PENDAHULUAN Sistim Respirasi atau Saluran Napas terdiri dari : Saluran Napas (Sistim Respirasi) Bagian Atas, misalnya cavum nasi, nasofarinks, farinks , larinks dan Sistim Respirasi Bagian Bawah yaitu saluran napas yang berada didaerah toraks. Sistem Respirasi Bagian Bawah yang akan diuraikan disini terutama meliputi Aspek Radiologis /Gambaran Radiologis dari Kelainan /penyakit: PARENKIM PARU, PLEURA, DIAFRAGMA MEDIASTINUM (Khusus Tumor) yang banyak ditemukan di Indonesia. Sebelum menguraikan aspek radiologis dari Sistem Respirasi Bagian Bawah ini (Toraks) , terlebih dahulu mahasiswa harus mengulangi kembali kuliah Anatomi Sistim Respirasi Bagian Bawah yang meliputi Parenkim Paru, Pleura,Diafragma dan Mediastinum. 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENDAHULUAN
Sistim Respirasi atau Saluran Napas terdiri dari :
Saluran Napas (Sistim Respirasi) Bagian Atas, misalnya cavum
nasi, nasofarinks, farinks , larinks dan
Sistim Respirasi Bagian Bawah yaitu saluran napas yang berada
didaerah toraks.
Sistem Respirasi Bagian Bawah yang akan diuraikan disini
terutama meliputi Aspek Radiologis /Gambaran Radiologis dari Kelainan
/penyakit: PARENKIM PARU, PLEURA, DIAFRAGMA
MEDIASTINUM (Khusus Tumor) yang banyak ditemukan di
Indonesia.
Sebelum menguraikan aspek radiologis dari Sistem Respirasi
Bagian Bawah ini (Toraks) , terlebih dahulu mahasiswa harus
mengulangi kembali kuliah Anatomi Sistim Respirasi Bagian Bawah
yang meliputi Parenkim Paru, Pleura,Diafragma dan Mediastinum.
Pemeriksaan Radiologi adalah termasuk pemeriksaan penunjang
diagnostik yang sangat penting, untuk membantu menegakkan
diagnosa , khusus kelainan Sistem Respirasi. Bermacam macam tujuan
rujukan radiologis, misalnya untuk follow up dari suatu pengobatan,
general check up kesehatan, disamping untuk memastikan kelainan yang
secara klinis sering meragukan,
Kapan suatu pemeriksaan Radiologi Sistem Respirasi dilakukan,
tentu saja apabila ada keluhan keluhan / gejala gejala klinis penyakit
“Sistim Respirasi “tersebut.
1
Pemeriksaan Radiologi terutama yang menggunakan sinar-X harus
berhati hati, sebab memilki efek biologis jangka panjang yang merusak.
Oleh sebab itu selalu pada setiap pemeriksaan harus dengan PRINSIP
ataupun MOTTO : “The Maximum Diagnostic Value at Minimum Risk
and Cost “ and “ Never produce film you can’t read and You see what
you look for, You look for what you know “’
RADIOLOGI SISTIM RESPIRASI BAGIAN BAWAH
Metode (cara) Pemeriksaan :
2
Metode/cara pemeriksaaan radiologi dari toraks menurut urutan pemakaian terdiri dari(11,12)
I. Foto Toraks
II. Computed Tomography( CT)
III. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
IV. Ultrasonografi (USG)
V. Radioisotop scanning
VI. Angiografi
VII. Tomografi
VIII. Mass Chest Survey (MCS )
IX. Fluoroscophy
X. Bronkografi
Ad.I .FOTO TORAKS
Foto Toraks adalah cara/metode pemeriksaan Sistim Respirasi Bagian Bawah dimana
dilakukan pemotretan dengan menggunakan Sinar-X dan film Roentgen.Foto toraks
adalah pemeriksaan Radiologi yang paling banyak dilakukan untuk Sistem Respirasi
Bagian Bawah ini, menyusul pemeriksaan dengan CT Scan jika ada kelainan yang
masih diragukan .Metode pemeriksaan lainnya sangat jarang atau hampir tidak
dilakukan lagi.
Posisi-posisi foto yang rutin(11)
1. Posisi POSTEROANTERIOR (PA)
Pada pembuatan foto dengan posisi PA ini :
Tagangan pesawat : 70 – 120 KV.
Arus (mas) : 16 – 20 mas.
Jarak focus-film : 1,5 -2 meter.
Syarat-syarat foto toraks yang baik
1. Posisi penderita harus dalam keadaan inspirasi.
Untuk mengetahui bahwa posisi foto ini sudah dalam keadaan inspirasi, kita melihat letak
dari diafragma kanan minimal setinggi ruang INTER-COSTAL (I.C.) KE-IX belakang. Lebih
dalam inspirasi penderita, maka letak dari diafragma akan menjadi lebih rendah.
