Top Banner
RENCANA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAUN KUMIS KUCING DENGAN PENDEKATAN COOPERATIVE ENTREPRENEUR DI BOGOR DANI YOGA NUGRAHA DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
74

RENCANA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAUN KUMIS … · 8 Kencur Kaempferia L Rimpang 1 498 ... Stachytarpeta cayannensis Daun 893 6 251 13 Cabe jawa Piper retrofractum Buah 21 154 148

Mar 08, 2019

Download

Documents

dangque
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: RENCANA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAUN KUMIS … · 8 Kencur Kaempferia L Rimpang 1 498 ... Stachytarpeta cayannensis Daun 893 6 251 13 Cabe jawa Piper retrofractum Buah 21 154 148

RENCANA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAUN KUMIS

KUCING DENGAN PENDEKATAN COOPERATIVE

ENTREPRENEUR DI BOGOR

DANI YOGA NUGRAHA

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 2: RENCANA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAUN KUMIS … · 8 Kencur Kaempferia L Rimpang 1 498 ... Stachytarpeta cayannensis Daun 893 6 251 13 Cabe jawa Piper retrofractum Buah 21 154 148

2

Page 3: RENCANA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAUN KUMIS … · 8 Kencur Kaempferia L Rimpang 1 498 ... Stachytarpeta cayannensis Daun 893 6 251 13 Cabe jawa Piper retrofractum Buah 21 154 148

3

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa Rencana Pengembangan Agribisnis

Daun Kumis Kucing dengan Pendekatan Cooperative Entrepreneur Di

Bogoradalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum

diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber

informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak

diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Juni 2014

Dani Yoga Nugraha

NIM H34100010

Page 4: RENCANA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAUN KUMIS … · 8 Kencur Kaempferia L Rimpang 1 498 ... Stachytarpeta cayannensis Daun 893 6 251 13 Cabe jawa Piper retrofractum Buah 21 154 148

4

ABSTRAK

DANI YOGA NUGRAHA. Rencana Pengembangan Agribisnis Daun Kumis

Kucing dengan Pendekatan Cooperative Entrepreneur Di Bogor. Dibimbing oleh

LUKMAN M. BAGA.

Rencana bisnis merupakan tahap awal dalam memulai suatu bisnis. Bisnis

ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dengan menigkatkan nilai

jual komoditas kumis kucing dari segar menjadi bubuk. pendekatan yang

digunakan dalam penelitian ini adalah wirakoperasi. Wirakoperasi dianggap

sebagai pendekatan yang paling cocok untuk menjalankan rencana bisnis

ini.Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah aspek non finansialdan

aspek finansial yaitu NPV, Net B/C, IRR, Payback Period (PP), Break Event

Point (BEP), Cash Flow serta Laporan Laba Rugi. Hasil dari pendekatan ini

menigkatkan harga jual petani dari dua ribu rupiah menjadi delapan ribu rupiah.

Manfaat bersih yang diterima adalah sebesar Rp79 577 pada tahun pertama dan

Rp28 709 pada tahun berikutnya

Kata kunci: kumis kucing, rencana bisnis, wirakoperasi

ABSTRACT

DANI YOGA NUGRAHA. Kidney teaAgribusiness Development Planwith

Cooperative Entrepreneur Approaches in Bogor. Supervised by LUKMAN M.

BAGA.

Business plan is the beginning stage of starting a business activity. The

purposes of this business is to increase farmer welfare and the sale value of fresh

Kidney tea comodities that processed into powder form. This research uses

cooperative entrepreneurship approach because cooperative entrepreneurship

regarded as an approach that suitable to operate this business. Financial and non-

financial aspect are used as analysis method to collecting data. The financial

aspect or tools which used in developing financial planning in the business

operation are NPV, Net B/C, IRR< Payback Period (PP), Breakevent Point (BEP),

report of Cashflow, and report of income (profit and loss).The resultsofthis

approachis increases the farmersselling pricefromtwothousandrupiahto

eightthousandrupiah. Netbenefitsreceivedis Rp79 577in the first yearandRp28

709in the next year

Keywords: business plan, cooperative entrepreneur, kidney tea

Page 5: RENCANA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAUN KUMIS … · 8 Kencur Kaempferia L Rimpang 1 498 ... Stachytarpeta cayannensis Daun 893 6 251 13 Cabe jawa Piper retrofractum Buah 21 154 148

5

RENCANA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAUN KUMIS

KUCING DENGAN PENDEKATAN COOPERATIVE

ENTREPRENEUR DI BOGOR

DANI YOGA NUGRAHA

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 6: RENCANA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAUN KUMIS … · 8 Kencur Kaempferia L Rimpang 1 498 ... Stachytarpeta cayannensis Daun 893 6 251 13 Cabe jawa Piper retrofractum Buah 21 154 148

6

Page 7: RENCANA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAUN KUMIS … · 8 Kencur Kaempferia L Rimpang 1 498 ... Stachytarpeta cayannensis Daun 893 6 251 13 Cabe jawa Piper retrofractum Buah 21 154 148

7

Page 8: RENCANA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAUN KUMIS … · 8 Kencur Kaempferia L Rimpang 1 498 ... Stachytarpeta cayannensis Daun 893 6 251 13 Cabe jawa Piper retrofractum Buah 21 154 148

8

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang

dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Oktober 2013 ini ialah

rencana bisnis, dengan judul Rencana Pengembangan Agribisnis Daun Kumis

Kucing dengan Pendekatan Cooperative Entrepreneur Di Bogor.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Lukman M. Baga, MAEc

selaku pembimbing. Disamping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada staf

Balitro, staf Pusat Studi Biofarmaka, dan staf Kementerian Perdagangan Republik

Indonesia serta para petani yang telah membantu selama pengumpulan data.

Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, adik dan seluruh

keluarga serta teman-teman atas segala dukungan, doa dan kasih sayangnya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juni 2014

Dani Yoga Nugraha

Page 9: RENCANA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAUN KUMIS … · 8 Kencur Kaempferia L Rimpang 1 498 ... Stachytarpeta cayannensis Daun 893 6 251 13 Cabe jawa Piper retrofractum Buah 21 154 148

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ii

DAFTAR GAMBAR ii

LAMPIRAN iii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 3

Tujuan Penelitian 5

Manfaat Penelitian 5

Ruang Lingkup 5

TINJAUAN PUSTAKA 6

KERANGKA PEMIKIRAN 8

Kerangka Pemikiran Teoritis 8

Kerangka Pemikiran Operasional 15

METODE PENELITIAN 16

GAMBARAN UMUM DAERAH BOGOR 22

RENCANA BISNIS 23

Asumsi Dasar 23

Rencana Produk 25

Rencana Operasional 25

Rencana Organisasi dan Sumber Daya Manusia 34

Rencana kerjasama Kooperatif 38

Rencana Keuangan 41

SIMPULAN DAN SARAN 45

Simpulan 46

Saran 46

DAFTAR PUSTAKA 47

Page 10: RENCANA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAUN KUMIS … · 8 Kencur Kaempferia L Rimpang 1 498 ... Stachytarpeta cayannensis Daun 893 6 251 13 Cabe jawa Piper retrofractum Buah 21 154 148

ii

DAFTAR TABEL

1Nilai bahan baku tanaman obat yang digunakan dalam industri jamu besar dan

menengah 1

2 Serapan tanaman obat untuk industri kecil obat tradisional (IKOT) di

Jawa, Bali dan Nusa Tenggara Barat tahun 2003. 2

3 Serapan tanaman obat untuk Industri Obat Tradisional (IKOT) di Jawa, Bali

dan Nusa Tenggara Barat tahun 2003 2

4 Cash Flow 22

5 Kebutuhan bahan baku per bulan 29

6 Rincian tenaga kerja berdasarkan deskripsi kerja 33

7 standar mutu output (SNI) 33

8 upah dan gaji pegawai berdasarkan klasifikasi kerja 38

9 matriks hubungan kerjasama kooperatif 40

10 sesudah dan sebelum pendekatan wirakoperasi 40

11 Biaya rencana investasi 41

12 Rincian biaya penyusutan investasi 42

13 Biaya tetap 43

14 biaya variabel 43

15 Modal awal usaha tahun pertama 44

16 penjualan 44

DAFTAR GAMBAR

1 Alur tata cara ekspor 14

2 Kerangka Pemikiran Operasional Penelitian 16

3 Kumis kucing bubuk dalam kemasan 25

4 Mesin vacuum cabinet dryer 26

5Mesin diskmill 27

6 Mesin vacuum packaging 27

7 Plastik kemasan vakum 28

8 Mesin conveyor metal detector 28

9 Tata letak bangunan usaha 30

10 Bagan pembentukan lembaga koperasi 35

11 Struktur organisasi usaha 35

Page 11: RENCANA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAUN KUMIS … · 8 Kencur Kaempferia L Rimpang 1 498 ... Stachytarpeta cayannensis Daun 893 6 251 13 Cabe jawa Piper retrofractum Buah 21 154 148

iii

LAMPIRAN

1 Asumsi komponen biaya investasi 49

2 Asumsi komponen biaya tetap 49

3 Asumsi komponen biaya variabel 50

4 Rincian biaya investasi (alat produksi) 51

5 Rincian biaya investasi (alat dan furnitur perkantoran) 51

6 Rincian biaya investasi (bangunan dan infrastruktur) 52

7 Rincian biaya tetap (tenaga kerja tetap) 52

8 Rincian biaya tetap (biaya utility) 52

9 Rincian biaya tetap (administrasi perkantoran) 53

10 Rincian biaya tetap (pemasaran) 53

11 Rincian biaya tetap (biaya jaminan mutu) 53

12 Rincian biaya variabel (biaya pengemasan) 54

13 Laporan arus kas 55

14Laporan Laba rugi 57

15 Laporan arus kas per bulan pada tahun pertama 58

16 Laporan laba rugi per bulan tahun pertama 60

17 Laporan penerimaan bagi hasil petani 61

Page 12: RENCANA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAUN KUMIS … · 8 Kencur Kaempferia L Rimpang 1 498 ... Stachytarpeta cayannensis Daun 893 6 251 13 Cabe jawa Piper retrofractum Buah 21 154 148
Page 13: RENCANA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAUN KUMIS … · 8 Kencur Kaempferia L Rimpang 1 498 ... Stachytarpeta cayannensis Daun 893 6 251 13 Cabe jawa Piper retrofractum Buah 21 154 148

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, salah satu

sumber dayaalam yang sangat potensial adalah tanaman biofarmaka. Biofarmaka

merupakan tanaman yang dikenal oleh orang Indonesia sebagai tanaman obat atau

herbal untuk mengobati berbagai macam penyakit. Diketahui sekitar 9 600 spesies

berkhasiat obat, namun baru sekitar dua ratus spesies yang telah dimanfaatkan

sebagai bahan baku pada industri obat tradisional dan dari jumlah tersebut baru

sekitar 4 persenyang telah dibudidayakan di Indonesia(Pribadi 2009). Dengan

terdapat banyak jenis tanaman biofarmakayang dimiliki oleh Indonesia,

seharusnya Indonesia dapat menjadi negara sentrabiofarmaka dunia. Dewasa ini,

tidak hanya masyarakat Indonesia namun masyarakat duniapun mulai menyadari

pentingnya tanaman-tanaman herbal dan mulai mewaspadai obat-obatan yang

dibuat secara kimiawi. Atas dasar ini tingkat permintaan pasar untuk tanaman

biofarmaka terus meningkat.

Hasil-hasil industri tanaman obat asli Indonesia berupa bahan baku dalam

bentuk simplisia dan minyak atsiri telah banyak dimanfaatkan, baik oleh Industri

dalam negeri maupun luar negeri. Penggunaan biofarmaka untuk industri dalam

negeri banyak digunakan untuk menghasilkan produk jamu. Adapaun penyerapan

tanaman tanaman biofarmaka dalam industri jamu dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel1Nilai bahan baku tanaman obat yang digunakan dalam industri jamu besar

dan menengah

no Tahun Nilai (milyar)

1 2001 77.57

2 2002 127.58

3 2003 63.55

4 2004 246.44

5 2005 76.65

Sumber : Pribadi (2009)

Tanaman yang diketahui banyak manfaat salah satunya adalah kumis

kucing. Kumis kucing diketahui memiliki manfaat untuk penyembuhan batuk,

encok, masuk angin dan sembelit. Disamping itu daun tanaman ini juga

bermanfaat untuk pengobatan radang ginjal, batu ginjal, kencing manis,

albuminuria, dan penyakit syphilis(Sudarsono 1996). Oleh sebab itu tingkat

penggunaan tanaman herbal ini cukup besar baik untuk industri kecil obat

tradisional (IKOT) maupun industri obat tradisional (IOT). Data penyerapan

industri kecil obat tradisional dapat dilihat pada Tabel 2.

Page 14: RENCANA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAUN KUMIS … · 8 Kencur Kaempferia L Rimpang 1 498 ... Stachytarpeta cayannensis Daun 893 6 251 13 Cabe jawa Piper retrofractum Buah 21 154 148

2

Tabel2Serapan tanaman obat untuk industri kecil obat tradisional (IKOT) diJawa,

Bali dan Nusa Tenggara Barat tahun 2003.

No . Nama

Dagang

Nama Latin Bagian Yg

Digunakan

Rata-rata (kg/tahun)

Simplisia Terna

1 Pulasari Alyxia reinwardti Kulit 15 712 109 984

2 Daun ungu Graptophyllum pictum Daun 10 253 71 771

3 Poko Mentha arvensis L Daun 8 071 56 497

4 Temulawak Curcuma xanthorrhiza Rimpang 6 193 43 351

5 Temu hitam Curcuma aeruginosa Roxb Rimpang 2 748 19 236 6 Jahe Zingiber officinale Roxb Rimpang 2 527 17 689

7 Kunyit Curcuma domestica Val Rimpang 1 531 10 717

8 Kencur Kaempferia L

Rimpang

1 498

10 486

9 Pegangan Centella asiatica Urb Seluruh

Tanaman

. 1 292 9 044

10 Kumis kucing Orthosiphon aristatus (BI)

Miq

Seluruh

Tanaman

1 206 8 442

11 Brotowali Tinospora tuberculata Daun 1 104 7 728

12 Jarongan

Stachytarpeta cayannensis Daun 893 6 251

13 Cabe jawa Piper retrofractum Buah 21 154 148 078

Sumber : Pribadi (2009)

Adapun data serapan tanaman biofarmaka untuk industri obet tradisional

data dilihat pada Tabel 3.

.

Tabel3Serapan tanaman obat untuk Industri Obat Tradisional (IKOT) di Jawa,Bali

dan Nusa Tenggara Barat tahun 2003 No.

Nama Dagang

Nama Latin

Bagian yang

digunakan

Rata-rata

(ton/tahun)

Simplisia Terna

1 Kedawung Parkia roxburghii G Donn Biji 520 3 638

2 Temulawak Curcuma xanthorrhiza

Roxb

Rimpang 252 1 766

3 Jahe Zingiber officinale Rimpang 145 1 018

4 Lengkuas

Languas galangal (L)

Struntz

Rimpang 491 3 440

5 Jati belanda

Guazuma ulmifolia Lamk Daun 97 682

6 Kunyit Curcuma domestica Val Rimpang 94 661

7 Pegangan Centella asiatica Urb Seluruh tanaman 43 302

8 Cabe Jawa Piper retrofractum Vahl Buah 42 296

9 Kumis kucing Orthosiphon aristatus (BI)

Miq

Seluruh tanaman 38 269

10 Lempuyang

wangi

Zingiiber aromaticum

Vahl

Rimpang 299 2 498

11 Alba Physalis perivianum Bunga 37 258

12 Joho keeling Terminalia arbereae F Buah 177 1 240

Sumber : Pribadi (2009)

Page 15: RENCANA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAUN KUMIS … · 8 Kencur Kaempferia L Rimpang 1 498 ... Stachytarpeta cayannensis Daun 893 6 251 13 Cabe jawa Piper retrofractum Buah 21 154 148

3

Salah satu sentral tanaman kumis kucing adalah Jawa Barat. Sistem

agribisnis tanaman kumis kucingjika dapat dimanfaatkan dengan baik maka dapat

menjadi tanaman primadona yang memiliki peluang dan potensi bisnis yang

besar.Di Indonesia daunkumis kucing yang kering (simplisia) dipakai sebagai obat

yang memperlancar pengeluaran air kemih (diuretik) sedangkan di India

untukmengobati rematik. Manfaat yang terdapat pada tanaman kumis kucing

tersebut banyak pasar dalam dan luar negeri yang membutuhkan tanaman tersebut

untuk menjadi tanaman industri yang berkhasiat. Tanaman biofarmaka merupakan

tipe tanaman yang unik, segmenting dan kebutuhan pasarnya sangat spesial oleh

karena itu daya saing dan potensi untuk industri tanaman ini sangat tingggi.

Bisnis pengolahan biofarmaka kumis kucing dapat dikembangkan dengan

pendekatan cooperaiveenterpreneur. Cooperaive enterpreneur atau yang lebih

dikenal dengan wirakoperasi adalah suatu sikap mental positif dalam berusaha

secara kooperatif atau bersama dengan mengambil prakarsa inovatif yang secara

berani mengambil risiko dan berpegang teguh pada prinsip atau identitas koperasi

dalam mewujudkan terpenuhinya kebutuhan nyata serta peningkatan

kesejahteraan bersama (Hendar dan Kusnadi 1990). Bahasa yang lebih sederhana,

wirakoperasi dapat diartikan sebagai seorang pengerak dalam bidang bisnis yang

menerapkan prinsip-prinsip koperasi dalam menjalankan usaha.Wirakoperasi

berbeda dengan pengusaha pada umumnya. Seorang pengusaha akan bangkit

dengan kekuatannya sendiri, ia mempunyai sumberdaya yang mumpuni baik dari

segi finansial dan non finansial untuk membangun sebuah bisnis. Berbeda dengan

seorang wirakoperasi yang tidak dapat berdiri sendiri, ia membutuhkan kekuatan

kelompok untuk secara bersamabangkit dan membangun sebuah bisnis yang

didasarkan kekuatan bersama.Atas dasar inilah jika seorang wirakoperasi menjadi

motor penggerak dalam lingkungan petani terutama petani kumis kucing,maka

petani akan memiliki daya tawar, motivasi, etos kerja, kualitas dan kuantitas yang

akan meningkat.

Negara Perancis merupakan pasar luar negeri untuk komoditas kumis

kucing yang sangat besar. Negara ini memiliki pasar namun tidak memilki sumber

bahan baku, sedangkan Indonesia memiliki bahan baku yang dibutuhkan yaitu

kumis kucing itu sendiri. Hal tersebut mendorong seorang wirakoperasi menjadi

mediatorbagi petani yang ingin mendapatkan harga luar negeri dengan komoditi

dalam negeri.

Jumlah permintaan kumis kucinguntuk Negara Perancis sendiri mencapai

kurang lebih 14 ton/bulan1 dan diperkirakan semakin meningkat. Dari data ini

maka potensi yang besar dan harus dikelola dengan baik adalah peran dari

wirakoperasi. Salah satunya menyusun suatu rencana bisnis (business plan) untuk

meningkatkan kualitas dan kuantitas Kumis kucing yang sesuai dengan kriteria

standar yang di butuhkan pasar ekspor.

Perumusan Masalah

Manfaat yang dimiliki oleh tanaman kumis kucing menyebabkanindustri

pangan membutuhkannya sebgai bahan baku terutama dari industri obat-obatan

1http://www.tekmira.esdm.go.id/currentissues/?p=1763 ( diacu maret 27)

Page 16: RENCANA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAUN KUMIS … · 8 Kencur Kaempferia L Rimpang 1 498 ... Stachytarpeta cayannensis Daun 893 6 251 13 Cabe jawa Piper retrofractum Buah 21 154 148

4

herbal sehingga pasar sangat terbuka lebar, namun kenyataanya yang terjadi di

lapang adalah sistem agribisnis tanaman biofarmaka Kumis kucing belum dapat

ditangani dengan baik. Dilihat dari segi produksi, belum ada sentralisasi

komoditas kumis kucing sehingga belum memiliki ikatan yang kuat antar petani.

