Top Banner
MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG STANDARDISASI KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA, Menimbang bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 47 ayat (7) Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik, perlu menetapkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279); 2. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5052);
89

REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

Mar 06, 2019

Download

Documents

duongphuc
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 46 TAHUN 2017

TENTANG

STANDARDISASI KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 47 ayat (7)

Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang

Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik sebagaimana telah

diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2014

tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 14

Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga

Listrik, perlu menetapkan Peraturan Menteri Energi dan

Sumber Daya Mineral tentang Standardisasi Kompetensi

Tenaga Teknik Ketenagalistrikan;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4279);

2. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang

Ketenagalistrikan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2009 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5052);

Page 2: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

2 -

3. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang

Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 28,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5281) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 23 Tahun 2014 tentang Perubahan

atas Peraturan Pemeritah Nomor 14 Tahun 2012 tentang

Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 75,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5530);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 tentang

Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 141, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5326);

5. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang

Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 24);

6. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2015 tentang

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 132)

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden

Nomor 105 Tahun 2016 tentang Perubahan atas

Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2015 tentang

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 289);

7. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral

Nomor 05 Tahun 2014 tentang Tata Cara Akreditasi dan

Sertiflkasi Ketenagalistrikan (Berita Negara Republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 166) sebagaimana telah

diubah dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber

Daya Mineral Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan

atas Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral

Nomor 05 Tahun 2014 tentang Tata Cara Akreditasi dan

Sertiflkasi Ketenagalistrikan (Berita Negara Republik

Indonesia Tahun 2016 Nomor 560);

Page 3: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

- 3 -

8. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral

Nomor 13 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Berita

Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 782);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA

MINERAL TENTANG STANDARDISASI KOMPETENSI TENAGA

TEKNIK KETENAGALISTRIKAN.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik

Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Standardisasi

Kompetensi adalah proses perumusan, penetapan,

pemberlakuan, kaji ulang, penerapan, dan pengawasan

standar kompetensi yang dilaksanakan secara tertib dan

bekerja sama dengan pemangku kepentingan.

2. Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan

yang selanjutnya disingkat SKTTK adalah aturan,

pedoman, atau rumusan suatu kemampuan yang

dilandasi oleh pengetahuan, keterampilan dan didukung

sikap serta penerapannya ditempat kerja yang mengacu

pada persyaratan unjuk kerja yang dibakukan

berdasarkan konsensus pemangku kepentingan.

3. Perumusan SKTTK adalah rangkaian kegiatan dimulai

dari pengumpulan dan pengolahan data untuk

menyusun konsep rancangan SKTTK sampai dengan

tercapainya konsensus dari pemangku kepentingan.

4. Klasifikasi Kompetensi adalah penetapan penggolongan

kemampuan tenaga teknik ketenagalistrikan menurut

bidang dan subbidang kompetensi tertentu.

Page 4: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

4 -

5. Kualifikasi Kompetensi adalah penetapan penjenjangan

kemampuan tenaga teknik ketenagalistrikan menurut

tingkat atau level dalam jenjang kualifikasi

ketenagalistrikan.

6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya

disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang

berpendidikan di bidang teknik dan/atau memiliki

pengalaman kerja di bidang ketenagalistrikan.

7. Asesor Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Asesor

adalah Tenaga Teknik yang memiliki kompetensi untuk

melaksanakan asesmen sesuai dengan bidang yang diuji.

8. Kompetensi adalah kemampuan Tenaga Teknik atau

Asesor untuk mengerjakan suatu tugas dan pekerjaan

yang dilandasi oleh pengetahuan, keterampilan, dan

sikap kerja.

9. Sertifikasi Kompetensi adalah proses penilaian untuk

mendapatkan pengakuan formal terhadap Klasifikasi

Kompetensi dan Kualifikasi Kompetensi Tenaga Teknik

atau Asesor pada usaha ketenagalistrikan.

10. Sertifikat Kompetensi adalah bukti pengakuan formal

terhadap Klasifikasi Kompetensi dan Kualifikasi

Kompetensi Tenaga Teknik atau Asesor di bidang

ketenagalistrikan.

11. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia yang

selanjutnya disingkat SKKNI adalah rumusan

kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan,

keterampilan, dan/atau keahlian serta sikap kerja yang

relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan

yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

12. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia yang selanjutnya

disingkat KKNI adalah kerangka penjenjangan Kualifikasi

Kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan,

dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan

bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam

rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai

dengan struktur pekerjaan diberbagai sektor.

Page 5: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

- 5 -

13. Jenjang Kualifikasi Ketenagalistrikan adalah kerangka

penjenjangan Kualifikasi Kompetensi yang dapat

menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan

antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja

serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian

pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur

pekerjaan ketenagalistrikan berdasarkan KKNI.

14. Akreditasi adalah rangkaian kegiatan pemberian

pengakuan formal yang menyatakan suatu lembaga

sertifikasi telah memenuhi persyaratan untuk melakukan

kegiatan sertifikasi.

15. Lembaga Sertifikasi Kompetensi adalah badan usaha

yang melakukan usaha jasa penunjang tenaga listrik di

bidang Sertifikasi Kompetensi yang diberi hak untuk

melakukan Sertifikasi Kompetensi Tenaga Teknik atau

Asesor.

16. Forum Konsensus adalah pertemuan yang membicarakan

kepentingan bersama untuk mendapatkan kesepakatan

atau permufakatan yang dicapai melalui kebulatan

suara.

17. Harmonisasi adalah serangkaian kegiatan yang

sistematis dalam rangka kerja sama saling pengakuan

SKTTK dengan standar kompetensi lain baik di dalam

maupun luar negeri guna mencapai kesetaraan dan/atau

pengakuan.

18. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan

pemerintahan di bidang ketenagalistrikan.

19. Direktur Jenderal adalah direktur jenderal yang

mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan

pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan,

pengusahaan, keteknikan, keselamatan kerja, dan

lingkungan di bidang ketenagalistrikan.

20. Kementerian adalah kementerian yang menyelenggarakan

urusan pemerintahan di bidang energi dan sumber daya

mineral.

Page 6: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

- 6 -

21. Kementerian Ketenagakerjaan adalah kementerian yang

menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang

ketenagakerj aan.

22. Instansi Teknis adalah kementerian atau lembaga

pemerintah nonkementerian pembina sektor atau

lapangan usaha yang memiliki otoritas teknis dalam

menyelenggarakan urusan pemerintahan di sektor atau

lapangan usaha tertentu.

Pasal 2

Standardisasi Kompetensi bertujuan untuk:

a. memberikan dasar dan pedoman pelaksanaan yang

menjadi acuan bagi pemangku kepentingan untuk setiap

kegiatan yang meliputi Sertifikasi Kompetensi,

perumusan rancangan standar latih Kompetensi, dan

perumusan kebijakan keteknikan bidang

ketenagalistrikan;

b. menunjang usaha ketenagalistrikan dalam mewujudkan

ketersediaan tenaga listrik yang andal, aman, dan ramah

lingkungan;

c. mewujudkan peningkatan Kompetensi Tenaga Teknik;

d. mewujudkan tertib penyelenggaraan pekerjaan pada

usaha ketenagalistrikan;

e. mewujudkan konsistensi dan mampu telusur penerapan

SKTTK; dan

f. meningkatkan keunggulan kompetitif Tenaga Teknik.

BAB II

RUANG LINGKUP

Pasal 3

Ruang lingkup pengaturan Standardisasi Kompetensi dalam

Peraturan Menteri ini mencakup seluruh kegiatan yang

berkaitan dengan:

a. perumusan dan pengembangan SKTTK;

b. verifikasi SKTTK;

c. penetapan dan pemberlakuan SKTTK;

d. kaji ulang SKTTK;

Page 7: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

riiaaeeasmiiamvsTroe •.-rs-

- 7

e. penerapan SKTTK;

f. harmonisasi SKTTK; dan

g. pembinaan dan pengawasan SKTTK.

Pasal 4

Pengaturan Standardisasi Kompetensi sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 3 diterapkan pada kegiatan usaha

ketenagalistrikan yang meliputi:

a. usaha penyediaan tenaga listrik; dan

b. usaha penunjang tenaga listrik.

BAB III

PERUMUSAN DAN PENGEMBANGAN SKTTK

Bagian Kesatu

Perumusan SKTTK

Pasal 5

Perumusan SKTTK dilaksanakan berdasarkan:

a. Rencana Induk Pengembangan SKTTK; dan

b. Klasifikasi Kompetensi.

Pasal 6

(1) Rencana Induk Pengembangan SKTTK sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 5 huruf a disusun dalam kegiatan

tahunan sebagai dasar rencana pelaksanaan kegiatan

perumusan, penetapan, dan pemberlakuan SKTTK.

(2) Direktur Jenderal menetapkan Rencana Induk

Pengembangan SKTTK sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) untuk diberlakukan dalam jangka waktu 3 (tiga)

sampai dengan 5 (lima) tahun.

Pasal 7

(1) Klasifikasi Kompetensi sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 5 huruf b disusun berdasarkan bidang dan

subbidang jenis pekerjaan pada usaha ketenagalistrikan.

Page 8: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

8 -

(2) Klasifikasi Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) digunakan untuk pemetaan Kompetensi dalam

penyxisunan SKTTK.

(3) Penyusunan SKTTK dilaksanakan sesuai dengan

pedoman tercantum dalam Lampiran I yang merupakan

bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Bagian Kedua

Pengembangan SKTTK

Pasal 8

(1) Pengembangan SKTTK diarahkan pada tersedianya

SKTTK yang memenuhi prinsip:

a. relevan dengan kebutuhan pengguna

ketenagalistrikan;

b. valid terhadap acuan dan/atau pembanding yang

sah;

c. dapat diterima oleh para pemangku kepentingan;

d. fleksibel untuk diterapkan dan memenuhi

kebutuhan pemangku kepentingan; dan

e. mampu telusur dan dapat dibandingkan dan/atau

disetarakan dengan standar kompetensi lain, baik

secara nasional maupun internasional.

(2) Kebijakan pengembangan SKTTK hams;

a. mengacu pada Regional Model Competency

Standards (RMCS);

b. mengutamakan kemampuan penerapan di dalam

negeri; dan

c. memperhatikan perbandingan dan kesetaraan

dengan standar kompetensi kerja internasional.

Pasal 9

Pengembangan SKTTK dapat diusulkan oleh masyarakat,

asosiasi industri, asosiasi profesi, Lembaga Sertifikasi

Kompetensi, lembaga pendidikan vokasi/keterampilan,

lembaga pelatihan, Instansi Teknis dan/atau pemangku

kepentingan lainnya.

Page 9: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

9 -

Bagian Ketiga

Kelembagaan Penyusunan Rancangan SKTTK

Pasal 10

(1) Direktur Jenderal membentuk Komite Standar

Kompetensi untuk melaksanakan pen3aisunan rancangan

SKTfK.

(2) Susunan keanggotaan Komite Standar Kompetensi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri atas:

a. Pengarah;

b. Ketua merangkap Anggota;

0. Sekretaris merangkap Anggota; dan

d. Anggota, yang jumlahnya sesuai dengan kebutuhan

yang merepresentasikan antara lain unsur

pemerintah, organisasi/asosiasi perusahaan,

organisasi masyarakat, organisasi profesi, dan pakar

ketenagalistrikan.

(3) Dalam pelaksanaan penyusunan rancangan SKTTK,

Komite Standar Kompetensi sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) melaksanakan fungsi dan tugas sebagai berikut:

a. penyusunan Rencana Induk Pengembangan SKTTK;

b. pembentukan Tim Perumus SKTTK;

c. pembentukan Tim Verifikasi SKTTK;

d. penilaian usulan penyusunan SKTTK;

e. penyelenggaraan Forum Konsensus rancangan

SKTTK;

f. pemantauan dan kaji ulang SKTTK; dan

g. pengembangan SKTTK.

Pasal 11

(1) Tim Perumus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10

ayat (3) huruf b bersifat ad hoc, dengan tugas:

a. menyusun konsep rancangan SKTTK; dan/atau

b. melakukan kaji ulang SKTTK.

(2) Susunan keanggotaan Tim Perumus sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), terdiri atas:

Page 10: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

10 -

a. Ketua;

b. Sekretaris merangkap Anggota; dan

c. Anggota, yang jumlahnya sesuai dengan kebutuhan

yang merepresentasikan antara lain unsur

pernerintah, organisasi/asosiasi perusahaan,

organisasi masyarakat, organisasi profesi, dan pakar

ketenagalistrikan.

Pasal 12

(1) Tim Verifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10

ayat (3) huruf c bersifat ad hoc, dengan tugas melakukan

verifikasi konsep rancangan SKTTK sebelum

dilaksanakan Forum Konsensus.

(2) Susunan keanggotaan Tim Verifikasi sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), terdiri atas:

a. Ketua;

b. Sekretaris merangkap Anggota; dan

c. Anggota, yang jumlahnya sesuai dengan kebutuhan.

BAB IV

VERIFIKASI SKTTK

Pasal 13

(1) Hasil verifikasi yang dilaksanakan oleh Tim Verifikasi

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1),

disebarluaskan oleh Direktur Jenderal kepada pemangku

kepentingan untuk memperoleh tanggapan dan/atau

masukan.

(2) Tanggapan dan/atau masukan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) disampaikan kepada Direktur Jenderal

dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari

kalender sejak tanggal penyebarluasan.

(3) Hasil verifikasi terhadap konsep rancangan SKTTK

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) beserta tanggapan

dan/atau masukan dari pemangku kepentingan

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibahas dalam

Forum Konsensus untuk disepakati menjadi rancangan

SKTTK.

Page 11: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

11 -

(4) Forum Konsensus sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

dilaksanakan oleh Komite Standar Kompetensi dengan

keanggotaan terdiri dari Tim Perumus dan Tim Verifikasi

SKTTK serta para pemangku kepentingan.

BAB V

PENETAPAN DAN PEMBERLAKUAN SKTTK

Pasal 14

(1) Rancangan SKTTK hasil Forum Konsensus sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 13 ayat (3) diusulkan oleh

Direktur Jenderal kepada Menteri untuk mendapatkan

penetapan dan pemberlakuan.

(2) Usulan penetapan dan pemberlakuan rancangan SKTTK

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang telah

dinyatakan lengkap dan benar, mendapatkan penetapan

dan pemberlakuan dari Menteri.

(3) Dalam hal belum terdapat penetapan dan pemberlakuan

SKTTK sebagaimana dimaksud pada ayat (2), rancangan

SKTTK hasil Forum Konsensus sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dapat digunakan sebagai pedoman oleh

pemangku kepentingan ketenagalistrikan sampai dengan

rancangan SKTfK ditetapkan dan diberlakukan oleh

Menteri.

BAB VI

KAJl ULANG SKTTK

Pasal 15

(1) Untuk memelihara validitas dan reliabilitas SKTTK yang

telah ditetapkan dan diberlakukan, SKTTK perlu

dilakukan kaji ulang.

(2) Kaji ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan oleh Komite Standar Kompetensi paling sedikit

1 (satu) kali dalam jangka waktu 5 (lima) tahun atau

sewaktu-waktu apabila dibutuhkan.

Page 12: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

- 12 -

(3) Hasil kaji ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

dapat berupa rekomendasi.

(4) Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3),

dapat berupa:

a. perubahan;

b. pencabutan; atau

c. tanpa perubahan.

(5) Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4)

disampaikan kepada Direktur Jenderal.

Pasal 16

(1) Hasil kaji ulang SKTTK berupa rekomendasi perubahan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (4) huruf a

dapat berupa:

a. perbaikan atau penambahan substansi yang sifatnya

terbatas; dan/atau

b. perbaikan kesalahan redaksional.

(2) Perubahan berupa perbaikan atau penambahan

substansi yang sifatnya terbatas sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf a, dilaksanakan melalui Forum

Konsensus.

(3) Perubahan berupa perbaikan kesalahan redaksional

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, tidak perlu

dilakukan melalui Forum Konsensus.

(4) Hasil perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

diusulkan oleh Direktur Jenderal kepada Menteri untuk

mendapatkan penetapan dan pemberlakuan perubahan

SKTTK.

Pasal 17

(1) Hasil kaji ulang SKTTK berupa rekomendasi pencabutan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (4) huruf b

dilakukan apabila SKTTK:

a. mengalami perubahan substansi lebih dari 50%

(lima puluh persen); atau

b. tidak diperlukan lagi.

Page 13: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

- 13 -

(2) Rekomendasi pencabutan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) diusulkan oleh Direktur Jenderal kepada Menteri

untuk dilakukan pencabutan terhadap SKTTK yang telah

mendapatkan penetapan dan pemberlakuan.

Pasal 18

Hasil kaji ulang SKTTK berupa rekomendasi tanpa perubahan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (4) huruf c

dilakukan terhadap SKTTK yang masih valid dan reliabel.

Pasal 19

Kaji ulang SKTTK dilaksanakan dengan mengacu pada tata

cara tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian

tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

BAB Vll

PENERAPAN SKTTK

Pasal 20

(1) Penerapan SKTTK dilakukan terhadap SKTTK yang telah

mendapatkan penetapan dan pemberlakuan oleh Menteri

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2).

(2) Penerapan SKTTK sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan:

a. Jenjang Kualifikasi Ketenagalistrikan;

b. Sertifikasi Kompetensi; dan/atau

0. pendidikan vokasi/keterampilan atau pelatihan;

Bagian Kesatu

Jenjang Kualifikasi Ketenagalistrikan

Pasal 21

(1) Penerapan SKTTK dalam Jenjang Kualifikasi

Ketenagalistrikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20

ayat (2) huruf a dilaksanakan melalui penyusunan

SKTTK dalam Jenjang Kualifikasi Ketenagalistrikan.

Page 14: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

- 14 -

(2) Penyusunan SKTTK dalam Jenjang Kualifikasi

Ketenagalistrikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu)

tahun sejak SKTTK ditetapkan dan diberlakukan oleh

Menteri, atau dapat dilaksanakan secara bersamaan

pada saat penyusunan rancangan SKTTK.

Pasal 22

Jenjang Kualifikasi Ketenagalistrikan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 21 ayat (1) ditentukan berdasarkan kriteria

lingkup pelaksanaan pekerjaan, keterampilan dan

pengetahuan, kemampuan memproses informasi, tanggung

jawab serta sikap melaksanakan suatu pekerjaan.

