3
Klinik Dokter Keluarga FK UWK No Berkas :
Berkas Pembinaan Keluarga No RM : 43916Puskesmas gedangan
Kab.Sidoarjo
Nama KK : Tn. Budi
Tanggal kunjungan pertama kali 31 Oktober 2013Nama Pembina
keluarga pertama kali : dr. TeguhTabel 1. CATATAN KONSULTASI
PEMBIMBING (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)
TanggalTingkat PemahamanParaf PembimbingParafKeterangan
KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA
Nama Kepala Keluarga : Tn. BAlamat Lengkap : Ds. Sawotratap RT
03 RW 11 Gedangan, Sidoarjo.Bentuk Keluarga :Extended FamilyTabel
2. Daftar Anggota keluarga yang tinggal dalam satu
rumahNoNamaKedudukan dalam keluargaL/PUmurPendidikanPekerjaanPasien
Klinik (Y/T)Ket
1Tn. SKKL55SMASatpamT
2Ny. MIstri P58SMPPedagangT-
3Tn. BAnakL29SMAKurir barang YDiare akut
4Ny. BAnak p27SMPIRTT
5.Tn. MmenantuL31SMKKaryawan T
6An. ACucuP2,5T
7An. ACucu P9 blnT
Sumber : Data Primer, Oktober 2013BAB IISTATUS PENDERITAA.
PENDAHULUAN
Laporan ini diambil berdasarkan kasus yang diambil dari
seseorang penderita Diare kasus baru, berjenis kelamin laki-laki
dan berusia 29 tahun, dimana penderita merupakan salah satu
penderita Diare yang terjadi di wilayah Puskesmas gedangan,
Kabupaten Sidoarjo, dengan berbagai permasalahan yang dihadapi.
Mengingat kasus ini masih banyak ditemukan di masyarakat khususnya
di daerah Puskesmas Gedangan Kabupaten Sidoarjo beserta
permasalahannya seperti masih kurangnya pengetahuan masyarakat
tentang diare terutama masalah faktor pencetusnya serta masih
kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya pola hidup bersih
dan sehat.B. IDENTITAS PENDERITA
Nama
: Tn. BudiUmur
: 29 tahunJenis kelamin: Laki-lakiPekerjaan
: Kurir barang dalam kotaPendidikan: Tamat SMAAgama
: IslamAlamat: Ds. Sawotratap RT 03 RW 11, Gedangan,
SidoarjoSuku
: jawaTanggal periksa: 31 Oktober 2013C. ANAMNESIS1. Keluhan
utama: Mencret2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke puskesmas gedangan dengan keluhan mencret sejak
1 hari sebelumnya. Mencret kurang lebih 5 kali dalam sehari, 1
gelas tiap kali BAB dengan konsistensi cair, terdapat ampas, warna
kuning, tidak ada lendir dan darah. Selain itu pasien juga mengeluh
lemas, mual, nafsu makan berkurang serta sedikit pusing. Sebelum
gejala diare, penderita mengaku sempat makan di warung pinggir
jalan, dimana kondisi sanitasi di warung tersebut kurang bersih dan
berada di pinggir selokan yang airnya tergenang serta banyak
tumpukan sampah. Penderita menyangkal makan makanan pedas
sebelumnya atau sedang mengalami stres karena pekerjaan. Penderita
setidaknya pernah mengalami diare 2 - 3 kali setiap bulannya. Saat
mengalami diare, penderita sempat minum obat diapet 2 tablet,
tetapi keluhan diare tidak membaik. Pada hari kedua keluhan diare
tidak juga membaik sehingga penderita memutuskan untuk berobat ke
puskesmas. Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat sakit gula
: - Riwayat asma
: - Riwayat alergi obat/makanan: - Riwayat penyakit jantung: -3.
Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat keluarga dengan penyakit serupa:
- Riwayat sakit sesak nafas
: - Riwayat hipertensi
: (+) ayah dan ibu Riwayat sakit gula
: -4. Riwayat kebiasaan Riwayat merokok
: - Riwayat olah-raga
: - Riwayat pengisian waktu luang: Pasien lebih sering berada di
luar rumah Riwayat kebiasaan: Sering jajan/ makan di warung pinggir
jalan dan lebih suka makan menggunakan tangan.5. Riwayat sosial
ekonomi
Penderita adalah seorang anak pertama dari dua bersaudara dan
belum menikah. Penderita tinggal di sebuah rumah yang berpenghuni
7orang (ayah, ibu, penderita, adik, adik ipar dan keponakan).
Penderita bekerja sebagai kurir antar barang dari pukul 9 pagi
sampai pukul 5 sore dengan penghasilan Rp.750.000/bulan. Kedua
orang tua penderita serta adik ipar bekerja, sedangkan adik
penderita tidak bekerja.6. Riwaya gizi:
Penderita makan sehari-harinya 2-3 kali dengan nasi, sayur serta
lauk secukupnya seperti daging/ikan/telur. Penderita dan keluarga
jarang sekali makan buah-buahan. Penderita termasuk orang yang
makan dengan porsi yang banyak (1 piring nasi penuh), tetapi sejak
sakit penderita hanya sering makan bubur saja. Kesan status gizi
baik.D. ANAMNESIS SISTEM
1. Kulit : Turgor kulit 2. Kepala : sakit kepala (+), rambut
kepala tidak rontok serta warna rambut hitam, luka pada kepala (-),
benjolan/borok dikepala (-)3. Mata : pandangan mata
berkunang-kunang (-), penglihatan kabur (-), ketajaman baik4.