3
2. FOTO harus simetri : ini dapat dilihat dengan membandingkan letak dari kedua ujung
medial clavicula terhadap sternum/vertebra.
3. Kondisi foto harus baik.
Kondisi sebuah foto toraks dikatakan baik, bila corpus vertebra toracal hanya terlihat jelas
sampai T4 – T5, sebelum carina/ trachea dipercabangkan menjadi bronkus kekiri dan
kekanan ; vertebra thoracal VI (T6) kebawah hanya boleh terlihat samar-samar.
4. Lapangan foto harus mencakup seluruh lapangan paru, termasuk ke-2 apex dan kedua
sinus phrenicocostalis.
5. Scapula, sanggul wanita, logam-logam yang berada didalam kantong baju dan
sebagainya,. tidak boleh super posisi sehingga menganggu pembacaan foto.
2. POSISI LATERAL, biasanya LATERAL KIRI
Pembuatan foto dengan posisi Lateral secara akademis bersifat rutin , namun dalam praktek
hanya dilakukan jika ada indikasi-indikasi tertentu, karena alasan ekonomis. Misalnya apabila
ada sesuatu yang mencurigakan yang terletak dibelakang jantung atau pada mediastinum.
4
POSISI PA (11)
Posisi foto TORAKS lain yang tidak bersifat RUTIN adalah :
3. TOP FOTO LORDOTIK :(10,11),
Bila terdapat suatu proses di apex paru yang meragukan karena tertutup oleh iga-iga belakang
dan clavicula, maka diperlukan top foto lordotik dengan posisi PA/AP , dimana penderita
berdiri menghadap kaset ,perut menempel pada kaset, tangan berpegang diatas kaset dan
kepala ditarik kebelakang, sehingga membentuk sudut 30’ ,sinar tegak lurus terhadap kaset .
5
POSISI LATERAL( 11)
4. LEFT ATAU RIGHT LATERAL DECUBITUS :
Bila diduga ada efusi pleural yang jumlahnya masih sedikit , tetapi kita masih ragu-ragu, maka
perlu dibuatkan foto dengan posisi left atau right lateral decubitus (RLD/LLD), dimana
penderita harus tidur dengan salah satu sisi sbb :
6
Foto Top lordotik 10,11
5. POSISI OBLIQUE (11)
Posisi Oblik kanan kiri disamping melihat kelainan paru yang belum jelas dengan
Posisi tersebut diatas, juga untuk mengevaluasi kelainan jantung (LA,RA,LV,RV)
Ad.II. COMPUTED TOMOGRAPHY (CT) (14)
Pemeriksaan radiologik yang menggunakan sinar X, dan detektor dibalik pasien .Dengan
7
OBLIK KIRIOBLIK KANAN
bantuan komputer dapat dihitung jumlah sinar yang diabsorbsi oleh jaringan tersebut.Setiap
jaringan akan mengabsorbsi sinar berbeda sehingga , sehingga kontras jaringan berdekatan
akan lebih tinggi/lebih jelas. Resolusi lebih baik
. (14)
Ad.III. MAGNETIC RESONANCE IMAGING (MRI)(7,14)
Pemeriksaan yang menggunakan gelombang Medan Magnet yang tidak menyebabkan
ionisasi.Keunggulan MRI yaitu dapat membuat scan kesegala arah. Kontras lebih tinggi,
resolusi lebih baik dari pada CT scan.
8
WINDOW PARU
WINDOW TULANG /MEDIASTINUM
Pesawat MRI generasi terakhir, dimana gantrinya sudah terbuka (8)
Ad.IV. ULTRASONOGRAPHY (USG) (3)
Pemeriksaan yang menggunakan gelombang suara berfrekuensi tinggi dan tidak menimbulkan
ionisasi/aman, bersifat non invasif, dapat digunakan untuk melihat pergerakan organ, dapat
membedakan antara jaringan cair dan padat..Pemeriksaan USG toraks biasanya dilakukan
untuk menentukan adanya EFUSI PLEURA, serta menentukkan POSISI CAIRAN PLEURA
sebelum DIPUNKSI.
Ad.V. RADIOISOTOP SCANNING (15)
Merupakan salah satu metode pemeriksaan thorax untuk tujuan diagnostic di dalam
ILMU KEDOKTERAN NUKLIR, dengan cara pemberian RADIOISOTOP sehingga setelah
beberapa waktu kemudian akan terjadi uptake dari zat-zat radio isotop tersebut oleh organ
paru, yang dapat dilihat pada pita pencatat khusus dari suatu alat scanning yang khusus pula.
