Top Banner
28

Ringkasan Eksekutif UNTUK KEDAULATAN RAKYATksdae.menlhk.go.id/assets/uploads/Buku Eksekutif Report BTNGC.pdf · menunjang kedaulatan pangan dan kawasan khususnya keanekaragaman mikroorganisme

Mar 03, 2019

Download

Documents

vuongcong
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Ringkasan Eksekutif UNTUK KEDAULATAN RAKYATksdae.menlhk.go.id/assets/uploads/Buku Eksekutif Report BTNGC.pdf · menunjang kedaulatan pangan dan kawasan khususnya keanekaragaman mikroorganisme
Page 2: Ringkasan Eksekutif UNTUK KEDAULATAN RAKYATksdae.menlhk.go.id/assets/uploads/Buku Eksekutif Report BTNGC.pdf · menunjang kedaulatan pangan dan kawasan khususnya keanekaragaman mikroorganisme

Ringkasan Eksekutif

MENUJU MANAJEMEN PARIPURNA PENGELOLAAN TAMAN NASIONAL GUNUNG CIREMAI

UNTUK KEDAULATAN RAKYAT

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM

BALAI TAMAN NASIONAL GUNUNG CIREMAI Jl. Kuningan – Cirebon KM 9 No. 1 Manis Lor Jalaksana

Telp./Fax. (0232) 613152 Kuningan 45554

Page 3: Ringkasan Eksekutif UNTUK KEDAULATAN RAKYATksdae.menlhk.go.id/assets/uploads/Buku Eksekutif Report BTNGC.pdf · menunjang kedaulatan pangan dan kawasan khususnya keanekaragaman mikroorganisme
Page 4: Ringkasan Eksekutif UNTUK KEDAULATAN RAKYATksdae.menlhk.go.id/assets/uploads/Buku Eksekutif Report BTNGC.pdf · menunjang kedaulatan pangan dan kawasan khususnya keanekaragaman mikroorganisme

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT,

Ringkasan Eksekutif Pengelolaan Taman Nasional Gunung Ciremai Tahun

2016 telah selesai disusun. Taman Nasional Gunung Ciremai merupakan

salah satu taman nasional paling muda di Indonesia yang mempunyai nilai

sangat penting karena merupakan habitat terakhir satwa endemic Jawa

Barat dan water catchment area untuk daerah Ciayumajakuning.

Pelaksanaan kegiatan prioritas di TNGC meliputi fungsi penelitian,

pendidikan dan ilmu pengetahuan, penunjang budi daya dan plasma nutfah,

fungsi jasa lingkungan dan fungsi restorasi dan pemulihan ekosistem.

Kegiatan ini seuai dan merupakan implementasi dari lap (1) UU. No. 5 Tahun

1990 tentang KSDAE, (2) UU. No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, (3) UU.

No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan

Hidup, (4) Arahan kabinet kerja pemerintah tentang Nawa Cita serta (5)

Rencana Strategis Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan

Ekosistem Tahun 2015-2019

Dengan dilaporkannya Ringkasan Eksekutif Pengelolaan Taman

Nasional Gunung Ciremai Tahun 2016, diharapkan dapat menjadi lebih

meningkatkan kinerja dalam pengelolaan intensif Taman Nasional Gunung

Ciremai di tahun selanjutnya. Ucapan terima kasih dan penghargaan yang

setinggi tingginya disampaikan kepada Tim Penyusun serta para pihak yang

telah memberikan kontribusi dalam penyusunan dokumen ini. Semoga

dokumen ini bermanfaat dalam upaya pengembangan pengelolaan Taman

Nasional Gunung Ciremai di masa mendatang.

Kepala Balai,

Ir. PADMO WIYOSO NIP. 19590910 198603 1 001

EXECUTIVE SUMMARY TN GUNUNG CIREMAI TAHUN 2016 | ii

Page 5: Ringkasan Eksekutif UNTUK KEDAULATAN RAKYATksdae.menlhk.go.id/assets/uploads/Buku Eksekutif Report BTNGC.pdf · menunjang kedaulatan pangan dan kawasan khususnya keanekaragaman mikroorganisme
Page 6: Ringkasan Eksekutif UNTUK KEDAULATAN RAKYATksdae.menlhk.go.id/assets/uploads/Buku Eksekutif Report BTNGC.pdf · menunjang kedaulatan pangan dan kawasan khususnya keanekaragaman mikroorganisme

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ......................................................................................... ii

Daftar Isi ................................................................................................... iii

Prolog ....................................................................................................... 1

Tiga Pilar Pengelolaan Taman Nasional Gunung Ciremai ......................... 3

Nilai Manfaat Pengelolaan Taman Nasional Gunung Ciremai .................. 5

1. Fungsi Penelitian, Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan .................. 5

2. Fungsi Jasa Lingkungan ................................................................. 11

3. Fungsi Restorasi dan Pemulihan Ekosistem .................................. 16

Epilog ........................................................................................................ 19

EXECUTIVE SUMMARY TN GUNUNG CIREMAI TAHUN 2016 | iii

Page 7: Ringkasan Eksekutif UNTUK KEDAULATAN RAKYATksdae.menlhk.go.id/assets/uploads/Buku Eksekutif Report BTNGC.pdf · menunjang kedaulatan pangan dan kawasan khususnya keanekaragaman mikroorganisme

Curug Putri, Salah satu air terjun di

TN Gunung Ciremai

Page 8: Ringkasan Eksekutif UNTUK KEDAULATAN RAKYATksdae.menlhk.go.id/assets/uploads/Buku Eksekutif Report BTNGC.pdf · menunjang kedaulatan pangan dan kawasan khususnya keanekaragaman mikroorganisme

EXECUTIVE SUMMARY TN GUNUNG CIREMAI TAHUN 2016 | 1

PROLOG

Pada tahun 2015 dan 2016, pengelolaan sumber daya alam hayati dan

ekosistemnya di Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) telah mengarah

kepada pola pengelolaan kawasan konservasi yang partisipatif dengan

mendaulatkan masyarakat di sekitarnya. Hal ini sesuai tujuan pembangunan

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun 2015-2019, yaitu

mewujudkan kualitas lingkungan hidup yang baik dan sehat, serta

pengelolaan sumberdaya hutan yang lestari untuk kesejahteraan rakyat

menuju pembangunan berkelanjutan, diperlukan pengelolaan kawasan

konservasi dan keanekaragaman hayati sumber daya alam secara efektif.

Adapun sasaran yang ingin dicapai dari pelaksanaan Program Konservasi

Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistem adalah peningkatan efektivitas

pengelolaan hutan konservasi dan konservasi keanekaragaman hayati untuk

pemanfaatan yang berkelanjutan bagi kepentingan ekologi, sosial dan

ekonomi.

