Top Banner
SISTEM IMUN NON-SPESIFIK Sistem Imun spesifik merupakan pertahan tubuh terdepan dari sistem imun dalam menghadapi zat asing seperti mikroba, bakteru, virus dll . Sistem imun ini bekerja dengan cepat dan selalu siap jika tubuh di datangkan suatu penyakit, disebut nonspesifik karena tidak ditujukan terhadap mikroorganisme tertentu. Perbedaan antara sistem imun non spesifik dan spesifik adalah imunitas non spesifik berespon dengan cara yang sama pada paparan berikutnya dengan mikroba, sedangkan imunitas spesifik akan berespon lebih efisien karena adanya memori imunologik, Sistem kekebalan tubuh ini memiliki kemampuan untuk mengenali dan menghancurkan mikroorganisme dan zat asing tertentu. Contoh Sistem Imun non spesifik yaitu : 1. Fisik: kulit, selaput lendir, batuk, bersin Selama kulit tidak rusak, epitelium yang berlapis keratin ini sulit ditembus oleh mikroba. Keratin yang melapisi epitelium tahan terhadap asam, basa lemah, racun, dan enzim bakteri. Apabila mikroba dapat menembus kulit, membran mukosa yang menghasilkan lendir akan menjerat mikroba tersebut. 2. Larutan: asam lambung, cairan vagina, saliva, air mata
28

Resume Imunologi

Oct 01, 2015

Download

Documents

resume imunologi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

SISTEM IMUN NON-SPESIFIKSistem Imun spesifik merupakan pertahan tubuh terdepan dari sistem imun dalam menghadapi zat asing seperti mikroba, bakteru, virus dll . Sistem imunini bekerja dengan cepat dan selalu siap jika tubuh di datangkan suatu penyakit, disebut nonspesifik karena tidak ditujukan terhadap mikroorganisme tertentu.Perbedaan antara sistem imun non spesifik dan spesifik adalah imunitas non spesifik berespon dengan cara yang sama pada paparan berikutnya dengan mikroba, sedangkan imunitas spesifik akan berespon lebih efisien karena adanya memori imunologik, Sistem kekebalan tubuh ini memiliki kemampuan untuk mengenali dan menghancurkan mikroorganisme dan zat asing tertentu.Contoh Sistem Imun non spesifik yaitu :1. Fisik: kulit, selaput lendir, batuk, bersin Selama kulit tidak rusak, epitelium yang berlapis keratin ini sulit ditembus oleh mikroba. Keratin yang melapisi epitelium tahan terhadap asam, basa lemah, racun, dan enzim bakteri. Apabila mikroba dapat menembus kulit, membran mukosa yang menghasilkan lendir akan menjerat mikroba tersebut.2. Larutan: asam lambung, cairan vagina, saliva, air mataBerupa air mata, mukus, saliva, dan keringat. Enzim lizosim yang terdapat di sebagian besar sekresi tersebut mengkatalis hidrolisis molekul dinding sel bakteri. Keringat mengandung laktat untuk memperlambat pertumbuhan bakteri. Asam hidroklorik pada cairan lambung membunuh sebagian besar mikroorganisme yang masuk kedalam lambung. Vagina mengandung bakteri tidak berbahaya yang mengubah karbohidrat jadi laktat untuk dapat mematikan bakteri-bakteri patogen.

