Renungan Harian Pra Paskah 2019 Harapan dalam Kesengsaraan 1 | Page 15 April 2019 – Senin Pekan Suci Akulah TUHAN; Aku Telah Memanggilmu Yesaya 42:1-9 1 Lihat, itu hamba-Ku yang Kupegang, orang pilihan-Ku, yang kepadanya Aku berkenan. Aku telah menaruh Roh-Ku ke atasnya, supaya ia menyatakan hukum kepada bangsa-bangsa. 2 Ia tidak akan berteriak atau menyaringkan suara atau memperdengarkan suaranya di jalan. 3 Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya, tetapi dengan setia ia akan menyatakan hukum. 4 Ia sendiri tidak akan menjadi pudar dan tidak akan patah terkulai, sampai ia menegakkan hukum di bumi; segala pulau mengharapkan pengajarannya. 5 Beginilah firman Allah, TUHAN, yang menciptakan langit dan membentangkannya, yang menghamparkan bumi dengan segala yang tumbuh di atasnya, yang memberikan nafas kepada umat manusia yang mendudukinya dan nyawa kepada mereka yang hidup di atasnya: 6 "Aku ini, TUHAN, telah memanggil engkau untuk maksud penyelamatan, telah memegang tanganmu; Aku telah membentuk engkau dan memberi engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia, menjadi terang untuk bangsa-bangsa, 7 untuk membuka mata yang buta, untuk mengeluarkan orang hukuman dari tempat tahanan dan mengeluarkan orang-orang yang duduk dalam gelap dari rumah penjara. 8 Aku ini TUHAN, itulah nama-Ku; Aku tidak akan memberikan kemuliaan-Ku kepada yang lain atau kemasyhuran-Ku kepada patung. 9 Nubuat-nubuat yang dahulu sekarang sudah menjadi kenyataan, hal-hal yang baru hendak Kuberitahukan. Sebelum hal-hal itu muncul, Aku mengabarkannya kepadamu." Renungan Dipanggil untuk menjadi Hamba TUHAN, bangsa Israel gagal menghidupi panggilan itu. Akankah dan mampukah TUHAN membebaskan Israel, hambanya itu? Apakah masih ada pengharapan bagi bangsa Israel yang dihakimi dan diasingkan hidup di Babel? Lewat nabi Yesaya, TUHAN mendeklarasikan suatu hal baru yaitu bahwa Dia akan membangkitkan seorang Hamba Sejati. Tetapi Hamba ini akan ditolak, dipukuli dan dibunuh. Namun melalui penderitaan dan kematian Hamba- Nya inilah dosa bangsa Israel ditebus dan keadilan TUHAN ditegakkan, memberikan pengharapan baru bagi bangsa Israel untuk sekali lagi menjadi Hamba TUHAN. Namun pengharapan ini bukan untuk mereka yang berkeras mencari jalan dan keuntungan sendiri. Bagi mereka yang demikian, tidak ada damai. (Yesaya 56:11; 57:21) Dalam Yesaya 42:1-4, Hamba ini diperkenalkan sebagai yang diurapi oleh Roh, lemah (ayat 2-3) dan berkemenangan (ayat 4) serta sebagai seorang yang akan membawa dan membangun keadilan (ayat 1, 3-4), yang Dia telah wujudkan dengan mati di kayu salib menebus dosa manusia. Dalam Yesaya 42: 5-9, Dia ditugaskan membawa keselamatan bagi orang Yahudi dan orang asing non Yahudi, ”Akulah TUHAN, Aku telah memanggil engkau untuk maksud penyelamatan…(ayat 6) dan memberi perjanjian bagi umat manusia, menjadi terang bagi bangsa-bangsa. Seperti bangsa Israel, kita mungkin tidak menghidupi panggilan kita sebagai Hamba Tuhan. Kita mungkin telah menempatkan pengejaran keegoisan kita di atas Tuhan, atau kita mungkin belum bertindak secara adil setiap saat. Sekarang mungkin kita merasa tidak layak dan tidak ada harapan bagi kita untuk kembali menjadi hamba-Nya yang sejati. Pengharapan yang dipresentasikan lewat pelayanan Kristus, Hamba yang menderita, kepada bangsa Israel untuk menjadi Hamba Tuhan sekali lagi juga dipersembahkan kepada kita hari ini. Karena karya Kristus di kayu salib, Tuhan dapat memanggil kita di dalam kebenaran. Akankah Anda menjawab panggilan untuk menjadi Hamba Tuhan dan menyambut pengharapan yang kita miliki di
