BAB I PENDAHULUAN Ileus adalah gangguan pasase isi usus yang merupakan tanda adanya obstruksi usus akut yang segera memerlukan pertolongan atau tindakan. Ileus terbagi dua yaitu ileus obstruksi dan ileus paralitik. Ileus Obstruktif adalah ileus yang disebabkan oleh sumbatan mekanik. Sedangkan, ileus paralitik adalah hilangnya peristaltik usus untuk sementara waktu. Peristaltik usus adalah pergerakan kontraksi normal dinding usus. 1 Di Indonesia ileus obstruksi paling sering disebabkan oleh hernia inkarserata, sedangkan ileus paralitik sering disebabkan oleh peritonitis. Keduanya membutuhkan tindakan operatif. Adhesi, hernia, dan malignansi merupakan 80% penyebab dari kasus ileus obstruksi. Sedangkan penyebab tersering terjadinya ileus paralitik adalah peritonitis, hipokalemia, dan post operasi laparotomi. 1 Setiap tahunnya 1 dari 1000 penduduk dari segala usia didiagnosa ileus. Di Amerika diperkirakan sekitar 300.000-400.000 menderita ileus setiap tahunnya. 2 Di Indonesia tercatat ada 7.059 kasus ileus paralitik dan obstruktif tanpa hernia yang dirawat inap dan 7.024 pasien rawat jalan pada tahun 2004 menurut Bank data Departemen Kesehatan Indonesia. 1 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
Ileus adalah gangguan pasase isi usus yang merupakan tanda adanya obstruksi
usus akut yang segera memerlukan pertolongan atau tindakan. Ileus terbagi dua yaitu
ileus obstruksi dan ileus paralitik. Ileus Obstruktif adalah ileus yang disebabkan oleh
sumbatan mekanik. Sedangkan, ileus paralitik adalah hilangnya peristaltik usus untuk
sementara waktu. Peristaltik usus adalah pergerakan kontraksi normal dinding usus.1
Di Indonesia ileus obstruksi paling sering disebabkan oleh hernia inkarserata,
sedangkan ileus paralitik sering disebabkan oleh peritonitis. Keduanya membutuhkan
tindakan operatif. Adhesi, hernia, dan malignansi merupakan 80% penyebab dari
kasus ileus obstruksi. Sedangkan penyebab tersering terjadinya ileus paralitik adalah
peritonitis, hipokalemia, dan post operasi laparotomi.1
Setiap tahunnya 1 dari 1000 penduduk dari segala usia didiagnosa ileus. Di
Amerika diperkirakan sekitar 300.000-400.000 menderita ileus setiap tahunnya.2 Di
Indonesia tercatat ada 7.059 kasus ileus paralitik dan obstruktif tanpa hernia yang
dirawat inap dan 7.024 pasien rawat jalan pada tahun 2004 menurut Bank data
Departemen Kesehatan Indonesia.1
Obstruksi intestinal merupakan kegawatan dalam bedah abdominalis yang
sering dijumpai dan merupakan 60% - 70% dari seluruh kasus akut abdomen. Akut
abdomen dapat disebabkan oleh kelainan di dalam abdomen berupa inflamasi dan
penyulitnya, ileus obstruktif, iskemik, dan perdarahan. Sebagian kelainan dapat
disebabkan oleh cedera langsung atau tidak langsung yang mengakibatkan perforasi
saluran cerna atau perdarahan.3
Pasien dengan ileus mengeluhkan muntah, dan peregangan pada perut. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan distensi usus, dan pada auskultasi didapatkan bising
usus yang meningkat pada ileus obstruksi, sedangkan pada ileus paralitik bising
ususnya menghilang. Pemeriksaan radiologis mempunyai peran yang besar, untuk
membantu ahli bedah memutuskan diperlukannya tindakan bedah atau tidak pada
pasien dengan obstruksi ileus atau ileus paralitik. Pada foto abdomen tiga posisi
didapatkan gambaran herring bone untuk ileus paralitik dan gambaran step ladder
untuk ileus obstruktif. Untuk pemeriksaan USG digunakan untuk melihat masih ada
1
atau tidaknya peristaltic usus. Sedangkan penggunaan CT-scan untuk melihat
penyebab obstruktifnya, atau memastikan diagnosis apabila pemeriksaan klinis
ataupun pemeriksaan foto abdomen tiga posisi kurang jelas.
