Top Banner
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anatomi Cervical 2.1.1. Vertebrae Vertebrae adalah struktur tulang dengan badan atau corpus pada bagian depan tulang belakang. Tulang belakang memiliki 24 buah vertebrae yang terpisah dengan bagian lainnya menyatu dibagian bawah dari tulang belakang. Tulang belakang memanjang dari bagian bawah tengkorak sampai ke tulang coccygeus. Leher memiliki tujuh buah vertebae servikal (Gambar 1). Verteberae servikal pertama (atlas) adalah cincin tulang tulang yang bagian atasnya bertemu dengan dasar tulang tengkorak dan bagian bawahnya bertemu dengan vertebrae servikal kedua (axis). Vertebrae kedua (axis) melekat dengan vertebrae pertama oleh adanya ligament yang kuat dan prosessus odontoid yaitu bagian dari axis yang tepat melekat ke bagian atlas diatasnya. 1
39

Referat Whiplash Injury

Jul 31, 2015

Download

Documents

Eza Indahsari
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Referat Whiplash Injury

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anatomi Cervical

2.1.1. Vertebrae

Vertebrae adalah struktur tulang dengan badan atau corpus pada bagian depan tulang

belakang. Tulang belakang memiliki 24 buah vertebrae yang terpisah dengan bagian lainnya

menyatu dibagian bawah dari tulang belakang. Tulang belakang memanjang dari bagian bawah

tengkorak sampai ke tulang coccygeus. Leher memiliki tujuh buah vertebae servikal (Gambar 1).

Verteberae servikal pertama (atlas) adalah cincin tulang tulang yang bagian atasnya bertemu

dengan dasar tulang tengkorak dan bagian bawahnya bertemu dengan vertebrae servikal kedua

(axis). Vertebrae kedua (axis) melekat dengan vertebrae pertama oleh adanya ligament yang kuat

dan prosessus odontoid yaitu bagian dari axis yang tepat melekat ke bagian atlas diatasnya.1

Gambar 1. Vertebrae Servikal (panah menunjukkan masuk dan keluarnya saraf spinalis ke

vertebrae servikal)1

Page 2: Referat Whiplash Injury

Gambar 2. Tulang atlas terlihat dari atas1

Gambar 2 merupakan gambaran tulang atlas terlihat dari atas. FP adalah Prosessus Facet

yang menghubungkan dengan tulang tengkorak diatasnya. SC adalah canalis spinalis tempat

lewatnya saraf spinalis. VA adalah foramen tempat lewatnya arteri yang memperdarahi saraf

servical dan bagian bawah otak. VB adalah corpus vertebrae. SP adalah prosessus Spinosus. TP

adalah Prosessus Transversus. P adalah Pedikel. 1

Gambar 3. Tulang axis dilihat dari atas1

Gambar 3 merupakan gambaran tulang axis dilihat dari atas. FP adalah Prosessus Facet.

SC adalah Canalis Spinalis. Od adalah Prosessus Odontoid ligament yang melekatkan axis

Page 3: Referat Whiplash Injury

dengan atlas. VA adalah foramen yang merupakan tempat lewatnya arteri. VB adalah Corpus

Vertebrae. SP adalah Prosessus Spinosus. TP adlah Prosessus Transversus. P adlah Pedikel. 1

Gambar 4. Atlas dan Axis yang terpisah dan Atlas dan Axis yang terikat dilihat dari samping 1

Page 4: Referat Whiplash Injury

Gambar 5. Tipe Vertebrae Cervical dilihat dari atas 1

2.1.2. Ligamen

Ada banyak ligamen yang menyokong susunan tulang belakang. Ligament memiliki

kemampuan meregang yang cukup mengikuti pergerakan sementara disaat yang sama tetap kuat

dan melindungi dari trauma. Bagian depan vertebrae terdapat ligament longitudinal anterior yang

memanjang kebawah sepanjang tulang belakang. Bagian belakang belakang dari corpus

vertebrae ada ligament longitudinal posterior. 1

Gambar 6. Ligament Longitudinal Anterior 1

Page 5: Referat Whiplash Injury

Gambar 7. Ligament Longitudinal Posterior 1

Ada sejumlah ligament lain yang berjalan diantara vertebrae yang berdekatan.

Dimana dua pedikel dari masing-masing vertebrae bertemu ada ligament flavum yang juga

berjalan memanjang. Diantara prosessus spinosus terdapat juga ligament interspinosus. Diantara

prossesus transversus terdapat ligament intertransversus. Ligament ini diharapakan memberikan

perlindungan terhadap tulang belakang. 1

Gambar 8. Ligament lain dari vertebrae servical dilihat dari samping 1

Page 6: Referat Whiplash Injury

Ligamentum flavum, sebuah ligament elastis kekuningan, terletak di ruang antara lamina

dari vertebra yang berdekatan dan lengkungan saraf. Lokasi posterior ligamentum flavum

membantu untuk menahan hyperflexion. Ligamentum flavum menjadi lebih pendek dan lebih

tebal di hiperekstensi dan memanjang dan tipis di hyperflexion. Selama hiperekstensi, dapat

menonjol ke dalam cervical canalis sebanyak 3,5 mm. Pelampiasan pada sumsum tulang

belakang selama ekstensi biasanya dicegah dengan sifat elastis ligament, namun, hipertrofi dari

flavum ligamentum atau hilangnya elastisitas melalui degenerasi dapat menyebabkan

penyempitan kanal.

Fungsi dari ligamen antara lain :

1. mendukung stabilitas sendi,

2. menyerap energi saat terjadi trauma,

3. sebagai transducer antar sendi selama terjadi gerakaan.

Ligamen, bersama dengan otot paraservikal di tulang belakang leher, mencegah gerakan

antara tulang belakang yang mungkin melukai saraf tulang belakang atau akar saraf.

