SISTEM IMUN NON-SPESIFIKSistem Imun spesifik merupakan pertahan
tubuh terdepan dari sistem imun dalam menghadapi zat asing seperti
mikroba, bakteru, virus dll . Sistem imunini bekerja dengan cepat
dan selalu siap jika tubuh di datangkan suatu penyakit, disebut
nonspesifik karena tidak ditujukan terhadap mikroorganisme
tertentu.Perbedaan antara sistem imun non spesifik dan spesifik
adalah imunitas non spesifik berespon dengan cara yang sama pada
paparan berikutnya dengan mikroba, sedangkan imunitas spesifik akan
berespon lebih efisien karena adanya memori imunologik, Sistem
kekebalan tubuh ini memiliki kemampuan untuk mengenali dan
menghancurkan mikroorganisme dan zat asing tertentu.Contoh Sistem
Imun non spesifik yaitu :1. Fisik: kulit, selaput lendir, batuk,
bersin Selama kulit tidak rusak, epitelium yang berlapis keratin
ini sulit ditembus oleh mikroba. Keratin yang melapisi epitelium
tahan terhadap asam, basa lemah, racun, dan enzim bakteri. Apabila
mikroba dapat menembus kulit, membran mukosa yang menghasilkan
lendir akan menjerat mikroba tersebut.2. Larutan: asam lambung,
cairan vagina, saliva, air mataBerupa air mata, mukus, saliva, dan
keringat. Enzim lizosim yang terdapat di sebagian besar sekresi
tersebut mengkatalis hidrolisis molekul dinding sel bakteri.
Keringat mengandung laktat untuk memperlambat pertumbuhan bakteri.
Asam hidroklorik pada cairan lambung membunuh sebagian besar
mikroorganisme yang masuk kedalam lambung. Vagina mengandung
bakteri tidak berbahaya yang mengubah karbohidrat jadi laktat untuk
dapat mematikan bakteri-bakteri patogen.
3. Sel: monosit, basofil, neutrofil, eosinofil, makrofag.
NeutrofilBerlobus dan merupakan sel darah putih terbesar. Berfungsi
fagositosis (menelan mikroorganisme dan sisa-sisa sel mati)
EosinofilMemiliki peranan dalam reaksi alergi BasofilMelepaskan
senyawa kimia seperti histamin yang menyebabkan reaksi inflamasi
(pembengkakan) MonositSel berukuran besar dan memiliki nukleus
seperti ginjal yang akan berkembang menjadi makrofag yang berfungsi
sebagai fagositosis.Sistem imun nonspesifik memiliki sifat:a.
Resistensi tidak berubah oleh infeksi berulangb. Umumnya efektif
terhadap semua zat asingc. Terjadi Pada awal infeksi untuk
menghancurkan virus, mencegah atau mengendalikan infeksid. Eksposur
menyebabkan respon maksimal segera, berlangsung cepate. Tidak ada
memori imunologikalf. Respon tidak spesifik, umumnya efektif
terhadap semua mikrobaKomponen imunitas non spesifik : Barrier
epitel Sistem fagosit SelNatural Killer(NK) Sistem komplemen
Sitokin pada imunitas non spesifik Protein plasma lainnya pada
imunitas non spesifik.
Sistem imun non-spesifik punya 4 jenis pertahanan: Pertahanan
Fisik / Mekanis Pertahanan Biokimia Pertahanan Humoral Pertahanan
SelularPada imunitas bawaan ini memiliki dua sistem pertahanan,
imunitas non spesifik berfungsi juga untuk menstimulasi imunitas
spesifik. Respon imun non spesifik menghasilkan suatu molekul yang
bersama-sama dengan antigen akan mengaktivasi limfosit T dan B.
