensi yang di dapat pada beberapa buku yang terkait dan yang membahasakan arsitektur dan sejarahnya. Pencarian data ini juga berdasarkan akanpencarian pada internet. Adapun situs yang di kunjungi memiliki kaitan yangtidak lepas dari pembahasan yang akan di sampaikan, yaitu ”Rumah tradisionalAceh dan Gayo”.

Pembahasan

Pelaksanaan dari makalah ini, adalah di mulai dari pencarian akan informasi-informasi mengenai dunia dan sejarah serta latar belakang lahirnya sebuaharsitektur. Kemudian perjalanan di lakukan kembali dengan mengembangkanmateri-materi yang di dapat dari informasi-informasi serta reverensi-revernsi yangdi dapat, baik dari internet ataupun dari buku-buku. Materi yang telahdikembangkan, kemudian di bagi-bagi lagi berdasarkan kelompoknya.Pengelompokkan tersebut di maksudkan agar penjabaran dan penjelasan akanmateri yang akan di bawa menjadi lebih terarah dan jelas. Setelahpengelompokkan di lakukan, mulailah pengisian akan isi-isi dari materi-materiyang telah di sepakati. Kemudian, setelah pengisian isi dari materi slesai,kemudian penulis menarik kesimpulan serta memberikan saran akan materi yangdi bawa, dan bagaimana atau apa saja yang menjadi kesan dan pesan yang diharapkan dan yang ingin di sampaikan oleh penulis

!!!

ARSITEKTUR TRADISIONAL ACEH & GAYO

nusa

ntar

akno

wle

dge.

blog

spot

.com

Page 5: RUMAH TRADISIONAL ACEH & GAYO - PAPER.pdf

Bab 2PEMBAHASAN

3.1 Asal-Usul Rumah Adat Aceh

Kepercayaan individu atau masyarakat dan kondisi alam di mana individu ataumasyarakat hidup mempunyai pengaruh signifikan terhadap bentuk arsitektur bangunan,rumah, yang dibuat. Hal ini dapat dilihat pada arsitektur Rumoh Aceh, Provinsi DaerahIstimewa Aceh, IndonesiaRumoh Aceh bukan sekadar tempat hunian, tetapi merupakanekspresi keyakinan terhadap Tuhan dan adaptasi terhadap alam. Oleh karena itu, melaluiRumoh Aceh kita dapat melihat budaya, pola hidup, dan nilai-nilai yang diyakini olehmasyarakat Aceh. Adaptasi masyarakat Aceh terhadap lingkungannya dapat dilihat daribentuk Rumoh Aceh yang berbentuk panggung, tiang penyangganya ang terbuat dari kayupilihan, dindingnya dari papan, dan atapnya dari rumbia. Pemanfaatan alam juga dapatdilihat ketika mereka hendak menggabungkan bagian-bagian rumah, mereka tidakmenggunakan paku tetapi menggunakan pasak atau tali pengikat dari rotan. Walaupunhanya terbuat dari kayu, beratap daun rumbia, dan tidak menggunakan paku, Rumoh Acehbisa bertahan hingga 200 tahun.

Pengaruh keyakinan masyarakat Aceh terhadap arsitektur bangunan rumahnya dapatdilihat pada orientasi rumah yang selalu berbentuk memanjang dari timur ke barat, yaitubagian depan menghadap ke timur dan sisi dalam atau belakang yang sakral berada dibarat. Arah Barat mencerminkan upaya masyarakat Aceh untuk membangun garisimajiner dengan Ka‘bah yang berada di Mekkah. Selain itu, pengaruh keyakinan dapatjuga dilihat pada penggunaan tiang-tiang penyangganya yang selalu berjumlah genap,jumlah ruangannya yang selalu ganjil, dan anak tangganya yang berjumlah ganjil.

Selain sebagai manifestasi dari keyakinan masyarakat dan adaptasi terhadaplingkungannya, keberadaan Rumoh Aceh juga untuk menunjukan status sosialpenghuninya. Semakin banyak hiasan pada Rumoh Aceh, maka pastilah penghuninyasemakin kaya. Bagi keluarga yang tidak mempunyai kekayaan berlebih, maka cukupdengan hiasan yang relatif sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali. Keberadaan RumohAceh merupakan pengejawantahan dari nilai-nilai yang hidup dan dijalankan olehmasyarakat Aceh. Oleh karena itu, melestarikan Rumoh Aceh berarti juga melestarikaneksistensi masyarakat Aceh itu sendiri

1

ARSITEKTUR TRADISIONAL ACEH & GAYO

nusa

ntar

akno

wle

dge.

blog

spot

.com

Page 6: RUMAH TRADISIONAL ACEH & GAYO - PAPER.pdf

3.2 Adat istiadat Aceh

Aceh adalah salah satu provinsi di Indonesia yang sangat menjunjung tinggi adat istiadatdalam masyarakatnya. Hal ini terlihat dengan masih berfungsinya institusi-institusi adat .Meskipun Undang-undang no 5 tahun 1975 berusaha menghilangkan fungsimukim(institusi-institusi),

keberadaan Imum Mukim di Aceh masih tetap diakui dan berjalan. Hukum adat di Acehtetap masih memegang peranan dalam kehidupan masyarakat.