9
(15)
Ad.VI. ARTERIOGRAFI
Dengan memasang kateter kedalam pembuluh darah sampai ke jantung & arteri pulmonalis,
dengan menggunakan kontras dapat terlihat sumbatan,ataupun pelebaran dicabang-cabang
arteri tersebut.
Ad.VII. TOMOGRAFI (10)
Tomografi merupakan dasar pengembangan CT Scan.Pesawat ini tidak diproduksi lagi.
Pada RS yang memilki pesawat ini dan belum ada CT Scannya, masih ada manfaatnya,
pemotretan ini dilakukan dengan pesawat khusus.. pada suatu bidang irisan sesuai dengan
bidang yang kita inginkan. Misalnya : bila kita mengatur focus pada jarak 3 cm. dari
10
permukaan badan, maka hanya bidang itu yang jelas, sedangkan bidang lainnya akan menjadi
kabur. TOMOGRAFI atau PLANIGRAFI disebut juga BODY SECTION RADIOGRAPHI.
(10)
TOMOGRAM
Ad.VIII. MASS CHEST SURVEY
Merupakan suatu cara pemeriksaa toraks dengan mempergunakan sinar-X dan film
ukuran kecil/rol : 7x7 cm, atau : 10x10 cm. Cara ini sekarang dipakai untuk menggantikan
fluoroskopi, jika kita hendak memeriksa penderita/orang dalam jumlah yang besar,
misalnya pada general check-up penduduk atau calon-calon tentara/ polisi/ mahasiswa/
pelajar, Kerja sosial (Kersos) didaerah terpencil dan sebagainya jika kita hendak memeriksa
penderita/orang dalam jumlah yang besar, misalnya pada general check-up penduduk atau
calon-calon tentara/ polisi/ mahasiswa/ pelajar dan sebagainya.
Cara ini sekarang sebenarnya sudah tidak dianjurkan lagi mengingat bahaya radiasi yang
ditimbulkan ,karena menggunakan SINAR-X/SINAR PENGION yang banyak. ,mempunyai
efek biologik jangka panjang.
Ad.IX. BRONKOGRAFI : (11)
Bronkografi saat ini sudah hampir tidak dilakukan lagi, sebab dengan Foto Toraks dan CT
Scan hampir semua kelainan sudah dapat didiagnosa dengan baik. Dahulu sering dipakai
untuk menentukan lokasi suatu tumor bronchus./tumor paru dengan memasukkan kontras
kedalam bronchus . tapi kurang enak untuk pasien.,efek samping berbahaya untuk pasien.
12
Bronkografi
GAMBARAN FOTO TORAKS NORMAL (11,20)
1. Parenkim paru memberikan gambaran RADIOLUSEN, densitas kedua parenkim
paru haruslah relatif sama, vaskuler hanya sampai 2/3 medial dari lapangan
paru, distribusi pembuluh darah yang tapering.
2. Sinus Costophrenicus kiri dan kanan tampak lancip
3. Diafragma kanan lebih tinggi atau sama dengan diafragma kiri, dengan perbedaan
kurang dari 3 cm.
4. Hilus kiri lebih tinggi dari hilus kanan dengan perbedaan kurang dari 2,5 cm
5. Pleura tidak tampak
6. Jantung, bentuknya seperti buah pear, dengan Cardiacthoracic Index kurang atau sama
dengan 50%.
13
TUBERCULOSIS (TBC ) PARU
Secara radiologik TBC Paru/Koch Pulmonum dibedakan atas :
14
NORMAL CHEST
DTI
T1T2
A1
A2
RADIOLUSEN
LLANCIP
I. TBC ANAK :
Lesi primer /focus primer terjadi pada intraaveolar parenkim paru, yang merupakan fokus
pneumonic- consolidation yang terjadi pada masa infants (bayi-bayi dan anak) yang
disebut GHON FOCUS.(AFEK PRIMER). Ghon Focus bisa sembuh bila daya tahan
tubuh kuat.,dalam bentuk kalsifikasi.Tapi apabila daya tahan tubuh lemah, maka dari
Ghon Focus bisa menyebar ke kelenjar hilus homolateral , melalui pembuluh limfatis.
Ghon Focus bersama dengan limfangitis , dan pembesaran kelenjar pada hilus
(limfadenopati) homolateral disebut “Kompleks`Primer dari RANKE (. “RANKE
COMPLEX )
Gambaran radiologis pada TBC anak berbeda dengan TBC dewasa; tergantung pada
fokus primernya : bisa terletak di mana saja dalam paru-paru, tempat dimana kuman TBC
bersarang untuk pertama kalinya. Jadi tidak seperti pada TBC dewasa yang kebanyakan
kelainannya berlokalisasi di-apex/lapangan paru atas. Pada TBC anak kelainan bisa
berlokalisasi di lapangan bawah, lapangan tengah ataupun lapangan atas dari paru-paru.