Pasal 23

(1) Jenjang Kualifikasi Ketenagalistrikan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 22 pada usaha ketenagalistrikan

disusun sesuai dengan KKNl dalam 9 (sembilan) jenjang,

yang terdiri atas:

a. jenjang 1 (satu) sampai dengan jenjang 3 (tiga)

dikelompokkan dalam jabatan operator atau

pelaksana;

b. jenjang 4 (empat) sampai dengan jenjang 6 (enam)

dikelompokkan dalam jabatan teknisi atau analis;

dan

0. jenjang 7 (tujuh) sampai dengan jenjang 9 (sembilan)

dikelompokkan dalam jabatan ahli.

(2) Dalam hal suatu bidang pekerjaan pada usaha

ketenagalistrikan tidak memiliki 9 (sembilan) jenjang

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) secara lengkap,

penyusunan Jenjang Kualifikasi Ketenagalistrikan dapat

dimulai atau tidak dimulai dari jenjang terendah dan

diakhiri atau tidak diakhiri sampai dengan jenjang

tertinggi.

Page 15: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

- 15 -

Pasal 24

(1) Rancangan Jenjang Kualifikasi Ketenagalistrikan disusun

oleh Komite Standar Kompetensi yang dibentuk oleh

Direktur Jenderal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10

ayat (1).

(2) Dalam penyusunan rancangan Jenjang Kualifikasi

Ketenagalistrikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

Komite Standar Kompetensi dapat menugaskan Tim

Perumus SKTTK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10

ayat (3) huruf b sebagai Tim Perumus Jenjang Kualifikasi

Ketenagalistrikan.

(3) Penyusunan rancangan Jenjang Kualifikasi

Ketenagalistrikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilaksanakan mengikuti aturan pengemasan dan tahapan

penyusunan tercantum dalam Lampiran III yang

merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan

Menteri ini.

Pasal 25

(1) Dalam hal KKNI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23

ayat (1) mengalami perubahan sesuai dengan kententuan

peraturan perundang-undangan, Jenjang Kualifikasi

Ketenagalistrikan hams diubah sesuai dengan

pembahan KKNI.

(2) Dalam hal terdapat perubahan Jenjang Kualifikasi

Ketenagalistrikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

Direktur Jenderal membuat pedoman aturan

pengemasan dan tahapan penyusunan rancangan

Jenjang Kualifikasi Ketenagalistrikan.

Pasal 26

(1) Rancangan Jenjang Kualifikasi Ketenagalistrikan yang

telah selesai disusun oleh Komite Standar Kompetensi

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 dan Pasal 25,

diusulkan oleh Direktur Jenderal kepada direktur

jenderal di Lingkungan Kementerian Ketenagakerjaan

yang menangani urusan standardisasi kompetensi untuk

diverifikasi.

Page 16: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

- 16

(2) Rancangan Jenjang Kualifikasi Ketenagalistrikan yang

telah diverifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

diusulkan oleh Direktur Jenderal kepada Menteri untuk

mendapatkan penetapan dan pemberlakuan.

(3) Dalam hal belum terdapat penetapan dan pemberlakuan

Jenjang Kualifikasi Ketenagalistrikan sebagaimana

dimaksud pada ayat (2), rancangan Jenjang Kualifikasi

Ketenagalistrikan yang telah dilakukan verifikasi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat digunakan

sebagai pedoman oleh pemangku kepentingan

ketenagalistrikan sampai dengan rancangan Jenjang

Kualifikasi Ketenagalistrikan ditetapkan dan

diberlakukan oleh Menteri.

Bagian Kedua

Sertillkasi Kompetensi

Paragraf 1

Skema Sertillkasi Kompetensi

Pasal 27

(1) Setiap Tenaga Teknik dan Asesor yang bekerja pada

usaha ketenagalistrikan wajib memiliki Sertifikat

Kompetensi.

(2) Tenaga Teknik dan Asesor sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) meliputi Warga Negara Indonesia dan Warga

Negara Asing yang bekerja di Indonesia.

(3) Tenaga Teknik dan Asesor dengan status Warga Negara

Asing yang bekerja di Indonesia sebagaimana dimaksud

pada ayat (2), diatur sesuai dengan ketentuan peraturan

perundangan-undangan.

Pasal 28

(1) Untuk dapat memiliki Sertifikat Kompetensi sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1), Tenaga Teknik dan

Asesor harus mengikuti Sertifikasi Kompetensi.

Page 17: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

- 17 -

(2) Sertifikasi Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) dilaksanakan berdasarkan penerapan SKTTK

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (2) huruf b.

(3) Penerapan SKTTK sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

menjadi acuan dalam skema Sertifikasi Kompetensi

untuk:

a. penetapan ruang lingkup klasifikasi Lembaga

Sertifikasi Kompetensi;

b. pelaksanaan penilaian/ assessment Kompetensi; dan

c. pelaksanaan surveilen pemegang Sertifikat

Kompetensi.

Pasal 29

(1) Sertifikasi Kompetensi sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 28 ayat (1) dilaksanakan oleh Lembaga Sertifikasi

Kompetensi yang telah mendapatkan Akreditasi dari

Menteri.

(2) Lembaga Sertifikasi Kompetensi Akreditasi sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:

a. Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga Teknik

Akreditasi; dan

b. Lembaga Sertifikasi Kompetensi Asesor Akreditasi.

(3) Lembaga Sertifikasi Kompetensi Akreditasi sebagaimana

dimaksud pada ayat (2), dalam melaksanakan Sertifikasi

Kompetensi wajib:

a. menerapkan SKTTK yang telah ditetapkan dan

diberlakukan oleh Menteri; dan

b. mengacu pada Jenjang Kualifikasi Ketenagalistrikan

yang telah ditetapkan dan diberlakukan oleh

Menteri.

Pasal 30

Untuk mendapatkan Akreditasi sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 29 ayat (1) pemohon Akreditasi harus mengikuti

ketentuan tercantum dalam Peraturan Menteri yang mengatur

mengenai tata cara Akreditasi dan sertifikasi

ketenagalistrikan.

Page 18: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

18

Pasal 31

Direktur Jenderal menyusun pedoman penerapan SKTTK

dalam pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi pada usaha

ketenagalistrikan.

Paragraf 2

Pelaksana Sertifikasi Kompetensi

Pasal 32

(1) Pelaksana Sertifikasi Kompetensi pada kegiatan usaha

ketenagalistrikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4,

dilaksanakan oleh Asesor.

(2) Asesor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan

Asesor kompetensi dengan Kualiflkasi Kompetensi, terdiri

atas:

a. Asesor kompetensi muda;

b. Asesor kompetensi madya; dan

0. Asesor kompetensi utama.

(3) Asesor kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

melaksanakan Sertifikasi Kompetensi terhadap:

a. Tenaga Teknik;

b. Asesor kompetensi; dan

0. Asesor badan usaha.

(4) Asesor badan usaha sebagaimana dimaksud pada ayat

(3) huruf c melaksanakan sertifikasi badan usaha dengan

Kualiflkasi Kompetensi, terdiri atas:

a. Asesor badan usaha muda;

b. Asesor badan usaha madya; dan

c. Asesor badan usaha utama.

Paragraf 3

Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Tenaga Teknik

Pasal 33

(1) Dalam pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Tenaga

Teknik, Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga Teknik

Akreditasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat

(2) huruf a melakukan uji kompetensi terhadap Tenaga

Teknik.

Page 19: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

- 19 -

(2) Dalam melaksanakan uji kompetensi sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), Lembaga Sertifikasi Kompetensi

Tenaga Teknik Akreditasi harus membentuk Tim Uji

Tenaga Teknik.

(3) Tim Uji Tenaga Teknik sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) merupakan Asesor kompetensi yang memiliki

Sertifikat Kompetensi sesuai dengan bidang yang diuji.

(4) Tim Uji Tenaga Teknik sebagaimana dimaksud pada ayat

(3) berjumlah paling sedikit 3 (tiga) orang dan paling

banyak 5 (lima) orang untuk setiap kelompok uji

kompetensi.

(5) Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga Teknik Akreditasi

menunjuk 1 (satu) orang Asesor kompetensi madya atau

Asesor kompetensi utama sebagai Ketua Tim Uji Tenaga

Teknik.

(6) Tim Uji Tenaga Teknik sebagaimana dimaksud pada ayat

(4) melaporkan hasil pengujian dan penilaian kepada

Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga Teknik

Akreditasi.

Pasal 34

(1) Berdasarkan laporan hasil pengujian dan penilaian Tim

Uji Tenaga Teknik sebagaimana dimaksud dalam Pasal

33 ayat (6), penanggung jawab teknik pada Lembaga

Sertifikasi Kompetensi Tenaga Teknik Akreditasi

melakukan evaluasi pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi.

(2) Dalam hal hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dinyatakan telah kompeten, Lembaga Sertifikasi

Kompetensi Tenaga Teknik Akreditasi menerbitkan

Sertifikat Kompetensi kepada Tenaga Teknik dalam

jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak

selesai uji kompetensi.

(3) Dalam hal hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dinyatakan belum kompeten, Lembaga Sertifikasi

Kompetensi Tenaga Teknik Akreditasi harus

menyampaikan secara tertulis beserta alasannya kepada

Tenaga Teknik dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh)

hari kerja sejak selesai uji kompetensi.

Page 20: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

- 20

Pasal 35

(1) Dalam hal Tenaga Teknik melakukan perpanjangan

Sertifikat Kompetensi, penanggung jawab teknik pada

Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga Teknik Akreditasi

melakukan evaluasi kesesuaian secara portofolio atas

pelaksanaan surveilen sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 28 ayat (3) huruf c.

(2) Dalam hal basil evaluasi sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dinyatakan telah memenuhi kesesuaian,

Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga Teknik Akreditasi

menerbitkan perpanjangan Sertifikat Kompetensi kepada

Tenaga Teknik dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh)

hari kerja sebelum berakhir masa Sertifikat Kompetensi.

(3) Dalam hal hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dinyatakan belum memenuhi kesesuaian,

Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga Teknik Akreditasi

hams menyampaikan secara tertulis beserta alasannya

kepada Tenaga Teknik dalam jangka waktu paling lama 7

(tujuh) hari kerja sebelum berakhir masa Sertifikat

Kompetensi.

Pasal 36

(1) Tenaga Teknik yang dinyatakan belum kompeten

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (3) dan yang

dinyatakan belum memenuhi kesesuaian sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 35 ayat (3), dapat mengajukan

permohonan banding secara tertulis kepada Lembaga

Sertifikasi Kompetensi Tenaga Teknik Akreditasi dalam

jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak

diterima pemberitahuan tertulis dari Lembaga Sertifikasi

Kompetensi Tenaga Teknik Akreditasi.

(2) Penyelesaian banding oleh Lembaga Sertifikasi

Kompetensi Tenaga Teknik Akreditasi sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) harus dilakukan secara

konstruktif dan netral dalam jangka waktu paling lama

14 (empat belas) hari kerja sejak permohonan banding

diterima.

Page 21: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

- 21

(3) Dalam hal penyelesaian banding sebagaimana dimaksud

pada ayat (2), Tenaga Teknik dinyatakan tetap belum

kompeten atau belum memenuhi kesesuaian, Tenaga

Teknik yang mengikuti uji kompetensi atau

memperpanjang Sertifikat Kompetensi dinyatakan

kompeten atau memenuhi kesesuaian, apabila:

a. mengikuti pendidikan vokasi/keterampilan atau

pelatihan dan dinyatakan lulus; atau

b. mengikuti uji kompetensi ulang dan dinyatakan lulus.

Pasal 37

(1) Dalam hal pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi terhadap

Tenaga Teknik dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi

Kompetensi Tenaga Teknik yang mendapatkan

penunjukan dari Menteri, Sertifikat Kompetensi

ditetapkan oleh Direktur Jenderal.

(2) Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Tenaga Teknik oleh

Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga Teknik

penunjukan, dilaksanakan mengikuti ketentuan dalam

Pasal 29 ayat (3), Pasal 33, Pasal 34, Pasal 35, dan

Pasal 36.

(3) Untuk mendapatkan penetapan Sertifikat Kompetensi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Lembaga

Sertifikasi Kompetensi Tenaga Teknik penunjukan

mengajukan permohonan kepada Direktur Jenderal.

(4) Berdasarkan permohonan sebagaimana dimaksud pada

ayat (3), Direktur Jenderal melakukan evaluasi terhadap

permohonan penetapan Sertifikat Kompetensi.

(5) Berdasarkan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada

ayat (4), Direktur Jenderal menetapkan keputusan

pemberian atau penolakan penetapan Sertifikat

Kompetensi dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh)

hari kerja sejak permohonan sebagaimana dimaksud

pada ayat (3) diterima secara lengkap dan benar.

Page 22: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

- 22 -

Paragraf 4

Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Asesor

Pasal 38

(1) Dalam pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Asesor,

Lembaga Sertifikasi Kompetensi Asesor Akreditasi

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (2) huruf b

melaksanakan uji kompetensi terhadap Asesor

kompetensi pada setiap Kualifikasi Kompetensi

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (2) dan

Asesor badan usaha pada setiap Kualifikasi Kompetensi

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (4).

(2) Sebelum mengikuti uji kompetensi, Asesor kompetensi

muda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat 2

huruf a dan Asesor badan usaha muda sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 32 ayat 4 huruf a, harus memiliki

sertifikat pelatihan Asesor dari lembaga pelatihan

Akreditasi.

Pasal 39

(1) Dalam melaksanakan uji kompetensi terhadap Asesor

kompetensi pada setiap Kualifikasi Kompetensi

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 ayat (1), Lembaga

Sertifikasi Kompetensi Asesor Akreditasi harus

membentuk Tim Uji Asesor Kompetensi.

(2) Tim Uji Asesor Kompetensi sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) merupakan Asesor kompetensi yang memiliki

Sertifikat Kompetensi sesuai dengan bidang yang diuji

dan Kualifikasi Kompetensi paling rendah 1 (satu) tingkat

di atas Asesor kompetensi yang diuji.

(3) Tim Uji Asesor Kompetensi sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) berjumlah paling sedikit 3 (tiga) orang dan paling

banyak 5 (lima) orang untuk setiap kelompok uji

kompetensi.

(4) Lembaga Sertifikasi Kompetensi Asesor Akreditasi

menunjuk:

Page 23: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

23

a. 1 (satu) orang Asesor kompetensi madya atau Asesor

kompetensi utama sebagai Ketua Tim Uji Asesor

Kompetensi untuk calon Asesor kompetensi muda

dan calon Asesor kompetensi madya; atau

b. 1 (satu) orang Asesor kompetensi utama sebagai

Ketua Tim Uji Asesor Kompetensi untuk calon

Asesor kompetensi utama.

(5) Ketua Tim Uji Asesor Kompetensi sebagaimana dimaksud

pada ayat (4) huruf a dipilih dari Kualifikasi Kompetensi

paling tinggi dalam Tim Uji Asesor kompetensi.

(6) Tim Uji Asesor Kompetensi sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) melaporkan hasil pengujian dan penilaian kepada

Lembaga Sertifikasi Kompetensi Asesor Akreditasi.

Pasal 40

(1) Dalam melaksanakan uji kompetensi terhadap Asesor

badan usaha pada setiap Kualifikasi Kompetensi

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 ayat (1), Lembaga

Sertifikasi Kompetensi Asesor Akreditasi harus

membentuk Tim Uji Asesor badan usaha.

(2) Tim Uji Asesor badan usaha sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) merupakan Asesor kompetensi yang memiliki

Sertifikat Kompetensi sesuai dengan bidang yang diuji.

(3) Tim Uji Asesor badan usaha sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) berjumlah paling sedikit 3 (tiga) orang dan paling

banyak 5 (lima) orang untuk setiap kelompok uji badan

usaha.

(4) Lembaga Sertifikasi Kompetensi Asesor Akreditasi

menunjuk 1 (satu) orang Asesor kompetensi madya atau

Asesor kompetensi utama sebagai Ketua Tim Uji Asesor

badan usaha.

(5) Tim Uji Asesor badan usaha sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) melaporkan hasil pengujian dan penilaian kepada

Lembaga Sertifikasi Kompetensi Asesor Akreditasi.

Page 24: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

- 24 -

Pasal 41

(1) Berdasarkan laporan hasil pengujian dan penilaian Tim

Uji Asesor kompetensi sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 39 ayat (6) dan laporan Tim Uji Asesor badan usaha

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (5),

penanggung jawab teknik pada Lembaga Sertifikasi

Kompetensi Asesor Akreditasi melakukan evaluasi

pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Asesor.

(2) Dalam hal hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dinyatakan telah kompeten, Lembaga Sertifikasi

Kompetensi Asesor Akreditasi menerbitkan Sertifikat

Kompetensi kepada Asesor kompetensi dan Asesor badan

usaha dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari

kerja sejak selesai uji kompetensi.

(3) Dalam hal hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dinyatajcan belum kompeten, Lembaga Sertifikasi

Kompetensi Asesor Akreditasi hams menyampaikan

secara tertulis beserta alasannya kepada Asesor

kompetensi dan Asesor badan usaha dalam jangka waktu

paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak selesai uji

kompetensi.

Pasal 42

(1) Dalam hal Asesor kompetensi dan Asesor badan usaha

melakukan perpanjangan Sertifikat Kompetensi,

penanggung jawab teknik pada Lembaga Sertifikasi

Kompetensi Asesor Akreditasi melakukan evaluasi

kesesuaian secara portofolio atas pelaksanaan surveilen

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (3) humf c.

(2) Dalam hal hasil evaluasi kesesuaian sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dinyatakan telah memenuhi

kesesuaian, Lembaga Sertifikasi Kompetensi Asesor

Akreditasi menerbitkan Sertifikat Kompetensi kepada

Asesor kompetensi dan Asesor badan usaha dalam

jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari kerja sebelum

berakhir masa Sertifikat Kompetensi.

Page 25: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

- 25 -

(3) Dalam hal hasil evaluasi kesesuaian sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dinyatakan belum memenuhi

kesesuaian, Lembaga Sertifikasi Kompetensi Asesor

Akreditasi harus menyampaikan secara tertulis beserta

alasannya kepada Asesor kompetensi dan Asesor badan

usaha dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari

kerja sebelum berakhir masa Sertifikat Kompetensi.