2.1.3. Otot

Ada sejumlah otot yang ikut berperan dalam pergerakan dan perlindungan leher. Mereka

adalah sepasang trapezius, sternokleidomastoideus, scalene, splenius capitis, semi spinalis

capitis, semispinalis servicis, longissimus cervicis, rectus capitis dan interspinalis cervicis. 1

Otot-otot tersebut akan berespon terhadap variasi pergerakan leher dan memberikan

stimulasi untuk menstabilkan. Ketika otot terpuntir yang terjasi pada whiplash injury, ini

didasarkan pada otot-otot diatas. 1

Cedera pada sebuah otot menunjukkan derajat keparahan dari cedera cervical. Otot-otot

leher yang rentan terhadap jenis yang sama luka yang mempengaruhi otot-otot lain dalam tubuh.

Peran otot adalah untuk menstabilkan tulang belakang, membawa beban, dan menghasilkan

gerak. Tujuan otot intervertebralis adalah mengembalikan gerakan intervertebralis dari cedera

tulang belakang.

Page 7: Referat Whiplash Injury

Gambar 9. Otot-otot superfisial besar dibagian depan leher 1

Gambar 9 merupakan gambaran otot-otot superfisial besar dibagian depan leher yang

terpisah kiri dan kanan. Scm adalah otot sternokleidomastoideus yang melekat pada tengkorak,

clavicula dan sternum. Tr adalah otot trapezium yang melekat pada tengkorak, prosessus

spinosus dan tulang bahu. Sc adalah otot scalene yang melekat pada tulang leher dan bagian atas

tulang iga. Cl adalah clavicula. St dalah Sternum. 1

Gambar 10. Otot superfisial besar yang terdapat pada leher 1

Page 8: Referat Whiplash Injury

2.1.4. Medulla Spinalis dan Nervus

Medulla Spinalis menurun melalui bagian dari bawah tengkorak dan berjalan dalam canal

silindris yang dibentuk oleh vertebrae. Ruangan ini disebut canalis spinalis. Ligament longitunal

anterior, ligament longitudinal posterior, corpus vertebrae, dan diskus melindungi medulla

spinalis di bagian depan. Ligament flavum, pedikel, prossesus spinosus dan prosessus

transversus, ligament jenis lainnya, dan otot melindungi medulla spinalis dibagian belakang. 1

Sebuah membrane yang dinamakan dura membungkus daerah sekitar medulla spinalis

dan di permulaan nervus. Cairan didalam dura membasahi medulla splinalis. Nervus

meninggalkan medulla spinalis dibagian kiri dan kanan dengan melewati lubang meninggalkan

vertebrae yang berdekatan yang dinamakan foramen intervertebrae. 1

Gambar 11. Foramen intervertebrae yang dibentuk dari vertebrae atas dan bawah yang

berdekatan 1

Nervus spinalis berjalan dari foramen intervertebralis yang berjumlah 31 pasang. Berasal

dari sulkus postero lateralis dan antero lateralis yang akan berkumpul ke lateral sebagai radix

spinalis. Tujuh saraf servikal mendapat nama menurut vertebrae yang lansung dibawah tempat

keluarnya melalui foramen intervertebralis. Contohnya cervical III yang berjalan foramen

intervertebralis II dan III. Saraf spinal lain diberi nama menurut vertebrae tang terdapat diatas

tempat keluarnya. 2

Page 9: Referat Whiplash Injury

2.1.5. Pergerakan Leher

Leher melindung medulla spinalis saat fleksi dan melakukan pergerakan. Gerakan leher

yang utama adalah fleksi yaitu membawa dagu kearah dada, ekstensi yaitu memutar kepala

kebelakang untuk melihat langit-langit, dan lateral fleksi yaitu membawa telinga kearah bahu. 1

Stabilitas tulang belakang cervical disediakan oleh kombinasi sendi zygapophyseal,

banyak ligament dan otot. Ekstensi, fleksi, gerakan lateral, dan rotasi diinduksi oleh orientasi

sendi zygapophyseal. Posisi kepala membuat kombinasi dari gerakan diperlukan. Pada orang

muda, gerakan fleksi cervical dan ekstensi adalah sekitar 100 °. Gerakan rotasi Bilateral adalah

sekitar 80 °, dengan sekitar 50% dari rentang terjadi antara C1 dan C2. Gerakan lateral adalah

sekitar 30-50 °. Individu yang lebih tua biasanya telah mengurangi ROM akhir karena mobilitas

serviks biasanya menurun sesuai dengan usia.

Gambar 12. Pergerakan leher

2.2. Definisi

Whiplash injury adalah cedera tulang atau jaringan lunak leher akibat mekanisme

akselerasi-deselerasi energi yang ditransfer ke leher pada pada kecelakaan kendaraan bermotor

from rear-end or side impact (tabrak dari belakang/ samping).

Istilah cedera whiplash pertama kali digunakan pada tahun 1928 untuk menentukan

mekanisme cedera hiperekstensi tiba-tiba diikuti dengan segera hiperfleksi leher yang dapat

menyebabkan kerusakan pada otot, ligamen dan tendon - khususnya yang menyokong kepala.

Saat ini, kita tahu bahwa cedera whiplash sering tidak hasil dari hiperekstensi atau hiperfleksi

(ekstensi dan fleksi melampaui batas-batas fisiologis normal), melainkan merupakan keadaan

terjadinya ekstensi dan fleksi yang sangat cepat dan menyebabkan cedera.

