Top Banner
Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah di Wilayah Perbatasan Jawa Barat Sugiyantoro (SAPPK - ITB) E-mail: [email protected]/WA 081384278757 ZOOM Bandung, 18 Desember 2020 BAPPEDA JAWA BARAT – PENINGKATAN KAPASITAS APARATUR SIPIL NEGARA IN HOUSE TRAINING
74

Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah di Wilayah ...

Oct 15, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah di Wilayah ...

Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah di Wilayah Perbatasan Jawa Barat

Sugiyantoro(SAPPK - ITB)

E-mail: [email protected]/WA 081384278757

ZOOM Bandung, 18 Desember 2020

BAPPEDA JAWA BARAT – PENINGKATAN KAPASITAS APARATUR SIPIL NEGARAIN HOUSE TRAINING

Page 2: Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah di Wilayah ...

Isi Pengembangan Wilayah Perbatasan Provinsi• Karakter Perbatasan Provinsi Jabar:

• Tertinggal• Terpencil• Maju di Pantai Utara

• Pendekatan Kawasan terpencil terluar tertinggal (3T)

• Pendekatan BUMDES

• Pendekatan penyediaan infrastruktur →• Menjadi kewajiban pemerintah dalam model stick and carrot• Jaringan jalan• PSU → air minum, sanitasi dkk• perumahan• Dst.

• Beberapa Kementerian yang dapat dikaitkan, dan diambil dananya (tapping)..

• Bagaimana Kabupaten dapat berinovasi dengan Kawasan perbatasan ini

• Pemanfaatan teknologi ICT → internet, pembelajaran via video di cloud gratis, diskusi langsung via video call/ZOOM, SKYPE dll.; perkembangan marketplace

• Bagaimana menjadi supplier produk dari perdesaan?• Peternakan• Perikanan• Hasil teknologi• Pariwisata• dll

Page 3: Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah di Wilayah ...

• Sebenarnya apa yang dihadapi oleh Jawa Barat?

• Apa yang harus dilakukan?

• Pendekatan yang selalu diyakini adalah:• kawasan agribisnis, agroindustri, industri kelautan dan pariwisata terpadu, sebagai antitesa terhadap Kawasan perkotaan.

• Definisi Kawasan perbatasan:• Secara factual, seperti slide sebelumnya• Secara karakter, Kawasan perbatasan yang berbatasan dengan perkotaan metropolitan DKI (KSN Perkotaan

Jabodetabekpunjur) sulit untuk didorong isu perbatasan dalam mendorong ekonominya. Untuk mendorong ekonomiKawasan ini lebih dengan pendekatan pembangunan perkotaan metropolitan.

• Secara karakter, Kawasan perbatasan yang berkarakter perdesaan menjadi focus penting. Tidak bermaksud mengguruiterhadap Kawasan perdesaan di perbatasan. Namun adanya ketertinggalan wilayah dibandingkan dengan Kawasan lainnya.

• Kawasan pesisir selatan selalu dianggap tertinggal dibandingkan Kawasan pesisir utara.• “Perbatasan” semacam ini kemudian dapat didefinisikan sebagai “Kawasan yang terletak di pinggir” secara administrasi

wilayah.

Page 4: Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah di Wilayah ...

Potret persoalan dalam RPJPD Jabar 2005-2025• “..Wilayah perbatasan masih terjadi ketidaksetaraan dalam

penyediaan sarana dan prasarana dasar permukiman maupun prasarana jalan..” p.22

• Prinsip kesetaraan untuk wilayah tertinggal dan wilayah perbatasan

• Peningkatan pembangunan di wilayah perbatasan sebagai pintugerbang

• Daerah perdesaan, daerah perbatasan antarprovinsi, dan daerahterpencil → dibangun

Page 5: Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah di Wilayah ...

PERPRES 109/2020 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional

Page 6: Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah di Wilayah ...
Page 7: Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah di Wilayah ...
Page 8: Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah di Wilayah ...
Page 9: Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah di Wilayah ...

Batas Wilayah Jawa Barat1. Batas Wilayah Jawa Barat di Sebelah Utara, yakni berbatasan langsung dengan Laut Jawa dan

Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta:- Kabupaten Bogor; Kabupaten Bekasi; Kota Bekasi; Kota Depok

- Kabupaten Karawang, Kabupaten Subang; Kabupaten Indramayu; Kabupaten Cirebon

2. Batas Wilayah Jawa Barat di Selatan berbatasan langsung dengan Samudera Hindia- Kabupaten Sukabumi;- Kabupaten Cianjur

- Kabupaten Garut;

- Kabupaten Tasikmalaya- Kabupaten Pangandaran

3. Batas Wilayah Jawa Barat di sebelah Timur berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah- Kabupaten Cirebon;

- Kabupaten Kuningan;

- Kabupaten Ciamis;

- Kabupaten Pangandaran;

- Kota Banjar.

4. Batas Wilayah Jawa Barat di sebelah Barat berbatasan langsung dengan Provinsi Banten- Kabupaten Bogor;

- Kabupaten Sukabumi.

Page 10: Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah di Wilayah ...

No Kabupaten Penduduk(ribu jiwa)

No. Kota Penduduk(ribu jiwa)

1. Sukabumi 2.466,27 1. Banjar 183,11

2. Bogor 5.965,41

3. Cirebon 2.192,90

4. Kuningan 1.080,80

5. Ciamis 1.195,18

6. Pangandaran 399,28

Penduduk Kabupaten/Kota Perbatasan

No Kabupaten Penduduk(ribu jiwa)

No. Kota Penduduk(ribu jiwa)

1. Bogor 5.965,41 1. Bogor 1.112,08

2. Bekasi 3.763,89 2. Depok 2.406,83

3 Cianjur 2.263,07 3. Bekasi 3.003,92

Penduduk Kabupaten/Kota Perbatasan (KSN Perkotaan Jabodetabekpunjur)

Total 13.299,84 Total 183,11 Total 13.482,95

Total 11.992,37 Total 6.522,83 Total 18.515,2

37,54% daripendudukJabar

31,12% daripendudukJabar

Page 11: Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah di Wilayah ...