Aktivasi limfosit yang spesifik terhadap suatu antigen membutuhkan
2 sinyal. Pada sinyal pertama adalah antigen itu sendiri, tubuh
akan dilindungi dari segala macam mikroba patogen yang menyerang
tubuh secara fisik, kimia dan normal. Sedangkan mikroba, respon
imun non spesifik terhadap mikroba, dan sel pejamu yang rusak
akibat mikroba merupakan sinyal kedua. Adanya sinyal kedua ini
memastikan bahwa limfosit hanya berespons terhadap agen infeksius,
dan tidak berespon terhadap bahan-bahan non mikroba. Pada
vaksinasi, respons imun spesifik dapat dirangsang oleh antigen,
tanpa adanya mikroba.Dalam hal ini, pemberian antigen harus
disertai dengan bahan tertentu yang disebut adjuvant. Adjuvant akan
merangsang respons imun non spesifik seperti halnya mikroba.
Sebagian besar adjuvant yang poten merupakan produk dari
mikroba.
SISTEM IMUN SPESIFIKSistem imun spesifik disebut juga dengan
sistem imun yang didapat (adaptive immunity), merupakan suatu
sistem yang dapat mengenali suatu substansi asing/zat asing yang
masuk ke dalam tubuh dan dapat memacu perkembangan respon imun yang
spesifik terhadap substansi tersebut. Sistem imun spesifik ini
Menghancurkan senyawa asing yang sudah dikenalnya.Kekebalan
Spesifik meliputi Limfosit Limfosit merupakan komponen sel darah
putih/ leukosit. Terdapat 2 jenis limfosit yaitu limfosit B dan
limfosit TPembentukan limfosit Limfosit dibentuk dari Pluripotent
stem cell Terdapat pada sumsum tulangLimfosit B limfosit B
dimatangkan dalam sumsum tulang Merupakan kekebalan humoral, yaitu
kekebalan yang terdapat dalam humor/ cairan tubuhLimfosit T
Limfosit T dimatangkan dalam tymus Merupakan kekebalan diperantarai
sel Aktif melawan infeksi bakteri, virus, dan parasit yang lain (
cacing, protozoa dll ) Bersifat menghancurkan sel-sel terinfeksi
termasuk organ-organ transplantasi dan sel kankerSistem imun
spesifik terdiri atas sistem humoral dan sistem seluler. Pada
imunitas humoral, sel B melepas antibodi untuk menyingkirkan
mikroba ekstraselular. Pada imunitas seluler, sel T mengaktifkan
makrofag sebagai efektor untuk menghancurkan mikroba atau
mengaktifkan sel CTC/Tc sebagai efektor yang menghancurkan sel
terinfeksiSistem imun spesifik ada 2 yaitu;a) Sistem imun spesifik
humoral Yang berperanan dalam sistem imun humoral adalah limfosit B
atau sel B. sel B tersebut berasal dari sel asal multipoten. Bila
sel B dirangsang oleh benda asing maka sel tersebut akan
berproliferasi dan berkembang menjadi sel plasma yang dapat
menbentuk zat anti atau antibody. Antibody yang dilepas dapat
ditemukan didalam serum. Funsi utama antibody ini ialah untuk
pertahanan tehadap infeksi virus, bakteri (ekstraseluler), dan
dapat menetralkan toksinnya. b) Sistem imun spesifik selularYang
berperanan dalam sistem imun spesifik seluler adalah limfosit T
atau sel T. sel tersebut juga berasal dari sel asal yang sama dari
sel B. factor timus yang disebut timosin dapat ditemukan dalam
peredaran darah sebagai hormon asli dan dapat memberikan
pengaruhnya terhadap diferensiasi sel T diperifer. Berbeda dengan
sel B , sel T terdiri atas beberapa sel subset yang mempunyai
fungsi berlainan. Fungsi utama sel imun spesifik adalah untuk
pertahanan terhadap bakteri yang hidup intraseluler, virus, jamur,
parasit, dan keganasan.Imunitas spesifik dapat terjadi sebagai
berikut:Alamiah PasifImunitas alamiah pasif ialah pemindahan
antibodi atau sel darah putih yang kekebalannya diperoleh bukan
dari tubuhnya sendiri, melainkan dari tubuh orang lain yang
disensitisasi dari badan seorang yang imun ke orang lain yang imun,
misalnya melalui plasenta dan kolostrum dari ibu ke anak.