15
Embed
Renungan Harian Pra Paskah 2019 Harapan dalam Kesengsaraan · Yesus, Firman yang Hidup, Aku memilih untuk fokus pada-Mu Yesus, Terang Dunia, ajar aku untuk menyinarkan Terang-Mu bagi
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Renungan Harian Pra Paskah 2019
Harapan dalam Kesengsaraan
1 | P a g e
15 April 2019 – Senin Pekan Suci
Akulah TUHAN; Aku Telah Memanggilmu
Yesaya 42:1-9 1 Lihat, itu hamba-Ku yang Kupegang, orang pilihan-Ku, yang kepadanya Aku berkenan. Aku telah
menaruh Roh-Ku ke atasnya, supaya ia menyatakan hukum kepada bangsa-bangsa. 2 Ia tidak akan berteriak atau menyaringkan suara atau memperdengarkan suaranya di jalan.
3 Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan
dipadamkannya, tetapi dengan setia ia akan menyatakan hukum. 4 Ia sendiri tidak akan menjadi pudar dan tidak akan patah terkulai, sampai ia menegakkan hukum di
bumi; segala pulau mengharapkan pengajarannya. 5 Beginilah firman Allah, TUHAN, yang menciptakan langit dan membentangkannya, yang
menghamparkan bumi dengan segala yang tumbuh di atasnya, yang memberikan nafas kepada umat
manusia yang mendudukinya dan nyawa kepada mereka yang hidup di atasnya: 6 "Aku ini, TUHAN,
telah memanggil engkau untuk maksud penyelamatan, telah memegang tanganmu; Aku telah
membentuk engkau dan memberi engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia, menjadi terang
untuk bangsa-bangsa, 7 untuk membuka mata yang buta, untuk mengeluarkan orang hukuman dari
tempat tahanan dan mengeluarkan orang-orang yang duduk dalam gelap dari rumah penjara. 8 Aku
ini TUHAN, itulah nama-Ku; Aku tidak akan memberikan kemuliaan-Ku kepada yang lain atau
kemasyhuran-Ku kepada patung. 9 Nubuat-nubuat yang dahulu sekarang sudah menjadi kenyataan, hal-hal yang baru hendak
Kuberitahukan. Sebelum hal-hal itu muncul, Aku mengabarkannya kepadamu."
Renungan
Dipanggil untuk menjadi Hamba TUHAN, bangsa Israel gagal menghidupi panggilan itu. Akankah
dan mampukah TUHAN membebaskan Israel, hambanya itu? Apakah masih ada pengharapan bagi
bangsa Israel yang dihakimi dan diasingkan hidup di Babel? Lewat nabi Yesaya, TUHAN
mendeklarasikan suatu hal baru yaitu bahwa Dia akan membangkitkan seorang Hamba Sejati. Tetapi
Hamba ini akan ditolak, dipukuli dan dibunuh. Namun melalui penderitaan dan kematian Hamba-
Nya inilah dosa bangsa Israel ditebus dan keadilan TUHAN ditegakkan, memberikan pengharapan
baru bagi bangsa Israel untuk sekali lagi menjadi Hamba TUHAN. Namun pengharapan ini bukan
untuk mereka yang berkeras mencari jalan dan keuntungan sendiri. Bagi mereka yang demikian,
tidak ada damai. (Yesaya 56:11; 57:21)
Dalam Yesaya 42:1-4, Hamba ini diperkenalkan sebagai yang diurapi oleh Roh, lemah (ayat 2-3) dan
berkemenangan (ayat 4) serta sebagai seorang yang akan membawa dan membangun keadilan (ayat
1, 3-4), yang Dia telah wujudkan dengan mati di kayu salib menebus dosa manusia. Dalam Yesaya
42: 5-9, Dia ditugaskan membawa keselamatan bagi orang Yahudi dan orang asing non Yahudi,
”Akulah TUHAN, Aku telah memanggil engkau untuk maksud penyelamatan…(ayat 6) dan memberi
perjanjian bagi umat manusia, menjadi terang bagi bangsa-bangsa.