Jika dilihat secara pendataan akan tercermin tingkat produktifitas yang kecil

sehingga tidak memiliki daya tawar yang kuat, sedangkan potensi pasar sangat

besar.Pasar domestik tanaman ini diminati oleh industri obat tradisional maupun

modern. Untuk dalam negeri sendiri konsumsi obat-obatan tradisional seperti

jamu gendong hingga industri sendiri cukup besar (pribadi 2009). Melihat dari

kondisi ini diperlukannya penanganan yang tepat untuk komoditas tanaman obat

seperti tanaman Kumis kucing. Sulitnya petani untuk memasuki skala industri

adalah kerena tidak adanya kuantitas dan kualitas yang sesuai dengan keinginan

dan persyaratan dari perusahaan.

Seorang wirakoperasi merupakan sosok yang memiliki kapabilitas dan

potensi dalam menangani serta menjebatani sesuatu permasalahan di lingkungan

bisnis dan sosial. Dalam hal ini seorang wirakoperasi juga memiliki suatu masalah

dalam menjalankan bisnisnya yaitu tidak memiliki lahan untuk diusahakan,

namun memiliki potensi sebagai mediator serta pemasaran yang baik. Oleh karena

itu peran seorang wirakoperasi sangat diperlukan. Dengan adanya permasalahan

dan keunggulan pada masing-masing pihak, jika potensi petani dan wirakoperasi

digabungkan akan menjadi suatu solusi yang sangat potensial untuk menjalankan

suatu bisnis. Dengan petani dapat memiliki daya tawar yang tinggi sekaligus

mendapatkanpelatihan agar hasil tanamannya sesuai kualitas atau standar yang

diterapkan pada skala industri perusahaan. Peran seorang wirakoperasi berbeda

dengan wirausaha pada umumnya.Wirakoperasi tidak berlari sendirian, melainkan

bersama dengan puluhan dan bahkan ribuan anggotanya. Oleh karenanya,

seorang wirakoperasi adalah seorang pemimpin. Pemimpin yang diikuti

anggotanya, dan juga yang mengembangkan sumberdaya yang dimiliki

anggotanya, termasuk sumberdaya manusia anggota. Seorang wirakoperasi sangat

dibutuhkan untuk mengembangkan sistem agribisnis komoditas kumis kucing

untuk menjembatani antara petani-petani yang memiliki produksi kumis kucing

yang kecil menjadi kelompok dan dikelola untuk mendapatkan harga jual yang

lebih kompetitif dibandingkan dengan menjual secara individu. Peran seorang

wirakoperasi dapat membuat komoditas kumis kucing menembus pasar ekspor

dengan tata cara dan alur bisnis yang benar dan menguntungkan sehingga harga

yang ditawarkan akan lebih tinggi dibandingkan dengan menjual dalam pasar luar

negeri.

Hasil dari peningkatan harga akan membuat petani memiliki daya tawar,

motivasi, etos kerja, kualitas dan kuantitas akan tanaman kumis kucing yang

semakin meningkat. Keadaan ini akan menimbulkan efek domino yang positif

yaitu terciptanya rantai suplai (supply chain) antara pemasok, industri, dan pasar.

Yang tidak akan terjadi jika para petani masih melakukan penjualan individu dan

skala yang kecil. Hal ini berdampak pula pada tingkat kesejahteraan petani Kumis

kucing itu sendiri.

Dari penjelasan tersebut, perumusan masalah penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana menggembangkan potensi tanaman kumis kucing sehingga dapat

menghasilkan keuntungan yang layak bagi petani

Page 17: RENCANA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAUN KUMIS … · 8 Kencur Kaempferia L Rimpang 1 498 ... Stachytarpeta cayannensis Daun 893 6 251 13 Cabe jawa Piper retrofractum Buah 21 154 148

5

2. Bagaimana rencana bisnis yang harus dibuat untuk meningkatkan

kesejahteraan petani dan mengembangkan agribisniskumis kucing?

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Menggali potensi biofarmaka yang dikembangkan bersama petani dengan

pendekatan Cooperative Entrepreneur

2. Merumuskan rencana bisnis yang harus dilakukan dengan tujuan

meningkatkan kesejahteraan petani dan mengembangkan komoditas kumis

kucing

Manfaat Penelitian

1. Bagi petani

Dengan adanya penelitian ini diharapkan petani dapat terbantu dari segi

peningkatan pendapatan dan peningkatan kesejahteraan dari komoditas

Kumis kucing.

2. Bagi penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi evaluasi untuk dapat

mengembangkan kreatifitas dalam bisnis di bidang tanaman biofarmaka.

3. Bagi akademis

Penelitian ini diharapkan menjadi acuan atau rujukan suatu metode yang

dapat dibandingkan dengan penelitian berikutnya.

4. Bagi investor

Mendapatkan informasi mengenai potensi dan prospek tanaman biofarmaka

Kumis kucing sebagai acuan untuk keputusan berinvestasi.

Ruang Lingkup

Penelitian ini akan membahas mengenai potensi dan peluang bisnis kumis

kucing sebagai tanaman biofarmaka dengan pendekatan perencanaan bisnis yang

berbasis cooperative enterpreneur. Perencanaan bisnis yang akan dilakukan

berupa pengolahan pasca panen yang disesuaikan dengan permintaan pasar

Negara Perancis. Data dari potensi tanaman kumis kucing terbatas dari

pengamatan lapang daerah bogor dan tidak mencakup skala nasional. Aspek

perencanaan bisnis yang dianalisis terdiri dari aspek pasar, aspek teknis dan

produksi, aspek operasional, aspek kerjasama kooperatif, aspek risiko serta aspek

keuangan.

Page 18: RENCANA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAUN KUMIS … · 8 Kencur Kaempferia L Rimpang 1 498 ... Stachytarpeta cayannensis Daun 893 6 251 13 Cabe jawa Piper retrofractum Buah 21 154 148

6

TINJAUAN PUSTAKA

Kumis kucing merupakan tanaman herbal yang banyak memiliki manfaat.

Dari kandungan yang dimiliki oleh tanaman kumis kucing banyak negara luar

yang menginginkannya sebagai bahan baku obat. Tanaman yang biasa di temui

sebagai tanaman perdu ini untuk pasar Negara Perancis memerlukan pasokan

yang cukup besar, hal ini dapat dimanfaatkan oleh PT. Poros Nusantara Utama

untuk mengekspor tanaman ini dengan membuka jalur ekspor ke negara tersebut.

PT.PNU bekerja sama dengan petani dengan sistem mitra dengan membeli hasil

dari petani kemudian dijual langsung di pasar ekspor. Harga yang di terima petani

per kilogram segar adalah Rp13 000 sedangkan untuk harga jual ekspor tanaman

kumis kucing ini mencapai Rp32 000 per kg segar (Riyanto 2009)

Penelitian-penelitian terdahulu yang telah dilakukan banyak memberikan

sumber informasi dalam memahami manfaat serta peran wirakoperasi dalam

berbagai kegiatan. Hal ini dibuktikan dengan kajian yang telah dilakukan oleh

peneliti Pusat Studi Biofrmaka LPPM-IPB Sundawati dkk (2011) mengenai

Pengembangan Model Kemitraan dan Pemasaran Terpadu Biofarmaka dalam

Rangka Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Hutan di Kabupaten Sukabumi,

Propinsi Jawa Barat yang dilakukan. Penelitian ini mengemukakan bahwa untuk

meningkatkan pemasaran biofarmaka perlu adanya pengembangan model

kelembagaan petani. Perlunya ikatan kemitraan yang efektif ini bertujuan untuk

meningkatkan efektivitas pemasaran karena komoditas biofarmaka banyak

dibutuhkan oleh pasar dalam negeri dan luar negeri. Hal ini dikarenakan

pemasaran komoditas tanaman biofarmaka belum memiliki ikatan kemitraan yang

efektif antara petani dengan industri karena dalam pelaksanaannya di lapang

banyak kendala dan hambatan yang dijumpai. Beberapa contoh permasalahan

yang dihadapi dalam sektor budidaya adalah cara budidaya yang belum mengacu

pada Standard Operating Procedure (SOP), belum menggunakan bibit/benih

unggul sehingga produksi yag dihasilkan rendah, harga jual yang berfluktuatif,

keterbatasan modal usaha, tidak adanya jaminan pasar serta terbatasnya informasi

pasar yang dapat diakses. Hal tersebut dialami karena sebagian besar petani yang

membudidayakan biofarmaka merupakan petani skala kecil.

Pengembangan model pemasaran biofarmaka telah dibentuk oleh Pusat

Studi Biofarmaka LPPM-IPB sebagai lembaga pengembangan dan

pendampingan, dalam model pengembangan tersebut tidak hanya dibangun dalam

kerangka ikatan antar pengambil keputusan (stakeholder), tetapi dapat juga dalam

ikatan pemegang saham (shareholder) seperti pengembangan kerjasama

kemitraan. Manfaat dari adanya pembentukan kemitraan tersebut diharapkan

dapat meningkatkan skala usaha dan kapasitas sumberdaya manusia serta

meningkatkan efisiensi pemasaran. Selain itu dilakukan juga pendampingan

terhadap kelembagaan petani yaitu Gapoktan untuk pembenahan dan penguatan

kelembagaan berupa pendampingan untuk pembenahan basis data Gapoktan serta

penyusunan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART).

Kajian lainnya dilakukan oleh Baga (2003) mengenai Peran Wirakoperasi

dalam Pengembangan Sistem Agribisnis khususnya pada Koperasi Susu.

Page 19: RENCANA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAUN KUMIS … · 8 Kencur Kaempferia L Rimpang 1 498 ... Stachytarpeta cayannensis Daun 893 6 251 13 Cabe jawa Piper retrofractum Buah 21 154 148

7

Penelitian tersebut mengemukakan bahwa wirakoperasi (Cooperative

Entrepreneur) berperan menemukan peluang dan mewujudkannya dalam bentuk

kesempatan usaha yang menguntungkan bagi para anggotanya. Koperasi Peternak

Bandung Selatan (KPBS) terbentuk akibat dari buruknya situasi sosial ekonomi

dan politik pada tahun 1963 yang menyebabkan saluran tataniaga susu di

Pangalengan dikuasi oleh para tengulak dan peternak kuat. Perkembangan

produksi susu di koperasi ini berjalan sangat lambat, hal ini menimbulkan dampak

koperasi susu mengalami permasalahan dalam hal pemasaran susu kepada Industri

Pengolah Susu (IPS). Posisi tawar yang sangat lemah, waktu penjualan yang

bermasalah serta harga jual yang diterima tidak sesuai menjadikan permasalahan

dalam hal menentukan jumlah penjualan susu. Sebagai Ketua KPBS Pangalengan,

Daman Danuwidjaja berperan sebagai wirakoperasi yang bertujuan untuk

mengembangkan koperasi primer susu di tingkat pedesaan. Hal tersebut dilakukan

dengan memajukan koperasinya dan mendorong agar koperasi susu dapat

melakukan peningkatan kerja sama antara koperasi. Setelah bergabung dengan

KPBS banyak manfaat yang dirasakan oleh para peternak yang tergabung dalam

koperasi tersebut yaitu berkembangnya usaha ternak yang lebih baik dengan

penerapan teknologi modern. Melalui koperasi ini, susu yang dihasilkan oleh para

petani akan melalui tahap pengolahan paska panen yang berupa pengolahan

pasteurisasi maupun Ultra High Temperature (UHT) sehingga dapat

meningkatkan nilai tambah pada susu tersebut.

Penelitian yang dilakukan oleh Fajrian (2013) membahas keterkaitan Peran

Wirakoperasi dalam Pengembangan Agribisnis Tanaman Hias di CV. Bunga

Indah Farm Kabupaten Sukabumi. Wirakoperasi pada kegiatan ini merupakan

pelaku usaha bisnis yaitu Wahyudin. Wahyudin menciptakan kegiatan usaha

berupa pembuatan produk inovasi tanaman hias dengan bahan baku tanaman

pagar pekarangan rumah seperti tanaman bambu. Konsep wirakoperasi yang

diterapkan oleh Wahyudin berupa kegiatan usaha yang bermitra dengan petani

sekitar yang tergabung dalam kelompok tani Lampung. Perusahaan ini

memposisikan diri sebagai wadah yang dapat memajukan para petani mitra,

sehingga pengendalian usaha dilakukan atas kepentingan para petani. CV. Bunga

Indah Farm didirikan dengan berorientasi pada keuntungan perusahaan dan juga

berorientasi pada kesejahteraan petani yang bermitra. Kegiatan mitra usaha ini

dilakukan dengan penentuan ketetapan harga beli bahan baku di tingkat petani,

memberikan pelatihan budidaya kepada para petani agar para petani dapat

menghasilkan jumlah produksi yang optimal dan berkualitas. Sebagai pemilik

usaha, Wahyudin memiliki peran yang sangat besar terhadap peningkatan

kesejahteraan petani skala kecil di Kabupaten Sukabumi. Selain meningkatkan

kesejahteraan petani, perusahaan ini juga memiliki manfaat yang besar bagi para

petani berupa terjaminnya pasar, keuntungan yang diperoleh lebih tinggi, serta

kemudahan dalam mendapatkan bantuan permodalan. Selain membina dua ribu

petani sebagai pemasok bahan baku, perusahaan ini juga mempekerjakan

masyarakat sekitar usaha. Dapat dilihat bahwa selain berorientasi pada

keuntungan, perusahaan ini juga berorientasi kesejahteraan masyarakat

lingkungan sekitar usaha.

Page 20: RENCANA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAUN KUMIS … · 8 Kencur Kaempferia L Rimpang 1 498 ... Stachytarpeta cayannensis Daun 893 6 251 13 Cabe jawa Piper retrofractum Buah 21 154 148

8

KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka Pemikiran Teoritis

Cooperative Entrepreneur (Wirakoperasi)

Suatu koperasi akan sangat berguna atau memiliki kekuatan besar jika

didalamkoperasi tersebut memiliki entrepreneuryang menjalankan prinsip

koperasi. Seorangwirakoperasi adalah orang yang memiliki keyakinan yang tinggi

bahwa koperasi merupakan satu jalan pemecahan dari berbagai masalah pelik

yang dihadapi oleh masyarakat lemah seperti halnya petani. Siapa saja yang

memiliki semangat kooperatif dan ingin membangun masyarakat menuju

kesejahteraan serta memiliki jiwa entrepreneur dapat menjadi seorang

wiraoperasi. Dengan semangat seorang wirakoperasi Dalam penigkatan

kesejahteraan petani seorang wirakoperasi dituntut untuk memecahkan

permasalahan kekuatan tawar produk yang dihasilkan oleh petani. Dalam

pelaksanaannya seorang cooperative entrepreneur yakin bahwa untuk

meningkatkan kesejahteraan anggotanya memalui gerakan koperasi yang hasilnya

nyata dapat diwujudkan.Hal ini akan sangat efektif dalam menyelesaikan

permasalah pelik yang dihadapi petani dengan mengerjakannya secara kolektif

atau kooperatif (Baga 2003)

Perencanaan bisnis

Bisnisadalah pertukaran barang, jasa, atau uang yang saling

menguntungkan atau memberikan manfaat. Selain itu bisnis juga dapat diartikan

sebagai kegiatan mencari keuntungan yang diorganisasikan dan diarahkan untuk

menyediakan barang dan jasa kepada para pelanggan. Perusahaan bisnis

memproduksi dan memasarkan barang dan jasa dengan harapan akan

mendapatkan keuntungan. Selanjutnya, tokohlain mengemukakan bahwa bisnis

sebuah sistem yang memproduksi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat.Sehingga Business Planmerupakan suatu dokumen yang menyatakan

keyakinan akan kemampuan sebuah bisnis untuk menjual barang atau jasa dengan

menghasilkan keuntungan yang muemuaskan dan menarik bagi penyandang dana.

Definisi yang lebih baik menyatakan bahwa business plan adalah sebuah selling

document yang mengungkapkan daya tarik dan harapan sebuah bisnis kepada

penyandang dana potensial.

Strategi dan Rencana Pemasaran

Analisis Pasar

Perencanaan bisnis yang baik harus menyertakan analisis pasar, aspek

pasar merupakan aspek terpenting yang harus dianalisis terlebih dahulu untuk

Page 21: RENCANA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAUN KUMIS … · 8 Kencur Kaempferia L Rimpang 1 498 ... Stachytarpeta cayannensis Daun 893 6 251 13 Cabe jawa Piper retrofractum Buah 21 154 148

9

menentukan pasar potensial bagi produk yang akan dihasilkan oleh usaha tersebut.

Aspek pasar harus memperhatikan bagaimana permintaan dan penawaran daun

kumis kucing dalam bentuk simplisia maupun bubuk serta melihat bagaimana

peluang pasar, segmentasi pasar dan strategi pemasaran. Permintaan pasar pada

dasarnya menunjukkan besarnya jumlah permintaan konsumen terhadap produk

maupun jasa. Penawaran adalah produk maupun jasa yang tersedia untuk

memenuhi kebutuhan konsumen.

Analisis yang dilakukan mengenai target pasar mencakup permintaan dan

penawaran, pengembangan pasar, serta bauran pemasaran yang dapat

meningkatkan kepuasan konsumen. Strategi pemasaran terdiri dari Market

Selection dan Marketing Mix Development. Strategi Market Selection terdiri dari

pengenalan peluang pasar, analisis pelanggan, dan pemilihan pasar sasaran.

Strategi Marketing Mix Development terdiri dari aspek produk, harga, promosi,

dan distribusi (Nurmalina et al. 2009).

Pada analisis permintaan dan penawaran, jumlah permintaan dan jumlah

penawaran pada periode tertentu akan menghasilkan selisih. Jika jumlah

permintaan lebih besar dibandingkan dengan jumlah penawaran maka akan terjadi

kelebihan permintaan, sebaliknya jika jumlah penwaran lebih besar dibandingkan

jumlah permintaan maka akan terjadi kelebihan penawaran. Peluang pasar akan

muncul apabila jumlah permintaan lebih besar dibandingkan jumlah penawaraan

yang akan mengakibatkan terjadinya kelebihan permintaan.

Segmentasi pasar merupakan bagian penting dalam menentukan strategi

pemasaran. Melakukan segmentasi pasar berarti konsumen potensial bagi produk

yang akan ditawarkan dapat digolongkan atas dasar kebutuhan dan keinginan

mereka secara umum. Analisis aspek pasar yang dilakukan hendaknya dapat

menentukan jenis pasar yang akan dipilih apakah berupa pasar persaingan

sempurna, pasar monopoli, maupun pasar monopolistik agar dapat menentukan

strategi pemasaran yang tepat. Selain itu informasi mengenai siklus hidup produk

(life cycle product) harus ditentukan serta informasi mengenai pangsa pasar

(market share) untuk produk sejenis sebagai pesaing dari usaha yang akan

didirikan (Umar 2003).

Strategi Pemasaran

Pasar merupakan tempat berkumpulnya pedagang dan pembeli, tidak hanya

sebatas itu pasar yang lebih luas memiliki makna bertemunya tingkat permintaan

(demand) dan tingkat penawaran (supply) sehingga terjadi kesepakatan harga

suatu barang atau jasa. Analisis pasar sangat diperlukan karena terkait dengan

tingkat harga yang ditawarkan. Suatu barang atau jasa dapat dikatakan potensial

jika dapat dianalisis dengan baik pasar yang tersedia.Analisis pasar terkait dengan

kekuatan produk, peluang, ancaman, ketersediaan pasar dan kapasitas produksi

sehingga mempengaruhi pengambilan keputusan. Analisis pasar juga terkait

dengan jenis pasar yang dimasuki seperti pasar persaingan sempurna ataukah

pasar monopoli.

