Pertahanan Tubuh dan Respon Imun Pertahanan tubuh alamiDi
kehidupan sehari-hari, banyak sekali pathogen (baik itu virus dan
bakteri) yang terdapat disekiling kita. Jika pathogen itu tidak
mengalami penolakan oleh sistem imun kita, tentunya tubuh kita akan
mudah sakit. Secara alami, terdapat empat pertahanan tubuh pada
manusia yaitu:
Pertahanan FisikKulitKulit merupakan rintangan yang secara
normal dan tidak dapat ditembus oleh virus dan bakteri. Lapisan
luar kulit yang mengandung sedikit air akan menghambat tubuhnya
mikroorganisme. Pada kulit juga terjadi pertahanan kimia yang akan
dijelaskan selanjutnya.Air mataKelenjar lakrimal mensekresikan air
mata yang secara terus menerus membasahi, melarutkan dan mencuci
mikroorganisme yang terpapar penyebab iritasi mataSekresi kelenjar
minyak dan kelenjar keringatSebum yang disekresikan oleh kelenjar
sebaceous mengandung asam lemak yang memiliki pH rendah (3-5) yang
menghambat pertumbuhan bakteri dan bersifat antimikrobialMukusMukus
(sekresi lendir) oleh sel-sel goblet pada saluran pernafasan akan
mengikat pathogen yang berasal dari udara dan akan dikeluarkan
melalui bersin. Mukus yang disekresikan oleh membran mukosa saluran
pencernaan juga akan menghambat pertumbuhan pathogen.
Gambar. Silia pada saluran pernafasan juga sekresi mukus oleh
sel mukosa saluran pernafasan sebagai pertahanan tubuh
Pertahanan MekanikPertahanan mekanik merupakan pertahanan tubuh
karena adanya pergerakan struktur organ didalam tubuh. Misalnya
rambut hidung sebagai filter udara, struktur silia pada saluran
pernafasan juga terus menerus mengalami pergerakan yang mendorong
pathogen yang telah terikat pada mucus ke luar tubuh.
Pertahanan KimiaPada manusia, misalnya sekresi yang berupa air
mata, mukus, saliva, keringat, sebum akan memberikan pH yang
berkisar 3-5 yang cukup asam dalam mencegah kolonisasi oleh banyak
pathogen. Selain itu, semua sekresi tersebut mengandung protein
antimikroba yang disebut denganlisozim.Lisozim yaitu enzim yang
mencerna dinding sel dari banyak jenis bakteri.Mikroba yang masuk
kedalam saluran pencernaan bersama makanan juga akan menghadapi
suasana lambung yang sangat asam. Asam akan merusak banyak banyak
mikroba sebelum mikroba tersebut masuk kesaluran usus. Akan tetapi
terdapat pengecualian penting yaitu virus hepatitis A merupakan
salah satu dari sekian banyak pathogen yang dapat bertahan hidup
dalam keasaman lambung. Selait itu, asam laktat yang terkandung
dicairan keringat dan cairan yang disekresikan vagina.
Pertahanan BiologisTerdapat beberapa jenis bakteri yang
merupakan flora alami kulit dan membran mukosa. Bakteri tersebut
tidak berbahaya bagi tubuh melainkan melindungi kita dengan cara
berkompetisi dengan bakteri pathogen dalam mendapatkan nutrisi.
Gambar. Lactobacillus brevis sebagai flora alami saluran
pencernaanPertahanan tubuh oleh sel darah putihSel darah putih
(leukosit) berfungsi sebagai petahanan tubuh terhadap pathogen.
Berikut ini adalah beberapa macam leukosit dan fungsinya.
Jenis LeukositFungsi
NeutrofilBersifat fagositosis
EosinofilBerperan dalam reaksi alergi
BasofilMelepaskan histamin yang menyebabkan reaksi inflamasi
MonositBesifat fagositosis
LimfositBerperan dalam respon imun spesifikLimfosit BRespon
imunitas yang diperantarai antibodiLimfosit TRespon imunitas yang
diperantarai sel
Respon ImunJika pathogen memasuki tubuh, ada 2 cara yang
dilakukan oleh tubuh dalam memberikan respon terhadap masuknya
pathogen tersebut yaitu respon imun non-spesifik dan respon imun
spesifik.