Dalam masyarakat Aceh yang sangat senang menyebut dirinya denganUreueng Aceh terdapat institusi-institusi adat di tingkat gampông dan mukim. Institusi inijuga merupakan lembaga pemerintahan. Jadi, setiap kejadian dalam kehidupanbermasyarakat,Ureueng Aceh selalu menyelesaikan masalah tersebut secara adat yang berlaku dalammasyarakatnya. Pengelolaan sumber daya alam pun di atur oleh lembaga adat yang sudahterbentuk.

Lembaga-lembaga adat dimaksud sepertiPanglima Uteun, Panglima Laot, Keujruen Blang, Haria Pekan, Petua Sineubok. Semualembaga ini berperan di posnya masing-masing sehingga pengelolaan sumberdaya alamdi gampông trepelihara.Misalnya, Panglima Laot yang bertugas mengelola segala hal berkaitan dengan laut danhasilnya. Tentunya semua hal berkaitan dengan laut diatur oleh lembaga tersebut. Begitupun dengan lembaga lainnya.

Lembaga-lembaga adat itu sekarang terkesan hilang dalam masyarakat Aceh,karena derasnya arus globalisasi dan westernisasi yang mencoba merobah peradabanmasyarakat Aceh. Padahal, jika lembaga-lembaga adat tersebut dihidupkan pada suatugampông (kampong) tersebut akan tetap kokoh seperti jayanya masa-masa kesultananAceh.

Salah satu contoh kokohnya masyarakat dengan peranan lembaga adat sepertiterlihat di Gampông Barô. Kampung yang dulunya berada di pinggir pantai, namuntsunami menelan kampung mereka. Berkat kepercayaan masyarakat kepada pemangku-pemangku adat di kampungnya, masyarakat Gampông Barô sekarang sudah memilikiperkampungan yang baru, yaitu di kaki bukit desa Durung, Aceh Besar.

Tak pernah terjadi kericuhan dalam masyarakatnya, sebab segala macamkejadian, sampai pada pembagian bantuan pun masyarakat percaya penuh kepadalembaga adat yang sudah terbentuk. Nilai musyawarah dalam masyarakat adat memegangperanan tertinggi dalam pengambilan keputusan.

Kasus lain pernah terjadi di tahun 1979. Ketika itu desa Lam Pu’uk selisih pahamdengan desa Lam Lhom. Kasus itu terhitung rumit karena membawa nama desa, namunmasalah dapat diselesaikan secara adat oleh Imum Mukim. Ini merupakan buktikokohnya masyarakat yang menjunjung tinggi adat istiadat yang berlaku. Mereka tidakmemerlukan polisi dalam menyelesaikan masalah sehingga segala macam bentukmasalah dapat diselesaikan dengan damai tanpa dibesar-besarkan oleh pihak luar.

2

ARSITEKTUR TRADISIONAL ACEH & GAYO

nusa

ntar

akno

wle

dge.

blog

spot

.com

Page 7: RUMAH TRADISIONAL ACEH & GAYO - PAPER.pdf

Dalam hukum adat semua jenis pelanggaran memiliki jenjang penyelesaian yang selaludipakai dan ditaati masyarakat. Hukum dalam adat Aceh tidak langsung diberikan begitusaja meskipun dalam hukum adat juga mengenal istilah denda. Dalam hukum adat jenispenyelesaian masalah dan sanksi dapat dilakukan terlebih dahulu dengan menasihati.Tahap kedua teguran, lalu pernyataan maaf oleh yang bersalah di hadapanorang banyak (biasanya di meunasah/ mesjid), kemudian baru dijatuhkan denda. Artinya,tidak langsung pada denda sekian rupiah. Jenjang penyelesaian ini berlaku pada siapapun, juga perangkat adat sekalipun

Pola kehidupan masyarakat Aceh:

Pola kehidupan masyarakat Aceh diatur oleh hukum adat yang berdasarkan kaidah-kaidah hukum agama Islam. Adapun susunan masyarakat adalah sebagai berikut :

1.Golongan Rakyat Biasa; yang dalam istilah Aceh disebut Ureung Le (orangbanyak). Disebut demikian karena golongan ini merupakan golongan yang paling banyak(mayoritas) dalam masyarakat adat Aceh.

2.Golongan Hartawan; yaitu golongan yang bekerja keras dalammengembangkan ekonomi pribadi. Dari pribadi-pribadi yang sudah berada itulahterbentuknya suatu golongan masyarakat. Karena keberadaannya sehingga merekamenjelma menjadi golongan hartawan. Golongan ini cukup berperan dalam soal-soalkemasyarakatan khususnya sebagai penyumbang-penyumbang dana.

3.Golongan ulama/cendikiawan; umumnya mereka berasal dari kalangan rakyatbiasa yang memiliki ilmu pengetahuan yang menonjol. Sehingga mereka disebut orangalim dengan gelar Teungku. Mereka cukup berperan dalam masalah-masalah agama dankemasyarakatan.

4.Golongan kaum bangsawan; termasuk didalamnya keturunan Sultan Acehyang bergelar "Tuanku" keturunan "Uleebalang" yang bergelar "Teuku" (bagi laki-laki)dan "Cut" (bagi perempuan).