Penduduk Jabar (2020):- 49,3 juta jiwa

Penduduk perkotaan di Jawa Barat:- Sekitar 66%- (32,3 juta jiwa)

Penduduk perdesaan di Jawa Barat:- Sekitar 34%- (16,67 juta jiwa)

Page 12: Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah di Wilayah ...

KARAKTER PERBATASAN• Perkotaan:

• Perbatasan darat dengan DKI Jakarta (perkotaan metropolitan): ▪ Di Utara: Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi, Kota Depok;

• Perbatasan darat dengan Jawa Tengah:• Kawasan Perkotaan Kota Banjar

• Termasuk ke dalam wilayah KSN Perkotaan Jabodetabekpunjur:▪ Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kota Depok, Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi, Kabupaten Cianjur▪ Jumlah penduduk di wilayah Jawa Barat yang termasuk ke dalam KSN Perkotaan Jabodetabekpunjur sangat signifikan:

• Perdesaan:• Hampir semua Kawasan perbatasan di Jawa Barat berkarakter perdesaan;• Di Jabar Selatan, umumnya Kawasan yang tertutup, karena fungsi lindung.

• Pesisir:• Karakter Kawasan pesisir sangat dominan baik di pantai utara maupun selatan.• Perbedaannya, di utara cenderung lebih terbuka terhadap pergerakan ekonomi. Sementara di selatan

cenderung lebih terisolir. (Oleh karena itu dibuat Perda 28/2010 tentang Pengembangan Wilayah Jawa Barat Bagian Selatan Tahun 2010-2029)

• Pegunungan

Page 13: Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah di Wilayah ...

• Tujuan pengembangan wilayah Jawa Barat bagian Selatan Tahun 2010-2029 adalah untuk mewujudkan wilayah Jawa Barat bagian Selatan menjadi kawasan agribisnis, agroindustri, industri kelautan dan pariwisata terpadu, yang mengoptimalkan sumberdaya lahan, pesisir dan kelautan dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan.

Page 14: Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah di Wilayah ...

Tujuan pengembangan wilayah Jawa Barat bagian Selatan Tahun 2010-2029 adalah untuk mewujudkan wilayah Jawa Barat bagian Selatan menjadi kawasan agribisnis, agroindustri, industri kelautan dan pariwisata terpadu, yang mengoptimalkan sumberdaya lahan, pesisir dan kelautan dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan.

Sedangkan sasaran penyelenggaraan pengembangan wilayah Jawa Barat bagian Selatan adalah: a. terwujudnya pengembangan aktivitas agribisnis, agroindustri,

industri kelautan dan pariwisata terpadu berbasis potensi lokal;

b. terwujudnya arahan pengembangan infrastruktur pendukung, baik yang bersifat regional maupun lokal terutama untuk pengembangan agribisnis, agroindustri, industri kelautan dan pariwisata terpadu; dan

c. terwujudnya pengelolaan wilayah Jawa Barat bagian Selatan secara terpadu dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan dalam mengembangkan aktivitas ekonomi maupun dalam menjaga kelestarian lingkungan.

Tujuan pengembangan wilayah Jawa Barat bagian Selatan Tahun 2010-2029

Sumber: Perda Jabar 28/2010 tentang Pengembangan Wilayah Jawa Barat Bagian Selatan Tahun 2010-2029

Page 15: Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah di Wilayah ...

Kuningan: perbatasan timurKarawang dan Indramayu: pesisir utara Apakah ini potensi agribisnis?

Page 16: Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah di Wilayah ...

Kab. Cianjur, Kab. Bogor: termasuk KSN Perkotaan Jabodetabekpunjur

Perbatasan Barat: Kab. Bogor dan Kab. Sukabumi

Page 17: Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah di Wilayah ...

1. Sudut Pandang persoalan pembangunan perdesaan

2. BUMDes? BUMDes vs Koperasi

3. Eksplorasi Definisi Pelanggaran/Perubahan Fungsi Ruang

4. Konteks pelayanan wilayah dan perdesaan

5. Pembelajaran: KAPET, Lingkar Wilis, Creative Clusters

DAFTAR ISI0

Page 18: Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah di Wilayah ...

SUDUT PANDANG: Persoalan Pembangunan Perdesaan1

PERSOALAN PENGEMBANGAN WILAYAH

Adanya kesenjangan dan/atauketimpangan antarwilayah yang sangat akut

Peran dan fungsi ruang di Kawasan perdesaan

PERSOALAN PEMBANGUNAN PERDESAAN

Kawasan Barat Indonesia vs

Kawasan Timur Indonesia

Kawasan Perkotaanvs

Kawasan Perdesaan

Karakter:- Perdesaan di sekitar Kawasan

perkotaan,- Perdesaan di sekitar jalur

pergerakan dan/atau jalurlogistic,

- Perdesaan 3T: Terluar, Terdepan, Tertinggal

Bagaimanatransformasi

perdesaan saatini agar menjadiPerdesaan 4.0?

Apakah bisatumbuh-

berkembangsendiri?

Ataukah harusdengan

leverages dariLUAR desa?

Page 19: Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah di Wilayah ...

BUMDes?2

- BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) mampu membangunperekonomian di desa.

- Sudah ada beberapa desa yang layak untuk dijadikanpercontohan.

- Rasio jumlah BUMDes dibandingkan jumlah desa sangatrendah

Mengapa banyak desa tidakmemiliki BUMDES?

Persoalan Klasik:- Kurangnya kualitas sumber

daya manusia,- kekurangan ide kreasi di

setiap masyarakat desa. POTENSI vs PERMASALAHAN desa

Salah satu tujuan BUMDes adalah untuk meningkatkan kesejahteraan asli desa.- Berdasarkan tujuan ini, sebenarnya tidak ada

patokan bagaimana cara agar desa bisa lebih sejahtera.

- Semua harus kembali pada apa yang dimiliki desa, dan

- bagaimana mengembangkan potensi tersebut.

Page 20: Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah di Wilayah ...