Kebijakan prioritas kegiatan di TN Gunung Ciremai adalah pengelolaan

kawasan yang diarahkan pada optimalisasi kegiatan perlindungan,

pengawetan dan pemanfaatan kawasan untuk menciptakan manfaat

ekologis berupa kawasan hutan yang lestari dan terjaga, manfaat ekonomi

berupa peningkatan kesejahteraan masyarakat secara nyata dan manfaat

sosial yang berkeadilan untuk stakeholder lainnya. Hal ini merupakan

implementasi dari UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya

Alam Hayati dan Ekosistemnya, UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan,

UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan

Hidup, arahan kabinet kerja pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla

tentang Nawa Cita serta Rencana Strategis Direktorat Jenderal Konservasi

Sumber Daya Alam dan Ekosistem yaitu Terjaminnya Efektifitas

Pengelolaan Taman Nasional.

Page 9: Ringkasan Eksekutif UNTUK KEDAULATAN RAKYATksdae.menlhk.go.id/assets/uploads/Buku Eksekutif Report BTNGC.pdf · menunjang kedaulatan pangan dan kawasan khususnya keanekaragaman mikroorganisme

EXECUTIVE SUMMARY TN GUNUNG CIREMAI TAHUN 2016 | 2

Pohon Pinus, Salah Satu Vegetasi di

Zona Pemanfaatan TN Gunung Ciremai

Page 10: Ringkasan Eksekutif UNTUK KEDAULATAN RAKYATksdae.menlhk.go.id/assets/uploads/Buku Eksekutif Report BTNGC.pdf · menunjang kedaulatan pangan dan kawasan khususnya keanekaragaman mikroorganisme

EXECUTIVE SUMMARY TN GUNUNG CIREMAI TAHUN 2016 | 3

TIGA PILAR PENGELOLAAN

TAMAN NASIONAL GUNUNG CIREMAI

Pada hakekatnya, pengelolaan kawasan konservasi adalah untuk

mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

Ada 3 (tiga) aspek yang perlu diperhatikan dalam menerapkan masalah

keberlanjutan sumber daya hutan yaitu aspek ekonomi, ekologi dan sosial

budaya. Secara ekonomi, pemanfaatan jasa lingkungan dan sumber daya

hutan lainnya harus mampu menghasilkan penerimaan ekonomi untuk

stakeholder terkait termasuk masyarakat di sekitar kawasan hutan. Secara

ekologi, jasa lingkungan dan sumbe rdaya hutan lainnya tetap memiliki

manfaat dan fungsi lingkungan. Dari sisi sosial, pemanfaatan jasa lingkungan

dan sumber daya hutan lainnya dapat memberikan berkeadilan dan terjadi

harmonisasi antar stakeholder di kawasan konservasi tersebut (Muslih,

2015).

Berdasarkan hal tersebut, pengelolaan TNGC dilaksanakan dalam 3

ruang kelola yakni kelola ekologis, kelola sosial budaya dan kelola ekonomi.

Selain itu, berdasarkan Rencana Strategis Rencana Strategis Direktorat

Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem telah ditetapkan

sasaran strategis yang harus dijalankan oleh setiap unit pelaksana teknis di

bawah Ditjen KSDAE, yaitu Terjaminnya Efektifitas Pengelolaan Taman

Nasional. Oleh karena itu, maka kebijakan prioritas kegiatan-kegiatan

pengelolaan kawasan TN Gunung Ciremai harus terimplementasi pada

kegiatan-kegiatan yang mendukung kebijakan tersebut.

1. Kelola Ekologis

Kelola ekologis dalam periode 2015 dan 2016 telah mengeksplorasi dan

mengembangkan kekayaan ekosistem pada 4 ruang potensi yaitu : potensi

di bawah permukaan lantai hutan, potensi pada lantai hutan, potensi ruang

diantara hutan dengan tajuk dan potensi pada ruang tajuk.

2. Kelola Sosial Budaya

Kelola sosial budaya dilakukan pada 45 desa di sekitar kawasan yang

mencakup 2 kabupaten yaitu Kuningan dan Majalengka. Kelola sosial

dilakukan dengan menginisiasi kelembagaan masyarakat desa yang

Page 11: Ringkasan Eksekutif UNTUK KEDAULATAN RAKYATksdae.menlhk.go.id/assets/uploads/Buku Eksekutif Report BTNGC.pdf · menunjang kedaulatan pangan dan kawasan khususnya keanekaragaman mikroorganisme

EXECUTIVE SUMMARY TN GUNUNG CIREMAI TAHUN 2016 | 4

dimisikan untuk menguatkan posisi masyarakat sebagai pelaku pemanfaat

kesejahteraan dan pengeloaan TNGC baik dalam aspek tanggung jawab

terhadap keberadaan TNGC, kemampuan menjadi tuan rumah bagi potensi

TNGC serta presentasi kearifan lokal masyarakat dalam membangun nilai 2

interaksi dengan ekosistem TNGC dan aktivitas pengelolaannya.

3. Kelola Ekonomi

Kelola ekonomi merupakan penjabaran kerja sesuai arahan nawacita

dimana manajemen pemerintahan harus hadir dan mampu mewujudkan

kemanfaatan bagi masyarakat.

Gambar 1 Kunjungan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan ke TN Gunung Ciremai

Medio Bulan September 2015

Page 12: Ringkasan Eksekutif UNTUK KEDAULATAN RAKYATksdae.menlhk.go.id/assets/uploads/Buku Eksekutif Report BTNGC.pdf · menunjang kedaulatan pangan dan kawasan khususnya keanekaragaman mikroorganisme

EXECUTIVE SUMMARY TN GUNUNG CIREMAI TAHUN 2016 | 5

NILAI MANFAAT PENGELOLAAN TAMAN NASIONAL GUNUNG CIREMAI

1. KEGIATAN PENELITIAN, PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN

a. Pendampingan dan Pelestarian Keanekaragaman Hayati

Salah satu tujuan pengelolaan taman nasional adalah pemanfaatan

kawasan potensi taman nasional secara optimal, lestari dan bijaksana untuk

kepentingan kegiatan penelitian, pendidikan dan pengembangan ilmu

pengetahuan. Saat ini TNGC telah memiliki stasiun pusat penelitian yang

pembangunannya dibiayai dari dana CSR PT. Pertamina Asset 3 Jatibarang

dan telah selesai pembangunannya pada bulan Mei 2016. Stasiun pusat

penelitian di TNGC, akan memberikan sarana bagi semua pihak baik dalam

negeri maupun luar negeri dalam melakukan kegiatan penelitian. Pada

tahun 2016, kegiatan pengawetan & pemanfaatan kehati telah

menghasilkan nilai ekonomi sebesar Rp. 470.905.941,- untuk kesejahteraan

masyarakat. Kegiatan ini termasuk kegiatan pendampingan masyarakat

dalam penelitian dan pendidikan yang dilakukan di kawasan TNGC yang

mendatangkan keuntungan secara ekonomi kepada masyarakat sebesar Rp.

102.255.000,- (Tabel 1) dan kegiatan pengawetan keanekaragaman hayati

dan pengembangan plasma nutfah berupa pengembangan koleksi dan

budidaya anggrek sebesar Rp. 358.550.941,- (Tabel 2).