Biasanya kelainan ini letaknya di perifer (subpleural) atau sekitar hilus.(2
Sebagai kriteria adanya tanda-tanda tuberculosis pada anak-anak adalah :
1. Adanya pembesaran kelenjar hilus atau kelenjar tracheal:
Terlihat bayangan padat dengan permukaan yang konvex pada atau
parahilair, ataupun daerah paratracheal yang kebanyakan pada sisi kanan.
Pembesaran kelenjar /lymphadenitis biasanya menunjukkan proses yang
masih aktif,
15
16
KEL.HILUS & TRACHEAL(2)
GHON FOCUS(2)Bintik kalsifikasi
2. Bintik-bintik kalsifikasi
Ini juga tanda adanya TBC anak. Tetapi bila letaknya agak medial,
kalsifikasi ini sering dapat dikelirukan dengan pembuluh darah yang
letaknya orhtograad. Biasanya pembuluh darah tampak lebih bulat
dengan densitas yang lebih rendah.
3. Garis-garis Fibrosis;
Tetapi jarang,kalsifikasi dan fibrosis bisa terlihat bersama, merupakan tanda-
tanda TBC yang tenang.
4. Bentuk Halter :
Tampak :
- bintik-bintik kalsifikasi di perifer.
- Garis : lymphangitis.
- Kelenjar : pemadatan atau kalsifikasi pada hilus.
(2)
II. TBC ORANG DEWASA/POST PRIMER TBC (6,11,20)
17
TBC dewasa aspek radiologiknya berbeda dengan TBC anak karena mempunyai
gambaran radiologik yang berbeda. Complex Primer atau Afek Primer dapat sembuh , tetapi
timbul kembali pada waktu dewasa baik dengan re-infeksi exogenous ataupun re-infeksi
endogenous. Dan timbullah reaksi eksudatif baru pada daerah apex atau daerah subapikal
paru (=lapangan atas dari paru-paru),oleh karena oksigenasi lebih tinggi, untuk
perkembangan bakteri.
Pada umumnya TBC pada orang dewasa prosesnya berlokalisasi di lapangan atas paru atau
daearah subapikal, yang seperti kita ketahui, bahwa proses tbc ini adalah proses POST-
PRIMER.
Tetapi tidak mutlak bahwa lesi paru yang berlokalisasi di apex paru atau daerah subapikal
adalah tuberkulosis sebab ada beberapa kelainan lain juga memberikan lesi paru yang
letaknya di apex atau subapikal.
A. TANDA-TANDA TBC YANG MASIH AKTIF meliputi :
1. Terlihat bercak-bercak halus atau kasar,diantara bercak-bercak tersebut masih
terlihat banyak jaringan paru yang masih sehat.
2. Gambaran berawan tipis atau padat. Sebagian besar paru lapangan atas
tertutup dengan infiltrat, tetapi masih terlihat lapangan atas paru-paru yang
masih sehat.
3. Berselubung, dimana lapangan paru tampak tertutup infiltrat, dan bayangan
paru yg sehat sudah tidak jelas.
18
4. Bisa terlihat Cavitas
B. Gambaran radiologik Tbc paru yang tenang :
1.Bintik-bintik kalsifikasi : tampak densitasnya seperti densitas kapur / densitas
tinggi / radiopak putih, dengan macam-macam bentuk atau besarnya.
2.Garis-garis fibrosis: berupa garis-garis yang agak lurus, dengan kaliber yang
sama, tidak bercabang-cabang seperti pembuluh darah.
19
Bercak-bercak dgn cavitas
TBC PARU TENANG, KALSIFIKASI /FIBROSIS
Komplikasi dari TBC paru :
1. TBC Miliar
2. TBC pneumonia
3. Efusi pleura (emphyema)
4. Spondylitis TBC, dll
20
l
MILIAR TBC
PNEUMONIA TBC
KLASIFIKASI TBC MENURUT AMERICAN THORACIC SOCIETY(11)
1. MINIMAL LESION : Lesi masih terbatas sampai iga II depan ke atas. Lesi-lesi yang
terdapat masih berupa densitas yang ringan atau sedang; tidak boleh ada densitas,
boleh mengenai sebagian kecil dari jaringan paru di satu paru atau kedua paru, tetapi
total jumlah kelainan / luas lesi tidak boleh melebihi volume dari satu paru yang
21
terletak di atas iga (costa) II depan, atau melebihi processus spinosus vertebra Th-IV
atau melebihi corpus vertebra Thoracal V. (Tingkat I)
2. MODERATELY ADVANCED LESSIONS : TINGKAT II.
Lesi bisa terdapat pada satu paru atau kedua paru , tetapi total kelaianan densitas
tidak boleh melebihi satu lobus paru, atau melebihi satu hemithorax kalau
dfensitasnya mempunyai cavitas tetapi dengan total diameter yang tidak lebih besar
dari 4 cm.