Page 10: Referat Whiplash Injury

2.3. Epidemiologi

Whiplash injury merupakan bentuk cedera yang paling sering akibat kecelakaan

kendaraan bermotor yang mengenai hingga 83% pasien yang mengalami tabrakan dan paling

sering menyebabkan disabilitas kronis.3,4 Di Amerika Serikat, kerugian financial akibat whiplash

injury meliputi perawatan medis, disabilitas, dan cuti sakit diperkirakan 3,9 miliar dolar. Jika

ada litigasi (gugatan) maka biaya meningkat hingga 29 miliar dolar,. Insidensinya bervariasi, di

Amerika Serikat diperkirakan 4 per 1000 jiwa.5

Penelitian eksperimental pada hewan dan mayat manusia telah mengungkapkan berbagai

cedera musculo-skeletal. Ini dimulai dari otot dan ligamen sampai pada mikro fraktur atau patah

tulang yang lebih besar dari vertebra servikal. Namun studi radiologi menunjukkan bahwa patah

tulang jarang terjadi sebagai akibat dari whiplash yang tidak ada komplikasi. Penelitian yang

memfokuskan pada sendi zygapophyseal dalam generasi nyeri dan disfungsi dalam cedera

whiplash. Percobaan pada sukarelawan sehat telah menunjukkan bahwa dalam tabrakan bagian

belakang, vertebra serviks lebih rendah mengalami ekstensi tetapi tanpa translasi. Gerakan ini

menyebabkan korpus vertebra terpisah pada bagian anterior dan sendi zygapophyseal pada

posterior. Lesi akibat gaya ini cenderung menjadi robekan dalam fibrosis anulus anterior dan

patah tulang atau memar pada sendi zygapophyseal. Lesi tersebut telah ditunjukkan dalam studi

bedah mayat korban kecelakaan kendaraan bermotor. Memblok saraf-saraf yang menginervasi

segmen yang paling sering terkena adalah servikal V-VI dan servikal II-III. Pada pasien dengan

sakit kepala kronis sebagai keluhan dominan setelah whiplash, sumber rasa sakit dapat ditelusuri

ke sendi zygapophyseal servikal II-III.6

2.4. Klasifikasi

Pada tahun 1995, Quebec Task Force (QTF) membentuk definisi kerja dan kriteria untuk

gangguan whiplash dan whiplash associated disease (WAD) yang didefinisikan ulang whiplash

dan manajemen. 17 Gugus tugas ini disponsori oleh Société de l'assurance du Québec mobil,

asuransi mobil publik di Quebec, Kanada. Whiplash didefinisikan sebagai 'mekanisme

percepatan-perlambatan energi yang ditransfer ke leher dan dapat mengakibatkan dari ujung

belakang atau dampak samping, terutama dalam tabrakan kendaraan bermotor, tetapi juga dari

kecelakaan menyelam, dan dari kecelakaan lainnya.' Transfer energi dapat mengakibatkan tulang

atau jaringan lunak cedera (cedera whiplash), yang pada gilirannya dapat menyebabkan berbagai

manifestasi klinis (whiplash associated disease - WAD). Pasien Whiplash juga diklasifikasikan

Page 11: Referat Whiplash Injury

menurut tingkat keparahan tanda dan gejala. Sistem klasifikasi QTF - WAD terdiri dari lima

tingkat:

Quebec task force (QTF) mengklasifikasikan whiplash injury sebagai berikut:7

Derajat Klasifikasi

0 Tidak ada keluhan, tidak ada tanda fisik

I Keluhan nyeri leher, kekakuan atau nyeri tekan saja, tanda fisik tidak ada

II Keluhan leher dan tanda muskuloskeletal. Tanda muskuloskeletal penurunan ROM dan point tenderness

III Keluhan leher dan tanda neurologis. Tanda neurologis meliputi penurunan atau hilangnya refleks tendon dalam, kelemahan dan deficit sensoris

IV Keluhan leher dan fraktur atau dislokasi

2.5. Etiologi dan patogenesis

Whiplash injury secara klasik merupakan rear-end impact, dan laporan klinis awal

mengusulkan bahwa hal ini merupakan hasil dari fleksi paksa pada leher. Keyakinan ini telah

dibantah dalam studi eksperimental berikutnya dan model komputer yang telah menjelaskan

bahwa hal ini merupakan dampak pada tabrakan dari belakang. Pada saat kejadian, kendaraan

mengalami akselerasi ke depan, disertai dengan akselerasi yang sama pada tubuh pasien setelah

100 msec berikutnya dan bahu yang diinduksi oleh jok mobil. Pada kepala, tanpa adanya gaya

yang bekerja padanya, tetap statis di tempat, menyebabkan leher mengalami ekstensi karena

bahu bergerak ke arah anterior terhadap kepala. Setelah ekstensi, inersi kepala teratasi, dan

kepala menjadi terakselerasi ke depan dan kepala menjadi fleksi.5

2.5.1. Ekstensi

Ekstensi paksa pada vertebrae servikal akan menyebabkan kompresi paksa pada struktur

posterior dan regangan paksa pada struktur anterior. Struktur anterior yang terutama berisiko

adalah ligamen longitudinal anterior, muskulus sevikal anterior, prosesus odontoid, dan diskus

invertebralis. Struktur posterior yang berisiko adalah prosesus spinosus dan sendi zigapofisial.

Meskipun pusat pasti dari rotasi untuk masing-masing segmen selama ekstensi pasti tidak

diketahui, hampir semua pergeseran dari sumbu fisiologis akan mengakibatkan sendi zigapofisial

yang pertama menjadi kontak tulang – tulang selama ekstensi, dan menjadi titik tumpuan untuk

Page 12: Referat Whiplash Injury

rotasi selanjutnya. Memaksa leher untuk ekstensi lebih lanjut setelah kartilago sendi zigapofisial

terkompresi seluruhnya pasti akan menyebabkan kerusakan kompresif (crush fracture) dari pilar

artikular atau regangan berkelanjutan dari struktur anterior, kemungkinan melebihi batas

elastisitasnya, menyebabkan robekan pada otot, ligamen, atau diskus, pemisahan pada diskus

vertebral end plate atau bahkan fraktur pada korpus vertebra. 5

Gambar 13. Mekanisme whiplash injury

2.5.2. Fleksi

Fleksi paksa menyebabkan kompresi paksa pada elemen anterior dan regangan paksa

pada elemen posterior pada spinal servikal. Struktur yang menolak fleksi anterior adalah diskus

intervertebralis dan korpus vertebra, sedangkan struktur posterior yang tertarik oleh fleksi adalah

kapsul sendi zigapofisial, pilar artikular, ligamentum nuchae, dan muskulus posterior leher.

