Top Banner

of 20

Ruang Personal Pada Lippo Mall, Kuta

Jul 06, 2018

Download

Documents

radhaiswara
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/17/2019 Ruang Personal Pada Lippo Mall, Kuta

    1/20

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Ruang personal adalah ruang di sekeliling individu yang selalu dibawa kemana saja

    orang pergi, dan akan merasa tergangu jika ruang tersebut diinterferensi (Gifford, 1987). Yang

     berarti, kebutuhan terhadap ruang personal terjadi ketika orang lain hadir. Dengan tidak

    hadirnya orang lain, kebutuhan tersebut tidak akan muncul. Ruang personal biasanya berbentuk

    gelembung yang tidak terlihat, terdapat disekeliling individu dengan jarak tertentu yang

    mempengaruhi besar atau tidaknya gelembung tersebut. Ruang personal ini lebih merupakan

     proses belajar atau sosialisasi dari orang tua. Seringkali orang tua terutama ibu atau anak

    diminta memberikan ciuman kepada saudaranya. Anak mempelajari aturan-aturan bagaimana

    harus mengambil jarak dengan orang yang sedah dikenal dan orang yang belum dikenalnya.

    Oleh karenanya, pengambilan jarak yang tepat ketika berinteraksi dengan orang lain

    merupakan suatu cara untuk memenuhi kebutuhan ruang personal diri dan orang lain.

    1.2 Rumusan Masalah

    1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan ruang personal ?

    1.2.2 Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi ruang personal ?

    1.2.3 Bagaimanakah pengaruh ruang personal terhadap desain arsitektur ?

    1.3 Tujuan Penulisan

     

    Mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan ruang personal.

      Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ruang personal.

      Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana pengaruh ruang personal pada desain

    arsitektur.

  • 8/17/2019 Ruang Personal Pada Lippo Mall, Kuta

    2/20

    2

    1.4 Manfaat Penulisan 

    A. Manfaat bagi mahasiswa :

      Mampu menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan dengan kaitannya

    terhadap ruang personal

      Mampu membandingkan dan menerapkan teori yang didapat di bangku kuliah

    dengan kenyataan yang terjadi di lapangan.

    B. 

    Manfaat bagi ilmu arsitektur :

      Dapat menambah dan mengembangkan ilmu-ilmu arsitektur yang didapat serta

    menerapkan ilmu-ilmu yang diperoleh di bangku kuliah.

    C. Manfaat bagi institusi :

      Memberikan evaluasi terhadap kurikulum yang selama ini diberikan.

      Dapat dijadikan acuan sebagai sumber bacaan, khususnya mahasiswa arsitektur.

    1.5 Metode Penulisan

    1.5.1  Metode Pengumpulan Data

    A.  Jenis Data

      Data Kualitatif

    Data kualitatif adalah data yang tidak dapat dihitung (tidak memiliki

     jumlah pasti) tetapi dapat dirasakan atau dibandingkan antara lain,

     penempatan furniture yang dapat menimbulkan ruang personal, pola

    kegiatan yang dilakukan oleh user , dan sebagainya. 

    B.  Sumber Data

      Data Primer

    Data primer adalah data yang diperoleh dengan cara

     survey/observasi langsung.

    a. 

    Observasi

    Pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan langsung pada

    objek yang bersangkutan serta dengan melakukan pencatatan secara

    sistematik.

      Data sekunder

    Data sekunder ini merupakan data-data yang diperoleh dari literatur-

    literatur seperti artikel dan internet yang berkaitan dengan judul tugas yang

    sedang dibahas. Mempelajari dan mencari informasi dari literatur-literatur

  • 8/17/2019 Ruang Personal Pada Lippo Mall, Kuta

    3/20

    3

    yang berkaitan dengan judul tugas yang sedang diambil yaitu ruang

     personal.

    1.5.2  Metode Pembahasan

      Metode deskriptif

    Metode deskriptif dapat memaparkan dan menjelaskan berbagai ruang personal yang

    muncul pada objek observasi.

      Metode komparatif

    Dengan metode komparatif ini dapat membandingkan teori-teori maupun literatur-

    literatur yang didapat saat perkuliahan dengan kenyataan dilapangan.

    1.6 Sistematika Penulisan

    BAB I PENDAHULUAN

    Merupakan gambaran umum dari isi laporan secara keseluruhan, tujuan yang akan dicapai

    serta metode yang akan digunakan. Bab ini berisikan tentang latar belakang, tujuan, manfaat,

    metode penulisan dan sistematika penulisan laporan.