Selain pembagian susunan masyarakat tersebut di atas, sistem kesatuanmasyarakat Aceh, merupakan perwujudan dari beberapa buah keluarga inti, yang menjadisuatu kelompok masyarakat; yang disebut "Gampong" (Kampung). Sistem sosial padamasyarakat Aceh berpedoman pada keluarga inti. Setiap perbuatan yang dilakukansebuah keluarga inti akan memberi pengaruh kepada keluarga lainnya. Dengan demikianhubungan antara satu keluarga inti dengan keluarga inti lainnya cukup erat

3

ARSITEKTUR TRADISIONAL ACEH & GAYO

nusa

ntar

akno

wle

dge.

blog

spot

.com

Page 8: RUMAH TRADISIONAL ACEH & GAYO - PAPER.pdf

3.3 Filosofi dari rumah adat Aceh

Wujud dari arsitektur Rumoh Aceh merupakan pengejawantahan dari kearifan dalammenyikapi alam dan keyakinan (religiusitas) masyarakat Aceh. Arsitektur rumahberbentuk panggung dengan menggunakan kayu sebagai bahan dasarnya merupakanbentuk adaptasi masyarakat Aceh terhadap kondisi lingkungannya. Secara kolektif pula,struktur rumah tradisi yang berbentuk panggung memberikan kenyamanan tersendirikepada penghuninya. Selain itu, struktur rumah seperti itu memberikan nilai positifterhadap sistem kawalan sosial untuk menjamin keamanan, ketertiban, dan keselamatanwarga gampong (kampung). Sebagai contoh, struktur rumah berbentuk panggungmembuat pandangan tidak terhalang dan memudahkan sesama warga saling menjagarumah serta ketertiban gampong.

Kecerdasan masyarakat dalam menyikapi kondisi alam juga pada rumah adat Aceh dapatdilihat dari bentuk Rumoh yang menghadap ke utara dan selatan sehingga rumahmembujur dari timur ke barat. Walaupun dalam perkembangannya dianggap sebagaiupaya masyarakat Aceh membuat garis imajiner antara rumah dan Ka‘bah (motifkeagamaan), tetapi sebelum Islam masuk ke Aceh, arah rumah tradisional Aceh memangsudah demikian. Kecenderungan ini nampaknya merupakan bentuk penyikapanmasyarakat Aceh terhadap arah angin yang bertiup di daerah Aceh, yaitu dari arah timurke barat atau sebaliknya. Jika arah Rumoh Aceh menghadap ke arah angin, makabangunan rumah tersebut akan mudah rubuh. Di samping itu, arah rumah menghadap keutara-selatan juga dimaksudkan agar sinar matahari lebih mudah masuk ke kamar-kamar,baik yang berada di sisi timur ataupun di sisi barat. Setelah Islam masuk ke Aceh, arahRumoh Aceh mendapatkan justifikasi keagamaan. Nilai religiusitas juga dapat dilihatpada jumlah ruang yang selalu ganjil, jumlah anak tangga yang selalu ganjil, dankeberadaan gentong air untuk membasuh kaki setiap kali hendak masuk Rumoh Aceh.

Musyawarah dengan keluarga, meminta saran kepada Teungku, dan bergotong royongdalam proses pembangunannya merupakan upaya untuk menumbuhkan rasakekeluargaan, menanamkan rasa solidaritas antar sesama, dan penghormatan kepada adatyang berlaku. Dengan bekerjasama, permasalahan dapat diatasi dan harmoni sosial dapatterus dijaga. Dengan mendapatkan petuah dari Teungku, maka rumah yang dibangundiharapkan dapat memberikan keamanan secara jasmani dan ketentraman secara rohani.

Tata ruang rumah dengan beragam jenis fungsinya merupakan simbol agar semua orangtaat pada aturan. Adanya bagian ruang yang berfungsi sebagai ruang-ruang privat, sepertiRumoh Inong, ruang publik, seperti serambi depan, dan ruang khusus perempuan, sepertiserambi belakang merupakan usaha untuk menanamkan dan menjaga nilai kesopanandan etika bermasyarakat.

4

ARSITEKTUR TRADISIONAL ACEH & GAYO

nusa

ntar

akno

wle

dge.

blog

spot

.com

Page 9: RUMAH TRADISIONAL ACEH & GAYO - PAPER.pdf

Keberadaan tangga untuk memasuki Rumoh Aceh bukan hanya berfungsi sebagai alatuntuk naik ke bangunan rumah, tetapi juga berfungsi sebagai titik batas yang hanya bolehdidatangi oleh tamu yang bukan anggota keluarga atau saudara dekat. Apabila di rumahtidak ada anggota keluarga yang laki-laki, maka ”pantang dan tabu” bagi tamu yangbukan keluarga dekat.Dalam hal ini angka ganjil tersebut menandakan adanya pemisahanantara orang yang satu dengan yang lain, sebagaimana seperti cerita diatas. Bahwapenggunaan ruangan pada rumah adat Aceh juga berfungsi sebagai media pelindung, danpembatas antara anggota keluarga yang satu dengan yang lainnya. Adapun jumlah tiangdan anak tangga yang selalu berjumlah ganjil, adalah merupakan suatu kepercayaan yangdianut oleh masyarakat Aceh, dimana angka-angka ganjil merupakan sebuah angka yangmembawa keberuntungan bagi penghuninya.