3. Sel: monosit, basofil, neutrofil, eosinofil, makrofag. NeutrofilBerlobus dan merupakan sel darah putih terbesar. Berfungsi fagositosis (menelan mikroorganisme dan sisa-sisa sel mati) EosinofilMemiliki peranan dalam reaksi alergi BasofilMelepaskan senyawa kimia seperti histamin yang menyebabkan reaksi inflamasi (pembengkakan) MonositSel berukuran besar dan memiliki nukleus seperti ginjal yang akan berkembang menjadi makrofag yang berfungsi sebagai fagositosis.Sistem imun nonspesifik memiliki sifat:a. Resistensi tidak berubah oleh infeksi berulangb. Umumnya efektif terhadap semua zat asingc. Terjadi Pada awal infeksi untuk menghancurkan virus, mencegah atau mengendalikan infeksid. Eksposur menyebabkan respon maksimal segera, berlangsung cepate. Tidak ada memori imunologikalf. Respon tidak spesifik, umumnya efektif terhadap semua mikrobaKomponen imunitas non spesifik : Barrier epitel Sistem fagosit SelNatural Killer(NK) Sistem komplemen Sitokin pada imunitas non spesifik Protein plasma lainnya pada imunitas non spesifik.

Sistem imun non-spesifik punya 4 jenis pertahanan: Pertahanan Fisik / Mekanis Pertahanan Biokimia Pertahanan Humoral Pertahanan SelularPada imunitas bawaan ini memiliki dua sistem pertahanan, imunitas non spesifik berfungsi juga untuk menstimulasi imunitas spesifik. Respon imun non spesifik menghasilkan suatu molekul yang bersama-sama dengan antigen akan mengaktivasi limfosit T dan B. Aktivasi limfosit yang spesifik terhadap suatu antigen membutuhkan 2 sinyal. Pada sinyal pertama adalah antigen itu sendiri, tubuh akan dilindungi dari segala macam mikroba patogen yang menyerang tubuh secara fisik, kimia dan normal. Sedangkan mikroba, respon imun non spesifik terhadap mikroba, dan sel pejamu yang rusak akibat mikroba merupakan sinyal kedua. Adanya sinyal kedua ini memastikan bahwa limfosit hanya berespons terhadap agen infeksius, dan tidak berespon terhadap bahan-bahan non mikroba. Pada vaksinasi, respons imun spesifik dapat dirangsang oleh antigen, tanpa adanya mikroba.Dalam hal ini, pemberian antigen harus disertai dengan bahan tertentu yang disebut adjuvant. Adjuvant akan merangsang respons imun non spesifik seperti halnya mikroba. Sebagian besar adjuvant yang poten merupakan produk dari mikroba.

