Top Banner
Page | 1 Laporan Perkembangan Pilot Program SADI Propinsi NTT Oktober 2008 KONSULTAN MANAJEMEN NASIONAL Kantor Propinsi Nusa Tenggara Timur Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Agribisnis Perdesaan Alamat : Jl.Anggur No. 10A, Kebun Raja I, Naikoten I Kupang – NTT Telp/Fax : (0380) 823937 E‐mail : [email protected] http://nusataniterpadu.wordpress.com LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN PILOT PROGRAM PNPM AGRIBISNIS PERDESAAN PROPINSI NTT Sampai Dengan Bulan Oktober 2008 Lampiran: 1 Lembar RINGKASAN EKSEKUTIF ampai dengan bulan Oktober 2008, tahapan kegiatan PNPM Agribisnis Perdesaan sudah 100% menyelesaikan tahapan kegiatan perencanaan. Pada minggu pertama sampai dengan minggu kedua dalam bulan Oktober, sudah dilaksanakan pelatihan TPK di 5 Kecamatan, Kecuali Kecamatan Amanuban Selatan yang akan melakukan pelatihan TPK direncanakan tanggal 27 Oktober 2008. Keterlambatan ini disebabkan belum adanya FK AP yang mengelola pelaksanaan program di Kecamatan Amanuban Selatan. Pada bulan yang sama, Spesialis PNPM AP bekerjasama dengan IFC dan ACIAR melakukan proses shortlist terhadap 83 BDSP (Business Development Service Provider) yang kemudian dikirimkan kepada Fas. Kab.FK APTPK untuk ditindaklanjuti. TPK didampingi oleh FK Agribisnis Perdesaan (seterusnya: FKAP) dan Pendamping Lokal Agribisnis Perdesaan (seterusnya:PLA) kemudian akan melakukan penilaian terhadap short list BDSP dan kemudian mengirimkan TOR dan outline proposal ke BDSP hasil penilaian awal. Diharapkan pada akhir Oktober 2008, sudah dapat dilakukan proses pelelangan. Pada proses pelelangan, setiap BDSP yang mengajukan proposal, diundang untuk mempresentasekan hasil kegiatannya yang berkaitan dengan jenis pelatihan yang akan dipilihnya. BDSP yang lolos dalam proses pelelangan akan melakukan penandatanganan kontrak dengan TPK. Kegiatan Pelatihan akan dilaksanakan pada bulan November 2008 sampai dengan bulan Maret 2009 dan disesuaikan dengan kalender musim, misalnya: pelatihan bulan Maret, dilakukan pelatihan tentang Hijauan Makanan Ternak (HMT), karena pada saat ini, belum tersedia cukup hijauan makanan ternak. Untuk mendukung sinergi pola perencanaan pembangunan partisipatif, pada Bulan September dan Oktober telah dilakukan pengembangan jaringan dengan ragam pemangku kepentingan yang memiliki kepedulian yang sama dalam hal pengembangan pertanian di Propinsi NTT. Beberapa pemangku kepentingan tersebut yaitu Yayasan TLM, PUSKUD, Zeth Malelak, BPTP Naibonat, AusAID, Yayasan Lensa Mandiri, FAO, UNICEF, Oxfam, Care Interntional, Badan Bimas Ketahanan Pangan, dan PIDRA. Salah satu isu yang menjadi topik pembahasan adalah mengenai isu ketahanan pangan dan gizi buruk di Propinsi NTT. S “Dalam bidang budidaya pertanianlah, tulang punggung perekonomian berkelanjutan menjadi sebuah ukuran kemenangan atau kekalahan”, - Gunner Myrdal, Nobel Laureate in Economics
19

RINGKASAN EKSEKUTIF - · PDF fileInterntional, Badan Bimas Ketahanan Pangan, dan PIDRA. Salah ... , Ubi Kapuk, Bawang, Ikan Air ... UPK di Kab. Ngada UPK dan

Feb 06, 2018

Download

Documents

trinhkhanh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: RINGKASAN EKSEKUTIF -  · PDF fileInterntional, Badan Bimas Ketahanan Pangan, dan PIDRA. Salah ... , Ubi Kapuk, Bawang, Ikan Air ... UPK di Kab. Ngada UPK dan

P a g e | 1

Laporan Perkembangan Pilot Program SADI Propinsi NTT Oktober 2008 

  KONSULTAN MANAJEMEN NASIONAL Kantor Propinsi Nusa Tenggara Timur 

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Agribisnis Perdesaan Alamat : Jl.Anggur No. 10A, Kebun Raja I, Naikoten I Kupang – NTT 

Telp/Fax : (0380) 823937     E‐mail : [email protected] http://nusataniterpadu.wordpress.com  

 

LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN PILOT PROGRAM PNPM AGRIBISNIS PERDESAAN PROPINSI NTT 

Sampai Dengan Bulan Oktober 2008 Lampiran: 1 Lembar 

RINGKASAN EKSEKUTIF 

 ampai  dengan  bulan  Oktober  2008,  tahapan  kegiatan  PNPM  Agribisnis  Perdesaan sudah  100% menyelesaikan  tahapan  kegiatan  perencanaan.  Pada minggu  pertama sampai dengan minggu kedua dalam bulan Oktober, sudah dilaksanakan pelatihan TPK 

di 5 Kecamatan, Kecuali Kecamatan Amanuban Selatan yang akan melakukan pelatihan TPK direncanakan tanggal 27 Oktober 2008. Keterlambatan  ini disebabkan belum adanya FK AP yang mengelola pelaksanaan program di Kecamatan Amanuban Selatan.  Pada bulan yang  sama, Spesialis PNPM AP bekerjasama dengan  IFC dan ACIAR melakukan proses shortlist  terhadap 83 BDSP  (Business Development Service Provider) yang kemudian dikirimkan  kepada  Fas.  Kab.‐FK  AP‐TPK  untuk  ditindaklanjuti.  TPK  didampingi  oleh  FK Agribisnis  Perdesaan  (seterusnya:  FK‐AP)  dan  Pendamping  Lokal  Agribisnis  Perdesaan (seterusnya:PLA)  kemudian  akan  melakukan  penilaian  terhadap  short  list  BDSP  dan kemudian mengirimkan TOR dan outline proposal ke BDSP  hasil penilaian awal. Diharapkan pada akhir Oktober 2008, sudah dapat dilakukan proses pelelangan. Pada proses pelelangan, setiap  BDSP  yang  mengajukan  proposal,  diundang  untuk  mempresentasekan  hasil kegiatannya  yang  berkaitan  dengan  jenis  pelatihan  yang  akan  dipilihnya. BDSP  yang  lolos dalam proses pelelangan akan melakukan penandatanganan kontrak dengan TPK.   Kegiatan  Pelatihan  akan  dilaksanakan  pada  bulan  November  2008  sampai  dengan  bulan Maret  2009  dan  disesuaikan  dengan  kalender musim, misalnya:  pelatihan  bulan Maret, dilakukan pelatihan  tentang Hijauan Makanan Ternak  (HMT),  karena pada  saat  ini, belum tersedia cukup hijauan makanan ternak.  Untuk  mendukung  sinergi  pola  perencanaan  pembangunan  partisipatif,  pada  Bulan September dan Oktober  telah dilakukan pengembangan  jaringan dengan ragam pemangku kepentingan  yang memiliki  kepedulian  yang  sama  dalam  hal  pengembangan  pertanian  di Propinsi NTT. Beberapa pemangku kepentingan tersebut yaitu Yayasan TLM, PUSKUD, Zeth Malelak,  BPTP  Naibonat,  AusAID,  Yayasan  Lensa  Mandiri,  FAO,  UNICEF,  Oxfam,  Care Interntional, Badan Bimas Ketahanan Pangan, dan PIDRA. Salah satu isu yang menjadi topik pembahasan adalah mengenai isu ketahanan pangan dan gizi buruk di Propinsi NTT.     