Pintu utama rumah yang tingginya selalu lebih rendah dari ketinggian orang dewasa,sekitar 120-150 cm, sehingga setiap orang yang masuk ke Rumoh Aceh harus menunduk,mengandung pesan bahwa setiap orang yang masuk ke Rumoh Aceh, tidak peduli betapatinggi derajat atau kedudukannya, harus menunduk sebagai tanda hormat kepada yangpunya rumah. Namun, begitu masuk, kita akan merasakan ruang yang sangat lapangkarena di dalam rumah tak ada perabot berupa kursi atau meja. Semua orang dudukbersila di atas lantai. Ada juga yang menganggap bahwa pintu Rumoh Aceh diibaratkanhati orang Aceh. Memang sulit untuk memasukinya, tetapi begitu kita masuk akanditerima dengan lapang dada dan hangat.

Pelaksanaan upacara baik ketika hendak mendirikan rumah, sedang mendirikan, dansetelah mendirikan rumah bukan untuk memamerkan kekayaan tetapi merupakanungkapan saling menghormati sesama makhluk Tuhan, dan juga sebagai bentukungkapan syukur atas rizqi yang telah diberikan oleh Tuhan.

5

ARSITEKTUR TRADISIONAL ACEH & GAYO

nusa

ntar

akno

wle

dge.

blog

spot

.com

Page 10: RUMAH TRADISIONAL ACEH & GAYO - PAPER.pdf

3.4 Arsitektur dalam Rumah adat Aceh

ANJUNGAN NANGGROE ACEH DARUSALAM

Dalam Rumoh (rumah Aceh), pengaruh agama Islam dan alam sekitar tampak menyatumewarnai bentuk dan ornamen ragam hiasnya. Kentalnya warna Islam membuat Acehdikenal dengan sebutan "Serambi Mekah". Bertiang selalu genap, beratap rumbia daberdinding kayu atau papan menjadikan rumah panggung Aceh selaras denganlingkungannya.

Arsitektur rumah adat ini unik, karena jendela, rumah, yang juga berfungsi sebagaiventilasi, adalah lubang-lubang sela ukiran yang terdapat di seluruh dinding. Pintuterdapat pada lantai rumah panggung berlantai 16 ini. Bentuk rumah adat yang umumterdapat di provinsi ini ditampilkan pula di kompleks anjungan. Di sini dapat dilihatruangan-ruangan yang ada di dalamnya: Seramo Keue (serambi depan), jureu (ruangantengah) dan Seramo Likot (serambi belakang). Di dalam ruangan-ruangan inilahdiperagakan benda-benda budaya masyarakat Aceh.

Ragam Hias

Dalam Rumoh Aceh, ada beberapa motif hiasan yang dipakai, yaitu: (1) motif keagamaan.Hiasan Rumoh Aceh yang bercorak keagamaan merupakan ukiran-ukiran yang diambildari ayat-ayat al-Quran; (2) motif flora. Motif flora yang digunakan adalah stelirisasitumbuh-tumbuhan baik berbentuk daun, akar, batang, ataupun bunga-bungaan. Ukiranberbentuk stilirisasi tumbuh-tumbuhan ini tidak diberi warna, jikapun ada, warna yangdigunakan adalah Merah dan Hitam. Ragam hias ini biasanya terdapat pada rinyeuen(tangga), dinding, tulak angen, kindang, balok pada bagian kap, dan jendela rumah; (3)motif fauna. Motif binatang yang biasanya digunakan adalah binatang-binatang yangsering dilihat dan disukai; (4) motif alam. Motif alam yang digunakan oleh masyarakatAceh di antaranya adalah: langit dan awannya, langit dan bulan, dan bintang dan laut; dan(5) motif lainnya, seperti rantee, lidah, dan lain sebagainya.

6

ARSITEKTUR TRADISIONAL ACEH & GAYO

nusa

ntar

akno

wle

dge.

blog

spot

.com

Page 11: RUMAH TRADISIONAL ACEH & GAYO - PAPER.pdf

Motif flora Berbentuk daun

Motif alam

Warna disesuaikan dengan warna dasar dari pada bangunan atau kayu, tidak mempunyaiwarna tersendiri atau cat. Selain itu juga ukiran berwarana canek awan atau awan beriringditempatkan pada tangga, dinding dan di ruang tengah. Motif ukiran ini melambangkankesuburan daerah Aceh. Sedangkan di atas pintu diberikan ukiran kaligrafi yangmengandung kalimat-kalimat dari Al-Quran. Pada tulak angin serta dinding atas dibuatukiran karawang, yang selain untuk keindahan juga sebagai ventilasi rumah tersebut.Ukiran bermotifkan tumbuhan merambat

Rumah Aceh secara garis besar terdiri dari 3 bagian yaitu :

Secara umum, terbagi atas tiga bagian, yaitu: bagian bawah, bagian tengah, dan bagianatas.

a. Bagian bawah

Bagian bawah Rumoh Aceh atau yup moh merupakan ruang antara tanah dengan lantairumah. Bagian ini berfungsi untuk tempat bermain anak-anak, kandang ayam, kambing,dan itik. Tempat ini juga sering digunakan kaum perempuan untuk berjualan danmembuat kain songket Aceh.