3. FAR ADVANCED LESIONS : TINGKAT III.
Bila lesinya sudah lebih hebat dari lesi-lesi pada moderately advanced lesions,
atau total diameter dari cavitasnya sudah lebih dari 4 cm.
KAPAN SUATU PROSES TBC DIKATAKAN TIDAK AKTIF LAGI (11)
TBC IN-AKTIF : Sudah ada kesembuhan yang tetap.
- TES BACTERIOLOGIS selama 6 bulan menunjukkan kesembuhan yang
menetap; minimal dengan berbagai tes pemeriksaan sputum atau cairan
lambung; atau dengan kultur atau innoculasi binatang.
- Seri foto selama 6 bulan paling kurang : terlihat menetap atau paling sedikit
lebih terang atau terlihat kontraksi dari lesi. Tidak boleh ada cavitas selama 6
bulan.
- Lamanya keadaan ini harus dicantumklan pada pemberian sertifikat.
1.TBC TENANG : antara aktif dan tidak aktif.
2.Bakteriologis menunjukkan negatif dengan gambaran radiologis yang menetap
atau bertambah baik dan masih terlihat cavitas.
DESTROYED LUNG :Biasanya terdapat kerusakan paru-paru yang hebat (meliputi sebagian besar dari jaringan
paru-paru), sehingga terjadi retraksi isi mediastinum kearah lesi ,yang disebut HERNIASI
dan pada foto toraks tampak perselubungan pada hemitoraks tsb kita sebut
DESTROYED LUNG.
22
Pada foto terlihat perselubungan pada salah satu hemi-toraks dengan retraksi dari
trachea, jantung, mediastinum ke-sisi tersebut, sebab terjadi fibrosis/atelektase , sehingga
seakan-akan tidak ada lagi jaringan paru yang sehat pada sisi tersebut.
DESTROYED LUNG HERNIASI
PNEUMONIA (6,11,20)
Pneumonia non speisfik adalah radang paru yang disebabkan oleh bermacam macam kuman bakteri, yang pada umumnya mengenai parenkim paru tengah bawah berbeda dengan proses spesifik umumnya di lapangan paru atas
Gambaran radiologik dengan Foto Toraks yang tampak :1. Perselubungan homogen/atau inhomogen sesuai dengan lobus atau segmen paru
secara
anatomis
2. Batasnya tegas, walaupun pada mulanya agak kurang tegas.
3. Volume paru tidak berubah, tidak seperti atelektasis dimana paru tampak mengecil.
23
Tidak tampak deviasi trachea/ septum/fissure seperti pada atlektase.
6. cabang-cabang perifer dari a.pulmonalis, terutama pada 1/3 lapangan atas paru-paru,
diameternya dengan cepat mengecil (tidak tapering).
BRONKIEKTASIS
Bronchiectasi adalah suatu keadaan dimana terjadi dilatasi dari cabang-cabang bronchus /
bronchiolus; terdapat beberapa macam bentuk :
35
- vesikular
- cystic
- panjang
Gambaran radiologik yang diperlihatkan berupa Honey-Comb Appereance, atau berbentuk
sarang tawon, cincin2 dsb. Bila bronchiectasi ini terdapat bersama-sama dengan
bronchopneumonia maka akan tampak bwercak-bercak infiltrat pada lapangan bawah paru-
paru atau lapangan tengah paru-paru dengan gambaran honey-comb (sarang tawon); ini kita
ebut ‘’ infected Bronchiectasi”. s
EDEMA PARU
Edema paru dapat terjadi secara :
- Akut/sementara : Silhouette jantung masih normal, misalnya pada acute pulmonary
edema of heroin intoxication.
- Kronik : misalnya pada ;
Cardiorenal disease (uremic lung)
Collagen disease
Penyakit2 CNS
Intracranial disease
Post operative dari brain surgery.
36
Hypoproteinemia.