Upaya pengelolaan untuk penunjang budidaya pun sudah dilakukan

juga seperti kegiatan identifikasi plasma mutfah bernilai penting untuk

menunjang kedaulatan pangan dan kawasan khususnya keanekaragaman

mikroorganisme yang berada di dalam kawasan Taman Nasional Gunung

Ciremai. Berdasarkan hasil pengujian laboratorim, telah dapat diidentifikasi

mikroorganisme antara lain Rhizobium leguminosarum dan Bacillus sp.

Khusus untuk aplikasi mikroorganisme telah dibuktikan mampu memberi

solusi reklamasi lahan bekas tambang di wilayah kerja pabrik semen

Cibinong yang dilakukan bekerja sama dengan Jurusan Biologi Fakultas

MIPA IPB. Uji Coba ini menggunakan tumbuhan jenis angsana, lantora dan

ki hujan dapat tumbuh bagus pada lahan bekas tambang, serta mendapat

Juara III lomba Query Life yang diadakan oleh Perusahaan Tambang Semen

Tiga Roda.

Page 13: Ringkasan Eksekutif UNTUK KEDAULATAN RAKYATksdae.menlhk.go.id/assets/uploads/Buku Eksekutif Report BTNGC.pdf · menunjang kedaulatan pangan dan kawasan khususnya keanekaragaman mikroorganisme

EXECUTIVE SUMMARY TN GUNUNG CIREMAI TAHUN 2016 | 6

Gambar 2 Peresmian Pusat Penelitian TN Gunung Ciremai oleh Sekditjen KSDAE

Medio Bulan Juni 2016

Menunjuk hasil-hasil tersebut di atas manajemen TNGC secara

voluntary melakukan percontohan pertanian sehat yaitu melakukan usaha

pertanian dengan membangun kesehatan ekosistem lahan pertanian yang

dikerjakan oleh staf TNGC di beberapa tempat. Praktek ini menunjukan

biaya usaha tani relatif lebih murah dan telah menghasilkan sebesar Rp.

15.500.000,-. Relatif lebih tahan terhadap hama dan penyakit, waktu panen

relatif cepat dan hasil produksi lebih tinggi. Hal ini dilakukan sebagai

implementasi dari tanggung jawab Kementerian LHK terhadap lingkungan

secara umum.

Page 14: Ringkasan Eksekutif UNTUK KEDAULATAN RAKYATksdae.menlhk.go.id/assets/uploads/Buku Eksekutif Report BTNGC.pdf · menunjang kedaulatan pangan dan kawasan khususnya keanekaragaman mikroorganisme

EXECUTIVE SUMMARY TN GUNUNG CIREMAI TAHUN 2016 | 7

Tabel 1 Nilai ekonomi kegiatan pendampingan jasa penelitian oleh masyaraka

t

NO. NAMA KEGIATAN URAIAN KEGIATAN NILAI (Rp.)

1 Praktek Kerja Lapangan Mahasiswa Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor

Tercipta nilai ekonomi dimana masyarakat berperan sebagai pendamping dan penyedia bahan peralatan serta konsumsi dengan jumlah peserta PKL 24 orang

25.120.000,

2 Praktek Kerja Lapangan Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Kehutanan Kadipaten

Tercipta nilai ekonomi dimana masyarakat berperan sebagai pendamping dan penyedia bahan peralatan serta konsumsi dengan jumlah peserta PKL 3 orang

12.750.000,-

3 Penelitian Inventarisasi dan Pemetaan Penyebaran Huru Sintok Di Kawasan TNGC

Tercipta nilai ekonomi dimana masyarakat berperan sebagai pendamping dan penyedia bahan peralatan, penginapan serta konsumsi dimana tim peneliti berjumlah 6 orang

13.440.000,-

4 Penelitian Pemodelan Habitat Surili Di Kawasan TNGC

Tercipta nilai ekonomi dimana masyarakat berperan sebagai pendamping dan penyedia bahan peralatan serta konsumsi dengan jumlah peneliti 1 orang

1.170.000,-

5 Penelitian Inventarisasi dan Pemetaan Penyebaran Paku Efipit dan terestrial Di Kawasan TNGC

Tercipta nilai ekonomi dimana masyarakat berperan sebagai pendamping dan penyedia bahan peralatan serta konsumsi dengan jumlah peneliti 2 orang

4.915.000,-

6 Pemanduan kegiatan wisata alam oleh Kader Konservasi SMK Negeri 1 Maja

Terciptanya nilai ekonomi dimana siswa menjadi interpreter wisata alam di ODTWA TNGC lingkup SPTN Wilayah II Majalengka

5.000.000,-

7 Pengaruh gradien ketinggian terhadap keragaman herpetofauna di TNGC

Tercipta nilai ekonomi dimana masyarakat berperan sebagai pendamping dan penyedia bahan peralatan serta konsumsi dengan jumlah peneliti 3 orang

5.000.000,-

8 Pemodelan spasial kesesuaian habitat surili (Presbytis comata) di TNGC

Tercipta nilai ekonomi dimana masyarakat berperan sebagai pendamping dan penyedia bahan peralatan serta konsumsi dengan jumlah peneliti 1 orang

9.000.000,-

9 Pengamatan lokasi tanaman hutan dan pengambilan sampel

Tercipta nilai ekonomi dimana masyarakat berperan sebagai pendamping dan dengan jumlah peneliti 1 orang

1.000.000,-

10 Pendampingan mahasiswa Jurusan Biologi IPB

Tercipta nilai ekonomi dimana masyarakat berperan sebagai pendamping dan penyedia bahan peralatan serta konsumsi dengan jumlah mahasiswa 42 orang

12.000.000

11 Pendampingan mahasiswa PKL Fak. Kehutanan UNIKU

Tercipta nilai ekonomi dimana masyarakat berperan sebagai pendamping dan penyedia bahan peralatan serta konsumsi dengan jumlah mahasiswa 45 orang

9.000.000,-

12 Pendampingan peneliti LIPI Kegiatan fenologi tumbuhan di kawasan TNGC dimana masyarakat berperan sebagai pendamping

3.860.000,-

Total 102.255.000,-

Page 15: Ringkasan Eksekutif UNTUK KEDAULATAN RAKYATksdae.menlhk.go.id/assets/uploads/Buku Eksekutif Report BTNGC.pdf · menunjang kedaulatan pangan dan kawasan khususnya keanekaragaman mikroorganisme

EXECUTIVE SUMMARY TN GUNUNG CIREMAI TAHUN 2016 | 8

Tabel 2 Nilai ekonomi kegiatan pengawetan keanekaragaman hayati

NO. NAMA KEGIATAN URAIAN KEGIATAN NILAI (Rp.)