Alat analisis pasar yang biasa digunakan adalah STP (Segmenting,

Targeting, Posisioning). Segmentingyaitu membagi pasar kedalam kelompok

pembeli yang berbeda-beda berdasarkan kebutuhan, kharakteristik atau perilaku

yang mungkin membutuhkan bauran produk dan bauran pemasaran. Targeting

yaitu proses mengevaluasi daya tarik masing-masing segmen pasar dan pemilihan

Page 22: RENCANA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAUN KUMIS … · 8 Kencur Kaempferia L Rimpang 1 498 ... Stachytarpeta cayannensis Daun 893 6 251 13 Cabe jawa Piper retrofractum Buah 21 154 148

10

satu atau lebih segmen yang akan dimasuki. Positioning yaitu pengaturan agar

suatu produk menempati tempat yang jelas, terbedakan, dan diinginkan dalam

benak konsumen sasaran dibandingkan dengan produk pesaing.

Analisis lain yang digunakan dalam analisis pasar adalah bauran

pemasaran (marketing mix). Bauran pemasaran terdiri dari 4P yaitu produk

(product), promosi (promotion), lokasi atau distribusi (place), harga (price).

Produk menyangkut keragaman, kualitas, desain, fitur yang dimiliki, merk,

kemasan dan servis yang dimiliki suatu produk. Promosi terkait dengan iklan,

penjualan langsung, promosi penjualan, dan hubungan masyarakat dari produk.

Lokasi atau distribusi terkait dengan saluran, cakupan, kombinasi, tempat,

persediaan,transportasi, dan logistik dari suatu produk. Harga menyangkut daftar

harga, diskon, periode, pembayaran, atau persyaratan kredit dari sebuah produk.

Rencana Pemasaran

Perencanaan adalah proses menentukan dengan tepat apa yang

dilakukanorganisasi untuk mencapai tujuannya, sedangkan pemasaran adalah

seluruh sistem yang berhubungan dengan kegiatan untuk merencanakan dan

mentukan harga hingga mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa

yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli.Pengertian lain dari rencana

pemasaranadalah proses menentukan dengan tepat untuk mempromosikan dan

medistribusiakan barang dan jasa sampai mencapai tujuannya yaitu memuaskan

kebutuhan pembeli.Tujuan dibuat rencana pemasaran sebelum memasarkan

sebuah produk adalah agar apa yang dilakukan dalam memasarkan produk tesebut

sesuai denagn tujuan yang ingin dicapai.

Kegiatan pemasaran harus menghasilkan win-win solution, artinya

pelanggan ingin membeli produk jikaproduk tersebut sesuai dengan

keinginannya,sebaliknya perusahaan dapat memperoleh profitdari produk yang

dihasilkannya jika produk tersebut di beli oleh pelanggan. Berdasarkan profit

tersebut, perusahaan dapat melanjutkan bisnisnya hingga ia dapat memenuhi

keinginan pelanggan lebih besar di masa yang akan datang. Perusahaan selalu

berpedoman atau berfokus kepada nilai-nilai yang terdapat dalam diri pelanggan,

sehingga kegiatan pemasaran tersebut dapat berhasil dengan baik. Oleh karena itu

untuk dapat mencapai semua itu membutuhkan yang namanya perencanaan

pemasaran, agar apa yang akan dilakukan sesuai dengan tujuannya.Perencanaan

pemasaran merupakan persyaratan inti bagi pemasar. Manfaat penyusunan sebuah

rencana antara lain : mendorong pemikiran sistematik mengenai masa depan,

meningkatkan koordinasi, menetapkan standar kinerja untuk mengukur tren,

memberikan dasar logis bagi pembuatan keputusan, meningkatkan kemampuan

untuk menangani perubahan, dan meningkatkan kemampuan untuk

mengidentifikasi peluang pasar.

Rencana Operasional

Rencana Jumlah Produksi

Dalam aspek produksi, hal yang perlu dianalisis dalam kegiatan produksi

adalah rencana jumlah produksi. Jumlah produksi akan berhubungan dengan

beberapa hal dalam kegatan produksi, yaitu sebagai berikut:

Page 23: RENCANA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAUN KUMIS … · 8 Kencur Kaempferia L Rimpang 1 498 ... Stachytarpeta cayannensis Daun 893 6 251 13 Cabe jawa Piper retrofractum Buah 21 154 148

11

1. Tingkat permintaan terhadap produk

2. Kapasitas mesin

3. Pasokan bahan baku

4. Modal kerja

5. Peraturan pemerintah dan ketentuan teknis lainnya

Teknologi

Penggunaan teknologi dalam proses produksi harus dipilih teknologi yang

tepat, selain dapat meningkatkan efektifitas juga dapat memberikan keuntungan

bagi usaha yang dijalankan. Selain penggunaan teknologi yang tepat, dukungan

tenaga kerja terampil juga dibutuhkan. Hal ini menimbulkan adanya konsekuensi

bagi perusahaan untuk melakukan pelatihan terhadap tenaga kerja.

Teknologi yang digunakan dalam proses produksi adalah teknologi

pengeringan buatan serta teknologi pengemasan vakum. Alat yang digunakan

dalam teknologi pengeringan buatan ini adalah vacuum cabinet dryer dengan

output berupa simplisia, serta diskmill sebagai alat penggiling kering dengan

outputKumis kucing bubuk. Alat yang digunakan dalam teknologi pengemasan

vakum adalah vacuum packaging untuk mengemas produk daun kumis kucing

dalam bentuk simplisia dan bubuk. Teknologi pengeringan buatan dengan bantuan

alat tersebut dipilih karena dapat meningkatkan efisiensi proses produksi jika

dibandingkan dengan menggunakan teknologi pengeringan alami. Pada

pengeringan buatan sumber panas yang digunakan untuk mengeringkan bahan

berasal dari listrik maupun gas, sedangkan pada pengeringan alami sumber panas

yang digunakan bersumber dari sinar matahari. Teknologi penggilingan kering

dengan mesin dipilih karena dapat meningkatkan efisiensi proses produksi karena

memiliki tenaga yang bersumber dari solar. Teknologi pengemasan vakum dipilih

karena dapat meningkatkan umur simpan produk serta dapat menghemat ruang

pada saat penyimpanan dan pendsitribusian.

Prinsip kerja dari alat vacuum dryer tersebut adalah dengan cara

mengalirkan udara panas ke dalam bahan sekaligus dilakukan penyedotan uap air

yang keluar dari bahan yang dipanaskan. Prinsip kerja dari alat diskmill adalah

dengan menggiling bahan baku kasar kering menjadi bentuk yang lebih kecil atau

bubuk, dengan tingkat kehalusan yang dapat disesuaikan. Prinsip kerja alat

vacuum packaging adalah dengan cara penghilangan udara dalam kemasan hingga

terbentuk ruang hampa kemudian akan dilakukan penyegelan pada kemasan.

Tenaga Kerja (Tenaga Teknis)

Kebutuhan tenaga kerja yang terlibat dalam seluruh kegiatan usaha perlu

direncanakan dengan baik dari segi jumlah, deskripsi pekerjaan, serta penetapan

gaji dan upah. Perencanaan tenaga kerja perlu diidentifkasi berdasarkan kuantitas

dan kualitas yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Kuantitas tenaga kerja

yang dibutuhkan terkait dengan latar belakang dan lokasi perusahaan serta tingkat

persaingan untuk mendapatkan tenaga kerja teknis. Kualitas tenaga kerja

menunjukkan keahlian yang sesuai dengan deskripsi pekerjaan yang didukung

dengan tingkat pendidikan.

Perencanaan Bahan Baku

Page 24: RENCANA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAUN KUMIS … · 8 Kencur Kaempferia L Rimpang 1 498 ... Stachytarpeta cayannensis Daun 893 6 251 13 Cabe jawa Piper retrofractum Buah 21 154 148

12

Bahan baku merupakan input kegiatan produksi untuk menghasilkan

produk yang ditawarkan oleh suatu usaha. Agar menghasilkan produk yang sesuai

dengan standar mutu yang telah ditetapkan, bahan baku harus diperhatikan dari

semua faktor yang terkait. Perencaaan bahan baku meliputi:

a. Jenis bahan baku

b. Kuantitas bahan baku

c. Kualitas bahan baku

d. Persediaan bahan baku

e. Kemungkinan penggunaan jenis bahan baku lain

Faktor-faktor yang mempengaruhi pasokan bahan baku meliputi :

a. Ketersediaan bahan baku

b. Kualitas bahan baku

c. Harga bahan baku

d. Transportasi bahan baku

e. Jalur pengadaan bahan baku

f. Faktor-faktor non ekonomis

Perencanaan Lokasi dan Tata Letak

Lokasi dan tata letak menrupakan hal awal yang harus dipertimbangkan

karena pemilihan lokasi yang tepat dapat meningkatkan efisiensi kegiatan usaha.

Pemilihan lokasi dapat ditentukan berdasarkan kedekatannya dengan bahan baku,

pasar potensial, tenaga listrik dan air, supply tenaga kerja, serta fasilitas

transportasi. Perancangan tata letak bangunan usaha yang terdiri dari ruang

produksi, ruang penyimpanan, ruang ruang administrasi, serta ruangan lain yang

dibutuhkan dalam kegiatan usaha harus dipertimbangkan dengan baik agar dapat

meningkatkan efisiensi kegiatan usaha yang akan dilakukan.

Rencana Organisasi

Aspek Legal dan Ruang Lingkup Pengembangan

Untuk mendirikan suatu usaha, perlu dilakukan pembentukan badan usaha

serta melakukan pendaftaran izin usaha. Salah satu bentuk badan usaha dapat

berupa koperasi. Setelah penentuan badan usaha, langkah selanjutnya adalah

mengajukan permohonan Akta Pendirian untuk pembentukan badan usaha

tersebut. Langkah selanjutnya adalah melengkapi pendaftaran dan perizinan badan

usaha seperti domisili perusahaan, NPWP, SITU, SIUP atau izin usaha lainnya

(Kemendag 2013).

Struktur Organisasi

Orang-orang yang terlibat dalam kepengurusan perusahaan dituangkan

dalam struktur organisasi perusahaan. Strutur organisasi terdiri dari nama orang

yang terlibat dalam kepengurusan beserta dengan jabatannya masing-masing.

Struktur organisasi mengGambarkan hubungan kerja antara orang yang satu

dengan lainnya dengan memperhatikan aturan bentuk badan hukum dan

disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.

Deskripsi Kerja

Page 25: RENCANA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAUN KUMIS … · 8 Kencur Kaempferia L Rimpang 1 498 ... Stachytarpeta cayannensis Daun 893 6 251 13 Cabe jawa Piper retrofractum Buah 21 154 148

13

Tugas dan tanggungjawab dari masing-masing tenaga kerja maupun

pengurus perusahaan dipaparkan dalam bentuk deskripsi kerja. Deskripsi kerja

bagi tenaga kerja dan pengurus perusahaan berbeda-beda sesuai dengan jabatan

maupun bagiannya. Masing-masing orang yang terlibat dalam usaha yang akan

dijalankan memiliki hak, kewajiban, maupun tugas yang harus dipenuhi agar

kegiatan usaha menjadi lebih efektif.

Upah dan gaji

Gaji dan Upah merupakan imbalan atas jasa yang telah dilakukan oleh

seluruh tenaga kerja maupun pengurus perusahaan. Gaji dan upah dari masing-

masing orang berbeda sesuai dengan jabatan dan deskripsi kerja yang dibebankan.

Imbalan yang diberikan kepada tenaga kerja tetap maupun pengurus perusahaan

disebut sebagai gaji yang dibayarkan sekali dalam sebulan. Upah merupakan

imbalan yang diberikan kepada tenaga kerja tidak tetap yang dibayarkan sesuai

dengan pencapaian kerja yang telah dilakukan. Gaji yang dibayarkan dapat

disesuaikan dengan UMR yang berlaku dengan ketetapan yang dibuat oleh

perusahaan.

Langkah-langkah melakukan ekspor

Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menjadi eksportir adalah

sebagai berikut (Kemendag 2013):

1. Persiapan administratif berupa pembuatan identitas usaha

2. Persiapan legalitas usaha berupa pembentukan badan usaha yang berbadan

hukum dengan klasifikasi eskportir produsen atau eksportir bukan produsen

3. Persiapan operasional berupa penerbitan dokumen yang terdiri dari

brosur/leaflet, offer sheet, invoice, consular invoice, packing list, sales

contract, weight note-measurement list, letter of indemnity, letter of

subrogation, pemberitahuan ekspor barang (PEB), dan pemberitahuan ekspor

barang tertentu

4. Persiapan produk yang akan dijual secara fisik maupun pencantuman

keterangan produk dalam lembar profil produk

5. Melakukan perijinan ekspor di Kementerian Perdagangan Republik Indonesia

melalui UPP (Unit Pelayanan Perdagangan) dengan salah satu fasilitas yang

ditawarkan berupa INTRADE.

Untuk melakukan proses ekspor, tata cara atau prosedur yang harus

dilakukan dapat dijelaskan pada gambar berikut :

Page 26: RENCANA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAUN KUMIS … · 8 Kencur Kaempferia L Rimpang 1 498 ... Stachytarpeta cayannensis Daun 893 6 251 13 Cabe jawa Piper retrofractum Buah 21 154 148

14

Sumber : Kemendag (2013)

Gambar1 Alur tata cara ekspor

Keterangan:

1. Eksportir dan importir melakukan korespondensi yang diakhiri dengan

pembuatan Sales Contract

2. Importir mengaplikasikan pembukaan L/C pada bank luar negeri (Opening

Bank)

3. Opening Bank mengirim L/C confirmation pada Corespondenti Bank untuk

memberitahukan kepada eksportir

4. Corespondenti Bank memberitahukan kepada eksportir melalui L/C advice

5. Eksportir mempersiapkan barang

6. Eksportir memesan ruang kapal pada shipping company

7. Eksportir mengurus formalitas ekspor dengan mengisi PEB dan pembayaran

pajak ekspor, kemudian PEB difiat-muatkan

8. Pemuatan barang diatas kapal, shipping company memberikan bills of lading

pada eskportir

8a. Apabila dalam L/C ada persyaratan untuk melampirkan dokumen SKA (Surat

Keterangan Asal), maka eskportir harus mengurus SKA tersebut ke instansi

penerbit SKA

9. Setelah mempersiapkan seluruh dokumen yang dipersyaratkan pada L/C,

eskportir bernegosiasi kepada negotiation bank untuk mendapat pembayaran.

10. Pengiriman dokumen L/C dari negotiation bank ke opening bank

11. Opening Bank meneruskan dokumen tersebut kepada importir

12. Importir menyerahkan dokumen tersebut pada shipping agent untuk

ditukarkan dengan delivery cargo

13. Pengiriman document L/C dari negotiation bank tersebut kepada importir

Produksi

barang

Pelayaran/

Penerbangan

Bea dan cukai

pelabuhanmuat

Pengapalan

barang

Eksportir

Correspondent/

Receiving Bank

Instansi

penerbit SKA

Produksi

barang

Opening

Bank

Pelabuhan

tujuan

1

2 5

4

3

1

0

1

2

6

7

8

8

a

9

1

1

L

N

D

N

Page 27: RENCANA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAUN KUMIS … · 8 Kencur Kaempferia L Rimpang 1 498 ... Stachytarpeta cayannensis Daun 893 6 251 13 Cabe jawa Piper retrofractum Buah 21 154 148

15

14. Opening Bank meneruskan dokumen tersebut kepada importir

15. Importir menyerahkan dokumen tersebut pada shipping agent untuk

ditukarkan dengan delivery cargo

Kerangka Pemikiran Operasional

Kerangka pemikiran operasional digunakan sebagai landasan yang

berkaitan dengan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penelitian.

Kerangkan pemikiran operasional dimulai dari identifikasi masalah yang ada,

yaitu ketidakmampuan Indonesia untuk memenuhi kebutuhan kumis kucing dalam

negeri maupun luar negeri, padahal pasar di dalam dan luar negeri cukup luas. Hal

ini dikarenakan kurangnya pengetahuan petani ataupun pelaku usaha tentang

kebutuhan pasar serta kualitas yang masih belum memenuhi standar. Fenomena

tersebut menunjukkan adanya kontradiksi atau gap permasalahan dalam industri

kumis kucing. Oleh karena itu, dibentuk sebuah model pengembangan sistem

agribisnis kumis kucing berbasis cooperative entrepreneur.

Untuk mengatasi potensi dan permasalahan terhadap tanaman kumis

kucing tersebut dibutuhkannya seseorang yang menjembatani keduanya, dalam

hal ini adalah seorang wirakoperasi. Wirakoperasi sebagai mediator dan

penggerak petani memberikan arahan dan jalan untuk pengembangan kumis

kucing menjadi suatu komoditi yang menguntungkan dari aspek finansial bagi

petani. Seorang wirakoperasi bergerak bersama dengan para petani berskala kecil

dan tersebar agar memiliki daya tawar yang tinggi. Seorang wirakoperasi juga

merancang suatu nilai tambah yang akan meningkatkan harga dari tanaman kumis

kucing dengan melakukan proses pengolahan daun kumis kucing menjadi bubuk

serta bekerja sama dengan stake holder yang berpengaruh didalamnya.

Ditinjau dari permasalahan yang ada, langkah awal yang dilakukan ialah

analisis pasar dari industri kumis kucing. Analisis pasar berisi Gambaran tentang

peluang bisnis dan prospeknya, posisi perusahaan dalam pasar, dan usaha-usaha

pemasarannya. Kemudian menganalisis aspek teknis dan produksi, manajemen

usaha, dan sosial ekonomi.Setelah seluruh seluruh aspek kualitatif tersebut telah

diidentifikasi, tahap selanjutnya adalah melakukan analisis keuangan. Analisis

keuangan mengkaji arus keuangan dalam usaha yang akan dilakukan. Berdasarkan

informasi tersebut dapat dibangun sebuah pengembangan sistem agribisnis

berbasis Cooperative Entrepeneur. Alur pemikiran kerangkan operasional

penelitian secara ringkas dapat dilihat pada Gambar2.

Page 28: RENCANA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAUN KUMIS … · 8 Kencur Kaempferia L Rimpang 1 498 ... Stachytarpeta cayannensis Daun 893 6 251 13 Cabe jawa Piper retrofractum Buah 21 154 148

16

Gambar2 Kerangka Pemikiran Operasional Penelitian

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Balai Penelitian Tanaman Obat

dan Rempah (Balitro) Cimanggu Bogor, lahan Unit Konservasi Biofarmaka

Bogor PT. Biofarindo (Biofarmaka Indonesia) dan petani yang mengembangkan

tanaman Kumis kucing di wilayah Kabupaten Bogor (Tegal Waru, Cipaku,

Rancabungur, dan Leuwi Liang, Gunung Letik, Cimanggu). Pemilihan lokasi

dipilih secara sengaja atau purposive serta kegiatan penelitian dan pengumpulan

data dilakukan selama bulan Desember 2013 hingga Maret 2014.

wirakoperasi

Rencana pengembangan agribisnis daun kumis kucing dengan

pendekatan cooperative entrepreneur di Bogor

Kumis kucing memiliki berbagai

kegunaan yang baik untuk kesehatan,

permintaan akan pasokan kumis kucing

yang tinggi baik dalam pasar dalam

negeri maupun luar negeri, banyaknya

petani kumis kucing yang belum

termanfaatkan, tingginya tingkat

permintaan dalam bentuk simplisia

kering dan bubuk

Kurangnya pengetahuan petani

akan kebutuhan pasar kumis

kucing, harga ditingkat petani yang rendah karena tidak adanya nilai

tambah, skala usaha yang kecil dan

lokasi tersebar, belum terpenuhinya permintaan pasar

Perlu pengembangan agribisnis kumis

kucing

Membuat kerjasama

/melakukan usaha kolektif

dengan petani skala kecil

Meningkatkan nilai

tambah produk

Page 29: RENCANA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAUN KUMIS … · 8 Kencur Kaempferia L Rimpang 1 498 ... Stachytarpeta cayannensis Daun 893 6 251 13 Cabe jawa Piper retrofractum Buah 21 154 148

17

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan pihak-pihak

terkait, pengamatan langsung, maupun informasi melalui kuisioner. Sedangkan

data sekunder diperoleh melalui literatur, jurnal maupun laporan hasil penelitian,

laporan hasil seminar, buku-buku, internet serta data dari instansi terkait yaitu

Badan Pusat Statistik, Kementrian Pertanian Republik Indonesia, Dinas Pertanian

Provinsi Jawa Barat.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data primer pada penelitian ini dilakukan dengan

teknik RRA (Rapid Rural Appraisal) yaitu dengan cara observasi, wawancara

mendalam, dan diskusi kepada para petani yang berada di lokasi penelitian

tersebut yang membudidayakan tanaman kumis kucing. Wawancara dilakukan

untuk mengetahui informasi produktivitas, harga komoditas di tingkat petani,

serta budidaya yang dilakukan.RRA merupakan metode pengumpulan informasi

yang melibatkan petani sebagai objek penelitian. Seorang wirakoperasi

menggunakan pendekatan metode ini dengan tujuan untuk mendorong petani agar

menggali potensi diri. Salah satunya adalah dengan meningkatkan pengetahuan

petani terhadap potensi yang dimiliki oleh komoditas kumis kucing. Peningkatan

pengetahuan petani terhadap potensi yang dimiliki komoditas kumis kucing akan

mendorong petani untuk mengembangkan usaha yang dimiliki, sehingga dapat

meningkatkan kesejahteraannya2.