Keuntungan yang dihasilkan BUMDes menjadi pendapatan bagi PADes alias Pendapatan Asli Desa lalu dibagikan pada warga desa dalam rupa-rupa program pembangunan untuk mendorong kesejahteraan warga desa.

Sedangkan keuntungan koperasi dalam bentuk Sisa Hasil Usaha (SHU) yang dibagikan pada anggota berdasarkan partisipasi masing-masing anggota pada pergerakan koperasi-nya.

BUMDes atau Koperasi?3

Proses pendirian BUMDes berdasar UU No 6 Tahun 2014 yakni pasal 87, 88, 89 dan 90 menyebut, BUMDes adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan desa yang dipisahkan guna mengelola asset, jasa pelayanan dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat desa.

BUMDes dibentuk oleh Pemerintahan desa untuk mendayagunakan seluruh potensi ekonomi, kelembagaan perekonomian serta potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.

BUMDes meletakkan kekuasaan tertingi pada Musyawarah Desa sedangkan Koperasi meletakkan keputusan tertingginya pada anggota.

Koperasi adalah soko guru ekonomi Indonesia dengan daulat anggota;

BUMDes adalah institusi ekonomi bercirikan desa dengan daulat warga desa.

Koperasi juga secara jelas telah menjadi badan hukum yang eksis dan bisa bergerak lintas batas kewilayahan.

Koperasi tidak dibatasi dengan wilayah tertentu dalam pergerakannya, koperasi juga memungkinkan dirinya menjadi lembaga raksasa dengan daya jangkau keanggotaan tak terbatas pada jumlah atas area. Sehingga memungkinkan dirinya menjadi lembaga ekonomi raksasa dengan penguasaan struktur modal yang tak terbatas pula.

Sedangkan BUMDes adalah lembaga yang dibatasi pada lokal berskala desa tetapi BUMDes bisa membentuk unit usaha – unit usaha yang memiliki kelengkapan diri sebagai lembaga hukum yang sah dan eksis.

Hingga sampai saat ini BUMDes masih berada pada kapasitas usaha berskala desa.

KERJASAMA BUMDes vs Koperasi? → sangat mungkin

Page 21: Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah di Wilayah ...

BUMDes Batudulang

Batudulang mempunyai potensi wisata. Terdapatair terjun yang selama ini tidak dikelola.

Setelah adanya BUMDes Batudulang, desa tidaklagi sepi. Banyak wisatawan yang datang untukberwisata di air terjun ini.

Tidak hanya berhenti di sana saja. Akan ada lagispot wisata yang dibangun. Di satu desa kecilini, ada berbagai spot wisata. Diprediksi omsetdesa melalui tempat wisata ini mencapai Rp 5juta per tahun. Memang tidak besar. Akantetapi, dampak ekonominya sangat luas. Banyakwarga yang bisa membuka tempat makan,menyediakan layanan tertentu, dan lainsebagainya sehingga perkembangan ekonomidesa bisa langsung dirasakan.

BUMDes Jabar

Jabar merupakan daerah di mana sudah banyaksekali desa yang memiliki BUMDes. Dan ada satuprestasi yang sangat membanggakan. GabunganBUMDes Jabar ternyata menjadi pemasok berasuntuk ASIAN GAMES yang dihelat beberapawaktu lalu.Sebanyak 60 ton beras untuk ASIAN GAMESternyata dipasok oleh desa. Jelas sekali inisangat berpengaruh pada pertumbuhan desasecara langsung, bukan? Diharapkan hal ini bisamembuat petani di Jabar semakin bersemangatuntuk menanam padi dan selalu menjagakualitas padi yang mereka tanam.

Proses pendirian BUMDes berdasar UU No 6 Tahun 2014 yakni pasal 87, 88, 89 dan 90 menyebut, BUMDes adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan desa yang dipisahkan guna mengelola asset, jasa pelayanan dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat desa.

BUMDes dibentuk oleh Pemerintahan desa untuk mendayagunakan seluruh potensi ekonomi, kelembagaan perekonomian serta potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.

BUMDes meletakkan kekuasaan tertingi pada Musyawarah Desa sedangkan Koperasi meletakkan keputusan tertingginya pada anggota.

Page 22: Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah di Wilayah ...

Perhatikan arah panah: melayaniPL = Pusat LayanPPK = Pusat Pelayanan KawasanPPL = Pusat Pelayanan Lingkungan

Sumber: Sugiyantoro, 2019

provinsi/pulau

perdesaan

kecamatan

kabupaten

Kecamatan/ perdesaan

HIE

RA

KR

I STR

UK

TUR

RU

AN

G N

ASI

ON

AL/

SIST

EM P

ERKO

TAA

N N

ASI

ON

AL

HIE

RA

RK

I STR

UK

TUR

R

UA

NG

PER

DES

AA

N

4. KONSEP PUSAT PELAYANAN WILAYAH vs SISTEM PUSAT KEGIATAN

- Sepertinya “seolah-olah” tidak ada perbedaan- Perbedaan ada pada dasar konsep “pusat kegiatan” dan sebarannya- PP13/2017 sudah banyak dilakukan perbaikan, dengan menetapkan semua ibukota Provinsi sebagai PKN

Page 23: Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah di Wilayah ...

KONEKTIVITAS

PKN

PKW PKW PKW

PKL PKL PKL

HIERARCHY I

HIERARCHY II

HIERARCHY III

PKN

PKW PKW PKW

PKL PKL PKL

Nasional bertanggung jawab untuk membangun interkoneksiPKN-PKN & PKN-PKW

Perhatikan arah panah: melayani Sumber: Sugiyantoro, 2019

Page 24: Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah di Wilayah ...

SKETSA HIRARKI PUSAT-PUSAT PERTUMBUHAN DAN HINTERLAND; Sumber: Buku 3, RPJMN 2015-2019 ; (lihat: System Hierarki Perkotaan Nasional, PP 13/2017)

Fungsi perkotaan (past to present, 3rd industrial revolution): MOTOR PENGGERAK EKONOMI NASIONAL (untuk Metropolitan & Kota Besar) – URBAN REGIONS→ EJMR (Extended Jakarta Metropolitan Region) . Present to Future? (industrial revolution 4.0)?→ setiap perkotaan (kota dan Kawasan) mempunyai potensi yang sama untuk menjadi bagian dari system produksi global/national

KAWASAN PERKOTAAN

KOTA

PROVINSI

PULAU KEPULAUAN

NASIONAL

PERDESAAN

Relasi urban-rural linkages

Page 25: Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah di Wilayah ...