Fleksi pada sendi atlantoaxial akan menekan kompleks ligamentum alar ketika atlas berusaha

untuk berotasi anterior terhadap sumbu. 5

Page 13: Referat Whiplash Injury

Gambar 14. Cedera medulla spinalis fleksi dan fleksi rotasi

2.5.3. Fleksi lateral

Selama fleksi lateral dari segmen vertebrae servikal yang terkena terjadi gabungan dari

gerakan fleksi dan rotasi terhadap segmen tersebut, dan besarnya derajat penggabungan fleksi-

rotasi tersebut ditentukan oleh arah sendi zigopofiseal. Jika gaya luar secara lateral

memfleksikan leher, struktur yang berisiko cedera akan ditentukan oleh sejauh mana

penggabungan terjadi. Jika gaya tersebut hanya memproduksi pergerakan fisiologis, kapsul sendi

zigapofisial pada kedua sisi dan diskus intervertebralis akan berisiko dari putaran aksial,

sedangkan jika ada sedikit coupling, fleksi lateral akan mengkompresi sendi zigapofisial

ipsilateral dan mengalihkan sendi kontralateral. 5

2.5.4. Gaya geser

Dalam posisi duduk dalam kendaraan, sumbu panjang dari vertebrae servikal kira-kira

adalah vertikal. Gaya dari arah depan akan menghasilkan pergeseran horizontal antara vertebra

servikal, menghasilkan kompresi pada permukaan sendi zigapofisial dan peregangan dari serat

melingkar di bagian aterior dari diskus. Diskus posterior biasanya terpecah-pecah sebagai bagian

dari proses normal, proses penuaan, dan karena itu kecil kemungkinannya untuk mengalami

cedera yang signifikan dari gaya geser. Gaya dari belakang akan berpengaruh lebih kecil pada

permukaan sendi zigapofisial tapi akan meregang kapsul sendi dan menekan bagian anterior dari

diskus (gambar 16). 5

Page 14: Referat Whiplash Injury

Gambar 15. Struktur spinal servikalis berisiko terhadap gaya geser horizontal diterapkan pada gerakan

segmen yang khas. a: korpus vertebra superior bergerak ke arah anterior relatif terhadap korpus vertebra

inferior. Gerakan ini ditahan oleh penipisan dari permukaan sendi zigapofisial dan tegangan di anterior

annulus fibrosus dari diskus intervertebralis dan kapsul sendi zigapofisial (panah terbuka). b: korpus

vertebra superior bergerak ke arah posterior relatif terhadap korpus inferior. Gerakan tersebut ditahan lagi

oleh diskus intervertebralis dan kapsul sedni zigapofisial (panah terbuka). 5

2.6. Gejala

Gejala pada whiplash injury dapat terjadi segera setelah kecelakaan, atau 12 sampai 15

jam setelah kecelakaan. Gejala predominannya adalah nyeri leher. Tetapi sakit kepala, nyeri

punggung, bahu dan lengan juga dapat terjadi. Gejala lain yang sering terjadi adalah pusing,

gangguan penglihatan dan pendengaran, fotofobia, kelelahan dan kesulitan kognitif. 5

Berikut ini adalah gejala yang sering dilaporkan dari Whiplash Injury. 5

a. Nyeri leher

Manifestasi cardinal dari whiplash injury adalah nyeri leher. Nyeri ini khususnya

dirasakan di bagian belakang leher dan berupa nyeri tumpul yang akan meningkat pada

pergerakan atau berupa nyeri tajam, atau merupakan kombinasi dari keduanya. Seringkali

terdapat kekakuan pada leher atau keterbatasan dalam pergerakan. Nyeri bisa menjalar ke

arah kepala, bahu, lengan atau daerah interskapula. Pola yang mengarah pada nyeri somatik

ini tidak mengindikasikan struktur mana yang menjadi sumber utama dari nyeri, tapi bisa

memberi kesan level segmental mana yang menjadi asal dari nyeri. Tidak ada satupun dari

kasus whiplash injury yang dapat membedakan antara nyeri kepala pada kasus baru dan

kasus lama. 5

Page 15: Referat Whiplash Injury

b. Nyeri Kepala

Setelah nyeri leher, nyeri kepala merupakan keluhan yang paling sering dilaporkan

mengikuti whiplash injury. Nyeri khususnya dirasakan di daerah suboksipital atau oksipital

yang menjalar ke daerah temporal atau orbital. Dalam neuroanatomi, serabut aferen dari tiga

nervus servikal teratas (C1-C3) berakhir di porsi servikal dari nucleus trigeminus

(membentuk nucleus trigemino-servikal). Jadi, setiap nyeri yang muncul di penjalaran nervus

spinal ini bisa mengarah ke daerah nervus trigeminus. 5

Oleh karena nervus optalmicus dari nucleus trigeminus berproyeksi sebagian besar di

kaudal, maka nyeri yang berasal dari servikal atas akan mengarah ke orbital dan temporal

juga. Karena itu, dapat dijelaskan hubungan antara timbulnya nyeri kepala suboksipital

dengan adanya penjalaran ke orbital dan temporal (melalui nucleus trigemino-servikal).

