Top Banner
Laporan Praktikum Calori Work Nama/NPM : Rizki Larasati / 1406533541 Fakultas / Program Studi : Teknik / Teknologi Bioproses Group : 8B Kawan Kerja : 1. Adam Bramantyo Barus 2. Davita Kristabel Mandala 3. Dwiki Syahbana Putra 4. Haris Abdul Aziz 5. Jonathan Ekaputra 6. Nafis D Hannan 7. Rizky Abby Purnawan Nomor dan Nama Percobaan : KR02 Calori Work Minggu Percobaan : Pekan 1 Tanggal Percobaan : 24 Februari 2015 Nama Asisten : Fera Gustina Purwati Laboratorium Fisika Dasar UPP IPD Universitas Indonesia
19

RizkiLarasati_1406533541_8B_Selasa siang FD1B.pdf

Dec 23, 2015

Download

Documents

Rizki Larasati
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: RizkiLarasati_1406533541_8B_Selasa siang FD1B.pdf

Laporan Praktikum

Calori Work

Nama/NPM : Rizki Larasati / 1406533541

Fakultas / Program Studi : Teknik / Teknologi Bioproses

Group : 8B

Kawan Kerja :

1. Adam Bramantyo Barus

2. Davita Kristabel Mandala

3. Dwiki Syahbana Putra

4. Haris Abdul Aziz

5. Jonathan Ekaputra

6. Nafis D Hannan

7. Rizky Abby Purnawan

Nomor dan Nama Percobaan : KR02 – Calori Work

Minggu Percobaan : Pekan 1

Tanggal Percobaan : 24 Februari 2015

Nama Asisten : Fera Gustina Purwati

Laboratorium Fisika Dasar

UPP – IPD

Universitas Indonesia

Page 2: RizkiLarasati_1406533541_8B_Selasa siang FD1B.pdf

KR02 - Calori Work I. Tujuan

Menghitung nilai kapasitas kalor suatu kawat konduktor.

II. Alat

1. Sumber tegangan yang dapat divariasikan

2. Kawat konduktor ( bermassa 2 gr )

3. Termometer

4. Voltmeter dan Ampmeter

5. Adjustable power supply

6. Camcorder

7. Unit PC beserta DAQ dan perangkat pengendali otomatis

III. Cara Kerja

1. Mengaktifkan Web cam ! (mengklik icon video pada halaman web r-Lab)

2. Memberikan tegangan sebesar V0 ke kawat konduktor

3. Menghidupkan Power Supply dengan meng’klik’ radio button disebelahnya.

4. Mengambil data perubahan temperatur , tegangan dan arus listrik pada kawat

konduktor tiap 1 detik selama 10 detik dengan cara meng’klik” icon “ukur”

5. Memperhatikan temperatur kawat yang terlihat di web cam, tunggulah hingga

mendekati temperatur awal saat diberikan V0 .

6. Mengulangi langkah 2 hingga 5 untuk tegangan V1, V2 dan V3

IV. Teori

Page 3: RizkiLarasati_1406533541_8B_Selasa siang FD1B.pdf

A. Kalor

Kalor didefinisikan sebagai sesuatu yang dipindahkan sebagai akibat dari

perbedaan suhu. Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh

suatu benda yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka

kalor yang dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya

rendah maka kalor yang dikandung sedikit.

Satuan kalor adalah kalori dimana, 1 kalori adalah kalor yang diperlukan untuk

menaikkan temperatur 1 gr air dari 14,5 C menjadi 15,5 C. Dalam sistem British, 1

Btu (British Thermal Unit) adalah kalor untuk menaikkan temperatur 1 lb air dari 63

F menjadi 64 F. 1 kal = 4,186 J = 3,968 x 10-3 Btu

1 J = 0,2389 kal = 9,478 x 10-4 Btu

1 Btu = 1055 J = 252,0 kal.

Besar kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu benda(zat) bergantung pada 3

faktor massa zat, jenis zat (kalor jenis), dan perubahan suhu. Sehingga secara

matematis dapat dirumuskan :

Q = m c (Ta - T)

Q = jumlah kalor yang diperlukan ( kalori )

m = massa zat ( gram )

c = kalor jenis zat ( kal/gr0C)

Ta = suhu akhir zat (K)

T = suhu mula-mula (K)

Kalor dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:

1. Kalor yang digunakan untuk menaikan suhu.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, kalor didefinisikan sebagai energi

yang berpindah dari suhu yang lebih tinggi ke suhu rendah. Besarnya kalor ditentukan

oleh beberapa faktor, antara lain masa, kalor jenis, dan perubahan suhu.