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    Pada bab ini dibagi ke dalam  tiga sub bab yaitu (a), menguraikan tentang teori ruang personal secara umum, (b) menguraikan tentang faktor yang mempengaruhi ruang personal,

    dan (c) menguraikan tentang pengaruhnya terhadap desain arsitektur. 

    BAB III TINJAUAN OBJEK

    Bab ini dibagi menjadi dua sub bab yaitu (a), sub-bab yang menguraikan tentang latar

     belakang pemilihan objek. Kedua (b) menguraikan tentang identitas objek. 

    BAB IV PEMBAHASAN 

    Bab ini menguraikan tentang ruang personal yang terdapat pada objek Lippo Mall, Kuta,

    menguraikan faktor-faktor yang mempengaruhi ruang personal pada Lippo Mall, Kuta, serta

     pengaruhnya terhadap desain arsitektur pada Lippo Mall, Kuta.

    BAB V PENUTUP

    Dalam bab ini membahas tentang kesimpulan ruang personal pada objek observasi Lippo

    Mall, Kuta serta saran-saran oleh penulis.

  • 8/17/2019 Ruang Personal Pada Lippo Mall, Kuta

    4/20

    4

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Pengertian Ruang Personal

    Terdapat beberapa pendapat yang dapat digunakan sebagai pendekatan untuk mengetahui

     pengertian dari ruang personal tersebut, antara lain sebagai berikut :

    1.  Istilah personal space pertama kali digunakan oleh Katz, pada tahun 1973 dan

     bukan merupakan sesuatu yang unik dalam istilah psikologi, karena istilah ini

     juga dipakai dalam bidang biologi, antropologi, dan arsitektur (Yusuf, 1991).

    2.  Ruang personal adalah daerah di sekeliling seseorang deangan batas-batas yang

    tidak jelas dimana seseorang tidak boleh memasukinya (Sommer dalam 

    Altman, 1975).

    3.  Ruang personal merupakan suatu jarak atau daerah di sekitar individu dimana

     jika dimasuki orang lain, menyebabkan ia merasa batasnya dilanggar, merasa

    tidak senang, dan kadang-kadang menarik diri (Goffman dalam Altman, 1975).

    4.  Ruang personal adalah ruang di sekeliling individu yang selalu dibawa kemana

    saja orang pergi, dan orang akan merasa tergangu jika ruang tersebut

    diinterferensi (Gifford, 1987).

    5.  Ruang personal adalah ruang di sekitar individu yang tidak mengijinkan

    individu lain memasukinya (Holahan, 1982).

    6.  Ruang personal adalah suatu jarak berkomunikasi, dimana jarak antar individu

    ini adlah juga jarak berkomunikasi (Edward T. Hall, 1963).

    2.2 Faktor Pengaruh Ruang Personal

    Faktor-faktor yang mempengaruhi ruang personal yaitu,

    1.  Jenis Kelamin

    Umumnya laki-laki memiliki ruang yang lebih besar, walaupun demikian faktor

     jenis kelamin bukanlah faktor yang berdiri sendiri.

  • 8/17/2019 Ruang Personal Pada Lippo Mall, Kuta

    5/20

    5

    2.  Umur

    Makin bertambah usia seseorang, makin besar ruang personalnya, ini

    ada kaitannya dengan kemandirian. Pada saat bayi, hampir tidak ada kemampuan

    untuk menetapkan jarak karena tingkat ketergantungan yang makin tinggi. Pada usia

    18 bulan, bayi sudah mulai bisa memutuskan ruang personalnya tergantung pada orang

    dan situasi. Ketika berumur 12 tahun, seorang anak sudah menerapkan ruang personal

    seperti yang dilakukan orang dewasa.

    3.  Kepribadian

    Orang-orang yang berkepribadian terbuka, ramah atau cepat akrab biasanya

    memiliki ruang personal yang lebih kecil. Demikian halnya dengan orang-orang yang

    lebih mandiri lebih memilih ruang personal yang lebih kecil. Sebaliknya si pencemas

    akan lebih mengambil jarak dengan orang lain, demikian halnya dengan orang yang

     bersifat kompetitif dan terburu-buru.

