KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. atas rahmat
dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan penyusunan referat ini yang
berjudul Akut Abdomen. Referat ini kami susun untuk melengkapi
tugas Kepaniteraan Klinik Bagian Radiologi di RSUD Serang. Kami
mengucapkan terima kasih kepada dr. Ida widayanti, SpRad, dr. Ade
Hidayat SpRad, dr. Indra Kelana SpRad, yang telah membimbing dan
membantu kami dalam melaksanakan kepaniteraan dan dalam menyusun
referat ini. Kami menyadari masih banyak kekurangan baik pada isi
maupun format referat ini. Oleh karena itu, kami menerima segala
kritik dan masukan dengan tangan terbuka.Akhir kata kami berharap
referat ini dapat berguna bagi rekan-rekan serta semua pihak yang
ingin mengetahui tentang akut abdomen dengan orientasi pemeriksaan
radiologi.
Serang, Januari 2014
Penyusun
DAFTAR ISIKata Pengantar1Daftar Isi2Daftar Gambar3Daftar
Tabel4Bab IPendahuluan5Etiologi6Tujuan Pemeriksaan7Jenis
Pemeriksaan Radiologis Pada Akut Abdomen7Bab IIISIAnatomi Rongga
Abdomen8Interpretasi Foto Abdomen8Pembagian Akut
Abdomen11Ileus11Pemeriksaan Radiologis Ileus Obstruktif
13Pemeriksaan Radiologi Ileus
Paralitik13Kolesistitis16Pankreatitis18Pengumpulan Abses di Rongga
Abdomen19Abses Hati Amuboik19Appendicitis21BAB III PENUTUP24DAFTAR
PUSTAKA25
DAFTAR GAMBARGambar 1. Gambaran anatomi etiologi dari akut
abdomen6Gambar 2. Anatomi rongga abdomen 8Gambar 3. Anatomi rongga
abdomen pada pemeriksaan radiologis8Gambar. 4 colon in loop dengan
double kontras9Gambar. 5a Gambaran udara pada CT Abdomen10Gambar.
5b Gambaran udara bebas di rongga abdomen dengan tanda
Ringler10Gambar 5c.adanya udara sub diafragma pada foto posisi
tegak11Gambar 5d. ada udara bbas di rongga peritoneum pada foto
posisi LLD11Gambar 6a. Gambaran hearing bone appearance pada foto
supine14Gambar 6b. Gambaran Air fluid level pada potongan axial CT
Abdomen14Gambar 7A. Tampak Air fluid level pada foto LLD15Gambar
7B. Terlihat gambaran air fluid level yang membentuk anak 15tangga
/step leader dan adanya distensi usus.Gambar 8a. semua usus tampak
berdilatasi pada foto supine16Gambar 8b. Terlihan gambaran air
fluid level pada foto tegak16Gambar 9a : Patofisiologi kolesistitis
akut17Gambar 9b: Foto polos abdomen, tampak batu batu
empedu17Gambar 10. Terlihat gambaran peradangan pankreas dan fasia
18gerota serta terdapat abses peripankreas pada potongan aksial CT
Abdomen.Gambar 11a. Morisson poch berisi cairan pada pemeriksaan
USG Abdomen19Gambar 11b. Cairan Bebas Pada Rongga Pelvis19Gambar 12
a Gambaran Elevated Diafragma Foto Dada Abses Hati Amuba20Gambar
12b. USG Abses Hati Amuba20Gambar 13a. Gambaran CT Scan Abdomen
Abses Hati Amuba dengan22kontras IV dan oral. Gambaran ini tidak
dapat dibedakan dengan abses hati piogenikGambar 13b. Gambaran CT
Scan Abdomen Abses Hati Amuba pada pasien 22yang sama dengan gambar
8 di atas tanpa kontrasGambar 14. Terlihat adanya abses periapendik
pada foto polos abdomen23
DAFTAR TABELTabel. 1 Diagnosis Banding Akut Abdomen6
BAB IPENDAHULUANAkut abdomen merupakan sebuah teminologi yang
menunjukan adanya keadaan kedarurat dalam abdomen yang dapat
berakhir dengan kematian bila tidak ditanggulangi dengan
pembedahan. Istilah akut abdomen merupakan tanda dan gejala yang