Hidung : tersumbat (-), mimisan (-)5. Telinga : pendengaran baik,
berdengung (-), keluar cairan (-)6. Mulut : sariawan (-), mulut
kering (-), lidah terasa pahit7. Tenggorokan : sakit menelan (-),
sesak (-)8. Pernafasan : sesak nafas (-), batuk lama (-), mengi
(-), batuk darah (-)9. Kardiovaskular : berdebar-debar (-), nyeri
dada (-),10. Gastrointestinal: mual (+), muntah (-), nafsu makan
menurun (+), nyeri perut (-), BAB cair dengan ampas11.
Genitourinaria : BAK 4-5 kali perhari, warna bening dan jumlah
biasa, nyeri (-)12. Neuropsikiatri: Neurologik: kejang (-), lumpuh
(-) Psikiatrik: emosi stabil, mudah marah (-)13. Muskuloskeletal:
kaku sendi (-), nyeri tangan dan kaki (-), nyeri otot (-)14.
Ekstremitas:Atas/bawah: bengkak (-), sakit (-)
E. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umumTampak sakit sedang, kesadaran compos mentis (GCS
E4 V5 M6), status gizi kesan baik2. TV dan status gizi Tanda
vital
Nadi
: 94x/menit, regular, isi cukup, simetris
Pernafasan: 19x/menit
Suhu
: 37oC
Tensi
: 100/70 mmhg Status gizi (BMI/IMT):
BB: 68 kg
TB: 170 cm
BMI: BB/TB(m2)= 68/(1,7m)2= 23,5 gizi baikStatus gizi gizi
baik3. Kulit
Warna : ikterik (-), sianosis (-). Kepala : bentuk mesocephal,
tidak ada luka,rambut tidak mudah dicabut, atrofi m. Temporalis
(-), papula (-), nodula (-), kelainan mimik wajah/bells palsy (-)4.
Mata
Conjuctiva anemis(-), sklera ikterik (-), pupil isokor
(3mm/3mm), reflek kornea (+/+), warna kelopak hitam, katarak (-/-),
radang/conjuctivitis/uveitis (-/-)5. Hidung
Nafas cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis (-), deformitas
hidung (-), hiperpigmentasi (-), sadle nose (-)6. Mulut
Bibir pucat (-), bibir kering (-), lidah kotor (-), papil lidah
atrofi (-), tepi lidah hiperemis (-), tremor (-)7. Telinga
Nyeri tekan mastoid (-), sekret (-), pendengaran berkurang (-),
keadaan cuping telinga dalam batas normal8. Tenggorokan
Tonsil membesar (-), pharing hiperemis (-)9. Leher
JVP ( tidak meningkat, trakea ditengah, pembesaran kelenjar
tiroid (-), pembesaran kelenjar limfe (-), lesi pada kulit (-)10.
Thoraks
Simetris, retraksi interkostal (-), retraksi subkostal (-) Cor :
I: ictus cordis tak tampak P: ictus cordis tak kuat angkat P: Batas
kiri atas: SIC II 1 cm lateral LPSS
Batas kanan atas: SIC II LPSD
Batas kiri bawah: SIC V 1 cm lateral LMCS
Batas kanan bawah: SIC IV LPSD
Batas jantung kesan: kesan tidak melebarA : Bunyi jantung SI -
SII dengan intensitas normal, reguler Pulmo: Statis ( depan dan
belakang)
I : pengembangan dada kanan dan kiri simetrisP : fremitus raba
dada kanan dan kiri simetrisP : sonor/sonor.A : suara dasar
vesikuler (-/-)Suara tambahan RBK (-/-), wheezing (-/-)Dinamis
(depan dan belakang)
I : pergerakan dada kanan dan kiri smetrisP : fremitus raba dada
kanan dan kiri simetrisP : sonor/sonorA : suara dasar vesikuler
(-/-)Suara tambahan RBK (-/-), wheezing (-/-).11. Abdomen
I : Posisi dinding perut dengan dinding abdomen sejajar,
venektasi(-)A : Peristaltik (+) meningkatP : Supel, nyeri tekan
(-), H/L/R tidak terabaP : Timpani di seluruh lapang perut12.
Sistem columna vertebralis
I : deformitas (-), skoliosis (-), kiphosis (-), lordosis (-).P
: nyeri tekan (-).P : NKCV (-).13. Ekstremitas: Palmar eritema
(-/-).
Akral : hangat (+/+), oedem: (-/).14. Sistem genetalia: dalam
batas normal.15. Pemeriksaan neurologik:
Fungsi luhur
: dalam batas nomal. Fungsi vegetatif: dalam batas normal.