SISTEM IMUN SPESIFIKSistem imun spesifik disebut juga dengan sistem imun yang didapat (adaptive immunity), merupakan suatu sistem yang dapat mengenali suatu substansi asing/zat asing yang masuk ke dalam tubuh dan dapat memacu perkembangan respon imun yang spesifik terhadap substansi tersebut. Sistem imun spesifik ini Menghancurkan senyawa asing yang sudah dikenalnya.Kekebalan Spesifik meliputi Limfosit Limfosit merupakan komponen sel darah putih/ leukosit. Terdapat 2 jenis limfosit yaitu limfosit B dan limfosit TPembentukan limfosit Limfosit dibentuk dari Pluripotent stem cell Terdapat pada sumsum tulangLimfosit B limfosit B dimatangkan dalam sumsum tulang Merupakan kekebalan humoral, yaitu kekebalan yang terdapat dalam humor/ cairan tubuhLimfosit T Limfosit T dimatangkan dalam tymus Merupakan kekebalan diperantarai sel Aktif melawan infeksi bakteri, virus, dan parasit yang lain ( cacing, protozoa dll ) Bersifat menghancurkan sel-sel terinfeksi termasuk organ-organ transplantasi dan sel kankerSistem imun spesifik terdiri atas sistem humoral dan sistem seluler. Pada imunitas humoral, sel B melepas antibodi untuk menyingkirkan mikroba ekstraselular. Pada imunitas seluler, sel T mengaktifkan makrofag sebagai efektor untuk menghancurkan mikroba atau mengaktifkan sel CTC/Tc sebagai efektor yang menghancurkan sel terinfeksiSistem imun spesifik ada 2 yaitu;a) Sistem imun spesifik humoral Yang berperanan dalam sistem imun humoral adalah limfosit B atau sel B. sel B tersebut berasal dari sel asal multipoten. Bila sel B dirangsang oleh benda asing maka sel tersebut akan berproliferasi dan berkembang menjadi sel plasma yang dapat menbentuk zat anti atau antibody. Antibody yang dilepas dapat ditemukan didalam serum. Funsi utama antibody ini ialah untuk pertahanan tehadap infeksi virus, bakteri (ekstraseluler), dan dapat menetralkan toksinnya. b) Sistem imun spesifik selularYang berperanan dalam sistem imun spesifik seluler adalah limfosit T atau sel T. sel tersebut juga berasal dari sel asal yang sama dari sel B. factor timus yang disebut timosin dapat ditemukan dalam peredaran darah sebagai hormon asli dan dapat memberikan pengaruhnya terhadap diferensiasi sel T diperifer. Berbeda dengan sel B , sel T terdiri atas beberapa sel subset yang mempunyai fungsi berlainan. Fungsi utama sel imun spesifik adalah untuk pertahanan terhadap bakteri yang hidup intraseluler, virus, jamur, parasit, dan keganasan.Imunitas spesifik dapat terjadi sebagai berikut:Alamiah PasifImunitas alamiah pasif ialah pemindahan antibodi atau sel darah putih yang kekebalannya diperoleh bukan dari tubuhnya sendiri, melainkan dari tubuh orang lain yang disensitisasi dari badan seorang yang imun ke orang lain yang imun, misalnya melalui plasenta dan kolostrum dari ibu ke anak. AktifImunitas alamiah aktif dapat terjadi bila suatu mikoorgansme secara alamiah masuk kedalam tubuh dan menimbulkan pembentukan antibody atau sel yang tersensitisasi. Kekebalan alami diperoleh jika tubuh menderita sakit dan cepat pulih kembali. Respons imun utama terjadi selama tubuh sakit, sehingga respon sekunder akan meningkat setiap waktu, dan akhirnya tubuh akan terlindungi dari penyakit. Kekebalan alami akan berkembang selama penyakit menyerang. Setelah tubuh pernah terkena penyakit, maka selanjutnya tubuh akan kebal.Buatan PasifImunitas buatan pasif dilakukan dengan memberikan serum, antibody, antitoksin misalnya pada tetanus, difteri, gangrengas, gigitan ular dan difesiensi imun atau pemberian sel yang sudah disensitisasi pada tuberkolosis dan hepar.AktifImunitas buatan aktif dapat ditimbulkan dengan vaksinasi melalui pemberian toksoid tetanus, antigen mikroorganisme baik yang mati maupun yang hidup. Dengan pemberian vaksin, memicu tumbuhnya sistem kekebalan tubuh terhadap jenis antigen yang diberikan dalam vaksin.