disebabkan penyakit intra abdominal dan biasanya memerlukan
tindakan pembedahan. Banyak penyakit yang menimbulkan gejala di
perut, namun beberapa diantaranya tidak memerlukan tindakan
pembedahan, sehingga evaluasi pasien dengan nyeri abdomen
memerlukan keputusan yang tepat terkait dengan waktu tentang
perlunya melakukan operasi pembedahan. Keputusan ini tidak hanya
membutuhkan evaluasi dan riwayat pasien beserta pemeriksaan fisik,
melainkan peranan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan
lanoratorium dan tes pencitraan sangatlah bermakna. Keadaan darurat
dalam abdomen dapat disebabkan karena perdarahan, peradangan,
perforasi atau obstruksi pada alat percenaan. Nyeri akut abdomen
adalah suatu kegawat daruratan abdomen yang dapat terjadi karena
masalah bedah dan non bedah. Secara definisi pasien dengan akut
abdomen dating dengan keluhan nyeri abdomen yag terjadi secara
tiba-tiba. Peradangan bisa primer karena peradangan alat percernaan
seperti pada appendicitis atau sekunder melalui suatu pencemaran
peritoneum karena perforasi tukak lambung, perforasi payers patch
pada typus abdominalis, appendicitis perforasi atau karena
trauma.Pada akut abdomen, apapun penyebabnya, gejala utama yang
menonjol adalah nyeri akut pada daerah abdomen. Kadang-kadang
penyebab utama sudah jelas seperti pada trauma abdomen berupa
vulnus abdominalis penetrans namu n kadang-kadang diagnosis akut
abdomen baru dapat ditegakkan setelah pemeiksaan fisik serta
pemeriksaan tambahan berupa pemeriksaan laboratorium serta
pemeriksaan radiologi yang lengkap dan masa observasi yang
ketat.Untuk penegakan diagnosis deperlukan pengumpulan data dengan
mengadakan penelitian terhadap penderitaan melalui pemeriksaan
fisik penderita secara sistematis yang dimulai dengan anamnesis
penderita ditambah ditambah dengan pemeriksaan tambahan dengan
khusus. Bila penderita tidak sadar atau terlalu skit bias dilakukan
anamnesa keluarga (alloanamnesa).Radiologi mempunyai peran utama,
untuk membantu ahli bedah dalam memutuskan perlu atau tidaknya
dilakukan tindakan operasi pada pasien dengan nyeri akut abdominal
Gambar 1. Gambaran anatomi etiologi dari akut abdomen
Etiologi1. Perdarahan mendadak organ intra-abdominal2.
Perforasi3. Perdarahan intra-abdominal4. Ileus obstruktif atau
paralitik Tabel. 1 Diagnosis Banding Akut AbdomenKuadran kiri Atas
: Ruptur Lienalis Perforasi Tukak LAmbung Pankreatitis Akut
Pneumoperitoneum Perforasi kolon (tumor /korpos alienum)
Pyelonefritis akutKuadran Kanan Atas : Kolesistitis Perforasi Tukak
Duodeni Pankreatitis Akut Abses Hepar Pneumoperitoneum
Pyelonefritis akut
Para Umbilikal: Ileus Obstruktif Pankretitis akut Aneurisma
aorta yang pecah Diverticulitis (ileum /kolon)
Kuadran Kanan Bawah : Appendisitis Salpingitis akut Torsi
ovarium KET Hernia inguinalis incarserata, strangulate
Diverticulitis Psoas abses Batu ureter dextra Ileus
regionalisKuadran Kiri Bawah : Salpingitis akut Torsi ovarium KET
Hernia inguinalis incarserata, strangulate Perforasi kolon desenden
Batu ureter sinistra
Tujuan pemeriksaan a. Memperlihatkan adanya perforasi usus b.
Mencari adanya tanda sumbatan gastrointestinal (obruksi ileus) atau
paralitik.c. Menilai adanya distensi usus besar dan usus kecil d.