    4.  Gangguan Psikologi atau Kekerasan

    Orang yang mempunyai masalah kejiwaan punya aturan sendiri tentang ruang

     personal ini. Sebuah penelitian pada pengidap skizoprenia memperlihatkan bahwa

    kadang-kadang mereka membuat jarak yang besar dengan orang lain, tetapi di saat lain

     justru menjadi sangat dekat

    5.  Kondisi Kecacatan

    Beberapa penelitian memperlihatkan adanya hubungan antara kondisi kecatatan

    dengan ruang personal yang diterapkan. Beberapa anak autis memilih jarak lebih dekat

    ke orang tuanya, sedangkan anak-anak dengan tipe autis tidak aktif, anak hiperaktif dan

    terbelakang mental memilih untuk menjaga jarak dengan orang dewasa.

    6.  Ketertarikan

    Ketertarikan, keakraban dan persahabatan membawa pada kondisi perasaan

     positif dan negatif antara satu orang dengan orang lain. Namun yang paling umum

    adalah kita biasanya akan mendekati sesuatu jika tertarik. Dua sahabat akan berdiri

     pada jarak yang berdekatan dibanding dua orang yang saling asing. Sepasang suami

    istri akan duduk saling berdekatan dibanding sepasang laki-laki dan perempuan yang

    kebetulan menduduki bangku yang sama di sebuah taman.

  • 8/17/2019 Ruang Personal Pada Lippo Mall, Kuta

    6/20

    6

    7.  Rasa Aman/Ketakutan

    Kita tidak keberatan berdekatan dengan seseorang jika merasa aman dan

    sebaliknya. Kadang ketakutan tersebut berasal dari stigma yang salah pada pihak-pihak

    tertentu,misalnya kita sering kali menjauh ketika berpapasan dengan orang cacat, atau

    orang yang terbelakang mental atau bahkan orang gemuk. Mungkin rasa tidak nyaman

    tersebut muncul karena faktor ketidakbiasaan dan adanya sesuatu yang berbeda.

    8.  Persaingan/Kerjasama

    Pada situasi berkompetisi, orang cenderung mengambil posisi saling

     berhadapan, sedangkan pada kondisi bekerjasama kita cenderung mengambil posisi

    saling bersisian. Tapi bisa juga sebaliknya, sepasang kekasih akan duduk berhadapan

    di ketika makan di restoran yang romantis,sedangkan dua orang pria yang duduk

     berdampingan di meja bar justru dalam kondisi saling bersaing mendapatkan perhatian

    seorang wanita yang baru masuk.

    9.  Kekuasaan dan Status

    Makin besar perbedaan status makin besar pula jarak antar personalnya.

    10.  Pengaruh Lingkungan Fisik

    Ruang personal juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan fisik. Di ruangdengan cahaya redup orang akan nyaman jika posisinya lebih berdekatan, demikian

    halnya bila ruangannya sempit atau kecil. Orang juga cenderung memilih duduk di

     bagian sudut daripada di tengah ruangan.

    2.3 Pengaruh Ruang Personal Terhadap Desain Arsitektur

    Ruang personal dimiliki oleh setiap orang. Berbagai rumusan masalah menjelaskan

    kurangnya ruang personal berarti mengurangi jarak interpersonal. Pengaruhnya adalah

    hilangnya rasa nyaman, aman, menimbulkan stress, komunikasi yang buruk, serta berbagai

    kendala terhadap rasa kebebasan. Sehingga, ruang personal berperan dalam menentukan

    kualitas hubungan seseorang dengan individu lainnya. Pemahaman terhadap ruang personal

    dapat melengkapi informasi bagi seorang arsitek agar lebih peka terhadap kebutuhan ruang

    yang akan mewadahi user nantinya. Peran ruang personal terhadap desain arsitektur dibedakan

    menjadi dua, yaitu :

  • 8/17/2019 Ruang Personal Pada Lippo Mall, Kuta

    7/20

    7

    1.  Ruang sosiopetal

    Istilah ini merujuk terhadap suatu tatanan desain arsitektur yang mampu

    memfasilitasi interaksi social. Tatanan sosiopetal yang paling umum seperti meja

    makan, tempat anggota keluarga berkumpul mengelilingi meja makan dan saling

     berhadapan satu sama lain. Selain penataan perabotan, pembentukan ruang juga sangat

     berpengaruh terhadap keberhasilan terbentuknya ruang sosiopetal.

    2.  Ruang sosiofugal

    Istilah ini merujuk pada tatanan desain arsitektur yang mampu mengurangi

    interaksi social. Tatanan sosiofugal ini biasanya sering ditemukan pada ruang tunggu.

    Seperti, ruang tunggu pada pusat perbelanjaan, rumah sakit, terminal bus, atau bandara

    tempat para pengunjung duduk saling membelakangi.

