REFERAT
BERAT BADAN LAHIR RENDAH (KMK)
DAN KONSEKUENSI JANGKA PANJANG
Dokter Pembimbing:
dr. Qodri Santosa, Sp.A.,M.Si.Med
Disusun oleh:
Sekar Niti Wijayanti
G1A212059
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
SMF ILMU KESEHATAN ANAK
RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO
PURWOKERTO2014
LEMBAR PENGESAHAN
Telah dipresentasikan dan disetujui referat berjudul
BERAT BADAN LAHIR RENDAH (KMK)
DAN KONSEKUENSI JANGKA PANJANG
Disusun OlehSekar Niti Wijayanti
G1A212059
Diajukan untuk memenuhi sebagian syaratkegiatan Kepaniteraan
Klinik di bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Prof. Dr. Margono
Soekarjo Purwokerto
Pada tanggal : Januari 20014
Mengetahui,Pembimbing
dr. Qodri Santosa, Sp.A.,M.Si.Med
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI
....................................................................................................
ii
I. PENDAHULUAN
....................................................................................1II.
REVIEW JURNAL
..................................................................................2A.
Gen
Thrifty...............................................................................
5B. Jejak Awal
Kehidupan.....................................................................
6C. Catatan Hertfordshire.......................................
8D. Hipotesis Phenotif Thrifty atau Small Baby
Syndrome.................. 9E. Etiologi SBS atau SGA
.....................................................................
10F. Akibat dari SBS atau SGA pda neonates,bayi dan
dewasa............... 12G. Akibat dari SBS atau SGA pada masa
dewasa.................. 13III.
KESIMPULAN........................................................................................
15DAFTAR
PUSTAKA..........................................................................................
16
LATAR BELAKANG
Target Millenium Development Goals sampai dengan tahun 2015
adalah mengurangi angka kematian bayi dan balita sebesar dua per
tiga dari tahun 1990 yaitu sebesar 20 per 1000 kelahiran hidup 88.
Saat ini angka kematian bayi masih tinggi yaitu sebesar 67 per 1000
kelahiran hidup. Penyebab utama tingginya angka kematian bayi,
khususnya pada masa perinatal adalah Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR). Bayi yang terlahir dengan BBLR berisiko kematian 35 kali
lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang berat badan lahirnya
lebih diatas 2500 gram 88. BBLR dapat berakibat jangka panjang
terhadap tumbuh kembang anak dan memiliki risiko penyakit jantung
dan diabetes di masa yang akan datang.
Pertumbuhan janin dan berat badan anak yang dilahirkan sangat
dipengaruhi oleh status gizi ibu hamil, baik sebelum dan selama
hamil. Status gizi baik pada ibu sebelum hamil menggambarkan
ketersediaan cadangan zat gizi dalam tubuh ibu yang siap untuk
mendukung pertumbuhan janin pada awal kehamilan88 . Penelitian di
Tanzania menunjukan bahwa IMT ibu dibawah normal secara signifikan
terkait dengan kejadian BBLR. Status gizi ibu selama hamil dapat
ditentukan dengan memantau pertambahan berat badan saat hamil,
mengukur Lingkar Lengan Atas (LLA) dan mengukur kadar hemoglobin89.
Bertambahnya umur kehamilan yang disertai dengan pertambahan berat
badan yang sesuai pertambahan berat badan ibu yang tidak normal
dapat menyebabkan terjadinya keguguran, prematur, BBLR, gangguan
pada rahim dan perdarahan setelah melahirkan. Penelitian di Medan
2004 menunjukan ada hubungan yang signifikan antara pertambahan
berat badan dan anemia terhadap BBLR90.