Seperti bangsa Israel, kita mungkin tidak menghidupi panggilan kita sebagai Hamba Tuhan. Kita
mungkin telah menempatkan pengejaran keegoisan kita di atas Tuhan, atau kita mungkin belum
bertindak secara adil setiap saat. Sekarang mungkin kita merasa tidak layak dan tidak ada harapan
bagi kita untuk kembali menjadi hamba-Nya yang sejati.
Pengharapan yang dipresentasikan lewat pelayanan Kristus, Hamba yang menderita, kepada bangsa
Israel untuk menjadi Hamba Tuhan sekali lagi juga dipersembahkan kepada kita hari ini. Karena
karya Kristus di kayu salib, Tuhan dapat memanggil kita di dalam kebenaran. Akankah Anda
menjawab panggilan untuk menjadi Hamba Tuhan dan menyambut pengharapan yang kita miliki di
Renungan Harian Pra Paskah 2019
Harapan dalam Kesengsaraan
2 | P a g e
dalam Kristus? Atau akankah Anda tetap berkeras memaksa hidup di dalam jalan Anda sendiri?
Doa
Tuhan, berikan kami iman untuk mempercayai bahwa Engkau sedang memberikan kami kesempatan
lagi dan memanggil kami lagi menjadi hamba-Mu hari ini. Tolong kami untuk melepaskan
pengejaran kami atas keegoisan kami, dan jadikan kami hamba-hamba yang benar yang membawa
sesama kami kepada anugerah keselamatan di dalam Kristus. Amin.
Tindakan
Singkirkan semua yang berhala di dalam hidup kita apapun itu. Doakan untuk keberanian dan
kebijaksanaan untuk berbicara dengan keluarga dan teman-teman yang masih hidup di dalam
kegelapan. Beritakan kabar baik bahwa Yesus Kristus dapat membawa mereka keluar dari
“kegelapan” untuk masuk kepada “Terang”
Oleh
Revd. Steven Seah
Associate Dean of Cambodia
Diocese of Singapore
Renungan Harian Pra Paskah 2019
Harapan dalam Kesengsaraan
1 | P a g e
16 April 2019 – Selasa Pekan Suci
Dan Aku, Apabila Aku Ditinggikan…
Yohanes 12:20-36 20
Di antara mereka yang berangkat untuk beribadah pada hari raya itu, terdapat beberapa orang
Yunani. 21
Orang-orang itu pergi kepada Filipus, yang berasal dari Betsaida di Galilea, lalu berkata
kepadanya: "Tuan, kami ingin bertemu dengan Yesus." 22
Filipus pergi memberitahukannya kepada
Andreas; Andreas dan Filipus menyampaikannya pula kepada Yesus. 23
Tetapi Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan. 24
Aku
berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap
satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah. 25
Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak
mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal. 26
Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situpun pelayan-
Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa. 27
Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat
ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini. 28
Bapa, muliakanlah nama-Mu!" Maka terdengarlah suara dari sorga: "Aku telah memuliakan-Nya,
dan Aku akan memuliakan-Nya lagi!" 29
Orang banyak yang berdiri di situ dan mendengarkannya berkata, bahwa itu bunyi guntur. Ada
pula yang berkata: "Seorang malaikat telah berbicara dengan Dia." 30
Jawab Yesus: "Suara itu telah terdengar bukan oleh karena Aku, melainkan oleh karena kamu. 31
