Top Banner
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Krim - Farmakope Indonesia Edisi III, krim adalah bentuk sediaan setengah padat, berupa emulsi mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar. - Farmakope Indonesia Edisi IV, krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. - Formularium Nasional , krim adalah sediaan setengah padat, berupa emulsi kental mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar. - Sedangkan emulsi itu sendiri adalah suatu sistem heterogen yang tidak stabil secara termodinamika, yang terdiri dari paling sedikit dua fase cairan yang tidak bercampur, dimana salah satunya terdispersi dalam cairan lainnya dalam bentuk tetesan–tetesan kecil, yang berukuran 0,1-100 mm, yang distabilkan dengan emulgator/surfaktan yang cocok. B. Tipe Krim - krim tipe minyak dalam air (M/A)
27

Resep Krim

Jan 16, 2016

Download

Documents

LarialTriJ

aa
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Resep Krim

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Krim

- Farmakope Indonesia Edisi III, krim adalah bentuk sediaan setengah

padat, berupa emulsi mengandung air tidak kurang dari 60% dan

dimaksudkan untuk pemakaian luar.

- Farmakope Indonesia Edisi IV, krim adalah bentuk sediaan setengah padat

mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam

bahan dasar yang sesuai.

- Formularium Nasional , krim adalah sediaan setengah padat, berupa

emulsi kental mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan

untuk pemakaian luar.

- Sedangkan emulsi itu sendiri adalah suatu sistem heterogen yang tidak

stabil secara termodinamika, yang terdiri dari paling sedikit dua fase cairan

yang tidak bercampur, dimana salah satunya terdispersi dalam cairan

lainnya dalam bentuk tetesan–tetesan kecil, yang berukuran 0,1-100 mm,

yang distabilkan dengan emulgator/surfaktan yang cocok.

B. Tipe Krim

- krim tipe minyak dalam air (M/A)

yaitu air terdispersi dalam minyak, Contoh : Cold cream adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk maksud memberikan rasa dingin dan nyaman pada kulit, sebagai krim pembersih, berwarna putih dan bebas dari butiran. Cold   cream mengandung mineral oil dalam jumlah besar.

- krim tipe air dalam minyak (A/M).

yaitu minyak terdispersi dalam air. Contoh: Vanishing cream adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk maksud membersihkan, melembabkan dan sebagai alas bedak. Vanishing cream sebagai pelembab (moisturizing) meninggalkan lapisan berminyak/film pada kulit. Krim yang dapat dicuci dengan air (M/A) ditujukkan untuk penggunaan kosmetik dan estetika. Krim dapat juga digunakan untuk pemberian melalui vagina.

Page 2: Resep Krim

C. Formula Dasar Krim

- fase minyak ,yaitu bahan obat larut dalam minyak bersifat asam.

Contoh: asam stearat, parafin liq, cetaceum, cera, vaselin dan lain-lain.

- fase air, yaitu bahan obat yang larut dalam air, bersifat basa.

Contoh: Natr. Tetraborat (borax, Na. Biborat), TEA, NaOH,  KOH, gliserin dan lain-lain.

D. Bahan-bahan Penyusun Krim

- Zat berkhasiat

- Minyak

- Air

- Pengemulsi

- Bahan Pengemulsi

- Bahan-bahan tambahan dalam sediaan krim

- Zat pengawet, untuk meningkatkan stabilitas sediaan

- Pelembab

- Antioksidan, untuk mencegah ketengikan akibat oksidasi oleh cahaya pada

minyak tak jenuh.

E. Stabilitas krim

Krim akan rusak jika sistem campurannya terganggu oleh perubahan suhu dan komposisi, misalnya adanya penambahan salah satu fase secara berlebihan. Pengenceran krim hanya dapat dilakukan jika sesuai dengan pengenceran yang cocok yang harus dilakukan dengan teknik aseptis. Krim yang sudah diencerkan harus digunakan dalam waktu satu bulan.

Bahan pengemulsi krim harus disesuaikan dengan jenis dan sifat krim yang dikendaki. Sebagai bahan pengemulsi krim, dapat digunakan emulgid, lemak bulu domba, setasiun, setilalkohol, stearilalkohol, golongan sorbitan, polisorbat, PEG, dan sabun. Bahan pengawet yang sering digunakan umumnya adalah metilparaben (nipagin) 0,12 – 0,18% dan propilparaben (nipasol) 0,02 – 0,05%.