Status gizi kurang pada ibu hamil dapat disebabkan oleh masalah
gizi yang dialaminya. Masalah gizi yang sering dihadapi ibu hamil
yaitu Kurang Energi Kronik (KEK) dan anemia gizi KEK pada saat
hamil akan menghambat pertumbuhan janin sehingga menimbulkan risiko
BBLR90. Penelitian di Madiun memaparkan bahwa ibu hamil yang
mengalami Kurang Energi Kronik (KEK) memiliki risiko 8,24 kali
lebih besar melahirkan bayi dengan BBLR. Menurut Survei Kesehatan
Rumah Tangga (SKRT) 2001, prevalensi anemia pada ibu hamil di
Indonesia sebesar 40,1%. Ibu hamil menderita anemia berisiko 2,25
kali lebih besar melahirkan bayi dengan BBLR. Masalah gizi dan
kesehatan pada ibu hamil dapat ditanggulangi dengan pemeriksaan
kehamilan yang rutin sehingga gangguan atau kelainan pada ibu hamil
dan bayi yang dikandung dapat segera ditangani oleh tenaga
kesehatan 90. II. REVIEW JURNALBERAT BADAN LAHIR RENDAH :ANTARA
PENYEBAB DAN AKIBATNYA(Low Birth Weight : causes and
consequences)
Abstrak
Selama evolusi filogenetik telah terdapat suatu genetik yang
disebut gen thrifty yang dapat membantu untuk memaksimalkan jumlah
energi yang tersimpan dari setiap kalori yang dikonsumsi.
Ketidakseimbangan dalam jumlah kalori yang disimpan dapat
menyebabkan banyak penyakit. Pada awal 80-an Ahli epidemiologi
Inggris David Barker, merumuskan hipotesis yang menunjukkan bahwa
banyak peristiwa yang terjadi selama kehidupan didalam kandungan
dan awal masa kanak-kanak yang dapat mempengaruhi terjadinya banyak
penyakit yang akan berkembang di masa dewasa. Teori ini mengusulkan
bahwa kekurangan asupan nutrisi dan gangguan lainnya atau stimulus
yang merugikan di dalam rahim dan selama bayi dapat secara permanen
mengubah struktur tubuh , fisiologi dan metabolisme . Efek abadi
atau seumur hidup dari kekurangan asupan nutrisi akan tergantung
pada masa perkembangan yang terjadi selanjutnya. Petunjuk yang
mengarah pada kesimpulan Barker mulai ditemukan ketika ia
mempelajari tren temporal dalam insiden penyakit jantung iskemik di
Inggris dan Wales. Data yang ditemukan dalam Catatan Hertfordshire
yang dikumpulkan pada awal abad terakhir , ia menemukan bahwa
tingkat kematian oleh penyakit jantung iskemik jauh lebih tinggi
pada anak-anak yang lahir di negara yang kurang sejahtera dan
sebagian besar mereka memiliki berat badan lahir rendah (BBLR) .
Setelah temuan awal tersebut banyak penyakit telah ditemukan untuk
dihubungkan dengan berat badan lahir rendah dan kekurangan asupan
nutrisi di rahim dan pada periode neonatal . Penyakit ini kemudian
dikatakan sebagai penyakit dewasa yang berasal dari janin. Studi
epidemiologis yang menemukan temuan bahwa dalam rahim dan kehidupan
postnatal awal memiliki fungsi penting untuk pendeteksian kesehatan
jangka panjang termasuk prediksi penyakit, menjadikan peluang baik
untuk dilakukannya pencegahan primer pada penyakit kronis yang
telah terprediksi tersebut.I. PendahuluanUntuk memahami bagaimana
suatu berat tubuh dapat terbentuk dari mulai pembuahan didalam
rahim sampai dewasa, kita harus memahami mengenai gen yang ada di
tubuh kita. Gen yang terbentuk di dalam tubuh manusia
sekurang-kurangnya ada 24.000 gen yang berkontribusi dan lebih dari
250 diantara gen tersebut yang menyusun dalam hal berat tubuh
manusia1. Kurang lebih 40.000 tahun yang lalu di suatu tempat di
dunia ini hidup seorang pasangan Paleolithic yang tumbuh berkembang
menjadi besar dan besar sehingga menjadi kakek nenek kita semua.