  • 8/17/2019 Ruang Personal Pada Lippo Mall, Kuta

    8/20

    8

    BAB III

    TINJAUAN OBJEK

    3.1 Latar Belakang Pemilihan Objek

    Ruang personal yang muncul dan mempengaruhi desain arsitektur dapat dibedakan

    menjadi dua yaitu, ruang sosiopetal atau tatanan desain arsitektur yang mampu

    memfasilitasi interaksi sosial dan ruang sosiofugal atau tatanan desain arsitektur yang

    mampu mengurangi interaksi sosial. Contoh ruang sosiopetal adalah meja makan, tempat

    anggota keluarga berkumpul mengelilingi meja makan dan saling berhadapan satu sama

    lain. Sedangkan contoh untuk ruang sosiofugal adalah ruang tunggu pada pusat

     perbelanjaan, rumah sakit, terminal bus, atau bandara tempat para pengunjung duduk

    saling membelakangi.

    Pusat perbelanjaan, rumah sakit, terminal bus atau bandara merupakan tempat

     publik yang sering di datangi oleh pengunjung, sehingga dengan adanya pengunjung yang

    cukup banyak pada tempat-tempat tersebut dapat mempermudah proses observasi

    dilapangan dan tidak kekurangan objek. Pusat perbelanjaan merupakan objek yang

    menarik serta tidak memerlukan izin untuk melakukan observasi karena penulis dapat

     juga berperan sebagai pengunjung disaat yang bersamaan. Hal ini membuat pemilihan

    objek jatuh pada fungsi pusat perbelanjaan. Dalam studi kasus ini , objek yang akan

    digunakan yaitu Lippo Mall Kuta, Badung, Bali. Ruang lingkup yang akan dibahas

     berupa ruang personal seseorang yang mengunjungi Lippo Mall.

    3.2 Identitas Objek

     Nama Objek : Lippo Mall Kuta, Badung, Bali.

    Deskripsi Objek : Lippo Mall Kuta yang berlokasi di Jalan Kartika Plaza,

    Kuta, Badung, dengan luas 33.000 m2, dengan penyediaan area

     parkir lebih dari 275 kendaraan roda empat dan 250 kendaraan

    roda dua. Mengusung konsep modern minimalist, konsep yang

    lebih mengedepankan fungsi namun tetap memperhatikan

    estetika. Mall dengan berbagai tenants yang tersedia didalamnya

    ini juga memiliki sebuah foodcourt yang menawarkan berbagai

  • 8/17/2019 Ruang Personal Pada Lippo Mall, Kuta

    9/20

    9

    macam hidangan nusantara dan luar negeri kepada konsumen

    yang berkunjung ke pusat perbelanjaan dengan mengambil

    konsep bajak laut lapar atau "hungry pirates".

    Lippo Mall Kuta juga difasilitasi sebuah jaringan

     bioskop di bawah bendera Lippo Group, mengumumkan

     peresmian bioskop barunya pada tanggal 18 februari 2015

    di Kuta, Bali. Bioskop yang terdapat di Lippo Mall Kuta lantai

    lower ground , Jalan Kartika Plaza, Lingkungan Segara, Kuta

    Badung, Bali ini memiliki tiga layar pertunjukan reguler dan dua

    layar dengan layanan premium Cinemaxx Gold dengan total

    kursi sebanyak 345 buah. Cinemaxx Lippo Mall

    Kuta akan memutar film 2D dan 3D. Interior Cinemaxx Lippo

    Mall Kuta didesain lebih unik dibandingkan Cinemaxx yang

    lainnya dengan mural berbagai tokoh ikonik Hollywood.

    Lokasi Objek : Lippo Mall Kuta yang berlokasi di Jalan Kartika Plaza,

    Kuta, Badung, Bali.

    Gambar 3.1 Peta Pulau Bali

    sumber : www.

     petatematikindo.files.wordpress.com

    13/04/2016 20:34

    Gambar 3.2 Peta Kabupaten Badung, Bali

    sumber : www.

     petatematikindo.files.wordpress.com

    13/04/2016 20:34

    Gambar 3.3 Peta Lokasi –  (Earth View)

    sumber : www. googlemaps.com

    13/04/2016 20:36

  • 8/17/2019 Ruang Personal Pada Lippo Mall, Kuta

    10/20

    10

    Area Observasi Objek : Observasi dilakukan pada tanggal 16 April 2016 pada

    saat pagi hari. Observasi diambil pada pagi hari untuk melihat

    objek observasi dengan pengunung yang tidak terlalu banyak,

    sehingga ruang personalnya dapat terlihat jelas. Area yang

    digunakan sebagai acuan merupakan berbagai area tunggu yang

     berada pada bagian dalam mall. Berikut adalah denah

    keseluruhan mall dan area pada lingkaran merah merupakan area

    yang dikunjungi untuk studi.