Page 3: Resep Krim

F. Kualitas dasar krim, yaitu:

- Stabil, selama masih dipakai mengobati. Maka krim harus bebas dari

inkopatibilitas, stabil pada suhu kamar, dan kelembaban yang ada dalam

kamar.

- Lunak, yaitu semua zat dalam keadaan halus dan seluruh produk menjadi

lunak dan homogeny

- Mudah dipakai, umumnya krim tipe emulsi adalah yang paling mudah

dipakai dan dihilangkan dari kulit.

- Terdistribusi merata, obat harus terdispersi merata melalui dasar krim

padat atau cair pada penggunaan (Anief, 1994).

G. Metode pembuatan krim

- Proses peleburan

Zat pembawa dan zat berkhasiat dilelehkan bersama dan diaduk sampai membentuk fasa yang homogen. Hal ini perlu diperhatikan stabilitas zat berkhasiat terhadap suhu yang tinggi pada saat pelelehan

- Metode triturasi

Pada metode ini zat yang tidak larut dicampur dengan sedikit basis yang akan dipakai atau salah satu zat pembantu kemudian dilanjutkan dengan sisa basis.

 

H. Pengemasan

Sediaan krim dikemas sama seperti sediaan salep yaitu dalam botol atau tube

I. Evaluasi krim 

Agar sistem pengawasan mutu dapat berfungsi dengan efektif, harus dibuatkan kebijaksanaan dan peraturan yang mendasari dan ini harus selalu ditaati. Pertama, tujuan pemeriksaan semata-mata adalah demi mutu obat yang baik. Kedua, setia pelaksanaan harus berpegang teguh pada standar atau spesifikasi dan harus berupaya meningkatkan standard an spesifikasi yang telah ada.

- Organoleptis

Page 4: Resep Krim

Evaluasi organoleptis menggunakan panca indra, mulai dari bau, warna, tekstur sedian, konsistensi pelaksanaan menggunakan subyek responden (dengan kriteria tertentu) dengan menetapkan kriterianya pengujianya (macam dan item), menghitung prosentase masing-masing kriteria yang di peroleh, pengambilan keputusan dengan analisa statistik.

- Evaluasi pH

Evaluasi pH menggunakan alat pH meter, dengan cara perbandingan 60 g : 200 ml air yang di gunakan untuk mengencerkan , kemudian aduk hingga homogen, dan diamkan agar mengendap, dan airnya yang di ukur dengan pH meter, catat hasil yang tertera pada alat pH meter.

- Evaluasi daya sebar

Dengan cara sejumlah zat tertentu di letakkan di atas kaca yang berskala. Kemudian bagian atasnya di beri kaca yang sama, dan di tingkatkan bebanya, dan di beri rentang waktu 1 – 2 menit. kemudian diameter penyebaran diukur pada setiap penambahan beban, saat sediaan berhenti menyebar ( dengan waktu tertentu secara teratur ).

- Uji Homogenitas

Alat : objek glass

Cara : jika dioleskan pada sekeping objek glass lalu di timpa dengan objek glass yang lain harus menunjukkan susunan yang homogen. Pengamatan: kedua Krim yang dihasilkan homogen.

- Evaluasi penentuan ukuran droplet

Untuk menentukan ukuran droplet suatu sediaan krim ataupun sediaan emulgel, dengan cara menggunakan mikroskop sediaan diletakkan pada objek glass, kemudian diperiksa adanya tetesan – tetesan fase dalam ukuran dan penyebarannya.

- Uji aseptabilitas sediaan.

Dilakukan pada kulit, dengan berbagai orang yang di kasih suatu quisioner di buat suatu kriteria , kemudahan dioleskan, kelembutan, sensasi yang di

Page 5: Resep Krim

timbulkan, kemudahan pencucian. Kemudian dari data tersebut di buat skoring untuk masing- masing kriteria. Misal untuk kelembutan agak lembut, lembut, sangat lembut

- Uji Type Cream

Cream dilarutkan dalam air

Cara : sebagian krim di larutkan dengan air ke dalam beaker glass, diaduk.