PERKEMBANGAN METROPOLITAN→ URBAN REGIONS → KONURBASI URBAN REGIONS

Page 26: Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah di Wilayah ...

5. BAGAIMANA MENDEFINISIKAN PERDESAAN 4.0?

PERAN BUMDES

MASYARAKAT

- Petani pemilik lahan- Peternak pemilik lahan

dan ternak- Nelayan pemilik

kapal/perahu- Pekebun pemilik lahan- Buruh tani- Buruh nelayan- Buruh perkebunan- Dll.

- Pemilik lahan

- Pekerja (buruh)

Konsepsi situasi perdesaan

Bagaimana membawa transformasi ini?

PERDESAAN 4.0PERDESAAN situasi hari ini…????

KONSEP Perdesaan 4.0 sepertiapa? →

- apakah sekedar hanyamengganti istilah “industry” dengan “perdesaan”? ataukah

- ada pendekatan dan konsepkhusus?

- Peran BUMDES seperti apa?

- Peran Koperasi seperti apa?

- Peran innovasi mandiriseperti apa?

Mengapa contoh BUMDES selalu dalam kontekcomparative advantages: memasarkan pariwisata?

Bagaimana dengan desa-desa lain yang tidak indah? Tidak bisa jualan…

Adakah contoh pendekatan competitive advantage?- Misal dengan pendekatan pengetahuan dan

keterampilan- (knowledge and skills)?- Contoh food products, agribisnis, dan industry (home

industry)

Perdesaan berkarakter perkotaanRelasi Desa-Kota (Terry McGee)

Page 27: Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah di Wilayah ...

Cyber Physical Systems (CPS)

- collaborative product development,

- cloud computing,

- Internet of Things (IoT),

- Enterprise Resource Planning (ERP),

- Information and Communication Technology (ICT),

- Radio Frequency Identification (RFID), … etc.

INDUSTRY 4.0

Definisi Perdesaan 4.0 harus diturunkan daripemahaman asal mengenai Industry 4.0

Page 28: Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah di Wilayah ...

SOCIETY 5.0

Bagaimana Jepang menerapkan dalam konteks masyarakat→menjadi Society 5.0

Definisi Perdesaan 4.0 harus perlu:- mengadopsi bagaimana situasi Jepang membuat konsep

Society 5.0,- Memahami situasi potensi dan masalah di perdesaan

Indonesia, khususnya di Kawasan Timur Indonesia

Page 29: Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah di Wilayah ...

Marshall’s industrial districts (1890)

Porter’s definition of clusters (1990)

Camagni (1991)“innovative milieu”

Mendapat dukunganpemerintah untukdiimplementasikanmenjadi kebijakan

CREATIVE CLUSTERS

Economic geographers:- Industrial districts;- New industrial spaces;- Territorial production

complexes;- Network regions;- Learning regions.

Legacy dari creative clusters yang dapat dirunut ke belakang, sampai periode tahun 1970an di Eropadan USA

Ragam Creative Clusters di negara-negara lain

Page 30: Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah di Wilayah ...

PEMBELAJARAN: - pengembangan wilayah

Page 31: Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah di Wilayah ...

BAD

Khatulistiwa

DAS Kakab

Batulicin

Sasamba

ParepareBank Sejahtera

Palapas

Manado-Bitung

Seram

Biak

Bima Mbay

KAPET

❑ KAPET berada pada 6 koridor ekonomi Indonesia dalam MP3EI (Perpres 32/2011)

❑ Momentum yang harus dimanfaatkan agar pengembangan ke-13 KAPET bersinergi dengan kebijakan

MP3EI:

▪ Sinergisitas dengan MP3EI terkait kebutuhan ruang untuk rencana sentra produksi, sentra kegiatan

industri, dan sentra distribusi yang didukung oleh infrastruktur kawasan.

▪ Konsep RTR KAPET diarahkan untuk mendorong (sub) sektor unggulan masing-masing koridor MP3EI.

INTEGRASI KAPET DENGAN MP3EI

Sinergitas Kebijakan MP3EI dan Pengembangan 13 KAPET

Sekarang menjadi KE (Kawasan Ekonomi), jumlahnya menjadi 14 Kawasan, ditambah Gorontalo. PP 13/2017 RTRWN

Page 32: Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah di Wilayah ...

KORIDOR MP3EI TEMA PEMBANGUNAN

KEGIATAN EKONOMI UTAMA MP3EI

KAPET KOMODITAS UNGGULAN KAPET

KORIDOR EKONOMI SUMATERA (K1)

Sentra Produksi danPengolahan Hasil Bumidan Lumbung EnergiNasional

Kelapa sawit, Karet,Batu Bara, Perkapalan, Besi Baja

BAD Kelapa sawit dan Perkayuan

KORIDOR EKONOMI KALIMANTAN (K3)

Pusat Produksi danPengolahan HasilTambang & LumbungEnergi Nasional

Kelapa Sawit, Minyak dan Gas, Batubara, Besi Baja, Bauksit, Perkayuan

Khatulistiwa Padi, Jagung, Kelapa sawit, danKaret

DAS Kakab Padi, Karet,Sapi, Ikan, dan Rotan

Batulicin Kelapa sawit dan Perkayuan

Sasamba Kelapa sawit dan Perkayuan

KORIDOR EKONOMI SULAWESI (K4)

Pusat Produksi danPengolahan HasilPertanian, Perkebunan, Perikanan, Migas, danPertambanganNasional

Pertanian Pangan (Padi, Jagung, Kedelai dan Ubi Kayu), Kakao, Perikanan, Nikel, Minyak dan Gas

Manado-Bitung Ikan pelagis, Kelapa, Pariwisata(bahari, ekowisata, MICE) danIndustri