AktifImunitas alamiah aktif dapat terjadi bila suatu mikoorgansme
secara alamiah masuk kedalam tubuh dan menimbulkan pembentukan
antibody atau sel yang tersensitisasi. Kekebalan alami diperoleh
jika tubuh menderita sakit dan cepat pulih kembali. Respons imun
utama terjadi selama tubuh sakit, sehingga respon sekunder akan
meningkat setiap waktu, dan akhirnya tubuh akan terlindungi dari
penyakit. Kekebalan alami akan berkembang selama penyakit
menyerang. Setelah tubuh pernah terkena penyakit, maka selanjutnya
tubuh akan kebal.Buatan PasifImunitas buatan pasif dilakukan dengan
memberikan serum, antibody, antitoksin misalnya pada tetanus,
difteri, gangrengas, gigitan ular dan difesiensi imun atau
pemberian sel yang sudah disensitisasi pada tuberkolosis dan
hepar.AktifImunitas buatan aktif dapat ditimbulkan dengan vaksinasi
melalui pemberian toksoid tetanus, antigen mikroorganisme baik yang
mati maupun yang hidup. Dengan pemberian vaksin, memicu tumbuhnya
sistem kekebalan tubuh terhadap jenis antigen yang diberikan dalam
vaksin.
ANTIGEN DAN ANTIBODIAntigenAntigen adalah suatu substansi yang
bersifat asing bagi tubuh terutama dalam menghasilkan
antibodi.Secara fungsional antigen terbagi menjadi 2 yaitu :1.
Imonogen 2. Hapten Antigen tersusun atas epitop dan paratop. Epitop
atau Determinan adalah bagian dari antigen yang dapat mengenal/
menginduksi pembenntukan antibodi, sedangkan paratop adalah bagian
dari antibodi yang dapat mengikat epitop.Contoh antigen yaitu :1.
Bakteri 2. Virus 3. Toksin Sifat-sifat antigen Determinan
antigen=epitop. Penyusunnya protein atau polisakarida Sebagai
komponen mikro Mempunyai berat molekul rata-rata lebih dari
10.000Karakteristik antigen yang sangat menentukan imunogenitas
respon imun adalah sebagai berikut:Asing (berbeda dari self )Pada
umumnya, molekul yang dikenal sebagai self tidak bersifat
imunogenik, jadi untuk menimbulkan respon imun, molekul harus
dikenal sebagai nonself.Ukuran molekulImunogen yang paling poten
biasanya merupakan protein berukuran besar. Molekul dengan berat
molekul kurang dari 10.000 kurang bersifat imunogenik dan yang
berukuran sangat kecil seperti asam amino tidak bersifat
imunogenik.Kompleksitas kimiawi dan strukturalJumah tertentu
kompleksitas kimiawi sangat diperlukan, misalnya homopolimer asam
amino kurang bersifat munogenik dibandingkan dengan heteropolimer
yang mengandung dua atau tiga asam amino yang berbeda. Determinan
antigenic (epitop)Unit terkecil dari antigen kompleks yang dapat
dikat antibody disebut dengan determinan antigenic atau epitop.
Antigen dapat mempunyai satu atau lebih determinan. Suatu
determinan mempunyai ukuran lima asam amino atau gula.Tatanan
genetic penjamu Dua strain binatang dari spesies yang sama dapat
merespon secara berbeda terhadap antigen yang sama karena perbedaan
komposisi gen respon imun.AntibodiAntibodi adalah protein
immunoglobulin yang disekresi oleh sel B yang teraktifasi oleh
antigen. Antibodi merupakan senjata yang tersusun dari protein dan
dibentuk untuk melawan sel-sel asing yang masuk ke tubuh manusia.
