Top Banner
8

Rockvision #4 - Juli 2014

Apr 08, 2016

Download

Documents

SM-IAGI Undip

Buletin dari SM IAGI Undip yang membahas mengenai geologi / ilmu kebumian.
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Rockvision #4 - Juli 2014
Page 2: Rockvision #4 - Juli 2014

Letusan super (super-

eruption) Toba adalah le-

tusan gunung berapi super yang

terjadi sekitar 70.000 tahun yang

lalu di kawasan yang sekarang

menjadi Danau Toba, Sumatera

Utara, Indonesia. Letusan ini diakui

sebagai salah satu letusan gunung

terdahsyat di Bumi. Hipotesis

bencana Toba berpendapat bahwa

peristiwa alam ini mengakibat-

kan musim dingin vulkanik di se-

luruh dunia selama 6–10 tahun dan

masa pendinginan selama 1.000

tahun.

Letusan Super

Letusan Toba atau peristiwa Toba

terjadi di daerah yang saat ini

merupakan Danau Toba seki-

tar 73.000±4.000 tahun Sebelum

Masa Kini (Before Present; BP).

Letusan ini merupakan yang tera-

khir dan terbesar dari empat le-

tusan Toba selama kala Kwarter.

Letusan ini dikenal karena endapan

yang dihasilkannya yaitu Youngest

Toba Tuff atau YTT. Letusan ini

memiliki Indeks Letusan Vulkan-

ik sebesar 8 ("apokaliptik") atau

magnitudo ≥ M8; efek letusan ter-

hadap kompleks kaldera seluas 100

X 30 km sangat besar. Perkiraan

ekuivalen batuan padat terhadap

volume eruptif letusan ini berkisar

antara

2.000 km³ dan 3.000 km³ . Massa

letusannya 100 kali lebih besar da-

ripada letusan gunung terbesar

dalam sejarah modern, le-

tusan Gunung Tambora di Indone-

sia tahun 1815 yang mengakibatkan

"Tahun Tanpa Musim Panas" 1816 di

belahan utara Bumi.

Letusan Toba terjadi

di Indonesia dan menghasilkan

lapisan endapan debu setebal kira-

kira 15 sentimeter di seluruh Asia

Selatan. Debu vulkanik juga men-

gendap di Samudra Hindia, Laut

Arab, dan Laut Cina Selatan. Inti

(core) laut dalam yang diambil dari

Laut Cina Selatan telah membuk-

tikan besarnya jangkauan letusan,

sehingga perhitungan massa le-

tusan sebesar 2.800 km³ dianggap

sebagai jumlah minimum atau

bahkan terlalu kecil.

Bukti Ilmiah

Pada tahun 1939, geolog

Belanda Van Bemmelen

melaporkan, Danau Toba, yang pan-

jangnya 100 kilometer dan lebarnya

30 kilometer, dikelilingi oleh tuff,

Toba Supervolcano

2 ROCKVISION - Juli 2014 “Jiwa Muda, Semangat Merdeka”

pumice dan skoria peninggalan dari

letusan gunung.

Karena itu, Van Bemmelen

menyimpulkan, Toba adalah sebuah

gunung berapi. Belakangan, be-

berapa peneliti lain menemukan

debu Riolitik yang seusia dengan

batuan Toba di Malaysia, bahkan

juga sejauh 3.000 kilometer ke

utara hingga India Tengah.

Para peneliti awal, Van

Bemmelen juga Aldiss dan Ghazali

(1984) telah menduga Toba tercip-

ta lewat sebuah letusan maha-

dahsyat.

Namun peneliti lain,

Vestappen (1961), Yokoyama dan

Hehanusa (1981), serta Nishimura

(1984), menduga kaldera itu tercip-

ta lewat beberapa kali letusan.

Peneliti lebih baru, Knight

dan sejawatnya (1986) serta Ches-

ner dan Rose (1991), memberikan

perkiraan lebih detail: kaldera Toba

tercipta lewat tiga letusan raksasa

Letusan supervolcano Yel-

lowstone yang terkenal dahsyat

masih kalah dengan letusan super-

volcano Toba. Beberapa ahli kelau-

tan pun melaporkan telah

menemukan jejak-jejak batuan Toba

di Samudra Hindia dan Teluk Beng-

gala.