1 Monitoring populasi jenis mamalia (Macan tutul Jawa Panthera pardus melas) dengan camera trap

Masyarakat berperan sebagai pendamping dan penyedia bahan peralatan serta konsumsi

15.170.000,-

2 Monitoring populasi Elang Jawa (Nisaetus bartelsi)

Masyarakat berperan sebagai pendamping dan penyedia bahan peralatan serta konsumsi

13.130.000,-

3 Monitoring populasi Surili (Presbytis comata)

Masyarakat berperan sebagai pendamping dan penyedia bahan peralatan serta konsumsi

6.285.000,-

4 Peningkatan kapasitas (magang) dan pemeliharaan Kebun Koleksi Anggrek Alam TNGC di Argalingga

Masyarakat berperan sebagai petugas pemelihara kebun koleksi dan mendapatkan pelatihan/magang

5.000.000,-

5 Pembuatan laboratorium budidaya jenis Anggrek dan jamur kawasan TN. Gunung Ciremai

Masyarakat berperan sebagai penyedia bahan peralatan

10.000.000,-

6 Pelatihan identifikasi dan pemeliharaan kebun koleksi Anggrek dari Kebun Raya Kuningan

Masyarakat berperan sebagai pendamping dan penyedia bahan peralatan serta konsumsi

2.000.000,-

7 Pembuatan Orchid Track di ODTWA Situ Sangiang yang terdiri dari 20 jenis

Masyarakat berperan sebagai pendamping dan penyedia bahan peralatan serta konsumsi

490.000,-

8 Pembuatan demplot tanaman obat jenis herba di ODTWA Buper Panten terdiri dari 20 jenis

Masyarakat berperan sebagai pendamping dan penyedia bahan peralatan serta konsumsi

550.000,-

9 Pengelolaan habitat dan populasi babi hutan serta kera ekor panjang dalam rangka penanggulangan konflik satwa liar

Masyarakat berperan sebagai pendamping, penyedia bahan peralatan dan konsumsi serta estimasi hasil pertanian yang diamankan

216.085.941

10 Kajian pemulihan ekosistem untuk kawasan eks kebakaran di Desa Argalingga dan Desa Payung

Masyarakat berperan sebagai pendamping dan penyedia bahan peralatan serta konsumsi

2.250.000,-

11 Pengumpulan data keanekaragaman hayati dalam rangka spesialisasi fungsional PEH

Masyarakat berperan sebagai pendamping dan penyedia bahan peralatan serta konsumsi

19.200.000,-

12 Lomba lintas alam Kerjasama dengan kelompok masyarakat Abrul binaan TNGC dalam rangka pembinaan mitra bina cinta alam

20.000.000,-

13 Peresmian stasiun riset Masyarakat berperan sebagai pendamping dan penyedia bahan peralatan serta konsumsi

40.100.000,-

14 Monitoring sumber mata air Kegiatan ini diikuti oleh 98 orang mahasiswa dan 10 dosen STKIP Muhammadiyah Kuningan

4.290.000,-

15 Pengaktifan organisasi Volunteer Ciremai Biodiversity Club (CBC)

Wadah organisasi para sukarelawan darri berbagai kalangan terutama kaum muda dan mahasiswa

2.000.000,-

16 Edukasi burung migran kepada siswa usia dini

Siswa yang mengikuti sebanyak 22 orang dari 2 sekolah di Kuningan

2.000.000,-

Total 358.550.941

Page 16: Ringkasan Eksekutif UNTUK KEDAULATAN RAKYATksdae.menlhk.go.id/assets/uploads/Buku Eksekutif Report BTNGC.pdf · menunjang kedaulatan pangan dan kawasan khususnya keanekaragaman mikroorganisme

EXECUTIVE SUMMARY TN GUNUNG CIREMAI TAHUN 2016 | 9

Gambar 3 Upaya Balai TNGC Secara Voluntary Melakukan Percontohan Pertanian Sehat

Sepanjang tahun 2015-2016

b. Perlindungan dan Pengamanan Kawasan

Kegiatan perlindungan dan pengamanan hutan kawasan TNGC

dilaksanakan menuju perlindungan kawasan hutan sebagai habitat flora

fauna dan pengawetan kekayaan keanekaragaman hayati yang terkandung

di dalamnya secara efektif. Oleh karena itu dalam pelaksanaanya dirancang

sasaran kegiatan secara tematik pada obyek kekayaan hutan yang spesifik

seperti, kegiatan patroli habitat satwa, patroli ekosistem rawan kebakaran,

pengamanan habitat flora mengandung atsiri (kilemo, huru sintok dan

tumbuhan berkhasiat lainnya). Kegiatan ini bertujuan agar fungsi kawasan

hutan dan lingkungannya dapat tercapai secara optimal dan lestari serta

dapat memberikan manfaat untuk kesejahteraan masyarakat.

Sementara itu untuk mengurangi bahaya kebakaran di kawasan

TNGC, pada tahun 2016 telah diluncurkan program Camp Fire Care. Sejak di

luncurkan pada bulan Juli 2016 s/d Desember 2016, program Camp Fire Care

ini mendapat respon yang sangat positif dari kalangan masyarakat,

pengusaha, pencinta alam dan para pengiat kegiatan di alam bebas. Camp

Fire Care adalah program baru di TNGC untuk pelestarian hutan yang

Page 17: Ringkasan Eksekutif UNTUK KEDAULATAN RAKYATksdae.menlhk.go.id/assets/uploads/Buku Eksekutif Report BTNGC.pdf · menunjang kedaulatan pangan dan kawasan khususnya keanekaragaman mikroorganisme

EXECUTIVE SUMMARY TN GUNUNG CIREMAI TAHUN 2016 | 10

diutamakan pada upaya pencegahan dari kebakaran hutan dan pemulihan

ekosistem, di lokasi rawan kebakaran hutan yang dikelola dalam bentuk

perkemahan, yang memiliki atraksi kegiatan pencegahan kebakaran hutan,

ekowisata, pendidikan lingkungan dan restorasi kawasan, dengan

melibatkan peran aktif masyarakat luas sebagai peserta dan kontributor

dana untuk kegiatannya.

Gambar 4 Camp Fire Care, Sebuah Program Pencegahan Kebakaran di TN Gunung Ciremai

Diluncurkan pada Medio Bulan Juli 2016

Kegiatan camp fire care ini telah meningkatkan perekonomian

masyarakat mitra pengelolanya dengan pendapatan bruto sebesar Rp.

125.000.000,- dan ikut memberikan nilai ekonomi multiplier effect sebesar

Rp 690.000.000,-, Kegiatan Camp Fire Care ini telah ikut berkontribusi

terhadap TNGC berupa mempertahankan kelestarian kawasan langganan

kebakaran dan terantisipasinya kejadian kebakaran hutan, yang pada tahun

2015 telah mengakibatkan pengeluaran biaya pemadaman kebakaran hutan

sebesar Rp. 83.763.000,-. Hal ini menjadi suatu nilai ekonomi tersendiri

berupa “nilai substitusi” dilihat dari efisiensi biaya perlindungan dan

pengamanan hutan dari pemadaman kebakaran hutan.