Sekarang berlangsung penghakiman atas dunia ini: sekarang juga penguasa dunia ini akan
dilemparkan ke luar; 32
dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang
datang kepada-Ku." 33
Ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana caranya Ia akan mati. 34
Lalu jawab orang banyak itu: "Kami telah mendengar dari hukum Taurat, bahwa Mesias tetap
hidup selama-lamanya; bagaimana mungkin Engkau mengatakan, bahwa Anak Manusia harus
ditinggikan? Siapakah Anak Manusia itu?" 35
Kata Yesus kepada mereka: "Hanya sedikit waktu lagi terang ada di antara kamu. Selama terang
itu ada padamu, percayalah kepadanya, supaya kegelapan jangan menguasai kamu; barangsiapa
berjalan dalam kegelapan, ia tidak tahu ke mana ia pergi. 36
Percayalah kepada terang itu, selama
terang itu ada padamu, supaya kamu menjadi anak-anak terang." Sesudah berkata demikian, Yesus
pergi bersembunyi dari antara mereka.
Renungan
“Dan Aku, Apabila Aku ditinggikan…..”
Kita hidup di dalam dunia yang bermasalah di dalam segala bidang. Pada masa pra-Paskah ini, ini
tradisi untuk mengambil waktu untuk merenungkan dan menggunakan kesempatan untuk fokus pada
apa yang penting. Di mana kita dapat memberikan pengaruh ketika nampaknya begitu banyak yang
di luar otoritas kita?
Injil Yohanes memanggil kita “Waktunya telah tiba. Sekaranglah waktunya untuk fokus dan
mengikuti Yesus.” Setiap suku kata dari Injil Yohanes memancarkan sinar terang Kristus. Terang
yang bersinar di dalam dunia yang penuh kesusahan. Kristus adalah Terang dunia, Kristus dan tidak
ada lagi lahir ke dalam kegelapan, Dia menjadi saudara kita.
Baca dan nikmati kata-kata ini dan dipenuhilah dengan terang untuk bersinar. Dapatkah Anda
mendengar kata itu, dan apakah Anda merasakannya?
Renungan Harian Pra Paskah 2019
Harapan dalam Kesengsaraan
2 | P a g e
Yesus tidak menahan diri, dia memberi tahu kita dengan jelas: Suara ini (perkataan) ini datang untuk
Anda. Akan ada banyak kesengsaraan dan dunia ini hidup di bawah penghakiman banyak kekuatan
duniawi, tetapi firman-Ku akan bertahan selamanya, melampaui dunia ini. Dan Aku, ketika Aku
ditinggikan ....”
Inilah waktunya untuk fokus, saudara-saudari. Semua yang benar, semua yang mulia, semua yang
adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan
dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.
Yesus mengingatkan kita berkali-kali, suara-Nya memanggil demi dunia. Bagaimana mereka akan
mendengarkan? Bagaimana mereka akan melihat bahwa Yesus adalah satu-satunya harapan kita?
Yesus berkata, ”Dan Aku, pada saat Aku ditinggikan…. “ Biarlah orang-orang melihat terang Kristus
di dalam Anda. Minumlah dalam-dalam perkataan-Nya selama masa pra-paskah ini. Tinggikanlah
Dia dan terangmu akan bercahaya. Di dalam dunia yang penuh kesukaran ini yang sedang berseru
mencari pengharapan dan kebenaran, ungkapkanlah misteri dari Firman Tuhan yang hidup di dalam
Yesus Kristus.
Doa
Yesus, Anak Manusia, terangkatlah di dalamku.
Yesus, Firman yang Hidup, Aku memilih untuk fokus pada-Mu
Yesus, Terang Dunia, ajar aku untuk menyinarkan Terang-Mu bagi orang lain.