Pengamatan : Krim tidak larut dalam air

Cream ditambahkan metil biru

Cara : sebagian krim dilarutkan dengan air dan ditetesi dengan metal biru, diaduk. Sebagian lgi diletakkan di atas objek glass dan ditetesi metil biru, homogenkan. Tutup dengan cover glass dan lihat dibawah mikroskop.

Pengamatan : Krim I biru tidak homogen dan dilihat dibawah mikroskop terdapat bulatan- bulatan besar yang tidak merata

Cream diletakkan sedikit diatas kertas saring

Cara : teteskan sedikit krim di atas kertas saring, amati. Pengamatan : Krim tetesan krim tidak menyebar

Page 6: Resep Krim

J. Kelebihan Sediaan Krim

- Mudah menyebar rata

- Praktis

- Mudah dibersihkan atau dicuci

- Cara kerja berlangsung pada jaringan setempat

- Tidak lengket terutama tipe m/a

- Memberikan rasa dingin (cold cream) berupa tipe a/m

- Digunakan sebagai kosmetik

- Bahan untuk pemakaian topikal jumlah yang diabsorpsi tidak cukup

beracun.

K. Kekurangan Sediaan Krim

- Susah dalam pembuatannya karena pembuatan krim harus dalam keadaan

panas

- Mudah pecah disebabkan dalam pembuatan formula tidak pas.

- Mudah kering dan mudah rusak khususnya tipe a/m karena terganggu

sistem campuran terutama disebabkan oleh perubahan suhu dan perubahan

komposisi disebabkan penambahan salah satu fase secara berlebihan.

Page 7: Resep Krim

BAB III

FORMULASI dan PRAFORMULASI

a. Resep krim pertama

Krim Antibiotik 10 gram

R/ Gentamicin 0,3%

TEA 4 %

Asam sterat 16%

Gliserin 15 %

Nipagin 0,2 %

Aquades qs

mf cream

S.u.E

b. Alasan Pemilihan bahan:

1. Gentamisin sebagai bahan aktif dari sediaan krim ini ditujukan pada krim

luka untuk mengurangi infeksi yang akan terjadi dan membunuh bakteri

yang ada disekitar luka.

2. TEA memiliki fungsi sebagai emulgator

3. Asam stearat sebagai basis krim minyak dalam air

4. Gliserin sebagai emolien.

5. Nipagin sebagai zat pengawet

Page 8: Resep Krim

c. Monografi Bahan :1. Gentamisin (Gentamycini sulfat) ; FI IV, 406

Pemerian : serbuk, putih sampai kekuning-kuninganKelarutan : larut dalam air; tidak larut dalam etanol, dalam aseton, dalam kloroform, dalam eter dan dalam benzena.

Khasiat : antibiotikum (FI III; 266), Salep atau krim dalam kadar 0,1 dan 0,3 % salep mata 0,3 %.

2. TEA (Triethanolamin) ; FI III, 612

Pemerian : Cairan kental, tidak berwarna hingga kuning pucat, bau lemah mirip amoniak, higroskopik.Kelarutan : Mudah larut dalam air dan dalam etanol (95%) P; larut dalam kloroform P.

Khasiat : Zat tambahan; emulgator 2-4 % atau 2-5 kali dari asam lemak. (HOPE 5; 794)

3. Asam stearat

Pemerian: zat padat keras mengkilat menunjukkan susunan hablur; putih atau kuning pucat; mirip lemak lilinKelarutan: praktis tidak larut dalam air, larut dalam 20 bagian etanol (95% P), dan 2 bagian kloform P dan dalam 3 bagian etersuhu lebur: tidak kurang dari 54°khasiat: zat tambahan

4. Gliserin / Gliserol (Glycerolum) ; FI IV, 413

Pemerian : cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna; rasa manis; hanya boleh berbau khas lemah (tajam atau tidak enak). Higroskopik ; netral terhadap lakmus.Kelarutan : dapat bercampur dengan air dan dengan etanol; tidak larut dalam kloroform, dalam eter, dalam minyak lemak dan dalam minyak menguap.Khasiat : Zat tambahan, sebagai emollient / untuk melembutkan kulit dengan konsentrasi ≤ 30%. (HOPE 5 ; 301)