ANTIGEN DAN ANTIBODIAntigenAntigen adalah suatu substansi yang bersifat asing bagi tubuh terutama dalam menghasilkan antibodi.Secara fungsional antigen terbagi menjadi 2 yaitu :1. Imonogen 2. Hapten Antigen tersusun atas epitop dan paratop. Epitop atau Determinan adalah bagian dari antigen yang dapat mengenal/ menginduksi pembenntukan antibodi, sedangkan paratop adalah bagian dari antibodi yang dapat mengikat epitop.Contoh antigen yaitu :1. Bakteri 2. Virus 3. Toksin Sifat-sifat antigen Determinan antigen=epitop. Penyusunnya protein atau polisakarida Sebagai komponen mikro Mempunyai berat molekul rata-rata lebih dari 10.000Karakteristik antigen yang sangat menentukan imunogenitas respon imun adalah sebagai berikut:Asing (berbeda dari self )Pada umumnya, molekul yang dikenal sebagai self tidak bersifat imunogenik, jadi untuk menimbulkan respon imun, molekul harus dikenal sebagai nonself.Ukuran molekulImunogen yang paling poten biasanya merupakan protein berukuran besar. Molekul dengan berat molekul kurang dari 10.000 kurang bersifat imunogenik dan yang berukuran sangat kecil seperti asam amino tidak bersifat imunogenik.Kompleksitas kimiawi dan strukturalJumah tertentu kompleksitas kimiawi sangat diperlukan, misalnya homopolimer asam amino kurang bersifat munogenik dibandingkan dengan heteropolimer yang mengandung dua atau tiga asam amino yang berbeda. Determinan antigenic (epitop)Unit terkecil dari antigen kompleks yang dapat dikat antibody disebut dengan determinan antigenic atau epitop. Antigen dapat mempunyai satu atau lebih determinan. Suatu determinan mempunyai ukuran lima asam amino atau gula.Tatanan genetic penjamu Dua strain binatang dari spesies yang sama dapat merespon secara berbeda terhadap antigen yang sama karena perbedaan komposisi gen respon imun.AntibodiAntibodi adalah protein immunoglobulin yang disekresi oleh sel B yang teraktifasi oleh antigen. Antibodi merupakan senjata yang tersusun dari protein dan dibentuk untuk melawan sel-sel asing yang masuk ke tubuh manusia. Senjata ini diproduksi oleh sel-sel B, sekelompok prajurit pejuang dalam sistem kekebalan. Antibodi akan menghancurkan musuh-musuh penyerbu. Komponen antibodi atau disebut paratop adalah bagian dari antibodi yang dapat mengikat epitop. Antibodi tersusun atas protein dan disintesis oleh plasma.Struktur antibodi adalah monomer yang tersusun dari 4 rantai polipetida. Tiap rantai memiliki 2 rantai polipeptida, misalnya 2 rantai polipeptida pada rantai ringan (light chain=L-chain) dan 2 rantainya lagi pada rantai berat (heavy chain=H-chain).

Perbedaan dari kedua rantai tersebut dilihat dari kandungan asam aminonya. Rantai besar mengandung lebih banyak asam amino dibandingkan rantai ringan.Macam Imunoglobulin: Ig G, Ig A, Ig M, Ig E dan Ig D.1. ImmunoglobulinM(IgM)ImmunoglobulinM(IgM)adalah antibodi yang di hasilkan oleh tubuh secara alami ketika suatu infeksi terjadi. IgM di hasilkan pada pemaparan awal oleh suatu antigen. IgM melakukan respon antibodi primer. IgM banyak terdapat di dalam darah tetapi dalam keadaan normal tidak ditemukan di dalam organ maupun jaringan. Fungsi IgM adalah nerangsang fogositosis mikrob oleh makrofaga.2. ImmunoglobulinG (IgG)ImmunoglobulinG (IgG)adalah jenis antibodi yang paling umum, yang dihasilkan pada pemaparan antigen berikutnya. IgG membentuk respon antibodi sekunder yang bekerja lebih cepat dan berlimpah di bandingkan respon antibodi primer. IgG ditemukan di dalam darah dan jaringan. IgG merupakan satu-satunya antibodi yang dapat masuk melaluiplasentadari ibu ke janin di dalam kandungannya dan berfungsi untuk melindungi janin dan bayi baru lahir dari penyakit hingga sistem kekebalan tubuh bayi dapat menghasilkan antibodi sendiri.3. Immunoglobulin A (IgA)Immunoglobulin A (IgA)adalah antibodi yang memegang peranan penting pada pertahanan tubuh terhadp masuknya mikroorganisme melalui lubang-lubang di permukaan tubuh. IgA merupakan sistem pertahanan tubuh lapis pertama.Immunoglobulin Aatau IgA ditemukan pada bagian-bagian tubuh yang dilapisi oleh selaput lendir, misalnya hidung, mata, paru-paru, dan usus. IgA juga ditemukan di dalam darah dan cairan tubuh lainnya, seperti air mata, air liur, ASI, getah lambung, dan sekresi usus. IgA memiliki 3 fungsi utama, yaitu: Mencegah mikroba masuk kedalam tubuh, Mengikat mikroba yang hendak masuk kedalam tubuh, Mengeluarkan mikroba dari dalam tubuh4. Immunoglobulin E (IgE)Immunglobulin E (IgE)merupakan antibodi yang beredar dalam aliran darah dan dapat menyebabkan reaksi alergi segera terhadap serangan antigen. Tubuh seorang yang sering mengalami alergi memiliki kadar IgE yang tinggi. IgE berfungsi sebagai proteksi terhadap serangan parasit dan bersama-sama IgG mengikat serta mengusir antigen penyebab alergi. IgE penting dalam melawan infeksi parasit sepertiriver blindnessdanskistosomiasis,yang banyak ditemukan di negara berkembang.5. Immunoglobulin D (IgD)Immunoglobulin D (IgD)merupakan antibodi yang terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit di dalam darah, getah bening dan permukaan limfosit. Fungsi IgD adalah untuk mengaktifkan sel B. IgD ini bertindak dengan menempelkan dirinya pada permukaansel Tdan membantu menangkap antigen.