Fungsi sensorik: dalam batas normal. Fungsi motorik:
K : 5/5
T : N/NRF : N/NRP : -/-16. Pemeriksaan psikiatrik
Penampilan: sesuai umur, perawatan diri cukup Kesadaran:
kualitas tidak berubah, kuantitas compos
mentis Afek
: appropriate Psikomotor: normoaktif Proses pikir
bentuk: realistikIsi
: waham (-), halusinasi (-), ilusi (-)Arus: koheren Insight:
baik.F. PEMERIKSAAN PENUNJANG1. Pemeriksaan darah lengkap :
hemoglobin, leukosit, diff. Count, hematokrit, trombosit dalam
batas normal2. Pemeriksaan AGD : tidak dilakukan3. pemeriksaan UL
:albumin, reduksi, urobilin, bilirubin, sedimen tidak dilakukan4.
pemeriksaan elektrolit : tidak dilakukanG. RESUME
Seorang laki-laki umur 29 tahun dengan keluhan utama mencret
sejak 1 hari sebelumnya. Mencret 5 kali dalam sehari, 1 gelas tiap
kali BAB dengan konsistensi cair, warna kuning dengan ampas, tidak
terdapat lendir dan darah. Selain itu pasien juga mengeluh lemas,
mual, nafsu makan berkurang serta sedikit pusing. Sebelum gejala
diare, penderita mengaku sempat makan di warung pinggir jalan
dengan kondisi sanitasi yang kurang baik. Penderita setidaknya
pernah mengalami diare setiap bulannya. Penderita sempat minum obat
diapet 2 tablet tapi keluhan tidak membaik.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit
sedang, compos mentis, status gizi kesan cukup. Tanda vital T:
100/70 mmhg, N: 94x/menit, Rr: 19x/menit, S: 37oC, BB: 68 kg,
status gizi gizi baik. Dari pemeriksaan fisik didapatkan
peristaltik (+) meningkat.H. PATIENT CENTERED DIAGNOSIS Diagnosis
biologis :
1. Diare akut
2. Dehidrasi ringan3. Pusing 4. Nafsu makan menurun Diagnosis
psikologis : - Diagnosis sosial ekonomi dan budaya :1. Status
ekonomi kurang2. Penyakit mengganggu aktivitas sehari-hari3.
Sanitasi lingkungan kurang sehatI. PENATALAKSANAANNon medika
mentosa1. Bed restDiharapkan agar penderita mengurangi aktivitas
berat yang dapat mengurangi daya tahan tubuh.2. Diit Tinggi Kalori
Tinggi Protein Lunak
Diharapkan agar penderita makan makanan yang lunak agar tidak
memperberat kerja usus.Medikamentosa1. Rehidrasi (Oralit)2.
Simptomatik-Pamol 3 x 1Tanggal, 31 Oktober 2013
S: BAB cair 3 x/hari , nafsu makan , pusing (+)
O: KU: tampak lemah, compos mentis, gizi baik.
Tanda vital: TD: 110/70mmhg N: 80x/ menit, Rr: 19x/ menit,
T: 36,5oC.
Status generalis: turgor kulit menurunStatus neurologis: dalam
batas normal.
Status mentalis: dalam batas normal.
A: Diare akut dengan dehidrasi ringanP: Rehidrasi per oral
(oralit) + pamol 3x1Tanggal, 1 November 2013
S: Nafsu makan mulai membaik , BAB 1 x lembek, pusing (-)
O: KU: Baik, compos mentis, gizi baik.
Tanda vital:,TD: 120/70 mmhg, N: 82x/ menit, Rr: 19x/ menit,
T: 36,7oC.
Status generalis: dalam batas normal.
Status neurologis: dalam batas normal.
Status mentalis: dalam batas normal.
A: Post diare akut P: -FLOW SHEET
Nama: Tn. BudiDiagnosis: Diare Akut
NOTGLTENSI (mmHG)STATUS GIZIPMX PENUNJANGKET (pengobatan)
131/10/
2013110/70
mmhgBaik-Rehidrasi + pamol 3x1
201/
11/
2013120/70 mmhgBaik--
BAB II
IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGAA. FUNGSI KELUARGA1. Fungsi
biologis.
Keluarga terdiri dari penderita (29 tahun), ayah ( Tn. Sumarto,
55 tahun), ibu (Ny. Misnatun, 58 tahun), adik (Ny. Budi, 27 tahun),
adik ipar (Tn. Mariono,31 tahun) dan keponakan (An. Anindita, 2,5
tahun dan An. Anggreini, 9 bulan). Penderita tinggal serumah dengan
ayah, ibu, adik, adik ipar serta keponakan.2. Fungsi
psikologis.
Tn. B tinggal serumah dengan ayah, ibu, adik, adik ipar serta 2
keponakan. Hubungan keluarga mereka terjalin cukup harmonis.
Penderita sering mengeluh jenuh tinggal dirumah karena suasana
rumah yang tidak ideal dimana dalam 1 rumah berukuran kecil
ditempati oleh 7 orang. Namun hal tersebut tidak sampai menimbulkan
konflik dalam keluarga. Hubungan penderita dengan adik ipar pun
berjalan dengan baik. Meskipun penghasilan mereka masih tergolong
pas-pasan, namun mereka tetap merasa bersyukur. Penderita juga
mempunyai rencana untuk menyewa rumah kelak jika sudah menikah.3.