S“Dalam bidang budidaya pertanianlah, tulang punggung perekonomian berkelanjutan menjadi sebuah ukuran kemenangan atau kekalahan”, - Gunner Myrdal, Nobel Laureate in Economics

Page 2: RINGKASAN EKSEKUTIF -  · PDF fileInterntional, Badan Bimas Ketahanan Pangan, dan PIDRA. Salah ... , Ubi Kapuk, Bawang, Ikan Air ... UPK di Kab. Ngada UPK dan

P a g e | 2

Laporan Perkembangan Pilot Program SADI Propinsi NTT Oktober 2008 

Kesenjangan  informasi dan komunikasi dalam pelaksanaan kegiatan seringkali menghambat perkembangan  kegiatan  di  lapangan.  Beberapa  upaya  yang  selama  ini  dilakukan  untuk meminimalkan kendala  tersebut, KMN Propinsi NTT melakukan pengembangan blogsite di http://nusataniterpadu.wordpress.com  yang berisi mengenai  informasi dan bahan wacana mengenai  pengembangan  konsep  agribisnis.  Selain  itu  juga memberikan  penguatan  pada saat kunjungan lapangan dan forum Rakor Propinsi.  Masalah‐masalah  yang  dihadapi  sampai  dengan  bulan  September  2008  :  1).  FK‐AP Kecamatan Amanuban Selatan, sejak 14 Mei sampai dengan saat ini masih belum ada. Hal ini berdampak pada percepatan dan mutu pelaksanaan kegiatan di lapangan; 2). Gaji konsultan dan FK yang tidak tepat waktu serta biaya SPPD tenaga Konsultan yang belum terbayarkan selama  3  (tiga)  bulan. Hal  ini  seringkali mendimotivasional  pelaksana  program;  3). Belum adanya biaya opersional  kantor untuk PNPM‐AP baik di Provinsi maupun Kabupaten  yang berdampak  terhadap  mutu  dukungan  instrumentasi  pelaku  di  lapangan,  misalnya: ketersediaan  modul‐modul  pelatihan  pelaku  (Kader,  Pendamping  lokal,  TPK);  5). Ketidaksepahaman antara BDSP dan TPK berkaitan dengan peran dan implikasinya terhadap pagu dana yang  telah ditetapkan dalam SPC; 7). Phase Out PNPM MP di beberapa  Lokasi PNPM‐AP pada tahun anggaran 2009 yang berimplikasi terhadap ketiadaan FT dan kegiatan sarana  dan  prasarana  untuk  mendukung  pengembangan  kegiatan  agribisnis.  8)  Beban Fas.Kab.  PNPM  MP  yang  berdampak  pada  lemahnya  pemahaman,  inovasi  dan  fokus pengembangan  konsep  agribisnis  sesuai  dengan  potensi  dan  permasalahan  di  lokasi  pilot program.  Sebagai tindak lanjut dari perkembangan kegiatan yang ada di lapangan, pada bulan Oktober 2008  ini Spesialis PNPM AP KMN Propinsi NTT akan melakukan beberapa kegiatan dengan fokus:  1). Melakukan  OJT  dan  IST  pada  saat  kunjungan  lapangan  dan  Rakor  Kabupaten, khususnya untuk Kecamatan Amanuban Selatan dan Riung Barat  sebagai Kecamatan yang dinilai lemah dalam hal pencapaian progress; 2). Melakukan pengembangan jaringan dengan pemangku  kepentingan  yang  dapat  memberikan  dukungan  kegiatan  di  lapangan;  3). Melakukan  konsolidasi  dengan  pihak  ACIAR  dan  IFC  khususnya  berkaitan  dengan pengetahuan baik on‐farm maupun off‐farm sesuai dengan komoditas yang menjadi potensi; 4). Memfasilitasi pengelolaan kegiatan Rakor Provinsi terutama berkaitan dengan BDSP dan hubungannya dengan pelatihan kelompok tani.    

Page 3: RINGKASAN EKSEKUTIF -  · PDF fileInterntional, Badan Bimas Ketahanan Pangan, dan PIDRA. Salah ... , Ubi Kapuk, Bawang, Ikan Air ... UPK di Kab. Ngada UPK dan

P a g e | 3

Laporan Perkembangan Pilot Program SADI Propinsi NTT Oktober 2008 

1. PENDAHULUAN  1.1. GAMBARAN UMUM 

 ahun 2008 merupakan tahun transisi dari Kebijakan PPK menuju pada Kebijakan PNPM Mandiri  Perdesaan,  termasuk  didalamnya  adalah  perubahan  kebijakan  politik, kebijakan  administrasi  dan  keuangan.  Banyak  sekali  dampak  yang  terjadi  akibat 

perubahan kebijakan  tersebut –termasuk didalamnya adalah pelaksanaan PNPM Agribisnis Perdesaan‐  mulai  dari  kebijakan  dekosentrasi,  perbantuan  dan  kebijakan  lainnya  yang berdampak kepada keterlambatan gaji bagi Kons/fasilitator, Keterlambatan Pencairan dana DOK, Revisi DIPA  dll. Dengan  segenap  daya,  pelaksanaan  PNPM AP  di  Propinsi NTT  telah mencapai  100  %  tahap  pelaksanaan  kegiatan  perencanaan.  Isu  utama  yang  mewarnai aktivitas pada bulan Oktober 2008 adalah pelelangan BDSP, persiapan pelaksanaan kegiatan di  lapangan  hasil MAD  Pendanaan, pemantauan dan  evaluasi mutu  kegiatan di  lapangan, pengembangan  jaringan  dan  dukungan  penguatan  terhadap  pelaku  di  lapangan.  Tabel  1 merupakan gambaran usulan kegiatan terdanai di lokasi pilot program PNPM AP di Propinsi NTT.  Tabel 1: Gambaran Usulan Terdanai Kegiatan PNPM AP di Propinsi NTT No  Kabupaten  Kecamatan  ∑ Usulan 

Terdanai Komoditas  Keterangan 

1  TTS  (Timor Tengah Selatan) 

Mollo Utara  26  Kacang tanah, Sapi Bali, Kacang Kedelai, Jeruk Keprok, Hortikultura (sayur), Ubi Kapuk, Bawang, Ikan Air Tawar. 

Dominasi komoditas hortikultura 

    Amanuban Selatan 

17  Ayam  buras,  babi,  Sapi  bali  , Kambing, Hortikultura, Jagung, Padi. 

Dominasi komoditas peternakan 

    Kuan Fatu  19  Hortikultura (sayur), Sapi Bali, Kelapa (kopra), Ayam buras. 