Struktur servikal lain yang mungkin bertanggung jawab terhadap nyeri kepala yang

mengikuti whiplash injury adalah ligamen transversal serta sendi atlantoaksial median. 5

Sebagai tambahan, perdarahan atau lesi lainnya di intrakranial mesti dipertimbangkan

sebagai sebagai penyebab nyeri kepala pada kasus whiplash injury. Akan tetapi, pada nyeri

kepala yang kronik setelah whiplash, maka yang menjadi penyebab mayornya berasal dari

servikal. 5

c. Gangguan penglihatan

Pasien sering mengeluhkan gangguan penglihatan setelah mengalami whiplash injury,

tetapi tidak banyak penjelasan tentang gangguan ini. Penjelasan tentang patofisiologi dari

gangguan penglihatan ini berupa konsep impaksi dari aspek ventral otak tengah terhadap

clivus, kerusakan arteri vertebral, atau kerusakan pada batang simpatis servikal. Kerusakan

pada arteri vertebral dapat menyebabkan defisit neurologis melalui mekanisme iskemik

batang otak atau serebelum. 5

Mekanisme yang menghubungkan antara nyeri leher dan keluhan mata terletak pada

refleks cillio-spinal. Pada refleks ini sebuah rangsangan bahaya pada kulit wajah atau leher

bisa menyebabkan dilatasi pupil. Jadi rangsangan nyeri pada dermatom nervus servikal atas

akan dihantarkan melalui serabut simpatis eferen ke mata. Oleh karena refleks silio spinal

bermanifestasi di mata ipsilateral terhadap rangsangan, maka pada pasien yang nyerinya

mengalami lateralisasi, akan terjadi gangguan kekuatan akomodasi antara kedua mata. Ini

mengakibatkan gangguan fokus penglihatan. 5

Page 16: Referat Whiplash Injury

d. Vertigo (Dizziness)

Suatu sensasi ketidakseimbangan atau vertigo yang sering dikaitkan dengan keluhan

auditori atau vestibular lainnya, telah sering dilaporkan dalam banyak kasus whiplash injury.

Keluhan ini khususnya muncul pada disfungsi neurologis atau gangguan vestibular.5

Mekanisme bagaimana vertigo ini muncul setelah whiplash injury masih spekulatif. Ada

bebarapa pendapat yang mengatakan bahwa ini disebabkan adanya lesi di arteri vertebral atau

iritasi yang mungkin mengganggu aliran darah di arteri vertebral. Kemungkinan besar,

mekanismenya terkait dengan iskemia atau infark pada batang otak atau serebelum.

Kerusakan langsung pada apparatus vestibular juga diajukan sebagai penyebab vertigo pada

whiplash injury., dimana ditemukan adanya fistula perilimfe di tingkap oval dan tingkap

bundar pada pasien vertigo. 5

Gangguan keseimbangan yang lebih halus mungkin berasal dari gangguan pada refleks

postural yang memiliki afferent servikal. Jika otot-otot leher pada hewan dan manusia di

anestesi, maka bisa mengakibatkan ataksia dan atau nistagmus. Ini menunjukkan pentingnya

informasi proprioseptif yang berasal dari struktur tersebut. Jadi, gangguan pada

keseimbangan tubuh bisa berasal adari adanya nyeri atau spasme yang mengikuti kerusakan

pada otot-otot leher ini atau struktur yang terkait. 5

e. Parestesia

Pada beberapa kasus, dilaporkan adanya sensasi geli dan kesemutan di telapak tangan

khususnya di jari region ulnar. Salah satu teori yang paling masuk akal adalah bahwa

parestesi mungkin disebabkan oleh thoracic outlet syndrome yang muncul akibat kompresi

dari pleksus brakial yang lewat di antara otot scalenus anterior dan medius, serta di bawah

klavikula. Refleks spasme dari otot scalenus bisa mengkompresi pleksus brachial dan

menyebabkan gangguan fungsi nervus ulnar yang intermitten dan subklinis. Juga terbukti

bahwa proses patologis lainnya bisa mempengaruhi pleksus brakial setelah whiplash injury

berupa fibrosis yang masif pada dan di sekitar pleksus brakialis. 5

Page 17: Referat Whiplash Injury

2.7. Penyebab Kematian Pada Whiplash Injury

Studi-studi post-mortem tersedia dari individu-individu yang menderita whiplash injury

tetapi mati karena sebab lain, penyebab yang tidak berhubungan atau dari korban trauma fatal

yang mencederai leher mereka. Probabilitas kematian bergantung dalam bagian faktor-faktor

kualitatif, seperti cedera pada bagian tubuh, tetapi proporsional dengan kekuatan yang terlibat.

Korban dari kecelakaan yang mematikan mustahil jika hanya terkena satu cedera yang fatal.

Sama seperti mereka terkena kekuatan yang meningkat sesuai gradasinya, mereka terkena cedera

yang kumulatif sesuai dengan proporsi kekuatan yang mereka terima. Cedera yang bisa

menyebabkan kematian biasanya cedera kepala atau cedera pada segmen cervical pertama (C1). 8

2.7.1. Cedera Arteri Vertebralis

Cedera leher posterior dapat menyebabkan kerusakan pada arteri vertebralis. Arteri

vertebralis merupakan cabang dari arteri subklavia yang akan memperdarahi batang otak. Dalam

kecelakaan lalu lintas yang fatal bagian yang paling sering mengalami cedera tulang belakang

adalah dua buah vertebrae servikal bagian atas sesuai dengan evaluasi penelitian postmortem

yang dilakukan. Otopsi dilakukan pada 32 korban kecelakaan lalu lintas dengan cedera leher

posterior yang meninggal tidak lama setelah kecelakaan itu menunjukkan luka pada arteri

vertebralis di lokasi ini. Kebanyakan lesi adalah robekan yang tidak lengkap, dimana sejumlah

besar adalah adventitial. Delapan dari sepuluh korban dengan luka arteri vertebralis meninggal

dalam waktu 1 jam setelah cedera, dan sisa 2 korban dalam waktu 1 minggu setelah trauma.8