7

ARSITEKTUR TRADISIONAL ACEH & GAYO

nusa

ntar

akno

wle

dge.

blog

spot

.com

Page 12: RUMAH TRADISIONAL ACEH & GAYO - PAPER.pdf

b. Bagian tengah

Bagian tengah Rumoh Aceh merupakan tempat segala aktivitas masyarakat Aceh baikyang bersifat privat ataupun bersifat public. Pada bagian ini, secara umum terdapat tigaruangan, yaitu: ruang depan, ruang tengah, dan ruang belakang. Tempat ini jugadigunakan untuk menyimpan jeungki atau penumbuk padi dan krongs atau tempatmenyimpan padi berbentuk bulat dengan diameter dan ketinggian sekitar dua meter.

Ruang depan (seuramo reungeun). Ruangan ini disebut juga Seuramou-keu (serambidepan). Disebut ruang atau serambi depan karena di sini terdapat bungeun atau tanggauntuk masuk ke rumah. Ruangan ini tidak berkamar-kamar dan pintu masuk biasanyaterdapat di ujung lantai di sebelah kanan. Tapi ada pula yang membuat pintu menghadapke halaman, dan tangganya di pinggir lantai. Dalam kehidupan sehari-hari ruangan iniberfungsi untuk menerima tamu, tempat tidur-tiduran anak laki-laki, dan tempat anak-anak belajar mengaji. Pada saat-saat tertentu misalnya pada waktu ada upacaraperkawinan atau upacara kenduri, maka ruangan ini dipergunakan untuk makan bersama.

Ruangan tengah. Ruangan ini merupakan inti dari Rumoh Aceh, oleh karenanya disebutRumoh Inong (rumah induk). Lantai pada bagian ini lebih tinggi dari ruangan lainnya,dianggap suci, dan sifatnya sangat pribadi. Di ruangan ini terdapat dua buah bilik ataukamar tidur yang terletak di kanan-kiri dan biasanya menghadap utara atau selatandengan pintu menghadap ke belakang. Di antara kedua bilik tersebut terdapat gang(rambat) yang menghubungkan ruang depan dan ruang belakang.

Fungsi Rumoh Inong adalah untuk tidur kepala keluarga, dan Anjong untuk tempat tiduranak gadis. Bila anak perempuannya kawin, maka dia akan menempati Rumah Inongsedang orang tuanya pindah ke Anjong. Bila anak perempuannya yang kawin dua orang,orang tua akan pindah ke serambi atau seuramo likot, selama belum dapat membuatrumah baru atau menambah/memperlebar rumahnya. Di saat ada acara perkawinan,mempelai dipersandingkan di Rumoh Inong, begitu pula bila ada kematian Rumoh Inongdipergunakan sebagai tempat untuk memandikan mayat.

8

ARSITEKTUR TRADISIONAL ACEH & GAYO

nusa

ntar

akno

wle

dge.

blog

spot

.com

Page 13: RUMAH TRADISIONAL ACEH & GAYO - PAPER.pdf

Ruang belakang disebut seuramo likot. Lantai seuramo likot tingginya sama denganseuramo rengeun (serambi depan), dan ruangan ini pun tak berbilik. Fungsi ruangan inisebagian dipergunakan untuk dapur dan tempat makan,dan biasanya terletak di bagiantimur ruangan. Selain itu juga dipergunakan untuk tempat berbincang-bincang bagi parawanita serta melakukan kegiatan sehari-hari seperti menenun dan menyulam.

Namun, adakalanya dapur dipisah dan berada di bagian belakang serambi belakang.Ruangan ini disebut Rumoh dapu (dapur). Lantai dapur sedikit lebih rendah dibandinglantai serambi belakang.

c. Bagian atas

Bagian ini terletak di bagian atas serambi tengah. Adakalanya, pada bagian ini diberipara (loteng) yang berfungsi untuk menyimpan barang-barang keluarga. Atap RumohAceh biasanya terbuat dari daun rumbia yang diikat dengan rotan yang telah dibelahkecil-kecil.

9

ARSITEKTUR TRADISIONAL ACEH & GAYO

nusa

ntar

akno

wle

dge.

blog

spot

.com

Page 14: RUMAH TRADISIONAL ACEH & GAYO - PAPER.pdf

3.5 Pengaruh status sosial terhadap bentuk rumah

Pengaruh keyakinan masyarakat Aceh terhadap arsitektur bangunan rumahnya dapatdilihat pada orientasi rumah yang selalu berbentuk memanjang dari timur ke barat, yaitubagian depan menghadap ke timur dan sisi dalam atau belakang yang sakral berada dibarat. Arah Barat mencerminkan upaya masyarakat Aceh untuk membangun garisimajiner dengan Ka‘bah yang berada di Mekkah. Selain itu, pengaruh keyakinan dapatjuga dilihat pada penggunaan tiang-tiang penyangganya yang selalu berjumlah genap,jumlah ruangannya yang selalu ganjil, dan anak tangganya yang berjumlah ganjil.