Fungsi sosial
Penderita adalah orang yang pandai bergaul. Dalam masyarakat,
penderita hanya sebagai anggota masyarakat biasa, tidak mempunyai
kedudukan sosial tertentu dalam masyarakat. Penderita kurang aktif
dalam kegiatan sosial di masyarakat karena jam kerja yang cukup
menyita waktu, namun penderita tetap mengikuti kegiatan lainnya
seperti gotong-royong di hari minggu, saat pengajian di hari sabtu
serta jika ada hajatan tetangga. Dalam kesehariannya penderita
lebih sering bergaul dengan teman di lingkungan kerjanya. Faktor
suasana rumah yang cukup sesak menyebabkan penderita lebih sering
menghabiskan waktu di luar rumah.4. Fungsi ekonomi dan pemenuhan
kebutuhan.
Penghasilan keluarga berasal dari ayah, ibu, dan adik ipar yang
dimana ayah bekerja sebagai satpam dengan penghasilan Rp
1.000.000,- per bulan, ibu sebagai pedagang sayur dengan
penghasilan Rp 700.000 per bulan, dan adik ipar sebagai karyawan
dengan penghasilan Rp 1.100.000,- per bulan, sehingga total
penghasilan dalam keluarga tersebut Rp 3.500.000,- per
bulannya.
Dari penghasilan tersebut, Rp 1.000.000 untuk mencicil 2 motor,
sisanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga sehari-hari
seperti makan, minum, iuran listrik. Untuk kebutuhan air masih
menggunakan air sumur dan memasak menggunakan kompor gas. Keluarga
belum mampu menggunakan air PDAM, serta untuk kebutuhan sekunder
serta tersier masih belum bisa dipenuhi.5. Fungsi penguasaan
masalah dan kemampuan beradaptasi.
Penderita termasuk orang yang cukup terbuka sehingga bila
mengalami kesulitan atau masalah penderita sering bercerita kepada
orang tuanyaB. APGAR SCOREADAPTATION
Selama ini dalam menghadapi masalah keluarga, penderita selalu
mengungkapkan segala keluhannya dengan orang tua serta adiknya .
Baik keluhan tentang penyakitnya maupun terkadang tentang
pekerjaannya. Penyakitnya saat ini dirasakan cukup mengganggu
aktifitas dan pekerjaan penderita sehari-hari.PARTNERSHIP
Tn. B memiliki hubungan yang baik dengan orang tua serta
adiknya. Mereka sering memberi motivasi kepada penderita agar
istirahat dan makan yang teratur selama sakit sehingga urusan
pekerjaan tidak terganggu.
GROWTHTn. B setidaknya pernah mengalami diare setiap bulannya,
namun tidak pernah berlangsung lebih dari 2 minggu. Orang tua
penderita selalu berusaha menasehati penderita agar tidak makan
sembarangan.AFFECTION
Tn. B merasa mendapat cukup perhatian dan kasih sayang dari
seluruh anggota keluarga.RESOLVE
Tn. B merasa cukup dengan kebersamaan yang ia dapatkan bersama
keluarganya meskipun tidak tersedia banyak waktu untuk berkumpul
bersama karena penderita bekerja dari pagi sampai sore. APGAR Tn.
Budi terhadap keluargaSering/selaluKadang-kadangJarang/tidak
ASaya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya bila saya
menghadapi masalah
PSaya puas cara keluarga saya membahas dan membagi masalah
dengan saya
GSaya puas dengan cara keluarga saya menerima dan mendukung
keinginan saya untuk melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang
baru.
ASaya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan kasih
sayangnya dan merespon emosi saya seperti kemarahan, perhatian,
dll.
RSaya puas dengan cara keluarga saya dan saya membagi waktu
bersama-sama
Total poin=8 fungsi keluarga dalam keadaan baik
Tn. budi bekerja sebagai kurir antar barang sampai sore,
kadang-kadang lembur, sehingga semakin sedikit waktu untuk
bersama-sama. Dan ketika sampai rumah, penderita biasanya langsung
tidur karena lelah.APGAR Tn. Sumarto terhadap
keluargaSering/selaluKadang-kadangJarang/tidak
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya bila saya
menghadapi masalah
Saya puas cara keluarga saya membahas dan membagi masalah dengan
saya
Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan mendukung
keinginan saya untuk melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang
baru.
Saya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan kasih
sayangnya dan merespon emosi saya seperti kemarahan, perhatian,
dll.
Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya membagi waktu
bersama-sama
Total poin=7 fungsi keluarga dalam keadaan baik
Tn. S bekerja sebagai satpam di suatu perumahan dan bekerja
sampai sore, sehingga semakin sedikit waktu untuk bersama sama.
