Ringkasan Eksekutif
MENUJU MANAJEMEN PARIPURNA PENGELOLAAN TAMAN NASIONAL GUNUNG CIREMAI
UNTUK KEDAULATAN RAKYAT
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM
BALAI TAMAN NASIONAL GUNUNG CIREMAI Jl. Kuningan – Cirebon KM 9 No. 1 Manis Lor Jalaksana
Telp./Fax. (0232) 613152 Kuningan 45554
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT,
Ringkasan Eksekutif Pengelolaan Taman Nasional Gunung Ciremai Tahun
2016 telah selesai disusun. Taman Nasional Gunung Ciremai merupakan
salah satu taman nasional paling muda di Indonesia yang mempunyai nilai
sangat penting karena merupakan habitat terakhir satwa endemic Jawa
Barat dan water catchment area untuk daerah Ciayumajakuning.
Pelaksanaan kegiatan prioritas di TNGC meliputi fungsi penelitian,
pendidikan dan ilmu pengetahuan, penunjang budi daya dan plasma nutfah,
fungsi jasa lingkungan dan fungsi restorasi dan pemulihan ekosistem.
Kegiatan ini seuai dan merupakan implementasi dari lap (1) UU. No. 5 Tahun
1990 tentang KSDAE, (2) UU. No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, (3) UU.
No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup, (4) Arahan kabinet kerja pemerintah tentang Nawa Cita serta (5)
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan
Ekosistem Tahun 2015-2019
Dengan dilaporkannya Ringkasan Eksekutif Pengelolaan Taman
Nasional Gunung Ciremai Tahun 2016, diharapkan dapat menjadi lebih
meningkatkan kinerja dalam pengelolaan intensif Taman Nasional Gunung
Ciremai di tahun selanjutnya. Ucapan terima kasih dan penghargaan yang
setinggi tingginya disampaikan kepada Tim Penyusun serta para pihak yang
telah memberikan kontribusi dalam penyusunan dokumen ini. Semoga
dokumen ini bermanfaat dalam upaya pengembangan pengelolaan Taman
Nasional Gunung Ciremai di masa mendatang.
Kepala Balai,
Ir. PADMO WIYOSO NIP. 19590910 198603 1 001
EXECUTIVE SUMMARY TN GUNUNG CIREMAI TAHUN 2016 | ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ......................................................................................... ii
Daftar Isi ................................................................................................... iii
Prolog ....................................................................................................... 1
Tiga Pilar Pengelolaan Taman Nasional Gunung Ciremai ......................... 3
Nilai Manfaat Pengelolaan Taman Nasional Gunung Ciremai .................. 5
1. Fungsi Penelitian, Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan .................. 5
2. Fungsi Jasa Lingkungan ................................................................. 11
3. Fungsi Restorasi dan Pemulihan Ekosistem .................................. 16
Epilog ........................................................................................................ 19
EXECUTIVE SUMMARY TN GUNUNG CIREMAI TAHUN 2016 | iii
Curug Putri, Salah satu air terjun di
TN Gunung Ciremai
EXECUTIVE SUMMARY TN GUNUNG CIREMAI TAHUN 2016 | 1
PROLOG
Pada tahun 2015 dan 2016, pengelolaan sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya di Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) telah mengarah
kepada pola pengelolaan kawasan konservasi yang partisipatif dengan
mendaulatkan masyarakat di sekitarnya. Hal ini sesuai tujuan pembangunan
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun 2015-2019, yaitu
mewujudkan kualitas lingkungan hidup yang baik dan sehat, serta
pengelolaan sumberdaya hutan yang lestari untuk kesejahteraan rakyat
menuju pembangunan berkelanjutan, diperlukan pengelolaan kawasan
konservasi dan keanekaragaman hayati sumber daya alam secara efektif.
Adapun sasaran yang ingin dicapai dari pelaksanaan Program Konservasi
Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistem adalah peningkatan efektivitas
pengelolaan hutan konservasi dan konservasi keanekaragaman hayati untuk
pemanfaatan yang berkelanjutan bagi kepentingan ekologi, sosial dan
ekonomi.
Kebijakan prioritas kegiatan di TN Gunung Ciremai adalah pengelolaan
kawasan yang diarahkan pada optimalisasi kegiatan perlindungan,
pengawetan dan pemanfaatan kawasan untuk menciptakan manfaat
ekologis berupa kawasan hutan yang lestari dan terjaga, manfaat ekonomi
berupa peningkatan kesejahteraan masyarakat secara nyata dan manfaat
sosial yang berkeadilan untuk stakeholder lainnya. Hal ini merupakan
implementasi dari UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya
Alam Hayati dan Ekosistemnya, UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan,
UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup, arahan kabinet kerja pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla
tentang Nawa Cita serta Rencana Strategis Direktorat Jenderal Konservasi
Sumber Daya Alam dan Ekosistem yaitu Terjaminnya Efektifitas
Pengelolaan Taman Nasional.
EXECUTIVE SUMMARY TN GUNUNG CIREMAI TAHUN 2016 | 2
Pohon Pinus, Salah Satu Vegetasi di
Zona Pemanfaatan TN Gunung Ciremai
EXECUTIVE SUMMARY TN GUNUNG CIREMAI TAHUN 2016 | 3
TIGA PILAR PENGELOLAAN
TAMAN NASIONAL GUNUNG CIREMAI
Pada hakekatnya, pengelolaan kawasan konservasi adalah untuk
mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
Ada 3 (tiga) aspek yang perlu diperhatikan dalam menerapkan masalah
keberlanjutan sumber daya hutan yaitu aspek ekonomi, ekologi dan sosial
budaya. Secara ekonomi, pemanfaatan jasa lingkungan dan sumber daya
hutan lainnya harus mampu menghasilkan penerimaan ekonomi untuk
stakeholder terkait termasuk masyarakat di sekitar kawasan hutan. Secara
ekologi, jasa lingkungan dan sumbe rdaya hutan lainnya tetap memiliki
manfaat dan fungsi lingkungan. Dari sisi sosial, pemanfaatan jasa lingkungan
dan sumber daya hutan lainnya dapat memberikan berkeadilan dan terjadi
harmonisasi antar stakeholder di kawasan konservasi tersebut (Muslih,
2015).