Selain sebagai manifestasi dari keyakinan masyarakat dan adaptasi terhadaplingkungannya, keberadaan Rumoh Aceh juga untuk menunjukan status sosialpenghuninya. Semakin banyak hiasan pada Rumoh Aceh, maka pastilah penghuninyasemakin kaya. Bagi keluarga yang tidak mempunyai kekayaan berlebih, maka cukupdengan hiasan yang relatif sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali

3.6 Bahan dan Teknik dalam Membangun Rumah Aceh

Untuk membuat Rumoh Aceh, bahan-bahan yang diperlukan di antaranya adalah:

Kayu. Kayu merupakan bahan utama untuk membuat Rumoh Aceh. Kayudigunakan untuk membuat tameh (tiang), toi, roek, bara, bara linteung, kuda-kuda, tuleueng rueng, indreng, dan lain sebagainya.

Papan, digunakan untuk membuat lantai dan dinding. Trieng (bambu). Bambu digunakan untuk membuat gasen (reng), alas lantai,

beuleubah (tempat menyemat atap), dan lain sebagainya. Enau (temor). Selain menggunakan bambu, adakalanya untuk membuat lantai dan

dinding Rumoh Aceh menggunakan enau. Taloe meu-ikat (tali pengikat). Tali pengikat biasanya dibuat dari tali ijuk, rotan,

kulit pohon waru, dan terkadang menggunakan tali plastik. Oen meuria (daun rumbia), digunakan untuk membuat atap. Daun enau. Selain mengunakan oen meuria, terkadang untuk membuat atap

menggunakan daun enau. Peuleupeuk meuria (pelepah rumbia). Bahan ini digunakan untuk membuat

dinding rumah, rak-rak, dan sanding.

10

ARSITEKTUR TRADISIONAL ACEH & GAYO

nusa

ntar

akno

wle

dge.

blog

spot

.com

Page 15: RUMAH TRADISIONAL ACEH & GAYO - PAPER.pdf

Teknik Tradisionil Dalam Bangunan

- Penempatan tiang-tiang yang diletakkan di atas pondasi, dan masing-masing tiang tidakdihubungkan dengan balok penghubung. Hal ini merupakan ciri khas dari bangunantahan gempa.

- Tiang-tiang yang terdapat di bagian samping kanan dan kiri bangunan pada bagianatasnya tidak menopang beban. Pada bagian atas dari tiang dibuat menonjol dan lebihkecil ukurannya, kemudian balok-balok yang menghubungkan antar tiang diberilobang sebesar ukuran yang menonjol tersebut kemudian diletakkan di atas tiang.

- Penempatan skor pada kuda-kuda yang dihubungkan dengan balok melintang yang adadi bawahnya tidak menggunakan baut atau paku. Pada bagian bawah dari skoortersebut sebagai pengikat hanya diberi dua buah pasak, sehingga kalau menerimabeban atau gerakan dari atas akan melentur tidak merusak struktur kuda-kuda atauatap secara keseluruhan.

- Pertemuan balok melintang yang menopang pada ruang-ruang utama dengan balokmemanjang, yaitu dengan memberi lobang pada balok memanjang yang fungsinyauntuk memasukkan sebagian dari balok melintang agar sebagian dari balok melintangtersebut dapat dimasukkan, sehinga bila terjadi gerakan tidak merusak strukturbangunan.

3.7 RUMAH ADAT GAYO / PITU RUANG

Dataran Tinggi Gayo adalah daerah yang berada di kawasan pegunungan AcehTengah,Bener meriah daan Gayolues dengan tiga kota utamanya yaituTakengon,Blangkejeren Dan Simpang Tiga Redelong.Jalan yang menghubungkan ketiga kota ini melewati daerah dengan pemandangan yangsangat indah.Mata pencarian masyarakat Gayo yang pada umumnya adalah bertani danberkebun antara lain padi, sayur-sayuran, kopi dan tembakau. Kegiatan perkebunan kopidan tembakau dilakukan dengan membuka wilayah hutan yang ada di wilayah ini.Padaumumnya mayarakat Nanggroe aceh darussalam, orang Gayo (baca:Suku) juga dikenalkarena sifat mereka yang sangat menentang segala bentuk penjajahan dan daerah ini duludikenal sebagai kawasan yang sangat menentang pemerintahan kolonial Belanda . SukuGayo Terkenal dengan sifat ramah tamah,beragama Islam dan mereka dikenal taat dalamagamanya. Suku Gayo menggunakan bahasa yang disebut bahasa Gayo.Komoditi UtamaMasyarakat Gayo adalah Kopi,kopi Gayo yang telah terkenal sampai ke manca negara.diGayo banyak yang memelihara kerbau, sehingga ada yang mengatakan jika melihatbanyak kerbau di Nad maka orang itu pasti berada di Gayo.Gayo juga terkenal denganKerajinan Kerawang GaYo. Seperti suku-suku Di Indonesia suku gayo juga memilikiSeni Budaya Tersendiri

11

ARSITEKTUR TRADISIONAL ACEH & GAYO

nusa

ntar

akno

wle

dge.