Tindakan
Cari waktu hari ini untuk bersyukur bahwa Tuhan Yesus memberikan diri-Nya untuk ditinggikan
demi dunia. Gunakan kesempatan ini untuk mendengar dari Tuhan dan fokuskan pada apa yang
paling penting. Pertimbangkan bagaimana Anda dapat menjadi Terang Kristus yang abadi bagi
orang-orang di sekeliling Anda hari ini.
Oleh
Mr Michael Perreau
Director General, United Bible Societies
Renungan Harian Pra Paskah 2019
Harapan dalam Kesengsaraan
1 | P a g e
17 April 2019 – Rabu Pekan Suci
Di Dalam NamaNya Semua Bangsa-bangsa akan Berharap
Matius 12:15-21 15
Tetapi Yesus mengetahui maksud mereka lalu menyingkir dari sana. Banyak orang mengikuti
Yesus dan Ia menyembuhkan mereka semuanya. 16
Ia dengan keras melarang mereka memberitahukan siapa Dia, 17
supaya genaplah firman yang
disampaikan oleh nabi Yesaya: 18
"Lihatlah, itu Hamba-Ku yang Kupilih, yang Kukasihi, yang
kepada-Nya jiwa-Ku berkenan; Aku akan menaruh roh-Ku ke atas-Nya, dan Ia akan memaklumkan
hukum kepada bangsa-bangsa. 19
Ia tidak akan berbantah dan tidak akan berteriak dan orang tidak
akan mendengar suara-Nya di jalan-jalan. 20
Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya,
dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya, sampai Ia menjadikan hukum itu
menang. 21
Dan pada-Nyalah bangsa-bangsa akan berharap."
Renungan
Kata “kafir” mungkin telah merugikan pembaca modern mengingat banyak dari kita yang tidak akrab
dengan istilah tersebut. Istilah ini sebenarnya berasal dari bahasa latin yang berarti „bangsa-bangsa‟.
Ketika makna ini disisipkan kembali di teks, arti dari bagian teks itu menjadi jelas.
Yesus melayani di Israel. Kehadiran-Nya di sana membawa berkat besar bagi bangsa Yahudi. Hal ini
dapat meninggalkan kesan bagi sebagian dari kita iri pada bangsa Yahudi, dan membuat kita berpikir
: “Andaikan saja kita termasuk dalam kelompok yang diberkati itu”. Namun demikian Matius
mencegah semua pikiran ini dengan mengutip Yesaya 42:1-4, dan dengan demikian menunjukkan
bahwa apa yang dimaksud dengan bangsa Yahudi juga dimaksudkan untuk segala bangsa. Tidak ada
satu bangsapun yang dibuang (yang tidak masuk hitungan); batas-batas kebangsaan tidak menjadi
masalah lagi pada saat kita berurusan dengan berkat Tuhan yang besar! Dalam nama Yesus semua
bangsa dan warga negara manapun di dunia ini boleh mempunyai pengharapan.
Dengan melakukan demikian, Yesus menggenapi Perjanjian Lama. Walaupun Perjanjian lama
terutama tentang Tuhan dan bangsa Yahudi, kita menemukan beberapa bagian – khususnya bagian-
bagian yang berbicara mengenai rencana akhir Tuhan – yaitu memperluas jangkauan untuk
menjangkau seluruh bangsa-bangsa. Artinya selalu merupakan maksud Tuhan untuk memberkati
semua bangsa-bangsa tanpa pengecualian ras atau bahasa. Ini disampaikan dalam cara yang sangat
nyata melalui Yesus Kristus.