Dominasi komoditas peternakan 

Sub Total  62 Usulan Kegiatan 2  Ngada  Golewa  30  Kakao, Mente, Kopi, Ikan.  Dominasi komoditas 

perkebunan     Aimere  20  Kakao, Mente, Kelapa (kopra).  Dominasi 

komodidtas perkebunan 

    Riung Barat  19  Kacang  Kedelai,  Padi,  Sapi,  Kacang hijau, Kemiri. 

Dominasi komoditas peternakan dan tanaman pangan. 

Sub Total  69 Usulan Kegiatan Total ∑ Usulan Terdanai   131 Usulan Kegiatan 

Sumber: Laporan hasil MAD Pendanaan 6 Kecamatan Pilot PNPM AP Prop. NTT Okt. 2008, data diolah.  Usulan kegiatan dalam tabel 1 bukan hanya menyangkut pengembangan kapasitas kelompok tani, namun  juga  ada usulan  kegiatan  dalam bentuk pembangunan  sarana dan prasarana pendukung  pengembangan  agribisnis  di  lokasi  pilot  program.  Dari  keseluruhan  usulan tedanai  yang  menjadi  titik  kritis  adalah  kedalaman  proses  pendampingan  dari  FK  AP terhadap kelompok tani di desa terdanai. Salah satu kelemahan dari kelompok tani di lokasi pilot program  adalah  lemahnya modal  sosial dan manajemen  kelompok  tani. Menimbang banyaknya kelompok tani yang diampu oleh FK AP dan kesulitan kondisi geografis di  lokasi pilot maka direkomendasikan agar FK AP mengoptimalkan BDSP terpilih untuk mendampingi kelompok  tani  yang  ada,  selain  itu  juga mengoptimalkan    kapasitas  pelaku  PNPM  AP  di tingkat desa yaitu KAD dan TPK.  

Page 4: RINGKASAN EKSEKUTIF -  · PDF fileInterntional, Badan Bimas Ketahanan Pangan, dan PIDRA. Salah ... , Ubi Kapuk, Bawang, Ikan Air ... UPK di Kab. Ngada UPK dan

P a g e | 4

Laporan Perkembangan Pilot Program SADI Propinsi NTT Oktober 2008 

1.2. Kegiatan KMN Propinsi NTT Bulan September s/d 15 Oktober 2008  Kegiatan  KMN  Popinsi NTT  pada  bulan  September  s/d  15 Oktober  2008  terutama  adalah memberikan  dukungan  bagi  pelaku  di  lapangan  mengenai  persiapan  proses  pelelangan BDSP,  pemantauan  dan  evaluasi  mutu  kegiatan,  pengembangan  jaringan  pemangku kepentingan  pendukung,  penyusunan  instrumentasi  pendukung  pelaksanaan  lelang  BDSP, dan  pengembangan  sistem  informasi  perkembangan  kegiatan  dan  wacana  pendukung pelaksanaan program. Tabel berikut menggambarkan kegiatan KMN Propinsi NTT:  Tabel 2: Kegiatan KMN Propinsi NTT Bulan September s/d 15 Oktober 2008  No  Kegiatan  Pelaku Yang 

Terlibat Hasil, Rekomendasi & Tindak Lanjut 

1.   IST/OJT tentang pemahaman konsepsi BDSP. 

Fas.Kab, FK AP, dan PLA 

Catatan: Fas.Kab., FK AP dan PLA perlu mendalami konsepsi BDSP dan pelibatannya dalam pelaksanaan Pilot Program PNPM AP. Rekomendasi & Tindak Lanjut: Penguatan terhadap Fas.Kab dalam hal konsepsi BDSP. Sebagai tindak lanjut akan dilakukan penguatan materi mengenai BDSP pada Forum Rakor Propinsi NTT Bulan November 2008 dan memberikan bahan pendukung mengenai BDSP yang dapat diakses secara online di http://nusataniterpadu.wordpress.com 

2.   Pemantauan & Evaluasi: FGD dengan topik evaluasi kegiatan Pagas, Depth Interview, observasi kegiatan MAD Pendanaan. 

PLA dan FK AP, Ketua Kelompok Tani, Fas.Kab./T‐Kab. 

Hasil: PLA dan FK AP mengungkapkan secara bebas dan melakukan  analisa permasalahan pada proses penggalian gagasan. Rekomendasi  &  Tindak  Lanjut:  Penguatan terhadap  FK  Ap  dan  Penlok  berfokus  pada  hasil analisa  permasalahan  proses  penggalian  gagasan. Sebagai  tindak  lanjut  telah  disampaikan  hasil analisa dalam Forum Rakor Propinsi bulan Oktober 2008 dan OJT pada saat Field Visit. 

3.   Pemantauan kegiatan pelatihan UPK di Kab. Ngada 

UPK dan KPMD/KAD di Kabupaten Ngada 

Hasil: Penyelenggaraan pelatihan dilakukan dengan baik. 

4.   Pengembangan jaringan:  Field  visit, diskusi,  depth interview 

World Bank(Roger Montgomery, William Ruscoe, Rilus Kinseng, Rohandi), AusAID (Richard Manning), IFC Lensa Mandiri, TLM, Puskud, PIDRA, BPTP. 

Hasil:  1)  sinergi  pemangku  kepentingan  dalam  isu pengembangan  agribisnis,  transfer  knowledge, dukungan  pelaksanaan  kegiatan  dan  diseminasi PNPM  AP,  dan  penguatan  wacana  mengenai  isu ketahanan  pangan,  gizi  buruk  dan  asuransi komoditas pertanian di wilayah NTT.  2)  Kelompok tani  mengetahui  musim  paceklik  dan  cara mengantisipasinya. Rekomendasi  &  Tindak  Lanjut:  Ragam  data menunjukkan  bahwa  kasus  rawan  pangan  di Provinsi  NTT  perlu  diwaspadai.  Sebagai  tindak lanjut,  KMN  akan  menginformasikan  isu  rawan pangan  di  forum  rakor  sebagai  wacana  dan mendiseminasikannya secara online. 

5.   Pengembangan jaringan: Workshop ketahanan pangan dan Gizi Buruk di Propinsi NTT. 

Departemen Pertanian, FAO, Unicef, Oxfam, Care International, WVI, Yayasan Alfa 

Hasil:  1)  sinergi  pemangku  kepentingan  dalam  isu pengembangan agribisnis, 2) transfer knowledge, 3) dukungan  pelaksanaan  kegiatan  dan  diseminasi PNPM  AP,  4)  penguatan  wacana  mengenai  isu ketahanan pangan dan gizi buruk di wilayah NTT, 5) Laporan Konsultasi Bank Dunia 

Page 5: RINGKASAN EKSEKUTIF -  · PDF fileInterntional, Badan Bimas Ketahanan Pangan, dan PIDRA. Salah ... , Ubi Kapuk, Bawang, Ikan Air ... UPK di Kab. Ngada UPK dan

P a g e | 5

Laporan Perkembangan Pilot Program SADI Propinsi NTT Oktober 2008 

Omega, AusAID, Departemen Kesehatan, CWS, IFAD, Save the Children. 