Senjata ini diproduksi oleh sel-sel B, sekelompok prajurit pejuang
dalam sistem kekebalan. Antibodi akan menghancurkan musuh-musuh
penyerbu. Komponen antibodi atau disebut paratop adalah bagian dari
antibodi yang dapat mengikat epitop. Antibodi tersusun atas protein
dan disintesis oleh plasma.Struktur antibodi adalah monomer yang
tersusun dari 4 rantai polipetida. Tiap rantai memiliki 2 rantai
polipeptida, misalnya 2 rantai polipeptida pada rantai ringan
(light chain=L-chain) dan 2 rantainya lagi pada rantai berat (heavy
chain=H-chain).
Perbedaan dari kedua rantai tersebut dilihat dari kandungan asam
aminonya. Rantai besar mengandung lebih banyak asam amino
dibandingkan rantai ringan.Macam Imunoglobulin: Ig G, Ig A, Ig M,
Ig E dan Ig D.1. ImmunoglobulinM(IgM)ImmunoglobulinM(IgM)adalah
antibodi yang di hasilkan oleh tubuh secara alami ketika suatu
infeksi terjadi. IgM di hasilkan pada pemaparan awal oleh suatu
antigen. IgM melakukan respon antibodi primer. IgM banyak terdapat
di dalam darah tetapi dalam keadaan normal tidak ditemukan di dalam
organ maupun jaringan. Fungsi IgM adalah nerangsang fogositosis
mikrob oleh makrofaga.2. ImmunoglobulinG (IgG)ImmunoglobulinG
(IgG)adalah jenis antibodi yang paling umum, yang dihasilkan pada
pemaparan antigen berikutnya. IgG membentuk respon antibodi
sekunder yang bekerja lebih cepat dan berlimpah di bandingkan
respon antibodi primer. IgG ditemukan di dalam darah dan jaringan.
IgG merupakan satu-satunya antibodi yang dapat masuk
melaluiplasentadari ibu ke janin di dalam kandungannya dan
berfungsi untuk melindungi janin dan bayi baru lahir dari penyakit
hingga sistem kekebalan tubuh bayi dapat menghasilkan antibodi
sendiri.3. Immunoglobulin A (IgA)Immunoglobulin A (IgA)adalah
antibodi yang memegang peranan penting pada pertahanan tubuh
terhadp masuknya mikroorganisme melalui lubang-lubang di permukaan
tubuh. IgA merupakan sistem pertahanan tubuh lapis
pertama.Immunoglobulin Aatau IgA ditemukan pada bagian-bagian tubuh
yang dilapisi oleh selaput lendir, misalnya hidung, mata,
paru-paru, dan usus. IgA juga ditemukan di dalam darah dan cairan
tubuh lainnya, seperti air mata, air liur, ASI, getah lambung, dan
sekresi usus. IgA memiliki 3 fungsi utama, yaitu: Mencegah mikroba
masuk kedalam tubuh, Mengikat mikroba yang hendak masuk kedalam
tubuh, Mengeluarkan mikroba dari dalam tubuh4. Immunoglobulin E
(IgE)Immunglobulin E (IgE)merupakan antibodi yang beredar dalam
aliran darah dan dapat menyebabkan reaksi alergi segera terhadap
serangan antigen. Tubuh seorang yang sering mengalami alergi
memiliki kadar IgE yang tinggi. IgE berfungsi sebagai proteksi
terhadap serangan parasit dan bersama-sama IgG mengikat serta
mengusir antigen penyebab alergi. IgE penting dalam melawan infeksi
parasit sepertiriver blindnessdanskistosomiasis,yang banyak
ditemukan di negara berkembang.5. Immunoglobulin D
(IgD)Immunoglobulin D (IgD)merupakan antibodi yang terdapat dalam
jumlah yang sangat sedikit di dalam darah, getah bening dan
permukaan limfosit. Fungsi IgD adalah untuk mengaktifkan sel B. IgD
ini bertindak dengan menempelkan dirinya pada permukaansel Tdan
membantu menangkap antigen.