Pasal 43

(1) Asesor Kompetensi dan Asesor badan usaha yang

dinyatakan belum kompeten sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 41 ayat (3) dan dinyatakan belum memenuhi

kesesuaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 ayat

(3), dapat mengajukan permohonan banding secara

tertulis kepada Lembaga Sertifikasi Kompetensi Asesor

Akreditasi dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari

kerja sejak diterima pemberitahuan tertulis dari Lembaga

Sertifikasi Kompetensi Asesor.

(2) Penyelesaian banding oleh Lembaga Sertifikasi

Kompetensi Asesor Akreditasi sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) harus dilakukan secara konstruktif dan

netral dalam jangka waktu paling lama 14 (empat belas)

hari kerja sejak permohonan banding diterima.

(3) Dalam hal penyelesaian banding sebagaimana dimaksud

pada ayat (2), Asesor kompetensi dan Asesor badan

usaha dinyatakan tetap belum kompeten atau belum

memenuhi kesesuaian, Asesor kompetensi dan Asesor

badan usaha yang mengikuti uji kompetensi atau

memperpanjang Sertifikat Kompetensi dinyatakan

kompeten atau memenuhi kesesuaian apabila mengikuti

uji kompetensi ulang dan dinyatakan lulus.

Pasal 44

(1) Dalam hal pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi terhadap

Asesor kompetensi dan Asesor badan usaha

dilaksanakan oleh Lembaga Sertifikasi Kompetensi

Asesor yang mendapatkan penunjukan dari Menteri,

Sertifikat Kompetensi ditetapkan oleh Direktur Jenderal.

Page 26: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

26 -

(2) Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Asesor oleh Lembaga

Sertifikasi Kompetensi Asesor' penunjukan, dilaksanakan

mengikuti ketentuan dalam Pasal 28 ayat (3), Pasal 38,

Pasal 39, Pasal 40, Pasal 41, Pasal 42, dan Pasal 43.

(3) Untuk mendapatkan penetapan Sertilikat Kompetensi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Lembaga

Sertifikasi Kompetensi Asesor penunjukan mengajukan

permohonan kepada Direktur Jenderal.

(4) Berdasarkan permohonan sebagaimana dimaksud pada

ayat (3), Direktur Jenderal melakukan evaluasi terhadap

permohonan penetapan Sertifikat Kompetensi.

(5) Berdasarkan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada

ayat (4), Direktur Jenderal menetapkan keputusan

pemberian atau penolakan penetapan Sertifikat

Kompetensi dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh)

hari kerja sejak permohonan sebagaimana dimaksud

pada ayat (3) diterima secara lengkap.

Paragraf 5

Panitia Uji Kompetensi

Pasal 45

(1) Dalam hal Lembaga Sertifikasi Kompetensi belum

terbentuk sesuai dengan klasifikasi usaha jasa Sertifikasi

Kompetensi yang dipersyaratkan dan/atau belum

terdapat Asesor kompetensi sesuai dengan bidang yang

diuji, Direktur Jenderal membentuk panitia uji

kompetensi.

(2) Susunan keanggotaan panitia uji kompetensi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri atas:

a. Ketua;

b. Sekretaris merangkap Anggota; dan

0. Anggota, yang jumJahnya sesuai dengan kebutuhan.

(3) Panitia uji kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) melaksanakan tugas Sertifikasi Kompetensi terhadap

peserta uji kompetensi yang meliputi:

Page 27: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

-27

a. Tenaga Teknik;

b. Asesor kompetensi; dan

c. Asesor badan usaha.

(4) Panitia uji kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) melaksanakan fungsi sebagai berikut:

a. pembentukan tim uji; dan

b. penunjukan tempat uji kompetensi.

Pasal 45

(1) Tim uji sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (4)

huruf a bersifat ad hoc, berjumlah paling sedikit 3 (tiga)

orang dan paling banyak 5 (lima) orang untuk setiap

kelompok uji kompetensi.

(2) Panitia uji kompetensi menunjuk 1 (satu) orang dari tim

uji sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai Ketua

tim uji.

(3) Tim uji sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melaporkan

hasil pengujian dan penilaian kepada panitia uji

kompetensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat

(!)•

Pasal 47

Penunjukan tempat uji kompetensi sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 45 ayat (4) huruf b dilakukan berdasarkan

kesesuaian unit kompetensi SKTTK yang akan diuji.

Pasal 48

(1) Berdasarkan laporan hasil pengujian dan penilaian dari

tim uji sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (3),

panitia uji kompetensi melakukan evaluasi pelaksanaan

Sertiflkasi Kompetensi.

(2) Dalam hal hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dinyatakan telah kompeten, panitia uji

kompetensi mengusulkan kepada Direktur Jenderal

untuk menerbitkan Sertifikat Kompetensi bagi peserta uji

kompetensi yang dinyatakan kompeten dalam jangka

waktu paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak selesai uji

kompetensi.

Page 28: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

28 -

(3) Dalam hal hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dinyatakan belum kompeten, panitia uji

kompetensi hams menyampaikan secara tertulis beserta

alasannya kepada peserta uji kompetensi dalam jangka

waktu paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak selesai uji

kompetensi.

Pasal 49

(1) Peserta uji kompetensi yang dinyatakan belum kompeten

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 ayat (3), dapat

mengajukan permohonan banding secara tertulis dalam

jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak

diterima pemberitahuan tertulis dari panitia uji

kompetensi.

(2) Penyelesaian banding sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) hams dilakukan secara konstruktif dan netral dalam

jangka waktu paling lama 14 (empat belas) hari kerja

sejak permohonan banding diterima.

(3) Dalam hal penyelesaian banding sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) dinyatakan tetap belum kompeten, peserta

uji kompetensi dinyatakan kompeten, apabila mengikuti:

a. pendidikan vokasi/keterampilan atau pelatihan dan

dinyatakan lulus untuk Tenaga Teknik; atau

b. uji kompetensi ulang dan dinyatakan lulus untuk

Tenaga Teknik, Asesor kompetensi, dan Asesor badan

usaha.

Paragraf 6

Sertifikat Kompetensi

Pasal 50

(1) Sertifikat Kompetensi diterbitkan berdasarkan Jenjang

Kualifikasi Ketenagalistrikan yang telah ditetapkan dan

diberlakukan oleh Menteri.

(2) Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga Teknik Akreditasi

dan Lembaga Sertifikasi Kompetensi Asesor Akreditasi

menerbitkan Sertifikat Kompetensi sebagaimana

Page 29: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

i»- imi" W r

-29

dimaksud pada ayat (1) mengacu pada format tercantum

dalam Lampiran IV yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

(3) Sertifikat Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) sebelum diterbitkan oleh Lembaga Sertifikasi

Kompetensi Tenaga Teknik Akreditasi dan Lembaga

Sertifikasi Kompetensi Asesor Akreditasi wajib

mendapatkan nomor registrasi dari Direktur Jenderal.

(4) Untuk mendapatkan nomor registrasi Sertifikat

Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (3),

Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga Teknik Akreditasi

dan Lembaga Sertifikasi Kompetensi Asesor Akreditasi

harus mengajukan permohonan registrasi secara daring

kepada Direktur Jenderal.

Bagian Ketiga

Pendidikan Vokasi/Keterampilan atau Pelatihan

Pasal 51

Penerapan SKTTK dalam pendidikan vokasi/keterampilan

atau pelatihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (2)

huruf c dilakukan untuk:

a. pengembangan program pendidikan vokasi/keterampilan

atau program pelatihan; dan

b. Akreditasi lembaga pendidikan vokasi/keterampilan atau

Akreditasi lembaga pelatihan.

Pasal 52

(1) Penerapan SKTTK pada pengembangan program

pendidikan vokasi/keterampilan atau program pelatihan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 huruf a,

dilaksanakan sebagai acuan dalam:

a. pengembangan kurikulum, silabus, dan modul; dan

b. evaluasi basil pendidikan vokasi/keterampilan atau

pelatihan.

(2) Pedoman penerapan SKTTK dalam pengembangan

pendidikan vokasi/keterampilan atau pelatihan disusun

dan ditetapkan oleh Instansi Teknis.

Page 30: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

- 30 -

(3) Pedoman penerapan SKTTK dalam pengembangan

pelatihan di lingkungan Kementerian disusun dan

ditetapkan oleh unit yang membidangi pelatihan pada

Kementerian.

Pasal 53

(1) Akreditasi lembaga pendidikan vokasi/keterampilan atau

Akreditasi lembaga pelatihan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 51 huruf b dilaksanakan oleh Instansi

Teknis sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

(2) Dalam hal belum terbentuk lembaga pendidikan

vokasi/keterampilan atau lembaga pelatihan Akreditasi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Instansi Teknis

dapat mengatur pelaksanaan pendidikan

vokasi/keterampilan atau pelatihan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB VIII

HARMONISASI

Pasal 54

Harmonisasi dilaksanakan berdasarkan prinsip kesetaraan

dan saling pengakuan terhadap:

a. SKTTK; dan

b. Lembaga Sertifikasi Kompetensi.

Pasal 55

(1) Harmonisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54

dilaksanakan untuk keperluan pengakuan antara

berbagai pihak di dalam maupun di luar negeri.

(2) Harmonisasi di dalam negeri sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

(3) Harmonisasi di luar negeri sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dilakukan dalam kerangka kerja sama yang

bersifat bilateral, regional, maupun multilateral.

Page 31: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

-31-

Bagian Kesatu

Harmonisasi SKTTK

Pasal 56

(1) Harmonisasi SKTTK sebagaimana dimaksud dalam Pasal

54 huruf a, dilakukan dalam bentuk kesetaraan standar

kompetensi dan kode unit kompetensi.

(2) Kesetaraan standar kompetensi sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dilaksanakan dengan menggunakan

standar kompetensi yang telah mendapatkan penetapan

dan pemberlakuan menjadi SKTTK oleh Menteri.

(3) Kesetaraan kode unit kompetensi sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan pedoman

penyusunan SKTTK sebagaimana dimaksud dalam Pasal

7 ayat (3).

Pasal 57

(1) SKTTK yang telah mendapatkan penetapan dan

pemberlakuan oleh Menteri sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 14 ayat (2), diusulkan oleh Direktur Jenderal

kepada direktur jenderal di Lingkungan Kementerian

Ketenagakerjaan yang menangani urusan standar

kompetensi untuk mendapatkan penetapan menjadi

SKKNI.

(2) SKTTK yang telah mendapatkan penetapan menjadi

SKKNI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterapkan

pada pengembangan program pendidikan

vokasi/keterampilan atau program pelatihan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52.

(3) Dalam hal terdapat perubahan SKTTK atas basil kaji

ulang SKTTK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16

ayat (4), Direktur Jenderal mengusulkan kepada direktur

jenderal di Lingkungan Kementerian Ketenagakerjaan

yang menangani urusan standar kompetensi untuk

mendapatkan penetapan perubahan SKKNI terhadap

SKTTK yang telah mengalami perubahan.

Page 32: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

- 32 -

(4) Dalam hal terdapat pencabutan SKTTK atas hasil kaji

ulang SKTTK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17

ayat (2), Direktur Jenderal mengusulkan kepada direktur

jenderal di Lingkungan Kementerian Ketenagakerjaan

yang menangani urusan standar kompetensi untuk

mencabut SKKNI terhadap SKTTK yang telah dicabut.

Pasal 58

(1) Dalam hal standar kompetensi yang telah mendapatkan

penetapan dan pemberlakuan menjadi SKTTK

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 ayat (2) terdapat

perubahan, Instansi Teknis dan/atau pemangku

kepentingan lainnya mengusulkan kepada Menteri c.q.

Direktur Jenderal untuk mendapatkan penetapan dan

pemberlakukan perubahan SKTTK terhadap standar

kompetensi yang telah mengalami perubahan.

(2) Dalam hal standar kompetensi yang telah mendapatkan

penetapan dan pemberlakuan menjadi SKTTK

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 ayat (2) terdapat

pencabutan, Instansi Teknis dan/atau pemangku

kepentingan lainnya mengusulkan kepada Menteri c.q.

Direktur Jenderal untuk mencabut SKTTK terhadap

standar kompetensi yang telah dicabut.

Bagian Kedua

Harmonisasi Lembaga Sertifikasi Kompetensi

Pasal 59

(1) Harmonisasi Lembaga Sertifikasi Kompetensi

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 huruf b,

dilakukan dalam bentuk kesetaraan skema Sertifikasi

Kompetensi dan metode pengujian.

(2) Kesetaraan skema Sertifikasi Kompetensi dan metode

pengujian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilaksanakan dengan menggunakan skema Sertifikasi

Kompetensi dan metode pengujian yang diberlakukan

oleh Direktur Jenderal.

Page 33: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

- 33

Pasal 60

(1) Lembaga Sertifikasi Kompetensi yang telah mendapatkan

Akreditasi atau lisensi sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan, dapat melaksanakan

Sertifikasi Kompetensi terhadap Tenaga Teknik, Asesor

kompetensi dan/atau Asesor badan usaha setelah

mendapatkan registrasi dari Direktur Jenderal.

(2) Registrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan untuk menilai kesetaraan skema Sertifikasi

Kompetensi dan metode pengujian sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 59.

(3) Lembaga Sertifikasi Kompetensi sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) wajib memiliki sistem informasi Sertifikasi

Kompetensi yang terintegrasi dengan sistem informasi

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan.

BAB IX

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 61

(1) Direktur Jenderal melaksanakan pembinaan dan

pengawasan terhadap Lembaga Sertifikasi Kompetensi

Tenaga Teknik, Lembaga Sertifikasi Kompetensi Asesor

yang mendapatkan Akreditasi atau penunjukan dari

Menteri, dan Lembaga Sertifikasi Kompetensi yang telah

mendapat registrasi dari Direktur Jenderal sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 60 ayat (1).

(2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), dilakukan terhadap:

a. penerapan SKTTK;

b. pelaksanaan sertifikasi kompetensi terhadap Tenaga

Teknik, Asesor kompetensi, dan asesor badan usaha;

c. pemenuhan skema Sertifikasi Kompetensi;

d. kesesuaian tempat uji kompetensi; dan

e. pemenuhan standar mutu pelayanan.

Page 34: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

- 34

(3) Dalam melakukan pembinaan dan pengawasan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Direktur Jenderal

dapat melakukan:

a. penyuluhan dan bimbingan; dan/atau

b. pemeriksaan lapangan terkait kegiatan Sertifikasi

Kompetensi.

BAB X

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 62

Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga Teknik yang telah

mendapatkan Akreditasi atau penunjukan dari Menteri

sebagai Lembaga Sertifikasi Kompetensi Asesor, dilarang

melakukan uji kompetensi Asesor.

BAB XI

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 63

Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga Teknik yang telah

mendapatkan Akreditasi atau penunjukan dari Menteri

sebagai Lembaga Sertifikasi Kompetensi Asesor dapat tetap

melakukan uji kompetensi Asesor dalam jangka waktu

1 (satu) tahun sejak Peraturan Menteri ini diundangkan.

Pasal 64

Sertiflkat Kompetensi yang diterbitkan oleh Lembaga

Sertifikasi Kompetensi Tenaga Teknik Akreditasi, atau

Direktur Jenderal, tetap berlaku sampai dengan habis masa

berlakunya.

Pasal 65

SKTTK yang telah ada sebelum Peraturan Menteri ini berlaku,

menyesuaikan dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri ini

dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun sejak

Peraturan Menteri ini diundangkan.

Page 35: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

- 35 -

BAB XII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 66

Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku:

1. Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral

Nomor 2052K/40/MEM/2001 tentang Standardisasi

Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan

sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan

Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral

Nomor 19 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas

Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral

Nomor 2052K/40/MEM/2001 tentang Standardisasi

Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan (Berita

Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 921); dan

2. Pasal 28 ayat (1) mengenai format Sertifikat Kompetensi

sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Energi dan

Sumber Daya Mineral Nomor 05 Tahun 2014 tentang

Tata Cara Akreditasi dan Sertifikasi Ketenagalistrikan

(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor

166) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 10

Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri

Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 05 Tahun 2014

tentang Tata Cara Akreditasi dan Sertifikasi

Ketenagalistrikan (Berita Negara Republik Indonesia

Tahun 2016 Nomor 560),

dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 67

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal

diundangkan.

Page 36: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

- 36 ~

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya

dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 21 Juli 2017

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

IGNASIUS JONAN

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 25 Juli 2017

DIREKTUR JENDERAL

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

WIDODO EKATJAHJANA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2017 NOMOR 1032

Salinan sesuai dengan aslinyaKEMENTE

cC

DAN SUMBER DAYA MINERAL

IRO HUKUM,

rofi

,90031001

Page 37: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

37 -

LAMPIRAN I

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 46 TAHUN 2017

TENTANG STANDARDISASI KOMPETENSI TENAGA TEKNIK

KETENAGALISTRIKAN

PEDOMAN PENYUSUNAN

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

A. Prinsip Pengembangan SKTTK

Pengembangan SKTTK harus memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Relevan

Memenuhi relevansi dengan kebutuhan dunia usaha atau industri di

masing-masing sektor atau lapangan usaha. Artinya SKTTK harus

sesuai dengan kondisi riil dengan ditempat kerja.

2. Valid

Memenuhi validitas terhadap acuan dan/atau pembanding yang sah.

Artinya SKTTK harus dapat dibandingkan dengan standar yang

sejenis.

3. Akseptable

Dapat diterima oleh pemangku kepentingan, khususnya oleh

pengguna seperti industri/perusahaan, lembaga pendidikan dan

pelatihan, lembaga sertifikasi, praktisi, ahli, termasuk instansi

pembina teknis.

4. Fleksibel

Memiliki fleksibilitas baik dalam penerapan maupun untuk

memenuhi kebutuhan pemangku kepentingan. Penerapan SKTTK

meliputi pemenuhan kebutuhan pendidikan dan pelatihan,

sertillkasi, maupun pengembangan sumber daya manusia.

5. Mampu telusur dan dapat dibandingkan dan/atau disetarakan

dengan standar kompetensi Iain,baik secara nasional maupun

internasional.

6. SKTTK yang disusun dapat ditelusuri baik proses maupun

substansinya. Selain itu SKTTK tersebut dapat dibandingkandan/atau disetarakan dengan standar kompetensi lainnya.