Rekomendasi  &  Tindak  Lanjut:  Ragam  data menunjukkan  bahwa  kasus  rawan  pangan  di Provinsi NTT perlu diwaspadai. Cukup menyedihkan ketika  alokasi  dana  PNPM  per  Kecamatan  yang berkisar  antara  2  s/d  3  M  masih  belum  mampu mengantisipasi  permasalahan  pangan.  Sebagai tindak  lanjut,  KMN  akan  menginformasikan  isu rawan pangan di  forum  rakor  sebagai wacana dan mendiseminasikannya secara online. 

6.   Pengembangan sistem informasi pendukung kegiatan PNPM AP secara online 

Konsultan MIS World Bank. 

Hasil: update  informasi,  rate  kunjungan  per  15 Oktober  2008:  1500  Kunjungan  sejak  launching Bulan Agustus 2008. Rekomendasi  &  Tindak  Lanjut:  Tetap  konsisten melakukan up‐date informasi. 

7.   Rakor Propinsi NTT bulan September 2008. 

Fas. Kab/T‐Kab., Pendamping UPK daan PjoKab. 

Hasil: Koordinasi  dan  konsolidasi  hasil  temuan  di lapangan, pembahasan materi prosedur pelelangan BDSP. Rekomendasi  &  Tindak  Lanjut:  Tetap  konsisten melakukan up‐date informasi. 

Page 6: RINGKASAN EKSEKUTIF -  · PDF fileInterntional, Badan Bimas Ketahanan Pangan, dan PIDRA. Salah ... , Ubi Kapuk, Bawang, Ikan Air ... UPK di Kab. Ngada UPK dan

P a g e | 6

Laporan Perkembangan Pilot Program SADI Propinsi NTT Oktober 2008 

 

2. KEMAJUAN PROGRAM  artisipasi sebagai ciri dari pemberdayaan terus dipantau dalam setiap tahapan kegiatan PNPM Agribisnis Perdesaan. Tingkat partisipasi masyarakat secara kualitatif belum dapat diukur secara spesifik. Saat  ini,  tingkat partisipasi baru dapat diukur secara kuantitatif, yaitu banyaknya peserta musyawarah yang hadir baik  laki‐laki maupun  perempuan.  Banyaknya  peserta musyawarah  dari  kalangan  rumah  tangga miskin  juga  dipantau  dalam  rangka mendorong  peran  aktif masyarakat  dari 

kalangan tersebut. Berikut merupakan jumlah tingkat partisipasi masyarakat dalam tahapan kegiatan PNPM Agribisnis Perdesaan sampai Bulan Oktober 2008:  2.1. Tingkat Partisipasi  Tabel 3: Tingkat Partisipasi Pelaksanaan PNPM AP Tk. Kecamatan di Kab. Ngada per 15 Oktober 2008  No  Tahapan Kabupaten Ngada    Golewa Riung Barat  Aimere    lk pr  RTM  %lk %pr %RTM lk pr RTM %lk  %pr %RTM lk pr RTM %lk %pr %RTM 

1  MAD I  87 72  132  54,72 45,28 83,02 55 25 80 73,33  26,67 100 75 43 98 63,56 36,44 83,05 2  MD I  1323 1204  2439  52,35 47,65 96,52 511 257 768 66,54  33,46 100 753 641 1350 54,02 35,98 96,84 3  Latih Kader 21 21  42  50 50 100 18 12 30 60  40 100 36 24 60 60 40 100 4  Pagas  579 447  1026  56,43 43,57 100 1271 1260 2531 50,22  49,78 100 1212 916 2128 56,95 43,05 100 5  MDKP  164 1471  1520  9,94 80,06 92,97 0 524 524 0  100 100 119 907 1026 11,6 88,4 100 6  MD II  1103 887  1778  55,43 44,57 89,35 206 530 545 27,99  72,01 74,05 898 604 1502 59,79 40,21 100 7  TPU  21 42  63  33,33 66,67 100 58 65 121 47,93  52,07 100 24 12 36 66,67 33,33 100 8  TV  11 3  14  78,57 21,43 100 12 6 18 66,67  33,33 100 24 12 36 66,67 33,33 100 9  MAD II  96 67  163  58,9 41,1 100 32 26 58 55,17  44,83 100 68 59 66 53,54 46,46 51,97 10  Pertemuan 

Kabupaten 39 8    82,98 17,02 39 8 82,98  17,02 39 8 82,98 17,02  

11  MAD III  61 53  114  53,51 46,49 100 28 11 39 71,79  28,21 100 43 21 64 67,19 33,81 100 

12  MD III  846 947  1793  47,18 52,82 100 792 871 1863 42,51  57,49 100 453 349 802 56,48 43,52 100  

P

Page 7: RINGKASAN EKSEKUTIF -  · PDF fileInterntional, Badan Bimas Ketahanan Pangan, dan PIDRA. Salah ... , Ubi Kapuk, Bawang, Ikan Air ... UPK di Kab. Ngada UPK dan

P a g e | 7

Laporan Perkembangan Pilot Program SADI Propinsi NTT Oktober 2008 

Tabel 4 : Tingkat Partisipasi Pelaksanaan PNPM AP Tk. Kecamatan di Kab. TTS per 15 Oktober 2008 No  Tahapan Kabupaten TTS    Mollo Utara  Amanuban Selatan  Kuanfatu     lk  pr  RTM  %lk  %pr  %RTM  lk  pr  RTM  %lk  %pr  %RTM  lk  pr  RTM  %lk  %pr  %RTM 

1  MAD I  72  56  138  52,17  47,83  100  60  17  77  77,92  22,08  100  20  20  40  50  50  100 2  MD I  791  365  950  68,43  31,57  82,18  518  189  707  73,27  26,73  100  337  149  430  69,34  30,64  88,48 3  Latih Kader  14  12  26  53,85  46,15  100  14  16  30  87,5  46,67  53,33  8  6  14  57,14  42,86  100 4  Pagas  2910  2116  4361  57,90  42,10  86,77  1543  1026  2500  60,06  39,94  97,31  818  738  1489  52,57  41,43  95,69 5  MDKP  104  539  520  16,17  83,83  80,87  0  493  479  0  100  97,16  16  463  463  3,34  96,66  96,66 6  MD II  540  393  747  57,88  42,12  80,06  321  330  642  49,31  50,69  98,62  380  409  757  48,18  51,82  95,94 7  TPU  15  19  28  44,12  55,88  82,35  36  24  60  60  40  100  14  7  21  66,67  33,33  100 8  TV  20  4  24  83,33  16,67  100  11    11  100    100  14  7  21  66,67  33,33  100 9  MAD II  93  67  134  58,13  41,87  83,75  70  69  139  50,36  49,64  100  48  38  75  57,14  42,86  89,28 10  Pertemuan 

Kabupaten 39  5    88,64  11,36    39  5    88,64  11,36    39  5    88,64  11,36   

11  MAD III  45  32  63  58,44  41,56  81,82  42  15  50  73,68  26,32  87,72  50  34  84  59,52  40,48  100 

12  MD III  212  115  327  64,83  35,17  100              207  211  418  49,52  50,48  100 

Tabel 5: Tingkat Partisipasi Pelaksanaan PNPM AP Tk. Kabupaten per 15 Oktober 2008 No  Tahapan Ngada TTS    lk  pr  RTM  %lk  %pr  %RTM  lk  pr  RTM  %lk  %pr  %RTM 