    Gambar 3.4 Denah Lower Ground

    Lippo Mall, Kuta

    sumber : www.lippomalls.com

    13/04/2016 20:44

    Gambar 3.5 Denah Ground Floor

    Lippo Mall, Kuta

    sumber : www.lippomalls.com

    13/04/2016 20:44

    Gambar 3.6 Denah Upper Ground

    Lippo Mall, Kuta

    sumber : www.lippomalls.com

    13/04/2016 20:44

  • 8/17/2019 Ruang Personal Pada Lippo Mall, Kuta

    11/20

    11

    BAB IV

    PEMBAHASAN

    4.1 Ruang Personal Pada Lippo Mall, Kuta

    Ruang personal merupakan suatu batasan yang menyerupai gelembung tidak terlihat yang

     berada disekeliling tubuh manusia. Batas ini mencakup batasan seorang individu satu dengan

    lainnya bisa berbeda tergantung dari petimbangan-pertimbangan individu itu sendiri, untuk

    mendapat kan jarak nyaman antara individu satu dengan individu lainnya. Hal tersebut dapat

    disesuaikan dengan melakukan interaksi sesuai jarak yang diinginkan. Pada Lippo Mall, Kuta

    ini ruang personal yang akan dibahas objeknya berada pada berbagai jenis ruang tunggu yang

    disediakan di dalam mall. Batas-batas dari ruang personal pada Lippo Mall, Kuta tidak tampak

    secara fisik saja, namun hal ini dapat diamati dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

    gestur, postur, sikap, dan posisi seseorang.

    Pada gambar 4.1 dapat dilihat beberapa gambaran kegiatan individu dan kelompok satu

    dengan lainnya. Pada area ini memiliki karakter yang cukup luas dengan penempatan beberapa

    Gambar 4.1 Area Ruang Tunggu Cinemaxxx pada Lippo Mall, Kuta

    sumber : dokumen observasi 16/04/2016 10:49

  • 8/17/2019 Ruang Personal Pada Lippo Mall, Kuta

    12/20

    12

    furniture sofa yang jarak satu furniture sofa dengan yang lainnya sekitar 1,5 meter berfungsi

    sebagai tempat untuk duduk sembari menunggu bagi pengunjung yang akan menonton

     bioskop. Pada ruang tunggu ticketing dibuat lebih terbuka dan dibatasi dengan sekat

    menyerupai pembatas tali agar pengunjung tidak saling mendahului. Terlihat jelas bagaimana

    tingkat kenyamanan dari pengunjung yang duduk diruang tunggu dibandingkan dengan

     pengunjung yang masih menunggu tiket karena masih berdiri. Kondisi ini juga mempengaruhi

     bagaimana ruang personal timbul akibat suatu keadaan yang disediakan sedemikian rupa,

    seperti pengunjung yang menunggu tiket dengan keadaan berdiri dan mengantri maka akan

    muncul ruang personal dengan sifatnya intim namun dengan keadaan yang tidak nyaman.

    Berbeda dengan pengunjung yang sedang duduk menunggu waktu film ditayangkan ruang

     personal yang timbul adalah ruang personal yang bersifat intim dengan tingkat kenyamanan

    lebih baik. Dalam suatu kegiatan yang dilakukan dapat terlihat bagaimana ruang pernonal yang

    muncul dan dibutuhkan oleh masing-masing individu tersebut. Kegiatan dari individu atau

    kelompok ini tidak dibatasi atau dipisahkan oleh batasan tertentu, namun batasan tersebut

    muncul akibat adanya kesadaran dan pengertian dari individu atau kelompok lain. Jika terjadi

     pelanggaran ruang personal dari masing-masing individu atau kelompok, kondisi yang terlihat

     jelas adalah individu atau kelompok tersebut akan berpindah dengan maksud mencari tempat

    yang lebih memungkinkan dengan ruang personal yang diinginkan agar kegiatan yang

    dilakukan lebih nyaman.

    Terdapat empat macam ruang personal dalam psikologi lingkungan yang muncul, yaitu :

    1.  Jarak intim (0-0,5 meter), yaitu jarak untuk berhubungan seks, untuk saling merangkul

    antar pasangan, sahabat atau anggota keluarga.