Ketika sampai di rumah masih harus sibuk mengurusi urusan rumah
tangga, sehingga kadang sulit untuk membagi waktu untuk
bersama-sama.APGAR Ny. Misnatun terhadap
keluargaSering/selaluKadang-kadangJarang/tidak
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya bila saya
menghadapi masalah
Saya puas cara keluarga saya membahas dan membagi masalah dengan
saya
Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan mendukung
keinginan saya untuk melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang
baru.
Saya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan kasih
sayangnya dan merespon emosi saya seperti kemarahan, perhatian,
dll.
Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya membagi waktu
bersama-sama
Total poin= 8fungsi keluarga dalam keadaan baikNy. Misnatun
bekerja menjual sayuran di pasar sampai siang hari. Setelah itu ia
banyak meluangkan waktu dirumah untuk sekadar bermain bersama
cucu-cucunya. APGAR Sdri. Budi terhadap
keluargaSering/selaluKadang-kadangJarang/tidak
ASaya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya bila saya
menghadapi masalah
PSaya puas cara keluarga saya membahas dan membagi masalah
dengan saya
GSaya puas dengan cara keluarga saya menerima dan mendukung
keinginan saya untuk melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang
baru.
ASaya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan kasih
sayangnya dan merespon emosi saya seperti kemarahan, perhatian,
dll.
RSaya puas dengan cara keluarga saya dan saya membagi waktu
bersama-sama
Total poin=7 fungsi keluarga dalam keadaan baikNyonya Budi tidak
bekerja. Ia menghabiskan waktu nya untuk mengurusi rumah tangga
serta kedua anak-anaknya. APGAR Sdri. Budi terhadap
keluargaSering/selaluKadang-kadangJarang/tidak
ASaya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya bila saya
menghadapi masalah
PSaya puas cara keluarga saya membahas dan membagi masalah
dengan saya
GSaya puas dengan cara keluarga saya menerima dan mendukung
keinginan saya untuk melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang
baru.
ASaya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan kasih
sayangnya dan merespon emosi saya seperti kemarahan, perhatian,
dll.
RSaya puas dengan cara keluarga saya dan saya membagi waktu
bersama-sama
Total poin =8 fungsi keluarga dalam keadaan baikSecara
keseluruhan total poin dari APGAR keluarga Tn. B 38 sehingga
rata-rata APGAR dari keluarga Tn. B adalah 7,4 .Hal ini menunjukkan
bahwa fungsi fisiologis yang dimiliki keluarga Tn. B dengan
keluarganya dalam keadaan baik. Hubungan antar individu dalam
keluarga tersebut terjalin baik.
C. SCREEM
SUMBERPATHOLOGYKET
SosialInteraksi sosial yang baik antar anggota keluarga juga
dengan saudara pertisipasi mereka dalam masyarakat cukup meskipun
banyak keterbatasan.-
CulturalKepuasan atau kebanggan terhadap budaya baik, hal ini
dapat dilihat dari pergaulan sehari-hari baik dalam keluarga maupun
di lingkungan, banyak tradisi budaya yang masih diikuti. Sering
mengikuti acara-acara yang bersifat hajatan, sunatan, nyadran,dll.
Menggunakan bahasa jawa, tata krama dan kesopanan-
Religius
Agama menawarkan pengalaman spiritual yang baik untuk ketenangan
individu yang tidak didapatkan dari yang lain.Pemahaman agama
cukup, namun penerapan ajaran agama kurang, hal ini dapat dilihat
dari penderita dan orang tua hanya menjalankan sholat sesekali
saja. -
EkonomiEkonomi keluarga ini tergolong menengah kebawah, untuk
kebutuhan primer sudah bisa terpenuhi, meski belum mampu mencukupi
kebutuhan sekunder, diperlukan skala prioritas untuk pemenuhan
kebutuhan hidup.+
EdukasiPendidikan anggota keluarga kurang memadai. Tingkat
pendidikan dan pengetahuan orang tua masih rendah. Kemampuan untuk
memperoleh dan memiliki fasilitas pendidikan seperti buku-buku,
koran terbatas+
Medical
Pelayanan kesehatan puskesmas memberikan perhatian khusus
terhadap kasus penderitaTidak mampu membiayai pelayanan kesehatan
yang lebih baik dalam mencari pelayanan kesehatan keluarga ini
biasanya menggunakan puskesmas dan hal ini mudah dijangkau karena
letaknya dekat-
Keterangan:
Ekonomi (+) artinya keluarga Tn. B masih menghadapi permasalahan
dalam hal perekonomian keluarga. Hal ini dapat dilihat dari
pemenuhan kebutuhan sehari-hari yang tergolong pas-pasan dan belum
dapat memenuhi kebutuhan sekunder dan tersiernya. Edukasi (+)
artinya Tn. B dan keluarganya memiliki tingkat pengetahuan rendah
tentang kesehatan lingkungan. D. KARAKTERISTIK DEMOGRAFI
KELUARGAAlamat lengkap:Ds. Sawotratap RT 03 RW 11 gedangan,
Sidoarjo.Bentuk keluarga: Extended familyDiagram 1. Genogram
keluarga Tn. budiDibuat tanggal 3 November 2013
Sumber: data primer, 31 oktober 2013E. Informasi pola interaksi
keluarga
Keterangan:
Hubungan baik.