Mencari adanya udara bebas, asites, kalsifikasi intra dan ekstra
peritoneal dan dinding abdomenJenis Pemeriksaan Radiologis Yang
Dapat Dilakuakan Untuk Membantu Dalam Mendiagnosis Kasus Akut
Abdomen, diantaranya :1. Pemeriksaan Foto Thorak2. Pemeriksaan Foto
Polos Abdomen 3 Posisi3. Pemerikasaan USG Abdomen4. Pemerikasaan CT
AbdomenDalam melakukan pemriksaan rontgen terhadap pasien dengan
akut abdomen dapat dilakukan pemeriksaan abdomen dengan cara 3
posisi :a. Terlentang b. Setengah duduk c. Lateral dekubitus Pada
penderita yang payah pemeriksaan dilakukan sbg berikut :a. Posisi
AP terlentang b. Posisi terlentang, sinar horizontalc. Lateral
dekubitus kalau mungkin, atau posisi semi erect dengan fluoroskopi
Lain lain :Untuk melihat udara di rektum, gunakan posisi telungkup
dengan sinar horizontal. Pada kasus bayi dan anak, gunakn posisi
terlentang AP dan posisi lateral. Gunakan sinar horizontal bila
perut sangat kembung. Bila perut tidak terlalu kembung, gunakan
posisi telungkup, dengan sinar horizontal.
BAB IIISIi. Anatomi Rongga Abdomen
Gambar 2. Anatomi rongga abdomen Gambar 3. Anatomi rongga
abdomen pada pemeriksaan radiologisAnatomi Radiografi
Abdomen membentang dari diafragma hingga pelvis hanya lambung
dan kolon yang mengan dung udara dalam lumennya. Usus halu biasanya
tidak mengan dung udara di dalam lumennya. Batas udara cairan
normal terdapat di dalam lambung, duodenum dan colon, namun tidak
lazim ditemukan di dalam usus halus. Hati,kandung empedu dan limpa
merupakan organ padat intraperitoneum yang terletak berturut-turut
pada subkostalis kanan dan kiri. Di dalam retroperitoneum, terdapat
ginjal dan fasia perirenalis, kelenjar adrenal, kelenjar getah
bening, pancreas, aorta, vena cava inferior dan muskulus psoas.
ii. Interpretasi Foto Abdomen
Dengan penggunaan ultrasonografi dan CT scan, pemeriksaan
abdomen menjadi jauh lebih mudah. Walaupun demikian , foto polos
abdomen masih merupakan pemeriksaan pencitraan yang sangat berguna
terutama pada pasien-pasien yang dating dengan akut abdomen.1.
Penilaian Kualitas :Nama pasien yang sebenarnya, pajanan yang baik,
tanpa ada rotasi dan penanda anatomis (R atau L) pada foto. Foto
terlentang/ supine (AP) termasuk foto abdomen yang rutin dilakukan.
Foto tegak dan dekubitus abdomen diperlukan untuk mendeteksi batas
cairan (air fluid level). Untuk mendeteksi udara intraperitoneum/
pneumoperitoneum dapat digunakan foto tegak atau foto dekubitus
kiri abdomenGambar. 4 colon in loop dengan double kontras
2. Penilaian gambaran gas usus :Normalnya lambung dan usus besar
mengandung gas. Satu-satunya gambaran batas cairan yang normal
terdapat di dalam lambung dan kadang-kadang terdapat pada duodenum
proksimal.3. Tentuksn posisi lambung di kuadran kiri atas atau
kolon yang membingkai tepi-tepi abdomen pada foto terlentang
(gambar.3). Pada foto tegak, kolon dilekatkan pada fleksura hepatik
dan splenik oleh ligamentum hepatokolikum dan frenokolikum yang
bersifat konstan. Bila terdapat gas di usus halus atau dicurigai
terdapat dilatasi usus halus, dianjurkan melakukan foto tegak atau
dekubitus abdomen untuk memperlihatkan batas cairan.Jeujenum