Pertahanan Tubuh AlamiKebanyakan patogen di sekitar kita sulit masuk karena adanya mekanisme pertahanan tubuh alami. Jika patogen tidak mengalami penolakan oleh sistem imun tubuh, tentunya kita akan mudah sekali sakit. Terdapa 4 mekanisme pertahanan tubuh, yaitu:1. Pertahanan Fisik Lapisan luar sel-sel kulit mati yang keras dan mengandung sangat sedikit air menyebabkan pertumbuhan patogen terhambat. Kulit juga mensekresi berbagai zat yang menghambat pertumbuhan bakteri, yaitu: Air mataMelarutkan dan mencuci mikroorganisme dan bahan kimia penyebab iritasi mata. Disekresikan oleh kelenjar lakrimal. Sebum (minyak)Mengandung asam lemak yang memiliki aksi antimikrobial. Disekresikan oleh kelenjar sebaceous. MukusCairan lendir lengket untuk memerangkap patogen yang berasal dari udara. Disekresikan oleh sel-sel goblet di sepanjang saluran pernapasan.2. Pertahanan MekanikRambut hidung berfungsi sebagai filter udara melewati saluran hidung. Bakteri dan partikel lain akan terperangkap di mukus dan disapu keluar oleh silia. Silia merupakan rambut-rambut halus yang memiliki gerakan seperti gelombang.3. Pertahanan KimiaBerupa air mata, mukus, saliva, dan keringat. Enzim lizosim yang terdapat di sebagian besar sekresi tersebut mengkatalis hidrolisis molekul dinding sel bakteri. Keringat mengandung laktat untuk memperlambat pertumbuhan bakteri. Asam hidroklorik pada cairan lambung membunuh sebagian besar mikroorganisme yang masuk kedalam lambung. Vagina mengandung bakteri tidak berbahaya yang mengubah karbohidrat jadi laktat untuk dapat mematikan bakteri-bakteri patogen.4. Pertahanan BiologisTerdapat bakteri yang tidak berbahaya di kulit dan dan membran mukosa yang melindungi kita dengan cara berkompetisi dengan patogen dalam mendapatkan nutrien. Antibiotik dengan spektrum luas dapat menghancurkan bakteri yang bermanfaat tersebut dan menyebabkan hilangnya sejumlah pertahanan tubuh.Pertahanan Tubuh oleh Sel Darah PutihTerdapat 5 jenis sel darah putih, yaitu: Neutrofil Berlobus dan merupakan sel darah putih terbesar. Berfungsi fagositosis (menelan mikroorganisme dan sisa-sisa sel mati) Eosinofil Memiliki peranan dalam reaksi alergi BasofilMelepaskan senyawa kimia seperti histamin yang menyebabkan reaksi inflamasi (pembengkakan) MonositSel berukuran besar dan memiliki nukleus seperti ginjal yang akan berkembang menjadi makrofag yang berfungsi sebagai fagositosis. LimfositSel berukuran kecil dengan nukleus besar bulat yang terdiri dari 2 jenis sel, yaitu limfosit B (berperan dalam antibodi-mediated immunity : imunitas yang diperantarai antibodi) dan limfosit T (berperan dalam cell-mediated immunity: imunitas yang diperantarai sel)