Tabel 1. Nilai Kalor Jenis Beberapa Bahan

Substance Specific Heat

Capacity

Page 4: RizkiLarasati_1406533541_8B_Selasa siang FD1B.pdf

at 25oC in J/goC

H2 gas 14.267

He gas 5.300

H2O(l) 4.184

lithium 3.56

ethyl alcohol 2.460

ethylene

glycol 2.200

ice @ 0oC 2.010

steam @

100oC 2.010

vegetable oil 2.000

sodium 1.23

air 1.020

magnesium 1.020

aluminum 0.900

Concrete 0.880

glass 0.840

potassium 0.75

sulphur 0.73

calcium 0.650

iron 0.444

nickel 0.440

zinc 0.39

copper 0.385

brass 0.380

sand 0.290

silver 0.240

tin 0.210

lead 0.160

mercury 0.14

gold 0.129

sumber : http://www2.ucdsb.on.ca/tiss/stretton/database/Specific_Heat_Capacity_Table.html

Kita mengenal kapasitas kalor suatu benda. Kapasitas kalor adalah banyaknya

kalor yang diperlikan untuk menaikan suhu benda sebesar 1 K. Secara matematis,

kapasitas kalor dapat ditulis sebagai:

𝑪 = 𝒎 𝒄

Page 5: RizkiLarasati_1406533541_8B_Selasa siang FD1B.pdf

Sehingga, jika persamaan tersebut disubtitusikan kedalam persamaan kalor

sebelumnya, maka akan didapat:

𝑸 = 𝑪 ∆𝑻

2. Kalor Laten.

Kalor laten adalah kalor yang digunakan saat suatu benda akan berubah fasa

pada suhu yang sama. Kalor laten dapat dituliskan secara matematis sebagai

berikut:

𝑸 = 𝒎 𝑳

dan

𝑸 = 𝒎 𝑼

Dimana,

Q = Energi kalor (Joule)

m = masa (Kg)

L/U = Kalor lebur dan kalor uap (J/Kg)

Contoh perubahan yang sederhana yang sering terjadi adalah antara padat, cair,

dan gas pada air. Es padat akan melebur menjadi air pada suhu 0oC, dan air akan

berubah wujud menjadi gas pada suhu 100oC.

B. Daya Listrik

Daya listrik didefinisikan sebagai laju hantaran energi listrik dalam rangkaian

listrik. Satuan SI daya listrik adalah watt.

C. Energi Listrik

Energi listrik adalah kemampuan untuk melakukan atau menghasilkan usaha

listrik (kemampuan yang diperlukan untuk memindahkan muatan dari satu titik ke

titik yang lain). Energi listrik dilambangkan dengan W. Sedangkan perumusan yang

digunakan untuk menentukan besar energi listrik adalah :

W = Q V

Page 6: RizkiLarasati_1406533541_8B_Selasa siang FD1B.pdf

Dimana W = Energi listrik ( Joule)

Q = Muatan listrik ( Coulomb)

V = Beda potensial ( Volt )

Oleh karena

𝑰 = 𝑸

𝒕

maka diperoleh perumusan

W = (I t) V

Apabila persamaan tersebut dihubungkan dengan daya listrik (P) = V.I, maka

persamaan di atas dapat dinyatakan

W = P t

Apabila persamaan tersebut dihubungkan dengan hukum Ohm ( V = I.R) maka

diperoleh perumusan

W = I R I t

Satuan energi listrik lain yang sering digunakan adalah kalori, dimana 1 kalori

sama dengan 0,24 Joule selain itu juga menggunakan satuan kWh (kilowatt hour).