Bacaan ini juga menunjukkan kalau rencana Yesus tidak akan gagal. Keadilan dan kebenaran akan
memenangkan segalanya. Apa yang dimunculkan menjadi keajaiban yang lebih besar adalah cara
bagaimana itu diwujudkan. Yesus tidak akan berteriak keras atau berseteru; buluh yang terkulai tak
dipatahkan-Nya. Segala kuasa Tuhan dilakukan dengan lembut pada kita! Akhir dari tujuan kita
bukan di mana kita jatuh dalam malapetaka, tapi pada kelembutan tangan Tuhan yang memegang
kita. Kalau kita hanya mempercayai ini dan melepaskan segala keamanan dunia, dan sebaliknya
membiarkan diri kita beristirahat di dalam pelukan tangan-Nya yang abadi.
Doa
Aku seperti buluh yang patah dan sumbu yang pudar, tapi di dalam Engkau ya Tuhan, aku masih
berharap. Aku tahu Engkau tidak akan mengingkari janji-Mu, dan oleh karena itu pengharapanku
pada-Mu tidak akan pernah mengecewakan. Ajari aku untuk mempercayakan pada-Mu segala hal
yang aku lakukan sepanjang hidupku. Amin.
Tindakan
Renungan Harian Pra Paskah 2019
Harapan dalam Kesengsaraan
2 | P a g e
Lepaskan hal-hal duniawi yang Anda yakini tidak dapat Anda lakukan tanpa hal-hal tersebut, tetapi
percayalah sepenuhnya kepada Tuhan kita Yesus Kristus. Anda akan menemukan kebebasan sejati.
Cobalah hari ini dengan memulai dengan satu hal.
Oleh
Dr Tan Kim Huat
Academic Dean
Trinity Theological College
Renungan Harian Pra Paskah 2019
Harapan dalam Kesengsaraan
1 | P a g e
18 April 2019 – Kamis Putih
Setiap Kali Engkau Memakan Roti ini… Kamu memberitakan Kematian Tuhan
Sampai Ia Datang
1 Korintus 11:23-26 23
Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan
Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti 24
dan sesudah itu Ia mengucap syukur
atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: “Inilah tubuh-Ku, yang diseraahkan bagi kamu;
perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!” 25
Demikian juga ia mengambil cawan, sesudah
makan, lalu berkata: “Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah
ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!” 25
Sebab setiap kali kamu makan
roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.
Renungan
Seberapa pentingkah dapat mengingat peristiwa-peristiwa signifikan dalam kehidupan seseorang? Ini
dapat menjadi sumber motivasi dan membawa HARAPAN bagi orang yang sedang menghadapi
kesulitan dan tantangan dalam hidupnya. Anda mungkin mau mengingat beberapa peristiwa atau
pengalaman signifikan dalam hidup Anda … dan Anda berkata ”Ini suatu pengalaman yang indah
untuk diingat.” Kita membenci graffiti (seni jalanan yang biasa dilakukan secara ilegal dan
menggunakan cat semprot) tapi bagi orang yang membuatnya berpikir itu adalah cara yang baik
untuk mengingat atau meninggalkan sebuah pesan. Kita mendirikan monumen-monumen untuk
memperingati sebuah peristiwa bersejarah, sehingga generasi yang akan datang dapat diingatkan
tentang pahlawan atau peristiwa itu.
Perjamuan Paskah adalah perjamuan memorial tentang peristiwa ajaib bangsa Israel pada malam
keberangkatan mereka keluar dari Mesir. Keluaran 12, Anda mungkin ingin membacanya untuk
membantu Anda memahami apa yang ditetapkan Perjamuan Tuhan pada malam ketika Ia dikhianati.
Tuhan kita menciptakan gambaran atas penderitaan-Nya sebagai Anak Domba Paskah sejati yang
merupakan korban yang rela dan tidak berdosa, pengorbanan-Nya atas nama orang berdosa. Roti
(tubuh-Nya yang terpecah), anggur (darah-Nya) tercurah. Ia adalah korban suci "sekali dan hanya
sekali dan sekali untuk semua" karena "tidak mungkin bagi darah lembu dan kambing menghapus
dosa-dosa." (Ibrani 10:4).