IMUNISASIImunisasi adalah pemberian kekebalan dalam upaya untuk mencegah timbulnya penyakit tertentu. Imunisasi merupakan suatu sistem kekebalan yang diberikan pada manusia dengan bertujuan melindungi individu tersebut dari penyakit yang dapat membahayakan jiwa.Imunisasi AktifMerupakan imunisasi tubuh yang diperoleh dari dalam tubuh karena tubuh membuat antibodi sendiri atau bisa dibilang dengan sengaja memberi antigen agar tubuh dapat membuat sendiri zat antibodi, kekebalan aktif biasanya prosesnya lambat tapi dapat berlangsung lama, akibat adanya memori imunologik. Imunisasi aktif dibagi menjadi dua yaitu :1. Imunisasi aktif alamiahAdalah kekebalan tubuh yang secara otomatis diperoleh setelah sembuh dari suatu penyakit.2. Imunisasi aktif buatanAdalah kekebalan tubuh yang didapat dari vaksinasi yang diberikan untuk mendapatkan perlindungan dari suatu penyakit.Imunisasi PasifImunisasi pasif adalah kekebalan tubuh yang bisa diperoleh seseorang yang zat kekebalan tubuhnya didapatkan dari luar. Imunisasi pasif dibagi menjadi dua yaitu :1. Imunisasi pasif alamiahAdalah antibodi yang didapat seseorang karena diturunkan oleh ibu yang merupakan orang tua kandung langsung ketika berada dalam kandungan , dapat terjadi melalui plasenta atau kolostrum. Contohnya adalah yang terdapat pada bayi yang baru lahir di mana bayi tersebut menerima berbagai jenis antibodi dari ibunya melalui darah plasenta selama masa kandungan.2. Imunisasi Pasif BuatanAdalah kekebalan tubuh yang diperoleh karena suntikan serum untuk mencegah penyakit tertentu.Jenis-jenis Imunisasi1. Imunisasi BCG(Bacillus Calmatte Guerin)Imunisasi BCG merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit TBC yang berat sebab terjadinya penyakit TBC yang primer atau yang ringan dapat terjadi walaupun sudah dilakukan imunisasi BCG. Frekuensi pemberian imunisasi BCG adalah 1 dosis sejak lahir sebelum umur 3 bulan. Vaksin BCG diberikan melalui intradermal/intracutan. 2. Imunisasi DPT (Difteri Pertusis Tetanus)Imunisasi DPT adalah suatu vaksin 3-in-1 yang melindungi terhadap difteri, pertusis dan tetanus. Difteri adalah suatu infeksi bakteri yang menyerang tenggorokan dan dapat menyebabkan komplikasi yang serius atau fatal. Pertusis (batuk rejan) adalah inteksi bakteri pada saluran udara yang ditandai dengan batuk hebat yang menetap serta bunyi pernafasan yang melengking. Pertusis berlangsung selama beberapa minggu dan dapat menyebabkan serangan batuk hebat sehingga anak tidak dapat bernafas, makan atau minum. Pertusis juga dapat menimbulkan komplikasi serius, seperti pneumonia, kejang dan kerusakan otak. Tetanus adalah infeksi bakteri yang bisa menyebabkan kekakuan pada rahang serta kejang. Vaksin DPT adalah vaksin 3-in-1 yang bisa diberikan kepada anak yang berumur kurang dari 7 tahun. Biasanya vaksin DPT terdapat dalam bentuk suntikan, yang disuntikkan pada otot lengan atau paha. Imunisasi DPT diberikan sebanyak 3 kali, yaitu pada saat anak berumur 2 bulan (DPT I), 3 bulan (DPT II) dan 4 bulan (DPT III); selang waktu tidak kurang dari 4 minggu.3. Imunisasi polioImunisasi polio merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit poliomyelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada anak. Kandungan vaksin ini adalah virus yang dilemahkan. Frekuensi pemberian imunisasi polio adalah 4 dosis. Imunisasi polio diberikan melalui oral.4. Imunisasi campakImunisasi campak merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit campak pada anak karena termasuk penyakit menular. Kandungan vaksin ini adalah virus yang dilemahkan. Frekuensi pemberian imunisasi campak adalah 1 dosis. Imunisasi campak diberikan melalui subkutan.5. Imunisasi hepatitis A & BImunisasi hepatitis A dan B merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis A dan B. kandungan vaksin ini adalah HbsAg dalam bentuk cair. Frekuensi pemberian imunisasi hepatitis B adalah 3 dosis. Imunisasi hepatitis ini diberikan melalui intramuscular.6. Imunisasi cacar airImunisasi cacar air merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit cacar air. Imunisasi varisella memberikan perlindungan terhadap cacar air. Vaksin varisela diberikan sekali mulai usia 12 bulan.7. Imunisasi InfluenzaImunisasi ini merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah penyakit Influenza yang dapat mencegah influenza berat yang bisa mengakibatkan radang paru berat (pneumonia). Vaksin influenza bisa diberikan mulai usia 6 bulan.