Pertahanan Tubuh AlamiKebanyakan patogen di sekitar kita sulit
masuk karena adanya mekanisme pertahanan tubuh alami. Jika patogen
tidak mengalami penolakan oleh sistem imun tubuh, tentunya kita
akan mudah sekali sakit. Terdapa 4 mekanisme pertahanan tubuh,
yaitu:1. Pertahanan Fisik Lapisan luar sel-sel kulit mati yang
keras dan mengandung sangat sedikit air menyebabkan pertumbuhan
patogen terhambat. Kulit juga mensekresi berbagai zat yang
menghambat pertumbuhan bakteri, yaitu: Air mataMelarutkan dan
mencuci mikroorganisme dan bahan kimia penyebab iritasi mata.
Disekresikan oleh kelenjar lakrimal. Sebum (minyak)Mengandung asam
lemak yang memiliki aksi antimikrobial. Disekresikan oleh kelenjar
sebaceous. MukusCairan lendir lengket untuk memerangkap patogen
yang berasal dari udara. Disekresikan oleh sel-sel goblet di
sepanjang saluran pernapasan.2. Pertahanan MekanikRambut hidung
berfungsi sebagai filter udara melewati saluran hidung. Bakteri dan
partikel lain akan terperangkap di mukus dan disapu keluar oleh
silia. Silia merupakan rambut-rambut halus yang memiliki gerakan
seperti gelombang.3. Pertahanan KimiaBerupa air mata, mukus,
saliva, dan keringat. Enzim lizosim yang terdapat di sebagian besar
sekresi tersebut mengkatalis hidrolisis molekul dinding sel
bakteri. Keringat mengandung laktat untuk memperlambat pertumbuhan
bakteri. Asam hidroklorik pada cairan lambung membunuh sebagian
besar mikroorganisme yang masuk kedalam lambung. Vagina mengandung
bakteri tidak berbahaya yang mengubah karbohidrat jadi laktat untuk
dapat mematikan bakteri-bakteri patogen.4. Pertahanan
BiologisTerdapat bakteri yang tidak berbahaya di kulit dan dan
membran mukosa yang melindungi kita dengan cara berkompetisi dengan
patogen dalam mendapatkan nutrien. Antibiotik dengan spektrum luas
dapat menghancurkan bakteri yang bermanfaat tersebut dan
menyebabkan hilangnya sejumlah pertahanan tubuh.Pertahanan Tubuh
oleh Sel Darah PutihTerdapat 5 jenis sel darah putih, yaitu:
Neutrofil Berlobus dan merupakan sel darah putih terbesar.
Berfungsi fagositosis (menelan mikroorganisme dan sisa-sisa sel
mati) Eosinofil Memiliki peranan dalam reaksi alergi
BasofilMelepaskan senyawa kimia seperti histamin yang menyebabkan
reaksi inflamasi (pembengkakan) MonositSel berukuran besar dan
memiliki nukleus seperti ginjal yang akan berkembang menjadi
makrofag yang berfungsi sebagai fagositosis. LimfositSel berukuran
kecil dengan nukleus besar bulat yang terdiri dari 2 jenis sel,
yaitu limfosit B (berperan dalam antibodi-mediated immunity :
imunitas yang diperantarai antibodi) dan limfosit T (berperan dalam
cell-mediated immunity: imunitas yang diperantarai sel)
IMUNISASIImunisasi adalah pemberian kekebalan dalam upaya untuk
mencegah timbulnya penyakit tertentu. Imunisasi merupakan suatu
sistem kekebalan yang diberikan pada manusia dengan bertujuan
melindungi individu tersebut dari penyakit yang dapat membahayakan
jiwa.Imunisasi AktifMerupakan imunisasi tubuh yang diperoleh dari
dalam tubuh karena tubuh membuat antibodi sendiri atau bisa
dibilang dengan sengaja memberi antigen agar tubuh dapat membuat
sendiri zat antibodi, kekebalan aktif biasanya prosesnya lambat
tapi dapat berlangsung lama, akibat adanya memori imunologik.