Berdasarkan hal tersebut, pengelolaan TNGC dilaksanakan dalam 3
ruang kelola yakni kelola ekologis, kelola sosial budaya dan kelola ekonomi.
Selain itu, berdasarkan Rencana Strategis Rencana Strategis Direktorat
Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem telah ditetapkan
sasaran strategis yang harus dijalankan oleh setiap unit pelaksana teknis di
bawah Ditjen KSDAE, yaitu Terjaminnya Efektifitas Pengelolaan Taman
Nasional. Oleh karena itu, maka kebijakan prioritas kegiatan-kegiatan
pengelolaan kawasan TN Gunung Ciremai harus terimplementasi pada
kegiatan-kegiatan yang mendukung kebijakan tersebut.
1. Kelola Ekologis
Kelola ekologis dalam periode 2015 dan 2016 telah mengeksplorasi dan
mengembangkan kekayaan ekosistem pada 4 ruang potensi yaitu : potensi
di bawah permukaan lantai hutan, potensi pada lantai hutan, potensi ruang
diantara hutan dengan tajuk dan potensi pada ruang tajuk.
2. Kelola Sosial Budaya
Kelola sosial budaya dilakukan pada 45 desa di sekitar kawasan yang
mencakup 2 kabupaten yaitu Kuningan dan Majalengka. Kelola sosial
dilakukan dengan menginisiasi kelembagaan masyarakat desa yang
EXECUTIVE SUMMARY TN GUNUNG CIREMAI TAHUN 2016 | 4
dimisikan untuk menguatkan posisi masyarakat sebagai pelaku pemanfaat
kesejahteraan dan pengeloaan TNGC baik dalam aspek tanggung jawab
terhadap keberadaan TNGC, kemampuan menjadi tuan rumah bagi potensi
TNGC serta presentasi kearifan lokal masyarakat dalam membangun nilai 2
interaksi dengan ekosistem TNGC dan aktivitas pengelolaannya.
3. Kelola Ekonomi
Kelola ekonomi merupakan penjabaran kerja sesuai arahan nawacita
dimana manajemen pemerintahan harus hadir dan mampu mewujudkan
kemanfaatan bagi masyarakat.
Gambar 1 Kunjungan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan ke TN Gunung Ciremai
Medio Bulan September 2015
EXECUTIVE SUMMARY TN GUNUNG CIREMAI TAHUN 2016 | 5
NILAI MANFAAT PENGELOLAAN TAMAN NASIONAL GUNUNG CIREMAI
1. KEGIATAN PENELITIAN, PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN
a. Pendampingan dan Pelestarian Keanekaragaman Hayati
Salah satu tujuan pengelolaan taman nasional adalah pemanfaatan
kawasan potensi taman nasional secara optimal, lestari dan bijaksana untuk
kepentingan kegiatan penelitian, pendidikan dan pengembangan ilmu
pengetahuan. Saat ini TNGC telah memiliki stasiun pusat penelitian yang
pembangunannya dibiayai dari dana CSR PT. Pertamina Asset 3 Jatibarang
dan telah selesai pembangunannya pada bulan Mei 2016. Stasiun pusat
penelitian di TNGC, akan memberikan sarana bagi semua pihak baik dalam
negeri maupun luar negeri dalam melakukan kegiatan penelitian. Pada
tahun 2016, kegiatan pengawetan & pemanfaatan kehati telah
menghasilkan nilai ekonomi sebesar Rp. 470.905.941,- untuk kesejahteraan
masyarakat. Kegiatan ini termasuk kegiatan pendampingan masyarakat
dalam penelitian dan pendidikan yang dilakukan di kawasan TNGC yang
mendatangkan keuntungan secara ekonomi kepada masyarakat sebesar Rp.
102.255.000,- (Tabel 1) dan kegiatan pengawetan keanekaragaman hayati
dan pengembangan plasma nutfah berupa pengembangan koleksi dan
budidaya anggrek sebesar Rp. 358.550.941,- (Tabel 2).
Upaya pengelolaan untuk penunjang budidaya pun sudah dilakukan
juga seperti kegiatan identifikasi plasma mutfah bernilai penting untuk
menunjang kedaulatan pangan dan kawasan khususnya keanekaragaman
mikroorganisme yang berada di dalam kawasan Taman Nasional Gunung
Ciremai. Berdasarkan hasil pengujian laboratorim, telah dapat diidentifikasi
mikroorganisme antara lain Rhizobium leguminosarum dan Bacillus sp.
Khusus untuk aplikasi mikroorganisme telah dibuktikan mampu memberi
solusi reklamasi lahan bekas tambang di wilayah kerja pabrik semen
Cibinong yang dilakukan bekerja sama dengan Jurusan Biologi Fakultas
MIPA IPB. Uji Coba ini menggunakan tumbuhan jenis angsana, lantora dan
ki hujan dapat tumbuh bagus pada lahan bekas tambang, serta mendapat
Juara III lomba Query Life yang diadakan oleh Perusahaan Tambang Semen
Tiga Roda.
EXECUTIVE SUMMARY TN GUNUNG CIREMAI TAHUN 2016 | 6
Gambar 2 Peresmian Pusat Penelitian TN Gunung Ciremai oleh Sekditjen KSDAE
Medio Bulan Juni 2016
Menunjuk hasil-hasil tersebut di atas manajemen TNGC secara
voluntary melakukan percontohan pertanian sehat yaitu melakukan usaha
pertanian dengan membangun kesehatan ekosistem lahan pertanian yang
dikerjakan oleh staf TNGC di beberapa tempat. Praktek ini menunjukan
biaya usaha tani relatif lebih murah dan telah menghasilkan sebesar Rp.