Page 18: Ringkasan Eksekutif UNTUK KEDAULATAN RAKYATksdae.menlhk.go.id/assets/uploads/Buku Eksekutif Report BTNGC.pdf · menunjang kedaulatan pangan dan kawasan khususnya keanekaragaman mikroorganisme

EXECUTIVE SUMMARY TN GUNUNG CIREMAI TAHUN 2016 | 11

2. FUNGSI JASA LINGKUNGAN

a. Wisata Alam

Pada tahun 2016, upaya pengelolaan ekologi, sosial dan ekonomi

terus dilakukan seperti kajian potensi pada zona pemanfaatan dan zona

lainnya, identifikasi, inventarisasi dan pendataan pemanfaatan wisata alam,

menjalin kemitraan dengan pihak terkait dalam pengembangan dan

pemanfaatan wisata alam, dan promosi pemanfaatan wisata alam. Kawasan

hutan TNGC memiliki potensi Obyek Daya Tarik Wisata Alam (ODTWA)

sebanyak 38 lokasi dimana 25 lokasi telah dipungut PNBP sedangkan sisanya

13 lokasi ODTWA masih dalam proses persiapan sarana dan prasarana serta

peningkatan kapasitas SDM kelompok masyarakat pengelolanya.

Setelah dikurangi nilai Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), maka

nilai ekonomi pemanfaatan kawasan untuk wisata yang diperoleh oleh

masyarakat pada tahun 2015 sebesar Rp. 19.585.052.500,- dan tahun 2016

meningkat menjadi sebesar Rp. 28.356.405.500,- (Tabel 4). Nilai ekonomi

ikutan (multiplier effect) terjadi akibat adanya aktifitas wisata di Kawasan

Hutan TNGC yang memberikan nilai manfaat ekonomi yang jauh lebih besar

dibandingkan dengan nilai pendapatan bruto pengelola wisatanya. Dalam

rangka optimalisasi pemanfaatan jasa lingkungan wisata dilakukan dengan

melibatkan masyarakat. Lokasi – lokasi wisata alam yang barupun terbentuk

dan dibuka untuk umum seperti Obyek wisata Batu Luhur, Bukit Seribu

Bintang, Gunung Putri, Tenjo Laut, Bukit Seribu Harapan, dan Panenjoan

Cibalukbuk di sekitar desa-desa sekitar kawasan TNGC. Hal ini menunjukan

bahwa aktifitas wisata yang ada telah ikut mempengaruhi perputaran

ekonomi masyarakat di daerah penyangga sekitarnya.

Keindahan TN Ciremai di Blok Kubang,

Padabeunghar

Page 19: Ringkasan Eksekutif UNTUK KEDAULATAN RAKYATksdae.menlhk.go.id/assets/uploads/Buku Eksekutif Report BTNGC.pdf · menunjang kedaulatan pangan dan kawasan khususnya keanekaragaman mikroorganisme

EXECUTIVE SUMMARY TN GUNUNG CIREMAI TAHUN 2016 | 12

Tabel 3. Rekapitulasi Nilai Manfaat Ekonomi Usaha Wisata TNGC Tahun 2015 dan Tahun 2016

2015 2016 2015 2016 2015 2016 2015 20161 Buper Palutungan 9,8 9,8 95.600 88.000 1.434.000.000 1.320.000.000 5.927.200.000 5.456.000.000

2 Jalur Pendakian Palutungan 4,5 4,5 12.300 19.400 615.000.000 970.000.000 1.808.100.000 2.851.800.000

3 Lembah Cilengkrang 25 25 16.300 11.042 203.750.000 138.025.000 888.350.000 601.789.000

4 Jalur Pedakian Linggasana 4,25 4,25 1.700 1.900 85.000.000 95.000.000 241.400.000 269.800.000

5 Jalur Pendakian Linggarjati 4,5 4,5 13.900 11.000 695.000.000 550.000.000 1.973.800.000 1.562.000.000

6 Lambosir 1 1 3.100 7.100 38.750.000 88.750.000 137.950.000 315.950.000

7 Curug Gongseng 1 1 100 163 1.000.000 1.630.000 4.200.000 6.846.000

8 Balong Dalam 3 3 12.200 8.300 122.000.000 83.000.000 512.400.000 348.600.000

9 Balong Cigugur 1 1 34.800 32.400 348.000.000 324.000.000 1.635.600.000 1.522.800.000

10 Cibeureum 2 2 5.600 9.500 56.000.000 95.000.000 207.200.000 351.500.000

11 Singkup/Paniis 2 2 39.300 55.100 393.000.000 688.750.000 2.043.600.000 3.002.950.000

12 Lebak Singkup 1 1 433 700 4.330.000 4.900.000 22.516.000 34.300.000

13 Talaga Remis 6 6 33.949 38.575 339.490.000 482.187.500 1.935.093.000 2.295.212.500

14 Cikole 1,68 1,68 1.600 800 16.000.000 9.600.000 67.200.000 35.200.000

15 Ipukan 2 2 1.200 26.700 18.000.000 400.500.000 62.400.000 1.388.400.000

16 Cibulan 2 2 2.400 2.700 36.000.000 40.500.000 124.800.000 140.400.000

17 Situs Lingga Sagarahiyang 2 2 100 100 1.250.000 1.250.000 4.950.000 4.050.000

18 Batu Luhur 0 4 - 3.600 - 45.000.000 - 196.200.000

19 Buper Cibunar 0 4 - 1.000 - 10.000.000 - 47.000.000

20 Bukit Seribu Bintang 0 3,8 - 1.250 - 125.000.000 - 690.000.000

21 Curug Cipetey 2 2 10.000 13.400 150.000.000 201.000.000 520.000.000 1.165.800.000

22 Buper Panten 2 2 6.900 24.180 103.500.000 362.700.000 358.800.000 2.103.660.000

23 Jalur Pendakian Apuy 1,2 1,2 11.827 18.907 591.350.000 945.350.000 1.738.569.000 4.291.889.000

24 Sangiang 3 3 15.507 20.100 232.605.000 301.500.000 961.434.000 1.748.700.000

25 Buper Leles 2 2 1.200 2.100 18.000.000 31.500.000 62.400.000 130.200.000

JUMLAH 82,93 94,73 320.016 398.017 5.502.025.000 7.315.142.500 21.237.962.000 30.561.046.500

Rata-rata Per Hektar (Rp) 66.345.412 77.220.970 256.095.044 322.612.124

Peningkatan (%)

No Nama Objek Wisata

Alam

14,2 24,4 33,0 43,9

Luas

Kawasan

Jumlah

Pengunjung

Pendapatan Bruto

(Rp/tahun)

Nilai Ekonomi Multi effect

(Rp/Tahun)

Tabel 4. Rekapitulasi Nilai Manfaat Ekonomi Wisata untuk Masyarakat Tahun 2015 dan Tahun

2016

Tahun Nilai Ekonomi Multiplier PNBP Nilai Ekonomi

2015 Rp. 21.237.962.000,- Rp. 1.652.909.500,- Rp. 19.585.052.500,-

2016 Rp. 30.561.046.500,- Rp. 2.204.641.000,- Rp. 28.356.405.500,-

Page 20: Ringkasan Eksekutif UNTUK KEDAULATAN RAKYATksdae.menlhk.go.id/assets/uploads/Buku Eksekutif Report BTNGC.pdf · menunjang kedaulatan pangan dan kawasan khususnya keanekaragaman mikroorganisme