Metode Analisis Data

Data maupun informasi-informasi pendukung lainnya yang diperoleh dari

penelitian diolah secara manual dan dianalisis dengan menggunakan dua jenis

analisis yaitu analisis non finansial dan analisis finansial. Pendekatan kuantitatif

mengunakan analisis finansial untuk mengetahui NPV, IRR, Net B/C , BEP dan

PP (Nurmalina et al. 2009) adalah sebagai berikut :

A. Analisis Non Finansial

1. Aspek Pasar

Analisis aspek pasar menentukan jenis pasar yang akan dipilih apakah

berupa Pasar Persaingan Sempurna, Pasar Monopoli, maupun Pasar Monopolistik

agar dapat menentukan strategi pemasaran yang tepat. Selain itu informasi

mengenai siklus hidup produk , informasi mengenai pangsa pasar (market share).

2. Aspek Teknis dan Produksi

2http://usaha-umkm.blog.com/2012/03/19/metode-rra-%E2%80%93-rapid-rural-appraisal-untuk-

umkm. (Diacu pada 2014 Maret 15)

Page 30: RENCANA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAUN KUMIS … · 8 Kencur Kaempferia L Rimpang 1 498 ... Stachytarpeta cayannensis Daun 893 6 251 13 Cabe jawa Piper retrofractum Buah 21 154 148

18

Pada aspek teknis dan produksi hal utama yang mendasari analisis pada

aspek ini ialah lokasi bisnis, skala operasi atau luas produksi, kriteria pemilihan

mesin atau equipment, proses produksi dan layout perusahaan, serta jenis

teknologi yang digunakan. Hal lain yang perlu diperhatikan pada aspek teknis dan

produksi yakni karakteristik produk yang dihasilkan yang mencakup standar

kualitas produk, ukuran, warna, trade mark, hak paten, syarat penyimpanan,

packing, dan syarat pengiriman. Rencana bisnis yang akan dilakukan merupakan

bisnis pengolahan pasca panen pada daun kumis kucing sehingga menghasilkan

produk setengah jadi (intermediate product). Pengolahan tersebut berupa

pengeringan dan penggilingan daun sehingga menghasilkan daun Kumis kucing

dalam bentuk bubuk. Setelah dilakukan pengolahan pasca panen, produk tersebut

akan dikemas dengan menggunakan teknologi kemas vakum.

3. Manajemen

Aspek manajemen dalam masa operasi mempelajari mengenai bagaimana

bentuk organisasi atau badanusaha yang dipilih, bagaimana struktur organisasi,

deskripsi masing-masing jabatan, jumlah tenaga kerja yang digunakan, serta

penentuan anggota dan tenaga kerja inti.

4. Rencana Pemasaran

Menganalisis target pasar, pengembangan pasar, serta bauran pemasaran

yang dapat meningkatkan kepuasan konsumen. Strategi pemasaran terdiri dari

Market Selection dan Marketing Mix Development. Dalam strategi Market

Selection terdiri dari pengenalan peluang pasar, analisis pelanggan, dan pemilihan

pasar sasaran. Strategi Marketing Mix Development terdiri dari aspek produk,

harga, promosi, dan distribusi. Menurut Kotler yang dikutip oleh Munandar

(2012) dalam jurnalnya, analisis target pasar terdiri dari segmentasi pasar,

penentuan target, dan posisi pasar.

a. Segmetasi Pasar

Segmentasi pasar merupakan proses pengarahan pasar yang bersifat

heterogen ke dalam kelompok pasar yang bersifat homogen. Dalam

prosesnya aspek utama yang menjadi variabel yang digunakan adalah

aspek geografis, demografis, psikografis, dan perilaku.

b. Pasar Sasaran

Setelah menganalisis segmentasi pasar, selanjutnya dilakukan

pemilihan segmen pasar yang akan dijadikan pasar sasaran. Dalam

penentuan pasar sasaran, kriteria yang harus diperhatikan adalah

bahwa pasar sasaran harus responsif terhadap produk atau program

pemasaran yang dikembangkan, produk yang ditawarkan memiliki

potensi penjualan yang cukup luas, pasar memiliki pertumbuhan yang

memadai, serta pasar sasaran dapat dijangkau oleh media pemasaran.

c. Posisi Pasar

Penetapan posisi pasar merupakan langkah terkahir dalam melakukan

analisis target pasar. Dalam penetapan posisi pasar langkah yang harus

dilakukan untuk membuat konsumen sebagai pasar tujuan dapat

Page 31: RENCANA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAUN KUMIS … · 8 Kencur Kaempferia L Rimpang 1 498 ... Stachytarpeta cayannensis Daun 893 6 251 13 Cabe jawa Piper retrofractum Buah 21 154 148

19

membedakan produk yang akan ditawarkan dengan produk pesaing

adalah sebagai berikut:

1) Identifikasi keunggulan kompetitif yang dimiliki oleh perusahaan.

Keunggulan ini dapat berupa diferensiasi melalui inovasi yang

dilakukan pada bauran pemasaran yaitu produk, harga, promosi,

dan distribusi. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan agar

perusahaan memiliki keunggulan bersaing dengan produk

pesaing.

2) Pilih keunggulan kompetitif yang dimiliki untuk kemudian

dikomunikasikan dalam benak konsumen. Kriteria yang harus

dipenuhi adalah dengan menawarkan barang atau jasa yang

memiliki ciri khas atau dengan menggunakan strategi harga

bersaing.

5. Rencana Operasional dan Produksi

Aspek ini terdiri dari rencana pendirian lokasi bisnis, skala produksi,

pemilihan teknologi yang akan digunakan, proses produksi, perencanaan tata

letak ruang pengolahan, tenaga teknis produksi, serta perumusan standar mutu

input dan output.

6. Rencana Organisasi

Aspek ini mengkaji mengenai bentuk badan usaha, struktur organisasi,

perizinan usaha, serta kepemilikan usaha. Selain itu juga mengkaji spesifikasi

dan deskripsi keahlian dan tanggung jawab pekerja, jumlah tenaga kerja, serta

penetapan gaji.

B. Analisis Finansial

Aspek finansial yang perlu dianalisis untuk menyusun suatu perencanaan

bisnis terdiri dari Net Present Value (NPV), Internal Rate Return (IRR), Benefit

Cost Ratio (Net B/C), dan Payback Period (PP) (Nurmalina et al. 2009).

1. Net Present Value (NPV)

Net Present Value (NPV) merupakan selisih antara total Present

value penerimaan (benefit) dengan total Present Value pengeluaran (cost)

atau jumlah Present value dari manfaat bersih tambahan selama umur bisnis.

Suatu bisnis dikatakan layak atau dapat memberi keuntungan apabila nilai

NPV lebih dari 0 (NPV>0).

Keterangan :

Bt = Manfaat pada tahun t

Ct = Biaya pada tahun t

t = Tahun kegiatan bisnist ( t = 0,1,2,3,........, n), tahun awal bisa

tahun 0 atau tahun 1 tergantung karakteristik bisnisnya

i = Discount rate (%)

Page 32: RENCANA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAUN KUMIS … · 8 Kencur Kaempferia L Rimpang 1 498 ... Stachytarpeta cayannensis Daun 893 6 251 13 Cabe jawa Piper retrofractum Buah 21 154 148

20

2. Internal Rate of Return (IRR)

Internal Rate of Return menunjukkan kemampuan suatu proyek

untuk menghasilkan tingkat keuntungan yang akan dicapainya. Besaran yang

dihasilkan dari perhitungan ini adalah dalam satuan persentase (%). Sebuah

bisnis dikatakan layak apabila nilai IRR lebih besar dari Discount Rate (DR)

atau tingkat suku bunga yang berlaku.

Keterangan :

i' = Nilai percobaan pertama untuk discount rate positif

i” = Nilai percobaan kedua untuk discount rate negatif

NPV' = Nilai percobaan pertama untuk NPV

NPV” = Nilai percobaan kedua untuk NPV

3. Net Benefit – Cost Ratio (Net B/C)

Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) merupakan perbandingan antara

manfaat bersih bernilai positif dengan manfaat bersih yang bernilai negatif.

Suatu bisnis dikatakan layak apabila nilai Net B/C Rasio lebih besar dari 1

(Net B/C Rasio>1). Hal ini berarti keuntungan yang diperoleh perusahaan

lebih besar daripada kerugian yang dialami.

Keterangan :

Bt = Manfaat pada tahun t

Ct = Biaya pada tahun t

i = Discount Rate (%)

t = Tahun

4. Payback Period (PP)

Payback Period (PP) merupakan metode pelengkap dalam analisis

finansial. Merode perhitungan ini dilakukan untuk menghitung seberapa cepat

tingkat pengembalian modal dari bisnis tersebut. Semakin cepat tingkat

pengembalian modal, maka para investor akan semakin tertarik untuk

berinvestasi pada bisnis tersebut.

Keterangan :

I = besarnya biaya investasi yang diperlukan

Ab = manfaat bersih yang dapat diperoleh pada setiap tahunnya

Page 33: RENCANA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAUN KUMIS … · 8 Kencur Kaempferia L Rimpang 1 498 ... Stachytarpeta cayannensis Daun 893 6 251 13 Cabe jawa Piper retrofractum Buah 21 154 148

21

5. Break Event Point

Perhitungan ini bertujuan untuk melihat berapa unit yang harus dijual atau

berapa uang yang harus dihasilkan oleh perusahaan agar mencapai titik impas,

dalam arti perusahaan tidak mengalami kerugian maupun keuntungan.

6. Cash Flow

Cash Flow (arus kas) adalah suatu laporan keuangan yang berisikan

pengaruh kas dari kegiatan operasi, kegiatan transaksi investasi dan kegiatan

transaksi pembiayaan/pendanaan serta kenaikan atau penurunan bersih dalam

kas suatu perusahaan selama satu periode. Laporan keuangan ini berupa

ringkasan penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan selama periode tertentu.

Laporan arus kas ini memberikan informasi mengenai penerimaan dan

pengeluaran kas perusahaan dari suatu periode tertentu, dengan

mengklasifikasikan transaksi berdasarkan pada kegiatan operasi, investasi dan

pendanaan. Cash Flow terdiri dari dua aliran arus yaitu sebagai berikut:

1. Cash inflow

Cash inflow adalah arus kas yang terjadi dari kegiatan transaksi yang

melahirkan keuntungan kas (penerimaan kas). Arus kas masuk (cash inflow)

terdiri dari:

1) Hasil penjualan produk/jasa perusahaan

2) Penagihan piutang dari penjualan kredit

3) Penjualan aktiva tetap yang ada

4) Penerimaan investasi dari pemilik atau saham bila perseroan terbatas

5) Pinjaman/hutang dari pihak lain

6) Penerimaan sewa dan pendapatan lain

7) Nilai sisa

2. Cash outflow

Cash outflow adalah arus kas yang terjadi dari kegiatan transaksi yang

mengakibatkan beban pengeluaran kas. Arus kas keluar (cash outflow) terdiri

dari :

1) Pengeluaran biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya pabrik

lain-lain

2) Pengeluaran biaya administrasi umum dan administrasi penjualan

3) Pembelian aktiva tetap

4) Pembayaran hutang-hutang perusahaan

5) Pembayaran kembali investasi dari pemilik perusahaan

Page 34: RENCANA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAUN KUMIS … · 8 Kencur Kaempferia L Rimpang 1 498 ... Stachytarpeta cayannensis Daun 893 6 251 13 Cabe jawa Piper retrofractum Buah 21 154 148

22

6) Pembayaran sewa, pajak, deviden, bunga dan pengeluaran lain-lain

Adapun bentuk dari tabel cash flow adalah sebagai berikut :

Tabel4Cash Flow

No Uraian Komponen 1 2 ... n

I Inflow

1. Nilai Produksi

1. Pinjaman

2. Nilai Sewa

3. Grants

4. Salvage Value

Total Inflow

II Outflow

1. Biaya Investasi

2. Biaya Operasional

2.1 Biaya Variabel

2.2 Biaya Tetap

3. Pembayaran Bunga Pinjaman

4. Pajak

5. Biaya Lainnya

Total Outflow

III Net Benefit

IV Dengan i=DR (%)

V PV Net Benefit (NPV)=(III)(IV)

GAMBARAN UMUM DAERAH BOGOR

Bogor adalah salah satu kabupaten yang terletak di daerah Jawa Barat.

Bogor terletak pada ketinggian 190 meter sampai 350 meter dari permukaan laut

(mdpl). Bogor diapit oleh beberapa gunung besar antara lain Gunung Salak,

Gunung Pangrango dan Gunung Gede. Kota Bogor memiliki udara rata - rata

setiap bulannya adalah 26ºC dan suhu udara terendah 21.8ºC, memiliki

kelembaban udara kurang lebih 70 persen. Selain itu Bogor memiki curah hujan

cukup besar setiap tahunnya yaitu berkisar antara 3.500-4.000 mm per tahun

(terutama pada bulan Desember sampai Januari). Kondisi topografi ini sangat

cocok dengan syarat tumbuh kumis kucing. kumis kucing merupakan tanaman

yang membutuhkan curah hujan tinggi untuk tumbuh yaitu 2.500-4000 mm per

tahun. kumis kucing juga dapat tumbuh optimum pada suhu 20-25ºC.

Karakteristik topografi dan iklim yang dimiliki oleh Bogor menjadikan

wilayah ini berpotensi untuk mengembangkan komoditas Kumis kucing di bidang

budidaya. Pemerintah melalui dinas perhutanan memiliki berbagai program yang

mendukung pengembangan tanaman biofarmaka termasuk kumis kucing. Potensi

komoditas Kumis kucing tersebut juga didukung oleh keberadaan produsen jamu

maupun obat herbal yang terletak di wilayah Bogor. Produsen jamu atau obat

herbal tersebut merupakan pelaku usaha yang menggunakan daun kumis kucing

Page 35: RENCANA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAUN KUMIS … · 8 Kencur Kaempferia L Rimpang 1 498 ... Stachytarpeta cayannensis Daun 893 6 251 13 Cabe jawa Piper retrofractum Buah 21 154 148

23

sebagai bahan baku maupun bahan tambahan pada produk yang dihasilkan.

Produsen obat herbal maupun jamu khususnya yang terletak di wilayah Bogor

antara lain ialah:

1. Kelompok tani ‘Tanaman Obat Keluarga’ Gunung Leutik

2. PT. Biofarindo

3. CV. Raja Wali Emas

4. CV. Mitra Niaga Sejahtera

5. Taman Sringganis

RENCANA BISNIS

Asumsi Dasar

Dalam perencanaan bisnis pengolahan daun kumis kucing dirumuskan

beberapa asumsi-asumsi dasar untuk melakukan perhitungan aspek produksi dan

finansial. Pada aspek produksi jumlah input yang masuk sebesar 20 153 kg daun

kumis kucing segar yang akan di ubah menjadi bubuk. Input daun kumis kucing

berasal dari petani mitra koperasi dan warga yang menanam daun kumis kucing

oleh karena itu sistem pengadaan input adalah plant bases, artinya inputtidak

berdasarkan pada luas lahan yang dimiliki petani, namun dapat juga berdasarkan

perkarangan rumah bahkan tanaman kumis kucing liar yang dapat diperoleh di

manapun. Pada Tahun pertama kapasitas produksi 1.8 ton kering per bulan, di

tahun kedua dan seterusnya produksi 2 ton per bulan. Hal tersebut dikarenakan

jumlah penyusutan bahan baku masih tinggi yaitu sebesar 5 persen. Hal tersebut

disebabkan oleh kualitas bahan baku yang diperoleh dari petani belum sesuai

dengan yang diinginkan.

Dalam melakukan proses produksi perbandingan antara kumis kucing basah

dan kering sebesar 10 persen, artinya setiap 10 kg kumis kucing segar dapat

menghasilkan 1 kg kumis kucing kering, oleh sebab itu untuk memproduksi 2 ton

kumis kucing bubuk diperlukan lebih dari 20 ton kumis kucing segar hal ini

dikarenakan proses sortasi yang akan dilakukan sebelum produksi berlangsung.

Pada proses produksi diperlukan mesin pengeringan dibutuhkan lima mesin,

berkapasitas 230 kg dengan ketentuan satu kali pengeringan 8 jam dengan suhu

antara 50 oC hingga 60

oC. Oleh sebab itu waktu yang dibutuhkan untuk

menghasilkan 2 ton kumis kucing bubuk adalah dua puluh hari.

Dalam analisis keuangan dana bersumber dari investor, dengan jangka

pengembalian pinjaman selama lima tahun. Discount rate yang digunakan dalam

analisis finansial bersumber dari Bank Indonesia sebesar 7.5 persen. Pajak yang

digunakan adalah 1 persen dari omset sesuai dengan peraturan pajak baru PP no.

46 tahun 2013 penghasilan kena pajak adalah 1% dari omzet dan tarif pajak

pertambahan nilai atas ekspor barang kena pajak adalah 0 persen (nol persen)

untuk komoditi biofarmaka sesuai dengan ketetapan Menteri Keuangan No

2369/KM.4/2013 tentang penetapan harga ekspor untuk perhitungan bea keluar,

bahwa bea keluar hanya dikenakan pada CPO dan produk turunannya, karet dan

Page 36: RENCANA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAUN KUMIS … · 8 Kencur Kaempferia L Rimpang 1 498 ... Stachytarpeta cayannensis Daun 893 6 251 13 Cabe jawa Piper retrofractum Buah 21 154 148

24

kulit. Harga jual untuk komoditi ini ditetapkan sebesar 14.12 USD. (berdasarkan

data Market News Service International Trade Center, 2013)Rencana Pemasaran

Market Selection

A. Analisis Pasar

1. Segmenting

Segmentasi dari produk ini adalah perusahan industri pangan dan

obat yang membutuhkan kumis kucing selaku bahan baku industrinya dan

pengelompokan pasar berdasarkan aspek geografis yaitu negara-negara di

Benua Eropa.

2. Targeting

Target pasar dari kelompok pasar yang telah dipilih berdasarkan

aspek geografis adalah perusahan industri pangan dan obat yang

menggunakan daun kumis kucing dalam bentuk bubuk sebagai bahan baku

produknya. Secara geografis target pasar adalahNegara Perancis.

3. Positioning

Bubuk kumis kucing merupakan intermediate product yang di

khususkan untuk perusahaan industri penghasil obat-obatan herbal dan

pangan yang memerlukan khasiat dari tanaman biofarmaka kumis kucing

Marketing Mix Development

1. Product (produk)

Produk yang akan dihasilkan oleh usaha yang akan didirikan adalah

berupa intermediate product dalam bentuk daun kumis kucing bubuk. Produk

tersebut akan dikemas dengan menggunakan plastik kemas vakum tanpa

udara atau vakum dengan berat bersih 10kg per kemasan. Produk daun kumis

kucing bubuk akan mencantumkan tanggal pengemasan dan kadaluarsa, nama

produk, dan tempat pengemasan.