15.500.000,-. Relatif lebih tahan terhadap hama dan penyakit, waktu panen
relatif cepat dan hasil produksi lebih tinggi. Hal ini dilakukan sebagai
implementasi dari tanggung jawab Kementerian LHK terhadap lingkungan
secara umum.
EXECUTIVE SUMMARY TN GUNUNG CIREMAI TAHUN 2016 | 7
Tabel 1 Nilai ekonomi kegiatan pendampingan jasa penelitian oleh masyaraka
t
NO. NAMA KEGIATAN URAIAN KEGIATAN NILAI (Rp.)
1 Praktek Kerja Lapangan Mahasiswa Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Tercipta nilai ekonomi dimana masyarakat berperan sebagai pendamping dan penyedia bahan peralatan serta konsumsi dengan jumlah peserta PKL 24 orang
25.120.000,
2 Praktek Kerja Lapangan Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Kehutanan Kadipaten
Tercipta nilai ekonomi dimana masyarakat berperan sebagai pendamping dan penyedia bahan peralatan serta konsumsi dengan jumlah peserta PKL 3 orang
12.750.000,-
3 Penelitian Inventarisasi dan Pemetaan Penyebaran Huru Sintok Di Kawasan TNGC
Tercipta nilai ekonomi dimana masyarakat berperan sebagai pendamping dan penyedia bahan peralatan, penginapan serta konsumsi dimana tim peneliti berjumlah 6 orang
13.440.000,-
4 Penelitian Pemodelan Habitat Surili Di Kawasan TNGC
Tercipta nilai ekonomi dimana masyarakat berperan sebagai pendamping dan penyedia bahan peralatan serta konsumsi dengan jumlah peneliti 1 orang
1.170.000,-
5 Penelitian Inventarisasi dan Pemetaan Penyebaran Paku Efipit dan terestrial Di Kawasan TNGC
Tercipta nilai ekonomi dimana masyarakat berperan sebagai pendamping dan penyedia bahan peralatan serta konsumsi dengan jumlah peneliti 2 orang
4.915.000,-
6 Pemanduan kegiatan wisata alam oleh Kader Konservasi SMK Negeri 1 Maja
Terciptanya nilai ekonomi dimana siswa menjadi interpreter wisata alam di ODTWA TNGC lingkup SPTN Wilayah II Majalengka
5.000.000,-
7 Pengaruh gradien ketinggian terhadap keragaman herpetofauna di TNGC
Tercipta nilai ekonomi dimana masyarakat berperan sebagai pendamping dan penyedia bahan peralatan serta konsumsi dengan jumlah peneliti 3 orang
5.000.000,-
8 Pemodelan spasial kesesuaian habitat surili (Presbytis comata) di TNGC
Tercipta nilai ekonomi dimana masyarakat berperan sebagai pendamping dan penyedia bahan peralatan serta konsumsi dengan jumlah peneliti 1 orang
9.000.000,-
9 Pengamatan lokasi tanaman hutan dan pengambilan sampel
Tercipta nilai ekonomi dimana masyarakat berperan sebagai pendamping dan dengan jumlah peneliti 1 orang
1.000.000,-
10 Pendampingan mahasiswa Jurusan Biologi IPB
Tercipta nilai ekonomi dimana masyarakat berperan sebagai pendamping dan penyedia bahan peralatan serta konsumsi dengan jumlah mahasiswa 42 orang
12.000.000
11 Pendampingan mahasiswa PKL Fak. Kehutanan UNIKU
Tercipta nilai ekonomi dimana masyarakat berperan sebagai pendamping dan penyedia bahan peralatan serta konsumsi dengan jumlah mahasiswa 45 orang
9.000.000,-
12 Pendampingan peneliti LIPI Kegiatan fenologi tumbuhan di kawasan TNGC dimana masyarakat berperan sebagai pendamping
3.860.000,-
Total 102.255.000,-
EXECUTIVE SUMMARY TN GUNUNG CIREMAI TAHUN 2016 | 8
Tabel 2 Nilai ekonomi kegiatan pengawetan keanekaragaman hayati
NO. NAMA KEGIATAN URAIAN KEGIATAN NILAI (Rp.)
1 Monitoring populasi jenis mamalia (Macan tutul Jawa Panthera pardus melas) dengan camera trap
Masyarakat berperan sebagai pendamping dan penyedia bahan peralatan serta konsumsi
15.170.000,-
2 Monitoring populasi Elang Jawa (Nisaetus bartelsi)
Masyarakat berperan sebagai pendamping dan penyedia bahan peralatan serta konsumsi
13.130.000,-
3 Monitoring populasi Surili (Presbytis comata)
Masyarakat berperan sebagai pendamping dan penyedia bahan peralatan serta konsumsi
6.285.000,-
4 Peningkatan kapasitas (magang) dan pemeliharaan Kebun Koleksi Anggrek Alam TNGC di Argalingga
Masyarakat berperan sebagai petugas pemelihara kebun koleksi dan mendapatkan pelatihan/magang
5.000.000,-
5 Pembuatan laboratorium budidaya jenis Anggrek dan jamur kawasan TN. Gunung Ciremai
Masyarakat berperan sebagai penyedia bahan peralatan
10.000.000,-
6 Pelatihan identifikasi dan pemeliharaan kebun koleksi Anggrek dari Kebun Raya Kuningan
Masyarakat berperan sebagai pendamping dan penyedia bahan peralatan serta konsumsi
2.000.000,-
7 Pembuatan Orchid Track di ODTWA Situ Sangiang yang terdiri dari 20 jenis
Masyarakat berperan sebagai pendamping dan penyedia bahan peralatan serta konsumsi
490.000,-
8 Pembuatan demplot tanaman obat jenis herba di ODTWA Buper Panten terdiri dari 20 jenis
Masyarakat berperan sebagai pendamping dan penyedia bahan peralatan serta konsumsi