Dasar pengobatan ileus adalah koreksi keseimbangan elektrolit dan cairan,
menghilangkan peregangan dan muntah dengan dekompresi, mengatasi peritonitis dan
syok bila ada. Dan menghilangkan obstruksi untuk memperbaiki kelangsungan dan
fungsi usus kembali normal dengan dilakukannya terapi operatif.4
ANATOMI
1). Usus Halus
Usus halus berbentuk tubuler, dengan perkiraan panjang sekitar 6
meter pada orang dewasa, yang terbagi atas tiga segmen yaitu duodenum,
jejunum, dan ileum. Duodenum, merupakan segmen yang paling proksimal,
terletak retroperitoneal berbatasan dengan kaput dan batas inferior dari korpus
pankreas. Doudenum dipisahkan dari gaster oleh adanya pylorus dan dari jejunum
oleh batas Ligamentum Treitz. Jejunum dan ileum terletak di intraperitoneal dan
bertambat ke retroperitoneal melalui mesenterikum. Tak ada batas anatomi yang
jelas untuk membedakan antara Jejunum dan Ileum; 40% panjang dari jejunoileal
diyakini sebagai Jejunum dan 60% sisanya sebagai Ileum. Ileum berbatasan
dengan sekum di katup ileosekal.5
Gambar 1. Lapisan Usus Halus
2
Usus halus terdiri atas lipatan mukosa yang disebut plika sirkularis
atau valvula conniventes yang dapat terlihat dengan mata telanjang. Lipatan ini
juga terlihat secara radiografi dan membantu untuk membedakan antara usus halus
dan kolon. Lipatan ini akan terlihat lebih jelas pada bagian proksimal usus halus
daripada bagian distal. Hal lain yang juga dapat digunakan untuk membedakan
bagian proksimal dan distal usus halus ialah sirkumferensial yang lebih besar,
dinding yang lebih tebal, lemak mesenterial yang lebih sedikit dan vasa rekta yang
lebih panjang.5
Suplai Vaskuler
Pada usus halus, A. Mesenterika Superior merupakan cabang dari
Aorta tepat dibawah A. Soeliaka. Arteri ini mendarahi seluruh usus halus kecuali
Duodenum yang sebagian atasnya diperdarahi oleh A. Pankreotikoduodenalis
Superior, suatu cabang dari A. Gastroduodenalis. Sedangkan separuh bawah
Duodenum diperdarahi oleh A. Pankreotikoduodenalis Inferior, suatu cabang A.
Mesenterika Superior. Pembuluh - pembuluh darah yang memperdarahi Jejunum
dan Ileum ini beranastomosis satu sama lain untuk membentuk serangkaian
arkade. Bagian Ileum yang terbawah juga diperdarahi oleh A. Ileocolica. Darah
dikembalikan lewat V. Messentericus Superior yang menyatu dengan V. lienalis
membentuk vena porta.1
Pembuluh Limfe
Pembuluh limfe duodenum mengikuti arteri dan mengalirkan cairan
limfe; (1) ke atas melalui nodi lymphatici pancreoticoduodenalis ke nodi
lymphatici gastroduodenalis dan kemudian ke nodi lymphatici coeliacus dan (2)
ke bawah, melalui nodi lymphatici pancreoticoduodenalis ke nodi lyphatici
mesentericus superior sekitar pangkal arteri mesenterica superior.
Pembuluh limfe jejunum dan ileum berjalan melalui banyak nodi
lymphatici mesentericus dan akhirnya mencapai nodi lymphatici mesentericus
suprior, yang terletak sekitar pangkal arteri mesentericus superior.6
3
Persarafan
Saraf - saraf duodenum berasal dari saraf simpatis dan parasimpatis
(vagus) dari pleksus mesentericus superior dan pleksus coeliacus. Saraf untuk
jejunum dan ileum berasal dari saraf simpatis dan parasimpatis (nervus vagus)
dari pleksus mesentericus superior (Snell, 1997). Rangsangan parasimpatis
merangasang aktivitas sekresi dan pergerakan, sedangkan rangsangan simpatis
menghambat pergerakan usus. Serabut - serabut sensorik sistem simpatis
menghantarkan nyeri, sedangkan serabut - serabut parasimpatis mengatur refleks
usus. Suplai saraf intrinsik, yang menimbulkan fungsi motorik, berjalan melalui
pleksus Auerbach yang terletak dalam lapisan muskularis, dan pleksus Meissner
di lapisan submukosa.1
2). Usus Besar
Usus besar terdapat diantara anus dan ujung terminal ileum. Usus besar
terdiri atas segmen awal (sekum), dan kolom asendens, transversum, desendens,
sigmoid, rectum dan anus. Sisa makanan dan yang tidak tercerna dan tidak
diabsorpsi di dalam usus halus didorong ke dalam usus besar oleh gerak peristaltik
kuat otot muskularis eksterna usus halus. Residu yang memasuki usus besar itu
berbentuk semi cair; saat mencapai bagian akhir usus besar, residu ini telah
menjadi semi solid sebagaimana feses umumnya. Meskipun terdapat di usus halus,
sel-sel goblet pada epitel usus besar jauh lebih banyak dibandingkan dengan yang
di usus halus. Sel goblet ini juga bertambah dari bagian sekum ke kolon sigmoid.
Usus besar tidak memiliki plika sirkularis maupun vili intestinales, dan kelenjar
usus/intestinal terletak lebih dalam daripada usus halus.1
4
Gambar 2. Lapisan Usus Besar
Suplai Vaskuler
Pada usus besar, A. Mesenterika Superior memperdarahi belahan
bagian kanan (sekum, kolon ascendens, dan dua pertiga proksimal kolon