mengalami dilatasi bila diameter lebih >3,5 cm, dan ileum
dilatasi bila diameter >2,5 cm. pada doedenum yang terdilatasi
terdapat plika sirkularis (valvulae coniventes) atau lipatan yang
menyilang diameter jejunum secara transversal.Bila kolon tampak
dilatasi, haustra harus ditemukan untuk memastikan bahwa kolon
tersebut mengalami dilatasi. Haustra tampak saling mengunci
(ingterdigitasi) dan tidak menyilang diameter kolon, berbeda dengan
plika sirkularis di jejunum. Kolon mengalami dilatasi bila diameter
kolon transversum >3,5 cm atau diameter sekum pada dasarnya
>8 cm.Bayangan psoas diperiksa secara bilateral : seharusnya
simetris denga tepi lateral sedikit konkaf.Periksa bayangan ginjal,
seharusnya memiliki panjang normal 10-12 cm atau panjang
longitudinal sepanjang 3,5 vertebra.Periksa bayangan hati dan
limpa. Tepi inferior hati berbatas tegas, khususnya di bagian
lateral.Mencari adanya pengumpulan atau cairan bebas
intraperitoneum. Garis lemak (fat line) properitoneal bergeser
kearah lateral oleh cairan bebas.Gambar. 5a Gambaran udara pada CT
Abdomen
Mencari adanya batu radioopak dan kalsifikasi di daerah kandung
empedu, ginjal dan ureter. Hati-hati dengan phlebolith vena pelvis
yang mendapat meyerupai batu. Phlebolith berbentuk oval, halus dan
terdapat bayanganb lusen didalamnya. Batu tampak padat dengan tepi
tidak teratur. Kalsifikasi pada pancreas tampak bintik-bintik dan
menyilang lkinea mediana pada axsis oblik. Kalsifikasi pada aorta
seering ditemukan pada orang usia lanjut, penderita
diabetes.Mencari gambaran udara bebas intraperitoneum
/pneumoperitoneum bisa dilakukan dengan foto thorak tegak dan foto
dekubitus kiri abdomen (LLD) yang sangat sensitive untuk mendeteksi
udara bebas intraperitoneum dalam volume kecil < 5ml. pada foto
polos tegak, udara berbentuk bulan sabit tampak dibawah
hemidiafragma. Udara sub diafragma harus dibedakan dengan
pneumothorak subpulmonum. Bila tidak yakin, dapat dilakukan
pemeriksaan foto dekubitus kiri abdomen yang akan menunjukan
gambaran udara bebas dalam bentuk bulan sabit dengan densitas
rendah di sebelah lateral dari tepi lateral lobus hati (gambar 5c).
Pada foto terlentang abdomen, udara bebas sulit dideteksi. Ada dua
tanda yang dapat membantu yaitu, tanda Ringler yang menunjukan
adanya gambaran gas di dinding usus sisi manapun (gambar.4a), dan
garis ligamentum falsiform hepatis yang terbentuk di kuadran kanan
atas oleh udara bebas..Gambar. 5b Gambaran udara bebas di rongga
abdomen dengan tanda RinglerGambar 5c.adanya udara sub diafragma
pada foto posisi tegak
iii. Pembagian Akut Abdomen1. IleusGambar 5d. ada udara bbas di
rongga peritoneum pada foto posisi LLD
Ileus adalah suatu gangguan aliran normal sepanjang usus.
Berdasarkan penyebabnya ileus dapat digolongkan menjadi 2 jenis,
yaitu :1. Mekanis (Ileus obstruksi, mekanikan obstuksi atau dinamik
ileus)Ileus obstruksi adalah terjadinya aliran isi usus yang
diakibatkan oleh sumbatan atau penyempitan lumen usus. Pada
perjalanan penyakitnya terjadi peribahan aktivitas peristaltic usus
yang dimana pada awalnya akan terjadi peningkatan peristaltik dan
apabila berlangsung lama peristaltic usus dapat melemah bahkan
menghilang.