Respon Imun Non-spesifikDikatakan respon imun non-spesifik
dikarenakan respon imun yang timbul terjadi pada jaringan tubuh
yang rusak/luka bukan terhadap penyebab kerusakan itu sendiri.
Respon imun non-spesifik berupa inflamasi dan
fagositosis.InflamasiPembengkakan jaringan (inflamasi) merupakan
reaksi cepat terhadap kerusakan jaringan. Terjadinya inflamasi
ditandai dengan:Timbulnya warna kemerahanTimbulnya rasa
panasTerjadinya pembengkakanTimbulnya rasa sakitPerhatikan
penggambaran respon peradangan yang disederhanakan berikut ini:
Keterangan: 1.Respon yang terlokalisasi dipicu ketika sel-sel
jaringan yang rusak oleh bakteri atau kerusakan fisik membebaskan
sinyal kimiawi seperti histamin dan prostaglandin.2.Sinyal tersebut
merangsang pembesaran kapiler (yang mengakibatkan peningkatan
aliran darah) dan meningkatkan permeabilitas kapiler di daerah yang
terserang. Sel-sel jaringan juga membebaskan zat kimia yang
mengandng fagositik dan limfosit.3.Ketika fagosit tiba ditempat
luka, mereka memakan patogen dan serpihan-serpihan sel dan jaringan
itu sembuh.
FagositosisFagositosis dilakukan oleh leukosit jenis neutrofil
dan monosit.Neutrofilmenyusun sekitar 60%-70% dari semua leukosit.
Sel-sel yang dirusak oleh mikroba yang menyerang membebaskan sinyal
kimiawi yang menarik neutrofil dari darah untuk memasuki jaringan
yang terinfeksi, lalu menelan dan merusak mikroba tersebut. Akan
tetapi neutrofil cendrung akan merusak diri sendiri ketika
neutrofil tersebut memfagositasi pathogen. Masa hidup neutrofil
rata-rata hanya beberapa hari.Monositmenyusun sekitar 5% dari
seluruh leukosit. Monosit bersirkulasi dalam darah hanya beberapa
jam kemudian bermigrasi kedalam jaringan dan berkembang menjadi
makrofag. Makrofag ini merupakan sel fagositik terbesar, sangat
efektif dan berumur panjang. Sel ini akan menjulurkan
pseudopodianya yang dapat menempel pada polisakarida permukaan
mikroba, menelan mikroba dan mencernanya dengan enzim-enzim lisozim
tersebut.
Gambar. Mikrograf ini menunjukkan kaki semu (pseudopodia)
makrofag yang menyerupai filamen sedang mengikat bakteri berbentuk
batang, yang nantinya akan ditelan dan dirusak.
Respon imun SpesifikDikatakan respon imun spesifik dikarenakan
respon imun yang terjadi akan melindungi tubuh dari serangan
pathogen dan memastikan pathogen tersebut tidak berbaik melawan
jaringan tubuh itu sendiri. Respon imun spesifik dibedakan
mejadiAntibody-mediated immunity (imunitas yang diperantarai oleh
antibody / imunitas humoral)Cell-mediated immunity (imunitas yang
diperantarai sel)
Antibody-mediated immunity (imunitas yang diperantarai oleh
antibody / imunitas humoral)Respon imun ini melibatkan suatu
senyawa kimia yang disebut sebagai antibody. Antibody dihasilkan
oleh sel limfosit B yang akan aktif jika mengenali antigen yang
terdapat pada permukaan sel pathogen. Antibody akan menyerang
pathogen sebelum pathogen tersebut menyerang sel-sel tubuh.
Terdapat 3 jenis sel B yaitu:Sel B plasma. Mensekresikan antibody
ke sirkulasi tubuh. Setiap antibody bersifat spesifik terhadap satu
jenis antigen. Masa hidup selama 4-5 hari.Sel B memori. Masa hidup
lama dalam darah. Sel ini akan mengingat suatu antigen dan akan
merespon dengan cepat ketika terjadi infeksi keduaSel B pembelah.
Berfungsi untuk menghasilkan sel B dalam jumlah banyak.