Jenis jenis Vaksin1. Live attenuated vaccine2.Inactivated vaccine(Killed vaccine)3.Vaksin Toksoid4. Vaksin Rekombinan5. Vaksin DNA(Plasmid DNA Vaccines)Keuntungan dan kelemahan vaksin yang dimatikanBeberapa keuntungan dari vaksin yang dimatikan adalah : Dapat memberikan respon imun humoral jika diberikan vaksinasi ulang (booster). Tidak terjadi mutasi atau reverse menjadi virulen kembali. Dapat digunakan untuk penderita imunodefisiensi. Dapat digunakan dengan baik pada daerah tropis.Beberapa kelemahan vaksin yang dimatikan : Kadangkala vaksin tidak dapat merangsang kekebalan. Memerlukan pengulangan vaksinasi (booster). Kurang baik dalam meningkatkan respon imun lokal (IgA). Biaya produksi vaksin mahal.Keuntungan Dan Kelemahan Vaksin Yang Dilemahkan :Beberapa keuntungan dari vaksin yang dilemahkan adalah : Biaya produksi vaksin lebih murah. Lebih cepat dalam menimbulkan respon imun. Lebih mudah untuk didistribusikan.Beberapa kelemahan vaksin yang dilemahkan adalah: Kemungkinan dapat terjadi mutasi, sehingga kembali menjadi virulen. Penyebaran vaksin virus yang tidak terstandarisasi dengan baik dan kemungkinan bermutasi. Virus yang dilemahkan tidak dapat diberikan pada penderita imunodevisiensi. REAKSI HIPERSENSITIVITASReaksi hipersensitivitas adalah reaksi imun yang patologik, tidak normal, yang terjadi akibat respon imun yang berlebihan terhadap suatu pajanan antigen yang sama untuk kedua kalinya, sehingga menimbulkan kerusakan jaringan tubuh. Tipe Reaksi Alergi terbagi atas dua :1. Immediate : terjadi beberapa detik dan umumnya terjadi kira-kira 30 menit.2. Delayed : Terjadi lebih lama reaksi dan butuh waktu lama Reaksi Hipersensitivitas dikenal ada 4 tipe yaitu :1. Reaksi Hipersensitivitas Tipe I ( REAKSI ALERGI ) Disebut juga hipersensitif segera = anafilaktik Timbul segera sesudah badan terpajan dengan alergen. Memerlukan 15-30 menit setelah terpapar antigen kadang lambat (10-12 jam). Diperantarai oleh IgE. Sel primer yang terlibat adalah mast cell atau basofil. Di sini antigen atau alergen bebas akan bereaksi dengan antibodi, dalam hal ini IgE yang terikat pada selmastatau sel basofil dengan akibat terlepasnya histamin. Keadaan ini menimbulkan reaksi tipe cepat.Reaksi tipe I, sebuah reaksi anapilaksis (anaphylaxis:anabagian atasphylaxisperlindungan), reaksinya terjadi langsung ketika terjadi paparan oleh antigen spesifik. Rentang reaksinya dapat ringan hingga parah dan mengancam jiwa. Pasien harus mengalami paparan sebelumnya terhadap antigen. Selama terjadi paparan, antibodi immunoglobulin E (IgE) akan di produksi dan menempel pada sel mas diseluruh tubuh. Ketika paparan berikutnya terjadi (paparan ke-2), antigen menyebabkan pengaktifan IgE yang kemudian merangsang sel mas untuk mengeluarkan substansinya (sitokin). Salah satu substansi yang dikeluarkan adalah histamin yang menyebabkan vasodilatasi, perubahan permeabilitas vaskuler, peningkatan produksi mukus, dan kontraksi berbagai otot halus.