Terdapat tiga pengelompokan ileus obstruktif yang dikelompokan
berdasarkan penyebab terjadinya sumbatan atau penyempitan lumen
usus, yaitu Intraluminal, lesi dinding usus dan
ekstramural)Berdasarkan letak terjadinya obstruksi ileus obstruksi
dibagi menjadi 3, yaitu :1) Letak Tinggi: obstruks terletak
diduodenum, jejunum, dan ileum2) Letak rendah : Obstruksi Terjadi
di kolon dan rectumBerdasarkan adiumnya, ileus obstruktif dapat
dibedakan atas :1. Stadium Ileus ParsialPada stadium ini sumbatan
aliran isi usus belum total, sehingga masih ada seddikit isi usus
yang dapat mngaril.2. Stadium Simpel IleusUsus sudah tersumbat
total, tapi dindingnya belum mengalami strangulasi.3. Stadium Ileus
StrangulasiUsus telah tersumbat total dan sudah ada gangguan
vaskularisasiIleus Obstruksi dapat disebabkan oleh berbagai hal,
diantaranya :1. Adhesi2. Hernia3. Askariasis4. Invaginasi5.
Volvulus6. Kelainan KOngenital7. Radang Kronik8. Tumor9. Tumpukan
sisa makanan /fecalith2. Non Mekanis (ileus paralitik /ileus
adinamik)Ileus paralitik atau ileus adinamik adalah keadaan dimana
usus gagal atau tidak mampu melakukan kontraksi peristaltic untuk
mengalirkan isinya. Ileus paralitik biasanya melibatkan keseluruhan
traktus gastrointestinal, walaupun perubahan reflek dapat
terlokalisir pada suatu area usus.Pemeriksaan Radiologi Ileus
ObstruktifIleus Obstruksi merupakan penyakit abdomen akut yang
dapat muncul secara mendadak dan memerlukan tindakan sesegera
mungkin. Maka dari itu pemeriksaan abdomen harus dilakukan secara
segera tanpa harus dilakukan persiapan. Pada kasus abdomen akut
diperllukan pemeriksaan abdomen 3 posisi yaitu :1. Posisi
Terlentang (Supine) Terdapat pelebaran usus bagian proksimal dari
daerah obstruksi (>3 cm) biasanya terjadi dalam 3-5 jam.
Penebalan dinding usus Gambaran seperti duri ikan (hearing bone
appearance) Jarak fleksura semilunaris /valvula coniventes satu
sama lain melebar (normalnya 1-4 mm) Gambaran distribusi udara usus
yang tidak merata2. Posisi Setengah Duduk / Berdiri Tegak (Erect)
Terdapat pelebaran usus bagian proksimal dari daerah obstruksi
(>3 cm) biasanya terjadi dalam 3-5 jam. Akan tampak gambaran air
fluid level pada daerah yang berdilatasi dan dapat berdistribusi
membentuk gambaran anak tangga (step leader)3. Posisi Tiduran
Miring Ke Kiri (Left Lateral Dekubitus) Akan tampak gambaran air
fluid level seperti pada posisi setengah duduk. Pada perforasi usus
akan trampak gambaran udara bebas antara hepar dan dinding
abdomen.Pemeriksaan Radiologi Ileus ParalitikPemeriksaan yang
dilakukan pada ileus paralitik adalah abdomen 3 posisi.1. Posisi
Terlentang (Supine) Terdapat pelebaran pada seluruh usus Penebalan
dinding usus Gambaran seperti duri ikan (hearing bone appearance)
Jarak fleksura semilunaris /valvula coniventes satu sama lain
melebar (normalnya 1-4 mm)2. Posisi Setengah Duduk / Berdiri Tegak
(Erect) Terdapat pelebaran seluruh usussehingga akan tampak
gambaran air fluid level yang pendek-pendek pada usus halus yang
berdilatasi sehingga membentuk gambaran gambaran anak tangga (step
leader), dan gambaran air fluid level yang panjang pada kolon3.
Posisi Tiduran Miring Ke Kiri (Left Lateral Dekubitus) Akan tampak
gambaran air fluid level seperti pada posisi setengah duduk. Pada
perforasi usus akan trampak gambaran udara bebas antara hepar dan
dinding abdomen.
Gambar 6a. Gambaran hearing bone appearance pada foto
supineGambar 6b. Gambaran Air fluid level pada potongan axial CT
Abdomen
Gambar 7a. Tampak Air fluid level pada foto LLDGambar 7b.