2. Price (harga)

Harga jual dari produk yang dihasilkan adalah sebesar Rp161 428 per

kg atau 14.16 USD per kg. Harga ditetapkan berdasarkan rata-rata harga jual

produk di pasar internasional (ITC, 2013)

3. Place (tempat)

Tempat berlokasi di Jln. KH.Sholeh Iskandar (jalan Baru Bogor).

Penjualan dari produk yang dihasilkan ditujukan untuk pasar luar negeri yaitu

Negara Perancis yang membutuhkan daun kumis kucing bubuk.

Pendistribusian produk dilakukan melalui portal ekspor yang terdapat di

daerahTanjung Priokdengan sistem joincontainer dengan perusahaan lain

dengan tujuan negara yang sama. Hal ini dikarenakan kuota per kontainer

belum dapat terpenuhi dengan hanya pengiriman 2 ton perbulan untuk daun

kumis kucing bubuk.

4. Promotion (promosi)

Penjualan dari produk yang dihasilkan dilakukan dengan cara langsung

(direct selling) kepada negara-negara importir daun Kumis kucing bubuk.

Page 37: RENCANA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAUN KUMIS … · 8 Kencur Kaempferia L Rimpang 1 498 ... Stachytarpeta cayannensis Daun 893 6 251 13 Cabe jawa Piper retrofractum Buah 21 154 148

25

Pemasaran produk dilakukan menggunakan media internet berupa penawaran

produk maupun penawaran kerjasama dengan industri serta kerja sama

dengan kementerian perdagangan untuk membantu promosi produk dengan

mitra di negara lain.

Rencana Produk

Bisnis pengeringan daun kumis kucingini akan menghasikan intermediate

product yang berupa daun kumis kucing bubuk. Teknologi yang digunakan adalah

dengan pengeringan buatan, produk yang dihasilkan berbentuk daun kering,

sedangkan untuk produk kumis kucing bubuk teknologi yang digunakan adalah

penggilingan kering. Selain dilakukan pengeringan dan penggilingan, teknologi

kemas vakum dipilih karena dapat memperpanjang umur simpan produk serta

menghemat ruang pada saat penyimpanan maupun pendistribusian.

Gambar3Kumis kucing bubuk dalam kemasan

Rencana Operasional

Rencana Jumlah Produksi

Kegiatan usaha pengolahan daun kumis kucing terdiri dari proses

pengeringan, penggilingan kering, serta pengemasan. Produk yang dihasilkan

ditujukan untuk memasok industri biofarmaka luar negeri yang membutuhkan

produk daun kumis kucing dalam bentuk bubuk. Rencana jumlah produksi dari

usaha ini adalah masing-masing sebesar dua ton per bulan.

Teknologi

Teknologi yang digunakan dalam usaha pengolahan yang akan didirikan ini

adalah dengan menggunakan teknologi pengeringan buatan dengan mesin,

Page 38: RENCANA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAUN KUMIS … · 8 Kencur Kaempferia L Rimpang 1 498 ... Stachytarpeta cayannensis Daun 893 6 251 13 Cabe jawa Piper retrofractum Buah 21 154 148

26

teknologi pengeringan kering dengan mesin, dan teknologi pengemasan vakum.

Alat yang digunakan dalam teknologi pengeringan buatan ini adalah vacuum

cabinet dryer dengan output berupa daun Kumis kucing, serta diskmill sebagai

alat penggiling kering dengan outputkumis kucing bubuk. Alat yang digunakan

dalam teknologi pengemasan vakum adalah vacuum packaging untuk mengemas

produk daun kumis kucing dalam bubuk.Teknologi yang digunakan akan

meningkatkan efisiensi produksi baik dari segi jumlah dan waktu. Berikut mesin

dan alat yang digunakan dalam proses produksi :

1. Vacuum Cabinet Dryer

Daun Kumis kucing yang telah dicuci dan ditiriskan kemudian diletakkan

di atas loyang sebelum dimasukkan ke dalam alat pengering. Prinsip kerja dari

alat Vacuum Cabinet Dryer tersebut adalah dengan cara mengalirkan udara panas

ke dalam bahan sekaligus dilakukan penyedotan uap air yang keluar dari bahan

yang dipanaskan. Sumber panas yang digunakan untuk mengeringkan bahan

berasal dari listrik maupun gas.

Sumber : www.kiosmesin.blogspot.com

Gambar4 Mesin vacuum cabinet dryer

Spesifikasi Mesin vacuum cabinet dryer:

1. Mesin Oven Pengering 40 Rak (gas)

2. Kapasitas : 40 rak / loyang

3. Dimensi : 240x55x165 cm

4. Bahan : stainless stell

5. Listrik blower: 300 watt

6. Sumber panas : Gas LPG

2. Mesin Diskmill

Daun kumis kucing kemudian digiling menggunakan mesin Diskmill untuk

menghasilkan kumis kucing bubuk. Prinsip kerja alat ini adalah dengan

menggiling bahan baku kasar menjadi bentuk yang lebih kecil atau bubuk, dengan

tingkat kehalusan yang dapat disesuaikan.

Page 39: RENCANA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAUN KUMIS … · 8 Kencur Kaempferia L Rimpang 1 498 ... Stachytarpeta cayannensis Daun 893 6 251 13 Cabe jawa Piper retrofractum Buah 21 154 148

27

Sumber : www.mesinpertanian.com

gambar 5Mesin diskmill

Spesifikasi mesin diskmill:

1. Kapasitas: 33 hingga 300 Kg/jam

2. Motor power: 5,5 HP (Horse Power) atau Diesel 12 PK (Paard Krcht)

dengan power bisa diturunkan sesuai anggaran dan jenis serta jumlah

bahan yang diproses

3. Dimensi: 80x50x100 cm

4. Bahan: stainless steel

3. Vacuum packaging

Produk kumis kucing bubuk kemudian dikemas dengan menggunakan

mesin vacuum packaging. Prinsip kerja alat tersebut adalah dengan cara

penghilangan udara dalam kemasan hingga terbentuk ruang hampa kemudian

dilakukan penyegelan pada kemasan. Teknologi pengemasan vakum dipilih

karena dapat meningkatkan umur simpan produk serta dapat menghemat ruang

pada saat penyimpanan dan pendsitribusian. Jenis plastik kemasan yang

digunakan merupakan plastik kemasan vakum yang merupakan campuran dari

bahan plastik LDPE (Low Density Polyethylene), PET (Poly Ethylene

Terephthalate) dan Nylon. Plastik kemasan tersebut memiliki ketebalan dan

kerapatan pori yang lebih tinggi dibandingkan dengan plastik kemasan biasa

sehingga dapat berfungsi sebagai kemasan penyimpan kedap udara.

Sumber : www.anekamesin.com

Gambar6 Mesin vacuum packaging

Page 40: RENCANA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAUN KUMIS … · 8 Kencur Kaempferia L Rimpang 1 498 ... Stachytarpeta cayannensis Daun 893 6 251 13 Cabe jawa Piper retrofractum Buah 21 154 148

28

Sumber : www.anekamesin.com

Gambar7 Plastik kemasan vakum

Spesifikasi mesin vacuum packaging:

1. Material: besi, stainless steel

2. Lebar seal: 32 hingga 50 cm

3. Kekuatan vakum: 10 m3 hingga 20 m

3 per jam

4. Daya listrik: 400 hingga 800 watt atau 220 V atau 50 hingga 60 Hz

4. Detektor logam

Detektor logam berfungsi sebagai scanner untuk mendeteksi

apakah terdapat logam berbahayayang membahayakan pada bubukkumis

kucing yang telah di kemas

Sumber : www.indotrading.com

Gambar8 Mesin conveyor metal detector

Kumis kucing bubuk yang telah dikemas dengan plastik vakum

kemudian akan dilakukan pengujian kandungan logam yang mungkin

terdapat di dalam produk. Pengujian tersebut dilakukan menggunakan mesin

conveyor metal detector dengan tujuan untuk mempertahankan kualitas

produk kumis kucing bubuk.

Spesifikasi mesin conveyor metal detector3:

a. Tipe : F500

b. Metode mendeteksi : Magnetic induksi

c. Lebar pendeteksian : 600 mm

3www.indotrading.com (Diacu 2014 Mei 16)

Page 41: RENCANA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAUN KUMIS … · 8 Kencur Kaempferia L Rimpang 1 498 ... Stachytarpeta cayannensis Daun 893 6 251 13 Cabe jawa Piper retrofractum Buah 21 154 148

29

d. Tinggi pendeteksian : 160 mm

e. Kemampuan mendeteksi : Ф1.0 bola besi

f. Metode alarm : Buzzer

g. Kecepatan belt : 40 m/min

h. Tegangan listrik : 230 V, 50-60 Hz

i. Ukuran dimensi : 1 620 x 1 000 x 1 100 mm

Bahan Baku

Bahan baku dari usaha pengolahan tanaman kumis kucing ini berupa

daunnya yang diperoleh dari petani-petani skala kecil yang berada di wilayah

Bogor. Petani-petani tersebut merupakan petani mitra yang bertugas sebagai

pemasok dalam proses produksi daun kumis kucing bubuk. Untuk menghasilkan

satu kilogaram daun Kumis kucing kering dibutuhkan 10 kgdaun basah (rendemen

10 persen). Disamping itu proses sortasi menyebabkan penyusutan bahan baku

sebesar 5 persen. Sehingga kebutuhan bahan baku per bulan disajikan dalam

Tabel berikut.

Tabel5 Kebutuhan bahan baku per bulan

Jumlah Satuan

Input

Daun Kumis kucing basah

Penyusutan bahan baku

(sortasi)

21 053

1 053

kg

kg

Plastik kemasan

Kemasan sekunder (kardus)

200

40

Lembar

Lembar

Output

Kumis kucing bubuk 2 000 kg

Perencanaan Tata Letak dan Lokasi

Tata letak proses produksi direncanakan akan bertempat di jalan KH.

Soleh Iskandar atau daerah jalan baru Kota Bogor. Lokasi ini dipilih berdasarkan

pertimbangan akan mudahnya akses untuk menuju jalan tol dan letaknya yang

mudah untuk dijangkau. Bangunan yang akan dibangun mempunyai luas berkisar

dua ribu meter persegi yang terdiri antara 4 bagian besar yaitu area bongkar muat,

area produksi, kantor, dan pergudangan. Adapun denah yang telah dibuat dapat

dilihat pada Gambar 9

Page 42: RENCANA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAUN KUMIS … · 8 Kencur Kaempferia L Rimpang 1 498 ... Stachytarpeta cayannensis Daun 893 6 251 13 Cabe jawa Piper retrofractum Buah 21 154 148

30

Gambar9 Tata letak bangunan usaha

Keterangan :

1 = Mesin Pengeringan (Vacuum Cabinet Drier) 2 = Mesin Penggilingan Kering (Diskmill)

3 = Mesin Pengemasan Vakum (Vacuum packaging)

Pemilihan lokasi produksi dan pergudangan yang untuk menjalankan

bisnis ini adalah di sekitar Jln. KH.Sholeh Iskandar (jalan Baru)Bogor. Alasan

memilih lokasi ini adalah letaknya yang strategis, akses yang mudah, terletak di

jalan utama Bogor. Akses yang mudah ini, meningkatkan efisiensi waktu menuju

Jakarta karena letaknya yang dekat dengan pintu Tol Sentul/ Jagorawi.

Proses Produksi

Prosese produksi merupakan bagian terpenting dari pengolahan daun

kumis kucing. Proses ini memberikan nilai tambah terhadap daun kumis kucing

dengan cara merubah bentuk dari daun menjadi bubuk. Nilai tambah yang

diperoleh akan meningkatkan harga jual daun kumis kucing dari dua ribu rupiah

menjadi kurang lebih delapan ribu rupiah. Adapun proses produksi pengolahan

daun kumis kucing dapat dilihat pada diagram alir berikut:

Page 43: RENCANA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAUN KUMIS … · 8 Kencur Kaempferia L Rimpang 1 498 ... Stachytarpeta cayannensis Daun 893 6 251 13 Cabe jawa Piper retrofractum Buah 21 154 148

31

Gambar 9 Diagram alir pengolahan Kumis kucing bubuk

Keterangan :

1. Penyortiran awal (segar)

Daun kumis kucing dari hasil panen secepatnya dilakukan penyortiran

supaya mutunya tetap terjaga. Tanah atau kotoran, gulma yang menempel

pada daun langsung dibersihkan, demikian juga bahan yang busuk dan rusak

dengan yang baik harus segera dipisahkan.

Penyiapan Air Bersih Kumis kucing Segar Penyiapan Peralatan

Pengemasan &

Pelabelan

Bubuk Kumis

kucing

Air Bersih

Penyortiran awal (segar)

Busuk, tanah,

kerikil, benda

asing

Kotoran yang

melekat

Pencucian & Penirisan

Pengeringan

Penggilingan

Penyortiran akhir Benda asing

selain bubuk

Kumis kucing

Page 44: RENCANA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAUN KUMIS … · 8 Kencur Kaempferia L Rimpang 1 498 ... Stachytarpeta cayannensis Daun 893 6 251 13 Cabe jawa Piper retrofractum Buah 21 154 148

32

2. Pencucian dan Penirisan

Pencucian terhadap daun kumis kucing segera dilakukan untuk mencegah

kontaminasi serta pembusukan yang dapat mempengaruhi mutunya. Sumber

air untuk mencuci diharapkan berasal dari mata air, sumur ataupun PAM.

Penggunaan air sungai tidak dianjurkan untuk menghindari terkontaminasi

baik oleh bakteri E.coli ataupun patogen. Cara pencucian dapat dilakukan

dengan penyemprotan bertekanan sedang dan dibantu dengan tangan.

Penirisan/ pengeringan daun yang sudah dicuci bersih langsung ditiriskan

menggunakan rak pengering dan ditempatkan dalam lapisan yang tipis. Rak

pengering harus bersih, tidak berkarat dan tidak bereaksi dengan daun yang

dijemur serta ditempatkan pada tempat yang terlindung dari sinar matahari

langsung. Pengeringan cukup dengan cara diangin-anginkan dan dilakukan

sampai airnya tidak tiris lagi.

3. Pengeringan

Daun kumis kucing kemudian dilakukan pengeringan dengan

menggunakan alat vacuum cabinet dryer dengan suhu 50 hingga 60ºC selama

satu hari.

4. Penggilingan kering

Daun kumis kucing yang telah dikeringkan kemudian dilakukan

penggilingan kering dengan menggunakan alat diskmill untuk menghasilkan

bubuk kumis kucing dengan tingkat kehalusan yang seragam.

5. Penyortiran Akhir

Bubuk daun kumis kucing yang dihasilkan kemudian di lakukan

penyortiran untuk memisahkan dari benda asing yang mungkin terjadi selama

proses penggilingan. Proses ini juga untuk memastikan kualitas daun Kumis

kucing bubuk sesuai dengan standar mutu yang berlaku di pasar internasional.

Setelah di sortasi kemudian ditimbang untuk dikemas.

6. Pengemasan dan Pelabelan

Bubuk daun kumis kucing yang telah melalui tahap pengolahan berupa

pengeringam dan penggilingan kering kemudian dikemas. Pengemasan

dilakukan dengan menggunakan alat vacuum packaging untuk menghasilkan

produk dengan kemasan kedap udara. Produk yang telah dikemas kemudian

diberi label yang berisi tentang informasi produk, merek dagang, kode

produksi, tanggal kadaluarsa, dan nama produsen.

7. Uji metal detektor

Produk kumis kucing bubuk yang telah dikemas kemudian dilakukan

pengujian terhadap logam yang mungkin terdapat dalam produk

8. Penyimpanan

Produk yang sudah dikemas dapat disimpan sebelum diolah lebih lanjut.

Ruang tempat penyimpanan harus bersih bila perlu dilakukan fumigasi

terlebih dahulu untuk membasmi hama/ serangga perusak daun. Selain itu

sirkulasi udara melaui ventilasi cukup baik, kelembaban udara rendah (65%),

cahaya cukup (suhu gudang penyimpanan maksimal tiga puluh ºC) dan tidak

bocor. Diagram alir dapat dilihat pada Gambar 9

Page 45: RENCANA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAUN KUMIS … · 8 Kencur Kaempferia L Rimpang 1 498 ... Stachytarpeta cayannensis Daun 893 6 251 13 Cabe jawa Piper retrofractum Buah 21 154 148

33

Tenaga Teknis Produksi

Tenaga teknis produksi terdiri dari karyawan yang melakukan proses

pengolahan berupa pengeringan dan penggilingan, serta proses pengemasan pada

produk. Rincian tenaga kerja pada usaha ini adalah sebagai berikut:

Tabel6 Rincian tenaga kerja berdasarkan deskripsi kerja

Uraian Jumlah (orang)

Manajer Usaha 1

Staff administrasi 1

Staff keuangan 1

Staff produksi 1

Tenaga kerja produksi 7

Jumlah tenaga kerja produksi yang diperlukan sebanyak tujuh orang dengan

jenis pekerjaan yang terdiri dari pencucian, pengeringan, penggilingan, dan

pengemasan vakum. Untuk staf usaha terdiri dari empat orang yang berperan

sebagai manajer usaha, staf administrasi, staf keuangan, dan staf produksi

Perumusan Standar Mutu Input dan Output

Perumusan standar mutu input dan output diperlukan untuk menghasilkan

produk yang sesuai dengan kualitas yang telah ditetapkan oleh koperasi. Mutu

input berupa spesifikasi dari seluruh bahan baku yang akan digunakan untuk

menghasilkan produk. Mutu output berupa spesifikasi dari produk jadi yang

disesuaikan dengan standar yang ditetapkan oleh industri jamu, obat herbal

terstandar, maupun fitofarmaka sebagai pasar tujuan. Pengecekan standar mutu

input bekerja sama dengan instansi terakreditasi seperti badan penelitian dan

pengendalian mutu IPB. Adapaun standar mutu yang ditetapkan untuk produk

kumis kucing adalah sebagai berikut:

a. Standar mutu input

Input yang digunakan adalah daun kumis kucing basah yang diperoleh dari

petani pemasok. daun yang digunakan adalah sesuai dengan standar daun

yang baik yaitu bau harum, rasa agak pahit, kadar air maksimal tiga belas

persen, kotoran maksimal dua persen dan tidak mengandung serangga dan

cendawan.

b. Standar mutu output

Tabel7 standar mutu output (SNI)

Parameter Syarat

Warna Abu-abu

Kadar air (%) 6.76

Kadar abu (%) 0.57 Mikroorganisme Negatif

Logam berar Negatif

Sumber : (Pratiwi et al. 2010)

Page 46: RENCANA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAUN KUMIS … · 8 Kencur Kaempferia L Rimpang 1 498 ... Stachytarpeta cayannensis Daun 893 6 251 13 Cabe jawa Piper retrofractum Buah 21 154 148

34

Bubuk Kumis kucing merupakan hasil pengolahan lanjutan dari daun

Kumis kucing kering yang diperoleh melalui proses penggilingan. Kadar air

pada daun kumis kucing bubuk adalah sebesar 6.76 persen dan kadar abu

sebesar 0.57 persen serta tidak memiliki logam berat dan mickroorganisme

yang terkandung didalamnya.

Perumusan Standard Operating Procedure (SOP)

1. Penyortiran dan grading dilakukan pada bahan baku berupa daun Kumis

kucing basah dari petani pemasok.

2. Pencucian dan penirisan dilakukan pada daun Kumis kucing segar yang telah

lulus penyortiran dan grading.

3. Daun Kumis kucing dikeringkan dengan suhu 50 hingga 60ºC selama lima

hingga delapan jam menggunakan vacuum cabinet dryer sehingga

menghasilkan kadar air lima hingga tujuh persen.

4. Daun kumis kucing yang telah dikeringkan kemudian dilakukan penggilingan

dengan menggunakan diskmill untuk menghasilkan daun kumis kucing

bubuk.

5. Daun kumis kucing bubuk dikemas vakum menggunakan vacuum packaging.

6. Produk yang telah dikemas kemudian disimpan dalam gudang sebelum

didistribusikan.