Gen yang terdapat di dalam tubuhnya masih berada di dalam sel kita,
dan kita semua meneruskannya dari generasi ke generasi berikutnya
dan gen tersebut masih berperan membentuk dalam jalur proses
metabolik kita. Kita harus mengetahui nenek moyang kita untuk
memahami mengenai masalah modern yang meliputi obesitas, diabetes
dan banyak penyakit lain. Kita harus melihat gen tersebut agar
mengetahui mengapa lingkungan dapat memberikan pengaruh besar
terhadap kesehatan kita. Kita juga harus memahami bagaimana dan
mengapa pengaruh gen tersebut sangat bermanfaat pada masa itu namun
dirasa sangat merugikan di masa sekarang 1.Nenek moyang kita adalah
seorang pengembara. Mereka harus mengalami perjalanan yang jauh
untuk memperoleh makanan. Sumber makanan saat itu sangat tidak
dapat diprediksi dan tidak ada seorang pun yang tahu secara pasti
dimana dan kapan mereka akan mendapatkan makanan seperti daging
untuk selanjutnya. Ketika mereka memperoleh makanan, terutama yang
mengandung lemak dan protein yang berasa dari hewan, mereka lebih
memilih untuk langsung memakan makanan tersebut sebagai cadangan
makanan di dalam tubuh mereka1.
Lelaki paleolitic memiliki tubuh yang ramping, berotot dan kuat.
Tubuh mereka seakan akan berevolusi untuk menahan segala maam
bahaya yang terjadi dimanapun. Mereka menggunakan kekuatan fisik
mereka untuk beraktifitas dan makanan yang cukup untuk menghadapai
resiko yang berkelanjutan1.Para wanita layaknya seorang pria yang
menjalani aktifitas fisik untuk menambah sesuatu yang mereka dapat
bawa ke rumahnya.Mereka mengumpulkan kacang-kacangan, buah berri
dan buah-buahan lainnya, sayuran dan umbi-umbian. Keadaan obesitas
diprediksi tidak pernah terjadi disaat itu karena suplai makanan
sangat tidak pasti 1. Kita tidak dapat memastikannya, tetapi
mungkin asupan dari paleolitik mendekati sebanyak 30 persen protein
yang didapatkan dari ikan dan daging. Kita dapat memilki asumsi
bahwa hewan pada zaman tersebut juga tidak memiliki gizi yang baik,
hewan-hewan tersebut tidak hidup di sebuah pada rumput yang
terawat. Hewan tersebut pula haru mencari makananny dengan keras
dan berjuang agar tidak menjadi mangsa dari hewan yang lainnya.
Jadi seperti layaknya pemburu yang memburu dirinya sendiri,
tubuhnya besar yang tersusun dari banyak otot 1.Nenek moyang kita
mungkin memiliki asupan yang terdiri dari 100 gram serat per hari,
yang merupakan 5-10 kali lebih tinggi dari biasanya. Konsumsi lemak
mendekati angka 20 persen dan sebagian besar terdiri dari lemak tak
jenuh yang berasal dari kacang-kacangan dan biji-bijian. Karena
konsumsi daging sangat sedikit maka asupan mnimal nya terdiri dari
lemak jenuh.1 Nenek moyang paleolitik kita tidak dapat hidup lama,
mungkin kurang dari 20 tahun. Jika mereka dapat bertahan dalam
kandungan dan kelahiran, maka kebanyakan akan meninggal pada masa
muda. Mereka rentan terhadap kondisi kelaparan, pembunuhan,
kecelakaan dan infeksi, sedangkan perempuan juga menghadapi resiko
yang sama ditambah dengan resiko melahirkan. Kita dapat memiliki
asumsi bahwa nenek moyang kita tidak memiliki masalah kesehatan
obesitas yang menjadi masalah penganggu kita saat ini. Hal tersebut
dikarenakan asupan lemak mereka rendah, pembuluh darah mereka
mungkin terbebas dari deposit lemak dan stroke, serangan jantung
dan tekanan darah tinggi yang semuanya jarang terjadi. Diabetes dan
obesitas yang masih menjadi misteri karena tidak diketahui dalam
kesehariannya saat itu. Juga karena hidup mereka tidak lama maka
mereka tidak punya cukup waktu sehingga mendapatkan sebuah penyakit
yang kronik 1.A. Gen Thrifty
Gen nenek moyang kita berevolusi untuk orang yang melakukan
aktifitas fisik yang konstan dan yang memiliki asupan kalori yang
rendah dan lemak jenuh. Walaupun demikian, evolusi dipilih pada gen
yang dimiliki pada orang yang memiliki sedikit suplai makanan,
musim dingin yang panjang dan waktu yang panjang untuk mengalami
kekeringan yang berulang. Gen tersebut dinamakan gen thrifty karena
gen tersebut membantu dalam hal penyimpanan energi pada setiap
makanan yang dikonsumsi 1,2. Salah satu mekanisme yang mungkin
untuk mencapai keadaan tersebut adalah dengan mekanisme ristensi
insulin (IR) yang merupakan keadaan yang telah teradaptasi oleh
bayi sebelum dan setelah lahir, untuk menggunakan sedikit kalori
lebih efisien. Disaat makanan berlebih, gen tersebut akan membuat
bayi tersebut untuk makan yang banyak dan menyimpan cadangan waktu
dimasa yang akan datang. Namun sebaliknya ketika makanan kurang
maka gen tersebutlah yang mengeluarkan cadangan lemak, menurunkan
metabolisme dan tetap menjaga cadangan energi di tubuh 1,2.Gen
thrifty memberikan keuntungan dalam kehidupan pada era paleolitic.