D. Asas Black

Menurut asas Black, apabila ada dua benda yang suhunya berbeda kemudian

disatukan atau dicampur maka akan terjadi aliran kalor dari benda yang bersuhu

tinggi menuju benda yang bersuhu rendah. Aliran ini akan berhenti sampai terjadi

keseimbangan termal (suhu kedua benda sama). Secara matematis dapat dirumuskan

:

Q lepas = Q terima

Benda yang melepas kalor adalah benda yang suhunya tinggi dan benda yang

menerima kalor adalah benda yang bersuhu rendah. Bila persamaan tersebut

dijabarkan maka akan diperoleh :

𝒎𝟏 𝒄𝟏 (𝑻𝟏 − 𝑻𝒔) = 𝒎𝟐 𝑪𝟐 (𝑻𝒔 − 𝑻𝟐)

Keterangan :

m1 = massa zat yang melepas kalor Ts = suhu setimbang

Page 7: RizkiLarasati_1406533541_8B_Selasa siang FD1B.pdf

m2 = massa zat yang menerima kalor T2 = suhu awal zat yang

c1 = kalor jenis zat yang melepas kalor menerima kalor

c2 = kalor jenis zat yang menerima kalor

T1 = suhu awal zat yang melepas kalor

E. Hubungan Energi Listrik dengan Energi Kalor

Kalor merupakan bentuk energi maka dapat berubah dari satu bentuk kebentuk

yang lain. Berdasarkan Hukum Kekekalan Energi yang menyatakan energi tidak

dapat dimusnahkan atau diciptakan. Energi hanya dapat berubah dari satu bentuk ke

bentuk lain.

Pada percobaan kali ini akan dilakukan pengkonversian energi dari energi listrik

menjadi energi panas.. Alat yang digunakan mengubah energi listrik menjadi energi

kalor adalah ketel listrik, pemanas listrik, dll. Besarnya energi listrik yang diubah

atau diserap sama dengan besar kalor yang dihasilkan sehingga secara matematis

dapat dirumuskan:

W = Q (1)

Untuk menghitung energi listrik digunakan persamaan sebagai berikut :

W = P t (2)

Keterangan :

W = energi listrik (J)

P = daya listrik (W)

T = waktu yang diperlukan (s)

Bila rumus Q = m.c.(T2 - T1) dihubngkan dengan persamaan (1) dan (2) maka

terbentuk persamaan baru, yaitu:

P t = m c (T2 - T1)

Hubungan kekekalan energi menyatakan energi tidak dapat dimusnahkan atau

diciptakan. Energi hanya dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain. Pada

percobaan kali ini akan dilakukan pengkonversian energi dari energi listrik menjadi

energi panas.

Energi listrik dihasilkan oleh suatu catu daya pada suatu konduktor yang mempunyai

resistansi dinyatakan dengan persamaan :

Page 8: RizkiLarasati_1406533541_8B_Selasa siang FD1B.pdf

W = v i t

W = energi listrik ( joule )

v = Tegangan listrik ( volt )

i = Arus listrik ( Ampere )

t = waktu / lama aliran listrik ( sekon )

Sebuah kawat dililitkan pada sebuah sensor temperatur. Kawat tersebut akan

dialiri arus listrik sehingga mendisipasikan energi kalor. Perubahan temperatur yang

terjadi akan diamati oleh sensor kemudian dicatat oleh sistem instrumentasi.

Tegangan yang diberikan ke kawat dapat dirubah sehingga perbuahan temperatur

dapat bervariasi sesuai dengan tegangan yang diberikan.