Gambar. Sel B dan sel T bersama mengenali antigen dengan jumlah
yang tidak terbatas, tetapi masing-masing individu hanya mengenali
satu antigen (perhatikan adanya perbedaan bentuk reseptor antigen
antara keenam sel B diatas). Ketika suatu antigen berikatan dengan
sel B atau sel T, sel tersebut akan memperbanyak diri dan membentuk
klon sel yang sama. proliferasi sel-sel ini akan membentuk sel-sel
plasma dan sel-sel memori.
Berikut ini adalah mekanisme imunitas yang diperantarai oleh
antibody:1.Ketika pathogen masuk kedalam tubuh, masing-masing
antigen akan mengaktifkan satu sel B.2.Sel B tersebut akan membelah
menbentuk populasi sel yang besar.3.Semua klon sel tersebut
kemudian mensekresikan antibody yang spesifik terhadap pathogen
yang menyerang.4.Setelah infeksi berakhir, sel B yang mensekresikan
antibody akan mati. (mekanisme dari 1 4 disebut denganrespon imun
primer)5.Sel B memori telah mengingat pathogen yang menginfeksi dan
sel B ini akan bertahan hidup beberapa tahun dalam tubuh. Jika
pathogen dengan antigen yang sama menginfeksi kembali, maka sel B
memori ini akan membelah dengan cepat membentuk populasi sel B yang
besar dan mensekresikan antibody spesifik. (mekanisme ini
disebutrespon imun sekunder)
Struktur dan Fungsi AntibodyAntibody merupakan respon terhadap
gangguan dari luar ayng dibentuk oleh sekelompok sel limfosit B.
Antibody tersusun atas suatu serum globulin yang disebut dengan
Immunoglobulin (Ig). Sebuah molekul antibody umumnya mengandung dua
tempat pengikatan antigen yang spesifik. Perhatikan struktur
antibody dibawah ini dan cara pelekatannya terhadap antigen.
Gambar. antibodi akan berikatan dengan epitop pada permukaan
antigen. pada gambar ini, tiga molekul antobodi yang berbeda
bereaksi dengan epitop yang berbeda pada molekul antigen besar yang
sama.
Gambar. Molekul antibodi
Immunoglobulin terdiri dari 5 jenis yaitu:Kelima Kelas
Immunoglobulin (Ig)
IgMIgM merupakan antibody pertama yang bersirkulasi sebagai
respon awal terhadap pemaparan antigen. Berfungsi sangat efektif
dalam mengaglutinasi atau menggumpalkan antigen.
IgGIgG merupakan antibody yang sangat berlimpah pada sirkulasi.
IgG melindungi tubuh dari bakteri, virus dan toksin yang beredar
dalam darah dan limfa.
IgATerdapat berlimpah pada membrane mukosa. Iga ditemukan dalam
sebagian besar sekresi tubuh seperti ludah, keringat, da air mata.
IgA juga terkandung didalam kolostrum.
IgDIgD terdapat pada permukaan limfosit B yang merupakan
reseptor antigen yang diperlukan dalam memula diferensiasi sel B
menjadi sel B plasma dan sel B memori
IgEKetika dipicu oleh antigen, akan menyebabkan sel membebaskan
histamine dan zat kimia lain yang menyebabkan reaksi alergi.
Berikut ini merupakan aksi antibody terhadap antigen:
Gambar. Mekanisme efektor pada kekebalan yang diperantarai
antibodi. Pengikatan antibodi ke antigen menandai sel asing dan
molekul asing agar dirusak oleh fagosit atau sistem komplemen
protein.
Aksi antibodi terhadap antigen seperti terlihat pada gambar
diatas meliputi:
Menyebabkan antigen saling melekatMenstimulasi fagositosis oleh
neutrofilBerperan sebagai antitoksin dan menyebabkan pengendapan
toksin bakteriMencegah bakteri pathogen melekat pada membrane sel
tubuh.