Gambaran radiologik dari edema paru :
Aspek radiologis Edema paru : A.Interstitiel : Kerley A dan B line, bila luas hilus suram/berkabut dan perihilar haze Dan pada Edema Alveolar akan tampak berkabut dan dapat memberikan gambaran Batwing dan Butterfly . lihat gambaran foto toraks berikut :
37
TUMOR PARU
Tumor-tumor paru dapat dibedakan atas:
1.TUMOR PRIMER
A.JINAK
B.GANAS
2.TUMOR SEKUNDER /METASTASE , UMUMNYA GANAS
TUMOR-TUMOR YANG JINAK:
Gambarn radiologik yang tampak
Terlihat bayangan mass dengan densitas tinggi.
Soliter, dengan batas tegas
Biasa tampak bintik-bintik kalsifikasi di dalamnya
Kalsifikasi ini akan terlihat lebih jelas dengan TOMOGRAMContoh tumor paru jinak :
38
- Hamartoma- Bronkial Adenoma- Angioma Paru
HAMARTOMA HILUS KIRI KALSIFIKASI
TUMOR-TUMOR PARU DENGAN TANDA-TANDA GANAS :
Ini bisa :
TUMOR PRIMER DARI PARU–PARU SENDIRI , paling banyak Bronchogenic
Carsinoma
SOLITARY LARGE METASTASE ; misalnya :
- Chorionepitheliona.
- Sarcoma.
- Teratoma.
- Testicular tumors.
BEBERAPA ASPEK RADIOLOGIK DARI TUMOR GANAS PRIMER :
1. HILUS KANAN TERANGKAT :
Dalam keadaan normal hilus kanan /arteria pulmonalis kanan harus lebih rendah
dari pada yang kiri. Bila arteria pulmonalis kanan lebih tinggi dari yang kiri dan
terlihat bayangan nodul / massa padat di daerah hilus kanan, maka dapat diambil
kesan bahwa ada suatu tumor ganas.
2. SUDUT ARTERIOVENOUS KANAN TUMPUL :
39
Sudut antara a. pulmenalis kanan dan v. pulmonalis kanan dalam keadaan
normal adalah lancip. Bila pada foto terlihat convex atau tumpul , suatu pertanda
bahwa ada keganasan.
3. RUANG ANTARA ESOPHAGUS DAN TRACHEOBRONCHIAL MENJADI LEBAR :
Harus dengan foto lateral dengan kontras Barium. Terutama harus diperhatikan
setinggi bifurcatio tracheae. Bila celah tersebut lebih besar dari 5 mm. Dan tampak
massa didaerah itu maka sangat dicurigai suatu neoplasma . Apalagi bila terdapat
pula indentasi pada esophagus diluar indentasi yang normal seperti : knob aorta ;
bronchus ; bayangan jantung
4. OBLITERASI DARI ANTERIOR MEDIASTINAL CLEAR SPACE :
Pada keadaan normal daerah retrosternal clear space ini terlihat dengan jelas;
Biasanya berbentuk seperti segi-tiga . Bila ruangan ini mengecil dan tidak ada
hubungannya dengan pembesaran ventrikel kanan dari jantung , maka harus
dicurigai suatu tumor.
5. BAYANGAN PARAMEDIASTINAL RADIOLUSCENT LINE MENGHILANG : (tanda-
tanda)
Dalam keadaan normal terlihat bayangan radioluscent sekitar jantung yang berupa
pita sempit kira-kira ½ cm. Yang terlihat pada posisi P-A. jika hal ini tidak terlihat,
maka harus kita curigai ada tumor yang menutupinya.
6. BILA TAMPAK BAYANGAN GANDA PADA KNOB AORTA .
Jadi selain bayangan knob aorta, tampak pula bayangan yang lainnya diregio ini.
7. terjadi KETIDAK-SEIMBANGAN antara peninggian diaphragma dengan keluhan
sesak napas yang diderita penderita : harus curiga adanya tumor.
8. BILA ADA SEGMENTAL ATELECTASIS ATAU EMPHYSEMA :
Karena adanya sumbatan pada Bronchus atau cabang-cabangnya , maka dapat
terjadi obstructive atelectasis atau emphysema (ball-valvetype obstruction).
9. INTERLOBAR FISSURE YANG LEBIH NYATA :
Dalam keadaan normal, maka fissura minor terlihat sebagai garis horisontal dari
hilus ke-perifer . Bila sebagian dari garis ini menebal, maka kita harus curiga adanya
tumor. Juga pada keadaan normal fissura kiri tidak terlihat. Bila fissura ini terlihat
perlu juga mendapat perhatian ; sebab merupakan tanda-tanda adanya tumor.
10. GARIS –GARIS DARI KERLEY (KERLEY’S B LINE)
40
Penyebaran secara limfogen dari tumor paru dapat menyebabkan gambaran septa
interlobuler atau dinding kapiler limfatis menjadi lebih nyata , dan terlihat sebagai
garis-garis dari KERLEY.