Page 3: Rockvision #4 - Juli 2014

3 ROCKVISION - Juli 2014 “Jiwa Muda, Semangat Merdeka”

Musim Dingin Vulkanik dan Pend-

inginan

Letusan Toba tampaknya

terjadi bersamaan dengan muncul-

nya periode glasiasi terakhir. Mi-

chael L. Rampino dan Stephen Self

berpendapat bahwa letusan terse-

but mengakibatkan " pendinginan

singkat yang dramatis atau 'musim

dingin vulkanik' " yang menurunkan

suhu permukaan rata-rata dunia

sebesar 3–5 °C dan mempercepat

transisi dari suhu panas ke dingin

dalam siklus glasiasi terakhir.

Bukti dari inti es Green-

land menunjukkan adanya periode

penurunan isotop 18O selama 1.000

tahun dan peningkatan endapan

debu setelah letusan Toba. Letusan

ini bisa jadi menghasilkan periode

suhu dingin selama 1.000 tahun

tersebut (stadial); dua abad di an-

taranya disebabkan oleh ber-

tahannya muatan partikel debu

Toba di lapisan stratosfer.

Rampino dan Self yakin

bahwa pendinginan global sudah

berlangsung saat letusan terjadi,

namun prosesnya lambat; YTT

"mungkin memberi 'tendangan'

kuat sehingga sistem iklim beralih

dari suhu panas ke dingin.

[Joko Suprayetno / disadur dari

berbagai sumber]

Gambar:

(atas): peta

kawasan Da-

nau Toba,

Sumatera

Utara.

(tengah): se-

baran depos-

it letusan

Toba.

(bawah): A;

deposit le-

tusan Toba

(lapisan

putih) di

Middle Son

Valley, India.

B; kenampa-

kan lapisan

putih yang

diidentifikasi

sebagai de-

posit

piroklastik

jatuhan.C;

stratigrafi.

Sumber gambar: rovicky.wordpress.com

Sumber gambar: antropogenez.ru

Sumber gambar: dx.doi.org/10.1016/j.palaeo.2014.02.014

Page 4: Rockvision #4 - Juli 2014

4 ROCKVISION - Juli 2014 “Jiwa Muda, Semangat Merdeka”

Belajar dari Mbah Rono: Belajar dari Mbah Rono: Belajar dari Mbah Rono: “MITIGASI” Kebencanaan“MITIGASI” Kebencanaan“MITIGASI” Kebencanaan

Dalam diskusi terbuka di

Group FB (Kelompok Studi Kawasan

Merapi) terjadi perbedaan pen-

dapat tentang jenis letusan Merapi

beberapa waktu lalu (freatik, mag-

matik, freatomagmatik). Ada pem-

belajaran yang bagus dari Mbah

Rono tentang MITIGASI

kebencanaan.

―Wah Pakdhe, diskusi di Facebook

ada juga manfaatnya ya‖

MITIGASI ITU UNTUK MASYARAKAT

Secara tegas Mbah Rono

mengatakan apapun jenis le-

tusannya: freatik, freato-magmatik

dan magmatik itu bukan masalah.

Yang jadi masalah bila sebelum

terjadi letusan harus diketahui

berdasarkan tanda2 aktivitasnya,

jika gunungapi tersebut dipantau

secara menerus. Jika diketahui

peningkatan secara dini, maka

disampaikan secara dini aktivitas

tersebut termasuk ancaman baha-

ya jika terjadi erupsi, agar

masyarakat dapat mengantisipasi

secara dini guna mengantisipasi

ancaman bahaya erupsi, Dengan

demikian resiko bencana erupsi

gunungapi dapat ditekan secara

optimal.

Setiap gejala alam, pasti

ada tanda2nya, itu bagian dari

kepastian alam. Seperti hujan akan

diawali dengan mendung, walau

mendung belum tentu diakhiri oleh

hujan, demikian juga tidak semua

peningkatan aktivitas gunungapi

diakhiri oleh letusan.