Cell-mediated immunity (imunitas yang diperantarai sel)Imunitas
yang diperantarai sel melibatkan sel-sel yang menyerang langsung
organism asing. Sel yang dimaksud adalah Limfosit T. hampir sama
dengan mekanisme respon imun dengan antibody, pada respon imun yang
diperantarai sel, sel limfosit T juga akan bereaksi dengan antigen
yang spesifik.Ketika pathogen menginfeksi tubuh untuk pertama
kalinya, setiap antigen akan menstimuli satu sel limfosit t untuk
membelah membentuk klon.Beberapa klon akan membentuk sel-sel memori
yang spesifik terhadap satu jenis antigen.Sementara beberapa klon
lain akan berdiferensiasi menjadi beberapa bentuk limfosit T
berikut:Helper T cellBerfungsi sebagai menstimulasi sel B untuk
membelah dan memproduksi antibody serta mengaktifkan dua jenis sel
T yang lain dan mengaktifkan makrofag untuk segera memfagosit
pathogen.Killer T cellDisebut juga dengan sel T sitotoksit,
menyerang sel tubuh yang terinfeksi dan pathogen secara langsung.
Sel T killer akan membentuk pori pada sitoplasma sel pathogen
sehingaa sel pathogen kehilangan sitoplasma dan kemudian
mati.Suppressor T cellBerfungsi menurunkan dan menghentikan respon
imun ketika mekanisme imun tidak diperlukan lagi. Mekanime ini
sangat penting, karena jika tidak, produksi antibody dan pembelahan
sel B dan sel T terus menerus akan merusak jaringan tubuh yang
normal.
Gambar. Interaksi sel T dengan molekul antigen (MHC)
Secara garis besar, respon imun dapat digambarkan seperti
dibawah ini:
Gambar. Pada gambar ini diperlihatkan respon imun primer dari
respon imun yang diperantarai antibodi dan yang diperantarai
sel.RESPON IMUNRespon imun merupakan respon yang ditimbulkan oleh
sel-sel dan molekul yang menyusun sistem imunitas setelah
berhadapan dengan substansi asing (antigen). Respon imun ini juga
banyak didefinisikan sebagairespons tubuh berupa suatu urutan
kejadian yang kompleks terhadap antigen, untuk mengeliminasi
antigen tersebut. Respons ini dapat melibatkan berbagai macam sel
dan protein, terutama sel makrofag, sel limfosit, komplemen, dan
sitokin yang saling berinteraksi secara kompleks.Respon imun
bertanggung jawab mempertahankan kesehatan tubuh, yaitu
mempertahankan tubuh terhadap serangan sel patogen maupun sel
kanker.Respon imun terbagi menjadi dua jenis berdasarkan mekanisme
pertahanan tubuh yaitu :Respon imun spesifik : Menghancurkan
senyawa asing yang sudah dikenalnyaRespon imun nonspesifik : Lini
pertama terhadap sel sel atipikal (sel asing, mutan yang cedera)
Mencakup : Peradangan, interferon, sel NK dan sistem
komplemenRespon sistem imun tubuh pasca rangsangan substansi asing
(antigen) adalah munculnya sel fungsional yang akan menyajikan
antigen tersebut kepada limfosit untuk dieliminasi. Setelah itu
muncul respon imun nonspesifik dan/atau respon imun spesifik,
tergantung kondisisurvivalantigen tersebut. Apabila dengan repon
imun spesifik sudah bisa dieliminasi dari tubuh, maka respon imun
spesifik tidak akan terinduksi. Apabila antigen masih bisa bertahan
(survival), maka respon imun spesifik akan terinduksi dan akan
melakukan proses pemusnahan antigen tersebut.Respon imun seluler
bertujuan mengeliminasi mikroorganisme intrasel dan terutama
dilakukan oleh limfosit T yang teraktifasi. Aktifasi limfosit
membutuhkan paparan antigen dan stimulus dari sinyal-sinyal yang
berasal dari mikroorganisme atau berasal dari respon imun alamiah
terhadap mikroorganisme tersebut. Adapun perbedaan antara respon
imun spesifik dan nonspesifik adalah sebagai berikut :
Non SpesifikSpesifikSpesifik
ResistensiTidak Berubah oleh infeksiMembaik oleh infeksi
berulang
SpesifitasUmumnya efektif terhadap semua mikroorganismeSpesifik
untuk mikroorganisme yang sudah mensensitisasi sebelumnya
Sel yang pentingFagositSel NKSel K
Limfosit
Molekul yang
pentingLizosimKomplemenInterferonAntibodiSitokin
Respon Imun Spesifik terbagi dua sistem kerja yaitu : Imunitas
yang diperantarai oleh antibodi yang merupakan turunan limfosit B
Imunitas yang diperantarai oleh sel yang merupakan limfosit TPada
limfosit B, antibodi diproduksi dan melakukan mekanisme pertahanan
tubuh sesuai aktifitas biologisnya.Antibodi berdasarkan aktifitas
biologisnya, dibagi menjadi :1. IgMReseptor permukaan sel B, tempat
antigen melekat2. IgG, dihasilkan >> jika tubuh terpajan
ulang antigen samaIgG & IgMBakteri dan beberapa jenis virus3.