Sekitar 10.000 tahun yang lalu dunia mulai berubah. Banyak manusia
yang mengembangkan bidang pertanian, ternak,meninggalkan hidup
nomaden dan berdiam diri untuk membangun kota atau kawasan tempat
mereka tinggal. Kelaparan menjadi berkurang dan nutrisi dari
lingkungan menjadi berubah. Manusia mulai banyak mengkonsumsi
banyak biji-bijian dan akibatnya konsumsi ikan, buah-buahan dan
sayuran menjadi berkurang. Hewan-hewan disekitarnya mulai
mendapatkan gizi yang baik sehingga menjadi gemuk. Lemak jenuh yang
terkandung kurang menguntungkan atau kurang baik untuk proses
metabolisme dan cardiovaskular sistem 1,2. Tampaknya penggunaan gen
ini menjadi kurang penting pada kondisi yang memiliki iklim
lingkungan yang baik dan kondisi suplai makanan yang banyak. Hal
itu dapat membantu menjelaskan mengapa obesitas dan diabetes lebih
sering terjadi pada daerah tertentu dibanding dengan daerah lainnya
1,2.B. Jejak Awal Kehidupan
Pada tahun 1980, Barker mengembangkan hipotesis bahwa nutrisi
selama kehidupan didalam lahir dan awal kelahiran akan berpengaruh
terhadap perkembangan penyakit di masa dewasa. Kejadian itu
dinamakan sebagai hipotesis Barker 3. Lucas mengusulkan terminologi
Programming untuk menjelaskan proses yang mana terjadi sesuatu hal
yang buruk dalam perkembangannya, atau pengaruh yang signifikan.
Programing dari fetus merupakan awal dari banyak lapangan
penelitian yang dapat meniliti dari asal mula fetus dan penyakit
setelah dewasa. Hubungan antara Berat bayi lahir rendah (BBLR) yang
dilihat dari status nutrisi didalam kandungan dan perkembangan
penyakit setelah dewasa merupakan suatu hubungan yang jelas yaitu
pada penyakit DM type 2, Hipertensi dan Penyakit Jantung Iskemik
1,4. Hal itu dapat ditemukan pada bagian ulasan artikel ini .
Hipotesis Barker menduga bahwa kekurangan nutrisi dan pemberian
stimulus yang merugikan saat fetus di dalam lahir akan secara
permanen merubah struktur tubuh, fisiologi dan metabolisme nya.
Efek yang berkepanjangan dari kekurangan nutrisi tersebut akan
bergantung terhadap lamanya perkembangannya. Kekurangan pada pada
awal kehamilan akan menurunkan berat badan secara permanen,
sedangkan pada akhir kehamilan akan memberikan efek kelaianan
bentuk tubuh tanpa merubah ukuran berat tubuh fetus. Fetus dan
neonatus yang sedang mengalami perkembangan akan lebih rentan
terhadap kekurangan nutrisi. Efek tersebut terjadi karena
terjadinya ekspresi gen, penurunan jumlah sel, ketidakseimbangan
tipe sel, perubahan struktur organ, pola pelepasan dan respon dari
hormonal 5. Dengan demikian kecenderungan tubuh yang menjadi
obesitas akan menjadikan penyakit DM Type 2 dan banyak penyakit
lainnya setelah dewasa yang semuanya dipengaruhi dari akibat
keberadaan gen kita, lingkungan dan gaya hidup 1.Inti dari
hipotesis Barker menyebutkan dari ahli epidemiologi yang merumuskan
bahwa hipotesisnya berawal untuk mengcover apa yang telah diteliti
mengenai insidensi dari IHD di negara Inggris dan Wales 5,6.