EXECUTIVE SUMMARY TN GUNUNG CIREMAI TAHUN 2016 | 13

b. Pengembangan Produk dan Budaya Lokal

Untuk mempertahankan sejauh mana status keberlanjutan

pengelolaan TNGC untuk pemanfaatan jasa lingkungan yang ada,

berdasarkan penelitian-penelitian yang sudah dilakukan maka beberapa

upaya pengelolaan di arahkan pada pemberdayaan ekonomi dan pembinaan

kelembagaan masyarakat sekitar kawasan, melalui kegiatan pemanfaatan

jasa-jasa lingkungan air, wisata dan budidaya plasma nutfah. Sejarah

keberadaan TNGC yang ketika awal terbentuknya kawasan TNGC,

masyarakat sekitar TNGC memanfaatkan lahan untuk kegiatan pertanian

dan perkebunan. Dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar

TNGC dari segi penghasilan maka Balai TNGC mengeluarkan program alih

profesi, alih lokasi dan alih komoditi.

Berkaitan dengan penguatan kapasitas dan penguatan kelembagaan

masyarakat, kelompok masyarakat yang sudah terbentuk dibawah binaan

Balai TNGC secara rutin dilakukan bimbingan peningkatan kapasitas

manajerial dan kelembagaan pengelolaan baik dari segi administrasi,

pelayanan, pengamanan dan pengembangan usahanya. Pengembangan

selanjutnya diharapkan kelompok masyarakat tersebut dapat mengangkat

produk-produk kuliner dan atraksi seni budaya setempat. Pada tahun 2016

ini telah berjalan produksi makanan khas setempat seperti, olahan makanan

dan minuman (madu, keripik nangka, keripik pisang, minuman sarindung,

minuman cincau, minuman herbal serbuk, kerupuk kulit pisang, kerupuk

rasa jahe, keripik singkong, keripik kesemek, dodol kasemek, keripik ubi,

manisan ubi) dan budidaya jamur kuping (Tabel 5).

Kecapi Ciremai salah satu budaya lokal yang

dikembangkan di TN Gunung Ciremai

Page 21: Ringkasan Eksekutif UNTUK KEDAULATAN RAKYATksdae.menlhk.go.id/assets/uploads/Buku Eksekutif Report BTNGC.pdf · menunjang kedaulatan pangan dan kawasan khususnya keanekaragaman mikroorganisme

EXECUTIVE SUMMARY TN GUNUNG CIREMAI TAHUN 2016 | 14

Tabel 5. Rekapitulasi Nilai Manfaat Ekonomi Usaha Kuliner Masyarat Sekitar Kawasan TNGC

No.Nama Kelompok

/ DesaProduksi

Harga

SatuanModal Laba

Penghasilan

BersihKeterangan

Sistik sintrong, 60 kg 70.000 50.000 20.000 3.000.000

Sistik katuk 80 kg 70.000 50.000 20.000 4.000.000

Kripik Nangka 70 kg 120.000 100.000 20.000 7.000.000

Minuman

Sarindung

1100 botol 8.000 4.000 4.000

4.400.000

Krupuk Gadung 80 kg 70.000 50.000 20.000 4.000.000

Madu (250 ml) 100 botol 80.000 40.000 40.000 4.000.000

Krupuk Kulit

Pisang

3000 bungkus 7.000 5.000 2.000 15.000.000

Krupuk rasa jahe 3000 bungkus 7.000 5.000 2.000 15.000.000

Minuman

/Wedang

Serenud

Srindung (250

ml)

150 botol 12.500 8.000 4.500 1.200.000

Minuman/ sari

mangga limus

200 botol 15.000 10.000 5.000 2.000.000

Krupuk Emping

Melinjo

30 kg 120.000 80.000 40.000 2.400.000

Kripik Singkong 200 kg 75.000 55.000 20.000 11.000.000

Dodol Kesemek 300 bungkus 10.000 80.000 -70.000 24.000.000

Kripik jamur

kuping

40 kg 100.000 50.000 50.000 2.000.000

Nugget jamur 200 bungkus 20.000 15.000 5.000 3.000.000

Jamur kuping

kering

30 kg 80.000 60.000 20.000 1.800.000

Bubuk cabe 100 kg 75.000 40.000 35.000 4.000.000

Bubuk biji Kopi 40 kg 25.000 20.000 5.000 800.000

Bubuk Jahe 100 kg 50.000 30.000 20.000 3.000.000

bubuk Kunyit 150 kg 50.000 30.000 20.000 4.500.000

sirup ubi ungu 80 lt 50.000 25.000 25.000 2000000

keripik ubi ungu 70 kg 30.000 25.000 5.000 350000

madu 100 lt 150.000 100.000 50.000 5000000

dodol tomat 250 kg 7.500 5.000 2.500 625.000

ketimpring 100 kg 5.000 3.000 2.000 200.000

dodol jambu 300 kg 10.000 7.500 2.500 750.000

keripik jambu 150 kg 25.000 15.000 10.000 1.500.000

9 ipukan keripik talas 1000 kg 20.000 15.000 5.000 5.000.000

10 cibalukbuk wedang abah 75 kg 35.000 30.000 5.000 375.000

jamur kayu 750 kg 15.000 12.500 2.500 1.875.000

keripik 100 bh 20.000 15.000 5.000 500.000

cookies rebung 500 kg 30.000 25.000 5.000 2.500.000

keripik nangka 250 kg 10.000 7.500 2.500 625.000

emping 75 kg 75.000 40.000 35.000 2.625.000

keripik gadung 50 kg 60.000 50.000 10.000 500.000

wedang jahe 35 kg 75.000 50.000 25.000 875.000

keripik ubi 45 kg 30.000 25.000 5.000 225.000

keripik talas 90 kg 30.000 25.000 5.000 450.000

madu 50 lt 200.000 100.000 100.000 5.000.000

147.075.000 NILAI EKONOMI

13 batu luhur

Produksi/Bulan

6

7

8

11

12

4 Ciremai Indah alat-alat untuk

penunjang

pembibitan jamur

kuping

5 Bukit Ciremai Mesin Gilingan

Bubuk Cabe, Alat

Pengemasan Olahan

Makanan, Timbangan

Elektrik

3 LMDK Kusuma Legalitas Hala dan

PIRT (Kripik singkong,

dodol kesemek)

1 Mekar Sarumpi - Legalitas Hala dan

PIRT (Kripik Nangka,

Sistik Sintrong, Sistik

Katuk, Madu,

Sarindung)