Parepare Sapi, Padi, Kopi, Kakao, dan Udang

Palapas Kakao dan Rumput laut

Bank Sejahtera Kakao, dan Padi sawah

KORIDOR EKONOMI BALI-NUSA TENGGARA (K5)

Pintu GerbangPariwisata danPendukung PanganNasional

Pariwisata, Perikanan, Peternakan

Bima Sapi, Jagung, dan Rumput laut

Mbay Sapi potong

KORIDOR EKONOMI PAPUA-KEP. MALUKU (K6)

Pusat PengembanganPangan, Perikanan, Energi, danPertambanganNasional

Pertanian Pangan –MIFEE, Tembaga, Nikel, Minyak dan Gas Bumi, Perikanan, Peternakan

Seram Perikanan tangkap, Kelapa dalam, dan Cengkeh

Biak Jeruk manis, Rumput laut, Udang, Teripang dan Pariwisata

SINERGITAS TEMA PEMBANGUNAN MP3EI DAN KOMODITAS UNGGULAN 13 KAPET

Page 33: Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah di Wilayah ...

B.

Pengembangan KAPET selama ini berdasar pada Prinsip GROWTH POLE THEORY

(teori kutub pertumbuhan)

KONSEP new KAPET SEBAGAI KLASTER EKONOMI/INDUSTRI

❑ Berbasis pengembangan ekonomi lokal (local economic development), dengan bertumpu pada komoditas

unggulan lokal secara selektif.

❑ Koordinasi dan sinkronisasi antara pemerintah, pemerintah daerah dan dunia usaha.

❑ Interkonektivitas dan sinergi kegiatan ekonomi hulu-hilir berkelanjutan berbasis masyarakat.

❑ Pengembangan nilai tambah produk unggulan lokal (inovasi).

❑ Pengembangan sumber daya manusia/ketenagakerjaan (pendidikan & pelatihan).

❑ Pengembangan sistem pembiayaan/permodalan, lembaga-lembaga pendukung dan jaringan antarpelaku

lokal/nasional/internasional.

❑ Membentuk keterkaitan (linkage) antara komoditas unggulan → mulai dari tahapan awal berupa usaha-

usaha/kegiatan-kegiatan inti yang independent menuju tahapan akhir rencana berupa sinergitas usaha-

usaha/kegiatan-kegiatan inti yang membentuk ekonomi wilayah yang kuat dan produktif.

PERUBAHAN PARADIGMA PENGEMBANGAN KAPET

KONSEPSI PENATAAN RUANG KSN KAPET3.

Page 34: Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah di Wilayah ...

Port

Mikro Finance

Bangunan

dan

Furniture

Plastik

Energi Listrik

PeralatanBio Farma

Dairy Product

Peralatan

Komunikasi

Informasi

Teknologi

Fasilitas

Keuangan

dan Bisnis

Pembangkit

Listrik

Jasa

Pelabuhan

Diklat dan

Science

Transport &

Logistik

Peternakan

dan Produk

Turunannya

Birokrasi/

Management

Produk Kimia

Pabrik

Makanan

Instrumen

Kebijakan

KAPET

(Peternakan

Maiwa)

MASTER DEVELOPMENT:

KLASTER MAIWA

KLASTER PETERNAKAN

Master Development: KAPET

Obat

obatan

Page 35: Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah di Wilayah ...

Kawasan Klaster IndustriKawasan sentra kegiatan ekonomi yang memiliki kelompok industri spesifik yang saling berhubungan oleh jaringan mata rantai proses peningkatan nilai tambah industri komoditasunggulan (core Industri) sebagai lokomotif penarik ekonomikawasan melalui kerjasama industri pendukung (supporting industry), dan industri terkait (related industry) dandidukung oleh lembaga-lembaga keuangan maupunpenelitian, dan dilengkapi oleh lembaga-lembaga pelatihanyang mendorong peningkatan daya saing dan padagilirannya menciptakan keunggulan komparatif kawasanmenjadi lebih kompetitif.

Note:Mary Jo Waits, “The Added Value of the Industry Cluster Approach to Economic Analysis, Strategy Development, and Service Delivery,”Economic Development Quarterly 14, no. 1 (2000): 35–50.

Page 36: Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah di Wilayah ...

Catatan: Cluster❑ Local government managers and other local officials can enhance the success of

clusters through interventions that cut across a number of domains,including economic development, education and training,workforce development, and infrastructure provision.

❑ Cluster is a relatively new term for the activities in which a region has developed specialized

competencies that allow it to produce goods and services for sale outside the region. Thecluster-based approach has influenced local, regional, state, andnational economic development policy worldwide.

Page 37: Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah di Wilayah ...

KONSEP new KAPET SEBAGAI KLASTER EKONOMI/INDUSTRI: Konsep Pengembangan Komoditas Unggulan dan Pendukung

Usaha Inti-1 komoditas

Unggulan

Usaha Inti-2 komoditas

unggulan

Usaha Inti-3 komoditas

unggulan

Usaha Inti-1 Komoditas Pendukung

Usaha Inti-3 Komoditas Pendukung

Usaha Inti-2Komoditas Pendukung

Turunan tingkat pertamaUsaha Inti-2

Turunan tingkat pertamaUsaha Inti-3

Turunan tingkat pertamaUsaha Inti-1

Turunan tingkat keduaUsaha Inti-1

Page 38: Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah di Wilayah ...

TAHAPAN PERKEMBANGAN CLUSTER SECARA TEORITIS

Tahap I Tahap II

Tahap III Tahap IV

Page 39: Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah di Wilayah ...

ENREKANG

Minapolitan

Padabima

Pelabuhan

Parepare

Pelabuhan

Garongkong

PPI Sumpang

Binangae - Barru

KORIDOR KLASTER AGROPOLITAN

DAN PETERNAKAN KAPET PAREPARE

PT. BULSMAIWAPINRANG

PANGKAJENE

PAREPARE

Waduk?

Areal PT BULS

Pangkalan Pendaratan Ikan Sumpang Binangae di Barru

Pelabuhan Garongkong

Pelabuhan Parepare

BARRU

Sub Terminal Agribisnis Sumilan

KIPAS

Page 40: Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah di Wilayah ...