Page 38: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

■"r— 1-

- 38 -

B. Kriteria SKTTK

SKTTK yang akan disusun harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. sesuai dengan pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan di tempatkerja;

2. berorientasi pada basil {outcome); dan3. ditulis dengan bahasa yang jelas, mudah dipahami, sederhana, dan

tidak menimbulkan multiinterpretasi.

C. Kebijakan Pengembangan SKTTK

Dalam pengerabangan SKTTK, harus:

1. Mengacu pada Regional Model Competency Standards (RMCS).RMCS dikembangkan berdasarkan proses pekerjaan, berorientasipada basil atau mampu dilakukan oleb Tenaga Teknik di tempatkerja. RMCS berorientasi pada kemampuan untuk mentransfer danmenerapkan keterampilan dan pengetabuan secara luas pada situasidan lingkungan yang baru.

2. Memperbatikan perbandingan dan kesetaraan dengan standarinternasional serta kemampuan penerapan di dalam negeri.Secara substansi SKTTK yang disusun bendaknya memilikikesetaraan dengan standar internasional, sebingga selain memilikikesetaraan juga akan memudabkan dalam kerja sama internasional.Meskipun SKTTK memiliki kesetaraan sebagaimana dimaksud, tetapibarus mampu diterapkan di dalam negeri.

D. Klasifikasi Kompetensi

Klasiflkasi kompetensi merupakan pemetaan jenis pekerjaan padainstalasi tenaga listrik untuk mengbasilkan peta/informasi kompetensi.Klasiflkasi kompetensi dilakukan dengan menganalisis fungsi produktifdari suatu area/bidang pekerjaan, perusabaan, industri, subsektor.Analisis fungsi produktif tersebut secara bierarki dimulai dari tujuanutama, fungsi kunci, fungsi utama, dan fungsi dasar.

E. Metode Perumusan SKTTK

Dalam perumusan SKTTK dapat dilakukan dengan 3 (tiga) metode yaitu:

Page 39: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

39 -

1. Riset dan/atau pen5rusunan standar baru

Metode ini dilakukan dengan cara "meneliti" dan/atau

mengidentifikasi kompetensi-kompetensi yang tersedia/dibutuhkan

dalam suatu area/bidang pekerjaan, perusahaan, industri,

subsektor/ sektor.

2. Adaptasi dari standar kompetensi kerja internasional atau standar

kompetensi kerja khusus

Metode ini dilakukan dengan cara mengubah sebagian substansi

standar kompetensi kerja internasional atau standar kompetensi

kerja khusus untuk disesuaikan dengan kondisi di Indonesia. Pada

metode adaptasi format penulisan disesuaikan dengan format

penulisan SKTTK.

3. Adopsi dari standar kompetensi kerja internasional atau standar

kompetensi kerja khusus

Metode ini dilakukan dengan cara menerjemahkan seluruh isi

substansi standar kompetensi yang diadopsi, sedangkan format

penulisannya menggunakan format sesuai standar aslinya.

Muatan/Unsur Dalam SKTfK

Pada sistem Regional Model Competency Standards (RMCS) semua aspek

pekerjaan dijelaskan secara rinci, yang meliputi;

1. Otonomi

Meliputi apa yang diharapkan dari Tenaga Teknik berdasarkan cara

terbaik untuk melaksanakan pekerjaannya.

2. Tanggungjawab/akuntabilitas

Tenaga Teknik dituntut memiliki tanggung jawab terhadap

pekerjaannya dan/atau bertanggungjawab atas kualitas produk,

layanan, dan tingkat produktivitas.

3. Kompleksitas

Karena tingkat kompleksitas pekerjaan berbeda antara satu dengan

lainnya, maka dibutuhkan pengetahuan pendukung dan kemampuan

analisis dalam melaksanakan pekerjaan tersebut.

4. Lingkungan kerja

Tidak semua pekerjaan dilakukan dalam kondisi ideal.Faktor

lingkungan kerja merupakan faktor penting yang perlu

dipertimbangkan dalam mendeskripsikan kinerja yang efektif.

Page 40: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

-40-

5. Pilihan dan Kemungkinan

Karena pekerjaan dilakukan dengan menggunakan berbagai sumber

daya, baik material maupun manusia, Tenaga Teknik yang kompeten

perlu mengetahui pilihan apa saja yang mereka miliki agar mampu

membuat keputusan secara logis dalam melaksanakan pekerjaan.

6. Keleluasaan dan Keputusan

Tidak semua aspek dapat diawasi pada saat Tenaga Teknik

melaksanakan pekerjaannya. Oleh karena itu menjadi penting untuk

menjelaskan batasan keleluasaan yang dapat dilakukan oleh Tenaga

Teknik dan bagaimana melakukannya. Hal ini terkait dengan

kemampuan Tenaga Teknik untuk membuat sebuah keputusan

dalam melaksanakan pekerjaan.

Berdasarkan hal-hal tersebut, secara prinsip setiap SKTTK mengandung

unsur/dimensi., sebagai berikut:

1. Dimensi Pengetahuan

Pada dasarnya pengetahuan yang tertuang dalam standar

kompetensi adalah pengetahuan yang melandasi suatu pelaksanaan

pekerjaan. Pengetahuan tersebut dapat bersumber dari pendidikan

formal, pelatihan, atau berdasarkan pengalaman.

2. Dimensi Keterampilan, yang terdiri atas:

a. kemampuan melakukan tugas individu secara efisien [task skillj;

b. kemampuan untuk mengelola beberapa tugas yang berbeda

dalam suatu pekerjaan (task management skill);

c. kemampuan untuk merespon penyimpangan dan kerusakan

dalam suatu rutinitas pekerjaan secara efektif (contingency

management skill);

d. kemampuan yang terkait dengan tanggung jawab terhadap

lingkungan kerja termasuk bekerja dengan orang lain atau

bekerja secara tim (job/role environment skills); dan

e. kemampuan untuk bekerja pada situasi baru (transfer skill).

3. Dimensi Sikap Kerja

Merupakan tuntutan sikap kerja yang harus dilakukan dalam

melaksanakan suatu pekerjaan. Artinya, sikap kerja harus dapat

ditampilkan sesuai, dengan performa di tempat kerja, termasuk

didalamnya menggunakan alat kerja, material kerja dan alatpelindung diri serta Standing Operating Prosedure (SOP).

Page 41: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

41 -

G. Persiapan Perumusan SKTTK

1. Penyiapan Tim Perumus

Untuk melaksanakan perumusan standar atau penyusunan SKTTK,

perlu dibentuk tim perumusaan standar kompetensi dengan susunan

keanggotaan yang setidaknya terdiri atas ketua, wakil ketua,

sekretaris, dan anggota yang jumlahnya sesuai dengan kebutuhan

dalam perumusan dan pen5aisusnan standar kompetensi.

Tim perumus bersifat ad hoc dan beranggotakan orang-orang yang

memiliki kompetensi dan pengalaman teknis yang sesuai dengan

bidang SKTTK yang akan disusun, memahami metodologi

penyusunan SKTTK, dan memiliki komitmen untuk berpartisipasi

secara aktif dalam pelaksanaan dan penyelesaian perumusan standar

kompetensi.

Di dalam tim perumus, sebaiknya terdapat personil yang mampu

melakukan editing penulisan SKTTK sesuai dengan pedoman

perumusan, ketentuan teknis yang relevan serta kesepakatan yang

diperoleh. Untuk itu, keanggotaan tim perumus memiliki kriteria

sebagai berikut:

a. memahami ejaan bahasa Indonesia yang baik dan benar;

b. memahami substansi teknis SKTTK; dan

c. memiliki kompetensi mengoperasikan komputer.

Tugas dan tanggung jawab tim perumus, yaitu sebagai berikut:

a. menyusun rancangan standar kompetensi;

b. menyampaikan rancangan standar kompetensi;

c. melakukan kaji ulang; dan

d. melaporkan hasil perumusan standar kompetensi.

2, Penyiapan referensi perumusan SKTTK

Referensi dalam perumusan SKTTK antara lain informasi fungsi

bisnis, uraian tugas/pekerjaan/jabatan, klasifikasi baku lapangan

usaha Indonesia, SOP yang terkait, buku manual, peraturan

perundang-undangan, dan fereferensi lainnya yang dapat digunakan

dalam penyusunan SKTTK.

Page 42: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

42 -

3. Penyiapan area pekerjaan

Untuk mendapatkan data atau informasi yang lebih akurat, maka

diperlukan area pekerjaan yang sebenarnya. Area pekerjaan

dimaksud selain telah mengimplementasikan kompetensi yang akan

disusun unit kompetensinya, juga sebagai tempat praktek kerja

terbaik (bestpractice).

H. Menetapkan Metode Perumusan

Berdasarkan basil identifikasi terhadap area atau bidang pekerjaan,

perusahaan, industri, subsektor/sektor, tim perumus menentukan

metode perumusan yang akan digunakan yang dapat dipilih salah satu

atau penggabungan kombinasi beberapa metode perumusan, seperti

metode riset dan metode adaptasi.

I. Cakupan Kompetensi Pada SKTTK

Kompetensi adalah penerapan yang konsisten dari pengetahuan,

keterampilan dan sikap kerja dengan standar kinerja yang dipersyaratkan

di tempat kerja. Kompetensi juga mencakup kemampuan untuk

mentransfer dan menerapkan keterampilan, pengetahuan dan sikap kerja

pada pada situasi dan lingkungan kerja baru yang mencakup:

1. kemampuan Tenaga Teknik mendemonstrasikan implementasi dari

standar yang dipersyaratkan ditempat kerja;

2. penerapan keterampilan dan pengetahuan tertentu yang relevan

dengan suatu jabatan di tempat kerja;

3. kemampuan dasar yang hams dimiliki oleh Tenaga Teknik, yang

mencakup kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dalam tim,

berinisiatif, perencanaan dan pengorganisasian, penggunaan

teknologi, dan penyelesaian masalah dalam pekerjaan;

4. semua aspek kinerja di tempat kerja; dan

5. konsistensi kinerja dari waktu ke waktu.

J. Pemmusan SKTTK

Perumusan unit kompetensi dengan pendekatan metode riset atau

kombinasi, dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:

Page 43: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

- 43

Pemetaan Kompetensi

Langkah pertama yang dilakukan adalah pemetaan pada bidang

pekerjaan yang akan dikembangkan dengan menggunakan analisis

fungsi untuk memastikan bahwa masing-masing fungsi dan

turunannya teridentifikasi dan memiliki hubungan yang jelas.

Analisis fungsi tersebut dapat dilakukan dengan desk analysis dari

data sekunder atau riset lapangan secara langsung. Apabila metode

yang dipilih menggunakan data primer basil riset lapangan, maka

perlu dilakukan dengan mempertimbangkan sampling yang

bervariasi. Hasil analisis fungsi bidang pekerjaan dituangkan

kedalam peta kompetensi yang sekuens.

Perumusan Unit-Unit Kompetensi

Berdasarkan peta kompetensi maka secara umum akan diperoleh

tiga kategori, yaitu fungsi kunci suatu bidang pekerjaan, fungsi

utama dan fungsi dasar. Fungsi dasar yang ada dalam peta suatu

bidang pekerjaan, pada umumnya diidentifikasi menjadi judul unit

kompetensi yang dapat berdiri sendiri.

Unit kompetensi didesain berdasarkan hasil identiflkasi terhadap

kebutuhan kompetensi di tempat kerja. Masing-masing unit

kompetensi merupakan bagian dari persyaratan ditempat kerja

seperti pengetahuan dan keterampilan untuk pelaksanaan pekerjaan

termasuk yang terkait dengan keselamatan ketenagalistrikan,

kesehatan dan keselamatan kerja, kemampuan literasi dan

matematika dasar.

Unit kompetensi harus mengakomodir keanekaragaman suatu sektor

industri, perusahaan, dan tempat kerja. Dengan kata lain unit

kompetensi disusun berdasarkan persamaan standar yang

diaplikasikan di berbagai tempat kerja sejenis. Unit kompetensi ini

tidak boleh merujuk pada penggunaan suatu spesifikasi peralatan

atau merk tertentu.

Secara detail, setiap unit kompetensi ini menggambarkan:

a. hasil [outcome) dari sebuah pekerjaan tertentu;

b. kondisi dimana unit kompetensi tersebut dilaksanakan;

c. pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang dibutuhkan

untuk mencapai hasil kerja sesuai standar; dan

Page 44: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

44 -

d. bukti yang dapat dikumpulkan untuk menentukan kompeten

atau tidaknya Tenaga Teknik yang melaksanakan aktivitas

dalam unit kompetensi tersebut berdasarkan SOP/instruksi

kerja maupun manual operasi/manual pemeliharaan.

Sampai dengan saat ini belum ada referensi baku untuk

menentukan ukuran satu unit kompetensi, namun setiap

kompetensi hams:

a. dapat diimplementasikan untuk kebutuhan pelatihan, sertifikasi

kompetensi, dan pelaksanaan pekerjaan di tempat kerja;

b. mencerminkan kompleksitas dari keterampilan, pengetahuan

dan sikap kerja yang dibutuhkan pada saat bekerja;

c. tidak membatasi pada suatu jenis instalasi;

d. tidak terlalu luas sehingga tidak mungkin dikerjakan oleh satu

orang; dan

e. tidak terlalu sempit dan kaku sehingga tidak menggambarklan

sebuah fungsi pekerjaan secara menyelumh.

Setiap unit kompetensi bukan merupakan prosedur detail yang

diperlukan untuk melaksanakan suatu pekerjaan, karena prosedur

pekerjaan dapat saja bervariasi antara tempat kerja satu dengan

tempat kerja lainnya. Agar dapat memenuhi kebutuhan lembaga

pelatihan dan tempat kerja yang beragam, beberapa hal yang perlu

diperhatikan dalam menyusun unit kompetensi adalah sebagai

berikut:

a. menggunakan pendekatan holistik, meliputi peran dan fungsi

serta tugas-tugas tertentu, sebagai contoh, keterampilan dasar

[employ ability skill) hams dimasukkan kedalam unit

kompetensi, bukan hanya tersirat;

b. menggunakan bahasa yang jelas agar tidak menimbulkan

persepsi yang berbeda-beda dan jangan menggunakan jargon,

terminologi atau bahasa asing yang tidak familiar digunakan

di tempat kerja;

c. fleksibilitas dalam pengumpulan bukti pencapaian kompetensi,

sebagai contoh bahwa teknisi kompresor pada pembangkit

listrik tenaga uap tidak mutlak hams di tempat kerja dimana

teknisi tersebut bekerja tetapi dapat dilakukan secara simulasi

atau pada pembangkit lainnya yang memiliki kesamaan pada

peralatan dimaksud; dan

Page 45: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

-45-

d. dalam proses penjoisunan unit-unit kompetensi gunakan

metode diskusi kelompok terarah dengan melibatkan para

praktisi dari beberapa tempat kerja yang berbeda dalam industri

sama.

K. Format Penulisan Standar Kompetensi

SKTTK disusun untuk mendefinisikan kemampuan Tenaga Teknik dalam

aspek pengetahuan keterampilan dan sikap dalam melaksanakan suatu

pekerjaan sebagaimana yang dipersyaratkan. Penulisan SKTTK sebagai

bagian dari proses penyusunan SKTTK hams sistematis, jelas, tepat,

lugas, tegas, tidak menimbulkan interpretasi lain dan mudah dipahami

oleh pihak yang tidak berpartisipasi dalam penyusunan SKTTK.

1. Stmktur Unit Kompetensi

1.1. Kode Unit Kompetensi

Kode unit kompetensi berjumlah 12 (dua belas) digit yang

mempakan identitas dari unit kompetensi.

Penulisan kode unit kompetensi mengikuti kodefikasi dari

masing masing angka dan numerik yang akan dituliskan. Kode

unit kompetensi sebagai berikut:

X 0 i 0 Y Y 1 Y O 0 0 0 0 0

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

(2)

Keterangan:

(1) Kode kategori yang diisi 1 (satu) digit bempa humf sesuai

kode huruf pada Klasifikasi Baku Lapangan Usaha

Indonesia (KBLI) untuk kategori "Pengadaan Listrik, Gas,

Uap/Air Panas dan Udara Dingin" yaitu humf D.

Kode golongan pokok yang terdiri dari 2 (dua) digit bempa

angka sesuai kode angka pada KBLI untuk golongan pokok

"Pengadaan Listrik, Gas, Uap/Air Panas Dan Udara Dingin"

yaitu angka 35.

Kode lapangan usaha yang terdiri dari 3 (tiga) digit bempa

angka, yaitu:

a. digit kesatu menunjukan kode golongan yaitu

ketenagalistrikan;

b. digit kedua menunjukan bidang yaitu area pekerjaan

pada ketenagalistrikan; dan

(3)

Page 46: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

46 -

c. digit ketiga menunjukan subbidang yaitu jenis

pekerjaan pada ketenagalistrikan.

Lapangan Usaha

Digit Pertama

(Golongan)

Digit Kedua

(Bidang)

Digit Ketiga

(Subbidang)

1: Ketenagalistrikan 1 : Pembangkit

2 : Transmisi

3 : Distribusi

4 : Pemanfataan

5 : Penjualan

6 : Integrasi

1 : Perencanaan & Pengawasan

2 : Pembangunan &, Pemasangan

3 : Pemeriksaan & Pengujian

4 : Pengoperasian

5 : Pemeliharaan

6 : Pendidikan & Pelatihan

7 : Sertifikasi Kompetensi

8 : Sertifikasi Badan Usaha

9 : Pekeijaan lainnya

(4) Kode penjabaran l.apangan usaha yang terdiri atas 2 (dua)

digit berupa angka yaitu jenis instalasi tenaga listrik,

sebagai berikut:

Utode;' . ' Pembangkit (P) ., Transmisi (T) Distribusi (D) ' Pemanfaatan (M)

00 Semua Instalasi Semua Instalasi Semua Instalasi Semua Instalasi

01 PLTU Jaringan dan GI Tegangan Menengah Tegangan Tinggi

02 PLTG Jaringan Tegangan Rendah Tegangan Menenggih

03 PLTGU Gardu Induk (Gl) Tegangan Rendah

04 PLTP

05 PLTA

06 PLTM/H

07 PLTD

08 PLTN

09 PLT EBT

(5) Nomor urut unit kompetensi SKTTK pada

kelompok/lapangan usahaterdiri dariS (tiga) digit berupa

angka mulai dari angka 001, 002, 003, dan seterusnya.