    2.  Jarak personal (0,5-1,3 meter), yaitu jarak untuk percakapan antara teman akrab.

    3. 

    Jarak sosial (1,3-4 meter), yaitu hubungan bersifat formal seperti dalam bisnis.

    4.  Jarak publik (4-8,3 meter), hubungan yang lebih formal, seperti narasumber dengan

     para peserta dalam seminar.

  • 8/17/2019 Ruang Personal Pada Lippo Mall, Kuta

    13/20

    13

    Pada gambar 4.2 ruang personal yang muncul antara individu dengan audience area ini

    diperuntukkan sebagai area berlangsungnya suatu event  yang memerlukan area yang cukup

    luas agar dapat menampung massa dalam jumlah besar. Termasuk ruang personal dengan jarak

     publik (4-8,3 meter).

    Pada gambar 4.3 ruang personal yang muncul antara individu dengan rekan bisnis atau

    kerjanya area ini diperuntukkan sebagai area berlangsungnya suatu briefing yang sifatnya

    mendadak dalam kondisi dan situasi tertentu. Selain itu area  front office ini juga berdekatan

    Gambar 4.2 Area Void  pada Lippo Mall, Kuta

    sumber : dokumen observasi 16/04/2016 11:20

    Gambar 4.3 Area Front Office 

    Cinemaxxx pada Lippo Mall, Kuta

    sumber : dokumen observasi

    16/04/2016 10:49

    Gambar 4.4 Area Void pada Lippo

    Mall, Kuta

    sumber : dokumen observasi

    16/04/2016 11:25

  • 8/17/2019 Ruang Personal Pada Lippo Mall, Kuta

    14/20

    14

    dengan area tunggu Cinemaxxx Lippo Mall, Kuta. Termasuk ruang personal dengan jarak

    sosial (1,3-4 meter), yaitu hubungan bersifat formal seperti dalam bisnis. Pada gambar 4.4

    ruang personal yang muncul antara sesama individu dengan hubungan yang cukup akrab.

    Termasuk ruang personal dengan jarak personal (0,5-1,3 meter), yaitu jarak untuk percakapan

    antara teman akrab. 

    Pada gambar 4.5 ruang personal yang muncul antar sesama keluarga area ini

    diperuntukkan sebagai area beristirahat sejenak bagi para pengunjung dengan pemanfaatan

    kolom selain sebagai element estetika juga sebagai area beristirahat sambil menikmati view

    yang ada. Termasuk ruang personal dengan jarak intim (0-0,5 meter) karena kedekatan yang

    ditimbulkan. 

    4.2 Faktor Pengaruh Ruang Personal Pada Lippo Mall, Kuta

    Faktor yang mempengaruhi ruang personal pada Lippo Mall, Kuta ini hampir sama

    dengan keseluruhan faktor pengaruh ruang personal pada umumnya seperti, jenis kelamin,

    umur, kepribadian, ketertarikan, rasa aman atau ketakutan, persaingan atau kerjasama,

     pengaruh lingkungan fisik. Berikut ini adalah penjelasannya :

    Gambar 4.5 Rest  Area pada Lippo Mall,

    Kutasumber : dokumen observasi

    16/04/2016 14:10

  • 8/17/2019 Ruang Personal Pada Lippo Mall, Kuta

    15/20

    15

    1.  Jenis Kelamin

    Hampir diberbagai tempat pada

    umumnya laki-laki memang memiliki ruang

    yang lebih besar, seperti kecendrungan

    mereka untuk menjaga pasangannya pada

    kondisi tertentu jika ruang personal mereka

    terinterfensi maka dapat terjadi hal yang

    tidak diinginkan.

    2.  Umur

    Dengan bertambahnya usia seseorang, maka makin besar juga ruang

     personalnya, hal tersebut berkaitan dengan kemandirian. Lippo Mall, Kuta ini

    dikunjungi oleh berbagai macam usia dari balita hingga dewasa, hal ini tentunya

    memiliki tingkat ketergantungan yang berbeda. Misalnya, sekelompok anak remaja

    yang berkunjung ke mall ini cenderung bersama

    kelompoknya atau dapat berjalan sendiri sesuai dengan

    kemandiriannya hal ini menunjukkan bahwa remaja

    tersebut sudah bisa menentukan sendiri batas ruang

     personalnya, berbeda halnya dengan balita yang masihharus didampingi orang tuanya untuk berjalan di mall

    yang belum bisa menentukan sendiri batas ruang

     personalnya dan masih memiliki tingkat

    ketergantungan yang tinggi.