Page 18: Referat Whiplash Injury

Gambar16. Arteri Vertebralis

2.7.2. Thrombus Embolik Basilar

Whiplash Injury lebih sering terjadi pada tabrakan dari belakang dibandingkan dengan

tabrakan dari depan. Laporan sebelumnya melaporkan kematian hingga 8 hari setelah Whiplash

Injury yang serius. Kami melaporkan kasus embolus trombotik basilar yang mematikan yang

terjadi 2 bulan setelah pasien cedera dalam tabrakan. Arteri basilaris adalah pembuluh darah

yang dibentuk dari penggabungan arteri vertebralis kiri dan kanan didepan pons. 8

Page 19: Referat Whiplash Injury

Gambar 17. Arteri Basilar

Deskripsi kasus Whiplash Injury dalam kecelakaan mobil, sopir taksi 50 tahun menderita

sakit kepala dan gangguan visual episodik. Dua bulan setelah kecelakaan itu tiba-tiba dia

kehilangan kesadaran dan dirawat di rumah sakit. CT scan dilakukan pada waktu itu

menunjukkan trombosis basilar. Pasien meninggal 3 hari kemudian. Autopsi mengungkapkan

trombosis yang tepat pada arteri vertebralis dan embolus trombotik pada arteri basilar.

Mikroskopis, lesi dari arteri vertebralis kanan ditemukan di tingkat sendi atlantoaxial.8

Whiplash injury menyebabkan lesi pada arteri vertebralis kanan, berlanjut ke iskemik

transien yang berulang dan akhirnya ke embolus trombotik basilar yang fatal. Whiplash injury

yang serius biasanya terlihat setelah tabrakan mobil dari belakang. Trauma di mana ayunan

kepala korban ke belakang, diikuti dengan fleksi ke depan, lebih sering menyebabkan cedera

pada tulang belakang leher daripada setelah tabrakan frontal karena relatif lemahnya kekuatan

dari ligament longitudinal anterior.8

Penelitian postmortem menunjukkan bahwa lesi arteri vertebralis ditemukan pada

sepertiga dari korban yang terluka parah akibat kecelakaan lalu lintas dengan cedera tulang

belakang atlas. Dalam laporan sebelumnya, defisit neurologis atau kematian mengikuti cedera

leher posterior hingga 8 hari setelah kecelakaan. Karena interval waktu yang singkat antara

trauma dan morbiditas, hubungan cukup jelas dalam kasus ini.8

Page 20: Referat Whiplash Injury

Penelitian melaporkan kasus embolus trombotik basilar yang mematikan terjadi hingga

akhir bulan kedua setelah whiplash injury serius. Dalam interval waktu antara kecelakaan dan

kematian, korban mengeluh gangguan visual episodik.8

2.7.3. Cedera Mengenai Nervus Spinalis

Apabila kerusakan di sekitar medulla spinalis terletak di spina servikal (ke bawah sampai

sekitar servikal V), pernapasan dapat berhenti karena kompresi saraf frenikus, yang terletak

antara servikal III dan servikal V dan mengontrol gerakan diafragma.9

Whiplash injury ( juga dikenal sebagai perlukaan akibat fleksi hiperekstensi) adalah

trauma pada servikosephalik yang disebabkan oleh akselerasi atau deselerasi mendadak relatif

kepala terhadap tubuh, dengan akibat terjadinya peregangan pada muskuloligamen servikal dan

cedera medulla spinalis. Berbagai jaringan daerah servikal dapat mengalami cedera akibat

whiplash injury. Akibat yang paling fatal biasanya adalah cedera medulla spinalis. Pada sebagian

kasus, whiplash injury dapat sembuh sempurna dalam beberapa hari tanpa sekuele, tetapi pada

kasus lain, komplikasi dapat timbul dan menimbulkan kesulitan dalam hidup penderita, bahkan

sampai mengakibatkan kematian. 9

Pada cedera vertebra servikal, kerusakan saraf spinal hampir sesuai dengan tingkat

kerusakan tulang. Tidak lebih dari satu atau dua saraf spinal lain yang akan mengalami

kerusakan. Kerusakan saraf servikal yang tinggi bersifat fatal karena semua otot pernapasan

lumpuh. Pada tingkat vertebra servikal V, kerusakan saraf spinal dapat secara khusus

mengisolasi saraf servikal bagian bawah (dengan paralisis tungkai atas), medulla spinalis toraks

(dengan paralisis badan) dan saraf spinalis lumbal dan sakral (dengan paralisis tungkai bawah

dan visera). Pada cedera di bawah vertebra servikal V, tungkai atas sebagian terhindar dan

mengakibatkan deformitas yang khas. 9

Paralisis motorik, kehilangan sensorik dan paralisis viseral terjadi di bawah tingkat lesi

medulla spinalis seperti halnya komosio medulla spinalis, paralisis motorik mula-mula bersifat

flaksid. Ini adalah keadaan sementara yang dikenal sebagai syok spinal, tetapi cedera itu bersifat

anatomi dan tidak dapat diperbaiki. Tetapi, beberapa waktu kemudian, medulla spinalis di bawah

tingkat kerusakan sembuh dari syok dan bekerja sebagai struktur yang bebas artinya,

menunjukkan aktivitas refleks. Dalam beberapa jam refleks anal dan penis pulih kembali, dan

respons plantar menjadi ekstensor. Dalam beberapa hari atau beberapa minggu paralisis flaksid

Page 21: Referat Whiplash Injury

menjadi spastik, disertai peningkatan, tonus, peningkatan refleks tendon dan klonus, spasme

fleksor dan kontraktur dapat terjadi tetapi sensasi tak pernah pulih kembali. Timbulnya refleks

anal dan penis tanpa adanya sensasi pada kaki bersifat diagnostik untuk kerusakan medulla

spinalis.9

Gambar 18. Gangguan sensorik sesuai dengan cedera medulla spinalis

Page 22: Referat Whiplash Injury

Gambar 19. Gangguan motorik sesuai dengan cedera medulla spinalis

.