(6) Versi penerbitan SKTTK sebagai akibat dari adanya

perubahan, diisi dengan 1 (satu) digit berupa angka mulai

dari angka 1, 2 dan seterusnya jika dilakukan revisi SKTTK.

1.2. Judul Unit Kompetensi

Judul unit kompetensi diambil dari hasil analisis fungsi yang

dilakukan diawal kegiatan pen3aisunan standar kompetensi.

Judul unit kompetensi harus memberikan gambaran umum

mencakup isi dan implementasinya. Judul unit kompetensi

disusun mengikuti ketentuan sebagai berikut:

Page 47: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

- 47

a. ditulis secara ringkas, menggambarkan tujuan dari unit

kompetensi;

b. tidak melebihi 100 (seratus) karakter termasuk spasi;

c. hindari menggunakan tanda baca di tengah kalimat (misal

tanda koma, titik koma, titik dua, dan Iain-lain);

d. hindari memasukkan pernyataan yang bersifat pembenaran

(contoh: "untuk memastikan operasi yang aman . . .

e. judul masing-masing unit kompetensi dalam satu bidang

pekerjaan bersifat unik dan berbeda satu sama lainnya,

namun merupakan bagian dari satu bidang pekerjaan

tersebut;

Contoh :

• Contoh judul unit kompetensi terlalu luas.

Judul unit kompetensi: Mengoperasikan pembangkit.

Ukuran unit kompetensi ini terlalu luas, sehingga akan

menyulitkan pada saat diimplementasikan ke dalam

program pelatihan dan Sertifikasi Kompetensi.

• Contoh judul unit kompetensi terlalu sempit.

Judul unit kompetensi: Memasang sakelar

tunggal.Ukuran unit kompetensi ini terlalu sempit, selain

akan men3ailitkan pada saat diimplementasikan ke

dalam program pelatihan dan Sertifikasi Kompetensi unit

kompetensi akan menjadi tidak proporsional, sebaiknya

judul unit kompetensi diganti menjadi "Memasang

instalasi listrik fasa tunggal jaringan tegangan rendah."

Unit kompetensi hams memiliki keluasan yang proporsional

yang mencerminkan implementasi dari pengetahuan,

keterampilan, dan sikap kerja di tempat kerja yang juga dapat

diimplementasikan untuk kebutuhan pelatihan dan Sertifikasi

Kompetensi.

1.3. Deskripsi Unit Kompetensi

Uraian deskripsi unit merupakan penjelasan ringkas yang

menggambarkan isi, maksud, tujuan, dan mang lingkup dari

unit kompetensi. Pada uraian deskripsi unit dapat juga

ditambahkan penjelasan tentang keterkaitan dengan unit

kompetensi lainnya.

Page 48: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

48 -

Hindari penggunaan template yang sama untuk menulis

deskripsi unit agar deskripsi unit benar-benar dapat berfungsi

sebagai executive summary bagi unit kompetensi.

Contoh judul unit dan deskripsi unit

Judul Unit

Deskripsi Unit

Mengoperasikan turbin air.

Unit kompetensi ini berkaitan dengan

ketrampilan, pengetahuan, dan sikap kerja

yang diperlukan untuk mengoperasikan

turbin air pada PLTA.

1.4. Elemen Kompetensi

Berisi uraian tentang langkah-langkah kegiatan yang harus

dilakukan dalam melaksanakan unit kompetensi. Kegiatan

dimaksud biasanya disusun dengan mengacu pada proses

pelaksanaan unit kompetensi, yang dibuat dalam kata kerja

aktif.

Elemen kompetensi adalah unsur dasar dari suatu unit

kompetensi. Masing-masing elemen kompetensi membentuk

satu unit kompetensi secara utuh.

Merupakan elemen-elemen yang dibukukan untuk tercapainya

unit kompetensi (untuk setiap unit biasanya terdiri dari 3 (tiga)

hingga 12 (dua belas) elemen kompetensi secara berurutan) dan

menggunakan kata kerja aktif. Dalam satu elemen hanya boleh

ada satu kata kerja aktif.

Contoh penulisan elemen kompetensi:

Unit Kompetensi : Mengoperasikan turbin air.

Elemen Kompetensi: 1. Merencanakan

2. Mempersiapkan pelaksanaan

3. Melaksanakan

4. Membuat laporan

Dalam elemen operasi, pemeliharaan, dan inspeksi ada 5 (lima)

langkah untuk Tenaga Teknik, sedangkan untuk Asesor ada 7

(tujuh) elemen.

Page 49: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

- 49 -

1,5. Kriteria Unjuk Kerja (KUK)

Kriteria Unjuk Kerja (KUK) adalah pernyataan evaluatif yang

terdiri dari keterampilan, pengetahuan, dan sikap kerja untuk

menentukan apa yang akan dinilai dari capaian kinerja dalam

suatu unit kompetensi. Juga merupakan sarana untuk

menjelaskan kinerja yang diperlukan untuk menunjukkan

pencapaian elernen kompetensi.

KUK berisi uraian tentang kriteria unjuk kerja yang

menggambarkan kinerja yang harus dicapai pada setiap elemen

kompetensi. Pada Kriteria unjuk kerja ditulis menggunakan kata

kerja pasif.

KUK harus ditulis sebagaimana pernyatan yang dapat dinilai.

KUK bukan merupakan Standard Operating Procedure (SOP),

walaupun dapat bersumber dari SOP. KUK paling sedikit

berjumlah 2 (dua) KUK yang harus disusun secara tepat agar

unit kompetensi dapat digunakan untuk kebutuhan pelatihan

dan uji kompetensi.

Dalam menyusun KUK hanya boleh ada satu kata kerja pasif

sehingga dalam uji kompetensi dapat dinilai secara spesifik.

Contoh;

Kriteria Unjuk Kerja ; Tujuan Kegiatan disusun secara tepat.

KUK di atas lebih tepat jika disusun sebagai berikut:

Kriteri Unjuk Kerja : 1. Perintah kerja operasi turbin

dipelajari.

2. Kesiapan input air dari pipa pesat

dipastikan cukup.

3. SOP operasi turbin air disiapkan.

4. Ilmu pengetahuan terkait operasi

turbin air dipahami.

5. dst.

Selain itu, KUK harus dapat dibaca dan dimengerti oleh para

pengguna.Hal ini tidak hanya berkaitan dengan substansinya,

tetapi juga terkait dengan struktur dan bahasa yang digunakan.

Page 50: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

- 50 -

KUK harus dapat ditafsirkan dengan cara yang sama oleh

pengguna yang berbeda dalam situasi yang juga berbeda,

ketepatan dalam menafsirkan KUK sangat penting untuk

keberhasilan pelaksanaan penerapan standar kompetensi.

Penulisan KUK harus relevan dengan tingkat

kedalaman/kesulitan dari suatu pekerjaan. Untuk dapat

menuliskan tingkat kedalaman/kesulitan sebagaimana

dimaksud, maka digunakan pendekatan taksonomi bloom.

Contoh;

Level 1, bekerja berdasarkan perintah kerja.

KUK Katup intake dibuka 60 (enam puluh) derajat

berdasarkan perintah CCR.

Level 2, bekerja mandiri sesuai SOP

KUK Katub intake dibuka 60 (enam puluh) derajat

sesuai SOP start Unit.

Level 3, analisatroubZe shooting sesuai SOP

KUK -> Untuk start PLTA katub dibuka dari 5 (lima)

derajat sampai dengan 60 (enam puluh) derajat

secara bertahap.

2.1. Batasan Variabel

Berisi deskripsi tentang konteks pelaksanaan pekerjaan,

pernyataan yang harus diacu yang berupa lingkungan kerja,

peralatan dan perlengkapan kerja yang digunakan, peraturan

dan ketentuan yang relevan dan terkait secara langsung, serta

norma dan standar yang harus diikuti.

a. Konteks Variabel

Konteks variabel merupakan kondisi atau ruang lingkup

pelaksanaan unit kompetensi. Informasi ini dapat

digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan pelatihan

dan/atau asesmen.

b. Peraturan Yang Diperlukan

Peraturan yang diperlukan merupakan peraturan atau

regulasi yang dikeluarkan oleh Pemerintah yang

berhubungan dengan konteks pelaksanaan unit

kompetensi.

Page 51: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

51 -

c. Norma dan Standar

Norma adalah patokan atau ukuran yang bersifat pasti dan

tidak berubah. Dalam Konteks standar kompetensi, norma

berkaitan erat dengan aspek sikap moralitas.

Standar adalah kesepakatan-kesepakatan yang telah

didokumentasikan yang didalamnya terdiri antara lain

spesifikasi teknis dan/atau standing operating prosedur

yang digunakan sebagai referensi yang dapat digunakan

sebagai petunjuk dalam unit kompetensi.

d. Peralatan dan Perlengkapan

Peralatan adalah alat utama atau mesin yang digunakan

untuk melaksanakan unit kompetensi, sedangkan

perlengkapan adalah perlengkapan penunjang atau

material habis pakai (consumable material) yang digunakan

untuk melaksanakan unit kompetensi.

Berisi peralatan yang diperlukan seperti alat, bahan, atau

fasilitas dan materi yang digunakan sesuai dengan

persyaratan yang harus dipenuhi untuk melaksanakan

unit kompetensi.

2.2. Panduan Penilaian

Salah satu komponen penting dari unit kompetensi adalah

panduan penilaian. Bagian ini menginformasikan bagaimana

proses penilaian untuk unit kompetensi dilakukan. Panduan

penilaian sebagai acuan bagi Asesor untuk menentukan

bagaimana proses penilaian unit kompetensi dilakukan.

Informasi yang dituangkan dalam panduan penilaian harus

sinkron dengan elemen kompetensi, kriteria unjuk kerja, dan

batasan variabel. Panduan penilaian berisi:

1. Konteks Penilaian

Berisi informasi tentang dimana, bagaimana, dan faktor-

faktor apa saja yang harus dipenuhi pada saat penilaian

unit kompetensi dilakukan. Beberapa contoh konteks

penilaian adalah sebagai berikut:

Page 52: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

52 -

1.1. Penilaian/asesmen kompetensi pada unit ini dapat

dilakukan di tempat kerja atau pada tempat yang

disimulasikan serta dapat diterapkan secara individu

maupun sebagai bagian dari suatu kelompok.

1.2. Dalam pelaksanaannya, peserta/asesi hams

dilengkapi dengan peralatan/perlengkapan, dokumen,

bahan, serta fasilitas asesmen yang dibutuhkan.

1.3. Perencanaan dan proses asesmen ditetapkan dan

disepakati bersama dengan mempertimbangkan

aspek-aspek tujuan dan konteks asesmen, ruang

lingkup, kompetensi, persyaratan peserta, dan tempat

asesmen.

1.4. Metode asesmen yang dapat diterapkan meliputi

metode tes lisan, tes tertulis, observasi

demonstrasi/praktik, verifikasi bukti/porto folio

dan / atau wawancara.

Persyaratan Kompetensi

Berisikan unit kompetensi yang hams dikuasai terlebih

dahulu sebelum berlatih atau mengikuti uji kompetensi.

Jika unit-unit kompetensi yang menjadi persyaratan tidak

dikuasai terlebih dahulu maka dapat dipastikan tidak akan

dapat mengikuti pelatihan atau mengikuti uji kompetensi

yang diperlukan.

Pengetahuan dan Keterampilan Yang Diperlukan

Berisi pengetahuan dan keterampilan dasar tercapainya

penguasaan unit kompetensi. Pengetahuan dan

keterampilan yang dicantumkan hams memiliki relevansi

yang kuat dengan unit kompetensi dan penerapannya

ditempat kerja.

Pengetahuan pendukung mempakan pengetahuan yang

relevan terhadap unit kompetensi yang dapat digunakan

sebagai pengetahuan khusus pada unit kompetensi

Contoh:

Pengetahuan yang hams dimiliki:

a. peraturan pemndang-undangan di bidang

Ketenagalistrikan;

Page 53: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

- 53 -

b. prosedur pengujian thermography.

c. prinsip kerja alat uji thermography, dan

d. mengidentifikasi jenis laporan.

Keterampilan yang hams dimiliki;

a. menggunakan peralatan kerja dan alat keselamatan

kerja;

b. membaca dan menggunakan alat ukur;

c. melakukan uji thermography; dan

d. mengisi laporan.

Pengetahuan pendukung:

a. basic of thermography; dan

b. basic ofphysic.

4. Sikap Kerja Yang Diperlukan

Berisikan informasi sikap kerja yang berpengamh terhadap

pencapaian unit kompetensi.Informasi sikap kerja yang

dicantumkan harus relevan dengan sikap kerja yang

dibutuhkan di tempat kerja.

5. Aspek Penting

Aspek penting atau aspek kritis adalah aspek pengetahuan

dan keterampilan yang sangat berpengamh terhadap

pencapaian unit kompetensi. Aspek penting memberikan

informasi tentang hal-hal yang benar-benar perlu

diperhatikan ketika melaksanakannya. Ketika aspek

tersebut tidak terpenuhi, maka unit kompetensi tidak akan

tercapai.

Contoh:

Aspek Penting:

a. mampu melaksanakan pemeriksaan dan pengujian

dengan konsisten di tiap elemen kompetensi;

b. mampu memenuhi kriteria yang tercakup pada setiap

elemen kompetensi dengan menggunakan teknik-

teknik dan standar yang berlaku; dan

c. menunjukkan pengetahuan, keterampilan dan sikap

kerja yang sesuai dengan tuntutan pemeriksaan dan

pengujian ini.

Page 54: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

- 54

Sistematika Penulisan SKTTK

SKTTK disusun dengan sistematika, sebagai berikut;

Bab I, Pendahuluan

Dalam Bab I, Pendahuluan terdiri atas:

1. Latar Belakang

Berisikan latar belakang kegiatan di subsektor ketenagalistrikan yang

berkaitan dengan isi dan subtansi SKTTK dan uraian proses

perumusan serta basil pemetaan unit-unit kompetensi.

2. Pengertian

Memberikan penjelasan mengenai pengertian-pengertian yang bersifat

teknis substantif yang berkaitan dengan unit-unit kompetensi.

3. Penggunaan SKTTK

Memberikan penjelasan mengenai pemanfaatan SKTTK pada

pengguna yang melakukan kegiatan usaha ketenagalistrikan, seperti

Lembaga Sertifikasi Kompetensi, dan lembaga pendidikan dan

pelatihan.

Bab II, Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan

Dalam Bab II, Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan terdiri

atas:

1. Pemetaan Standar Kompetensi

Peta kompetensi memberikan informasi yang komprehensif mengenai

kompetensi-kompetensi yang diperlukan untuk melaksanakan

pekerjan di subsektor ketenagalistrikan.

2. Daftar Unit Kompetensi

Berisi daftar kode untit kompetensi dan Judul unit kompetensi

3. Uraian Unit Kompetensi

Merupakan uraian unit-unit kompetensi

Bab III, Penutup

Bab III, Penutup merupakan uraian penutup dari dokumen SKTTK yang

dapat berisi penegasan terhadap penggunaan SKKNI.

Page 55: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

- 55 -

M. CONTOH FORMAT PENULISAN STRUKTUR SKTTK

STANDAR KOMPETENSI

TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

Kode Unit

Judul Unit

Deskripsi Unit

ELEMEN KOMPETENSIKRITERIA UNJUK KERJA

1. ...1.1. ...

1.2. ...

1.3. ...

2. ...2.1. ...

2.2. ...

2.3. ...

3. ...3.1. ...

3.2. ...

3.3. ...

4. ...4.1. ...

4.2. ...

4.3 ...

5. ...5.1. ...

5.2. ...

5.3. ...

BATASAN VARIABEL

1. Konteks Variable

1.1. A ...

1.2. B ...

2. Peraturan Yang Diperlukan

2.1. A ...

2.2. B ...

3. Norma dan Standar

3.1. Norma

3.1.1. A ...

3.1.2. B ...

3.2. Standar

3.2.1. A...

3.2.2. B ...

4. Peralatan dan Perlengkapan

4.1. Peralatan

Page 56: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

56 -

4.1.1. A ...

4.1.2. B ...

4.2. Perlengkapan

4.2.1. A ...

4.2.2. B ...

PANDUAN PENILAIAN

1. Konteks Penilaian

1.1. A ...

1.2. B ...

2. Persyaratan Kompetensi

2.1. X.0000000.000.0; A...

2.2. X.0000000.000.0; B ...

3. Pengetahuan dan Ketrampilan Yang Diperlukan

3.1. Pengetahuan

3.1.1. A ...

3.1.2. B ...

3.2. Keterampilan

3.2.1. A ...

3.2.2. B ...

4. Sikap Kerja Yang Diperlukan

4.1. A ...

4.2. B ...

5. Aspek Penting

5.1. A ...

5.2. B ...

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

IGNASIUS JONAN

KEMENX

Salinan sesuai dengan aslinyaDAN SUMBER DAYA MINERAL

BIRO HUKUM,4-^S/

Uj

f>>

A

60

rofi/^90031001

Page 57: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

- 57 -

LAMPIRAN II

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 46 TAHUN 2017

TENTANG STANDARDISASI KOMPETENSI TENAGA TEKNIK

KETENAGALISTRIKAN

TATA CARA KAJI ULANG

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

A. Faktor Pendorong Kaji Ulang SKTTK

Beberapa faktor yang mendorong dilakukannya kaji ulang terhadap

SKTTK adalah sebagai berikut:

1. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

Misalnya perkembangan teknologi yang demikian cepat di bidang

pembangkit tenaga listrik.

2. Perubahan cara kerja

Misalnya peningkatan kualitas jasa layanan, adanya peningkatan

eflsiensi dalam memproduksi atau menghasilkan barang dan jasa.

3. Perubahan lingkungan dan/atau persyaratan kerja

Misalnya perubahan SOP.

4. Dalam rangka harmonisasi

Perubahan regulasi atau pedoman atau adanya kesepakatan dengan

lembaga lain atau negara lain.

