Top Banner
RESUME LAPANGAN FIELDTRIP HIDROTHERMAL SUNGAI CIBALIUNG, BUNIKASI, PANGALENGAN Disusun oleh: Muhammad Riefaldy Yogi Fernando Herza Nurkusumariani Hana Morina Fifa Nurafifah FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI
12

Resume Lapangan Pangalengan

Oct 22, 2015

Download

Documents

Alterasi di daerah pangalengan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Resume Lapangan Pangalengan

RESUME LAPANGAN

FIELDTRIP HIDROTHERMAL SUNGAI CIBALIUNG, BUNIKASI, PANGALENGAN

Disusun oleh:

Muhammad Riefaldy

Yogi Fernando

Herza Nurkusumariani

Hana Morina

Fifa Nurafifah

FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI

UNIVERSITAS PADJADJDARAN JATINANGOR

2012

Page 2: Resume Lapangan Pangalengan

PENDAHULUAN

Pangalengan adalah suatu kota di Kabupaten Bandung Selatan yang terletak di sebelah selatan sekitar 30 Km dari Kota Bandung dan merupakan suatu daerah dimana dibangun PLTG (Pembangkit Listrik Tenaga Geothermal) lebih tepatnya di Gunung Wayang dan Gunung Windu.

Manifestasi permukaan geothermal dapat dilihat dari daerah Situ Cileunca yang berupa solfatara dan fumarol di daerah kedua gunung tersebut. Selain itu manifestasi yang lain dapat kita lihat di daerah Bunikasi, lebih tepatnya di sungai Cibaliung, yaitu berupa batuan-batuan yang telah mengalami proses alterasi.

Di Bunikasi sendiri memiliki bentang alam berupa perbukitan dengan kemiringan lereng tang relatif curam-landai. Dan tersusun atas litologi berupa batuan vulkanik seperti batuan vulkanik andesit dan batuan klastik vulkanik berumur Miosen Akhir (Subandrio dan Basuki, 2010). Di sepanjang sungai Cibaliungnya dapat diamati batuan vulkanik andesit dan batuan klastik vulkanik yang dari kenampakan fisiknya telah mengalami proses alterasi.

Selain kenampakan litologi, di sungai cibaliung juga dapat diamati vein-vein yang memotong batuan penyusun daerah setempat. Serta bukti bahwa daerah tersebut terdapat struktur yang berkembang seperti air terjun, dan kekar-kekar yang telah terisi oleh mineral kuarsa ataupun kalsit.

Page 3: Resume Lapangan Pangalengan

PEMBAHASAN

Lokasi Fieldtrip

Gambar 1. Lokasi daerah fieldtrip, Sungai Cibaliung, Bunikasi, Pangalengan, Jawa Barat.

Pada sungai cibaliung, dapat kita lihat banyak batuan yang teralterasi sebagai hasil manifestasi geothermal yang dalam hal ini adalah sistem hidrothermal dari Gunung Wayang dan Gunung Windu. Dan secara umum dapat kita golongkan daerah di sungai cibaliung ini merupakan zona outflow dari sistem geothermal Wayang-Windu. Hal ini ditandai dengan kehadiran sulfida tidak banyak didaerah ini dan adanya alterasi propylitic berupa mineral Chlorit yang terbentuk pada pH yang netral.

Secara umum, pada sungai cibaliung kebanyakan tipe alterasi yang dijumpai adalah jenis argilic, propylitic dan silisifikasi. Dimana jenis-jenis alterasi ini banyak dijumpai pada litologi batuan andesit dan batuan klastik vulkaniknya. Tanda dari adanya alterasi ini yang dapat diperhatikan di lapangan adalah semakin kerasnya batuan vulkanik andesit dan terdapat kuarsa yang berwarna putih dan keras yang menutupi sedikit batuan vulkanik andesit di bagian freshnya untuk silisifikasi, dijumpai mineral-mineral yang berwarna hijau pada batuan klastik vulkanik yang menjadi penanda dari adanya alterasi propylitic dan perubahan sifat batuan vulkanik klastik yang menyerupai lempung dan lebih lunak berwarna putih dan lunak sebagai tanda adanya pengayaan mineral lempung pada batuan yang mengalami alterasi argilic.