Terlihat gambaran air fluid level yang membentuk anak tangga /step
leader dan adanya distensi usus.
DC
Gambar 7c. Ileus Obstruksi letak rendah, tampak distensi kolon
pada bagian proksimal dari sumbatanGambar 7d. gambaran ileus
obstruktif letak rendak pada foto LLD
Gambar 8a. semua usus tampak berdilatasi pada foto supineGambar
8b. Terlihan gambaran air fluid level pada foto tegak2.
KolesistitsKolesistitis akut (radang kandung empedu) adalah reaksi
inflamasi akut dinding kandung empedu yang disertai keluhan nyeri
perut kanan atas, nyeri tekan dan demam. Hingga kini patogenesis
penyakit yang cukup sering dijumpai ini masih belum jelasInflamasi
akut kandung empedu biasanya disebabkan oleh batu yang menyumbat
duktus sistikus. Pada foto polos, batu radioopak dapat dideteksi
pada kurang lebih 20% pasien. Gambaran USG biasanya lebih bersifat
diagnostic dimana terlihat distensi kandiung empedu > 4 cm,
penebalan kandung empedu > 4 mm, cairan di sekitar kandung
empedu dan gambaran ecoik dari batu dan akustik shadow.Sensitifitas
dan spesifisitas pemeriksaan CT scan abdomen dan MRI dilaporkan
lebih besar dari 95% (Gambar 8). Pada kolesistitis akut dapat
ditemukan cairan perikolestik, penebalan dinding kandung empedu
lebih dari 4mm, edema subserosa tanpa adanya ascites, gas
intramural dan lapisan mukosa yang terlepas. Pemeriksaan dengan CT
scan dapat memperlihatkan adanya abses perikolesistik yang masih
kecil yang mungkin tidak terlihat pada pemeriksaan USG
Gambar 9a : Patofisiologi kolesistitis akut(Sumber :
www.wikisurgery.comimages99204.3_acute_cholecystitis.jpg) Gambar
9b: Foto polos abdomen, tampak batu batu empeduberukuran
kecil(sumber: http://
emedicine.medscape.com/article/365698-overview)
Gambar 9c : CT scan abdomen, tampak batu batu empedu dan
penebalan dinding kandung empedu.(sumber:
http://emedicine.medscape.com/article/365698-overview)
3. Pankreatitisperadangan akut pankreas akibat proses
autodigestif oleh karena aktifasi prematur dari zimogen menjadi
enzim proteolitik dalam pankreas.Pada pankreatitis akut, biasanya
ditemukan ileus lokal atau generalisata dan terdapat abses atau
perdarahan yang akan terdeteksi suatu masa yang terlokalisir.
Sedangakan pada pancreatitis kronis akan tampak kalsifikasi
setempat sepanjang duktus pankreas. Komplikasi yang dapat timbul
akibat pankreatitis antara lain, pembentukan abses, perdarahan,
nekrosis pancreas, pembentukan pseudokista dan obstruksi
bilier.Pemeriksaan Radiologis yang dilakukan : Foto Polos abdomen
colon cut off sign, menyingkirkan ileus obstruksi, perforasi usus.
USG batu traktus biliaris,Oedematous pankreas, peri pankreatitis CT
scan komplikasi lokal peripancreatic & retroperitoneal
edema
`
Gambar 10. Terlihat gambaran peradangan pankreas dan fasia
gerota serta terdapat abses peripankreas pada potongan aksial CT
Abdomen.