5. Masa berlaku SKTTK sudah lebih dari 5 (lima) tahun.

B. Mekanisme Kaji Ulang SKTTK

1. Pengusulan Kaji Ulang

Usulan untuk melakukan kaji ulang terhadap SKTTK dapat berasal

dari pemangku kepentingan. Usulan tersebut disampaikan secara

tertulis kepada Komite Standar Kompetensi dengan melampirkan

dokumen yang menerangkan faktor-faktor penyebab perlunya kaji

ulang.

Dokumen usulan Kaji Ulang SKTTK harus memuat informasi/data

atau alasan yang memenuhi kriteria sebagai berikut;

Page 58: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

58 -

a. Dapat diandalkan

Informasi/data atau alasan yang mendukung usulan kaji ulang

SKTTK bersifat argumentatif, rasional, dan berasal dari

sumber-sumber yang dapat dipercaya.

b. Sesuai kenyataan

Informasi/data atau alasan yang mendukung usulan kaji ulang

SKTTK dilengkapi dengan penjelasan tentang implementasi

SKTTK tersebutsesuai dengan kenyataan di lapangan.

0. Cermat

Informasi/dataatau alasan yang mendukung usulan kaji ulang

SKTTK disusun secara rinci dan cermat.

d. Mutakhir

Informasi/data atau alasan yang mendukung usulan kaji ulang

SKTTKmenggunakan informasi/dataterkini.

e. Lengkap

Informasi/data atau alasan yang mendukung usulan kaji ulang

SKTTK disajikan secara komprehensif.

f. Relevan dengan kebutuhan industri

Informasi/data atau alasan yang mendukung usulan kaji ulang

SKTTK menjelaskan relevansinya dengan kebutuhan pekerjaan

di sektor ketenagalistrikan.

Pelaksanaan Kaji Ulang

Pihak yang berhak melakukan kaji ulang adalah Komite Standar

Kompetensi. Komite Standar Kompetensi kemudian melakukan

penelaahan kelayakan dokumen usulan kaji ulang SKTTK. Kaji ulang

dapat dilaksanakan ketika ditemukan salah satu faktor pendorong

perubahan SKTTK sebagaimana disebutkan pada huruf A.

Untuk melaksanakan kaji ulang SKTTK, Komite Standar Kompetensi

dapat membentuk tim perumus. Tim perumus bersifat adhoc dan

beranggotakan orang-orang yang memiliki kompetensi dan

pengalaman teknis yang sesuai dengan bidang SKTTK yang akan

dikajiulang serta memahami metodologi penyusunan SKTTK.

Tugas Tim Perumus dalam melakukan kaji ulang SKTTK adalah

sebagai berikut:

Page 59: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

- 59 -

a. Melakukan analisis ketidaksesuaian terhadap SKTTK

Tim Perumus melakukan analisis ketidaksesuaian terhadap

dokumen usulan SKTTK yang akan dikaji ulang. Hasil analisis

ketidaksesuaian selanjutnya dituangkan dalam lembar ketidak

sesuaian sebagaimana dalam format Formulir 1.

b. Melakukan perubahan terhadap dokumen SKTTK

Tim perumus melakukan perubahan terhadap dokumen SKTTK

berdasarkan hasil analisis ketidaksesuaian. Perubahan sebagian

atau seluruh substansi dalam dokumen SKTTK harus melalui

proses validasi, verifikasi, forum konsensus. Perubahan sebagian

atau seluruh nonsubstansi SKTTK seperti editorial, tata

penulisan dan format penulisan tidak melalui proses validasi,

verifikasi, forum konsensus. Komite Standar Kompetensi dapat

langsung mengusulkan SKTTK yang telah dikaji ulang tersebut

kepada Menteri ESDM untuk ditetapkan, dengan melampirkan:

1) bagian yang direvisi; dan

2) lembar ketidaksesuaian.

Dalam hal perubahan dilakukan terhadap kodefikasi unit

kompetensi, Komite Standar Kompetensi perlu berkoordinasi

dengan Kementerian Ketenagakerjaan. Kodefikasi unit

kompetensi merupakan bagian dari format {template) unit

kompetensi, sehingga hasil revisinya dapat langsung diusulkan

penetapannya oleh Komite Standar Kompetensi, dengan

melampirkan:

1) lembar ketidaksesuaian; dan

2) daftar tabel perubahan kodefikasi unit kompetensi

sebagaimana dalam format Formulir 3.

0. Validasi

Komite Standar Kompetensi melakukan validasi terhadap hasil

perubahan dokumen SKTTK yang bersifat substansif. Proses

validasi SKTTK dilakukan melalui forum group discussion (FGD)

atau semacamnya dengan melibatkan pakar, praktisi,

akademisi, dan pengguna standar. Hasil validasi SKTTK

dituangkan dalam lembar validasi sebagaimana dalam format

Formulir 2.

Page 60: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

- 60 -

d. Verifikasi

Seluruh hasil validasi disusun kembali sebagaimana struktur

penulisan SKTTK dan disampaikan kepada Komite Standar

Kompetensi, untuk dilakukan:

1) verifikasi internal oleh tim verifikasi internal; dan

2) verifikasi eksternal oleh Kementerian Ketenagakerjaan.

e. Forum Konsensus

Hasil verifikasi internal dijadikan bahan pembahasan dalam

Forum Konsensus. Sedangkan hasil verifikasi eksternal sebagai

bahan pembahasan dalamForum Konsensus.

Bentuk-Bentuk Perubahan SKTTK

Bentuk perubahan SKTTK dapat berupa sebagian atau seluruh substansi

dan/atau nonsubstansi, yang meliputi:

1. Sebagian atau seluruh substansi dalam dokumen SKTTK, terutama

pada:

a. Pemetaan Kompetensi

Perubahan pemetaan kompetensi menyebabkan adanya

perubahan padatujuan utama, fungsi kunci, fungsi utama, dan

fungsi dasar.

b. Unit-unit kompetensi

Perubahan unit-unit kompetensi menyebabkan adanya

perubahan pada isi yaitu judul unit kompetensi, deskripsi unit

kompetensi, elemen kompetensi, kriteria unjuk kerja, batasan

variabel, dan panduan penilaian.

2. Sebagian atau seluruh nonsubstansiSKTfK

a. Format penulisan

Ketidaksesuaian format penulisan SKTTK karena adanya

perubahan regulasi dan / atau pedoman yang mengakibatkan

perubahan pada struktur penulisan SKTTK, format {template)

dari unit kompetensi atau kode unit kompetensi.

Contoh: Perubahan pada sistem pengkodean unit kompetensi

karena perubahan regulasi.

Kode unit kompetensi:

Semula:

KTL•

PH. 20 101. 102

Page 61: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

- 61 -

Menjadi

D•

35•

111•

04 001 1

b. Editorial

Ketidaksesuaian karena adanya kesalahan editorial atau

kesalahan ketik yang mengakibatkan perubahan makna yang

fatal, termasuk kesalahan ketik yaitu kata, istilah, kalimat,

dan/atau angka.

Contoh: Pada Kriteria Unjuk Kerja

Tertulis:

"Jalur SKTM yang akan disambung dipilih dengan alat induksi

arus, sesuai prosedur pemeliharaan dan K2".

Seharusnya:

"Jalur SKTR yang akan disambung dipilih dengan alat induksi

arus, sesuai prosedur pemeliharaan dan K2".

c. Nomor Urut pada Kode Unit Kompetensi

Akibat perubahan pada unit kompetensi dapat berimplikasi pada

perubahan nomor urut pada kode unit kompetensi. Agar nomor

urut tersebut tetap memiliki ketelusuran terhadap SKTTK yang

telah ditetapkan, maka penulisan nomor urut kode unit

kompetensi dilakukan sebagai berikut:

1) Tidak Berubah

Nomor urut pada kode unit kompetensi tidak mengalami

perubahan jika unit kompetensi hanya mengalami

penambahan atau pengurangan substansi unit kompetensi

dan masih sesuai dengan persyaratan sebagai satu unit

kompetensi.

2) Berubah

Dalam hal unit kompetensi dikembangkan menjadi dua

atau lebih unit kompetensi, maka nomor urut kode unit

kompetensi yang dikembangkan masih tetap pada

urutannya. Nomor urut pada kode unit kompetensi hasil

pengembangan atau penambahan baru ditempatkan pada

urutan terakhir.

Page 62: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

62 -

3) Pengosongan

Dalam hal satu atau lebih unit kompetensi dihilangkan,

dicabut atau dihapuskan, maka nomor urut pada kode unit

kompetensi tersebut tidak dapat digantikan oleh nomor

urut kode unit kompetensi lain.

Perubahan yang terjadi pada nomor urut kode unit kompetensi

seperti yang disebut diatas harus dapat teridentifikasi, baik

melalui kodefikasi unit kompetensi (digit terakhir) dan informasi

yang ditambahkan pada lembar daftar unit kompetensi terkini

sebagaimana dalam format Formulir 4.

Penetapan Hasil Kaji Ulang SKTTK

Hasil perubahan yang telah melalui mekanisme kaji ulang SKTTK

ditetapkan dan diberlakukan melalui Peraturan Menteri ESDM, dengan

cara:

1. Perubahan Peraturan Menteri ESDM, dilakukan apabila memenuhi

salah satu kriteria, yaitu sebagai berikut:

a. perubahan nonsubstansi; dan

b. perubahan kurang dari 50% (lima puluh persen) terhadap

sub Stan si,

dengan menetapkan Peraturan Menteri ESDM tentang perubahan

atas lampiran Peraturan Menteri ESDM yang lama. Hal ini

mempunyai maksud bahwa Peraturan Menteri ESDM yang lama

masih tetap berlaku, dan ditambah dengan Peraturan Menteri ESDM

mengenai perubahan/penyempurnaan atas lampiran yang mengalami

perubahan.

Contoh:

Jumlah unit kompetensi pada SKTTK XXX adalah 10 unit. Karena

perkembangan teknologi dan efisiensi jasa pelayanan, maka 4 unit

kompetensi harus dilakukan penyesuaian,tanpa mengubah

komposisi kemasan kompetensi.

2. Pencabutan Peraturan Menteri ESDM, dilakukan apabila memenuhi

salah satu kriteria yaitu:

Page 63: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

63 -

a. sering mengalami perubahan, sehingga menyulitkan pengguna

SKTTK yang bersangkutan;

b. perubahan lebih dari 50% (lima puluh persen) terhadap

substansi / materi;

c. adanya perubahan regulasi/pedoman; atau

d. adanya permintaan.

Contoh:

Jumlah unit kompetensi pada SKTTK XYZ adalah 15 unit. Karena

perkembangan teknologi dan efisiensi jasa pelayanan, maka 10 unit

kompetensi harus dilakukan penyesuaian serta hams dilakukan

pembahan jumlah komposisi kualifikasi/level kompetensi.

Page 64: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

64 -

Formulir 1

SKTTK : ...

TIM KAJI ULANG

Ketua

Sekretaris

Anggota

Tanggal ... s/

LEMBAR KETIDAKSESUAIAN

d

NO. KETIDAKSESUAIAN TERTULISALASAN

KETIDAKSESUAIANACUAN HASIL REVISI

1. Tata Penulisan (termasuk format SKTTK)

2. Substansi Unit Kompetensi

3. Kualifikasi

4. Cluster

Catatan:

1. Acuan dapat berupa: pedoman, standar, regulasi

2. Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan

dari Lembar Ketidaksesuaian ini adalah sebagai berikut:

a. notula analisis ketidaksesuaian; dan

b. daftar hadir tim kaji ulang.

(kota), (tanggal) (bulan) (tahun)

Ketua Tim kaji Ulang SKTTK

Page 65: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

- 65 -

Formulir 2

SKTTK : ...

TIM KAJI ULANG

Ketua

Sekretaris

Anggota

Tanggal ... s/

LEMBAR VALIDASI

Validasi

Pelaksanan Validasi

Jabatan

Bidang

d ...

NO. KETIDAKSESUAIAN TERTULIS HASIL KAJI ULANG VALIDASI KETERANGAN

1. Substansi Unit Kompetensi

2. Kualifikasi

3. Cluster

Ketua Tim Kaji Ulang SKTTK

(kota), (tanggal) (bulan) (tahun)

Yang Melaksanakan Validasi

(• •) (• •)

Catatan:

1. Lembar validasi dapat diperbanyak sesuai kebutuhan

2. Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan

dari Lembar Validasi ini adalah sebagai berikut:

a. notula analisis validasi; dan

b. daftar hadir tim kaji ulang.

Page 66: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

- 66 -

Formulir 3

SKTTK : ...

TIM KAJI ULANG

Ketua

Sekretaris

Anggota

Tanggal ; ... s/d

DAFTAR PERUBAHAN KODE UNIT KOMPETENSI

SEBELUM REVISI SETELAH REVISI

NO. KODE UNIT KODE UNIT KODE UNIT KODE UNIT KET.

KOMPETENSI KOMPETENSI KOMPETENSI KOMPETENSI

1.

2.

3.

Catatan:

1. Lembar ini dapat diperbanyak sesuai kebutuhan

2. Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan

dari Lembar ini adalah sebagai berikut;

a. notula analisis revisi; dan

b. daftar hadirtim kaji ulang.

(kota), (tanggal) (bulan) (tahun)

Ketua Tim Kaji Ulang SKTTK

Page 67: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

- 67

Formulir 4

Daftar Unit Kompetensi Terkini

SKTTK ... (disesuaikan dengan SKTTK yang ditetapkan)

No. Kode Unit Judul Unit Kompetensi

1. X.00YYY03.001.0

2. X.00YYY03.002.0

3. X.00YYY05.004.0

3. X.00YYY08.005.1

4. X.OOYYYO 1.006.1

5. X.00YYY07.001.1

6. X.00YYY09.002.0

7. X.00YYY05.003.0

8. X.00YYY03.010.0

9. X.00YYY06.011.0

10. X.00YYY03.012.0

11. dst.

Kode unit : X.OOYYYOO.003.0

Zsc Vcd Xsd dihapus/dicabut karena sudah tidak sesuai dengan

perkembangan teknologi.

Kode Unit : X.OOYYYOO.005.0

Yqrst direvisi menjadi tiga unit kompetensi untuk meningkatkan layanan jasa.Hasil pengembangannya sebagaimana seperti pada kode unit

X.OOYYYOO.009.0 dan X.OOYYYOO.010.0.

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

IGNASIUS JONAN

Salinan sesuai dengan asllnyaKEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

KERALA BIRO HUKUM,

NIP 19601

Hufr A

19

pfi0031001

Page 68: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

- 68 -

LAMPIRAN III

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 46 TAHUN 2017

TENTANG STANDARDISASI KOMPETENSI TENAGA TEKNIK

KETENAGALISTRIKAN

PENGEMASAN DAN TAHAPAN PENYUSUNAN

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

DALAM JENJANG KUALIFIKASI KETENAGALISTRIKAN

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

SKTTK dirumuskan sebagai kemampuan kerja yang mencakup aspek

pengetahuan, keterampilan dan/atau keahlian serta sikap kerja yang

relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan disusun

berdasarkan kebutuhan lapangan usaha.

Pengelompokkan SKTTK ke dalam Jenjang Kualifikasi Ketenagalistrikan

dilakukan berdasarkan tingkat kesulitan pelaksanaan pekerjaan, sifat

pekerjaan dan tanggung jawab pekerjaan, sedangkan pemaketan

standar kompetensi disusun berdasarkan kebutuhan jenjang pekerjaan

dan kualifikasi jenjang diklat formal dengan pendekatan sebagai

berikut:

a. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) untuk digunakan

sebagai standar minimum nasional;

b. Okupansi fungsional (profesi) sektor ketenagalistrikan bidang

pembangkitan, transmisi, distribusi dan pemanfaatan tenaga listrik;

dan

c. kepada industri/perusahaan tertentu dapat mengemas SKTTK

sesuai kebutuhannya(attainment).

Jenjang Kualifikasi Ketenagalistrikan pada bidang pembangkitan,

transmisi, distribusi, dan pemanfaatan tenaga listrik ini disusun mulai

dari tingkat dasar dan berturut-turut ke jenjang yang lebih tinggi.

Page 69: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

69 -

Sesuai KKNI, Jenjang Kualifikasi Ketenagalistrikan terdiri dariQ

(sembilan) jenjang yang dimulai dari kualifikasi jenjang 1 (satu) sampai

dengan jenjang 9 (sembilan). Jenjang Kualifikasi Ketenagalistrikan

dijadikan acuan dalam pengelompokkan Standar Kompetensi Tenaga

Teknik Ketenagalistrikan.

Jenjang Kualifikasi Ketenagalistrikan, sebagai berikut:

Level Jenjang Kompetensi

Pelaksana Muda Mampu melaksanakan tugas sederhana, terbatas,bersifat rutin dengan menggunakan alat, aturan danproses yang telah ditetapkan, serta di bawahbimbingan, pengawasan, dan tanggung jawabatasannya.

Memiliki pengetahuan faktual.

Bertanggung jawab atas pekerjaan sendiri dan tidakbertanggungjawab atas pekerjaan orang lain.

Pelaksana Madya Mampu melaksanakan satu tugas spesifik denganmenggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yanglazim dilakukan, serta menunjukan kinerja denganmutu yang terukur dibawah pengawasan langsungatasannya.

Memiliki pengetahuan operasional dasar danpengetahuan faktual bidang keija yang spesifiksehingga mampu memilih penyelesaian yang tersediaterhadap masalah yang lazim timbul.

Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapatdiberikan tanggung jawab membimbing orang lain.

Pelaksana Utama Mampu melaksanakan serangkaian tugas spesifikdengan menerjemahkan informasi dan menggunakanalat, berdasarkan sejumlah pilihan prosedur kerja,serta mampu menunjukkan kinerja dengan mutu dankuantitas yang terukur yang sebagian merupakanhasil kerja sendiri dengan pengawasan langsung.

Memiliki pengetahuan operasional yang lengkap,prinsip-prinsip serta konsep umum yang terkaitdengan fakta bidang keahlian tertentu sehinggamampu menyelesaikan berbagai masalah yang lazimdengan metode sesuai.

Mampu bekerjasama dan melakukan komunikasidalam lingkungan kerjanya.

Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapatdiberikan tanggung jawab atas kuantitas dan mutuhasil kerja orang lain.

Teknisi Muda Mampu menyelesaikan tugas berlingkup luas dankasus spesifik dengan menganalisis informasi terbatas,memilih metode yang sesuai dari beberapa pilihanyang baku serta mampu menunjukkan kinerja denganmutu dan kuantitas terukur.