IgE, untukrespons alergi seperti asma & biduran4. IgA, dalam
seleksi sistem pencernaan, pernafasan, genitourinaria, air susu dan
air mata5. IgD, dipermukaan sel B, fungsi belum jelasSetiap antigen
merangsang klon limfosit B yang berbeda untuk menghasilkan
antibodi. Terdapat dua jenis imunitas dalam pembentukan antibodi
pada limfosit B, yaitu : Imunitas aktif : Pembentukan antibodi
akibat pajanan ke suatu antigen Imunitas pasif : Imunitas yang
diperoleh segera setelah menerima antibodi yang sudah dikenalSel B
berikatan dengan antigen menyebabkan sel plasma yang menghasilkan
antibodi. Antibodi dikeluarkan ke dalam darah/limfe kemudian
memperoleh akses kedalam darah selanjutnya Globulin
/Imunoglobulin.Antibodi mengidentifikasi zat asing dan meningkatkan
aktivitas berbagaisistem pertahanan melalui :1. Pengaktifan sistem
komplemen2. Peningkatan fagositosis3. Stimulasi sel pembunuh.Pada
Limfosit T, sel T diaktifkan oleh antigen asing hanya apabila
antigen tersebut membawa identitas individu yang
bersangkutan.Terdapat 3 sub populasi Sel T :1. Sel T
sitotoksikMengancurkan sel pejamu yang memiliki antigen asing
(contoh : virus, kanker)2. Sel T penolongMenaikkan perkembangan sel
B aktif menuju sel plasma dengan cara :Memperkuat sel T sitotoksik
dan sel T penekan.Mengaktifkan makrofag3. Sel T penekanMenekan
produksi antibody sel B dan aktifkan sel T sitotoksik, sel T
penolong
Respon Imun Non Spesifik mencakup empat sistem kerja yaitu :1.
PeradanganCedera jaringan, yang berperan : fagositik, neutrofil dan
makrofag2. InterferonProtein yang menjaga tubuh dari Infeksi
virus3. Sel NKInfeksi virus dan sel kanker4. Sistem komplemenDapat
diaktifkan oleh benda asing dan antibodi
Respon Peradangan :1. Pertahanan oleh makrofag Residen2.
Vasodilatasi lokalaliran darahLeukosit fagositik dan protein
plasma3. Peningkatan permeabilitas kapilerProtein plasma lolos ke
jaringan4. Edema lokal akibat pergeseran keseimbangan cairan5.
Pembatasan daerah yang meradang : CederaFibrin membentuk bekuan
cairan interstisium di ruang sel. BakteriEnzim PlasminogenPlasmin
yang melarutkan bekuan fibrin6. Emigrasi Leukosit Melibatkan
marginasi, diapedesis, gerakan amuboid dan kemotaksis7. Destruksi
bakteri oleh leukositFagosit mengenali sasaran untuk dihancurkan
melalui :1.Jaringan mati / zat asing memiliki karakteristik
permukaanyang berbeda dengan sel normal2.Zat asing dilapisi dengan
2 zat kimia yang dihasilkan oleh sel imun menghasilkan
opsonin.Interferon : Menghasilkan resistensi non spesifik terhadap
infeksi virussementara menghambat replikasi virus Memperkuat
aktifitas imun lain : Sel NK & Sel TSel NK : Menghancurkan sel
yang terinfeksi virus & sel kanker dengan langsung melisiskan
membran sel tersebut.Sistem komplemen : Protein protein plasma yang
dihasilkan oleh hatiInaktifFungsi :1. Komponen komplemen C5
C9aktifmembrane Attack Complex, yang melubangi sel sasaran2.