2. Reaksi Hipersensitivitas Tipe II ( REAKSI SITOTOKSIK )Reaksi hipersensitivitas tipe II meliputi penghancuran sel atau substansi yang membran selnya telah dilekati anti gen yang terdeteksi oleh imunoglobin G (IgG) atau Imunoglobin M (IgM) sebagai benda asing. Ketika antigen dianggap sebagai benda asing, sebuah antibodi melekat ke anti gen di sel membran, menyebabkan sel lisis atau mempercepat fagositosis (dimakan). Ketika sel merupakan benda asing misalnya bakteri, mekanisme tersebut sangat bermafaat. Tetapi kadang, antigen pada permukaan sel darah merah (eritrosit) dapat dianggap sebagai benda asing untuk tipe darah ABO yg berbeda, menyebabkan penghancuran sel darah merah.

3. Reaksi Hipersensitivitas Tipe III ( IMUN KOMPLEKS )Reaksi hipersensitivitas tipe III meliputi pembentukan komplek imun oleh antigen dan antibodi, biasanya dari tipe IgG. Pasien di-sensitisasi (dirangsang) dengan paparan awal antigen, dan paparan selajutnya (Ke-2) yang menyebabkan reaksi hipersenstivitas mulai terjadi. Reaksinya bersifat lokal dan berkembang dalam beberapa jam, dengan rentang gejala dari merah, edema lesi kulit hingga perdarahan, dan nekrosis. Peroses meliputi pembentukan komplek antigen-antibodi didalam pembuluh darah karena antigen diserap (absorbsi) melalui dinding pembuluh. Menarik neutrofil untuk datang dan membebaskan enzim yang mengakibatkan kerusakan pembuluh darah.

4. Reaksi Hipersensitivitas Tipe IV ( DELAYED TYPE HYPERSENSITIVITY ) Reaksi hipersensitivitas tipe IV, Reaksi tipe IV disebut juga reaksi hipersensitivitas lambat, cell mediatif immunity (CMI), Delayed Type Hypersensitivity (DTH) atau reaksi tuberculin yang timbul lebih dari 24 jam setelah tubuh terpajan dengan antigen, terjadi ketika sensitisasi (rangsangan) limposit T datang akibat kontak dengan antigen spesifik (tertentu). Menyebabkan nekrosis yang diakibatkan oleh aksi makrofag dan berbagai limposit T yang berperan dalam mediasi respon imun ditingkat sel.