4. Pengumpulan di abses dan abdomenAbses tampak sebagai masa
jaringan lunak yang dapat mengandung gas. Abses dapat dikelirukan
dengan gambaran kolon pada foto polos. USG dan CT Scan biasanya
dapat menegakan diagnosis. Cairan intraperitoneum dan abses
berkumpul di bagian yang paling rendah di rongga peritoneum yaitu
rongga subfenik, ruang sub hepatic (antara lobus kanan hati dan
ginjal kanan) dan didalam rongga pelvis di ekskavatio
retrovesikalis atau kantong douglas Gambar 11a. Morisson poch
berisi cairan pada pemeriksaan USG Abdomen
Gambar 11b. Cairan Bebas Pada Rongga Pelvis
5. Abses Hati AmoebikAbses hati dibedakan atas abses hati amuba
dan abses hati piogenik. Abses hati amuba biasa disebabkan oleh
Entamoeba hystolitica sedangkan abses hati piogenik disebabkan oleh
bakteri dan pada anak dan dewasa muda biasa disebabkan oleh
komplikasi appendisitis, dan pada orang tua sebagai komplikasi
penyakit saluran empedu. Di negara yang sedang berkembang, abses
hati amuba lebih sering didapatkan secara endemis dibandingkan
dengan abses hati piogenik. Abses hati piogenik merupakan 70% dari
semua abses hati. Abses hati piogenik merupakan kondisi serius
dengan angka kematian tinggi bila diagnosis tidak dibuat secara
dini. Bila terapi dilakukan secara dini dan tepat, angka kematian
cenderung mengecilAbses hati amoebik sering ditemukan di berbagai
tempat di dunia. Pasien datang dengan keluhan nyeri pada kuadran
kanan atas dan nyeri tekan di sela intrakosta pada kosta-kosta
kanan bagian atas. Pencitraan penting dalam diagnosis. Hemi
diafragma kanan mengalami elevasi dan terdapat ateletaksis linear
basal di lobus kanan bawah karena pembesaran hati. Diagnosis
ditegakan dengan pemeriksaan ultrasonografi hati yang akan
mendeteksi lesi hipoekoik di dalam hati.Pemeriksaan Radiologi1.
Foto dadaKelainan foto dada pada abses hati amuba dapat berupa
peninggian kubah diafragma kanan, berkurangnya gerak diafragma,
efusi pleura, kolaps paru dan abses paruFoto polos abdomenBA
Gambar 12 a Gambaran Elevated Diafragma Foto Dada Abses Hati
AmubaGambar 12b. USG Abses Hati Amuba
2. Foto Polos Abdomen Kelainan pada foto polos abdomen tidak
begitu banyak, hanya mungkin dapat berupa gambaran ileus,
hepatomegali atau gambaran udara bebas di atas hati jarang
didapatkan berupa air fluid level3. UltrasonografiUntuk mendeteksi
abses hati amuba, USG sama efektifnya dengan CT atau MRI.
Sensitivitasnya dalam diagnosis abses hati amuba 85-95 %. USG dapat
mendeteksi kelainan sebesar 2 cm disamping sekaligus dapat melihat
kelainan traktus bilier dan diafragma. Keterbatasan USG terutama
kelainan pada daerah tertentu, pasien gemuk atau kurang
kooperatif.
Abses hati amuba stadium dini kelihatan seperti suatu massa dan
jika terjadi pencairan bagian tengah, terlihat sebagai kista.
Gambaran ultrasonografi pada abses hati amuba adalah:11) Bentuk
bulat atau oval2) Tidak ada gema dinding yang berarti3)
Ekogenesitas lebih rendah dari parenkim hati normal4) Bersentuhan
dengan kapsul hati5) Peninggian sonik distal4. Tomografi
ComputerSensitivitas Tomografi Computer berkisar 95-100% dan lebih
baik untuk melihat kelainan di daerah posterior dan superior.
Tetapi tidak dapat melihat integritas diafragma, sehingga tidak
dapat menentukan efusi pleura sebagai efusi reaktif atau ruptur
dari diafragmaBA
Gambar 13a. Gambaran CT Scan Abdomen Abses Hati Amuba dengan
kontras IV dan oral. Gambaran ini tidak dapat dibedakan dengan
abses hati piogenikGambar 13b. Gambaran CT Scan Abdomen Abses Hati
Amuba pada pasien yang sama dengan gambar 8 di atas tanpa
kontras
6. ApendisitisApendisitis merupakan diagnosis yang semakin
sering ditegakan di berbagai Negara berkembang. Gejala dan tanda
klasik apendisitis tidak selalu ada terutama pada anak-anak dan
usia tua. Diagnosis dapat dibingungkan dengan penyebab ginekologis
pada wanita muda. Pencitraan semakin berperan penting dalam
diagnosis. Foto polos dapat memperlihatkan ileus lokal di kuadran
kanan bawah dengan dilatasi lengkung usus dan batas cairan, atau
suatu masa jaringan lunak yang menunjukan suatu masa inflamasi.