Komponen komplemen aktif lain memperkuat peradangan :-Sebagai
kemotoksin-Merangsang histamin-Sebagai opsonin-Mengaktifkan
kinin
Mekanisme Sistem Imun dalam TubuhSistem imun ialah semua
mekanisme yang digunakan tubuh untuk mempertahankan keutuhannya
terhadap bahaya yang dapat menimbulkan berbagai bahan dalam
lingkungan hidup. Respons imun adalah respons tubuh berupa suatu
urutan kejadian yang kompleks terhadap antigen, untuk mengeliminasi
antigen tersebut. Respons imun ini dapat melibatkan berbagai macam
sel dan protein, terutama sel makrofag, sel limfosit, komplemen,
dan sitokin yang saling berinteraksi secara kompleks. Imunitas
mempunyai tiga fungsi utama :
1. Perannya dalam pertahanan adalah menghasilkan resistensi
terhadap agen penginvasi seperti mikroorganisme.2. Perannya dalam
surveilans adalah mengindentifikasi dan menghancurkan sel-sel tubuh
sendiri yang bermutasi dan berpotensi menjadi neoplasma.3. Perannya
dalam homeostasis adalah membersihkan sisa-sisa sel dan zat-zat
buangan sehingga tipe-tipe sel tetap seragam dan tidak berubah.
Untuk melindungi dirinya, tubuh memerlukan mekanisme yang dapat
membedakan sel-sel itu sendiri (Self) dari agen-agen penginvasi
(nonself). Pertahanan imun terdiri atas sistim imun alamiah atau
nonspesifik (natural/innate) dan didapat atau spesifik
(adaptive/acquired).
A. Sistem Imun Non SpesifikSistem imun non spesifik merupakan
pertahanan tubuh terdepan dalam menghadapi serangan berbagai
mikroorganisme, oleh karena dapat memberikan respons langsung.
Disebut sistem non spesifik karena tidak ditujukan terhadap satu
mikroorganisme tertentu, telah ada pada tubuh kita dan siap
berfungsi sejak lahir. Dilihat dari caranya diperoleh, mekanisme
pertahanan non spesifik disebut juga respons imun alamiah. Imunitas
non spesifik dibedakan menjadi 3 yaitu fisik, larut, dan seluler.
Sedang imunitas non spesifik larut terdiri dari biokimia dan
Humoral.
1. Pertahanan FisikDalam sistem pertahanan fisik atau mekanik,
kulit, selaput lendir, silia saluran napas, batuk dan bersin,
merupakan garis pertahanan terdepan terhadap infeksi. Permukaan
tubuh merupakan pertahanan pertama terhadap penetrasi
mikroorganisme. Bila penetrasi mikroorganisme terjadi juga, maka
mikroorganisme yang masuk akan berjumpa dengan berbagai elemen lain
dari sistem imunitas alamiah. Produk kelenjar menghambat penetrasi
mikroorganisme, demikian pula silia pada mukosa.
2. Pertahanan BiokimiaPertahanan biokimia terdiri dari lisozim
(keringat), sekresi sebaseus, asam lambung, laktoferin, dan asam
neuraminik. Enzim seperti lisozim dapat merusak dinding sel
mikroorganisme.
3. Pertahanan HumoralBerbagai bahan dalam sirkulasi berperan
dalam pertahanan humoral. Bahan-bahan tersebut antara lain
antibodi, komplemen, interferon dan C-Reactive Protein
(CRP).-Komplemen memiliki 3 fungsi, antara lain dalam proses lisis,
kemotaktik dan opsonisasi bakteri. Jalur alternatif komplemen dapat
diaktivasi oleh berbagai macam bakteri secara langsung sehingga
eliminasi terjadi melalui proses lisis atau fagositosis oleh
makrofag atau leukosit yang distimulasi oleh opsonin dan zat
kemotaktik, karena sel-sel ini mempunyai reseptor untuk komponen
komplemen (C3b) dan reseptor kemotaktik. Zat kemotaktik akan
memanggil sel monosit dan polimorfonuklear ke tempat mikroorganisme
dan memfagositnya. -Interferon adalah sitokin berupa glikoprotein
yang dihasilkan oleh berbagai sel tubuh yang mengandung nukleus dan
dilepas sebagai respon terhadap infeksi virus. Interferon dapat
menginduksi sel-sel di sekitar sel yang terinfeksi virus menjadi
resisten terhadap virus. Di samping itu, interferon juga dapat
mengaktifkan Natural Killer Cell (sel NK). -Protein Fase Akut
adalah protein plasma yang dibentuk tubuh akibat adanya kerusakan
jaringan. C-Reactive Protein (CRP) merupakan salah satu contoh dari
Protein Fase Akut. Hati merupakan tempat utama sintesis protein
fase akut. Dinamakan CRP oleh karena pertama kali protein khas ini
dikenal karena sifatnya yang dapat mengikat protein C dari
pneumokok. Interaksi CRP ini juga akan mengaktivasi komplemen jalur
alternatif yang akan melisis antigen -Pertahanan Seluler Fagosit,
makrofag, sel NK berperan dalam sistem imun non spesifik seluler.