550.000,-
9 Pengelolaan habitat dan populasi babi hutan serta kera ekor panjang dalam rangka penanggulangan konflik satwa liar
Masyarakat berperan sebagai pendamping, penyedia bahan peralatan dan konsumsi serta estimasi hasil pertanian yang diamankan
216.085.941
10 Kajian pemulihan ekosistem untuk kawasan eks kebakaran di Desa Argalingga dan Desa Payung
Masyarakat berperan sebagai pendamping dan penyedia bahan peralatan serta konsumsi
2.250.000,-
11 Pengumpulan data keanekaragaman hayati dalam rangka spesialisasi fungsional PEH
Masyarakat berperan sebagai pendamping dan penyedia bahan peralatan serta konsumsi
19.200.000,-
12 Lomba lintas alam Kerjasama dengan kelompok masyarakat Abrul binaan TNGC dalam rangka pembinaan mitra bina cinta alam
20.000.000,-
13 Peresmian stasiun riset Masyarakat berperan sebagai pendamping dan penyedia bahan peralatan serta konsumsi
40.100.000,-
14 Monitoring sumber mata air Kegiatan ini diikuti oleh 98 orang mahasiswa dan 10 dosen STKIP Muhammadiyah Kuningan
4.290.000,-
15 Pengaktifan organisasi Volunteer Ciremai Biodiversity Club (CBC)
Wadah organisasi para sukarelawan darri berbagai kalangan terutama kaum muda dan mahasiswa
2.000.000,-
16 Edukasi burung migran kepada siswa usia dini
Siswa yang mengikuti sebanyak 22 orang dari 2 sekolah di Kuningan
2.000.000,-
Total 358.550.941
EXECUTIVE SUMMARY TN GUNUNG CIREMAI TAHUN 2016 | 9
Gambar 3 Upaya Balai TNGC Secara Voluntary Melakukan Percontohan Pertanian Sehat
Sepanjang tahun 2015-2016
b. Perlindungan dan Pengamanan Kawasan
Kegiatan perlindungan dan pengamanan hutan kawasan TNGC
dilaksanakan menuju perlindungan kawasan hutan sebagai habitat flora
fauna dan pengawetan kekayaan keanekaragaman hayati yang terkandung
di dalamnya secara efektif. Oleh karena itu dalam pelaksanaanya dirancang
sasaran kegiatan secara tematik pada obyek kekayaan hutan yang spesifik
seperti, kegiatan patroli habitat satwa, patroli ekosistem rawan kebakaran,
pengamanan habitat flora mengandung atsiri (kilemo, huru sintok dan
tumbuhan berkhasiat lainnya). Kegiatan ini bertujuan agar fungsi kawasan
hutan dan lingkungannya dapat tercapai secara optimal dan lestari serta
dapat memberikan manfaat untuk kesejahteraan masyarakat.
Sementara itu untuk mengurangi bahaya kebakaran di kawasan
TNGC, pada tahun 2016 telah diluncurkan program Camp Fire Care. Sejak di
luncurkan pada bulan Juli 2016 s/d Desember 2016, program Camp Fire Care
ini mendapat respon yang sangat positif dari kalangan masyarakat,
pengusaha, pencinta alam dan para pengiat kegiatan di alam bebas. Camp
Fire Care adalah program baru di TNGC untuk pelestarian hutan yang
EXECUTIVE SUMMARY TN GUNUNG CIREMAI TAHUN 2016 | 10
diutamakan pada upaya pencegahan dari kebakaran hutan dan pemulihan
ekosistem, di lokasi rawan kebakaran hutan yang dikelola dalam bentuk
perkemahan, yang memiliki atraksi kegiatan pencegahan kebakaran hutan,
ekowisata, pendidikan lingkungan dan restorasi kawasan, dengan
melibatkan peran aktif masyarakat luas sebagai peserta dan kontributor
dana untuk kegiatannya.
Gambar 4 Camp Fire Care, Sebuah Program Pencegahan Kebakaran di TN Gunung Ciremai
Diluncurkan pada Medio Bulan Juli 2016
Kegiatan camp fire care ini telah meningkatkan perekonomian
masyarakat mitra pengelolanya dengan pendapatan bruto sebesar Rp.
125.000.000,- dan ikut memberikan nilai ekonomi multiplier effect sebesar
Rp 690.000.000,-, Kegiatan Camp Fire Care ini telah ikut berkontribusi
terhadap TNGC berupa mempertahankan kelestarian kawasan langganan
kebakaran dan terantisipasinya kejadian kebakaran hutan, yang pada tahun
2015 telah mengakibatkan pengeluaran biaya pemadaman kebakaran hutan
sebesar Rp. 83.763.000,-. Hal ini menjadi suatu nilai ekonomi tersendiri
berupa “nilai substitusi” dilihat dari efisiensi biaya perlindungan dan
pengamanan hutan dari pemadaman kebakaran hutan.
EXECUTIVE SUMMARY TN GUNUNG CIREMAI TAHUN 2016 | 11
2. FUNGSI JASA LINGKUNGAN
a. Wisata Alam
Pada tahun 2016, upaya pengelolaan ekologi, sosial dan ekonomi
terus dilakukan seperti kajian potensi pada zona pemanfaatan dan zona
lainnya, identifikasi, inventarisasi dan pendataan pemanfaatan wisata alam,
menjalin kemitraan dengan pihak terkait dalam pengembangan dan
pemanfaatan wisata alam, dan promosi pemanfaatan wisata alam. Kawasan
hutan TNGC memiliki potensi Obyek Daya Tarik Wisata Alam (ODTWA)
sebanyak 38 lokasi dimana 25 lokasi telah dipungut PNBP sedangkan sisanya
13 lokasi ODTWA masih dalam proses persiapan sarana dan prasarana serta
peningkatan kapasitas SDM kelompok masyarakat pengelolanya.