LINGKAR WILIS

Page 41: Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah di Wilayah ...

Potensi pariwisata, agrobisnis, dan populasidi sekitar lingkar wilis

41

PENAMPANG MELINTANG KAB. TULUNGAGUNG

PENAMPANG MELINTANG KAB. KEDIRI

Page 42: Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah di Wilayah ...

Potensi pariwisata, agrobisnis, dan populasidi sekitar lingkar wilis

42

PENAMPANG MELINTANG KAB. PONOROGO

PENAMPANG MELINTANG KAB. TRENGGALEK

Page 43: Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah di Wilayah ...

Potensi pariwisata, agrobisnis, dan populasidi sekitar lingkar wilis

43

PENAMPANG MELINTANG KAB. NGANJUK

PENAMPANG MELINTANG KAB. MADIUN

Page 44: Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah di Wilayah ...

Kebijakan struktur ruang (RTRW) kabupaten mengarahkan pengembangan pelayanan di lingkar wilis

• Kawasan di sekitar trase Lingkar Wilis diarahkan sebagai pusat–pusat pelayanan skala lokal, baik berstatus PPK atau PPL →perkembangan tidak hanya diarahkan di perkotaan, namun juga perdesaan, khususnya di sekitar rencana trase lingkar wilis

• PPK dan PPL di rencana trase Lingkar Wilis berpotensi menjadi pusat pelayanan pariwisata dan agrobisnis skala lokal

Page 45: Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah di Wilayah ...

RENCANA POLA RUANG (RTRW) kabupatenMENGARAHKAN PENGEMBANGAN pertanian di lingkar wilis

45

• Setiap kecamatan di 6 kabupaten yang termasuk area Kawasan Lingkar Wilis diarahkan secara dominan dengan guna lahan hutan lindung, hutan produksi, perkebunan dan pertanian guna menjaga kelestarian area kawasan Lingkar Wilis & mengembangkan potensi Kawasan Lingkar Wilis yang lebih dominan yakni potensi agrobisnis.

• Karakter perbukitan dan potensi alamnya mengarahkan Lingkar Wilis untuk fungsi pariwisata.

• Diperlukan arahan terhadap potensi wisata yang terintegrasi dengan kegiatan pertanian/agrowisata

Page 46: Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah di Wilayah ...

TUNGGAL ROGO MANDIRI: INISIATIF KERJASAMA ANTARDAERAH

46

Page 47: Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah di Wilayah ...

MENGURANGI DISPARITAS BARAT-TENGAH-TIMURMELALUI INKUBASI LINGKAR WILIS: “TUNGGAL ROGO MANDIRI”

47

INKUBASI TUNGGAL ROGO MANDIRI SEBAGAI UPAYA MENGURANGI DISPARITAS BARAT-TENGAH-TIMUR:• Mengintegrasikan potensi 6 Kabupaten: Pariwisata & Agrobisnis• Menciptakan keterkaitan antarkawasan dalam kerangka pariwisata & agrobisnis• Keterpaduan 6 kawasan dalam konteks pariwisata dan agrobisnis akan memberikan daya ungkit yang tinggi

Page 48: Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah di Wilayah ...

INTEGRASI TUNGGAL ROGO MANDIRI: inkubasi klaster destinasi wisata dan agrobisnis

48

Page 49: Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah di Wilayah ...

INTEGRASI TUNGGAL ROGO MANDIRI: inkubasi klaster destinasi wisata dan agrobisnis

49

• Pusat pelayanan jasa akomodasi kepariwisataan

(perhotelan, restoran, dsb)

• Pusat pelayanan transportasi

• Pusat informasi kepariwisataan

• Pusat koleksi komoditas unggulan

• Pusat industri pengolahan dan pengemasan komoditas

unggulan

• Pusat distribusi/pemasaran komoditas unggulan

• Pusat pelayanan transportasi

• Pusat informasi agrobisnis skala kota

• Pelayanan jasa akomodasi kepariwisataan skala kecil (home

stay perdesaan, restoran, mini-rest area, dsb)

• Pusat informasi destinasi klaster wisata

• Pusat pelayanan transportasi (halte)

• Pusat pengumpul komoditas unggulan

• Stasiun terminal agrobisnis

• Industri pengemasan rumah tangga skala kecil

• Pusat pelayanan transportasi (halte)

• Pusat informasi agrobisnis skala klaster

• Konektivitas antarkota (jalan nasional; Ring 2)

• Konektivitas antara pusat perkotaan dengan sub pusat di

trase Lingkar Wilis (Ring 1)

• Konektivitas antarsubpusat di dalam kawasan Lingkar Wilis

(Ring 1)

• Konektivitas dari trase Lingkar Wilis ke arah puncak

• klaster destinasi wisata alam serta agrowisata

• area produksi komoditi unggulan, terutama komoditi

perkebunan, hortikultur dan peternakan

Page 50: Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah di Wilayah ...

PENGEMBANGAN DESTINASI KLASTER PARIWISATAMELALUI inkubasi

50

PENGEMBANGAN DESTINASI KLASTER WISATA MEMPERTIMBANGKAN:❑ Sebaran Permukiman Penduduk Lokal❑ Variasi Jenis Obyek Wisata, dan❑ Sistem Inkubasi Pariwisata (Education,

Enterpreneurship dan Standarisasi Pelayanan)

Page 51: Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah di Wilayah ...

standarisasi pelayanan pengembangandestinasi cluster pariwisata

51

PENGEMBANGAN AMENITAS:1. LOKET DAN TIC2. HOMESTAY3. RESTAURANT4. INFRASTRUKTUR AIR BERSIH5. INFRASTRUKTUR AIR LIMBAH6. FASILITAS IBADAT7. FASILITAS KESEHATAN8. LAHAN PARKIR

Page 52: Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah di Wilayah ...

ILUSTRASI DESTINASI KLASTER PARIWISATA wilayah barat :PONOROGO-TRENGGALEK

52

Page 53: Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah di Wilayah ...