11. MORTON’S “S” SIGN ATAU GOLDEN SIGN :
Bila ada massa didaerah hilus (sentral) , dan atelektasis diperifer atas ,maka akan
terlihat fissura minor berbentuk ‘S’ terbalik dan tidak lurus lagi .
12. TERLIHAT CAVITAS YANG EKSENTRIS DALAM LESI PERIPHERAL MASS :
Bila dalam massa tumor diparu terlihat cavitas yang letaknya eccentris (eksentris )
terhadap massa tersebut ; sehingga merupakan rongga dengan dinding tebal dan
tidak teratur.
13. BRONCHOPNEUMONIA YANG PERSISTENT :
Bila pada usia lanjut ada bronchopneumonia yang tidak mau
sembuh-sembuh/keadaan tidak berubah setelah pengobatan selama 6-8 minggu;
harus kita curiga adanya tumor.
14. RIGLER NOTCH SIGN :
Bila tidak tampak adanya notch/umbilication pada batas permukaan dari solitary
nodule : mungkin tanda adanya keganasan. Diduga notch ini merupakan tempat
masuknya pembuluh-pembuluh darah yang memberi supply vaskuler pada tumor
ganas.
41
Tumor primer paru dengan PEMERIKSAAN CT :
TUMOR SEKUNDER /METASTASE PARU
MULTIPLE NODULS PARU : TUMOR METASTASE HEMATOGEN
42
METASTASE HEMATOGENIC (ATAS),LIMFATIS (BAWAH)
43
EFUSI PLEURAL
Dalam keadaan normal, lapisan pleura baik pleura parietal maupun pleura visceral tidak
terlihat secara radiologis. Suatu bayangan pleura yang normal mungkin dapat terlihat kadang-
kadang, sebagai garis yang halus yang berbemtuk “curve” di-apex dari paru-paru, ini mungkin
sebagai bayangasn gabungan dari pleura apical dengan arteria subclavia.
Pada foto P-A dengan penderita berdiri tegak, maka cairan dalam pleura dengan jumlah 100-
200 cc dapat tersembunyi dibelakang diaphragma atau sebagai encysted effusion yang
tersembunyi dibelakang jantung POSTERIOR MEDIASTINAL PLEURAL REFLECTION dapat
terlihat sebagai garis tebal yang menjulang dari hilus ke diaphragma, persis disebelah lateral
dari columna vertebralis : lebih sering terlihat pada sisi yang kiri dari pada yang kanan.
Pleural effusion adalah kelainan dimana terdapat cairan (effusion) di dalam cavum pleura.
Effusion di dalam cavum pleura ini dapat :
- berupa cairan bebas yang generalized
- setempat (circumscribed) dan encapsulated (terbungkus kapsul).
Effusion di dalam cavum pleura ini bisa :
- UNILATERAL
- BILATERAL
Penyebab efusi pleura
1. Tuberculosis
2. Peradangan yang non tuberculosis
3. Idiopatik
4. Hydrothorax / chylothorax
Efusi Pleura berdasarkan jumlah cairan yang ada dapat dibagi 3 yaitu :
1. ringan
2. sedang
3. berat/ massive
44
GAMBARAN RADIOLOGIK :
A. Pada keadaan dini dimana cairan yang ada di dalam cavum pleura masih kurang dari 200
cc, maka pada foto tegak dengan posisi PA belum terlihat bayangan cairan secara
radiologis , karena terletak di belakang diafragma. Kadang-kadang hanya terlihat sebagai
sinus yang tumpul.
45
Efusi Pleura ringan, tampak sinus kanan yang tumpulEfusi Pleura ringan, tampak perselubungan sepanjang dinding lateral hmtoaks kanan (posisi LDKa)
Efusi Pleura sedang, tampak perselubunganhomogen pada hemitoraks kanan dengan menicus sign, yang menutupi sinus kanan, erta jantung tampak trdorong kekanan
Efusi Pleura, tampak perselubungan yg hampir maif pada hemitoraks kanan yg menutupi sinus & diafragma kanan serta batas kanan jantung
Tetapi pada foto dengan posisi lateral decubitus dapat terlihat sebagai penebalan pada
dinding pleura lateral.
B. Bila cairan sudah banyak (lebih dari 300 cc), akan terlihat gambaran radiologis yang
klasik, berupa :
1. Perselubungan padat dengan sinus yang tertutup.
2. Pwermukaan atas cairan yang berbentuk concavs.
3. Bila cairan cukup banyak akan mendorong jantung, mediastinum atau trachea ke sisi
yang lain.
Catatan :
- Bayangan pleural effusion akan menipis/mengecil pada inspirasi.