V. Hasil dan Evaluasi

A. Pengolahan Data

1. Grafik Hubungan Waktu dan Perubahan Suhu

i. Pada tegangan V0

No Waktu I V T T

1 3 23.84 0.00 21.3 0

2 6 23.84 0.00 21.4 0

3 9 23.84 0.00 21.4 0

4 12 23.84 0.00 21.4 0

5 15 23.84 0.00 21.4 0

6 18 23.84 0.00 21.3 0

7 21 23.84 0.00 21.3 0

8 24 23.84 0.00 21.3 0

9 27 23.84 0.00 21.4 0

10 30 23.84 0.00 21.4 0

Page 9: RizkiLarasati_1406533541_8B_Selasa siang FD1B.pdf

ii. Pada tegangan V1

No W I V T T

1 3 35.13 0.65 21,1 -0,2

2 6 35.13 0.65 21,2 -0,2

3 9 35.13 0.65 21,3 -0,1

4 12 35.13 0.65 21,5 0,1

5 15 35.13 0.65 21,7 0,3

6 18 35.13 0.65 21,9 0,6

7 21 35.13 0.65 21,9 0,6

8 24 35.13 0.65 22,1 0,8

9 27 35.13 0.65 22,2 0,8

10 30 35.13 0.65 22,3 0,9

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

3 6 9 12 15 18 21 24 27 30

T

(C

)

Grafik Hubungan antara Waktu dan Perubahan Suhu

Waktu (s)

-

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

6,0

7,0

8,0

3 6 9 12 15 18 21 24 27 30

T

(C

)

Grafik Perubahan Suhu terhadap Waktu

Waktu (s)

Page 10: RizkiLarasati_1406533541_8B_Selasa siang FD1B.pdf

iii. Pada tegangan V2

No W I V T T

1 3 42.09 1.05 25,1 3,8

2 6 42.09 1.05 25,0 3,6

3 9 41.98 1.05 25,1 3,7

4 12 41.98 1.05 25,4 4,0

5 15 41.98 1.05 25,6 4,2

6 18 41.98 1.05 25,8 4,5

7 21 41.98 1.05 25,9 4,6

8 24 41.98 1.05 26,1 4,8

9 27 41.98 1.05 26,3 4,9

10 30 41.98 1.05 26,4 5,0

iv. Pada tegangan V3

No W I V T T

1 3 50.99 1.57 21,6 0,3

2 6 51.10 1.57 21,9 0,5

3 9 50.99 1.57 22,9 1,5

4 12 51.10 1.57 23,8 2,4

5 15 51.10 1.57 24,8 3,4

6 18 51.10 1.57 25,6 4,3

7 21 51.10 1.57 26,3 5,0

8 24 51.10 1.57 27,1 5,8

9 27 51.10 1.57 27,8 6,4

10 30 51.10 1.57 28,3 6,9

-

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

6,0

3 6 9 12 15 18 21 24 27 30

T

(C

)

Grafik Perubahan Suhu terhadap Waktu

Waktu (s)

Page 11: RizkiLarasati_1406533541_8B_Selasa siang FD1B.pdf

2. Penghitungan Kalor Jenis (c)

Persamaan untuk mencari kapasitas kalor :

𝑊 = 𝑄

𝑉 . 𝐼 . 𝑡 = 𝑚 . 𝑐 . ∆ 𝑇

𝑉 . 𝐼 . 𝑡 = 𝐶 . ∆ 𝑇

∆𝑇 = 𝑉 .𝐼

𝐶 𝑡

Dari persamaan diatas kita dapat menggunakan metoda Least Square dengan

menganalogikan ∆T sebagai y dan V.I/C sebagai gradient dan t sebagai x dengan

persamaan y = mx ± b.

i. Pada tegangan V1

No xi yi xi2 yi

2 xi.yi

1 3 -0,2 9 0,04 -0,6

2 6 -0,2 36 0,04 -1,2

3 9 -0,1 81 0,01 -0,9

4 12 0,1 144 0,01 1,2

5 15 0,3 225 0,09 4,5

6 18 0,6 324 0,36 10,8

7 21 0,6 441 0,36 12,6

8 24 0,8 576 0,64 19,2

9 27 0,8 729 0,64 21,6

10 30 0,9 900 0,81 27

∑ 165 3,6 3465 3 94,2

-

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

6,0

7,0

3 6 9 12 15 18 21 24 27

T

(C

)