Imunisasi aktif dibagi menjadi dua yaitu :1. Imunisasi aktif
alamiahAdalah kekebalan tubuh yang secara otomatis diperoleh
setelah sembuh dari suatu penyakit.2. Imunisasi aktif buatanAdalah
kekebalan tubuh yang didapat dari vaksinasi yang diberikan untuk
mendapatkan perlindungan dari suatu penyakit.Imunisasi
PasifImunisasi pasif adalah kekebalan tubuh yang bisa diperoleh
seseorang yang zat kekebalan tubuhnya didapatkan dari luar.
Imunisasi pasif dibagi menjadi dua yaitu :1. Imunisasi pasif
alamiahAdalah antibodi yang didapat seseorang karena diturunkan
oleh ibu yang merupakan orang tua kandung langsung ketika berada
dalam kandungan , dapat terjadi melalui plasenta atau kolostrum.
Contohnya adalah yang terdapat pada bayi yang baru lahir di mana
bayi tersebut menerima berbagai jenis antibodi dari ibunya melalui
darah plasenta selama masa kandungan.2. Imunisasi Pasif
BuatanAdalah kekebalan tubuh yang diperoleh karena suntikan serum
untuk mencegah penyakit tertentu.Jenis-jenis Imunisasi1. Imunisasi
BCG(Bacillus Calmatte Guerin)Imunisasi BCG merupakan imunisasi yang
digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit TBC yang berat sebab
terjadinya penyakit TBC yang primer atau yang ringan dapat terjadi
walaupun sudah dilakukan imunisasi BCG. Frekuensi pemberian
imunisasi BCG adalah 1 dosis sejak lahir sebelum umur 3 bulan.
Vaksin BCG diberikan melalui intradermal/intracutan. 2. Imunisasi
DPT (Difteri Pertusis Tetanus)Imunisasi DPT adalah suatu vaksin
3-in-1 yang melindungi terhadap difteri, pertusis dan tetanus.
Difteri adalah suatu infeksi bakteri yang menyerang tenggorokan dan
dapat menyebabkan komplikasi yang serius atau fatal. Pertusis
(batuk rejan) adalah inteksi bakteri pada saluran udara yang
ditandai dengan batuk hebat yang menetap serta bunyi pernafasan
yang melengking. Pertusis berlangsung selama beberapa minggu dan
dapat menyebabkan serangan batuk hebat sehingga anak tidak dapat
bernafas, makan atau minum. Pertusis juga dapat menimbulkan
komplikasi serius, seperti pneumonia, kejang dan kerusakan otak.
Tetanus adalah infeksi bakteri yang bisa menyebabkan kekakuan pada
rahang serta kejang. Vaksin DPT adalah vaksin 3-in-1 yang bisa
diberikan kepada anak yang berumur kurang dari 7 tahun. Biasanya
vaksin DPT terdapat dalam bentuk suntikan, yang disuntikkan pada
otot lengan atau paha. Imunisasi DPT diberikan sebanyak 3 kali,
yaitu pada saat anak berumur 2 bulan (DPT I), 3 bulan (DPT II) dan
4 bulan (DPT III); selang waktu tidak kurang dari 4 minggu.3.
