Top Banner
REFLEKSI DARI KISAH MENARA BABEL KEJADIAN 11:1-9
17

Refleksi Dari Kisah Menara Babel

Apr 15, 2017

Download

Spiritual

Phasa Joshua
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Refleksi Dari Kisah Menara Babel

REFLEKSI DARI KISAH MENARA

BABELKEJADIAN 11:1-9

Page 2: Refleksi Dari Kisah Menara Babel

I. KEADAAN MANUSIA PADA ZAMAN BABEL

Mula-mula seluruh bumi satu bahasa satu logatnya:

Ayat 1 dan 6: Adapun seluruh bumi, satu bahasanya dan satu logatnya. (6) dan Ia berfirman: "Mereka ini satu bangsa dengan satu bahasa untuk semuanya.

Hal ini wajar dan masuk akal karena manusia memiliki satu sumber yaitu Adam.

Page 3: Refleksi Dari Kisah Menara Babel

Lalu bahasa apakah yang mereka pergunakan masa itu?

Kejadian 2: 19-20 Lalu TUHAN Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu. Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan…

Bahasa yang diciptakan oleh AdamBahasa-bahasa lain muncul setelah peristiwa

Babel

Page 4: Refleksi Dari Kisah Menara Babel

II. PELAJARAN DARI KISAH MENARA BABEL

1. Mereka membuat Perencanaan tanpa melibatkan Allah

Page 5: Refleksi Dari Kisah Menara Babel

Ayat 3-4: Mereka berkata seorang kepada yang lain: "Marilah kita membuat batu bata dan membakarnya baik-baik." Lalu bata itulah dipakai mereka sebagai batu dan ter gala-gala sebagai tanah liat. Juga kata mereka: "Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi."

Page 6: Refleksi Dari Kisah Menara Babel

Dalam kedua ayat ini kita melihat hampir Nama Allah tidak ada, perintah Firman Allah untuk Pembangunan Menara Babel tidak ada. Melainkan ini hanya inisiatif manusia.

Ada 5 kali kata KITA diulang-ulang menunjukkan bahwa ini hanyalah rencana dari pihak manusia.

Marilah Kita….Marilah Kita….Bagi Kita….Marilah Kita…..Bagi Kita….

Pernyataan ini menunjukkan kesombongan manusia yang mengandalkan kekuatan diri sendiri karena merasa mampuh tanpa bantuan dari Allah.

Page 7: Refleksi Dari Kisah Menara Babel

Ilustrasi tentang seorang Perniaga dalam Yakobus 4:13-17 merupakan contoh yang tepat untuk keadaan orang yang membuat perencanaan tanpa mencari kehendak Tuhan.

Ayat 16 Tetapi sekarang kamu memegahkan diri dalam congkakmu, dan semua kemegahan yang demikian adalah salah (jahat).

Tuhan tidak persoalkan dengan pembuatan rencana tapi membuat perencanaan diluar kehendakNya adalah sebuah kejahatan. Karena apa? Kita tidak tahu Akan apa yang terjadi hari esok tetapi Allah Maha tahu. Kehendak kita telah dicemari oleh nafsu dosa.

Page 8: Refleksi Dari Kisah Menara Babel

II. PELAJARAN DARI KISAH MENARA BABEL

2. Mencari Kemuliaan Diri Bukan Kemuliaan Allah

Page 9: Refleksi Dari Kisah Menara Babel

"Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi.“

Terjemahan Lain: Let us make a great name for ourself; Let us make our name famous…

Suatu motivasi dan semangat yang sangat jelas untuk Mencari Nama. Motivasi yang bersifat egosentris (berpusat pada diri sendiri).

Page 10: Refleksi Dari Kisah Menara Babel

Sebenarnya tujuan kita hidup untuk apa? Mencari Namakah? Renungkan…

Yesaya 43 Ayat 7 “semua orang yang disebutkan dengan nama-Ku yang Kuciptakan untuk kemuliaan-Ku, yang Kubentuk dan yang juga Kujadikan!“ Ayat 21 “…umat yang telah Kubentuk bagi-Ku akan memberitakan kemasyhuran-Ku.“

Adakah kita hidup untuk Kemuliaan Allah kita?

Sudahkah hidup kita menyebabkan NamaNya dimasyhurkan atau malah Nama Tuhan dicela karena kesaksian hidup kita yang tidak baik?

Page 11: Refleksi Dari Kisah Menara Babel

Hendaklah kita berpikir dan Bersikap seperti Rasul Paulus, ketika ia berkata:

Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah. 1 Korintus 10: 31

Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Galatia 2:19b-20

Page 12: Refleksi Dari Kisah Menara Babel

II. PELAJARAN DARI KISAH MENARA BABEL

3. Mereka Bertindak Melawan Firman/Kehendak Tuhan

Page 13: Refleksi Dari Kisah Menara Babel

Perhatikan kembali ayat 4 bagian Akhir: “Supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi.”

Hal ini bertentangan dengan Kehendak Tuhan yang dari mulanya menghendaki:

Kej. 1:28 Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu…”

Kej. 9:1 Lalu Allah memberkati Nuh dan anak-anaknya serta berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyaklah serta penuhilah bumi.”

Page 14: Refleksi Dari Kisah Menara Babel

Ayat-ayat ini dikenal memuat: Cultural Mandate/Mandat Budaya untuk:Beranak Cucu, Memenuhi Bumi dan

Memeliharanya. Ini rencana dan Kehendak Allah dari permulaan penciptaan sampai sekarang.

Namun manusia cendrung atau kerap kali Membangun Menara Babel yang membuat mereka Tidak Terserak, Tidak Tersebar dan Tidak Memenuhi Bumi ini.

Perintah ini ada hubungannya dengan Amanat Agung dalam Matius 28:19-20

Page 15: Refleksi Dari Kisah Menara Babel

Tuhan Yesus di detik-detik terakhir Ia naik ke Surga, Ia kembali mengingatkan kita, agar:

“Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.“ KPR 1:8

Adakah kita, rumah tangga kita, KPR kita, Gereja kita berpikiran untuk Sampai Ke Ujung Bumi dan Memenuhi Bumi ?

Ataukah kita hanya membangun Menara Babel yang membuat kita tidak terserak ke seluruh penjuru bumi?

Page 16: Refleksi Dari Kisah Menara Babel

Gereja Boleh Menjadi Menara Babel Masa Kini

Apabila Program, project, visi & misi Gereja Tidak Fokus Sampai ke Ujung Bumi.

Apabila Potensi, Kekuatan, Keuangan, Sumber Daya Gereja tidak digunakan Untuk Menjangkau Dunia Bagi Allah.

Apabila orang-orang di dalam Gereja hanya berpikir setakat di dalam Gereja.

Page 17: Refleksi Dari Kisah Menara Babel

RENUNGKANLAH…!Membuat Perencanaan Tanpa

melibatkan Allah adalah Kejahatan dan kesia-siaan!

Mencari Kemuliaan Diri Sendiri, Bukan Kemuliaan Allah adalah Dosa Kesombongan!

Membangun “Menara Babel” adalah tindakan Melawan Kehendak Tuhan!

Akibat dari Pembangunan Menara Babel adalah KACAU BALAU!