7. Karyawan produksi harus tetap menjaga sanitasi peralatan produksi.

8. Seluruh karyawan harus menjaga kebersihan dan kenyaman tempat kerja.

Rencana Organisasi dan Sumber Daya Manusia

Aspek Legal dan Ruang Lingkup Pengembangan Usaha

Aspek legal dari badan usaha ini adalah koperasi.Koperasi dipilih sebagai

bentuk usaha karena proses pendirian koperasi yang mudah dan tidak memakan

biaya yang terlalu besar. koperasi juga mempunyai tujuan utama untuk

menyejahterakan anggotanya sehingga akan tercipta lingkungan yang kondusif

serta ikatan yang kuat dengan para anggotanya, dan menumbuhkan rasa memiliki

anggota terhadap koperasi. Oleh sebab itu bentuk usaha ini sangat cocok

digunakan oleh wirakoperasi dalam mengembangkan bisnisnya.

Struktur Organisasi

Organisasi dalam bagan usaha ini adalah koperasi koperasi dibentuk

berdasarkan hasil pendekatan antara GAPOKTAN (Gabungan Kelompok Tani)

dengan seorang wirakoperasi yang dibantu oleh pemerintah daerah setempat

bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan pembangunan desa. Bagan dari

awal terbentuknya koperasi dapat dilihat pada Gambar 10.

Page 47: RENCANA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAUN KUMIS … · 8 Kencur Kaempferia L Rimpang 1 498 ... Stachytarpeta cayannensis Daun 893 6 251 13 Cabe jawa Piper retrofractum Buah 21 154 148

35

Gambar10 Bagan pembentukan lembaga koperasi

Struktur organisasi kepengurusan usaha pengolahan daun Kumis kucing

ini terdiri dari rapat umum anggota (RUA), pengurus (ketua, sekertaris,

bendahara), pengawas, manajer usaha, staff keuangan, staff administrasi,

supervisor produksi, operator mesin pengeringan, operator mesin penggilingan,

operator mesin pengemasan, dan buruh kerja harian (pencucian dan sortasi).

Susunan organisasi usaha ini sebagai berikut:

Gambar11 Struktur organisasi usaha

Jumlah pengurus koperasi yang direncanakan terdiri dari empat orang

yang terdiri dari seorang ketua, sekertaris, bendahara, dan pengawas. Karyawan

yang direncanakan terdiri dari tujuh orang terdiri dari seorang manajer usaha, staff

keuangan, supervisor produksi, staff administrasi, dan empat orang operator mesin

yang bergerak di bidang produksi.

BAPPEDA

Ide Sosialisasi GAPOKTAN Koperasi

Staff Keuangan

RUA

(Rapat Umum) Anggota)

Pengurus Pengawas

Supervisor Produksi

Staff

Administrasi

Manajer

Usaha

Tenaga Kerja

Produksi

Page 48: RENCANA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAUN KUMIS … · 8 Kencur Kaempferia L Rimpang 1 498 ... Stachytarpeta cayannensis Daun 893 6 251 13 Cabe jawa Piper retrofractum Buah 21 154 148

36

Deskripsi dan Spesifikasi Kerja

1. Rapat Umum Anggota (RUA)

Deskripsi : pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi.

2. Pengurus (ketua, sekertaris, bendahara)

1) Deskripsi Kerja: memimpin organisasi dan perusahaan koperasi

2) Spesifikasi Kerja Ketua Koperasi:

a. Mengendalikan seluruh kegiatan koperasi.

b. Memimpin, mengkoordinir dan mengontrol jalannya aktivitas

koperasi.

c. Memimpin Rapat Umum Anggota tahunan dan menyampaikan

pertanggungjawaban kepada anggota.

d. Mengambil keputusan atas hal-hal yang dianggap penting bagi

kelancaran kegiatan koperasi.

3) Spesifikasi Kerja Sekertaris Koperasi:

a. Melakukan kegiatan korespondensi (surat-menyurat) dan

ketatausahaan koperasi.

b. Melakukan pencatatan tentang kemajuan yang terjadi pada koperasi.

c. Membuat pendataan koperasi.

4) Spesifikasi Kerja Bendahara Koperasi:

a. Merencanakan anggaran belanja dan pendapatan koperasi.

b. Memelihara semua harta kekayaan koperasi.

c. Melakukan pembukuan transaksi koperasi.

3. Pengawas Koperasi

1) Deskripsi Kerja: melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan

dan pengelolaan koperasi.

2) Spesifikasi Kerja:

a. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan

pengurus menyangkut pengelolaan koperasi, baik yang menyangkut

aspek organisasi idiil maupun aspek usaha.

b. Meneliti catatan yang ada pada koperasi.

c. Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasan.

4. Manajer Usaha

1) Deskripsi Kerja: melakukan pengawasan terhadap kegiatan bidang usaha

2) Spesifikasi Kerja:

a. Merancang perencanaan produksi, keuangan, penetapan, organisasi

usaha serta melaksanakan pengawasan terhadap seluruh aktivitas

usaha.

b. Melaksanakan kegiatan perekrutan karyawan.

5. Staff Administrasi

1) Deskripsi Kerja: bertanggungjawab atas kegiatan administrasi

perusahaan koperasi.

2) Spesifikasi Kerja:

a. Merancang SOP (Standard Operating Procedure) rangkaian

kegiatan produksi.

b. Merancang sistem kemitraan dengan petani pemasok.

c. Menyusun kontrak kerjasama dengan industri.

Page 49: RENCANA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAUN KUMIS … · 8 Kencur Kaempferia L Rimpang 1 498 ... Stachytarpeta cayannensis Daun 893 6 251 13 Cabe jawa Piper retrofractum Buah 21 154 148

37

d. Melakukan pemasaran produk.

e. Menyusun dan mengurus perijinan usaha.

f. Menyusun kebutuhan perlengkapan perusahaan koperasi.

g. Melakukan kegiatan pendistribusian produk.

6. Staff Keuangan

1) Deskripsi Kerja: bertanggungjawab terhadap fungsi keuangan perusahaan

koperasi.

2) Spesifikasi Kerja:

a. Mengelola fungsi akuntasi dalam memproses data dan informasi

keuangan perusahaan koperasi.

b. Mengkoordinasikan dan mengontrol perencanaan, pelaporan dan

pembayaran kewajiban pajak perusahaan koperasi.

c. Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengontrol arus kas

perusahaan koperasi terutama pengelolaan piutang dan hutang.

d. Merencanakan dan mengkoordinasikan penyusun anggaran

perusahaan koperasi.

e. Menyusun penetapan gaji dan upah bagi seluruh karyawan

perusahaan koperasi.

7. Supervisor Produksi

1) Deskripsi Kerja: bertanggungjawab terhadap seluruh kegiatan produksi

2) Spesifikasi Kerja:

a. Melakukan pengawasan terhadap kegiatan penerimaan bahan baku.

b. Melakukan pengawasan terhadap kegiatan pengolahan.

c. Melakukan pengawasan terhadap kegiatan penyimpanan produk.

d. Melakukan kegiatan pendistribusian produk

8. Tenaga kerja produksi (bagian sortasi dan pencucian)

1) Deskripsi kerja: melakukan proses pra penglohan bahan baku daun Kumis

kucing

2) Spesifikasi kerja:

a. Melakukan sortasi awal bahan baku daun Kumis kucing.

b. Melakukan pencucian bahan baku daun Kumis kucing.

c. Melakukan sortasi spesifikasi persyaratan umum bahan baku daun

Kumis kucing.

9. Tenaga kerja produksi (bagian pengeringan)

1) Deskripsi kerja: melakukan pengolahan bahan baku berupa pengeringan

2) Spesifikasi kerja:

a. Melakukan pengeringan bahan baku.

b. Melakukan kontrol berkaitan dengan suhu dan kondisi mesin selama

proses pengeringan berlangsung.

c. Melakukan kontrol dan terhadap kondisi mesin pengeringan sebelum

dan setelah digunakan.

10. Tenaga kerja produksi (bagian penggilingan)

1) Deskripsi kerja: melakukan pengolahan bahan baku berupa penggilingan

2) Spesifikasi kerja:

a. Melakukan pengontrolan kualitas daun Kumis kucingkering.

b. Melakukan penggilingan hasil pengeringan.

c. Melakukan proses pengayakan dan penggilingan kembali terhadap

bubuk Kumis kucing yang tidak sesuai standar.

Page 50: RENCANA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAUN KUMIS … · 8 Kencur Kaempferia L Rimpang 1 498 ... Stachytarpeta cayannensis Daun 893 6 251 13 Cabe jawa Piper retrofractum Buah 21 154 148

38

d. Melakukan kontrol dan terhadap kondisi mesin penggilingan

sebelum dan setelah digunakan.

11. Tenaga kerja produksi (bagian pengemasan)

1) Deskripsi kerja: melakukan pengemasan produk

2) Spesifikasi kerja:

a. Melakukan pengemasan pada produk daun Kumis kucing bubuk.

b. Melakukan penyimpanan produk di dalam gudang sebelum

didistribusikan.

12. Tenaga kerja propesional

a. Deskripsi kerja : spesialisasi kerja

b. Spesifikasi kerja :

a. Melakukan pengecekan kualitas bubuk daun Kumis Kucing yang

telah dihasilkan.

b. Melakukan penyuluhan dan pelatihan masyarakat desa

Upah dan Gaji

Upah dan gaji merupakan bentuk insentif yang diterima oleh pekerja.

Besaran insentif yang diterima berbeda-beda sesuai dengan bidang dan keahlian

masing-masing pekerja. Berikut jumlah insentif pekerja dapat dilihat pada Tabel

8.

Tabel8 upah dan gaji pegawai berdasarkan klasifikasi kerja

Uraian Rp (000)

Manajer Usaha 3 100

Staff administrasi 2 700

Staff keuangan 2 700

Staff produksi 2 850

Tenaga kerja produksi 1 000

Tenaga kerja profesional 3 850

Rencana kerjasama Kooperatif

Usaha yang akan didirikan akan menjalin kerjasama dengan petani daun

kumis kucingwilayah Bogor sebagai petani pemasok. Bentuk kerjasama yang

akan dilakukan berupa kerjasama vertikal ke belakang dalam hal pasokan bahan

baku. Usaha yang akan didirikan ini akan menjadikan petani Kumis kucing yang

berada di wilayah Bogor sebagai pemasok bahan baku berupa daun kumis

kucingsegar. Petani akan memasok daun kumis kucinguntuk kemudian diolah

dengan menggunakan teknologi pengeringan dan penggilingan kering. Produk

yang dihasilkan oleh usaha ini berupa intermediate product dalam bentuk daun

kumis kucing bubuk. Produk tersebut kemudian akan dikemas menggunakan

plastik kemas vakum sebelum disimpan dan didistribusikan.

Kerjasama ini dilakukan dengan tujuan untuk menjamin kontinuitas bahan

baku usaha pengolahan daun kumis kucing. Selain itu, tujuan lain dari penerapan

kerjasama ini adalah untuk meningkatkan pendapatan petani kumis kucing yang

Page 51: RENCANA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAUN KUMIS … · 8 Kencur Kaempferia L Rimpang 1 498 ... Stachytarpeta cayannensis Daun 893 6 251 13 Cabe jawa Piper retrofractum Buah 21 154 148

39

tergabung dalam usaha yang akan didirikan. Konsep kerjasama yang akan

dilakukan berupa penentuan ketetapan bagi hasil dari keuntungan atau hasil usaha

(HU) atas penjualan produk sesuai dengan kinerja koperasi. Ketetapan tersebut

diambil berdasarkan hasil diskusi dengan para petani yang tergabung dalam usaha

yang akan didirikan. Selain itu, perusahaan koperasi akan memberikan pelatihan

budidaya yang baik agar para petani dapat menghasilkan daun kumis kucing

dengan jumlah produksi yang optimal dan berkualitas. Usaha yang akan didirikan

ini tidak hanya berorientasi pada keuntungan usaha semata, namun juga pada

kesejahteraan para petani mitra.

Kerjasama yang dibangun merupakan kerjasama kooperatif yang diikat oleh

sistem keanggotaan koperasi. Sebagai sebuah badan usaha, koperasi memiliki hak

dan kewajiban terhadap anggotanya, demikian pula setiap anggota kopersi

memiliki hak dan kewajiban. Pengaturan hak dan kewajiban ini menjadi pengikat

antara kedua belah pihak, masing-masing pihak harus menjalankan hak dan

kewajibannya sebaik mungkin demi memajukan usaha bersama. Adapun hak dan

kewajiban anggota koperasi adalah sebagai berikut:

Kewajiban Anggota Koperasi

1. Mematuhi anggaran dasar dan anggaran rumah tangga

2. Berpartisipasi dalam kegiata usaha koperasi

3. Membayar simpanan pokok dan simpanan wajib

4. Memelihara dan mengembangkan kebersamaan atas asas kekeluargaan

5. Mematuhi dan melaksanakan keputusan rapat anggota maupun rapat pengurus

Hak Anggota Koperasi

1. Hak untuk menghadiri, menyatakan pendapat,dan memberikan suara dalam RA

2. Memilih dan atau dipilih menjadi pengurus

3. Meminta diadakan RA menurut ketentuan-ketentuan dalam AD

4. Mengemukakan pendapat atau saran kepada pengurus di luar RA, baik diminta

maupun tidak diminta

5. Memanfaatkan koperasi dan mendapat pelayanan yang sama di antara sesama

anggota

6. Mendapatkan keterangan mengenai perkembangan koperasi menurut ketentuan

dalam AD

Dampak finansial yang diterima petani dari koperasi adalah bagi hasil dari

penjualan koperasi akan produk yang telah dihasilkan. Bagi hasil ditetapkan oleh

koperasi sebagai timbal balik dari peran anggota sebagai pemenuhan input

produksi. Besaran bagi hasil untuk petani adalah 89 persen pada tahun pertama

dan 80 persen pada tahun berikutnya. Sistem bagi hasil usaha diterapkan karena

dinilai baik untuk kelangsungan usaha dibandingkan dengan sistem gaji atau upah

untuk semua pihak pihak yang terkait dalam menjalankan bisnis ini. Pihak-pihak

yang turut serta dalam bekerjasama melaksanakan bisnis ini adalah petani,

wirakoperasi, koperasi, pihak desa, dan industri atau pasar. Adapun hubungan

timbal balik dari kerjasama kooperasi dijelaskan pada Tabel 9.

Page 52: RENCANA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAUN KUMIS … · 8 Kencur Kaempferia L Rimpang 1 498 ... Stachytarpeta cayannensis Daun 893 6 251 13 Cabe jawa Piper retrofractum Buah 21 154 148

40

Tabel9 matriks hubungan kerjasama kooperatif Petani CE Koperasi Desa Industri

Petani Sebagai mitra kerja

(membentuk) kepercayaan

Sebagai

pemasok bahan

baku segar

CE Penyedia jasa,

pengedukasi dan

sebagai motor

penggerak petani

(pelatihan,

pendidikan,

pengawasan seta

pengontrolan)

Sebagai tenaga

ahli atas

program yang

dijalankan

Pelopor penyedia

dana dan ide bisnis

untuk pembangunan

desa

Pembuka pasar dari

petani langsung ke

industri dan

mencipatakan

kepercayaan

Koperasi Pengolah bahan baku

untuk meningkatkan

nilai tambah

Penyedia sarana CE

bekerja dan membuat

lapangan pekerjaan

Dana Pembangunan

desa

Badan yang

menyuplai bahan

baku setengah jadi

ke industri

Desa Pendukung sarana

dan prasarana

program yang akan

dijalankan

Membantu untuk

mensosialisasikan program

dan pendukung tempat

berlangsungnya program

Penyedia

sarana dan

prasarana

berdirinya

koperasi

Sentra pengiriman

bahan baku

Industri Penentu

harga yang

ditawarkan atas

produk terkait dan

pasar akhir bagi

pertani

Kerjasama bisnis dan

membentuk kepercayaan

Sebagai mitra

usaha (hasil

penjualan

produk)

Dari hasil kerjasama kooperatif tersebut dapat menghasilkan suatu

perubahan yang cukup signifikan yang diterima oleh desa dan para petani kumis

kucing. Adapun manfaat atau hasil Sesudah dan sebelum dilakukannya

pendekatan wirakoperasi pada komoditas kumis kucing dapat dilihat pada Tabel

10.

Tabel10Sesudah dan sebelum pendekatan wirakoperasi

No Uraian Sebelum Sesudah

1 Harga per Kg basah Rp2 000 Rp8057

2 Sistem jual Langsung dan

tengkulak

Melalui koperasi

3 Pelatihan Belum intensif Intensif

4 Pengawasan Tidak ada Ada

5 Dana pengembangan desa

(mandiri)

Tidak ada Ada

Dari Tabel tersebut dapat dilihat bahwa hal yang dibutuhkan oleh petani

adalah harga yang layak sehingga dapat meningkatkan pendapatan rumah tangga.

Harga kumis kucing segar berkisar dua ribu rupiah sebelum dilakukan pendekatan

wirakoperasi menjadi enam Rp8057 per kg segar. Selain itu petani juga

mendapatkan pelatihan dan pengawasan budidaya yang lebih intensif dari

sebelumnya. Manfaat dari pendekatan ini juga diterima oleh desa yaitu mendapat

dana pembangunan desa yang bersumber secara mandiri dari hasil pengelolaan

bisnis yang dijalankan oleh koperasi desa.

Page 53: RENCANA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAUN KUMIS … · 8 Kencur Kaempferia L Rimpang 1 498 ... Stachytarpeta cayannensis Daun 893 6 251 13 Cabe jawa Piper retrofractum Buah 21 154 148

41

Rencana Keuangan

Rencana Investasi

Asumsi dasar pada pada rencana investasi adalah semua komponen biaya

adalah membeli dan membangun tidak sewa, sehingga asset perusahaan dimiliki

oleh koperasi, pada komponen bangunan dan infrastuktur sudar termasuk

pembelian tanah dan pendirian bangunan, biaya sertifikasi mencakup ISO

22000,HACCP,MUI,BPPOM, dan surat-surat pendirian bangunan dan usaha

seperti SIUP dan IMB serta kriteria investasi akan dibuat dalam proyeksi lima

tahun.Dana investasi awal yang dikeluarkan adalah sebesar Rp1 998 960 000.

Barang investasi awal berupa mesin-mesin produksi seperti mesin pengering,

mesin penggiling, mesin pengemas, alat &furniture kantor (meja, kursi, papan

tulis, printer), alat produksi (keranjang, tampah, baskom, selang, pompa steam),

biaya pengadaan petani,dan Sertifikasi. Berikut Tabel rincian biaya investasi

awal:

Tabel11Biaya rencana investasi

No. Komponen Biaya Satuan Jumlah Biaya (Rp 000)

Harga Persatuan Jumlah Biaya

1 Alat Produksi unit 369 600 2 Alat dan Furnitur Perkantoran Set 33 360 3 Bangunan dan infrasturktur unit 1 456 000 4 Kendaraan (mobil pick up) unit 1 105 000 105 000 5 Biaya promosi (pengadaan petani)

5 000 5 000

6 Biaya sertifikasi 30 000 30 000 Total Investasi 1 998 960

Biaya investasi yang dikeluarkan pada awal pendirian usaha akan

mengalami penyusutan setiap tahunnya. Penyusutan tersebut dipengaruhi oleh

umur teknis dari setiap barang investasi. Mesin-mesin yang digunakan untuk

produksi memiliki umur ekonomis yang berbeda-beda, mesin pengering dan

mesin penggiling memiliki umur ekonomis sepuluh tahun, sedangkan mesin

kemas vakum dan furniture kantor memiliki umur ekonomis lima tahun. Setelah

umur teknis suatu barang telah habis maka harus dilakukan reinvestasi dengan

biaya yang dikeluarkan pada tahun setelah pemakaian berakhir.

Untuk menghitung penyusutan tersebut digunakan metode garis lurus.

Metode garis lurus dihitung dengan cara harga beli aset dikurangi dengan nilai

sisa hasil pengurangan kedua nilai tersebut lalu dibagi dengan umur teknis, nilai

sisa ditentukan dengan proporsi lima persen dari nilai awal pembelian barang.