Doa
Tuhan, dalam dunia yang hancur dan dalam kehancuran, kami melihat diri kami apa adanya: orang
berdosa yang begitu besar dosanya sehingga Engkau datang untuk menebus kami dengan darah-Mu.
Kami tidak berdaya dan gelisah tanpa Engkau. Terima kasih karena telah memerintahkan kami untuk
"melakukan ini sebagai pengingat satu-satunya pengorbanan diri-Mu di Kalvari untuk semua orang
berdosa termasuk aku." Amin.
Tindakan
Aku ingin datang ke Perjamuan dengan sungguh-sungguh dengan persiapan yang benar dalam hati
dan pikiran sesuai dengan firman-Nya, mengakui bahwa aku telah berdosa dan membutuhkan kasih
karunia keselamatan Allah dalam Kristus. Aku telah menerimanya secara cuma-cuma dan aku juga
harus memberikannya cuma-cuma.
Oleh
The Right Reverend Solomon Cheong (retired)
Assistant Bishop of the Diocese of Kuching
Renungan Harian Pra Paskah 2019
Harapan dalam Kesengsaraan
2 | P a g e
Renungan Harian Pra Paskah 2019
Harapan dalam Kesengsaraan
1 | P a g e
19 April 2019 – Jumat Agung
Dia Ditusuk…Supaya Kita Percaya
Yesaya 52:13 – 53:12 52:13
Sesungguhnya, hamba-Ku akan berhasil, ia akan ditinggikan, disanjung dan dimuliakan. 14
Seperti banyak orang akan tertegun melihat dia begitu buruk rupanya, bukan seperti manusia lagi,
dan tampaknya bukan seperti anak manusia lagi 15
demikianlah ia akan membuat tercengang banyak
bangsa, raja-raja akan mengatupkan mulutnya melihat dia; sebab apa yang tidak diceritakan kepada
mereka akan mereka lihat, dan apa yang tidak mereka dengar akan mereka pahami. 53:1
Siapakah yang percaya kepada berita yang kami dengar, dan kepada siapakah tangan kekuasaan
TUHAN dinyatakan? 2 Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan
dan semaraknyapun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupapun tidak, sehingga kita
menginginkannya. 3 Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa
menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi
kitapun dia tidak masuk hitungan. 4 Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya,
padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. 5 Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita;
ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya
kita menjadi sembuh. 6 Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN
telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian. 7 Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri
ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti
induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka
mulutnya. 8 Sesudah penahanan dan penghukuman ia terambil, dan tentang nasibnya siapakah yang
memikirkannya? Sungguh, ia terputus dari negeri orang-orang hidup, dan karena pemberontakan
umat-Ku ia kena tulah. 9 Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik, dan dalam
matinya ia ada di antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada
dalam mulutnya. 10
Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya
sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak
TUHAN akan terlaksana olehnya. 11
Sesudah kesusahan jiwanya ia akan melihat terang dan menjadi
puas; dan hamba-Ku itu, sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh
hikmatnya, dan kejahatan mereka dia pikul. 12
Sebab itu Aku akan membagikan kepadanya orang-orang besar sebagai rampasan, dan ia akan
memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan, yaitu sebagai ganti karena ia telah menyerahkan
nyawanya ke dalam maut dan karena ia terhitung di antara pemberontak-pemberontak, sekalipun ia
menanggung dosa banyak orang dan berdoa untuk pemberontak-pemberontak.
Renungan
Ayat-ayat Yesaya 53:4-5 tertanam dalam Nyanyian Hamba Keempat dalam Kitab Yesaya.
Anda mungkin menemukan lukisan-lukisan Manusia Kesedihan (Man of Sorrows) dengan Tuhan
Yesus yang terlihat sedih dan tertekan. Ada juga kidung-kidung pujian terkenal yang
mengungkapkan gagasan yang sama. Jika Anda membaca ayat 4 tanpa merujuk pada ayat berikutnya,
Anda dapat dengan mudah berpikir bahwa Yesus memiliki temperamen depresi dan melankolis.