Hubungan tidak baik.
Hubungan dan interaksi antar keluarga penderita terjalin cukup
baik. Setiap konflik dalam keluarga di selesaikan dengan cara
kekeluargaan.
F. Pertanyaan Sirkuler1. Ketika penderita jatuh sakit apa yang
harus dilakukan oleh orang tua?Jawab: langsung membawa ke klinik
dokter terdekat2. Ketika orang tua seperti itu apa yang dilakukan
anggota keluarga yang lain?Jawab: langsung menyetujuinya demi
kepentingan yang baik.3. Kalau butuh dirawat/operasi ijin siapa
yang dibutuhkan?Jawab: dari ayah penderita yang sebelumnya di
diskusikan bersama4. Siapa anggota keluarga yang terdekat dengan
penderita?Jawab: ibu penderita5. Selanjutnya siapa?Jawab: adik
penderita6. Siapa yang secara emosional jauh dari penderita?Jawab:
ayah penderita.7. Siapa yang tidak selalu setuju dengan
penderita?Jawab: selama ini tidak ada yang tidak setuju selama di
selesaikan secara musyawarah.8. Siapa yang biasanya tidak setuju
dengan anggota keluarga lain?Jawab: tidak ada.
BAB III
IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATANA.
Identifikasi faktor perilaku dan non perilaku
1. Faktor perilaku keluarga Penderita memiliki kebiasaan makan
dan jajan di warung pinggir jalan. Biasanya penderita membeli nasi
diwarung-warung pinggir jalan serta goreng-gorengan. Pasien setiap
makan di rumah lebih suka menggunakan tangan. Sebelum makan dengan
tangan, pasien mencuci tangan menggunakan air dalam baskom yang
berasal dari air sumur dan tidak memakai sabun untuk mencuci
tangan. Penderita termasuk orang yang tidak suka menjaga
kebersihan. Terbukti kamar tidur penderita dipenuhi debu serta
banyak pakaian yang berserakan. 2. Faktor non perilaku Sumber air
yang digunakan untuk mencuci tangan berasal dari air yang tidak
mengalir Tempat sampah yang dibiarkan menumpuk sehingga memicu
banyak lalat. Beberapa makanan di dapur yang kadang di biarkan
terbuka sehingga mudah di hinggapi lalat. Faktor makanan dimana
pasien alergi terhadap makanan yang pedas.
Faktor psikologis penderita yang merasa jenuh dengan suasana
rumah serta tuntutan kebutuhan ekonomi lainnya.B. Identifikasi
Lingkungan Rumah1. Gambaran lingkunganKeluarga ini tinggal di
sebuah rumah berukuran 10x 5 m2 dengan posisi rumah menghadap ke
barat. Tidak memiliki pekarangan rumah dan pagar pembatas. Terdiri
dari ruang tamu yang juga berfungsi sebagai ruang keluarga dan
tempat menonton TV, 3 kamar tidur, ruang depan yang digunakan
sebagai tempat motor serta dapur. Sebagian besar lantai sudah
diubin, pencahayaan ruangan kurang, ventilasi kurang, ruangan
berantakan, dan memiliki fasilitas jamban keluarga. Pembuangan
limbah keluarga belum memenuhi sanitasi lingkungan karena limbah
keluarga hanya dibiarkan meresap ke tanah. Sampah keluarga dibuang
ditempat sampah depan rumah dan dibiarkan menumpuk sehingga menjadi
sarang lalat. Di depan rumah terdapat selokan dimana airnya
tergenang. Jarak rumah dan jalan sangat dekat 1 meter sehingga
teras rumah selalu dipenuhi oleh debu. Selain itu lokasi sumur
dengan septic tank hanya berjarak 5 meter.2. Denah rumah
TimurKet :
: pintu
10 m2
BAB IV
DAFTAR MASALAHA. Masalah aktif:1. Diare Akut2. Sanitasi
lingkungan yang kurang sehat3. Resiko penularan pada anggota
keluarga yang lain4. Pengetahuan yang kurang tentang penyakitnya.B.
Faktor resiko:1. Kebiasaan makan/jajan di luar rumah.DIAGRAM
PERMASALAHAN PASIEN
(menggambarkan hubungan antara timbulnya masalah kesehatan yang
ada dengan faktor-faktor resiko yang ada dalam kehidupan
pasien)
BAB V
PATIENT MANAGEMENTA. PATIENT CENTERED MANAGEMENT
1. Support psikologisPasien memerlukan dukungan psikologis
mengenai faktor-faktor yang dapat menimbulkan kepercayaan dirinya,
antara lain:a. Memberikan perhatian pada berbagai aspek masalah
yang dihadapi.
b. Memberikan solusi pada pemecahan masalah yang ada.
c. Memantau kondisi fisik dengan teliti dan
berkesinambungan.
Pendekatan Spiritual, diarahkan untuk lebih menekankan diri
kepada Tuhan YME, misalnya dengan rajin ibadah, berdoa dan memohon
hanya kepada Tuhan YME.