Setelah dikurangi nilai Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), maka
nilai ekonomi pemanfaatan kawasan untuk wisata yang diperoleh oleh
masyarakat pada tahun 2015 sebesar Rp. 19.585.052.500,- dan tahun 2016
meningkat menjadi sebesar Rp. 28.356.405.500,- (Tabel 4). Nilai ekonomi
ikutan (multiplier effect) terjadi akibat adanya aktifitas wisata di Kawasan
Hutan TNGC yang memberikan nilai manfaat ekonomi yang jauh lebih besar
dibandingkan dengan nilai pendapatan bruto pengelola wisatanya. Dalam
rangka optimalisasi pemanfaatan jasa lingkungan wisata dilakukan dengan
melibatkan masyarakat. Lokasi – lokasi wisata alam yang barupun terbentuk
dan dibuka untuk umum seperti Obyek wisata Batu Luhur, Bukit Seribu
Bintang, Gunung Putri, Tenjo Laut, Bukit Seribu Harapan, dan Panenjoan
Cibalukbuk di sekitar desa-desa sekitar kawasan TNGC. Hal ini menunjukan
bahwa aktifitas wisata yang ada telah ikut mempengaruhi perputaran
ekonomi masyarakat di daerah penyangga sekitarnya.
Keindahan TN Ciremai di Blok Kubang,
Padabeunghar
EXECUTIVE SUMMARY TN GUNUNG CIREMAI TAHUN 2016 | 12
Tabel 3. Rekapitulasi Nilai Manfaat Ekonomi Usaha Wisata TNGC Tahun 2015 dan Tahun 2016
2015 2016 2015 2016 2015 2016 2015 20161 Buper Palutungan 9,8 9,8 95.600 88.000 1.434.000.000 1.320.000.000 5.927.200.000 5.456.000.000
2 Jalur Pendakian Palutungan 4,5 4,5 12.300 19.400 615.000.000 970.000.000 1.808.100.000 2.851.800.000
3 Lembah Cilengkrang 25 25 16.300 11.042 203.750.000 138.025.000 888.350.000 601.789.000
4 Jalur Pedakian Linggasana 4,25 4,25 1.700 1.900 85.000.000 95.000.000 241.400.000 269.800.000
5 Jalur Pendakian Linggarjati 4,5 4,5 13.900 11.000 695.000.000 550.000.000 1.973.800.000 1.562.000.000
6 Lambosir 1 1 3.100 7.100 38.750.000 88.750.000 137.950.000 315.950.000
7 Curug Gongseng 1 1 100 163 1.000.000 1.630.000 4.200.000 6.846.000
8 Balong Dalam 3 3 12.200 8.300 122.000.000 83.000.000 512.400.000 348.600.000
9 Balong Cigugur 1 1 34.800 32.400 348.000.000 324.000.000 1.635.600.000 1.522.800.000
10 Cibeureum 2 2 5.600 9.500 56.000.000 95.000.000 207.200.000 351.500.000
11 Singkup/Paniis 2 2 39.300 55.100 393.000.000 688.750.000 2.043.600.000 3.002.950.000
12 Lebak Singkup 1 1 433 700 4.330.000 4.900.000 22.516.000 34.300.000
13 Talaga Remis 6 6 33.949 38.575 339.490.000 482.187.500 1.935.093.000 2.295.212.500
14 Cikole 1,68 1,68 1.600 800 16.000.000 9.600.000 67.200.000 35.200.000
15 Ipukan 2 2 1.200 26.700 18.000.000 400.500.000 62.400.000 1.388.400.000
16 Cibulan 2 2 2.400 2.700 36.000.000 40.500.000 124.800.000 140.400.000
17 Situs Lingga Sagarahiyang 2 2 100 100 1.250.000 1.250.000 4.950.000 4.050.000
18 Batu Luhur 0 4 - 3.600 - 45.000.000 - 196.200.000
19 Buper Cibunar 0 4 - 1.000 - 10.000.000 - 47.000.000
20 Bukit Seribu Bintang 0 3,8 - 1.250 - 125.000.000 - 690.000.000
21 Curug Cipetey 2 2 10.000 13.400 150.000.000 201.000.000 520.000.000 1.165.800.000
22 Buper Panten 2 2 6.900 24.180 103.500.000 362.700.000 358.800.000 2.103.660.000
23 Jalur Pendakian Apuy 1,2 1,2 11.827 18.907 591.350.000 945.350.000 1.738.569.000 4.291.889.000
24 Sangiang 3 3 15.507 20.100 232.605.000 301.500.000 961.434.000 1.748.700.000
25 Buper Leles 2 2 1.200 2.100 18.000.000 31.500.000 62.400.000 130.200.000
JUMLAH 82,93 94,73 320.016 398.017 5.502.025.000 7.315.142.500 21.237.962.000 30.561.046.500
Rata-rata Per Hektar (Rp) 66.345.412 77.220.970 256.095.044 322.612.124
Peningkatan (%)
No Nama Objek Wisata
Alam
14,2 24,4 33,0 43,9
Luas
Kawasan
Jumlah
Pengunjung
Pendapatan Bruto
(Rp/tahun)
Nilai Ekonomi Multi effect
(Rp/Tahun)
Tabel 4. Rekapitulasi Nilai Manfaat Ekonomi Wisata untuk Masyarakat Tahun 2015 dan Tahun
2016
Tahun Nilai Ekonomi Multiplier PNBP Nilai Ekonomi
2015 Rp. 21.237.962.000,- Rp. 1.652.909.500,- Rp. 19.585.052.500,-
2016 Rp. 30.561.046.500,- Rp. 2.204.641.000,- Rp. 28.356.405.500,-
EXECUTIVE SUMMARY TN GUNUNG CIREMAI TAHUN 2016 | 13
b. Pengembangan Produk dan Budaya Lokal
Untuk mempertahankan sejauh mana status keberlanjutan
pengelolaan TNGC untuk pemanfaatan jasa lingkungan yang ada,
berdasarkan penelitian-penelitian yang sudah dilakukan maka beberapa
upaya pengelolaan di arahkan pada pemberdayaan ekonomi dan pembinaan
kelembagaan masyarakat sekitar kawasan, melalui kegiatan pemanfaatan
jasa-jasa lingkungan air, wisata dan budidaya plasma nutfah. Sejarah
keberadaan TNGC yang ketika awal terbentuknya kawasan TNGC,
masyarakat sekitar TNGC memanfaatkan lahan untuk kegiatan pertanian
dan perkebunan. Dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar
TNGC dari segi penghasilan maka Balai TNGC mengeluarkan program alih
profesi, alih lokasi dan alih komoditi.