1  MAD I  217  140  310  60,78  39,22  100  152  93  245  62,04  37,96  100 2  MD I  2587  2102  4557  55,17  44,83  97,18  1646  703  2087  70,07  29,93  88,85 3  Latih Kader  75  57  90  56,82  43,18  68,18  36  34  70  51,43  48,57  100 4  Pagas  3062  2623  5685  53,86  46,14  100  5271  3880  8350  57,60  42,40  91,25 5  MDKP  283  2902  3070  8,86  91,14  96,39  120  1495  1462  7,43  92,57  90,53 6  MD II  2207  2021  3814  52,20  47,80  90,21  1241  1132  2146  52,30  47,70  90,43 7  TPU  103  117  220  46,82  53,18  100  65  50  109  56,52  43,48  94,78 8  TV  47  21  68  69,12  30,88  100  45  11  56  80,36  19,63  100 9  MAD II  196  152  287  56,32  43,68  76,72  201  174  348  63,6  36,4  92,8 10  Pertemuan Kabupaten  39  8    82,98  17,02    39  5    88,64  11,36   11  MAD III  132  85  217  60,83  39,17  100  137  81  197  62,84  37,16  90,37 

12  MD III  2091  2167  4258  49,11  50,89  100  419  326  745  56,24  43,76  100  

Page 8: RINGKASAN EKSEKUTIF -  · PDF fileInterntional, Badan Bimas Ketahanan Pangan, dan PIDRA. Salah ... , Ubi Kapuk, Bawang, Ikan Air ... UPK di Kab. Ngada UPK dan

P a g e | 8

Laporan Perkembangan Pilot Program SADI Propinsi NTT Oktober 2008 

Tabel 6: Tingkat Partisipasi Pelaksanaan PNPM AP Tk. Propinsi per 15 Oktober 2008      Provinsi Nusa Tenggara Timur 

No  Tahapan  lk  pr RTM % lk % pr  % RTM1  MAD I  369  233 565 61,30 38,70  93,85 2  MD I  4233  2805 6644 60,14 39,86  94,40 3  Latih Kader  111  91 160 54,95 44,05  79,21 4  Pagas  8333  6503 14035 56,17 43,83  94,60 5  MDKP  403  4397 4532 8,4 91,6  94,42 6  MD II  3448  3153 5960 52,23 41,77  90,29 7  TPU  168  167 329 50,15 49,85  98,21 8  TV  92  32 124 74,19 25,81  100 9  MAD II  397  326 615 54,91 45,09  85,06 10  Pertemuan 

Kabupaten 78  13 85,71 14,29   

11  MAD III  269  166 414 61,84 38,16  95,17 

12  MD III  2510  2493 5003 50,17 49,83  100  Berikut  merupakan  hasil  analisa  tingkat  partisipasi  di  dua  Kabupaten  lokasi  PNPM  AP Propinsi NTT : 1. Kabupaten Ngada. 

Musyawarah Antar Desa Pendanaan dan Musyawarah Desa  Informasi,  terbaca bahwa persentase  tingkat  kehadiran  laki‐laki  lebih  tinggi  dari  perempuan.  Hal  ini  mungkin disebabkan  karena  proses  kegiatan  bersamaan  dengan musim  persiapan  lahan  untuk kegiatan pertanian, dan umumnya kaum perempuan lebih banyak melakukan pekerjaan persiapan lahan. 

2. Kabupaten TTS. MAD Pendanaan dan Musyawarah Desa  Informasi sudah dilaksanakan di 3 Kecamatan, namun pelaksanaan di Kecamatan Amanuban Selatan mengalami keterlambatan, hal ini akibat dari ketiadaan FK AP. Sehingga, data partisipasi MD  informasi untuk Kecamatan Amanuban Selatan belum dapat ditampilkan karena sedang dalam proses perhitungan. Secara umum,  jumlah partisipasi  laki‐laki  lebih  tinggi dari perempuan, hal  ini mungkin saja  disebabkan  karena  faktor  budaya,  dimana  kaum  perempuan  lebih  banyak meluangkan waktu di kebun dan rumah. 

Secara umum, data yang  termuat menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat  cukup baik, dimana  pada  proses  MAD,  persyaratannya  adalah    6  orang  perdesa,  3  laki‐laki  dan  3 perempuan.  Pada  tabel  terlihat  bahwa,  partisipasi  laki‐laki  melebihi  ketentuan,  yang seharusnya untuk 79 desa, kehadiran sebanyak 237 orang (pada tabel 269 orang), sedangkan perempuan yang seharusnya 237 orang juga, yang hadir hanya 166 orang atau sebesar 70% . Meskipun demikian,  angka  ini dinilai  cukup  baik untuk mewakili  keterwakilan perempuan dalam pertemuan MAD.   2.2. Tingkat Penyerapan BLM PNPM AP Propinsi NTT  Pencairan Dana BLM sedang dalam proses pengajuan ke KPPN, dan diharapkan sudah cair pada minggu ke empat bulan Oktober 2008, sebesar 40%.                     Tabel 7 : Capaian Penyerapan BLM PNPM Agribisnis  Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2008 

 No  Provinsi  Capaian Penyerapan BLM TA 2008 

Pagu (Rp)  Penyerapan (Rp)  Persentase (%) 

Page 9: RINGKASAN EKSEKUTIF -  · PDF fileInterntional, Badan Bimas Ketahanan Pangan, dan PIDRA. Salah ... , Ubi Kapuk, Bawang, Ikan Air ... UPK di Kab. Ngada UPK dan

P a g e | 9

Laporan Perkembangan Pilot Program SADI Propinsi NTT Oktober 2008 

1  NTT         Kecamatan Mollo Utara  1.100.000.000  0 0  Kecamatan Kuanfatu  1.100.000.000  0 0  Kecamatan Amanuban 

Selatan 1.100.000.000  0 0

  Kecamatan Golewa  1.100.000.000  0 0  Kecamatan Aimere  1.100.000.000  0 0  Kecamatan Riung Barat      1.100.000.000  0 0  Total  6.600.000.000  0 0 2.3 Progress Penyerapan DOK Tahun 2008          Tabel 8: Capaian Penyerapan DOK PNPM Agribisnis  Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2008  

Provinsi  Capaian Penyerapan DOK TA 2008 Jumlah 

Kecamatan Pagu          (Rp) 

Penyerapan (Rp) 

Persentase (%) 

NTT         Perencanaan Kegiatan  6  390.000.000  166.092.100  42,59 Pelatihan   6  210.000.000  61.530.125  29,30 Total  6  600.000.000  227.622.225  37,94  Penggunaan dana DOK, untuk Kabupaten Ngada dapat dirinci sebagai berikut :  1. Kecamatan  Golewa : Total : Rp.37.3661.600; teridir dari Perencanaan : Rp. 27.106.600, 

pelatihan : Rp. 10.255.000; 2. Aimere: total : 50.292.000, terdiri dari : Perencanaan : Rp. 40.045.500; Pelatihan Rp. 

10.246.500 3. Kecamatan Riung Barat : total : Rp.38.722.000, yang terdiri dari : Perencanaan , Rp. 