Grafik Perubahan Suhu terhadap Waktu

Waktu (s)

Page 12: RizkiLarasati_1406533541_8B_Selasa siang FD1B.pdf

Dari data table di atas dapat kita cari gradient (m) dan b dengan rumus:

𝑚 =𝑛 ∑ 𝑥𝑖𝑦𝑖−(∑ 𝑥𝑖)(∑ 𝑦𝑖)

𝑛 ∑ 𝑥𝑖2−(∑ 𝑥𝑖)2

𝑚 =10(165)−(165)(3,6)

10(3465)−(165)2

𝑚 = 0,142

dan

𝑏 =∑ 𝑥𝑖

2 ∑ 𝑦𝑖−(∑ 𝑥𝑖)(∑ 𝑥𝑖𝑦𝑖)

𝑛 ∑ 𝑥𝑖2− (∑ 𝑥𝑖)

2

𝑏 =3465(3,6)−(165)(165)

10(3465)−(165)2

𝑏 = −1,986

Sehingga persamaan garis yang terbentuk adalah :

𝑦 = 0.1422 − 1,986

𝑉 𝑥 𝐼

𝐶

Sehingga,

𝑚 = 𝑉 𝑥 𝐼

𝐶

0,142 = 0.65 𝑉 𝑥 35.48𝑥10−3𝐴

𝐶

𝐶 = 0,162 𝐽/°𝐶

Berdasarkan persamaan :

𝐶 = 𝑚 𝑥 𝑐

Maka

𝑐 = 𝐶

𝑚

𝑐 = 0,162 𝐽/℃

2 𝑔𝑟

𝑐 = 0.08 𝐽 / 𝑔𝑟 ℃

Page 13: RizkiLarasati_1406533541_8B_Selasa siang FD1B.pdf

i. Pada Tegangan V2

No xi yi xi2 yi

2 xi.yi

1 3 3,8 9 14,44 11,4

2 6 3,6 36 12,96 21,6

3 9 3,7 81 13,69 33,3

4 12 4,0 144 16 48

5 15 4,2 225 17,64 63

6 18 4,5 324 20,25 81

7 21 4,6 441 21,16 96,6

8 24 4,8 576 23,04 115,2

9 27 4,9 729 24,01 132,3

10 30 5,0 900 25 150

∑ 165 43,1 3465 188,19 752,4

Dari data table di atas dapat kita cari gradient (m) dan b dengan rumus:

𝑚 =𝑛 ∑ 𝑥𝑖𝑦𝑖−(∑ 𝑥𝑖)(∑ 𝑦𝑖)

𝑛 ∑ 𝑥𝑖2−(∑ 𝑥𝑖)2

𝑚 =10(752,4)−(165)(43,1)

10(3465)−(165)2

𝑚 = 0,05

dan

𝑏 =∑ 𝑥𝑖

2 ∑ 𝑦𝑖−(∑ 𝑥𝑖)(∑ 𝑥𝑖𝑦𝑖)

𝑛 ∑ 𝑥𝑖2− (∑ 𝑥𝑖)

2

𝑏 =3465(43,1)−(165)(752,4)

10(3465)−(165)2

𝑏 = 0,339

Sehingga persamaan garis yang terbentuk adalah :

𝑦 = 0.05𝑥 + 0,339

𝑉 𝑥 𝐼

𝐶

Sehingga,

Page 14: RizkiLarasati_1406533541_8B_Selasa siang FD1B.pdf

𝑚 = 𝑉 𝑥 𝐼

𝐶

0.05 = 1.65 𝑉 𝑥 51.834𝑥10−3𝐴

𝐶

𝐶 = 1,71039𝐽/°𝐶

Berdasarkan persamaan :