- Vacum Friying ( alat

pembuatan kripik

buah-buahan ) -

2 Mekar Agung Legalitas Hala dan

PIRT (Krupuk kulit

pisang, Krupuk rasa

jahe, Krupuk Emping,

Minuman /wedang

serenud/ sari mangga

limus), Timbangan

Elektrik , Alat

Pengemasan olahan

makanan

cibuntu

bandorasa kulon

situs lingga

cilengkrang

lambosir

Page 22: Ringkasan Eksekutif UNTUK KEDAULATAN RAKYATksdae.menlhk.go.id/assets/uploads/Buku Eksekutif Report BTNGC.pdf · menunjang kedaulatan pangan dan kawasan khususnya keanekaragaman mikroorganisme

EXECUTIVE SUMMARY TN GUNUNG CIREMAI TAHUN 2016 | 15

Gambar 5

Kuliner Lokal Berbasis Plasma Nutfah di TN Gunung Ciremai

Balai TNGC juga melalui kegiatan penyuluhan melakukan pembinaan

terhadap produk unggulan setempat, dengan adanya pendampingan

tersebut maka produk unggulan setempat mengalami peningkatan yang

maksimal baik dari segi kualitas, kuantitas maupun keuntungan masyarakat

sekitar kawasan TNGC. Saat ini Balai TNGC telah membina kelompok

masyarakat sebanyak 13 kelompok masyarakat. Produk unggulan tersebut

dimulai dari penggalian potensi masing-masing lokasi/desa kemudian

dilanjutkan dengan pengembangan dan pemasaran produk unggulan

tersebut. Dalam tahun 2016 kegiatan pengalian potensi pemasaran dan

pembinaan kelompok masyarakat. memperoleh keuntungan sebesar Rp.

147.075.000,-. Hal ini belum termasuk nilai pengembangan budaya lokal

berupa Kecapi Ciremai yang mempunyai nilai ekonomi pada tahun 2015

sebesar Rp. 43.815.500,- dan tahun 2016 sebesar Rp. 38.892.000,- (Tabel 6).

Tabel 6 Nilai Ekonomi pengembangan produk dan budaya lokal

Tahun Kacapi Ciremai Produk Kuliner Lokal Jumlah

2015 Rp. 43.815.500,- - Rp. 43.815.500,-

2016 Rp. 38.892.000,-. Rp. 147.075.000,- Rp. 185.967.000,-

Page 23: Ringkasan Eksekutif UNTUK KEDAULATAN RAKYATksdae.menlhk.go.id/assets/uploads/Buku Eksekutif Report BTNGC.pdf · menunjang kedaulatan pangan dan kawasan khususnya keanekaragaman mikroorganisme

EXECUTIVE SUMMARY TN GUNUNG CIREMAI TAHUN 2016 | 16

c. Pemanfaatan Jasa Lingkungan Air

Kawasan hutan TNGC sebagai kawasan yang memiliki peranan

penting dalam daerah resapan air (catchment area) yang memberikan jasa

hidrologis yang penting untuk memenuhi berbagai kebutuhan air

masyarakat menjadi sangat penting agar pemanfaatannya optimal dan

keberadaannya tetap terjaga. Pada tahun 2016, untuk pemanfaatan

komersial diharapkan seluruh pemanfaat air yang telah melakukan

perjanjian kerja sama agar dapat dikeluarkan ijin pemanfaatan/usaha airnya

dari kawasan TNGC. Dalam perkembangannya telah dilakukan pencermatan

terhadap 6 (enam) permohonan proposal Izin Usaha Pemanfaatan Air (IUPA)

dari perusahaan swasta dan telah selesai diterbitkan 6 (enam) rekomendasi

pertimbangan teknis dari Balai TNGC. Nilai pemanfaatan jasa lingkungan air

yang nyata adalah nilai kompensasi pemanfaatan sumber daya air yang

diterima oleh Pemerintah Kabupaten Kuningan yang berasal dari

Pemerintah Kabupaten Cirebon, Pemerintah Kota Cirebon, PT. Pertamina

Cirebon, PT. Indocement Cirebon dan PDAM Kabupaten Kuningan (Tabel 7).

Menurut data terakhir, penerimaan tahun 2016 untuk kompensasi tahun

2015 adalah sebesar Rp. 4.641.318.709,- (Rismunandar, 2016).

Tabel 7.

Kompensasi Pemanfaatan Jasa Lingkungan Air untuk Kabupaten Kuningan

2011 2012 2013 2014 2015

1 Pemerintah Kabupaten Cirebon 337.025.886 374.514.682 320.277.228 197.127.751 502.852.006 1.731.797.553

2 Pemerintah Kota Cirebon 2.323.294.649 2.147.287.495 2.944.453.241 2.944.453.247 2.944.453.248 13.303.941.880

3 PT. Pertamina Cirebon 33.602.580 57.119.040 43.668.570 38.371.080 44.011.440 216.772.710

4 PDAM Kuningan 341.500.000 400.000.000 400.000.000 450.000.000 450.000.000 2.041.500.000

5 PT. Indocement Cirebon 600.000.000 700.000.000 700.000.000 700.000.000 700.000.000 3.400.000.000

TOTAL 3.635.425.126 3.678.923.229 4.408.401.052 4.329.954.092 4.641.318.709 20.694.012.143

JUMLAH KOMPENSASI YANG DITERIMA KAB. KUNINGANINSTANSI TOTALNO.

3. PEMULIHAN DAN RESTORASI KAWASAN

Pemulihan ekosistem dan restorasi kawasan pada kawasan TNGC

yang mengalami kerusakan (degradasi) umumnya bertujuan untuk

memulihkan kembali habitat satwa liar dan keanekaragaman hayati ke

keadaan semua sebelum terjadi kerusakan ekosistem. Melalui upaya

restorasi ekosistem diupayakan fungsi-fungsi ekosistem dari kawasan taman

nasional dapat berperan kembali secara optimal.

Melalui optimalisasi kelola ekologi, sosial dan ekonomi yang ada

konsekuensi biaya yang dibutuhkan dapat dihilangkan bahkan dapat

Page 24: Ringkasan Eksekutif UNTUK KEDAULATAN RAKYATksdae.menlhk.go.id/assets/uploads/Buku Eksekutif Report BTNGC.pdf · menunjang kedaulatan pangan dan kawasan khususnya keanekaragaman mikroorganisme

EXECUTIVE SUMMARY TN GUNUNG CIREMAI TAHUN 2016 | 17

menciptakan potensi nilai ekonomi baru untuk masyarakat sekitar kawasan.

Kalkulasi nilai ekonomi kegiatan restorasi swadana yang dilakukan baik oleh

LSM dan pengunjung wisata di TNGC diperoleh estimasi nilai ekonomi

sebesar Rp. 47.747.000,- dan tertanam pohon sebanyak 6.821 batang pohon

(tabel 9). Hasil ini belum termasuk program restorasi JICS-Japan yang

merealisasikan anggaran pada tahun 2015 sebesar Rp. 900.000.000,- dan

tahun 2016 sebesar sekitar Rp. 720.000.000,- dan telah tertanam sebanyak

25.786 pohon.