Berkaitan dengan penguatan kapasitas dan penguatan kelembagaan
masyarakat, kelompok masyarakat yang sudah terbentuk dibawah binaan
Balai TNGC secara rutin dilakukan bimbingan peningkatan kapasitas
manajerial dan kelembagaan pengelolaan baik dari segi administrasi,
pelayanan, pengamanan dan pengembangan usahanya. Pengembangan
selanjutnya diharapkan kelompok masyarakat tersebut dapat mengangkat
produk-produk kuliner dan atraksi seni budaya setempat. Pada tahun 2016
ini telah berjalan produksi makanan khas setempat seperti, olahan makanan
dan minuman (madu, keripik nangka, keripik pisang, minuman sarindung,
minuman cincau, minuman herbal serbuk, kerupuk kulit pisang, kerupuk
rasa jahe, keripik singkong, keripik kesemek, dodol kasemek, keripik ubi,
manisan ubi) dan budidaya jamur kuping (Tabel 5).
Kecapi Ciremai salah satu budaya lokal yang
dikembangkan di TN Gunung Ciremai
EXECUTIVE SUMMARY TN GUNUNG CIREMAI TAHUN 2016 | 14
Tabel 5. Rekapitulasi Nilai Manfaat Ekonomi Usaha Kuliner Masyarat Sekitar Kawasan TNGC
No.Nama Kelompok
/ DesaProduksi
Harga
SatuanModal Laba
Penghasilan
BersihKeterangan
Sistik sintrong, 60 kg 70.000 50.000 20.000 3.000.000
Sistik katuk 80 kg 70.000 50.000 20.000 4.000.000
Kripik Nangka 70 kg 120.000 100.000 20.000 7.000.000
Minuman
Sarindung
1100 botol 8.000 4.000 4.000
4.400.000
Krupuk Gadung 80 kg 70.000 50.000 20.000 4.000.000
Madu (250 ml) 100 botol 80.000 40.000 40.000 4.000.000
Krupuk Kulit
Pisang
3000 bungkus 7.000 5.000 2.000 15.000.000
Krupuk rasa jahe 3000 bungkus 7.000 5.000 2.000 15.000.000
Minuman
/Wedang
Serenud
Srindung (250
ml)
150 botol 12.500 8.000 4.500 1.200.000
Minuman/ sari
mangga limus
200 botol 15.000 10.000 5.000 2.000.000
Krupuk Emping
Melinjo
30 kg 120.000 80.000 40.000 2.400.000
Kripik Singkong 200 kg 75.000 55.000 20.000 11.000.000
Dodol Kesemek 300 bungkus 10.000 80.000 -70.000 24.000.000
Kripik jamur
kuping
40 kg 100.000 50.000 50.000 2.000.000
Nugget jamur 200 bungkus 20.000 15.000 5.000 3.000.000
Jamur kuping
kering
30 kg 80.000 60.000 20.000 1.800.000
Bubuk cabe 100 kg 75.000 40.000 35.000 4.000.000
Bubuk biji Kopi 40 kg 25.000 20.000 5.000 800.000
Bubuk Jahe 100 kg 50.000 30.000 20.000 3.000.000
bubuk Kunyit 150 kg 50.000 30.000 20.000 4.500.000
sirup ubi ungu 80 lt 50.000 25.000 25.000 2000000
keripik ubi ungu 70 kg 30.000 25.000 5.000 350000
madu 100 lt 150.000 100.000 50.000 5000000
dodol tomat 250 kg 7.500 5.000 2.500 625.000
ketimpring 100 kg 5.000 3.000 2.000 200.000
dodol jambu 300 kg 10.000 7.500 2.500 750.000
keripik jambu 150 kg 25.000 15.000 10.000 1.500.000
9 ipukan keripik talas 1000 kg 20.000 15.000 5.000 5.000.000
10 cibalukbuk wedang abah 75 kg 35.000 30.000 5.000 375.000
jamur kayu 750 kg 15.000 12.500 2.500 1.875.000
keripik 100 bh 20.000 15.000 5.000 500.000
cookies rebung 500 kg 30.000 25.000 5.000 2.500.000
keripik nangka 250 kg 10.000 7.500 2.500 625.000
emping 75 kg 75.000 40.000 35.000 2.625.000
keripik gadung 50 kg 60.000 50.000 10.000 500.000
wedang jahe 35 kg 75.000 50.000 25.000 875.000
keripik ubi 45 kg 30.000 25.000 5.000 225.000
keripik talas 90 kg 30.000 25.000 5.000 450.000
madu 50 lt 200.000 100.000 100.000 5.000.000
147.075.000 NILAI EKONOMI
13 batu luhur
Produksi/Bulan
6
7
8
11
12
4 Ciremai Indah alat-alat untuk
penunjang
pembibitan jamur
kuping
5 Bukit Ciremai Mesin Gilingan
Bubuk Cabe, Alat
Pengemasan Olahan
Makanan, Timbangan
Elektrik
3 LMDK Kusuma Legalitas Hala dan
PIRT (Kripik singkong,
dodol kesemek)
1 Mekar Sarumpi - Legalitas Hala dan
PIRT (Kripik Nangka,
Sistik Sintrong, Sistik
Katuk, Madu,
Sarindung)
- Vacum Friying ( alat
pembuatan kripik
buah-buahan ) -
2 Mekar Agung Legalitas Hala dan
PIRT (Krupuk kulit
pisang, Krupuk rasa
jahe, Krupuk Emping,
Minuman /wedang
serenud/ sari mangga
limus), Timbangan
Elektrik , Alat
Pengemasan olahan
makanan
cibuntu
bandorasa kulon
situs lingga
cilengkrang
lambosir
EXECUTIVE SUMMARY TN GUNUNG CIREMAI TAHUN 2016 | 15
Gambar 5
Kuliner Lokal Berbasis Plasma Nutfah di TN Gunung Ciremai
Balai TNGC juga melalui kegiatan penyuluhan melakukan pembinaan
terhadap produk unggulan setempat, dengan adanya pendampingan
tersebut maka produk unggulan setempat mengalami peningkatan yang
maksimal baik dari segi kualitas, kuantitas maupun keuntungan masyarakat
sekitar kawasan TNGC. Saat ini Balai TNGC telah membina kelompok
masyarakat sebanyak 13 kelompok masyarakat. Produk unggulan tersebut
dimulai dari penggalian potensi masing-masing lokasi/desa kemudian
dilanjutkan dengan pengembangan dan pemasaran produk unggulan
tersebut. Dalam tahun 2016 kegiatan pengalian potensi pemasaran dan
pembinaan kelompok masyarakat. memperoleh keuntungan sebesar Rp.