blog

spot

.com

Page 16: RUMAH TRADISIONAL ACEH & GAYO - PAPER.pdf

RUMAH ADATRumah adat Gayo atau yang disebut juga dengan Pitu Ruang adalah bangunan yangberbentuk memanjang dengan banyak kamar.Dengan 27 tiang penyangga dari kayupilihan dan diukir dengan pahatan kerawang. Diameter tiang penyangganya pun seukurandekapan dewasa. Luas Umah Edet Pitu Ruang itu, panjangnya 9 meter dengan lebar 12meter. Berbentuk rumah panggung dengan lima anak tangga, menghadap utara.Sementara di dalamnya terdapat empat buah kamar. Selain empat kamar, ada dua lepoatau ruang bebas di arah timur dan barat. Semua sambungan memakai ciri khas tersendirimenggunakan pasak kayu. Hampir semua bagian sisi dipakai ukiran kerawang yangdipahat, dengan berbagai motif, seperti puter tali dan sebagainya. Di tengah ukirankerawang terdapat ukiran berbentuk ayam dan ikan yang menurut Subhan melambangkankemuliaan dan kesejahteraan. Sementara ukiran naga merupakan lambang kekuatan,kekuasaan dan kharisma. Sebelumnya, selain rumah adat, dahulunya ada rumah dapur dibagian Selatan yang ukurannya sama dengan ruang utama yang berukuran 9 x 12.Ruangan dimaksud telah hancur. Selain itu juga, ada Mersah, kolam dan roda, alatpenumbuk padi dengan kekuatan air yang semuanya juga sudah musnah.

Rumah Adat Gayo atau yang di sebut dengan Pitu Ruang

TakengonTakengon merupakan ibukota Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Nanggroe Aceh

12

ARSITEKTUR TRADISIONAL ACEH & GAYO

nusa

ntar

akno

wle

dge.

blog

spot

.com

Page 17: RUMAH TRADISIONAL ACEH & GAYO - PAPER.pdf

Darussalam.Kawasan ini merupakan dataran tinggi yang berhawa sejuk. Banyak terdapattempat wisata di kawasan ini, di antaranya adalah Danau Laut Tawar,Loyang Koro,PuteriPukes,Atu Belah (Batu Belah), Pantan Terong Dan Lain-lain.Kesenian di daerah ini sangat menarik karena terdapat kesenian Didong Gayo yangsangat dikagumi oleh masyarakat Takengon.Salah satu acara yang sangat menarik perhatian masyarakat di dalam daerah maupun diluar daerah ini adalah acara Pacuan Kuda yang biasanya diadakan pada pertengahanbulan Agustus untuk menyambut dan merayakan hari Kemerdekaaan Republik Indonesia.

BlangkejerenKabupaten ini berada di gugusan pegunungan Bukit Barisan, sebagian besar wilayahnyamerupakan area Taman Nasional Gunung Leuser yang telah dicanangkan sebagai warisandunia. Kabupaten ini merupakan kabupaten yang paling terisolasi di NADGayo Lues lebih dikenal dengan nama “NEGERI SERIBU BUKIT”. Nama ini ditabalkandan dipopulerkan oleh Mohsa El Ramadan , wartawan senior dan editor buku“Memadamkan Bara di Atas Ladia Galaska”.Kabupaten Gayo lues dengan kotanyaBlangkejeran adalah kota terbesar di kawasan selatan dataran tinggi Gayo. Kawasan inimerupakan salah satu pusat kawasan Gayo.Gayo Lues merupakan pemasok utama cabe di pasar-pasar kota Medan.Seni budayaTari Bines yang biasa diadakan ketika acara-acara peresmian.Kesenian tradisional yangtelah mendunia adalah Tari saman yang dikenal dengan Tari Tangan Seribu yang pernahtampil di spanyol pada Tahun 1994 dan di beberapa negara Eropa lainnya dan seringtampil di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta.PariwisataAir Terjun Akang Siwah,Pacuan Kuda Tradisional,pemandian kolam air panasgumpang,wisata alam Blang Serai,Dan lain-lain.

Simpang Tiga Redelong

Simpang tiga redelong adalah ibukota Kab:Bener Meriah.Sebagai kabupaten yang masihsangat muda, mempunyai peluang besar untuk tumbuh dan berkembang tentunya dengansegala potensi alam serta iklim yang sangat memungkinkan “Bumi Gajah Putih” ini(sebutan lain untuk Kabupaten Bener Meriah) untuk bisa mencapai pematangan secaraekonomi dengan segenap potensi yang dimiliki.

Kabupaten Bener Meriah dengan komoditi unggulan kopi, sebagai jenis tanaman yangmendominasi ketinggian daratan Nad ini, sangat meberi peluang kepada masyarakatBener Meriah yang berjumlah ± 112.093 jiwa (data profil BPS Aceh Tengah tahun 2004);untuk hidup sejahtera secara ekonomi. Daerah ini juga dikenal sebagai daerah Agrarispemasok ± 80% kebutuhan sayur mayur dilingkungan Provinsi NAD.