Menguasai beberapa prinsip dasar bidang keahliantertentu dan mampu menyelaraskan denganpermasalahan faktual di bidang kerjanya.

Mampu bekerjasama dan melakukan komunikasi,menyusun laporan tertulis dalam lingkup terbatas danmemiliki inisiatif.

Page 70: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

70 -

Level Jenjang Kompetensi

Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapatdiberikan tanggung jawab atas pencapaian basil keijakelompok.

5 Teknisi Madya Mampu menyelesaikan pekerjaan berlingkup luas,memilih metode yang sesuai dari beragam pilihan yangsudah maupun belum baku dengan menganalisis data,serta mampu menunjukkan kinerja dengan mutu dankuantitas yang terukur

Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuantertentu secara umum serta mampu memformulasikanpenyelesaian masalah prosedural.

Mampu mengelola kelompok kerja dan menyusunlaporan tertulis secara komprehensif.

Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapatdiberikan tanggung jawab atas pencapaian basil keijakelompok.

6 Teknisi Utama Mampu mengaplikasikan bidang keabliannya danmemanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi padabidangnya dalam penyelesaian masalah serta mampuberadaptasi terhadap situasi yang dihadapi.

Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuantertentu secara umum dan konsep teoritis bagiankhusus dalam bidang pengetahuan tersebut secaramendalam, serta mampu memformulasikanpenyelesaian masalah prosedural.

Mampu mengambil keputusan yang tepat berdasarkananalisis informasi dan data, dan mampu memberikanpetunjuk dalam memilih berbagai alternative solusisecara mandiri dan kelompok.

Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapatdiberikan tanggung jawab atas pencapaian basil kerjaorganisasi.

7 Ahli Muda Mampu merencanakan dan mengelola sumberdaya dibawah tanggung jawabnya dan mengevaluasi secarakomprehensif kerjanya dengan memanfaatkan ilmupengetahuan, teknologi untuk menghasilkan langkah-langkah pengembangan strategis organisasi.

Mampu memecahkan permasalahan ilmupengetahuan, teknologi di dalam keilmuannya melaluipendekatan monodisipliner.

Mampu melakukan riset dan mengambil keputusanstrategis dengan akuntabilitas dan tanggung jawabpenuh atas semua aspek yang berada di bawahtanggung jawab bidang keabliannya.

8 Ahli Madya Mampu mengembangkan pengetahuan, teknologi didalam bidang keilmuannya atau praktekprofesionalnya melalui riset sehingga menghasilkankaiya inovatif dan teruji.

Mampu memecahkan permasalahan ilmupengetahuan, teknologi di dalam bidang keilmuannyamelalui pendekatan inter atau multidisipliner.Mampu mengelola riset dan pengembangan yangbermanfaat bagi masyarakat dan keilmuan, sertamampu mendapatkan pengakuan nasional daninternasional.

9 Ahli Utama Mampu mengembangkan pengetahuan, teknologidan/atau seni baru di bidang keilmuannya ataupraktek profesionalnya hingga menghasilkan karya

Page 71: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

- 71 -

Level Jenjang Kompetensi

kreatif, original dan teruji.

Mampu memecahkan permasalahan ilmupengetahuan, teknologi di dalam keilmuannya melaluipendekatan inter, multi dan transdisipliner.

Pdampu mengelola, memimpin dan kebijkan yangbermanfaat bagi kemaslahatan umat manusia sertamampu mendapatkan pengakuan nasional daninternational.

2. Pemetaan Jenjang Kualifikasi Ketenagalistrikan

Sesuai dengan ketentuan Pasal 8, Undang-Undang Nomor 30 Tahun

2009 tentang Ketenagalistrikan, bahwa usaha ketenagalistrikan terdiri

atas:

a. Usaha penyediaan tenaga listrik, terdiri atas:

1) pembangkitan tenaga listrik;

2) transmisi tenaga listrik;

3) distribusi tenaga listrik; dan

4) penjualan tenaga listrik.

b. Usaha penunjang tenaga listrik, terdiri atas:

1) usaha jasa penunjang tenaga listrik, terdiri atas:

a) konsultansi dalam bidang instalasi penyediaan tenaga listrik;

pembangunan dan pemasangan instalasi penyediaan

tenagalistrik;

pemeriksaan dan pengujian instalasi tenaga listrik;

pengoperasian instalasi tenaga listrik;

pemeliharaan instalasi tenaga listrik;

penelitaian dan pengembangan;

pendidikan dan pelatihan;

h) laboratorium pengujian peralatan dan pemanfaat tenaga

listrik;

sertifikasi peralatan dan pemanfaat tenaga listrik;

sertifikasi kompetensi tenaga teknik ketenagalistrikan; dan

k) usaha jasa lain yang secara langsung berkaitan dengan

penyediaan tenaga listrik.

2) usaha industri penunjang tenaga listrik, terdiri atas:

a) usaha industri peralatan tenaga listrik; dan

b) usaha industri pemanfaat tenaga listrik.

b)

c)

d)

e)

f)

g)

i)

j)

Page 72: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

- 72 -

Sesuai dengan ketentuan Pasal 45 Peraturan Pemerintah Nomor 14

Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik, bahwa

instalasi tenaga listrik terdiri atas:

a. instalasi penyediaan tenaga listrik, yaitu:

1) Instalasi pembangkit tenaga listrik;

2) Instalasi transmisi tenaga listrik; dan

3) Instalasi distribusi tenaga listrik.

b. instalasi pemanfaatan tenaga listrik terdiri atas:

1) instalasi pemanfaatan tenaga listrik tegangan tinggi;

2) instalasi pemanfaatan tenaga listrik tegangan menengah; dan

3) instalasi pemanfaatan tenaga listrik tegangan rendah.

Keterkaitan pekerjaan pada masing-masing bidang dapat dilihat pada

proses pemetaan Jenjang Kualifikasi Ketenagalistrikan, sebagai berikut:

Tcjittga ListrUf J

.Sr

3-

/ Nv■W y

/f A ^ (85 /f i S s ̂ /

PembaagkitauTeuaea Listrik

» O

3^ S S^ ̂ 'S ^ / Pcnjualana

Transmisi 'Tenueu Listrik, Tenueu Listrik »f r!

KETENAGALISTRIKANa, .

...J-

Pomonfuatan ^ DistribusiTtmigu Listrik ' Tcaagu Listrik

.•O"

.

■■ ''

a

* J«&u P«k«ij<uuk PmIji P«mbug]dt«B, Di*tdb«ai(i«A P«miutiM(«ji Tcasi^ Liflrlk

1. tCdnf ultknsi d«n P*n|;«\p%s4n2. Ptisb%n(unAn dan PatBUttntan3. Ptmtriksaan dan Panfujian4. Panioparasian6. Pantliharaan6. PandidikandanPalatilMtf)7. SarbfikaiKotapatansi8. SarbfikasiBadanUsaKaUsahaLainnya

Gambar 1.1. Jenis Usaha Ketenagalistrikan

Page 73: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

73

Trafo

Pemba^kitListrik:

^pItuPLTG

Sal u ran Transmisi

SUTET 500 kV

SUIT ISO kV

SKTT150 kV

VSal u ran DistribusivVVVVVVV'vVv'v'v'v'vVW^-V

simi 20 fcv

SKTTVI 20 kV

SUTM 6 kV

PLTGU

PLTP

SUIT 70 kVSUTR 330/220 Volt

PLTA

PLTN

PLTD

PLTEBT

Y

Pemanfasftan TT

Pemanfaatan TWI

Pemanfaatan TR

Gambar 1.2. Jenis Intalasi Tenaga Listrik

Page 74: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

- 74 -

Sebagai kelengkapan pemetaan Jenjang Kualifikasi Ketenagalistrikan,

maka dibuat pemetaan fungsi kegiatan/analisis keterampilan {job

mapping/skill analysis) dalam masing-masing bidang dan subbidang.

Pemetaan fungsi kegiatan/analisis keterampilan {job mapping/skill

analysis) ini sangat penting dalam rangka penentuan judul unit

kompetensi, berikut elemen kompetensi dan kriteria unjuk kerja pada

unit kompetensi tersebut.Sebagai ilustrasi dapat dikemukakan suatu

contoh pemetaan fungsi kegiatan/analisis keterampilan {job

mapping/skill analysis) sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 1.3.

berikut ini:

TuGAS-TUGASKUMa URAIANTUGASKUNC^

MEMELIHARATURBIN

UAP

MENERAPKAN

PROSEDUR

WEMPERSIAPKAN

PERALATAN

IMEIEKSAMAKAN

PEKERJAAN

PEMELIHARAAN

I. MEMBUAT LAPORAN

PEMELIHARAAN

Gambar 1.3.

Contoh Pemetaan Fungsi Kegiatan/Analisis Keterampilan

Masing-masing uraian tugas kunci perlu diuraikan lagi atas rincian

uraian tugas kunci. Dari Gambar 1.3. di atas dapat dikemukakan

bahwa pekerjaan "memelihara turbin uap" dapat dijadikan sebagai satu

unit kompetensi. Uraian tugas kunci (menerapkan prosedur,

mempersiapkan peralatan, dan seterusnya) dapat dijadikan Elemen

Kompetensi, sedangkan rincian uraian tugas kunci dapat dijadikan

Kriteria Unjuk Kerja.

Untuk setiap rincian uraian tugas kunci harus ditentukan

pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Hal ini diperlukan

dalam penentuan panduan penilaian. Setiap unit kompetensi mungkin

Page 75: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

- 75 -

saja berkaitan dengan unit kompetensi lainnya dalam bentuk

kejenjangan (prerequisite). Hal ini dikemukakan di dalam panduan

penilaian. Selain dari itu, di dalam panduanpenilaian ini dikemukakan

pula petunjuk untuk interpretasi dan penilaian unit kompetensi,

mencakup aspek-aspek apa yang perlu ditekankan dalam memberikan

penilaian. Dengan demikian, acuan penilaian ini dapat berhubungan

dengan seluruh unit kompetensi.

B. PENENTUAN JENJANG KUALIFIKASI KETENAGALISTRIKAN

1. Aturan Pengemasan

Pengemasan atau pemaketan kompetensi dalam suatu jenjang

kualifikasi harus memenuhi:

a. Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan (SKTTK)

Merupakan aturan, pedoman, atau rumusan suatu kemampuan

yang dilandasi oleh pengetahuan, ketrampilan dan didukung sikap

serta penerapannya ditempat kerja yang mengaou pada persyaratan

unjuk kerja, yang dibakukan berdasarkan konsensus pemangku

kepentingan.

b. Proses Penyusunan

Difasilitasi oleh Kementerian c.q. Direktorat Jenderal dengan

melibatkan para pemangku kepentingan agar secara nyata dapat

menerapkan kompetensi tersebut pada usaha ketenagalistrikan.

c. Bentuk Pengemasan

Dalam melakukan pengemasan kualifikasi digunakan model

kompetensi inti dan kompetensi pilihan atau disingkat model IP.

1) Kompetensi Inti

Merupakan unit kompetensi yang harus/wajib dimiliki dalam

melaksanakan pekerjaan pada tingkat/jenjang tertentu pada

suatu area/bidang pekerjaan. Pada dasarnya kompetensi inti

bersifat fungsional.

2) Kompetensi Pilihan

Merupakan unit kompetensi yang dipilih oleh pengguna untuk

mendukung pelaksanaan pekerjaan pada tingkat/jenjang

tertentu pada suatu area/bidang pekerjaan. Unit kompetensi

pilihan dapat dipersyaratkan atau tidak dipersyaratkan sesuai

dengan kebutuhan masing-masing pihak. Apabila

dipersyaratkan, maka pemilihan unit kompetensi pilihan dapat

dikelompokkan menjadi 2 (dua) kelompok sebagai berikut:

Page 76: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

- 76 -

a) unit kompetensi pilihan yang telah ditetapkan dan

diberlakukan oleh Kementerian dimasukkan dalam kelompok

A; dan

b) unit kompetensi pilihan yang telah ditetapkan dan

diberlakukan oleh instansi lain dimasukkan dalam

kelompok B.

d. Penentuan Jumlah Unit Kompetensi

Merupakan jumlah kebutuhan unit kompetensi dalam suatu

Jenjang Kualiflkasi Ketenagalistrikan. Jumlah unit kompetensi pada

setiap klasifikasi/atribut unit kompetensi inti dan unit kompetensi

pilihan ditentukan berdasarkan karekteristik dari peran kerja yang

hams dilakukan di tempat kerja. Jumlah unit kompetensi tersebut

pada dasarnya tidak ditentukan. Namun dalam pengemasan

kedalam suatu kualiflkasi, untuk unit kompetensi yang bersifat

pilihan ditentukan minimal 30% (tiga puluh persen) dari selumh

jumlah unit kompetensi yang hams dimiliki pada suatu Jenjang

Kualiflkasi Ketenagalistrikan.

e. Penetapan Jenjang Kualiflkasi Ketenagalistrikan

Kementerian sebagai penanggungjawab terhadap pembinaan

subsektor ketenagalistrikan melakukan penetapan Jenjang

Kualiflkasi Ketenagalistrikan. Penetapan Jenjang Kualiflkasi

Ketenagalistrikan dilakukan setelah mendapatkan veriflkasi dari

Kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di

bidang ketenagakerjaan.

Pengemasan Unit Kompetensi

Pada prinsipnya unit-unit kompetensi yang tersedia/terdapat dalam

suatu SKTTK bersifat netral, tidak terikat dalam suatu klasifikasi atau

atribut unit kompetensi inti dan/atau unit kompetensi pilihan.

Penetapan klasifikasi terhadap setiap unit kompetensi dilakukan pada

saat pengemasan unit kompetensi dalam suatu kualiflkasi. Pengemasan

unit kompetensi tersebut hanya berlaku untuk kualiflkasi yang

bersangkutan.

Sebagai contoh unit kompetensi pilihan pada suatu kualiflkasi dapat

bersifat unit kompetensi inti pada kualiflkasi lainnya, atau sebaliknya.

Pengemasan unit kompetensi ke dalam suatu kualiflkasi harus

dilakukan dengan memadukan unit-unit kompetensi yang tersedia

dalam SKTTK (termasuk menggunakan unit-unit kompetensi yang

Page 77: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

- 77 -

berasal dari SKTTK lain) dan merujuk kepada model pengemasan yang

telah ditentukan.

Berdasarkan hal tersebut, pengemasan kualifikasi ke dalam suatu

kualifikasi hams dilakukan;

a. sesuai dengan kondisi rill berdasarkan tuntutan peran kerja yang

harus dilakukan yang mencerminkan kinerja di subsektor

ketenagalistrikan;

b. badan usaha ketenagalistrikan yang difasilitasi oleh Pemerintah;

dan

c. menggunakan model pengemasan yang telah ditentukan.

3. Tahapan Pen5rusunan Jenjang KualifikasiKetenagalistrikan

Untuk menyusun Jenjang Kualifikasi Ketenagalistrikandilakukan

dengan tahapan sebagai berikut:

a. Penetapan Tim Perumus KKNI

Tim pemmus KKNI dibentuk dan ditetapkan oleh Komite Standar

Kompetensi. Tim perumus KKNI berasal dari unsur

industri/perusahaan yang representatif dan terkait, dengan jumlah

disesuaikan dengan kebutuhan. Tim perumus KKNI dapat

merupakan Tim perumus SKTTK.

Dalam melaksanakan perumusan KKNI dapat dilakukan dengan

cara:

1) bersamaan dengan perumusan SKTTK; atau

2) tidak bersamaan dengan perumusan SKTTK.

b. Menyiapkan Sumber Informasi Kompetensi

Untuk merumuskan Jenjang Kualifikasi Ketenagalistrikan, hams

didukung dengan sumber informasi kompetensi yang terkait dengan

pekerjaan pada subsektor ketenagalistrikan yang akan dirumuskan

Jenjang Kualifikasi Ketenagalistrikan sesuai KKNI. Sumber

informasi dimaksud, berasal dari:

1) Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan;

2) deskripsi atau uraian tugas/pekerjaan;dan/atau

3) gambaran proses bisnis industri/perusahaan/area pekerjaan.

c. Identifikasi Unit Kompetensi

Terdapat 2 (dua) pendekatan yang paling umum dalam pengemasan

kualifikasi.Tim perumus KKNI dapat memilih salah satu atau

kedua-duanya dalam melakukan pengemasan kualifikasi. Kedua

pendekatan tersebut yaitu mengidentifikasi unit-unit kompetensi

pada:

Page 78: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

- 78 -

1) Semua Kompetensi Yang Dibutuhkan

Merupakan pendekatan dengan mengidentifikasi atau

memetakan semua kebutuhan kompetensi. Dengan basil

identifikasi atau pemetaan tersebut, akan diketahui kompetensi

yang hams dimiliki oleh Tenaga Teknik dalam melaksanakan

pekerjaan pada instalasi tenaga listrik.

Hasil identifikasi disandingkan dengan SKTTK yang telah

tersedia (telah ditetapkan oleh Menteri). Dalam penyandingan

tersebut, jika terdapat kekurangan dapat diketahui sumber

ketersediaannya, misalnya dengan menggunakan unit

kompetensi yang berasal dari SKTTK lain.

Pendekatan ini lebih disarankan karena identifikasi kompetensi

dilakukan berdasarkan pekerjaan pada instalasi tenaga listrik,

sehingga lebih meneerminkan perubahan sifat pekerjaan usaha

ketenagalistrikan.

Sebagai contoh bisnis proses di industri perhotelan baik untuk

hotel skala besar, menengah maupun keeil atau tempat

akomodasi lainnya pada dasarnya sama. Porter di hotel skala

keeil selain tugas utama yang dimiliki, juga hams mengerjakan

layanan kamar dan pramusaji. Artinya porter di hotel skala keeil

hams memiliki kemampuan yang fleksibel untuk

mengakomodasi tugas yang lain. Kondisi tersebut bertolak

belakang untuk hotel skala besar, dimana dituntut adanya

spesialisasi atau kekhususan, sehingga pekerja di tuntut untuk

lebih fokus.