Setiap nilai aset dari suatu barang akan memiliki nilai yang berbeda karena

ditentukan dari tiga faktor yang masuk kedalam unsur perhitungan nilai

penyusutan tersebut yakni nilai awal, nilai sisa dan umur teknis. Nilai sisa

merupakan salah satu komponen dari perhitungan laba rugi dan nilai sisa

merupakan salah satu komponen penerimaan kegiatan proyek.

Total nilai penyusutan dari barang-barang modal dalam usaha pengolahan

daun kumis kucingini adalah Rp92310000 per tahun. Rincian perhitungan nilai

peyusutan dapat dilihat pada Tabel dibawah ini:

Page 54: RENCANA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAUN KUMIS … · 8 Kencur Kaempferia L Rimpang 1 498 ... Stachytarpeta cayannensis Daun 893 6 251 13 Cabe jawa Piper retrofractum Buah 21 154 148

42

Tabel12 Rincian biaya penyusutan investasi

No Komponen Biaya

Jumlah

Fisik

Umur Ekonomis

(tahun)

Jumlah

Biaya

Nilai Sisa tahun

ke 5 (Rp 000)

Biaya Penyusutan

(Rp 000)

1 Alat Produksi

a. Mesin

pengering 5 10 225000 112500 11250

b. Mesin

pengemas

vakum 1 5 34000 0 6800

c. Mesin

penggilingan 1 10 14500 7250 725

d. Pompa steam 1 5 1800 0 360

e. Timbangan

duduk digital 1 5 2000 0 400

f. Timbangan

mekanik

gantung 1 10 5000 2500 250

g. Selang dan

regulator 5 5 1000 0 200

h. Tampah 100 1 2500 0 2500

i. Baskom 20 5 700 0 140

j. Tempat sampah 1 5 1500 0 300

k. Sepatu boots 8 5 560 0 112

l. Sarung tangan

kain 8 1 240 0 240

m. Mesin

pendeteksi

logam 1 10 74800 37400 3740

n. Kipas blower 2 5 2600 0 520

2

Alat dan Furnitur

Perkantoran 0 0 0 0 0

a. Meja komputer 1 10 1200 600 60

b. Kursi kantor 1 10 1000 500 50

c. Sofa kantor 1 10 8300 4150 415

d. Papan tulis

(90x120 cm) 1 5 300 0 60

e. Komputer PC 1 5 6000 0 1200

f. Printer (Print,

Scan, Copy) 1 5 1400 0 280

g. Lemari besi

arsip 1 10 2800 1400 140

h. Laci besi arsip

(4 laci) 2 10 4000 2000 200

i. Faximile 1 5 1800 0 360

j. Telepon 1 10 310 155 15

k. Lampu 10 10 1000 500 50

l. Air conditioner 1 10 4000 2000 200

m. Kursi tamu 5 5 1250 0 250

3

Bangunan dan

infrasturktur 1 0 0 0 0

a. Rak besi

pengeringan 1 10 5000 2500 250

b. Kanopi 1 5 10000 0 2000

c. Bangunan 1 20 1440000 360000 54000

4

Kendaraan (mobil

pick up) 1 10 105000 52500 5250

Total 585955 92317

Biaya Operasional per Bulan per Produksi

Biaya operasional sebuah bisnis dibagi menjadi dua, yaitu biaya variabel

dan biaya tetap. Biaya variabel merupakan biaya yang berubah tergantung jumlah

produksi yang dihasilkan, sedangkan biaya tetap tidak berubah berapapun

produksi yang dihasilkan. Untuk biaya tetap terdiri dari biaya tenaga kerja, sewa

host, biaya utility, biaya pemasaran, biaya administrasi perkantoran, jasa

Page 55: RENCANA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAUN KUMIS … · 8 Kencur Kaempferia L Rimpang 1 498 ... Stachytarpeta cayannensis Daun 893 6 251 13 Cabe jawa Piper retrofractum Buah 21 154 148

43

profesional, transportasi, biaya keamanan dan kebersihan, dan biaya jaminan

mutu. pada komponen biaya tenaga kerja, pegawai merupakan pekerja tetap yang

terdiri dari manajer usaha, staf keuangan, staf administrasi, production supervisor,

dan staf ahli mesin.

Pada komponen biaya utility, biaya terdiri dari listrik, air bersih, telepon dan

internet. Komponen biaya pemasaran terdiri dari biaya FOB , karantina

pelabuhan, dan biaya lain-lain. Komponen biaya jamina mutu terdiri dari uji SNI,

biaya penyimpanan, biaya pelatihan pegawai, biaya jaminan pengiriman, serta

biya perawatan dan pemeliharaan. Rincian biaya tetapTabel13 berikut ini :

Tabel13 Biaya tetap

No Komponen Biaya Satuan Jumlah Jumlah Biaya (Rp 000)

Satuan Per Bulan Per Tahun

1 Tenaga kerja 14 200 170 400

2 Online (sewa host) 0 8 100

3 Biaya utility 6 800 81 600 4 Biaya pemasaran 2 533 30 396

5 Administrasi perkantoran 265 3 180

6 Jasa profesional 0 1 000 12 000 7 Transportasi (sewa angkutan) unit 1 900 900 10 800

8 Biaya keamanan dan kebersihan 0 100 1 200

9 Biaya jaminan mutu 9 000 108 000 Total 34 806 417 676

Biaya tetap untuk melakukan produksi setiap bulannya yaitu Rp34806 000

sedangkan untuk setiap tahunnya berjumlah Rp417676 000. Biaya variabel terdiri

dari biaya supir dan kuli angkut, biaya pengemasan, biaya gas, biaya transportasi,

biaya solar mesin, biaya tenaga kerja produksi danbiaya rupa-rupa. Untuk biaya

variabel produksi setiap bulannya berjumlah Rp22442000 dan untuk biaya

pertahunnya berjumlah Rp269 304 000. Rincian biaya variabel dapat dilihat pada

Tabel 14 berikut ini :

Tabel14Biaya variabel

No Biaya Variabel Satu

an

Jumlah Biaya (Rp 000)

Bulan

Tahun

Pertama

Bulan

Tahun

Selanjut

nya

Per

Satuan

Bulan

Tahun

Pertama

Bulan

Tahun

Selanjut

nya

Tahun

Pertama

Tahun

Selanjut

nya

1 Biaya tenaga supir

dan kuli angkut

oran

g 2 2 50 2 000 2000 24 000 24 000

2 Biaya pengemasan 1 692 1 880 20 304 22 560

3 Biaya gas tabu

ng 25 25 130 3 250 3 250 39 000 39 000

4 Biaya transportasi

(@Rp 200 000/hari)

200 4 000 4 000 48 000 48000

5 Biaya solar mesin 15 15 11 3 300 3 300 39 600 39 600

6 Biaya rupa-rupa

200 200 2 400 2 400

7 Tenaga kerja

produksi

oran

g 8 8 50 8000 8000 96000 96000

Total Biaya Variabel 22442 22630 269304 271560

Page 56: RENCANA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAUN KUMIS … · 8 Kencur Kaempferia L Rimpang 1 498 ... Stachytarpeta cayannensis Daun 893 6 251 13 Cabe jawa Piper retrofractum Buah 21 154 148

44

Modal Awal

Modal awal yang dibutuhkan dalam kegiatan usaha pengolahan Kumis

kucing terdiri dari biaya investasi awal tahun ke nol, biaya tetap dan biaya

variabel tahun pertama. Modal awal yang diperlukan untuk menjalankan bisnis

pengolahan daun Kumis kucing ini sebesar Rp2 684 940

Tabel15 Modal awal usaha tahun pertama

Uraian Jumlah (Rp 000)

Biaya Investasi 1 998 960

Biaya Tetap 417 676

Biaya Variabel 268304

Total 2 684 940

Penjualan

Asumsi dasar penjualan yaitu penjualan dilakukan selama proyeksi lima

tahun yang terdiri dari tahun pertama dan tahun kedua dan seterusnya. Pada

awalnya penjualan bubuk kumis kucing hanya mencapai 1 800 kg per bulan atau

1.8 ton per bulan dari target penjualan dua ribu ton per bulan atau dua ton per

bulan dengan harga kumis kucing bubu sebesar Rp161 428 per kg atau 14.16 USD

(ITC 2013). Hal ini disebabkan oleh banyaknya input yang tidak terpilih hasil

sortasi awal yang belum sesuai dengan standar yang telah ditetapkan sehingga

penjualan awal tahun hanya berkisar Rp289 800 000 per bulan atau Rp3 477 600

000 per tahun. Pada tahun kedua dan berikutnya penjualan per bulan telah

mencapai target sehingga pendapatan perbulan berkisar Rp322 600 000 atau Rp3

864 000 000 per tahunnya. Rincian dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel16 penjualan

No. Jenis Product

Harga Jual per kg (Rp

000)

Jumlah per

bulan (kg)

Pendapatan (Rp 000)

Perbulan Pertahun

1 Bubuk kumis kucing

161 2 000 322 600 3 864 000

161 1 800 289 800 3 477 600

Proyeksi Kriteria Investasi

Hasil yang diperoleh dari kriteria investasi pada usaha pengolahan daun

kumis kucing yaitu modal yang dikeluarkan untuk usaha akan kembali dalam

jangka waktu 0.67 tahun atau sekitar delapan bulan. Pada proyeksi cash flow

diperoleh NPV sebesar Rp3 082552 000, nilai Net B/C sebesar 2.54 yang

memiliki arti bahwa setiap Rp1 yang dikeluarkan akan mendapatkan manfaat

Page 57: RENCANA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAUN KUMIS … · 8 Kencur Kaempferia L Rimpang 1 498 ... Stachytarpeta cayannensis Daun 893 6 251 13 Cabe jawa Piper retrofractum Buah 21 154 148

45

bersih sebesar Rp2.54, nilai IRR sebesar 76.99 persenyang memiliki arti bahwa

tingkat pengembalian terhadapt investasi adalah sebesar 76.99 persen. Tabel

rincian arus kas dapat dilihat pada. Tabel rincian arus kas dapat dilihat pada

Lampiran13.

Proyeksi Kriteria Laba Rugi

Proyeksi laporan keuangan usaha pengolahan daun Kumis kucing ini

dibuat dalam bentuk laporan arus kas dan laporan laba rugi. Pada proyeksi laba

rugi, usaha ini mendapatkan keuntungan di tahun pertama yaitu sebesar Rp2

287061 000. Pada tahun kedua dan seterusnya, keuntungan yang diperoleh adalah

sebesarRp2 673 461 000. Keuntungan tersebut kemudian dilakukan pembagian

dengan persentase 89 persen(Rp2 035 484 000) pada tahun pertama dan 80 persen

(Rp2 138 769 000) tahun berikutnya untuk petani dan 5 persen (Rp114 353 000)

pada tahun pertama dan 10 persen (Rp267 346 000) pada tahun berikutnya untuk

Koperasi. Ratio bagi hasil untuk wirakoperasi tahun pertama sebesar 3 persen

(Rp68 612 000) dan tahun berikutnya sebesar 3persen (Rp80 204 000).

Pembagian hasil untuk pembangunan desa tahun pertama sebesar 2 persen (Rp45

741 000) dan tahun berikutnya sebesar 2 persen (Rp53 469 000). Pembagian hasil

untuk investor sebesar 1 persen (Rp22 871) pada pertama dan 5 persen (Rp133

673) pada tahun berikutnya. Tabel rincian laba rugi dapat dilihat pada Lampiran14

Dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa komoditas kumis kucing

merupakan tanaman biofarmaka yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi.

Dengan memadukan potensi yang dimiliki oleh wirakoperasi dan kemampuan

yang ada pada petani maka tercipta suatu kekuatan yang dapat mengatasi

permasalahan pelik petani dan wirakoperasi sebagai seorang entrepreneur.

Dengan melakukan pendekatan cooperative entrepreneur manfaat dihasilkan

tidak hanya peningkatan penerimaan petani dua ribu rupiah per kilogram segar

menjadi sekitar delapan ribu per kilogram segar, akan tetapi semua kompenen

yang turut serta didalamnya mendapatkan manfaat. Secara finansial seorang

petani mendapatkan keuntungan dari bisnis berbasis cooperative entrepreneur,

desa juga mendapat bagi hasil dari unit usaha ini setiap tahunnya, serta koperasi

sebagai lembaga resmi unit usaha mendapatkan keuntung finansial bersih yang

baik yaitu sebesar Rp114 353 000 pada tahun pertama dan Rp267 346 000 pada

tahun berikutnya yang dapt digunakan sebagai modal sendiri dalam

pengembangan koperasi kedepannya.

Page 58: RENCANA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAUN KUMIS … · 8 Kencur Kaempferia L Rimpang 1 498 ... Stachytarpeta cayannensis Daun 893 6 251 13 Cabe jawa Piper retrofractum Buah 21 154 148

46

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

1. Dengan menggunakan pendekatan cooperatif entrepreneur terbukti bahwa

tanaman biofarmaka kumis kucing memiliki potensi yang tinggi, diantaranya

yaitu memiliki nilai ekonomis yang baik di pasar internasional. Pasar

internasional yang memerlukan tanaman kumis kucing sebagai bahan baku

adalah Negara Perancis. Negara ini membutuhkan pasokan sebesar 14 ton

perbulan dengan harga yang tinggi mencapai Rp161 428 000 per kg bubuk.

Berkaitan dengan hal tersebut dapat menyadarkan petani bahwa kumis kucing

memiliki pasar yang luas harga yang lebih baik dibandingkan harga di pasar

dalam negeri.

2. Bisnis pengolahan daun kumis kucing ini merupakan bisnis yang prospektif.

Dengan melakukan pengolahan dari daun kumis kucing dan memberikan nilai

tambah pada produknya, manfaat dari bisnis ini dapat dirasakan semua pihak

yang terkait baik itu petani, desa serta wirakoperasi itu sendiri. Hal ini

terbukti dari tingkat pengembaian yang sangat cepat yaitu0.67 tahun atau

sekitar 8 bulandan manfaat yang diterima pada tahun pertama sebesar Rp2

287 061 000 . Penerimaan petani pun meningkat dari dua ribu rupiah per kg

segar menjadi Rp8 057 per kg segar.

Saran

1. Dibutuhkan data sekunder penelitian untuk analisis potensi tanaman kumis

kucing baik skala nasional maupun provinsi

2. Sebaiknya proyeksi pembuatan bisnis pengolahan daun kumis kucing dalam

hal pembuatan pabrik dan oprasional lebih matang dan sesuai dengan

ISO:22000

Page 59: RENCANA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAUN KUMIS … · 8 Kencur Kaempferia L Rimpang 1 498 ... Stachytarpeta cayannensis Daun 893 6 251 13 Cabe jawa Piper retrofractum Buah 21 154 148

47

DAFTAR PUSTAKA

Anindhita, M. A., 2007, Efek Antiinflamasi Infusa Herba Kumis

kucing (Orthosiphon spicatus B.B.S) Pada Tikus Putih Jantan Galur

Wistar, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta,

Surakarta.

Baga L. 2003. Peran Wirakoperasi dalam Pengembangan Sistem Agribisnis

Kajian Terhadap Pengembangan Agribisnis Persusuan di Indonesia.

Makalah pada Seminar Dwibulanan ISTECS Eropa di Pusat Studi Asia

Tenggara di Universitas Frankfurt. Jerman.

[DEPTAN] Deperatemen Pertanian, 2011, budidaya Kumis kucing, [internet]

http://epetani.deptan.go.id/budidaya/budidaya-kumis-kucing-1617 [diakses

pada 27 oktober 2013]

Fajrian, H. 2013. Peran Wirakoperasi dalam Pengembangan Agribisnis Tanaman

Hias di CV. Bunga Indah Farm Kabupaten Sukabumi [Skripsi]. Bogor:

Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertania Bogor.

[ITC] International Trade Center. 2013. Market News Service Report: Natural

Ingredients & Finish Product [buletin]. [diacu pada 2014 Maret 27]. Tersedia

pada : http://www.intracen.org

[KEMENDAG] Kementerian Perdagangan. 2013. Panduan Menjadi Eksportir.

Jakarta (ID): Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional

Kementerian Perdagangan Republik Indonesia.

Munandar, D. 2012. Analisis Penentuan Segmen, Target, dan Posisi Pasar Home

Care di Rumah Sakit Al-Islam Bandung. Majalah Ilmiah

UNIKOM[Internet]. [Diunduh 2013 Oktober 28]. Tersedia pada:

http://jurnal.unikom.ac.id/_s/data/jurnal/v06-n02/vol-6-artikel-12.pdf/pdf/vol-6-

artikel-12.pdf. Nurmalina R, Sarianti T, Karyadi, A. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Bogor (ID):

Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB

Pratiwi ,P., Surezy ,M., Cahyono ,B. 2010. Total Flenot dan Flanoid dari Ekstrak

dan Fraksi Daun Kumis Kucing (Othorsphon stamineus) Jawa Tengah Serta

Aktivitas Antioksidannya. Semarang

Pribadi , Ekwasita Rini , 2009, Pasokan dan Permintaan Tanaman Obat

Indonesia Serta Arah Penelitian dan Pengembangannya, Balai Penelitian

Tanaman Obat dan Aromatik, Bogor.

Riyanto, Selamet. 2009. Agrinia – Inspirasi Agribisnis Indonesia [Internet]

[Diunduh pada 2014 maret 26]. Tersedia pada : http://www.agrina-

online.com/show_article.php?rid=10&aid=1956

Sudarsono, Pudjoarinto,A., Gunawan, D., Wahyuono, S., Donatus, A.L.,

Purnomo, Dradjad, M.,Wibowo, S., Ngatijan, 1996, Tumbuhan Obat, PPTO

UGM, Yogyakarta.

Sundawati L, Purnaningsih N, Purwakusumah ED. 2011. Pengembangan Model

Kemitraan dan Pemasaran Terpadu Biofarmaka dalam Pemberdayaan

Masyarakat Sekitar Hutan di Kabupaten Sukabumi Propinsi Jawa Barat

[Internet]. [Diunduh pada 2014 Februari 6]. Tersedia pada:

http://biofarmaka.ipb.ac.id/phocadownloadpap/2012/2012%20-

Page 61: RENCANA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAUN KUMIS … · 8 Kencur Kaempferia L Rimpang 1 498 ... Stachytarpeta cayannensis Daun 893 6 251 13 Cabe jawa Piper retrofractum Buah 21 154 148

LAMPIRAN

Lampiran1 Asumsi komponen biaya investasi

Asumsi

1 Mesin pengeringan kapasitas 230 kg terdiri dari 40 rak/tray, tipe cabinet dengan

blower bertenaga utama listrik dan sumber panas LPG, lama pengeringan 8 jam

2 Kapasitas mesin penggilingan 300kg/jam, dengan tenaga utama solar

3 Kapasitas 150kg/jam, dengan tenaga utama bensin

4 Pembelian tabung gas LPG ukuran 12 kilogram

5 Kapasitas mobil pick up 2 ton

6 Kapasitas timbangan digital 15 Kg

7 Kapasitas timbangan mekanik gantung 500 Kg

Lampiran2 Asumsi komponen biaya tetap

Asumsi

1 Tarif listrik prabayar untuk pemakaian diatas 3 500 VA dikenakan biaya Rp 1

145/Kwh.