- Pada posisi lateral decubitus, cairan akan bergerak ke daerah paling rendah.
- Jumlah cairan minimal yang dapat dideteksi (baru dapat dilihat) secara radiologik : *
berdiri : 300 cc
Lateral decubitus : 100 cc
A. Kadang-kadang gambaran radiologiknya tidak klasik, ini misalnya terjadi :
1. Bila effusion terbatas di sebelah basal oleh karena perlengketan-perlengketan, seperti
pada DIAPHRAGMATIC EFFUSION.
2. bila ada atelektasis dari lobus yang bersangkutan, dalam hal ini akan terjadi retraksi.
Misalnya ; yang banyak terjadi pada kasus-kasus dengan carcinoma bronchus.
3. Selama reabsorpsi dari cairan. Tetapi ini dapat kembali pada bentuk yang klasik.
Pada keadaan-keadaan tersebut di atas, permukaan cairan tidak concave, tetapi
permukaan ini bisa :
convex
lengkung dari medial bawah ke lateral atas, dan melengkung lagi ke bawah pada
bagian perifer
dapat pula melengkung dari medial atas ke lateral bawah
:
46
EFUSI YANG RINGAN TAMPAK ` SINUS TUMPUL KANAN KIRI
DIFERENSIAL DIAGNOSIS dari EFUSI PLEURAL SEDANG bagian BAWAH :
1.TUMOR PARU-PARU
2 PNEUMONIA
3. ATELEKTASE
4.SCHWARTE/ PENEBALAN PLEURA
PNEUMOTORAKS
Pneumotoraks adalah suatu keadaan dimana udara terkumpul didalam cavum pleura
sehingga memisahkan pleura visceral dari pleura parietal.
Pneumothorax dapat kita bedakan atas :
pneumothorax yang local
pneumothorax yang generalized
47
bisa terdapat bersama-sama dengan cairan bebas, darah, atau adhesive fibrous bands.
pneumothorax yang spontan
pneumothorax yang traumatic
pneumothorax yang artificial (yang sengaja dibuat) : misalnya untuk tujuan diagnostik dan
terapi pada penyakit kanker payudara.
GAMBARAN RADIOLOGIS FOTO TORAKS:
1. tampak bayangan HYPERLUSCENT baik bersifat local maupun general
2. pada gambaran hyperluscent ini tidak tampak jaringan paru: yang AVASKULER
3. bila pneumothoraxnya hebat sekali, dapat menyebabkan terjadinya collapse dari paru-
paru disekitarnya, sehingga jaringan paru-paru yang terdesak ini lebih padat dengan
densitas seperti bayangan tumor.
4. biasanya arah COLLAPSE Ke-medial
5. bila hebat sekali dapat menyebabkan pendorongan pada jantung, misalnya pada ventil
pneumotoraks atau apa yang kitas kenal sebagai tension pneumothorax.
6. juga mediastinum dan trachea dapat terdorong kesis yang berlawalnan.
KELAINAN DIAFRAGMAKELAINAN DIAFRAGMA
Metode pemeriksaan diafragma meliputi:
1.FOTO TORAKS : yang dibuat baik didalam keadaan Inspirasi dalam maupun dalam
keadaan Ekspirasi dalam untuk melihat
luasnya pergerakan diaphragma.Posisi foto toraks PA DAN LATERAL
2.Foto Kontras ( Barium Meal atau Ba Enema) tergantung organ mana yang dicurigai
masuk
kerongga toraks tsb.
3.CT Scan .Bila semua pemeriksaan diatas masih ragu ragu , dapat dibuat foto CT Scan
4.Flouroscopy terutama diperlukanan untuk melihat gerakan diafrgama pada saat
48
PNEUMOTORAKS KANAN
Inspirasi dan Expirasi (Paralisa diafrgama )
KELAINAN RADIOLOGIK DARI DIAPHRAGMA :
Secara garis besar kelainan radiologik dari diaphragma dapat dibagi atas :
1. KELAINAN FUNGSI
2. KELAINAN POSISI
3. KELAINAN INTEGRITAS(KEUTUHAN )
4. KELAINAN BENTUK
5. KELAINAN DENSITAS
6. KELAINAN ARSITEKTUR (ARCHITECTURE/STRUCTURE)
7. KELAINAN JUMLAH
YANG AKAN DIURAIKAN BERIKUT hanya 3 (tiga) kelainan yakni kelainan FUNGSI, POSISI
DAN KELAINAN INTEGRITAS.
Ad.1 KELAINAN FUNGSI
kelainan fungsi ini dapat berupa :
A. PERGERAKAN diaphragma yang TERHALANG (IMMOBILISASI ATAU FIXASI) : ini