Tabel 8 Jumlah batang pohong yang ditanam di kawasan TN Gunung Ciremai secara swadaya

NO. BULAN PIHAK PENANAM LOKASI JUMLAH

1 Mei Masyarakat Kec. Sindangwangi Buper Awilega 500

2 Mei Eiger Adventure Basecamp Apuy 300

3 Juni PPC Trans 7 Basecamp Apuy 200

4 Juli Cirebon Runner Club Lambosir 50

5 Agustus Barudak Walungan Cibulan 100

6 Agustus Vespa Club Buper Panten 250

7 Oktober Hijab Adventure Ipukan 20

8 Oktober Cirebon Travelling Bandorasa Kulon 100

9 Oktober Mahasiswa Wiralodra Indramayu Lambosir 200

10 Oktober SMPN 3 Sindangwangi Buper Leles 300

11 Oktober SMAN 4 Cirebon Buper Leles 500

12 November Politeknik Cirebon Lambosir 130

13 November Lembaga Desa Setianegara Lambosir 20

14 November MAN 1 Cikijing Tenjo Laut 50

15 November Forum Bank Jakarta Hulu Ciawi 400

16 November SMK Ulil Albab Buper Leles 150

17 November MTS Yaa Abidi Buper Leles 250

18 Desember Kharisma Motor Club Balong Dalem 56

19 Desember SD 1 Sangkanerang Cibalukbug 50

20 Desember Pengunjung ODTWA BSB Kubang 2300

21 Desember Pengunjung ODTWA Batuluhur Batu Luhur 745

22 Desember Pengunjung ODTWA Ipukan Ipukan 150

TOTAL PENANAMAN

6.821 Bibit

HARGA PER BIBIT Rp. 7.000,-

NILAI EKONOMI Rp. 47.747.000,-

Page 25: Ringkasan Eksekutif UNTUK KEDAULATAN RAKYATksdae.menlhk.go.id/assets/uploads/Buku Eksekutif Report BTNGC.pdf · menunjang kedaulatan pangan dan kawasan khususnya keanekaragaman mikroorganisme

EXECUTIVE SUMMARY TN GUNUNG CIREMAI TAHUN 2016 | 18

Elang Brontok (Nisaetus cirrhatus),

Salah Satu Satwa yang Berhasil Dilepasliarkan oleh

Masyarakat Bersama Petugas di TN Gunung Ciremai

Page 26: Ringkasan Eksekutif UNTUK KEDAULATAN RAKYATksdae.menlhk.go.id/assets/uploads/Buku Eksekutif Report BTNGC.pdf · menunjang kedaulatan pangan dan kawasan khususnya keanekaragaman mikroorganisme

EXECUTIVE SUMMARY TN GUNUNG CIREMAI TAHUN 2016 | 19

EPILOG

Pelaksanaan kegiatan prioritas di TNGC meliputi fungsi penelitian,

pendidikan dan ilmu pengetahuan, penunjang budi daya dan plasma nutfah,

fungsi jasa lingkungan dan fungsi restorasi dan pemulihan ekosistem. Rasio

nilai ekonomi yang diterima masyarakat dari pengelolaan fungsi kawasan

TNGC bila dibandingkan dengan nilai APBN yang diterima Balai TNGC dalam

DIPA BA. 029 pada tahun 2015 mencapai 1 : 2 (Rp. 11.635.306.000,- : Rp.

21.216.324.592,-) dan pada tahun 2016 mencapai lebih dari 1 : 3 (Rp.

10.585.845.000,- : Rp. 35.117.744.150,-). Hal ini terlampir pada tabel 9.

Tabel 9 Nilai Ekonomi Total Pengelolaan TN Gunung Ciremai

PNBP MASYARAKAT PNBP MASYARAKAT

Rp Rp Rp Rp

1.FUNGSI PENELITIAN PENDIDIKAN DAN

ILMU PENGETAHUAN

a.Jasa Pendampingan penelitian oleh

masyarakat102.255.000

b. Kegiatan KEHATI 358.550.941

C. Pengamanan dan Camp Fire Care 690.000.000

2. FUNGSI JASA LINGKUNGAN

a. Wisata Alam 1.652.909.500 15.942.555.000 2.204.641.000 28.356.405.500

b. Pengembangan Produk dan Budaya Lokal 43.815.500 185.967.000

c. Jasa Lingkungan air 4.329.954.092 4.641.318.709

3. PENUNJANG BUDI DAYA DAN PLASMA NUFTAH

a. Pengembangan Mikroorganisme Hutan

b. Pertanian Sehat Daerah Penyangga 15.500.000

4. FUNGSI RESTORASI DAN PEMULIHAN EKOSISTEM

a. Lembaga Donor 900.000.000 720.000.000

b. Penanaman Swadaya 47.747.000

1.652.909.500 21.216.324.592 2.204.641.000 35.117.744.150

1 : 2 1 : 3

JENIS KEGIATANNO

NILAI EKONOMI

2015 2016

RATIO DIPA DAN KELOLA EKONOMI

JUMLAH KELOLA EKONOMI 22.869.234.092 37.322.385.150

ANGGARAN DIPA TA 11.695.306.000 10.585.845.000

JUMLAH

Page 27: Ringkasan Eksekutif UNTUK KEDAULATAN RAKYATksdae.menlhk.go.id/assets/uploads/Buku Eksekutif Report BTNGC.pdf · menunjang kedaulatan pangan dan kawasan khususnya keanekaragaman mikroorganisme

EXECUTIVE SUMMARY TN GUNUNG CIREMAI TAHUN 2016 | 20

Menunjuk hal-hal tersebut diatas, dapat diterima bahwa pengelolaan

TNGC sudah sesuai dengan UU. No. 5 Tahun 1990 serta hasilnya dapat

memenuhi mandat UUD 1945 dan arahan Nawa Cita Kabinet Kerja Menteri

Republik Indonesia. Untuk Tahun 2017 dengan nilai awal DIPA BA. 029

sebesar Rp. 13.931.000.000,- ditargetkan mampu meningkatkan nilai

ekonomi masyarakat dengan rasio 1 : 5 menjadi Rp. 69.655.000.000,- (Enam

puluh sembilan milyar enam ratus lima puluh lima juta rupiah).

Adapun aktivitas tersebut di atas dikerjakan oleh orang-orang muda

di TNGC sehingga hal ini menjadi penting dan haruslah menjadi catatan

pimpinan karena saat ini dan untuk waktu ke depan di TNGC telah

dipersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkapasitas dan berkualitas

baik sikap mental maupun daya juang yang bermanfaat untuk

kepemimpinan pemerintahan.

Page 28: Ringkasan Eksekutif UNTUK KEDAULATAN RAKYATksdae.menlhk.go.id/assets/uploads/Buku Eksekutif Report BTNGC.pdf · menunjang kedaulatan pangan dan kawasan khususnya keanekaragaman mikroorganisme

EXECUTIVE SUMMARY TN GUNUNG CIREMAI TAHUN 2016 | 21

Hak Cipta :@Balai TN Gunung Ciremai

Kuningan, 2016