Menurut Pak Suro-

no, ―Lebih baik saya salah

mengambil keputusan, namun

semua selamat, daripada saya ra-

gu atau membuat semua orang

ragu dan panik/ketakutan. Karena

panik, resah, takut karena ketidak-

pastian aktivitas gunungapi sudah

merupakan bencana―.

UNTUK KEPENTINGAN MASYARAKAT

Bahwa peringatan dini ak-

tivitas gunungapi itu kewenangan

pemerintah, tetapi ditujukan untuk

kepentingan masyarakat di sekitar

yang bermukim dan beraktivitas di

kawasan rawan bencana gununga-

pi, bukan untuk gunungapi dan

bukan untuk para ahlinya. Karena

dalam mitigasi bencana (apapun

jenisnys) yang menjadi subjek ada-

lah masyarakat di kawasan rawan

bencana, bukan objek ancaman

bahayanya juga bukan ahlinya.

Peringatan dini gunungapi bukan

untuk meramalkan kapan gununga-

pi akan meletus dan berapa

besarnya letusannya, namun meru-

pakan ―jembatan‖ antara aktivitas

gunungapi yg berpotensi mem-

berikan ancaman bahaya yg berisi-

ko menyebabkan bencana dengan

masyarakat di sekitarnya.

―Wah Pakdhe, kalau begitu sangat

tepat IAGI telah memberikan

penghargaan khusus kepada Pak

Surono pada Joint Convention HAGI

-IAGI di Medan kemarin ya‖

Page 5: Rockvision #4 - Juli 2014

5 ROCKVISION - Juli 2014 “Jiwa Muda, Semangat Merdeka”

PERINGATAN DINI ADALAH HAK ASASI.

Jadi, peringatan dini adalah hak masyarakat yg

merupakan bagian dari bentuk layanan pemerintah

kepada masyarakat. Hal ini dijamin dlm amanah UUD

1945 Pasal 28 G Ayat 1: dimana ketenangan dan rasa

aman terhadap rasa takut dari ancaman merupakan

hak asasi yg dijamin oleh pemerintah untuk masyara-

kat.

[UUD 1945 Pasal 28G : Setiap orang berhak

atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan,

martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaann-

ya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari

ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat

sesuatu yang merupakan hak asasi].

Mudah-mudahan pelajaran Mbah Rono ini juga menjadi

pembelajaran setiap petugas, pengamat, ahli dan

masyarakat.

Note/Catatan Pakde:

Didalam pengamatan gejala alam, termasuk

bencana, setiap orang/individu manusia akan mem-

iliki tugas, fungsi, dan juga kepentingan sendiri. yg

sering bermasalah itu bukan benar salahnya pen-

dapat atau langkah yg diambil. tetapi kalau itu dil-

akukan oleh orang yg tidak berkompeten pada masa-

lah itu. Biarkan saja ahlinya berdebat wong tugas

mereka, memang itu tugas saintis. Lah kalau petugas

kebencanaan ya jangan ikutan debatnya. Disitulah

fungsi pejabat pengambil keputusan. Harus mampu

memutuskan langkah, bukan memutuskan jenis le-

tusan. JS

[sumber: rovicky.wordpress.com]

This paper presents geo-

logical investigation especially in

mitigation planning for eruption

disaster of Mount Merapi. Mount

Merapi (also referred to as Gunung

Merapi) is located in Central Java,

Indonesia. It is classified as

‗stratovolcano‘ due to the layers of

volcanic material that comprise its

structure of 2929 mdpl (Kamil,

2010) meters in height. Mount

Merapi is situated in what is re-

ferred to as a ‗subduction zone‘ –

where the Indo-Australian Plate is

being pushed under the Eurasian

Plate causing significant seismic

activity and forming its reputation

as Indonesia‘s most active volcano.

In more recent times, it has main-

tained its active status through its

regular eruptions which have had

varying impacts upon the commu-

nity.

The purpose of this paper

is to reduce the rate of mortality,

environmental damages or even

economic disadvantages. Based on

Page 6: Rockvision #4 - Juli 2014

6 ROCKVISION - Juli 2014 “Jiwa Muda, Semangat Merdeka”

eruption record, during 10 years,

Merapi had already erupted twice.