𝐶 = 𝑚 𝑥 𝑐

Maka

𝑐 = 𝐶

𝑚

𝑐 = 1,71039 𝐽/℃

2 𝑔𝑟

𝑐 = 0,855195 𝐽 / 𝑔𝑟 ℃

ii. Pada tegangan V3

i. Pada Tegangan V3

No xi yi xi2 yi

2 xi.yi

1 3 0,3 9 0,09 0,9

2 6 0,5 36 0,25 3

3 9 1,5 81 2,25 13,5

4 12 2,4 144 5,76 28,8

5 15 3,4 225 11,56 51

6 18 4,3 324 18,49 77,4

7 21 5,0 441 25 105

8 24 5,8 576 33,64 139,2

9 27 6,4 729 40,96 172,8

10 30 6,9 900 47,61 207

∑ 165 36,5 3465 185,61 798,6

Dari data table di atas dapat kita cari gradient (m) dan b dengan rumus:

𝑚 =𝑛 ∑ 𝑥𝑖𝑦𝑖−(∑ 𝑥𝑖)(∑ 𝑦𝑖)

𝑛 ∑ 𝑥𝑖2−(∑ 𝑥𝑖)2

Page 15: RizkiLarasati_1406533541_8B_Selasa siang FD1B.pdf

𝑚 =10(185,61)−(165)(36,5)

10(3465)−(3465)2

𝑚 = 0.5611

dan

𝑏 =∑ 𝑥𝑖

2 ∑ 𝑦𝑖−(∑ 𝑥𝑖)(∑ 𝑥𝑖𝑦𝑖)

𝑛 ∑ 𝑥𝑖2− (∑ 𝑥𝑖)

2

𝑏 =3465(36,5)−(165)(185,61)

10(3465)−(3465)2

𝑏 = 1,290

Sehingga persamaan garis yang terbentuk adalah :

𝑦 = 0.5611𝑥 − 1,290

𝑉 𝑥 𝐼

𝐶

Sehingga,

𝑚 = 𝑉 𝑥 𝐼

𝐶

0.5611 = 1.57 𝑉 𝑥42.442𝑥10−3𝐴

𝐶

𝐶 = 0,1187 𝐽/°𝐶

Berdasarkan persamaan :

𝐶 = 𝑚 𝑥 𝑐

Maka

𝑐 = 𝐶

𝑚

𝑐 = 0.1187 𝐽/℃

2 𝑔𝑟

𝑐 = 0.0593 𝐽 / 𝑔𝑟 ℃

Page 16: RizkiLarasati_1406533541_8B_Selasa siang FD1B.pdf

1. Menentukan Jenis Kawat Konduktor

Dari tiga nilai kalor jenis yang didapatkan pada percobaan dengan tiga

tegangan yang berbeda, maka dapat diketahui bahwa kalor jenis rata-rata

konduktor adalah :

𝑐̅ = ∑ 𝑐

𝑛

𝑐̅ = 0.08 + 0.85 + 0.05

3

𝑐̅ = 0.32 𝐽/𝑔 ℃

Nilai c sebesar 0.32 J / g ℃ tidak mendekati nilai kalor jenis apapun,

Sehingga dapat disimpulkan, belum diketahui secara pasti logam apa

yang dipakai tetapi mendekati kuningan (brass) yang memiliki kalor

jenis 0,380 𝐽/𝑔 ℃

VI. Analisis

A. Analisis Percobaan

Percobaan kalori work ini diawali dengan mengkatifkan webcam agar praktikan

dapat melihat rangkaian peralatan sesungguhnya yang terdapat di laboratorium

secara Real-time. Kemudian praktikan menggunakan tegangan sebesar 0 Volt

sebagai V0 kemudian mengaktifkan power supply untuk mengalirkan energi listrik

ke dalam rangkaian. Penggunaan tegangan sebesar 0 Volt ini bertujuan untuk

mengetahui suhu awal dari konduktor yang digunakan. Pengukuran suhu ini

dilakukan sebanyak 10 kali dalam selang waktu 3 detik sehingga membutuhkan

waktu 30 detik. Pengukuran dilakukan berkali-kali untuk mendapatkan hasil akhir

yang lebih akurat.

Kemudian tegangan dari rangkaian ditingkatkan menjadi 0.65 Volt sebagai V1.

Langkah ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara peningkatan voltase

rangkaian dengan peningkatan suhu yang ditimbulkan.