    3.  Kepribadian

    Kepribadian tiap orang tentunya

     berbeda-beda ada yang terbuka dan ada yang

    tertutup hal ini berkaitan dengan pengunjung

    mall yang memiliki kepribadian ramah atau

    terbuka cenderung lebih mudah akrab dan

    memiliki ruang personal kecil. Sebalikinya

     pengunjung yang memiliki kepribadian

    tertutup atau mudah cemas maka ruang

    Gambar 4.6 Eskalator  pada Lippo Mall, Kuta

    sumber : dokumen observasi 16/04/2016 11:27

    Gambar 4.7 Keluarga yang Berkunjung pada

    Lippo Mall, Kuta

    sumber : dokumen observasi 16/04/2016 11:29

    Gambar 4.8 Pengunjung pada Lippo Mall, Kuta

    sumber : dokumen observasi 16/04/2016 11:34

  • 8/17/2019 Ruang Personal Pada Lippo Mall, Kuta

    16/20

    16

     personalnya akan besar karena menimbulkan jarak yang cukup lebar untuk menghindari

    sesuatu dari hal yang dicemaskan.

    4.  Ketertarikan

    Ketertarikan dalam hal ini bisa dilihat

    dari banyak atau sedikitnya jumlah pengunjung

    yang memasuki suatu outlet  yang ada pada Lippo

    Mall, Kuta. Biasanya pengunjung akan

    mendekati sesuatu jika tertarik. Kemungkinan

     bagi sepasang suami istri akan duduk saling

     berdekatan dibanding sepasang laki-laki dan

     perempuan yang kebetulan menduduki bangku

    yang ada saat mencoba sebuah produk alas kaki

    atau sepatu.

    5.  Rasa Aman/Ketakutan

    Kecendrungan pengunjung perempuan

    untuk menghindari diri dari seseorang yang

    dirasa membahayakan. Rasa takut tersebut

     berasal dari stigma yang salah pada pihak-

     pihak tertentu. Selain itu kemungkinan

     pengunjung menjauh ketika berpapasan

    dengan orang cacat, atau orang yang

    terbelakang mental atau bahkan orang

    gemuk.

    6.  Persaingan/Kerjasama

    Masing-masing outlet yang terdapat pada Lippo Mall, Kuta ini tentunya

    memiliki persaingan tersendiri dalam mendapatkan pelanggan yang dapat membeli

     produknya. Namun bagi karyawan yang bekerja pada satu outlet yang sama cenderung

     bekerja sama untuk memajukan outletnya sehingga dapat bersaing dengan outlet yang

    lain. Pada situasi berkompetisi, orang cenderung mengambil posisi saling berhadapan,

    sedangkan pada kondisi bekerjasama orang cenderung mengambil posisi saling

     bersisian.

    Gambar 4.10 Pengunjung Lippo Mall, Kuta

    sumber : dokumen observasi 16/04/2016 11:33

    Gambar 4.9 Pengunjung Matahari Department

    Store pada Lippo Mall, Kuta

    sumber : dokumen observasi 16/04/2016 12:10

  • 8/17/2019 Ruang Personal Pada Lippo Mall, Kuta

    17/20

    17

    7.  Kekuasaan dan Status

    Makin besar perbedaan status makin besar pula jarak antar personalnya. Hal ini

     berkaitan dengan kecendrungan seorang manager yang tidak segan-segan untuk

    memarahi bahkan memberhentikan karyawannya akibat suatu kesalahan yang

    merugikan Lippo Mall, Kuta.

    8.  Pengaruh Lingkungan Fisik

    Pengaruh lingkungan fisik terlihat

    dari kecendrungan ruang bioskop dengan

    cahaya redup ketika film ditayangkan

    orang akan nyaman jika posisinya lebih

     berdekatan, selain itu orang juga cenderung

    memilih duduk di bagian sudut daripada di

    tengah ruangan.

    4.3. Pengaruh Ruang Personal Terhadap Desain Arsitektur Lippo Mall, Kuta

    Pengaruh dan peranan ruang personal terhadap desain arsitektur Lippo Mall, Kuta ini

    dapat dibedakan menjadi dua seperti, pertama yaitu dengan munculnya ruang sosiopetal yang

    merujuk terhadap suatu tatanan desain arsitektur agar mampu memfasilitasi interaksi sosial.