2.8. Patologi Whiplash Injury

Whiplash injury tidak fatal selama itu mengarah kepada gejala kronik, belum ada studi

bidang patologi yang tersedia untuk menentukan letak lesi. Oleh karena itu, bukti patologi

diperoleh secara tidak langsung, termasuk experiment pada binatang, kadaver, studi post-

mortem, clinical observation dan radhiograps studies. Masing-masing studi memiliki batasan,

yang harus lebih difikirkan saat mengevaluasi setiap temuan. 5

Studi pada binatang terbatas pada lesi yang terbentuk pada binatang yang direfleksikan

pada manusia dalam kejadian nyata. Sayangnya, tidak ada makna yang cukup berarti menjadikan

binatang sebagai model, karena terdapat banyak interaksi antar variable yang harus diketahui,

termasuk didalamnya ukuran, berat dan morfologi. Eksperimen pada cadaver akurat dalam artian

hubungan anatomis secara garis besar tetapi tidak mensimulasikan property mekanis jaringan

hidup, cadaver biasanya lebih kaku.5

Page 23: Referat Whiplash Injury

2.8.1 Zygapophysial Joints

Bukti dari cervical zygapophysial joints mengalami cedera dari whiplash injury didapat

dari data eksperimental yang di temukan dari cadaver, temuan radiologis, temuan intraoperatif

dan studi post-mortem. Patah pada sendi itu sendiri tercatat pada beberapa studi klinis dan patah

yang identik terdapat pada cadaver. Di samping itu, pemeriksaan post-mortem pada rekam medis

pasien dengan cedera berkelanjutan dan nyeri leher. Eksperimen terhadap binatang menghasilkan

kerusakan dan hemarthrosis pada zygaphopysial joints. 5

Gambar 20. Sendi Zygapopiseal

2.8.2 Diskus

Cedera pada diskus intervetebrae telah dilaporkan dari beberapa sumber. Avulsi diskus

dari vertebral end-plate dan robeknya anterior annulus fibrosus of the diskus. Pemisahan diskus

dari vertebral end-plate atau patahnya vertebral end-plate telah ditemukan pada foto polos dan

MRI, ditemukan saat operasi diperbanyak pada eskperimen menggunakan binatang. Lesi pada

anterior annulus dari diskus telah diidentifikasi pada MRI dan selalu ditemukan pada studi post-

mortem yang melibatkan beberapa pasien yang selamat dari cedera inisial sebelum otopsi. Studi

lainnya telah banyak yang melaporkan cedera diskus, sebuah penelitian spesifik yang dilakukan

mengenai whiplash injury pada cadavers mendapatkan lesi pada anterior diskus ini tercatat

semakin sering setelah hiperextensi daripada hiperflexi. 5

Page 24: Referat Whiplash Injury

Walaupun mungkin robeknya annulus fibrosus akibat tarikan langsung adalah mekanisme

tersering dari cedera, robekan anterior bisa dihasilkan dari rupture nucleus pulposus melalui

annulus anterior setelah tertekan oleh extensi dari segment yang bergerak. Bukti lebih lanjut

mengindikasikan kerusakan dari diskus atau zygapophysial joints pada whiplash injury dengan

observasi pada kelompok pasien dengan gejala yang signifikan setelah 10 tahun, semua pasien

menunjukkan perubahan degenerative pada foto x-ray. Di samping itu, prevalensi perubahan

degenerative berdasarkan umur lebih tinggi pada pasien yang menderita whiplash injury daripada

kelompok control. 5

2.8.3 Otot

Robek otot dan sprain telah ditemukan dari pemeriksaan klinis dan juga divisualisasikan

pada pemeriksaan USG. Kerusakan otot bisa dilihat pada eksperimen menggunakan binatang dan

pemeriksaan post-mortem. Temuan patologi khusus sesuai dengan kekuatan yang terlibat,

memperlihatkan robekan parsial dan komplit juga perdarahan. Belum ada studi yang menyatakan

adanya hubungan antara nyeri kronis pada otot dikarenakan cedera pada pasien whiplash injury,

biasanya sprains atau robek otot diharapkan dapat sembuh dalam hitungan minggu, membentuk

scar pada otot tetapi tidak meninggalkan nyeri pada pasien. 5

2.8.4 Ligamen

Cedera pada ligament leher tidak bisa didiagnosis secara klinis, bagaimanapun, robeknya

ligaments longitudinal anterior banyak dilaporkan pada eksperimen menggunakan binatang dan

juga pada eksperimen menggunakan cadaver. Studi anatomi telah mengindikasikan bahwa

ligament longitudinal anterior bergabung secara tidak langsung dengan annulus anterior diskus

intervetebrae, membuktikan bahwa cedera ligament sering berhubungan cedera pada diskus.