2) Kompetensi yang Dipersyaratkan Untuk Suatu Okupasi atau

Jabatan

Merupakan pendekatan dengan mengidentifikasi kebutuhan

kompetensi pada suatu okupasi atau jabatan. Identifikasi

kompetensi dilakukan berdasarkan serangkaian tugas-tugas

yang harus dilakukan pada suatu okupasi/jabatan.

Hasil identifikasi terhadap tugas-tugas pada suatu okupasi

disandingkan dengan SKTTK yang telah tersedia (telah

ditetapkan oleh Menteri). Dalam penyandingan tersebut, jika

terdapat kekurangan dapat diketahui sumber ketersediaannya,

misalnya dengan menggunakan unit kompetensi yang berasal

dari SKTTK lain.

Page 79: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

- 79 -

Untuk memudahkan dalam mengidentifikasi tugas pada suatu

okupasi/jabatan dapat menggunakan Klasifikasi Jabatan

Indonesia yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik.

d. Melakukan Pengemasan

Sesuai dengan basil identifikasi kompetensi dan penentuan model

pengemasan, Tim perumus Jenjang Kualifikasi Ketenagalistrikan

melakukan pengemasan dengan cara sebagai berikut:

1) Tetapkan Referensi Acuan

Referensi yang digunakan mengacu kepada kondisi aktual dari

pekerjaan pada instalasi tenaga listrik. Pada umumnya referensi

yang digunakan adalah tingkatan tanggung jawab pekerjaan

dalam suatu badan usaha yang sejenis. Istilah yang digunakan

untuk tingkatan tanggung jawab pekerjaan pada setiap usaha

ketenagalistrikan.

Sebagai contoh tingkatan tanggungjawab pekerjaan di

industri/perusahaan seperti: asisten, operator, supervisor,

manager, dan Iain-lain. Sedangkan di instansi pemerintah

seperti: staf, kepala seksi, kepala bagian, direktur.

2) Kelompokkan Unit-Unit Kompetensi Berdasarkan Klasifikasinya

a) Kompetensi Inti

Tentukan unit-unit kompetensi yang dikelompokkan sebagai

kompetensi inti. Unit-unit kompetensi inti merupakan unit

kompetensi yang wajib dimiliki oleh setiap orang pada posisi

atau tingkat jabatan kerja tertentu.

b) Kompetensi Pilihan

Tentukan unit-unit kompetensi yang dikelompokkan sebagai

kompetensi pilihan. Kompetensi pilihan dipilih agar dalam

melaksanakan pekerjaan memiliki fleksibilitas dan sesuai

dengan tuntutan di tempat kerja. Unit-unit kompetensi

pilihan merupakan unit kompetensi yang dipilih untuk

melengkapi suatu posisi/tingkat jabatan dan/atau area

pekerjaan. Unit kompetensi pilihan di tentukan oleh

kepentingan/ pengguna, yang terdiri atas:

1) pemilik/pengusaha;

2) pekerja/pegawai;

3) peserta/siswa pelatihan; dan

4) lembaga pelatihan kerja.

Page 80: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

- 80 -

Bagi pemilik/pengusaha, unit-unit kompetensi pilihan dapat

dipilih yang sesuai dengan kewajiban yang disyaratkan

untuk dilakukan oleh pekerjanya.

Bagi pekerja/pegawai, mereka dapat memilih unit-unit

kompetensi yang sesuai dengan kompetensi yang telah

dimiliki atau unit-unit kompetensi yang berguna untuk

penyesuaian jenjang karir.

Bagi peserta/siswa pelatihan, mereka dapat memilih unit-

unit yang mereka percaya dapat memaksimalkan kapasitas

mereka untuk memperoleh pekerjaan di industri.

Bagi lembaga pelatihan, unit-unit kompetensi pilihan dapat

dipilih sesuai dengan fasilitas dan kompetensi dari para

pelatih yang dimiliki atau yang akan memungkinkan bagi

lembaga pelatihan agar pelatihan yang diselenggarakan

menjadi menarik bagi peserta/siswa.

Dengan adanya kebutuhan dari setiap pemangku

kepentingan/pengguna sebagaimana disebutkan diatas,

maka kompetensi pilihan dapat dibuat berdasarkan

pengelompokan/ grup, termasuk jika akan menggunakan

kompetensi dari bidang/pekerjaan yang lain.

Contoh:

Kompetensi Inti

7 unit kompetensi pilihan yang terdiri dari: 5 unitkompetensi kelompok A2 unit kompetensi kelompok

B Kompetensi pilihan —

Kelompok A Kelompok B

dst.

dst. dst.

3) Menentukan Aturan Pengemasan

Berdasarkan hasil pengelompokan unit-unit kompetensi

kedalam klasiflkasi kompetensi inti dan kompetensi pilihan,

dapat ditentukan:

a) jumlah unit kompetensi inti;

b) jumlah unit kompetensi pilihan;

c) jumlah kelompok/grup dalam suatu kompetensi pilihan;dan

Page 81: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

- 81 -

d) jumlah unit kompetensi (jika diperlukan) dari bidang

pekerjaan yang lain.

Contoh:

Pada industri pembangkitan tenaga listrik dengan fokus tempat

kerja, menginginkan adanya fleksibilitas, agar

karyawan/pegawai dapat menangani beberapa pekerjaan/tugas

di pembangkit tenaga listrik. Setelah dilakukan identifikasi

kompetensi dan pengelempokan unit-unit kompetensi

berdasarkan klasiflkasi inti dan klasifikasi pilihan, dihasilkan

aturan pengemasan sebagai berikut:

Peraturan Pengemasan

15 unit kompetensi harus dimiliki, yang terdiri atas: 8 unit

kompetensi inti

7 unit kompetensi pilihan, yang terdiri dari;

Kelompok A, 5 unit kompetensi

Kelompok B, 2 unit kompetensi

atau peraturan pengemasan dapat juga dibuat dengan

mengakomodir unit kompetensi industri lain sebagai unit

kompetensi pilihan.

Peraturan Pen&emasan

15 unit kompetensi harus dimiliki, yang terdiri atas: 8 unit

kompetensi inti

7 unit kompetensi pilihan, yang terdiri dari:

Kelompok A, 3 unit kompetensi

Kelompok B, 2 unit kompetensi

2 unit kompetensi dari industri lain

Menetapkan Jenjang Kualifikasi Ketenagalistrikan

Ketika industri telah mengelompokkan unit-unit kompetensi sesuai

dengan aturan pengemasan, tahap selanjutnya adalah menetapkan

Jenjang Kualifikasi Ketenagalistrikan berdasarkan deskripsi KKNI.

1) Unsur-Unsur Jenjang Kualifikasi Ketenaga listrikan

Setiap jenjang pada memiliki unsur-unsur sebagai berikut:

a) lingkungan operasional/pelaksanaan pekerjaan;

b) pengetahuan dan keterampilan;

c) kemampuan memproses informasi/pemecahan masalah;

dan

Page 82: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

- 82 -

d) tanggung jawab/ akuntabilitas/otonomi.

Keempat karakteristik diatas merupakan faktor-faktor yang

digunakan dalam melakukan evaluasi pekerjaan untuk

menentukan nilai suatu pekerjaan (atau posisi) dibandingkan

dengan pekerjaan lainnya di suatu organisasi, bahkan

karekteristik diatas dapat digunakan untuk menetapkan jenjang

karir atau posisi Tenaga Teknik serta lebih mencerminkan dunia

kerja, oleh karena itu digunakan untuk menentukan Jenjang

Kualifikasi Ketenagalistrikan berdasarkan deskripsi pada KKNI.

2) Menentukan Jenjang Kualifikasi Ketenagalistrikan

Untuk menentukan Jenjang Kualifikasi Ketenagalistrikan,

dilakukan dengan membandingkan antara unit-unit kompetensi

yang terdapat dalam pengelompokan sesuai dengan basil

peraturan pengemasan dengan karekteristik pada setiap jenjang

sebagaimana yang diuraikan pada deskripsi Jenjang Kualifikasi

Ketenagalistrikan. Proses pembandingan dapat dilakukan

sebagai berikut:

a) analisa pekerjaan/tugas pada unit-unit kompetensi yang

telah ditetapkan dalam aturan pengemasan;

b) identifikasi pengetahuan dan/atau keterampilan yang

terdapat pada unit-unit kompetensi;

c) perbandingkan basil analisis pekerjaandan basil identifikasi

pengetahuan/keterampilan terhadap deskripsi Jenjang

Kualifikasi Ketenagalistrikan; dan

d) tetapkan/tentukan posisi Jenjang Kualifikasi

Ketenagalistrikan.

f. Penulisan Rumusan Jenjang Kualifikasi Ketenagalistrikan

Penulisan rumusan Jenjang Kualifikasi Ketenagalistrikan ke dalam

suatu format penulisan yang berisi:

1) kodefikasi dan kualifikasi jenjang ketenagalistrikan;

2) penjelasan deskripsi ketenagalistrikan;

3) sikap kerja;

4) peran kerja;

5) kemungkinan jabatan; dan

6) aturan pengemasan, yang terdiri atas:

a) unit kompetensi inti; dan

b) unit kompetensi pilihan.

Page 83: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

- 83 -

Format Penulisan Jenjang KualifikasiStruktur dan

Ketenagalistrikan, sebagai berikut:

a. Struktur

1. Kodefikasi dan Kualifikasi Jenjang Ketenagalistrikan

Berisi kodefikasi, posisi Jenjang Kualifikasi

Ketenagalistrikan dan namapekerjaan instalasi tenaga listrik

X 00 000 00 KUALIFIKASI 0 AAAAAA

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Keterangan:

(1) Kode kategori yang diisi 1 (satu) digit berupa huruf

sesuai kode huruf pada Klasifikasi Baku Lapangan

Usaha Indonesia (KBLI) untuk kategori "Pengadaan

Listrik, Gas, Uap/Air Panas dan Udara Dingin" yaitu

huruf D.

(2) Kode golongan pokok yang terdiri dari 2 (dua) digit

berupa angka sesuai kode angka pada Klasifikasi Baku

Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) untuk golongan

pokok "Pengadaan Listrik, Gas, Uap/Air Panas Dan

Udara Dingin" yaitu angka 35.

(3) Kode lapangan usaha terdiri dari 3 (tiga) digit berupa

angka, yaitu:

a. digit kesatu menunjukan kode golongan yaitu

ketenagalistrikan;

b. digit kedua menunjukan bidang yaitu area

pekerjaan pada ketenagalistrikan; dan

c. digit ketiga menunjukan subbidang yaitu jenis

pekerjaan pada ketenagalistrikan.

LAPANGAN USAHA

Digit Pertama Digit Kedua Digit Ketiga

(Golongan) (Bidang) (Subbidang)

1: Ketenagalistrikan 1 : Pembangkit 1 : Perencanaan & Pengawasan

2 ; Transmisi 2 ; Pembangunan & Pemasangan

3 : Distribusi 3 : Pemeriksaan 86 Pengujian

4 : Pemanfataan 4 : Pengoperasian

5 : Penjualan 5 : Pemeliharaan

6 : Integrasi 6 : Pendidikan 86 Pelatihan

7 : Sertifikasi Kompetensi

8 : Sertifikasi Badan Usaha

9 : Pekerjaan lainnya

Page 84: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

(4)

(5)

(6)

(7)

- 84 -

Versi penetapan KKNI sebagai akibat dari adanya

perubahan, diisi dengan 2 (dua) digit berupa angka,

mulai dari angka 01, 02, dan seterusnya.

Kata "Kualifikasi" diisi untuk menegaskan pengemasan.

Jenjang Kualifikasi Ketenagalistrikan, merupakan

tingkat/level kualifikasi yang ditetapkan, diisi dengan 1

(satu) digit berupa angka sesuai dengan Jenjang

Kualifikasi Ketenagalistrikan.

Kode penjabaran area pekerjaan pada instalasi tenaga

listrik, diisi dengan 6 (enam) digit berupa huruf, sebagai

berikut:

Kode Area Pekerjaan

KITLTU Pembangkit Listrik Tenaga Uap

KITLTG Pembangkit Listrik Tenaga Gas

KITTGU Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap

KITLTP Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

KITLTA Pembangkit Listrik Tenaga Air

KITAMH Pembangkit Listrik Tenaga Air Skala Kecil Menengah

KITLTD Pembangkit Listrik Tenaga Diesel

KITEBT Pembangkit Listrik Energi Baru Terbarukan

TRATEL Transmisi Tenaga Listrik

DISTEL Distribusi Tenaga Listrik

MANTTM Pemanfaatan Tenaga Listrik Tegangan Tinggi danMenengah

MANTER Pemanfaatan Tenaga Listrik Tegangan Rendah

2. Penjelasan Deskripsi Jenjang KKNI

Merupakan penjelasan singkat yang memuat lingkup

pekerjaan dan tanggung jawab sesuai dengan jenjang

kualifikasi.

3. Sikap Kerja

Merupakan kontekstualisasi sikap yang hams dimiliki oleh

penyandang Jenjang Kualifikasi Ketenagalistrikan

sebagaimana yang disebutkan dalam deskripsi umum.

4. Peran Kerja

Berisi informasi peran yang dapat dilakukan pada suatu area

pekerjaan.

5. Kemungkinan Jabatan

Berisi informasi nama-nama jabatan yang relevan dengan

Jenjang Kualifikasi Ketenagalistrikan.

Page 85: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

- 85 -

6. Aturan Pengemasan

Berisi jumlah dan nama unit kompetensi yang harus

dimiliki/ dipenuhi pada Jenjang Kualifikasi Ketenagalistrikan

baik yang bersifat inti maupun pilihan.

Format Penulisan

X XX AAA XX KUALIFIKASI X AAAAAA

Deskripsi

Sikap Kerja

Peran Kerja

Kemungkinan Jabatan

1

2

4. dst.

Aturan Pengemasan

XXX unit kompetensi yang harus diselesaikan/dipenuhi, dengan

rincian sebagai berikut:

XXX unit kompetensi inti; dan

XXX unit kompetensi pilihan.

Page 86: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

- 86

Daftar unit kompetensi:

Unit Kompetensi Inti Unit Kompetensi Pilihan

1. ... 1. ...

2. ... 2. ...

3. ... 3. ...

4. ... 4. dst

5. ...

5. dst.

Atau menggunakan model pengelompokan pada kompetensi

pilihan.

XXX unit kompetensi yang hams diselesaikan/dipenuhi, dengan

rincian sebagai berikut:

XXX unit kompetensi inti

XXX unit kompetensi pilihan, terdiri atas:

1. XXX unit kompetensi kelompok A; dan

2. XXX unit kompetensi kelompok B.

Daftar unit kompetensi:

; Unit Kompetensi IntiUnit Kompetensi Pilihan

Kelompok A Kelompok B

1. ... 1. ... 1. ...

2. ... 2. ... 2. ...

3. ... 3. ... 3. ...

4. dst. 4. dst. 4. dst.

g. Penetapan Jenjang Kualifikasi Ketenagalistrikan

Penetapan Jenjang Kualifikasi Ketenagalistrikan pada suatu

sektor/bidang atau area pekerjaan dilakukan oleh Kementerian

melalui Peraturan Menteri. Penetapan Jenjang Kualifikasi

Ketenagalistrikan dilakukan setelah melalui proses sebagai berikut:

Page 87: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

- 87

1) pemmusan KKNI;

2) mendapatkan verifikasi dari Kementerian Ketenagakerjaan; dan

3) mendapatkan konsensus dari para pemangku kepentingan sub

sektor ketenagalistrikan.

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

IGNASIUS JONAN

KEMENT

Salinan sesuai dengan aslinya^ ̂ DAN SUMBER DAYA MINERAL

BIRO HUKUM,G

9^9; A

Uj

5=^

fr sr

99010

■fl A031001

Page 88: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

- 88 -

LAMPIRAN IV

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 46 TAHUN 2017

TENTANG

STANDARDISASI KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

A. FORMAT SERTIFIKAT KOMPETENSI (TAMPAK DEPAN)

LogoLembagaSertifikasi

Kompetensi

Logoiamnyayang

penu

Nama Lembaga Sertifikasi KompetensiName of Competency Certification Body

Alamal. Nomof Telepon/Faxin-iili, Web

Address.Phone Numbdr/Faximili.Web

Logolainnyayang

petlu

LogoDitjen GatrikKementerian

ESDM

AkreditasI Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republtk Indonesia Nomor .... Tanggal ...Minister of Energy and Mineral Resources of Republic Indonesia Acreditation Number ... Date ...

Sertifikat Kompetensi - Certificate of CompetencyNomor Sertifikat {Certificate Number) :Nomor Registrasi {Registration number) :

Dengan ini menyatakan bahwa (This is certify that);

Nama {Name)Nomor NIK/Paspor {Identity Number/Passport Number)Tempat dan Tanggal Lahir {Place and Date of Birth)

Alamat {Address)

Telah dinyatakan kompeten dalam {Has been declared the competent in):

Jabatan/profesi {occupational/professional)

Deskripsi jabatan/profesi {occupational/professional description) ;

..(Operator BOP pada Pembangkit)..

Kode jenjang kuaiifikasi {code level qualification)

Foto

3x4

Sertifikat Kompetensi ini beriaku selama 3 (tiga) tahun sejak tanggal dikeluarkan{Certificate of Competence is valid for three (3) years from the date of issuance)

Ditetapkan di {Defined in)Pada tanggal {At the date of) .Nama LSK {Name LSK)

Nama Penandatangan {Signatory name)Jabatan {Posiition)

Page 89: REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG ... · 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik

89 -

B. FORMAT SERTIFIKAT KOMPETENSI (TAMPAK BELAKANG)

RINCIAN UNIT KOMPETENSI {DETAILS FOR UNITS OF COMPETENCY)

A. Kompetensi Inti (Main Competencies)

1. Unit Kompetensi {Unit Competency)Kode Unit {code Unit)

2. Unit Kompetensi {Unit Competency)Kode Unit {code Unit)

3. Unit Kompetensi {Unit Competency)Kode Unit {code Unit)

B. Kompetensi Pilihan (Optinal Competencies)

1. Unit Kompetensi {Unit Competency) :Kode Unit {code Unit) :

2. Unit Kompetensi {Unit Competency) :Kode Unit {code Unit) :

3. dst :

KEMENT/

to

A

N P 1960 519

suai dengan aslinyaAN SUMBER DAYA MINERAL

RO HUKUM,

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

IGNASIUS JONAN

rori

0031001