ILUSTRASI DESTINASI KLASTER PARIWISATA wilayah timur :tulungagung-kediri

Page 54: Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah di Wilayah ...

PENTAPAHAN pengembangan klaster pariwisatamelalui inkubasi

54

Page 55: Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah di Wilayah ...

PENGEMBANGAN KLASTER AGRIBISNISMELALUI inkubasi

55

PENGEMBANGAN DILAKUKAN DENGAN PENDEKATAN POHON INDUSTRI:❑ Klaster agribisnis tercipta karena

interaksi antar komoditas atau wilayah yang memiliki singgungan rantai distribusi

❑ Produk agrikultur yang ada sekarang di lingkar wilis, rata-rata masih dijual berupa bahan mentah

❑ Peluang pengembangan produk sangat besar, mengingat kawasan ini kaya berbagai sayur, buah, tanaman hortikultura bahkan hasil ternak

PedagangAntara

Page 56: Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah di Wilayah ...

SISTEM INDUSTRI HULU HILIR AGRIBISNIS DI LINGKAR WILIS

56

PEMETAAN POHON PRODUKSI AGRIBISNIS:• Simpul pusat industri hulu (pusat

produksi) tersebar sesuai potensi daerah.

• Pusat industri Hilir berada pada masing-masing pusat Kabupaten.

• Proses distribusi komoditas dari hulu ke hilir melalui akses utama (garis putus-putus, selama ini belum terintegrasi satu sama lain).

• Kondisi ini merupakan limitasi pengembangan antar komoditas (mencegah terjadinya interaksi)

Page 57: Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah di Wilayah ...

Ilustrasi SISTEM INDUSTRI HULU-HILIR AGRIBISNISPRODUK SAPI PERAH

57

POTENSI KLASTER SAPI PERAH:• Khusus terdapat pada

Kabupaten Tulungagung, Trenggalek dan Ponorogo.

• KK yang terlibat dalam proses produksi cukup besar, (1432 KK di Ponorogo)

Kebutuhan infrastruktur:1. Jalur penghubung dari

masing-masing desa sentra produksi ke Pusat Pengumpul Agribisnis

2. Sarana pengolah limbah komunal / sanitasi sebagai fasilitas penunjang produksi sapi perah

Page 58: Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah di Wilayah ...

Ilustrasi SISTEM INDUSTRI HULU-HILIR AGRIBISNIS PRODUK MANGGA

58

POTENSI KLASTER MANGGA:• Khususnya di sekitaran

Madiun dan Kediri. • Proses distribusinya diluar

lingkar wilis, seperti Blitar dan Surakarta

• Populasi produksi sebanyak 1440 KK di Kabupaten Madiun

• Jumlah produksi bisa mencapai 3.074.243 kuintal

/tahun. Berdasarkan hasil scanning masalah dan kondisi produktivitas tersebut, maka kebutuhan infrastruktur yang diperlukan:1. Jalur penghubung dari

masing-masing pusat pengumpul (PPL) ke pusat pengumpul/ pusat industri

Page 59: Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah di Wilayah ...

Ilustrasi SISTEM INDUSTRI HULU-HILIR AGRIBISNIS PRODUK KOPI

59

POTENSI KLASTER KOPI:• Biji kopi dari Madiun dan

Nganjuk merupakan salah satu kopi terbaik di nusantara.

• Madiun bahkan memiliki event khusus bertajuk Festival Kopi Nusantara

Berdasarkan potensi eksisting branding kawasan dan kondisi produktivitas, maka kebutuhan infrastruktur yang diperlukan:1. Sarana pendukung

perekonomian dalam mendukung inkubasi agrobisnis (TIC/ Balitbang)

2. Jalur penghubung antara Madiun dan Nganjuk, yang memiliki karakteristik komoditas kopi serupa

Page 60: Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah di Wilayah ...

Branding

60

FILOSOFI Willys Incorporated: Kesatuan aktivitas business, pertanian, peternakan, perkebunan,

perikanan, tourism, dan aktivitas lain terkait ke dalam kesatuan gerakan perubahan

kesejahteraan masyarakat dan diwujudkan dalam brand image

Agriculture Brand Development: Agribisnis berbasis pertanian, peternakan, perikanan,

perkebunan menuju produk-produk berbasis proses organik.

Eco-Tourism:

– mLinking agricultural activities with touris–Linking agriculture-based business with tourism

Page 61: Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah di Wilayah ...

Production SUPPORT SYSTEM

61

SISTEM PENUNJANG PRODUKSI:1. EDUCATION AND

ENTERPRENEURSHIP

• Pemberdayaan Masyarakat lokal

• Peningkatan kualitas produk dan layanan

2. DATA AND MONITORING TOOLS

• Sistem Informasi daerah

• Integrasi sistem kelembagaan sektoral dalam fungsi monitoring

3. RESEARCH TOOLS

• Kerjasama dengan pihak perguruan tinggi , K/L dan investor

• Output: peningkatan mutu produk

Page 62: Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah di Wilayah ...

KONSEP ECOWISATA lingkar wilis

62

PERTANIAN BERKELANJUTAN PARIWISATA HIJAU DI LINGKAR WILIS

Pariwisata Hijau

+

+

++

daur ulang air lim

bah

efis

iens

i ene

rgi

daur ulang sampahpengelolaan

air

“Aktivitas dan fasilitas pariwisata di Kawasan Lingkar Wilis dijiwai oleh prinsip ramah lingkungan yang berlandaskan kepada pola pikir cradle to the grave dari sumber daya yang dimanfaatkan untuk meminimalisir dampak negatif pada lingkungan “

Page 63: Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah di Wilayah ...

KONSEP ECOWISATA

63

SANITASI BERWAWASAN LINGKUNGAN

PENERAPAN INTEGRASI KONSEP SANITASI:1. DRAINASE2. LIMBAH3. PERSAMPAHAN4. AIR BERSIH

Page 64: Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah di Wilayah ...

LATAR BELAKANG STUDI

BAPPENAS

- rendahnya pencapaian PDB dari sector ekonomi kreatif (kontribusi tahun2016: PDB 7,44%; pertumbuhan 4,95%);

- tidak memenuhi target akhir RPJMN 2019 (target pertumbuhan 12%).