Meskipun berbagai sel dalam tubuh dapat melakukan fagositosis,
tetapi sel utama yang berperan dalam dalam pertahana non spesifik
adalah sel mononukliear (monosit dan makrofag) serta sel
polimorfonuklier atau granulosit. Morfologi sel NK merupakan
limfosit dengan granula besar.
B. Sistem Imun SpesifikBila pertahanan non spesifik belum dapat
mengatasi invasi mikroorganisme maka imunitas spesifik akan
terangsang. Mekanisme pertahanan spesifik adalah mekanisme
pertahanan yang diperankan oleh sel limfosit, dengan atau tanpa
bantuan komponen sistem imun lainnya seperti sel makrofag dan
komplemen. Dilihat dari caranya diperoleh maka mekanisme pertahanan
spesifik disebut juga respons imun didapat. Sel sistem imun
spesifik terdiri atas sel B dan sel T yang masing-masing merupakan
sekitar 10% dan 70-85% dari semua limfosit dalam sirkulasi. Sel B
tidak mempunyai subset tetapi sel T terdiri atas beberapa subset:
sel Th, Ts, Tc dan Tdh.
Sel limfosit T dan limfosit B masing-masing berperan pada
imunitas selular dan imunitas humoral. Sel limfosit T akan
meregulasi respons imun dan melisis sel target yang dihuni antigen.
Sel limfosit B akan berdiferensiasi menjadi sel plasma dan
memproduksi antibodi yang akan menetralkan atau meningkatkan
fagositosis antigen dan lisis antigen oleh komplemen, serta
meningkatkan sitotoksisitas sel yang mengandung antigen yang
dinamakan proses antibody dependent cell mediated cytotoxicy
(ADCC).
1. Sistem Imun Spesifik HumoralSel B merupakan asal dari sel
plasma yang membentuk imunoglobulin (Ig) yang terdiri atas
IgG,IgM,IgA,IgE dan IgD. IgD berfungsi sebagai opsonin, dapat
mengaglutinasikan kuman/virus, menetralisir toksin dan virus,
mengaktifkan komplemen (jalur klasik) dan berperanan pada Antibody
Dependent Cellular Cytotoxicity (ADCC). ADCC tidak hanya merusak
sel tunggal tetapi juga mikroorganisme multiselular seperti telur
skistosoma, kanker, penolakan transplan, sedang ADCC melalui
neutrofil dan eosinofil berperan pada imunitas parasit. IgM
dibentuk terdahulu pada respons imun primer sehingga kadar IgM yang
tinggi menunjukkan adanya infeksi dini. IgM merupakan aglutinator
antigen serta aktivator komplemen (jalur klasik) yang poten. IgA
ditemukan sedikit dalam sekresi saluran napas, cerna dan kemih, air
mata, keringat, ludah dan air susu ibu dalam bentuk IgA sekretori
(sIgA). IgA dan sIgA dapat menetralisir toksin, virus,
mengagglutinasikan kuman dan mengaktifkan komplemen (jalur
alternatif). IgE berperanan pada alergi, infeksi cacing,
skistosomiasis, penyakit hidatid, trikinosis. Peranan IgD belum
banyak diketahui dan diduga mempunyai efek antibodi pada alergi
makanan dan autoantigen.