Page 17: RizkiLarasati_1406533541_8B_Selasa siang FD1B.pdf

Voltase kemudian ditingkatkan menjadi 1.05 Volt dan 1.57 Volt untuk

mengetahui pengaruhnya terhadap suhu. Tiap peningkatan voltase ini dilakukan

dengan 10 kali pengulangan untuk mendapatkan data yang lebih mendekati nilai

sebenarnya.

b. Analisis Grafik

Pada grafik pertama, tegangan belum mulai diberikan kepada rangkaian (V = 0

V) sehingga grafik perubahan suhu cenderung konstan terhadap waktu. Hal ini

terjadi karena belum adanya tegangan yang nantinya akan merubah energi listrik

menjadi energi kalor yang nantinya akan meningkatkan suhu dari rangkaian.

Sedangkan untuk grafik kedua, ketiga, dan keempat, nilai perubahan suhu

cenderung meningkat seiring dengan pertambahan waktu. Hal ini dapat dilihat dari

gradien garis pada grafik yang bernilai positif. Grafik ini menggambarkan bahwa

semakin lama kawat diberi tegangan, maka semakin besar perubahan suhu yang

terjadi. Hal ini membuktikan persamaan ∆𝑇 = 𝑉 .𝐼

𝐶 𝑡 bahwa perubahan suhu

berbanding lurus dengan waktu.

VII. KESIMPULAN

• Kalor ialah sesuatu yang dipindahkan sebagai akibat dari perbedaan suhu

• Energi adalah kekal. Energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan,

namun dapat berubah menjadi energi dalam bentuk lain.

• Kapasitas kalor ialah banyaknya tenaga kalor yang diberikan pada sebuah

benda untuk menaikkan temperaturnya bergantung pada besarnya tegangan,

arus, waktu , dan perubahan suhu

• Kalor jenis ialah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg

zat sebesar 1 derajat celcius.

• Setiap jenis logam atau bahan apa pun, memiliki nilai kalor jenis yang berbeda

• Kawat konduktor yang digunakan dalam percobaan ini terbuat dari bahan

kuningan

VIII. REFERENSI

Giancoli, Douglas C. 2001.Fisika Jilid 1. Jakarta : Erlangga

Page 18: RizkiLarasati_1406533541_8B_Selasa siang FD1B.pdf

Haliday dan Resnick.1991. Fisika Edisi ke-3 Jilid 1. Jakarta : Erlangga

Tipler,P.A.1998. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Erlangga

IX. Lampiran

Waktu I V Temp

3 23.84 0.00 21.3

6 23.84 0.00 21.4

9 23.84 0.00 21.4

12 23.84 0.00 21.4

15 23.84 0.00 21.4

18 23.84 0.00 21.3

21 23.84 0.00 21.3

24 23.84 0.00 21.3

27 23.84 0.00 21.4

30 23.84 0.00 21.4

3 35.13 0.65 21.1

6 35.13 0.65 21.2

9 35.13 0.65 21.3

12 35.13 0.65 21.5

15 35.13 0.65 21.7

18 35.13 0.65 21.9

21 35.13 0.65 21.9

24 35.13 0.65 22.1

27 35.13 0.65 22.2

30 35.13 0.65 22.3

3 50.99 1.57 21.6

6 51.10 1.57 21.9

9 50.99 1.57 22.9

12 51.10 1.57 23.8

15 51.10 1.57 24.8

18 51.10 1.57 25.6

21 51.10 1.57 26.3

24 51.10 1.57 27.1

27 51.10 1.57 27.8

30 51.10 1.57 28.3

3 42.09 1.05 25.1

6 42.09 1.05 25.0

9 41.98 1.05 25.1

12 41.98 1.05 25.4

15 41.98 1.05 25.6

18 41.98 1.05 25.8

21 41.98 1.05 25.9

24 41.98 1.05 26.1

Page 19: RizkiLarasati_1406533541_8B_Selasa siang FD1B.pdf

27 41.98 1.05 26.3

30 41.98 1.05 26.4