Insidensi IHD meningkat secara cepat di negara barat dan dimulai
pada abad ke 20 dan saat ini telah mengalami peningkatan di negara
berkembang seperti China, India, Rusia dan di negara eropa bagian
timur. Sperti terjadi perubahan yang begitu cepat dalam waktu
singkat, tidak dapat dijelaskan oleh teori perubahan genetik dan
selanjutnya perhatian para ilmuan telah berubah terhadap keberadaan
pengaruh gayahidup pada negara industri. Hubungan antara IHD
terhadap keadaan obesitas, perilaku merokok, kolesterol yang tinggi
dan stress dan faktor lainnya telah ditemukan hubungan yang sangat
jelas 5,6.Pada tahun 1977, Forsdahl telah menemukan besarnya
variasi dalam angka kematian yang disebabkan oleh IHD pada 20 kota
di negara Norwegia. Dia menduga bahwa variasi tersebut tidak dapat
dijelaskan oleh perbedaan standar kehidupan di kemudian hari.
Perbedaan tersebut tidak terjadi pada masa lalu yang telah
ditemukan besarnya variari angka kematian bayi. Terdapat hubungan
postif yang signifikan yang ditemukan antara kota yang memiliki
angka kematian yang disebabkan oleh IHD pada orang yang berusia 40
dan 69 tahun dan perhitungan angka kematian bayi terjadi pada
tahun-tahun awal, penelitian tersebut dilakukan pada studi cohor
yang sama. Dia menemukan bahwa kekurangan gizi yang nyata pada masa
anak dan dewasa akan diikuti dengan kegemukan dan menjadi faktor
resiko dari IHD 7.Pada penelitian distribusi geografik dari angka
kematian IHD, Barker menemukan bahwa walaupun peningkatan IHD di
Inggris dan Wales berhubungan dengan peningkatan keadaan yang
makmur, paradoks, angka kematian IHD akan terlihat meningkat di
daerah yang lebih sejahtera. Keadaan geografik yang sangat kuat
yang menghubungakn antara angka kematian IHD pada tahun 1968-1978
dan angka kematian bayi pada tahun 1921-1925 telah diteliti
sebelumnya. IHD telah diketahui bahwa memiliki hubungan positif
yang kuat dengan angka kematian perinatal dan post natal. Mereka
menemukan bahwa gizi buruk pada masa kehidupan awal dapat
meningkatkan efek peningkatan dari konsumsi dikemudian hari
3.Barker menyimpulkan bahwa kekurangan nutrisi pada wanita hamil
dapat menjadi sumber dari tingginya angka kejadian IHD pada anak
yang akan dilahirkannya, karena hal tersebut dapat mengganggu
wanita tersebut dalam pemenuhan nutrisi kepada bayinya baik ketika
didalam kandungan maupun pada anak usia dini 5,6.C. Catatan
Hertfordshire
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan bahwa kejadian IHD sudah
dapat terprediksi dari mulai seorang individu berada dalam
kandungan, maka perlu dilakukan studi lanjutan pada orang yang
hidup saat ini, pertengahan maupun yang sudah tua yang memiliki
catatan perkembangan selama hidupnya. Barker kemudian mencari
catatan rekam medis untuk bayi yang lahir sebelum tahun 1900 dengan
bantuan staf rekam medis yang berada di Inggris.Pencarian dilakukan
di banyak tempat yang meliputi arsip arsip yang tersimpan yang
berada di kota tersebut. Banyak yang ia temukan yang meliputi data
pada beberapa tahun yang lalu, ada juga yang tidak lebih dari 100
tahun yang lalu yang semuanya tersimpan di petugas rumah sakit atau
di bidan. Akhirnya di Hertfordshire, sebuah kota yang terletak di
bagian timur Inggris, sebelah utara dari London, yang telah
memiliki izin dari Ethel Margaret seorang pimpinan yang mengurusi
catatan rekam medis disana. Dia pula membentuk team yang telah di
latih sebagai perawat untuk mendatangi wanita hamil dan memberikan
saran untuk ibu terhadap kesehatan bayi nya 5.Pada tahun 1911 dan
seterusnya, ketika seorang wanita di kota tersebut memiliki anak,
dia akan didatangi oleh seorang bidan yang mngunjungi rumahnya pada
frekuensi yang teratur untuk mendapatkan informasi mengenai
kesehatan anaknya dan perkembangannya. Berat bayi lahir telah
dicatat saat lahir dan pada usia 1 tahun ketika dikunjungi waktu
berikutnya. Pada tahun 1923 dan seterusnya petugas tersebut
melanjtkan kunjungannya sampai anak tersebut berusia 5 tahun. Dala
sebuah catatan yang terkumpul semua informasi sampai pada tahun
1945. Mereka telah menemukan catatan tersebut pada tahun 1986
5.Berdasarkan data yang ditemukan disana, Barker menggunakannya
dari England National Health Service untuk melacak data 16.000
laki-laki dan perempuan yang telah lahir di kota ini antara tahun
1911 sampai 1930. Dia selanjutnya mencocokan informasi tersebut
dengan kondisi status kesehatan saat ini dengan data kelahiran pada
masa lampau yang telah diperolehnya. Pada tahun 1989 ketika
penelitian ini telah terpubilaksi, 3.865 orang telah meninggal
antara usia 20 sampai 74 tahun. Dia menemukan bahwa kematian yang
disebabkan oleh IHD terjadi sebnayak 2 kali lebih banyak pada orang
yang BBL 4000gr. Barker menyimpulakn bahwa orang yang memiliki
Berat bayi lahir rendah dan masih rendah pada usia 1 tahun akan
meningkatkan resiko terjadinya IHD. Angka kematian lainnya oleh
penyebab lain tidak berkaitan dengan berat badan ketika lahir.
Konsekuensi dari penelitian ini menyatakan bahwa terdapat hubungan
yang kuat antara BBLR dengan angka kejadian IHD 8,10.D. Hipotesis
Phenotif Thrifty atau Small Baby SyndromeHipotesis dari phenotif
ini telah disajikan berdasarkan studi yang telah dilakukan yang
menyatakan bahwa individu yang memiliki riwayat BBLR akan
meningkatkan resiko terjadinya gejala dari Sindrom Metabolik, DM
Tipe 2, dan Penyakit kardiovaskular pada kemudian hari 11.
Hipotesis tersebut menghasilkan 2 substansi yaitu : 1. BBLR adalah
sebagai indikator dan konsekuensi dari ibu yang memiliki gizi
buruk. 2.Karakteristik dari phenotip berguna untuk menyipan energi
pada kondisi tubuh dalam keadaan kurang nutrisi. Pada dasarnya
hipotesis ini menunjukan bahwa gizi buruk pada prenatal akan
menurukan sekresi insulin dan secara bersamaan menurunkan
Resistensi Insulin (IR) pada fetus, yang akan menurunkan berat
badan fetus. Phenotip tersebut dihasilkan dari hasil adaptasi
aktifitas fisik fetus yang dapat dipertahankan di masa yang akan
datang. Dengan demikian, dikemudian hari phenotip ini dapat
membantu seorang individu untuk menghadapai kondisi dimana sedang
terjadi kekurangan asupan nutrisi 11. Namun dalam kondisi yang
berlimpah nutrisi pada negara barat khususnya yang awalnya
merupakan sebuah keuntungan akan berbalik menjadi sebuah kerugian
yang akan memicu terjadinya Sindrom Metabolik, DM Tipe 2 dan
Penyakit Kardiovaskular .Small Gestational Age (SGA) adalah sebuah
terminologi yang digunakan ketika bayi lahir kurang dari 2500 gram
atau bayi lahir dengan berat atau panjang bayi