147.075.000,-. Hal ini belum termasuk nilai pengembangan budaya lokal
berupa Kecapi Ciremai yang mempunyai nilai ekonomi pada tahun 2015
sebesar Rp. 43.815.500,- dan tahun 2016 sebesar Rp. 38.892.000,- (Tabel 6).
Tabel 6 Nilai Ekonomi pengembangan produk dan budaya lokal
Tahun Kacapi Ciremai Produk Kuliner Lokal Jumlah
2015 Rp. 43.815.500,- - Rp. 43.815.500,-
2016 Rp. 38.892.000,-. Rp. 147.075.000,- Rp. 185.967.000,-
EXECUTIVE SUMMARY TN GUNUNG CIREMAI TAHUN 2016 | 16
c. Pemanfaatan Jasa Lingkungan Air
Kawasan hutan TNGC sebagai kawasan yang memiliki peranan
penting dalam daerah resapan air (catchment area) yang memberikan jasa
hidrologis yang penting untuk memenuhi berbagai kebutuhan air
masyarakat menjadi sangat penting agar pemanfaatannya optimal dan
keberadaannya tetap terjaga. Pada tahun 2016, untuk pemanfaatan
komersial diharapkan seluruh pemanfaat air yang telah melakukan
perjanjian kerja sama agar dapat dikeluarkan ijin pemanfaatan/usaha airnya
dari kawasan TNGC. Dalam perkembangannya telah dilakukan pencermatan
terhadap 6 (enam) permohonan proposal Izin Usaha Pemanfaatan Air (IUPA)
dari perusahaan swasta dan telah selesai diterbitkan 6 (enam) rekomendasi
pertimbangan teknis dari Balai TNGC. Nilai pemanfaatan jasa lingkungan air
yang nyata adalah nilai kompensasi pemanfaatan sumber daya air yang
diterima oleh Pemerintah Kabupaten Kuningan yang berasal dari
Pemerintah Kabupaten Cirebon, Pemerintah Kota Cirebon, PT. Pertamina
Cirebon, PT. Indocement Cirebon dan PDAM Kabupaten Kuningan (Tabel 7).
Menurut data terakhir, penerimaan tahun 2016 untuk kompensasi tahun
2015 adalah sebesar Rp. 4.641.318.709,- (Rismunandar, 2016).
Tabel 7.
Kompensasi Pemanfaatan Jasa Lingkungan Air untuk Kabupaten Kuningan
2011 2012 2013 2014 2015
1 Pemerintah Kabupaten Cirebon 337.025.886 374.514.682 320.277.228 197.127.751 502.852.006 1.731.797.553
2 Pemerintah Kota Cirebon 2.323.294.649 2.147.287.495 2.944.453.241 2.944.453.247 2.944.453.248 13.303.941.880
3 PT. Pertamina Cirebon 33.602.580 57.119.040 43.668.570 38.371.080 44.011.440 216.772.710
4 PDAM Kuningan 341.500.000 400.000.000 400.000.000 450.000.000 450.000.000 2.041.500.000
5 PT. Indocement Cirebon 600.000.000 700.000.000 700.000.000 700.000.000 700.000.000 3.400.000.000
TOTAL 3.635.425.126 3.678.923.229 4.408.401.052 4.329.954.092 4.641.318.709 20.694.012.143
JUMLAH KOMPENSASI YANG DITERIMA KAB. KUNINGANINSTANSI TOTALNO.
3. PEMULIHAN DAN RESTORASI KAWASAN
Pemulihan ekosistem dan restorasi kawasan pada kawasan TNGC
yang mengalami kerusakan (degradasi) umumnya bertujuan untuk
memulihkan kembali habitat satwa liar dan keanekaragaman hayati ke
keadaan semua sebelum terjadi kerusakan ekosistem. Melalui upaya
restorasi ekosistem diupayakan fungsi-fungsi ekosistem dari kawasan taman
nasional dapat berperan kembali secara optimal.
Melalui optimalisasi kelola ekologi, sosial dan ekonomi yang ada
konsekuensi biaya yang dibutuhkan dapat dihilangkan bahkan dapat
EXECUTIVE SUMMARY TN GUNUNG CIREMAI TAHUN 2016 | 17
menciptakan potensi nilai ekonomi baru untuk masyarakat sekitar kawasan.
Kalkulasi nilai ekonomi kegiatan restorasi swadana yang dilakukan baik oleh
LSM dan pengunjung wisata di TNGC diperoleh estimasi nilai ekonomi
sebesar Rp. 47.747.000,- dan tertanam pohon sebanyak 6.821 batang pohon
(tabel 9). Hasil ini belum termasuk program restorasi JICS-Japan yang
merealisasikan anggaran pada tahun 2015 sebesar Rp. 900.000.000,- dan
tahun 2016 sebesar sekitar Rp. 720.000.000,- dan telah tertanam sebanyak
25.786 pohon.