13

ARSITEKTUR TRADISIONAL ACEH & GAYO

nusa

ntar

akno

wle

dge.

blog

spot

.com

Page 18: RUMAH TRADISIONAL ACEH & GAYO - PAPER.pdf

Bab 3

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Wujud dari arsitektur Rumoh Aceh merupakan pengejawantahan dari kearifan dalam menyikapialam dan keyakinan (religiusitas) masyarakat Aceh. Arsitektur rumah berbentuk panggungdengan menggunakan kayu sebagai bahan dasarnya merupakan bentuk adaptasi masyarakat Acehterhadap kondisi lingkungannya. Bentuk Rumoh Aceh yang menghadap ke utara dan selatansehingga rumah membujur dari timur ke barat. Walaupun dalam perkembangannya dianggapsebagai upaya masyarakat Aceh membuat garis imajiner antara rumah dan Ka‘bah (motifkeagamaan), tetapi sebelum Islam masuk ke Aceh, arah rumah tradisional Aceh memang sudahdemikian. Kecenderungan ini nampaknya merupakan bentuk penyikapan masyarakat Acehterhadap arah angin yang bertiup di daerah Aceh, yaitu dari arah timur ke barat atau sebaliknya.Kepercayaan individu atau masyarakat dan kondisi alam di mana individu atau masyarakat hidupmempunyai pengaruh signifikan terhadap bentuk arsitektur bangunan rumah yang dibuat. Hal inidapat dilihat pada arsitektur Rumoh Aceh, Provinsi Daerah Istimewa Aceh, IndonesiaRumoh Acehbukan sekadar tempat hunian, tetapi merupakan ekspresi keyakinan terhadap Tuhan dan adaptasiterhadap alam. Oleh karena itu, melalui Rumoh Aceh kita dapat melihat budaya, pola hidup, dannilai-nilai yang diyakini oleh masyarakat Aceh.

4.2 Saran

Marilah kita, sebagai suatu warga negara serta masyarakat yang mendiami sebuah negara,hendaknya untuk selalu mau menjaga dan melestarikan serta melindungi budaya sendiri. Karena,dari siapa lagi kalo bukan kita. Lihatlah, betapa berharga dan bernilainya suatu budaya. Karena,dari budaya lah, maka suatu daerah terbentuk, dan dari daerah, maka akan terbentuk suatukepulauan, dan dari suatu kepulauan, maka akan terbentuk sebuah negara. Cintailah danlestarikanlah budaya yang ada, biarkanlah harta warisan yang telah ditinggalkan oleh orang-orangyang terdahulu dapat tetap abadi, agar dapat menjadi cerita dan kenang-kenangan bagi anak cucukita nantinya

14

ARSITEKTUR TRADISIONAL ACEH & GAYO

nusa

ntar

akno

wle

dge.

blog

spot

.com

Page 19: RUMAH TRADISIONAL ACEH & GAYO - PAPER.pdf

DAFTAR PUSTAKA

1. World beauty. Sejarah arsitektur, pengenalan,pembahasan Edisi 1. 1996.EGC:Jakarta

2. Michael T. Budaya nusantara 2th edition2000. 80:727-735

3. Hendro. Arsitektur TradisionalSurabaya:Airlangga university Press. Pg. 163-176.

4. Daryo, Sutikno. Budaya setempatSurabaya:Airlangga university Press.Pg. 263-285

ARSITEKTUR TRADISIONAL ACEH & GAYO

nusa

ntar

akno

wle

dge.

blog

spot

.com

Page 20: RUMAH TRADISIONAL ACEH & GAYO - PAPER.pdf

KATA PENGANTAR

Pertama-tama marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kepada TUHANYANG MAHA ESA karena atas rahmat-Nya lah maka pembuatan makalah ini dapatberjalan dan terlaksana dengan baik. Ucapan terimakasih atas kesempatan yang telahdiberikan oleh Bpk Ir. Inyoman Surata, MT , Bpk Ir. Tjok. Sajang , selakudosen/pengampu. Dan ucapan terima kasih atas bimbingan yang telah di berikan didalamproses pembuatan makalah ini hingga dapat terselesaikan dan terlaksana. Adapun tujuandari pembuatan makalah ini yaitu untuk menambah pandangan serta wawasan dan polapikir kita akan dunia Arsitektur dan perkembangannya. Adapun materi yang akan disampaikan adalah berjudul ”RUMAH TRADISIONAL ACEH DAN GAYO”

Sebuah makalah yang baik adalah makalah yang di mana di dalamnya telah begitubanyak mendapat pertimbangan dan perubahan, serta masukan-masukan baik dari luar,maupun dari dalam. Adapun makalah yang ada di depan ini, adalah makalah yang masihperlu mendapat perubahan-perubahan baik, dari segi materi maupun ide-ide. Maka dariitu, harapan akan sumbangsih ide serta gagasan dari luar sangat di harapkan sekali, didalam terciptanya suatu makalah yang baik. Sehingga nantinya akan tercipta suatumakalah yang tidak hanya baik dari luar, namun juga baik dari segi dalam. Juga yang bisamenjadi salah satu sumber yang baik bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Akhir kata, ucapan terimaksih atas kesempatan dan partisipasi yang telah diberikan di dalam pembuatan makalah ini.

Denpasar, 25 September 2008

Penulis

ARSITEKTUR TRADISIONAL ACEH & GAYO

nusa

ntar

akno

wle

dge.

blog

spot

.com