Imunisasi polioImunisasi polio merupakan imunisasi yang digunakan
untuk mencegah terjadinya penyakit poliomyelitis yang dapat
menyebabkan kelumpuhan pada anak. Kandungan vaksin ini adalah virus
yang dilemahkan. Frekuensi pemberian imunisasi polio adalah 4
dosis. Imunisasi polio diberikan melalui oral.4. Imunisasi
campakImunisasi campak merupakan imunisasi yang digunakan untuk
mencegah terjadinya penyakit campak pada anak karena termasuk
penyakit menular. Kandungan vaksin ini adalah virus yang
dilemahkan. Frekuensi pemberian imunisasi campak adalah 1 dosis.
Imunisasi campak diberikan melalui subkutan.5. Imunisasi hepatitis
A & BImunisasi hepatitis A dan B merupakan imunisasi yang
digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis A dan B.
kandungan vaksin ini adalah HbsAg dalam bentuk cair. Frekuensi
pemberian imunisasi hepatitis B adalah 3 dosis. Imunisasi hepatitis
ini diberikan melalui intramuscular.6. Imunisasi cacar airImunisasi
cacar air merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah
terjadinya penyakit cacar air. Imunisasi varisella memberikan
perlindungan terhadap cacar air. Vaksin varisela diberikan sekali
mulai usia 12 bulan.7. Imunisasi InfluenzaImunisasi ini merupakan
imunisasi yang digunakan untuk mencegah penyakit Influenza yang
dapat mencegah influenza berat yang bisa mengakibatkan radang paru
berat (pneumonia). Vaksin influenza bisa diberikan mulai usia 6
bulan.
Jenis jenis Vaksin1. Live attenuated vaccine2.Inactivated
vaccine(Killed vaccine)3.Vaksin Toksoid4. Vaksin Rekombinan5.
Vaksin DNA(Plasmid DNA Vaccines)Keuntungan dan kelemahan vaksin
yang dimatikanBeberapa keuntungan dari vaksin yang dimatikan adalah
: Dapat memberikan respon imun humoral jika diberikan vaksinasi
ulang (booster). Tidak terjadi mutasi atau reverse menjadi virulen
kembali. Dapat digunakan untuk penderita imunodefisiensi. Dapat
digunakan dengan baik pada daerah tropis.Beberapa kelemahan vaksin
yang dimatikan : Kadangkala vaksin tidak dapat merangsang
kekebalan. Memerlukan pengulangan vaksinasi (booster). Kurang baik
dalam meningkatkan respon imun lokal (IgA). Biaya produksi vaksin
mahal.Keuntungan Dan Kelemahan Vaksin Yang Dilemahkan :Beberapa
keuntungan dari vaksin yang dilemahkan adalah : Biaya produksi
vaksin lebih murah. Lebih cepat dalam menimbulkan respon imun.
Lebih mudah untuk didistribusikan.Beberapa kelemahan vaksin yang
dilemahkan adalah: Kemungkinan dapat terjadi mutasi, sehingga
kembali menjadi virulen. Penyebaran vaksin virus yang tidak
terstandarisasi dengan baik dan kemungkinan bermutasi. Virus yang
dilemahkan tidak dapat diberikan pada penderita imunodevisiensi.
REAKSI HIPERSENSITIVITASReaksi hipersensitivitas adalah reaksi imun
yang patologik, tidak normal, yang terjadi akibat respon imun yang
berlebihan terhadap suatu pajanan antigen yang sama untuk kedua
kalinya, sehingga menimbulkan kerusakan jaringan tubuh. Tipe Reaksi
Alergi terbagi atas dua :1. Immediate : terjadi beberapa detik dan
umumnya terjadi kira-kira 30 menit.2. Delayed : Terjadi lebih lama
reaksi dan butuh waktu lama Reaksi Hipersensitivitas dikenal ada 4
tipe yaitu :1. Reaksi Hipersensitivitas Tipe I ( REAKSI ALERGI )
Disebut juga hipersensitif segera = anafilaktik Timbul segera
sesudah badan terpajan dengan alergen. Memerlukan 15-30 menit
setelah terpapar antigen kadang lambat (10-12 jam). Diperantarai
oleh IgE. Sel primer yang terlibat adalah mast cell atau basofil.