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2019-2024

BEKRAF

CREATIVE CLUSTERS

sebagaisarana/means

Target pencapaianPDB sector creative

Pencarian bentukcreative clusters

KAJIAN di dua kasus:1. Apps & games di Malang

2. Batik di Lasem

Pembelajaran darinegara lain

MASUKAN untuk Rumusan arah kebijakan

nasional ekonomi kreatif: Implementasi creative clusters atau Kawasan Ekonomi Kreatif

Pembelajaran daristudy terdahulu tahun2017 tentang Kawasan

Ekonomi Kreatif

Page 65: Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah di Wilayah ...

Apakah innovasi dilakukan dalam hal apa?Apakah kreativitas dilakukan? Dalam hal apa?

Apakah dilakukan penelitian dan pengembangan dalam kegiatanproduksi batik?

Siapa yang melakukan penelitian dan pengembangan?

GRATIS? MEMBAYAR? LEMBAGA

PENELITIAN (R&D)

Produsenbatik

Produsenbatik

DESIGNER BATIK

UNIVERSITAS

PEMERINTAH PUSAT

LEMBAGA KEUANGAN (BANK dll)

PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG

PEMERINTAH PROVINSI

LEMBAGA LUAR

NEGERI?

8. BAGAIMANA PERKEMBANGAN INNOVASI DAN KREATIVITAS BATIK LASEM?

DINAS PARIWISATA?

BEKRAF? PENGUSAHA/BISNIS/

INVESTOR?

DESIGNER BATIK

Page 66: Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah di Wilayah ...

9. APAKAH ADA KERJASAMA UNTUK MENINGKATKAN NILAI TAMBAH DALAM BERKREASI?- di antara kelompok, internal kelompok, antar individu?(value co-creation)

Produsenbatik

Produsenbatik

Produsenbatik

Produsenbatik

Produsenbatik

Produsenbatik

Produsenbatik

Produsenbatik

Produsenbatik

Produsenbatik

Produsenbatik

Produsenbatik

Produsenbatik

Produsenbatik

Produsenbatik

Produsenbatik

Produsenbatik

Produsenbatik

KERJASAMA DI DALAM KELOMPOK?

KERJASAMA ANTARKELOMPOK?

KERJASAMA ANTARINDIVIDU

DESIGNER BATIK

DESIGNER BATIK

DESIGNER BATIK

DESIGNER BATIK

DESIGNER BATIK

DESIGNER BATIK

DESIGNER BATIK

DESIGNER BATIK

DESIGNER BATIK

DESIGNER BATIK

DESIGNER BATIK

Page 67: Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah di Wilayah ...

Apakah ada system makloon?

Model system makloon seperti apa?

Apakah gambar seperti ini atau ada cara/model jaringan kerjasama produksi yang lain?

Produsenbatik

Produsenbatik

Produsenbatik

Produsenbatik

Design batik

Design baju

Desain:- Kebaya- Kain saja- Kemeja- Produk non baju

Design nonpakaian

10. SISTEM PRODUKSI DAN CO-PRODUKSI?contoh model 1

memberikan

Mengerjakan saja

PemilikMerek

BATIK DESIGNER

INDIVIDU/IBU RUMAH

TANGGA INDIVIDU/IBU RUMAH

TANGGA

INDIVIDU/IBU RUMAH

TANGGA

INDIVIDU/IBU RUMAH

TANGGA

INDIVIDU PENGRAJIN/IBU RUMAH TANGGA/PEKERJA BATIK

Page 68: Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah di Wilayah ...

Apakah ada system makloon?

Produsenbatik

Produsenbatik

Produsenbatik

Produsenbatik

Design batik

Design baju

Desain:- Kebaya- Kain saja- Kemeja- Produk non baju: - Tas computer, sepatu, sandal,

tas, dll

Design nonpakaian

Produsenbatik

Mana yang seringdisorder/dipesan?

11. SISTEM PRODUKSI DAN CO-PRODUKSI?contoh model 2

PemilikMerek

BATIK DESIGNER

Page 69: Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah di Wilayah ...

A Pre-multiple-helix concept: pada kasus Batik Tulis Lasem

A

G

B

CM+

Media tidak terdefinisi perannyadengan jelas; by default M akanaktif bila paham bahwa aktivitasekonomi kreatif ternyata pantasuntuk ditampilkan.

Government terlibat secarasangat signifikan sebagaipendukung (nurturing) dalamperkembangan Batik TulisLasem, antara lain dalampenciptaan generasi barupengusaha batik, dan intellectual product.

Akademik tidak terlibat di dalamperkembangan teknis Batik TulisLasem secara langsung, namunmendukung dari sisi pembinaanmanagemen bisnis dari para anggota komunitas, khususnyadalam hal tata buku.

Koneksi awal Batik TulisLasem adalah ikatan yang sangat kuat dari komunitasdan bisnis. Anggotakomunitas juga adalahpelaku bisnis.

Triple helix concept tidak sepenuhnya terjadi, karena relasiAkademik dan Bisnis tidak berkembang dengan jelas.

Page 70: Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah di Wilayah ...

Gambar x. Rangkaian proses produksi informal dan sekaligus relasi pengusaha dan pekerja Batik Tulis Lasem

SIKM di Kawasan perkotaan/perdesaan Lasem

Page 71: Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah di Wilayah ...

cluster creative: Kampung Jelekong, Kabupaten Bandung5

PRODUKSI LUKISAN

PRODUKSI WAYANG GOLEK

SOCIAL REPRODUCTION:- Pertunjukan wayang golek;

Page 72: Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah di Wilayah ...

cluster creative: Kampung Designer5

https://www.youtube.com/watch?v=l9xpgTvW61w

Page 73: Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah di Wilayah ...

cluster creative: hair products5

https://www.youtube.com/watch?v=kuBoG6CodRM

Page 74: Rencana Pembangunan dan Pengembangan Wilayah di Wilayah ...

TERIMA KASIHHp/WA: 081384278757; e-mail: [email protected]