5. Nipagin / Metilparaben (Methylis Parabenum) ; FI IV, 551

Pemerian : hablur kecil, tidak berwarna atau serbuk hablur, putih; tidak berbau atau berbau khas lemah; mempunyai rasa sedikit terbakar. Kelarutan : sukar larut dalam air, dalam benzena dan dalam karbon tetraklorida; mudah larut dalam etanol dan dalam eter.Khasiat : zat tambahan; zat pengawet, untuk penggunaan topikal 0,02% - 0,3% (HOPE 5; 466) ; zat pengawet, Nipagin 0,12%-0,18% (IMO, Moh.Anief ; 72)

Page 9: Resep Krim

d. Perhitungan Bahan:

1. Gentamicin = 0,3100

×20 gram=0,06 gram

= 60 mg

2. TEA = 4

100×20 gram=0,8 gram

= 800 mg

3. Asam stearat = 16

100×20 gram=3,2 gram

= 320 mg

4. Gliserin = 15

100×20 gram=3 gram

= 3000 mg

5. Nipagin = 0,2100

×20 gram=0,04 gram

= 40 mg

Akuades nipagin 50 mg = 0,05 gram X 50 = 2,5 gram setara 1 mL

Pengenceran =4050

× 5=4 mL

Ditimbang nipagin 50 mg dilakukan pengenceran dengan 5 mL aquades.

6. Akuades = 20 – (0,06+0,8+3,2+3+4)

= 20 – ( 11,06 )= 8,94 mL

Page 10: Resep Krim

e. Alat dan Bahan :

Bahan :

1. Gentamicin

2. TEA

3. Asam stearat

4. Gliserin

5. Nipagin

6. Aquades

Alat :

1. Water Bath

2. Cawan penguap

3. Batang pengaduk

4. Mortir dan Stemper

5. Sudip

6. Beaker Glass

7. Gelas Arloji

8. Penara

9. Kertas perkamen

10. Sendok Tanduk

11. Botol Krim 10 gram

12. Timbangan Halus / Kasar

13. Tisu / Lap

Page 11: Resep Krim

f. Prosedur Kerja:1. Disiapkan semua alat yang dibutuhkan lalu dicuci hingga bersih dan dikeringkan,

setarakan timbangan.

2. Ditimbang bahan Gentamicin, TEA, Asam stearat, Gliserin, dan Nipagin. Bahan yang

sudah ditimbang dimasukkan kedalam cawan penguap kecuali gliserin dan nipagin.

3. Bahan yang ada didalam cawan penguap dilebur diatas water bath yang sudah dipanaskan

sebelumnya.

4. Dilebur hingga semuanya meleleh, setelah melebur sempurna dituang ke dalam mortir

panas, diaduk berlahan sambil ditambah air sedikit demi sedikit hingga homogen.

5. Lalu tambahkan gliserin sedikit demi sedikit

6. Tambahkan nipagin

7. Setelah jadi, dimasukkan kedalam botol krim dan diberi etiket.

Page 12: Resep Krim

a. Resep krim kedua

Cleansing cream :

R/ Acid stearin 145

Triaethanolamin 15

Adp. Lanae 30

Paraffin Liquidum 250

Aq. Dest 550

Nipagin q.s

m.f cream

S. u. e

b. Alasan Pemilihan Bahan

Pada formulasi cleansing cream yang ditujukan sebagai krim pembersih bahan yang digunakan meliputi asam stearat yang berfungsi mengangkat minyak atau kotoran pada kulit sehingga kulit menjadi bersih dan lembab. Acidum stearat digunakan sebagai penyusun krim jika digunakan bersama alkali atau Triaethanolamin. Trietanolamina banyak digunakan dalam farmasi topikal formulasi terutama dalam pembentukan emulsi. Ketika dicampur dengan asam lemak, seperti asam stearat atau asam oleat, trietanolamina membentuk anionik sabun dengan pH sekitar 8, yang dapat digunakan sebagai emulsifying agen untuk menghasilkan halus, kestabilan minyak dalam air. Penambahan adeps lanae yang dicampurkan dengan Paraffin liquidum akan menghasilkan suatu emolien krim yang dapat menembus kulit karena menfasilitasi penyerapan obat. Nipagin digunakan sebagai pengawet dalam sediaan krim.