28.204.000; dan pelatihan Rp. 10.518.000;  

Penggunaan dana DOK, untuk Kabupaten TTS dapat dirinci sebagai berikut :  1. Kecamatan Mollo Utara : Total Rp. 41.427.625, terdiri dari ; Perencanaan , Rp. 

29.403.000; dan Pelatihan, Rp. 12.024.625. 2. Kecamatan Kuanfatu : total Rp. 22. 499.000, teridir dari Perencanaan ; Rp. 16.438.500; 

Pelatihan : Rp. 6.060.500 3. Kecamatan Amanuban Selatan : total : Rp. 37.320.000, teridir dari; Perencanaan : 

Rp.24.894.500; Pelatihan Rp. 12.425.500,‐  2.4 Tahapan dan Alur  Tabel 9: Tahapan/alur Kegiatan PNPM Agribisnis Perdesaan Provinsi NTT Sampai dengan 20 Oktober  2008  No  Tahapan  Kecamatan/Desa Yang Telah Melaksanakan 

Jumlah Kec Persentase (%) Jumlah Desa Persentase (%)1  MAD I  6  100 74 100 2  MD I  6  100 74 100 3  Latih KPMD  6  100 74 100 4  PAGAS  6  100 74 100 5  MDKP  6  100 74 100 

Page 10: RINGKASAN EKSEKUTIF -  · PDF fileInterntional, Badan Bimas Ketahanan Pangan, dan PIDRA. Salah ... , Ubi Kapuk, Bawang, Ikan Air ... UPK di Kab. Ngada UPK dan

P a g e | 10

Laporan Perkembangan Pilot Program SADI Propinsi NTT Oktober 2008 

6  MD II  6  100 74 100 7  PU  6  100 74 100 8  VU  6  100 74 100 9  MAD II  6  100 74 100 10  MAD III  6  100 74 100 11  MD III  6  100 74 100 12  Cair BLM     13  Salur BLM     14  MDST      Proses perencanaan akhir yaitu  MAD Pendanaan untuk 6 Kecamatan. MD Informasi sudah dilaksanakan di 74 Desa. Pengajuan SPPB pada saat ini sedang dalam proses.  Sedangkan untuk kegiatan sarana prasarana sudah dalam proses pengerjaan, dan akan selesai pada Desember 2008. 

Page 11: RINGKASAN EKSEKUTIF -  · PDF fileInterntional, Badan Bimas Ketahanan Pangan, dan PIDRA. Salah ... , Ubi Kapuk, Bawang, Ikan Air ... UPK di Kab. Ngada UPK dan

P a g e | 11

Laporan Perkembangan Pilot Program SADI Propinsi NTT Oktober 2008 

3.PENGENDALIAN   

egiatan pengendalian pelaksanaan kegiatan PNPM Agribisnis Perdesaan dilakukan dengan cara melakukan kegiatan pemantauan, pelaporan, dan pemeriksaan melalui mekanisme kunjungan lapangan yang dilakukan oleh pelaku PNPM AP di KMN Propinsi NTT.  

 3.1. Permasalahan di Lapangan 

 Beberapa permasalahan internal antara lain sebagai berikut:  No  Masalah  Rekomendasi Keterangan 1  Ketiadaan FK‐AP Satker PMD Pusat, perlu 

menganggarkan dana untuk pelatihan pra tugas FK‐AP yang berstatus cadangan. 

Sedang Pelatihan Pra Tugas FK 

2  Modul‐modul pelatihan masyarakat belum ada 

Perlu pengadaan modul‐modul pelatihan masyarakat 

Modul PNPM‐MP sebagian tidak cocok untuk pelatihan masyarakat (PNPM‐AP) 

3  Keterlambatan gaji 

Pembayaran gaji mengacu ke SOP 

Sampai saat ini SOP sebagai pedoman pembayaran gaji tidak berlaku. 

4  Operasional Kantor PNPM‐AP tidak ada 

Supaya dialokasikan operasional PNPM‐AP, terutama di tingkat Provinsi dan Kabupaten 

Anggaran operasional di tingkat provinsi untuk mendukung kegiatan operasional pelaku PNPM Agribisnis  Perdesaan  dalam  memfasilitasi kebutuhan  FK  –  AP  meliputi  kegiatan administrasi, pengembangan sistem  informasi, dan  pengembangan  jaringan  pendukung  bagi pelaku  kegiatan  di  tingkat  Kabupaten  dan Kecamatan. Anggaran  operasional  di  tingkat  kabupaten untuk  mendukung  kegiatan  administrasi  Fas‐Kab/T‐Kab  dan  memfasilitasi  kebutuhan koordinasi dan konsolidasi dengan FK; 

5  FK belum memahami teknik fasilitasi 

OJT dan IST setiap kunjungan lapangan oleh Sp.SADI dan Monev SADI 

Fasilitasi masyarakat, berbeda dengan fasilitasi dalam kelas. 

6  RKTL sering molor  FK perlu membuat strategi untuk kegiatan‐kegiatan lapangan, agar dapat diselesaikan. 

Sering terbentur dengan kegiatan‐kegiatan budaya dan tradisi masyarakat. 

7  Proses Perekrutan BDSP tidak sesuai dengan RKTL 

Pihak PMO SADI supaya mengacu pada RKTL 

Keterlambatan perekrutan BDSP 1 bulan. 

 3.2. Kondisi Pelaku PNPM Agribisnis Perdesaan  Isu penting  terkait dengan kondisi pelaku PNPM Agribisnis Perdesaan di masing‐masing kecamatan adalah 1) kekosongan FK Agribisnis Perdesaan di Kec. Amanuban Selatan; 2) Keterlambatan gaji dan tunjangan Konsutan PNPM Agribisnis Perdesaan di tingkat Provinsi dan Kecamatan; 3) keterlambatan biaya  transportasi bagi PLA dan KAD. Kondisi Pelaku PNPM Agribisnis Perdesaan  selanjutnya dapat dibaca pada tabel berikut:  Tabel 7:  Rekapitulasi kondisi pelaku PNPM Agribisnis Perdesaan Provinsi NTT per Oktober 2008 

 No  Nama  Jabatan  Tgl.  Status Gaji 

K

Page 12: RINGKASAN EKSEKUTIF -  · PDF fileInterntional, Badan Bimas Ketahanan Pangan, dan PIDRA. Salah ... , Ubi Kapuk, Bawang, Ikan Air ... UPK di Kab. Ngada UPK dan

P a g e | 12

Laporan Perkembangan Pilot Program SADI Propinsi NTT Oktober 2008 

Mobilisasi1  Maria 

Regina Tan Sp SADI  27‐Nov‐

2007 1)Keterlambatan  Gaji;  2)Biaya  OSA/ILT  SPPD Bulan  Juni,  Juli, Agustus dan biaya  transportasi belum terbayar oleh PT. Amytas 

2  Christianto  Sp MONEV   27‐Nov‐2007 

1)Keterlambatan  Gaji;  2)Biaya  OSA/ILT  SPPD Bulan  Juni,  Juli, Agustus dan biaya  transportasi belum terbayar oleh PT. Amytas 

3  ‐  FK‐SADI, Kec. Amanuban Selatan 

1‐Feb‐2008 Belum ada FK AP pengganti.