Cedera pada ligamentum interspinosus juga telah dapat diidentifikasi mebggunakan MRI, pada

studi post mortem dan eksperimen terhadapa binatang. Bagaimanapun, banyak mengenai cedera

pada ligamen yang masih dipertanyakan. Kerusakan pada ligament longitudinal posterior dan

ligamentum flavum tidak pernah dilaporkan dalam temuan intraoperatif. 5

Page 25: Referat Whiplash Injury

2.8.5 Kompleks atlanto-axial

Fraktur atlas atau axis menyebabkan kematian atau cedera saraf serius dan bukanlah

suatu hal yang mengejutkan jika menemukan cedera pada pemeriksaan post mortem. Namun,

lebih jelasnya, cedera yang tersembunyi mungkin terdapat pada whiplash injury. Bukti dari

cedera tulang ke bagian lain dari servikal II, termasuk lamina dan processus articular superior,

telah didapatkan pada pemeriksaan radiografik dan operatif. Cedera atlas hanya sedikit yang

dilaporkan, tetapi telah ditemukan pada foto polos dan didapatkan pada percobaan cadaver. 5

Sendi atlanto-axial menyebabkan rotasi yang luas dari axial dan integritas mereka

dipertahankan oleh ligamentum, terutama ligamentum alar dan transversal. Struktur ini akan

terlihat rentan mengalami cedera pada permulaan pemeriksaan post mortem tetapi penampilan

cedera secara in vivo sulit terlihat.5

Gambar 21. Sendi Atlanto-axial

2.8.6 Vetebrae cervikal

Percobaan eksperimental pada hewan dan cadaver sama halnya dengan observasi post-

mortem telah mengkonfirmasi bahwa fraktur vertebrae bisa terjadi pada cedera tipe whiplash.

Ketika teliti mencari dengan pandangan khusus, fraktur dari pedikel dan lamina bisa terlihat pada

pasien. Ada juga laporan terisolasi fraktur processus transversus dan fraktur kompresi pada

corpus vertebra. Fraktur processus spinosus tampaknya merupakan peristiwa langka, tetapi telah

dicatat pada foto polos dan terdapat pada percobaan cadaver. 5

Page 26: Referat Whiplash Injury

2.8.7. Otak

Percobaan hewan yang teliti telah menunjukkan perdarahan di dalam dan sekitar otak dari

cedera akselerasi tanpa trauma langsung pada kepala. Hematom subdural juga telah tercatat

akibat dari whiplash injury pada manusia. Mungkin cedera otak dari whiplash itu tidak

dilaporkan sebagai adanya cedera kepala yang signifikan, terlepas dari bagaimana itu diperoleh,

akan mengalihkan perhatian dari gejala leher dan karenanya setiap hubungan antara cedera otak

dan whiplash injury masih tidak jelas. 5

Gambar 20. Mekanisme Whiplash Injury terhadap Otak

2.8.8. Sendi temporo-mandibular

Cedera pada sendi temporo-mandibula dari whiplash telah diduga dengan alasan klinis

selama bertahun-tahun, dan dua tinjauan terakhir membuktikan dukungan yang cukup besar

tehadap pandangan bahwa sendi temporo-mandibula dapat mengalami cedera dalam kecelakaan

whiplash. Namun, banyak bukti klinik yang mendukung, terutama mengenai nyeri pada sendi

temporo-mandibula, tetapi data tersebut adalah retrospektif, bukan prospektif. 5

Banyak pasien dengan nyeri pada sendi temporo-mandibula melaporkan riwayat trauma

servikal, tapi studi ini tidak menunjukkan prevalensi masalah temporo-mandibula setelah

whiplash. Penelitian Weinberg dan Lapointe melaporkan, rangkaian berbasis rujukan tidak

terkontrol dari 28 pasien di mana derangements internal yang terdeteksi pada 22 dari 25 pasien

yang diselidiki dengan arthrography, dan dikonfirmasi dengan pemeriksaan patologi pada 10

pasien yang melanjutkan dengan operasi. Sampel ini, bagaimanapun, tidak memiliki kelompok

Page 27: Referat Whiplash Injury

kontrol dan tidak mungkin menjadi wakil sebuah pertimbangan penting ketika mengevaluasi

suatu kondisi umum. Peneliti lain telah membawa bukti yang bertentangan dan menunjang yang

diikuti oleh kohort awal pasien dengan whiplash injury, terlihat pada bagian trauma bedah,

bagian gawat darurat, dan menemukan kejadian gejala pada sendi temporo-mandibula menjadi

sangat rendah. Dari 155 pasien, 22 dilaporkan nyeri mengunyah dan nyeri temporo-mandibula

ketika pertama kali terlihat, dan tidak memiliki gejala yang menetap pada follow-up setelah 1

tahun. Spesialis-spesialis dalam nyeri temporo-mandibula menemukan pasien dengan riwayat

trauma servikal tetapi untuk kondisi kontroversial yang dinyatakan telah dianggap berasal dari

berbagai penyebab yang beragam seperti depresi, sakit myofascial dan trauma, hubungan

penyebab untuk whiplash masih harus dibuktikan.5

Gambar 22. Sendi temporomandibular

2.8.9. Jaringan lain

Cedera ke berbagai jaringan lain telah dilaporkan setelah cedera whiplash. Sindrom

Horner, menunjukkan kerusakan pada saraf simpatik servikal, telah dicatat. Avulsi dari bagian

tulang oksipital, lesi konsisten dengan observasi cedera pada ligamentum nuchae telah terdeteksi

secara radiografis. Perforasi pada esofagus bagian servikal merupakan komplikasi yang jarang

dari whiplash injury, tapi mungkin lebih cenderung pada pasien dengan pre-morbid,

intervertebralis, perubahan osteoarthritis dan pembentukan osteofit anterior. Hematoma

prevertebral berefek pada jalan napas telah dilaporkan sama halnya dengan kerusakan pada saraf

laring berulang yang menyebabkan kelumpuhan pita suara. Dua penelitian telah melaporkan

penemuan fistula perilymph pada operasi pasien dengan gejala vestibular akibat cedera whiplash.

Namun, pengamatan ini tidak terkontrol dan berhubungan dengan populasi berbasis rujukan,

Page 28: Referat Whiplash Injury

sehingga tidak jelas bagaimana mereka bisa representative. Kerusakan tulang belakang dapat

terjadi karena murni efek percepatan-perlambatan cedera pada tulang belakang servikal tanpa

cedera tulang yang jelas. Setiap gejala yang berasal dari struktur servikal biasanya diperberat

oleh keparahan dan konsekuensi dari kerusakan neurologis. 5