    Pada Lippo Mall, Kuta terdapat  foodcourt Hungry Pirates ini dengan penempatan meja makan

    sebagai tempat anggota keluarga berkumpul mengelilingi meja makan dan saling berhadapan

    satu sama lain.

    Gambar 4.12 Foodcourt Area Pada

    Lippo Mall, Kutasumber : dokumen observasi

    16/04/2016 13:40

    Gambar 4.11 Pengunjung Cinemaxxx pada Lippo

    Mall, Kuta

    sumber : dokumen observasi 16/04/2016 15:14

  • 8/17/2019 Ruang Personal Pada Lippo Mall, Kuta

    18/20

    18

    Selain itu pada Lippo Mall, Kuta juga terdapat Pirates bar. Sebuah bar bernuansa pantai

    dengan mengusung ikon bajak laut yang sesuai dengan nama dari bar tersebut. Bar

    memungkinkan menampung massa dalam jumlah banyak dengan tingkat interaksi sosial yang

    cukup tinggi dalam satu tempat.

    Kedua yaitu dengan munculnya ruang sosiofugal yang merujuk pada tatanan desain

    arsitektur agar mampu mengurangi interaksi sosial. Tatanan sosiofugal pada Lippo Mall, Kuta

    ini biasanya sering ditemukan pada ruang tunggu tempat para pengunjung duduk saling

    membelakangi. dan tempat beristirahat bagi pengunjung yang terdapat pada kolom dengan

    diberi tempat untuk duduk dan elemen estetika sebagai penambah daya tarik.

    Gambar 4.13 Area Bar Pada Lippo

    Mall, Kuta

    sumber : dokumen observasi

    16/04/2016 14:00

    Gambar 4.15 Rest Area Pada Lippo

    Mall, Kuta

    sumber : dokumen observasi

    16/04/2016 12:30

    Gambar 4.14 Area Tunggu Pada Lippo

    Mall, Kuta

    sumber : dokumen observasi

    16/04/2016 12:17

  • 8/17/2019 Ruang Personal Pada Lippo Mall, Kuta

    19/20

    19

    BAB V

    PENUTUP

    5.1 Simpulan

    Ruang personal menyerupai suatu gelembung yang tidak terlihat dengan membatasi

    individu yang ukurannya dapat mengecil atau membesar sesuai dengan keinginan masing-

    masing individu saat melakukan kegiatannya, serta dipengaruhi juga oleh beberapa faktor.

    Faktor tersebut antara lain, jenis kelamin, umur, kepribadian, gangguan psikologi, kondisi

    kecacatan, rasa aman atau takut, persaingan atau kerjasama, kekuasaan atau status, pengaruh

    lingkungan. Pengaruh ruang personal pada desain arsitektur Lippo Mall, Kuta terbagi menjadi

    dua yaitu pertama dengan timbulnya ruang sosiofetal atau tatanan desain arsitektur yang

    merujuk pada ruang pendukung interaksi sosial yang diaplikasikan dengan adanya  foodcourt

     Hungry Pirates dan Pirates bar, kedua dengan timbulnya ruang sosiofugal atau tatanan desain

    arsitektur yang merujuk pada ruang yang mengurangi interaksi sosial yang diaplikasikan

    dengan adanya ruang tunggu serta pemanfaatan kolom yang diberi tempat untuk duduk.

    Terdapat sebuah hubungan yang mampu memberikan pemahaman bahwa ruang personal tiap

    individu berbeda-beda.

    5.2 Saran

    Untuk mencapai kenyamanan ruang personal bagi individu atau kelompok, para arsitek

    harus menguasai aspek personal dalam mendesain atau merancang suatu ruang.

  • 8/17/2019 Ruang Personal Pada Lippo Mall, Kuta

    20/20

    20

    DAFTAR PUSTAKA

    Sumber Bacaan :

    Haryadi dan B.Setiawan. 2010.  Arsitektur, Lingkungan dan Perilaku. Yogyakarta : Gadjah

    Mada University Press. (hal.42-44)

    Laurens, Jonce Marchella. 2005. Arsitektur dan Perilaku Manusia. Jakarta : Grasindo.

    Prabowo, Hendro.1998.  Arsitektur, Psikologi dan Masyarakat.  Depok : Universitas

    Gunadarma

    Sumber Internet :

    elearning.gunadarma.ac.id. Psikologi Lingkungan Bab 5 Ruang Personal dan Teritorialias.pdf.

    (hal.49-53) diakses tanggal 16 April 2016 pada pukul 21.15

    www.lippomalls.com diakses tanggal 16 April 2016 pada pukul 21.48