4  Dominggus Oematan 

FK‐SADI, Kec. Mollo Utara 

1‐Feb‐2008 Keterlambatan Gaji

5  Djohardjo M Rato Padeda 

FK‐SADI, Kec. Kuan Fatu 

1‐Feb‐2008 Keterlambatan Gaji

6  Jacobus Wara 

FK‐SADI, Kec. Aimere 

1‐Feb‐2008 Keterlambatan Gaji

7  Simon Todeng 

FK‐SADI, Kec. Golewa 

1‐Feb‐2008 Keterlambatan Gaji

8  Ediltrudis T. Unge 

FK‐SADI, Kec. Riung Barat 

1‐Feb‐2008 1)Keterlambatan Gaji; 2) SP1 terkait dengan indikasi tindakan indisipliner. 

 Saran: 

Pengambil  kebijakan  program  PNPM  Mandiri  hendaknya  segera  merekrut  dan  menetapkan personil FK Agribisnis Perdesaan di Kecamatan Amanuban Selatan; 

Pengambil kebijakan program PNPM Mandiri hendaknya memberikan dukungan kebijakan dalam manajeme gaji konsultan dan perjalanan dinas para pelaksana Pilot Program SADI.  

3.3. Faktor Penghambat Pencapaian Indikator Keberhasilan  Usulan kegiatan dari masing‐masing Desa di 6 Kecamatan lokasi pilot program telah diperoleh melalui serangkaian tahapan kegiatan penggalian gagasan. Untuk melangkah ke tahap selanjutnya, alangkah baik  jika mempertimbangkan beberapa hal dalam upaya untuk menyusun strategi pelaksanaan pilot program.  Beberapa  hal  berikut  sebaiknya  menjadi  pertimbangan  dalam  merumuskan  strategi pelaksanaan  kegiatan  pengembangan  agribisnis  di  wilayah  NTT  berdasarkan  atas  hasil  observasi, penggalian gagasan dan proses live‐in di lokasi pilot program: 

 a. Hambatan Modal sosial kelompok masyarakat  tani. Kelompok  tani hanya berkegiatan  jika ada 

proyek dari pihak pemerintah dan atau LSM dan setelah proyek selesai maka kelompok tani juga mandeg.  Kelompok  juga  belum memiliki  sistem manajemen  kelembagaan  yang  solid melalui kesepakatan/komitmen bersama, aturan kelompok, pengorganisasian peran yang diekspresikan dalam bentuk jadwal pertemuan, kepercayaan (trust) dan tanggungjawab bersama serta  sistem pendukung  sosial  lainnya.  Situasi  ini  terlebih  ditemui  di  desa‐desa  terpencil  yang  memiliki intensitas yang rendah dalam berhubungan dengan kelompok sosial lainnya.   

b. Keterbatasan  infrastruktur  pendukung  agribisnis  ‐terutama  jalan  produksi,  saluran  irigasi‐, mayoritas  lokasi pilot program memiliki hambatan dalam hal  jalan produksi/pasar.  Jika ditinjau dari segi potensi SDA, 6 (enam) lokasi pilot program di Provinsi NTT memang sangat menjanjikan, namun  keterisolasian  menjadi  salah  satu  hambatan  tersendiri  dalam  proses  pengembangan agribisnis  di  Provinsi  NTT.  Sinergi  dengan  PNPM Mandiri  Perdesaan  berkaitan  dalam  bidang pmebangunan sarana dan prasarana ekonomi dan pendidikan mutlak diharapkan; 

c. Keterbatasan  pemahaman  konsep  agribisnis.  Keterbatasan  pemahaman  pelaku  program  di tingkat  Desa  dan  Kecamatan menyebabkan  kurangnya  daya  imajinasi  dalam mengembangkan potensi agribisnis berdasarkan atas  komoditas  yang menjadi pilihan dalam proses pelaksanaan penggalian gagasan;  

d. Hambatan budaya, yang dimaksud dengan hambatan budaya adalah budaya kerja masyarakat petani yang cenderung hidup dalam lingkungan feodal. Pola tani yang dilakukan masih cenderung subsisten,  tradisional, belum cukup mampu mengelola waktu untuk usaha peningkatan potensi 

Page 13: RINGKASAN EKSEKUTIF -  · PDF fileInterntional, Badan Bimas Ketahanan Pangan, dan PIDRA. Salah ... , Ubi Kapuk, Bawang, Ikan Air ... UPK di Kab. Ngada UPK dan

P a g e | 13

Laporan Perkembangan Pilot Program SADI Propinsi NTT Oktober 2008 

pertanian,  para  petani  juga  masih  belum  cukup  mampu  dalam  merencanakan  lahan,  dan mendayagunakan potensi pendukung usaha agribisnis. 

e. Ego  sektoral  pelaku  SKPD  dalam  pengembangan  agribisnis  di  wilayah  perdesaan.  Tidak dibutuhkan data lagi bahwa isu mengenai sinergi pelaku pembangunan masih relevan untuk terus diupayakan. Melalui  forum musrenbang  sejak  dari  Desa  sampai  Kabupaten  diharapkan  dapat terjadi dialog‐dialog bagi pelaku pembangunan untuk mengambil peran dan bersinergi.  

  

Page 14: RINGKASAN EKSEKUTIF -  · PDF fileInterntional, Badan Bimas Ketahanan Pangan, dan PIDRA. Salah ... , Ubi Kapuk, Bawang, Ikan Air ... UPK di Kab. Ngada UPK dan

P a g e | 14

Laporan Perkembangan Pilot Program SADI Propinsi NTT Oktober 2008 

4. PENUTUP   Kesimpulan. Dari hasil kegiatan program yang sudah dipaparkan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Rekruitmen  FK‐AP  untuk  Kecamatan  Amanuban  Selatan mutlak  dilakukan, mengingat 

padatnya pengelolaan kegiatan di lapangan; 2. MAD Pendanaan sudah dilaksanakan di semua lokasi Pilot SADI. 3. MD  Informasi  sudah  dilaksanakn  di  semua  desa,  sampai  dengan  tanggal  20  Oktober 

2008.  4. Pelatihan TPK sudah dilaksanakn di 5 Kecamatan, sedangkan 1 kecamatan  lainnya yaitu 

Kecamatan Kuanfatu akan dilaksanakan pada tanggal 27 Oktober 2008.  5. Pengiriman TOR dan outline proposal ke BDSP sedang dalam proses, dan direncanakan 

pelelangan BDSP dilaksanakan pada akhir Oktober 2008. 6. Pelatihan – pelatihan akan dilaksanakan pada bulan November – Maret 2009.    Saran  1. Biaya  Operasional  kantor  Provinsi  dan  Kabupaten  untuk  PNPM  Agribisnis  Perdesaan, 

supaya diadakan; 2. Sesegera mungkin melakukan proses penempatan FK‐AP pasca pelatihan pra‐tugas;  3. Perlu adanya dukungan modul‐modul khusus tentang PNPM Agribisnis Perdesaan yang 

mendukung pelaksanaan kegiatan di lapangan; 4. BDSP  yang  akan  dilelang,  diminta  untuk  presentase  tentang  kegiatan  pelatihan  yang 

akan dilaksanakan; 5. Perlu ada PTO khusus tentang Agribisnis Pertanian; 6. Perlu mempertimbangkan Fas.Kab. khusus yang menangani PNPM Agribisnis Perdesaan.  Demikian  disampaikan  perkembangan  PNPM  Agribisnis  Perdesaan  Provinsi  NTT  sampai dengan Bulan Oktober 2008. Tak dapat ditolak ketika dalam  laporan  ini banyak kekurangan karena masih banyak hal yang belum dapat disajikan secara rinci dan dianalisa secara kritis dan mendalam. Kritik dan saran senantiasa diharapkan dari semua pihak, sehingga dokumen Laporan ini dapat dikembangkan menjadi lebih baik lagi. 