2. Sistem Imun Spesifik SelulerPeran sel T dapat dibagi menjadi
2 fungsi utama : fungsi regulator dan fungsi efektor. Fungsi
regulator terutama dilakukan oleh salah satu subset sel T, sel T
helper (juga dikenal sebagai sel CD4 karena petanda cluster of
differentiation di permukaan sel diberi nomor 4). Sel-sel CD4
mengeluarkan molekul yang dikenal dengan nama sitokin (protein
berberat molekul rendah yang disekresikan oleh sel-sel sistem imun)
untuk melaksanakan fungsi regulatornya. Sitokin-sitokin dari sel
CD4 mengendalikan proses-proses imun seperti membantu sel B untuk
memproduksi antibodi, pengaktivan sel T lain, dan pengaktivan
makrofag. Fungsi efektor dilakukan oleh sel T sitotoksik (dahulu
dikenal sebagai sel T killer; saat ini dikenal sebagai CD8 karena
cluster of differentiation diberi nomor 8). Sel-sel CD8 mampu
mematikan sel yang terinfeksi oleh virus, sel tumor, dan jaringan
transplantasi dengan menyuntikan zat kimia yang disebut perforin ke
dalam sasaran asing. Cara ini bertujuan untuk mencegah penyebaran
infeksi. Limfokin disekresikan oleh sel T untuk mempengaruhi dan
mengaktivasi makrofag dan sel NK sehingga meningkat secara nyata
pada penyerangan virus.
Antigen eksogen masuk ke dalam tubuh melalui endosistosis atau
fagositosis. Antigen-presenting cell (APC) yaitu makrofag, sel
denrit, dan limfosit B merombak antigen eksogen menjadi fragmen
peptida melalui jalan endositosis. Limfosit T mengeluarkan
subsetnya, yaitu CD4, untuk mengenal antigen bekerja sama dengan
Mayor Hystocompatablity Complex (MHC) kelas II dan dikatakan
sebagai MHC kelas II restriksi. Antigen endogen dihasilkan oleh
tubuh inang. Antigen endogen dirombak menjadi fraksi peptida yang
selanjutnya berikatan dengan MHC kelas I pada retikulum endoplasma.
Limfosit T mengeluarkan subsetnya, yaitu CD8, mengenali antigen
endogen untuk berikatan dengan MHC kelas I, dan ini dikatakan
sebagai MHC kelas I restriksi.
Limfosit adalah sel yang ada di dalam tubuh hewan yang mampu
mengenal dan menghancurkan berbagai determinan antigenik yang
memiliki dua sifat pada respons imun khusus, yaitu spesifitas dan
memori. Limfosit berperan dalam respons imun spesifik karena setiap
individu limfosit dewasa memiliki sisi ikatan khusus sebagai varian
dari prototipe reseptor antigen. Reseptor antigen pada limfosit B
adalah bagian membran yang berikatan dengan antibodi yang
disekresikan setelah limfosit B yang mengalami diferensiasi menjadi
sel fungsional, yaitu sel plasma yang disebut juga sebagai membran
imunoglobulin. Reseptor antigen pada limfosit T bekerja mendeteksi
bagian protein asing atau patogen asing yang masuk sel inang
Sel limfosit B berasal dari sumsum tulang belakang dan mengalami
pendewasaan pada jaringan ekivalen bursa. Jumlah sel limfosit B
dalam keadaan normal berkisar antara 10 dan 15%. Setiap limfosit B
memiliki 105 Bcell receptor (BCR), dan setiap BCR memiliki dua
tempat pengikatan yang identik. Antigen yang umum bagi sel B adalah
protein yang memiliki struktur tiga dimensi. BCR dan antibodi
mengikat antigen dalam bentuk aslinya. Hal ini membedakan antara
sel B dan sel T, yang mengikat antigen yang sudah terproses dalam
sel.
Jajaran ketiga sel limfoid adalahnatural killer cells (sel
NK)yang tidak memiliki reseptor antigen spesifik dan merupakan
bagian dari sistem imun nonspesifik. Sel ini beredar dalam darah
sebagai limfosit besar yang khusus memiliki granula spesifik yang
memiliki kemampuan mengenal dan membunuh sel abnormal, seperti sel
tumor dan sel yang terinfeksi oleh virus. Sel NK berperan penting
dalam imunitas nonspesifik pada patogen intraseluler.