One happened at 2006 and later

2010. The year of current eruption

shows that Merapi has eruption

cycle of 4 years. It was not happen

in during past 10 years only. One of

the disasters that came along with

the eruption was a major earth-

quake in a scale of 5.9 Richter on

May 27th 2006, which claimed

more than 5,500 losses of lives

and destroyed approximately

500,000 houses. The time move-

ment of the magma was too fast in

2010 eruption. According to the

Institute of Research and Develop-

ment of Volcanic Technology

(IRDVT), the energy of Mount Mera-

pi eruption of 2010 was many times

higher than that of 2006 eruption.

The safe point of Merapi eruption

in 2010 was also widening until 10

kilometres.

Surface geological map-

ping and deposit analysis shows

that Merapi will erupt hot clouds

and lava into the air, which later

free falling passing slopes. Pyro-

clastic materials will also spew

out. We also cannot put aside the

flow of cold lahar which mostly

flows days after the eruption. Dis-

trict Sleman is the most suffered

from the Merapi phreato-magmatik

eruption. We conclude from some

of informants above shows their

understanding of causes of erup-

tion due to natural phenomenon is

common to happen. Understanding

that a disaster is caused by natu-

ral phenomenon will make the dis-

aster is more readily accepted.

Early mitigation need to be pre-

pared earlier and doubled. The

system of the mitigation itself are

including the Endangered Area map

during the eruption, (Geologi Tata

Lingkungan) map, Mitigation map of

Mount Merapi, and its lava or lahar

flow prediction referring to previ-

ous eruption data.

Merapi eruption has shown

a cycle for 4 years cycle. Less or

more, it had caused a serious

damage around the volcano itself.

Materials which being thrown up

such as lavas, pyroclastic, hot

cloud and so on. These hazards will

surely bring enough damage dur-

ing its eruption. That is why mitiga-

tion planning is so important. This

planning should be appropriate,

implementable and effective

enough to take care of further

damages.

Photos of Merapi summit. The left picture was taken in September 2010 (before eruption) while the right one was taken in June 2011 (after erup-tion). The formation of the crater that opened toward south – southeast after eruption indicates that the threat of future eruptions would be dominant to the southern part (Photo courtesy of CVGHM).

Evidence in Kaliputih & Opak River.

Page 7: Rockvision #4 - Juli 2014

Bencana dan bahaya alam pada 20 tahun terakhir telah

mempengaruhi empat milyar orang, menewaskan 1,3 juta orang dan

menghabiskan kerugian ekonomi US$2 trilyun.

Jenewa —Ratusan perwakilan pemerintah, otoritas lokal, sektor

swasta dan masyarakat madani akan berkumpul untuk memulai peker-

jaan untuk mencapai kesepakatan global baru mengenai Pengurangan

Risiko Bencana minggu depan di kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa di

Jenewa.

Pertemuan ini akan memberikan dasar bagi Konferensi Dunia

PBB ketiga mengenai Pengurangan Risiko Bencana, Maret tahun depan

di Sendai, Jepang.

Kesepakatan baru itu akan menggantikan Kerangka Kerja Hyogo

untuk Aksi, yang diadopsi oleh semua negara anggota PBB di 2005 me-

nyusul tsunami Samudera Hindia yang membunuh hampir seperempat

juta orang.

PBB memperkirakan bahwa bencana dan bahaya alam pada 20

tahun terakhir telah mempengaruhi empat milyar orang, menewaskan

1,3 juta orang dan menghabiskan kerugian ekonomi US$2 trilyun.

Kepala Kantor PBB untuk Pengurangan Risiko Bencana, Mar-

gareta Wahlstrom, mengatakan keberhasilan terbesar tunggal dari

kesepakatan Hyogo adalah penyelamatan nyawa melalui pemberlakuan

rencana persiapan, seperti sistem peringatan dini. Namun ia menga-

takan kesepakatan itu telah usang.

"Sangat jelas bahwa sebuah kesepakatan baru yang telah diper-

barui diperlukan karena kerugian ekonomi, urbanisasi yang pesat dan

peningkatan kemakmuran di dunia. Pada saat yang sama, banyak aktor-

aktor baru lainnya, karena kerugian ekonomi, sektor swasta memiliki

fokus besar dalam hal ini juga," ujar Wahlstrom.