Apendikolit yang terkalsifikasi jarang tereteksi. USG biasannya
akan memastikan diagnosis. Apendik yang membengkak dengan lumen
yang terdistensi dapat terdeteksi. Pada pasien yang apendiknya
telah mengalami perforasi, biasanya terdapat apendiks yang
terbungkus oleh lengkung usus yang membentuk suatu masa
inflamatorik
Gambar 14. Terlihat adanya abses periapendik pada foto polos
abdomen
PENUTUPBAB IIIAkut Abdomen adalah salah satu kedaruratan medic
yang membutuhkan penanganan lanjut yang cepat untuk mengurangi
keparahan angka kesakitan dan mengurangi angka kematian.Untuk
penegakan diagnosis deperlukan pengumpulan data dengan mengadakan
penelitian terhadap penderitaan melalui pemeriksaan fisik penderita
secara sistematis yang dimulai dengan anamnesis penderita ditambah
ditambah dengan pemeriksaan tambahan dengan khusus. Radiologi
mempunyai peran utama, untuk membantu ahli bedah dalam memutuskan
perlu atau tidaknya dilakukan tindakan operasi pada pasien dengan
nyeri akut abdominal adapun pereriksaan yang dilakukan haruslah
secara cepat dan terarah. Pemeriksaan dilakukan untuk mencari
etiologi secepat mungkin tanpa harus dilakukan pemeriksaan secara
elektif. Disini peranan dokter umum sebagai dokter yang berada di
lini utama (primer) sangatlah penting dalam membantu penegakan
diagnosis akut abdomen dengan pemilihan pemeriksaan penunjang
secara tepat dan efisienTujuan pemeriksaan a. Memperlihatkan adanya
perforasi usus b. Mencari adanya tanda sumbatan gastrointestinal
(obruksi ileus) atau paralitik.c. Menilai adanya distensi usus
besar dan usus kecil d. Mencari adanya udara bebas, asites,
kalsifikasi intra dan ekstra peritoneal dan dinding abdomenJenis
Pemeriksaan Radiologis Yang Dapat Dilakuakan Untuk Membantu Dalam
Mendiagnosis Kasus Akut Abdomen, diantaranya :1. Pemeriksaan Foto
Thorak2. Pemeriksaan Foto Polos Abdomen 3 Posisi3. Pemerikasaan USG
Abdomen4. Pemerikasaan CT Abdomen
Daftar Pustaka1. Djumhana A. Ileus Paralitik. Buku Ajar Penyakit
Dalam Jilid II Edisi III. Jakarta> Balai Penerbit FK UI. 20032.
Kim YK, Kwak HS, Kim CS, Han YM, Jeong TO, Kim IH, et al. CT
findings of mild forms or early manifestations of acute
cholecystitis. Clin Imaging. Jul--Aug 2009;33(4):274-80.3. McPhee
SJ, Papadakis MA, Tierney LM, Current Medical Diagnosis &
Treatment. McGraw Hill: Lange. 20094. Peter Corr et all. Alih
Bahasa Ramadhani Dian. Mengenal Pola Foto-Foto Diagnostik. Penerbit
Buku Kedokteran EGC. 20115. Sudoyo W. Aru, Setiyohadi B, Alwi I,
Simadibrata M, Setiati S. Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit
Dalam Indonesia. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Jilid I Edisi IV.
EGC. Jakarta. 2009.6.
httpwww.ncbi.nlm.nih.govpmcarticlesPMC1515923figureF2 7.
http://www.radiologyteacher.com/index.cgi?&nav=view&DatID=50
8. http://emedicine.medscape.com/article/377318-overview9.
http://emedicine.medscape.com/article/365698-overview10.
http://emj.bmj.com/content/25/12/856.extract 11.
http://www.minnisjournals.com.au/ajum/article/Bedside-Emergency-Department-Ultrasound-at-Westmead-Hospital--59
6