Page 15: RINGKASAN EKSEKUTIF -  · PDF fileInterntional, Badan Bimas Ketahanan Pangan, dan PIDRA. Salah ... , Ubi Kapuk, Bawang, Ikan Air ... UPK di Kab. Ngada UPK dan

P a g e | 15

Laporan Perkembangan Pilot Program SADI Propinsi NTT Oktober 2008 

Lampiran 1: Galeri Produk Instrumentasi dan Kegiatan PNPM AP Propinsi NTT  

Penyusunan dokumen alternative rujukan panduan laporan bulanan 

Penyusunan dokumen alternative rujukan panduan evaluasi kinerja FK Agribisnis 

Perdesaan 

 Penyusunan leaflet monitoring dan evaluasi 

partisipatif Penyusunan leaflet monitoring dan evaluasi 

partisipatif (Diadopsi di Tk. Nasional) 

 

Pengembangan sistem informasi pendukung pelaksanaan kegiatan PNPM AP dalam bentuk Blogsite di http://nusataniterpadu.wordpress.com 

   

Page 16: RINGKASAN EKSEKUTIF -  · PDF fileInterntional, Badan Bimas Ketahanan Pangan, dan PIDRA. Salah ... , Ubi Kapuk, Bawang, Ikan Air ... UPK di Kab. Ngada UPK dan

P a g e | 16

Laporan Perkembangan Pilot Program SADI Propinsi NTT Oktober 2008 

Diskusi kelompok dan wawancara di Desa Naip bersama dengan Kepala Desa, Kader Agribisnis Desa, Pendamping Lokal Agribisnis, Ketua TPK dan perwakilan dari Kelompok Tani Taloitan, Paloilmonit,

dan Tsium Tetus. Usulan Kegiatan: Pelatihan dan Pembuatan Percontohan Budidaya Kambing

Wawancara di kandang yang

nantinya akan dijadikan percontohan kegiatan budidaya

sapi di Desa Noemuke

Wawancara dan observasi di kandang yang nantinya akan

dijadikan percontohan kegiatan budidaya kambing di Desa

Noemuke

Foto bersama di depan lokasi kandang percontohan budidaya

kambing di Desa Noemuke

Kegiatan konsolidasi usulan

kegiatan di Desa Oebelo Keterlibatan Mahasiswa Unkris Artha Wacana dalam kegiatan

review usulan kegiatan

Lokasi kandang percontohan budidaya sapi di Desa Oebelo

Diskusi informal dengan PLA (Pendamping Lokal Agribisnis, Kades, KAD (Kader Agribisnis Desa), Ketua TPK, dan

Kelompok Tani Oehonis di Desa Kiubaat.  

Page 17: RINGKASAN EKSEKUTIF -  · PDF fileInterntional, Badan Bimas Ketahanan Pangan, dan PIDRA. Salah ... , Ubi Kapuk, Bawang, Ikan Air ... UPK di Kab. Ngada UPK dan

P a g e | 17

Laporan Perkembangan Pilot Program SADI Propinsi NTT Oktober 2008 

 

 

Peserta Workshop Pengembangan Agribisnis Perdesaan di Kab. Ngada, 08 April 2008 

Bpk. Henra Agustiana ‐IFC‐, banyak mengulas tentang best practice praktek system pemasaran dalam upaya 

pengembangan agribisnis skala perdesaan. 

 

Padang savanna yang luas dimanfaatkan oleh warga untuk mengembangkan budidaya Peternakan Sapi di Desa Keligejo Kec. Aimere. Selain Sapi, komoditas Kemeiri dan Jambu Mente banyak diupayakan di 

wilayah ini. 

Yakobus Wara –FK Agribisnis Perdesaan‐ melakukan wawancaradengan salah satu Petani (Bapak Tinus) Kemiri di 

Desa Keligejo Kec. Aimere. 

 

Lokasi perjalanan di Desa tersulit – Desa  Waebela Kec. Aimere melalui padang savanna dan mengharuskan Pelaku berjalan kaki kurang lebih 8 jam menuju lokasi Desa. Akses jalan produksi bagi komoditas pertanian menjadi isu utama 

di Desa ini, integrasi pengelolaan antara PNPM dan Dinas terkait menadi penting 

 

Pemantauan kegiatan Penggalian gagasan di Desa Ngara, Riung Barat. Alat transportasi yang umum digunakan di Desa ini adalah jalan kaki dan Kuda, jalan produksi juga menjadi isu utama untuk mengembangkan potensi agribisnis di 

wilayah yang dikelilingi dengan padang savanna ini. Kerjasama dengan pemangku kepentingan untuk mengupayakan keterisolasian Desa mutlak dibutuhkan. 

 

DESA WAEBELA-KEC. AIMERE

Page 18: RINGKASAN EKSEKUTIF -  · PDF fileInterntional, Badan Bimas Ketahanan Pangan, dan PIDRA. Salah ... , Ubi Kapuk, Bawang, Ikan Air ... UPK di Kab. Ngada UPK dan

P a g e | 18

Laporan Perkembangan Pilot Program SADI Propinsi NTT Oktober 2008 

 

Pendampingan terhadap tim verifikasi usulan pada pengisian form-form verifikasi lapangan. Kegiatan verifikasi usulan kegiatan dimulai pada Pkl. 11.00 WITA s/d 24.00 WITA.

Pembacaan hasil verifikasi usulan kegiatan oleh tim verifikasi pada

proses MAD II.

Salah satu partisipan diberi kesempatan untuk bertanya

mengenai hasil tim verifikasi.

Partisipan dari kelompok perempuan memberikan penilaian

terhadap usulan antar desa.

Tim Sekertariat dari pendamping lokal, UPK, dan kader melakukan penghitungan terhadap hasil prioritisasi yang dilakukan oleh perwakilan utusan desa.

Lelah…namun kamipun akhirnya tersenyum ketika kebersamaan tiba pada saat foto bersama setelah kegiatan MAD II selesai selama kurang lebih 21 Jam.

   

Page 19: RINGKASAN EKSEKUTIF -  · PDF fileInterntional, Badan Bimas Ketahanan Pangan, dan PIDRA. Salah ... , Ubi Kapuk, Bawang, Ikan Air ... UPK di Kab. Ngada UPK dan

P a g e | 19

Laporan Perkembangan Pilot Program SADI Propinsi NTT Oktober 2008 

      

            

      

LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN PILOT PROGRAM PNPM AGRIBISNIS PERDESAAN PROPINSI NTT 

Sampai Dengan Bulan Oktober 2008