Dukungan psikososial dari keluarga dan lingkungan merupakan hal
yang harus dilakukan. Bila ada masalah, evaluasi psikologis dan
evaluasi kondisi sosial, dapat dijadikan titik tolak program terapi
psikososial.2. Penetraman hatiMenentramkan hati penderita dengan
memberikan edukasi tentang penyakitnya bahwa penyakitnya tersebut
bukan penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Faktor yang paling
penting untuk kesembuhannya adalah ketekunan dalam menjalani
pengobatan sesuai petunjuk dokter. Selain itu juga didukung dengan
makan makanan yang bergizi tinggi meskipun sederhana, istirahat
yang cukup. Diharapkan pasien bisa berpikir positif, tidak
berprasangka buruk terhadap penyakitnya, dan membangun semangat
hidupnya sehingga bisa mendukung penyembuhan dan meningkatkan
kualitas hidupnya.3. Penjelasan, basic konseling dan pendidikan
pasien.Diberikan penjelasan yang benar mengenai persepsi yang salah
tentang diare. Penderita dan keluarganya perlu tahu tentang
penyakit, pengobatan, pencegahan dan penularannya, sehingga
persepsi yang salah dan merugikan bisa dihilangkan. Hal ini bisa
dilakukan melalui konseling setiap kali pasien kontrol dan melalui
kunjungan rumah baik oleh dokter. maupun oleh petugas Yankes.
4. Menimbulkan rasa percaya diri dan tanggung jawab pada diri
sendiri.Dokter perlu menimbulkan rasa percaya dan keyakinan pada
diri pasien bahwa ia bisa melewati berbagai kesulitan dan
penderitaannya. Selain itu juga perlu ditanamkan rasa tanggung
jawab terhadap diri sendiri mengenai hygene, sanitasi lingkungan,
perilaku hidup sehat dan bersih.5. PengobatanMedikamentosa dan non
medikamentosa seperti yang tertera dalam penatalaksanaan.6.
Pencegahan dan promosi kesehatan.
Dengan mengurangi makan/ jajan diluar rumah Sanitasi dan hygene
di rumah harus lebih di tingkatkan lagi Dengan tidak membiarkan
sampah menumpuk sehingga menjadi sarang lalat Selalu menutup
makanan di dapur Selalu mencuci tangan dengan sabun sebelum
makandengan air yang mengalirB. PREVENSI BEBAS DIARE UNTUK KELUARGA
LAINNYA (AYAH, IBU, ADIK DAN KELUARGA LAINNYA)
Secara umum bebas diare sulit untuk dihilangkan jika dari
masyarakatnya sendiri kesadaran akan hygene dan sanitasi yang baik
itu kurang, maka dari itu alangkah baiknya jika sanitasi dan hygene
yang baik harus di perhatikan seperti:1. Menjaga kebersihan makanan
dengan cara: menutup makanan yang sudah tidak dimakan, membuang
makanan jika sudah lebih dari 1 hari, makanan harus dimasak dengan
suhu yang baik.
2. Mencuci alat-alat dapur dengan sabun dan air yang
mengalir.
3. Selalu membersihkan kamar mandi tiap 3 hari sekali.
4. Kurangi/ hilangkan kebiasaan suka makan/ jajan diluar rumah.
BAB VI
TINJAUAN PUSTAKA
A. LATAR BELAKANGDiare merupakan keluhan yang sering ditemukan
pada dewasa. Diperkirakan pada orang dewasa setiap tahunnya
mengalami diare akut sebanyak 99 juta kasus. Frekuensi kejadian
diare pada negara-negara berkembang termasuk indonesia lebih banyak
2-3 kali dibandingkan negara maju (Sudoyo, 2006).
B. DEFINISIDiare adalah buang air besar encer atau cair lebih
dari tiga kali sehari (WHO, 1980). Apabila frekuensi buang air
besar lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang lebih
lembek atau cair dan bersifat mendadak datangnya serta berlangsung
dalam waktu kurang dari 2 minggu maka hal ini disebut diare akut
(Setiawan, 2007). C. ETIOLOGIDiare akut disebabkan oleh banyak
penyebab antara lain infeksi (bakteri, parasit, virus), keracunan
makanan, efek obat-obatan dan lain-lain. Menurut World
Gastroentrology Organisation Global Guildelines 2005, etiologi
diare akut dibagi atas empat penyebab: bakteri, virus, parasit dan
non infeksi (Sudoyo, 2006).Golongan Bakteri :
1. Bacillus cereus
2. Campylobacter jejuni
3. Clostridium perfringens
4. Clostridium defficile
5. Escherichia coli
6. Plesiomonas shigeloides
7. Salmonella
8. Shigella
9. Staphylococcus aureus
10. Vibrio cholera
11. Vibrio parahaemolyticus
12. Yersinia enterocolitica
Golongan Virus :
1. Astrovirus
2. Calcivirus (Norovirus, Sapovirus)
3. Enteric adenovirus
4. Coronavirus
5. Rotavirus
6. Norwalk virus
7. Herpes simplex virus
8. Cytomegalovirus
Golongan Parasit
1. Balantidium coli
2. Blastocystis homonis
3. Cryptosporidium parvum
4. Entamoeba histolytica
5. Giardia lamblia
6. Isospora belli
7. Strongyloides stercoralis
8. Trichuris trichiura
Sumber : Nelson textbook 16th, 2000D. PATOGENESIS
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah (Alatas,
2007) :1. Gangguan osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap
akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi,
sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga
usus. Isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus
untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare
2. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (toksin) pada dinding usus akan
terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus
dan selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga
usus.
3. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus
untuk menyerap makanan, sehingga timbul diar2. Sebaliknya bila
peristaltic usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh
berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pulaE.
DIAGNOSIS
1. Anamnesis
Defekasi berbentuk cair lebih dari 3 kali per hari, berlangsung
mendadak dan kurang dari 2 minggu (Setiawan, 2007). Dapat disertai
gejala komplikasi, gangguan elektrolit, dehidrasi, gangguan gas
darah/asidosis (Putra, 2008). Anamnesis perlu ditanyakan mengenai
riwayat penyakit kepada keluarga atau penderita, seperti lamanya
diare, frekuensinya, volumenya, warnanya, berat badan sebelum
lahir, ada atau tidaknya batuk, pilek dan demam sebelum, selama,
sesudah diare ( Suraatmaja, 2007).2. Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik kelainan yang ditemukan sangat berguna
dalam menentukan beratnya diare. Status volume dinilai dengan
memperhatikan perubahan ortostatik pada tekanan darah dan nadi,
temperatur tubuh, dan tanda toksisitas. Pada pemeriksaan abdomen
adanya kualitas bunyi usus dan ada tidaknya distensi abdomen dan
nyeri tekan merupakan tanda bagi penentuan etiologi ( Simadibrata,
2006). Selain itu ditemukan tanda dehidrasi dan infeksi
(soewandojo, 2008)3. LaboratoriumAnalisis dan biakan tinja
ditemukan mikroorganisme, berat jenis plasma meningkat, BUN,
kreatinin dapat meningkat, Elektrolit, kalium dan natrium menurun
(soewandojo, 2008)D. PENGOBATAN1. Bed rest.
2. Rehidrasi per oral pada dehidrasi ringan dan parenteral pada
dehidrasi sedang serta berat.
3. Diit TKTP lunak (soewandojo, 2008).4. Terapi simtomatik.
5. Terapi definitif seperti pemberian edukasi yang jelas sangat
penting sebagai langkah pencegahan. Higene perorangan, sanitasi
lingkungan dan imunisasi melalui vaksinasi (Mansjoer, 2000).
Rencana terapi A, untuk anak diare tanpa dehidrasi1. Beri cairan
tambahan
jelaskan kepada ibu :
pada bayi muda, pemberian ASI merupakan pemberian cairan
tambahan yang utama. beri ASI lebih sering dan lebih lama pada
setiap pemberian
jika anak memperoleh ASI ekslusif, beri oralit atau air matang
sebagai tambahan
jika anak tidak memperoleh ASI ekslusif, beri 1 atau lebih
cairan berikut : oralit, cairan makanan (kuah sayur, air tajin)
atau air matang
anak harus diberi larutan oralit dirumah jika :
anak telah diobati dengan rencana terpai B dan C dalam kunjungan
ini
anak tidak dapat kembali ke klinik jika diarenya bertambah
parahajari ibu cara mencampur dan memberikan oralit < 2 tahun :
50 sampai 100 ml setiap kali BAB 2 tahun : 100 sampai 200 ml setiap
kali BAB atau 10 cc/kgBB/setiap kali BABcara meminumkan : minumkan
sedikit sedikit tetapi sering jika anak muntah, tunggu 10 menit
lalu lanjut dengan lebih lambat teruskan pemberian cairan tambahan
sampai diare berhenti
2. Beri tablet zinc pada umur 2 bulan keatas, beri tablet zinc
selama 10 hari dengan dosis :
< 6 bulan : 1/2 tablet (10mg)/hari > 6 bulan : 1 tablet
(20mg)/ hari
3. lanjut pemberian makan/ASI Rencana terapi B, untuk anak diare
dengan dehidrasi sedang/ringan1. jumlah oralit yang diperlukan 3
jam pertama : 75 ml/kgBB mulailah memberi makan segera setelah anak
ingin makan lanjutkan pemberian ASI
2. Berikan tablet zinc selama 10 hari
3. Setelah 3 jam : ulangi penilaian derajat dehidrasinya pilih
rencana terapi yang sesuai
4. Jika ibu memaksa pulang sebelum pengobatan selesai : tunjukan
cara membuat oralit dirumah tunjukan berapa larutan yang diberikan
selama 3 jam pengobatan berikan oralit yang cukup untuk
dehidrasi
Rencana terapi C, untuk anak diare dengan dehidrasi berat
Berikan cairan intravena secepatnya. jika anak bisa minum, beri
oralit melalui mulut, sementara infus disiapkan. beri 100 ml/kgbb
cairan ringer laktat atau ringer asetat (atau jika tidak tersedia,
gunakan larutan NaCl) yang dibagi sebagai berikut :
umur 30ml/kgbb selama(I) 70ml/kgbb selama