c. Monografi :

1) Acidum stearicum/asam stearat (FI III, 57)

Asam stearat adalah campuran asam organik padat yang diperoleh dari lemak, sebagian besar terdiri dari asam oktadekonat, C18H36O2 dan asam heksadekanoat, C16H32O2.Pemerian : Zat padat keras mengkilat menunjukkan susunan hablur, putih atau kuning pucat, mirip lemak lilin.Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam 20 bagian etanol (95%) P, dalam 2 bagian kloroform P dan dalam 3 bagian eter P.Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.Khasiat : Zat tambahan, untuk melembutkan kulit dengan konsentrasi 1-20 %

2) Triethanolamin (FI III, 612)

Page 13: Resep Krim

Pemerian : Cairan kental, tidak berwarna hingga kuning pucat, bau lemah mirip amoniak, higroskopik.Kelarutan : Mudah larut dalam air dan dalam etanol (95%) P, larut dalam kloroform P.Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya.Khasiat dan penggunaan : Zat tambahan, emulgator 2-4 % atau 2-5 kali dari asam lemak.

3) Paraffin liquidum (FI III, 474)

Pemerian : Cairan kental, teransparan, tidak berfluoresensi, tidak berwarna , hampir tidak berbau, hampir tidak mempunyai rasa.Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) P, larut dalam kloroform P dan dalam eter P.Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya,Khasiat dan penggunaan : Basis Krim dengan kadar 1-15%

4) Adeps Lanae/Lanolin (FI III, 61)

Lemak bulu domba adalah zat serupa lemak yang dimurnikan, diperoleh dari bulu domba Ovis aries Linne (Fain Bovidae), mengandung air tidak lebih dari 0,25%.Pemerian : Zat serupa lemak, liat, lekat, kuning muda atau kuning pucat, agak tembus cahaya, bau lemah dan khas.Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol (95%) P, mudah larut dalam kloroform P dan dalam eter P.Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya di tempat sejuk.Khasiat dan penggunaan : Zat tambahan, untuk melembutkan kulit dan basis krim dengan kadar 25-30%Titik Lebur : 380-440

5) Aquadest (FI III, 96)

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa.Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

6) Nipagin / Methylparaben (FI III, 378)

Pemerian : Serbuk hablur halus, putih, hampir tidak berbau, tidak mempunyai rasa, kemudian agak membakar diikuti rasa tebal.Kelarutan : Larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih, dalam 3,5 bagian etanol (95%) P dan dalam 3 bagian aseton P, mudah larut dalam eter P dan dalam larutan alkali hidroksida, larut dalam 60 bagian gliserol P panas dan dalam 40 bagian minyak lemak nabati panas, jika didinginkan larutan tetap jernih.Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.Khasiat dan penggunaan : Zat tambahan, zat pengawet dengan konsentrasi 0,02%-0,3%.(Handbook)

d. Perhitungan bahan :

Page 14: Resep Krim

1. Acid stearin = 145990

x 10 g = 1,46 g

Zat yang akan dilebur = 1,46 g + 10%= 1,46 g + 0,146 g= 1,606 g

2. Triaethanolamin = 15

990 x 10 g = 0,15 g

3. Adeps lanae = 30

990 x 10 g = 0,3 g

Zat yang akan dilebur = 0,3 g + 10%= 0,3 g + 0,03 g= 0,33 g

4. Parrafin liquidum = 250990

x 10 g = 2,5 g

Zat yang akan dilebur = 2,5 g + 10%= 2,5 g + 0,25 g= 2,75 g

5. Nipagin (0,2%) = 0,2100

x 10 g = 0,02 g=20 mg

Aquades Nipagin 50mg = 0,05g x 20= 1 g ≈ 1 ml

Pengenceran Nipagin = 20 mg50 mg

x 5 ml

= 2 mlDitimbang nipagin 50 mg dilakukan pengenceran dengan 5 ml aquades di dalam beaker glass, diambil 2 ml untuk dimasukkan dalam campuran krim

6. Aqua dest. =( 550990

x 10 g )- 2 ml (aquades untuk melarutkan nipagin)

= 5,5 – 2ml= 3,5ml

e. Cara Pembuatan :