Tabel 8 Jumlah batang pohong yang ditanam di kawasan TN Gunung Ciremai secara swadaya
NO. BULAN PIHAK PENANAM LOKASI JUMLAH
1 Mei Masyarakat Kec. Sindangwangi Buper Awilega 500
2 Mei Eiger Adventure Basecamp Apuy 300
3 Juni PPC Trans 7 Basecamp Apuy 200
4 Juli Cirebon Runner Club Lambosir 50
5 Agustus Barudak Walungan Cibulan 100
6 Agustus Vespa Club Buper Panten 250
7 Oktober Hijab Adventure Ipukan 20
8 Oktober Cirebon Travelling Bandorasa Kulon 100
9 Oktober Mahasiswa Wiralodra Indramayu Lambosir 200
10 Oktober SMPN 3 Sindangwangi Buper Leles 300
11 Oktober SMAN 4 Cirebon Buper Leles 500
12 November Politeknik Cirebon Lambosir 130
13 November Lembaga Desa Setianegara Lambosir 20
14 November MAN 1 Cikijing Tenjo Laut 50
15 November Forum Bank Jakarta Hulu Ciawi 400
16 November SMK Ulil Albab Buper Leles 150
17 November MTS Yaa Abidi Buper Leles 250
18 Desember Kharisma Motor Club Balong Dalem 56
19 Desember SD 1 Sangkanerang Cibalukbug 50
20 Desember Pengunjung ODTWA BSB Kubang 2300
21 Desember Pengunjung ODTWA Batuluhur Batu Luhur 745
22 Desember Pengunjung ODTWA Ipukan Ipukan 150
TOTAL PENANAMAN
6.821 Bibit
HARGA PER BIBIT Rp. 7.000,-
NILAI EKONOMI Rp. 47.747.000,-
EXECUTIVE SUMMARY TN GUNUNG CIREMAI TAHUN 2016 | 18
Elang Brontok (Nisaetus cirrhatus),
Salah Satu Satwa yang Berhasil Dilepasliarkan oleh
Masyarakat Bersama Petugas di TN Gunung Ciremai
EXECUTIVE SUMMARY TN GUNUNG CIREMAI TAHUN 2016 | 19
EPILOG
Pelaksanaan kegiatan prioritas di TNGC meliputi fungsi penelitian,
pendidikan dan ilmu pengetahuan, penunjang budi daya dan plasma nutfah,
fungsi jasa lingkungan dan fungsi restorasi dan pemulihan ekosistem. Rasio
nilai ekonomi yang diterima masyarakat dari pengelolaan fungsi kawasan
TNGC bila dibandingkan dengan nilai APBN yang diterima Balai TNGC dalam
DIPA BA. 029 pada tahun 2015 mencapai 1 : 2 (Rp. 11.635.306.000,- : Rp.
21.216.324.592,-) dan pada tahun 2016 mencapai lebih dari 1 : 3 (Rp.
10.585.845.000,- : Rp. 35.117.744.150,-). Hal ini terlampir pada tabel 9.
Tabel 9 Nilai Ekonomi Total Pengelolaan TN Gunung Ciremai
PNBP MASYARAKAT PNBP MASYARAKAT
Rp Rp Rp Rp
1.FUNGSI PENELITIAN PENDIDIKAN DAN
ILMU PENGETAHUAN
a.Jasa Pendampingan penelitian oleh
masyarakat102.255.000
b. Kegiatan KEHATI 358.550.941
C. Pengamanan dan Camp Fire Care 690.000.000
2. FUNGSI JASA LINGKUNGAN
a. Wisata Alam 1.652.909.500 15.942.555.000 2.204.641.000 28.356.405.500
b. Pengembangan Produk dan Budaya Lokal 43.815.500 185.967.000
c. Jasa Lingkungan air 4.329.954.092 4.641.318.709
3. PENUNJANG BUDI DAYA DAN PLASMA NUFTAH
a. Pengembangan Mikroorganisme Hutan
b. Pertanian Sehat Daerah Penyangga 15.500.000
4. FUNGSI RESTORASI DAN PEMULIHAN EKOSISTEM
a. Lembaga Donor 900.000.000 720.000.000
b. Penanaman Swadaya 47.747.000
1.652.909.500 21.216.324.592 2.204.641.000 35.117.744.150
1 : 2 1 : 3
JENIS KEGIATANNO
NILAI EKONOMI
2015 2016
RATIO DIPA DAN KELOLA EKONOMI
JUMLAH KELOLA EKONOMI 22.869.234.092 37.322.385.150
ANGGARAN DIPA TA 11.695.306.000 10.585.845.000
JUMLAH
EXECUTIVE SUMMARY TN GUNUNG CIREMAI TAHUN 2016 | 20
Menunjuk hal-hal tersebut diatas, dapat diterima bahwa pengelolaan
TNGC sudah sesuai dengan UU. No. 5 Tahun 1990 serta hasilnya dapat
memenuhi mandat UUD 1945 dan arahan Nawa Cita Kabinet Kerja Menteri
Republik Indonesia. Untuk Tahun 2017 dengan nilai awal DIPA BA. 029
sebesar Rp. 13.931.000.000,- ditargetkan mampu meningkatkan nilai
ekonomi masyarakat dengan rasio 1 : 5 menjadi Rp. 69.655.000.000,- (Enam
puluh sembilan milyar enam ratus lima puluh lima juta rupiah).
Adapun aktivitas tersebut di atas dikerjakan oleh orang-orang muda
di TNGC sehingga hal ini menjadi penting dan haruslah menjadi catatan
pimpinan karena saat ini dan untuk waktu ke depan di TNGC telah
dipersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkapasitas dan berkualitas
baik sikap mental maupun daya juang yang bermanfaat untuk
kepemimpinan pemerintahan.
EXECUTIVE SUMMARY TN GUNUNG CIREMAI TAHUN 2016 | 21
Hak Cipta :@Balai TN Gunung Ciremai
Kuningan, 2016