Namun, ayat 4 memberi kita gambaran yang lebih lengkap. Alex Motyer menjelaskan:
Renungan Harian Pra Paskah 2019
Harapan dalam Kesengsaraan
2 | P a g e
"Hamba itu bukan seorang yang dirundung kesedihan dan kesengsaraan yang tak henti-hentinya,
tetapi memang demikian, bukan karena konstitusi, tetapi karena dia menganggap kesedihan dan
kelemahan kita sebagai miliknya." (The prophecy of Isaiah: an introduction & commentary (hal.
428). Downers Grove, IL: Inter Varsity Press)
Dalam ayat 5, Yesaya bernubuat bahwa Hamba akan berurusan dengan keadaan kita yang berdosa
(pelanggaran, kedurhakaan), keterasingan kita dari Allah (damai) dan kehancuran (luka) kita.
Dia menanggung rasa sakit kita (menggantikan, ayat 4) dan mengambil rasa sakit kita (hukuman,
ayat 5). Ada beberapa perdebatan teologis tentang apakah ini dapat secara tepat disebut "penggantian
hukuman," Dia mungkin menderita karena dosa kita atau karena akibat dosa kita, tetapi apakah dia
menanggung hukuman yang seharusnya kita tanggung?
Bukan ini yang kita bahas di sini. Bagaimanapun, faktanya, Dia menderita untuk kita. Anda dapat
menanggapinya dengan kagum dan beribadah. Anda bahkan dapat berkata, aku ingin hidup seperti
Dia. Respons ini tentu sesuai, terutama dalam masa Pra Paskah. Namun, kita tahu bahwa Hamba
tidak menderita dan mati untuk mendapatkan belas kasihan dari kita.
Karena Dia melakukannya demi kita (2 Korintus 5:15; 1 Tesalonika 5:10)
Seperti dinaikkan dalam doa Ibadah Perjamuan Kudus, kematian Kristus di kayu salib adalah
"pengorbanan, persembahan, dan tebusan yang penuh, sempurna, dan cukup, bagi dosa-dosa seluruh
dunia".
Respons kita harus berupa iman dan kepercayaan pada apa yang telah dilakukan Kristus bagi kita.
Kami akan terus berjuang atas kejahatan, luka dan keterasingan dalam berbagai bentuknya. Hampiri
Salib Kristus hari ini.
Doa
Yesus, Juru Selamat dunia,
datanglah kepada kami dalam belas kasihan-Mu:
kami mengharapkan Engkau untuk menyelamatkan dan menolong kami.
Oleh salib-Mu dan hidup-Mu yang diserahkan,
Engkau membebaskan umat-Mu:
kami mengharapkan Engkau untuk menyelamatkan dan menolong kami.
Ketika mereka siap binasa, Engkau menyelamatkan murid-murid-Mu:
kami mengharapkan Engkau untuk datang pertolongan kami.
Dalam kebesaran belas kasihan-Mu, lepaskan kami dari belenggu-belenggu kami,
ampunilah dosa-dosa semua umat-Mu.
Biarlah Engkau dikenal sebagai Juruselamat dan pembebas kami yang perkasa;
selamatkan dan tolonglah kami agar kami dapat memuji-Mu.
Datanglah sekarang dan tinggallah bersama kami, Tuhan Yesus Kristus:
dengarlah doa kami dan selalulah bersama kami.
Ketika Engkau datang dalam kemuliaan-Mu:
jadikan aku satu dengan-Mu
dan berbagi kehidupan kerajaan-Mu.
Dari Common Worship
Tindakan
Luangkan waktu minggu ini untuk berbagi cerita dengan seseorang tentang Mesias yang menderita.
Undang dia ke kebaktian gereja, acara gereja, kelompok komsel, program pemberitaan Injil Alpha