Page 4: Resume Lapangan Pangalengan

Selain hal diatas, hal yang menarik yang dijumpai pada sungai ini adalah ketika berjalan menyusuri sungai dari daerah hilir ke hulu. Yaitu ditemukannya batuan beku vulkanik andesit yang berstruktur sheeting joint yang telah mengalami proses silisifikasi dan argilic dan vein yang bertekstur sugar, crystaline dan massive, kemudian semakin berjalan ke hulu maka akan banyak ditemukan float-float batuan yang berwarna hijau sebagai penciri zona alteras propylitic dan semakin berjalan ke atas maka kita akan menemukan float-float yang berupa vein kuarsa dan adularia yang bertekstur colloform, crustiform, bladed dan float batuan yang telah mengalami argilic yang mengandung mineral-mineral pyrite yang dapat diidentifikasi. Lalu semakin ke atas maka kita akan menjumpai singkapan argilic yang memiliki vein yang mempunyai tebal sekitar 20-30 cm.

Karakteristik vein

Karakteristik vein di sungai cibaliung pada umumnya relatif terdiri atas kuarsa dan sedikit adularia. Dengan tekstur yang beragam, mulai dari massive,crystalline, comb, native colloform, crustiform-colloform, bladed dan beberapa breccia serta vuggy kuarsa. Memiliki ketebalan yang beragam mulai dari 1 cm – 30 cm. Dengan beberapa mineral gangue pada vein yang dapat diidentifikasi seperti pyrite yang berwarna kuning keemasan, rhodocrosite yang berwarna putih ke pink-an, lalu beberapa mineral manganese oksida yang berwarna abu-abu kehitaman. Untuk Au sendiri kebanyakan dapat ditemukan pada vein yang memiliki tekstur colloform,crustiform dan bladed.

Gambar 2. Kenampakan batuan vulkanik andesit di sungai Cibaliung dengan tekstur sheeting joint yang telah mengalami weak alterasi berupa silisifikasi dan argilic.

Page 5: Resume Lapangan Pangalengan

Gambar 3. Kenampakan batuan vulkanik klastik yang telah teralterasi argilic dilihat dari pengayaan mineral lempung di singkapan sungai Cibaliung.

Page 6: Resume Lapangan Pangalengan

Gambar 3. Kenampakan urat kuarsa dengan tekstur breccia pada singkapan batuan klastik vulkanik yang telah teralterasi argilic.

Gambar 4. Kenampakan sampel pada kontak antara alterasi argilic dan propylitic pada sungai

cibaliung yang mengandung mineral logam berupa pyrite.

Comb

CC

Page 7: Resume Lapangan Pangalengan

Gambar 5. Kenampakan tektstur kuarsa pada sampel urat kuarsa berupa tektur comb, colloform, dan crustiform.

Ganbar 6. Kenampakan tektur bladed pada sampel urat kuarsa sungai cibaliung

Page 8: Resume Lapangan Pangalengan

Gambar 7. Kenampakan mineral manganese oksida pada sampel urat kuarsa pada alterasi argilic

Gambar 8. Kenampakan mineral manganese oksida dan rhodocrosite pada sampel urat kuarsaPENUTUP

Manganese oksida

Rhodocrosit

Page 9: Resume Lapangan Pangalengan

Sungai cibaliung adalah bagian dari sistem geothermal yang berasal dari gunung wayang dan gunung windu dimana sistem geothermal ini berwujud hidrothermal. Tampak dari manifestasi berupa solfatara dan fumarol serta litologi di sungai cibaliung yang telah mengalami proses alterasi.

Daerah sungai cibaliung merupakan daerah zona outflow pada sistem geothermal karena ditandai munculnya mineral hijau yang diduga adalah chlorit yang terbentuk pada alterasi propylitic dengan pH mendekati netral. Selain alterasi propylitic, kita dapat mengamati alterasi silisifikasi pada batuan vulkanik andesit dengan munculnya kuarsa sekunder pada batuan vulkanik andesit tersebut. Selain itu daerah ini juga didominasi oleh alterasi berupa argilic yang berwarna putih dengan pengayaan mineral lempung sebagai indikasinya.

Urat-urat yang terdapat di sungai ini kebanyakan adalah urat kuarsa dengan tekstur comb, crustiform, colloform, bladed, vuggy dan breccia. Serta mineral pengiring yang teridentifikasi di lapangan seperti pyrite, rhodocrosite, manganese oksida dan Au.

Gambar 9. Model Endapan Epithermal berdasarkan Buchanan, 1981

Maka berdasarkan dari tipe alterasi yang dominan berupa propylitic dan argilic kemudian jenis vein berupa kuarsa, lalu tekstur vein yang berupa crystalline, colloform,crustiform, comb, bladed, breccia dan vuggy dan mineral pengiring berupa pyrite,rhodocrosite, manganese oksidan dan Au yang kemudian dicocokan kepada model endapan epithermal Buchanan (1981), maka daerah ini termasuk endapan epithermal low sulfida pada daerah boiling zone hingga upper zone.