1. Disiapkan alat dan bahan, disetarakan timbangan

2. Ditimbang acidum stearat 1,606 g, paraffin 2,75 g, dan adeps lanae 330mg dimasukkan

ke dalam cawan penguap yang sudah dilapisi kain kasa kemudian dilebur diatas

waterbath hingga suhu 540 C, mortir dipanaskan

Page 15: Resep Krim

3. Ditimbang triaethanolamin 150 mg disisihkan

4. Ditimbang nipagin 50 mg, disisihkan

5. Setelah bahan melebur, hasil leburan diserka dan dituang ke dalam mortir panas

6. Dimasukkan triethanolamin yang sudah diberi air panas ke dalam mortir secara perlahan,

diaduk ad homogen

7. Ditambahkan nipagin yang sudah diencerkandan diambil 2 ml ke dalam mortir, diaduk ad

homogen

8. Ditambahkan sisa aquades yang sudah dipanaskan, diaduk ad homogen

f. Dimasukkan ke dalam pot dan diberi etiket biru

Page 16: Resep Krim

a. Resep krim ketigaVanishing creamR/ Acd. Stearin 142

Glycerin 100Triaethanolamin 10Nipagin q.s Aq. Dest. 750

m.f cream S. u. E

b. Alasan pemilihan bahan

Pada formulasi vanishing cream ditujukan untuk krim pelembut, karena bahan aktifnya berupa Acidum stearat dari lemak yang dapat melembutkan kulit . Acidum stearat digunakan sebagai penyusun krim jika digunakan bersama alkali atau Triaethanolamin. Trietanolamina banyak digunakan dalam farmasi topikal formulasi terutama dalam pembentukan emulsi. Ketika dicampur dengan asam lemak, seperti asam stearat atau asam oleat, trietanolamina membentuk anionik sabun dengan pH sekitar 8, yang dapat digunakan sebagai emulsifying agen untuk menghasilkan halus, kestabilan minyak dalam air. Gliserin digunakan terutama untuk humektan dan emolien dalam sediaan krim. Nipagin dan Natrii biboras dalam formulasi vanishing cream digunakan sebagai zat pengawet, agar krim terbebas dari mikroorganisme.Pada pembuatan, bahan pengawet yang digunakan dalam sediaan krim adalah Nipagin.

c. Monografi

1) Acidum stearicum/asam stearat (FI III, 57)

Asam stearat adalah campuran asam organik padat yang diperoleh dari lemak, sebagian besar terdiri dari asam oktadekonat, C18H36O2 dan asam heksadekanoat, C16H32O2.Pemerian : Zat padat keras mengkilat menunjukkan susunan hablur, putih atau kuning pucat, mirip lemak lilin.Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam 20 bagian etanol (95%) P, dalam 2 bagian kloroform P dan dalam 3 bagian eter P.Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.Khasiat : Zat tambahan, untuk melembutkan kulit dengan konsentrasi 1-20 %

2) Gliserin (FI III, 271)

Pemerian : Cairan seperti sirop, jernih, tidak berwarna, tidak berbau, manis diikuti rasa hangat. Higroskopik. Jika disimpan beberapa lama pada suhu rendah dapat memadat membentuk massa hablur tidak berwarna yang tidak melebur hingga suhu mencapai lebih kurang 200 C.Kelarutan : Dapat campur dengan air dan dengan etanol (95%) P, praktis tidak larut dalamkloroform P, dalam eter P dan dalam minyak lemak.

Page 17: Resep Krim

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.Khasiat dan penggunaan : Zat tambahan, untuk melembutkan kulit dengan konsentrasi < 30%

3) Triethanolamin (FI III, 612)

Pemerian : Cairan kental, tidak berwarna hingga kuning pucat, bau lemah mirip amoniak, higroskopik.Kelarutan : Mudah larut dalam air dan dalam etanol (95%) P, larut dalam kloroform P.Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya.Khasiat dan penggunaan : Zat tambahan, emulgator 2-4 % atau 2-5 kali dari asam lemak.