Di sini antigen atau alergen bebas akan bereaksi dengan antibodi,
dalam hal ini IgE yang terikat pada selmastatau sel basofil dengan
akibat terlepasnya histamin. Keadaan ini menimbulkan reaksi tipe
cepat.Reaksi tipe I, sebuah reaksi anapilaksis
(anaphylaxis:anabagian atasphylaxisperlindungan), reaksinya terjadi
langsung ketika terjadi paparan oleh antigen spesifik. Rentang
reaksinya dapat ringan hingga parah dan mengancam jiwa. Pasien
harus mengalami paparan sebelumnya terhadap antigen. Selama terjadi
paparan, antibodi immunoglobulin E (IgE) akan di produksi dan
menempel pada sel mas diseluruh tubuh. Ketika paparan berikutnya
terjadi (paparan ke-2), antigen menyebabkan pengaktifan IgE yang
kemudian merangsang sel mas untuk mengeluarkan substansinya
(sitokin). Salah satu substansi yang dikeluarkan adalah histamin
yang menyebabkan vasodilatasi, perubahan permeabilitas vaskuler,
peningkatan produksi mukus, dan kontraksi berbagai otot halus.
2. Reaksi Hipersensitivitas Tipe II ( REAKSI SITOTOKSIK )Reaksi
hipersensitivitas tipe II meliputi penghancuran sel atau substansi
yang membran selnya telah dilekati anti gen yang terdeteksi oleh
imunoglobin G (IgG) atau Imunoglobin M (IgM) sebagai benda asing.
Ketika antigen dianggap sebagai benda asing, sebuah antibodi
melekat ke anti gen di sel membran, menyebabkan sel lisis atau
mempercepat fagositosis (dimakan). Ketika sel merupakan benda asing
misalnya bakteri, mekanisme tersebut sangat bermafaat. Tetapi
kadang, antigen pada permukaan sel darah merah (eritrosit) dapat
dianggap sebagai benda asing untuk tipe darah ABO yg berbeda,
menyebabkan penghancuran sel darah merah.
3. Reaksi Hipersensitivitas Tipe III ( IMUN KOMPLEKS )Reaksi
hipersensitivitas tipe III meliputi pembentukan komplek imun oleh
antigen dan antibodi, biasanya dari tipe IgG. Pasien di-sensitisasi
(dirangsang) dengan paparan awal antigen, dan paparan selajutnya
(Ke-2) yang menyebabkan reaksi hipersenstivitas mulai terjadi.
Reaksinya bersifat lokal dan berkembang dalam beberapa jam, dengan
rentang gejala dari merah, edema lesi kulit hingga perdarahan, dan
nekrosis. Peroses meliputi pembentukan komplek antigen-antibodi
didalam pembuluh darah karena antigen diserap (absorbsi) melalui
dinding pembuluh. Menarik neutrofil untuk datang dan membebaskan
enzim yang mengakibatkan kerusakan pembuluh darah.
4. Reaksi Hipersensitivitas Tipe IV ( DELAYED TYPE
HYPERSENSITIVITY ) Reaksi hipersensitivitas tipe IV, Reaksi tipe IV
disebut juga reaksi hipersensitivitas lambat, cell mediatif
immunity (CMI), Delayed Type Hypersensitivity (DTH) atau reaksi
tuberculin yang timbul lebih dari 24 jam setelah tubuh terpajan
dengan antigen, terjadi ketika sensitisasi (rangsangan) limposit T
datang akibat kontak dengan antigen spesifik (tertentu).
Menyebabkan nekrosis yang diakibatkan oleh aksi makrofag dan
berbagai limposit T yang berperan dalam mediasi respon imun
ditingkat sel.