Kebutuhan listrik mesin blower pengering: 300 watt x 7 unit x 8 jam x 18 hari

kerja = 302.4 Kwh

Kebutuhan listrik mesin pengemas: 400 watt x 1 unit x 10 jam x 17 hari kerja =

68 Kwh

Kebutuhan listrik lampu: 50 watt x 4 buah x 10 jam x 20 hari kerja = 40 Kwh

Kebutuhan listrik kipas blower: 140 watt x 2 unit x 20 hari kerja = 96 Kwh

2 Biaya pemasaran ekspor ke negara tujuan dengan asumsi produksi 1.7

ton/bulan. Kapasitas 25 ton per kontainer dengan harga Rp 12.600.000

3 Bangunan terdiri dari ruang produksi, gudang penyimpanan, dan ruang kantor

dengan luas bangunan 3.000 m2 4

Page 62: RENCANA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAUN KUMIS … · 8 Kencur Kaempferia L Rimpang 1 498 ... Stachytarpeta cayannensis Daun 893 6 251 13 Cabe jawa Piper retrofractum Buah 21 154 148

50

Lampiran3 Asumsi komponen biaya variabel

No Asumsi biaya variabel

1 Kebutuhan tenaga kerja untuk mengambil dan mengangkut bahan baku dari

petani ke tempat produksi

2

Biaya kemasan primer (plastik vakum) kapasitas 10 Kg dgn harga Rp 4

000/lembar [sumber: kaskus]

Biaya kemasan sekunder (kardus) kapasitas 50 Kg dgn harga Rp 15

000/lembar [sumber: toko]

3

Mesin perajang 5,5 pk membutuhkan 0,68 l/jam, diasumsikan penggunaan

2 mesin per hari 10 jam selama 20 hari adalah 272 liter (harga solar per

liter Rp 6500)

Mesin penggiling 12 pk membutukan 1,5l/jam, diasumsikan penggunaan 1

mesin per hari 10 jam selama 20 hari adalah 300 liter (harga solar per liter

Rp 6500)

4 Asumsi tiap mesin pengering membutuhkan 3kg gas/hari, sehingga

kebutuhkan tiap mesin per bulan adalah 5 tabung ukuran 12kg

5 Biaya meliputi: bensin, tol, pak ogah, pungli, parkir (200rbx20hr)

6

Biaya cadangan yang digunaka jika terdapat kekurangan biaya variabel tiap

bulan

7

Tenaga kerja langsung untuk melakukan proses produksi selama dua hari

yang terdiri dari pencucian, perajangan, pengeringan, penggilingan, dan

pengemasan per volume produksi

Page 63: RENCANA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAUN KUMIS … · 8 Kencur Kaempferia L Rimpang 1 498 ... Stachytarpeta cayannensis Daun 893 6 251 13 Cabe jawa Piper retrofractum Buah 21 154 148

51

Lampiran4 Rincian biaya investasi (alat produksi)

Komponen Biaya Satuan Jumlah Biaya (Rp 000)

Harga Persatuan Jumlah Biaya

Alat Produksi a. Mesin pengering Unit 5 45 000 225 000

b. Mesin pengemas vakum Unit 1 34 000 34 000

c. Mesin penggilingan Unit 1 14 500 14 500 d. Pompa steam Unit 1 1 800 1 800

e. Timbangan duduk digital Unit 1 2 000 2 000

f. Timbangan mekanik gantung Unit 1 5 000 5 000

g. Tabung gas Unit 5 500 2 500 h. Selang dan regulator Unit 5 200 1 000

i. Tampah Unit 100 25 2 500

j. Baskom Unit 20 35 700 k. Tempat sampah Unit 1 1 500 1 500

l. Sepatu boots Unit 8 70 560

m. Sarung tangan kain Unit 8 30 240

n. Mesin pendeteksi logam Unit 1 74 800 74 800 o. Kipas bower Unit 2 1300 2 600

p. Keranjang cuci unit 30 30 900

Total 369 600

Lampiran5 Rincian biaya investasi (alat dan furnitur perkantoran)

Komponen Biaya Satuan Jumlah

Biaya (Rp 000)

Harga

Persatuan Jumlah Biaya

Alat dan Furnitur Perkantoran

a. Meja Komputer Unit 1 1 200 1200

b. Kursi Kantor Unit 1 1 000 1 000

c. Sofa kantor Set 1 8 300 8 300

d. Papan tulis (90x120 cm) Unit 1 300 300

e. Komputer PC Unit 1 6 000 6 000

f. Printer (Print, Scan, Copy) Unit 1 1 400 1 400

g. Lemari besi arsip Unit 1 2 800 2 800

h. Laci besi arsip (4 laci) Unit 2 2 000 4 000

i. Faximile Unit 1 1 800 1 800

j. Telepon Unit 1 310 310

k. Lampu Unit 10 100 1 000

l. Air Conditioner Unit 1 4000 4 000

m. Kursi Tamu Unit 5 250 1 250

Total 33 360

Page 64: RENCANA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAUN KUMIS … · 8 Kencur Kaempferia L Rimpang 1 498 ... Stachytarpeta cayannensis Daun 893 6 251 13 Cabe jawa Piper retrofractum Buah 21 154 148

52

Lampiran6 Rincian biaya investasi (bangunan dan infrastruktur)

Komponen Biaya Satuan Jumlah Biaya (Rp 000)

Harga Persatuan Jumlah Biaya

Bangunan dan Infrastruktur

a. Layout manufaktur 1 1.000 1.000

b. Rak Besi Pengeringan set 1 5.000 5.000

c. Kanopi set 1 10.000 10000

d. Bangunan produksi 1.440.000 1.440.000

Total 1.456.000

Lampiran7 Rincian biaya tetap (tenaga kerja tetap)

Komponen Biaya Satuan Jumlah Jumlah Biaya (Rp 000)

Satuan Per Bulan Per Tahun

Tenaga Kerja Tetap:

a. Manager usaha orang 1 3 100 3 100 37 200

b. Staf Keuangan orang 1 2 700 2 700 32 400 c. Staf Administrasi orang 1 2 700 2 700 32 400

d. Supervisor Produksi orang 1 2 850 2 850 34 200

e. Staf Ahli (operator mesin metal detector)

orang 1 2 850 2 850 34 200

Total 14 200 14 200 170400

Lampiran8 Rincian biaya tetap (biaya utility)

Komponen Biaya Satuan Jumlah Jumlah Biaya (Rp 000)

Satuan Per Bulan Per Tahun

biaya Utility :

a. biaya listrik

5000 60 000

b. biaya air bersih

800 9 600

c. Biaya telepon 1 500 500 6 000

d. Biaya internet 1 500 500 6 000

total 6 800 81 600

Page 65: RENCANA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAUN KUMIS … · 8 Kencur Kaempferia L Rimpang 1 498 ... Stachytarpeta cayannensis Daun 893 6 251 13 Cabe jawa Piper retrofractum Buah 21 154 148

53

Lampiran9 Rincian biaya tetap (administrasi perkantoran)

Komponen Biaya Satuan Jumlah

Jumlah Biaya (Rp 000)

Satuan Per Bulan Per

Tahun

administrasi perkantoran

a. Kertas rim 3 30 90 1 080

b. Tinta printer (infus) unit 2 37.5 75 900

c. Alat tulis set 1

100 1 200

Total 265 3 180

Lampiran 10 Rincian biaya tetap (pemasaran)

Komponen Biaya Satuan Jumlah Jumlah Biaya (Rp 000)

Satuan Per Bulan Per Tahun

biaya pemasaran

a. FOB

1 050 1 050 12 600

b. Biaya karantina

9 96 864 10 368

c. Biaya lain-lain

1 - 619 7 428

total 2 533 30 396

Lampiran 11 Rincian biaya tetap (biaya jaminan mutu)

Komponen Biaya Satuan Jumlah Jumlah Biaya (Rp 000)

Satuan Per Bulan Per Tahun

a. Biaya jaminan mutu b. Uji SNI 500 6 000

c. Biaya penyimpanan 20 100 2 000 24 000

d. Biaya pelatihan pegawai 0 5 000 60 000

e. Biaya jaminan pengiriman 1 000 12 000 f. Biaya pemeliharaan dan

perawatan 500 6 000

Total 9 000 108 000

Page 66: RENCANA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAUN KUMIS … · 8 Kencur Kaempferia L Rimpang 1 498 ... Stachytarpeta cayannensis Daun 893 6 251 13 Cabe jawa Piper retrofractum Buah 21 154 148

54

Lampiran12 Rincian biaya variabel (biaya pengemasan)

Komponen Biaya Satuan

Jumlah Biaya (Rp 000)

Bulan Tahun

Pertama

Bulan Tahun

Selanjutnya

Per

Satuan

Bulan Tahun

Pertama

Bulan Tahun

Selanjutnya

Tahun

Pertama

Tahun

Selanjutnya

Biaya pengemasan

a. Kemasan primer (plastik 10 Kg)

lembar 180 200 4 720 800 8 640 9 600

b. Kemasan sekunder (kardus 50 Kg)

lembar 36 40 15 540 600 6 480 7 200

c. Label lembar 216 240 2 432 480 5 184 5 760

Total 1 692 1.880 20 304 22 560

Page 67: RENCANA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAUN KUMIS … · 8 Kencur Kaempferia L Rimpang 1 498 ... Stachytarpeta cayannensis Daun 893 6 251 13 Cabe jawa Piper retrofractum Buah 21 154 148

Lampiran13 Laporan arus kas

No Uraian Komponen Tahun

0 1 2 3 4 5

I Inflow

1. Penjualan 0 3477600 3864000 3864000 3864000 3864000

3. Investor 2056208

4. Nilai sisa 0 0 0 0 0 585955

Total Inflow 0 5533808 3864000 3864000 3864000 4449955

II Outflow

1. Biaya investasi 1998960 2740 2740 2740 2740 67650

Total Biaya Investasi 1998960 2740 2740 2740 2740 67650

2. Biaya Operasional

Biaya Tetap 417676 417676 417676 417676 417676

Biaya Variabel 269304 271560 271560 271560 271560

Total Biaya Operasional 686980 689236 689236 689236 689236

3. Cicilan pinjaman 411242 411242 411242 411242 411242

Total Biaya Non

Operasionall 411242 411242 411242 411242 411242

4. Bagi Hasil

Petani (89%, 80%) 2035484 2138769 2138769 2138769 2138769

Wirakoperasi (3%) 68612 80204 80204 80204 80204

Desa (2%) 45741 53469 53469 53469 53469

Investor (1%, 5%) 22871 133673 133673 133673 133673

Total Bagi Hasill 2172708 2406115 2406115 2406115 2406115

5. pajak (1%) 34776 38640 38640 38640 38640

Total Outflow 1998960 3308445 3547972 3547972 3547972 3612882

III Saldo usaha Koperasi (1998960) 2636605 727269 727269 727269 1248314

Page 68: RENCANA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAUN KUMIS … · 8 Kencur Kaempferia L Rimpang 1 498 ... Stachytarpeta cayannensis Daun 893 6 251 13 Cabe jawa Piper retrofractum Buah 21 154 148

56

No Uraian Komponen Tahun

0 1 2 3 4 5

Arus kas non operasional (1998960) (411242) (411242) (411242) (411242) (411242)

Akumulasi Saldo 226403 542430 858458 1174486 2011558

Discount Factor 7.5%

1

0.930

0.865

0.805

0.749

0.697

PV Net Benefit (1998960) 2452655 629330 585423 544580 869524

PV Benefit untuk Gross B/C 0 5147729 3343645 3110368 2893365 3099655

PV Biaya untuk Gross B/C 1998960 3077624 3070176 2855978 2656724 2516584

PV (+) 5081512

PV (-) (1998960)

IV NPV 3 082 552

V Gross B/C 1.09

VI Net B/C 2.54

VII IRR 76.99%

VIII Payback Period 0.67

IX Break Even Point (Unit) 2814 2789 2789 2789 2789 2789

X Break Even Point (Rp) 453054 448967 448967 448967 448967 448967

Page 69: RENCANA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAUN KUMIS … · 8 Kencur Kaempferia L Rimpang 1 498 ... Stachytarpeta cayannensis Daun 893 6 251 13 Cabe jawa Piper retrofractum Buah 21 154 148

57

Lampiran14Laporan Laba rugi

No Uraian Komponen Tahun

1 2 3 4 5

I Penerimaan

1. Penjualan 3477600 3864000 3864000 3864000 3864000

Total Inflow 3477600 3864000 3864000 3864000 3864000

III Outflow

2. Biaya Operasional

Biaya Tetap 417676 417676 417676 417676 417676

Biaya Variabel 269304 271560 271560 271560 271560

3. Biaya Penyusutan 92317 92317 92317 92317 92317

Total Biaya Operasional 779298 779298 779298 779298 779298

Biaya Non Operasional 411242 411242 411242 411242 411242

III Laba Sebelum Bagi Hasil 2287061 2673461 2673461 2673461 2673461

IV Bagi Hasil

Petani (89%,80%) 2035484 2138769 2138769 2138769 2138769

Wirakoperasi (3%) 68612 80204 80204 80204 80204

Desa (2%) 45741 53469 53469 53469 53469

Koperasi (5%, 10%) 114353 267346 267346 267346 267346

Investor (1%, 5%) 22871 133673 133673 133673 133673

V saldo usaha koperasi 114353 267346 267346 267346 267346

VI Pajak Penghasilan (1%) 34776 38640 38640 38640 38640

PPn (0%) 0 0 0 0 0

VII Laba bersih (EAT) 79577 228706 228706 228706 228706

Page 70: RENCANA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAUN KUMIS … · 8 Kencur Kaempferia L Rimpang 1 498 ... Stachytarpeta cayannensis Daun 893 6 251 13 Cabe jawa Piper retrofractum Buah 21 154 148

58

Lampiran 15 Laporan arus kas per bulan pada tahun pertama

No Uraian Komponen Bulan

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

I Inflow

1. Penjualan 0 289 800 289 800 289 800 289 800 289 800 289 800 289 800 289 800 289 800 289 800 289 800 289 800

3. Investor 2 056 208

4. Nilai sisa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Total Inflow 0 2 346 008 289 800 289 800 289 800 289 800 289 800 289 800 289 800 289 800 289 800 289 800 289 800

II Outflow

1. Biaya Investasi 1 998 960 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 740

Total Biaya Investasi 1 998 960 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 740

2. Biaya Operasional

Biaya Tetap 0 34 806 34 806 34 806 34 806 34 806 34 806 34 806 34 806 34 806 34 806 34 806 34 806

Biaya Variabel 0 22 442 22 442 22 442 22 442 22 442 22 442 22 442 22 442 22 442 22 442 22 442 22 442

Total Biaya Operasional 0 57 248 57 248 57 248 57 248 57 248 57 248 57 248 57 248 57 248 57 248 57 248 57 248

3. Cicilan Pinjaman 34 270 34 270 34 270 34 270 34 270 34 270 34 270 34 270 34 270 34 270 34 270 34 270

Total Biaya Non Operasional 34 270 34 270 34 270 34 270 34 270 34 270 34 270 34 270 34 270 34 270 34 270 34 270

4. Bagi Hasil

Petani 0 169 624 169 624 169 624 169 624 169 624 169 624 169 624 169 624 169 624 169 624 169 624 169 624

Wirakoperasi 0 5 718 5 718 5 718 5 718 5 718 5 718 5 718 5 718 5 718 5 718 5 718 5 718

Desa 0 3 812 3 812 3 812 3 812 3 812 3 812 3 812 3 812 3 812 3 812 3 812 3 812

Investor 0 1 906 1 906 1 906 1 906 1 906 1 906 1 906 1 906 1 906 1 906 1 906 1 906

Total Bagi Hasil 0 181 059 181 059 181 059 181 059 181 059 181 059 181 059 181 059 181 059 181 059 181 059 181 059

5. pajak 1% 2 898 2 898 2 898 2 898 2 898 2 898 2 898 2 898 2 898 2 898 2 898 2 898

Total Outflow 1 998 960 275 475 275 475 275 475 275 475 275 475 275 475 275 475 275 475 275 475 275 475 275 475 278 215

III Saldo usaha Koperasi (1 998 960) 2 104 803 48 595 48 595 48 595 48 595 48 595 48 595 48 595 48 595 48 595 48 595 45 855

Arus kas non operasional (1998960) (34270) (34 270) (34 270) (34 270) (34 270) (34 270) (34 270) (34 270) (34 270) (34 270) (34 270) (34 270)

Page 71: RENCANA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAUN KUMIS … · 8 Kencur Kaempferia L Rimpang 1 498 ... Stachytarpeta cayannensis Daun 893 6 251 13 Cabe jawa Piper retrofractum Buah 21 154 148

59

No Uraian Komponen Bulan

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Akumulasi Saldo 71573 85 897 100222 114547 128871 143196 157520 171845 186169 200494 214818 226403

Page 72: RENCANA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAUN KUMIS … · 8 Kencur Kaempferia L Rimpang 1 498 ... Stachytarpeta cayannensis Daun 893 6 251 13 Cabe jawa Piper retrofractum Buah 21 154 148

60

Lampiran 16 Laporan laba rugi per bulan tahun pertama

No Uraian Komponen Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

I Penerimaan

1. penjualan 289800 289800 289800 289800 289800 289800 289800 289800 289800 289800 289800 289800

Total Penerimaan 289800 289800 289800 289800 289800 289800 289800 289800 289800 289800 289800 289800

II Biaya Operasional

2. Biaya Operasional

Biaya Variabel 22442 22442 22442 22442 22442 22442 22442 22442 22442 22442 22442 22442

Biaya Tetap 34806 34806 34806 34806 34806 34806 34806 34806 34806 34806 34806 34806

3. Biaya Penyusutan 7693 7693 7693 7693 7693 7693 7693 7693 7693 7693 7693 7693

Total Biaya Operasional 64941 64941 64941 64941 64941 64941 64941 64941 64941 64941 64941 64941

Biaya Non Operasional 34270 34270 34270 34270 34270 34270 34270 34270 34270 34270 34270 34270

III Laba sebelum bagi hasil 190588 190588 190588 190588 190588 190588 190588 190588 190588 190588 190588 190588

IV Bagi hasil

Petani 169624 169624 169624 169624 169624 169624 169624 169624 169624 169624 169624 169624

Wirakoperasi 5718 5718 5718 5718 5718 5718 5718 5718 5718 5718 5718 5718

Desa 3812 3812 3812 3812 3812 3812 3812 3812 3812 3812 3812 3812

Koperasi 9529 9529 9529 9529 9529 9529 9529 9529 9529 9529 9529 9529

Investor 1906 1906 1906 1906 1906 1906 1906 1906 1906 1906 1906 1906

V saldo usaha koperasi 9529 9529 9529 9529 9529 9529 9529 9529 9529 9529 9529 9529

VI Pajak 1% 2898 2898 2898 2898 2898 2898 2898 2898 2898 2898 2898 2898

pajak 0% (PPn) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

VII Laba Bersih (EAT) 6631 6631 6631 6631 6631 6631 6631 6631 6631 6631 6631 6631

Page 73: RENCANA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAUN KUMIS … · 8 Kencur Kaempferia L Rimpang 1 498 ... Stachytarpeta cayannensis Daun 893 6 251 13 Cabe jawa Piper retrofractum Buah 21 154 148

Lampiran17 Laporan penerimaan bagi hasil petani

tahun pertama tahun berikutnya

Uraian Rp (000) Uraian Rp (000)

bagi hasil 2 035 484 bagi hasil 2 138 769

jumlah bahan baku (kg) 21 053 jumlah bahan baku (kg) 21 053

harga bahan baku per kg 8 harga bahan baku per kg 8.4

Page 74: RENCANA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAUN KUMIS … · 8 Kencur Kaempferia L Rimpang 1 498 ... Stachytarpeta cayannensis Daun 893 6 251 13 Cabe jawa Piper retrofractum Buah 21 154 148

62

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Magelang pada 21Agustus 1992. Penulis adalah putra

dari Soetrisno dan Sita Wardani, dan merupakan anak pertama dari dua

bersaudara dengan adik bernama Yanuar Rizki Trisna Ningrum.

Riwayat pendidikan penulis dimulai pada tahun 1999 di SD YSPP Pusri 1

Palembang hingga tahun 2005. Pada tahun 2005 hingga tahun 2007 penulis

melanjutkan pendidikan di SLTP Negeri 11 Palembang. Tahun 2007 hingga tahun

2010 penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 3Kayu Agung. Pada tahun

2010 hingga sekarang penulis melanjutkan studi sebagai mahasiswa di Program

Sarjana Departemen Agribisnis Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur

PMDK (Penerimaan Berdasarkan Minat dan Kemampuan)..

Selama mengikuti perkuliahan di IPB, penulis berpartisipasi dalam kegiatan

intra kampus sebagai pengurus dari Himpunan pPofesi Mahasiswa Agribisnis

(HIPMA) dan menjabat sebagai ketua Departemen Seni dan Budaya Organisasi

Mahasiswa Daerah (OMDA) Sumatera Selatan.