PBB memperkirakan kerugian ekonomi akibat bencana alam

telah mencapai lebih dari $100 milyar per tahun dalam 10 tahun tera-

khir.JS

[sumber: voaindonesia.com]

7 ROCKVISION - Juli 2014 “Jiwa Muda, Semangat Merdeka”

Medco Temukan Gas Hidrokarbon di

Libya. PT Medco Energi Internasional

Tbk (MEDC) melalui anak perus-

ahaannya Medco International Ven-

ture Limited (MIVL) berhasil me-

nyelesaikan pemboran sumur ap-

praisal di Area 47 Libya, sumur per-

tama yang dibor setelah masa Revo-

lusi Libya.

SKK Migas Klaim Produksi Minyak

Meroket. Kepala SKK Migas J

Widjonarko di Jakarta menga-

takan, pada semester kedua, proyek

-proyek peningkatan produksi akan

mulai berjalan. "Dengan demikian,

produks i akan mula i 'ramp

up' (naik)," katanya, hari ini.

Ada Blok Cepu, Lifting Diperkirakan

Capai 1 Juta BpH. Upaya yang dapat

dilakukan untuk meningkatkan jumlah

produksi minyak, adalah dengan

pekerjaan work over (pembersihan

sumur) dan melakukan pemboran

baru.

DPR Sahkan RUU Panas Bumi

Agustus 2014 . Diren EBTKE Rida Mul-

yana menilai regulasi ini mampu

mengatasi kendala yang dihadapi

dalam pengembangan panas bumi.

Selama ini pengembangan panas

bumi terkendala izin, karena berten-

tangan dengan sifat kegiatan yang

masuk kegiatan pertambangan. Pa-

dahal potensi panas bumi sebagian

besar terletak di hutan konservasi.

Page 8: Rockvision #4 - Juli 2014

Earth Observatory—Image of The Month ini berisi citra satelit yang bersumber dari situs

resmi NASA dan bisa diakses melalui alamat internet http://earthobservatory.nasa.gov/.

Untuk edisi ini, Image of The Month adalah

citra dari negara Brasil. Citra kali ini adalah citra

dari kota Brasilia dengan menonjolkan stadion nasion-

al Brazil yang bernama Es-tado Nac ional. C itra

disamping difoto dengan

kamera di stasiun angkasa

internasional (ISS).

Untuk menghadapi

piala dunia 2014, stadion ini direnovasi sejak tahun 2010.

Untuk saat ini, stadion na-sional ini adalah stadion

termahal di dunia setelah stadion Wembley di London.

Renovasi yang dilakukan bukan hanya di stadion tapi

juga di seluruh penjuru kota mulai dari infrastruktur

transportasi, perhotelan,

jalan raya, dsb.

―National Stadium of Brasília‖

SM-IAGI Universitas Diponegoro adalah salah satu organisasi mahasiswa di Pro-

gram Studi Teknik Geologi Undip yang memiliki visi sebagai wadah generasi muda di ka-

langan mahasiswa kebumian untuk mengajukan, mengusahakan dan menjalankan perannya

demi kedaulatan dan kesejahteraan Bangsadan Tanah Air Indonesia. Serta menjadi SDM yang

memiliki kapabilitas untuk dapat bersaing di dunia global

Buletin SM-IAGI Universitas Diponegoro ini memiliki nama ROCKVISION. Penamaan

buletin ini terinspirasi oleh nama ketua IAGI saat ini yaitu bapak Rovicky. ROCKVISION ini

merupakan kata yang diperoleh dari pemlesetan kata Rovicky. ROCKVISION secara harafiah

terdiri dari dua kata yaitu Rock dan Vision. Rock memiliki arti batuan, yang merupakan objek

studi utama dari ilmu geologi. Sedangkan kata Vision disini dapat diartikan sebagai impian

ataupun bayangan tentang masa depan. Dari kata Vision ini maka diharapkan SM-IAGI Undip

dapat memiliki masa depan yang cerah baik bagi organisasinya sendiri, maupun bagi para

anggota-anggotanya.

SM IAGI Undip

ROCKVISION

Image of The Month

Jiwa Muda Semangat Merdeka