4) Aquadest (FI III, 96)

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa.Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

5) Nipagin / Methylparaben (FI III, 378)

Pemerian : Serbuk hablur halus, putih, hampir tidak berbau, tidak mempunyai rasa, kemudian agak membakar diikuti rasa tebal.Kelarutan : Larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih, dalam 3,5 bagian etanol (95%) P dan dalam 3 bagian aseton P, mudah larut dalam eter P dan dalam larutan alkali hidroksida, larut dalam 60 bagian gliserol P panas dan dalam 40 bagian minyak lemak nabati panas, jika didinginkan larutan tetap jernih.Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.Khasiat dan penggunaan : Zat tambahan, zat pengawet dengan konsentrasi 0,02%-0,3%.(Handbook)

d. Perhitungan Bahan :

1. Acid stearin = 142

1002 x 10 g = 1,41 g

Zat yang akan dilebur = 1,41 g + 10%= 1,41 g + 0,141 g= 1,551 g

Alasan penambahan 10% adalah untuk menghindari kurangnya jumlah sediaan yang dibuat saat dimasukkan ke dalam wadah karena tertinggal di cawan penguap saat peleburan. Menurut ilmu resep syamsuni penimbangan harus dilebihkan 10-20% untuk mencegah kekurangan bobotnya (Syamsuni,64)

2. Glycerin = 1001002

x 10 g = 0.99 g

3. Triaethanolamin = 1001002

x 10 g = 0,099 g

4. Nipagin (0,2%) = 0,2100

x 10 g = 0,02 g

Page 18: Resep Krim

Aquades Nipagin 50mg = 0,05g x 20= 1 g ≈ 1 ml

Pengenceran Nipagin = 20 mg50 mg

x 5 ml

= 2 mlDitimbang nipagin 50 mg dilakukan pengenceran dengan 5 ml aquades di dalam beaker glass, diambil 2 ml untuk dimasukkan dalam campuran krim

5. Aqua dest. = 7501002

x 10 g

= 7.48 - 2 ml= 5,48 ml

e. Cara Pembuatan :

1. Disiapkan alat dan bahan, disetarakan timbangan

2. Ditimbang acidum stearat 1,551 g, dimasukkan ke dalam cawan penguap yang sudah

dilapisi kain kasa kemudian dilebur diatas waterbath hingga suhu 540 C, mortir

dipanaskan

3. Ditimbang triaethanolamin 0,099g disisihkan

4. Ditimbang glycerin 0,999 g, disisihkan

5. Ditimbang nipagin 50 mg, disisihkan

6. Setelah bahan melebur, hasil leburan diserka dan dituang ke dalam mortir panas,

ditambahkan gliserin aduk ad homogen

7. Dimasukkan triethanolamin yang sudah diberi air panas ke dalam mortir, diaduk ad

homogen

8. Ditambahkan nipagin yang sudah diencerkan dan diambil 2 ml ke dalam mortir,

diaduk ad homogen

9. Ditambahkan sisa aquades yang sudah dipanaskan, diaduk ad homogen

10. Dimasukkan ke dalam pot dan diberi etiket biru

Page 19: Resep Krim

BAB IV

EVALUASI UJI MUTU FISIK

1. Organoleptis

Diamati bau, warna, dan tekstur.2. Evaluasi pH

- Cream diencerkan dengan air

- kemudian aduk hingga homogeny

- diamkan agar mengendap

- dan airnya yang di ukur dengan pH meter

- catat hasil yang tertera pada alat pH meter.

3. Evaluasi daya sebar

- Cream diletakkan secukupnya diatas kaca objek

- Kemudian diatasnya diberi kaca yang sama

- Kemudian ditekan di beri rentang waktu 1 – 2 menit.

- Diameter diukur

4. Uji homogenitas

- Cream diletakkan secukupnya diatas kaca objek

- Kemudian diatasnya diberi kaca yang sama

- Diamati kedua krim yang dihasilkan homogeny tidak ada tetesan-tetesan kecil.

5. Uji aseptabilitas sediaan

Dilakukan pada kulit, dengan berbagai orang yang di kasih suatu quisioner di buat suatu criteria. Diamati kelembutan dan sensasi yang diberikan saat diberi krim.

Pengamatan Lembut Kurang lembut Sangat LembutKelembutan

6. Uji Type Cream

- Sebagian krim di larutkan dengan air ke dalam beaker glass, diaduk.

- Diamati Krim tidak larut dalam air

Page 20: Resep Krim
Page 21: Resep Krim

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN