Top Banner
Dr. Lucky Sandi C RESUSITASI JANTUNG PARU OTAK (based on American Heart Association 2010) Langkah-langkah : 1. Kewaspadaan terhadap bahaya : - Memanggil bantuan, Memanggil orang disekitar lokasi kejadian agar membantu pertolongan atau disuruh mencari pertolongan lebih lanjut - Penolong mengamankan diri sendiri dengan memakai alat proteksi diri (APD) - Mengamankan lingkungan dari kemungkinan bahaya lain yang mengancam, seperti adanya arus listrik, ancaman kejatuhan benda (falling object) - Meletakan korban pada tempat yang rata, keras, kering dan jauh dari bahaya. 2. Menilai pasien sebelum memulai RJP - Cek kesadaran korban dengan memanggil dan menepuk bahunya. - Jika tidak ada respons, maka lakukan pengecekan kesadaran dengan melakukan Rangsangan Nyeri. - Lakukan rangsang nyeri dengan menekan tulang dada korban dengan cara penolong menekuk jari-jari tangan kanan, lalu tekan dengan sudut ruas jari-jari tangan yang telah ditekuk - Jika tidak ada respon dengan rangsany nyeri berarti korban tidak sadar dan dalam kondisi koma. Periksa Nadi! (metode terbaru tidak memakai look, listen and feel lagi, lgsg cek nadi) - Pengecekan nadi dalam waktu kurang dari 10 detik.
8

Resusitasi jantung paru otak (AHA guidelines 2010)

Aug 08, 2015

Download

Documents

RJPO berdasarkan guidelines AHA 2010
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

Dr. Lucky Sandi C

RESUSITASI JANTUNG PARU OTAK (based on American Heart Association 2010)

Langkah-langkah : 1. Kewaspadaan terhadap bahaya : - Memanggil bantuan, Memanggil orang disekitar lokasi kejadian agar membantu pertolongan atau disuruh mencari pertolongan lebih lanjut - Penolong mengamankan diri sendiri dengan memakai alat proteksi diri (APD) - Mengamankan lingkungan dari kemungkinan bahaya lain yang mengancam, seperti adanya arus listrik, ancaman kejatuhan benda (falling object) - Meletakan korban pada tempat yang rata, keras, kering dan jauh dari bahaya. 2. Menilai pasien sebelum memulai RJP - Cek kesadaran korban dengan memanggil dan menepuk bahunya. - Jika tidak ada respons, maka lakukan pengecekan kesadaran dengan melakukan Rangsangan Nyeri. - Lakukan rangsang nyeri dengan menekan tulang dada korban dengan cara penolong menekuk jari-jari tangan kanan, lalu tekan dengan sudut ruas jari-jari tangan yang telah ditekuk - Jika tidak ada respon dengan rangsany nyeri berarti korban tidak sadar dan dalam kondisi koma. Periksa Nadi! (metode terbaru tidak memakai look, listen and feel lagi, lgsg cek nadi) - Pengecekan nadi dalam waktu kurang dari 10 detik. - Dilakukan dengan menilai denyut arteri besar (arteri karotis, arteri femoralis)

-

Jika nadi tidak teraba berarti korban mengalami henti jantung, maka segera lakukan penekanan / kompresi pada dada korban!.

-

Jika nadi teraba berarti jantung masih berdenyut maka lanjutkan dengan membukaan jalan napas dan pemeriksanaan napas. (ingat orang yang nadinya masih teraba kontra indikasi dilakukan RJPO)

3. Melakukan RJPO ( prinsipnya C-A-B / compression-airway-breathing ) - Kompresi dada - Posisi penolong sejajar dengan bahu korban. - Letakan satu tumit tangan diatas tulang dada letakan tangan yang satu lagi diatas tangan yang sudah diletakan diatas tulang dada. - Setelah lalu tekan dada korban denga menjaga siku tetap lurus. - Tekan dada korban sampai kedalaman sepertiga dari ketebalan dada atau 3-5 cm / 1-2 inci (korban dewasa), 2-3 cm (Pada anak), 1-2 cm (bayi)

- Lakukan kompresi dada sebanyak 30x dalam waktu kurang dari 15 detik (lakukan dengan cepat dan dalam) - Buka Jalan Napas, Setelah melakukan kompresi selanjutnya membuka jalan napas. ( lakukan kurang dari 15 detik) - Buka jalan napas dengan menengadahkan kepala korban. Pada korban trauma yang dicurigai mengalami patah tulang leher melakukan jalan napas cukup dengan mengangkat dagu korban. (intinya paling lakukan baik jaw thrust!)

- Setelah kompresi 30x dan airway clear maka segera Berikan nafas buatan 2x - Lakukan lagi kompresi 30x dilanjutkan nafas buatan 2x lakukan sebanyak 5 siklus - Evaluasi! Pemeriksaaan pernapasan dilakukan dengan Melihat ada tidaknya pergerakan dada (LOOK), mendengarkan suara napas (LISTEN) dan merasakan hembusan napas (FEEL) (tidak lebih dari 15 detik.) - Jika korban berdenyut jantungnya tetapi tidak bernapas maka hanya diberikan napas buatan saja sebanyak 12-20 kali per menit. - Jika korban masih berdenyut jantungnya dan masih bernapas maka korban dimiringkan agar ketika muntah tidak terjadi aspirasi. - Jika nadi masih belum teraba ulangi siklus 30:2 sebanyak 5x, evaluasi ulang tiap 2 menit, lakukan terus hingga bantuan datang atau nadi mulai teraba. - Jika ada AED (Automated External Defibrilation), lakukan 1x kejut listrik 120-200 joule, tiap 5 siklus kompresi. - Jika tersedia obat-obatan, yang dapat di pakai epinephrine 1 mg tiap 3-5 menit sambil terus melakukan kompresi

ALGORITMA (AHA Guidelines 2010)

Jika tersedia obat-obatan dan alat defibrilasi

Referensi : 1. John M. Field, Part 1: Executive Summary: 2010 American Heart Association Guidelines for Cardiopulmonary Resuscitation and Emergency Cardiovascular Care. Circulation 2010;122;S640-S656. 2. Sayre MR. et al. Highlights of the 2010 American Heart Association Guidelines for CPR and ECC. 7272 Greenville Avenue. Dallas, Texas 75231-4596.. 90-1043. 3. Alkatiri J. Resusitasi Kardio Pulmoner dalam Sudoyo W. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Edisi IV. FKUI. Jakarta. 2007. Hal. 173-7. 4. Latief S.A. Petunjuk Praktis Anestesiologi. Edisi Kedua. Penerbit FKUI. Jakarta. 2007 5. Robert A. Berg, et al. Part 5: Adult Basic Life Support: 2010 American Heart Association Guidelines for Cardiopulmonary Resuscitation and Emergency Cardiovascular Care. Circulation2010;122;S685-S705. 6. Andrew H. Travers, et al. Part 4: CPR Overview: 2010 American Heart Association Guidelines for Cardiopulmonary Resuscitation and Emergency Cardiovascular Care. Circulation 2010;122;S676-S684